Bab IPendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor. Menurut
teori Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan.
Faktor ini saling berinteraksi dan saling terkait secara hirarkis,
yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatik yang ditandai
berlangsungnya fungsi fisiologi dan integrasi anatomi, kesehatan
psikis yang mengacu pada berbagai kemampuan seperti kemampuan
mengetahui, mengamati, menyadari, dan menanggapi keadaan sehat
somatiknya sendiri; dan kesehatan sosial yang mengacu pada
kesesuaian perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya,
dengan keluarganya, dan dengan sistem sosial. Yang sangat besar
pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan
kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat di
bidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi. Hal ini mendorong
pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti
program promosi kesehatan yang salah satunya melalui program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).1 Berbagai kegiatan telah
dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program PHBS,
mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan
buku Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat
Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan
buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan rumah tangga,
tatanan tempat umum, tatanan sarana kesehatan, serta membuat buku
saku PHBS untuk petugas puskesmas. Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu
melahirkan (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 dengan peningkatan angka PHBS rumah tangga. Namun angka ini
masih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan yaitu
118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup.2,3 Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menurun menjadi 34 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan persentase PHBS,
namun masih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan
yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs yaitu 23 per
1.000 kelahiran hidup.Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda
dalam penanggulangan penyakit di Indonesia.2,3Beberapa hal juga
telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat. Namun
beberapa hal, contohnya seperti pemberian ASI eksklusif kepada bayi
usia 0-6 bulan justru mengalami penurunan. Status gizi ibu hamil,
bayi dan anak balita juga masih perlu ditingkatkan, karena masih
tingginya bayi yang lahir dengan berat lahir rendah yaitu 11,1% dan
tingginya prevalensi anak balita kerdil sebesar 35,7% akibat
kekurangan gizi dalam jangka waktu lama.Derajat kesehatan
masyarakat yang masih belum optimal tersebut di atas pada
hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku
masyarakat, pelayanan kesehatan, dan genetika.2,3,4Upaya
pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah,
terencana, terpadu, dan berkesinambungan, dikembangkan melalui
Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan
sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga,
dan masyarakat) dan diharapkan akan berkembang ke arah
Desa/Kelurahan, Kecamatan/ Puskesmas, dan Kabupaten/Kota
sehat.2Ditinjau dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011
yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012)
diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru mencapai
53,89% dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45,90%. Dari hasil
Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai
38,7%. Oleh sebab itu, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga
sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2014.2,3,4 Perilaku,
pengetahuan, lingkungan, serta peran serta masyarakat masih rendah
dalam pelayanan kesehatan. Hal ini nyata bahwa terdapat hubungan
antara perilaku yang baik dan sehat dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Kondisi perilaku masyarakat dan lingkungan
sekitar dapat menjadi penentu dalam peningkatan taraf kesehatan
masyarakat. Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar dapat
membantu penyelesaian masalah perilaku hidup bersih dan sehat
tersebut. Indikator PHBS terdiri dari persalinan ditolong tenaga
kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan balita, penggunaan
air bersih, perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
penggunaan jamban sehat, perilaku memberantas sarang nyamuk di
rumah, perilaku makan sayur dan buah setiap hari, perilaku
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan perilaku tidak merokok
di dalam rumah.5 Evaluasi dilakukan karena belum diketahuinya
permasalahan dalam pelaksanaan Program PHBS rumah tangga di
Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang pada periode Januari 2014
sampai dengan Desember 2014.
1.2 Permasalahan1. Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi
yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.2. Angka
Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007.3. Masih tingginya bayi yang lahir dengan
berat lahir rendah yaitu 11,1% dan tingginya prevalensi anak balita
kerdil sebesar 35,7% akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu
lama.4. Dari hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang
telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru
mencapai 38,7%,5. Dari profil data kesehatan Indonesia tahun 2011
yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012)
diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru mencapai
53,89% dan di provinsi Jawa Barat sebesar 45,90%.6. Evaluasi
terhadap pelaksanaan dan keberhasilan Program PHBS di Puskesmas
Cilamaya masih belum dilakukan.
1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan Umum :Untuk mengetahui masalah Program
Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Cilamaya periode Januari sampai dengan
Desember 2014 dengan pendekatan sistem, dan diharapkan terjadi
penurunan angka kesakitan dan kematian yang dapat dicegah dari
perilaku hidup bersih di kehidupan rumah tangga sehari-hari
khususnya di lingkungan Puskesmas Cilamaya.1.3.2. Tujuan Khusus :
Diketahuinya cakupan Rumah Tangga Sehat di Puskesmas Cilamaya
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi
target atau tidak. Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014
sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Cilamaya
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi
target atau tidak. Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita
di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember
2014 sudah memenuhi target atau tidak. Diketahuinya cakupan
penggunaan air bersih di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014
sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014 sudah memenuhi target atau tidak. Diketahuinya
cakupan penggunaan jamban sehat di Puskesmas Cilamaya periode
Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi target atau
tidak. Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di
dalam rumah di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014 sampai
dengan Desember 2014 sudah memenuhi target atau tidak. Diketahuinya
cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di Puskesmas
Cilamaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sudah
memenuhi target atau tidak. Diketahuinya cakupan perilaku melakukan
aktivitas fisik setiap hari di Puskesmas Cilamaya periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 sudah memenuhi target atau tidak.
Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di
Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014
sudah memenuhi target atau tidak.
1.4. ManfaatBagi Evaluator:1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh saat di bangku kuliah.2. Melatih serta
mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program
promosi kesehatan PHBS.3. Mengetahui banyaknya kendala yang
dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.4. Menumbuhkan minat
dan pengetahuan mengevaluasi.5. Mengembangkan kemampuan untuk
berpikir
Bagi Perguruan Tinggi:1. Mengamalkan Tridarma Perguruan
Tinggi.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan.3. Mewujudkan Universitas Kristen
Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang menghasilkan dokter
yang berkualitas.
Bagi Puskesmas yang dievaluasi:1. Mengetahui masalah-masalah
yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja puskesmas Loji.2.
Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan
secara optimal.3. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih
mengaktifkan program promosi kesehatan sehingga dapat memenuhi
target cakupan program.4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang
diberikan, sebagai umpan balik agar keberhasilan program dimasa
mendatang dapat tercapai secara optimal.
Bagi Masyarakat:1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di
kecamatan Tegalwaru.2. Dengan tercapainya keberhasilan program,
diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai penyakit masyarakat
yang berhubungan dengan pengetahuan sikap dan perilaku tentang pola
perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.3. Dengan
tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh
bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
Bab IIMateri dan Metode2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari Laporan
Kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga
periode Januari sampai dengan Desember 2014 di puskesmas Cilamaya,
kecamatan Cilamaya , kabupaten Karawang, yang berisi kegiatan
antara lain:1. Pemantauan PHBS Rumah Tangga di kecamatan Cilamaya
pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 1. Laporan
pelaksanaan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
masyarakat yang diterapkan dengan ketiga strategi yang dikenal
dengan strategi: advokasi PHBS, bina suasana (social support), dan
gerakan masyarakat (empowerment).1. Pencatatan dan pelaporan
program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data,
analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan pelaksanaan program yang terjadi, baik pada
awal, ditengah, maupun akhir program dengan cara membandingkan
cakupan program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Cilamaya periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 terhadap tolok ukur PHBS yang
telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah dengan menggunakan
pendekatan sistem.
Pengumpulan data diambil secara menyeluruh tiap desa sesuai
dengan indikator dan hasil penyuluhan, sebagai berikut: Pendataan
persalinan melalui tenaga kesehatan kepada setiap rumah tangga oleh
kader; Pendataan pemberian ASI eksklusif kepada setiap rumah tangga
oleh kader; Pendataan penimbangan balita kepada setiap posyandu
oleh petugas promkes; Pendataan penggunaan air bersih rumah tangga
kepada setiap rumah oleh kader; Pendataan mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun kepada setiap rumah tangga oleh kader; Pendataan
penggunaan jamban sehat kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan pemberantasan jentik nyamuk kepada setiap rumah oleh
kader jumantik dan petugas promkes; Pendataan perilaku makan buah
dan sayur kepada setiap rumah tangga oleh kader; Pendataan perilaku
aktivitas fisik harian kepada setiap rumah tangga oleh kader;
Pendataan perilaku merokok kepada setiap rumah tangga oleh kader;
dan Pengumpulan seluruh data perolehan rumah tangga oleh kader
kepada petugas promkes.
Bab IIIKerangka Teoritis
3.1. Kerangka Teoritis
Bagan 1. Gambar Teori Sistem
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :1) Masukan
(input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut,
terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode
(method), mesin atau alat yang digunakan (machine), jangka alokasi
waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi
(information).2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau
elemen yang ada di dalam sistem dan berfungsi untuk mengubah
masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pemantauan (controlling).3) Keluaran (output)
adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.4) Lingkungan (environment)
adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan
dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.6) Dampak
(impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu
sistem.
