Top Banner
Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia  pada Balit a Puskesmas Kecamat an Cikupa den gan Pende katan Sistem di Kecamat an Cikupa, Kab upaten Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kes ehatan yan g ang ka kejadiannya cuk up tinggi di dunia. Hal ini disebabka n masih tingginya angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA khususnya  pneumonia. Kurangnya perhatian terhadap penyakit ini menyebabkan pneumonia menjadi pembunuh utama khususnya pada anak dibawah usia lima tahun (Balita). Dari 9 juta kematian Balita di dunia, lebih dari 2 juta Balita meninggal seti ap tahun aki bat pne umonia atau sama den gan 4 Bal ita mening gal set iap menitnya. Dari lima kematian Balita, satu diantaranya disebabkan pneumonia. (Kementrian Kesehatan RI,2009) Pneumonia dapat mengenai anak di seluruh dunia, namun angka kejadian terbesar terdapat di Asia Selatan dan Afrika. Setiap menit terdapat 1 anak balita yang meninggal akibat pneumonia di wilayah Asia Tenggara. Insiden pneumonia di negara berkembang adalah 10 - 20 kasus / 100 anak / tahun (10 – 20 % anak). (Departemen Kesehatan RI, 2006) Me nu rut la po ran UNICEF da n WHO pa da ta hu n 20 06 Indo ne si a merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggi ke-6 di seluruh dunia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1992, 1995, dan 2001 didapatkan pneumonia sebagai urutan terbesar penyebab kematian  pada balita. (Departemen Kesehatan RI, 2006) . Di Provinsi Banten, pada tahun 2010 kasus pneumo nia pada balita ditemukan sebanyak 35.76 7 deng an balita yang ditangani 16.639 (46,5%). Sedangkan di Kabu paten Tang erang yang merupakan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2012 33
82

evprog ispa2balok

Apr 03, 2018

Download

Documents

over_fishing
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 1/82

Page 2: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 2/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

 bagian dari Provinsi Banten, pada tahun 2010 jumlah kasus pneumonia balita

yang ditemukan sebanyak 4898 kasus. (  Dinas Kesehatan Tangerang, 2010 )

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Cikupa

Kabupaten Tangerang Provinsi Banten periode Januari 2010 – Desember 2010

didapatkan jumlah balita di Kecamatan Cikupa sebanyak  7.194 balita.

Berdasarkan tolok ukur (10%) seharusnya target penemuan kasus pneumonia

adalah 719 balita. Ternyata, hanya didapatkan 143 balita penderita pneumonia,

yang berarti keberhasilan cakupan penemuan kasus penyakit ISPA khususnya

 pneumonia di Puskesmas Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten periode Januari 2010 – Desember 2010 hanya 19,89% dengan angka

 penderita pneumonia yang tertangani sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa

 persentase cakupan penemuan kasus penyakit ISPA khususnya pneumonia pada

 balita masih sangat rendah dan menandakan cakupan penemuan kasus penyakit

ISPA khususnya pneumonia pada balita masih di bawah nilai standar program

nasional ISPA.( Puskesmas Kecamatan Cikupa,2010). Oleh karena itu perlu dilakukan

evaluasi terhadap Program Pengendalian Penyakit (P2) ISPA Khususnya

Pneumonia pada Balita yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cikupa pada

tahun 2011.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 3: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 3/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

I.2. Perumusan Masalah

I.2.1. Pernyataan Masalah

Belum tercapainya cakupan Program Pengendalian Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (P2 ISPA) khususnya Pneumonia pada Balita di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa pada tahun 2010.

I.2.2 Pertanyaan Masalah

1. Sampai sejauh mana cakupan Program P2 ISPA khususnya Pneumonia

 pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa pada bulan Januari – 

Desember 2011 ?

2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan maupun

kegagalan Program P2 ISPA khususnya Pneumonia pada balita

Puskesmas Kecamatan Cikupa ?

3. Apa alternatif jalan keluar yang dapat ditempuh oleh Puskesmas

Kecamatan Cikupa untuk mengatasi masalah pada faktor – faktor yang

mempengaruhi kegagalan program P2 ISPA khususnya pneumonia

 pada balita?

I.3. Tujuan

I.3.1. Tujuan Umum

Tercapainya cakupan program sehingga terjadi penurunan angka kesakitan

dan kematian akibat ISPA khususnya pneumonia pada balita puskesmas

Kecamatan Cikupa, Tangerang.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 4: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 4/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

I.3.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya sejauh mana cakupan Program P2 ISPA khususnya

Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa pada bulan

Januari – Desember 2011.

2. Diketahuinya faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan maupun

kegagalan Program P2 ISPA Khususnya Pneumonia pada Balita

Puskesmas Kecamatan Cikupa.

3. Diketahuinya alternatif jalan keluar yang dapat ditempuh oleh

Puskesmas Kecamatan Cikupa untuk mengatasi masalah pada faktor – 

faktor yang mempengaruhi kegagalan program P2 ISPA khususnya

 pneumonia pada balita

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 5: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 5/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Program Pengendalian Penyakit ISPA

II. 1. 1. Definisi

Program Pengendalian Penyakit (P2) ISPA adalah suatu kumpulan

kegiatan yang meliputi penemuan penderita, pengelolaan penderita, penyuluhan

dan penggerakkan partisipasi masyarakat, dan pencatatan dan pelaporan kasus

 penyakit. ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian

dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk 

 jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal),

rongga telinga tengah dan pleura. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang

mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering

kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebut

 bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan P2 ISPA semua bentuk pneumonia (baik 

 pneumonia maupun bronkopenumonia) disebut “pneumonia” saja.( Departemen

 Kesehatan RI ,2010b )

Pada tahun 1997 WHO mempublikasikan tatalaksana penderita Balita

dengan menggunakan pendekatan  Integrated Management of Childhood Illness

(IMCI) atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan model

tatalaksana kasus terpadu untuk berbagai penyakit anak, yaitu : Pneumonia, Diare,

Malaria, Campak, Gizi Kurang dan Kecacingan.( Departemen Kesehatan RI ,2006)

Menurut WHO,penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di

negara berkembang Streptococcus pneumonia dan  Haemophyllus influenza

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 6: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 6/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada duapertiga hasil isolasi, yaitu

73,9% aspirat paru dan 69,1% hasil isolasi dari  specimen darah. Sedangkan di

negara maju, dewasa ini pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.

( Departemen Kesehatan RI ,2010b )

Faktor resiko yang meningkatkan insiden Pneumonia meliputi:

a. Umur < 2 bulan

 b. Laki-laki

c. Gizi kurang

d. Berat badan lahir rendah

e. Tidak mendapaat ASI memadai

f. Polusi udara

g. Kepadatan tempat tinggal

h. Imunisasi yang tidak memadai

i. Membedong anak ( Menyelimuti berlebihan)

 j. Defisiensi vitamin A

k. Pemberian makanan tambahan teralu dini

l. Ventilasi rumah kurang memadai

Faktor risiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia

a. Umur > 2 bulan

 b. Tingkat sosio-ekonomi rendah

c. Kurang gizi

d. Berat badan lahir rendah

e. Tingkat pendidikan ibu yang rendah

f. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 7: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 7/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

g. Kepadatan tempat tinggal

h. Imunisasi yang tidak memadai

i. Menderita penyakit kronik  

 j. Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan

yang salah

(Departemen Kesehatan RI, 2010b )

II. 1. 2. Tujuan P2 ISPA

II. 1. 2. 1. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita karena

 pneumonia (Acute Respiratory Infections). (Departemen Kesehatan RI, 2010b )

II. 1. 2. 2. Tujuan Khusus

1. Tercapainya penemuan dan tatalaksana kasus pneumonia balita pada tahun

2011 (70%)

2. Tersedianya SDM terlatih professional dalam penatalaksanaan kasus

 pneumonia balita

3. Tersedianya SDM terlatih professional dalam manajemen program

 pengendalian pneumonia balita

4. Tersedianya sarana yang mendukung penatalaksanaan kasus pneumonia

 balita secara komprehensif 

5. Tersedianya gambaran epidemiologi melalui pengembangan surveilans

sentinel pneumonia balita

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 8: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 8/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

6. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat di dalam pola

 pencarian pengobatan untuk pneumonia balita. (Departemen Kesehatan RI,

2010b

 )

II. 1. 3 Sasaran P2 ISPA

Sasaran P2 ISPA terutama pengendalian pneumonia balita adalah usia

 balita, yaitu bayi ( 0 - <1 tahun) dan Balita (1 - <5 tahun) dengan fokus

 penanggulangan pada penyakit pneumonia. ( Departemen Kesehatan RI ,2010b )

II. 1. 4 Kebijakan P2 ISPA

Untuk mencapai tujuan pengendalian pneumonia maka ditetapkan

kebijakan operasional sebagai berikut:

1. Mengupayakan P2 ISPA sebagai salah satu Program Prioritas Nasional

untuk mencapai MDGs 2015

2. P2 ISPA dilaksanakan sesuai dengan otonomi daerah dan desentralisasi

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Upaya pengendalian kesakitan dan kematian pneumonia melalui

 pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dilakukan

 bekerjasama dengan lintas program yang terkait dengan kesehatan balita.

4. Penyebarluasan informasi pengendalian ISPA melalui berbagai media

sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

5. Logistik P2 ISPA meliputi obat,  soundtimer , oksigen konsentrator dan

lain-lain disediakan oleh pemerintah baik pusat, provinsi dan

kabupaten/kota. (Departemen Kesehatan RI, 2010b )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 9: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 9/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

II. 1. 5 Strategi P2 ISPA

Strategi penganggulangan program P2 ISPA di Indonesia adalah sebagai

 berikut: 

1. Membangun komitmen politis di setiap tingkat administrasi

 pemerintahan dengan melaksanakan advokasi dan sosialisasi program

P2 ISPA dalam rangka pencapaian MDGS 2015.

2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan desentralisasi dan standard

 pelayanan untuk penanggulangan pneumonia balita

3. Melaksanakan koordinasi berkala melalui forum kemitraan dengan

 berbagai pihak yang terkait dengan Program Nasional Bagi Anak 

Indonesia 2015

4. Secara bertahap melaksanakan MTBS sebagai pendekatan strategis

yang efektif biaya untuk pengobatan dini, cepat dan terpadu di seluruh

unit di tingkat pelayanan kesehatan dasar; khususnya puskesmas dan

 puskesmas pembantu yang melakukan secara bertahap.

5. Menemukan dan melakukan tatalaksana standar pengobatan

 berdasarkan pedoman nasional yang telah ditetapkan secara bertahap di

Unit Pelayanan Kesehatan (UPK).

6. Menyediakan secara bertahap pelayanan kesehatan rujukan pneumonia

di UPK yang memadai yang disediakan di rumah sakit, puskesmas

 perawatan dan dalam kondisi geografi berat ditetapkan di puskesmas

mandiri rujukan pneumonia.

7. Meningkatkan mutu pelayanan penanggulangan pneumonia / ISPA

dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 10: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 10/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

 berbagai pelatihan, menyediakan obat, alat kesehatan yang dibutuhkan

dan terjamin kesediaanya untuk penanggulangan pneumonia balita

sehingga dapat diperoleh / diakses dengan mudah oleh setiap penderita.

