YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Remisi Hudori Bik

REMISI BUKU

TerjemahTARIKH TASRI’ Al - ISLAMI

( Sejarah Pembinaan Hukum Islam )

HUDHARI BIK

DI SUSUN OLEH :IRFAN YUSRI 308. 241FIRMAN DONI 308. 291ZULFADLI 308. 277FAUZI ISWARI 306. 034MUHAMMAD ABDUL LATIF 308. 097SUDIRMAN SISWANTO 304. 227HENDRI 306. 040RIRI RAHMANIA 308. 295

Dosen pembimbing : Drs. ADITIAWARMAN, M. Ag

JURUSAN JINAYAH SIYASAHFAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIIMAM BONJOL PADANG

Page 2: Remisi Hudori Bik

2008 MASEHI

PERIODE PERTAMA

PEMBINAAN HUKUM PADA MASA

RASULULLAH SAW

AL QUR’AN DAN AS SUNNAH

Al kitab atau Al Qur’an adalah suatu kitab yang sudah dikenal, diturunkan

kepada Muhammad SAW, dengan berkelompok-kelompok sejak dari malam tanggal

17 Ramadhan tahun 41 kelahiran beliau.

Masa antara mulai diturunkannya Al Qur’an dan yang terakhir (penutupnya)

adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Malam mulai diturunkannya Al Qur’an adalah

malam Qadar (Lailatul Qadar).

Adapun malam mulai diturunkannya wahyu maka terdapat banyak

perselisihan. Ibnu Ishak cendrung bahwa malam itu tanggal 17 bulan Ramadhan, dan

Al Qur’an telah menunjukkannya dalam firman Allah ta’ala surat Al Anfal yang

artinya : “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan

kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqan, di hari bertemunya dua pasukan”.

Yang dimaksudkan dengan hari bertemunya dua pasukan adalah hari

bertemunya kaum muslimin dengan orang-orang musyrik di Badar yaitu hari Jum’at

tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Hari Furqan (pembeda) adalah hari mulai

diturunkannya Al Qur’an.

Turunnya Al Qur’an berkelompok-kelompok adalah orang-orang musyrik. Al

Qur’an telah menyebutkan hal itu dan menjawabnya. Dalam surat Al Furqan ayat 32

yang artinya: “Berkatalah orang-orang kafir : mengapakah Al Qur’an itu tidak

diturunkan kepadanya sekali turun saja ? demikianlah, sepaya Kami perkuat hatimu

Page 3: Remisi Hudori Bik

dengannya dan kami (menurunkannya dan) membacakannya sekelompok demi

kelompok”.

Masa turunnya Al Qur’an terbagi menjadi dua bagian yang berbeda-beda, yaitu :

1. Masa beliau SAW diam di Mekkah yakni selama 12 tahun 15 bulan dan 3

hari. Ayat-ayat tersebut dinamakan ayat-ayat Makkiyah.

2. Masa sesudah hijrah beliau yakni selama 9 tahun 9 bulan dan 9 hari. Ayat-

ayat tersebut dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.

Ayat-ayat Al Qur’an Makkiyah sekitar 19/30 Al Qur’an, dan yang

Madaniyyah sekitar 11/30 Al Qur’an.

Di dalam Al Qur’an terdapat 35 surat yang di namakan dengan sesuatu yang

tidak disebutkan pada awal suratnya. Al Qur’an turun kepada Nabi SAW per lima

ayat, sepuluh ayat dan kadang-kadang lebih banyak atau lebih sedikit dari pada itu.

Keadaan Nabi SAW itu ummi, tidak dapat membaca dan tidak dapat menulis. Karena

itu beliau menerima Al Qur’an dari malaikat dengan hafalan. Sebagaimana firman

Allah dalam surat Al Qiyamah ayat 16 yang artinya : “Janganlah kamu gerakkan

lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan

(membuatumu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya

maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian atas tanggungan kami penjelasannya”.

Apabila beliau telah memahami dan telah menghafalnya maka ayat-ayat itu

disampaikan kepada manusia dan beliau menyuruh salah seorang dari para penulis

wahyu (kuttabul wahyi) untuk menuliskan di hadapan beliau pada pelepah kurma,

adakalanya pada batu tipis atau pada kertas. Penulisan Al Qur’an itu selalu di

kediaman Nabi SAW di samping para penulis wahyu itu juga menulis untuk dirinya

sendiri. Masa ini telah lewat tapi Al Qur’an belum terkumpul dalamsatu mush-haf.

Page 4: Remisi Hudori Bik

BAGAIMANA TURUNNYA AL QUR’AN

Ayat-ayat pembinaan hukum adalah ayat-ayat hokum yang turun atas

Rasulullah SAW. Ayat-ayat itu pada umumnya merupakan jawaban peristiwa-

peristiwa dalam masyarakat Islam. Peristiwa-peristiwa itu diketahui dengan Asbabun

Nuzul (sebab-sebab turunnya Al Qur’an). Kadang-kadang ayat-ayt itu turun sebagai

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh sebagian orang mu’min.

PERBEDAAN-PERBEDAAN MAKKI DAN MADANI

1. Secara global, ayat-ayat Makkiyah itu pendek-pendek, tidak seperti ayat-ayat

Madaniyah. Perbedaan ini secara umum, dimana kadang-kadang terdapat ayat

yang panjang dalam sebagian ayat-ayat Makkiyah dan kebanyakan pada surat-

surat yang panjang.

2. Khithab (pembicaraan) kepada orang banyak dalam ayat-ayat Madaniyah

biasanya dengan firman Allah.

3. Dalam ayat-ayat Makki sedikitpun tidak ada pembinaan hukum yang

terperinci.

ASA PEMBINAAN HUKUM ISLAM DALAM AL QUR’AN

Al Qur’an mempermaklumkan bahwa Al Qur’an itu diturunkan hanyalah untuk

memperbaiki hal ihwal manusia. Dalam pembinaan hokum Islam telah dipelihara tiga

dasar (asa) :

a) Tidak menyulitkan

b) Menyediakan beban

c) Berangsur-angsur dalam membina hokum

MENYEDIKITKAN BEBAN

Menyedikitkan beban itu merupakan hasil yang mesti bagi tidak adanya

menyulitkan, karena didalam banyaknya bebanan berakibat menyempitkan. Masalah-

masalah yang dilarang ini adalah sesuatu yang telah dimaafkan oleh Allah yakni

didiamkan pengharamannya.

Page 5: Remisi Hudori Bik

BERANGSUR ANGSUR DALAM MEMBINA HUKUM

Ketika Nabi SAW dating, pada bangsa Arab telah kokoh adat istiadat mereka

yang sebagian diantaranya baik (pantas). Kebijaksanaan syari’ dalam menghadapi hal

ini dengan berangsur angsur, sedikit demi sedikit dalam menjelaskan hukumNya dan

untuk menyempurnakan agamaNya.

Atas dasar berangsur angsur dalam membina hokum maka didapati pokok lain

yaitu global kemudian detail. Ini akan terllihat jelas mana kala membandingkan

antara pembinaan hukum menurut Makki dan Madani.

KEHUJJAHAN AL QUR’AN

Pengertian Nasakh

Menurut istilah fuqaha, masalah itu dimutlakkan atas dua ma’na :

1) Membatalkan hukumyang diperoleh dari nash yang terdahulu dengan nash

yang datang kemudian.

2) Menghilangkan umum nash yang terdahulu atau membatasi kemutlakannya.

Sesungguhnya pembatalan nash yang terkemudian terhadap nash yang terdahulu

adalah terhenti atas dua hal :

1) Bahwasanya nash yang terkemudian itu mensahkan bahwa ia mengahapus

yang terdahulu.

2) Diantara dua nash itu terdapat perlawanan yang tidak mungkin untuk

mengumpulkan anatara keduanya.

GAYA BAHASA AL QUR’AN DALAM MENUNTUT (THALAB)

DAN MENYURUH UNTUK MEMILIH (TAKHYIR)

Al Qur’an tidak tetap pada satu gaya bahasa dalam menuntut danmenyuruh untuk

memilih. Al Qur’an dalam menuntut perbuatan-perbuatan (amal) mempunyai gaya

bahasa, yaitu:

a) Perintah yang jelas,

Page 6: Remisi Hudori Bik

b) Pemberitaan bahwa perbuatan itu diwajibkan atas orang yang diajak bicara,

c) Pemberitahuan bahwa pekerjaan itu wajib atas manusia pada umumnya atau

atas sekelompok khusus,

d) Membebankan perbuatan yang dituntut atas orang yang dituntut daripadanya,]

e) Menuntut dengan bentuk tuntunan,

f) Menungkapkan dengan fardlu,

g) Menyebutkan perbuatan sebagai balasan (jawab) bagi syarath, dan ini tidak

’am,

h) Menyebutkan perbuatan disertai lafadz kebaikan,

i) Menyebutkan perbuatan disertai dengan janji,

j) Mnesifati perbuatan bahwa perbuatan itu baik atau dihubungkan dengan

kebaikan.

Demikianjuga dalam mencegah perbuatan, Al Qur’an mempunyai beberapa gaya

bahasa, yaitu :

a) Larangan yang jelas,

b) Mengharamkan,

c) Tidak halal,

d) Bentu larangan, yaitu fi’il mudlari’ yang didahului la nahi, atau fi’il amar

yang menunjukkan atas tuntunan mencegah,

e) Meniadakan kebaikan dari suatu perbuatan,

f) Meniadakan suatu perbuatan,

Dalam hal seseorang mukalaf boleh melakukan atau meninggalkannya, Al Qur’an

mempunyai beberapa gaya bahasa, seperti :

a) Lafazh halal yang disandarkan atau dihubungkan kepada suatu perbuatan,

b) Meniadakan dosa,

Page 7: Remisi Hudori Bik

AS SUNNAH

Kami maksudkan dengan sunnah Rasulullah SAW adalah kumpulan

perkataan, perbuatan atau ketetapan yang keluar adri beliau, dan tidak ragu bahwa

Rasulullah SAW adalah penyampaian dari Allah.

Rasulullah SAW selalu menjelaskan apa yang dikehendaki oleh Al-Qur’an,

kadang-kadang dengan perkataan saja, kadang-kadang dengan perbuatan saja dan

kadang-kadang dengan keduanya bersama-sama, sebagaimana beliau shalat dan

bersabda :

أصلى. الكمارأيتموني صلوArtinya : Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu sekalian melihat saya

shalat.

Sunnah itu adalah penjelas dari Al-Qur’an, menjelaskan globalnya, membatasi

kemutlakaknya dan menta’wili kesamarannya. Dalam as sunnah tidak ada sesuatu

kecuali Al-Qur’an telah menunjukkan pengertiannya dengan penunjukkan

(dilalah), global (ijmaliyah) atau terperinci ( tafsiliyah).

Segi yang masyur dikalangan ulama seperti hadits-hadits dalam menerangkan

hukum-hukum yang disebut secara global, adakalanya menunjukkan syarat-

syaratnya, atau penghalang-penghalangnya atau susulan-susulannya atau yang

menyerupainya seperti keterangan hadits-hadits tentang shalat, zakat dan

sebagainya. Pemikiran lapangan ijtihad dalam sesuatu yang ada diantara dua

ujung yang jelas dan lapangan qiyas yang beredar diantaranya pokok dan cabang.

Termasuk yang pertama ialah :

1) Allah menghalalkan barang-barang ynag baik dan mengharamkan barang-

bangan yang buruk.