3.2. Tolok Ukur Tolok ukur terdiri dari variabel masukan,
proses, keluaran, umpan balik, lingkungan, dan dampak. Digunakan
sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program
PHBS di tatanan rumah tangga.(Terlampir di Bab V)
Bab IVPenyajian Data4.1. Sumber Data Sumber data dalam evaluasi
ini diambil dari data sekunder yang berasal dari: 1. Laporan UPTD
Puskesmas DTP Cilamaya pada periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014.2. Data Rekapitulasi Pendataan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di masyarakat pada periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014. 3. Laporan Penilaian Kinerja
Puskesmas UPTD Puskesmas Cilamaya pada periode Januari 2014 sampai
dengan Desember 2014.
4.2Data Umum4.2.1Data Geografis1. Lokasi gedung PuskesmasLokasi
Gedung Puskesmas Cilamaya terletak di Jalan Raya Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang Barat 41358, Jawa
Barat . Terletak disebelah utara kota kabupaten yang berjarak 34 KM
dengan waktu tempuh 60 menit menggunakan kendaraan roda empat.2.
BangunanGedung UPTD Puskesmas Cilamaya
3. Luas Wilayah KerjaKecamatan Cilamaya Wetan mempunyai luas
wilayah : 7.265 Ha, terdiri dari Luas Sawah 4.835 Ha , Luas Kolam
10 Ha , Luas Tambak/empang906 Ha , Luas Pekarangan 1.253 Ha , Luas
Kehutanan 77 Ha, Luas Kebun 7 Ha , Luas lainnya 177 Ha.Berikut
adalah nama 7 desa-desa yang merupakan bagian dari wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cilamaya.4. Batas wilayah kerjaBatas wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cilamaya Karawang adalah seperti berikut: Sebelah
Utara: Laut Jawa Sebelah Selatan: Kecamatan Banyusari Sebelah
Barat: Kecamatan Cilamaya Kulon Sebelah Timur: Kabupaten Subang
5. Iklim Sesuai dengan bentuk morfologinya,Cilamaya merupakan
dataran rendah dengan temperatur udara rata-rata 26-32 C
6. Hidrografi Kecamatan Cilamaya Wetan dilalui oleh Sungai
Cilamaya yang merupakan batas alam Kecamatan Cilamaya Wetan /
Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Subang, dihimpit 4 (empat)
saluran skunder yang mengairi daerah pertanian dan tambak,
diantaranya :- Saluran Skunder Cilamaya Timur (SSL MT)- Saluran
Skunder Kalong (SS Kalong)- Saluran Skunder Cilamaya Barat (SSL
MB)- Saluran Skunder Gebang Malang (SSG MA)
4.2.2 Data DemografisTotal jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya pada tahun 2014 adalah sebanyak adalah 52.004
jiwa dengan distribusi berikut: Jumlah penduduk berdasarkan jenis
kelamin adalah laki-laki 26.742 jiwa dan perempuan 25.262 jiwa.
Mata pencaharian terbanyak adalah sebagai petani dengan jumlah
31.202 jiwa Mayoritas penduduk dengan pendidikan SD 60,0 %. dan SMP
20,01 % Tingkat kepercayaan/agama terbanyak adalah Islam 97,5%
4.2.3 Data Fasilitas KesehatanNoJenis Sarana KesehatanJumlah
1Puskesmas UPTD1
2Puskesmas Pembantu (Pustu)1
3Puskesmas Keliling1
4Klinik 24 Jam2
5Dokter Umum Praktek Swasta4
6Balai Pengobatan Swasta10
7Bidan Praktek14
8Pondok Bersalin Desa1
9Pos Obat Desa0
10Posyandu43
11Kader215
4.3 Data Khusus 4.3.1. Masukan 1. Tenagaa. Dokter : 1 orang
(sebagai penanggungjawab)b. Petugas Promkes: 1 orang ( sebagai
koordinator program)c. Kader : 50 orang (sebagai pelaksana)d.
