Top Banner

of 22

Depresi Manik Kelompok 7 Revisi

Oct 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin muncul pada kutub depresi atau mania. Seperti pada depresi mayor (unipolar), gangguan bipolar kemungkinan dipengaruhi oleh penyakit medis atau penyalahgunaan zat. Tidak seperti depresi mayor, hampir seluruh pasien dari kasus gangguan bipolar cenderung mengalami episode depresi dan manik dalam kehidupannya.Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa berat yang prevalensinya cukup tinggi. Studi di berbagai negara menunjukkan bahwa risiko untuk terjadinya gangguan bipolar sepanjang kehidupan adalah sekitar 1-2%.8,9 Studi Epidemiologic Catchment Area (ECA) menemukan bahwa prevalensi sekali seumur hidup gangguan bipolar adalah antara 0,6%-1,1% (antara 0,8%-1,1% pada pria dan 0,5%-1,3% pada wanita).10 Studi-studi yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa angka prevalensi gangguan bipolar mungkin mencapai 5%.11 Angka prevalensi dari keseluruhan spektrum gangguan bipolar pada seumur hidup adalah 2,6-7,8%.

1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penulisan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian ManikManik depresif atau juga disebutgangguan bipolaradalah kondisi yang ditandai dengan perubahan mood,maniapada saat keparahan tertinggi dandepresipada saat terendah, seringkali dengan periode suasana hati normal di antaranya. Perubahan mood biasanya dalam satu atau dua hari, dan secara terus-menerus selama minimal seminggu. Ketika dalam siklus depresi, penderita dapat memiliki sebagian atau semua gejala depresi. Ketika dalam siklus mania, penderita dapat sangat aktif, lebih banyak bicara, dan memiliki banyak energi. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-Text Revision edisi ke-4 (DSM-IV-TR) adalah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode manik, hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya riwayat episode depresi mayor.Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. Begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik".Penyakit Manik-Depresif (Kelainan Bipolar) adalah suatu keadaan dimana periode depresi bergantian dengan periode mania atau tingkat kegembiraan yang lebih rendah.Penyakit manik-depresif terjadi pada kurang dari 2% penduduk.Penyakit ini menyerang pria dan wanita dalam perbandingan yang sama dan biasanya mulai timbul pada masa remaja, usia 20 atau 30 tahun.Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali disertai gangguan suasana hati yang berat. Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan gambaran ini disebut 'mania'.Kontras dengan depresi, gangguan bipolar tampaknya menyerang pria dan wanita dalam jumlah yang sama. Hal ini paling sering dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus-kasus gangguan bipolar telah didiagnosis pada remaja dan bahkan anak-anak. Meskipun demikian, menganalisis gejalanya dan menarik kesimpulan yang benar dapat sangat sulit bahkan bagi seorang pakar medis.

2.2 EtiologiPenyakit ini diyakini sebagai penyakit keturunan, meskipun kelainan genetik yang pasti masih belum diketahui. Dalam usaha memahami etiologi gangguan bipolar, para peneliti terus melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara manifestasi penyakit yang sangat kompleks dengan dasar biologinya. Gangguan bipolar dihubungkan dengan berbagai gangguan otak seperti gangguan struktur, fungsi, kimia, neurokimia, neuroendokrin, dan transduksi sinyal otak. Stres yang terjadi dalam peristiwa kehidupan sering mengawali terjadinya episode pertama gangguan mood. Peristiwa-peristiwa seperti itu dapat menyebabkan perubahan neuronal permanen yang menjadi predisposisi pada seseorang bagi terjadinya rentetan episode gangguan mood.Penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan biologis untuk manik depresi diwariskan. Delapan puluh sampai 90 persen dari mereka dengan gangguan ini memiliki kerabat dengan beberapa bentuk depression.A pengaruh biologis juga tampaknya memainkan peran. Manik depresi mungkin terkait dengan ketidakseimbangan dalam biokimia otak yang mengatur suasana hati dan situasi activity.Stressful, seperti kesulitan perkawinan, kehilangan pekerjaan, sakit, atau kematian orang yang dicintai, dapat memicu episode manik atau depresi pada seseorang rentan terhadap penyakit.

2.3 KlasifikasiBerdasarkan DSM-IV-TR klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:1. Gangguan bipolar I. Ditandai oleh satu atau lebih episode manik atau campuran yang biasanya disertai oleh episode-episode depresi mayor; 2. Gangguan bipolar II Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik; 3. Gangguan siklotimik Ditandai paling sedikit dua tahun dari sejumlah periode waktu gejala hipomanik yang tidak memenuhi kriteria episode manik dan sejumlah periode gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria depresif mayor;4. Gangguan bipolar yang tidak terinci Gangguan ini mencakup gambaran bipolar yang tidak memenuhi kriteria di atas. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2, yaitu gangguan bipolar I dan II.Gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi.PPDGJ III membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita (Amalina, 2011).

Tabel 1. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan PPDGJ III (F31)

F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik

F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang

F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuranF31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnyaF31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

Dari tabel 1, dapat terlihat bahwa episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik.Hipomanik dapat diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi (estrus) atau seorang laki-laki yang dimabuk cinta.Perasaan senang, sangat bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual yang meningkat adalah beberapa contoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik karena gejala-gejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi social(Amalina, 2011).Pada manik, gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial.Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis.Perasaan mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi(suasana perasaan yang meningkat).Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.Bertolakbelakang dengan hipomanik/manik, gejala pada depresi terjadi sebaliknya.Suasana hati diliputi perasaan depresif, tiada minat dan semangat, aktivitas berkurang, pesimis, dan timbul perasaan bersalah dan tidak berguna.Episode depresi tersebut harus berlangsung minimal selama 2 minggu baru diagnosis dapat ditegakkan. Bila perasaan depresi sudah menimbulkan keinginan untuk bunuh diri berarti sudah masuk dalam depresif derajat berat(Amalina, 2011).

Manifestasi KlinisPenyakit manik-depresif biasanya diawali dengan depresi dan meliputi setidaknya 1 episode mania dalam perjalanan penyakitnya.Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan.Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan bipolar I), depersi diselingi oleh mania yang berat.Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi dengan hipomania.Bentuk yang lebih ringan adalah penyakit siklotimik, dimana periode kegembiraan dan depresi tidak terlalu berat, berlangsung hanya beberapa hari dan kambuh dalam selang waktu yang tidak beraturan.Pada akhirnya penyakit siklotimik berkembang menjadi penyakit manik-depresif, tetapi tidak pernah berkembang menjadi depresi maupun mania.Penyakit siklotimik bisa menyebabkan penderitanya sukses dalam usaha, kepemimpinan, prestasi dan kreativitas seni.Tetapi penyakit ini juga bisa menyebabkan catatan pekerjaan dan sekolah yang ganjil, kegagalan dalam hubungan asmara maupun perkawinan serta penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.1 dari 3 penderita kelainan bipolar mengalami gejala-gejala mania (atau hipomania) dan depresi secara bersamaan.Keadaan ini disebut status bipolar campuran.Kita semua pengalaman tertinggi dan terendah, tetapi untuk orang dengan gangguan bipolar ini menjadi semakin terputus dari peristiwa sehari-hari dan di luar kendali. Cara setiap orang untuk mengekspresikan suasana hati ini berbeda, tapi orang-orang mengalami mania sering menjadi terlalu sok penting, luas dan terlalu percaya diri. Tergantung pada keyakinan batin mereka dan keinginan tersembunyi, mereka mungkin menjadi promiscuous seksual, terlalu religius, bertanggung jawab secara finansial, tidak toleran, verbal agresif, mudah marah, overcommunicative dan tidak mampu mendengarkan atau empathising dengan orang lain. Sulit tidur dan perilaku yang terlalu aktif adalah umum di antara orang dengan mania. Tidak diobati, orang tersebut bisa mengalami halusinasi, delusi dan paranoia. Sebelum munculnya pengobatan, orang dengan gangguan bipolar dicatat sebagai mati karena kelaparan dan kelelahan.

1. Peningkatan energi2. Penurunan kebutuhan untuk tidur 3. Peningkatan aktivitas seksual 4. Partisipasi biasanya dalam kegiatan berisiko tinggi yang cenderung mengarah ke hasil yang menyakitkan seperti perjudian5. Keras, cepat, atau tidak koheren pidato 6. Disconnect, pikiran ngawur7. Mudah terganggu 8. Tiba-tiba marah 9. Keyakinan bahwa ia kuat 10. Paranoia mendadak atau kemarahan 11. Denial segala sesuatu yang salah 12. Alkohol atau penyalahgunaan narkoba13. Delusi dan halusinasi, dalam tahap selanjutnya, mungkin menjadi yakin bahwa dia berhubungan dengan makhluk dari luar angkasa, tahu selebriti atau Tuhan, atau memiliki pengetahuan yang super atau kekuasaan.

