I. Identitas PasienNama: Tn. AKUsia: 34 tahunJenis Kelamin:
Laki-lakiAgama: IslamPendidikan: SMKPekerjaan: Tidak bekerjaAlamat:
Jakarta
II. Riwayat PsikiatriAnamnesis pasien dilakukan secara
autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 11 Agustus 2014 di
Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan UtamaPasien datang ke poliklinik Psikiatri RS
Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep obat kembali
karena obat yang diminum telah habis.
B. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke poliklinik
Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep
obat kembali karena obat yang diminumnya telah habis.Pasien
mengatakan saat ini ia merasa sulit tidur jika tidak meminum obat.
Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak kurang lebih 4 tahun yang
lalu. Ibu pasien mengatakan sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu
pasien sudah mengalami gangguan kejiwaan. Kurang lebih 6 tahun yang
lalu pasien pernah dirawat karena mengamuk, marah, membalikkan
bangku dan televisi, bahkan memukuli ibu dan kakaknya. Awalnya
pasien pernah dirawat di Cidodol selama 11 hari, kemudian selama 8
hari dirawat di Darmajaya, dan sempat berobat di RSCM, namun hanya
sebentar. Ibu pasien juga mengatakan sebelum pasien datang ke RS
Persahatan, pasien datang ke puskesmas karena keluhan pusing,
kemudian oleh puskesmas pasien di rujuk ke RS Persahabatan.Pasien
pernah mendengar seperti ada orang yang berbisik-bisik di
telinganya, namun tidak ada orang, dan hanya pasien saja yang dapat
mendengarkan suara itu. Suara tersebut sering terdengar seperti
suara perempuan dan terkadang laki-laki. Namun sejak meminum obat,
gejala tersebut mulai berkurang dan saat ini bisikan-bisikan suara
tersebut tidak lagi terdengar oleh pasien. Pasien juga pernah
mencium bau bauan harum dan pernah melihat ada bayangan ayahnya,
padahal ayahnya telah meninggal, sejak tahun 1990. Selain itu
pasien juga pernah merasa seperti ada sesuatu yang menggerayangi
tubuhnya. Namun pasien menyangkal adanya perasaan mengecap rasa
tertentu pada lidah.Suatu hari pasien juga pernah merasa saat
menonton berita di stasiun TV indosiar penyiar berita di televisi
tersebut seperti sedang menyindir atau menyinggung dirinya, bahkan
ia pernah sampai menangis saat sedang menonton berita di stasiun TV
lainnya. Selain itu pada 10 tahun yang lalu pasien juga pernah
merasa bahwa seperti ada seseorang yang mau menjahati pasien. Ia
merasa seperti ingin dibunuh oleh seseorang, sehingga pasien merasa
ketakutan dan lebih sering berdiam diri di kamar, mematikan lampu,
serta tidak mau makan, karena takut ada seseorang yang ingin
menjahatinya. Bahkan menurut ibu pasien, pasien juga sampai
ketakutan bila ada seseorang yang membuka pintu, padahal menurut
ibu dan kakak pasien tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam
rumah. Pasien menyangkal kalau pasien dapat berbicara dengan
penyiar berita di televisi. Pasien tidak pernah merasa bahwa orang
lain dapat membaca pikirannya dan tidak merasa bahwa dirinya sedang
dikontrol oleh seseorang. Pasien juga tidak pernah merasa
pikirannya diambil atau disedot oleh seseorang, namun ia pernah
merasa bahwa pikirannya kosong. Ibu pasien juga mengatakan bahwa
akhir-kahir ini pasien juga terlihat suka senyum-senyum sendiri,
namun pasien sendiri tidak menyadari dan tidak mengakui bahwa ia
sedang senyum-senyum.Pasien pernah bekerja selama 1 tahun di GS
Astra pada tahun 1998, namun kemudian berhenti karena pasien merasa
malu untuk kembali masuk kerja setelah pasien izin tidak masuk
kerja akibat meriang. Selain itu pasien juga pernah bekerja di
perfilman bagian properti penata busana. Menurut ibu pasien, saat
bekerja disana, mulai muncul gejala takut dengan orang dan tidak
ingin masuk kerja kembali. Menurut pasien saat itu ia tidak
menyukai pekerjaannya di perfilman bagian penata busana tersebut
dan merasa ketakutan seperti ada yang menjahatinya sehingga ia
tidak ingin melanjutkan perkerjaanya tersebut. Menurut pasien, saat
masih bekerja pasien memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman
sekantornya.Menurut ibu pasien selama kehamilan dan persalinan
pasien seluruhnya berjalan normal dan tidak ada kelainan. Tumbuh
kembang pasien dari bayi juga sesuai dengan anak seusianya. Pasien
adalah tamatan SMK. Selama sekolah dari SD sampai tamat SMK pasien
menyelesaikan sekolahnya dengan baik, prestasinya baik, mudah
bergaul, dan memiliki banyak teman di sekolahnya.Hubungan pasien
dengan ibu dan seluruh kakak pasien baik. Setiap anggota keluarga
ikut membantu dalam meningkatkan kesembuhan pasien. Pasien juga
mudah bergaul dengan lingkungan tetangga. Pasien masih dapat
melakukan aktifitas sehari seperti makan, mandi, dan mencuci baju
sendiri,walaupun masih suka malas-malasan. Pasien juga sering
membantu ibunya untuk menagih uang kontrakan dan terkadang membantu
kakaknya bekerja, namun menurut ibu pasien akhir-akhir sering malas
bekerja. Selain itu sehari-hari setelah sholat subuh pasien juga
selalu berolah raga dengan berjalan kaki berkeliling kampung. Hobby
pasien adalah mendengarkan musik barat dan main bola.Pasien
merupakan seorang yang taat agama, selalu melaksanakan sholat 5
waktu. Namun tidak rutin untuk melaksanakan sholat jumat. Pasien
merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara. Kakaknya pertamanya
perempuan, kemudian laki-laki, dan yang ketiga perempuan. Seluruh
kakaknya sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien dan ibunya.
Saat ini pasien tinggal bersama ibunya di rumah yang dimiliki
sendiri. Ibu pasien memiliki satu buah kontrakan yang hasilnya
dimanfaatkan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya pengobatan
pasien. Selain berasal dari uang kontrakan, ibu pasien juga
mendapatkan tambahan ekonomi dari gaji pensiunan suami, dan
tambahan uang yang berasal dari kakak kakak pasien.Pada saat
anamnesis juga terlihat bahwa kemampuan pengetahuan, intelegensi,
dan orientasi pasien baik. Pasien dapat mengetahui Presiden RI yang
saat ini sedang menjabat dan mengetahui calon presiden yang akan
menggantikan. Pasien juga dapat menjawab dengan baik penilaian
terhadap waktu, tempat, orang dan situasi. Fungsi kognitif pasien
juga masih baik dengan perhitungan 100-7 dan dapat menjawab dengan
baik. Daya ingat jangka segera pasien baik, dimana pasien dapat
menyebutkan kelima nama kota dengan baik, yaitu Jakarta, Cirebon,
Semarang, Jogyakarta, dan Surabaya. Daya ingat jangka panjang
pasien juga masih baik, dimana pasien masih mengingat dengan baik
tahun ayahnya meninggal. Penilaian daya nilai pasien juga terlihat
baik, dimana pasien dianalogikan berada di suatu Mall, kenudian
pasien menemukan anak kecil yang sedang menangis, karena kehilangan
ibunya. Ketika pasien ditanyakan apa yang akan pasien lakukan pada
anak tersebut, pasien menjawab akan menghampiri anak tersebut dan
membawanya ke security.Saat masih bersekolah di STM pasien pernah
mencoba menggunakan zat psikotropik dan meminum minuman alkohol.
Pasien memiliki riwayat merokok yang cukup kuat namun masih dapat
dikendalikan, karena apabila pasien tidak mendapatkan uang dari
ibunya, maka pasien tidak merokok. Dalam keluarga tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama seperti pasien.Pasien mengatakan saat
ini ia merasa sedih, namun ketika ditanyakan penyebab rasa sedihnya
pasien mengaku tidak tahu alasannya. Saat ini pasien memiliki
keinginan yaitu ingin sembuh dari penyakitnya, ingin bekerja, dan
ingin mempunyai istri.Pasien juga mengatakan bahwa pasien ingin
sembuh karena ia merasa sakit jiwa, dan sekarang ingin kontrol
dengan teratur supaya cepat sembuh.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan
PsikiatriSebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan yang
sama.2. Riwayat Gangguan MedikTidak terdapat riwayat gangguan
medik3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / AlkoholSewaktu sekolah
SMK pernah mencoba memakai zat psikoaktif dan alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatalSelama kehamilan
dan persalinan pasien seluruhnya berjalan normal dan tidak
ditemukan adanya penyulit.2. Riwayat masa kanak-kanak dan
remajapasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya, tidak ada
gangguan daam pertumbuhan dan perkembangan. Pasien juga dapat
bersosilaisasi baik dengan teman-temannya.3. Riwayat masa akhir
anak-anakPasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam
kehidupan sosial.4. Riwayat pendidikanPendidikan terakhir pasien
tamat SMK. Selama sekolah dari SD sampai tamat SMK pasien
menyelesaikan sekolahnya dengan baik, prestasinya baik, mudah
bergaul, dan memiliki banyak teman di sekolahnya.5. Riwayat
pekerjaanPasien pernah bekerja di ACU GS pada tahun 1998 selama 1
tahun dan pernah bekerja di perfilman bagian properti penata
busana.6. Hubungan dengan keluargaPasien memiliki ibu dan 3 kakak
kandung. Hubungan pasien dengan ibu dan seluruh kakaknya cukup
harmonis.
E. Riwayat KeluargaTidak terdapat anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit jiwa yang sama dengan pasien.
F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang Pasien merupakan anak ke-4
dari 4 bersaudara. Kakaknya pertamanya perempuan, kemudian
laki-laki, dan yang ketiga perempuan. Seluruh kakaknya sudah
menikah dan tinggal terpisah dari pasien dan ibunya.Saat ini pasien
tinggal bersama ibunya di rumah yang dimiliki sendiri. Ibu pasien
memiliki satu buah kontrakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk biaya
kehidupan sehari-hari dan biaya pengobatan pasien. Selain berasal
dari uang kontrakan, ibu pasien juga mendapatkan tambahan ekonomi
dari gaji pensiunan suami, dan tambahan uang yang berasal dari
kakak kakak pasien. Pasien dapat berhubungan baik dan bergaul
dengan tetangga sekitar.G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang
dirinya dan kehidupannya1. Pasien ingin sembuh dari penyakitnya2.
Pasien bekerja3. Pasien ingin menikah
III. STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM1. Penampilan Pasien
laki-laki usia 34 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian
rapi, ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh
normal, warna kulit sawo matang.2. Kesadaran Kesadaran umum:Compos
mentis Kontak psikis:Dapat dilakukan, cukup wajar 3. Perilaku dan
aktivitas psikomotor Cara berjalan:Baik Aktifitas psikomotor:Pasien
kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter
dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.4. Pembicaraan
Kuantitas:Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik
Kualitas:Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas,
pembicaraan dapat dimengerti. 5. Sikap Terhadap PemeriksaPasien
kooperatif
B. KEADAAN AFEKTIF1. Afek (Mood): Sedih 2. Ekspresi (Afektif):
Luas3. Keserasian: Mood dan afektif tidak sesuai4. Empati :
Pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien C. FUNGSI
INTELEKTUAL/KOGNITIF1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan
kecerdasan Taraf pendidikanPasien tamat sampai SMK. Selama menempuh
pendidikan prestasi pasien baik Pengetahuan umumBaik, karena pasien
dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang siapa presiden
RI sekarang dan calon [residen yang akan menggantikan.2. Daya
konsentrasiBaik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari
awal sampai dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar
pertanyaan 100-7 = 93
3. Orientasi Waktu:Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat
siang hari. Tempat:Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di
poliklinik psikiatri RS. Persahabatan Orang:Baik, pasien mengetahui
pemeriksa adalah dokter, dan disampingnya adalah ibunya
Situasi:Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat4. Daya
ingat Daya ingat jangka panjangBaik, pasien masih dapat mengingat
tahun dimana ayahnya meninggal. Daya ingat jangka pendekTidak
diperiksa Daya ingat segeraBaik, pasien dapat mengulang 5 nama kota
yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan. Akibat hendaya daya
ingat pasienTidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.5.
