Top Banner
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kesehatan individu maupun kelompok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu perilaku 30%, lingkungan 45%, pelayanan kesehatan 20% dan keturunan 5%. 1 Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi. 2 Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan Program kesehatan wajib seperti program upaya kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui cakupan pengawasan sarana air bersih. 3 Penyediaan sarana air bersih yang memadai sebagai kebutuhan dasar masyarakat belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Dengan kata lain, masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses terhadap keberadaannya. Berdasarkan Global Water Supply and Sanitation Assesment 2000 Report yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO)/United nations of children’s fund (UNICEF), 1
45

evprog Sarana Air Bersih

Feb 01, 2016

Download

Documents

evprog Sarana Air Bersih
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: evprog Sarana Air Bersih

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kesehatan individu maupun kelompok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat dipengaruhi oleh

empat faktor, yaitu perilaku 30%, lingkungan 45%, pelayanan kesehatan 20% dan

keturunan 5%.1 Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila keempat faktor tersebut

secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Keempat faktor tersebut saling

terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi,

kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Yang sangat besar

pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan

perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun

perkotaan yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang

kesehatan, ekonomi maupun teknologi.2 Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan

Program kesehatan wajib seperti program upaya kesehatan lingkungan yang salah satunya

melalui cakupan pengawasan sarana air bersih.3

Penyediaan sarana air bersih yang memadai sebagai kebutuhan dasar masyarakat

belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Dengan kata lain, masih banyak masyarakat yang

belum memiliki akses terhadap keberadaannya. Berdasarkan Global Water Supply and

Sanitation Assesment 2000 Report yang dikeluarkan oleh World Health Organization

(WHO)/United nations of children’s fund (UNICEF), terdapat sekitar 1,1 milyar penduduk

dunia yang masih kekurangan air bersih.4 Berdasarkan laporan WHO-UNICEF joint

monitoring 2004 kinerja sektor Air Minum di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan

dengan negara lain di Asia Tenggara. Diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2015

adalah 218 Juta jiwa, dimana 47 Juta jiwa atau 22% belum memiliki akses terhadap air

bersih. Angka yang lebih besar terlihat pada penduduk perdesaan, dimana diperkirakan 31%

atau 36 Juta Jiwa yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Hanya 0,06% dari seluruh

penduduk Indonesia yang mendapatkan akses air minum.5 Dari data Riskesdas 2010

diketahui daerah perkotaan memiliki cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan di

pedesaan sebesar 67,6 %. Berdasarkan data Riskesdas 2013, proporsi rumah tangga di

Indonesia dengan kualitas air minum kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa,

1

Page 2: evprog Sarana Air Bersih

tidak berbusa, dan tidak berbau) di perkotaan (96,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di

perdesaan (92,%).

Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi negara

maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai halnya pula negara

berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air bersih bagi

masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber

air yang bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama pada daerah

pedesaan dan sumber air bersih yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Bahkan pada beberapa tempat di kota-kota besar, sumber air bersih yang telah dimanfaatkan

oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik, sehingga beban dalam

segi pngelolaan air bersihnya semakin meningkat.2 Berbagai masalah yang dihadapi dalam

pengelolaan sumber daya air yang buruk ini menempatkan Indonesia pada peringkat terendah

bersama Banglades, Laos, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, dan Filipina dalam

Laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs Asia

Pasifik tahun 2006. Karena itu, mengingat pentingnya masalah krisis air bersih ini maka

harus segera dicari pemecahannya.7

Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi

media penularan berbagai macam penyakit. Adapun penyakit yang ditularkan langsung oleh

air adalah demam tifoid dan diare. Berdasarkan WHO (2003), kejadian demam tifoid di

dunia sekitar 17 juta kasus setiap tahunnya, 600.000 diantaranya menyebabkan kematian

dan 7 juta kasus terjadi di Asia Tenggara. Insidensi di Indonesia rata-rata 900.000

kasus/tahun dengan kematian > 20.000 dan 77% kasus terjadi pada umur 3-19 tahun.

Sedangkan penyakit diare di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian penderita

diare, 70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (±40 juta kejadian).8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah,

yakni :

1. Berdasarkan Global Water Supply and Sanitation Assesment 2000 Report yang

dikeluarkan oleh WHO/UNICEF, terdapat sekitar 1,1 milyar penduduk dunia yang

masih kekurangan air bersih.

2. Hanya 0,06% dari seluruh penduduk Indonesia yang mendapatkan akses air minum.

3. Dari data Riskesdas 2010 diketahui daerah di pedesaan cakupan sumber air bersih

sebesar 67,6 %.

2

Page 3: evprog Sarana Air Bersih

4. Berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air yang buruk ini

menempatkan Indonesia pada peringkat terendah dalam Laporan Program

Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs Asia Pasifik

tahun 2006.

5. Berdasarkan WHO (2003), kejadian demam tifoid di dunia sekitar 17 juta kasus

setiap tahunnya, 600.000 diantaranya menyebabkan kematian. Insidensi di Indonesia

rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan kematian > 20.000.

6. Penyakit diare di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian penderita diare,

70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (±40 juta kejadian).

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan evaluasi program pengawasan sarana air

bersih di Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai Juli 2015 dengan harapan dapat

menurunkan angka kematian dan angka kesakitan akibat faktor risiko kesehatan lingkungan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya cakupan rumah yang menggunakan sarana air bersih untuk keperluan

sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai Juli

2015.

1.3.2.2 Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan sarana air bersih di

wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai Juli 2015.

1.3.2.3 Diketahuinya cakupan pengambilan sampel air di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya

periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.

1.3.2.4 Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologi yang

memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Agustus

2014 sampai dengan Juli 2015.

1.3.2.5 Diketahuinya cakupan sarana air bersih yang memiliki tingkat resiko pencemaran

yang tinggi di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai Juli

2015.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi evaluator :

3

Page 4: evprog Sarana Air Bersih

- Menerapkan ilmu yang telah diperoleh saat kuliah mengenai evaluasi program

dengan pendekatan sistem.

- Menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program

pengawasan sarana air bersih di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

- Mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi :

- Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.

- Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan.

- Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana ( UKRIDA ) sebagai universitas

yang menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi :

- Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pengawasan sarana air

bersih disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahannya.

- Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agar

keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal.

1.4.4 Bagi Masyarakat :

- Terciptanya pelayanan kesehatan lingkungan yang bermutu, khususnya bagi

masyarakat yang kekurangan air bersih.

- Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat memutuskan rantai

penyakit yang ditularkan langsung oleh air (penyakit kolera, demam tifoid,

Disentri, dan diare), penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air (Penyakit kulit:

kudis, panu), dan penyakit yang ditularkan melalui vector (penyakit malaria,

demam berdarah) di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014

sampai Juli 2015.

4

Page 5: evprog Sarana Air Bersih

1.5 Sasaran

Seluruh sarana air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Agustus

2014 sampai dengan Juli 2015.

5

Page 6: evprog Sarana Air Bersih

Bab II

Materi dan Metode

2.1 Materi

Materi yang dievaluasi terdiri dari hasil laporan kegiatan bulanan Puskesmas

mengenai program Pengawasan Air Bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya,

Kabupaten Karawang periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015, yang terdiri dari:

1. Pendataan jumlah sarana air bersih yang ada.

2. Pendataan jenis sarana air bersih yang ada.

3. Pendataan jumlah rumah yang menggunakan sarana air bersih.

4. Inspeksi sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.

5. Pemeriksaan sarana air bersih yang diinspeksi yang memenuhi syarat / yang memiliki

tingkat risiko pencemaran tinggi.

6. Pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi.

7. Pemeriksaan kualitas bakteriologis pada sampel air bersih.

8. Pencatatan dan Pelaporan.

2.2. Metode

Evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan pengumpulan data, pengolahan data,

analisis data, dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem, lalu dilihat

apakah terdapat perbedaan antara pencapaian tiap-tiap variabel dalam sistem pada program

pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai dengan

Juli 2015 terhadap tolok ukur yang ditetapkan sehingga dapat ditentukan masalah yang ada

dari pelaksanaan program lalu dapat dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan dari masalah

yang ditemukan berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

6

Page 7: evprog Sarana Air Bersih

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Kerangka Teoritis

Bagan 1. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang diterapkan pada waktu

menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Sistem terbentuk dari elemen yang saling

berhubungan dan mempengaruhi. Elemen tersebut, yaitu:

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana

(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),

jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari

unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

dan pemantauan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non

fisik.

5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan

pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

7

Lingkungan(4)

Proses(2)

Masukan(1)

Umpan Balik(5)

Keluaran(3)

Dampak(6)

Page 8: evprog Sarana Air Bersih

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.

3.2 Tolok Ukur

Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan

digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang meliputi

masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program pengawasan

sarana air bersih (SAB). Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai

dalam program pengawasan sarana air bersih (SAB).

8

Page 9: evprog Sarana Air Bersih

Bab IV

Penyajian Data

4.1. Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang diperoleh dari data

kependudukan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya dan Laporan Bulanan Data Dasar

Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015.

4.2. Data Umum

4.2.1 Data Geografi

4.2.1.1 Lokasi dan Batas-batas

4.2.1.1.1 Lokasi : Gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya terletak di Jalan Raya Pisangsambo-

Pangakaran, Desa Sabajaya, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang.

Batas wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kecamatan Jayakerta

Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya

Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya

Adapun jarak tempuh Puskesmas ke Kabupaten ± 45 km dengan waktu tempuh ±

90 menit dengam menggunakan kendaraan roda empat.

4.2.1.2 Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kecamatan Tirtajaya ± 113,628 km atau 11.362 Ha, yang meliputi

daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11 Desa, 48 Dusun/RW, 131 RT, dan

27.066 Kepala Keluarga (KK).

4.2.2 Geologi

Secara geografis Puskesmas Tirtajaya termasuk daerah dataran yang relatif rendah,

mempuntai variasi kemiringan wilayah antara 0 – 5 meter di atas permukaan laut dengan

kemiringan wilayah 0 – 2 %, 22 – 15 %, dan di atas 40 %.

4.2.3 Iklim

9

Page 10: evprog Sarana Air Bersih

Sesuai dengan bentuk morfologinya Tirtajaya merupakan dataran rendah dengan

temperatur udara rata-rata 27-29 ºC.

4.2.4 Hidrografi

Tirtajaya mempunyai aliran sungai yang berfungsi mengaliri lahan pertanian atau

irigasi.

4.2.5 Demografi

4.2.5.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya berdasarkan pada

tahun 2014 yaitu sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.338 jiwa laki-laki dan

45.418 Jiwa perempuan.

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Tirtajaya 2014

Dari tabel 1 dapat dilihat, bahwa jumlah KK terbanyak yaitu desa Pisangsambo

dengan jumlah KK 2983 jiwa. Sedangkan jumlah KK berdasarkan jenis kelamin, yang

paling banyak adalah laki-laki yaitu 23.952 KK.

4.2.5.2 Klasifikasi penduduk berdasarkan mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas

Tirtajaya adalah petani 35,36%%, buruh 26,55%, pedangang 15,32%, nelayan 0,18%,

PNS 0,99%, lain-lain 22,41%.

4.2.5.3 Tingkat Pendidikan penduduk di wiayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya sebagian

besar yaitu tamat SD 67,01%, SLTA20,44%, dan tidak tamat SD 9,99%.

4.3. Data Khusus

10

Page 11: evprog Sarana Air Bersih

4.3.1 Masukan

4.3.1.1 Tenaga (Man)

Penanggung jawab program : 1 orang

Tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) : 1 orang

4.3.1.2 Dana (Money)

Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Ada

APBD Kabupaten : Ada

4.3.1.3 Sarana (Material)

Medis

- Sanitarian kit untuk pemeriksaan kimia air : tidak ada

(Ammonium test, chlorine test, iron tes,

nitrat/nitrit test, total hardness, pH, temperature)

Non medis

- Infocus : Ada. 1 buah

- Layar : Ada

- Leaflet : Ada

- Lembar balik : Tidak ada

- Poster : Ada

- Checklist pemeriksaan SAB : Ada

- Formulir pengiriman sampel : Ada

- Alat tulis : Cukup

- Buku pedoman Kesling : Ada

- Sarana transportasi : Cukup

4.3.1.4 Metode (Method)

Pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih

Data diambil dari data dasar pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015, seperti

dibawah :

PDAM : 719 buah

Sumur Gali : 4952 buah

Pompa Listrik : 3476 buah

Hydrant Umum : 2 buah

Pemeriksaan atau inspeksi sarana air bersih.

11

Page 12: evprog Sarana Air Bersih

Inspeksi dilakukan secara berkala minimal 2 kali per bulan. Inspeksi dilakukan

dengan syarat:

Sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan ialah :

Dinding sumur minimal sedalam 3 m dari permukaan lantai/tanah, dibuat dari

tembok yang tidak tembus air/bahan kedap air dan kuat (tidak mudah

retak/longsor) untuk mencegah perembesan air yang telah tercemar ke dalam

sumur. Kedalaman 3 m diambil karena bakteri pada umunya tidak dapat hidup

lagi.

Kira-kira 1,5 m berikut ke bawah, dinding dibuat dari tembok yang tidak disemen,

tujuannya untuk mencegah runtuhnya tanah.

Diberi dinding tembok (bibir sumur), tinggi bibir sumur ± 1 meter dari lantai,

terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air untuk mencegah agar air sekitarnya tidak

masuk ke dalam sumur, serta juga untuk keselamatan pemakai.

Lantai sumur disemen/harus kedap air, mempunyai lebar di sekeliling sumur ± l,5 m

dari tepi bibir sumur, agar air permukaan tidak masuk. Lantai sumur tidak

retak/bocor, mudah dibersihkan, dan tidak tergenang air, kemiringan 1-5%

ke arah saluran pembuanagan air limbah agar air bekas dapat dengan mudah

mengalir ke saluran air limbah.

Sebaiknya sumur diberi penutup/atap agar air hujan dan kotoran lainnya tidak

dapat masuk ke dalam sumur, dan ember yang dipakai jangan diletakkan di

bawah/lantai tetapi digantung.

Adanya sarana pembuangan air limbah. Sarana pembuangan air limbah harus

kedap air, minimal 2% ke arah pengolahan air buangan/peresapan.

Persyaratan sumur pompa sebagai berikut :

Saringan atau pipa-pipa yang berlubang berada di dalam lapisan tanah

yang mengandung air.

Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan

sekurang-kurang 3 m.

Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah dan

lebarnya ± 1½ m sekeliling pompa.

Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air, minimal 10 m

panjangnya.

12

Page 13: evprog Sarana Air Bersih

Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa

listrik.

Pengambilan sampel air.

Pengambilan sampel air dilakukan setelah menentukan titik pengambilan yang

disesuaikan dengan jenis sarana air bersihnya, untuk sumur gali sampel diambil

dengan kedalaman 20 cm di bawah permukaan air (sebaiknya pagi hari), dan untuk

PMA sampel diambil dengan kedalaman 20 cm di bawah permukaan air dan untuk

Pompa Listrik air diambil dari kran tempat keluarnya air setelah dibuang selama

lebih kurang 5 menit. Untuk pemeriksaan fisik jumlah air yang diambil sebanyak 2

liter, untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang diambil sebanyak 5 liter, dan untuk

pemeriksaan bakteriologis wadah penampungan harus steril dan bisa disterilkan

dengan jumlah air yang diambil sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket dan

dikirim ke laboratorium. Prosedur pengambilan sampel secara lengkap terdapat di

lampiran SOP pengambilan sampel.

Jumlah sarana air bersih yang mempunyai risiko pencemaran yang tinggi. Tingkat

risiko pencemaran air terbagi menjadi AT (amat tinggi), T (tinggi), S (sedang), R

(rendah). Cara pemeriksaan lengkap terdapat di lampiran formulir inspeksi sanitasi.

Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan

Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam

format pencatatan pengawasan air bersih (register dan formulir lain yang

diperlukan) seterusnya membuat penyajian/visualisasi data dalam bentuk peta,

grafik atau tabel dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskemas

(SP2TP).

Pelaporan

Puskesmas yang melaksanakan kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yaitu dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskemas (SP2TP) dan diberikan secara periodik (bulanan, triwulan dan

tahunan).

13

Page 14: evprog Sarana Air Bersih

4.3.2 Proses

4.3.2.1 Perencanaan

Ada perencanaan tertulis mengenai:

Pendataan SAB 1 bulan sekali.

Inspeksi sanitasi SAB yang memenuhi syarat 1 bulan 2 kali (minggu ke-2 dan ke-

4).

Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis dilakukan

minimal 2 kali dalam setahun (6 bulan sekali) dengan target 12 sarana air bersih

setiap tahunnya (80%).

Pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi

dilakukan minimal 2 kali dalam setahun (6 bulan sekali).

Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan : akan dilakukan setiap kegiatan dilaksanakan

Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

4.3.2.2 Pengorganisasian

Pengorganisasian Program Pengawasan Sarana Air Bersih

di UPTD Puskesmas Tirtajaya

Bagan 2. Struktur organisasi bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Tirtajaya

Pengorganisasian dalam program Kesehatan Lingkungan dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas (Teti Suhernayati, SKM):

Sebagai penanggung jawab program.

14

Kepala PKMTeti Suhernayati, SKM

Ka. Tata UsahaEnjang L. Hakim,

SKMKoordinator Program

Suhendar, SKM

Pelaksana ProgramSuhendar, SKM

Page 15: evprog Sarana Air Bersih

Monitoring pelaksanaan Kesehatan Lingkungan tingkat kecamatan.

Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan di

wilayah kerja.

b. Koordinator Kesehatan Lingkungan (Suhendar, SKM):

Koordinator program.

Pelaksana program.

Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan

kepada Kepala Puskesmas tiap bulan.

4.3.2.3 Pelaksanaan

Sesuai dengan rencana dan metode yg telah ditetapkan, dilaksanakan secara berkala :

Pendataan 1 kali sebulan tentang jenis dan jumlah sarana air bersih.

Pemeriksaan sarana air bersih

Pemeriksaan minimal 2 kali setiap bulan terhadap sarana air bersih yang ada,

dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan dengan mendatangi rumah penduduk

yang menggunakan SAB di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya.

Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis

Dilakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bateriologis dan kimiawi 1

kali pada tahun 2014.

Pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki resiko pencemaran tinggi

Tidak dilakukan pemeriksaan SAB dengan resiko pencemaran tinggi

Pencatatan dan pelaporan :

Pencatatan: Dilakukan setiap bulan

Pelaporan: dilakukan setiap awal bulan.

4.3.2.4 Pengawasan

Adanya pencatatan yang kegiatan pengawasan berkala tentang kualitas sarana dan air

bersih setiap satu bulan dan satu tahun. Kemudian dilaporkan ke tingkat Kabupaten minimal

3 bulan sekali dan jika terjadi kejadian luar biasa yang timbul akibat penurunan kualitas air.

15

Page 16: evprog Sarana Air Bersih

4.3.3 Keluaran

4.3.3.1 Cakupan jumlah rumah yang menggunakan sarana air bersih

Jumlah rumah dilokasi yangmengunakan air dari sarana air bersih-------------------------------------------------- x 100%

Jumlah rumah di lokasi

9.149Cakupan : ---------------------- X 100 % = 52,43%

17.448

Target : 80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.Karawang)

4.3.3.2 Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih

Jumlah SAB yang diinspeksi---------------------------------- x 100% Jumlah SAB yang ada

2.170Cakupan : ------------ X 100 % = 23,71%

9.149

Target : 80 % dalam setahun (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.Karawang)

4.3.3.3 Cakupan pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi

Jumlah SAB yang diinspeksi yang airnya diambil untuk sampel------------------------------------------------------------------------------ x 100%

Jumlah target SAB

6Cakupan : ------------ X 100 % = 0,06%

9.149

Target : (80 %) (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab.Karawang)

16

Page 17: evprog Sarana Air Bersih

4.3.3.4 Cakupan jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologis yang

memenuhi syarat kesehatan

Jumlah sampel air yang memenuhi syarat bakteriologis------------------------------------------------------------------------- x 100% Jumlah sampel air yang diperiksa

6Cakupan : ------------ X 100 % = 100%

6

Target : 100 %

4.3.3.5 Cakupan jumlah sarana air bersih dengan tingkat resiko pencemaran yang

tinggi

Jumlah SAB yang mempunyai risiko dan pencemaran tinggi & amat tinggi.

----------------------------------------------------------------------------------------- x 100% Jumlah sampel air yang diperiksa

Cakupan : tidak dilakukan

Target : 95 % (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kab. Karawang)

4.3.4 Lingkungan

4.3.4.1 Fisik

Sebagian besar Kecamatan Tirtajaya daratannya diliputi sawah, tanah, dan sungai.

Sehingga masyarakat di kecamatan ini menggunakan air tanah yang kebanyakan didapat dari

sarana sumur gali. Tapi banyak juga masyarakat yang menggunakan air sungai dan irigasi

untuk keperluan sehari-hari. Air irigasi berwarna kehijauan, dengan banyak tanaman gulma

ditepi sungai. Terdapat beberapa tempat yang menjadi tempat jamban. Wilayah kerja UPTD

Puskesmas Tirtajaya, kabupaten Karawang berada pada dataran rendah.

4.3.4.2 Non fisik

- Keadaan sosial ekonomi masyarakat, dimana sebagian besar penduduk bermata

pencaharian petani dari total jumlah penduduk merupakan masyarakat miskin. Hal

17

Page 18: evprog Sarana Air Bersih

tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan sarana air bersih yang

memadai.

- Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keberhasilan program. Karena sebagian

besar penduduk merupakan tamatan SD, pengetahuan tentang kualitas air dan sarana

air bersih masih kurang.

- Perilaku masyarakat dalam menggunakan air bersih dapat mempengaruhi keberhasilan

program. Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk keperluan

mandi, mencuci, tempat buang air besar, dan tempat pembuangan limbah keluarga.

4.3.5 Umpan Balik

- Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan

akan dapat digunakan sebagai masukan untuk program SAB selanjutnya.

- Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang

membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.

4.3.6 Dampak

- Dampak langsung seperti menurunnya angka morbiditas dan mortalitas yang

disebabkan penyakit yang ditularkan langsung oleh air (penyakit kolera, demam

tifoid, disentri, dan diare).

- Dampak tidak langsung yaitu masalah penyediaan dan pengawasan air bersih tidak

lagi menjadi permasalahan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat belum

dapat dinilai.

18

Page 19: evprog Sarana Air Bersih

Bab V

Pembahasan

Tabel 2. Variabel-variabel dari Masalah

N

o Variabel

Tolok Ukur

Target PKM Tirtajaya dan

Provinsi Jawa Barat

Pencapaian

PKM TirtajayaMasalah

1. Keluaran :

Cakupan Jumlah

rumah yang

menggunakan air

dari sarana air

bersih

Cakupan Hasil

Inspeksi SAB

Cakupan

pengambilan

sampel air untuk

pemeriksaan

kimia dan

bakteriologis

Cakupan SAB

dengan tingkat

resiko

pencemaran yang

tinggi

80 %

80 %

80 %

95%

52,43%

23,71%

0,06%

Tidak dilakukan

( + )

34,46%

( + )

70,36%

( + )

99,92%

( + )

19

Page 20: evprog Sarana Air Bersih

2. Masukan :

Tenaga

Dana (money)

Sarana (Material)

Metode

Tersedianya minimal 2 orang

sebagai koordinator dan

pelaksana program

pengawasan SAB yang

terampil dibidangnya

Tersedianya dana BOK, yaitu

sebesar Rp 50.000,00 setiap

desa (berjumlah 5 rumah),

setiap bulan.

- Formulir inspeksi sanitasi

air bersih

- Botol steril, tas/kotak

pengepakan botol

- Formulir pengiriman

sampel

- Formulir hasil pemeriksaan

sample

- Alat tulis, sarana

transportasi

1. Dilakukan

pendataan jumlah dan jenis

SAB

2. Dilakukan

pemeriksaan SAB

3. Dilakukan

pengambilan sampel untuk

pemeriksaan kimia dan

bakteriologis air

1 orang tenaga kesling

yang merangkap sebagai

koordinator dan

pelaksana program yang

terampil di bidangnya.

Tidak ada laporan

penggunaan dana

operasional dan

kurangnya dana

operasional kegiatan

Medis

- Sanitarian kit: Tidak

ada

Non medis

- Ada Formulir

pengiriman sampel,

lembar balik, botol

steril, dan tas atau

kotak pengepakan

botol.

Pendataan jumlah

dan jenis SAB

Metode pemeriksaan

resiko pencemaran

air yang tinggi

dilakukan

berdasarkan kriteria

fisik saja, yaitu tidak

berbau, tidak

berwarna, dan tidak

berasa

( + )

( + )

( + )

( - )

( + )

( + )

20

Page 21: evprog Sarana Air Bersih

3. Proses:

Pengorganisasian

Pelaksanaan

Pengawasan

4. Dilakukan

pemeriksaan sarana air

bersih dengan resiko

pencemaran air yang tinggi.

5. Pencatatan dan

pelaporan

Dibentuk struktur organisasi,

kepala Puskesmas sebagai

penanggungjawab program,

melimpahkan kekuasaan

kepada koordinator program

(programmer), kemudian

melakukan koordinasi dengan

pelaksana program.

Sesuai dengan rencana dan

metode yang telah ditetapkan,

dilaksanakan secara berkala:

pemeriksaan dan inspeksi

SAB minimal 2x/bulan,

pengambilan sampel untuk

pemeriksaan kimia dan

mikrobiologi air 4x/tahun.

Adanya pencatatan tiap

bulan/tahunan dan pelaporan

secara berkala tentang

kegiatan pengawasan kualitas

air ke tingkat Kabupaten

Dilakukan

pengambilan sampel

untuk pemeriksaan

kimia bakteriologis.

Struktur organisasi

sudah ada dan jelas

namun koordinasi

belum optimal.

Pemeriksaan SAB

dengan resiko

pencemaran tinggi tidak

dilakukan.

Pencatatan tiap bulan

dan tiap tahun dan

laporan hasil

pemeriksaan ke dinas

kesehatan tiap 3 bulan

sekali sudah dilakukan,

namun data yang

disajikan berbeda-beda

dengan hasil laporan

bulanan, triwulan, dan

( - )

( + )

( + )

( + )

21

Page 22: evprog Sarana Air Bersih

4. Lingkungan:

Fisik

Non-Fisik

minimal 3 bulan sekali dan

apabila terjadi kejadian luar

biasa karena penurunan

kualitas air.

1. Kondisi geografis dapat

mempengaruhi kualitas air

1. Keadaan sosial ekonomi

masyarakat dapat

mempengaruhi

keberhasilan program

2. Tingkat pendidikan dapat

mem-pengaruhi

keberhasilan program.

3. Perilaku masyarakat dalam

menggunakan air bersih

dapat mempengaruhi

keberhasilan program

tahunan.

Berdasarkan keterangan

petugas, air yang

dihasilkan berwarna

kehijauan disebabkan

karena lokasinya yang

dekat dengan

persawahan.

1. Sebagian besar

penduduk bermata

pencaharian petani

dan dari total jumlah

penduduk merupakan

masyarakat miskin,

hal tersebut dapat

mempengaruhi akses

untuk mendapatkan

sarana air bersih

yang memadai.

2. Karena sebagian

besar penduduk

merupakan tamatan

SD, pengetahuan

tentang kualitas air

dan sarana air bersih

masih kurang.

3. Sebagian masyarakat

masih menggunakan

air sungai untuk

keperluan mandi,

mencuci, tempat

buang air besar, dan

tempat pembungan

( + )

( + )

( + )

( + )

22

Page 23: evprog Sarana Air Bersih

limbah keluarga.

Tidak ada data

penggunaan air

sungai sebagai

sumber air minum.

( + )

Bab VI

23

Page 24: evprog Sarana Air Bersih

Perumusan Masalah

Dari Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Pengawasan Air

bersih di UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015, adalah:

6.1 Masalah sebenarnya ( menurut keluaran)

6.1.1 Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih yaitu 52,43% dengan besar

masalah 34,46%.

6.1.2 Cakupan inspeksi sarana air bersih yaitu 23,71% dengan besar masalah 70,36%.

6.1.3 Cakupan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteriologis dan kimiawi yaitu

0,06% dengan besar masalah 99,92%.

6.1.4 Belum dilakukannya pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki resiko pencemaran

tinggi.

6.2 Masalah dari unsur lain (penyebab)

6.2.1 Masukan

Tenaga (Man)

Hanya terdapat satu tenaga yang merangkap sebagai koordinator program

kesehatan lingkungan, program pengawasan makanan-minuman, dan program

PAL (Practice Approach Lung & Heart), hal ini sangat menyulitkan dalam

pemeriksaan terhadap 9.149 Sarana Air Bersih yang tersebar di 11 desa, dengan

area kerja seluas 11.362 Ha.

Dana (Money)

Dana BOK hanya mencukupi inspeksi beberapa sarana air bersih, tidak cukup jika

menginspeksi seluruh sarana air bersih. Dana untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium air bersih untuk menilai kualitas air tidak mencukupi.

Sarana (Material)

Tidak lengkapnya sarana yang digunakan untuk membantu program pengawasan

sarana air bersih, seperti tidak adanya sanitarian kit.

Metode

24

Page 25: evprog Sarana Air Bersih

Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis hanya

dilakukan sekali dan diambil hanya 6 dari SAB yang ada. Pemeriksaan sarana air

bersih dengan tingkat resiko pencemaran yang tinggi tidak dilakukan.

6.2.2 Proses

Pengorganisasian

Struktur dan pelimpahan tugas dari Kepala Puskesmas ke koordinator program

(programmer) sudah ada, namun koordinator dan pelaksana sama, sehingga

kurangnya tenaga kerja dapat memengaruhi kuantitas sarana air bersih yang

diperiksa, maupun kualitas pemeriksaan.

Pelaksanaan

Sudah dilakukan pengumpulan data, pemeriksa setiap bulannya.

25

Page 26: evprog Sarana Air Bersih

Bab VII

Prioritas Masalah

Berdasarkan rumusan masalah pada variabel keluaran, maka di dapat beberapa

masalah :

A. Cakupan rumah yang menggunakan air bersih pencapaiannya hanya 52,43%

B. Cakupan inspeksi sarana air bersih pencapaiannya hanya 23,71%.

C. Cakupan pengambilan sampel air pencapaiannya hanya 0,06%.

D. Cakupan SAB dengan tingkat resiko pencemaran tinggi yang tidak dilakukan.

Dengan sistem skoring, maka akan di dapat prioritas masalah sebagai berikut :

No Parameter Prioritas Masalah

A B C D

1 Besarnya masalah 5 4 5 5

2 Berat ringannya masalah 5 4 3 5

3 Keuntungan sosial karena terselesainya masalah 5 5 3 4

4 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah 3 5 3 3

5 Teknologi yang tersedia 5 3 3 3

Jumlah 23 21 17 20

Keterangan derajat masalah :

5 : Sangat Penting

4 : Penting

3 : Cukup Penting

2 : Kurang Penting

1 : Sangat Kurang Penting

Dari dilakukannya teknik skoring untuk mendapatkan prioritas masalah, di dapat 2

masalah yang ingin diselesaikan yaitu :

1. Cakupan rumah yang menggunakan air bersih dengan besar masalah 34,46%.

2. Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan besar masalah 70,36%.

26

Page 27: evprog Sarana Air Bersih

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

Masalah 1 :

Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 52,43% dan besar

masalah 34,46%.

Penyebab :

Tenaga

Kurangnya tenaga yang terampil di bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Tirtajaya.

Dana

Tidak ada laporan penggunaan dana yang diterima, dana operasionalnya masih kurang.

Pengorganisasian

Kurangnya koordinasi antara penanggung jawab dengan koordinator, koordinator dengan

pelaksana program dan kurangnya koordinasi lintas program antara pelaksana program

pengawasan SAB dengan bagian promkes dan bidan desa.