2) Allah menghalalkan minuman yang tidak memabukkan dan Allah

mengharamkan minuman yang memabukan.

3) Allah membolehkan binatang buruan yang ditangkap oleh binatang buas yang

diajar.

Page 8: Remisi Hudori Bik

4) Dilarangnya orang yang ihram untuk membunuh buruan secara mutlak dan

mewajibkan ganti atas orang yang membunuhnya secara sengaja dan

diperbolehkannya membunuh buruan bagi orang yang halal (tidak ihram =

pent) secara mutlak.

Adapun lapangan qiyas, maka sesungguhnya di dalam Al-Qur’anul karim

terdapat dasar-dasar (pokok-pokok) yang menunjuk kearahnya :

1. Allah mengharamkan riba dan riba Jahiliyah adalah menghapus hutang

dengan hutang.

2. Allah mengharamkan untuk mengumpulkan antara ibu dan anaknya dan

antara dua wanita bersaudara.

… …

Artinya : … Dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian itu … (QS. An-Nisa’ : 24)

3. Allah menyebutkan diyat jiwa dan tidak menyabutkan diyat ujung-ujung

badan dan itu termasuk sesuatu yang sulit atas akal untuk mengkiaskannya.

Asas pembinaan hukum pada periode ini :

1. Al-Qur’an karim yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada manusia,

dimana mereka menghafalkan dan menuliskannya. Jumlah ayat-ayat ahkam

hampir tidak lebih dari 200 ayat, dimana sebagian besarnya akan engkau

jumpai.

2. keterangan yang diberikan oleh Rasulullah SAW itulah yang dikenal dengan

As Sunnah. Sahabat-sahabat beliau menerimanya secara lansung dan pada

periode itu penulisannya tidak tersebar seperti penulisan Al-Qur’an.

Dan akan kami sajikan dengan global tentang hukum-hukum Al-Qur’an

disertai dengan keteranagn As Sunnah yang periwatannya telah disepakati oleh

jumhur umat islam.

Disini akan kami terangkan hukum-hukum yang datang dalam Al-Qur’an

karena Al-Qur’an itu merupakan asas (dasar).

Page 9: Remisi Hudori Bik

SEMBAHYANG

Kata shalat ini bukan berasal dari Islam, karena kata-kat tersebut telah

digunakan oleh bangsa Arab sebelum Islam datang dengan arti do’a dan minta

ampun.

Pergertian shalat itu adalah do’a untuk khamer agar tidak masam dan tidak

rusak.

Dasar pengambilan kata shalat ini ada dua macam, yaitu :

1. Dari kata shalat dengan arti tetap. Dikatakan :

إذاازم. واصطلى صلىArtinya : Ia shalat dan melakukan shalat apabila ia tetap (pada sesuatu).

2. Dari Shalawin yaitu dua alat yang melingkari ekor onta dan lainnya. Dan

pada manusia ialah permulaan pertemuan dua pupunya yang seolah-olah

kedua alat itu mengapit tulang sunggingnya.

3. pendapat ketiga menyatakan bahwa asal kata shalat adalah mu’arrab (bahasa

asing yang di Arabkan) dari shaluta yang menurut bahasa Ibrani berati tempat

shalat. Allah Ta’ala befirman :

Artinya : Dan mendo’alah untuk mereka : karena do’a kamu itu (menjadi) ketenraman jiwa bagi mereka.

Tidak ada perintah-perintah yang disungguhkan oleh Al-Qur’an seperti

menyungguhkan shalat, dimana Al-Qur’an telah menerangkan fardhunya shalat

dengan beberapa gaya bahasa yang bermacam-macam. Suatu kali dengan perintah

yang jelas, suatu kali dengan memuji orang yang mengerjakannya dan mencela

orang-orang yang meninggalkannya sehinggaorang yang mengikuti tempat-

tempat ini menjadi faham bahwa shalat itu tiang Islam, dan Al-Qur’an mengecam

orang-orang yang meninggalkan atau lupa atau munafik terhadap shalat.

Al-Qur’an tidak menerangkan secara jelas bilangan shalat dan bilangan

raka’at-rakaatnya, Al-Qur’an hanya menyabutkan waktu-waktunya secara global.

Page 10: Remisi Hudori Bik

Artinya : Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh. Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur.( QS. Ar Ruum : 17-18)

Artinya : Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. Al-Isra’ : 78)

Al-Qur’an mewajibkan berhias karena mau shalat : …

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan … ( QS. Al A’raf : 31)

Al-Qur’an mewajibkan atas setiap orang yang shalat untuk mengarahkan

mukanya kearah Masjid Al Haram ketika ia bershalat. Nabi SAW pada mulanya

menghadap ke Baitul Maqdis, kemudian Al-Qur’an menyuruh untuk menghadap

ke Masjidil Haram yang merupakan rumah yang pertama yang diletakkan (dibuat)

oleh manusia, itulah rumah Ibrahim dan puteranya Ismail yang menjadi nenek

moyang bangsa Arab.

PUASA

Arti puasa menurut bahasa Arab adalah mengekang dan meninggalkan

sesuatu. Dari inilah timbulnya pengertian yang dikenal yanitu mengekang dua

syahwat (yaitu syahwat perut dan syahwat sex = pent).

Puasa itu sudah dikenal dikalangan bangsa Arab sebelum Islam. Al Bukhari

meriwayatkan dengan sanadnya dari ‘Aisyah r.a. bahwa orang-orang Quraisy

pada masa Jahiliyah selalu berpuasa pada hari Asyura. Kemudian Rasulullah

SAW memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu, sampai difardhukannya

ramadhan dan Rasulullah SAW bersabda :

Page 11: Remisi Hudori Bik

أفطر شاء ومن فليصمه شاء منArtinya : Barang siapa yang mau berpuasa pada hari “Asyura” berpuasalah

dan barang siap yang mau berbuka, berbukalah.

Ibnu Ishaq meriwayatka dalam hadits tentnag permulaan wahyu :

مم**ا وك**ان ش**هرا سنة كل من رحراء غا يجاورفى وكان يج**ا فك**ان الت**برر والتحنث الجاهلية فى قريش به تحنث

المس**اكين. من ج**اءه من يطعم س**نة كل الشهر ورذلكالح.

Artinya : Beliau selalu menghampiri (tinggal) di goa Hira selama satu bulan pada tiap-tiap tahun. Demikian itu sebagian peribadatan adalah bebuat baik. Beliau selalu menghampiri bulan itu setiap tahun dengan memberi makan orang-ornag miskin yang datang pada beliau …… akhir hadits.

Bulan itu adalah bulan ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an.

Dari yang demikian itu difahamkan bahwa puasa itu adalah termasuk peribadatan

oorang-orang Quraisy pada msa Jahiliyah.

Allah Yang Maha Suci telah memilih bulah itu yang mana beliau SAW selalu

menghampirinya pada setiap tahun, dan dalam bulan itu beliau dimulaikan oleh

Allah denagn pengutusan (risalah), Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah :183

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dan Rasulullah telah menentukan jumlah hari-hari puasa sunat diluar bulan

Ramadhan dan difardukannya puasa itu pada tahun kedua dari hijrah.

Page 12: Remisi Hudori Bik

HAJI DAN UMRAH

Seluruh bangsa-bangsa yang berkebudayaan mempunyai tempat tertentu

untuk berkumpul serta ibadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Allah berfirman :

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka …

Artinya : Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan …

Demikianlah bangsa Arab itu mempunyai tempat beribadah yaitu Baitul

Haram yang dibina oleh nenek moyang mereka bersama ayahnya Ibrahi untuk

mereka.

Atas yang demikian itulah perjalanan bengsa Arab sejak Ibrahim dan Ismail

sampai Allah mengutus Muhammad SAW. Tetapi mereka telah banyak merobah

terhadap apa yang dijalankan oleh Ibrahim dan Ismail, mereka mensekutukan

patung-patung and berhala-berhala kepada Allah, dan mereka letakkan berhala-

berhala di dalam Baitullah disamping-sampingnya, Shafa dan Marwah. Meerka

mendekatkan diri kepada Allah dengan berhala-berhala merobah tempat-tempat

melakukan ibadah haji, menyebut nama selain Allah atas binatang ternak yang

dikaruniakan kepada mereka.

Ketika diutusnya Muhammad itu menjadi pembaharu bagi syari’at Ibrahim

yang benar dan berserah diri (kepada Allah) dan orang-orang yang musyrik

tidaklah menjadikan Baitul Haram tempat peribadatan umat manusia, maka Allah

menyuruh untuk melakukan haji dan umrah.

Page 13: Remisi Hudori Bik

Artinya : … Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

...

Artinya : Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (QS. Al-Maidah : 97)

Aturan haji itu mempunyai kaidah-kaidah yang banyak bagi kaum muslimin

yaitu:

1. Faidah yang kembali kepada penduduk Mekkah dari para jamaah haji dan

umrah, karena Mekkah bukan lembah yang bertanaman. Itu adalah

terkabulnya do’a Ibrahim a.s kekasih Allah :

Artinya : Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian

keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim : 37)

2. Faidah yang kembali kepada bangsa Arab dimana meerka mendapat

kemanfaatan dan keperluan-keperluan hidup karena orang-orang yang berhaji

pada musin itu membawa harta benda mereka sehingga orang yang

memerlukan dapat membelinya. Masing-masing dan mereka aman atas diri

dan hartanya karena ada dalam bulan yang mulia dan negeri yang mulia.

Artinya : Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (QS. Al Hajj : 28)

3. Faidah yang kembali kepada seluruh kaum muslimin karena meerka dapat

berkumpul, dan saling kenal mengenal, serta satunya ibadah dan kiblat

Page 14: Remisi Hudori Bik

mereka. Dengan demikian Mekkah itu menjadi tempat berkumpulnya

penghuni Timur dan Barat, mereka menerobos kesana dari setiap jalan di

celah-celah bukit yang dalam, dan setiap manusia dapat mengambil kebutuhan

ilmu, agama dan dunis.

Dan tidak heran bahwa hari raya hajji besar adalah hari raya bagi seluruh

kaum muslimin karena hari itu mengingatkan persatuan itu. Sebagaimana hari

raya fitrah menjadi peringatan bagi turunnya Al-Qur’an, demikian juga hari raya

hajji besar itu menjadi penutup turunnya Al-Qur’an. Dalam bulan ramadhan mulai

diturunkannya Al-Qur’an dan hajji besar ditutupnya penurunan Al-Qur’an.

ZAKAT

Pengertian zakat menurut bahasa adalah suci, tumbuh, berkah dan pujian.

Selurutnya itu telah dipergunakan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Dalam zakat itu

telah dipergunakan juga bagi ukuran harta yang disedekahkan oleh orang kaya

karena hal itu menzakati hartanya yaitu mensucikan dan menumbuhkannya.

Sebagimana Al-Qur’an menggunakan pengertian ini, ia menggunakan

penggertiannya dengan sedekah. Al-Qur’an memperhatikan terhadap zakat

sebagaimana memperhatikan shalat. Seringkali keduanya di sebut bersama-sama.

Kadang-kadang zakat itu disebut sendirian dengan lafazh zakat atau shadaqah.