Pikiran abstrakTidak dilakukan6. Bakat kreatifPasien dapat bermain
sepak bola.7. Kemampuan menolong diri sendiriBaik, pasien dapat
mengerjakan aktivitas harian seperti mandi, makan, mencuci pakian
tanpa bantuan orang lain.
D. GANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi:
Halusinasi auditorik Halusinasi visual Halusinasi olfactori
Halusinasi taktil. Ilusi:Tidak ada ilusi pada pasien2.
Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi:Tidak terdapat
depersonalisasi pada pasien.Derealisasi:Tidak terdapat derealisasi
pada pasien.
E. PROSES PIKIR1. Arus Pikir Produktivitas:Baik, pasien dapat
menjawab spontan bila diajukan pertanyaan Kontinuitas:Koheren
Hendaya:Tidak terdapat hendaya berbahasa.2. Isi Pikiran
Preokupasi:Tidak ada preokupasi. Gangguan pikiranTerdapat
Waham:Waham rujukan berupa delution of reference dan waham
kejar.
F. PENGENDALIAN IMPULSPengendalian impuls pasien saat wawancara
baik.
G. DAYA NILAI1. Norma Sosial:Pasien bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya dengan baik.2. Uji Daya Nilai:Baik, karena
ketika diberi suatu permasalahan, yaitu jika suatu saat pasien di
Mall melihat ada seorang anak kecil menangis, karena terpisah oleh
ibunya maka hal apa yang dilakukan oleh pasien dan pasien menjawab
dengan menghampiri anak kecil tersebut dan membawanya ke
sequrity.3. Penilaian realitas:Terdapat gangguan dalam menilai
realita, karena pasien memiliki halusinasi auditorik, visual,
taktil, dan olfactori.
H. TILIKAN/INSIGHTTilikan derajat 4 (pasien menyadari bahwa
dirinya sakit namun tidak tahu apa penyebabnya)
I. TARAF DAPAT DIPERCAYAPemeriksa memperoleh kesan secara
menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat dipercaya, karena pasien
konsisten terhadap setiap pertanyaan.
J. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIENPasien seorang laki-laki
berusia 34 tahun, sejak 10 tahun yang lalu mengalami skizofrenia
paranoid. Saat ini pasien masih membutuhkan obat, karena bila tidak
meminum obat pasien sulit untuk tidur. Halusinasi auditori, visual,
taktil, dan olfactori, serta waham kejar dan delution of reference
pernah muncul pada pasien. Saat ini pasien tidak bekerja, dan belum
menikah. Pasien tinggal bersama ibu pasien. Biaya kehidupan
sehari-hari dan biaya pengobatan pasien didapatkan dari hasil
pembayaran kontrakan, gaji pensiunan almarhum ayahnya, dan tambahan
uang dari kakak-kakak pasien. IV. PEMERIKSAAN FISIKa. Status
Generalis1. Keadaan umum: Baik2. Tanda vital- Tekanan darah: 120/80
mmHg- Frekuensi nadi: 80 x / menit- Frekuensi napas: 20 x / menit-
Suhu: Afebris3. Bentuk badan: Kesan dalam batas normal4. Sistem
kardiovaskular: Tidak ada kelainan5. Sistem muskuloskeletasl: Tidak
ada kelainan6. Sistem gastrointestinal: Tidak ada kelainan7. Sistem
urogenital: Tidak ada kelainan8. Gangguan khusus: Tidak ada
kelainan
b. Status Neurologis1. Saraf Kranial: Kesan dalam batas normal2.
Saraf motorik : Kesan dalam batas normal3. Sensibilitas: Kesan
dalam batas normal4. Susunan saraf vegetatif: Tidak ada kelainan5.
Fungsi luhur: Tidak ada kelainan6. Gangguan khusus: Tidak ada
kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien Laki-laki usia 34 tahun
datang untuk kontrol dan obat sudah habis, Pasien mengatakan saat
ini ia merasa sulit tidur jika tidak meminum obat dan keluhan
tersebut sudah dirasakan sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu.
Sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu pasien sudah mengalami
gangguan kejiwaan. Kurang lebih 6 tahun yang lalu pasien pernah
dirawat karena mengamuk, marah, membalikkan bangku dan televisi,
bahkan memukuli ibu dan kakaknya. Awalnya pasien pernah dirawat di
Cidodol selama 11 hari, kemudian selama 8 hari dirawat di
Darmajaya, dan sempat berobat di RSCM, namun hanya sebentar,
kemudian ke RS Persahabatan setelah mendapat rujukan dari
Puskesmas. Dari status mentalis, pasien mempunyai riwayat
halusinasi auditorik yaitu berupa mendengar bisikan-bisikan, visual
yaitu berupa melihat bayagan ayahnya yang telah meninggal,
olfactori dimana pasien seperti mencium bebauan harum, dan taktil
dimana pasien merasa ada yang menggerayangi tubuhnya. Serta waham
rujukan berupa delution of reference, dimana ia merasa saat
menonton berita di stasiun TV penyiar berita di televisi tersebut
seperti sedang menyindir atau menyinggung dirinya, dan waham kejar,
dimana ia merasa ketakutan karena seperti ada seseorang yang akan
menjahati dan ingin membunuh pasien. Ibu pasien juga mengatakan
bahwa akhir-kahir ini pasien juga terlihat suka senyum-senyum
sendiri, namun pasien sendiri tidak menyadari dan tidak mengakui
bahwa ia sedang senyum-senyum. Pasien pernah bekerja di ACU GS pada
tahun 1998 selama 1 tahun, namun kemudian berhenti karena pasien
merasa malu untuk kembali masuk. Kemudian juga pernah bekerja di
perfilman bagian properti penata busana dan saat bekerja disana,
mulai muncul gejala takut dengan orang dan tidak ingin masuk kerja
kembali karena ia merasa ketakutan seperti ada yang menjahatinya
Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana gejala
halusinansi sudah mulai berkurang Fungsi kognitif, pengetahuan,
daya nilai, dan daya ingat pada pasien masih baik. Serta orientasi
waktu, tempat, orang dan situasi baik. Di keluarga pasien tidak ada
yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Sewaktu SMK pernah
mencoba menggunakan zat psikotropika dan alkohol. Pasien lahir
secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan.
Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan
bersosialisasi dengan baik. Pasien menempuh pendidikan dari SD
sampai SMK dan menyelesaikan sekolahnya dengan baik, prestasinya
baik, mudah bergaul, dan memiliki banyak teman di sekolahnya Pasien
ingin sembuh, bekerja, dan menikah. Keadaan umum baik dan tidak
ditemukan gangguan medis pada pasien. Pasien merupakan anak keempat
dari empat bersaudara. Kakaknya sudah menikah dan tinggal terpisah
dari pasien dan ibunya. Pasien belum menikah dan tinggal bersama
ibunya. Hubungan pasien dengan ibu dan seluruh kakak pasien
harmonis. Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan yang memberi
penghasilan tetap namun pasien beraktivitas untuk membantu ibunya
dan kakaknya. Biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapat dari
hasil pembayaran kontrakan, uang pensiunan ayah pasien, da uang
tambahan dari kakak-kakak pasien.. Pasien ini didapatkan gejala
ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan pada pasien terdapat perilaku yang secara klinis
ditemukan bermakna dan disertai dengan penderitaan (distress) pada
kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan terganggunya fungsi
(disfungsi/hendaya) seseorang maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa.Diagnosis aksis I Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan kompos mentis, tidak terdapat
kelainan fisik, daya ingat, orientasi, dan daya nilai pasien masih
baik, maka pada pasien ini tidak terdapat disfungsi otak, sehingga
pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0)
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat mencoba
menggunakan obat psikoaktif (NAPZA) dan minum alkohol sewaktu SMK,
namun saat ini pasien tidak mengonsumsinya dan tidak ada sindroma
ketergantungan, sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental
dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.1) Pada pasien ini ditemukan
adanya gangguan dalam menilai realita, yang ditandai dengan adanya
halusinasi auditorik, visual, olfactori, dan taktil. Serta pada
pasien juga menunjukkan adanya waham rujukan berupa delution of
reference dan waham kejar, sehingga pasien ini dikatakan menderita
gangguan psikotik (F.2) Gangguan berupa halusinasi & waham ini
sudah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun, maka gangguan
tersebut sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, sehingga pasien
adalah penderita skizofrenia (F.20) Pada pasien ini terdapat
halusinasi auditorik, olfactori, visual, dan taktil, serta terdapat
waham yaitu delution of reference dan waham kejar, maka pasien ini
dikatakan menderita gangguan Skizofrenia Paranoid (F.20.0) Saat ini
gejala halusinasi tersebut dirasakan mulai berkurang karena pasien
rajin mengkonsumsi obat-obat yang diberikan dan kontrol secara
teratur. Saat ini pasien juga masih membutuhkan obat untuk
menghindari kesulitan tidur. Oleh karena itu, pasien didiagnosis
menderita gangguan skizofrenia paranoid dalam remisi (F20.5).
Diagnosis Aksis IITumbuh kembang normal, pasien bisa
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain dan memiliki
banyak teman sebagaimana orang normal lainnya maka pada pasien
tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien juga dapat
menyelesaikan SMK dengan baik, fungsi kognitif baik maka pada
pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena pada pasien tidak
terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental sehingga aksis
II tidak ada diagnosis.Diagnosis Aksis IIIPada pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan, maka pada
aksis III tidak ada diagnosis.Diagnosis Aksis IVHubungan pasien
dengan keluarga harmonis. Pasien adalah anak keempat dari empat
bersaudara. Seluruh kakaknya sudah menikah dan tinggal terpisah
dari pasien dan ibunya. Saat ini pasien tidak bekerja dan belum
menikah dan tinggal bersama ibunya di rumah yang dimiliki sendiri.
Ibu pasien memiliki satu buah kontrakan yang hasilnya dimanfaatkan
untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya pengobatan pasien.
Selain berasal dari uang kontrakan, ibu pasien juga mendapatkan
tambahan ekonomi dari gaji pensiunan suami, dan tambahan uang yang
berasal dari kakak kakak pasien. Menurut pasien, keadaan ekonomi
keluarga saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
pengobatan pasien dengan menggunakan biaya sendiri tanpa tunjangan
apapun. Aksis IV pada pasien ini adalah:1. Masalah pekerjaan2.
Belum menikahDiagnosis Aksis VPada pasien didapatkan gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 70-61.VII. EVALUASI
MULTIAKSIALAksis I:Skizofrenia Paranoid dalam RemisiAksis II:Tidak
ada diagnosisAksis III:Tidak ada diagnosisAksis IV:masalah
pekerjaan dan belum menikahAksis V:GAF scale 70-61.
VIII. DAFTAR PROBLEMOrganobiologik:Tidak adaMasalah
psikososial:Halusinasi auditorik, visual, olfactori, dan taktil
serta delution of reference dan waham kejar.
Sosial ekonomi:Pasien tidak memiliki penghasilan tetap untuk
kehidupan sehari-hari tetapi ibu pasien masih dapat menanggulangi
biaya sehari-hari dari hasil pembayaran uang kontrakan, gaji
pensiunan ayah pasien, dan uang tambahan dari kakaknya. Selain itu,
saat ini pasien belum menikah.Keluarga:Pasien memiliki hubungan
yang baik dengan keluarganya.
IX. PROGNOSISPrognosis ke arah baik Pasien sudah mulai dapat
beraktivitas untuk membantu ibunya. Pasien patuh minum obat dan
rutin kontrol Respon terhadap pengobatan baik Mendapat dukungan
sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien Tidak ada
anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan pasien
Pasien dapat bersosialisasi dengan baikPrognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama ( 10 tahun) Pasien
sering merasa malas-malasan untuk bekerja dan membantu ibunya
sehingga kekambuhan masih mungkin terjadi.Berdasarkan data-data
diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:Ad vitam: bonamAd
functionam: dubia Ad sanationam: dubia ad malamX.
TERAPIPsikofarmaka :Risperidon 2 x 3 mgTrihexyphenidyl 2 x 2
mgChlorpromazin 1 x 50 mgPsikoterapi :Pada pasien Berusaha untuk
beradaptasi dan mengabaikan jika ada suara-suara yang timbul Jika
merasa ketakutan dapat mendekat ke orang tua atau berdoa Minum obat
yang rajin & rutin kontrol jika obat habis Semakin mendekatkan
diri kepada Allah SWTPada keluarga Mengedukasi keluarga untuk
membantu mengingatkan pasien untuk terus meminum obat, rajin
kontrol, dan senatiasa memberikan dukungan psikis agar pasien dapat
memiliki semangat kembali untuk sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI.
Jakarta. 2003.2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.3.
Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
1