REVISI MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh
Berthus Yudhistira (105020201111010)
Ratih Mardianti (105020201111027)
Dear Satriya D (105020202111003)
Daniel (105020202111005)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI amp BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 20112012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan
Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi
tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap
tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama
Islam
Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata
kuliah Metodologi Penelitian Bisnis
Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di
masa yang akan datang
Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam
penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya
Malang Mei 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A Pengertian Proposal 2
B Karakteristik Proposal 2
C Tujuan Proposal 2
D Kerangka Penulisan Proposal 3
1 Bagian Awal 3
2 Bagian IsiUtama 3
3 Bagian Penutup 7
BAB III PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu
makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan
penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya
ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan
sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah
secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini
juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat
akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan
kritik
Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga
merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil
pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka
karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang yang relevan
Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di
atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu
1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis
laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas
sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Proposal
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi
mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan
bahan skripsinya
B Karakteristik Proposal
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut
a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan
guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi
b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan
yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut
c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis
mahasiswa
d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan
memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan
praktisi di lapangan
C Tujuan Proposal
Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui
proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ldquoPembuatan
Proposal Penelitianldquo Penulisan makalah ini di pergunakan untuk melengkapi
tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Sholawal serta salam tetap
tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yaitu Agama
Islam
Dalam peyusunan makalah ini penulis menyadari tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr Achmad Sudiro SE MM selaku dosen pembimbing mata
kuliah Metodologi Penelitian Bisnis
Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di
masa yang akan datang
Penulis mohon maaf dengan segala ketulusan hati apabila dalam
penulisan ini terdapat kesalahan Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya
Malang Mei 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A Pengertian Proposal 2
B Karakteristik Proposal 2
C Tujuan Proposal 2
D Kerangka Penulisan Proposal 3
1 Bagian Awal 3
2 Bagian IsiUtama 3
3 Bagian Penutup 7
BAB III PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu
makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan
penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya
ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan
sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah
secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini
juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat
akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan
kritik
Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga
merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil
pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka
karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang yang relevan
Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di
atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu
1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis
laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas
sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Proposal
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi
mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan
bahan skripsinya
B Karakteristik Proposal
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut
a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan
guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi
b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan
yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut
c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis
mahasiswa
d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan
memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan
praktisi di lapangan
C Tujuan Proposal
Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui
proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A Pengertian Proposal 2
B Karakteristik Proposal 2
C Tujuan Proposal 2
D Kerangka Penulisan Proposal 3
1 Bagian Awal 3
2 Bagian IsiUtama 3
3 Bagian Penutup 7
BAB III PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu
makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan
penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya
ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan
sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah
secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini
juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat
akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan
kritik
Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga
merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil
pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka
karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang yang relevan
Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di
atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu
1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis
laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas
sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Proposal
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi
mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan
bahan skripsinya
B Karakteristik Proposal
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut
a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan
guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi
b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan
yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut
c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis
mahasiswa
d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan
memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan
praktisi di lapangan
C Tujuan Proposal
Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui
proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
BAB I
PENDAHULUAN
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu
makalah proposal penelitian skripsi dan skripsi Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan
penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sedangkan skripsi merupakan karya
ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan
sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya lewat karya tulis ilmiah
secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Karya tulis ilmiah ini
juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat
akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan
kritik
Selain sebagai wahana komunikasi karya tulis ilmiah mahasiswa juga
merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil
pengkajian dan penelitian ilmiah Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka
karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang yang relevan
Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di
atas maka karya tulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu
1) Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan
hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah 2) Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Proposal penelitian merupan langkah awal bagi mahasiswa untuk menulis
laporan penelitian (skripsi) untuk itu dalam kesempatan ini kami akan membahas
sistematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan proposal
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Proposal
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi
mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan
bahan skripsinya
B Karakteristik Proposal
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut
a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan
guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi
b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan
yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut
c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis
mahasiswa
d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan
memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan
praktisi di lapangan
C Tujuan Proposal
Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui
proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Proposal
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan
penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi
mahasiswa Rancangan ini harus diseminarkan untuk penyempurnaan
sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian di lapangan sekaligus membantu kelancaran mengumpulkan
bahan skripsinya
B Karakteristik Proposal
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut
a Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan
guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi
b Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan
yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut
c Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis
mahasiswa
d Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan
memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan
praktisi di lapangan
C Tujuan Proposal
Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat
terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui
proposal penelitian akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
D Kerangka Penulisan Proposal
Proposal skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian isi
dan bagian akhir Tiap-tiap bagian proposal skripsi tersebut disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut
1 Bagian Awal
Bagian awal skripsi secara berurutan berisi halaman sampul judul
halaman persetujuan dan daftar isi
a Halaman Sampul Judul
Halaman sampul judul secara berurutan dari baris atas ke bawah
berisi tulisan PROPOSAL judul penelitian tulisan SKRIPSI (huruf
kapital) tulisan kalimat Diajukan Untuk memenuhi Sebagian
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjaan Dalam Ilmu Ekonomi
oleh nama lengkap penulis (tanpa gelar) nomor induk
mahasiswa lambang Universitas Brawijaya tulisan Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Malang dan tahun skripsi diajukan
b Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan memuat judul penelitian nama lengkap
mahasiswa nomor induk mahasiswa tanggal persetujuan
persetujuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengetahui ketua bagian
c Daftar Isi
Daftar isi memuat judul bab dan sub bab daftar pustaka lengkap
dengan nomor halamannya
2 Bagian IsiUtama
Bagian isi proposal skripsi terdiri dari judul penelitian latar belakang
masalah perumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian
tinjauan pustaka metode penelitian dan sistematika penulisan
a Judul Penelitian
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Judul merupakan jiwa dan cerminan terbatas keseluruhan isi
skripsi Oleh karena itu perumusan judul hendaknya ekspresif
bersifat menjelaskan dan menarik sesuai dan tepat dengan
permasalahan yang diteliti Perumusan judul disusun seringkas
mungkin tidak lebih dari 20 kata Sebuah judul minimal
mengandung sebuah varibel (faktor akibat) dapat pula
mencerminkan sebab akibat Tidak memberikan peluang untuk
penafsiran ganda
Sebaiknya sebuah judul memberikan batasan ruang (di mana
penelitian dilakukan) dan waktu (pembatas waktu informasi atau
data yang diteliti) Sebuah judul dapat pula hanya membatasi diri
pada upaya pemaparan sebuah kasus ekonomi dan mencoba
mencari jawaban mengapa kasus tersebut dapat terjadi (studi
kasus) Apabila perumusan judul terlalu panjang sebaiknya
dipecah menjadi sub judul
b Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat alasan pentingnya penelitian
yang akan dilakukan dan faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan yang ada
Pada bagian ini juga mendiskripsikan fakta dan data awal adanya
sebuah masalah ekonomi yang akan diteliti Mengemukakan fakta
dan data yang mendorong atau memperkuat argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian Fakta dan data yang dikutip
tersebut harus bersumber pada sumber yang jelas jurnal ilmiah
manuskrip makalah pada sebuah seminarsimposiumdiskusi
panel majalah ilmiah koran atau internet
Fakta dan data tersebut bukan sebuah ilusi atau angan-angan
penelitian belaka Fakta dan data tersebut haruslah dideskripsikan
dalam ruang (dimana) dan waktu (kapan) Jangan menyebutkan
fakta dan data yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang
akan dirumuskan Pada akhir latar belakang masalah harus
dinyatakan apa masalah ruang lingkup yang akan diteliti
c Perumusan Masalah
Perumusan masalah seharusnya memenuhi ketentuan sebagai
berikut dirumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
masalah penelitian harus fokus dan spesifik masalah yang dikaji
orisinil aktual dan memilki nilai guna bagi masyarakat
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Jumlah
pertanyaan penelitian dapat satu atau lebih tergantung
kedalaman dan luasnya masalah yang akan diteliti
Gunakan salah satu kata tanya sebagai berikut Apa (What)
Mengapa (Why) Kapan (When) Dimana (Where) Siapa (Who
atau Bagaimana (How)
Perumusan pertanyaan penelitian yang tajam akan membimbing
peneliti ke arah mana penelitiannya akan dibahas dianalisi dan
disimpulkan
d Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat pernyataan singkat tentang apa yang
hendak dicapai dalam penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk
mengetahui menguraikan menerangkan membuktikan atau
menerapkan model konsep atau dugaan membandingkan sistem
ekonomi serta menganalisis masalah ekonomi yang menjadi fokus
atau pertanyaan penelitian
Banyaknya rumusan tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
penelitian yang hendak dikaji Rumusan tujuan dimulai dengan
ungkapan ldquoUntuk memahamirdquo atau ldquoUntuk membandingkanrdquo
atau ldquoUntuk menganalisirdquo
e Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dan menjelaskan kegunaan
secara teoritis metodologis maupun aplikatif dari penelitian yang
telah dilakukan Manfaat atau Kontribusi Penelitian memuat 2 hal
yang mendasar
a Manfaat Teoritik apabila hasil penelitian akan menghasilkan
sebuah pendapat baru atau hasil penerapan dari bidang ilmu
tersebut
b Manfaat Aplikatif apabila terdapat manfaat atau nilai guna hasil
penelitian bagi stakeholders atau pihak-pihak yang terkait
dengan hasil penelitian seperti
1 Pembantu kebijakan
2 Dunia usaha atau industri
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
3 Meningkatkan pelayanan
4 Pemecahan masalah ditingkat operasional
5 Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penelitian
f Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka hendaknya berisi landasan teori pendapat para
ahli doktrin hasil penelitian atau informasi lainnya yang dijadikan
pedoman bagi pemecahan masalah Perumusan tinjauan pustaka
hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut
Usahakan pustaka yang digunakan terbaru relevan dan asli
dari karya ilmiah
Apabila sumber informasi dan data yang dirujuk berasal dari
buku usahakan mencari terbitan edisi paling akhir (minimal 5
tahun terakhir)
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan
Tinjauan pustaka menguraikan teori temuan dan bahan
penelitian yang diperoleh dari acuan yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan
Uraian dalam tinjauan pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar pustaka
g Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan cara pelaksanaan penelitian mulai
dari merumuskan pendekatan penelitian yang digunakan hingga
bagaimana menganalisis hasil penelitian
Metode Penelitian memuat uraian tentang
Metode pendekatan yang digunakan
Jenismacam dan sumber data atau bahan ekomoni
menjelaskan berbagai macam data atau bahan ekonomi yang
diperlukan dalam penelitian baik sifatnya primer maupun
sekunder Menjelaskan pula darimana data atau bahan
tersebut diperoleh
Data primer dalam penelitan biasanya diperoleh melalui
wawancara baik terstruktur ataupun tidak terstruktur
pengamatan tidak terlibat dan focus group discussion (FGD)
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Metode penelusuran data ini dapat digunakan salah satu atau
lebih sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang diteliti
dan metode pendekatan yang dipergunakan
Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literatur penelusuran internet klipping koran
danatau studi dokumentasi berkas-berkas penting dari institusi
yang diteliti
h Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mendiskripsikan secra singkat padat serta
jelas runtut subtansi penulisan laporan skripsi berdasarkan
banyaknya bab dan sub bab yang digunakan
3 Bagian Akhir
Bagian akhir proposal skripsi berisi jadwal pelaksanaan penelitian
daftar pustaka dan daftar lampiran
a Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian menjelaskan urutan dan waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian yang terdiri dari persiapan melakukan studi
pustaka menyusun instrumen penelitian melaksanakan penelitian
lapang atau penelitian bahan ekonomi menganalisis data dan
menulis laporan akhir skripsi Jadwal penelitian perumusannya
dapat disajikan matriks atau uraian
b Daftar Pustakat
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi identitas bahan-bahan
pustaka yang dipakai dalam penyusunan sebuah karya ilmiah
seperti buku makalah atau bahan-bahan lainnya
Semua pustaka yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
usulan skripsi harus tercantum di dalam daftar pustaka Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan daftar pustaka
adalah
Tatacara penyusunan menggunakan sistem alfabetis
Kemutakhiran dan relevansi rujukan (jangan dirujuk
kepustakaan yang sudah kuno)
Benar-banar terkait dengan permasalahan penelitian
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam uraian baik
dalam latarbelakang masalah tinjauan pustaka maupun dalam
pembahasan
Jangan sekali-sekali mencantumkan sumber bacaan dalam
daftar pustaka pada hal tidak pernah dirujuk dalam uraian
c Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua lampiran yang
disajikan dalam teks berikut nomor halamannya Judul lampiran
dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran
dalam teks
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
BAB III
KESIMPULAN
Proposal penelitian untuk skripsi merupakan suatu rancangan penelitian
yang akan dilakukan sebagai bahan utama penulisan skripsi mahasiswa
Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik Tujuan proposal
sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana
kegiatan penelitian yang akan dilakukan melalui proposal penelitian akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan Proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian awal bagian isi dan bagian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne 2011 Panduan Sistematika Penulisan Proposal Penelitian (Online)
(wwwanneahiracomsistematika-penulisan-proposal-penelitianhtm
diakses tanggal 08 Mei 2012)
Putri Mukhlisa 2012 Persepsi Akuntan Pendidik Terhadap Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Jurusan Akuntansi
Universitas Brawijaya) Skirpsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Setyawan Aditya 2008 Cara Penyusunan Proposal Penelitian (part 1) (Online)
(httpadityasetyawanwordpresscom2008082228 diakses tanggal 13
Mei 2012)
Tim Penyusun 2009 Pedoman Penulisan Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya Malang
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
LAMPIRAN
CONTOH PROPOSAL
PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK TERHADAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh
MUKHLISA PUTRI
NIM 0810230111
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ldquoPersepsi Akuntan Pendidik terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(Studi pada Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya)rdquo
Yang disusun oleh
Nama Mukhlisa Putri
NIM 0810230111
Fakultas Jurusan Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2011 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1 Devi Pusposari SEMSiAk
NIP 19751105 200312 2 001
(Dosen Pembimbing amp Dosen Penguji I) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
2 Nurul Fachriyah DraMSAAk
NIP 19690609 199303 2 004
(Dosen Penguji II) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
3 Anita Wijayanti SEMSAAk
NIP 19791217 200812 2 002
(Dosen Penguji III) helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
Mengetahui Maret 2012
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak
NIP 19690814 199402 1 001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
DAFTAR ISI
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELiii
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang1
12 Perumusan Masalah1
13 Batasan Masalah10
14 Tujuan Penelitian11
15 Kontibusi Penelitian11
16 Sistematika Penulisan12
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi14
211 Pengertian Persepsi14
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi16
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi18
214 Aspek-aspek Persepsi20
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)22
221 Pengertian UMKM22
222 Hambatan UMKM24
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)26
231 Intisari SAK ETAP26
232 SAK ETAP Sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum29
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP36
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan36
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM37
2333 Unsur Laporan Keuangan UMKM38
2334 Kinerja Keuangan UMKM38
BAB III METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian40
32 Unit Analisis41
33 Sumber Data41
34 Teknik Pengumpulan Data42
35 Teknik Analisis Data43
DAFTAR PUSTAKA45
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
DAFTAR TABEL
Tabel 11 Perbandingan Komposisi PDB menurut Kelompok Usaha pada
Tahun 1997 dan 2003 atas Dasar Harga Konstan3
Tabel 12 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 20034
Tabel 13 Jumlah dan Jenis-jenis Usaha di Indonesia5
Tabel 21 Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah23
Tabel 22 Perbandingan PSAK Umum dengan PSAK ETAP30
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Krisis moneter tahun 1998 di Indonesia cukup menggoyahkan
perekonomian untuk beberapa waktu dan mengakibatkan mundurnya aktivitas
ekonomi pada saat itu Tidak banyak sektor yang mampu menyelamatkan diri
karena sulitnya keadaan yang dihadapi Akan tetapi tidak sepenuhnya demikian
yang terjadi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mampu
survive saat krisis moneter Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi
usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya
pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi (wwwktinorgid)
UMKM yang semula hanya terlihat sebagai potret rendahan dunia bisnis
dan perekonomian justru dapat membuktikan dirinya dan bertahan di tengah
guncangan krisis UMKM juga menjadi sektor usaha yang mampu memberi
kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia Pada tahun 2008 PDB UMKM
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
mencapai Rp 21213 triliun atau sebesar 536 dari total PDB di Indonesia saat
itu Selain itu UMKM juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar
bagi tenaga kerja dalam negeri sehingga sangat membantu dalam mengurangi
jumlah pengangguran
Merupakan suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM
adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional
UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis ekonomi serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis Artinya usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari
satu milyar dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar
serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun
memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini
Di Indonesia posisi UMKM saat ini memang telah diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian Mulai dari pembagiannya dalam pembentukan PDB kemampuan
menyerap tenaga kerja hingga 9945 atau sangat besarnya jumlah unit usaha
yang terlibat yakni sekitar 9984 dari seluruh unit usaha yang ada sehingga
pada pembagian yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total yang
mencapai 1872 (Niode Idris 2008)
Selama tahun 2000-2003 peranan usaha mikro kecil dan menengah dalam
penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 5451 pada tahun 2000 menjadi
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
5672 pada tahun 2003 Sebaliknya perusahaan besar semakin berkurang dari
4549 pada tahun 2000 menjadi 4328 pada tahun 2003 Usaha mikro kecil
dan menengah juga menjadi pemasok kebutuhan barang dan jasa nasional
sebanyak 438 sedangkan usaha besar 421 dan impor sebanyak 141
Secara umum peran usaha mikro kecil dan menengah dalam PDB
mengalami kenaikan dibandingkan sebelum krisis bersamaan dengan merosotnya
usaha menengah dan besar Enam tahun setelah krisis keadaan usaha menengah
belum pulih sedangkan usaha besar baru pulih mulai tahun 2003 Perbandingan
posisi keuangan tahun 1997 dan 2003 akan memberikan gambaran bahwa krisis