8. Meningkatkan peran mitra dan koordinasi penanggulangan pneumonia

melalui wadah koordinasi yang sudah ada atau kelompok kerja yang

dibentuk sesuai dengan kebutuhan penanggulangan.

9. Meningkatkan peran keluarga dan masyarakat serta memberdayakan

masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran serta

keterampilannya dalam penanggulangan pneumonia balita.

10. Melaksanakan supervisi secara intensif oleh penanggung jawab

 program dalam melaksanakan sistem pamantauan dan evaluasi

 program. 

(Departemen Kesehatan RI, 2010b )

II. 1. 6. Kegiatan pokok P2 ISPA

II. 1. 6. 1. Advokasi dan Sosialisasi

Advokasi dan sosialisasi merupakan kegiatan yang paling penting dalam

upaya untuk mendapatkan komitmen politis dan kesadaran dari semua pihak 

 pengambil keputusan dan seluruh masyarakat dalam upaya penanggulangan ISPA

sebagai penyebab utama kematian bayi dan balita. (Departemen Kesehatan RI, 2010b )

II. 1. 6. 2. Penemuan dan Tatalaksana Kasus Pneumonia

Penemuan dan tatalaksana kasus pneumonia merupakan kegiatan inti

dalam pengendalian pneumonia balita. ( Departemen Kesehatan RI ,2010b )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 11: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 11/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

II. 1. 6. 2. 1. Penemuan Kasus Pneumonia

Penemuan kasus secara aktif. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas Unit

Pelayanan Kesehatan (UPK) bersama kader secara aktif mendatangi sasaran

(pasien) di wilayah kerja atau lapangan. Sedangkan penemuan kasus secara pasif 

dilaksanakan di seluruh UPK yang ada, mulai dari tingkat desa/poskesdes,

 puskesmas pembantu, puskesmas sampai rumah sakit. Setiap petugas kesehatan di

UPK melakukan deteksi dini kasus pneumonia balita sesuai kriteria klasifikasi

kasus. ( Departemen Kesehatan RI ,2010 b )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 12: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 12/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

II. 1. 6. 2. 2. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel II. 1. 6. 2. 2.1. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Klasifikasi Tanda penyerta selain batuk dan

atau sesak bernapas

2 bulan – 

<5 tahun

Pnemonia Berat Tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam (Chest Indrawing )

Pneumonia Napas cepat sesuai golongan umur 

2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau

lebih/menit

1 - < 5 tahun : 40 kali atau

lebih/menit

Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada

tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam

< 2 bulan Pneumonia Berat Napas cepat : > 60 kali atau lebih

 per menit atau tarikan kuat dinding

dada bagian bawah

ke dalam

Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada

tarikan dinding dada bagian bawah

ke dalam(Sumber : Departemen Kesehatan RI ,2006)

II. 1. 6. 2. 3. Tatalaksana Kasus Pneumonia Balita

Penderita yang ditemukan dilapangan dirujuk ke UPK, penderita yang di

UPK diberikan pengobatan sesuai tatalaksana standar pneumonia. Penderita

dengan klasifikasi pneumonia berat dan atau ada tanda bahaya harus segera

dirujuk ke rumah sakit.Tatalaksana pola baru ISPA dengan pendekatan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Untuk semua klasifikasi pneumonia,

membutuhkan antibiotik yang sesuai :

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 13: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 13/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

• Antibiotik pilihan pertama : Kotrimoksazol (Trimetoprim +

Sulfametoksazol)

• Antibiotik pilihan kedua : Amoksisilin

II. 1. 6. 2. 4. Petunjuk Pengobatan

Tabel II. 1. 6. 2. 4.1. Petunjuk Pengobatan

Umur 

Atau

Berat Badan

Kotrimoksazol

2 x sehari selama 3 hari untuk Pneumonia

Amoksisilin

2 x sehari selama 3 hari untuk 

Pneumonia

Tab Dewasa

(80 mg

Tmp+

400mg Smz)

Tab Anak 

(20 mg

Tmp+ 100

mg Smz)

Sirup per 5

ml

(40 mg Tmp +

200 mg Smz)

Tablet

(500 mg)

Sirup per 5

ml

(125 mg)

2 bln - < 4 bln

(4 - < 6 kg)

¼ 1 2,5 ml

( ½ sendok 

takar)

¼ 5 ml

(1 sendok 

takar)

4 bln - <12 bln

(6 - < 10 kg)

½ 2 5 ml

(1 sendok 

takar)

½ 10 ml

(2 sendok 

takar)

12 bln - < 3 thn

(10 - <16 kg)

¾ 2 ½ 7,5 ml(1 ½ sendok 

takar)

2/3 12,5 ml

(2 ½ sendok 

takar)

3 thn - < 5 thn

(16 - <19 kg)

1 3 10 ml

(2 sendok 

takar)

¾ 15 ml

(3 sendok 

takar)

(Sumber : Departemen kesehatan RI, 2010a )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 14: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 14/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

II. 1. 6. 3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kegiatan :

1. Kunjungan rumah pada pasien pneumonia balita

2. Pemberdayaan kader posyandu untuk ISPA

3. Buku saku untuk kader tentang pengawasan pengobatan

Pneumonia Balita

4. Penyusunan pedoman pemberdayaan keluarga dan kader 

5. Peningkatan peran kader dalam program P2 ISPA

  (Departemen Kesehatan RI, 2010 b )

II. 1. 6. 4. Manajemen Program

Aspek manajemen program P2 ISPA yang masih memerlukan perhatian untuk 

terus ditingkatkan antara lain aspek perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan

dan administrasi. Peningkatan manajemen program dari sisi input dilakukan

melalui :

Perencanaan kegiatan program P2 ISPA dengan didukung data yang

lengkap dan akurat

Penyusunan dan penyediaan pedoman nasional program P2 ISPA dan

 petunjuk-petunjuk teknisnya.

Penyusunan dan penyediaan pedoman tatalaksana penderita ISPA pada

 balita (termasuk modul MTBS)

Penyusunan dan penyediaan modul pelatihan manajemen program P2

ISPA

Peningkatan penyediaan, pemanfaatan, pemeliharaan logistik, serta

 pemantauan keadaan logistik.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 15: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 15/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Ketersediaan tenaga terlatih P2 ISPA bagi pengelola program P2 ISPA dan

tenaga teknis.

Di puskesmas, pengorganisasian dilakukan dengan pendekatan

terintegrasi. Ditunjuk satu pengelola program P2 ISPA, yang mempunyai

kompetensi keperawatan atau bidan dan pelaksana teknis kasus oleh dokter, bidan

dan perawat. Semua petugas P2 ISPA baik pengelola program maupun teknis

harus mengikuti pelatihan program P2 ISPA. ( Departemen Kesehatan RI ,2010b )

Pembiayaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, terutama masih

 bersumber dari APBN dan APBD. Sedangkan potensi sumber dana dari

masyarakat atau swasta belum tergali secara optimal. Untuk itu dalam

mewujudkan pembiayaan program P2 ISPA yang memadai di berbagai jenjang

kesehatan, perlu diupayakan secara terus menerus.( Departemen Kesehatan RI ,2010 b )

II. 1. 6. 5. Manajemen Logistik 

Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan P2

ISPA. Aspek logistik P2 ISPA mencakup peralatan, bahan dan sarana yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan P2 ISPA. Sampai saat ini

logistik kegiatan P2 ISPA yang telah distandarisasi oleh P2 ISPA terdiri dari :

1. Penyediaan obat standar ISPA

2. Penyediaan oksigen

3. Penyediaan ARI sound timer 

4. Menyusun dan menetapkan standard obat dan alat kesehatan yang

harus tersedia/

5. Penyediaan obat dan alat kesehatan yang harus tersedia

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 16: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 16/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

6. Pemantauan logistik 

( Departemen Kesehatan RI ,2010 b )

II. 1. 6. 6. Kemitraan

Kemitraan merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan

 program. pembangunan. Kemitraan dalam program P2 ISPA diarahkan untuk 

meningkatkan peran serta masyarakat, peran lintas program dan lintas sektor 

terkait serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang dana. Dengan

 pembangunan kemitraan diharapkan pendekatan pelaksanaan program P2 ISPA

khususnya pneumonia dapat terlaksana secara terpadu dan komprehensif.

( Departemen Kesehatan RI , 2006)

Dengan kata lain intervensi P2 ISPA tidak hanya tertuju pada penderita

saja tetapi juga terhadap faktor resiko (lingkungan dan kependudukan) dan faktor 

lain yang berpengaruh melalui dukungan peran aktif sektor lain yang

 berkompeten. ( Departemen Kesehatan RI ,2006)

Kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor dilaksanakan dalam

seluruh kegiatan, di setiap jenjang administrasi baik di tingkat puskesmas,

kabupaten/kota, provinsi dan pusat sesuai dengan tugas dan fungsi masing-

masing. Mitra kerja dalam P2 ISPA antara lain adalah masyarakat, tokoh

masyarakat, tokoh agama, sektor swasta, pemerintah daerah.( Departemen Kesehatan

 RI ,2006)

II. 1. 6. 7. Pencatatan dan Pelaporan

Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan P2 termasuk ISPA secara

efektif dan efisiensi, diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang

lengkap dan akurat. Upaya dalam mendapatkan data atau informasi tersebut di

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 17: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 17/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

atas dilakukan melalui kegiatan surveilans epidemiologi ISPA yang aktif dengan

diverifikasi oleh survei atau penelitian yang sesuai. ( Departemen Kesehatan RI ,2006)

Secara umum surveilans epidemiologi adalah kegiatan yang terus-menerus

dan sistematis untuk pengumpulan, pengolahan dan analisis data kesehatan, untuk 

menggambarkan dan memantau kejadian-kejadian kesehatan. Surveilans

epidemiologi ISPA diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat

digunakan sebagai landasan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

 program pengendalian ISPA secara efektif dan efisien serta mampu

mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan yang bakal muncul. Data yang

dimaksud meliputi data dan informasi kesakitan dan kematian pneumonia dan

data-data yang berhubungan dengan kinerja Program P2 ISPA. ( Departemen

 Kesehatan RI ,2006)

Melalui dukungan data dan informasi ISPA yang mantap, diharapkan

menghasilkan kajian dan evaluasi program yang tajam sehingga tindakan koreksi

yang tepat dapat dilakukan dan kecenderungan atau potensi masalah yang

mungkin timbul dapat diantisipasi dengan baik khususnya dalam pengendalian

 pneumonia. ( Departemen Kesehatan RI ,2006)

Secara umum pelaksanaan surveilans ISPA dalam program P2 ISPA

mengikuti langkah-langkah epidemiologi pada umumnya, sebagaimana diuraikan

di bawah ini :

1. Tujuan Surveilans ISPA

Menyediakan informasi tentang situasi dan besarnya masalah

 penyakit ISPA khususnya kejadian pneumonia balita dan kematian balita

akibat pneumonia di masyarakat dan informasi lain yang diperlukan bagi

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 18: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 18/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

upaya pencegahan dan P2 ISPA secara efektif sehingga angka kesakitan

dan kematian balita akibat pneumonia dapat diturunkan sesuai tujuan P2

ISPA.

2. Kegiatan

a. Pengumpulan Data

 b. Pengolahan dan Analisis Data

c. Penyajian Data dan Umpan Balik 

d. Peningkatan Jejaring Informasi

( Departemen Kesehatan RI ,2006)

II. 1.6.8. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam P2 ISPA meliputi :

1. Pengelola program ISPA di puskesmas, kabupaten, provinsi dan tingkat

 pusat.

2. Petugas kesehatan yang memberikan tatalaksana ISPA di sarana pelayanan

kesehatan ( polindes, pustu, puskesmas, RS, poliklinik )

3. Kader  

Upaya peningkatan kualitas SDM P2 ISPA dilakukan di berbagai jenjang

melalui kegiatan diantaranya :

1. Pelatihan Promosi Penanggulangan Balita ke Ibu Balita

2. Pelatihan tatalaksana ISPA

3. Pelatihan tatalaksana kasus ISPA balita di sarana rujukan

4. Pelatihan manajemen Program P2 ISPA

5. Pelatihan promosi penanggulangan pneumonia balita

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 19: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 19/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

6. Pelatihan tenaga kesehatan di RS rujukan, puskesmas perawatan dan

 puskesmas mandiri

7. Peningkatan kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan.

( Departemen Kesehatan RI ,2010b )

II. 1. 6. 9. Supervisi

Setiap pelatihan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan supervisi dan

monitoring serta pembinaan di lapangan. Selanjutnya pelaksanaan pelatihan

secara terpadu dengan program lain perlu dikembangkan terutama pelatihan

menyangkut aspek manajemen atau pengelolaan program P2 ISPA. Di samping

 pelatihan, peningkatan SDM program P2 ISPA dilakukan pula melalui kegiatan

magang, asistensi tatalaksana oleh dokter ahli, studi banding, kalakarya (on the

 job training ), seminar dan rapat kerja (workshop) sesuai dengan kebutuhan.

Supervisi yang dilakukan antara lain:

• Supervisi manajemen program bagi pengelola ISPA di provinsi dan

kabupaten

• Supervisi teknik medis / klinis bagi tenaga kesehatan di UPK (termasuk 

supervisi pelaksanaan MTBS). ( Departemen Kesehatan RI ,2006)

II. 1. 7. Perhitungan Target Pneumonia per Tahun

Program ISPA mengambil rata rata 10% sebagai target penemuan kasus

 pneumonia (pneumonia berat + pneumonia tidak berat) yang harus dicapai per 

tahun dihitung dari jumlah penduduk usia balita. (program P2 ISPA tidak 

memberikan target bagi penemuan kasus batuk pilek / bukan pneumonia).

Perkiraan jumlah penderita pneumonia per tahun :

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

10% x (∑ presentase balita di suatu wilayah (%) x ∑ penduduk)

Page 20: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 20/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

II. 1. 8. Indikator Keberhasilan P2 ISPA

Indikator keberhasilan (tolok ukur) yang dipakai dalam P2 ISPA :

1. Cakupan penderita pneumonia

Cara perhitungan : a/ 0,1 b x 100%

Target Nasional adalah 70%.

a = Numerator : Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan di suatu

wilayah kerja puskesmas untuk suatu periode waktu tertentu.

 b = Denominator : Estimasi kasus penemuan balita di wilayah kerja puskesmas

tersebut.

2. Kualitas pelayanan kesehatan

Cara perhitungan : a/b x 100%

Dengan kualitas pelayanan kesehatan sebesar 100% pada tahun 2011

a = Numerator : jumlah kasus pneumonia balita yang ditangani sesuai dengan

 penatalaksanaan standar.

 b = Denominator : Jumlah seluruh kasus pneumonia yang diobati.

Yang dimaksud dengan tatalaksana standar adalah pemeriksaan,

klasifikasi, pengobatan dan tindak lanjut pneumonia balita yang sesuai dengan

standar medis (Gold Standart), yakni jika penderita ISPA diklasifikasi dengan

 benar dan diberi pengobatan secara standar. Dinilai dari kartu status pasien (kartu

 pemeriksaan).

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

( Departemen Kesehatan RI ,2006)

Page 21: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 21/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Dari indikator utama di atas dapat diidentifikasikan masalah utama yang

ada di wilayah puskesmas serta dicarikan pemecahannya. Bila angka cakupan

sangat rendah, ini berarti banyak kasus pneumonia yang tidak ditemukan. Bila

kualitas pelayan rendah, mungkin disebabkan karena petugas belum mengerti

 pengobatan standar yang dimaksud, atau petugas sudah ditatar dan mengerti tapi

 belum mau mengubah sikap dalam praktek pengobatan kasus pneumonia, ataupun

 persediaan obat belum mencukupi. ( Kementrian Kesehatan RI,2006)

II. 2. Evaluasi Program

Untuk mengetahui keberhasilan suatu program, maka dilakukan evaluasi.

Menurut WHO (World Health Organization), evaluasi adalah suatu cara belajar 

yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk meningkatkan pencapaian,

 pelaksanaan dan perencanaan suatu program melalui pemilihan secara seksama

 berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya. Menurut The

 American Public Association, evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai

atau jumlah keberhasilan pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.(Azwar,2010) 

Sebagaimana telah diketahui, evaluasi merupakan salah satu fungsi

administrasi. Menurut Robert. D. Calkins, administrasi adalah kombinasi antara

 pengambil keputusan dengan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.(Azwar,2010) 

Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat pada

tahun 1974, administrasi kesehatan ialah suatu proses yang menyangkut

 perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan penilaian

terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 22: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 22/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta

lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai

upaya kesehatan yang ditujukan pada perseorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat.(Azwar,2010)

Unsur pokok administrasi kesehatan adalah:

1.Perangkat administrasi (Tools of Administration)

Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan

 pekerjaan administrasi.

Secara umum dibedakan menjadi 7 macam, yaitu

Manusia (Man)

Uang (Money)

Sarana (Material)

Metoda (Method)

Pasar (Market)

Mesin (Machines)

Waktu (Minute)

2. Fungsi administrasi (Function of Administration)

Adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, antara lain:

Perencanaan (Planning) yaitu penyusunan konsep kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian (Organization) yaitu pengaturan secara rasional

 berbagai kegiatan dari seluruh individu tertentu untuk mencapai tujuan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 23: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 23/82

“Fungsi”“Alat”

Dimodalidengan

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

 bersama yang dimiliki melalui pengaturan pembagian kerja dan fungsi

menurut perjenjangan secara bertanggug jawab.

Pelaksanaan (Actuating) yaitu mewujudkan rencana dengan

mempergunakan organisasi yang terbentuk menjadi kenyataan. Dengan

 perkataan lain, rencana tersebut dilaksanakan atau diaktualisasikan.

Pengawasan (Controlling) yaitu proses mengukur penampilan

 pelaksanaan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan

mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dapat tercapai.

Penilaian (Evaluation) yaitu suatu cara yang sistematis untuk 

memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung sekarang dan

untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan menyeleksi

secara seksama alternatif-alternatif tindakan yang akan datang.

(Azwar,2010)

Gambar II.2.1. Administrasi Kesehatan

(Azwar,2010)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Diciptakandengan/

dari

 Materials

 Machines

 Money

 Planning 

Organizin g 

 Actuating 

Controllin

 g 

 Evaluation

Objectiv Ma Metho

Distribusi/

Pelayanan

kepada

 Market 

 Minute

Page 24: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 24/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 25: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 25/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Sesuai dengan luasnya pengertian kesehatan, maka ruang lingkup evaluasi

yaitu hal-hal yang akan dinilai suatu program kesehatan amatlah luas. Secara

 praktis, ruang lingkup evaluasi tersebut dapat dibedakan atas 4 kelompok:

1. Penilaian terhadap masukan (Input)

Termasuk dalam penilaian terhadap masukan ini adalah yang menyangkut

 pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber 

sarana.

2. Penilaian terhadap proses (Process)

Penilaian terhadap proses lebih dititikberatkan pada pelaksanaan program,

apakah sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksud di

sini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari tahap perencanaan,

 pengorganisasian dan pelaksanaan program.

3. Penilaian terhadap keluaran (Output)

Penilaian terhadap keluaran ialah penilaian terhadap hasil yang telah

dicapai dari dilaksanakannya suatu program.

4. Penilaian terhadap dampak (Impact)

Penilaian terhadap dampak program mencakup pengaruh yang ditimbulkan

dari dilaksanakannya suatu program.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 26: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 26/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar II.2.2. Ruang Lingkup Penilaian Program Kesehatan

(Sumber: Azwar, 2010)

II.3. Pendekatan Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen

yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Pelayanan kesehatan tidak lagi

dipandang sebagai suatu upaya tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan yang

terpadu, baik antar sesama pelayanan kesehatan maupun dengan faktor-faktor 

terkait di luar bidang kesehatan. Cara berpikir seperti ini dalam administrasi

dikenal dengan penerapan konsep sistem, yang untuk bidang kesehatan dikenal

nama sistem kesehatan.(Azwar,2010)

Menurut WHO, sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor 

yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan,

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Masukan Proses Keluaran Dampak 

Umpan Balik 

Lingkungan

Penilaian Program Kesehatan

Page 27: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 27/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.

(Azwar, 2010)

Pendekatan sistem adalah suatu cara penelaahan terhadap suatu masalah

yang kompleks dengan melihat masalah tersebut secara keseluruhan. Dengan kata

lain merupakan suatu cara berpikir yang melihat masalah dari sudut pandang yang

luas, bukan melihatnya secara bagian demi bagian.(Azwar, 2010)

Menurut James Harvey, pendekatan sistem adalah penerapan suatu

 prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-

komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.(Azwar, 2010)

II.3.1. Unsur-unsur Sistem

Sistem terdiri dari enam unsur yang mutlak harus ditemukan, yaitu:

1. Masukan

Yang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan bagian atau

elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat

 berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses

Yang dimaksud dengan proses (process) adalah kumpulan bagian atau

elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan

menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran

Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau

elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 28: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 28/82

Page 29: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 29/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

upaya P2 ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa. Maka untuk 

mengatasi masalah ini digunakan salah satu teknik administrasi yaitu lingkaran

 pemecahan masalah.

II.4.1. Batasan

Lingkaran pemecahan masalah adalah salah satu teknik administrasi yang

mencakup proses menetapkan prioritas masalah, menetapkan prioritas jalan

keluar, melaksanakan prioritas jalan keluar terpilih serta melakukan penilaian

terhadap hasil yang diperoleh yang dilakukan secara bertahap, terus menerus dan

 berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(Azwar,1988)

II.4.2. Manfaat

Dengan diterapkannya teknik lingkaran pemecahan masalah sebagai salah

satu teknik administrasi program-program kesehatan akan diperoleh banyak 

manfaat dalam mengevaluasi program P2 ISPA antara lain:

1. Karena masalah yang akan ditanggulangi dan

 jalan keluar yang akan diterapkan telah dikaji skala prioritasnya, maka

dapat diharapkan akan terselesaikannya masalah tersebut dengan

sebaik-baiknya. Dengan demikian prinsip efektivitas akan terpenuhi.

2. Karena dalam menentukan masalah yang

akan ditanggulangi dan jalan keluar yang akan dilaksanakan telah

disesuaikan dengan sumber tata cara dan kesanggupan yang dimiliki,

maka diharapkan terhindarnya penghamburan yang tidak diinginkan.

Dengan demikian prinsip efisiensi akan terpenuhi.

  (Azwar,1988)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 30: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 30/82

PENETAPAN

PRIORITASMASALAH

Pengumpulan Data

KEBER-

HASILAN0%

PENETAPAN

PRIORITAS

JALAN

KELUAR 

Menetapkan Alternatif Jalan

Keluar 

Memilih Prioritas Jalan Keluar 

Uji Lapangan

Perbaikan Jalan Keluar 

Penyusunan Rencana Kerja

Pengolahan Data

Penyajian Data

Memilih Prioritas Masalah

Penarikan Kesimpulan

Penyajian Data

Pengolahan Data

Pengumpulan Data

PENILAIAN

Pengawasan

Pengendalian

Penilaian Promotif 

PELAKSANAAN

RENCANAKERJA

KEBERHASILAN

0 S/D 100 %

PERBAIKAN

RENCANA

KERJA

KEBERHASILAN100 %

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar II. 4. 1. Skema Lingkaran Pemecahan Masalah

(Sumber: Azwar,1988 dengan modifikasi penulis)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 31: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 31/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA

III.1. Data Geografi

III.1.1. Letak Wilayah dan Luas Wilayah

Puskesmas Kecamatan Cikupa terletak di bagian barat Kabupaten

Tangerang, tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang, tepatnya di

desa Talagasari. Jarak antara Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan ibukota

kabupaten Tangerang kurang lebih 14 km. Puskesmas Cikupa mudah dijangkau

oleh sarana transportasi darat. Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa

adalah 29 km2. Jadwal buka Puskesmas hari Senin-Sabtu pukul 08.00-14.00 WIB

Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Pasar Kemis dan Puskesmas Pasir  

Jaya

- Sebelah Timur : Kecamatan Curug dan Puskesmas Pasir Jaya

- Sebelah Barat : Kecamatan Balaraja dan kecamatan Tigaraksa

- Sebelah Selatan : Kecamatan Panongan

Sumber Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c

III.1.2. Jumlah Desa

Jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa yaitu 10 desa

dengan jumlah 56 RW dan 224 RT (Puskesmas Kecamatan Cikupa,2011c ). Secara

administratif Kecamatan Cikupa terdiri dari 14 desa, tapi wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa sejak tahun 2009 hanya mencakup 10 desa, karena

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 32: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 32/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

4 desa lainnya telah dimekarkan dan masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas

Pasir Jaya. Kesepuluh desa tersebut, yaitu : Desa Cikupa, Desa Talagasari, Desa

Talaga, Desa Dukuh, Desa Bitung Jaya, Desa Bojong, Desa Cibadak, Desa

Sukanagara, Desa Budimulya, dan Desa Sukamulya.(Puskesmas Kecamatan

Cikupa,2011c ).

Gambar III.1.1. Peta Wilayah Propinsi Banten

(Sumber :  Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Propinsi Banten, 2012)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 33: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 33/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.1.2. Peta Wilayah Kabupaten Tangerang

Keterangan

= Puskesmas Kecamatan Cikupa

(Sumber: NN, 2009)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 34: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 34/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.1.3. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa

Keterangan :

: Puskesmas Kecamatan Cikupa

: Puskesmas Pembantu

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 35: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 35/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III.2.Data Demografi

III.2.1. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis

kelamin

Tabel III.2.1.1 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0 – 4 tahun 8.220 7.849 16.069

2 5 – 9 tahun 7.072 6.685 13.757

3 10 – 14 tahun 5.958 5.566 11.524

4 15 – 19 tahun 6.260 6.780 13.040

5 20 – 24 tahun 9.658 10.279 19.937

6 25 – 29 tahun 11.170 10.913 22.083

7 30 – 34 tahun 10.093 9.658 19.751

8 35 – 39 tahun 8.245 6.814 15.059

9 40 – 44 tahun 5.482 4.052 9.534

10 45 – 49 tahun 3.014 2.313 5.327

11 50 – 54 tahun 1.957 1.545 3.502

12 55 – 59 tahun 1.154 937 2.091

13 60 – 64 tahun 685 702 1.38714 65 – 69 tahun 457 473 930

15 70 – 74 tahun 284 351 635

16 75 + tahun 312 373 685

JUMLAH 80.021 75.290 155.311

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 36: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 36/82

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,00012,000

0 –4 tahun

10 – 14 tahun

20 – 24 tahun

30 – 34 tahun

40 – 44 tahun

50 – 54 tahun

60 – 64 tahun

70 – 74 tahun

8220

7072

5958

6260

9658

11170

10093

8245

5482

3014

1957

1154

685

457

284

312

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.2.1. Piramida Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

473

702

937

1545

2313

4052

9658

10913

10279

6780

5566

6685

7849

(Sumber: Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Dari tabel III.2.1.1 dan gambar III.2.1. dapat dilihat bahwa di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011 tercatat total jumlah penduduk 

sebanyak 155.311 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 80.021 jiwa (51,52%)

dan perempuan sebanyak 75.290 jiwa (48,48%). Jumlah penduduk pada wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa berdasarkan kelompok umur yang terbanyak 

adalah umur 25 – 29 tahun sebanyak 22.083 jiwa (14,22%).

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

  Kelompok Umur (tahun)

351

312

284457

685

1154

1957

3014

5482

8245

10093

11170

9658

6260

5958

7072

8220

Jumlah pendududuk (jiwa)

473

702

1545

937

2313

6814

9658

10913

10279

6780

5566

6685

7849

4052

Page 37: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 37/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel III.2.1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Desa

di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

No. Desa Laki – laki Perempuan Jumlah

1 Cikupa 8.888 8.982 17.870

2 Sukamulya 11.341 10.849 22.199

3 Talaga 9.679 8.769 18.448

4 Talagasari 10.334 9.720 20.092

5 Cibadak 6.446 5.945 12.387

6 Sukanegara 6.100 5.610 11.710

7 Bojong 8.527 8.288 16.841

8 Budimulya 2.520 2.314 4.834

9 Dukuh 7.699 7.356 14.982

10 Bitungjaya 8.487 7.457 15.948

JUMLAH 80.021 75.290 155.311

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011 c )

Dari tabel III.2.1.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin lebih

 banyak laki – laki dibandingkan perempuan dengan jumlah penduduk tertinggi di

desa Sukamulya dan terendah di desa Budimulya.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 38: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 38/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III.2.2. Angka Sex Ratio

Angka sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki – laki dengan

 jumlah penduduk perempuan. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh

angka  sex ratio di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011,

yaitu :

Sex ratio = 80021 : 75290 = 10 : 9 = 1,11%

Dari perhitungan  sex ratio di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki – 

laki hampir sama besar dengan jumlah penduduk perempuan pada tahun 2011.

III.2.3.Angka Beban Ketergantungan (ABK)

Angka beban ketergantungan adalah jumlah penduduk usia non-produktif 

(usia 0-14 tahun dan > 65 tahun) dibagi jumlah penduduk usia produktif (usia 15-

64 tahun).

Pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa, didapatkan :

• Jumlah penduduk usia non-produktif adalah sebanyak 43.600 jiwa

• Jumlah penduduk usia produktif adalah sebanyak 111.711 jiwa

Dari jumlah di atas, didapatkan angka beban ketergantungan ( Age Dependency

 Ratio), yaitu :

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Sex ratio =Jumlah penduduk laki-laki

Jumlah penduduk perempuan

Jumlah penduduk usia non-produktif 

ABK = -------------------------------------------- X 100%

Jumlah penduduk usia produktif 

Page 39: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 39/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Dengan demikian, Angka Beban Ketergantungan (ABK) di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa adalah :

III.3. Data Pemerintahan

Tabel III.3.1. Perincian Jumlah RW, RT, dan KK Berdasarkan Desa di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

No. DESA RW RT KK  

1 Cikupa 5 28 5.375

2 Sukamulya 10 42 6.561

3 Talaga 6 23 6.045

4 Talagasari 6 18 6.577

5 Cibadak 5 28 3.750

6 Sukanegara 3 17 3.855

7 Bojong 7 18 5.1608 Budimulya 4 15 1.437

9 Dukuh 5 22 4.263

10 Bitungjaya 5 13 5.553

JUMLAH 56 224 48.576

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pada wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa meliputi 10 desa dan terdapat 56 RW dan 224 RT

dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 48.576 orang , dan desa yang

memiliki RW, RT, dan KK terbanyak di Desa Sukamulya.

Gambar III.3.1. Struktur Organisasi Administrasi Pemerintahan Kecamatan

Cikupa, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Tahun 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

43.600

ABK = ------------ X 100%

111.711

= 39,02 %

Page 40: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 40/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

\

(Sumber: Kecamatan Cikupa, 2011)

III.4. Data Sosial Ekonomi

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Camat

Drs. H Yusuf Herawan

Sekcam

Prima Saras P. SH. MM

Subag Umum & Kepegawaian

Lia Yuliati,SHSubag Perencanaan &

Keuangan

Arsani,SH

SeksiPemerintahan

Idad Asadullah

Seksi PengembanganEkonomi

Drs. Suwanto

Kelurahan

KetertibanRobinson

HS,S.SOS

SeksiPembangunanDindin A,SH

Desa

Jabatan Fungsional

Seksi KESSOSRosidin,S.Sos,MM

Page 41: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 41/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel III.4.1. Klasifikasi Jumlah Penduduk yang Bekerja Berdasarkan

Lapangan Usaha di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Cikupa Tahun 2011

PEKERJAAN JUMLAH

PENDUDUK (Jiwa)

PERSENTASE

Pertanian 1.530 1,37

Petambangan dan Penggalian 190 0,17

Industri 72.954 65,32

Listrik dan Gas 547 0,49

Konstruksi 2.973 2,67

Perdagangan 15.020 13,45

Hotel dan Rumah Makan 2.246 2,02Transportasi 4.537 4,07

Informasi dan Komunikasi 425 0,38

Keuangan dan Asuransi 536 0,48

Jasa Pendidikan 1.732 1,55

Jasa Kesehatan 626 0,56

Jasa Kemasyarakatan 5.866 5,26

Lain-lain 2.527 2,28

Jumlah 111.711 100(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Dari data di atas tampak bahwa mata pencaharian terbanyak penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa adalah di bidang industri yaitu

sebanyak 72.954 yang rata – rata memiliki penghasilan minimal sesuai UMR 

tahun 2011 yaitu Rp.1.285.000,00. Jumlah penduduk yang memiliki penghasilan

minimal sesuai UMR (sektor industri, pertambangan dan penggalian, listrik dan

gas, informasi dan komunikasi, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa

kemasyarakatan, keuangan dan asuransi) berjumlah sekitar 74,21% yang artinya

melebihi indikator 50%, sehingga dikatakan perekonomiannya cukup.

Tabel III.4.2. Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Cikupa Tahun 2010 dan 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 42: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 42/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Dari tabel di atas didapatkan jumlah masyarakat miskin di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011 sebesar 22.306 jiwa (14,36%). Jumlah

ini menurun jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat miskin di tahun 2010,

yakni 30.470 jiwa (20,42%). (Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

III.5. Data Sosial Budaya

Tabel III.5.1.Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

AGAMA JUMLAH

PENDUDUK (Jiwa)

PERSENTASE

Islam 148.066 95,34%

Kristen Protestan 3.597 2,32%

Kristen Katholik 1.669 1,07%Budha 1.806 1,16%

Hindu 112 0,07%

Kong Hu Chu 61 0,04%

JUMLAH 155.311 100%(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk 

di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa pada tahun 2011 menganut agama

Islam dengan persentase 95,34%. Dari segi agama, para tokoh agama memberikan

dukungan mereka bagi pelayanan kesehatan di Puskesmas antara lain berupa

kepercayaan memilih Puskesmas sebagai tempat pemeriksaan para calon haji.

III.6. Data Pendidikan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Indikator 2010 2011

Jumlah penduduk miskin ( jiwa ) 30.470 22.306

Presentase 20,42% 14,36%

Page 43: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 43/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel III.6.1. Klasifikasi Penduduk Usia Sekolah Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa

Tahun 2011

IJASAH TERTINGGI YANG

DIMILIKIJUMLAH PERSENTASE (%)

Tamat Sarjana (S1 – S3) 497 0,35

Tamat Akademi (D1 – D3) 305 0,21

Tamat SMU 13.670 9,8

Tamat SMP 2.367 1,69

Tamat SD 71.311 51,21

Tidak Sekolah 51.092 36,69

JUMLAH 139.242 100(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Berdasarkan data pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Cikupa pada tahun 2011 didapatkan bahwa tingkat pendidikan penduduk usia

sekolah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa masih rendah karena

hanya terdapat sekitar 12,05% yang minimal telah memenuhi program pemerintah

wajib belajar 9 tahun. Hal ini diasumsikan bahwa pemahaman penduduk tentang

kesehatan masih kurang.

III.7. Data Kesehatan

III.7.1. Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cikupa

Tabel III.7.1.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 201

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 44: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 44/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Tabel III.7.1.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

9. Rumah Bersalin 6

10. Balai Pengobatan/Klinik 46

11. Praktek Dokter Bersama 0

12. Praktek Dokter Perorangan 21

13. Praktek Pengobatan Tradisional 13

14. Poskesdes 0

15. Posyandu 83

16. Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) 15

17. Apotek 818. Toko Obat 9

19. Industri kecil obat tradisional 23(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Dari tabel di atas terlihat bahwa sarana pelayanan kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011 yang terbanyak adalah Posyandu

sebanyak 83 unit dan Balai Pengobatan / Klinik sebanyak 46 unit.

III.7.2. Sumber Daya Manusia Puskesmas Kecamatan Cikupa

Tabel III.7.2.1. Tenaga Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun

2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

No. SARANA KESEHATAN JUMLAH

1. RS Swasta 2

2. RS Jiwa 0

3. RS Bersalin 0

4. RS Khusus lainnya 15. Puskesmas Perawatan 0

6. Puskesmas Non-perawatan 1

7. Puskesmas Keliling 1

8. Puskesmas Pembantu 1

Page 45: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 45/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Berdasarkan tabel di atas , tenaga kesehatan terbanyak Puskesmas

Kecamatan Cikupa adalah bidan puskesmas sebanyak 12 orang dan bidan desa

sebanyak 10 orang.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan

1 Dokter umum 2 PNS : 1 PTT : 1

2 Dokter gigi 3 Fungsional :1 Struktural :2

3 Bidan puskesmas 12

4 Bidan desa 105 Perawat 4

6 Perawat gigi 1

7 Petugas sanitasi 1

8 Petugas gizi 1

9 Analisis laboratorium 1

10 Petugas tata usaha 4

JUMLAH 39

Page 46: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 46/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.7 .2 .1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan

Cikupa Tahun 2011

Kepala PuskesmasDrg.Andria Gustina

Bendahara1.Operasional/Marin

2.Restribusi/ B. carolina3.Jamkesmas/ Deasy Sagita

4.BOK/ Drg Evi

Perlengkapan

Tita Y.

P2PLAdin S.

KesgaHj. Sopiah

YankesDr. Rince

PromkesBalqis

PenunjangJaeni H.

Imunisasi

Erina

Kes. Ibu

Mamay S.

BP Dewasa

Dr. Rince

UKGS

Drg. Evi

Gudangobat

Jaeni H.

KustaErina

Kes. Anak Siti Khotimah

BP Anak  Noneng R.

Laboratoriu

m Arti S.M.

Diare, ISPA

 Nur Ismail

Kes. Lansia danRemajaHeni N.

BP Gigi

Drg. Evi S.

Perijinan

Adin S.

TB

Ida Laelah

UKS

Dr. Yekti

Emergensi

 Nur Ismail

Apotek 

Sumiyati

Kesling

Adin S.

KB

Eriyanti

MCU

 Nur Ismail

SurveillanceAdin S.

GiziTedi

Kes. MataDr. Rience

(Sumber :Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011 c )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Kes. JiwaDr. Yekti

 Ka. Subag.Tata Usaha

Bidan Lisa

LaboratoriumArti S.M.

PustuDrg. Evi

Page 47: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 47/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel III.7.2.2. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kecamatan

Cikupa Tahun 2011

No Nama Penyakit Jumlah

1. ISPA 9069

2. Penyakit pulpa dan periapikal 2814

3. Dermatitis 2800

4. Gangguan perkembangan dan erupsi gigi 2146

5. Dispepsia 1781

6. Diare 1444

7. Hipertensi 1426

8. Febris ( fever unspecified ) 1396

9. Mialgia 1247

10. Anemia defisiensi besi 893(Sumber :Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011 c )

Berdasarkan data diatas, penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan

Cikupa adalah ISPA yaitu 9069 kasus, kemudian disusul penyakit pulpa dan

 periapikal sebanyak 2814 kasus.

III.7.3. Sarana Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun 2011

Dalam menjalankan kegiatan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas

Kecamatan Cikupa dilengkapi dengan sarana dan prasarana sebagai berikut :

1. Satu unit gedung puskesmas kecamatan yang dilengkapi dengan sarana:

- BP Umum.

- Klinik Lansia dan Remaja.

- BP Anak.

- BP Gigi.

- Klinik KIA dan KB.

- Ruang Emergency.

- Ruang Imunisasi.

- Klinik TB Paru

- Klinik Gizi.

- Laboratorium

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 48: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 48/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

2. Satu unit gedung Puskesmas Pembantu

3. Delapan puluh tiga buah tempat Posyandu

4. Satu unit mobil puskesmas keliling (kendaraan roda 4)

5. Empat unit motor (kendaraan roda 2)

6. Enam unit komputer beserta 5 unit printer 

7. Satu unit mesin tik 

8. Satu unit hematologi analyzer 

9. Satu unit alat periksa air seni (combur test )

10. Satu unit EKG

11. Satu unit Fetoskop ( Doppler )

12. Enam unit stetoskop

13. Lima unit tensimeter 

14. Tiga unit termometer 

15. Tiga unit alat ukur tinggi badan

16. Enam unit timbangan injak 

17. Tiga unit timbangan bayi

18. Dua unit pita LILA

19. Dua unit nebulizer 

20. Satu unit lemari es penyimpan vaksin

21. Dua unit termos vaksin

22. Peralatan persalinan

(Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 49: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 49/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.7.3.1. Denah Gedung Puskesmas Kecamatan Cikupa Lantai 1

Tahun 2011

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011C  )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Mushola

GudangObat

Klinik Lansia

UGD

GudangObat

KIA

Page 50: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 50/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Gambar III.7.3.2. Denah Gedung Puskesmas Kecamatan Cikupa Lantai 2

Tahun 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 51: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 51/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

R. Imunisasi

R. Promkes

R. PMT

Page 52: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 52/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 53: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 53/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III.7.4. Pembiayaan Puskesmas Kecamatan Cikupa

- Dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

- Dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

- Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

- Bantuan Operasional Kesehatan (BOK dari Kepmenkes).

( Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011 c )

Dana yang didapatkan cukup untuk menjalankan program-program yang

ada di Puskesmas Cikupa. Dana yang digunakan untuk program P2 penyakit

Kusta berasal dari APBD, Jamkesmas, dan BOK dengan jumlah cukup sehingga

 program P2 dapat berjalan.

III.7.5. Pelaksanaan Kegiatan.

a. Kegiatan pokok puskesmas

- Promosi kesehatan (Promkes).

- Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

- Upaya pengobatan.

- Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.

- Gizi.

- Kesehatan Lingkungan (Kesling).

b. Program pengembangan wajib

- Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

- Lanjut usia (Lansia).

- NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya).

c. Program pengembangan pilihan

- Laboratorium.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 54: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 54/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

( Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

III.8. Sistem Rujukan

Sistem rujukan dilakukan secara vertikal dan horisontal. Secara vertikal,

yaitu dilakukan dari Puskesmas Kecamatan Cikupa ke Rumah Sakit (baik Rumah

Sakit Umum Daerah maupun Swasta). Secara horisontal, rujukan dilakukan di

dalam lingkup Puskesmas Kecamatan Cikupa, contohnya: Balai Pengobatan

Umum merujuk ke klinik paru. (Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011c )

III.8.1. Alur Pelayanan Bagi Pasien yang Datang Berobat di Puskesmas

Kecamatan Cikupa

Gambar III.8.1. Alur Pelayanan Bagi Pasien yang Datang Berobat di

Puskesmas Kecamatan Cikupa.

 

(Sumber:Puskesmas Kecamatan Cikupa 2011c )

Keterangan :

Alur pasien bolak-balik 

Alur pasien searah

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 55: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 55/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III. 9. Data Dasar Program P2 ISPA

Tenaga Pelaksana Program P2 ISPA Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun

2011 yang terdiri dari : Dokter umum (1 orang), Bidan (2 orang), penanggung

 jawab program (1 orang) dan kader posyandu (161 kader).

Inventaris Alat Program P2 ISPA Puskesmas Kecamatan Cikupa Tahun

2011 meliputi yang tidak habis terpakai (Tempat pendaftaran, ruang tunggu

 pasien, ruang periksa anak, ruang laboratorium, ruang obat, stetoskop,

termometer, timbangan anak,  soundtimer , pengukur panjang/tinggi badan anak,

manset anak dan penlight ) dan yang habis dipakai (Status pasien, formulir MTBS,

surat rujukan, obat-obatan pneumonia, Buku Pedoman P2 ISPA untuk kader,

Buku Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita dan brosur).

Pendanaan untuk Program P2 ISPA bersumber dari Swadana Masyarakat

dan biaya operasional APBD. Sedangkan metode yang digunakan adalah: SOP

 penemuan kasus pneumonia secara aktif dan pasif, SOP pencatatan kasus, SOP

 pengobatan pneumonia dengan tepat dan SOP penyuluhan kasus pneumonia

kepada masyarakat.

Proses meliputi perencanaan (adanya target bagi penemuan penderita,

rencana cakupan program, dan rencana penyuluhan untuk meningkatkan

 pengetahuan mengenai program P2 ISPA bagi kader), pengorganisasian (struktur 

organisasi yang jelas dan bertanggung jawab dalam melakukan program P2 ISPA

sesuai dengan tugas), pelaksanaan dalam gedung ( penyediaan pelayanan dan

 pemeriksaan terhadap penderita, pengobatan dan rujukan ke rumah sakit,

 penemuan penderita secara pasif, pemeriksaan terhadap penderita sesuai dengan

SOP, pengobatan penderita pneumonia dengan tepat sesuai SOP, dan pencatatan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 56: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 56/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

kasus), pelaksanaan di luar gedung (penemuan penderita pneumonia secara aktif,

 penyuluhan tentang pneumonia pada masyarakat).

Pelayanan diberikan setiap hari kerja dari pagi hingga siang mulai pukul

08.00 – 14.00 (WIB). Dan juga dilakukan pengawasan terhadap persediaan obat,

supervisi dari kabupaten/kota serta pengawasan oleh tim puskesmas.

Adapun lingkungan terdiri dari lingkungan fisik (lokasi puskesmas yang

mudah dicapai dengan kondisi jalan cukup baik dan transportasi cukup baik) dan

lingkungan non-fisik (tingkat pendidikan yang kurang untuk memahami masalah

kesehatan khususnya pneumonia).

Sebagai umpan balik, dilakukan sistem pencatatan dan pelaporan sebagai

 bahan masukan untuk program selanjutnya serta memanfaatkan hasil pengawasan

dan saran-saran untuk keberhasilan program.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 57: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 57/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III. 9. 1. Data yang Berkaitan dengan Program P2 ISPA

III. 9. 1. 1. Jumlah populasi balita daerah P2 ISPA menurut Desa /

Kelurahan Puskesmas Cikupa bulan Januari-Desember 2010

Tabel III. 9. 1.1.1. Jumlah populasi balita daerah P2 ISPA menurut

Desa / Kelurahan Puskesmas Cikupa bulan Januari-

Desember 2010

Berdasarkan tabel diatas, Desa Sukaharja memiliki jumlah penduduk 

terbanyak di Kecamatan Cikupa selama tahun 2010, yaitu sebanyak 1.531 jiwa.

Sedangkan Desa Badak Anom memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu

sebanyak 565 jiwa.

III. 9. 1. 2. Jumlah populasi balita daerah P2 ISPA menurut

Desa/Kelurahan Puskesmas Cikupa bulan Januari-Desember 2011

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

No Desa / Kelurahan Populasi Daerah (jiwa)

1. Cikupa2 Sukamulya

3 Talaga

4 Talagasari

5 Cibadak  

6 Sukanegara

7 Bojong

8 Budimulya

9 Dukuh

10 Bitungjaya

Jumlah

Page 58: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 58/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel III. 9. 1. 2. 1. Jumlah populasi balita daerah P2 ISPA menurut

Desa / Kelurahan Puskesmas Cikupa bulan Januari-

Desember 2011

Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2011 penduduk Kecamatan Cikupa

 paling banyak berasal dari Desa Wanakerta, yaitu 1.619 jiwa. Dan paling sedikit

 berasal dari Desa Badak Anom, yaitu 542 jiwa.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

No Desa / Kelurahan Populasi Daerah (jiwa)

1. Cikupa

2 Sukamulya

3 Talaga

4 Talagasari

5 Cibadak  

6 Sukanegara

7 Bojong

8 Budimulya

9 Dukuh

10 Bitungjaya

Jumlah

Page 59: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 59/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III. 9. 1.3. Jumlah balita penderita ISPA Desa/Kelurahan Puskesmas Sindang Jaya bulan Januari-Desember 2010

Tabel III.9.1.3.1.Jumlah balita penderita ISPA Desa/Kelurahan Puskesmas Sindang Jaya bulan Januari -Desember 2010

Desa Jumlah

Balita

(Jiwa)

Target Penemuan

Balita Penderita

Pneumonia (10%)

Jumlah Balita

Penderita

Pneumonia

(Jiwa)

Persentase balita

Penderita

Pneumonia

(%)

Kesenjangan

(%)

Meninggal

Badak Anom 565 57 3 5,26 94,74 0

Sindang Asih 860 86 18 20,93 79,07 0

Sindang Jaya 935 93 27 29,03 70,97 0

Sindang

Panom

1.027 103 32 31,06 68,94 0

Sindang Sono 1.171 117 10 8,55 91,45 0

Sukaharja 1.531 153 31 20,26 79,74 0

Wanakerta 1.102 110 22 20 80 0

Jumlah 7.194 719 143 19,89% 80,11 0(Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya, 2010)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah balita penderita ISPA sebanyak 143 jiwa, dan paling banyak berasal dari

Desa Sindang Panom.

Page 60: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 60/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III. 9.1.4. Jumlah balita penderita ISPA Desa/Kelurahan Puskesmas Sindang Jaya bulan Januari-Desember 2011

Tabel III.9.1.4.1.Jumlah balita penderita ISPA Desa/Kelurahan Puskesmas Sindang Jaya bulan Januari -Desember 2011

Desa Jumlah

Balita

(Jiwa)

Target

Penemuan

Balita Penderita

Pneumonia

(10%)

Jumlah Balita

Pendertia

Pneumonia

(Jiwa)

Persentase

balita

Penderita

Pneumonia

(%)

Kesenjangan

(%)

Meninggal

Badak Anom 542 54 27 50 50 0

Sindang Asih 889 89 28 31,46 68,54 0

Sindang Jaya 849 85 34 40 60 0

Sindang Panom 1.276 128 25 19,53 80,47 0

Sindang Sono 1.058 106 24 22,64 77,36 0

Sukaharja 1.452 145 27 18,62 81,38 0

Wanakerta 1.619 162 21 12,96 87,04 0

Jumlah 7.687 769 186 24,19 75,81 0(  Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya, 2011b )

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah balita penderita ISPA sebanyak 186 jiwa, dan paling banyak berasal dari

Desa Sindang Jaya.

Page 61: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 61/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

III.9. Data Lain Yang Berhubungan Dengan Program P2 Penyakit Kusta

III.9.1 Data penderita kusta di Puskesmas Kecamatan Cikupa

III.9.1.1 Data penderita kusta di Puskesmas Kecamatan Cikupa periode 2010

No Nama Umur

(tahun)

Tipe

kusta

Cara

penemua

n

RFT

1 H. Sanaca 62 MB Sukarela Sudah

2 Asdi Wijaya 25 MB Sukarela Sudah

3 Siti Rahma 29 MB Sukarela Belum

4 Eheng 40 MB Relaps Belum

5 Juleha 60 MB Sukarela Belum6 Umi Saadah 42 MB Sukarela Belum

7 Supriyah 57 MB Relaps Belum

8 Romilah 20 MB Pindahan Belum

9 Asdawi 71 MB Sukarela Belum(Sumber:Puskesmas Kecamatan Cikupa 2010a )

III.9.1.2 Data penderita kusta di Puskesmas Kecamatan Cikupa periode 2011

No Nama Umur

(tahun)

Tipe

kusta

Cara

penemua

n

RFT

1 Romilah 20 MB Pindahan Belum

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 62: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 62/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

2 Salman 52 MB Relaps Belum

3 Asdawi 71 MB Sukarela Belum

4 Eheng 40 MB Relaps Sudah

5 Uci Sanusi 37 MB Sukarela Belum

6 Umi Saadah 42 MB Sukarela Sudah7 Supriyah 37 MB Relaps Sudah

8 Saepudin 29 MB Sukarela Belum(Sumber:Puskesmas Kecamatan Cikupa 2011a )

III.9.2 Data untuk Pelaksanaan program P2 Penyakit Kusta

Dana program kusta didapat dari APBD dan APBN. APBN dalam

 bentuk Jamkesmas, dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) ,

sedangkan APBD dalam bentuk obat-obatan.  Sarana Yang Digunakan

Untuk Pelaksanaan Program P2 Penyakit Kusta adalah kartu penderita,

formulir pencatatan dan pelaporan, formulir evaluasi dan pengobatan,

formulir pencegahan kecacatan, surat rujukan, obat kusta yang mencukupi,

lemari obat, laboratorium sederhana. Metode Program P2 Penyakit Kusta

meliputi adanya SOP diagnostik penderita kusta, adanya SOP diagnostik 

untuk penderita kusta, adanya SOP pelaksanaan pemeriksaan

laboratorium, adanya SOP pengobatan kusta, adanya SOP pencatatan dan

 pelaporan, adanya SOP penyuluhan, adanya SOP pembinaan peran serta

masyarakat. Sasaran Program P2 Kusta  adalah adanya pasien kusta di

wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cikupa. Waktu Pelayanan Program

P2 Penyakit Kusta dimulai pukul 8.00-14.00 WIB. Proses Dalam Program

P2 Penyakit Kusta di dalam perencanaan, Puskesmas mempunyai rencana

kerja ( school survey, contact survey, dan Pengobatan) dan juga target

 pencapaian program ( CDR, RFT, dan PR ) yang mengikuti target

nasional. Pengorganisasian puskesmas sudah memiliki struktur organisasi

dan deskripsi kerja yang jelas dan tertulis sehingga tugas, wewenang dan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 63: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 63/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

tanggung jawab menjadi jelas dan tidak tumpang tindih. Dalam

 pelaksanaannya telah dilakukan penemuan penderita kusta secara pasif,

 penemuan penderita kusta secara aktif, pengobatan penderita kusta

dengan tepat, pembinaan pengobatan (case holding), pencegahan

kecacatan dan perawatan diri, pencatatan kasus dan pelaporan, penyuluhan

kesehatan dan penggerakan peran serta masyarakat. Namun puskesmas

 belum memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan  skin smear .

Dalam pengawasan, pemegang program diawasi oleh kepala puskesmas.

Lokasi puskesmas yang mudah terjangkau dan kondisi jalan yang baik 

serta banyaknya transportasi bukan merupakan kendala bagi masyarakat

kecamatan Cikupa untuk menuju ke puskesmas.( Puskesmas Kecamatan

Cikupa,2011b )

BAB IV

METODOLOGI EVALUASI

Metodologi evaluasi program ini dengan pendekatan sistem dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data.

2. Pengolahan data.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 64: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 64/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

3. Penyajian data.

4. Pemilihan prioritas masalah.

5. Penentuan alternatif jalan keluar.

IV.1. Pengumpulan Data

Langkah awal yang dilakukan adalah pengumpulan data. Pengumpulan

data memegang peranan yang sangat penting dalam mendapatkan informasi

kesehatan, penelitian klinik dan kesehatan masyarakat.

Data ialah hasil dari suatu pengukuran ataupun pengamatan. Kecukupan

dari data menetapkan prioritas masalah. Untuk itu, harus tersedia waktu, tenaga,

dana dan sarana yang cukup agar jenis data yang dikumpulkan dapat diperluas.

Sumber data adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas

Kecamatan Cikupa, meliputi :

- Data laporan Program P2 ISPA Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2010.

- Data laporan Program P2 ISPA PuskesmasKecamatan Cikupa tahun 2011.

- Buku Profil Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2010

- Buku Profil Puskesmas Kecamatan Cikupa tahun 2011

- Hasil wawancara dengan pemegang Program P2 ISPA di Puskesmas

Kecamatan Cikupa.

IV.2. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu upaya menyusun data yang telah

dikumpulkan sedemikian rupa. Data yang dikumpulkan berasal dari data primer 

dan sekunder. Data primer dan sekunder tersebut diolah dengan metode

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 65: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 65/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

 pendekatan sistem dan dimasukkan ke dalam unsur - unsur sistem, kemudian

dibuat variabel yang dibandingkan dengan tolok ukur dan hasil yang ada. Tolok 

ukur tersebut terdiri dari unsur masukan (input ), proses, keluaran (output ),

lingkungan, umpan balik, dan dampak yang didapat dari program kerja Puskesmas

Kecamatan Cikupa tahun 2011.

Apabila didapat kesenjangan antara hasil dan tolok ukur pada keluaran

(output), maka hal ini akan menjadi masalah sesungguhnya. Sedangkan

kesenjangan pada unsur-unsur lain selain keluaran (output ), akan menjadi masalah

 penyebab.

IV.3. Penyajian Data

Untuk memudahkan memahami laporan ini, maka penulis menyajikan data

dalam bentuk yang mudah dipahami. Cara penyajian data yang lazim digunakan

adalah bentuk penyajian data secara :

1. Tekstular : penyajian data dalam bentuk uraian kata-kata

2. Tabular : penyajian data dalam bentuk tabel-tabel

3. Grafikal : penyajian data dalam bentuk grafik-grafik 

IV.4. Pemilihan Prioritas Masalah

Dari hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah namun

tidak semua masalah ini dapat diselesaikan sehingga perlu dilakukan pemilihan

 prioritas masalah. Penetapan masalah dari program yang sesungguhnya adalah

masalah yang ada di keluaran (output). Setelah itu baru dirumuskan masalah

 penyebab dari unsur sistem lainnya dan dipikirkan cara penyelesaian masalah

tersebut.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 66: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 66/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Jika dalam evaluasi program ditemukan lebih dari dua masalah, maka

 perlu ditetapkan dua prioritas masalah terpenting yang harus diselesaikan dan

mendapatkan perhatian lebih banyak. Jika dalam evaluasi terdapat dua masalah,

maka ditetapkan satu prioritas masalah.

Cara penetapan prioritas masalah yang dipakai disini adalah Scoring 

Technique dari Bryant dengan parameter:

1. Community Concern : sejauh mana masyarakat menganggap masalah

tersebut penting.

2.  Prevalence : berapa banyak penduduk yang terkena penyakit atau masalah

tersebut.

3. Seriousness : sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh penyakit atau

masalah tersebut

4.  Manageability : sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk mengatasi

masalah tersebut. 

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 67: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 67/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel IV.4. Contoh Penetapan Masalah dengan Scoring Technique Bryant 

PARAMETER MASALAH

1 2 3 4 5

Community Concern (CC)

 Prevalence (P)

Seriousness (S)

 Manageability (M)

Dalam memilih masalah yang akan dijadikan prioritas adalah masalah

yang mempunyai nilai ∑ (CC + P + S + M) yang tertinggi, kemudian nilai yang

diperoleh dijadikan parameter. Setiap parameter diberi nilai 1 sampai 5. Nilai 5

 bila masalahnya besar dan nilai 1 bila masalahnya kecil, dengan perincian

sebagai berikut :

 Nilai 1 : kecil / sukar 

 Nilai 2 : sedang

 Nilai 3 : cukup

 Nilai 4 : cukup besar 

 Nilai 5 : besar / mudah

Masalah yang nilainya paling tinggi adalah prioritas masalah yang dicari.

Setelah prioritas masalah didapatkan maka dilakukan penelusuran kembali

unsur sistem untuk menentukan faktor penyebab. Setelah faktor penyebab

ditemukan maka dapat dicari jalan keluarnya.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 68: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 68/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

IV.5. Penentuan Alternatif Jalan Keluar

Penyusunan alternatif jalan keluar dipandang penting karena terkait

dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila berhasil diwujudkan akan

 besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar.

Penentuan prioritas jalan keluar diuraikan dari masalah penyebab, yaitu

kesenjangan-kesenjangan yang terdapat pada unsur-unsur masukan, proses,

umpan balik, dan lingkungan. Dengan menganalisa masing-masing kesenjangan

yang ada, maka dapat ditentukan alternatif jalan keluar yang dapat mengatasi

masalah tersebut.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 69: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 69/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

BAB V

HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

V.1. Penyajian Data

Dalam membuat suatu penyajian data, kita perlu mengetahui variabel yang

digunakan untuk setiap unsur sistem, serta tolok ukur keberhasilan untuk setiap

variabel tersebut. Dengan adanya variabel dan tolok ukur dalam penyajian data

maka kita dapat mengetahui ada tidaknya kesenjangan untuk setiap unsur sistem.

Tabel V.1.1. Perbandingan Antara Tolok Ukur dan Penyajian Data Program

P2 Penyakit Kusta Puskesmas Kecamatan Cikupa Januari – Desember 2011

Variabel Tolok ukur Penyajian data Kesenjangan

MASUKAN

Tenaga Terdapat tenaga pelaksana untuk 

 puskesmas:

2 dokter umum

1 dokter gigi

10 bidan

3 perawat kesehatan

1 orang penanggung jawab

 program kusta

Petugas lab 1 orang

Kader kusta yang terlatih 6

orang setiap desa

Terdapat tenaga pelaksana :

• 2 dokter umum

• 3 dokter gigi

• 22 bidan

• 4 perawat kesehatan

• Ada

• Ada

• Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Dana Ada dana khusus Ada dana khusus dan mencukupi Tidak ada

Sarana Yang tidak habis dipakai

ada

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 70: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 70/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Variabel Tolok ukur Penyajian data Kesenjangan

Poliklinik set kusta

Lemari obat

Laboratorium sederhana

Yang habis dipakai

Kartu penderita

Formulir pencatatan dan

 pelaporan

Formulir evaluasi

 pengobatan

Formulir pencegahan cacat

Surat rujukan

Buku pedoman dan panduan

 penyakit kusta

Tersedia obat kusta yang

mencukupi

Tersedianya bahan untuk 

 pemeriksaan laboratorium

Tidak tersedia

Tersedia

Tersedia

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tidak tersedia

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tersedia dan jumlah mencukupi

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Metode • Adanya SOP diagnostik untuk 

 penderita kusta

• Adanya SOP pengobatan

Kusta

• Adanya SOP pelaksanaan

 pemeriksaan laboratorium

• Adanya SOP pencatatan dan

 pelaporan

• Ada

• Ada

• Ada

• Ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 71: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 71/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Variabel Tolok ukur Penyajian data Kesenjangan

• Adanya SOP penyuluhan

• Adanya SOP pembinaan

 peran serta masyarakat

• Ada

• Ada

Tidak ada

Tidak ada

PROSES

Perencanaan Perencanaan pembuatan

rencana kerja

Perencanaan penetapan target

cakupan program P2

Penyakit Kusta

Dilakukan

 

Dilakukan

Tidak ada

Tidak ada

Pengorganisasian Pembagian struktur 

organisasi dan deskripsi kerja

yang jelas dan tertulis

sehingga tugas, wewenang

dan tanggung jawab menjadi

 jelas dan tidak tumpang

tindih.

Dilakukan Tidak ada

Pelaksanaan • Penemuan penderita kusta

secara pasif 

• Penemuan penderita kusta

secara aktif 

• Pengobatan penderita kusta

dengan tepat

• Pembinaan pengobatan (case

holding )

• Pencegahan cacat dan

 perawatan diri

• Pencatatan kasus dan

 pelaporan

• Dilakukan

• Dilakukan

• Dilakukan

• Dilakukan

• Dilakukan

• Dilakukan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 72: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 72/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Variabel Tolok ukur Penyajian data Kesenjangan

• Penyuluhan kesehatan dan

 penggerakan peran serta

masyarakat.• Dilakukan

Tidak ada

Tidak ada

Pengawasan Adanya pengawasan dari

 pimpinan puskesmas terhadap

 pelaksanaan program

• Dilakukan Tidak ada

KELUARAN

Angka penemuan penderita baru

kusta (NCDR) < 5 per 100.000

 penduduk 

 NCDR :

2/155311 x 100.000 = 1,287

(1,287 Per 100.000 penduduk)

 

Tidak ada

Menurunkan angka prevalensi

kusta menjadi < 1 per 10.000

 penduduk 

Angka prevalensi :

8/155311 x 10.000 = 0,51

(0,51 Per 10.000 penduduk)

Tidak ada

Angka kesembuhan (RFT) > 90% RFT rate :

3/8 x 100% = 37,5%

Ada

(90 – 37,5 )/90

x 100% :

58,33%

LINGKUNGAN

Fisik 

Wilayah dan

transportasi

Lokasi puskesmas mudah dicapai

dan kondisi jalan baik 

Lokasi Puskesmas mudah

dicapai, kondisi jalan cukup

 baik, transportasi cukup

 banyak 

Tidak Ada

Non fisik 

Pendidikan Tingkat pendidikan cukup Tingkat pendidikan rendah Ada

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 73: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 73/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Variabel Tolok ukur Penyajian data Kesenjangan

Ekonomi

Kepercayaan/

adat

Peran

serta

masyarakat,

 pemuka

agama, dan

tokoh

masyarakat

(minimal tamat SMP )

Tingkat ekonomi yang cukup

Tidak ada hambatan

Ada peran serta dan dukungan

masyarakat terhadap program P2P

Kusta

karena 88,89% penduduk 

 belum tamat SMP.

Tingkat ekonomi rata – rata

 penduduk cukup.

Tidak ada hambatan

Ada peran serta masyarakat

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

UMPAN BALIK 

Pencatatan dan

 pelaporan

Terdapat sistem pencatatan dan

 pelaporan sebagai masukan untuk 

 program selanjutnya

Ada sistem

 pencatatan dan

 pelaporan

Tidak ada

Supervisi Adanya supervisi secara

langsung dan kontinyu dari

kepala puskesmas

Lokmin

Lokbul

Dilakukan

Dilakukan

Dilakukan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

DAMPAK 

Angka kesakitan Turun < 1 per 10.000 Belum dapat dinilai Belum dapat

dinilai

Angka kecacatan Setelah RFT < 5% Belum dapat dinilai Belum dapat

dinilai

(Sumber : Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011b , Depkes RI, 2007)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 74: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 74/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

V.2. Masalah Sesungguhnya

Dari hasil evaluasi selama periode bulan Januari - Desember 2011 terlihat

adanya kesenjangan dari keluaran yang merupakan masalah sesungguhnya, yaitu :

Rendahnya angka kesembuhan pada periode Januari - Desember

2011 cakupan sebesar 37,5% dengan kesenjangan sebesar 58,13%.

V.3. Masalah Penyebab dan Alternatif Jalan Keluar

Masalah penyebab dapat dicari berdasarkan kesenjangan yang muncul dari

variabel-variabel sistem di luar variabel keluaran, yaitu : masukan ( input ), proses

( process), lingkungan (environment ) dan umpan balik ( feedback ).

Dari hasil perbandingan penyajian data dan tolok ukur, maka masalah

 penyebab:

V.3.1. Rendahnya Angka Kesembuhan

1. Masukan

Tidak adanya kader terlatih untuk kusta pada setiap desa

Tidak tersedianya poliklinik set kusta dan ruang untuk pasien kusta

minum obat.

Tidak adanya buku pedoman dan panduan penyakit kusta dan

 pemberantasannya.

2. Proses

Tidak ada kesenjangan.

3. Lingkungan

Tingkat pendidikan yang masih kurang untuk memahami masalah

kesehatan.

4. Umpan balik  

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 75: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 75/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tidak ada kesenjangan.

V.3.2. Alternatif Jalan Keluar untuk Masalah Rendahnya Angka

Kesembuhan

A. Masukan

• Mengadakan pencarian dan pelatihan kader kusta, melibatkan kader aktif 

dari program lain, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama juga

organisasi masyarakat seperti organisasi pemuda dan organisasi wanita.

• Disediakannya buku panduan tentang penyakit kusta agar dalam

melakukan penyuluhan kepada pasien maupun masyarakat sekitar 

memiliki panduan yang tepat, dan buku pedoman program pemberantasan

kusta agara program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan

 pedomannya.

• Memakai ruangan yang tidak terpakai seperti gudang di puskesmas agar 

dapat dipakai sebagai tempat poliklinik set kusta.

B. Lingkungan

• Mengadakan penyuluhan yang sederhana, menarik dan mudah dimengerti

terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat

setempat yang menghadiri penyuluhan agar masyarakat memahami

tentang kusta, pencegahannya dan penanggulangannya serta membagikan

leaflet mengenai cara mencegah dan memberantas kusta.

BAB VI

DISKUSI

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 76: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 76/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Setelah penulis melakukan Evaluasi Program Pencegahan dan

Pemberantasan Kusta Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem

di Kecamatan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Periode

Januari - Desember 2011 ditetapkan masalah sesungguhnya yaitu :

Rendahnya angka kesembuhan pada periode Januari - Desember 2011

dengan cakupan sebesar 37,5%.

Dalam bab ini penulis akan membandingkan hasil Evaluasi Program

Pencegahan dan Pemberantasan Kusta Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan

Pendekatan Sistem di Kecamatan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang

Propinsi Banten Periode Januari - Desember 2010 dengan periode Januari -

Desember 2011, sehingga diharapkan akan diperoleh jalan keluar yang efektif 

untuk memberi saran-saran yang dapat memperbaiki program ini pada masa yang

akan datang.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 77: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 77/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Tabel VI.1. Data Perbandingan Cakupan P2 Penyakit Kusta Puskesmas

Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Januari -

Desember 2010 dengan Januari - Desember 2011

Indikator Tahun 2010 Tahun 2011

Target Hasil Target Hasil

• Case

 Detection

 Rate (CDR)

<5 Per 

100.000

2,68 Per 

100.000

<5 Per 

100.000

1,287 Per 

100.000

•  Prevalence

 Rate (PR)

<1 Per 

10.000

0,603

Per 

10.000

<1 Per 

10.000

0,51 Per 

10.000

•  Release

 From

Treatment 

(RFT) MB

>90% 22,22%>90% 37,5%

(Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2010 A , Puskesmas Kecamatan Cikupa, 2011 B )

Angka kesembuhan pada tahun 2011 meningkat dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2010 angka kesembuhan (RFT) 22,22%, sedangkan pada tahun 2011

meningkat menjadi 37,5%. Hal ini terjadi karena terjadwalnya program P2

Penyakit kusta secara rutin dan berkesinambungan, sehingga penyuluhan berjalan

dengan baik mengakibatkan peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat

tentang penyakit kusta. Dengan tidak adanya penderita kusta yang putus obat

disertai menurunnya angka penemuan penderita baru (NCDR) pada tahun 2011

 bila dibandingkan dengan tahun 2010 sehingga mengakibatkan angka

kesembuhan (RFT) meningkat.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 78: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 78/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan evaluasi Program Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Kusta di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikupa periode Januari -

Desember 2011 dengan menggunakan pendekatan sistem, maka dapat

disimpulkan :

1.Angka penemuan penderita baru (CDR) sebanyak 1,287 per 100.000

 penduduk dari target ( <5 per 100.000 penduduk).

2. Angka kesembuhan (RFT) :

Pasien kusta tipe MB 37,5 % dari target (> 90%)

3. Prevalensi dan angka prevalensi (PR) penemuan kasus sebesar 0,51 per 

10.000 penduduk dari target (<1 per 10.000 penduduk)

Dari data tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa masalah yang

dihadapi adalah angka RFT pasien kusta tipe MB yang belum dapat mencapai

target, yaitu sebesar 37,5 % dengan kesenjangan sebesar 58,33 %.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah :

• Kurangnya jumlah kader kesehatan yang terlatih sehingga pengawasan

terhadap keteraturan minum obat berkurang.

• Tidak tersedianya poliklinik set kusta.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 79: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 79/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

• Tidak adanya buku pedoman dan panduan penyakit kusta dan

 pemberantasannya.

• Tingkat pendidikan yang masih kurang untuk memahami masalah

kesehatan.

Untuk mengatasi hal diatas, maka penulis mencoba memberikan beberapa

alternatif jalan keluar, yaitu :

Mengadakan pencarian dan pelatihan kader kusta, melibatkan kader aktif 

dari program lain, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama juga

organisasi masyarakat seperti organisasi pemuda dan organisasi wanita.

• Disediakannya buku panduan tentang penyakit kusta agar dalam

melakukan penyuluhan kepada pasien maupun masyarakat sekitar 

memiliki panduan yang tepat, dan buku pedoman program pemberantasan

kusta agara program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan

 pedomannya.

• Memakai ruangan yang tidak terpakai seperti gudang di puskesmas agar 

dapat dipakai sebagai tempat poliklinik set kusta.

• Mengadakan penyuluhan yang sederhana, menarik dan mudah dimengerti

terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat

setempat yang menghadiri penyuluhan agar masyarakat memahami

tentang kusta, pencegahannya dan penanggulangannya serta membagikan

leaflet mengenai cara mencegah dan memberantas kusta.

VII. 2. Saran

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 80: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 80/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Penulis juga memberikan beberapa saran yang nantinya dapat dipakai

sebagai masukan untuk kelancaran program P2 Penyakit Kusta di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Cikupa, yaitu :

1. Mengadakan pencarian sejumlah kader kusta.

2. Mengadakan penyuluhan yang sederhana, menarik dan mudah dimengerti

terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat

setempat yang menghadiri penyuluhan agar masyarakat memahami

tentang kusta, pencegahan dan penanggulangannya.

3. Disediakannya buku panduan tentang penyakit kusta agar dalam

melakukan penyuluhan kepada pasien maupun masyarakat sekitar 

memiliki panduan yang tepat, dan buku pedoman program pemberantasan

kusta agara program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan

 pedomannya.

Bila alternatif jalan keluar dan saran-saran diatas dapat dilaksanakan

dengan baik maka diharapkan angka kesembuhan dapat ditingkatkan sesuai target

yaitu >90%, menurunkan angka prevalensi dan akhirnya mengeradikasi penyakit

kusta khususnya di wilayah Kecamatan Cikupa.

Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa mutu program P2 Penyakit Kusta

di Puskesmas Kecamatan Cikupa harus ditingkatkan lagi untuk masa yang akan

datang, diharapkan pencapaian target angka kesembuhan kusta di Puskesmas

Kecamatan Cikupa dapat terlaksana secepat mungkin sesuai dengan target yang

ditetapkan.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 81: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 81/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

DAFTAR PUSTAKA

Azwar A. (1988). ‘Siklus pemecahan masalah’. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia XVII ,

Jakarta, hal 544-545, 554.

 _______ . (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT. Binarupa Aksara, Jakarta,

hal 6-10, 21-25, 25-28, 200-209.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Propinsi Banten. (2012,). ‘Petawilayah’, Available at: http://banten.bpk.go.id/?page_id=884. (Accessed: 2012,

Agustus 07. Last update: 2012, April 8)

Depkes RI. (2007).  Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta, Departemen KesehatanRI, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. (2011).  Profil Kesehatan kabupaten tangerang tahun

2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

Kecamatan Cikupa. (2011). ‘Struktur Organisasi Administrasi Pemerintahan Kecamatan Cikupa,Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Tahun 2011’, Tangerang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). ‘Peringatan Hari Kusta Sedunia Kemenkesdan 11 organisasi tanda tangani piagam seruan nasional mengatasi kusta 2012’ , Available

at:  http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1835-peringatan-hari-kusta-sedunia-kemenkes-dan-11-organisasi-tandatangani-piagam-seruan-nasional-mengatasi-

kusta-2012.html. ( Accessed: 2012, Agustus 08).

Kosasih A, Wisnu I M, Daili-Sjamsoe E, Menaldi LS. (2010). ‘Kusta ’, Dalam: Djuanda A,

Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi Kelima, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

 NN. (2009). ‘Peta wilayah kabupaten tangerang’, Available from :http://javasland.wordpress.com/2009/12/28/kabupaten-tangeran/.(Accessed : 2012,

Agustus 07)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara2012 33

Page 82: evprog ispa2balok

7/28/2019 evprog ispa2balok

http://slidepdf.com/reader/full/evprog-ispa2balok 82/82

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Khususnya Pneumonia pada Balita Puskesmas Kecamatan Cikupa dengan Pendekatan Sistem di Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten Periode Januari 2011 – Desember 2011

Puskesmas Kecamatan Cikupa. (2010)a.  Buku register/monitoring penderita kusta tipe Pb/Mb

2010, Puskesmas Kecamatan Cikupa, Tangerang.

 _________________________. (2010) b.  Profil Puskesmas Cikupa Tahun 2010, Puskesmas

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang

 _________________________. (2011)a.  Buku register/monitoring penderita kusta tipe Pb/Mb

2011, Puskesmas Kecamatan Cikupa, Tangerang.

 _________________________. (2011) b. ‘Hasil wawancara dengan pemegang program pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta 2011’, Puskesmas Kecamatan Cikupa,

Tangerang.

 _________________________. (2011)c. Profil Puskesmas Cikupa Tahun 2011, Puskesmas

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

World Health Organization. (2011). ‘Leprosy update’, Available from :http://www.who.int/wer/2011/wer8636.pdf . (Last updated : 2011, September 2, Accessed: 2012, Agustus 07)

Yo Y, McDougall A C. (2005). Atlas Kusta. Edisi Bahasa Indonesia, Sasakawa Memorial HealthFoundation, Tokyo.