Al-Qur’an tidak menerangkan secara detail harta yang wajib dizakati, tidak

pula ukuran yang wajib dikeluarkannya. As Sunnah telah menerangkan hal itu

dalam surat yang di buat Rasulullah SAW kepada orang yang diserahi urusan

zakat dan Al-Qur’an karim menerangkan orang yang menerima zakat dengan

firman Allah :

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

Page 15: Remisi Hudori Bik

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah :60 )

Sesuatu yang dipersamakan dengan ibadat yang diterangkan oleh Al-Qur’an

ialah :

1. Aturan sumpah, Allah berfirma dalan surat Al- Baqarah : 224

2. keterangan makanan yang halal dan yang haram, dan Al-qur’an benar-benar

telah merincinya. Allah SWT berfirman dalalm mensifati Nabi SAW pada

surat Al a’ Raf : 157

Artinya : Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan

mengharamkan bagi mereka segala yang buruk

PERANG

Perang disyari`atkan oleh Allah adalah pada permulaan kedatangan beliau

kemadinah. Dalam beberapa tempat dalam Al-Quran meberangkan sebabnya orang-

orang mukmin diizinkan untuk berperang:

1. mempertahankan diri ketika diserang

2. mempertahankan dakwah karena difitnah oleh orang-orang yang beriman,

yakni ujian dengan bermacam-macam siksaan, sehingga orang itu

meninggalkan Aqidah yang telah dipilih bagi dirinya atau mencegah orang

yang hendak masuk islam, atau mencegah seorang Da`I dari menyampaikan

dakwah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Hijr 39-42 dan

Syura 41-42, Al-Baqarah 190-194, Al-Anfal 39-40, An-Nisa 75, An-Nissa 90-

91, Al-Anfal 61-62, At-taubah 12-13,29,36, Al-Mutahannah 8-9.

PERJANJIAN-PERJANJIAN

Termasuk hal yang sangat diperhatikan oleh Al-Quran ialah urusan perjanjian

dan dibencinya pencatatan janji. Atas yang demikian Al-Quran menashkan dengan

beberapa nashnya yang menguatkan. Sebagian Nast itu ada yang bersipat umum dan

ada yang bersipat khas. firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Maidah 1,QS An-

Page 16: Remisi Hudori Bik

Nahl 91-92¸ QS Al-Isra` 34, Qs At-Taubah 1,4,7, QS Al-Anfal 58,61,72 QS Annisa

90,92.

TAWANAN PERANG

Al-Quran menerangkan secara jelas hukum tawanan perang beberapa surah

didalam Al-Quran antara lain: QS. Muhammad 4. allah mencela kaum muslimin

dalam mengambil tebusan sebelum musuh itu berhasil dilumpuhkan. QS Al-Anfal 67.

dan Rasulullah telah memerintahkan sebagian tawanan karena sebsb-sebab tertentu.

Pembahasan tentang hamba dan penghambaan

Ketika Islam datang, dikalangan bangsa arab telah ada hamba maka Islam

mengakui terhadap apa yang telah ada dikalangan mereka. Firman Allah QS Al-

Mu`minin 5-6. kemudian Allah sangat gemar mereka untuk memerdekakan Hamba

dan menghilangkan beberapa hambatan dengan beberapa cara:

1. Bahwasanya dalam Surah Makiyyah Allah menjadikan kewajiban pertama

kepada manusia apabila mau bersyukur kepada Allah atas Nikmatnya. QS An

nisa 3.

2. Bahwasanya Allah menjadikan memerdekakan budak pada bagian depannya

dari beberapa kafarat dari pidana yang dilakukan. QS An nisa 92. tentang

kafarat zihar Allah berfirman QS Al-Mujadalah 3. dan kafarat sumpah QS Al-

Maidah 89.

3. Bahwasanya ketika Allah menerangkan tempat-tempat penyerahan zakat

maka Allah menjadikan seperdelapan untuk hamba yakni imam yang

mengambil yang mengambil dan mengumpulkan zakat dari kaum muslimin

agar menyampaikan seperdelapan harga zakat untuk memerdekakan Hamba.

4. Memerintahkan untuk mengabulkan orang yang menuntut janji kemerdekaan

anak dengan mengembalikan uang pengembaliannya dan diperintah untuk

menolong mereka dalam menunaikan apa yamg dituntut. Firman Allah QS

Page 17: Remisi Hudori Bik

An-Nur 33. seluruhnya itu selain dari dorongan Nabi untuk memerdekakan

anak dan pesan yang berulang kali untuk mengasihi hamba yang ada pada

mereka. Dan dalam Al-Quran hanya ada satu Nash tentang memperhamba

yaitu membuat hamba terhadap tawanan perang.

RAMPASAN PERANG

Bangsa arab mengambil rampasan dan membagi atas mereka yang berperang,

dan memberikan bagian yang besar atas pemimpin. Ketika Islam datang, rampasan

pertama adalah rampasan yang diperoleh dari perang Badar dan mereka ingin

mengetahui cara pembagiannya. Firman Allah QS Al-Anfal 1. kemudian Allah

menjelaskan tentang pembagiannya, Firman Allah QS Al-Anfal 41. Maka Rasulullah

mengambil seperlima rampasan kemudian beliau membagikan atas orang-orang yang

disebut dalam Firman Allah QS Al-ANfal 41.

Allah berfirman tentang Fa`I harta yang diperoleh dari orang kafir tanpa

dengan perang Firman Allah QS Al-Hasyr 7-10.

Adapun peperangan yang diceritakan adalah sebagai berikut:

1. Perang badar yang terjadi pada tahun kedua Hijriyah tercantum dalam Firman

Allah QS Al-Anfal 5. dan disebut juga dalam Firman Allah QS Al-Imran

123.

2. perang Uhud yang terjadi pada yahun ketiga hijriyah yang tercantum dalam

Firman Allah QS Al-Imran 138.

3. Perang Hamba Ul Asad dalam tahun itu juga dijelaskan dalam Firman Allah

QS Al-Imran 172.

4. Perang Badar lain yang terjadi pada tahun keempat Hijriyah. Firman Allah QS

Al-Imran 173.

5. Perang Bani Nadhir yang terjadi pada tahun keempat H. Firman Allah QS Al-

Hasyr 2.

6. Perang Al Ahzab pada tahun kelima H. Firman Allah QS Al-Ahzab 9.

7. Perang Bani Quraizhah yang terjadi pada tahun itu juga. Firman Allah QS Al-

Ahzab 26-27.

Page 18: Remisi Hudori Bik

8. Perang Hudaibiyah yang terjadi pada tahun keenam H. Firman Allah QS Al-

Fath 10.

9. Perang Khaibar yang terjadi pada tahun ketujuh H. Firman Allah QS Al-Fath

18.

10. Penaklukan kota Mekkah yang terjadi pada tahun kedelapan H. Firman Allah

QS Al-Hadid 10 dan Firman Allah QS An-Nashr 1.

11. Perang Hunain yang terjadi pada tahun itu juga. Firman Allah QS At-Taubag

26-27.

12. Perang Tabuk, yaitu perang yang sulit yaitu yang terjadi pada tahun

kesembilan H dan telah diperinci panjang lebar dalam Firman Allah QS At-

Taubah 38.

Peperangan itu seluruhnya telah berlalu sebagai penerapan kaidah-kaidah Al-

Quranul karim yang telah disebutkan, yaitu mempertahankan diri dari musuh,

mengamankan dakwah, dan cendrung menyelamatkan orang yang mau damai.

Kehidupan Nabi Saw. Berakhir setelah seluruh semenanjung arab berkumpul atas

Islam.

ATURAN RUMAH TANGGA

Sebagaian yang diperincikan Al-Quran adalah aturan rumah tangga, dan

ambillah apa yang telah disyari`atkannaya.

PERJODOHAN (PERKAWINAN)

Al-Quran mensyari`atkan perkawinan, dan akadnya disebut janji yang berat.

Firman Allah QS An-Nisa 21. dan Allah memberikan Anugrah kepada manusia

dengan menjadikan cinta dan kasih sayang diantara suami Istri. Firman Allah QS Ar-

Rum 21. dan Allah menjadikan masing-masing suami istri sebagai pakaian dari yang

lain. Firman Allah QS Al-Baqarah 187. pengertiannya adalah tenang hatimu

bersamanya dan tenang hati mereka bersamamu. Firman Allah QS Al-Furqan 47. Dan

Al-Quran mendorong untuk menikah dengan Firman Allah QS An-Nur 32.

sedangkan dikalangan arab tidak ada batas tertentu dalam bilangan istri. Barang kali

Page 19: Remisi Hudori Bik

diantara mereka ada yang beristri sepuluh orang. Maka Al-Quran memberikan

batasan pertengahan. Firman Allah QS An-Nisa 3. Al-Quran melarang seorang

muslim memperistrikan wanita musyrik atau sebaliknya. Firman Allah QS Al-

Baqarah 221. As Sunnah melarang mengumpulkan antar seorang wanita dengan

bibinya (dari pihak bapak), seorang wanita dari pihak ibunya, dan As Sunnah

mengharamkan wanita yang sesusuan seperti haramnya wanita yang karma Nasab.

Islam menghalalkan wanita yang ahli kitab. Firman Allah QS Al-Maidah 5. dan Al-

Quran mengharamkan untuk memperistrikan wanita Mukhsanah dengan laki-laki

pezina atau sebaliknya. Firman Allah QS An-Nur 3. dan Al-Quran memperkenankan

kepada orang yang tidak mampu mengawini wanita mereka untuk mengawini budak

wanita. Firman Allah QS An-Nisa 25. As Sunnah telah meletakkan sebagian Qayi-

qayid bagi akad nikah. Dan telah diwajibkan bagi laki-laki untuk memberikan mahar

bagi seorang wanita. Firman Allah QS An-Nisa 27. Al-Quran menerangkan

kedudukan seorang lelaki terhadap istrinya. Firman Allah QS Al-Baqarah 228, dan

surah An-Nisa 34,128-129.

Dan keadaan Al-Quran meletakkan asas-asas persamaan hak antara laki-laki

dan wanita, maka Al-Quran memberikan kepemimpinan rumah tangga kepada suami,

dan dia pula sebanyak-banyaknya orang untuk berbuat baik sebagaimana As-

Sunnahpun memperbanyak perintah dalam pergaulan tersebut.

PERIODE KETIGA

PEMBINAAN HUKUM PADA MASA SAHABAT

KECIL DAN TABIIN YANG MENJUMPAI MEREKA

GAMBARAN POLITIK

Periode ini dimulai dari bersatunya pendapat jamhur Islam pada Muawiyah

Bin Abu Sufyan. Oleh karena itu tahun empat puluh satu disebut amul jama’ah

( tahun persatuan islam ). Hanya saja benih perselisihan politik tidak padam yaitu

antra Khawarij dan Si’ah

Page 20: Remisi Hudori Bik

Keistimewaan-keistimewaan periode ini :

1. Pendukung Ali mempunyai kecendrungan kepada Ali dan keluarganya dan

setiap orang yang ada pada partainya. Khawarij selalu cendrung kepada Abu

Bakar, Umar dan orang-orang yang mengikutinyadan mereka yang

melepaskan diri dari Utsman, Ali, dan Muawiyah serta orang orang yang

mengikuti mereka. Pendukung muawiyah atau jamhur Islam lari dari dua

golongan itu dan tidak menempatka timbangan untuk mereka.

2. Tepisah-pisahnya ulama muslimin dalam Negara-negara besar Islam, karena

para sahabat pindah dari ke tempat-tempat tinggal baru pada Negara-Negara

besar.

3. Tersiarnya riwayat hadits.

Manusia mempunyai kebutuhan baru yang mana mereka terpaksa untuk

membahas hukum-hukum karena luasnya kota, dan tempat perlindungan

mereka hanyalah sahabat dan tabi’in-tabi’in besar yang dipenuhi mereka

untuk berfatwa. Mereka berfatwa dengan hadis yang mereka hafal.