ekonomi memiliki dampak yang besar terhadap usaha menengah dan besar
Perekonomian nasional baru pulih dari kondisi krisis pada akhir tahun 2003
dimana peran usaha menengah semakin berkurang namun secara perlahan mulai
bangkit kembali Usaha mikro dan kecil relatif paling cepat pulih dari krisis
ekonomi dan pernah memberikan kontribusi yang terbesar dalam perekonomian
nasional terutama pada saat puncak krisis tahun 1998 dan 1999 walaupun
kemudian tergeser kembali oleh usaha besar
Tabel 11
Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha pada Tahun 1997
dan 2003 Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Miliar Rupiah)
No Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan
1Usaha Mikro dan Kecil
171048 (4045) 183125 (4111) + 706
2Usaha Menengah
78524 (1741) 75975 (1561) - 325
3 Usaha Besar 183673 (4217) 185352 (4328) + 091
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Jumlah PDB 433245 (100) 444453 (100) + 259
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut
dari 3977 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 3682 juta unit usaha pada
tahun 1998 atau berkurang sebesar 742 dan bahkan usaha menengah dan besar
mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10 Usaha menengah
ternyata relatif lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi padahal sektor usaha
ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur
perekonomian nasional
Tabel 12
Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997 2000 dan 2003
No Skala Usaha 1997 2000 2003
Pertumbuhan
2000-2003
1Usaha Mikro dan Kecil
39704661 38669335 42326519 946
2Usaha Menengah
60449 54632 61986 1346
3 Usaha Besar 2097 1973 2243 1368
Jumlah 39767207 38725940 42390749 946
Sumber wwwdepkopgoid (diolah)
Berdasarkan gambaran kedua tabel di atas menunjukkan bahwa krisis
ekonomi telah menyebabkan pelaku ekonomi di Indonesia tertinggal selama lima
tahun dibandingkan pelaku ekonomi dari negara lain Untuk itu diperlukan
komitmen inovasi dan strategi pemberdayaan UMKM untuk meningkatkan daya
saingnya pada masa yang akan datang
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Sedangkan selama periode tahun 2007-2008 jumlah Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 288
Tabel 13
Jumlah dan Proporsi Jenis-jenis Usaha di Indonesia
No
Skala Usaha
Tahun 2007 Tahun 2008 PerkembanganJumlah(Unit)
Pangsa ()
Jumlah (Unit)
Pangsa ()
Jumlah
1 Usaha Mikro
49287276 9891 50697659 9890 1410383 286
2 Usaha Kecil (UK)
498565 100 520221 101 21656 434
3 Usaha Menengah (UM)
38282 008 39657 008 1375 359
UMKM 49824123 9999 51257537 9999 1433414 288
4 Usaha Besar (UB)
4463 001 4372 001 (91) (204)
Jumlah 49828568 51261909 1433323 28
Sumber Data ndash Biro Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data ndash Biro Perencanaan
kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada periode 2007-
2008 UMKM memberi berbagai jenis kontribusi Kontribusi UMKM terhadap
Penciptaan Investasi Nasional Pembentukan Investasi Nasional menurut harga
berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 46110 triliun atau
5299 dari total investasi nasional sebesar Rp 87017 triliun
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp
17927 triliun atau sebesar 3888 menjadi Rp 64038 triliun
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
PDB Nasional menurut harga berlaku
1 Tahun 2007 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 210514 triliun atau sebesar 5623
2 Tahun 2008 kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 260936 triliun atau sebesar 5556
Kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja nasional pada tahun
2008 UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90896207 orang atau
9704 dari total penyerapan tenaga kerja jumlah ini meningkat sebesar 243
Kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional pada tahun 2008 melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 4075 triliun atau 28 49
Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama
perekonomian Indonesia Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang
relatif rendah Oleh karena itu adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan
Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran (1) sebagai
pemeran utama dalam kegiatan ekonomi (2) penyedia lapangan kerja terbesar (3)
pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi serta (5) kontribusinya
terhadap neraca pembayaran (wwwdepkopgoid) Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan dengan
arah peningkatan produktivitas dan daya saing serta menumbuhkan wirusahawan
baru yang tangguh
Selama ini pemerintah memang memang telah mengupayakan mambantu
UMKM dalam hal kegiatan pendanaan operasional namun belum dalam hal
manajerialnya Kenyataannya kendala utama yang dihadapi oleh UMKM pada
umumnya adalah masalah permodalan dan pengelolaan Salah satu masalah
finansial yang dihadapi UMKM adalah karena banyaknya UMKM yang belum
bankable baik disebabkan belum adanya manajemen keuangan dan transparan
maupun kurangnya kemampuan manajerial dan finansial (Pramiyati 20085)
Masalah yang dihadapi oleh UMKM pada aspek manajemen salah satunya adalah
kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi Karakteristik sistem
pembukuan UMKM relatif sederhana dan tidak mengikuti kaidah administrasi
pembukuan standar dan kadangkala pembukuan tidak up to date sehingga sulit
untuk menilai kinerjanya (Maswadi 20075)
Dengan diluncurkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan jawaban atas tuntutan publik
terutama sektor UMKM yang selama ini membutuhkan standar khusus untuk
mengatur UMKM Karakteristik yang khas yang ada pada UMKM membuat
berbeda dengan usaha skala besar Penyusunan standar yang sesuai dengan
karakteristik UMKM diharapkan bisa memudahkan unit UMKM di Indonesia
dalam membuat laporan keuangan yang relevan dan andal serta mampu
berkembang menjadi UMKM dengan skala internasional
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
PSAK ETAP ini diberlakukan per 1 Januari 2011 meskipun penerapan
lebih awal juga diperkenankan yaitu untuk penyusunan laporan keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 PSAK ETAP memberikan peluang
kemudahan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan
dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif maka UMKM tidak perlu
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Jika melihat sekilas maksud dari PSAK ETAP tersebut antara lain adalah
agar UMKM lebih mudah dalam melakukan pencatatan selain itu manajemennya
pun akan menjadi lebih baik dan teratur jika UMKM bisa menerapkan
pembukuannya Akan tetapi apakah SAK ETAP ini akan mampu diterapkan
sepenuhnya oleh UMKM mengingat sudah menjadi hal biasa bahwa banyak
UMKM yang menggunakan tata pencatatan tradisional atau pencatatan yang
dibuat sesuai dengan kreatifitas pengelola UMKM sendiri Pembukuan yang
dilakukan pada UMKM masih sebatas laporan bisnis yang merupakan laporan
yang disusun tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan tapi entitas
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
menganggapnya sebagai laporan keuangan Laporan tersebut disusun berdasarkan
kreatifitas sendiri dari masing-masing pengelola entitas dalam mengatur keuangan
usaha yang dijalankan Entitas belum mampu menyajikan laporan keuangan yang
sesuai SAK-ETAP karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu (a)
Pengelola entitas belum mengetahui tentang adanya SAK-ETAP yang mengatur
standar laporan keuangan untuk entitas yang mereka kelola atau usaha yang
mereka jalankan (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola entitas
karena pada umumnya manajemen keuangan usaha masih ditangani sendiri (c)
Keterbatasan waktu dalam pengelolaan keuangan usaha karena selain harus
mengelola keuangan pemilik entitas juga harus mengontrol kinerja karyawan dan
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu (Susanto 2010)
Dengan melihat kondisi tersebut maka belum dapat diketahui secara pasti
bagaimana kemampuan UMKM dalam menerapkan SAK ETAP Sehingga hal-hal
tersebutlah yang menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimanakah
pandangan dari Akuntan publik di kota Malang mengenai penerapan SAK ETAP
mendatang Selain itu penulis juga ingin mengatahui apa yang menjadi kendala
dan apa sajakah saran bagi penerapan SAK ETAP ini dari sudut pandang Akuntan
dari salah satu KAP di Malang Dengan latar belakang tersebut penulis
melakukan penelitian dengan judul skripsi ldquoPersepsi Akuntan Publik di Malang
Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada UMKMrdquo
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
21 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah persepsi Akuntan Publik di Kota Malang terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada UMKM
13 Batasan Masalah
Dalam rangka mempersempit lingkup permasalahan penelitian ini
memiliki batasan masalah yang dimaksudkan penelitian tidak menyimpang dari
permasalahan dan atas pertimbangan keefektivan dan efisiensi pencarian data
Penulis membatasi masalah sebagai berikut
1 Survei dilakukan terhadap beberapa Akuntan Publik yang berada di kota
Malang
2 Persepsi Akuntan Publik terfokus pada SAK ETAP UMKM
14 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui persepsi Akuntan Publik terhadap Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
2 Untuk mengetahui kendala dan saran dalam penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) pada UMKM menurut Akuntan Publik
15 Kontribusi Penelitian
Manfaat yang diharapkan akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut
151 Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah sumber daya
literatur dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi
152 Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak-pihak
sehubungan dengan diterbitkannya SAK ETAP antara lain
1 Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media sosialisasi untuk tujuan
akademis serta bagaimana mahasiswa dapat mengkritisi penyusunan
standar akuntansi keuangan Pendekatan ilmu praktis dalam aktivitas
perkuliahan ini dapat diterapkan untuk menarik minat belajar dan
pengembangan pola pikir kritis mahasiswa akuntansi
2 Bagi UMKM
Melalui hasil penelitian ini UMKM dapat melihat bagaimana
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
3 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk memepelajari dan mengetahui lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang terjadi secara nyata Sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan serta untuk memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1)
153 Manfaat Bagi Penelitian yang Akan Datang
Penelitian mengenai SAK ETAP ini dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu standar diterima oleh para penggunanya serta dapat digunakan
sebagai acuan untuk riset-riset mendatang
16 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab Sistematika
penulisan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan pandangan umum
tentang keadaan UMKM di Indonesia dan latar belakang munculnya Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Selanjutnya bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah penelitian
batasan penelitian tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian antara lain mengenai pengertian Persepsi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
dan Menengah (UMKM) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) serta teori-teori lainnya
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan metode penelitian yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif (studi kasus) Dengan menggunakan
metode tersebut penulis dapat menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang
objek studi dan dapat menemukan penyelesaian masalah dari permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek dan subyek penelitian yang
meliputi Kantor Akuntan Publik dan persepsi Akuntan Publik mengenai
penerapan SAK ETAP pada UMKM serta kendala-kendala serta pandangan saran
mengenai penerapan SAK ETAP dari sudut pandang Akuntan Publik
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang simpulan dari seluruh pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta pemberian saran-saran sehubungan
dengan pembahasan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
21 Persepsi
211 Pengertian Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti Mangkunegara (dalam
Arindita 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti
atau makna terhadap lingkungan Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran
obyek penerimaan stimulus (Input) pengorganisasian stimulus dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku
dan pembentukan sikap Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses di mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna
kepada lingkungan mereka
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar Agar proses pengamatan itu
terjadi maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak
Leavitt (dalam Rosyadi 2001) membedakan persepsi menjadi dua
pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas Pandangan yang sempit
mengartikan persepsi sebagai penglihatan bagaimana seseorang melihat sesuatu
Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu Sebagian besar dari individu menyadari
bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan jadi
berbeda dengan pendekatan sempit tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih
pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada dan selanjutnya mengenali benda tersebut Untuk memahami hal ini
akan diberikan contoh sebagai berikut individu baru pertama kali menjumpai
buah yang sebelumnya tidak kita kenali dan kemudian ada orang yang
memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga Individu kemudian
mengamati serta menelaah bentuk rasa dan lain sebagainya dari buah itu secara
saksama Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu
Pada kesempatan lainnya saat menjumpai buah yang sama maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera 2005)
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti
212 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi
Alport (dalam Marrsquoat 1991) proses persepsi merupakan suatu proses
kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman cakrawala dan pengetahuan individu
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek
yang ditangkap panca indera sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada
Walgito (dalam Hamka 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut
1 Tahap pertama merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
kealaman atau proses fisik merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus
oleh alat indera manusia
2 Tahap kedua merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris
3 Tahap ketiga merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
4 Tahap ke empat merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi
yaitu berupa tanggapan dan perilaku
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap yaitu
1 Tahap penerimaan stimulus baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui alat indera manusia yang dalam proses ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada
2 Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi
3 Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman
cakrawala serta pengetahuan individu
Menurut Newcomb (dalam Arindita 2003) ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi yaitu
1 Konstansi (menetap) Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai
orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda
2 Selektif persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor Dalam
arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan
keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap
informasi tersebut sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima
dan diserap
3 Proses organisasi yang selektif beberapa kumpulan informasi yang sama
dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
213 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal berasal dari
dalam diri individu misalnya sikap kebiasaan dan kemauan Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri baik sosial maupun fisik
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama mereka dapat mempersepsikannya
berbeda-beda Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi Faktor-faktor ini dari
1 Pelaku persepsi (perceiver)
2 Objek atau yang dipersepsikan
3 Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja mesin atau
gedung persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan motif atau maksud seperti yang ada pada manusia
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu Oleh karena itu persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu
(Robbins 2003)
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Gilmer (dalam Hapsari 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor belajar motivasi dan pemerhati perseptor
atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi Dan karena ada beberapa faktor
yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi maka kesan yang
diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain
Oskamp (dalam Hamka 2002) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi yaitu
1 Faktor-faktor ciri dari objek stimulus
2 Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi minat
3 Faktor-faktor pengaruh kelompok
4 Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural Faktor
fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal Misalnya kebutuhan
individu usia pengalaman masa lalu kepribadianjenis kelamin dan hal-hal lain
yang bersifat subjektif Faktor struktural adalah faktor di luar individu misalnya
