6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pembongkaran
pengertian bongkar muat adalah kegiatan menurunkan muatan – muatan
dari dalam palka kapal ke atas dermaga atau langsung ke alat angkut atau ke
tongkang, sedangkat muat yaitu sebaliknya kegiatan menaikan muatan dari atas
dermaga atau dari alat angkut ke dalam palka kapal.
Menurut (Nurzannah dan Makmur Sinaga, 2015) Kegiatan bongkar muat
barang dalam tiga bagian terdiri dari Stevedoring (pekerjaan bongkar muat
barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya), Corgodoring (pekerjaan
membawa barang dari dermaga ke gudang dan sebaliknya), Receiveing /
Delivery pekerjaan mengambil barang dari gudang ke atas kendaraan dan
sebaliknya). Kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja
bongkar muat merupakan salah satu persyaratan operasional pelabuhan dalam
24 jam (Polii, 2013).
Menurut (Edy Hidayat, 2009). Perusahaan bongkar muat (stevedoring)
yaitu usaha pemuatan atau pembongkaran barang-barang muatan kapal.sering
kali perusahaan stevedoring bekerjasama dengan perusahaan angkutan
pelabuhan melalui tongkang. Hal ini sering di lakukan apabila waktu menunggu
giliran penambatan terlalu lama atau fasilitas tambat kapal terlalu sedikit.
Kegiatan bongkar muat barang dari kapal dan ke kapal itu sendiri di
rumuskan sebagai berikut “pekerjaan membongkar muat barang dari atas
dek/palka kapal dan menempatkannya ke atas dek atau ke dalam palka kapal
yang menggunakan derek kapal”.
Dari pengertian bongkar muat barang di pelabuhan di atas, dapat di ketahui
bahwa pada dasarnya bongkar muat barang tersebut merupakan kegiatan
pemindahan barang angkutan, baik dari kapal pengangkut kedermaga atau ke
7
tongkang maupun sebaliknya dari dermaga atau tongkang ke atas dek
kapal pengangkut. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat (PBM) sejalan dengan
semakin meningkatnya perkembangan ekonomi dewasa ini di Indonesia,
terutama mengenai perdagangan internasional sehingga menghasilkan frekuensi
arus barang dan jasa melalui pelabuhan di Indonesia semakin meningkat pula.
Menurut (Jebris Sagisolo,2014) tempat–tempat penyimpangan dimana kapal
membongkar muatannya, dan gudang–gudang dimana barang–barang dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke
daerah tujuan atau pengapalan, terminal ini dilengkapi dengan jalan raya atau
saluran pelayaran darat, dengan demikian daerah pengaruh pelabuhan bisa
sangat jauh dari pelabuhan tersebut.
Terminal curah kering merupakan terminal yang banyak dikunjungi oleh
kapal asing maupun domestik yang melayani aktivitas bongkar/muat berbentuk
curah kering seperti bungkil, pupuk, biji jagung dan sebagainya. Jumlah
kedatangan kapal yang lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata lama
waktu pelayanan dapat menyebabkan terjadinya antrian pada terminal di
pelabuhan.
Kapasitas terminal di suatu pelabuhan ditentukan oleh lamanya pelayanan
dan banyaknya jumlah server yang dapat dipakai pada waktu bersamaan.
Antrian yang terjadi disebabkan oleh kedatangan kapal yang lebih besar dari
rata-rata waktu pelayanan kapal. Kedatangan kapal pada terminal curah kering
mencapai 5 kapal per hari sedangkan waktu rata-rata pelayanan kapal mencapai
3 hari per kapal. Dengan keadaan ini maka dapat menyebabkan antrian kapal
cukup tinggi. Antrian yang tinggi ini terjadi karena rendahnya kualitas
pelayanan bongkar muat kapal pada terminal curah kering sehingga kapal
memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan kegiatan bongkar muat.
Hal ini ditandai dengan terbatasnya peralatan dan fasilitas yang mendukung
aktivitas bongkar muat kapal. Selain itu jumlah dermaga yang terbatas
dibandingkan dengan jumlah kapal yang akan bersandar.(Aidil Kurniawan dan
Abadi Ginting, 2013)
8
Menurut (Ferry dan Gunawan,2016) Dalam rangka menganalisis pengaruh
perbaikan kinerja lalulintas terhadap kinerja bongkar muat, studi ini
mensimulasikan beberapa skenario perbaikan dalam rangka meningkatkan kinerja
lalulintas. Parameter potensi bongkar/muat pelabuhan pun akan diukur sejalan
dengan implementasi skenario yang ada untuk kemudian dilihat pengaruh
perbaikan kinerja lalulintas terhadap kinerja bongkar/muat pelabuhan. Adapun
skenario perbaikan lalulintas yang disimulasikan dalam studi ini adalah sebagai
berikut:
1) Skenario 1: Pemindahan Posisi Pintu Masuk Timbangan.
2) Skenario 2: Pemisahan Lokasi Timbang Isi/Kosong (2 isi dan 2 kosong).
3) Skenario 3: Pemisahan Lokasi Timbang Isi/Kosong (3 isi dan 3 kosong).
4) Skenario 4: Penambahan Timbangan Isi di Dekat Pintu Keluar Dermaga.
5) Skenario 5: Penambahan Timbangan di Gudang .
Menurut (D.A Lasse, 2012). Daya angkut kapal di nyatakan dalam ukura
total beban yang adapat di anggkut. Kapasitas muatan (cargo carrying
capacity) yang aman di anggkut ditentukan oleh :
a. Isi tolak (Displacement) adalah berat total kapal yang sama dengan berat
air yang di pindahkan oleh kapal dimaksut, atau‟displacement is the
weight of the ship and its contents, measured in tonnes. The value will vary
acconding to the ship’s draught’. Rincian isi tolak (displancement) kapal,
adalah :
1) kapal kosong terdri darilambung dan mesin (hull & machinery);
2) perlengkapan kapal yakni inventaris, awak dan perbekalan;
3) bahan bakar, minyak pelumas, dan air tawar; dan
4) muatan (cargoes).
b. Bobot mati (Dead Weight Tonnage) di singkat DWT adalah isi tolak
(displacement) di kurangi dengan jumlah berat kapal kosong. „Deadweight
tonnage is the number of tonnes weight (1.000 kg to a tonne) of cargo,
9
stores,bunkers, fresh water, passengers and crew on board a ship
permitted to be carried and in so doing bring the vessel down to her load
line/marks’.
Dengan kata lain, DWT adalah total berat dari muatan, perlengkapan
kapal,bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, penumpang dan awak kapal.
“Deadweight is the weight of the cargo, fuel, stores, etc., that a ship can
carry”.
Dalam rangka memasarkan space yang tersedia bagi pelayanan sebagai
respon atas shipping instruction pengirim barang, maka distribusi bobot
muatan atau kombunasi antara isi ruang (volume) dan tonase beban
(weight) kapal harus di kalkulasi secara cermat.
Mengelola ruang muat kapal yang dapat meningkatkan efesiesi
maksimal adalah memuat kapal dengan keseimbangan atau rasio terbaik
antara volume (dalam satuan m3 atau ft
3) dan berat dalam satuan ton. Rasio
terbaik tercapai apabila kedua kapasitas yakni kapasitas cargo deadweight;
dan kapasitas ruang muat dalam ukuran grain space atau bale space
termanfaat secara maksimal.jikalau volume dan berat terjual habis, maka
kapal yang bersangkutan tersebut “full and down” artinya ruang palka
penuh dan dengan muatan sepenuh itu kapal terbenam dengan garis rekah
terbenam yang di izinkan.
Pemasaran ruang muat hingga “full and down” di praktikkan dengan
contoh berikut ini:
Contoh
Diketahui: kapal „XYZ‟ sebesar 14.000 DWT beroperasi dengan lima
palka berukuran berisi dengan cubic meter berturut-turut,
Palka 1 = 1.800 m3
Palka 2 = 4.475 m3
Palka 3 = 3.300 m3
Palka 4 = 3.525 m3
10
Palka 5 = 3.570 m3
Dalam pelayarannya „XYZ‟ membawa 350 ton bahan bakar
berikut minyak pelumas, perbekalan 50 ton, dan air tawar 100
ton. Kapal akan memuat 5.200 ton semen (SF 0,92 m3) dan
1.000 ton aspal (SF 0,84 m3).
Ditannya : ruang muat yang masih tersisa dalam m3 dan sisa DWT
Hitungan : total ruang (space) kapal = (1.800 + 4.475 + 3.300 + 3.525 +
3.570) = 16.670 m3
Sisa space = [16.670- {(5.200 x 0,92) + (1.000 x 0,84)}]
= [16.670 – {4.784 + 840}]
= [16.670 – 5.624] = 11.046 m3
Sisa DWT = {14.000 – (5.200 + 1.000 + 350 + 50 + 100)}
= 14.000 – 6.700 = 7.300 Ton.
Definisi muatan adalah barang berupa break bulk (barang yang tidak
di masukkan ke dalam peti kemes) yang akan di kapalkan atau dikapalkan
atau barang yang di masukkan ke dalam petikemas (container) untuk di
kapalkan. Muatan kapal laut adalah muatan mlik shipper atau pemilik barang
yang berupa muatan yang tidak di kemas (generar cargo) atau muatan yang di
masukkan dalam petikemas, menurut (Hananto Soewedo,2015).
Proses break bulk meliputi :
a) Di pelabuhan muat :
Pelabuhan → Receiving (Penerima) → Cargo Dooring → Stevedoring
(bongkar muat)→ kapal
b) Di pelabuhan bongkar :
Kapal → Stevedoring (bongkar muat)→ Cargo Dooring → Delivery
(Pengantar) → Penerima
Jenis-jenis muatan kapal dapat di bagi dalam kelompok-kelompok
Menurut (Edy Hidayat,2009) :
a. Ditinjau dari cara Pemuatannya
11
1) Muatan curah (bulk)
Muatan curah (bulk), yaitu pemuatan barang ke dalam kapal tanpa
menggunakan pembungkus, pallet tetapi langsung di curahkan ke
dalam kapal, seperti jagung pilpilan, koprah curah, gandum, batu
bara, kacang-kacangan bungkil dan dll.
2) Muatan curag Gas Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang
telah di mampatkan, contohnya Gas alam (LNG/LPG)
3) Muatan dingin/ beku (Refrigerate cargo) yaitu muatan yang harus
di simpan dalam lemari pendingin, seperti keju, mentega dll.
4) Muatan petikemas yaitu muatan barang yang dimaksut dalam
petikemas
5) Muatan lainnya (General cargo) yaitu jenis muatan di luar.
6) Di tinjau dari sifat/mutunya:
7) Muat basa yaitu muat yang berbentuk cair di dalam kaleng/ drum-
drum bensin atau susu yang ada kemungkinan terjadi kebocoran.
8) Muatan kotor yaitu muatan yang menimbulkan debu dan selalu
meninggalkan kotoran-kotoran sisa dan akan mempengaruhi
muatan lainnya dan tidak ada kemugkinan terjadi kebocoran
seperti katun,kapas dll.
9) Muatan kering yaitu muatan yang tidak akan bocor tetapi bias
rusak oleh kebocoran karena muatannya basah, seperti beras,
tepung, kertas dll.
10) Muatan bau yaitu muatan yang mengandung bau yang bias
merusak muatan lainnya bila muatannya di campur tanpa pemisah
yang baik seperti kerosin, anomiak, karet, kayu-kayuan dll.
11) Muatan berbahaya
12) Muatan peka
13) Di tinjau dari dasar perhitungan tarif angkutan
a) Muatan berharga (advenlorum)
b) Muatan ringan (light cargo)
12
c) Muatan berat (weight cargo)
Jenis dan karakteristik muatan curah kering dan cair Menurut (D.A.
Lasse,2012)
a. Jenis dan karakteristik muatan Curah kering di bedakan dalam dua
kelompok besar yaitu: (a) curah bahan pangan; dan (b) curah non
bahan pangan. Penanganan barang curah pada umumnya di bedakan
menurut jenis maupun sifatnya. Curah dan bahan pangan khususnya
memerlukan penanganan handling serta proses pengolahan yang
disyaratkan dari aspek kesehatan (hygiene).
1) Curah kering pangan
Karakteristik barang curah kering pangan merupakan data
penting ketika pengemasan, transfer, mengapalkan, dan dan
menyimpannya.
13
Table 2.1
Judul: Jenis dan karakteristik curah kering pangan
No CURAH
KERING
PANGAN
KARAKTERISTI
1 Beras (paddy,
white race, race
dust, rice meal,
rice bran)
Dikapalkan dalam kemasan karung goni atau bulk
2 Gula (dry sugar,
green sugar)
Dikapalkan dalam kemasan karung atau bulk
3 Gandum Dikapalkan dalam kemasan sak atau bulk; terpisah
darimuatan muatan lembab atau berbau; sama sekali tidak
boleh tercampur dengan muatan pupuk, akan keracunan.
4 Kacang-
kacangan (bean)
Membutuhkan dunnage dan ventilasi yang cukup;
menimbulkan panas dan berkeringat yang menyebabkan
peragian; dan cepat membusuk.
5 Jagung Membutuhkan ventilasi yang cukup karena sangat mudah
panas dan berkeringat, bahkan mudah terbakar dengan
kandungan minyak 5-10 persen. Dikapalkan bulk.
6 Kopra Jika suhu naik akan mudah sangat terbakar sendri degan
kandungan minyak mencapai 60 persen, keringat,berbau,
timbulnya noda, dan kutu kopra.
7 Tapioca atau
gaplek
dikapalkan secara bulk terpisah dari muatan yang berbau
dan lembab.
8 Biji kelapa sawit
(palam kernel)
kadarminyak mencapai 40-50 persen; jika suhu naik
berkeringat dan mudah terbakar.
Sumber : Manajemen Muatan Aktifitas Rantai Pasok Di Area Pelabuhan
2) Curah non pangan
14
Seperti halnya bahan curah pangan yang di kemukakan terdahulu,
pengetahuan akan jenis karakteristik muatan jenis curah kering
non panganpenting ketika mengemas dan transfer pengapalan dan
penyimpanannya. Pada dasar penyimpanan dan pengapalan
barang curah kering non pangan pada table bawah ini tidak boleh
tercampur dengam muatan curah kering bahan pangan.
Table 2.2
Judul : Jenis dan karakteristik muatan curah non Pangan
NO Curah kering non
pangan
Karakteristik
1 Aspal Pada dasarnya mengandung endapan minyak.
2 Jarak Kilitnya beracun. Tidak boleh tercampur bahan makanan, kopra
dan biji kelapa sawit.
3 Biji mangan Di gunakan sebagai zat pewarna keramik.
4 Pupuk Tidak boleh tercampur dengan bahan pangan karenan berbau,
mengeluarkan uap air dan mengandung racun.
5 Semen Apabila di campur degan air akan bereaksi dengan berubah sifat
menjadi bahan dengan berdaya rekat sehingga dapat mengikat
bahan-bahan lain menjadi satuan masa dan mengeras.
6 Klinker Senyawa dasar pembentuk semen yang terdiri dari unsur utama
mineral yang berikatan dengan unsur lain.
7 Bedak (talk) Sari lemak hewan berbentuk bubuk halus sebagai bahan
pembutan sabun dan lilin.
8 Soda ash Bahan baku pemuatan kaca, detergen, kertas, tekstil. Dikapalkan
secara bulk.
9 Biji besi (iron ore) Bahan baku industry baja. dikapalkan secara bulk.
10 Besi tua (scrap iron) Bahan baku industry baja dan almunium.
11 Fosfat Sangat berdebu dan menyerap kelembapan. Dikapalkan Bulk
Sumber : Manajemen Muatan Aktifitas Rantai Pasok Di Area Pelabuhan
b. Jenis dan karakteristik miatan curah cair
15
Barang muatan cair dibedakan dalam dua kelompok-kelompok
besar. Yaitu: (a) curah cair bahan pangan;dan (b) curah cair bahan non
pangan. Sebagaimana barang curah umumny, penangan di bedakan
menurut jenis dan sifatnya, seperti halnya bahan pangan dalam bentuk
cuah kering, muatan pangan berupa curah cair juga memerlukan
penanganan handling serta proses pengolahan yang di syaratkan
ketentuan kesehatan (hygiene).
1) Curah cair pangan
Karakteristik bahan curah cair bahan pangan merupakan bahan
penting untuk di ketahui ketika mengemas,mentrasfer,
mengapalkan, dan menyimpannya.
Table 2.3
Judul : Muatan Curah Cair Bahan Pangan
N0 Curah cair
pagan
Karakteristik
1 Minyak kacang
(bean oil)
Dihasilkan dari olahan kacang-kacangan.
Beku pada temperature ± 120
celcius.
Dikapalkan bulk. Ruang ruang muatan
dilengkapi intalasi pemanas
2 Minyak kelapa
sawit (palm
oir)
Dihasilkan dari olahan biji kelapa sawit. Beku
pada temperatus 31-370 celcius. Dikapalkan
bulk. Ruang muatan di lengakapi instalasi
pemanas hingga 55 celcius.
Sumber: Manajemen Muatan Aktifitas Rantai Pasok Di Area Pelabuhan
Muatan curan cair bahan pangan hamper seluruhnya adalah
minyak yang merupakan produk buah dari tanaman buah seperti
kacang- kacangan (bean oil), kelapa sawit (palm oil), minyak jagung
(corn oil), dan minyak kelapa(coconut oil).
16
Untuk mempertahankan kualitas dan higienis muatan curah cair
bahan makanan itu, maka dalam trasportasi, penyimpanan dan
pengapalan di butukan pengatur temperature dan ruang kedap air.
2) Curah cair non pangan
Seperti halnya bahan curah cair pagan yang di kemukakan
terdahulu, pengetahuan akan jenis dan karakteristik curah cair non
pangan penting ketika pengemasan, transfer, pengapalan, dan
penyimpanannya. Penyimpanan pengapalan bahan curah cair non
pangan tak boleh tercampur muatan curah cair bahan pangan.
Table 2.4
Judul : Curah Cair Bahan non Pangan
No Curah cair
non pangan
Karakteristik
1 Molases Merupakan hasil sampingan dari proses pembuatan gula
merah. Ruang muat di lengkapi instalasi pemanas hingga 32
derajat celcius.
2 Akyl Benzine Bahan pembatan detergen. Tidak bersifat corrosive.
3 Caustic soda Tergolong barang berbahaya.
4 China wood
oil
Merupakan hasil olahan biji pohon tung berasal dari Cina.
Bahan pembuatan zat pewarna takstil.
5 Latex Karet dalam bentuk cair. Dikapalkan secara bulk dalam deep
tank
6 Minyak bumi Berbagai jenis berupa crude oil, fuel oil , benzene, aviagas,
minyak tanah, minyak lumas. Tergolong barang
berbahaya.ruang muatan minyak berat dilengakapi instalasi
pemanas. Di atas permukaan cairan tersisa ruang ullage
dengan system inert gas.
Sumber: Manajemen Muatan Aktifitas Rantai Pasok Di Area Pelabuhan
Muatan cair berupa minyak mentah atau pun bahan bakar minyak
mempunyai titik nyala rendah (mudah terbakar). Untuk itu, tangki simpan
17
curah cair ini harus meme nuhi ketentuan, antara lain tersedia ruang
kosongdi atas permuakaan (ullage), pengatur kadar oksigen (inert gas
system), dan alat duga (sounding equitmen).
Suatu pelayanan angkuatan muatan dapat dikatakan baik ,jika:
a. Barang yang di angkut tiba pada waktunya.
b. Muatan yang di angkut tidak rusak atau hilang.
c. Tarif uang tambang (freight) sesuai dengan harga pasar sehingga
harga jual barang bisa menghasilkan keuntungan.
d. Klaim kerusakan atau kehilangan cepat dapat di bayar.
e. Terjalin hubugan yang baik dengan para pengangkut
Agar kapal-kapal bisa beroperasi seefisien mungkin, dalam
merencanakan pengangkutan muatan, perusahaan pelayanan harus
terlebih dahulu melihat:
a. Jadwal pelayaran kapal-kapal agar tidak berlayar bersamaan.
b. Jenis muatan yang di angkut.
c. Opsi muatan yang mungkin di dapat.
d. Jumlah pelabuhan yang akan di singgahi dan fasilitas untuk menerima
atau membongkar muatan.
e. Jenis kapal bentuk ruang muat serta rintangan yang akan di lalui nanti.
Untuk mencapai hasil tersebut,perusahaan pelayaran harus
memperhatikan kendala dalam hal :
a. Sistematika keepatan bongkar muat.
b. Kerusakan muatan.
c. Penggunaan ruang muatan kapal secara maksimum.
d. Keselamatan ABK dan orag lain.
e. Kerusakan kapal.
2. Ruang Lingkup Perusahaan Bongkar Muat
Menurut (Raja Oloan saut gurning,2007) Kegiatan Operasi bongkar muat
batang umum (general cargo). di indoneisia pekerjaan bongkar muat dari dan
18
ke kapal di lakulakan oleh prusahaan yang khusus di bentuk untuk pekerjaan
bongkar muat, bisa swasta atau pun BUMN. Divinisi usaha terminal (USTER)
Milik PT. (Persero) pelabuahan Indonesia adalah salah satu perusahaan
yang melakakan perusahaan tersebut. Secara garis besar pelaksanaan bongkar
muatan dapat di bagi dua bongkar muat secara langsung dan bongkar muat
lewat oprasional penimbunan.
a. Bongkar muatan secara langsung ke truck (truck lossing)
Apabila status muatan kapal fios maupun charter, penunjukan pekerjaan
bongkar muat dapat dilakukan oleh pemilik barang,dan bila status liner
service, penunjukan PBM dilakuakan oleh perusahaan pelayaran,biasanya
dilakuakan sehari sebelum melakasanakan bongkar muat,dokumen-
dokumen yang di perlukan:
1) Ship profite, yaitu dokumen yang menyebutkan, kondisi kapal, draf,
kekuatan crane, panjang kapal, lebar kapal, serta gambar/kondisi
palka kapal dan jumlah palka.
2) Stowage plan, yaitu susunan barang dalam palka.
3) Manifest. Daftar muatan.
4) Crane seuquence list, yaitu daftar urutan pekerjaan.
5) B/L yaitu surat muatan dan dokumen surat-suratyang menyatakan
pengangkut menerima barang untuk di angkut kepelabuhan tujuan.
6) PEB (pemberitahuan ekspor barang) yang di ketahui bea & cukai
Dalam operation planning akan di tentukan :
1) Jumlah orang yang bekerja pergiliran kerja, perpalka dan jumlah
palka yang bekerja.
2) Kebutuhan lainnya misalnya jala-jala lambung, alat mekanisme
forklift, crane darat, conveyor dll.
3) Gudang/lapangan yang di perlukan.
4) Pengaturan dan jumblah truckbila bongkar muatdi lakukan dengan
cara truck losing.
19
Pada hakekatnya pembongkran atau pemuatan dengan cara truck losing
hanya dilalukan terhadap barang-barang tertentu misalnya barang
berbahaya yang tidak boleh di timbun di gudang/ lapangan dan barang-
barang strategis misalnya beras, gula, semen dan lain-lain.
Kenyataan pada akhir-akhir ini berkembang kecendrungan bongkar
muat terhadap barang-barang lain dengan car-cara truck lossingini
dikarenakan biayanya lebih murah, tetapi akibatnya kapal bertambat lebih
lama dan biaya di pelabuhan akan menjadi besar dan juga performansi
atau kinerja akan lebih jelek, beart time lebih lama, beart though put lebih
kecil, tons pership houret berth lebih kecil dan lain-lain. Biaya atau
ongkos pelabuhan muat atau ongkos pelabuhan tujuan (OPP/OPT) lebih
murah di karenakan untuk bongkar muat truck losing buruh yang di pakai
yaitu:
1) Stevedoring 100 persen sama dengan 12 orang atau 15 orang.
2) Cargodoring kurang dari 50 persen sama dengan 7 orang.
3) Delivery/Receving 50 persen sama dengan 60 orang.
Dan biasanya di bebankan kepemilik barang sama dengan 100 persen
tariff stevedoring, 50 persen tarif cargodoring dan 50 persen tariff
delivery atau receiving serta tidak membayar biaya penumpukan. Dari
hal-hal tersebut diatas, pemilik barang cendrung memilih melakukan
elakukan bongkar muat secara truck losing, terkecuali apabila pihak Bea
dan Cukai melarang, brang tersebut perlu di priksa atau dokumen belum
siap atau gudang penerima/pemilik yang belum siap.
b. Bongkar Muat Melalui Penimbunan
Barang-barang sebelum di muat,di tumpuk terlebih dahulu di gudang
atau lapangan penumpukan dan di susun sedemikian rupa agar sesuai
dengan urutan pemuatan. Uruta pemuatan diperlukan untuk memudahkan
pembongkaran di pelabuhan tujuan dan untuk kepentingan stablitas kapal,
penyusunan berat muatan dalam palka harus seimbang.
20
Selama ini pemuatan atau pembongkaran melalui penimbutan ternyata
lebih cepat di banding denga truck losing yang sering mendapat hambatan,
misalnya jumlah truck kurang atau terlambat karena lalulintas padat.
Pelaksanaan pembongkaran atau pemuatan sebagian besar di lakukan oleh
tenaga kerja bongkar muat yang di kelola oleh koperasi tenaga kerja
bongkar muat atau koperasi TKBM yang ada di tiap pelabuhan. Pekerjaan
Perusahaan bongkar Muat (PBM) dapat di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Stevedoring: Pekerjaan membongkar barang dari kapal ke
dermaga / tongkang / truk atau memuat barang dari dermaga / tongkang
/ truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan
menggunakan derek kapal atau derek darat.
2. Cargodoring : Pekerjaan melepaskan sling /jala - jala barang dari
Cargo hook kapal di dermaga dan memindahkan barang (ex tackle)
tersebut dari dermaga ke gudang / lapangan penumpukan, selanjutnya
menyusun di gudang / lapangan atau sebaliknya.
3. Receiving /Delivery : Pekerjaan penerimaan barang di gudang /
lapangan penumpukan dan menyerahkan ke atas truk penerima barang
untuk cargo yang dibongkar, sebaliknya untuk cargo yang akan dimuat
ke kapal diserahkan ke atas kapal. (Tanggung jawab PBM kalau cargo
yang dibongkar sampai diatas chasis truck penerima barang, kalau cargo
yang dimuat sampai tersusun rapi didalam palka kapal).
3. Proses kegiatan bongkar muat Menurut Zgats. “Proses kegiatan bongkar muat”
http://blackhawk36.co.id (diakses tanggal 27 Januari 2011). proses kegiatan
bongkar muat yang terjadi di pelabuhan setiap harinya. Prosesnya meliputi :
a. Pre Arrival Meeting
Sebelum kedatangan kapal, perlu diadakan suatu pertemuan antara petugas
yang akan terlibat didalam pelaksanaan kegiatan bongkar/muat yang
langsung dipimpin oleh penaggung jawab/kepala cabang.Berdasarkan
stowage plan/dokumen kapal, maka dibuat rencana kerja untuk masing
http://blackhawk36.co.id/
21
masing petugas yang akan bertugas diatas kapal maupun didarat.Hal hal
teknis yang harus dibahas dalam kegiatan operasional bongkar/muat antara
lain meliputi :
1) Jumlah buruh maupun shift yang dibutuhkan.
2) Peralatan yang digunakan.
3) Persiapan gudang/lapangan selalu siap sewaktu waktu jika dibutuhkan.
4) Adanya shifting cargo atau repair dikapal yang mungkin akan terjadi
dan bisa menganggu kelancaran kegiatan bongkar/muat, sehingga
membutuhkan modifikasi buruh.
5) Cargo yang akan di bongkar/muat.
6) Memungkinkan adanya keterkaitan EMKL dalam kegiatan truck
lossing.
7) Mempertimbangkan adanya hal-hal lain yang mungkin akan
menimbulkan kelambatan dalam operasi kegiatan bongkar/muat.
b. Persiapan Lapangan/Peralatan
Masalah utama yang segera bisa dilaksanakan adalah Persiapan lapangan
yang akan digunakan untuk kegiatan operasional dan peralatan. Persiapan
lapangan meliputi :
1) Persiapan di gudang, untuk mengatur space/ruang kosong yang akan
digunakan untuk muatan yang akan dibongkar dan kargo yang akan
dimuat agar bisa dilaksanakan operasi yang cepat, aman dan murah
termasuk lalu lintas yang akan digu nakan untuk alat angkut kargo
tersebut.
2). Persiapan dilapangan yang merupakan persiapan yang sama dengan
digudang.
3). Persiapan Dek, merupakan persiapan lapanan yang akan digunakan untuk
arus lalu lintas angkutan kargo agar terjamin kelancaran barang dari/ke
gudang untuk menghindari adanya penumpukan barang yang terlalu
banyak di lambung/di sisi kapal.
22
Sedangkan persiapan peralatan merupakan pengecekan terhadap peralatan
itu sendiri apakah cukup banyak dan baik pada waktu dioperasikan demi
menghindari hambatan operasi yang mungkin akan timbul.
4. Alat -alat Yang di gunakan dalam muatan curah kering
Menurut kutipan. Bachilius.R.C.N.,”Bongkar Muat Barang Curah”.
http://jangkarkulautku.co.id (diakses 06 september 2012). Alat- alat yang
digunakan untuk melakukan kegiatan Muat Pasir Besi di atas kapal biasanya
tergantung fasilitas yang tyersedia, tetapi biasanya alat yang digunakan untuk
memuat barang curah ke atas kapal adalah :
1. Grabs adalah alat muat / bongkar yang sering digunakan untuk memuat/
membongkar barang jenis curah kering.
2. Bucket adalah sebuah bak dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk
memuat barang curah atau bag.
3. Crane adalah suatu alat dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk
menaikan/ menurunkan barang dari/ke kapal.
4. Sling adalah jerat untuk muatan yang dibuat dari tali, termasuk tali kawat
atau baja, gunanya untuk mengangkat atau menurunkan muata dari/ke
kapal.
5. Forklift adalah kendaraan roda empat yang berfungsi sebagai alat
pemindah (transport) barang dari satu titik ke titik yang lain dengan jarak
yang dekat. Operasional kendaraan ini banyak terdapat di lingkungan
pabrik
6. Loader adalah mesin yang digunakan untuk meraup dan transportasi bahan
dalam area kerja.
7. Exchavator adalah alat berat yang sering dipergunakan pada pekerjaan
konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan karena alat ini dapat
melakukan berbagai macam pekerjaan.
5. Dokumen-Dokumen Pembongkaran
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) dalam melakukan kegiatannya
memerlukan beberapa dokumen. Secara garis besar, dokumen ter sebut di
http://jangkarkulautku.co.id/
23
pilah menjadi dua macam, yaitu dokumen pemuatan dan dokumen
pembongkaran barang. Menurut (Wahyu Agung Prihatanto,2014)
a. Dokumen Pemuatan Barang
1) Bill of Lading Merupakan bukti tanda terima barang di keluarkan
oleh perusahaan pelayaran yang memungkinkan barang bisa
ditrasfer dari shipper ke consignee
2) Cargo list (loading list) adalah daftar semua barang yang dimuat
dalam kapal.
3) Tally muat Untuk semua barang yang di muat di atas kapal di catat
dalam tally sheet.
b. Dokumen Pembongkaran Barang
1) Tally bongkar Pada waktu barang di bongkar di adakan pencatatan
jumlah colli dan kondisi bagai mana terlihat dan seharusnya
bagaimana di catat dalam tally sheet bongkar.
2) Outturn report
adalah daftar dari semua barang dengan mencatat jumlah colli
dan kondisi barang itu pada waktu di bongkar.
3) Cargo Manifest adalah keterangan rinci mengenai barang-barang
yang di angkut oleh kapal.
4) Special cargo list adalah dafatar dari semua barang khusus yang di
muat oleh kapal, misalnya barang berbahaya, barang berharga,
barang berat,dan barang yang membutukan pengawasan khusus.
c. Dokumen lainnya
1) Daily Report laporan harian jumlah tonnage/kubikasi yang di
bongkar/muat perpalka perhari.
2) Balance Sheet lembarkerja atau jumlah harian jumlah
tonnage/kubikasi perparty barang/palka, jumlah TKBM yang di
gunakan dan kendala yang terjadi serta sisa jumlah barang yang
belum di bongkar/muat, untuk pembongkaran di sebut discarging
report dan pemuatan di sebut loading report.
24
3) Statement Of Facts rekapitulasi dari seluruh time sheet yang di buat
selama kegiatan bongkar muat langsung.
4) Stowage Plan gambaran tata letak dan susunan semua barang yang
telah di muat di atas kapal. Untuk kapal petikemas. Stowage Plan di
sebut bay-plan. Stowage plan di buat oleh petugas kapal atau
petugas tally. Sedangkan bay-plan di buat oleh ship planner.
5) Damage report laporan kerusakan barang yang di bongkar muat
dari dank e kapal.
6) Ship particular data-data kapal yang antara lain menyebutkan
panjang dan lebar kapal, design kapal, jumlah crane dan kapasitas
crane.
7) Manifest daftar barang yang akan di bongkar/muat dari dan ke
kapal, berisi nama kapal,voyage, jenis kapal, tonnage/kubikasi, no
B/L, shipper, consignee, asal tujuan oleh perusahaan pelayaran.
8) Delivery order bukti kepemiilikan barang yang berisi nama kapal,
pemilik barang, jenis barang, party, jumlah tonnage/kubikasi dll,
yang di keluarkan oleh perusahaan pelayaran. Mate’s Receipt
adalah tanda terima barang yang akan di muat ke kapal. Mate’s
receipt di buat oleh agen pelayaran dan di tanda tangani oleh
mualim kapal. Jumlah koli dan kondisi barang sesuai dengan data
yang tercantum dalam pada mate’s receipt. Apabila jumblah coli
yang di muat tidak sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam
mate’s receipt maka petugas kapal mencatat selisih tersebut.
Demikian pula, jika barang yang dimuat dapat kerusakan, petugas
kapal juga akan mencatat kondisi. Selisih atau kondisi ini
memungkinkan atau mencatat pada konosemen.
6. Kegiatan Pelaksanaan Kerja Pembongkaran
Menurut (Peter L. Barnabas,2014) Sistem yang berlaku di pelabuhan
Pantoloan adalah sistem borongan dengan waktu pelaksanaan kegiatan
kerja bongkar/muat berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 57
25
Tahun 1991 yang disesuaikan dengan kondisi setempat dan ditetapkan
sebagai berikut :
1) Gilir Kerja I : jam 08.00 – 17.00
Istirahat : jam 12.00 – 13.00
Kecuali hari Jumat
Istirahat : jam 11.00 – 13.00
2) Gilir Kerja II : jam 19.00 – 24.00
Istirahat : jam 21.00 – 22.00
3) Gilir Kerja III : jam 24.00 – 08.00
Istirahat : jam 04.00 – 05.00
7. Hambatan Dalam Kegiatan dalam Pembongkaran
Menurut kutipan. Bachilius.R.C.N.,”Bongkar Muat Barang Curah”.
http://jangkarkulautku.co.id (diakses 06 september 2012). Setiap pekerjaan
pasti ada kendala- kendala yang dihadapi, sama halnya muat/ bongkar pasir
besi. Adapun kendala - kendala yang sering terjadi dalam proses muat/
bongkar pasir besi sebagai berikut:
a. Kurangnya armada Truck yang disediakan, sehingga memperlambat
proses muat/ bongkar.
b. Kerusakan crane kapal/ darat.
c. Kerusakan pada alat bongkar/ muat seperti; grab & bucket.
d. Cuaca yang kurang mendukung seperti; hujan.
e. Ketersediaan barang yang kurang dari kapasitas yang diinginkan.
2.2 Gambaran Umum Obyek Penulis
1. Sejarah Singkat PT. Harindra Mitra Sempurna
Pada awal tahun 1991 berdirinya PT. Harindra Mitra Sempurna yang bertepat
di Jl. Usman Jalantin 10-20 ruko 14/II, Tanjung emas, Semarang 50174 adalah
hanya perusahaan bongkar muat barang curah, setelah PT. Harindra Mitra
Sempurna mengalami kemajuan pemilik perusahaan ingin menegembangkan
usahanya lagi yang bergerak di bidang jasa trasportasi yang bernama PT.
http://jangkarkulautku.co.id/
26
Harindra Jaya Trasportasi, dan dan mengembangkan lagi yakni perusahaan
Ekpedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang bernama PT. Surya Laut Lingkar
Sejati, perusahaan ini tergabung dalam satu pimpinan perusahaan yaitu PT. Surya
Laut Lingkar Sejati Grup.
Berdasarkan UU No 17 2008 pasal 32 ayat 2 tentang perusahaan bangkar
muat selain badan usaha yang didirikan khusus untuk itu sebagai mana di maksut
pada ayat (1) kegiatan bongkar muat barang tertentu untuk kapal yang di
operasikan.
2. Visi dan Misi PT. Harindra Mitra Sempurna
a. Visi
Menjadi perusahaan yang handal dalam hal kegiatan bongkar muat di
pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan berdaya saing positif dalam berbagai
aspek kegiatan di pelabuhan pada umumnya.
b. Misi
1) Menberi pelayanan yang sebaik mungkin di bidang usaha dan muat untuk
menunjang perusahaan pelayaran PT. Harindra Group Perusahaan.
2) Mendukung kinerja pelabuhan dalam kelancaran arus masuk dan keluarnya
barang dari pelabuhan.
3) Memberi kontribusi yang optimal bagi pemegang saham, karyawan,
lingkungandanpemerintahan setempat maupun negara.
4) Meningkatkan nilai perusahaan yang di bangun dengan kreatifitas dan
kompetesis sumber daya manusia secara baik.
3. Struktur Organisasi PT. Harindra Mitra Sempurna
Struktur organisasi merupakan kerangka dasar yang menggambarkan
hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahannya dalam menjalankan suatu
tugas masing-masing. Disini dapat di lihat rincian tugas pokok dan kewenangan
masing-masing bagian yang telah tertera dalam struktr organisasi di bawah ini :
27
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Harindra Mitra Sempurna
DIREKTUR
(Amsong)
MARKETING STAFF
(Helena P)
KEP. PERSONALIA KEP. OPRASIONAL KEP. KEUANGAN &
(Bambang H) (Gordon) ANGKUTAN
(Teguh P)
EMKL BONGKAR MUAT
KEPALA BAGIAN (Dani H)
(Yudi)
KEP. BAGIAN PERALATAN KEP. BAGIAN GUDANG KEP. BAGIAN LAPANGAN
(Minggus) (Fredi) (Giono )
Sumber : PT. Harindra Mitra Sempurna
4. Tugas Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian
Dalam menjalankan masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Direktur
Tugas dan tanggung jawab mewakili perusahaan di dalam dan di luar hukum
merumuskan kebijakan umum perusahaan dalam bidang oprasional,
administrasi, personalia, keuangan, dan tata tertib organisasi serta sebagai
pimpinan utama bagi para kepala bagian.
b. Marketing Staff
Staff marketing bertanggung jawab keada direktur dan mempunyai tugas-tugas
pokok sebagai berikut:
1) Mencari pengguna jasa sebanyak-banyaknya.
2) Menyusun anggaran produksi.
3) Menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa yang telah ada.
4) Mengawasi kelancaran laporan-laporan ke kantor pusat.
c. Kepala bidang personalia
28
Kepala bidang personalia bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai
tugas-tugas sebagai berikut:
1) Membantu direktur dalam pembinaan dan pengurusan segala sesuatu yang
bersifar umum.
2) Menyimpulkan, memiliki dan mempersiapkan tata kegiatan di segala bidang
untuk menyusun program kerja.
d. Kepala bidang oprasional
kepala bidang oprasional bertanggung jawab kepada rirektur dan mempunyai
tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1) Mengecek dan menyelesaikan permohonan fasilitas pelabuhan serta dalam hal
pembayaran.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi serta pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayaran kapal.
3) Melayani kebutuhan yang berhubungan dengan crew maupun untuk pengisian
air.
e. Kepala bidang keuangan dan akutansi
kepala bidang keuangan bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai
tugas-tugas sebagai berikut:
1) Mengatur tersedianya dana untuk kelancaran oprasional perusahaan.
2) Menjamin terselenggaranya adminitrsai umum keuangan dan akutansi sesuai
denga nominal yang ada.
3) Mengkordinir penyusunan angaran dan investasi perusahaan.
f. Kepala bagian EMKL
Tugas EMKL/PPJK adalah mengurus proses castoms clearance/ jasa kepabeanan
di pelabuhan/dandara. Biasanya tugasmereka satu paket di bawah ini; mengambil
container kosong di depo container, mengantarnya ke gudang shipper/ exporter
untuk di muat barang, lalu mengantarnya ke TPK/ tempat penumpukan petikemas
di pelabuhan. Atau jika pengirimnya tidak menggunakan container,maka mereka
cukup mengantar truck ke gudang shipper lalu mengantar ke gudang/wharehouse
di perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman konsol/LCL (yaitu pengiriman
barang yag tidak mengunakan kontainer).
1) Mengurus customs clearance/jasa kepabeanan di bea cukai jika shipper tidak
mengurus customs clearance sendiri.
2) Mengurusi pembuatan COO (certificate of origin) jika shipper tidak mengurus
sendiri.
3) Mengimput data export menggunaan IDE sytem jika shipper belim memiliki
IDE sytem.
29
g. Kepala bagian bongkar muat, kepala bagian bongkar muat bertanggung jawab
kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1) Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian bongkar muat barang.
2) Memimpin dan mengkoordinasi semua kegiatan pembongkaran muatan
barang.
3) Menyelesaikan memberi saran terhadap permasalahan yang ada dalam
kegiatan bongkar muat.
h. kepala Sub. Bagian peralatan
kepala sub.bagian peralatan tidak langsung bertanggung jawab kepada direktur
melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat dan
mempuyai tugas-tigas sebagaiberikut:
1) Menyiapkan semua peralatan mekanis maupun non mekanis.
2) Mengkoordinir pengoperasian semua peralatan serta mengadakan
perawatan dan pemeliharaan terhadap semua peralatan bongkar muat.
i. Kepala Sub.bagian lapangan
Kepala sub bagian gudang tidak langsung bertanggung jawab kepada kepala
direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muatan dan
mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan menyediakan penyimpanan peralatan bongkar muat.
2) Merawat dan memelihara gudang apabila terjadi kerusakan pada gudang.
3) Bekerja sama dalam mengkordinir pengoperasian peralatan bongkar muat
bersama kepala sub bagian peralatan
j. kepala Sub.Bagian Lapangan
kepala sub.bagian lapangan tidak langsung bertanggung jawab kepada direktur
melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat dan
mempuyai tugas-tigas sebagaiberikut:
1) Memeriksan dan memastikan apakh tempat kerja bongkar muat di
pelabuhan sudah dapat di gunakan.
2) Menyelesaikan semua masalah yang timbul di dalam lapangan di
tempat kerja bongkarmuat.