UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE
DI PUSKESMAS KELURAHAN WIJAYA KUSUMA
PERIODE AGUSTUS 2002 SAMPAI JULI 2003
Oleh :
KELEOPAS RAUNSAY
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA, SEPTEMBER 2003
EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE
DI PUSKESMAS KELURAHAN WIJAYA KUSUMA
PERIODE AGUSTUS 2002 SAMPAI JULI 2003
Oleh :
KELEOPAS RAUNSAY
NIM: 11-1996-047
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA, SEPTEMBER 2003
LEMBAR PERSETUJUAN
Jakarta, September 2003
Penelitian ini disetujui oleh Pembimbing
Pembimbing Konsulen
DR. Dr. A. Aris Susanto, MS Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH
ABSTRAK
EVALUASI PROGRAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENDUE DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN WIJAYA KUSUMA PERIODE
AGUSTUS 2002 SAMPAI DENGAN JULI 2003
Penyakit demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, secara khusus di DKI Jakarta. Penyakit demam berdarah dengue merupakan endemik, dimana setiap saat dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Cara penularannya dari orang sakit ke orang sehat cukup dengan gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektornya. Salah satu usaha penting dalam penanggulangan penyakit DBD adalah pemberantasan vektor dan jentik melalui peran serta masyarakat secara swadaya dan dengan cara tepat guna.
Berdasarkan pada masalah tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi program pemberantasan DBD untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma dengan membandingkan antara cakupan dan target selama periode Agustus 2002 sampai dengan Juli 2003.
Metode yang digunakan adalah pendekatan sistem.
Data diperoleh dari laporan bulanan puskesmas, data geografis dan demografi kelurahan Wijaya Kusuma. Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma mempunyai wilayah kerja seluas 220 Ha dengan 10 RW dan 124 RT. Penduduknya berjumlah 26818 orang dengan tingkat pendidikan rendah (57.40%) dan tingkat ekonominya adalah buruh (45.50%). Fasilitas kesehatan lainnya adalah dokter umum praktek (4) dan dokter gigi praktek swasta (5).
Hasil evaluasi program pemberantasan demam berdarah dengue selama periode Agustus 2002 sampai dengan Juli 2003 didapatkan jumlah penderita DBD 26 orang. Pada keluaran terdapat cakupan tidak sesuai target yang ditetapkan, yaitu Angka Bebas Jentik (83.%) dari target (98.75%), dan cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala (91.78%) dari target (100%). Masalah lain adalah pelatihan kader 3x/tahun dari target 12x/tahun.
Untuk itu diusulkan agar perlu adanya peningkatan kegiatan pemeriksaan jentik berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui kegiatan PSN.
Kata kunci: Demam berdarah dengue, PJB, AJB dan PSM.
DAFTAR ISI
Abstrak.i
Daftar isiii
Bab. I. Pendahuluan
A. Latar Belakang...1
B. Permasalahan.....2
C. Tujuan
1.Tujuan umum.....2
2.Tujuan khusus.......2
D. Manfaat
1.Manfaat bagi Mahasiswa2
2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi.3
3. Manfaat bagi Puskesmas...3
Bab. II. Materi dan Metoda
A. Materi ...4
B. Metoda ..4
Bab. III. Kerangka Teoritis..5
Bab. IV. Hasil Evaluasi
A. Data Umum.12
B. Data Khusus.....18
Bab. V. Pembahasan23
Bab. VI. Perumusan Masalah..28
Bab. VII. Prioritas Masalah...29
Bab. VIII. Penyelesaian Masalah...30
Bab. IX. Kesimpulan dan Saran....31
Daftar Pustaka.32
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Menurut data dinas kesehatan DKI Jakarta, sejak Januari sampai dengan Maret 2003 tercatat 1.278 penderita demam berdarah, 10 orang diantaranya meninggal dunia.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini langsung menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan wabah serta kejadian luar biasa (KLB).
Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi dalam dapat dikemukan bahwa jumlah penderita meningkat antara bulan September sampai Februari yang mencapai puncaknya pada bulan Januari. Di daerah urban berpenduduk padat puncak penderita ialah bulan Juni atau Juli bertepatan dengan awal musim kemarau.
Pemberantasan DBD didasarkan atas pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan terdiri dari virus, Aedes aegypti dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif terhadap virus tersebut, maka pemberantasan ditujukan pada manusia dan terutama pada vektornya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN-DBD).
Strategi program DBD meliputi : (1) kewaspadaan dini penyakit DBD, guna mencegah dan membatasi terjadinya wabah atau KLB penyakit dengan kegiatan bulan bakti gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) melalui penyuluhan intensif, kerja bakti, kunjungan rumah pemantauan jentik, (2) pemberantasan vektor : a) penyemprotan (fogging) fokus pada lokasi ditemui kasus, b) penyuluhan gerakan masyarakat PSN DBD dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan informasi, kerjasama lintas program dan sektor serta dikoordinasikan oleh Kepala Daerah/Wilayah, c) abatisasi selektif (sweeping jentik) di seluruh wilayah/kota dan d) kerja bakti melakukan kegiatan 3M.
Puskesmas sebagai sarana kesehatan terdepan di Indonesia bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat dan juga kedokteran untuk itu diharapkan mampu mengantisipasi penyakit DBD dengan program-program kerjanya.
B. Permasalahan
Obat dan vaksin pencegah penyakit DBD sampai dewasa ini belum tersedia, maka upaya penangulangan penyakit DBD dititikberatkan pada pemberantasan nyamuk penularannya (Aedes aegypti) disamping kewaspadaan dini terhadap kasus DBD untuk membatasi angka kematian. Tingginya kasus demam berdarah dengue juga disebabkan kesadaran masyarakat untuk membersihkan sarang nyamuk lewat program menguras (bak mandi), mengubur (kaleng-kaleng bekas, dll), dan memasang tutup pada tempat-tempat penanpungan air (3M) belum tinggi dan mereka belum melakukannya secara berkesinambungan.
Mengacu pada masalah di atas, maka sebagai garda terdepan kesehatan, Puskesmas diharapkan dapat mengantisipasi secara dini kasus DBD. Untuk itu perlu ada program khusus dalam penangulangan pemberantasan DBD dengan target yang telah ditetapkan, sehingga dapat dikukr tingkat keberhasilan serta kegagalan dalam pemberantasan DBD. Pertanyaan mendasarnya adalah sampai sejauh mana tingkat keberhasilan program tersebut dicapai antara cakupan dan target yang telah ditetapkan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat Pemberantasan Demam Berdarah Dengue yang optimal dengan menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD melalui pemutusan rantai penularan dengan meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat secara swadaya dengan cara yang tepat guna di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma
2. Tujuan Khusus
a..Untuk melakukan evaluasi program pemberantasan DBD di puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma periode Agustus 2002 sampai Juli 2003.
b. Memberikan masukan pelaksanaan kegiatan Puskesmas khususnya kepada seksi P2M&PLP untuk perencanaan program jangka panjang dalam pemberantasan DBD.
c. Untuk memahami sistem kerja kegaiatan Puskesmas.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
b. Melatih dan mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khsusunya program kesehatan.
c. Menambah pengalaman serta wawasan pengetahuan tentang program kerja Puskesmas secara umum, dan khususnya evaluasi program pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas dalam lingkungan wilayah kerjanya.
d. Mampu menginventarisasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi pemecahan terhadap kendala yang dihadapi Puskesmas dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit DBD.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.
c. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan.
3. Bagi Puskesmas
a. Mengetahui masalah yang timbul dalam melaksanakan program pemberantasan penyakit DBD dan diharapkan dapat menjadi umpan balik positif dalam melaksanakan program tersebut dengan lebih baik di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma.
b. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, secara khusus mengenai program pemberantasan penyakit DBD sehingga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II
MATERI DAN METODA
A. Materi
Materi berupa data yang akan diolah sebagai upaya pemberantasan demam berdarah dengue agar dapat menekan laju angka morbiditas dan mortilitas di wilayah kelurahan wijaya kusuma, maka Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma melakukan kegiatan pemberantasan DBD sebagai berikut:
1. Melakukan penyuluhan demam berdarah dengue agar masyarakat berperilaku yang sehat terhadap upaya pemberantasan penyakit demam berdarah.
2. Peningkatan mutu dan pengetahuan tenaga kesehatan serta kader mengenai penyakit demam berdarah dengue.
3. Melakukan surveilans dan penyelidikan epidemiologi.
4. Melakukan upaya pemberantasan vektor secara terpadu.
5. Melakukan kegiatan pengamatan dan diagnosis dini serta pengobatan segera dari penyakit demam berdarah maupun yang tersangka terkena demam berdarah.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyakit sesuai dengan standar dari ketentuan yang ada.
B. Metoda
Untuk mengukur tingkat keberhasilan program Puskesmas dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di wilayah kerjanya, maka dilakukan dengan cara membandingkan cakupan terhadap target yang sudah direncanakan yang diolah dalam bentuk tabular dan terkstular dengan menggunakan pendekatan sistem.
BAB III.
KERANGKA TEORITIS
LINGKUNGAN
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK
UMPAN BALIK
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metoda (methode) yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program pemberantasan demam berdarah dengue.
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (activities) dan pengawasan (controling) yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program demam berdarah dengue.
Keluaran (output) kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem dari kegiatan pemberantasan demam berdarah dengue.
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dalam pemberantasan demam berdarah dengue.
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue.
Lingkungan (environment) adalah dampak luar yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh terhadap program pemberantasan demam berdarah dengue, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.
NOVARIABELTOLOK UKUR KEBERHASILAN VARIABEL
IMASUKAN
A. Tenaga
1. Dokter
2. Koordinator P2m
3. Petugas labaoratorium
4. Petugas kesehatan lingkungan
5. Petugas administrasi
6. Kader aktif1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
5 Kader/RW
B.Dana
Diperoleh dari :
1. APBD
2. Swadaya masyarakat
C.Sarana
1.Medis
a. Poliklinik set:
Stetoskop
Timbangan BB
Termometer
Tensimeter
Senter
b. Alat pemeriksaan hematokrit
c. Alat Penyuluhan
d. Formulir laporan
e. Obat-obatan
f. Buku petunjuk program BDB
g. Bagan penatalaksanaan kasus DBD
h. Larvasida
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
cukup
cukup
cukup
cukup
ada
cukup
2. Non medis
a. Gedung puskesmas
b. Ruang tunggu
c. Ruang administrasi
d. Ruang periksa
e. Ruang tindakan
f. Laboratorium
g. Apotik
h. Meubelair puskesmas
i. Perlengkapan administrasi1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Cukup
D. Metode
Terdapat metode untuk:
1. Pelayanan pengobatan penderi-ta
2. Penyuluhan kesehatan:
a. Dalam gedung
b. Luar gedung
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembe-rantasan vektor
4. Surveilans vektor
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan pemeriksaan labo-ratorium DBD
7. Pelatihan kader
Setiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
IIPROSES
A. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai:
1. Pelayanan pengobatan penderita
2. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
3. Program pemberantasan vektor
a. Abatisasi
b. Kegiatan 3M
c. Fogging fokus
4. Surveilans vektor
a. Pengamatan Jentik Ber-kala
b. Angka Bebas Jentik
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
7. Pelatihan kader PSNSetiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
B. Organisasi
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan program pemberantasan DBD
Ada
C. Pelaksanaan
1. Pelayanan pengobatan pen-derita DBD
2. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN melalui:
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
3. Program pemberantasan vektor:
a. Abatisasi
b. Gerakan 3M
c. Fogging fokus
4.Surveilans vektor
a. Pengamatan Jentik Berkala
b. Survei Jentik
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
7. Pelatihan kader PSN
D.Pengawasan dan Pengedalian
Setiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan :
Bulanan
Triwulan
Tahunan
IIIKELUARAN
1. Jumlah penderita
2.Pengobatan penderita
3. 3. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN :
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
4. Program pemberantasan vektor:
a. Abatisasi
b.Gerakan 3M
c.Fogging fokus
5. Pemeriksaan Jentik Berkala
a. Wilayah endemis
b. Wilayah non endemis
6. Mengadakan surveilans vektor
Pengamatan Jentik Berkala
7. Pencatatan dan pelaporan wabah
8.Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
9. Melakukan pertemuan lintas sektoral tingakt kecamatan
10. Pelatihan kader PSN
0%
Setiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun di 100 rumah
4x/tahun dengan cakupan PJB 100% dan ABJ 98.75%
Kalau ada wabah
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
IV. LINGKUNGAN
A. Lingkungan Fisik:
1. Luas daerah
a. Luas wilayah lerja
b. Jumlah desa/kelurahan
2. Keadaan penduduk
a. Jumlah penduduk
b. Jumlah KK
3. Keadaan geografis
4. Lokasi
a. Jarak dengan pemukiman penduduk
b. Transportasi
c. Jarak dengan fasilitas umum
B. Lingkungan Non Fisik: sosial, ekonomi dan budaya
1. Mata pencaharian penduduk
2. Tingkat pendidikanTerjangkau
Terjangkau
Tidak terlalu padat
Tidak terlalu banyak
Dekat
Mudah
Dekat
Mendukung
Mendukung
V.UMPAN BALIK
1. Adanya pencatatan dan pelaporan
a. Sesuai waktu yang telah ditetapkan
b. Masukan dalam program pem-berantasan DBD selanjutnya
2. Rapat kerja
Antara Kepala Puskesmas dengan Pelaksana Unit untuk:
a. Membahas laporan kegiatan bulanan
b. Evaluasi program yang telah dilakukan12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
VI. DAMPAK
A. Langsung
B. Tidak langsung
1. Penurunan angka morbiditas kasus DBD
2.Penurunan angka mortalitas kasus DBD
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
BAB IV
HASIL
Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari data Kependudukan Kelurahan Wijaya Kusuma dan laporan bulanan Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma periode Agustus 2002 sampai Juli 2003.
A. Data Umum
1. Data Geografis
a. Lokasi
Gedung Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma terletak di jalan Wijaya VIII Kompleks Duta Mas RW 09 Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
b. Wilayah kerja
Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma meliputi satu kelurahan dengan luas 220 Ha dan terdiri dari 10 RW dan 124 RT dengan jumlah Posyandu 10 buah.
Batas Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma
Sebelah utara : Kel. Kali Tubagus angke kelurahan Pejagalan- Jakarta Utara
Sebelah selatan: Jl. Daan Mogot
Sebelah barat: Kel. Tubagus angke dan Kel. Kedaung
Sebelah timur : Kel. Jelambar dan Kel. Jelambar Barat
2. Data Demografi
a. Jumlah penduduk
: 26.818 jiwa
Laki-laki
: 13.989 orang
Perempuan
: 12.829 orang
b. Jumlah kepala keluarga: 6307 KK
Tabel.1. Klasifikasi Jumlah Penduduk di Tiap RW Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002 Juli 2003
No.RwJumlah RTKKJumlah Penduduk
10183602024
2021910403062
303168603087
404115502506
505105002322
60694403198
707136802027
808105002450
909178202063
1010125573343
Total124630726818
Sumber : Kelurahan Wijaya Kusuma 2002- 2003
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat di RW 10 yaitu 3343 orang dengan 557 KK dan rendah di RW 01 yaitu 2024 orang dengan 360 KK.
Tabel. 2. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002 Juli 2003
NoTingkat PendidikanJumlahProsentase
1.
2
3.Rendah
Sedang
Tinggi10359
6521
987
57.40
36.40
6.20
Total17867100
Sumber : Kelurahan Wijaya Kusuma 2002 2003
Tabel 2 menunjukkan bahwa
a. Tingkat pendidikan
Rendah : tidak tamat SD, tamat SD/sederajat dan tamat SMP/sederajat
Sedang : tamat SMA/sederajat dan tamat Akademi
Tinggi : tamat Perguruan Tinggi
b. Tingkat pendidikan rendah 57,40% dan tingkat pendidikan tinggi 6,20%.
Tabel.3. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002
- Juli 2003
NoPekerjaanJumlahProsentase
1
2
3
4
56
7
8.Pegawai negri
Karyawan swasta
ABRI
Pensiunan
Buruh
Jasa
Pemulung
Pedagang 1722
4960
88
379
10012
4528
34
2837.82
22.55
0.39
1.73
45.50
20.56
0.16
1.29
Total22006100
Sumber: Kelurahan Wijaya Kusuma 2002-2003
Tabel 3 menunjukkan bahwa Penyebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian, tertinggi adalah buruh 45.50% dan terendah adalah Pemulung 0.16%
Tabel.4 . Klasifikasi Jenis Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002 Juli 2003
No.Jenis Fasilitas KesehatanJumlah
1Puskesmas1
2Poliklinik umum4
3Dokter umum4
4Dokter gigi5
5Klinik KB8
6Bidan praktek2
7Apotik3
8Optik1
9Dukun Bayi1
Total29
Sumber : Kelurahan Wijaya Kusuma2002- 2003
Tabel 4 menunjukkan bahwa penyebaran fasilitas kesehatan tertinggi adalah klinik KB 8 buah dan terendah adalah Puskesmas, Optik dan Dukun Bayi masing-masing 1 buah.
Tabel.5. Jumlah Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002-Juli 2003
BulanRW 01RW 02RW 03RW 04RW 05RW 06RW 07RW 08RW 09RW 10Total
Agustus----------0
September----------0
Oktober--------1-1
Nopember----------0
Desember----------0
Januari----------0
Pebruari-2---1----3
Maret11-1------3
April-2--15-2--10
Mei--1---1---2
Juni-12--2----5
Juli--2-------2
Total165118121026
Sumber: Puskesmas Wijaya Kusuma 2002-2003
Tabel 5 menunjukkan penyebaran penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) masing-masing RW di kelurahan Wijaya Kusuma. Jumlah terbanyak terdapat di RW 06 dengan 8 penderita. Tertinggi pada bulan April dengan 8 penderita.
Tabel.6. Hasil Pemeriksaan Jentik di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002-Juli 2003
RWJumlah RumahRumah
yang DiperiksaJentik (+)Jentik
(-)House IndexABJ (%)
01360300222787.33%92.67%
0210401000509505.55%95.00%
03860850358154.12%95.88%
04550500204804.00%96.00%
05500450204304.44%95.55%
06440435154203.45%93.33%
0768060006000.00%100.00%
0850045004500.00%100.00%
09800750307204.00%96.00%
10557500154852.68%97.00%
Total6307583520757283.55%97.17%
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Wijaya Kusuma 2002-2003
Dari table 6 kita dapat menghitung House Index (HI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta menentukan cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala.
Jumlah rumah yang ditemukan jentik
HI = x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
207
= x 100% = 3.55%
5835
Jumlah rumah bebas jentik
ABJ = x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
5728
= x 100% = 87.88%
5835
Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala
X
Cakupan = x100%
A+B
X= jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan jentik
A= pemeriksaan jentik disemua rumah diseluruh wilayah RW endemis
B= jumlah pemeriksaan jentik di 100 rumah non endemis yang bebas jentik.
5835
Cakupan = x100%
63078+100
= 91.35%
Tabel.7. Kegiatan penyuluhan DBD di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002-Juli 2003
BulanDalam GedungLuar GedungJumlah
Agustus1x1x
September1x1x
Oktober1x1x2x
Nopember1x1x
Desember1x1x
Januari1x1x
Pebruari1x1x2x
Maret1x1x
April1x1x
Mei1x1x2x
Juni1x1x
Juli1x1x
Total12x3x15x
Sumber: Puskesmas Wijaya Kusuma 2002 2003
Tabel 7 menunjukkan kegiatan penyuluhan DBD di wilayah kerja Puskesmas yang dilakukan sebanyak 12x/tahun di dalam gedung dan 3x/tahun di luar gedung.
Tabel.8. Kegiatan Abatisasi dan Gerakan 3M di wilayah kerja Puskesmas Wijaya
Kusuma Periode Agustus 2002-Juli 2003NoRWAbatisasiGerakan 3MJumlah
1013x3x6x
2023x3x6x
3033x3x6x
4043x3x6x
5053x3x6x
6063x3x6x
7073x3x6x
8083x3x6x
9093x3x6x
10103x3x6x
Total30x30x60x
Sumber: Puskesmas Wijaya Kusuma 2002-2003
Tabel 8. Menunjukkan kegiatan abtisasi dan gerakan 3M dilakukan sebanyak 3x dalam setahun diseluruh RW yang terdapat di wilayah kelurahan Wijaya Kusuma, total 60x/tahun.
Tabel.9. Hasil Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Agustus 2002-Juli 2003
RWJumlah KKMengurasMenutupMenguburJentik
013603603603602
0210401040104010408
038608608608600
045505505505503
055005005005001
064404404404402
076806806806804
085005005005000
098208208208201
105575575575573
Total 630763076307630724
Sumber : Puskesmas Wijaya Kusuma 2002-2003
Table 9 menunjukkan hasil gerakan PSN untuk 3M di wilayah kelurahan Wijaya Kusuma periode Agustus 2002-Juli 2003 dari 6307 KK masih terdapat 24 jentik.
Tabel. 10. Hasil Pemberantasan Jentik Berkala (PJB) di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode
Agustus 2002 Juli 2003
RWJumlah RumahJentik positipJentik negatif ABJ
011019 90.00%
021028 80.00%
0310010100.00%
04101990.00%
05102880.00%
0610010100.00%
07103770.00%
08102980.00%
09101890.00%
10103770.00%
Total100178383.00%
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma 2002-2003
Tabel 10 menunjukkan hasil pemeriksaan jentik berkala pada 100 rumah di kelurahan Wijaya Kusuma terdapat 17 jentik positip dan 83 jentik negatif.
Tabel 11. Hasil Pemberantasan Jentik Berkala (PJB) di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Juni 2003
RWJumlah RumahAda JentikTidak ada JentikAngka Bebas Jentik
0120020100.00%
02111810392.79%
0325111456.00%
041442212284.72%
05175916694.86%
0610079393.00%
072002018094.00%
0896096100.00%
098267692.68%
10550654498.91%
Total150389141494.08%
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma 2002-2003
Dari tabel 11, hasil Pemberantasan Jentik Berkala (PJB) didapatkan hasil bahwa:
Jumlah rumah bebas jentik
ABJ = x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa
969
= x 100% = 92.20%
1051
B. Data Khusus
NOVARIABEL CAKUPAN
I.MASUKAN
A. Tenaga
1. Dokter
2. Koordinator P2M
3. Petugas laboratorium
4. Petugas kesehatan lingkungan
5. Petugas administrasi
6. Kader aktif 5 orang/RW1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
B. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :
1. APBD
2. Swadaya masyarakat
Cukup
Cukup
C. Sarana
1. Medis
a. Poliklinik set:
Stetoskop
Timbangan BB
Termometer
Tensimeter
Senter
b. Alat pemeriksaan hematokrit
c. Alat Penyuluhan
d. Formulir laporan
e. Obat-obatan
f. Buku petunjuk program BDB
g. Bagan penatalaksanaan kasus DBD
h. Larvasida 1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
cukup
2. Non medis
a. Gedung puskesmas
b. Ruang tunggu
c. Ruang administrasi
d. Ruang periksa
e. Ruang tindakan
f. Laboratorium
g. Apotik
h. Meubelair puskesmas
i. Perlengkapan administrasi1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
cukup
D. Metode
Terdapat metode untuk:
1. Pelayanan pengobatan
2. Penyuluhan kesehatan
a. Dalam gedung
b. Luar gedung
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
4. Surveilans vektor
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
7. Pelatihan kader PSN
Setiap hari kerja
12x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
0 kasus
12x/tahun
12x/tahun
II. PROSES
A. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis menge-nai:
1. Pelayanan pengobatan pende-rita
2. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
3.Program pemberantasan vektor
a. Abatisasi
c. b. Kegiatan 3M
d. c. Fogging fokus
4.Surveilans vektor
3. a. Pengamatan Jentik Berkala
4. b. Angka Bebas Jentik
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
7. Pelatihan kader PSNSetiap hari kerja
12x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
Kalau ada wabah
12x/tahun
12x/tahun
B. OrganisasiTidak terdapat struktur organisasi tetapi ada pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan program pemberantasan DBD.
C. Pelaksanaan
1. Pelayanan pengobatan penderita DBD
2. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN melalui:
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
3. Program pemberantasan vektor:
a. Abatisasi
b. Gerakan 3M
c. Fogging fokus
4. Surveilans vektor
a. Pengamatan Jentik Berkala
b. Survei Jentik
5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6. Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
7. Pelatihan kader PSNSetiap hari kerja
Setiap hari kerja
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
D.Pengawasan dan Pengedalian
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan :
Bulanan
Triwulan
Tahunan
III.KELUARAN
1. Jumlah penderita DBD
2. Pengobatan penderita DBD
3. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN :
a. Penyuluhan perorangan
b. Penyuluhan kelompok
4. Program pemberantasan vektor:
a. Abatisasi
b. Gerakan 3M
c. Fogging Fokus
5. Pemeriksaan Jentik Berkala
a. Wilayah endemis
b. Wilayah non endemis
6. Mengadakan surveilans vektor
Pengamatan Jentik Berkala
7. Pencatatan dan pelaporan wabah
8.Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
9. Pelatihan kader PSN0%
setiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun dengan cakupan PJB = 100%; AJB = 98.75%
Kalau ada wabah
12x/tahun
12x/tahun
IV. LINGKUNGAN
A. Lingkungan Fisik:
1. Luas daerah
a. Luas wilayah kerja
b. Jumlah desa/kelurahan
2. Keadaan penduduk
a. Jumlah penduduk
b. Jumlah KK
3. Keadaan geografis
4. Lokasi
a. Jarak dengan pemukiman penduduk
b. Transportasi
c. Jarak dengan fasilitas umum
B. Lingkungan Non Fisik: sosial, ekonomi dan budaya
1. Mata pencaharian penduduk
2. Tingkat pendidikanTerjangkau
Terjangkau
Padat
Banyak
Dekat
Mudah
Dekat
Terbanyak Buruh : 45.50%
Rendah : 57.40%
V. UMPAN BALIK
1. Adanya pencatatan dan pelaporan
2. Rapat kerja
12x/tahun
12x/tahun
VI. DAMPAK
A. Langsung
B. Tidak langsung
1.Penurunan angka morbiditas
2.Penurunan angka mortalitas
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
BAB V
PEMBAHASAN
NOVARIABEL
TOLOK UKUR2. kMASALAH
I. KELUARAN
1. Jumlah penderita DBD
2.Pengobatan penderita DBD
3. Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN :
a.Penyuluhan Per-orangan
b. Penyuluhan kelompok
4. Program pemberantasan vektor:
a. Abatisasi
b. Gerakan 3M
c. Fogging Fokus
5. Pemeriksaan Jentik Berkala
a. Wilayah endemis
b. Wilayah non endemis
6. Mengadakan surveilans vektor
Pengamatan Jentik Berkala
7.Pencatatan dan pelaporan wabah
8.Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
9. Melakukan pertemuan lintas sektoral tingkat kecamatan
10. Pelatihan kader PSNO
100%
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun : cakupan PJB 100% dan AJB 98.75%
Kalaua da wabah
12x/tahun
4x/tahun
12x/tahun26
100%
12x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun: cakupan PJB 91.17% & ABJ 83.00%
kalau ada wabah
12x/tahun
4x/tahun
3x/tahun(+)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(+)
II.MASUKAN
A.Tenaga
1.Dokter
2.Koordinator P2M
3.Petugas laboratorium
4. Petugas kesehatan lingkungan
5.Petugas administrasi
6.Kader aktif
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
5 Kader/RW1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
5 kader/RW(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
B. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :
1.APBD
2.Swadaya masyarakat
Cukup
cukupCukup
cukup(-)
(-)
C.Sarana
1. Medis
a. Poliklinik set:
Stetoskop
Timbangan BB
Termometer
Tensimeter
Senter
b. Alat pemeriksaan hematokrit
c. Alat Penyuluhan
d. Formulir laporan
e. Obat-obatan
f. Buku petunjuk program BDB
g. Bagan penatalaksanaan
kasus DBD
h. Larvasida 1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
ada
cukup
cukup
1 buah
ada
cukup2 buah
1 buah
2 buah
3 buah
3 buah
1 set
ada
cukup
cukup
1 buah
ada
cukup(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
2. Non medis
a. Gedung puskesmas
b. Ruang tunggu
e. Ruang administrasi
f. Ruang periksa
g. Ruang tindakan
h. Laboratorium
i. Apotik
j. Meubelair puskesmas
i. Perlengkapan
administrasi1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
cukup
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
cukup
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
D. Metode
Terdapat metode untuk:
1. Pelayanan pengobatan penderita
2.Penyuluhan kese-hatan:
a.Dalam gedung
b.Luar gedung
3.Meningkatkan peran serta masyarakat
4.Pencatatan dan pelaporan wabah
5.Pendataan dan pemeriksaan laboratorium
6.Pelatihan kader PSNSetiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
Setiap hari kerja
12x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
kalau ada wabah
12x/tahun
3x/tahun(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
III PROSES
Ada perencanaan tertulis mengenai:
1.Pelayanan pengobatan penderita
2.Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN:
a.Penyuluhan perorangan
b.Penyuluhan kelompok
3.Program pemberantasan vektor
a.Abatisasi
b. Kegiatan 3M
c.Fogging fokus
4.Surveilans vektor
b. a. Pengamatan Jen-tik Berkala
c. b. Angka Bebas Jentik
A. 5. Pencatatan dan pelaporan wabah
6.Pendataan dan pemerik-saan laboratorium
7. Pelatihan kader PSNSetiap hari kerja
Setiap hari kerja
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahunSetiap hari kerja
Setiap hari kerja
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
Kalau ada wabah
12x/tahun
3x/tahun
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
B. Organisasi
Terdapat struktur organisasi dan pembagian tugas yang teratur.
Tidak ada(+)
C. Pelaksanaan
C. 1.Pelayanan pengobatan penderita DBD
D. 2.Penyuluhan dan penggerakan PSM untuk PSN melalui:
a. Penyuluhan perorangan
b.Penyuluhan kelompok
3. Program pemberantasan vektor:
a.Abatisasi
b.Gerakan 3M
c.Fogging Fokus
4.Surveilans vektor
a.Pengamatan Jentik Berkala
b. Survei Jentik
5.Pencatatan dan pelaporan wabah
6.Pendataan dan pemerik-saan laboratorium
7. Pelatihan kader PSNSetiap kerja
12x/tahun
3x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
4x/tahun
12x/tahun
12x/tahun
12x/tahunSetiap hari
12x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
3x/tahun
kalau ada wabah
12x/tahun
3x/tahun(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
D.Pengawasan dan Pengedalian pencatatan dan pelaporan yang dilakukan :
a. Bulanan
b. Triwulan
c. Tahunan
12x/tahun
4x/tahun
1x/tahun12x/tahun
4x/tahun
1x/tahun
(-)
(-)
(-)
IVLINGKUNGAN
A. Lingkungan Fisik:
1. Luas daerah
a. Luas wilayah kerja
b.Jumlah desa/kelurahan
2. Keadaan penduduk
a. Jumlah penduduk
b. Jumlah KK
3.Keadaan geografis
4. Lokasi
a. Dekat dengan pemukiman penduduk
b. Transportasi mudah
c. Dekat fasilitas umum
B. Lingkungan Non Fisik: sosial, ekonomi dan budaya
a. Mata pencaharian
b. Tingkat pendidikan220 Ha
10 RW 124 RT
26.818. orang
6307 KK
Dekat
Mudah dijangkau
Dekat
Buruh
Rendah
Cukup
Luas
Padat
Cukup
Dekat
Mudah
Dekat
45.50%
57,40%
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
V. UMPAN BALIK1.Pencatatan dan pelaporan
2. Rapat kerja
12x/tahun
12x/tahun12x/tahun
12x/tahun(-)
(-)
VI. DAMPAK
A. Langsung
B.Tidak langsung
Penurunan angka morbiditas dan mortalitas
Peningkatan derajat kesehatan masyarakatBelum dapat diukur
Belum dapat diukur(-)
(-)
BAB VI
PERUMUSAN MASALAH
Dari hasil pembahasan hasil evaluasi program kerja di Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma ternyata terdapat beberapa masalah, yaitu :
1. Angka cakupan pemeriksaan jentik berkala 91.35% dari target 100%
2. Cakupan angka bebas jentik 83.00% dari target 98,75%.
3. Cakupan penderita DBD 26 orang dari target 0 penderita
4. Program pemberantasan vektor 3x/tahun dari target 4x/tahun
5. Pemeriksaan jentik berkala 3x/tahun dari target 4x/tahun
6. Pelatihan Kader PSN 3x/tahun dari target 12x/tahun
BAB VII
PRIORITAS MASALAH
NOPARAMETERIIIIIIIVVVI
1Besarnya masalah 555555
2Akibat yang ditimbulkan555444
3Keuntungan sosial karena selesainya masalah 554444
4Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai433433
5Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah333333
Jumlah 222120201919
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Kurang penting
1 = Tidak penting
BAB VIII
PENYELESAIAN MASALAH
Masalah :
1. Cakupan Angka Pemeriksaan Jentik adalah : 91,78 % dari target 100%
Penyebab :
Proses dalam melakukan pemeriksaan jentik berkala.
Penyelesaian :
a. Meningkatkan pemeriksaan jentik berkala
b. Meningkatkan kegiatan bakti sosial bersama masyarakat minimal 2 bulan sekali dan Sebelum Musim Penularan (SMP) sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan sekitar perumahan penduduk
2. Cakupan Angka Bebas Jentik adalah : 83.00% dari target 98,75%
Penyebab :
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Penyelesaian :
Memberikan pemahaman melalui penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kegiatan PSN dalam memutuskan mata rantai penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma periode Agustus 2002 Juli 2003, dapat disimpulkan :
1. Masih tingginya angka kesakitan penyakit DBD yaitu 26/100.00 penduduk di kelurahan Wijaya Kusuma jika kita bandingkan dengan angka kesakitan DKI Jakarta tahun 2002 yaitu 68/100.000 penduduk.
2. Cakupan angka pemeriksaan jentik berkala adalah 91,78% dari target 100%. Ini berarti target tidak terpenuhi dan menimbulkan masalah.
3. Cakupan angka bebas jentik adalah 83.00% d ari target 98,75%.
Ini berarti target tidak terpenuhi dan menimbulkan masalah.
4. Masalah lain menurut proses adalah cakupan Pelatihan Kader PSN yang masih adalah 3x/tahun dari target 12x/tahun.
5. Faktor lingkungan seperti kepadatan penduduk dan tingkat pendidikan juga turut mempengartui penyebaran infeksi DBD.
6. Pendataan pemeriksaan laboratorium penderita DBD tidak ditargetkan 12x/tahun, tetapi tergantung pada rumah sakit yang melaporkan setelah dilakukan pemeriksaan demam berdarah dengue.
2. Saran
Untuk mencapai cakupan yang diinginkan dalam program pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma pada waktu yang akan datang, maka perlu ada jalinan kerjasama antar Puskesmas, Pemerintah dan Masyarakat setempat serta pemanfaatan fasilitas kesehatan lain yang ada di wilayah kelurahan Wijaya Kusuma.
Beberapa usulan program yang dapat dilaksanakan adalah :
1. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar pemukiman penduduk dengan melakukan kegiatan bakti sosial. Pelaksanaannya minimal satu kali dalam dua bulan, terutama pada waktu Sebelum Musim Penularan (SMP).
2. Menyediakan dana yang cukup dan mencari waktu yang pas untuk melaksanakan pelatihan kader PSN.
3. Membuat media audiovisual serta modul kampaye, penyuluhan dan pelatihan sesuai tingkat pendidikan kader serta budaya masyarakat lokal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa aksara, 1996;
2. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian, edisi 2 World Health Organization. EGC, Jakarta, 1999.
3. Dengue Haemorrhagic Fever, Prevention and Control Programme in Indonesia, Report of an External Review, Jakarta, 5-19 June 2000;
4. Demam Berdarah Dengue, naskah lengkap pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis anak & dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana kasus DBD, Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetak ulang 2002;
5. Demam Berdarah Dengue : http://www.infeksi.go.id6. Demam Berdarah Dengue : http://www.Depkes.go.id7. Jumlah kasus DBD di wilayah DKI Jakarta, subdinas Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Mei 2003;
8. Medical, 2003-05-22 15:50:52 Wib, Jakarta Waspada Tinggi Penularan Demam Berdarah Dengue;
9. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III, Departemen Kesehatan R.I 1989/1990;
10. Petunjuk Teknis tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dalam rangka penaggulanggan penyakit Demam Berdarah Dengue, Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, 2003;
11. Petunjuk Teknis tentang Penyemprotan dalam rangka Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue, Dins Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, 2003;