Penyelesaian Masalah

Tenaga

Penambahan tenaga kesehatan lingkungan yang direkrut dari bagian lain di Puskesmas

atau perekrutan tenaga yang ahli dalam bidang kesehatan lingkungan yang berasal dari

luar puskesmas

Dana

Dilakukan pelaporan dana yang telah diterima dan yang telah digunakan kepada

Puskesmas, mencari sumber-sumber dana yang baru di Puskesmas.

Pengorganisasian

Meningkatkan koordinasi antara penanggung jawab (kepala Puskesmas) dengan

koordinator program dan koordinator dengan pelaksana, serta meningkatkan koordinasi

lintas program dengan staf Puskesmas yang lain.

27

Page 28: evprog Sarana Air Bersih

Masalah 2 :

Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 23,71% dan besar masalah

70,36%.

Penyebab :

Tenaga

Tenaga yang kurang untuk melakukan inspeksi kualitas sarana air bersih. Petugas bukan

sanitarian, melainkan perawat, serta merangkap jabatan sebagai Koordinator Program

dan Pelaksana Program. Selain itu, petugas juga menjalankan multiprogram. Ini

membuat pekerjaan inspeksi sarana air bersih kadang kurang optimal.

Bahan

Tidak ada sanitary kit.

Penyelesaian Masalah

Tenaga

Penambahan tenaga kesehatan lingkungan yang direkrut dari bagian lain di Puskesmas

atau perekrutan tenaga yang ahli dalam bidang kesehatan lingkungan yang berasal dari

luar puskesmas.

Bahan

Mengkoordinasi dengan pusat untuk bahan-bahan yang diperlukan dari dinas kesehatan.

28

Page 29: evprog Sarana Air Bersih

Bab IX

Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih dengan cara pendekatan sistem

dapat diambil kesimpulan bahwa program pengawasan sarana air bersih di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang pada periode Agustus 2014 sampai

dengan Juli 2015 belum mencapai target. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi

masalah, yaitu:

a. Jenis sarana air bersih yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, yaitu

PDAM, SGL, SPT, dan Pompa listrik, dengan jumlah seluruhnya, yaitu 9.149 SAB.

b. Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 52,43%

dengan besar masalah 37,46 %.

c. Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 23,71 % dengan besar

masalah 70,36%.

d. Cakupan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia dan bakteriologis dengan

pencapaian 0,06% dengan besar masalah 99,92%.

e. Cakupan pemeriksaan sarana air bersih yang memiliki tingkat resiko pencemaran

yang tinggi tidak dilakukan.

Dengan prioritas masalah :

Cakupan jumlah rumah yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 52,43% dan

besar masalah 34,46%.

Cakupan hasil inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 23,71% dan besar

masalah 70,36%.

9.2 Saran

Memotivasi petugas kesehatan lingkungan untuk memberdayakan masyarakat

dalam pengawasan sarana air bersih.

Menggalakkan promosi kesehatan untuk memberikan penyuluhan yang intensif

kepada masyarakat tentang pentingnya sarana air bersih.

Memantau kegiatan pengawasan sarana air bersih dengan cara membandingkan

dengan hasil tahun sebelumnya, juga bertanya kepada pemegang dan pelaksana

program mengenai kendala apa saja yang ditemui.

29

Page 30: evprog Sarana Air Bersih

Mengajukan pelatihan kepada dinkes bagi petugas kesehatan lingkungan

puskesmas.

Melakukan pelatihan dan memotivasi untuk memberdayakan kader dalam

pengawasan sarana air bersih (lintas sektoral).

Meningkatkan koordinasi dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) terutama kebiasaan mencuci tangan dengan sabun (lintas program).

Melakukan perincian dana terhadap dana yang diterima dan dana yang dikeluarkan

untuk pengawasan sarana air bersih.

Peningkatan dalam ketelitian penulisan serta kelengkapan penyajian data hasil

kegiatan.

Besar harapannya semoga melalui saran di atas dapat membantu berjalannya program

pengawasan sarana air bersih pada periode yang akan datang sehingga dapat mencapai

tingkat keberhasilan sesuai target yang diharapkan.

30

Page 31: evprog Sarana Air Bersih

Daftar Pustaka

1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman

Teknis Kesehatan Lingkungan Buku II. 2004.

2. WHO/UNICEF. Global Water Supply and Sanitation Assessment 2000

Report.Geneva. 2000.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Nasional

(SUSENAS) tahun 2004. Jakarta : Depkes RI, 2009.

4. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 25 September 2013 dari:

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program Air Bersih dan Sanitasi.

Jakarta : Depkes RI, 2004.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit yang Ditularkan Melalui Air.

Jakarta : Depkes RI, 2007.

7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja

Puskesmas Provinsi Jawa Barat. Cetakan I. Jawa Barat. 2006.

8. Instrumen Penilaian Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Wajib. Karawang :

Puskesmas Tirtajaya, 2014.

31