Komplikasi

1. Gangguan neurologis atau Emosional

Pasien dengan gangguan bipolar, terutama tipe II atau gangguan cyclothymic, memiliki episode sering depresi berat. Gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, Pasien dengan gangguan bipolar, terutama mereka dengan tipe II, mengalami fobia. Gejala gangguan bipolar pada anak-anak sering bingung dengan perhatian-deficit hyperactivity disorder (ADHD), ADHD mempengaruhi anak usia sekolah sehingga mengalami kegelisahan, bertindak impulsif, dan kurangnya fokus yang mengganggu kemampuan mereka untuk belajar dengan baik(Smith, 2007).2. Bunuh diri

Risiko bunuh diri sangat tinggi pada pasien yang menderita gangguan bipolar dan yang tidak menerima perhatian medis. Antara 10 - 15% dari pasien dengan gangguan bipolar I bunuh diri, dengan risiko yang tertinggi selama episode depresi

23

atau mania campuran (depresi dan mania simultan). Pasien yang menderita gangguan kecemasan juga beresiko lebih besar untuk bunuh diri(Smith, 2007).Banyak pra-remaja dengan gangguan bipolar lebih sakit parah daripada orang dewasa dengan penyakit, dan risiko bunuh diri tinggi. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mania campuran, ganda dan sering siklus, dan durasi panjang penyakit tanpa periode baik(Smith, 2007).3. Efek Perilaku dan Emosional fase manik

Sebagian kecil pasien gangguan bipolar menunjukkan produktivitas tinggi atau kreativitas selama fase manik. Pemikiran menyimpang dan gangguan penilaian yang merupakan ciri khas dari episode manik dapat menyebabkan perilaku berbahaya, termasuk(Smith, 2007):a. Menghabiskan uang menyebabkan kehancuran finansial b. Marah, perilaku paranoid, dan bahkan kekerasanc. Perilaku terbuka promiscuous

Perilaku seperti ini sering diikuti dengan rendah diri dan rasa bersalah, yang dialami selama fase depresi. Selama semua tahapan penyakit, pasien perlu diingatkan bahwa gangguan mood akan berlalu dan beratnya bisa dikurangi dengan pengobatan.4. Penyalahgunaan Zat

Merokok adalah umum di antara pasien dengan gangguan bipolar, terutama mereka yang memiliki gejala psikotik sering atau berat. Beberapa dokter berspekulasi bahwa, seperti dalam skizofrenia, penggunaan nikotin dapat menjadi bentuk pengobatan sendiri karena efek tertentu pada otak(Smith, 2007).Hingga 60% dari pasien dengan gangguan bipolar penyalahgunaan zat lain (paling sering alkohol, diikuti dengan ganja atau kokain) di beberapa titik dalamperjalanan penyakit mereka.Berikut ini adalah faktor risiko untuk alkoholisme dan penyalahgunaan zat pada pasien dengan gangguan bipolar(Smith, 2007):a.Setelah episode campuran daripada yang mania murni b.Menjadi seorang pria dengan gangguan bipolar5. Asosiasi dengan Penyakit Fisik

24

Orang dengan penyakit mental memiliki insiden yang lebih tinggi dari kondisi medis, termasuk penyakit jantung, asma dan masalah paru-paru lainnya, gangguan pencernaan, infeksi kulit, diabetes, hipertensi, sakit kepala migrain, hipotiroidisme, dan kanker. Pasien dengan gangguan bipolar juga kurang mungkin untuk menerima perawatan medis dibandingkan orang tanpa gangguan mental. Penyalahgunaan zat, termasuk merokok, alkoholisme, dan penyalahgunaan narkoba, juga berkontribusi pada banyak masalah ini serta mengurangi akses ke perawatan. Obat yang digunakan untuk gangguan bipolar juga dapat meningkatkan risiko untuk masalah kesehatan(Smith, 2007).Namun, orang dengan gangguan bipolar dan penyakit mental lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk sejumlah kondisi ini independen dari faktor tersebut (Smith, 2007):a. Diabetes

Diabetes didiagnosis hampir tiga kali lebih sering pada orang dengan gangguan bipolar daripada di populasi umum. Banyak pasien dengan gangguan bipolar mengalami kelebihan berat badan, dengan sekitar 25% memenuhi kriteria untuk obesitas. Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang signifikan untuk diabetes dan sehingga mungkin menjadi faktor umum di kedua penyakit. Obat yang digunakan untuk mengobati bipolar juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan diabetes. Faktor genetik umum pada diabetes dan gangguan bipolar dapat menyebabkan gangguan langka yang disebut sindrom Wolfram dan masalah lain dengan metabolisme karbohidrat.b. Tekanan Darah Tinggi

Pasien dengan gangguan bipolar mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi untuk tekanan darah tinggi (hipertensi) dibandingkan pasien tanpa gangguan. Tingginya prevalensi hipertensi pada pasien dengan gangguan bipolar juga dapat menjelaskan risiko lebih besar untuk penyakit dan kematian dari kondisi yang berhubungan dengan jantung.c. Migraine Headaches

Migrain adalah umum pada pasien dengan sejumlah penyakit mental, tetapi mereka sangat umum di antara pasien dengan gangguan bipolar II. Pasien dengan

25

bipolar II menderita migrain lebih sering dibandingkan pasien dengan bipolar I, menunjukkan bahwa faktor biologis yang berbeda mungkin terlibat dengan setiap bentuk bipolar.d. Hypothyroidism

Hypothyroidism (tingkat tiroid yang rendah) adalah efek samping yang umum dari lithium, pengobatan standar untuk bipolar. Namun, bukti juga menunjukkan bahwa pasien, khususnya perempuan, mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi untuk tingkat tiroid rendah terlepas dari obat yang mereka gunakan. Hypothyroidism mungkin, pada kenyataannya, menjadi faktor risiko untuk gangguan bipolar pada beberapa pasien.

2.4 PenatalaksanaanPenatalaksanaan Medis1. Farmakologia. Lini I

Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat + quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat + aripiprazol.b. Lini II

Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat, paliperidon. c. Lini IIIHaloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium + karbamazepin, klozapin.TidakdirekomendasikanGabapentin,topiramat,lamotrigin,risperidon+ karbamazepin, olanzapin + karbamazepin(Tim PDSKJI, 2010).Masing masing obat dapat dijelaskan sebagai berikut (Tim PDSKJI, 2010): a. Stabilisator Mood1. Litium

Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu. Ia lebih superior bila dibandingkan dengan plasebo.Farmakologi

Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium dieksresikan dalam bentuk utuh hanya melalui ginjal.Indikasi

Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi rumatan GB.Dosis

Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih tinggi bila dibandingkan dengan untuk terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara 0,4-0,8 mEql/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan. Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L.Efek samping

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen, penambahan berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati dapat pula terjadi akibat penggunaan litium. Neurotoksisitas bersifat ireversibel. Akibat intoksikasi litium, defisit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia, defisist memori, dan gangguan pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi litium, hemodialisis harus segera dilakukan. Litium dapat merusak tubulus ginjal. Faktor risiko kerusakan ginjal adalah intoksikasi litium,

polifarmasi dan adanya penyakit fisik lainnya. Pasien yang mengonsumsi litium dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum air.Pemeriksaan Laboratorium

Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi tiroid, harusdiperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun, pemeriksaan EKG harusdilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa setiap 2-3 bulan dan fungsi tiroid dalam enam bulanpertama. Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan tiroid diperiksa sekali dalam 6-12 bulan atau bilaada indikasi.Efek Samping Obat

Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin. Kejadiannyameningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita dengan GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat melanjutkan litium selama kehamilan bilaada indikasi secara klinis. Kadar litium darahnya harus dipantau dengan seksama. PemeriksaanUSG untuk memantau janin, harus dilakukan. Selama kehamilannya, wanita tersebut harusdisupervisi oleh ahli kebidanan dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi, risiko litium terhadapjanin dan efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan(Tim PDSKJI, 2010).3. Valproat

Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai antimania.Valproat tersedia dalam bentuk: Preparat oral:a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodiumvalproat adalah sama (1:1)b.Asam valproat c. Sodium valproatd. Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang dapat dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari.

Preparat intravena Preparat supositoria FarmakologiTerikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam sedangkan sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat diminum bersamaan dengan makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak.

Dosis

Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum berkisar antara 45 -125 g/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan konsentrasi plasma 50 g/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari atau 250 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45- 125 g/mL. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum 100 g/mL. Untuk terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 g/mL.

Indikasi

Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.

Efek Samping

Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu. Efek samping gastrointestinal lebih sering terjadi pada penggunaan asam valproat dan valproat sodium bila dibandingkan dengan tablet salut sodium divalproat(Tim PDSKJI, 2010).

4. Lamotrigin

Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal Na+. Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.Farmakokinetik

Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar otak dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan dalam bentuk utuh.

Indikasi

Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat.Dosis

Berkisar antara 50-200 mg/hari.

Efek SampingSakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di kulit(Tim PDSKJI, 2010).

b. Antipsikotika atipik

Baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif sebagai terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah olanzapin, risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.1. Risperidon

Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik pertama yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.Absorbsi

Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6.Dosis

Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP) dapatpula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu.Indikasi

Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan

Efek SampingSedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak terikat secara bermakna dengan reseptor kolinergik muskarinik, mulut kering, mata kabur, dan retensi urin, dapat terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya hanya sementara. Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat pula terjadi pada pemberian risperidon(Tim PDSKJI, 2010).

2. Olanzapin

Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas terhadap dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik, histamin 1(H1), dan 1- adrenergik.

Indikasi

Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania dan campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.

DosisKisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.

Efek SampingSedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah beberapa lama. Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat rendah dan tidak menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinya diabetes tipe-2 relatif tinggi bila dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya. Keadaan ini dapat diatasi dengan melakukan psikoedukasi, misalnya merubah gaya hidup, diet dan latihan fisik(Tim PDSKJI, 2010).

3. Quetiapin

Quetiapin merupakan suatu derivat dibenzotiazepin yang bekerja sebagai antagonis 5- HT1A dan 5-HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor adrenergik 1 dan2. Afinitasnya rendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih tinggi terhadap serotonin 5-HT2A.Dosis

Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.Indikasi

Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.Efek Samping

Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek samping yang sering dilaporkan. Efek samping ini berkurang dengan berjalannya waktu. Perubahan dalam berat badan dengan quetiapin adalah sedang dan tidak menyebabkan penghentian pengobatan. Peningkatan berat badan lebih kecil bila dibandingkan dengan antipsikotika tipik(Tim PDSKJI, 2010).4. Aripiprazol

Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin. FarmakologiAripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta antagonis 5- HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3, afinitas sedang pada D4, 5-HT2c, 5-HT7,1- adrenergik, histaminergik (H1), dan serotonin reuptake site (SERT), dan tidak terikat dengan reseptor muskarinik kolinergik.

Dosis

Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan untuk menurunkan dosis. Beberapa klinikus mengatakan bahwa dosis awal 5 mg dapat meningkatkan tolerabilitas.

IndikasiAripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi tambahan pada GB I, episode depresi.

Efek Samping

Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, anksietas, dan mual merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang mendapat aripiprazol. Efek samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara bermakna dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadang-kadang dapat sangat mengganggu pasien sehingga sering mengakibatkan penghentian pengobatan. Insomnia dapat pula ditemui. Tidak ada peningkatan berat badan dan diabetes melitus pada penggunaan aripiprazol. Selain itu, peningkatan kadar prolaktin juga tidak dijumpai. Aripiprazol tidak menyebabkan perubahan interval QTc(Tim PDSKJI, 2010).3. Antidepresan

Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi. Penggunaannya harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania, antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator mood atau dengan antipsikotika atipik (Marionate, 2008).

2. Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya, cognitive behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal, terapi kelompok, psikoedukasi, dan berbagaibentuk terapi psikologi atau psikososial lainnya. Intervensi psiksosial sangat perlu untukmempertahankan keadaan remisi (Marionate, 2008).

3. Rawat Inap

Pengobatan dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase dari episodenya, seperti depresi atau manic, dan derajat keparahan fase tersebut.Contoh, seseorang dengan depresi yang ekstrim dan menunjukkan perilaku bunuh diri memerlukan/mengindikasikan pengobatan rawat inap.Sebaliknya, seseorang dengan depresi moderat yang masih dapat bekerja, diobati sebagai pasien rawat jalan (Tim PDSKJI, 2010).Pengobatan pasien rawat inap : indikasi seseorang dengan gangguan bipolar untuk dirawat inap adalah sebagai berikut (Tim PDSKJI, 2010):a. Berbahaya untuk diri sendiri : Pasien yang terutama dengan episode depresif, dapat terlihat dengan resiko yang signifikan untuk bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang serius dan ideasi spesifik dengan rencana menghilangkan bukti, memerlukan observasi yang ketat dan perlindungan pencegahan. Namun, bahaya bagi penderita bisa datang dari aspek lain dari penyakit, contohnya seorang penderita depresi yang tidak cukup makan beresiko kematian, sejalan dengan itu, penderita dengan manik yang ekstrim yang tidak mau tidur atau makan mungkin mengalami kelelahan yang hebat.b. Berbahaya bagi orang lain : Penderita gangguan bipolar dapat mengancam nyawa ornag lain, contohnya seorang penderita yang mengalami depresi yang berat meyakini bahwa dunia itu sangat suram/gelap, sehingga ia berencana untuk membunuh anaknya untuk membebaskan mereka dari kesengsaraan duniac. Ketidakmampuan total dari fungsi : Adakalanya depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orang tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali, meninggalkan orang seperti ini sendirian sangat berbahaya dan tidak menyembuhkannya.d. Tidak dapat diarahkan sama sekali : Hal ini benar-benar terjadi selama episode manik. Dalam situasi ini, perilaku penderita sangat di luar batas, mereka menghancurkan karir dan berbahaya bagi orang di sekitarnya.e. Kondisi medis yang harus dimonitor : Contohnya penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan jantung harus berada di lingkungan medi, dimana obat psikotropik dapat dimonitor dan diobservasi.

Rawat inap parsial atau program perawatan sehari

Secara umum, penderita ini memiliki gejala yang berat namun memiliki tingkat pengendalian dan lingkungan hidup yang stabil. Contohnya, penderita dengan depresi berat yang berpikir akan bunuh diri tapi tidak berencana untuk melakukannya dan dapat memiliki tingkat motivasi yang tinggi bila diberi banyak dukungan interpersonal, terutama sepanjang hari dan dengan bantuan dan keterlibatan dari keluarga. Keluarga harus selalu berada di rumah setiap malamdan harus peduli terhadap penderita.Rawat inap parsial juga menjembatani untuk bisa segera kembali bekerja.Kembali secara langsung ke pekerjaan seringkali sulit bagi penderita dengan gejala yang berat, dan rawat inap parsial memberi dukungan dan hubungan interpersonal (Tim PDSKJI, 2010).Pengobatan rawat jalan memiliki 4 tujuan utama, yaitu (Tim PDSKJI, 2010):

a. Pertama, lihat stresornya dan cari cara untuk menanganinya. Stres ini bisa berasal dari keluarga atau pekerjaan, namun bila terakumulasi, mereka mendorong penderita menjadi manic atau depresi. Hal ini merupakan bagian dari psikoterapi.b. Kedua, memonitor dan mendukung pengobatan. Pengobatan membuat perubahan yang luar biasa. Kuncinya adalah mendapatkan keuntungan dan mencegah efek samping. Penderita memiliki rasa yang bertentangan dengan pengobatan mereka. Mereka mengetahui bahwa obat membantu dan mencegah mereka untuk dirawat inap, namun mereka juga menyangkal memerlukannya. Oleh karena itu, harus dibantu untuk mengarahkan perasaan mereka dan membantu mereka untuk mau melanjutkan pengobatan. Ketiga, membangun dan memelihara sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu dari banyak alasan bagi para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita tentang pengobatan. Seiring perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang yang peduli membantu mempertahankan gejala penderita dalam keadaan minimum dan membantu penderita tinggal dan diterima di masyarakat. Keempat, aspek yang melibatkan edukasi. Klinisi harus membantu edukasi bagi penderita dan keluarga tentang penyakit bipolar. Mereka harus sadar dan waspada terhadap bahaya penyalahgunaan zat, situasi yang mungkin memicu kekambuhan, dan peran pengobatan yang penting. Dukungan kelompok bagi penderita dan keluarga memiliki arti penting yang sangat luar biasa.

c. Keadaan kesehatan tubuh penderita gangguan bipolar juga harus diperhatikan oleh para praktisi, termasuk keadaan kardiovaskular, diabetes, masalah endokrin, infeksi, komplikasi sistem urinari, dan gangguan keseimbangan elektrolit

Penatalaksanaan KeperawatanPada dasarnya di fokuskan pada1.LingkunganPrioritas utama dalam merawat klien mania dan depresi adalah mencegah terjadinya kecelakaan, karena klien mania memiliki daya nilai yang rendah, hiper aktif, senang tindakan yang beresiko tinggi. Maka klien di tempatkan di lingkungan yang aman yaitu:1.Di lantai dasar2.Ruangan dengan prabotan sederhana3.Kurangi rangsangan/batasi rangsangan lingkungan4.Suasana tenang

2.Hubungan perawat dengan klienHubungan yang saling percaya yang terapetik perludibina dan diperhatikan. Bekerja dengan klien depresi perawat harus bersifat:1. Hanggat2.Menerima3.Jujur pengharapan pada klien.4.Bicara lambat sederhana5.Beri waktu pada klien untuk berfikir dan menjawab.

3.AfektifKesadaran dan kontrol diri perawat pada dirinya merupakan sarat utama. Merawat klien depresi, perawat harus mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik, sikap perawat yang menerima klien dengan baik, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien. Prinsip intervensi yang afektif adalah:1.Menerima dan menenangkan klien2.Bukan menggembirakan atau mengatakan bahwa klien tidak perlu khawatir.3.Klien di dorong untuk mengekspresikan pengalaman yang menyakitkan dan menyedikan secara verbal, sehingga akan mengurangi intensitas masalah yang dihadapi.

4.KongnitifIntervensi yang kongnitif bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri klien terhadap tujuan dan perilakunya, meningkatkan harga diri dan memdbantu klien memodifikasi harapan yang negatif.Berikut cara untuk meribah fikiran yang negatif:1.Identifikasi semua ide, pikiran yang negatif2.Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien (kemampuan, keberhasilan)3.Dorong klien menilai persepsi,logika,rasional4.Bantu klien mengubah persepsi yang salah/negatif ke ke positif dan tidak realitas ke realitas5.Sertakan klien pada aktifitas yang memperlihatkan hasil dan beri penguatan dan pujian akan keberhasilan yang dicapai klien

5.Perilaku.Intervensi perilaku bertujuan untuk mengaktifkan klien pada tujuan yang realitas yaitu dengan memberi tanggung jawab secara bertahap dalam kegiatan diruangan. Klien depresi berat dengan penurunan motivasi perlu dibuat kegiatan yang terstruktur,tugas yang diberikan tidak sulit dan tidakmemerlukan waktu yang lama untuk mencegah rasa bosan,berikan pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan dengan baik.pada klien mania diberikan tugas yang sederhana dan cepat selesai.6.SosialIntervensi sosial bertujuan untuk meningkatkan berhubungan dengan sosial dengan caraoKaji kemampuan,dukungan dan minat klien oBimbing klien melakukan hubungan interpersonal yang positifoObservasi dan kaji sumber dukungan yang ada pada klienoBeri reinforcement positif terhadap keterampilan sosial yang efektifoDorong klien memulai hubngan sosial yang lebih luas (perawat,klien lain ).

7.FisiologisIntervensi fisiologis bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan

2.5

BAB IIIPENUTUP

Wahyu, P. 2010. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta : FIK-UIPurwaningsih W, Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bantul Yogyakarta. Nuha MedikaAnonym. 2006. Gangguan Bipolar (Psikiatri). Racikan Utama.Vol. 6 No. 3.

National Institute of Mental Health. 2011. Bipolar Disorder. Bathesda: National Institute of Mental Health U.S. Departement Of Health and Human Services.

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

https://geiselmed.dartmouth.edu/psych/care/overview/glossary/depression.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38120/4/Chapter%20II.pdfhttp://downloads.bbc.co.uk/headroom/bipolar/bipolar.pdfhttp://www.dbsalliance.org/pdfs/dealing_effectively1.pdf