Posyandu : 39 buah2. DanaDana untuk pelaksanaan program diperoleh
dari: APBD : Ada, cukup3. Saranaa) Sarana medis: Sarana persalinan
: Adanya rumah bersalin dan praktek bidan Sarana penimbangan :
Posyandu KMS : dilakukan penimbangan berat badan dan pemantauan
status gizi sebulan sekali di Posyandu
b) Sarana non medis: Infocus : Ada, 1 buah Layar : Ada, 1 buah
Leaflet : Ada Lembar balik : Ada Poster : Ada Buku pedoman PHBS :
Ada
4. MetodeProgram PHBS dalam pelaksanaannya dilakukan dalam
bentuk: Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
TanggaMelakukan sosialisasi di desa kepada kader PKK Dusun dan
kelompok Dasawisma, sedangkan di kelurahan kepada kader PKK RW dan
kader PKK RT Pengumpulan data PHBS di rumah tanggaPembinaan PHBS di
Rumah Tangga diawali dengan kegiatan pengumpulan data oleh Kader
PKK desa/kelurahan pada saat pertemuan bulanan di kelompok masing-
masing dengan cara:1. Menyiapkan tenaga pengumpul data, disarankan
menggunakan ketua kelompok Dasawisma atau kader PKK Desa/ Kelurahan
yang telah dilatih PHBS di Rumah Tangga.2. Mendata Jumlah Rumah
Tangga yang ada di desa/ kelurahan3. Menyiapkan formulir /Kartu
PHBS di Rumah Tangga sesuai jumlah rumah tangga yang ada.4. Memberi
penjelasan singkat bagi para ketua kelompok Dasawisma atau kader
PKK Desa/ Kelurahan yang telah dilatih PHBS tentang cara
pengumpulan data di rumah tangga.5. Ketua Kelompok Dasawisma atau
kader PKK Desa/ Kelurahan yang telah dilatih PHBS di rumah tangga,
mengumpulkan data rumah tangga ber-PHBS berdasarkan 10 indikator
PHBS di masing-masing rumah tangga yang ada di desa/ kelurahan
dengan menggunakan formulir/ Kartu PHBS di rumah tangga. Pengolahan
data dan Pemetaan PHBSHasil pengumpulan data dari kelompok-kelompok
PKK selanjutnya diolah secra manual oleh TP-PKK Desa/kelurahan.1.
Setiap rumah tangga akan dikelompokkan menjadi Rumah Tangga
ber-PHBS atau Rumah Tangga yang tidak ber-PHBS.2. Kelompok rumha
tangga ber-PHBS, apabila rumah tangga telah memenuhi 10 indikator
PHBS. Namun, bila dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan,
tidak ada bayi ataupun Balita, maka pengertian rumah tangga
ber-PHBS hanya memenuhi 7 indikator.3. Untuk menghitung persentase
Rumah Tangga ber-PHBS di desa/kelurahan digunakan rumus sebagai
berikut Jumlah rumah tangga ber-PHBS dibagi dengan seluruh jumlah
rumah tangga yang ada di desa/kelurahan dikali 100%.4. Hasil
persentase yang diperoleh merupakan hasil pemetaan Rumah tangga
ber-PHBS di desa/ kelurahan. PerencanaanPerencanaan meliputi
penentuan prioritas, tujuan dan kegiatan intervensi dan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan ini memanfaatkan forum
musyawarah perencanaan pembangunan desa/kelurahan yang ada.a.
Menentukan prioritas masalahBerdasarkan masalah yang ada, disusun
rencana kegiatan intervensi. Caranya dengan memberikan jawaban
terhadapa pertanyaan-pertanyaan berikut ini:1. Dari masalah yang
ada, mana yang dapat diselesaikan dengan mudah.2. Mengapa terjadi
demikian3. Bagaimana cara mengatasinya4. Apa bentuk kegiatannya5.
Berapa dana yang dibutuhkan6. Bagaimana jadwal kegiatan
pelaksanaannya7. Siapa yang akan mengerjakan8. Berapa lama waktu
mengerjakannya
b. Menentukan tujuanBerdasarkan hasil pengumpulan data PHBS,
maka dapat ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat.
Selanjutnya berdasarkan masalah yang ditemui dan ketersediaan
sumber daya, maka ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah yang ditemukan, seperti contoh: meningkatnya
persentase pemeberian ASI eksklusif pada bayi dari 60% menjadi 70%
di desa kemuning dalam 1 tahun.c. Menentukan kegiatanSetelah jumlah
ditetapkan, selanjutnya ditentukan kegiatan yang akan digunakan.
Caranya adalah membuat beberapa alternatif kegiatan, kemudian
dipilih kegiatan yang dapat dilakukan dikaitkan dengan ketersediaan
sumber daya, misalnya1.Rendahnya persentase Persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan:- Menemukan kehamilan secara dini di
kelompoknya- Penyuluhan pentingnya pemeriksaan kehamilan-
Penyuluhan pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan-
Menggalakkan Stikerisasi Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
serta Komplikasi (P4K).2.Belum semua bayi diberi ASI ekslusif-
Melibatkan keluarga ibu menyusui.- Penyuluhan dengan cara kunjungan
rumah tentang manfaat, dan cara memberikan ASI eksklusif.-
Perawatan payudara selama kehamilan.3.Belum semua balita ditimbang
setiapa bulan- Penyuluhan tentang pentingnya penimbangan Balita
secara teratur ke Posyandu atau ke pelayanan kesehatan lainnya.-
Menggerakkan keluarga balita untuk hadir saat penimbangan.4. Masih
ada Rumah tangga yang belum menggunakan air bersih- Penyuluhan
tentang pentingnya menggunakan air bersih, syarat-syarat air
bersih.- Membentuk kelompok pemakai air( Pokmair)- Pengorganisasian
masyarakat untuk menyediakan sumber air bersih5. Belum semua rumah
tangga menerapakan CTPS- Penyuluhan manfaat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan pakai sabun.- Menggerakkan masyarakat
untuk mencuci tangan pakai sabun secara massal dan menyediakan
sarana cuci tangan di rumah masing-masing secara swadaya atau
gotong royong.6. Masih ada rumah tangga yang belum menggunakan
jamban sehat- Penyuluhan manfaat jamban, syarat jamban sehat, dan
cara memelihara jamban sehat.- Pengorganisasian masyarakat untuk
membuat jamban umum atau memiliki jamban keluarga.- Arisan Jamban7.
Belum semua rumah tangga memberantas jentik di rumah- Penyuluhan
tentang pentingnya memberantas jentik di rumah- Membentuk
JUMANTIK.8. Belum semua rumah tangga makan sayur dan buah setiap
hari.- Penyuluhan manfaat makan sayur dan buah setiap hari.-
Penyuluhan pemanfaatna perkarangan untuk menanam sayur dan buah.-
Demo memasak sayur sehat dan mengolah buah menjadi menarik.9. Belum
semua rumah tangga melakukan aktifitas fisik setiap hari.-
Penyuluhan tentang manfaat aktifitas fisik secraa teratur, sesuai
dengan usia dan kondisi fisik.- Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan olahraga massal secara rutin.10. Masih ada Rumah tangga
yang merokok di dalam rumah- Penyuluhan bahaya merokok bagi
perokok, bagi yang belum, perokok keluarga.- Stikerisasi Rumah
Tanpa Asap Rokok- Pelatihan bagi perokok bagaimana berhenti
merokok
4.3.2 Proses 4.3.2.1 Perencanaan Perencanaan kegiatan program
PHBS di buat setahun sebelumnya. Melakukan pendataan jumlah rumah
tangga dan kepala keluarga yang ada di wilayah kerja. Melakukan
pelatihan kader dalam pendataan PHBS. Melakukan pengumpulan data 7
indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat (GHS) oleh kader
terlatih tiap tahun pada bulan Juli. Melakukan pengolahan dan
penyajian data PHBS oleh petugas puskesmas dan koordinator Promosi
Kesehatan Puskesmas. Melakukan pelatihan kader dalam penyuluhan
tentang PHBS. Melakukan penyuluhan tentang PHBS termasuk penyuluhan
perorangan dalam bentuk konseling/kunjungan rumah atau penyuluhan
kelompok.
4.3.2.2 PengorganisasianPengorganisasian dalam program PHBS
dibagi berdasarkan jabatan: a. Kepala Puskesmas (dr. H. Elfis
Yunandar ): Sebagai penanggungjawab program Monitoring pelaksanaan
PHBS tingkat kecamatan Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan
kegiatan PHBS di wilayah kerja. b. Koordinator PHBS (Bapak H.
Nanang): Kooridinator program Menerima pelaporan hasil kegiatan
PHBS dari wilayah setempat Melakukan pencatatan hasil keberhasilan
program dan melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala Puskesmas
Kecamatan dalam waktu tiap tahun. Melatih para kader di tiap desa
untuk program pelaksanaan PHBS. c. Kader terlatih: Memantau,
memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di
masing-masing.
4.3.2.3 Pelaksanaan: Perencanaan kegiatan program PHBS di buat
setahun sebelumnya : dilakukan rutin tiap bulan Januari
Merencanakan pendataan jumlah rumah tangga dan kepala keluarga yang
ada di wilayah kerja : Dilakukan tiap bulan Juli Merencanakan
pengumpulan data 7 indikator PHBS, 3 indikator Gaya Hidup Sehat
(GHS) oleh kader terlatih tiap tahun pada bulan Juli : Dilakukan
tiap bulan Juli Merencanakan pengolahan dan pemetaan PHBS oleh
petugas puskesmas dan koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas :
Dilakukan tiap bulan Juli
4.3.2.4 Pengawasan Pengawasan oleh Dinas Kesehatan : Rapat Di
Dinas Kesehatan 6 bulan sekali Pengawasan oleh Kepala Puskesmas :
Lokakarya Mini Puskesmas 1 bulan dan 3 bulan sekali
4.3.3 Keluaran
Indikator Komposit/ Gabungan : Cakupan Rumah Tangga Sehat x 100
% x 100 % = 47,1 %
Indikator Tunggal :
Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan: Jumlah ibu
yang bersalin dalam 1 tahun: 1457 orang Jumlah persalinan dengan
ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun: 1457 orang Cakupan
persalinan ditolong tenaga kesehatan: x 100 % x 100% = 100%
Cakupan pemberian ASI eksklusif: Jumlah bayi usia 0-6 bulan: 692
bayi Jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif: 319 bayi Cakupan
pemberian ASI eksklusif: x 100 % x 100 % = 46,1%
Cakupan penimbangan anak Balita: Jumlah seluruh anak Balita yang
ada: 692 anak Balita Jumlah anak Balita yang ditimbang setiap
bulannya: 433 anak Balita Cakupan penimbangan anak Balita: x 100 %
x 100 % = 62,6% Cakupan penggunaan air bersih: Jumlah rumah tangga
yang menggunakan air bersih: 752 rumah tangga Jumlah sasaran rumah
tangga yang ada: 16278 rumah tangga Cakupan penggunaan air bersih:
x 100 % Jumlah seluruh rumah tangga yang ada x 100 % = 4,6%
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun: Jumlah
rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun: 319
rumah tangga Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 16278 rumah
tangga Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun: x 100 x 100 % = 1,9%
Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat: Jumlah rumah tangga
yang menggunakan jamban sehat: 12269 rumah tangga Jumlah sasaran
rumah tangga yang ada: 16278 rumah tangga Cakupan perilaku
menggunakan jamban sehat: x 100 % x 100 % = 75,4%
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah: Jumlah rumah
tangga yang memberantas jentik: 14083 rumah tangga Jumlah sasaran
rumah tangga yang ada: 16278 rumah tangga
Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah: x 100 % x 100 % =
86%
Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari. Jumlah rumah
tangga yang makan buah dan sayur setiap hari: 5107 rumah tangga
Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 16278 rumah tangga Cakupan
perilaku makan buah dan sayur setiap hari: x 100 % Jumlah seluruh
rumah tangga yang ada x 100 % = 31,4 %
Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari: Jumlah
rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari: 14083
rumah tangga Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 16278 rumah
tangga Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari: x
100 % Jumlah seluruh rumah tangga yang ada x 100 % = 86,5 %
Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah: Jumlah rumah tangga
yang tidak merokok dalam rumah: 2653 rumah tangga Jumlah seluruh
rumah tangga yang ada: 16278 rumah tangga Cakupan perilaku tidak
merokok dalam rumah: x 100 % x 100 % = 16,3 %
Cakupan penyuluhanPerhitungan cakupan setiap indikator PHBS di
atas dilakukan oleh evaluator sendiri dan bukan dari Puskesmas
Cilamaya.
4.3.4 Lingkungan Lingkungan Fisik Kepadatan penduduk = = = 1,479
jiwa per km2Kesimpulan : wilayah kecamatan Cilamaya Wetan termasuk
wilayah yang sangat padat (>401 jiwa/km2) Lokasi: Terdapat
beberapa lokasi yang memiliki daerah yang sulit dijangkau seperti
daerah muara Transportasi: Tersedia sarana transportasi, tidak
semua jalan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat. Fasilitas
kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan
praktek dokter dan bekerja sama dengan baik. Pengadaan air bersih -
PAM : Ada - Penampungan : Ada Kebersihan lingkungan: Terjaga
Kegiatan penyediaan jamban sehat: Ada Kegiatan pemberantasan jentik
nyamuk: Ada Kegiatan penanaman sayur dan buah di pekarangan rumah:
Ada Kegiatan pelarangan merokok: Ada
4.3.5 Umpan Balik Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap
setiap triwulan mengenai program PHBS di rumah tangga dari hasil
rapat kerja tiap triwulan yaitu keseluruhan program perilaku hidup
bersih dan sehat yang dilaksanakan belum mencapai target sesuai
dengan tolok ukur yang ditetapkan. Adanya rapat kerja setiap bulan
bersama Kepala Puskesmas dan lintas program untuk mengevaluasi
program yang telah dijalankan.
4.3.6 Dampak Langsung Target rumah tangga terbina yang
melaksanakan PHBS : Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya
dan tidak mudah sakit Pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik
Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat Pengeluaran rumah
tangga yang dulunya untuk kesehatan bisa dialihkan untuk gizi
keluarga. Mengurangi dan meniadakan biaya pengobatan dalam
keluarga. Tidak Langsung Peningkatan derajat kesehatan masyarakat :
Masyarakat mampu mengupayakan terciptanya lingkungan yang tertata
rapi dan sehat Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Masyarakat memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan penyakit dan
peningkatan kesehatannya.
Bab VPembahasan Masalah
No Variabel Tolok Ukur Keberhasilan VariabelCakupan Masalah
1Keluaran Indikator Komposit/Gabungan:Rumah Tangga Sehat
Indikator Tunggal :1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI eksklusif 3. Menimbang balita 4. Menggunakan
air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6.
Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah 8. Makan
sayur dan buah setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
65%
65%
65%65%65%65%
65%65%65%
65%
65%
29,8%
100%
46,1%62,6%4,6 %1,9 %
75,4%86 %31,4%
86,5%
16,,3%
35,2%
-
18,9%2,4%60,4%63,1%
--33,6 %
-
48,7%
Bab VIPerumusan Masalah
6.1. Masalah sebenarnya (menurut keluaran)
Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas
Cilamaya periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 ternyata
terdapat beberapa masalah, yaitu:
Indikator Komposit/Gabungan :Cakupan Rumah Tangga Sehat sebesar
47,1%
Indikator Tunggal:a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan sebesar 100%; b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif
sebesar 46,1%; c. Cakupan penimbangan balita sebesar 62,6%; d.
Cakupan penggunaan air bersih sebesar 4,6%; e. Cakupan mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 1,9%; f. Cakupan
penggunaan jamban sehat sebesar 75,4%; g. Cakupan pemberantasan
jentik di rumah sebesar 86%; h. Cakupan makan sayur dan buah setiap
hari sebesar 31,4%; i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap
hari sebesar 86,5%; dan j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah
sebesar 16,3%.
6.2. Masalah dari unsur lain (penyebab) Dari hasil evaluasi
program PHBS di Puskesmas Cilamaya periode Januari 2014 sampai
dengan Desember 2014 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu :
Proses Pelatihan kader dalam pendataan indikator PHBS sudah
dilaksanakan sesuai jadwal yaitu satu kali tiap bulan. Pelatihan
kader dalam penyuluhan tentang PHBS dilakukan rutin dilaksanakan
sesuai jadwal dan mencakup semua posyandu. Penyuluhan PHBS perorang
seperti konseling dan kunjungan rumah dan perkelompok dilaksanakan
sesuai akan tetapi banyak kader yang dilatih kurang aktif dalam
menjalankan penyuluhan terhadap masyarakat akibatnya cakupan
penyuluhan kelompok tentang semua indikator PHBS belum merata di
seluruh wilayah Puskesmas.
Lingkungan Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Cilamaya berstatus ekonomi dan berpendidikan rendah sehingga
mempengaruhi perilaku dan peran serta masyarakat yang kurang
mendukung hal ini merupakan hambatan dalam program perilaku hidup
bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. Terdapat juga desa yang
mempunyai daerah akses sulit.
Bab VIIPrioritas Masalah
7.1 Masalah menurut keluaran: A. Cakupan pemberian bayi ASI
eksklusif sebesar 46,1%; B. Cakupan penimbangan anak Balita sebesar
62,6% ;C. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 4,6% ;D. Cakupan
perilaku mencuci tangan dengan air & sabun sebesar 1,9%E.
Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 29,0%; F. Cakupan
tidak merokok di dalam rumah sebesar 26,6%.
Tabel 7.1 Parameter Derajat Masalah No Parameter ABCDEF
1Besarnya masalah325523
2Akibat yang ditimbulkan335524
3Keuntungan sosial karena selesainya masalah335534
4Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai323333
5Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah333333
Jumlah 151321211317
Keterangan derajat masalah: 5 = sangat penting 4 = penting 3 =
cukup penting 2 = kurang penting 1 = tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah: 1. Cakupan penggunaan air bersih
di dalam rumah pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember
2014 sebesar 4,6% dengan target 65%2. Cakupan perilaku mencuci
tangan dengan air dan sabun di dalam rumah pada periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 1,9% dengan target 65%3.
Cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah pada periode Januari
2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 16,3% dengan target
65%
Bab VIIIPenyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1Cakupan penggunaan air bersih di dalam rumah pada
periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 4,6%
dengan target 65%
Penyebab:Masukan: Koordinator program promosi kesehatan belum
menjalan metode yang benar sesuai buku pedoman PHBS Rumah Tangga.
Kurang aktifnya Koordinator dalam melatih kader yang sebagaimana
mestinya.Proses: Dalam penyelenggaraannya karena tidak dikuasainya
metode yang seharusnya sehingga hasil yang didapatkan kurang
maksimal, dalam buku pedoman contoh kegiatan yang terlampir untuk
meningkatkan persentase rumah tangga dalam menggunakan air bersih
tidak dilaksanakan sepenuhnya seperti pengorganisasian masyarakat
dalam membangun SAB dan pembentukan POKMAIR( Kelompok Pemakai
Air)
Penyelesaian: Melakukan evaluasi kepada program PHBS setiap 3
bulan dalam mini lokakarya puskesmas sehingga berfungsi kembali
sistem pengawasan. Melakukan kegiatan yang seharusnya sesuai dengan
buku pedoman PHBS Rumah tangga Kembali mengulang Metode yang sesuai
dengan buku pedoman PHBS Rumah Tangga.
8.2 Masalah 2Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode
Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 16,3% dari target
65%
Penyebab:Masukan: Koordinator program promosi kesehatan belum
menjalan metode yang benar sesuai buku pedoman PHBS Rumah
Tangga.Proses: Perencanaan terhadap program yang masih tidak jelas
Pengorganisasian masyarakat dalam program tidak merokok dalam rumah
tangga masih rendah. Pelaksanaan program berhenti merokok di
puskesmas masih belum berjalan dengan baik dikarenakan kurangnya
sosialisasi dan peminat.
Penyelesaian: Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi tentang
berhenti merokok Kembali menjalankan konseling berhenti merokok
yang ada di Puskesmas Cilamaya Membuat dan mengajak masyarakat
untuk membuat Kawasan Bebas Asap Rokok , tersedianya suatu spot
untuk merokok supaya tidak merokok di dalam rumah.
8.3 Masalah 3
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun di dalam
rumah pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar
1,9% dengan target 65%
PenyebabLingkungan Non Fisik: Stigma masayarakat yang masih
belum sadar akan arti pentingnya cuci tangan menggunakan air bersih
dan sabun Masyarakat belum mengerti betul arti penting kebersihan
Faktor sosial dan ekonomi yang lemah mengakibatkan keterpurukan di
segala bidang
Masukan: Metode/ cara yang kerja yang tidak dilaksanakan
sepenuhnya oleh koordinator PHBS bahkan tidak sesuai dengan buku
pedoman.Proses: Tidak adanya buku pedoman PHBS di puskesmas
Program-program untuk kemajuan masyarakat masih jauh dari yang
diharapkan contohnya penyuluhan terhadapa masyarakat, penggerakan
dan pengorganisasian yang masih kurang.Penyelesaian Semakin
menggiatkan penyuluhan mulai dari tingkat perorangan hingga
kelompok Mengajak para tetua-tetua desa atau orang berpengaruh
untuk duduk bersama dalam mengubah perilaku masyarakat. Semakin
menggiatkan program cuci tangan dengan air bersih dan sabun mulai
usia dini. Mengorganisasikan masyarakat secara swadaya untuk
membuat sarana cuci tangan yang baik.
Bab IXPenutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Cilamaya dan
wilayah kerja sekitarnya pada periode Januari 2014 sampai dengan
Desember 2014 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah
yang ditemui sebagai berikut: Cakupan persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan sebesar 100% Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif
sebesar 46,1%; Cakupan penimbangan balita sebesar 62,6%; Cakupan
penggunaan air bersih sebesar 4,6%; Cakupan mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun sebesar 1,9%; Cakupan penggunaan jamban sehat
sebesar 75,4%; Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 86%;
Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 31,4% Cakupan
melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 86,5%; dan Cakupan
tidak merokok di dalam rumah sebesar 16,3%.
Tiga hal yang menjadi prioritas masalah adalah: 1. Cakupan
penggunaan air bersih di dalam rumah pada periode Januari 2014
sampai dengan Desember 2014 sebesar 4,6% dengan target 65%2.
Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun di dalam rumah
pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 1,9%
dengan target 65%
3. Cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah pada periode
Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 sebesar 16,3% dengan
target 65%
Masalah diatas disebabkan oleh karena : Cakupan penyuluhan
kelompok yang masih rendah. Kurang optimal pembinaan dan pelatihan
kader kesehatan terhadap PHBS rumah tangga. Pendataan dan pelaporan
data PHBS yang masih belum optimal.
9.2 Saran
Ditujukan kepada Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya wetan,
dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menggiatkan penyuluhan baik
secara perorangan maupun kelompok terhadap PHBS rumah tangga untuk
meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS rumah
tangga. Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk
menjadi penggiat PHBS di lingkungan tempat tinggalnya; Meningkatkan
pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai 10 indikator PHBS rumah
tangga dan cara pendataan yang benar Melakukan pengkajian PHBS di
tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk mempelajari, menganalisis
dan merumuskan masalah perilaku utama yang berkaitan dengan
PHBS.
Daftar Pustaka1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta: Rineka Cipta. 2011:135-54. 2.
Kementerian Kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2011. Diunduh tanggal 20
September 2014 dari :
http://promkes.depkes.go.id/download/pedoman_umum_PHBS.pdf3.
Kementerian Kesehatan. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2012. Diunduh tanggal 20
September 2014 dari
http://depkes.go.id/download/profil_data_kesehatan_indonesia_tahun_2011.pdf
4. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Nasional 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh
tanggal 20 September 2014 dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf5.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan di
Daerah Bermasalah Kesehatan. Jakarta. 2011:63-69.6. Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat. Petunjuk Teknis Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Bandung, Juli 2008: 19-27
LAMPIRAN
LAMPIRAN
37