Sebagianya hadis yang mereka dengar dari Rasulullah S.A.W. dengan

langsung dan sebagian hadis yang mereka dengar dari Sahabat sahabat besar.

4. Munculnya dusta pada hadis Rasulullah S.A.W. itulah hal ditakutkan oleh

Abu Bakar dan Umar r.a.

5. Munculnya sejumlah besar dari para maula ( budak yang sudah merdeka )

yang belajar. Banyak putra-putri Persi, Romawi, dan Mesir telah masuk Islam,

mereka dikenal sebagai maula karena orang yang menyerahkan diri pada

seseorang maka dia adalah maula.

6. Mulainya pertentangan antara pendapat dan hadis merta munculnya penolong

bagi masing-masingnya. Para sahabat besar pada masa pertama selalu

Page 21: Remisi Hudori Bik

menyandakan fatwa kepada Alqur’an kemudian kepad Assunnah. Jika tidak

dapat demikian mereka berfatwa dengan ra’yu (pendapat) yaitu qiyas dengan

pengertian-pengertian yang paling luas

IJTIHAD PADA PERIODE INI

ALQUR’AN DAN ASSUNNAH

Adapun Alqur’an, maka Allah Yang Maha Suci telah menyempurnakan

pemeliharaannya dengan apa yang dijalankan oleh kalifah Rasyidin. Al Qur’an itu

dibaca menurut apa yang tertulis dalam mushaf Utsman, dan dari mushaf ini

disalinkan kepada mushaf-mushaf lain.

Adapun assunah karena banyak periwayatan pada periode ini dan terputusnya

segolongan ulama tabi’in karena riwayatnya tidak memperoleh perhatian untuk

dibukukan. Orang yang pertama kali memperhatikan ini adalah Imam Umar Bin

Abdul Aziz pada awal abat kedua hijriah.

MUFTI-MUFTI YANG TERKENAL

PADA PERIODE INI

Dari penduduk Madinah :

1. Ummul mu’minin Aisyah Ash sidiqah. Dia adalah Aisyah Binti Abu Bakar

Ash Sidiq dan istri Rasulullah S.A.W yang dinikahkan dua tahun sebelum

hijriah menurut riwayat umurnya baru tujuh tahun dan dia mengumpulinya

pada umur sembilan tahun. Banyak dari sahabat dan tabiin yang

meriwayatkan hadis dari padanya. Orang yang paling banyak riwayatnya

dari aisyah adalah Urwah Bin Zubair anak saudara perempuannya dan

Qasim bin Muhammad anak saudara laki-lakinya. Aisyah wafat tahun 57

Hijriah

2. Abdullah Bin Umar. Dia adalah Abdullah bin umar bin khathab al’adawi al-

Quraysi, masuk islam bersama ayahnya, sedang ia masih kecil. Perang yang

pernah diikutinya adalah perang khandak dan perang yarmuk ia juga pernah

Page 22: Remisi Hudori Bik

menaklukkan Mesir dan daerah lain di Afrika. Ia adalah imam-imam kaum

muslimin dan salah satu tokoh-tokoh fatwa. Ibnu umar adalah orang yang

bagus dalam hadis dan dan tidak ahli dalam fiqih. Ia waafat pada tahun 73 H.

3. Abu Hurairah. Dia adalah Abu Hurairah Abdur rahman bin Syakaraddusi.

Pada tahun 4 Hijriah ia menemui Nabi Muhammad S.A.W untuk

mempelajari Islam dan menghafal hadis-hadis Rasulullah. Semenjak itulah

dia bersama Rasulullah. Banyak hadis yang diriwayatkan olehnya dan

darinya banyak tabi’in yang meriwayatkan hadis. Ia meninggal tahu 59 H.

Tiga orang inilah sahabat dari penduduk madinah yang banyak

meriwayatkan hadits dan fatwanya.

4. Sa’id Al musyayab Al makhzumi. Dia dilahirkan dua tahun sesudah khalifah

Umar, ia mendengar hadis dari sahabat besar. Ia luas ilmunya, sempurna

kehormatannya dan kuat agamanya. Sebagian hadis riwayatnya adalah

musnad dari Abu Hurairah. Ia wafat pada tahun 94 H.

5. Urwah Bin Zubair Bin awam Al Asadi. Ia dilahirkan pada masa khalifah

Utsman. Ia adalah seorang penghafal dan periwayat hadis yang teguh

pendirian. Ia maninggal tahun 94 H.

6. Abu Bakar bin abdur rahman bin harits bin hisyam al mahzumi. Ia dilahirkan

pada masa khalifah Umar. Ia adalah orang terpercaya dan ahli hujjah, ahli

fiqih, imam yang banyak riwayatnya dan dermawan. Ia disebut sebagai

rahib (pendeta) quraisy dan wafat di madinah tahun 94 H

7. Ali Bin husain Bin Ali Bin Abu Thalib Al Hasyimi. Ia adalah imam ke

empat dari imam-imam Si’ah dan dikenal dengan nama Zainul Abidin.

8. Ubaidillah bin abdillah bin utbah bin mas’ud. Ia belajar hadis pada Aisyah,

Abu hurairah, Ibnu Abbas dan sahabat-sahabat lain. Ia meninggal pada tahun

98 H.

9. Salim bin abdullah bin umar.

10. sulaiman bin yasar maulana ummil mu’minin Maimunah.

11. Qasim Bin Muhammad Bin abu Bakar

12. Nafi’ Maulana Abdullah Bin Umar

Page 23: Remisi Hudori Bik

13. Muhammad Bin Muslim yang terkenal dengan Ibnu Syihab Az-zuhri. Ia

dilahirkan tahun 50 H dan wafat pada tahun 124 H

14. abu ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain yang terkenal dengan Al-

Baqir. Ia adalah imam ke lima dari imam-imam syi’ah imamiyah pada

masanya dia adalah tuan bani hasyim. Ia meninggal pada tahun 114 H.

15. Abu Zunad Abdullah bin Dzakwan, ahli fiqih Madinah.

16. Yahya bin sa’id Al Bushiri.

17. Rabi’ah bin Abdur Rahman Faruh. Dia adalah Guru fiqh Imam Malik Bin

Annas ia meninggal tahun 136 H.

Dari penduduk Mekah :

1. Abdullah Bin Abbas bin Abdul Muthalib. Ia dilahirkan dua tahun sebelum

hijriah. dia adalah seorang penerjemah Alqur’an dan dan dia adalah orang

yang sangat pandai dalam beragama.ia meninggal pada tahun 68 H.

2. Mujahid bin jabr maula bani Mahzum.

3. Ikrimah maula Ibnu abbas.

4. Atha bin Abu Rabah Maula Quraisy. Ia dilahirkan pada masa khalifah Umar.

Dia seorang yang hitam, keriting, fasih, banyak Ilmu dari Markas tentara.Dia

adalah seorang yang pendiam dan meninggal pada tahun 114 H.

5. Abu Zubir Muhammad Bin Muslim bin tadarus maula hakim bin hazm.

Dari penduduk kufah :

1. Alqamah bin qais an Nakha’i

2. Masruq bin ajda’Al hamdani

3. Ubaidah bin amr As silmani al muradi

4. Al Aswad bin yazid an Nakha’i

5. Syuriah Bin Harits Al kindi

6. Ibrahim bin yazid An Nakha’i.

7. Sa’id Bin Jubair Maula Walibah.

8. Amir Bin Syarahil Asy Sya’bi.

Page 24: Remisi Hudori Bik

Dari penduduk Basyrah :

1. Anas bin malik al anshari

2. Abu ‘aliyah Rafi’ bin mahram Ar Rayani

3. Hasan Bin Hasan Yasar maula Zaid bin Tsabit.

4. Abu Sya’tsa’ bin Zaid teman ibnu abas.

5. Muhammad bin Sirin maula anas bin malik

6. qatadah bin Diamah ad Dausi.

Dari penduduk Syam :

1. Abdur Rahman bin Ghunmim Al-asy’ari.

2. Abu idris al kaulani Aidzullah bin Abdullah.

3. Qabishah bin Ddzuaib

4. Mak-hul bin Abu muslim

5. Raja’ bin Hayah Al Kindi.

6. Umar bin Abdul Aziz bin marwan.

Dari Penduduk Mesir :

1. Abdullah bin Amr bin Ash.

2. Abul khair Martsad bin Abdullah Al yazini

3. Yazid bin Abu Habib maula azdi.

Dari penduduk Yaman :

1. Tahawus bin Kaisan Al Jundi dari abna’

2. wahab bin munabbih Ash Shan’ani

3. Yahya bin abu katsir maula Thayi’.

Pada periode ini muncul suatu golongan yang disebut Khawarij. Kaumnya

adalah suatu kelompok yang keluar dari Utsman Bin Affan. Setelah keluar dari

Page 25: Remisi Hudori Bik

kelompok Utsman lalu mereka membunuh utsman. Khawarijlah yang menghasut Ali

dan Muawiyah sehingga timbullah perperangan antara Ali dan Muawiyah yang di

sebut perang Shifin

PERIODE KE EMPAT

PEMBINAAN HUKUM PADA MASA AWAL ABAT KE DUA SAMPAI

PERTENGAHAN ABAT KE EMPAT HIJRIAH

GAMBARAN POLITIK

Pada permulaan periode ini sukseslah perkumpulan rahasia yang di bentuk

untuk memindahkan ke khalifahan dari bani umayah kepada keluarga Muhammad

SAW. Akhirnya kekhalifahan itu beralih ke Bani Abas Bin Abdul Muthalib.

Keistimewaan pada periode ini adalah :

1. Meluasnya kebudayaan

Ketika abu bakar al – mansyur menjabat sebagai khalifah dia membangun kota

bagdad sebagai ibukota Negara-negara Islam dan dari pembangunan kota nya sangat

memperlihatkan kebudayaan islam yang sangat indah.

2. Gerakan Ilmiah di Negara – Negara Islam

Gerakan ilmiah sebenarnya telah di mulai dari periode masa lampau dan pada periode

inilah berkembang sangat pesat. Hal ini mempunyai dua unsur :

Unsur pertama adalah maula. Ditandai dengan sejumlah besar dari persi,

romawi dan mesir telah masuk agama Islam.

Penerjemahan kitab-kitab Persia dan romawi ke dalam bahasa arab yang

membaewa pengaruh besat terhadap pemikiran Islam.

3. Bertambahnya para penghafal Alqur’an

Bertambahnya para penghafal alqur’an ditandai dengan munculnya penghafal-

penghafal al’qur’an di setiap daerah seperti : di Madinah : Nafi bin Abu nu’aim

maula ju’nah. Di Mekkah : Abdullah bin katsir. Di basrah : abu amr bin Ali al mazini.

Di Damaskus : Abdullah bin amir. Di Kuffah : Abu Bakar hasyim bin Alki Bin Abu

Nujud, Hamzah Bin habib Azzayat, Abdul Hasan Ali bin Hamzah Al-kisa’i

Page 26: Remisi Hudori Bik

4. Pembukuan Assunnah

Orang yang membukukan assunnah pada tahap pertama pada masa ini adalah

imam malik bin annas di madinah Abdul malik bin abdul aziz di makkahsyufyan bin

bin tsauri di kufah, hamad bin salmah dan said bin Arubah di basrah.

5. Pertentangan tentang materi fiqih.

Pada perioode ini terdapat pertentangan keras oleh ahli syari’ah pokok pokok

yang dari padanya di istimbatkan hokum.

6. Pembukuan Ushul Fiqh

Ilmu ushul fiqh disusun ataupun dibukukan berawal dari pertentangan-

pertentangan dalam materi fiqh. Ilmu ushul fiqh ini adalah kaidah yang wajib diikuti

oleh para mujtahid dalam mengistimbath hukum. Ada beberapa tokoh yang menulis

dan memunculkan ilmu ushul fiqh, akan tetapi kitabnya tidak ada beredar

dikomunitas kita.

Adapun yang beredar disekitar kita dan dianggap sebagai asas yang kuat

adalah kitab Ar-Risalah yang dikarang oleh Muhammad Idris As-Syafi’i. beliau

seorang imam mekah kemudian menjadi imam mesir. Dalam kitab Ar-Risalah

tersebut khusus dibicarakan tentang :

1. Al-Quran

2. As-Sunnah

3. Nasikh dan Mansukh

4. Hadist Ahad

5. Ijma’

6. Qiyas

Page 27: Remisi Hudori Bik

7. Ijtihad

8. Istihsan

9. Ikhtilaf

Untuk menyelesaikan permasalahan umat yang muncul pada masa itu bisa

diselesaikan dengan memahami seluruh isi kitab Ar-Risalah tersebut, karena

sesungguhnya kitab Ar-Risalah adalah pusaka mulia dari masa kuno bahkan masih

tetap relevan dengan perkembangan zaman.

7. Timbulnya Istilah-Istilah Fiqh.

Istilah-istilah fiqh ini muncul karena alquran menuntut tuntutan yang

dikehendaki dengan memakai berbagai gaya bahasa. Antara gaya bahasa yang satu

tidak mempunyai kelebihan atas yang lain dari segi kekuatan tuntutannya, artinya

semuanya sama.

Demikian juga As-Sunnah dalam menuntut tuntutan yang dikehendakinya.

Ketika tuntutan itu berbeda dikalangan para ulama fiqh, maka mereka perlu dan

membutuhkan untuk memilih nama-nama yang menunjukkan kearah tuntutan

tersebut, seperti fardhu, wajib, sunnah, mandub, dan mustahab.

Fardhu dan wajib adalah dua buah nama bagi sesuatu yang dituntut dengan

tuntutan yang pasti. Hanya saja menurut Hanafiyah tuntutan itu tetap dengan dalil

yang qath’i. dan wajib adalah sesuatu yang tuntutannya itu tetap dengan dalil yang

zanni. Contoh fardhu menurut mereka adalah membaca bacaan alquran yang mudah

ketika dalam shalat. Sementara wajib adalah bacaan yang dibaca dalam dua rakaat

tersebut adalah alfatihah. Meninggalkan yang fardhu mengakibatkan batalnya shalat.

Menunggalkan yang wajib karena lupa maka mengakibatkan sujud syahwi. Dan

Page 28: Remisi Hudori Bik

meninggalkan secara sengaja mengakibatkan wajib mengulangi, jika tidak maka

merupakan perbuata yang buruk. Menurut pendapat yang lain bahwasanya tidak ada

perbedaan antara fardhu dan wajib, baik dituntut dengan dalil pasti maupun zanni.

Sunnah menurut Hanafiyah adalah sesuatu yang terus dijalankan rasulullah

SAW, namun terkadang beliau tinggalkan dengan tanpa uzur. Mandub dan Mustahab

adalah sesuatu perbuatan yang tidak beliau lakukan secara terus menerus walaupun

beliau sudah menyarankan kepada oang lain untuk melakukannya. Dalam istilah lain,

Sunnah, Mandub, Mustahab adalah satu pengertian, yaitu sesuatu yang dituntut

dengan tuntutan yang tidak pasti, hanya mereka katakan sunnah muakkadah itulah

yang sunnah, sementara mandub dan mustahab mereka katakan juga dengan istilah

sunnah ghairu muakkadah.

Sesuatu yang dituntut oleh syara untuk mencegah adalah dengan haram dan

makruh. Haram menurut hanafiyah adalah kebalikan fardhu. Makruh tahrim adalah

kebalikan wajib, sementara makruh tanzih adalah kebalikan sunnah. Selain hanafiyah

haram adalah kebalikan fardhu dan wajib. Makruh tahrim atau makruh syadidah

adalah sesuatu yang berlawanan dengan sunnah ghairu muakkadah. Sesuatu yang

tidak dituntut dengan syara untuk mengerjakannya dan tidak pula untuk melarang,

mereka sebut dengan mubah.

Termasuk istilah fiqh lainnya adalah fasid dan batal. Yaitu dua nama bagi satu

macam. Menurut sebahagian fuqaha yaitu pelakunya yang tidak diberi balasan dan

juga tidak membawa akibat dari pada perbuatan yang dilakukan. Mereka namakan

batil adalah karena bekasnya tidak membawa akibat serta keburukan. Dan pasid

adalah sesuatu yang membawa pengaruh serta keburukan.

Page 29: Remisi Hudori Bik

8. Munculnya Para Ulama Bijak

A. Imam Abu Hanifah

Nama lengkapnya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zauthi. Lahir dikuffah pada

tahun 80 H. Masa mudanya beliau pergunakan untuk berdagang, lalu diiringi dengan

mempelajari dan mencari ilmu. Selain itu beliau juga banyak belajar kepada para

ulama terkemuka yaitu para tabi’in, seperti Atta’ bin Abu Rabah dan Nafi’ Maula

Ibnu Umar serta Hammad bin Abu Sulaiman.

Abu Hanifah adalah orang yang terpercaya dalam berdagang, tidak pernah

menipu pembelinya, tidak terlalu banyak dalam mengambil untung, selalu

menyebutkan kualitas dan kerusakan barang dagangannya kepada para pembeli. Abu

hanifah sangat berhasil mengkompromikan antara berdagang dengan ilmu.

Abu hanifah tumbuh dikufah, pada masa itu dia menyaksikan revolusi ilmu

pengetahuan yang sangat luar biasa, sehingga wajar kalau dia jenius, cerdas dan

sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Pada awalnya Abu Hanifah mempelajari ilmu nahwu, tapi karena nahwu tiada

kiasan untuk mempergunakan akal dan keragaman pendapat, maka Abu Hanifah

meninggalkannya, kemudian belajar ilmu fiqh, karena menurutnya ilmu fiqh

mempunyai kiasan yang memuaskan akal dan kecerdasannya. Selain fiqh, Abu

Hanifah menggeluti ilmu kalam sehingga dalam bidang ini banyak karya yang

ditulisnya.

Pada masa Imam Abu Hanifah ada terdapat empat sahabat Rasulullah, yaitu

Anas Bin Malik, Abdullah bin Aufa, Sahal bin Sa’ad dan abu Thufail, namun abu

Hanifah tidak berguru kepadanya. Abu Hanifah banyak mempunyai guru yang sangat

Page 30: Remisi Hudori Bik

terkenal seperti Hammad bin Abu Sulaiman, Zaid bin Ali Zainul Abidin, Muhammad

Baqir, Ja’far Shadik, Abdullah bin Hasan, dan Jabir bin Yazid Al-Jufri. Abu Hanifah

menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu sampai umurnya 40 tahun.

Pada masa perpindahan bani Umayah ke bani abbasiyah dan kuffah

merupakan daerah pusat dari pergerakan itu, maka yazid bin hubairah yaiu wali irak

dari pihak Marwan bin Muhammad menawarkan kepadanya jabatan hakim, akan

tetapi beliau menolak. Oleh karena itu beliau disiksa dan dipukuli.

Dasar-dasar mazhab Abu Hanifah adalah gambaran yang hidup serta jelas

bagi relevansi fiqh Islam dengan tuntutan masyarakat akan hukum yang terkait dan

sisinya yang beragam.

Dalam membangun mazhabnya, Abu Hanifah bersandar kepada Alquran,

Sunnah Nabawiyah, Ijma’ dan Qiyas, serta Istihsan. Sehingga bias mencari

kesimpulan dalam mengistimbatkan hukum dari permasalahan yang muncul.

Abu Hanifah wafat pada tahun 150 H. An-Nawawi menegaskan bahwa Abu

Hanifah wafat dalam penjara. Sesaat sebelum meninggal Abu Hanifah berwasiat

supaya dimakamkan ditanah yang baik, tanah yang belum pernah dirampas. Yang

memandikannya adalah Hasan Bin Amarrah, yang menyalatinya sebanyak 50.000

orang, dimakamkan bagian timur kota Baghdad dipekuburan khaizaran.

B. Imam Malik Bin Anas

Imam Malik lahir 13 tahun setelah Abu Hanifah yaitu dimadinah tahun 93 H.

Malik adalah imam madinah, imam penduduk hijaz. Imam Malik adalah ahli fiqh

madinah. Malik juga menyaksikan apa yang terjadi pada masa kekuasaan dua dinasti,

yaitu muawiyah dan Abbasiyah.

Page 31: Remisi Hudori Bik

Pada masa hidupnya telah menyaksikan pertikaian antara bani Abbas dan

Alawi, pergerakan khawarij dan kekejamannya. Debat antara ahlussunnah dan syiah.

Antara khawarij dan musuh-musuhnya. Imam Malik juga menyaksikan percampuran

etnis dan ras dalam masyarakat Islam, bagaimana timbulnya penyebab ragam

peristiwa diberbagai sector, sehingga banyaknya manusia yang memerlukan jawaban

agama dan fatwa seorang faqih serta lahirnya kodifikasi ilmu seperti hadist, fiqh,

fatwa, dan yurisprudensi.

Imam Malik memulai dengan menghafal alquran, kemudian menghafal hadist,

ingatannya sangat kuat. Malik tidak mempunyai apa-apa sehingga pernah dalam

mencari ilmu Malik mencopoti atap rumahnya dan kayunyapun untuk dijual.

Menurut Imam Nawawi guru Imam Malik sebanyak 900 orang, 300 dari

kalangan tabi’in, 600 dari generasi tabi’ tabi’in. Pada masa belia Malik berguru

kepada Rabiah bin Abdur Rahman Farukh, diantara guru-gurunya adalah Nafi’ budak

Abdullah bin Umar, Ja’far bin Muhammad Baqir, Muhammad Bin Muslim Az zuhri,

Abdurrahman Zakwan, Yahya bin Said Al Anshari, Abu Hasyim Salamah bin Dinar,

Muhammad bin Mukandir, Abdullah bin Dinar, Abdurrahman bin Hurmuz Al-A’raj.

Orang telah mengakui bahwa dia adalah imam dalam permasalahan hadist,

dan terrpercaya kebenaran riwayatnya. Hadis yang paling sahih adalah hadist yang

diriwayatkan oleh malik. Selain itu majlis ilmu yang dipimpin oleh imam malik

adalah majlis yang santun dan terhormat, dia seorang yang berwibawa, dalam

majlisnya tidak ada kepura-puraan dalam permasalahan yang diselesaikan.

Para muhaddisin terkenal banyak yang mempelajari hadist darinya, dan diikuti

juga para ahli fiqh. Malik mempunyai dua kelebihan, yaitu :

Page 32: Remisi Hudori Bik

1. Seorang ahli hadist

2. seorang mufti dan ahli istimbat

Dalam fatwanya Imam Malik berpegang kepada :

1. Kitabullah

2. Sunnah Rasulullah

3. Qiyas

Mayoritas imam-imam yang terkenal pada masa Malik adalah murid-

muridnya yang berasal dari berbagai negeri. Karena Malik mukim di Madinah jadi

ketika umat islam mengerjakan haji banyak yang menuntut ilmu dengan imam malik

sehingga terkadang menghabiskan waktu sekuan tahun lamanya.

Pada masa kekuasaan Abu Ja’far Almansur, malik merasakan pukulan yang

sangat berat, penyiksaan dan penghinaan selalu menghampirinya. Karena

pemikirannya kontroversi dengan pemerintah. Imam Malik semas hidupnya

menerbitka sebuah karya yang sangat besar yaitu kitab Muwatta’.

Imam Malik wafat pada 14 rabiul awal 179 H. An-Nawawi menyebutkan

Malik wafat pada bulan safar , tapi pendapat pertamalah yang masyhur. Malik

dimakamkan dipemakaman baqi’ dan kuburannya terletak dipintu pemakaman baqi’.

C. Imam Syafi’i.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah bin Muhammad bin Idris bin abbas

bin Ustman bin Syafi’ bin saib bin ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Muthallib

bin abdi Manaf. Nasabnya bertemu dengan rasulullah. Dia lahir di Gaza Palestina

pada tahun 150 H.

Page 33: Remisi Hudori Bik

Keluarganya adalah keluarga yang sangat fakir dan terusir, mereka tinggal

dipemukiman orang-orang yaman. Namun kemuliaan nasabnya menjadi pengganti

kemiskinannya. Ayahnya meninggal ketika dia masih anak-anak, tatkala berumur dua

tahun ia dibawa ibunya pindah keyaman. Syafi’i adalah imam ketiga setelah imam

malik, dia adalah pembela hadist dan pembaharu abad kedua.

Syafi’i hapal alquran dengan cepat ketika masih belia, lalu ia mulai

menghapal hadist, kemudian pergi belajar dengan kabilah huzail sekitar sepuluh

tahun, huzail adalah kafilah yang terfasih tentang permasalahan syair-syair arab.

Selain itu Syafi’i juga belajar memanah, sehingga mampu memanah sepuluh anak

panah tanpa meleset dari sasaran.

Kemudian syafi’i mempelajari fiqh dan syariat, namun beliau tidak merasa

puas dengan ilmunya maka pergi kemadinah untuk menuntut ilmu dengan Imam

Malik, kitab Muwatta’ Malik telah hafal sebelum bertemu dengan Imam Malik.

Syafi’i berguru kepada Malik sampai Imam Malik wafat, disamping itu syafi’i juga

mendalami fiqh kepada gurunya yang lain yaitu Muslim bin Khalid, dan Hadist pada

Syupyan bin Uyainah, dan Imam Malik itu sendiri.

Asas Mazhab Syafi’i adalah :

1. Al-Quran

2. Sunnah

3. Ijma

4. Qiyas

Teman-teman Syafi’i dan para penerus mazhabnya adalah :

1. Abu Tsaur bin Ibrahimbin Khalid bin Yaman Al kilbi Albaghdadi.

Page 34: Remisi Hudori Bik

2. Ahmad bin Hambal

3. Hasan bin Muhammad bin Shabah Az-Za’farani Baghdadi.

4. Abu Ali Al Husain bil Ali Alkarabisi

5. Ahmad bin Yahya bin Abdul Aziz Al-baghdadi seorang ahli ilmu kalam.

PERIODE KELIMA

PERIODE MENDIRIKAN DAN MENGUATKAN MAZHAB TERSIARNYA

DISKUSI DAN PERDEBATAN

Mulai dari Vermulaan_Abad ke IV s/d

runtuhnya Daulat Abbasiyyah.

GAMBARAN POLITIK

Pada periode ini ikatan-ikatan politik antara daerah-daerah islam terputus.

Bani Umayah di Andalusia yang dipimpin oleh Abdur Rahman An Nashir yang

disebutkan dengan Amirulu`minin ketika ia merasakan lemahnya llaulat

Abbasiyah. Di Afrika Utara anda jumpai Syi`ah Isma'iliyah telah mendirikan suatu

pemerintahan dengan nama daulat Fathimiah di bawah pimpinan Ubaidullah Al

Mahdi Al Fathimi yang disebut dengan Amirul Mu'minin. Sebagai tempat kedi-

amannya dibuat kota A1 Mahdiyah yang dibina dekat Tunis. Di Mesir anda

dapati Muhammad Al Ikhsyid yang mengaku keturunan Abbas.

Demikianlah, dunia Islam hubungannya terputus , daerahnya terpencar

dan tidak ada kesatuan politik.

Inilah gambaran kecil tentang keadaan politik Islam pada periode ini.

Adapun keadaan ilmu tidak ikut kacau-balau seperti keadaan politik namun tetap

berkembang lebih-lebih pada masa Saljuk di timur dan masa Daulat Fathimiyah di

Mesir.

Page 35: Remisi Hudori Bik

RUH TAKLID

Taklid adalah menerima hukum-hukum dari imam tertentu dan

menganggap pandapat- pendapatnya seolah-olah nash dari syari’ yang wajib

dikuiti oleh orang bertaklid.

Tidak ragu bahwasannya pada setiap periode dari periode – periode

yang lalu terdapat para mujtahid ( orang – orang yang berij’tihad ) dan para

muqallid ( orang – orang yang mengikut dengan membabi buta ).

Adapun pada periode ini ruh taklid berjalan secara umum, dan dalam hal

itu para ulama dan selainnya dari jumhur bersekutu. Setelah orang yang

menghendaki fiqih pada mulanya sibuk mempelajari Al Qur’an dan wirayat As

Sunnah yang keduanya adalah asas istimbath lalu dia mempelajari kitab – kitab

imam tertentu dan mempelajari jalannya yang dengan jalan itu imam tersebut

membukukan hukum – hukum.

Sebab – sebab hilangnya ruh taklid ini yaitu :

1. Murid – murid yang mulia

Menjalarnya ruh seorang ulama dalam jiwa jumhur lebih lancer dari pada

manakala ia mempunyai murid-murid yang memiliki kekuatan serta

mengikuti jalannya, dan mereka mempunyai kedudukan dikalangan jumhur.

Terpengaruhnya murid-murid itu oleh jalan seorang imam mengajak mereka

untuk mengaguminya, membukukann dan mempertahankannya. Kedudukan

mereka dikalangan jumhur mengajak jumhur untuk belajar kepada mereka

dan mengamalkan fatwanya.

Kepercayaan para raja terhadap murid-muroid para imam menjadikan

mereka meyerahkan pengadilan kepada orang yang diajak musywarah dan

mereka hanya bermusyawarah dengan orang yang dipercayai. Maka hal itu

menjadi unsure yang besar dalam menguatkan asas (dasar) bagi madzhab

orang yang memiliki murid-murid seperti itu. Ketika kepercayaan terhadap

imam – imam itu berakar kuat dalam hati jumhur maka sesudah itu sulitlah

bagi seseorang untuk mendirikan madzab baru dengan mangajak manusia

untuk mengikutinya, karena mereka dianggap keluar dari jama’ah

Page 36: Remisi Hudori Bik

2. Pengadilan

Pada masa yang lampau para khalifah memilih para hakim dari orang –

orang laki – laki yang memiliki pengetahuan tentag kitabullah ( Al-

Qur’an ), Sunnah Rasulnya, dan untuk mengistimbathkan hukum – hukum

dari keduanya. Para Khalifah membenani mereka untuk memutuskan apa

yang nyata bagi mereka sesudah mereka dituntut untuk mengamalkan nash-

nash dalam suatu yang ada nashnya, atau pendapat yang lebih mendekati

kepada nash-nash itu sebagaimana Umar menulis kepada seorang hakimnya

Abu Masa Al-Asy’ari

“Keputusan adalah kewajiban yang tidak terhapus atau Sunnah yang

diikuti”

TERSIARNYA DISKUSI-DISKUSI DAN PERDEBATAN-PERDEBATAN

Pada periode yang lalu terdapat diskusi-diskusi. Banyak kali As-Syafi'i

menceriterakan sehagian diskusi-diskusi antara dia dan Muhammad bin Hasan

seorang faqih Irak hanya saja hal itu tidak tersiar di kalangan para ulama. Menurut

zhahirnya, tujuan diskusi hanyalah_menyampaikan kepada pengistimbatkan

(mendapatkan) yang benar. Disana tidak ada sesuatu yang menghalngi mereka

merubah pendapat-pendapat mereka apabila tampak kebenaran bagi mereka

karena mereka merdeka dalam berpendapat dan salah seorang dari mereka

tidak terikat dengan suatu madzhab dan tidak pula dengan suatu pendapat.

A1 Ghazali menambahkan sebuah pasal yang menerangkan bahaya-bahaya

diskusi dan dihitungnya :

a. Dengki

b. Sombong dan meninggi atas manusia, sehingga mereka bertengkar di majelis-

majelis, berlomba-lomba dalam. meninggikan dan merendahkan, mendekatkan

terhadap sandaran dan menjauhinya; dan dulu-duluan masuk ketika jalan itu

sempit.

c. Dendam, orang yang berdiskusi hampir tidak terhindar dari padanya.

Page 37: Remisi Hudori Bik

d. Mengumpat. Sesungguhnya hampir tidak terlepas dari menceriterakan

perkataan musuhnya, dan mencelanya. Tujuann hafalannya untuk membenarkan

apa yang diceriterakannya dan tidak berdusta dalam ceritanya. Ceritanya

pastilah sesuatu yang menunjukkan atas keterlaluan perkataan, lemahan dan

kurangnya keutamaan orang lain, itulah mengumpat.

e. Mengintai-intai dan mengikuti aurat manusia. Orang yang berdsskusi tidak

terlepas dari mencari ketergelinciran teman-temannya dan mengikuti aurat-

aurat lawan bertengkarnya sehingga ia menceritakan datangnya orang yang

berdiskusi kenegerinya.

f. Senang kepada keburukan-keburukan manusia dan gundah terhadap

kesenangan mereka.

g. Nifajk.

h. Menyombongkan diri dan benci terhadap kebenaran ; serta loba kepada

perbantahan hingga sesuatu yang paling dibenci oleh orang yang berdiskusi

adalah munculnya pada lesan lawan bicaranya.

i. Riya` dan memperhatikan makhluk dan sungguh-sungguh dalam menarik

simpati hati mereka dan memalingkan wajah-wajah mereka, padahal riya` itu

penyakit yang tak dapat disembuhkan dan mengajak kepada sebesar-besar

dosa besar. Dan orang yang berdiskusi itu hanya bermaksud untuk menang

disisimahkluk dan mendapat pujian_dari mereka.

Ini adalah hasil-hasil yang besar sekali, menurunkan sekelornpok

fuqaha' dari tempat yang tinggi yang seharusnya mereka tempati karena

mereka adalah pemelihara syariat_dan penjaga agama maka wajib bagi mereka

berbudi pekerti yang sempurna.

MADZHAB ISMA'ILI.

Periode ini memperoleh keistimewaan dengan munculnya madzhab Isma'ili

di Mesir dan beberapa negeri yang mengikutinya . Madzhab Isma’ili adalah salah

satu madzhab Syi'ah yang memangkat Isma'il bin Ja'far bin ash Shadiq dan

mereka tinggalkan saudaranya Musa bin Ja'far yang terkenal dengan Al Kazhim.

Page 38: Remisi Hudori Bik

dengan demikian dalam dunia Islam ada tiga mazhab yaitu Zaidiyah, Imamiyah dua belas

dan Isma’iliyah.

MULAI KEFANATIKAN MAZHAB

Adapun pada periode ini dimana ruh taklid telah menjalar dan menyeret

mereka untuk mempertahankan masalah-masalah dari imam-imam mereka

sebagaimana telah kami katakan, dan para gubernur meminta mereka untuk

menjelaskan dihadapan mereka dalam lapangan diskusi yang akibatnya

membawa mereka kepada sesuatu yang dibenci oleh Imam Al Ghazali dan

fanatik golongan karena mempertahankan diri dan perdebatan serta

menganggap orang lain sebagai musuh sebagaimana yang diungkapkan oleh Al

Ghazali tentang hal itu.

FUQOHA' PERIODE INI.

1. Abul Hasan Ubaidullah Al Hasan Al Karkhi,

2. Abu Bakar Ahmad bin Ali Ar Razi Al Jashshash

3. Abu Ja'far Muhammad bin Abdillah Al-Balkhi Al-Handawani,

4. Abul Laits Nash bin Muhammad As Samaraandi

5. Abu Abdullah Yusuf bin Muhammad Al Jurjani

6. Dan lain-lain

TOKOH - TOKOH FUGOHA ' MALIKIYAH-

1. Muhammad bin Yahya bin Lubbah Al Andalusi.

2. Bakar bin 'Ala Al Qusyairi ash dari Bashrah

3. Abu_Ishaq Muhammad bin Qasim bin Syu'ban A1 'Ansi.

4. Muhammad bin Harist bin Asad Al-Khasyani

5. Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Al Mu'ithi Al-Andalus, dan lain-lain.

6. Yusuf bin umar bin abdul bar

7. Abu Muhammad Abdullah bin zaid Abdurrahman an nafari al Qariawani

8. Abu said khalaf bin abu qasim al adzi

Page 39: Remisi Hudori Bik

9. Abu bakar Muhammad bin Abdullah al bahri

10. Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah

11. Abdul hasan bin ali bin Muhammad bin kahlaf al mu’fairi

12. Aqadi abdul wahab bin nashir al Baghdadi al maliki.

13. Abdul qasim abdul rahman bin Muhammad al hadrami

14. Abu bakar Muhammad bin Abdullah al abrahi

15. Abdul walid Muhammad sulaiman bin khalaf al waji’.

16. Abdul hasan ali bin ar’rabi’i

17. Abdul walid muahammad bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin

....rusyil al qurdhubi.

18. Abu abdillah Muhammad bin umar at tanimi al mazuri assiqli

19. Abu bakar Muhammad bin abdillah

20. Al qadhi abdul fadhl iyad bin musa bin iyad al yatshibi assatbi

21. Ismail bin Makki Al Aufa putera Abdur Rahman bin ‘Auf. Rumahnya di lorong

Iskandariyah adalah suatu rumah besar yang terkenal tempat ilmu. Dia adalah

pengarang syarah Tahdzib yang terkenal dengan ‘Aufiyah, Ia meninggal pada

tahun 581 H.

22. Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Rusyd

yang terkenal dengan Al-Hafid. Diantara karangannya yang terbaik adalah

Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid tentang fiqh, di dalam kitab itu ia

menyebutkan sebab-sebab perbedaan pendapat dan iliat-iliatnya maka kitab itu

berfaedah dan menyenangkan. Ia meninggal pada tahun 595 H.

23. Abu Muhammad bin Abdullah bin Abudllah bin Najm bin Syah Al Jadzami As

Sa’di. Dalam madzhab Malik ia mengarang sebuah buku yang baik yang

bertitel Al-Jawahiruts Tsamaniyah fi madzhab ‘alimil Madinah yang

dikarangnya atas dasar urutan yang ringkas menurut Al Ghazali. Orang-orang

Maliki di Mesir menekuninya karena baiknya dan banyak faedahnya. Ia

meninggal tahun 610 H.

Page 40: Remisi Hudori Bik

Di bawah ini adalah orang-orang cerdik dari kalangan Syafi’iyah yang pada

periode ini mendapat keistimewaan dengan membuat karangan dalam madzhab Asy

Syafi’i, menyelenggarakan penyiarannya dan memperbaiki kitab-kitabnya.

Kebanyakan mereka dari penduduk Irak, Khurasan dan daerah dibalik sungai:

1. Abu Ishak Ibrahim bin Ahmad Al Marzawi seorang Imam pada masanya

dalam berfatwa dan mengajar. Ia belajar fiqh pada Ibnu Surajj dan ia

cemerlang dalam hal itu. Sesudah Ibnu Surajj dia adalah puncak pemimpin di

Irak. Ia mengarang banyak kitab dan syarah Al Muzni. Ia lama menetap di

Baghdad dengan mengajar dan memberi fatwa. Ia mendapat pujian dari

teman-temannya pada akhir umurnya, lalu meninggal di sana tahun 340 H,

dan dimakamkan dekat dengan makam Asy Syafi’i.

2. Abu Ahmad Muhammad bin Sa’id bin Abdul Qadhi Al Khawarizmi dari

suatu keluarga Ihnu. Ia belajar fiqh pada Abu Bakar Ash Shurafi, Abu Ishaq

dan orang-orang yang sederajat. Dia lah pemilik kitab Al Hawi dan ‘Umdatul

Qadimin tentang fiqh Syafi’iyah, Al Marudi dan Al Faurani mengambil dua

nama kitab itu. Ia mempunyai kitab ushul titelnya Al Hidayah . Ia meninggal

pada tahun tiga ratus empat puluh lebih hijriyah.

3. Abu Bakar Ahmad bin Ishaq Adh Dhab’i wan Naisaburi, dalam fiqh ia

mencapai derajat yang tinggi dan mengarang kitab Al Ahkam. Ia meninggal

tahun 432 .

4. Abu Ali Al Husain bin Husin yang terkenal dengan Ibnu Hurairah, salah

seorang Syaikh dan Imam Sayfi’iyah. Ia belajar fiqh pada Ibnu Surajj. Ia

mensyarahi Al Mukhatashar dan meninggal 345 H.

5. Abu Saib “utbah bin Ubaidilah bin Musa Al Qadhi, salah seorang ulama

yang menjadi imam dan orang yang pertama kali menjabat hakim agung di

Baghdad dari Sayfi’iyah. Ia meninggal pada tahun 350 H.

6. Qadhi Abu Hamid Ahmad bin Bisyr Al Marwazi dari teman Abu Ishaq. Ia

mengarang kitab Al Jami’ yang meliputi ushul dan furu’ (ushul fiqh dan fiqh).

Dengan diberi nash-nash dan segi-seginya, yang menjadi pegangan

Page 41: Remisi Hudori Bik

dikalangan teman-teman Asy Syafi’i. Ia membuat sejarah Mukhtasar Al

Muzni. Ia meninggal pada tahun 362 H.

7. Muhammad bin Isma’il yang terkenal dengan Al Qaffal Al Kabir Asy

Syasyi, Ia mempunyai kitab tentang Ushul fiqh dan syarah Ar Risalah. Dari

padanya tersiar fiqh Asy Syari’I di daerah sebalik sungai. Ia meninggal tahun

365 H.

8. Abu Sahl Muhammad bin Sulaiman Ash Sha’luki. Ia meninggal pada tahun

375 H.

9. Abul Qasim Abdul Aziz bin Abdullah Ad Daroki. Ia meninggal pada tahun

375 H.

10. Abul Qasim Abdul Wahid bin Husain Ash Shaimiri. Ifshafil madzhab,

kitabul kifayah, Kitab fil Qiyas wal’ilal, kitab Shaghir fi Adabil Mufti wal

Mustaiti, kitab Fisy Syuruth. Ia meninggal pada tahun 386 H.

11. Abu Ali Al Husain bin Syu’aib AsSanji, ia mengarang Syarah Al

Mukhtashar. Ia meninggal pada tahun 403 H .

12. Abu Hamid bin Muhammad Al Asfarayini Syaikh Irak, ia meninggal pada

tahun 408 H.

13. Abul Hasan Ahmad bin Muhammad Adh Dhabi yang terkenal dengan Ibnul

Muhamili, Ia mengarang Al Majmu’, Al Muqni’, Al Lubab dan lain-lainnya.

Ia mempunyai komentar yang dinistbatkan kepadanya terhadap Syaikh Abu

Hamid. Ia meninggal pada tahun 415 H.

14. Abdullah bin Ahmad yang terkenal dengan Al Qaffal Ash Shaghir termasuk

pembesar Fuqoha’ Khurasan, Ia meninggal pada tahun 417 H.

15. Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al Asfarayini seorang Imam besar dari

imam-imam Syafi’iyah. Ia membuat karangan dalam mengomentari Ushul

Fiqh. Ia meninggal di Naisabur pada tahun 418 H.

16. Abu Thayyib Thahir bin Abdullah Ath Thabari, mengarang banyak kitab

tentang khilaf, madzhab dan perdebatan yang tidak seorangpun

menyamainya. Ia meninggal 450 H.

Page 42: Remisi Hudori Bik

17. Abu Hasan Ali bin Muhammad Al Mawardi penyusun Al Hawi dan Al

Iqna’fil fiqh, Ia meninggal pada tahun 485 H.

18. Abu Hasim Muhammad bin Ahmad Al Harowi Al Ubbadi, pengarang Az

Zidayat, Al Mabsuth, Al Hadi dan Abdul Qudhah. Ia meninggal pada tahun

458 H.

19. Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad Al Faurani Al Marwazi,

pengarang Al Ibanah, Al Umdah dan lain-lain karangan. Ia meninggal pada

tahun 476 H.

20. Abu Fadillah Al Qadhi Husain Al Maruruzi. Ia meninggal pada tahun462 H.

21. Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al Fairuzabadi, pengarang At Tambih,

Al Muhadzdzab tentang fiqh, An Nukat dalam perbedaan pendapat Al Luma’

dan syarahnya, Al Tabshirah tentang ushul fiqh, Al Mulakhkhash wal

ma’unah tentang perdebatan, dan ia meninggal pada tahun 476 H.

22. Abu Nashr Abdus bin Muhammad yang terkenal dengan Ibnu Shabagh,

pengarang Asy Syamil, Al kamil, Iddatul ‘alim, Ath Thariqus Salim. Ia

meninggal pada tahun 477 H.

23. Abu Sa’id Abdur Rahman bin Ma’mun Al Mutawali, pengarang At

Titimmah yang di karang untuk menjelaskan pada gurunya Al Faurani.

Dalam kitab itu ia mengupas sampai masalah had. Ia mengarang mukhtashar

fil faraidh dan sebuah kitab tentang khilaf (perbedaan pendapat) Ia meninggal

pada tahun 488 H.

24. Abul Ma’ali Abdul Malik bin Abdullah Al Juwaini, ia meninggal pada tahun

487 H.

25. Abul Mahasin Abdul Wahid bin Ismail Ar Rauyani

26. Hujjatul Islam yaitu Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad Al Ghazali. Ia mengarang tentang madzhab kitab Al Basith, al

wasith, al wajiz dan al khulashah. Ia meninggal di Thus tahun 505 H. Sesudah

al Ghazali tidak orang yang menyamainya.

27. Abu Ishaq Ibrahim bin Manshur bin Muslim Al Iraqi Al Faqih Al Mishri.

Pembuat Syarah Al Muhadzdzab, ia meninggal pada tahun 596 H.

Page 43: Remisi Hudori Bik

28. Abu Sa’d Abdullah bin Muhammad bin Hibatullah. Ia mengarang banyak

kitab di antara karangannya adalah Shafwatul madzhab ‘ala Nahayati

Mathalib

29. Abul Qasim Abdul Karim bin Muhammad Al Qazwini berjudul Al’Aziz bi

syahril Qajiz

30. Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf bin Muri An Nawawi. Ia

mengarang kitab Syahrul kabir karya Ar Rafi’I, dan ia membuat ikhtisannya

yang bernama Al Minhaj.

PERIODE KE ENAM

Sejak dari runtuhnya Baghdad di tangan Holako sampai sekarang. Yakni

periode taklid semata.

GAMBARAN POLITIK

Unsur Turki atau Thurani adalah suatu unsur yang besar sekali yang terdiri

dari beberapa kabilah yang berbeda-beda, setelah menyiapkan sarana-sarana

berkelana ia jelajahi negeri Islam untuk menguasai sebagai tambahan atas negeri

asalnya. Pada jalan itu ia tidak terbentur dengan suatu kekuatan manapun yang dapat

merintangi jalannya sehingga mereka sampai ke negeri Syam. Orang-orang Mesir

menerima mereka di mata air Jalut dipimpin oleh Al Muzhaffar, raja yang merajai

kerajaan-kerajaan Bahriyah, Mereka dipatahkan dengan buruk. Mesir dan Syam aman

dari perkosaan mereka, dalam pada itu mereka mendapat kemenangan yang sempurna

dan menguasai sebagain besar negara-negara Islam.

Pada permulaan abad ke 8 di Turki Asia muncul seorang yang besar cita-

citanya dan suka menyerang yaitu Utsman Kajuk kepala suku di Turki. Ia membina

kerajaan kaumnya dari puing-puing tinggalkan keluarga Saljuk yang masih ada di

Asia Tengah.

Adapun Daulat Utsmaniyah berjalan dan kekuatannya bertambah terus

sehingga sebagian besar daerah Islam dibawah kekuasaannya. Pada sebagian besar

Page 44: Remisi Hudori Bik

waktu kebesarannya, padamlah pelita Islam di negara Andalusia setelah

menyinarinya dengan ilmu dan kebudayaan selama sekitar delapan Abad.

IJTIHAD PADA PERIODE INI

Sebesar-besar keistimewaan periode ini adalah menetapnya ruh taklid semata-

mata pada jiwa para ulama, dan hanya sedikit saja dari kalangan mereka yang sampai

ke derajat ijtihad. Demikian itu pada separuh pertama dari periode ini yaitu di masa

Kairo menempati kedudukan Baghdad dan menjadi pusat kerajaan Islam dan khalifah

Abbasiyah. Pada masa ini muncullah dari waktu ke waktu orang yang sampai ke

tingkat ini (ijtihad=pen). Namun mereka berhenti dengan membangsakan diri kepada

para imam yang terkenal.

Situasi Mesir sebelum kerajaannya jatuh dan khilafah pindah dari padanya.

Kita jumpai nama-nama Al’Izz bin Abdus Salam, Ibnul Hajib, Ibnu Daqiqil ‘Id, Ibnu

Rif’ah, Ibnu Taimiyah, As Subki dan puterinya, Ibnul Qayyim, Al Bulqini, Al

Asnawi, Kamal bin Hamman dan Jalalluddin As Sayuthi. Mereka itu orang-orang

pandai dari mazhab empat.

Ketika Mesir menuntut kembalinya kemuliaan maka terbentur beberapa

penghalang yang akan kami kisahkan kepada anda yaitu:

1. Terputusnya hubungan antara ulama-ulama negara-negara besar Islam.

2. Terputusnya hubungan antara kita dan kitab-kitab para imam.

KELALAIAN DALAM IKHTISAR

Pada akhir periode ini, Pengikhtisaran itu mengarah kepada segi yang asing

yaitu ijtihad untuk mengumpulkan banyak masalah dalam kata-kata yang sedikit.

Ketika naluri Arab itu lemah di sisi mereka maka pembicaraan itu beralih menjadi

serupa jalan yang rumit, seolah-olah pengarang itu menulis bukan untuk dipahami

namun untuk mengumpulkan.

Tiga kitab ini adalah kitab yang termasyur menjadi pasangan para pelajar fiqh

dalam tiga madzhab. Maudhu’ tersebut adalah air yang diperbolehkan untuk bersuci

dan yang tidak dibolehkan.

Page 45: Remisi Hudori Bik

Khalil dalam muktasharnya berkata:

“Hadats dan sesuatu yang dihukum najis dihilangkan dengan air. Mutalk yaitu

sesuatu yang benar di sebut “air tanpa kayid”. Jika air itu terkumpul dari air hujan

atau barang cair setelah buku, atau sisa binatang ternak atau orang yang haidh atau

orang yang junub atau kelebihan bersuci dari ke duanya (orang yang haidh dan junub

= Pen) atau air banyak yang bercampur dengan najis namun tidak berubah, atau ragu

terhadap sesuatu yang menjadikan berubah itu apakah membahayakan atau berubah

karena berdampingan dengan minyak yang melekat atau bau tetesan bejana orang

yang berpergian (musafir) atau sesuatu yang timbul dari air itu, atau karena diam

(tergenang) atau kejatuhan meskipun disengaja dari tebu atau garam. Dan yang lebih

unggul tidak diikutkannya garam yang tidak merubah pada warna. Rasa atau bau

dengan sesuatu yang berlainan pada umumnya baik dari barang yang suci najis

seperti minyak yang bercampur atau asap yang tetap, hukumnya seperti berubah. Dan

membahayakanlah perubahan karena tali kedua tebingnya seperti kolam yang ada

kotoran binatang ternak atau sumur karena daun pohon atau jerami, dan yang jelas

adalah bolehnya kedua hal itu pada sumur di padang. Menjadikan pencampur yang

sesuai dengan pencampur yang sesuai dengan pencampur yang berlainan ada

pemikiran tersendiri. Membersihkan dengan air yang sudah dimasukkan ke dalam

mulut ada dua pendapat dan makruh pada air yang telah digunakan (musta’mal) untuk

menghilangkan hadits dan yang lain ada sedikit keraguan seperti bejana wudhu,

mencuci najis yang tidak berubah atau jilatan anjing dan air keruh yang untuk mandi,

sisa peminum khomer dan tangan yang dimasukkan dalam air dan air yang tidak

terpelihara dari najis, bukan jika sulit memeliharanya atau seperti air yang kena panas

matahari, meskipun anda lihat pada mulutnya waktu dipergunakannya maka dapat

dipergunakan. Jika yang mempunyai darah mengalir mati pada air yang menggenang

dan tidak berubah maka sunnat menjauhkan dengan sekedarnya bukan jika ia jatuh

dalam keadaan telah menjadi bangkai, meskipun hilang maka air itu berubah menjadi

najis bukan pada air banyak yang mutlak: maka dipandang baik untuk bersuci

dengannya, dan tidak bersuci dengannya adalah lebih utama. Sebelum adanya hadits

ahad jika seginya jelas atau bersesuaian jalannya. Jika tidak maka ia berkata:” Di

Page 46: Remisi Hudori Bik

pandang baik meninggalkannya, dan datangnya air pada najis adalah seperti

kebalikannya”. Zakariya Al Anshari berkata dan Minhajnya:

“Bersuci itu hanya dengan cairan air mutlak yaitu sesuatu yang disebut air

tanpa kaid”. Air yang berubah serta bercampur karena barang suci sehingga terhalang

untuk disebut air mutlak, maka tidak diperkenankan, tidak termasuk debu dan air

garam meskipun dimasukkan didalamnya. Dan dibenci (makruh) karena terlalu panas

dan dingin dan air panas karena sinar matahari dengan syarat-syaratnya. Air yang

dipergunakan dalam fardhu adalah tidak mensucikan, jika sedikit. Dua kolam air

tidak menjadi najis. Jika air itu berubah maka najis. Jika perubahannya itu hilang

dengan sendirinya atau dengan air suci di bawah dua kolam maka air itu najis seperti

barang basah lain yang mengenainya bukan terkena bangkai hewan yang darahnya

tidak mengalir dan tidak dilemparkan dan terkena najis yang tidak terlihat oleh mata

dan sebagainya.

Jika hal itu mengenai air dan air itu tidak berubah maka air itu suci. Perubahan

yang membawa pengaruh adalah perubahan rasa atau warna, atau bau meskipun

menyerupai barang yang suci atau suci karena lainnya, maka hendaklah bersungguh-

sungguh untuk menjaga dan mengerjakan apa yang dalam sangkaannya mensucikan

atau suci. Bukan air serta air kencing dan bukan air beserta air mawar. Ketika ia

menduga salah satunya itu suci maka disunatkan mengalirkan yang lain. Jika ia

meninggalkannya dan sangkaannya berubah maka ia tidak melakukan yang kedua

namun ia tayamum dan tidak mengulangnya meskipun ia diberi tahu oleh orang yang

adil tentang najisnya air itu dengan riwayat yang menyelesaikan sebabnya, atau oleh

seorang fakih yang sesuai dan dipegangnya.”

An Nasafi dalam Kanzi-nya berkata:

“ Dipergunakan untuk wudhu air hujan, air mata air dan air laut. Jika air yang

suci itu berubah salah satu sifat-sifatnya atau busuk karena diam, bukan air yang

berubah karena banyaknya daun atau dimasak atau perasan pohon atau korma atau

yang lain yang mengalahkannya dan dengan air yang diam yang ada najisnya jika

tidak sampai seperseratusnya, maka ia seperti air yang mengalir yaitu sesuatu yang

hilang dari kendali lalu dipakai untuk wudhu. Jika ia tidak melihat bekasnya yaitu

Page 47: Remisi Hudori Bik

rasa atau warna atau bau. Bangkai binatang yang tidak ada darahnya, ikan laut, katak

dan rajungan (kepiting) adalah tidak menajiskan.

Air yang dipergunakan untuk taqarrub atau menghilangkan hadats apabila

menetap ditempatnya adalah suci namun tidak mensucikan. Sumur itu diambil airnya

dan karena kejatuhan najis bukan karena kotoran onta dan kambing. Air kencing

binatang yang halal dimakan adalah najis, tidak boleh diminum. Dua puluh ember

sedang karena matinya semisal tikus, empat puluh ember dengan seumpama burung

dara, seluruhnya itu dengan seumpama kambing, hembusan atau kejatuhan hewan

dan dua ratus (ember) seandainya tidak mungkin untuk dihabiskannya. Nafisnya

mulai tiga ekor yang terjatuh dan tidak diketahui waktu terjatuhnya, jika tidak sejaka

sehari semalam. Keringat itu seperti sisa. Sisa manusia, kuda dan binatang yang halal

dimakan dagingnya adalah suci. Sisa anjing, babi hutan dan binatang-binatang

penghuni rumah adalah makruh. Sisa keledai dan bagal adalah diragukan untuk

dipakai wudhu dan boleh tayamun jika tidak ada air. Mana yang dahulu adalah sah

tidak seperti tuak korma.

Tiga kitab inilah yang menyaring seorang pencari ilmu untuk menjadi seorang

yang pandai dalam salah satu madzhab yang tersiar pada masa kita. Dari segi susunan

kalimat, anda lihat hampir tidak dapat dipahami. Oleh karena itu kitab-kitab itu

membutuhkan syarah dan syarah itu membutuhkan kepada hasyiah (kitab yang

menerangkan syarah).


Related Documents