1 ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA HOTEL SWISS BELINN KOTA SINGKAWANG Yosafat E. Ardana 1) , Akhmadali 2) , Sumiyattinah 2) 1) Mahasiswa S1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2,) Dosen Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas, Tanjungpura Pontianak Email: [email protected]ABSTRAK Dengan beroperasinya Hotel Swiss Belinn maka akan menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu lintas yang akan menambah volume lalu lintas disekitar jaringan jalan. Metode survei yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung. Berdasarkan data survei, diperoleh bangkitan sebesar 31 smp/jam dan tarikan sebesar 45 smp/jam. Derajat kejenuhan (DS) pada tahun 2019 untuk Jalan Alianyang sebesar 0,34, Jalan Tani 0,67 dan Jalan Kesatriaan 0,16. Pada tahun 2024 nilai DS untuk Jalan Alianyang menjadi 0,34, Jalan Tani 0,81, dan Jalan Kesatriaan 0,19. Analisa kinerja simpang menunjukan hasil baik dengan DS=0,67 dan D=10,936 det/smp. Dengan menggunakan Metode Furness dan Metode Rata-Rata maka model bangkitan dan tarikan perjalanan didapatkan pada iterasi ke-4 dan ke-7 dengan hasil DS pada tahun 2024 untuk Jalan Alianyang sebesar 0,42, Jalan Tani 0,79 dan Jalan Kesatriaan 0,17. Hasil analisa kebutuhan parkir sebesar 96 srp untuk kendaraan mobil sehingga tidak mampu menampung luasan parkir yang dibutuhkan, namun dapat menggunakan selisih lahan parkir mobil SGM. Berdasarkan MKJI 1997 bahwa seharusnya DS<0,75, maka Jalan Tani memerlukan alternatif pelebaran jalan 2 meter, diperoleh hasil DS pada 2019 sebesar 0,53 dan pada tahun 2024 menjadi 0,64. Alternatif penerapan jalan satu arah menghasilkan DS pada tahun 2019 sebesar 0,56 dan pada tahun 2024 menjadi 0,67. Kata Kunci: analisis dampak lalu lintas, bangkitan dan tarikan, derajat kejenuhan, kinerja simpang, metode furness dan rata-rata, MKJI 1997. ABSTRACK With the operation of the Swiss Belinn Hotel, it will cause traffic generation and attraction which will increase the volume of traffic around the road network. The survey method is carried out by making direct observations. Based on the survey data, it is obtained that the generation is 31 pcu/hour and an attraction is 45 pcu/hour. The degree of saturation (DS) in 2019 for Jalan Alianyang is 0.34, Jalan Tani is 0.67 and Jalan Kesatriaan is 0.16. In 2024 the DS results for Jalan Alianyang will be 0.34, Jalan Tani 0.81, and Jalan Kesatriaan 0.19. The intersection performance analysis showed good results with DS= 0.67 and D= 10.936 sec/pcu. By using the Furness Method and the Average Method, the trip generation and attraction models were obtained in the 4th and 7th iterations with the DS results in 2024 for Alianyang Street of 0.42, Jalan Tani 0.79 and Jalan Kesatriaan 0.17. The results of the analysis of parking requirements of 96 srp for car vehicles so that they are unable to accommodate the required parking area, but can use the difference in parking space for SGM cars. Based on the MKJI 1997 that the DS should be <0.75, Jalan Tani requires an alternative road widening of 2 meters, the DS results in 2019 are 0.53 and in 2024 are 0.64. The alternative to implementing one-way roads will result in DS in 2019 of 0.56 and in 2024 to 0.67. Key Words: traffic impact analysis, generation and attraction, degree of saturation, intersection performance, furness and average method, MKJI 1997. 1. PENDAHULUAN Kota Singkawang merupakan Kota dengan berbagai macam tujuan, sehingga menjadi daya pikat bagi wisatawan baik dari dalam maupun luar untuk mengunjungi Kota ini. Dan hal inilah yang memicu peningkatan perekonomian, khususnya dibidang pembukaan dan pengembangan lahan baru. Pada saat ini dilakukan pengembangan tempat penginapan di Singkawang, yaitu Tower Hotel Swiss Belinn dengan penambahan 100 kamar. Pada sebelumnya terdapat 117 kamar pada Tower 1. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015, Ukuran minimum pembangunan pusat kegiatan maupun pengembangan kawasan untuk Hotel adalah minimal 50 kamar. Dengan berdirinya Hotel Swiss Belinn maka akan menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu lintas menuju Hotel Swiss Belinn baik dari luar maupun dalam daerah Singkawang yang akan menambah volume lalu lintas disekitar jaringan
10
Embed
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA
HOTEL SWISS BELINN KOTA SINGKAWANG
Yosafat E. Ardana 1)
, Akhmadali 2)
, Sumiyattinah 2)
1)
Mahasiswa S1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak 2,)
Dosen Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas, Tanjungpura Pontianak
lintas yang baru, lalu lintas beralih dan kendaraan
keluar masuk dari/ke kawasan tersebut, yang
dibangkitkan oleh pengembangan tata guna lahan
yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk dokumen
Andalalin atau perencanaan pengaturan lalu lintas
(Sumajouw J, 2013).
Dasar Hukum Terdiri dari lima dasar hukum Analisa
Dampak Lalu Lintas (Kristanto Jati, 2018), yaitu :
a. Undang - Undang No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
b. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Andalalin, Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas.
c. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Andalalin.
d. Peraturan Menteri Perhubungan No. 46
Tahun 2016 tentang Peralihan Pertama
Penyelenggaraan Andalalin.
e. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75
Tahun 2016 tentang Peralihan Kedua
Penyelenggaraan Andalalin.
Kejadian Dampak Lalu Lintas Terjadinya dampak lalu lintas diakibatkan
oleh pembukaan / pengembangan tata guna lahan
yang menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu
lintas yang besar, seperti pusat perbelanjaan,
tempat penginapan dan lain-lain. Terdapat dua
tahap dampak lalu lintas :
a. Tahap konstruksi/pembangunan, tahap ini
akan mengakibatkan bangkitan dan tarikan
lalu lintas akibat mobilisasi alat berat dan
angkutan material yang membebani ruas
jaringan jalan;
b. Tahap pasca konstruksi/sedang beroperasi,
tahap ini akan mengakibatkan bangkitan
dan tarikan lalu lintas dari pegawai,
pengunjung dan penyedia jasa transportasi
yang membebani ruas jaringan jalan, serta
timbul bangkitan area parkir.
Kriteria dan Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Bangkitan dan tarikan lalu lintas ditentukan
oleh jenis rencana pembangunan dan besaran
peruntukan rencana pembangunan. Ukuran
minimum pembangunan pusat kegiatan atau
pengembangan kawasan dan peruntukan rencana
pembangunan yang wajib melakukan studi analisa
dampak lalu lintas. Dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Minimum Peruntukan Rencana
Pembangunan Wajib Melakukan Analisis
Dampak Lalu Lintas (Sumber: PM
Perhubungan No. 75 Tahun 2015) No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran
1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2
luas lantai bangunan
b. Kegiatan Perkantoran 1000 m2
luas lantai bangunan
c. Kegiatan Industri
Industri dan pergudangan 2500 m2
luas lantai bangunan
d. Fasilitas Pendidikan
1). Sekolah/universitas 500 siswa
Bangunan dengan 50
siswa/waktu
e. Fasilitas Pelayanan Umum
1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter
3). Bank 500 m2
luas lantai bangunan
f. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum 1 dispenser
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung Pertemuan 500 m2
luas lantai bangunan
i. Restauran 100 tempat duduk
Fasilitas olah raga (indoor atau Kapasitas penonton 100 orang
outdoor) dan/atau luas 10000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2
luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2000 m2
luas lantai bangunan
Lembaga Kursus 2).
j.
Bangkitan Perjalanan Pergerakan
(Trip Generation) Bangkitan atau tarikan perjalanan merupakan
banyaknya jumlah pergerakan lalu lintas atau
pergerakan lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
kawasan per satuan waktu. (Widodo A. S, 2007). Bangkitan atau tarikan perjalanan dianalisis menjadi
dua bagian yaitu :
a. Bangkitan Perjalanan (Trip Production)
adalah banyaknya pergerakan lalu lintas yang
diakibatkan oleh zona asal, atau pergerakan
lalu lintas yang meningkatkan zona
disekitarnya.
b. Tarikan Perjalanan (Trip Attraction) adalah
banyaknya pergerakan lalu lintas yang
tertarik ke zona tujuan, atau pergerakan lalu
lintas yang menuju ke zona.
Gambar 1. Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
(Sumber : Wells, 1975)
3
Perencanaan Transportasi dan
Kinerja Jalan Volume lalu lintas jalan adalah banyaknya
jumlah kendaraan yang melewati penampang ruas
jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu.
Volume lalu lintas dua arah pada jam paling sibuk
dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa
unjuk kerja jalan dan persimpangan yang ada
dengan persamaan :
Q = Qi x emp (1)
Keterangan :
Q = volume lalu lintas (smp/jam)
Qi = volume lalu lintas (kend/jam)
Emp = faktor ekivalen kendaraan
Kapasitas jalan perkotaan mengacu faktor
terbesarnya adalah kapasitas dasar. Kapasitas
dasar merupakan banyaknnya kendaraan maksimal
yang melintasi suatu penampang ruas jalan selama
satu jam (Lindawati M. Z, 2012), dengan
persamaan (Indonesia, M. K. J, 1997) : C = CO x FCW x FCSP x FCSP x FCSF x FCCS (2) (2)
Keterangan :
C = kapasitas jalan perkotaan (smp/jam)
CO = kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian kapasitas lebar jalur
lalu lintas
FCSP = faktor penyesuaian kapasitas pemisahan
arah
FCSF = faktor penyesuaian kapasitas hambatan
samping
FCCS = faktor penyesuaian kapasitas ukuran kota
Derajat kejenuhan (Degree of Saturation)
didefinisikan sebagai perbandingan volume arus
lalu lintas V (smp/jam) terhadap kapasitas C
(smp/jam). DS digunakan untuk penentuan tingkat
kinerja pelayanan ruas jalan. Nilai DS
menghasilkan ruas jalan tersebut apakah memiliki
masalah kapasitas atau tidak, dengan persamaan :
DS = Q/C (3)
Keterangan :
DS = derajat kejenuhan
Q = volume kendaraan (smp/jam)
C = kapasitas jalan (smp/jam)
Jika nilai DS < 0,75 maka jalan tersebut
masih layak, tetapi jika > 0,75 maka perlu
dilakukan penanganan pada jalan tersebut untuk
mengurangi kepadatan.
Prediksi Pertambahan Jumlah
Penduduk dan Kendaraan
Bermotor Prediksi pertambahan jumlah penduduk
dan kendaraan digunakan untuk memprediksi
berapa perkembangan jumlah penduduk Kota
Singkawang dan jumlah lalu lintas yang
berdampak pada kinerja jalan. Hal ini
dilaksanakan agar kinerja jalan pada masa yang
akan datang diketahui sehingga bisa dilakukan
penanganan awal sebelum kinerja jalan menurun.
Prediksi jumlah penduduk dan jumlah kendaraan
dihitung menggunakan persamaan Geometrik bunga
majemuk dengan persamaan :
Pn = atau r =
– 1 (4)
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk atau jumlah kendaraan
tahun proyeksikan
PO = Jumlah penduduk atau jumlah kendaraan
tahun peninjauan
r = Angka pertumbuhan pada periode tertentu
n = Jumlah tahun yang diperhitungkan
Analisis Simpang Tak Bersinyal Nilai kapasitas simpang tak bersinyal dengan
persamaan :
C = CO x FW x FM x FCS x FSU x FLT x FRT xFMI (5)
Keterangan:
CO = Kapasitas dasar (smp/jam),
FW = Faktor penyesuaian untuk lebar masuk,
FM = Faktor penyesuaian median jalan utama,
FCS = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota,
FRSU = Faktor penyesuan untuk hambatan samping,
FLT = Faktor penyesuaian untuk belok kiri,
FRT = Faktor penyesuaian untuk belok kanan,
FMI = Faktor penyesuain untuk rasio arus minor.
Metode Distribusi Sebaran
Perjalanan Metode Furness merupakan sebaran
perjalanan pada masa mendatang yang dihasilkan
dengan mengalikan sebaran perjalanan pada saat
eksisting dengan tingkat pertumbuhan zona asal
atau zona tujuan secara bergantian, dengan
persamaan : Tid = tid.Ei (6)
Metode Rata - Rata memakai tingkat
pertumbuhan yang berbeda untuk setiap zona yang
dapat dihasilkan dari prediksi tata guna lahan
(Utami, A. N. K, 2011) yang dijabarkan dengan
persamaan:
Tid = tid .
; Ei =
dan Ed =
(7)
Keterangan:
Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Oi, Dd = total perjalanan masa mendatang yang
berasal dari zona asal i dan yang menuju
ke zona tujuan d
oi, od = total perjalanan masa sekarang yang
berasal dari zona asal i dan yang menuju
ke zona tujuan d
Analisis Kebutuhan Ruang Parkir Volume parkir merupakan banyaknya
kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir
pada suatu lahan parkir, dengan persamaan :
V= KM atau V= KM+K (8)
4
Akumulasi parkir adalah banyaknya
kendaraan yang parkir pada suatu ruang parkir
pada waktu tertentu, dengan persamaan :
Ap = KM – KK atau Ap = KM – KK + P (9)
Keterangan :
Ap = Akumulasi parkir
KM = Jumlah kendaraan masuk
KK = Jumlah kendaraan keluar
P = Jumlah kendaraan yang masih ada di
lahan Parkir
Satuan Ruang Parkir mencakup ukuran luas
efektif tempat parkir kendaraan yaitu ruang bebas
pengendara dan lebar bukaan pintu (Perhubungan,
D, 1998), disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Satuan Ruang Parkir (Sumber : Direktorat
Jendral Perhubungan Darat, 1998) Satuan Ruang
Parkir (m2)
a. Mobil Penumpang Golongan I 2,30 x 5,00
b. Mobil Penumpang Golongan II 2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Golongan III 3,30 x 5,00
2. Bus Kecil 3,40 x 5,00
3. Sepeda Motor 0,75 x 2,00
Jenis Kendaraan
1.
Bagan Perencanaan Bagan perencanaan metodologi yang akan
dilakukan pada perencanaan dijabarkan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Perencanaan Proses Penelitian
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Metode Survei Metode survei yaitu dengan mengadakan
pengamatan langsung keadaan lapangan dan
dokumentasi kondisi eksisting. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi aktual pada saat ini,
sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
evaluasi dan perencanaan.
Lokasi Penelitian, Daerah
Tangkapan dan Zona Wilayah
Kajian Lokasi survei dilakukan pada beberapa titik
yaitu :
a. Survei pada akses jalan Alianyang
Singkawang, yaitu akses pintu masuk mobil
Hotel (X1)
b. Survei pada akses jalan Tani Singkawang,
akses pintu masuk motor dan pintu keluar
Hotel (X2)
c. Survei pada akses jalan Kesatriaan
Singkawang, akses penghubung jalan
Alianyang dan Jalan Tani (X3)
d. Survei pada akses check in dan check out
Hotel Swiss Belinn pada Tower 1 (Y1)
e. Survei pada akses check in dan check out
Hotel Swiss Belinn pada Tower 2 (Y2)
Denah lokasi penelitian, zona wilayah kajian
disajikan pada Gambar 3-5 dan Tabel 3.
Gambar 3. Lokasi Hotel Swiss Belinn (Sumber :
Google Earth, 2019)
Gambar 4. Catchman Area Hotel Swiss Belinn
(Sumber : Analisa Data, 2019)
Gambar 5. Zona Wilayah Kajian (Sumber :
Analisa Data, 2019)
Mulai
Perumusan Masalah Kajian Pustaka
Tujuan Penelitian
Penyusunan Metodologi
Pengumpulan Data
Data Primer: 1. Data geometrik jalan yang ditinjau 2. Data arus lalu lintas
3. Data hambatan samping
Data Sekunder: 1.Peta lokasi Swiss-Belinn 2.Data karakteristik Swiss-Belinn (Global Mapper15) 3.Data jumlah pertumbuhan penduduk 4.Data jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor
Pengolahan Data
Analisa Data : 1.Kondisi arus lalu lintas eksisting dan 5 tahun mendatang 2.Pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor 3.Bangkitan dan tarikan perjalanan Hotel Swiss Belinn 4.Kinerja ruas jalan disekitar Hotel Swiss Belinn 5.Kinerja simpang tak bersinyal 6.Model distribusi sebaran perjalanan metode furness dan metode rata-rata
7.Kebutuhan Parkir Hotel Swiss Belinn
Solusi
Kesimpulan dan Saran
Selesai
5
Tabel 3. Penentuan Zona Wilayah Kajian (Sumber
: Analisa Data, 2019) NO Zona Uraian
1 A Pergerakan lalu lintas Jl. Alianyang dari arah luar kota
2 B Pergerakan lalu lintas Jl. Alianyang dari arah dalam kota
3 C Pergerakan lalu lintas Hotel Swiss Belinn Singkawang
4 D Pergerakan lalu lintas Jl. Tani dari arah luar kota
5 E Pergerakan lalu lintas Jl. Tani dari arah dalam kota
Waktu Survei Survei dilakukan selama tiga hari, yaitu
hari Senin mewakili hari kerja, sabtu mewakili
akhir pekan dan minggu dianggap mewakili hari
libur. Survei dilaksanakan selama 16 jam mulai
pukul 06:00 hingga 22:00 WIB.
Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Formulir survei, alat tulis, click counter
(app smartphone) untuk menghitung jumlah
kendaraan, meteran untuk menghitung lebar jalan,
komputer untuk analisis data (Microsoft Office,
Autocad, Google Earth, dan Global Mapper).
Tahap Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh
dari survei atau pengamatan langsung di lapangan.
Berikut yang termasuk data primer : Data kondisi
geometrik jalan yang berada disekitar Swiss
Belinn, data arus lalu lintas, meliputi jumlah arus
lalu lintas masing-masing jenis kendaraan dan
pada tiap titik lokasi dan data hambatan samping,
meliputi pejalan kaki, kendaraan masuk & keluar,
kendaraan lambat / kendaraan tak bermotor, dan
kendaraan parkir pada tiap titik lokasi yang sudah
ditentukan.
Data sekunder diperoleh dari beberapa
instansi terkait dan dari beberapa sumber yang
meliputi : Peta lokasi Swiss Bellin, data
karakteristik Swiss Bellin, jumlah penduduk dan
jumlah kendaraan Kota Singkawang.
Analisis Data Data yang didapat dari survei lapangan dan
instansi terkait dikumpulkan dan selanjutnya di
analisa untuk mendapatkan analisa pertumbuhan
penduduk dan kendaraan, analisa bangkitan dan
tarikan, analisa kinerja ruas jalan dan
persimpangan, analisa model distribusi sebaran
perjalanan metode furness dan metode rata-rata
analisis kebutuhan parkir
Solusi/Penyusunan Rekomendasi
Penanganan Langkah penanganan terdiri dari dua, yaitu
cara do nothing dan do something. Do nothing
merupakan tidak melakukan penanganan masalah
kegiatan pada jaringan jalan yang ditinjau.
Sedangkan do something adalah melakukan upaya
peningkatan beberapa alternatif penanganan,
sebagai berikut : Melalui usaha manajemen lalu
lintas, perbaikan geometrik, dan melakukan
pelebaran jalan.
3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS
DATA
Data Primer
Survei Geometrik Jalan Tujuan dari survei geometrik ini adalah
untuk mendapatkan data lebar jalan, jumlah lajur,
lebar bahu jalan dimana pengukuran dilakukan pada
masing-masing ruas jalan yang ditinjau yang telah
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Profil Melintang Jalan Alianyang (X1),
Jalan Tani (X2) dan Jalan Kesatriaan
(X3) (Sumber : Analisa Data, 2019)
Survei Lalu Lintas Survei lalu lintas bertujuan untuk
mendapatkan data volume lalu lintas dan
komposisi lalu lintas. Pengambilan data survei
yang telah dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari