Top Banner
 Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Selasa/4 Oktober 2011 Biokimia Umum Waktu : 08.00  11.00 WIB PJP : Waras Nurcholis, M.Si Asisten : 1. Lusianawati 2. Fahry Irawan 3. M.Iqbal Sukri 4. Tati Husniyati KARBOHIDRAT Kelompok 12 1. Ulil Albab G34100119 2. Nurlatiefah G34100123 DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
13

BIK - Karbo

Jul 20, 2015

Download

Documents

Kuro Elf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 1/13

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Selasa/4 Oktober 2011

Biokimia Umum Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

PJP : Waras Nurcholis, M.Si

Asisten : 1. Lusianawati

2. Fahry Irawan3. M.Iqbal Sukri

4. Tati Husniyati

KARBOHIDRAT

Kelompok 12

1.  Ulil Albab G34100119

2.  Nurlatiefah G34100123

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 2/13

PENDAHULUAN

Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen,

dan oksigen rumus umum karbohidrat Cn(H2O)n. Karena itu senyawa ini pernah

disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880, senyawa tersebut tidak lagi

disebut sebagai hidrat dari karbon. Karbohidrat sering disebut juga sakarida,

berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang berarti gula. Karbohidrat

sederhana memiliki rasa manis sehingga sering dikaitkan dengan gula. Namun

dengan melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan

sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa;

adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehidda 5

gugus hidroksil. Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat kelompok penting

yaitu monosa-karida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida

merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat

gulanya. Contoh dari monosakarida adalah ribosa, arabinosa, fruktosa, glukosa,

dan lainnya. Golongan monosakarida ini biasanya dikelompokkan dalam triosa,

tetrafosfat, pentosaheksosa, dan heptosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang

bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda.

Contohnya adalah sukrosa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan

fruktosa.

Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis menghasilkan

tiga hingga sepuluh monosakarida. Contohnya adalah raffinosa yang dihidrolisis

menghasilkan glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Kelompok karbohidrat yang

terakhir adalah polisakarida yang merupakan polimer monosakarida yang

memiliki bobot molekul yang tinggi. Bila dihidrolisis akan menghasilkan lebih

dari sepuluh monosakarida. Contohnya adalah amilum, dekstrin, glikogen,selulosa dan lainnya. Karbohidrat mempunyai berbagai fungsi dalam kehidupan

ini. Bagi manusia yaitu sebagai sumber energi. Bagi tumbuhan yaitu amilum

sebagai cadangan makanan, sellulosa sebagai pembentuk kerangka bagi

tumbuhan. Tumbuhan mendapat amilum dan selulosa dari glukosa. Glukosa

dihasilkan pada proses fotosintesis.

Page 3: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 3/13

TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat membedakan larutan mana

yang mengandung karbohidrat dan yang tidak mengandung karbohidrat. Selain itu

praktikum ini juga bertujuan untuk membedakan jenis-jenis karbohidrat dari

suatu larutan, apakah termasuk dalam monosakarida, disakarida, atau

polisakarida.

BAHAN DAN ALAT

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi,

pipet volumetrik, pipet tetes, penangas air, mortar, tabung fermentasi, kaca

preparat, kaca penutup, mikroskop, papan uji, sudip, pereaksi Molisch, pereaksi

Benedict, pereaksi Barfoed, pereaksi Selliwanoff, H2SO4 pekat, larutan

fosfomolibdat, ragi, campuran fenil hidrazin Na asetat kering, tepung pati, tepung

gum arab, tepung agar-agar, larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa

1%, maltosa 1%, dan pati 1%. 

METODE PRAKTIKUM

Uji Molisch

Uji Molisch dimulai dengan dituangkannya 2,5 mL larutan yang akan

diperiksa ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan pereaksi Molisch sebanyak 1

tetes. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 1,5 mL secara perlahan-

lahan melalui dinding tabung. Larutan tersebut dicampurkan dan diamati

perubahan warna yang terjadi.

Uji Benedict

Masukkan 2,5 mL pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi kemudianditambah dengan 4 tetes larutan yang akan diperiksa, kemudian dicampurkan dan

dididihkan selama 5 menit. Biarkan sampai dingin, kemudian diamati perubahan

warna dan ada tidaknya endapan dalam larutan tersebut.

Uji Barfoed

Masukkan 1 mL pereaksi Barfoed dan 1 mL larutan yang akan di uji ke

dalam tabung reaksi. Campur kedua bahan tersebut lalu panaskan dalam air

Page 4: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 4/13

mendidih selama 3 menit dan dinginkan. Setelah dingin, tambahkan 1 mL

fosfomolibdat, kocok lalu amati warnanya.

Uji fermentasi

Campurkan 20 ml larutan bahan percobaan dan 2 gram ragi roti ke dalam

mortar, gerus hingga homogen. Masukkan suspensi homogen tersebut ke dalam

tabung fermentasi lalu lakukan pemeraman pada suhu 36°C dan amati tiap 5 menit

sekali hingga 30 menit. Setelah 30 menit tambahkan NaOH 10% lalu tutp mulut

tabung dengan ibu jari sambil tabung di bolak-balik. Rasakan ada tidaknya isapan

pada ibu jari.

Uji Selliwanoff 

Masukkan 2,5 ml pereaksi Selliwanoff dan 3 tetes bahan percobaan.

Didihkan campuran tersebut selama 30 detik atau panaskan dalam air mendidih

selama 60 detik. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.

Uji osazon

Masukkan campuran fenil hidrazin Na asetat kering dan 2,5 ml larutan

percobaan. Kocok lalu panaskan tabung di dalam penangas air yang mendidih

selama 30 menit, dinginkan lalu amati di bawah mikroskop.

Uji iod

Masukkan sedikit tepung bahan percobaan ke dalam papan uji lalu

tambahkan 1 tetes larutan iod encer, campurkan dengan rata dan perhatikan warna

yang terjadi.

HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Hasil pengamatan uji Molisch

Larutan Warna PengamatanGlukosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Fruktosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Sukrosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Laktosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Maltosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Pati 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

Ket: + : mengandung karbohidrat

- : tidak mengandung karbohidrat

Page 5: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 5/13

 

Gambar 1. Hasil uji Molisch

Tabel 2. Hasil pengamatan uji Benedict

Larutan Warna Pengamatan

Glukosa 1% Biru tua, mengandung merah bata +

Fruktosa 1% Coklat, mengandung merah bata +

Sukrosa 1% Biru -

Laktosa 1% Biru kehijauan +

Maltosa 1% Biru kecoklatan, mengandung merah bata +

Pati 1% Biru -

Ket: + : memiliki gula pereduksi

- : tidak memiliki gula pereduksi

Gambar 2. Hasil uji Benedict

Tabel 3. Hasil pengamatan uji Barfoed

Larutan Warna Pengamatan

Glukosa 1% Biru tua +Fruktosa 1% Biru tua +

Sukrosa 1% Biru muda -

Laktosa 1% Biru muda -

Maltosa 1% Biru muda -

Pati 1% Biru muda -

Ket: + : monosakarida

- : bukan monosakarida

Page 6: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 6/13

 

Gambar 3. Hasil uji Barfoed

Tabel 4. Hasil pengamatan uji fermentasi

Larutan Menit ke- Panjang gas (cm) Penambahan NaOH

10%

Ragi 0-5 menit 0,4 cm Tidak ada isapan

Ragi 5-10 menit 1,6 cm Tidak ada isapan

Ragi 10-15 menit 3,5 cm Tidak ada isapan

Ragi 15-20 menit 5 cm Ada isapan

Tabel 5. Hasil pengamatan uji Selliwanoff 

Larutan Warna Pengamatan

Glukosa 1% Bening -

Fruktosa 1% Merah muda +

Sukrosa 1% Merah muda +

Laktosa 1% Merah muda +

Maltosa 1% Merah muda +

Pati 1% Bening -

Ket: + : ketosa

- : bukan ketosa

Gambar 4. Hasil uji Selliwanoff 

Tabel 6. Hasil pengamatan uji osazon

Larutan Hasil (foto) Literatur

Page 7: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 7/13

Glukosa 1%

Fruktosa 1%

Sukrosa 1%

Laktosa 1%

Maltosa 1%

Tabel 7. Hasil pengamatan uji iod

Larutan Warna Hasil

Larutan iod + tepung pati Biru +

Larutan iod + gum arab Kuning -

Larutan iod + tepung agar-agar Coklat -

Ket: + : mengandung amilum

- : tidak mengandung amilum

Page 8: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 8/13

Gambar 5. Hasil uji iod

PEMBAHASAN

Pada praktikum karbohidrat ini, dilakukan 7 pengujian yaitu uji Molisch,

uji Benedict, uji Barfoed, uji fermentasi, uji Selliwanoff, uji osazon, dan uji iod.

Pada uji Molisch, larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang

berwarna ungu ketika direksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat.

Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang

bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian

dikombinasikan dengan α-naftol untuk membentuk produk berwarna (Harrow,

1946). Fungsi penambahan H2SO4 pada percobaan Molisch adalah untuk 

mendehidratasi pembentukan furfural atau turunan-turunan karbohidrat, sehingga

reaksi yang terjadi membentuk persenyawaan berwarna. Dari hasil percobaan,

dapat diketahui bahwa semua zat yang digunakan dalam uji Molisch adalah

termasuk karbohidrat. Hal tersebut dapat dilihat pada terbentuknya cincin

berwarna ungu di larutan. Dari hasil percobaan, keseluruhan bahan percobaan

membentuk cincin ungu, maka semua bahan percobaan mengandung karbohidrat.

Reaksi yang berlangsung pada uji Molisch adalah sebagai berikut:Pentosa → furfural + α-naftol

Heksosa → 5-hidroksimetil furfural + α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:

O

║ 

║ __SO3H

H2C─ ─────C───── ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

Pada uji Benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung

gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+

dalam suasana alkalis,

menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa

Page 9: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 9/13

mengandung gula pereduksi karena mengandung endapan merah bata. Sementara

sukrosa dan pati tidak mengandung gula pereduksi. Berikut reaksi yang

berlangsung dalam uji Benedict:

O O

║ ║ 

R — C — H + Cu2+

2OH- → R— C — OH + Cu2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Pada uji Barfoed, ion Cu2+

dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan

direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan

menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang

mendasari uji Barfoed yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah

bata karena terbentuk hasil Cu2O. Pada uji Barfoed hasil akhir percobaan

membuktikan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan golongan monosakarida,

sementara sakarida yang lain termasuk polisakarida. Berikut reaksi dari uji

Barfoed:

O O

║ Cu2+ asetat ║ 

R — C —H + ─────→ R— C — OH + Cu2O+ CH3COOH

n-glukosa Endapan merah

monosakarida bata

Hasil dari fermentasi adalah adanya gelembung-gelembung CO2 dan bau

alkohol. Percobaaan peragian dilakukan untuk menentukan gula yang dapat

difermentasikan. Pada proses disakarida, contohnya maltosa, maltosa akan

dihidrolisis menjadi glukosa dan glukosa terlebih dahulu dengan enzim zymase

yang terdapat pada ragi (Harrow, 1946:21). Setelah dihidrolisis menjadi glukosa,selanjutnya glukosa yang terbentuk akan mengalami proses fermentasi. Fungsi

dari penambahan NaOH 10% pada reaksi fermentasi adalah sebagai katalisator

sehingga reaksi perubahan etil alkohol (C2H5OH) menjadi H2O dan CO2 

berlangsung lebih cepat. Dari hasil percobaan, setelah fermentasi ditambahkan

dengan NaOH 10% terasa isapan pada ibu jari. Reaksi fermentasi ragi adalah

sebagai berikut:

C6H

12O

6  2 C

2H

5OH + 2 HCO

Page 10: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 10/13

Uji Seliwanoff adalah reaksi yang terjadi antara karbohidrat dengan HCl

yang menghasilkan 4-hidroksi furfural dan resorsionol. Uji Seliwanoff merupakan

sebuah uji kimia yang dapat membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa

dibedakan dari aldosa melalui gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula

tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia

mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta

bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Dari

hasil percobaan Selliwanoff, dapat dilihat bahwa fruktosa, sukrosa, laktosa dan

maltosa merupakan ketosa. Sedangkan glukosa dan pati merupakan aldosa. Fungsi

pemanasan pada 100°C adalah untuk mempercepat laju reaksi. Proses

pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam

klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil

furfural (Harrow, 1946). Berikut reaksinya :

CH2OH OH

O

OH OH

+HCl ║ │ │ 

H CH2OH  ───→ H2C —    — C —H + → kompleks 

│ berwarna 

OH H OH merah  jingga 

5-hidroksimetil furfural resorsinol

Pada uji osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang

memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan

membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk 

kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam airmendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak 

membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang terikat pada

monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya osazon monosakarida tidak larut

dalam air mendidih. Reaksi pada uji osazon adalah sebagai berikut:

H H OH H H

│ │ │ │ │ 

CH2OH

 — C

 — C

 — C

 — C

 — C=O+H

2NNHC

6H

5(D-glukosa + fenilhidrazin)

Page 11: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 11/13

  │ │ │ │

OH OH H OH

↓ 

H H OH H H

│ │ │ │ │ 

CH2OH — C — C — C — C — C=O+NNHC6H5 + H2 (D-glukosafenilhidrazon)

│ │ │ │

OH OH H OH

│ 

│2 C6H5 NHNH2 

↓ 

H H OH H

│ │ │ │ 

CH2OH — C — C — C — C — C=O+NNHC6H5 (D-glokosazon / Ozsazon kuning)

│ │ │ ║

OH OH H NNH C6H5 

Uji iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung

dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan

warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari

ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi

iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang

positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul

kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa

yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin

(Wahyudi, 2003). Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari

monomer α-glukosa. Amilopektin merupakan molekul raksasa dan mudah

ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-sama

dengan amilosa. Struktur dari amilopektin:

Page 12: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 12/13

 

Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu

molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada

tingkat molekuler. Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari

glukosa sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan 1,6-

glikosidik. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama

dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa

memberi efek "keras" atau "pera" bagi pati atau tepung. Struktur dari amilosa:

Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan

memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan,

molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micelles pun tidak lagi terbentuk 

sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan

menjadi menghilang. Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan

warna biru khas pun kembali muncul (Fessenden, 1997). Warna biru khas yang

ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan yang

telah positif dalam pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na+

yang bersifat

alkalis akan mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar danhilang. Dari hasil percobaan iod, dapat dilihat bahwa tepung pati mengandung

amilum karena warnanya berubah menjadi biru saat ditambahkan iod.

SIMPULAN

Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksialdehida dan

polihidroksiketon atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi

polihidroksialdehida atau polihidroksiketon. Karbohidrat dikelompokkan menjadi

Page 13: BIK - Karbo

5/17/2018 BIK - Karbo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bik-karbo 13/13

empat kelompok penting yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida,  dan

polisakarida. Pada uji Molisch semua bahan percobaan terbukti mengandung

karbohidrat. Pada uji Benedict glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa terbukti

mengandung gula pereduksi sementara sukrosa dan pati tidak mengandung gula

pereduksi. Pada uji Barfoed membuktikan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan

golongan monosakarida, sementara sukrosa, laktosa, maltosa dan pati termasuk 

polisakarida. Pada uji fermentasi dari mulai menit ke 0 hingga menit ke 15 tidak 

terasa adanya isapan pada ibu jari. Setelah menit ke 15 ditambahkan NaOH 10%

pada reaksi lalu terasa adanya isapan pada ibu jari. Pada uji Selliwanoff hanya

glukosa dan pati yang tidak termasuk dalam jenis ketosa, karena tidak membentuk 

warna merah muda. Pada uji osazon, monosakarida dan beberapa sakarida yang

lain dapat membentuk osazon atau kristal kuning setelah direaksikan dengan

fenilhidrazin. Pada uji iod tepung pati yang diteteskan iod berubah warna menjadi

biru, membuktikan bahwa tepung pati tersebut mengandung amilum.

DAFTAR PUSTAKA

Harrow, Benjamin. 1946. Textbook of Biochemistry. London: W. B. Saunder

Company.

Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1997.  Dasar-dasar Kimia Organik. 

Jakarta: Binarupa Akasara.

Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang: UM Press.

Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2: Common Textbook. Malang: UM

Press.