Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Menurunkan angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu komitmen global yang tercantum dalam Millenium Development Goals/MDGs, tahun 2000. Dimana pada tahun 2015, diharapkan AKI menurun sebesar tiga- perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Dengan dasar tersebut Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu masih tinggi yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut meningkat jika dibandingkan dengan hasil SDKI tahun 2007, dimana AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang berarti ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. 1,2 Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi | 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian selama
kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Menurunkan angka kematian ibu (AKI) merupakan salah
satu komitmen global yang tercantum dalam Millenium Development Goals/MDGs, tahun
2000. Dimana pada tahun 2015, diharapkan AKI menurun sebesar tiga-perempatnya dalam
kurun waktu 1990-2015. Dengan dasar tersebut Indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu masih tinggi yaitu sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut meningkat jika dibandingkan dengan hasil
SDKI tahun 2007, dimana AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, yang berarti ada
9.774 ibu meninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.1,2
Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi
oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan
infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi
cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Pada
tahun 2013, penyebab langsung meliputi perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, dan infeksi
7,3%. Penyebab lain-lain juga menyebabkan AKI dimana tahun 2013 sebesar 40,8%.
Penyebab lain-lain yang dimaksud adalah penyebab kematian ibu secara tidak langsung antara
lain kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan,
anemia, dan ibu hamil dengan keadaan 4T yaitu Terlalu muda hamil, Terlalu tua hamil,
Terlalu sering hamil dan Terlalu banyak anak, dan keadaan ini juga mengakibakan 3T yaitu
Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan pengambil keputusan untuk mencari
pertolongan berkualitas, Terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan Terlambat mendapatkan
pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan.1,2,3
Upaya menekan AKI secara tidak langsung dapat dilakukan melalui peningkatan
pelayanan kesehatan ibu hamil yang dikenal sebagai Pelayanan Antenatal atau Ante Natal
Care (ANC). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk
| 1
ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tujuan ANC adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan janinnya dengan jalan menegakan
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi sedini mungkin faktor – faktor penyulit atau
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, dan mempersiapkan persalinan yang aman serta
memberikan pendidikan bagi ibu hamil.1,2
Target cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 berdasarkan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2013 adalah sebesar 93%. Sebagian besar provinsi di
Indonesia belum mencapai target tersebut. Namun, terdapat 4 provinsi yang mencapai target
yaitu DKI Jakarta (95,76%), Jambi (93,61%), Sumatera Selatan (93,21%) dan Bali (93,06%).
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Indonesia tahun 2011 sebanyak 114 kasus dengan
Case Fatality Rate (CFR) mencapai 61%.
Selain meningkatkan cakupan K4, perlu peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar
misalnya dengan pemberian Fe3 dan TT2. Ibu-ibu hamil yang tercatat dalam cakupan K4 harus
juga tercatat dalam pemberian Fe3 dan TT2.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013, sebagian
provinsi di Indonesia yaitu 21 provinsi sudah mencapai target Renstra 89%. Sedangkan 12
provinsi lainnya belum mencapai target. Tiga provinsi yang tertinggi pencapaiannya adalah
Jawa Tengah (99,89%), Sulawesi Selatan (99,78%) dan Sulawesi Utara (99,59%). Tiga
provinsi yang pencapaiannya paling rendah adalah Papua (33,31%), Papua Barat (73,20%)
dan Nusa Tenggara Timur (74,08%).
Menurut laporan tahunan Puskesmas Kutawaluya tahun 2014, cakupan K1 sebesar
95,69% dari target 99% dan cakupan K4 sebesar 86,96% dari target 98%. Cakupan untuk TT1
sebesar 22,59 dan TT2 sebesar 10,27%. Sedangkan cakupan untuk Fe1 sebesar 95,59 dan Fe3
sebesar 94,15%.
Keberhasilan pelaksanaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015 masih belum diketahui. Oleh karena
itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan
program.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
| 2
1. Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
2. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut SDKI 2012 yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup.
3. Masih rendahnya angka kunjungan ibu ke pelayanan kesehatan dan belum semua
provinsi berhasil mencapai target kunjungan ibu hamil..
4. Masih tingginya angka kematian akibat tetanus neonatorum yaitu CFR 61% pada
tahun 2011 di Indonesia.
5. Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tahun 2013 menurut Riskesdas yaitu K1
ideal 81,6% dan K4 70,4%..
6. Menurut laporan tahunan Puskesmas Kutawaluya 2014, K1 sebesar 96,5%, K4
sebesar 86,96%, TT1 sebesar 22,59, TT2 sebesar 10,27%, Fe1 sebesar 95,59 dan
Fe3 sebesar 94,15%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya masalah yang terdapat dalam program ANC di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015 sehingga dapat diselesaikan
dengan menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan kunjungan ibu hamil K1 & K4 di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi yaitu Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil di
Puskesmas Kutawaluya Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 & TT2 pada ibu hamil di Puskesmas
Kutawaluya Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
4. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di Puskesmas
Kutawaluya Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
5. Diketahuinya cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
6. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
7. Diketahuinya cakupan kunjungan rumah ibu hamil di Puskesmas Kutawaluya
Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
| 3
8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal di
Puskesmas Kutawaluya Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah
2. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi Pelayanan Antenatal di
Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
3. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program
kesehatan.
4. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi
Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-saran maka
diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas Kutawaluya Karawang,
dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas Program Pelayanan Antenatal maupun
program-program lainnya, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Dengan adanya umpan balik dari evaluasi Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Kutawaluya Karawang, diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan program ini,
sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
1.5. Sasaran
Semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya Karawang periode
Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
| 4
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Laporan Bulanan KIA (LB3) di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Karawang
mengenai program ANC periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015 yang terdiri dari :
1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4
2. Pemberian tablet besi Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 kepada ibu hamil
4. Deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
6. Kunjungan rumah ibu hamil
7. Penyuluhan perorangan dan kelompok
8. Pencatatan dan pelaporan
9. PWS KIA
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data
dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem.
| 5
Bab III
Kerangka Teoritis
Bagan 1 : Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang diterapkan pada waktu
menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Sistem terbentuk dari elemen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi. Elemen tersebut, yaitu:
1. Masukan adalah elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk dapat
berfungsinya sistem.
2. Proses adalah elemen yang mengubah masukan menjadi keluaran.
3. Keluaran adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus
sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, dampak, lingkungan dan
umpan balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam Program
Pelayanan Antenatal (Lampiran I).
| 6
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari :
1. Laporan Bulanan KIA (LB3) Puskesmas Kutawaluya Karawang periode Juni 2014
sampai dengan Mei 2015.
2. Rekapitulasi Laporan PWS-KIA Puskesmas Kutawaluya Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang periode Juni 2014 sampai dengan Mei 2015.
3. Data Monografi Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Tahun 2014.
4.1 Data Umum
4.1.1 Geografi
1. Luas Wilayah dan Batas-batas
a. Lokasi : Gedung Puskesmas Kutawaluya terletak di Jl. Raya sampalan,
Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten karawang. (Lampiran 2)
Luas wilayah kerja puskesmas : 2.340 Ha ; yang terdiri dari tanah pertanian
1.638 Ha dan tanah darat 702 Ha, 7 desa, 31 RW dan 96 RT, dan 29 dusun.
b. Batas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya:
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Kutamukti
2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Rawamerta
3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM
Rengasdengklok
4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja PKM Cilebar
2. Wilayah Administrasi
Luas wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya adalah 2.340 Ha, yang mencakup 7
desa yaitu:
Desa Waluya
Desa Sampalan
Desa Sindangsari
Desa Sindangmulya
Desa Sindangkarya
Desa Sindangmukti
Desa Mulyajaya
| 7
4.2.2 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris yang terdiri dari
tanah pertanian seluas 1.638 Ha dan sisanya merupakan tanah darat (tanah dengan
berbagai kegunaan) seluas 702 Ha.
4.2.3 Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kutawaluya, kabupaten Karawang berada
pada dataran rendah berdekatan dengan laut.
4.2.4 Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Kutawaluya merupakan dataran rendah
dengan temperatur udara rata-rata 27-29 ºC.
4.2.5 Hidrografi
Kutawaluya mempunyai sedikit aliran sungai.
Gambar 1: Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kutawaluya
4.2.6 Data Demografi
1. Jumlah penduduk Wilayah Kutawaluya tahun 2014 adalah 32.991 jiwa, yang
terdiri dari :
a) Jumlah RT : 96 RT
b) Jumlah penduduk laki-laki : 17.004 orang
c) Jumlah penduduk perempuan : 15.987 orang
d) Jumlah KK : 12.156 KK
e) Jumlah Rumah : 8.805 rumah
2. Jumlah penduduk rentan di Wilayah Kutawaluya tahun 2014 terdiri dari :
a) Jumlah bumil : 974 orang
b) Jumlah bufas : 855 orang
| 8
c) Jumlah balita : 2.434 orang
d) Jumlah bayi dan neonatus : 895 orang
Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya adalah 7
desa dengan luas wilayah 2.340 Ha, maka berarti rata-rata kepadatan penduduk
Kutawaluya adalah 14 jiwa/ Ha.
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran 2 tabel 2.
3. Sebagian penduduk berpendidikan SD sebesar 40,35% (13.310 orang).
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran 2 tabel 3.
4. Sebagian penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar 29,34%
(9.480 orang).
Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran 2 tabel 4.
4.2.7 Jenis Sarana Kesehatan
Jenis sarana pelayanan kesehatan dasar yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kutawaluya tahun 2014 antara lain: (Keterangan : Data umum secara lengkap terdapat
pada Lampiran 2)
1. Puskesmas pembantu : 2 buah pustu Sindangsari, Sindangmulya
2. Praktek perorangan
a. Dokter Umum : 1
b. Bidan : 18
3. Klinik 24 jam : 0
4. Paraji : 20 orang
4.3. Data khusus
4.3.1 Masukan
A.Tenaga
Dokter : 2 orang
Bidan : 16 orang
Kader Posyandu : 30 orang
Posyandu : 39 Posyandu
B. Dana
APBD : Cukup
| 9
C. Sarana
Medis
Antenatal Kit : Ada
Stetoskop : 1 buah
Tensimeter : 1 buah
Timbangan dewasa : 2 buah
Pengukur tinggi badan : 1 buah
Tablet zat besi : Ada, jumlah cukup
Vaksin TT : Ada, jumlah cukup
Perlengkapan imunisasi : Ada, jumlah cukup
(Kapas, alkohol dan alat suntik)
Alat dan Bahan Laboratorium : Ada (mesin hitung Hb 1 buah, stick protein urin jumlah
cukup, strip β HCG jumlah cukup)
Non medis
Ruangan pemeriksaan ANC : Ada
Meja tulis : 2 buah
Kursi lipat : 3 buah
Tempat tidur ibu hamil : 1 buah
Tempat penyimpanan vaksin : Ada, pada suhu 2-80 C
Buku KIA : Ada, Jumlah cukup
Alat peraga penyuluhan : Ada (Poster dan brosur)
D. Metode
Terdapat metode untuk :
1. Kunjungan kehamilan
Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan perawatan
kehamilan terlebih dahulu yang meliputi :
Anamnesa
Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil yaitu
menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan, riwayat haid, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau tanda-tanda
bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan
obat, dan kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil), riwayat kehamilan yang lalu
| 10
(berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan, persalinan, dan nifas), riwayat persalinan,
hipertensi, melahirkan janin dengan BB < 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran,
bayi yang dilahirkan, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga
(penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll), riwayat sosial ekonomi
dan budaya (status perkawinan, riwayat KB, dukungan keluarga pada kehamilan,
kebiasaan makan dan gizi, kebiasaan hidup sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap
hari, dan tempat persalinan yang diinginkan. Pada kunjungan berikutnya
dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan
melanjutkan pelayanan yang diperlukan.
Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum :
a. Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan sentimeter.
Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan
kilogram
b. Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.
2) Pemeriksaan Obstetri
a. Mengukur TFU
Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan satuan
sentimeter.
b. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau pemeriksaan Leopold
(Leopold I – IV)
Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi setelah usia
kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur (dari simfisis pubis sampai
dengan bagian janin yang ada di fundus uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu,
dan dengan perabaan untuk menentukan bagian janin yang ada di fundus uteri.
Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah mana teraba
tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari atas ke bawah, untuk
mengetahui letak punggung janin atau bagian janin di dinding uterus.
Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan untuk
mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim.
| 11
Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah rahim dengan
dua tangan dan menentukan sampai di mana janin telah masuk Pintu Atas
Panggul.
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin menggunakan
Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada kelainan
denyut mungkin dapat disebabkan oleh adanya kelainan janin atau plasenta.
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : dengan mesin hitung Hb
Protein urin : dengan stick protein urin
Tes kehamilan : tes β HCG
Kunjungan ibu hamil K1 dan K4
K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Pemberian tablet zat besi
Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.Untuk pencegahan anemia
diberikan 1 tablet sehari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet
sehari. Tablet besi diminum setelah makan. Dapat dilihat pada Buku KIA.
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2
Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi
paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan
kedua dengan jarak minimal 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan dosis
0,5 cc pada lengan atas. Dapat dilihat pada Buku KIA.
4. Penyuluhan
Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara
| 12
Kelompok : 1x/bulan, dengan ceramah.
5. Deteksi ibu hamil risiko tinggi
Kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
risiko dan komplikasi kebidanan baik dari tenaga kesehatan maupun dari laporan
masyarakat. Dalam evaluasi ini digunakan data deteksi oleh petugas kesehatan.
Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm
dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan
5. Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL.
6. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan jantung-
ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan