1
A. RINGKASAN EKSEKUTIF
Produk kami adalah Lolible, banggi geblek khas Wonosobo yang merupakan
bahan makanan siap olah dengan cita rasa gurih dan tekstur yang kenyal.
Dilatarbelakangi dengan keterbatasan geblek dari segi waktu simpan, perusahaan
kami melakukan inovasi pada pengemasan produk sehingga memberikan waktu
simpan yang lebih lama. Berbeda dengan geblek pada umumnya, produk kami
memiliki waktu simpan (masa kadaluarsa yang lama) sehingga produk dapat
menjangkau pendistribusian yang lebih luas. Sebagai makanan khas Wonosobo,
Lolible juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh andalan Wonosobo yang dapat dibawa
pulang oleh para wisatawan.
Sebagai perusahaan home industry, perusahaan kami berproduksi dengan skala
produksi yang kecil. Kapasitas produksi yang kami rencanakan adalah 1.200 unit per
bulan. Target pemasaran Lolible, kami bagi dalam dua segmen yaitu segmen pasar
masyarakat lokal dan segmen pasar wisatawan. Harga penjualan Lolible di pasaran
adalah Rp 3.500,00 tiap unit (pcs). Harga tersebut sangat kompetitif dan tergolong
murah jika dibandingkan dengan produk serupa yang ada di pasaran, dengan
mempertimbangkan keunggulan Lolible dalam hal kemasan, higienisitas, sertifikasi
dan masa kadaluarsanya.
Peningkatan produksi dan diversifikasi produk kami rencanakan akan
dilakukan seiring dengan perkembangan perusahaan. Dalam mengembangkan
perusahaan, kami melakukan strategi pemasaran create and maintaining customers,
yaitu meraih dan mempertahankan konsumen dengan cara membuat Lolible mudah
dikenali konsumen, memasarkan Lolible pada segmen yang tepat sasaran,
mempertahankan kualitas Lolible, promosi yang masif dan penetapan harga yang
kompetitif.
Peningkatan jumlah wisatawan yang sebanding dengan peningkatan
permintaan oleh-oleh Wonosobo dan animo masyarakat setempat yang besar
terhadap geblek menjadi peluang bisnis yang baik untuk produk kami. Tambahan pula
berdasarkan analisis benefit cost ratio, Lolible cukup feasible (layak) untuk
dikembangkan.
B. DESKRIPSI UNIT PRODUKSI
2
I. Latar Belakang
Wonosobo merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa
Tengah dan dikenl sebagai daerah tujuan wisata. Secara geografis Wonosobo
merupakan daerah dataran tinggi, dengan puncak tertinggi berada di Dieng.
Keindahan alam Wonosobo menjadikan Wonosobo salah satu tujuan wisata yang
banyak diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Selain
wisata alam yang menarik, Wonosobo juga memiliki kuliner yang khas dan tidak
kalah menarik. Berbagai makanan khas Wonosobo telah menjadi ikon oleh-oleh
khas yang selalu diburu wisatawan.
Berkembangnya sektor pariwisata di Wonosobo membawa dampak yang
baik pada perkembangan usaha makanan dan kuliner, khususnya makanan khas
Wonosobo. Makanan khas selalau menjadi oleh-oleh andalan Wonosobo. Hampir
semua wisatawan berkunjung ke toko oleh-oleh yang banyak tersebar di
Wonosobo untuk membeli buah tangan khas Wonosobo. Selain diramiakan oleh
para wisatawan, toko oleh-oleh juga menjadi tempat berbelanja aneka makanan
khas Wonosobo bagi warga setempat.
Geblek merupakan makanan khas Wonosobo (Wikipedia), yang terbuat
dari tepung tapioka basah. Geblek tergolong dalam jenis makanan ringan
(gorengan), yang bersifat sekali saji dan tidak tahan lama. Geblek sangat cocok
untuk disantap sebagai pelengkap makan atau sebagai camilan. Di setiap warung-
warung mie ongklok (makanan khas Wonosobo), bakso, soto dan makanan
sejenisnya geblek bersama tempe kemul (makanan khas Wonosobo) selalu
disajikan sebagai gorengan pelengkap. Selain di warung-warung makan, kedai
atau warung gorengan, geblek juga tersedia dalam bentuk kemasan yang belum
digoreng atau biasa disebut sebagai bahan geblek atau banggi geblek. Banggi
geblek dapat di temukan di pasar yaitu di bagian kios sayur dan warung-warung
penjual sayur. Daya simpan banggi geblek sebelum digoreng antara 2 sampai 3
hari.
Minat masyarakat Wonosobo sendiri terhadap geblek sangat tinggi.
Geblek goreng yang dijajakan oleh para penjual gorengan lebih sering habis
terjual. Dengan cita rasa gurih dan kenyal geblek menjadi salah satu camilan
favorit. Sebagai makanan khas, geblek memiliki potensi yang besar untuk
3
dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Wonosobo, namun daya simpan yang
sangat pendek membuat geblek selama ini hanya menjadi camilan domestik
masyarakat Wonosobo. Daya tahan saji geblek goreng yang hanya sehari menjadi
kedala utama geblek untuk menjadi makanan oleh-oleh. Ditambah pula dengan
daya simpan banggi geblek yang hanya bertahan hingga tiga hari turut menjadi
kendala geblek merambah pasar oleh-oleh yang membutuhkan tenggang waktu
kadaluarsa yang cukup lama.
Selama ini untuk mengkonsumsi geblek konsumen harus bertoleransi
dengan daya simpanya yang pendek. Jika konsumen membeli geblek yang sudah
digoreng, konsekuensinya adalah harus disajikan segera. Sedangkan jika membeli
banggi yang sudah ada di pasaran memang konsumen dapat menggorengnya
kapan saja, namun konsumen hanya memiliki waktu 2-3 hari untuk menyimpan
banggi tersebut, lebih dari 3 hari banggi geblek akan basi sehingga tidak dapat
dikonsumsi.
Kemasan kedap udara pada makanan dapat mengawetkan makanan secara
alami. Pada kemasan kedap udara, pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan
makanan dapat dicegah. Kemasan kedap udara telah diaplikasikan pada beberapa
jenis makanan basah seperti bakso, sosis dan makanan sejenisnya. Juga untuk
mengemas makanan ringan seperti keripik. Kemasan kedap udara telah terbukti
dapat menjaga makanan di dalamnya tetap awet selama kemasan dalam kondisi
utuh.
Pengemasan banggi geblek dalam kemasan kedap udara akan membuat
daya tahan banggi menjadi lama sehingga potensi geblek menjadi makanan oleh-
oleh dapat diwujudkan. Selain sebagai oleh-oleh adanya banggi geblek juga
memenuhi kebutuhan masyarakat akan geblek yang dapat digoreng sendiri
sehingga dapat disajikan hangat kapanpun. Dengan pengemasan kedap udara
produk kami memiliki daya simpan yang lebih lama. Sehingga diperkirakan
produk kami akan lebih dipilih oleh konsumen. Selain itu daya simpan yang lama
dapat menjadikan produk kami menembus pasar yang lebih luas dan menjangkau
pasar oleh-oleh Wonosobo. Karena produk kami dapat bertahan apabila dalam
pendistribusianya membutuhkan waktu yang cukup lama.
4
II. Visi dan Misi
Visi :
1. Menjadi perusahaan banggi geblek terbesar di Wonosobo dengan
menjadikan geblek sebagai makanan khas masyarakat setempat dan
oleh-oleh andalan Wonosobo.
Misi :
1. Mendirikan perusahaan home industry yang memproduksi banggi
geblek.
2. Memenuhi permintaan pasar wisatawan akan banggi geblek sebagai
oleh-oleh wonosbo
3. Memenuhi permintaan pasar masyarakat Wonosbo akan banggi geblek.
III. Struktur Organisasi
Gambar 1: Bagan struktur organisasi perusahaan.
Struktur organisasi perusahaan :
Menejer Samsiatun Mudzkhiyah
Kesekretariatan dan Keuangan Miftakhur Rohmah
Kepala Divisi Produksi Umi Kulsum
Kepala Divisi Pemasaran Sarifatun Kawakibah Mustamiroh
C. ANALISIS PRODUK
I. Deskripsi Produk
Menejer
Kesekretariatan
dan Keuangan
Divisi Produksi
Divisi Pemasaran
Staf
Staf
5
Merek produk perusahaan kami adalah Lolible, banggi geblek khas
Wonosobo. Lolible merupakan singkatan dari kata Long Lasting Geblek yang
memiliki arti geblek yang awet. Banggi merupakan jenis bahan makanan yang
bersifat setengan jadi, artinya produk perlu dimasak dahulu oleh konsumen
sebelum dikonsumsi. Dalam hal ini banggi geblek harus digoreng dahulu. Banggi
geblek terbuat dari bahan baku tepung tapioka. Geblek dapat dijadikan sebagai
makanan camilan, lauk atau pelengkap makan.
Produk kami bukan merupakan produk baru, produk serupa telah ada di
pasaran wonosbo dan beberapa daerah lain seperti Kulon Progo Yogyakarta.
Inovasi yang kami lakukan adalah pada daya simpan yang bisa tahan lebih lama.
Selama ini untuk mengkonsumsi geblek konsumen harus bertoleransi dengan daya
simpannya yang pendek. Jika konsumen membeli geblek yang sudah digoreng,
konsekuensinya adalah harus disajikan segera. Sedangkan jika membeli banggi
yang sudah ada di pasaran memang konsumen dapat menggorengnya kapan saja,
namun konsumen hanya memiliki waktu 2-3 hari untuk menyimpan banggi
tersebut, lebih dari 3 hari banggi geblek akan basi sehingga tidak dapat
dikonsumsi. Berbeda dengan produk kami yang masa kadaluarsanya lebih lama.
Konsumen dapat menyimpan produk lebih lama selama kemasan masih utuh dan
dapat menggorengnya kapanpun.
Dengan pengemasan kedap udara Lolible memiliki daya simpan yang
lebih lama. Sehingga diperkirakan Lolible akan lebih dipilih oleh konsumen.
Selain itu daya simpan yang lama dapat menjadikan Lolible menembus pasar yang
lebih luas dan menjangkau pasar oleh-oleh Wonosobo, karena Lolible dapat
bertahan apabila dalam pendistribusianya membutuhkan waktu yang cukup lama.
II. Proses Produksi
Proses produksi Lolible terdiri dari tiga proses, yaitu proses pemasakan,
pengadonan dan pengemasan. Proses pemasakan dan pengadonan dilakukan
seperti pembuatan banggi geblek pada umumnya. Sedangkan pada proses
pengemasan dilakukan inovasi yaitu dengan kemasan kedap udara, sebagai proses
pengawetan alami banggi geblek.
6
Proses pemasakan dan pengadonan dilakukan sebagai mana proses pada
umumnya, yaitu sebagai berikut :
Pemasakan :
1. Panaskan air dalam panci hingga mendidih
2. Tepung tapioka basah dihancurkan hingga merata kemudian dibentuk bola
berukuran diameter kira-kira 5 cm
3. Masukkan bola-bola tepung tersebut ke dalam air yang mendidih, rebus
hingga kira-kira 15 menit
4. Angkat bola-bola tepung tersebut, taruh dalam nyiru
Pengadonan :
1. Bola-bola tepung langsung diuleni bersama bumbu yang telah dihaluskan
dan kelapa parut serta daun kucai yang telah diiris lembut dengan sedikit-
sedikit ditambahkan air panas sisa rebusan.
2. Setelah benar-benar rata dan halus, adonan dibentuk. Adonan yang telah
dibentuk tersebut disebut sebagai banggi geblek.
Sedangkan pada proses pengemasan perusahakan kami melakukan inovasi yaitu
dengan kemasan kedap udara sebagai proses pengawetan banggi geblek secara
alami. Proses pengemasannya adalah sebagai berikut :
1. Banggi dimasukkan dalam plastik nylon, kemudian dikemas dengan mesin
pengemas kedap udara (vacuum sealer).
Setelah serangkaian proses produksi tersebut selesai proses selanjutnya
adalah pemasaran. Pemasaran dilakukan secara bertahap. Terhadap produk yang
masih ditunda untuk didistribusikan kami melakukan sistem storage
(penyimpanan) bersuhu rendah, yaitu dengan menyimpanya ke dalam kulkas.
Gambar 2 : Bagan proses produksi banggi geblek.
pemasakan pengadonan pengemasan
Pemasaran
Penyimpanan
7
III. Suplier
Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi banggi geblek meliputi:
Tepung tapioka basah (Jawa : pathi teles )
Kelapa parut
Daun kucai iris
Bumbu halus :
Bawang putih
Garam
Penyedap rasa
Ketumbar
Bahan baku produk adalah tepung tapioka basah, bahan diperolah dari
perusahaan produksi tepung tapioka basah yang beralamat di Desa Jlamprang,
Wonosobo. Suplier tersebut merupakan perusahaan jasa penggilingan singkong
yang menghasilkan produk samping tepung tapioka basah. Perusahaan tersebut
menjual tepung dengan harga Rp 4.000,00 per kilogramnya. Sebagai cadangan
tepung tapioka juga dapat diperoleh dari pasar atau pedagang asongan. Bahan lain
seperti kelapa, daun kucai dan bumbu dapat diperolah di pasar dan warung. Plastik
pengemas diperolah dengan cara memesan pada perusahaan penyablon dan penjual
plastik pengemas.
D. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
I. Deskripsi Pasar
Target pasar yang dituju oleh perusahan kami ada 2 macam, yang pertama
adalah pasar oleh-oleh, yaitu berupa toko oleh-oleh yang ada di Wonosobo. Toko
oleh-oleh merupakan tempat utama yang menjadi rujukan para wisatawan untuk
memborong aneka oleh-oleh khas Wonosobo. Oleh-oleh khas yang dimiliki
Wonosobo adalah makanan, oleh karena itu semua toko oleh-oleh di Wonosobo
hanya menyajikan aneka makanan khas Wonosobo dan beberapa makanan khas
daerah lain. Toko oleh-oleh di wonosobo tidak terpusat di satu tempat pusat
belanja oleh-oleh, namun tersebar di beberapa daerah di Wonosobo. Sebagian
besar darinya terletak di pinggir jalan raya yang mudah dijangkau dan dekat
dengan tempat-tempat wisata.
8
Tujuan target pasar kami yang kedua adalah kios-kios sayur dan bahan
makanan, termasuk juga warung sayur, asongan sayur, dan stand sayur di
supermarket. Kios sayur di pasar Wonosobo, warung sayur, asongan sayur dan
stand sayur di supermarket selain menjual sayur segar juga menjaul bahan
makanan siap olah, dan bumbu-bumbu. Tempat-tempat tersebut selalu dijadikan
masyarakat sebagai tempat berbelanja kebutuhan makanan sehari-hari. Dengan
dijual di dua jenis pasaran tersebut target penjualan kami akan tercapai, yaitu
pangsa pasar wisatawan dan pangsa pasar masyarakat lokal setempat.
II. Analisis SWOT
Strength ( Kekuatan ) Lolible :
1. Produk merupakan makanan khas Wonosobo, yang mana jenis makanan
khas selalu menjadi buruan para wisatawan
2. Produk tahan lama, sehingga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh
3. Produk memiliki inovasi, yaitu memiliki waktu simpan yang lama
sehingga dapat dikonsumsi kapan saja
4. Pesaing dari jenis sendiri memiliki keterbatasan masa kadaluarsa.
5. Kemasan menarik dan higienis.
6. Produk bersertifikat Departemen Kesehatan dan MUI.
Weakness ( Kelemahan ) Lolible :
1. Daya simpan produk hanya diketahui berdasarkan toeri dan pengamatan
terhadap produk lain, belum diketahui secara empiris.
2. Sifat produk yang mudah meledak saat digoreng, menimbulkan perasaan
takut pada konsumen.
3. Saat kemasan dibuka waktu simpan menjadi pendek ( 2 hari ), jadi setiap
pcs produk sebaiknya jangan disisakan.
Oportunity ( Kesempatan )
1. Perkembangan pariwisata di Wonosobo terus mengalami peningkatan
2. Animo wisatawan terhadap makanan khas dan oleh-oleh khas Wonosobo
besar.
3. Masyarakat menggemari geblek yang hangat saat dikonsumsi.
9
Threat ( Ancaman )
1. Resep produk banyak diketahui, sehingga ada peluang muncul saingan
dengan inovasi yang sama.
III. Segmentasi dan Target Pasar
Untuk efektifitas pemasaran Lolible, perusahaan kami melakukan
segmentasi pasar. Banggi geblek bagi konsumen lokal (penduduk Wonosobo)
dianggap sebagai makanan camilan dan juga lauk pelengkap, sebagai bahan
makanan banggi geblek akan lebih efektif jika dipasarkan pada segmen pasar yang
mudah dijangkau oleh konsumen lokal tersebut, yaitu pasar (kios sayur dan bahan
makanan), stand sayur supermarket, penjual sayur asongan dan warung-warung
sayur sebagai tempat berbelanja. Sedangkan bagi konsumen nonlokal (wisatawan)
geblek merupakan makanan oleh-oleh khas Wonosobo, sehingga kecenderungan
pembelian mereka terhadap produk adalah untuk memenuhi kebutuhan akan
belanja oleh-oleh. Oleh karena itu segmen pasar kedua yang kami tuju adalah toko
oleh-oleh Wonosobo.
IV. Strategi Pasar
Strategi pasar yang perusahaan kami lakukan antara lain adalah dengan
meraih dan mempertahankan konsumen, caranya adalah dengan membuat Lolible
mudah dikenali konsumen, memasarkan Lolible pada segmen yang tepat sasaran,
dan mempertahankan kualitas produk. Strategi tersebut terjabarkan dalam poin-
poin berikut ini.
Product Positioning
Lolible akan memiliki posisi tersendiri di kalangan konsumen karena
diferensiasi yang kami lakukan. Produk sejenis yang ada di pasaran memiliki
keterbatasan waktu simpan. Diferensiasi yang kami lakukan adalah pada
penambahana waktu simpan produk sehingga produk kami akan lebih dipilih oleh
konsumen.
Place and Distribution Plan
10
Sasaran penjualan Lolible ada di dua tempat, yaitu tempat penjaualan oleh-
oleh Wonosobo dan tempat penjualan bahan makanan. Tempat penjualan oleh-
oleh yang akan kami tuju adalah beberapa toko oleh-oleh. Toko oleh-oleh di
Wonosobo tersebar di beberapa tempat di Wonosobo, tidak terpusat di satu tempat
pusat belanja oleh-oleh seperti di kota-kota pada umumnya. Sebagian besar dari
toko oleh-oleh tersebut terletak di pinggir jalan-jalan lalu lintas utama dan tempat
yang dekat dengan objek-objek wisata Wonosobo. Dengan dipasarkan di tempat
tersebut target penjaulan Lolible ke wisatawan akan terpenuhi. Tempat penjualan
bahan makanan yang kami tuju adalah kios-kios sayur di pasar induk Wonosobo,
warung-warung sayur dan pedagang sayur asongan, serta stand sayur supermarket,
sehingga target penjualan Lolible kepada kalangan masyarakat lokal akan tercapai
karena tempat tersebut menjadi pilihan berbelanja kebutuhan makanan masyarakat
Wonosobo.
Pendistribusian Lolible kami lakukan dengan metode jemput bola. Divisi
marketing perusahaan kami akan mengunjungi tempat-tempat target penjualan dan
menawarkan tempat tersebut untuk menjual Lolible. Setelah pihak sasaran
menerima tawaran untuk memasarkan Lolible, pengiriman stok dapat kami
lakukan dengan mengirim Lolible ke pihak pemasar produk (reseller) atau diambil
sendiri oleh reseller sesuai kesepakatan yang disetujuai kedua pihak.
Promotional Stategy
Promosi Lolible kami lakukan melalui beberapa metode yaitu :
1. Dirrect selling : penjualan langsung kepada konsumen. Divisi marketing
kami akan menawarkan produk ke target-target penjualan kami, seperti
toko oleh-oleh dan tempat penjual bahan makanan
2. Media internet : promosi dengan media internet kami lakukan melalui situs
jejaring sosial seperti facebook, twitter dan blog perusahaan
3. Poster : perusahaan kami akan memasang poster di tempat perusahaan
kami bediri, untuk jangka panjangnya kami juga akan memasang poster di
beberapa titik strategis di Wonosobo.
4. Sms : iklan produk, berupa kalimat persuasif akan kami kirimkan lewat
sms ke teman, kerabat dan kenalan kami.
11
Product Pricing Strategy
Harga pasaran produk yang kami harapkan adalah Rp 3.500,00 / pcs.
Harga ini kami tentukan sebagai harga eceran tertinggi (HET), oleh karena itu
kami membanderol harga penjualan grosir produk kami adalah Rp 2.900,00.
Harga ini merupakan harga grosir karena produk kami dijual untuk dipasarkan
kembali (reseller). Dibandingkan dengan produk sejenis yaitu baggi geblek yang
sudah ada dipasaran, harga produk kami cukup kompetitif. Tiap satu pcs produk
kami berisi 20 buah banggi geblek, sehingg tiap satu buah banggi dihargai Rp
150,00. Jika dibandingkan dengan geblek goreng harga ini tergolong murah. Pada
umumnya penjual gorengan menjaul geblek goreng seharga Rp 300,00 sampai Rp
500,00 tiap buah geblek. Sedangkan jika dibandingkan dengan banggi geblek
biasa harga produk kami tidak lebih mahal, juga tidak lebih murah.
V. Analisis Pesaing
Lolible kami memiliki dua jenis pesaing. Pesaing pertama adalah dari
banggi geblek yang sudah ada di pasaran. Sedangkan pesaing yang kedua adalah
dari geblek goreng. Dibandingkan dengan kedua pesaing tersebut, Lolible lebih
unggul dalah banyak aspek, yaitu waktu simpan yang lebih lama, kemasan yang
lebih menarik dan higenis, adanya sertifikasi DEKES dan label halal MUI serta
merek dagang yang paten. Banggi geblek yang sudah ada di pasaran dan geblek
goreng memiliki keterbatasan dalam semua aspek tersebut.
Dalam hal penyimpanan, banggi geblek maksimal hanya dapat disimpan
selama tiga hari, namun begitu kadang citarasa benggi geblek telah berubah dan
timbul bau. Sedangkan geblek goreng hanya bisa disimpan maksimal dua hari,
itupun sudah diikuti dengan penurunan kualitas dan cita rasa. Dari segi
kepraktisan baik produk kami maupun banggi geblek yang sudah ada di pasaran
sama sama harus digoreng terlebih dahulu oleh konsumen. Sedangkan geblek
goreng hanya memiliki keunggulan dalam hal tidak perlu menggorengnya. Namun
kelebihan tersebut dibatasi oleh waktu penjual geblek goreng membuka dagangan
dan tempat penjual. Konsumen harus menyesuaikan dengan waktu penjual geblek
goreng jika ingin mengkonsumsinya. Lain dengan produk kami yang berupa
banggi, dari segi kepraktisan memang kurang karena harus menggorengnya
12
terlebih dahulu, namun dengan begitu konsumen dapat menggorengnya kapan saja
saat ingin mengkonsumsi geblek.
Perbandiangan Lolible dengan pesaing terangkum dalam tabel berikut ini
Variabel Produk Banggi geblek Geblek goreng
Rasa = = =
Daya simpan + - -
Kemasan + - -
Label halal MUI + - -
Serrtifikat Depkes + - -
Higenis + - -
Merek + - -
Praktis - - +
Disajikan kapan saja + + -
Harga = = -
Tabel 1 : Tabel analisis perbandingan produk dengan pesaing produk.
E. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
I. Gambaran Kebutuhan SDM
Divisi kerja yang dibutuhkan di perusahaan kami meliputi menejer,
kesekretariatan, divisi produksi (production), pemasaran (marketing)
Menejer bertanggung jawab dan bertugas :
Mengatur keseluruhan kegiatan perusahaan
Memantau kinerja setiap divisi
Memikirkan pengembangan perusahaan
Melakukan evaluasi kinerja divisi, dan evalusi performa perusahaan
Menjalin kerja sama dengan instansi lain dan mengurus perijinan
perusahaan.
Menentukan kebijakan dan regulasi perusahaan
Divisi produksi berkewajiban :
13
Melakukan produksi produk perusahaan, mulai dari proses pembelian
bahan baku, pembuatan produk, pengemasan, dan penyimpanan
pertama.
Membuat laporan produksi harian.
Divisi produksi mempertanggungjawabkan kelangsungan proses
produksi perusahaan kepada Menejer dan laporan produksi harian kepada
kesekretariatan.
Divisi produksi terdiri atas seorang kepala produksi dan beberapa staf
yang jumlahnya disesuaikan dengan volume produksi yang akan dilakukan.
Kepala produksi memegang kendali seluruh proses produksi perusahaan.
Divisi marketing bertugas :
Menawarkan dan mempromosikan produk.
Memasarkan produk.
Memantau pemasaran produk.
Menjalin kerja sama dengan klien.
Melakukan ekspansi pemasaran.
Membuat laporan hasil penjaulan kepada kesekretariatan.
Menyerahkan uang hasil penjualan kepada keuangan.
Divisi pemasaran mempertanggungjawabkan kelangsungan pemasaran
produk kepada Menejer dan laporan hasil penjualan produk kepada bagian
keuangan.
Divisi pemasaran terdiri dari seorang kepala divisi dan beberapa orang
staf yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Kesekretariatan dan Keuangan bertugas :
Menginventarisasi peralatan perusahaan.
Membuat laporan rutin periodik, yang terdiri atas laporan produksi
bulanan, laporan pemasaran bulanan dan laporan tahunan perusahaan.
Mengelola (menerima, menyimpan dan membelanjakan ) keuangan
perusahaan.
14
Kesekretariatan dan Keuangan memepertanggungjawabkan laporan
keuangan dan laporan kegiatan produksi kepada Menejer. Bagian
kesekretariatan dan Keuangan terdiri atas satu orang sekretaris dan satu orang
bendahara, atau satu orang sekretaris rangkap bendahara disesuaikan dengan
kebutuhan.
Gambar 3 : Bagan divisi kerja perusahaan.
II. Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia kami lakukan seiring dengan
perkembangan perusahaan kami. Pengembangan pertama yang akan dilakukan
adalah penambahan jumlah staf pada masing-masing divisi. Selain pengembangan
kuantitas, kami akan melakukan pengembangan kualitas SDM perusahaan kami.
Sebagai perusahaan tipe home industry yang tergolong usaha kecil menengah
(UKM), personil dalam tim kerja kami hanya memiliki kompetensi berdasarkan
pengalaman saja oleh karena itu kami perlu meningkatkan kualitas SDMnya.
F. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
Di masa depan kami merencanakan perusahaan kami mengalami perkembangan.
Pengembangan usaha kami lakukan untuk mencapai visi perusahaan. Sebagai perusahaan
banggi geblek terbesar di Wonosobo, kegiatan produksi harus kami ekspansi. Arah
pengenbangan usaha kami rangkum dalam dua kurun waktu pelaksanaan, yaitu jangka
pendek dan jangka panjang. Rencanan pengenmbangan jangka pendek dan jangka
panjang.
Menejer
Kesekretariatan
dan Keuangan
Divisi Produksi
Divisi Pemasaran
Staf
Staf
15
Rencana jangka pendek :
Meningkatkan penawaran dengan mengintensifkan promosi dan kerja sama
Menambah jumlah staff divisi produksi dan pemasaran
Meningkatkan kapasitas produksi
Rencana jangka panjang :
Melakukan diversifikasi produk.
Meluskan pemasaran ke luar Wonosobo.
Membuka outlet khusus yang menjual produk secara grosir dan eceran.
Mengikutkan produk dalam festifal makanan.
Menambah media promosi melalui siaran radio
G. ANALISIS KEUANGAN
I. Modal
Modal awal ( initial cost ) yang dibutuhkan perusahaan kami adalah
sebesar Rp 6.621.750,00 dengan rincian kebutuhan seperti tertera dalam tabel.
Modal kami dapatkan dari dana pinjaman bank. Suku bunga yang kami harapkan
adalah tidak lebih dari 15%. Kami asumsikan dalam perhitungan-perhitungan
bahwa suku bunga bank adalah sebesar 10%.
Rincian Jumlah (Rp) Total (Rp)
Modal Biaya investasi 3.985.000
Biaya produksi 2.520.000 / bulan
Biaya overhead 92.000 / bulan
Biaya penyusutan aset 24.7500 / bulan
6.621.750
Tabel 2 : Tabel kebutuhan modal perusahaan
Biaya Kebutuhan
investasi
Rincian
kebutuhan Jml
Harga
satuan (Rp)
Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp) Total (Rp)
Investasi Peralatan Kompor 1 250.000 250.000
Tabung gas 1 150.000 150.000
Panci 1 50.000 50.000
16
Eros/sendok 2 10.000 20.000
Nyiru 2 15.000 30.000
Parut 1 5.000 5.000
Cowet+mutu 1 20.000 20.000
Pisau 1 5.000 5.000
Talenan 1 5.000 5.000
Vacuum sealer 1 1.200.000 1.200.000
Lemari es 2nd
1 1.000.000 1.000.000
2.735.000
Perijinan Depkes 1 250.000 250.000
MUI 1 500.000 500.000
Merk dagang 1 500.000 500.000
1.250.000
3.985.000
Tabel 3 : Rincian biaya investasi perusahaan
Biaya Kebutuhan
produksi
Rincian
kebutuhan Jml
Harga
satuan Harga
Jumlah
1 x
produksi
Jumlah 1
bulan (30
hari x 2
prod/
hari)
Total 1
bulan
produksi Bahan
baku
Pathi 4 4.000 16.000
Kelapa 1 5.000 5.000
Daun kucai 0,5 2.000 1.000
Bawang 0,2 30.000 6.000
Ketumbar 4 100 400
Garam 2 200 400
Vetsin 2 100 200
29.000 1.740.000
Pengemas Plastik nylon 20 400 8.000
8.000 480.000
Tenaga
kerja 1 5.000 5.000
17
5.000 300.000
Overhead Air (PDAM)
20.000 20.000
Listrik
35.000 35.000
Gas LPG 2 16.000 32.000
Laporan 1 5.000 5.000
92.000
Penyusutan
aset
24.750
2.636.750
Tabel 4 : Rincian biaya produksi perusahaan (biaya bahan baku, overhead, dan
penyusutan aset)
Biaya Umur
aset Aset Harga Jumlah
Jumlah
/ tahun
Total /
tahun
Total /
bulan
Penyusutan
aset
2 Nyiru 30.000
Eros/sendok 50.000
Parut 5.000
Pisau 5.000
90.000
45.000
10 Kompor 250.000
Panci 50.000
Vacuum
sealer 1.200.000
Cowet+mutu 20.000
Lemar es 2nd
1.000.000
2.520.000
252.000
297.000 24.750
Tabel 5 : Rincian perhitungan biaya penyusutan aset perusahaan.
II. Break Event Point
Item Value (Rp) BEP (pcs)
Total fixed cost (FC) 3.985.000 5.693
18
Price / pcs (P) 2.900
Variabel cost / pcs (VC) 2.200
Tabel 6 : Analisis Break Event Point
Break Event Point dicapai pada angka 5.693, itu artinya untuk
mencapai titik impas (tidak rugi tidak untung) perusahaan harus memproduksi
produk minimal 5.693 unit per tahun atau 475 unit per bulan
III. Rencana Laba Rugi
Laba penjualan produk, kami tetapkan sebesar 30%. Harga pokok
penjualan produk, kami hitung berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan
dibagi kapasitas produksi perusahaan. Akumulasi laba kami hitung tiap bulannya.
Kapasitas Produksi
1 x produksi 20 Pcs
1 hari 2 x produksi 40 Pcs
1 bulan 30 hari 1200 Pcs
Tabel 7 : Rincian perhitungan kapasitas produksi perusahaan dalam 1 bulan.
Harga Pokok Penjualan (HPP) / pcs
Total biaya produksi 1 bulan 2.636.750 Rupiah
Kapasitas produksi 1 bulan 1.200 Unit (Pcs)
Harga pokok penjualan
2.200 Rupiah
Tabel 8 : Rincian perhitungan Harga Pokok Penjualan produk per unit (pcs)
Profit
profit 30 %
19
Profit /pcs
660 dibulatkan
menjadi 700 Rupiah
Profit 1 bulan
Profit/pcs x kapasitas
produksi/bulan 840.000 Rupiah
Tabel 9 : Rincian perhitungan profit penjualan produk per unit (pcs)
Harga Jual / pcs
Harga pokok penjualan 2.200
Rupiah
Profit 700 Rupiah
Harga jual 2.900 Rupiah
Tabel 10 : Rincian perhitungan harga jual produk per unit (pcs)
Jumlah unit
diproduksi
% unit
terjual
Jumlah
unit
terjual (n)
Perhitungan
Rp
Untung Rugi Impas
1.200
100% 1.200 840.000 √
90% 1.080 496.250 √
80% 960 148.250 √
75,75% 909 0 √
70% 840 -199.750 √
(BEP) 100% 475 √
Tabel 11 : Rincian laba dan rugi penjualan produk dalam 1 bulan.
Dengan kapasitas produksi sebesar 1.200 pcs/bulan batas ambang
penjualan produk kami adalah 75,75% terjual. Pada titik tersebut terjadi titik
impas dimana biaya produksi yang dikeluarkan tertutup oleh hasil penjualan
produk, tanpa mendapatkan keuntungan. Jumlah unit terjual yang kurang dari
75,75% menyebabkan perusahaan kami merugi dalam hal biaya produksi.
Sedangkan berdasarkan perhitungan BEP, kapasitas produksi minimal
yang harus dihasilkan adalah 475 pcs/bulan agar menemui titik impas dengan
biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan. BEP ini tercapai dengan asumsi
100% dari 475 pcs terjual habis. Kurang dari jumlah tersebut perusahaan
mengalami kerugian baik dalam biaya produksi maupun dalam biaya investasi
(biaya tetap).
20
IV. Rencana Arus Kas
Kas perusahaan, kami dapatkan dari keuntungan penjualan produk. Kas
masuk kami pergunakan untuk gaji menejer 30%, divisi produksi 25% dan divisi
pemasaran 25%. Gaji karyawan kami perhitungkan dalam biaya produksi, bukan
diambil dari kas masuk karena jumlah karyawan yang tergantung terhadap
kapasitas produksi. Arus kas tersimpan, kami tetapkan sebesar 20%. Kas
tersimpan menjadi tabungan perusahaan yang akan kami gunakan untuk
pengembangan perusahaan.
Item Value (Rp) Volume (pcs) Value (Rp)
Penghasilan 2.900/pcs 20pcs/produksi*2produksi/hari*30hari/bulan
3.480.000
Modal 2.200/pcs 2.640.000
Kas Penghasilan - modal 840.000
Tabel 12 : Rencana arus kas perusahaan per bulan
Rincian kas % Nilai
(Rp)
Total kas
tersimpan/bulan
(Rp)
Masuk Keuntungan penjualan 100% + 840.000
168.000
Keluar Gaji Menejer 30% - 252.000
Gaji Divisi Produksi 25% - 210.000
Gaji Divisi Pemasaran 25% - 210.000
Tersimpan Masuk – keluar 20% 168.000
Tabel 13 : Perhitungan arus kas tersimpan perusahaan tiap bulan.
V. Pengembalian Modal
Investasi awal Rp 6.621.000,00
Suku bunga bank 10%
Pinjaman yang harus dibayar 10%xRp6.621.000,00+Rp6.621.000,00 Rp 7.283.100,00
Produksi setahun 14.400 unit
Penghasilan Produksi x profit/pcs
14.400 unit x Rp 700,00
Rp 10.080.000,00
Saldo Penghasilan – pembayaran ke bank Rp 2.796900,00
Tabel 14 : Perhitungan pengembalian modal perusahaan
21
Berdasarkan analisis BEP produksi minimal perusahaan setahun adalah 5.693
unit, dengan kapasitas produksi perusahaan 14.400 unit per tahun pengembalian
modal kami terjadi pada tahun pertama. Saldo bernilai positif artinya setelah
digunakan untuk membayar pinjaman ke bank, perusahaan masih memiliki sisa
penghasilan. Sisa penghasilan tersebut kami sebut sebagai kas tahun pertama operasi.
Kas tersebut kami pergunakan dengan persentase pembagian sebagaimana arus kas
yang telah dijelaskan pada tabel 13.
Sehingga arus kas pada tahun pertama dapat dirinci sebagai berikut ini :
Sisa penghasilan setahun pertama sebesar Rp 2.796900,00, berarti sisa
penghasilan (kas masuk) satu bulan adalah Rp 2.796900,00: 12 = Rp 233.075,00
Rincian % Nilai
(Rp)
Total kas
tersimpan/bulan
(Rp)
Masuk Keuntungan penjualan 100% + 233.075
46.615
Keluar Gaji Menejer 30% - 69.922,50
Gaji Divisi Produksi 25% - 58.268,75
Gaji Divisi Pemasaran 25% - 58.268,75
Tersimpan Masuk – keluar 20% 46.615
Tabel 15 : Perhitungan arus kas tersimpan perusahaan tiap bulan pada tahun pertama
operasi (chas back period)
VI. Benefit Cost Ratio (B/C R)
Item Value B/C R
Harga jual 2.900 1,318
Harga produksi 2.200
Tabel 16 : Perhitungan benefit cost ratio perusahaan
22
B/C R perusahaan kami bernilai 1,318 artinya perusahaan kami feasible
(layak) untuk dikembangkan.