lingkungan budaya dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam mempresepsikan sesuatu
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal yaitu faktor pemersepsi
(perceiver) obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan
214 Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam Marat
(1991) ada tiga yaitu
1 Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya Dari pengetahuan ini kemudian
akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut
2 Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang Jadi sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai
yang dimilikinya
3 Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan obyek sikapnya
Baron dan Byrne juga Myers dalam Gerungan (1996) menyatakan bahwa
sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu
1 Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan pandangan keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap
2 Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap
Rasa senang merupakan hal yang positif sedangkan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
3 Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku
seseorang terhadap objek sikap
Rokeach (Walgito 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi
terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif yaitu sikap
merupakan predisposing untuk merespons untuk berperilaku Ini berarti bahwa
sikap berkaitan dengan perilaku sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau
berperilaku
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung
komponen kognitif komponen afektif dan juga komponen konatif yaitu
merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku Sikap seseorang pada
suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut
yang saling berinteraksi untuk memahami merasakan dan berperilaku terhadap
obyek sikap Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan
lainnya Jadi terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen
tersebut
22 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
221 Pengertian UMKM
Menurut Departemen Perindustrian (1993) UMKM didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) memiliki total
asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan)
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Sedangkan definisi yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) lebih
mengarah pada skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap Usaha kecil
menggunakan kurang dari lima orang karyawan sedangkan usaha skala menengah
menyerap antara 5-19 tenaga kerja
Sedangkan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebutkan bahwa Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Tabel 21
Kriteria Omzet dan Asset Usaha Mikro Kecil dan Menengah
No URAIAN KRITERIAASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks 50 Juta Maks 300 Juta
2 USAHA KECIL gt 50 Juta ndash 500 Juta gt 300 Juta ndash 25 Miliar
3 USAHA MENENGAH gt 500 Juta ndash 10 Miliar gt 25 Miliar ndash 50 Miliar
Sumber wwwdepkopgoid
Menurut survey BPS tahun 2004 di Indonesia ada 14136 juta UMKM
(999 dari total unit usaha) Dengan jumlahnya yang begitu banyak serta
kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja (7655 juta atau 995 dari total
angkatan kerja yang bekerja) dengan total kontribusi yang sangat signifikan yaitu
sebesar 553 dari total PDB maka potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar Itulah alasan
mengapa pemerintah begitu gencar dalam usahanya mengembangkan UMKM
selain dengan pembuktian empiris dimana saat periode krisis ekonomi kemarin
ketika begitu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tumbang dan melakukan
PHK dalam jumlah besar UMKM dengan fleksibilitasnya mampu survive dari
kondisi tersebut
Dari definisi UMKM di atas penulis menarik kesimpulan bahwa UMKM
merupakan suatu unit bisnis dengan golongan usaha sederhana yang
permodalannya mengandalkan struktur modal pribadi dan atau berasal dari kredit
usaha dimana kekayaan bersihnya sebesar Rp 50000000 sampai dengan Rp
10000000000 dan belum memiliki status badan hukum
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
222 Hambatan UMKM
Permasalahan yang sering timbul dalam usaha pengembangan UMKM
berhubungan dengan karakteristik yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit
menyulitkan Beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar
UMKM antara lain 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
bekerja pada sektor UMKM 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang
berimbas pada rendahnya gaji dan upah 3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif
rendah 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita lebih besar daripada pria 5)
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur
modal tersebut 6) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru serta
7) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial
Secara umum UMKM menghadapi dua permasalahan utama yaitu
masalah finansial dan masalah non finansial Masalah yang termasuk dalam
masalah finansial diantaranya adalah (Urata 2000 dalam Priyanti 2008)
1 Sulitnya memperoleh akses kredit atau modal
2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3 Biaya transaksi yang tinggi yang disebabkan oleh prosedur audit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil
4 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5 Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
6 Banyak UMKM yang belum bankable baik disebabkan belum adanya
manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan
manajerial dan finansial
Sedangkan hambatan yang termasuk dalam masalah organisasi manajemen
(non finansial) adalah
1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang
disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2 Kurangnya pengetahuan atas pemasaran yang disebabkan oleh terbatasnya
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar selain
karena keterbatasan UMKM untuk menyediakan produkjasa yang sesuai
dengan keinginan pasar
3 Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya
untuk mengembangkan SDM
4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
23 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
231 Intisari SAK ETAP
SAK-ETAP (SAK- Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) merupakan
standar akuntansi yang diterbitkan oleh IAI yang ditujukan untuk perusahaan kecil
dan menengah Standar ini terdiri dari 182 halaman dan 30 Bab ini berisi
ketentuan-ketentuan untuk memperlakukan transaksi dan peristiwa ekonomi yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
mungkin dihadapi oleh perusahaan kecil dan menengah Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangan mereka
Adapun bab-bab yang menjadi materi dalam SAK ETAP ini adalah
sebagai berikut
Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca
Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Bab 7 Laporan Arus Kas
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi Estimasi dan Kesalahan
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu
Bab 11 Persediaan
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
Bab 13 Investasi pada Joint Venture
Bab 14 Properti Investasi
Bab 15 Aset Tetap
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Bab 16 Aset Tidak Berwujud
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak - pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan
untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank entitas asuransi pialang dan
atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
standar tersebut Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang
merasa ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya
ataupun terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi
SAK-ETAP ini berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini
per 1 Januari 2010 diperbolehkan Entitas yang laporan keuangannya mematuhi
SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit
and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP
kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP Apabila perusahaan
memakai SAK ETAP maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan
tersebut juga akan mengacu kepada SAK ETAP
Mengingat kebijakan akuntansi SAK ETAP di beberapa aspek lebih ringan
daripada PSAK maka ketentuan transisi dalam SAK ETAP ini cukup ketat Pada
BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP
yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan
SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya Oleh sebab itu per 1 January
2011 perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan
PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang
menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi
persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011 namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan
publik di tahun berikutnya Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan
berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-
ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi
persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut
dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan
232 SAK ETAP sebagai Bentuk Penyederhanaan PSAK Umum
Penerbitan SAK ETAP oleh DSAK IAI ini merupakan alternatif PSAK
yang boleh diterapkan oleh entitas di Indonesia sebagai bentuk PSAK yang lebih
sederhana dibanding PSAK umum Pada tanggal 1 Januari 2011 setiap entitas
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
diberikan pilihan apakah akan menggunakan PSAK umum atau PSAK ETAP
Adapun entitas yang tidak diperbolehkan menggunakan SAK ETAP ini adalah
entitas yang tidak memenuhi kriteria publik Pada umumnya entitas tanpa
akuntabilitas ini adalah UMKM Oleh karena itulah pengguna ETAP akan banyak
terdiri dari entitas yang termasuk pada kategori UMKM Jika sebelum 1 Januari
2011 suatu entitas UMKM telah menerapkan SAK umum kemudian memutuskan
untuk menggunakan SAK ETAP maka entitas tersebut harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian Untuk melihat perbedaan antara PSAK umum dengan
SAK ETAP di bawah ini adalah perbandingan antara kedua PSAK
Tabel 22
Perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
Aset lancar Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1 Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Kewajiban (liability) menjadi liabilitas)
Sama dengan PSAK
kecuali informasi yang
disajikan dalam neraca
yang menghilangkan pos
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Kewajiban berbunga jangka panjang
Aset dan kewajiban pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
nonpengendalian2 Laporan Laba
Rugi Laporan laba rugi
komprehensif Informasi yang disajikan
dalam laporan Laba Rugi Komprehensif
Laba rugi selama periode Pendapatan
komprehensif lain selama periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah
laporan laba rugi
komprehensif SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain
4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan
Struktur Pengungkapan kebijakan
Akuntansi Sumber estimasi
ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK
kecuali pengungkapan
modal
5 Laporan Arus Kas
Arus kas aktivitas operasi metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas
pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan
dividen pajak penghasilan transaksi non-kas
Sama dengan PSAK
kecuali
Arus kas aktivitas operasi metode tidak langsung
Arus kas mata uang asing tidak diatur
6 Laporan keuangan (LK)
konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian LK konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi LK tersendiri LK gabungan
Tidak diatur (Bab 12)
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Pemilihan dan
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
akuntansi
estimasi dan kesalahan
Bersih untuk periode Berjalan Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari
aktivitas normal Operasi yang tidak
dilanjutkan Perubahan estimasi
Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
penerapan kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada ldquokesalahan mendasarrdquo dan ldquolaba atau rugi luar biasardquo)
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup aset dan kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dimiliki hingga jatuh tempo tersedia untuk dijual pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan incurred loss concept
Derecognition Hedging dan derivatif
Ruang lingkup investasi pada efek tertentu
Klasifikasi trading held to maturity dan available for sale Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998)
9 Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian
jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada
perusahaan
Ruang lingkup entitas asosiasi
Ruang lingkup entitas asosiasi dan
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi
metode biaya Entitas anak
metode ekuitas
11 Investasi pada
perusahaan asosiasi dan
entitas anak
Jointly controlled operation asset and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED
PSAK 12 PBAPBOPBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya
12 Property Investasi
Metode akuntansi
Model nilai wajarModel biaya
Metode akuntansi
model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi
Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi
Pengukuran biaya perolehan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya
Penyusutan Tidak perlu review nilai
residu metode penyusutan dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan tetapi jika ada indikasi perubahan saja
Sama dengan PSAK
kecuali
Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi
Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai residu
14 Asset Tidak Berwujud
Prinsip umum untuk pengakuan
Pengakuan awal pengukuran selanjutnya
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai
Sama dengan PSAK
kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha
Menggunakan metode pembelian
Goodwill diamortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8)
lessor Klasifikasi sewa kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990) Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi
Sama dengan PSAK
16 Ekuitas Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk
badan usaha bukan PT Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK
kecuali
1048696 Reorganisasi
1048696 Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman
langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset
Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-
persediaan Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK
kecuali
Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31 Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja untuk manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK
kecuali untuk manfaat
pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan
Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajak kini
Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan
Mata uang pencatatan dan pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK
Mata Uang Pelaporan
Mata uang fungsional Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional
Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir
periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihakpihak
yang mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Tidak diatur
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan
asuransi26 Ketentuan
Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 penerapan dini 1 Januari 2010
Sumber wwwiaiglobalorid
233 Laporan Keuangan UMKM menurut SAK ETAP
2331 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan (idwikipediaorg) Sedangkan pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan
ldquoLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan hargardquo
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
SAK ETAP mendefinisikan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan kinerja keuangan dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu Dalam
memenuhi tujuannya laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah catatan keuangan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
2332 Elemen Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 laporan keuangan UMKM terdiri dari
1 neraca
2 laporan laba rugi
3 laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan
seluruh perubahan dalam ekuitas atau
perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
4 laporan arus kas dan
5 catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
2323 Unsur Laporan Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP 2009 unsur laporan keuangan yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset kewajiban dan ekuitas
Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut
1 Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas
2 Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi
3 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban
2334 Kinerja Keuangan UMKM
Menurut SAK ETAP kinerja keuangan adalah hubungan antara
penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi
Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham
Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban Penghasilan dan beban didefinisikan lebih
lanjut sebagai berikut
1 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal
2 Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
terkait dengan distribusi kepada penanam modal
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
31 Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian menurut Noeng Muhadjir (20006) merupakan ilmu
yang mempelajari tentang metode-metode penelitian ilmu tentang alat-alat dalam
penelitian Selanjutnya Noeng (20003) mengatakan metodologi penelitian
berbeda dengan metode penelitian Metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan sedangkan metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya
Metodologi penelitian secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu
metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian kuantitatif Pada
penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku persepsi motivasi
tindakan dan lain sebagainya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng 2004) Menurut Cronbach
(1980) yang dikutip oleh Wahab (2003) menyatakan bahwa metode penelitian
kaualitatif cocok untuk digunakan dalam upaya memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai hasil-hasil evaluasi kebijakan serta untuk menambah
kejelasan pemahaman akan situasi yang dihadapi
32 Unit Analisis
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian analisis
deskriptif dimana metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2004)
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta-fakta dari fenomena yang diteliti Pada penelitian ini
analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan pandangan Akuntan Publik
mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM terkait dan digunakan untuk
mendeskripsikan hasil wawancara studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti
berhubungan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dibahas
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
33 Sumber Data
Sumber data merupakan subyek dari mana dapat diperoleh sumber data
sumber data berupa benda proses responden dokumen dan catatan-catatan Data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer Data primer ialah data
yang secara langsung dan segera diperoleh dari berbagai sumber oleh peneliti
yang bersangkutan untuk tujuan penelitiannya seperti informan yang mempunyai
keterkaitan dengan fokus penelitian berupa kata-kata dan tindakan dari orang-
orang yang diamati dan diwawancarai (Indriantoro dan Supomo 2002) Menurut
Lofland dalam Moleong (2004) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
mengenai penerapan SAK ETAP menurut Akuntan Publik di Malang
34 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data atau informasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara lisan kepada subyek penelitian (Indriantoro dan Supomo 2002152)
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawanvara tatap muka dan
wawancara melalui telepon Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tatap
muka karena wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan
wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner yaitu teknik ini lebih
memungkinkan pewawancara untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan dan
menggali informasi lebih dalam Teknik ini juga memungkinkan responden untuk
lebih memahami maksud penelitian yang dilakukan Dalam teknik ini responden
juga memiliki partisipasi yang lebih tinggi dalam penelitian (Indriantoro dan
Supomo 2002153)
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Wawancara pada penelitian kualitatif memiliki sedikit perbedaan
dibandingkan dengan wawancara lainnya seperti wawancara pada penerimaan
pegawai baru penerimaan mahasiswa baru atau bahkan pada penelitian
kuantitatif Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang
mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal Wawancara
penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal
Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
oleh satu atau partisipan lainnya aturan pada wawancara penelitian lebih ketat
Tidak seperti pada percakapan biasa wawancara penelitian ditujukan untuk
mendapatkan informasi dari satu sisi saja oleh karena itu hubungan asimetris
harus tampak Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan
perasaan persepsi dan pemikiran partisipan
Struktur wawancara dapat berada pada rentang tidak berstruktur sampai
berstruktur Penelitian kualitatif umumnya menggunakan wawancara tidak
berstruktur atau semi berstruktur (Holloway amp Wheeler 1996)
Wawancara tidak berstruktur tidak berstandard informal atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada penelitian Wawancara
ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci agenda atau daftar topik yang akan
dicakup dalam wawancara Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan
sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali Jenis wawancara ini
bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran
partisipan Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada
partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Wawancara semi berstruktur dimulai dari isyu yang dicakup dalam
pedoman wawancara Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam
penelitian kuantitatif Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan
bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu
Wawancara berstruktur atau berstandard jarang digunakan dalam
penelitian kualitatif Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan
yang telah direncanakan sebelumnya Tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang
sama dengan urutan yang sama pula Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner
survei yang tertulis
35 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan pada orang lain Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam unit-
unit melakukan sintesa menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang diceriterakan kepada
orang lain
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif belum memiliki pola yang
jelas karena pengamatan dalam penelitian dilakukan secara terus-menerus
sehingga menimbulkan variasi data yang sangat tinggi Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Miles dan Huberman dalam Mardiko (2008) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh Akitivitas
dalam analisa data yaitu
1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selannjutnya dan mencarinya bila diperlukan
2 Penyajian Data
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bagan grafik dan sejenisnya Dalam hal ini Miles dan
Huberman dalam Mardiko (2008) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif
3 Penyimpulan Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah
diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif
hipotesis atau teori
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
______ Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2008
Anonim 2010 KRITERIA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) | galeriukmwebid | inspirasi Bisnis Usaha Kecil dan Peluang Usaha httpgaleriukmwebidnewskriteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Membuat Laporan Keuangan rsaquo Portal Usaha Kecil Menengah (UKM)httpportalukmcomsiklususahamengelolausahakeuanganmembuat-laporan-keuangan (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2010 Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP per 1 Januari 2011 ndash Penabulu httpwwwpenabuluorid20101218standar-akuntansi-keuangan-ukm-sak-etap-per-1-januari-2011 (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Memahami SAK ETAP | Blognya Handoko httprogonyowosukmowordpresscom20110328memahami-sak-etap (diakses tanggal 15 September 2011)
Anonim 2011 Pengelolaan Keuangan bagi Usaha Kecil Menengah httpwwwkeuanganlsmcom20110915pengelolaan-keuangan-bagi ukm (diakses tanggal 15 September 2011)
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Hamka Muhammad 2002 Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi Skripsi Surakarta Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi
IAI 2009 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik DSAK IAI
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo 2002 Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama Yogyakarta BPFE
Kotler Philip 2000 Marketing Manajemen Analysis Planning implementation and Control 9th Edition New Jersey Prentice Hall International Int
Marrsquoat 1991 Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya Jakarta Ghalia Indonesia
Maswadi 2007 Analisis Hubungan Laporan Keuangan terhadap Pemecahan Masalah Permodalan pada UKM Berbasis Agribisnis di Kota Pontianak Laporan Penelitian Dikmenti Jakarta
Moleong Lexy J 2006 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja Rosdakary
Niode Idris Y 2008 Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal Formas Vol 1 No 4
Pramiyati Alila 2008 Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah Jakarta Gramedia
Putri Frita Ayu Sistyana 2010 Persepsi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap Penerapan UU PPh No 36 tahun 2009 Skripsi Malang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Robbins Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Jakarta PT Indeks Kelompok Gramedia
Rosyid Abdul 2010 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya