1
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA
HOTEL SWISS BELINN KOTA SINGKAWANG
Yosafat E. Ardana 1)
, Akhmadali 2)
, Sumiyattinah 2)
1)
Mahasiswa S1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2,)
Dosen Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas, Tanjungpura Pontianak
Email: [email protected]
ABSTRAK Dengan beroperasinya Hotel Swiss Belinn maka akan menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu lintas yang
akan menambah volume lalu lintas disekitar jaringan jalan. Metode survei yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung. Berdasarkan data survei, diperoleh bangkitan sebesar 31 smp/jam dan tarikan sebesar 45
smp/jam. Derajat kejenuhan (DS) pada tahun 2019 untuk Jalan Alianyang sebesar 0,34, Jalan Tani 0,67 dan
Jalan Kesatriaan 0,16. Pada tahun 2024 nilai DS untuk Jalan Alianyang menjadi 0,34, Jalan Tani 0,81, dan
Jalan Kesatriaan 0,19. Analisa kinerja simpang menunjukan hasil baik dengan DS=0,67 dan D=10,936
det/smp. Dengan menggunakan Metode Furness dan Metode Rata-Rata maka model bangkitan dan tarikan
perjalanan didapatkan pada iterasi ke-4 dan ke-7 dengan hasil DS pada tahun 2024 untuk Jalan Alianyang
sebesar 0,42, Jalan Tani 0,79 dan Jalan Kesatriaan 0,17. Hasil analisa kebutuhan parkir sebesar 96 srp untuk
kendaraan mobil sehingga tidak mampu menampung luasan parkir yang dibutuhkan, namun dapat
menggunakan selisih lahan parkir mobil SGM. Berdasarkan MKJI 1997 bahwa seharusnya DS<0,75, maka
Jalan Tani memerlukan alternatif pelebaran jalan 2 meter, diperoleh hasil DS pada 2019 sebesar 0,53 dan pada
tahun 2024 menjadi 0,64. Alternatif penerapan jalan satu arah menghasilkan DS pada tahun 2019 sebesar 0,56
dan pada tahun 2024 menjadi 0,67.
Kata Kunci: analisis dampak lalu lintas, bangkitan dan tarikan, derajat kejenuhan, kinerja simpang, metode
furness dan rata-rata, MKJI 1997.
ABSTRACK With the operation of the Swiss Belinn Hotel, it will cause traffic generation and attraction which will increase
the volume of traffic around the road network. The survey method is carried out by making direct observations.
Based on the survey data, it is obtained that the generation is 31 pcu/hour and an attraction is 45 pcu/hour.
The degree of saturation (DS) in 2019 for Jalan Alianyang is 0.34, Jalan Tani is 0.67 and Jalan Kesatriaan is
0.16. In 2024 the DS results for Jalan Alianyang will be 0.34, Jalan Tani 0.81, and Jalan Kesatriaan 0.19. The
intersection performance analysis showed good results with DS= 0.67 and D= 10.936 sec/pcu. By using the
Furness Method and the Average Method, the trip generation and attraction models were obtained in the 4th
and 7th iterations with the DS results in 2024 for Alianyang Street of 0.42, Jalan Tani 0.79 and Jalan
Kesatriaan 0.17. The results of the analysis of parking requirements of 96 srp for car vehicles so that they are
unable to accommodate the required parking area, but can use the difference in parking space for SGM cars.
Based on the MKJI 1997 that the DS should be <0.75, Jalan Tani requires an alternative road widening of 2
meters, the DS results in 2019 are 0.53 and in 2024 are 0.64. The alternative to implementing one-way roads
will result in DS in 2019 of 0.56 and in 2024 to 0.67.
Key Words: traffic impact analysis, generation and attraction, degree of saturation, intersection performance,
furness and average method, MKJI 1997.
1. PENDAHULUAN Kota Singkawang merupakan Kota dengan
berbagai macam tujuan, sehingga menjadi daya
pikat bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar
untuk mengunjungi Kota ini. Dan hal inilah yang
memicu peningkatan perekonomian, khususnya
dibidang pembukaan dan pengembangan lahan
baru. Pada saat ini dilakukan pengembangan
tempat penginapan di Singkawang, yaitu Tower
Hotel Swiss Belinn dengan penambahan 100
kamar. Pada sebelumnya terdapat 117 kamar pada
Tower 1. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015,
Ukuran minimum pembangunan pusat kegiatan
maupun pengembangan kawasan untuk Hotel
adalah minimal 50 kamar.
Dengan berdirinya Hotel Swiss Belinn maka
akan menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu
lintas menuju Hotel Swiss Belinn baik dari luar
maupun dalam daerah Singkawang yang akan
menambah volume lalu lintas disekitar jaringan
2
jalan Hotel Swiss Belinn. Metode yang tepat
digunakan untuk mengetahui adanya gangguan
lalu lintas baik untuk saat ini maupun untuk
beberapa tahun ke depan adalah dengan
menganalisa dampak lalu lintas disekitar Hotel
Swiss Belinn.
2. STUDI PUSTAKA DAN
METODOLOGI
Pengertian Analisis Dampak Lalu
Lintas Analisis dampak lalu lintas adalah studi
atau kajian khusus untuk mengetahui pengaruh
yang akan berdampak terhadap perubahan tingkat
pelayanan pada jaringan jalan atau persimpangan
yang disebabkan oleh bangkitan dan tarikan lalu
lintas yang baru, lalu lintas beralih dan kendaraan
keluar masuk dari/ke kawasan tersebut, yang
dibangkitkan oleh pengembangan tata guna lahan
yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk dokumen
Andalalin atau perencanaan pengaturan lalu lintas
(Sumajouw J, 2013).
Dasar Hukum Terdiri dari lima dasar hukum Analisa
Dampak Lalu Lintas (Kristanto Jati, 2018), yaitu :
a. Undang - Undang No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
b. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Andalalin, Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas.
c. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Andalalin.
d. Peraturan Menteri Perhubungan No. 46
Tahun 2016 tentang Peralihan Pertama
Penyelenggaraan Andalalin.
e. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75
Tahun 2016 tentang Peralihan Kedua
Penyelenggaraan Andalalin.
Kejadian Dampak Lalu Lintas Terjadinya dampak lalu lintas diakibatkan
oleh pembukaan / pengembangan tata guna lahan
yang menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu
lintas yang besar, seperti pusat perbelanjaan,
tempat penginapan dan lain-lain. Terdapat dua
tahap dampak lalu lintas :
a. Tahap konstruksi/pembangunan, tahap ini
akan mengakibatkan bangkitan dan tarikan
lalu lintas akibat mobilisasi alat berat dan
angkutan material yang membebani ruas
jaringan jalan;
b. Tahap pasca konstruksi/sedang beroperasi,
tahap ini akan mengakibatkan bangkitan
dan tarikan lalu lintas dari pegawai,
pengunjung dan penyedia jasa transportasi
yang membebani ruas jaringan jalan, serta
timbul bangkitan area parkir.
Kriteria dan Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Bangkitan dan tarikan lalu lintas ditentukan
oleh jenis rencana pembangunan dan besaran
peruntukan rencana pembangunan. Ukuran
minimum pembangunan pusat kegiatan atau
pengembangan kawasan dan peruntukan rencana
pembangunan yang wajib melakukan studi analisa
dampak lalu lintas. Dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Minimum Peruntukan Rencana
Pembangunan Wajib Melakukan Analisis
Dampak Lalu Lintas (Sumber: PM
Perhubungan No. 75 Tahun 2015) No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran
1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2
luas lantai bangunan
b. Kegiatan Perkantoran 1000 m2
luas lantai bangunan
c. Kegiatan Industri
Industri dan pergudangan 2500 m2
luas lantai bangunan
d. Fasilitas Pendidikan
1). Sekolah/universitas 500 siswa
Bangunan dengan 50
siswa/waktu
e. Fasilitas Pelayanan Umum
1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter
3). Bank 500 m2
luas lantai bangunan
f. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum 1 dispenser
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung Pertemuan 500 m2
luas lantai bangunan
i. Restauran 100 tempat duduk
Fasilitas olah raga (indoor atau Kapasitas penonton 100 orang
outdoor) dan/atau luas 10000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2
luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2000 m2
luas lantai bangunan
Lembaga Kursus 2).
j.
Bangkitan Perjalanan Pergerakan
(Trip Generation) Bangkitan atau tarikan perjalanan merupakan
banyaknya jumlah pergerakan lalu lintas atau
pergerakan lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
kawasan per satuan waktu. (Widodo A. S, 2007). Bangkitan atau tarikan perjalanan dianalisis menjadi
dua bagian yaitu :
a. Bangkitan Perjalanan (Trip Production)
adalah banyaknya pergerakan lalu lintas yang
diakibatkan oleh zona asal, atau pergerakan
lalu lintas yang meningkatkan zona
disekitarnya.
b. Tarikan Perjalanan (Trip Attraction) adalah
banyaknya pergerakan lalu lintas yang
tertarik ke zona tujuan, atau pergerakan lalu
lintas yang menuju ke zona.
Gambar 1. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
(Sumber : Wells, 1975)
3
Perencanaan Transportasi dan
Kinerja Jalan Volume lalu lintas jalan adalah banyaknya
jumlah kendaraan yang melewati penampang ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Volume lalu lintas dua arah pada jam paling sibuk
dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa
unjuk kerja jalan dan persimpangan yang ada
dengan persamaan :
Q = Qi x emp (1)
Keterangan :
Q = volume lalu lintas (smp/jam)
Qi = volume lalu lintas (kend/jam)
Emp = faktor ekivalen kendaraan
Kapasitas jalan perkotaan mengacu faktor
terbesarnya adalah kapasitas dasar. Kapasitas
dasar merupakan banyaknnya kendaraan maksimal
yang melintasi suatu penampang ruas jalan selama
satu jam (Lindawati M. Z, 2012), dengan
persamaan (Indonesia, M. K. J, 1997) : C = CO x FCW x FCSP x FCSP x FCSF x FCCS (2) (2)
Keterangan :
C = kapasitas jalan perkotaan (smp/jam)
CO = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian kapasitas lebar jalur
lalu lintas
FCSP = faktor penyesuaian kapasitas pemisahan
arah
FCSF = faktor penyesuaian kapasitas hambatan
samping
FCCS = faktor penyesuaian kapasitas ukuran kota
Derajat kejenuhan (Degree of Saturation)
didefinisikan sebagai perbandingan volume arus
lalu lintas V (smp/jam) terhadap kapasitas C
(smp/jam). DS digunakan untuk penentuan tingkat
kinerja pelayanan ruas jalan. Nilai DS
menghasilkan ruas jalan tersebut apakah memiliki
masalah kapasitas atau tidak, dengan persamaan :
DS = Q/C (3)
Keterangan :
DS = derajat kejenuhan
Q = volume kendaraan (smp/jam)
C = kapasitas jalan (smp/jam)
Jika nilai DS < 0,75 maka jalan tersebut
masih layak, tetapi jika > 0,75 maka perlu
dilakukan penanganan pada jalan tersebut untuk
mengurangi kepadatan.
Prediksi Pertambahan Jumlah
Penduduk dan Kendaraan
Bermotor Prediksi pertambahan jumlah penduduk
dan kendaraan digunakan untuk memprediksi
berapa perkembangan jumlah penduduk Kota
Singkawang dan jumlah lalu lintas yang
berdampak pada kinerja jalan. Hal ini
dilaksanakan agar kinerja jalan pada masa yang
akan datang diketahui sehingga bisa dilakukan
penanganan awal sebelum kinerja jalan menurun.
Prediksi jumlah penduduk dan jumlah kendaraan
dihitung menggunakan persamaan Geometrik bunga
majemuk dengan persamaan :
Pn = atau r =
– 1 (4)
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk atau jumlah kendaraan
tahun proyeksikan
PO = Jumlah penduduk atau jumlah kendaraan
tahun peninjauan
r = Angka pertumbuhan pada periode tertentu
n = Jumlah tahun yang diperhitungkan
Analisis Simpang Tak Bersinyal Nilai kapasitas simpang tak bersinyal dengan
persamaan :
C = CO x FW x FM x FCS x FSU x FLT x FRT xFMI (5)
Keterangan:
CO = Kapasitas dasar (smp/jam),
FW = Faktor penyesuaian untuk lebar masuk,
FM = Faktor penyesuaian median jalan utama,
FCS = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota,
FRSU = Faktor penyesuan untuk hambatan samping,
FLT = Faktor penyesuaian untuk belok kiri,
FRT = Faktor penyesuaian untuk belok kanan,
FMI = Faktor penyesuain untuk rasio arus minor.
Metode Distribusi Sebaran
Perjalanan Metode Furness merupakan sebaran
perjalanan pada masa mendatang yang dihasilkan
dengan mengalikan sebaran perjalanan pada saat
eksisting dengan tingkat pertumbuhan zona asal
atau zona tujuan secara bergantian, dengan
persamaan : Tid = tid.Ei (6)
Metode Rata - Rata memakai tingkat
pertumbuhan yang berbeda untuk setiap zona yang
dapat dihasilkan dari prediksi tata guna lahan
(Utami, A. N. K, 2011) yang dijabarkan dengan
persamaan:
Tid = tid .
; Ei =
dan Ed =
(7)
Keterangan:
Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Oi, Dd = total perjalanan masa mendatang yang
berasal dari zona asal i dan yang menuju
ke zona tujuan d
oi, od = total perjalanan masa sekarang yang
berasal dari zona asal i dan yang menuju
ke zona tujuan d
Analisis Kebutuhan Ruang Parkir Volume parkir merupakan banyaknya
kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir
pada suatu lahan parkir, dengan persamaan :
V= KM atau V= KM+K (8)
4
Akumulasi parkir adalah banyaknya
kendaraan yang parkir pada suatu ruang parkir
pada waktu tertentu, dengan persamaan :
Ap = KM – KK atau Ap = KM – KK + P (9)
Keterangan :
Ap = Akumulasi parkir
KM = Jumlah kendaraan masuk
KK = Jumlah kendaraan keluar
P = Jumlah kendaraan yang masih ada di
lahan Parkir
Satuan Ruang Parkir mencakup ukuran luas
efektif tempat parkir kendaraan yaitu ruang bebas
pengendara dan lebar bukaan pintu (Perhubungan,
D, 1998), disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Satuan Ruang Parkir (Sumber : Direktorat
Jendral Perhubungan Darat, 1998) Satuan Ruang
Parkir (m2)
a. Mobil Penumpang Golongan I 2,30 x 5,00
b. Mobil Penumpang Golongan II 2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Golongan III 3,30 x 5,00
2. Bus Kecil 3,40 x 5,00
3. Sepeda Motor 0,75 x 2,00
Jenis Kendaraan
1.
Bagan Perencanaan Bagan perencanaan metodologi yang akan
dilakukan pada perencanaan dijabarkan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Perencanaan Proses Penelitian
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Metode Survei Metode survei yaitu dengan mengadakan
pengamatan langsung keadaan lapangan dan
dokumentasi kondisi eksisting. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi aktual pada saat ini,
sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
evaluasi dan perencanaan.
Lokasi Penelitian, Daerah
Tangkapan dan Zona Wilayah
Kajian Lokasi survei dilakukan pada beberapa titik
yaitu :
a. Survei pada akses jalan Alianyang
Singkawang, yaitu akses pintu masuk mobil
Hotel (X1)
b. Survei pada akses jalan Tani Singkawang,
akses pintu masuk motor dan pintu keluar
Hotel (X2)
c. Survei pada akses jalan Kesatriaan
Singkawang, akses penghubung jalan
Alianyang dan Jalan Tani (X3)
d. Survei pada akses check in dan check out
Hotel Swiss Belinn pada Tower 1 (Y1)
e. Survei pada akses check in dan check out
Hotel Swiss Belinn pada Tower 2 (Y2)
Denah lokasi penelitian, zona wilayah kajian
disajikan pada Gambar 3-5 dan Tabel 3.
Gambar 3. Lokasi Hotel Swiss Belinn (Sumber :
Google Earth, 2019)
Gambar 4. Catchman Area Hotel Swiss Belinn
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Gambar 5. Zona Wilayah Kajian (Sumber :
Analisa Data, 2019)
Mulai
Perumusan Masalah Kajian Pustaka
Tujuan Penelitian
Penyusunan Metodologi
Pengumpulan Data
Data Primer: 1. Data geometrik jalan yang ditinjau 2. Data arus lalu lintas
3. Data hambatan samping
Data Sekunder: 1.Peta lokasi Swiss-Belinn 2.Data karakteristik Swiss-Belinn (Global Mapper15) 3.Data jumlah pertumbuhan penduduk 4.Data jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor
Pengolahan Data
Analisa Data : 1.Kondisi arus lalu lintas eksisting dan 5 tahun mendatang 2.Pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor 3.Bangkitan dan tarikan perjalanan Hotel Swiss Belinn 4.Kinerja ruas jalan disekitar Hotel Swiss Belinn 5.Kinerja simpang tak bersinyal 6.Model distribusi sebaran perjalanan metode furness dan metode rata-rata
7.Kebutuhan Parkir Hotel Swiss Belinn
Solusi
Kesimpulan dan Saran
Selesai
5
Tabel 3. Penentuan Zona Wilayah Kajian (Sumber
: Analisa Data, 2019) NO Zona Uraian
1 A Pergerakan lalu lintas Jl. Alianyang dari arah luar kota
2 B Pergerakan lalu lintas Jl. Alianyang dari arah dalam kota
3 C Pergerakan lalu lintas Hotel Swiss Belinn Singkawang
4 D Pergerakan lalu lintas Jl. Tani dari arah luar kota
5 E Pergerakan lalu lintas Jl. Tani dari arah dalam kota
Waktu Survei Survei dilakukan selama tiga hari, yaitu
hari Senin mewakili hari kerja, sabtu mewakili
akhir pekan dan minggu dianggap mewakili hari
libur. Survei dilaksanakan selama 16 jam mulai
pukul 06:00 hingga 22:00 WIB.
Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Formulir survei, alat tulis, click counter
(app smartphone) untuk menghitung jumlah
kendaraan, meteran untuk menghitung lebar jalan,
komputer untuk analisis data (Microsoft Office,
Autocad, Google Earth, dan Global Mapper).
Tahap Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh
dari survei atau pengamatan langsung di lapangan.
Berikut yang termasuk data primer : Data kondisi
geometrik jalan yang berada disekitar Swiss
Belinn, data arus lalu lintas, meliputi jumlah arus
lalu lintas masing-masing jenis kendaraan dan
pada tiap titik lokasi dan data hambatan samping,
meliputi pejalan kaki, kendaraan masuk & keluar,
kendaraan lambat / kendaraan tak bermotor, dan
kendaraan parkir pada tiap titik lokasi yang sudah
ditentukan.
Data sekunder diperoleh dari beberapa
instansi terkait dan dari beberapa sumber yang
meliputi : Peta lokasi Swiss Bellin, data
karakteristik Swiss Bellin, jumlah penduduk dan
jumlah kendaraan Kota Singkawang.
Analisis Data Data yang didapat dari survei lapangan dan
instansi terkait dikumpulkan dan selanjutnya di
analisa untuk mendapatkan analisa pertumbuhan
penduduk dan kendaraan, analisa bangkitan dan
tarikan, analisa kinerja ruas jalan dan
persimpangan, analisa model distribusi sebaran
perjalanan metode furness dan metode rata-rata
analisis kebutuhan parkir
Solusi/Penyusunan Rekomendasi
Penanganan Langkah penanganan terdiri dari dua, yaitu
cara do nothing dan do something. Do nothing
merupakan tidak melakukan penanganan masalah
kegiatan pada jaringan jalan yang ditinjau.
Sedangkan do something adalah melakukan upaya
peningkatan beberapa alternatif penanganan,
sebagai berikut : Melalui usaha manajemen lalu
lintas, perbaikan geometrik, dan melakukan
pelebaran jalan.
3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS
DATA
Data Primer
Survei Geometrik Jalan Tujuan dari survei geometrik ini adalah
untuk mendapatkan data lebar jalan, jumlah lajur,
lebar bahu jalan dimana pengukuran dilakukan pada
masing-masing ruas jalan yang ditinjau yang telah
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Profil Melintang Jalan Alianyang (X1),
Jalan Tani (X2) dan Jalan Kesatriaan
(X3) (Sumber : Analisa Data, 2019)
Survei Lalu Lintas Survei lalu lintas bertujuan untuk
mendapatkan data volume lalu lintas dan
komposisi lalu lintas. Pengambilan data survei
yang telah dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari
Sabtu tanggal 2 November 2019, Minggu tanggal 3
November 2019 dan Senin tanggal 4 November
2019. Pengamatan dilakukan selama 16 jam pada
pukul 06.00 hingga 22.00 WIB. Disajikan pada
Gambar 7 dan Tabel 4-6.
Gambar 7. Sketsa Arus Lalu Lintas X1,X2 dan X3
(Sumber : Analisa Data, 2019)
6
Tabel 4. Survei Lalu Lintas Jalan Alianyang
Singkawang, Sabtu 2 November 2019
(kend/jam) (Sumber : Survei Lapangan,
2019)
HV LV MC HV LV HV LV MC HV LV
06:00-07:00 1 40 420 0 7 11 33 280 0 2
07:00-08:00 11 26 388 0 10 19 42 240 0 6
08:00-09:00 16 35 351 0 15 22 58 221 0 7
09:00-10:00 23 88 295 0 24 23 63 213 3 13
10:00-11:00 31 113 379 0 65 25 71 259 6 21
11:00-12:00 28 96 316 0 43 18 57 243 0 14
12:00-13:00 21 102 332 0 58 16 62 256 0 32
13:00-14:00 26 107 360 0 81 15 59 224 2 43
14:00-15:00 18 94 324 0 69 18 55 232 0 38
15:00-16:00 14 112 375 0 77 20 84 291 0 46
16:00-17:00 11 124 528 0 88 8 116 368 0 20
17:00-18:00 12 116 489 0 87 11 94 385 0 39
18:00-19:00 12 194 392 0 187 7 104 368 0 83
19:00-20:00 8 138 403 0 291 11 148 383 1 93
20:00-21:00 6 122 320 0 131 8 132 345 0 88
21:00-22:00 2 110 288 0 43 2 98 311 0 51
Klasifikasi Kendaraan →AB Klasifikasi Kendaraan ↗ACWaktu
Klasifikasi Kendaraan ←BA Klasifikasi Kendaraan ↖BC
Tabel 5. Survei Lalu Lintas Jalan Tani
Singkawang, Sabtu 2 November 2019
(kend/jam) (Sumber : Survei Lapangan,
2019) Kendaraan ↗EC Kendaraan ↖DC
HV LV MC HV LV MC MC HV LV MC HV LV MC MC
06:00-07:00 9 23 128 0 3 2 45 18 32 645 0 3 2 15
07:00-08:00 12 37 258 0 6 8 70 23 35 356 1 11 12 42
08:00-09:00 15 41 283 0 12 19 81 17 52 312 0 4 10 38
09:00-10:00 27 36 406 1 21 46 77 22 63 282 0 8 25 53
10:00-11:00 22 94 351 2 12 71 96 29 66 298 0 12 48 68
11:00-12:00 18 106 345 4 35 116 105 15 87 291 0 38 112 60
12:00-13:00 28 125 328 2 51 101 125 12 91 286 0 55 125 69
13:00-14:00 32 134 364 0 45 96 165 27 96 350 0 62 138 75
14:00-15:00 35 112 431 1 63 80 103 15 113 322 0 47 116 66
15:00-16:00 21 98 427 1 68 113 91 9 97 355 0 82 101 58
16:00-17:00 24 100 376 0 81 134 112 8 104 812 0 78 125 74
17:00-18:00 13 117 629 0 60 125 149 17 99 807 0 62 179 115
18:00-19:00 5 58 509 0 69 108 267 8 63 682 0 72 144 247
19:00-20:00 7 131 536 0 49 141 817 6 66 761 0 117 257 381
20:00-21:00 4 144 334 0 65 252 416 7 62 564 0 94 322 264
21:00-22:00 1 125 288 0 187 567 125 1 45 326 0 256 746 93
WaktuKlasifikasi Kendaraan →ED Klasifikasi Kendaraan ↘CD Klasifikasi Kendaraan ←DE Klasifikasi Kendaraan ↙CE
Tabel 6. Survei Lalu Lintas Jalan Kesatriaan
Singkawang, Sabtu 2 November 2019
(kend/jam) (Sumber : Survei Lapangan,
2019)
HV LV MC HV LV MC
06:00-07:00 1 8 120 0 15 111
07:00-08:00 0 6 105 0 17 92
08:00-09:00 1 4 98 0 13 62
09:00-10:00 4 11 110 3 18 87
10:00-11:00 6 15 113 2 22 78
11:00-12:00 1 9 76 0 12 65
12:00-13:00 0 22 85 1 45 95
13:00-14:00 2 16 128 0 30 126
14:00-15:00 0 21 134 0 37 142
15:00-16:00 1 17 103 1 26 152
16:00-17:00 2 24 96 0 35 192
17:00-18:00 0 12 116 0 32 178
18:00-19:00 0 3 186 0 29 125
19:00-20:00 0 5 183 0 39 100
20:00-21:00 0 2 176 0 32 91
21:00-22:00 0 4 165 0 21 110
WaktuKlasifikasi Kendaraan ↑AD Klasifikasi Kendaraan ↓DA
Survei Bangkitan dan Tarikan
Pergerakan Lalu Lintas Bangkitan dan tarikan perjalanan dari
pengembangan kawasan harus dihitung agar dapat
diketahui seberapa besar dampak lalu lintas yang
akan ditimbulkan terhadap kinerja jaringan jalan
disekitarnya. Hasil survei disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Survei Kendaraan Masuk dan Keluar
Hotel Swiss Belinn, Sabtu 16 Januari
2021 (kend/jam) (Sumber : Survei
Lapangan, 2021) Kendaraan Masuk Kendaraan Keluar
Mobil Mobil
08:00-09:00 1 0
09:00-10:00 0 4
10:00-11:00 2 9
11:00-12:00 5 31
12:00-13:00 2 2
13:00-14:00 5 2
14:00-15:00 2 1 sebelum jam 08:00 = 46
15:00-16:00 3 2
16:00-17:00 2 4
17:00-18:00 16 2
18:00-19:00 45 1
19:00-20:00 5 0
20:00-21:00 12 1
21:00-22:00 9 0
Total 109 59
Maks 45 31
Waktu Keterangan
Jumlah kendaraan parkir
kendaraan mobil
Data Sekunder
Data Karakteristik dan Kapasitas
Parkir Karakteristik luasan daerah dan kapasitas
parkir Hotel Swiss Belinn untuk tower 1 dan tower
2, disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik dan Kapasitas Parkir Hotel
Swiss Belinn (Sumber : Survei
Lapangan, 2019)
1. Jumlah lantai
2.
Lantai 1 Barelo
Lantai 2 hingga lantai 8
Luas total bangunan tower 1
1. Jumlah lantai
2.
Lantai 1 hingga lantai 6
Luas total bangunan tower 2
P1 = 1320 parkir motor
P2 = 90 parkir mobil
P3 = 84 parkir mobil
P5 = 84 parkir mobil
P6 = 77 parkir mobil
P7 = 88 parkir mobil
: 5.480 m2
Tower 2
Luas bangunan tiap lantai
: 919,43 m2 + 726,22 m
2 = 1645,7 m
2
: 1 Lantai Barelo dan 7 Lantai (117 Kamar)
Tower 1
: 7 Lantai x 726,22 m2 = 5.084,54 m
2
: 6.694,04 m2
: 5 Lantai (100 Kamar)
Luas bangunan tiap lantai
: 5 Lantai x 1096 m2
= 5480 m2
Luas Parkir dan Kapasitas Parkir
Jadi total parkiran dalam untuk P1-P7 adalah 1320 parkir motor dan 423 parkir mobil
: 942,50 m2 ( 58 Parkir )
Parkiran Luar Mobil
Parkiran Luar Motor
Parkiran Swiss Belinn Parkiran Mobil
Parkiran Dalam P1-P7 (tanpa P4) : 6 x 2830,70 m2 = 16.984,20 m
2
: 5086,10 m2
: 573,16 m2
Data Jumlah Penduduk Berikut data jumlah penduduk Kota
Singkawang yang disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Jumlah Penduduk Kecamatan di
Kota Singkawang (Sumber : BPS Kota
Singkawang, 2019) No Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Singkawang Selatan 41.592 42.507 43.327 44.181 44.957 45.924 46.795 47.644 48.487
2 Singkawang Timur 19.339 19.754 20.129 20.519 20.872 19.490 19.852 20.207 20.557
3 Singkawang Utara 22.062 22.542 22.970 23.420 23.826 22.533 22.955 23.366 23.771
4 Singkawang Barat 47.072 48.092 49.004 49.961 50.823 54.317 55.333 56.315 57.293
5 Singkawang Tengah 57.123 58.369 59.488 60.661 61.718 65.337 66.573 67.764 68.953
187.188 191.264 194.918 198.742 202.196 207.601 211.508 215.296 219.061TOTAL
Data Jumlah Kendaraan
Bermotor Berikut data jumlah kendaraan bermotor
Kota Singkawang yang disajikan pada Tabel 10.
7
Tabel 10. Data Jumlah Kendaraan Bermotor
(Sumber : SAMSAT Kota Singkawang,
2019)
2018
1 Kendaraan Berat (HV) 1628
2 Kendaraan Ringan (LV) 10.634
3 Sepeda Motor (MC) 68522
8.804 8.969
63553 60.776
9.663
63524
No Klasifikasi Kendaraan Tahun
20172015 2016
1.432 1.409 1506
Analisis Pertumbuhan dan
Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk menentukan besarnya angka
pertumbuhan penduduk menggunakan data
sekunder diperoleh dari BPS kota Singkawang,
dengan persamaan : r =
- 1
Tahun 2010 – 2011
r =
– 1 = 1,02177 – 1
= 0,02177 = 2,177%
Tabel 11. Perhitungan Angka Pertumbuhan
Penduduk (Sumber : Analisa Data,
2019) Angka Pertumbuhan Rata-Rata
(%) (%)
2010-2011 2,177
2011-2012 1,910
2012-2013 1,962
2013-2014 1,738
2014-2015 2,673
2015-2016 1,882
2016-2017 1,791
2017-2018 1,749
Tahun
1,985
Angka pertumbuhan penduduk rata-rata
Kota Singkawang ( r ) sebesar 1,985%, maka
dapat dihitung proyeksi pertumbuhan penduduk 5
tahun mendatang sebagai berikut dengan
persamaan : Pn =
Pada tahun 2024, dengan n = 1 tahun adalah
sebagai berkut :
P2024 = P2023( 1 + r )n
= 241.687 (1 + 1,985%)1
= 246.485 jiwa
Tabel 12. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota
Singkawang 5 Tahun Mendatang
(Sumber : Analisa Data, 2019)
1 2019 223410
2 2020 227845
3 2021 232369
4 2022 236982
5 2023 241687
6 2024 246485
No. Tahun Jumlah Penduduk
Analisis Pertumbuhan
Kendaraan Bermotor Untuk menentukan besarnya angka
pertumbuhan kendaraan menggunakan data
sekunder diperoleh dari SAMSAT Kota
Singkawang, dengan persamaan: r =
- 1
HV Tahun 2016 – 2017
r =
– 1 = 1,0688 – 1 = 0,0688 = 6,88 %
Tabel 13. Perhitungan Angka Pertumbuhan
Kendaraan Bermotor (Sumber : Analisa
Data, 2019)
2015-2016 (%) 2016-2017 (%) 2017-2018 (%)
Kendaraan Berat (HV) -1,61 6,88 8,10 4,46
Kendaraan Ringan (LV) 1,87 7,74 10,05 6,55
Sepeda Motor (MC) -4,37 4,52 7,87 2,67
Tahun KendaraanRata-rata (%)Klasifikasi Kendaraan
Analisa Bangkitan dan Tarikan
Pergerakan Hotel Swiss Belinn Perhitungan untuk menentukan besarnya
bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas Hotel
Swiss Belinn Kota Singkawang :
a. Tarikan pergerakan Hotel Swiss Belinn
Mobil (17 Januari 2021, 16:00 - 17:00)
Volume kendaraan (smp/jam)
= Volume × emp = 45 × 1 = 45 smp/jam
b. Bangkitan pergerakan Hotel Swiss Belinn
Mobil (17 Januari 2021, 11:00 - 12:00)
Volume kendaraan (smp/jam)
= Volume × emp = 31 × 1 = 31 smp/jam
Angka pertumbuhan Kendaraan Ringan
(LV) = 6,55%, maka dapat dihitung proyeksi
bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas 5 tahun
mendatang dengan persamaan : Pn =
a. Tarikan Hotel, data: P2019 = 45 smp/jam
P2024 = P2019 ( 1 + r )n
= 45 ( 1 + 6,55% )5
= 62 smp/jam
b. Bangkitan Hotel data: P2019 = 31 smp/jam
P2024 = P2019 ( 1 + r )n
= 31 ( 1 + 6,55% )5
= 43 smp/jam
Analisa Volume Lalu Lintas Volume Jam Puncak adalah volume lalu
lintas yang digunakan sebagai dasar perencanaan
untuk mengetahui karakteristik jam puncak pada
masing-masing ruas jalan yang ditinjau, yang
disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Total Kendaraan Bermotor (smp/jam)
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Sabtu Minggu Senin Sabtu Minggu Senin Sabtu Minggu Senin
06:00-07:00 378 336 397 386 327 367 140 81 154
07:00-08:00 374 350 398 393 340 379 122 58 127
08:00-09:00 393 502 378 407 375 397 98 65 95
09:00-10:00 455 491 425 499 390 447 137 89 115
10:00-11:00 606 570 558 574 474 483 143 98 120
11:00-12:00 493 593 447 671 612 449 93 113 90
12:00-13:00 537 651 467 734 805 423 158 108 140
13:00-14:00 580 653 487 824 941 677 176 157 154
14:00-15:00 525 653 559 788 923 770 196 195 207
15:00-16:00 630 679 585 783 840 800 173 199 99
16:00-17:00 731 801 700 973 945 725 206 182 136
17:00-18:00 716 615 590 1075 938 690 191 171 157
18:00-19:00 897 716 479 963 709 551 188 157 158
19:00-20:00 1010 595 523 1391 1057 711 186 188 113
20:00-21:00 757 500 428 1131 848 619 168 144 87
21:00-22:00 547 377 330 1366 841 601 163 96 76
WaktuJalan Alianyang (X1) Jalan Tani (X2) Jalan Kesatriaan (X3)
8
Analisa Kapasitas Ruas Jalan
(C), Derajat Kejenuhan (DS) dan
Tingkat Pelayanan Jalan (LOS)
Tahun 2019 dan 2024 Hasil analisa perhitungan kapasitas ruas
jalan (C), derajat kejenuhan (DS) dan tingkat
pelayanan jalan (LOS) disajikan pada Tabel 15-
16.
Tabel 15. Proyeksi Kendaraan Bermotor 5 Tahun
Mendatang pada masing-masing ruas
jalan (Sumber : Analisa Data, 2019) Klasifikasi Po (2019) Pn Total Kendaraan
Kendaraan smp/jam smp/jam smp/jam
HV 26 0,0446 32
LV 670 0,0655 920
MC 314 0,0267 359
HV 16 0,0446 19
LV 363 0,0655 499
MC 1013 0,0267 1155
HV 1 0,0446 2
LV 47 0,0655 65
MC 159 0,0267 181
2024
Alianyang (X1)
Tani (X2)
Kesatrian (X3)
1311
1673
247
Tahun Jalan r
Tabel 16. Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan
Tingkat Kinerja Pelayanan (Sumber :
Analisa Data, 2019)
Kapasitas Kapasitas Volume Puncak Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) (Q) Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
Alianyang (X1) 2900 1,25 1 1 0,86 3117,5 1012 0,32 B
Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1422 0,67 C
Kesatrian (X3) 2900 0,56 1 0,94 0,86 1312,8 207 0,16 A
Alianyang (X1) 2900 1,25 1 1 0,86 3117,5 1314 0,42 B
Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1716 0,81 D
Kesatrian (X3) 2900 0,56 1 0,94 0,86 1312,8 247 0,19 A
2024
2019
Tahun
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Jalan
Analisa Kinerja Simpang Untuk arus lalu lintas pada hari sabtu pukul
19:00-20:00 pada simpang tiga Jl. Tani - pintu
masuk & keluar motor derajat kejenuhannya
mencapai (DS) = 0,67 , tundaan simpang (D) =
10,936 det/smp dengan tingkat pelayanan adalah
B. Disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 17-18.
Gambar 8. Simpang Tak Bersinyal Jl. Tani –
Pintu Masuk dan Keluar Motor
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Tabel 17. Analisa Distribusi Arus Lalu Lintas
Puncak (Sumber : Analisa Data, 2019)
UM
Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam Smp/jam Kend/Jam
LT 0 0 0 0 141 70,5 141 70,5 0,35 0
ST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RT 0 0 0 0 257 128,5 257 128,5 0,65 0
Total 0 0 0 0 398 199 398 199 0
LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 398 199 398 199
LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ST 6 7,8 66 66 761 380,5 833 454,3 0,70 2
RT 0 0 0 0 381 190,5 381 190,5 0,30 0
Total 6 7,8 66 66 1142 571 1214 644,8 2
LT 0 0 0 0 817 408,5 817 408,5 0,50 0
ST 7 9,1 131 131 536 268 674 408,1 0,50 3
RT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 7 9,1 131 131 1353 676,5 1491 816,6 3
13 16,9 197 197 2495 1247,5 2705 1461,4 5
LT 0 0 0 0 958 479 958 479 0,29 0
ST 13 16,9 197 197 1297 648,5 1507 862,4 0,52 5
RT 0 0 0 0 638 319 638 319 0,19 0
13 16,9 197 197 2893 1446,5 3103 1660,4 5
0,120 UM/MV 0,002
Emp=1,0
MC
Emp=0,5
Total Kendaraan, MV
Jl. Utama Total ( B+D )
Jl. Utama + Minor
Rasio Jl. Minor/ Total(Jl. Utama+Minor)
Total Jl. Utama + Minor
Jl. Utama B : Jl. Tani
(Arah Luar Kota)
Jl. Utama D : Jl. Tani
(Arah Dalam Kota)
Jl. Minor Total ( A+C )
Jl. Minor C
Arus Lalu Lintas Pendekat ArahRasio Belok
Jl. Minor A : Pintu Masuk
/Keluar Motor
Kend/Jam Smp/jam
HV
Emp=1,3
LV
Tabel 18. Analisa Distribusi Arus Lalu Lintas
Puncak (Sumber : Analisa Data, 2019)
Jumlah
Lengan Jalan Minor Lebar
Jl. Pintu Masuk Jl. Tani Jl. Tani Pendekat
& Keluar Motor (Arah Luar Kota) (Arah Dalam Kota) Rata-rata (WI)
0 3 2,500 2,800 2,800 2,700 322
Kapasitas
Dasar Lebar Median Jalan Hambatan Belok Belok Kapasitas
Smp/jam Pendekat Utama Samping Kiri Kanan Sebenarnya
(Co) FW FM FCS FRSU FLT FRT ( C )
Tabel 2.13 Gambar 2.2 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 2.16 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Rumus 2.4
0 2700 0,935 1,00 0,82 0,94 1,30 0,91 2467,06
Arus
Lalu Lintas Derajat Tundaan Tundaan Tundaan Tundaan Tundaan Tingkat
(smp/jam) Kejenuhan Lalu Lintas Lalu Lintas Lalu Lintas Geometrik Simpang Pelayanan
Simpang Jl. Utama Jl. Minor Simpang Persimpangan
Q DS DTI DTMA DTMI (DG) (D) (LOS)
USIG-1 Rumus 2.8 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Rumus 2.13 Rumus 2.14 DTI+DG Tabel 2.18
0 1660,4 0,67 7,026 5,233 20,198 3,910 10,936 18,627 37,597 B
1. Lebar Pendekat dan Tipe Simpang
2. Kapasitas
Faktor Penyesuaian Kapasitas
Jumlah Lajur
Rasio Arus Jalan Simpang/
Total
FMI
Pilihan Jalan MinorSimpang
Jalan Utama
Lebar Pendekat (m)
Ukuran Kota
2
Tipe Simpang
Tabel 2.12
3. Kinerja Lalu Lintas
Faktor Penyesuaian Kapasitas
Pilihan
Pilihan
Jalan Utama
2
Tabel 2.17
1,06
(QP%)
Gambar 2.7
Peluang Antrian
Model Distribusi Sebaran
Perjalanan Metode Furness dan
Metode Rata-Rata Model distribusi sebaran perjalanan hasil
analisis menggunakan metode Furness dan Metode
Rata-Rata maka model bangkitan dan tarikan
perjalanan didapatkan pada iterasi ke-4 dan ke-7
dengan tingkat pertumbuhan zona bangkitan dan
tingkat pertumbuhan zona tarikan menjadi (= 1,00),
dan hasil metode Furness dan Rata-Rata pada tahun
2024 pada masing-masing pergerakan zona
diterapkan ke masing-masing jalan disajikan pada
Tabel 19-21.
9
Tabel 19. MAT pada Tahun 2024 Metode Furness
(hasil pengulangan iterasi ke-4)
(Sumber : Analisa Data, 2019) MAT A B C D E oi Oi Ei
A - 396 119 122 - 637 636 1,00
B 395 - 388 - - 783 786 1,00
C - - - 126 262 388 387 1,00
D 102 - 159 - 404 666 666 1,00
E - - 341 391 - 732 731 1,00
dd 497 396 1007 639 667 3206
Dd 497 396 1007 639 667 3206
Ed 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Tabel 20. MAT pada Tahun 2024 Metode Rata-
Rata (hasil pengulangan iterasi ke-7)
(Sumber : Analisa Data, 2019) MAT A B C D E oi Oi Ei
A - 396 119 122 - 636 636 1,00
B 396 - 386 - - 783 786 1,00
C - - - 126 262 388 387 1,00
D 103 - 160 - 404 667 666 1,00
E - - 342 390 - 732 731 1,00
dd 499 396 1008 637 666 3206
Dd 497 396 1007 639 667 3206
Ed 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Tabel 21. Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan
Tingkat Kinerja Pelayanan pada
Proyeksi Tahun 2024 Metode Furness
dan Rata-Rata (Sumber : Analisa Data,
2019) Kapasitas Kapasitas Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
Alianyang (X1) 2900 1,25 1 1 0,86 3117,5 1298 0,42 B
Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1684 0,79 D
Kesatrian (X3) 2900 0,56 1 0,94 0,86 1312,8 224 0,17 A
Kapasitas Kapasitas Metode Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) Rata-Rata Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
Alianyang (X1) 2900 1,25 1 1 0,86 3117,5 1298 0,42 B
Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1684 0,79 D
Kesatrian (X3) 2900 0,56 1 0,94 0,86 1312,8 224 0,17 A
2024
Tahun Jalan
2024
Metode FurnessFaktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Tahun Jalan
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Analisa Kebutuhan Parkir Dari hasil perhitungan akumulasi parkir
kendaraan di atas, selanjutnya dapat diketahui
besar akumulasi keseluruhan kendaraan yang
parkir pada Hotel Swiss Belinn Kota Singkawang.
Kebutuhan luas parkir Hotel Swiss Belinn yang
dijabarkan pada perhitungan berikut :
Mobil (LV) = 96 srp x (2,5 m x 5,0 m)
= 1200 m2
Sirkulasi parkir mobil (30%)
= 1200 m2 x 30% = 360 m2
Total kebutuhan luas parkir mobil + sirkulasi
= (1200 + 360) m2 = 1560 m
2
Solusi / Penyusunan
Rekomendasi Penanganan Pada Jalan Tani, nilai derajat kejenuhannya
pada tahun 2024 adalah DS = 0,81 > 0,75 dengan
tingkat pelayanan D, sehingga memerlukan solusi
penanganan. Analisa yang dilakukan adalah
pelebaran jalan 2m dan menerapkan jalan satu
arah, disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Kapasitas, Derajat Kejenuhan dan
Tingkat Kinerja Pelayanan pada Tahun
2019 dan Pada Tahun 2024 (Do Nothing
& Do Something) (Sumber : Analisa
Data, 2019)
Kapasitas Kapasitas Volume Puncak Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) (Q) Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
2019 Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1422 0,67 C
2024 Tani (X2) 2900 0,87 1 0,98 0,86 2126,4 1716 0,81 D
Kapasitas Kapasitas Volume Puncak Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) (Q) Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
2019 Tani (X2) 2900 1,14 1 0,95 0,86 2701,0 1422 0,53 C
2024 Tani (X2) 2900 1,14 1 0,95 0,86 2701,0 1716 0,64 C
Kapasitas Kapasitas Volume Puncak Derajat Tingkat
Dasar (Co) Lebar Jalur Lalu Lintas Pemisah Arah Hambatan Samping Ukuran Kota (C) (Q) Kejenuhan Kinerja
smp/jam (FCW) (FCSP) (FCSF) (FCCS) smp/jam smp/jam (DS) Pelayanan
2019 Tani (X2) 1650 0,92 1 0,98 0,86 1279,4 1422 1,11 F
2024 Tani (X2) 1650 0,92 1 0,98 0,86 1279,4 1716 1,34 F
Do Something (Jalan Satu Arah)
Tahun Jalan
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Do Nothing
Do Something (Pelebaran Jalan +2m)
Tahun Jalan
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Tahun Jalan
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
4. KESIMPULAN
Kesimpulan 1. Bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas
pada Hotel Swiss Belinn Singkawang yaitu :
bangkitan perjalanan tahun 2019 adalah 31
smp/jam, tahun 2024 adalah 43 smp/jam, tarikan
perjalanan tahun 2019 adalah 45 smp/jam, tahun
2024 adalah 62 smp/jam
2. Derajat Kejenuhan pada tahun 2019 untuk Jalan
Alianyang sebesar 0,34<0,75 dengan tingkat
pelayanan B, Jalan Tani sebesar 0,67<0,75
dengan tingkat pelayanan C, Jalan Kesatriaan
sebesar 0,16<0,75 dengan tingkat pelayanan A
3. Derajat Kejenuhan pada tahun 2024 untuk
Alianyang sebesar 0,44<0,75 dengan tingkat
pelayanan B, Jalan Tani sebesar 0,81>0,75
dengan tingkat pelayanan D, Jalan Kesatriaan
sebesar 0,19<0,75 dengan tingkat pelayanan A
4. Analisis kinerja simpang Jalan Tani – pintu
masuk dan keluar motor pada kondisi eksisting
menunjukan hasil baik, dengan kapasitas sebesar
2467,06 smp/jam, arus lalu lintas 1660,40
smp/jam dan derajat kejenuhan 0,67
menghasilkan tundaan simpang 10,936 det/smp
dengan tingkat pelayanan B.
5. Model distribusi sebaran perjalanan
menggunakan Metode Furness dan Metode
Rata-Rata maka model bangkitan dan tarikan
perjalanan didapatkan pada iterasi ke-4 dan ke-
7. Hasil kedua metode pada tahun 2024
pergerakan zona diterapkan ke masing-masing
jalan dengan nilai DS pada Jalan Alianyang
sebesar 0,42<0,75 dengan tingkat pelayanan B,
Jalan Tani sebesar 0,79>0,75 dengan tingkat
pelayanan D dan Jalan Kesatriaan sebesar
0,17<0,75 dengan tingkat pelayanan A
10
6. Analisis kebutuhan ruang parkir Hotel Swiss
Belinn, didapatkan kebutuhan ruang parkir
sebesar 96 srp untuk kendaraan mobil dengan
total kebutuhan luas lahan parkir yaitu 1.560
m2, sehingga tidak mampu menampung
kebutuhan luasan parkir mobil, namun dapat
menggunakan selisih lahan parkir mobil SGM
yang luas yaitu 12.583 m2.
7. Setelah beroperasinya Hotel Swiss Belinn
Singkawang, Jalan Tani nilai memiliki nilai
derajat kejenuhannya pada tahun 2024 adalah
0,81>0,75 dengan tingkat pelayanan D,
sehingga memerlukan solusi penanganan (Do
Something) :
Pelebaran jalan direncanakan 2 meter,
maka lebar bahu tersebut menjadi 1,3
meter, pada tahun 2019 hasil DS turun
menjadi 0,53 < 0,75 dengan tingkat
pelayanan C dan pada tahun 2024 hasil DS
turun menjadi 0,64 < 0,75 dengan tingkat
pelayanan C.
Jalan Tani yang pada awalnya dengan jalan
dua lajur dua arah tanpa median (2/2 UD)
kemudian menerapkan alternatif solusi
jalan satu arah menjadi dua lajur satu arah
(2/1). Maka hasil derajat kejenuhan (DS)
pada tahun 2019 turun menjadi 0,56 > 0,75
dengan tingkat pelayanan C dan pada tahun
2024 turun menjadi 0,67 > 0,75 dengan
tingkat pelayanan C.
Saran 1. Penelitian bangkitan dan tarikan pergerakan
lalu lintas Hotel Swiss Belinn tidak
menerapkan prakiraan/prediksi, disebabkan
pada saat kondisi eksisting Hotel telah masuk
dalam tahap pasca konstruksi/beroperasi. Maka
diharapkan untuk mengadakan pengamatan
langsung dan mendokumentasikan lapangan
data bangkitan dan tarikan lalu lintas yang
terjadi oleh pengunjung, pegawai dan penjual
jasa transportasi.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat
melakukan analisa mengenai kebutuhan lahan
parkir khusus pengunjung Hotel Swiss Belinn
untuk beberapa tahun ke depan seiring dengan
bertumbuhnya jumlah kendaraan. Agar tidak
terjadi ketidakmampuan daya tampung area
parkir khusus Hotel yang menyebabkan
pengunjung Hotel memarkir kendaraan pada
area parkir Mall.
3. Diharapkan bagi instansi terkait dapat
menjadikan solusi dalam skripsi ini sebagai
refrensi atau acuan untuk memecahkan
masalah lalu lintas pada ruas jalan yang dikaji
dikarenakan untuk kedepannya kemacetan di
area yang dikaji menganggu para pengguna
jalan.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. H.
Akhmadali, M.Sc., dan Ibu Sumiyattinah S.T.,
M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan arahan serta Bapak
Ir. Komala Erwan, M.T., IPM., ASEAN Eng., dan
Bapak Heri Azwansyah, S.T., M.T., selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik, dan saran
sehingga dapat menyempurnakan penelitian ini.
6. DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Singkawang. (2019). Kota Singkawang
dalam Angka 2019. Kantor Badan Pusat
Statistik Singkawang.
Google Earth. (2019). Lokasi Hotel Swiss Belinn.
https://earth.google.com/web/ (di akses
Agustus 2019)
Indonesia, M. K. J. (1997). Departemen Pekerjaan
Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kristanto, Jati. (2018). Dasar Hukum Analisis
Dampak Lalu Lintas (Andalalin).
http://www.dewaricitraloka.com/2018/01/
dasar-hukum-analisis-dampak-lalu-
lintas.html (di akses April 2019)
Lindawati, M. Z. (2012). Analisa Tingkat
Pelayanan Lalu Lintas Berdasarkan
Kapasitas Jalan di Jalan Dr. Setiabudi
Pada Ruas Jalan Simpang Resor-Simpang
Empat Kampung Baru Kota Baturaja
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal
Teknika.
Perhubungan, D. (1998). Direktorat Bina Sistem
Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat
Jendral Perhubungan Darat. 1998. 72/HK.
105/DJRD.
Perhubungan, M., PM, N. (2015). Peraturan
Menteri Perhubungan.
SAMSAT Kota Singkawang. (2019). Data Jumlah
Kendaraan Bermotor.
Sumajouw, J. (2013). Analisis Dampak Lalu Lintas
(Andalalin) Kawasan Kampus Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal ilmiah Media
engineering, 3(2).
Utami, A. N. K. (2011). Analisa Dampak Lalu
Lintas Pengembangan Kampus Universitas
Diponegoro Pada Sistem Jaringan Jalan
(Doctoral dissertation, F. TEKNIK UNDIP).
Widodo, A. S. (2007). Analisis Dampak Lalu–
Lintas (ANDALALIN) pada Pusat
Perbelanjaan yang Telah Beroperasi
Ditinjau dari Tarikan Perjalanan (Studi
Kasus Pada Pacific Mall Tegal. (Doctoral
dissertation, program Pascasarjana
Universitas Diponegoro).