Bab I
Pendahuluan1.1. Latar BelakangAngka Kematian Ibu (AKI) adalah
banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian
terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup manakala Angka Kematian
Bayi (AKB) didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan banyaknya
kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per
seribu kelahiran hidup). AKI dan AKB merupakan indikator yang
dipakai dalam menentukan status kesehatan ibu dan anak. Tinggi
rendahnya AKI dan AKB disuatu negara dapat dilihat dari kemampuan
untuk memberikan pelayanan obstetrik yang bermutu dan menyaluruh.
AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan target
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yang sudah disepakati
oleh lebih dari 180 kepala negara termasuk presiden Republik
Indonesia pada tahun 2000. Data terakhir berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI masih 228
per 100.000 kelahiran hidup sedangkan target yang harus dicapai
adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian juga dengan AKB,
berdasarkan SDKI 2007 masih 34 per 1.000 kelahiran hidup. Target
yang akan dicapai adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup. Dengan AKI
228/100.000 KH berarti ada 9.774 ibu meninggal per tahun atau 1 ibu
meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak
langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada
kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%) dan ibu hamil
dengan keadaan 4T (65%) yaitu Terlalu muda hamil, Terlalu tua
hamil, Terlalu sering hamil dan Terlalu banyak anak, dan keadaan
ini juga mengakibakan 3T yaitu Terlambat dalam mengenali tanda
bahaya dan pengambil keputusan untuk mencari pertolongan
berkualitas, Terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan Terlambat
mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas
pelayanan.Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu dapat
dilakukan melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil yang
dikenal sebagai Ante Natal Care (ANC). Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal ini bertujuan untuk mempromosikan dan menjaga
kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi, mendeteksi sedini mungkin
faktor-faktor penyulit atau komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, dan mempersiapkan persalinan yang aman, serta
memberikan pendidikan kepada ibu hamil. Kunjungan antenatal yang
ditetapkan pemerintah pusat selama kehamilan minimal empat kali
kunjungan dengan frekuensi satu kali pada trimester pertama (K1),
satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
(K4). Standar pelayanan ANC meliputi 7T yaitu, timbang berat badan,
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur TFU, pemberian
imunisasi TT, Tablet Fe, Temu wicara.
Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2011,
cakupan pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal Indonesia
(82%) masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN yang lain
seperti Korea Utara (95%) dan Sri lanka (93%).
Menurut Riskesdas 2010, kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan
di Indonesia yaitu K1 72,3 % dan K4 61,4%. Selain meningkatkan
cakupan kunjungan ibu hamil, perlu dilakukan peningkatan kualitas
pelayanan antenatal yang sesuai standar misalnya dengan pemberian
tablet besi dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Pada tahun 2009
cakupan pemberian Fe1 adalah 76,9% dan Fe3 adalah 68,7%. Pemberian
imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih terdapatnya
kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2009 sebanyak
158 kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality rate) 48,1%.
Pada tahun yang sama, cakupan pemberian imunisasi TT2 di Indonesia
baru mencapai 62,52% . Di Indonesia, proporsi golongan ibu hamil
yang menderita anemia defisiensi besi masih tinggi yaitu 59 % dan
merupakan yang tertinggi menurut jenis anemia yang lain pada tahun
2007. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2011,
didapatkan cakupan pemberian tablet besi Fe3 untuk tahun 2010 masih
belum mencapai target yaitu sebanyak 91,16% walaupun terjadi
peningkatan cakupan sebanyak 10,2% dibanding tahun
2009.Keberhasilan pelaksanaan program pelayanan antenatal di UPTD
Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang periode Oktober 2011
sampai dengan September 2012 masih belum diketahui. Oleh karena
itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat
keberhasilan pelaksanaan program. 1.2Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut SDKI
2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.
2. Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB ) 34 per 1.000 kelahiran
hidup di Indonesia pada tahun 2007.
3. Indonesia mempunyai target untuk menurunkan AKI menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
4. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun
2011, cakupan pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal
Indonesia (82%) masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN
yang lain seperti Korea Utara (95%) dan Sri Lanka (93%).
5. Cakupan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia
pada tahun 2010 masih belum mencapai target dengan K1 sebesar 72,3
% dan K4 sebesar 61,4%.
6. Cakupan pemberian tablet besi bagi ibu hamil di Indonesia
pada tahun 2009 masih belum mencapai target dengan cakupan
pemberian Fe1 sebesar 76,9% dan Fe3 sebesar 68,7%.
7. Masih terdapat kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada
tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR = Case
Fatality rate) 48,1%.
8. Cakupan pemberian imunisasi TT2 di Indonesia baru mencapai
62,52% pada tahun 2009.
9. Proporsi golongan ibu hamil yang menderita anemia defisiensi
besi di Indonesia masih tinggi yaitu 59 %.10. Cakupan pemberian
tablet besi Fe3 Kabupaten Karawang pada tahun 2010 masih 91,16%.11.
Belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program
Pelayanan Antenatal di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang Periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui keberhasilan program pelayanan kesehatan ibu hamil
(Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang
periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012.1.3.2 Tujuan
Khusus
1. Diketahuinya cakupan akses kunjungan ibu hamil : kunjungan
pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4) di Puskesmas Kecamatan
Klari, Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan September
2012.
2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, yaitu Fe1 dan
Fe3 di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode Oktober 2011
sampai dengan September 2012.
3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu
hamil di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode Oktober 2011
sampai dengan September 2012.
4. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang
periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012.
5. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil
oleh masyarakat di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode
Oktober 2011 sampai dengan September 2012.
6. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di
Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode Oktober 2011 sampai
dengan September 2012.
7. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah di Puskesmas
Kecamatan Klari, Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan
September 2012.
8. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan
kelompok di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode Oktober
2011 sampai dengan September 2012.
9. Diketahuinya cakupan senam hamil di Puskesmas Kecamatan
Klari, Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan September
2012.
10. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program
Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang periode
Oktober 2011 sampai dengan September 2012.1.4Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat
kuliah
2. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi
Pelayanan Antenatal di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerjanya.
3. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program,
khususnya program kesehatan.
4. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
1.4.2Bagi Perguruan Tinggi
1. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi
Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa
saran-saran maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi
Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang, dalam meningkatkan efisiensi
dan efektivitas Program Pelayanan Antenatal maupun program-program
lainnya, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa program Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil mempunyai peranan yang sangat penting, selain
untuk mengetahui masalah kependudukan, juga untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat itu sendiri.
1.5. Sasaran
Semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Klari, Kabupaten Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan
September 2012.
Bab II
Materi dan Metode
2.1.Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan
bulanan puskesmas mengenai program pelayanan kesehatan ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari,Karawang periode Oktober
2011 sampai dengan September 2012 yang terdiri dari :
1.Perawatan kehamilan
2.Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 3.Pemberian
imunisasi TT1 dan TT24.Deteksi resiko tinggi pada ibu hamil oleh
tenaga kesehatan
5.Deteksi resiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat6.Rujukan
ibu hamil risiko tinggi
7.Kunjungan rumah ibu hamil8.Penyuluhan perorangan dan
kelompok
9.Kegiatan senam hamil
10.Pencatatan dan pelaporan
2.2.Metoda
Untuk mengukur tingkat keberhasilan program Puskesmas mengenai
Program Kesehatan Ibu Hamil (Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan
Klari, Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012
dengan cara membandingkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil
(Antenatal Care) terhadap tolok ukur yang sudah ditetapkan dengan
menggunakan metode pendekatan sistem, yang disajikan secara
tekstular dan tabular. Sehingga ditemukan masalah yang ada dan
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur
sistem.Bab III
Kerangka Teoritis
3.1.Kerangka Teoritis
Bagan 1 : Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi.
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan
oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya
sistem tersebut.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen
yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan
bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang
tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap
sistem.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
suatu sistem.
3.2.Variabel dan Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran,
dampak, lingkungan dan umpan balik yang digunakan sebagai
pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Program
Pelayanan Antenatal (ANC). (Lampiran I)Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari
:
1. Laporan Bulanan KIA (LB3) Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan September
2012.
2. Laporan Bulanan PWS-KIA Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012.
3. Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang
Tahun 2011.4. Data demografi Puskesmas Kecamatan Klari tahun
2012.
4.2.Data Umum
4.2.1.Geografi
A. Luas Wilayah dan Batas-batas
1.Lokasi gedung Puskesmas Klari terletak di Jl. Raya Kosambi,
No. 20, Klari. Komplek Puskesmas Klari terletak di Desa Duren dan
bertepatan berada di depan Kantor Kepala Desa Duren, di samping
kiri Kecamatan Klari, di belakang kompleks terdapat TK Mawar dan di
samping kanan rumah penduduk.2.Luas wilayah kerja Puskesmas Klari:
+ 693.878 Ha; yang terdiri dari 8 desa, 66 Rukun Warga (RW) dan 126
Rukun Tetangga (RT ). 3.Batasan wilayah kerja Puskesmas Klari :
a) Sebelah utara : Puskesmas Telagasari
b) Sebelah selatan : Puskesmas Curug
c) Sebelah barat
: Puskesmas Anggadita
d) Sebelah timur : Puskesmas Purwasari4. Keadaan daerahnya
terdiri dari 95% daratan dan 5% perairan terdiri atas :
a) Persawahan : 45%b) Industri : 30%
c) Perkebunan : 20%
d) Perairan : 5%B. Wilayah Administrasi
Jumlah desa wilayah kerja UPTD Puskesmas Klari adalah delapan
desa meliputi 66 RW dan 126 RT. Desa-desa tersebut adalah :
a) Desa Duren
b) Desa Pancawati
c) Desa Walahar
d) Desa Kiarapayung
e) Desa Sumurkondang
f) Desa Cibalongsari
g) Desa Klari
h) Desa Belendung4.2.2.Data Demografi
Jumlah penduduk di Kecamatan Klari sampai bulan September tahun
2012 adalah 85.994 jiwa. Data umum selengkapnya di Lampiran II;
tabel 1.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin : laki-laki 42.718
jiwa dan perempuan 43.276 jiwa. Data umum selengkapnya di Lampiran
II; tabel 1.
Jumlah Ibu hamil di Kecamatan Klari, Karawang tahun 2012 adalah
2551 jiwa. Data umum selengkapnya di Lampiran II; tabel 2.
Terdiri dari 8 desa, 66 RW dan 126 RT dengan jumlah kepala
keluarga 26.930 Kepala Keluarga (KK). Tingkat pendidikan penduduk
Kecamatan Klari terbanyak adalah pendidikan rendah, berjumlah 58622
orang (68.17%). Data umum selengkapnya di Lampiran II; tabel 3.
Sebagian besar penduduk yaitu 51,4% penduduk di Kecamatan Klari
adalah tidak bekerja Data umum selengkapnya terdapat pada Lampiran
II; tabel 4.
Jenis sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Klari antara lain : Puskesmas pembantu (2), Klinik 24 jam (8),
Posyandu (79), Rumah sakit swasta (2), Rumah bersalin (3), Praktek
bidan (25), Praktek dokter swasta (10) dan Apotek (6). Data umum
selengkapnya terdapat pada Lampiran II; tabel 5.4.3.Data Khusus
4.3.1.Masukan (input)
A. Tenaga Dokter umum:3 orang
Bidan
:25 orang
Perawat
:6 orang
Petugas laboratorium:1 orang
Petugas administrasi:2 orang
Kader
:5 orang/posyandu
B. Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari: APBD (Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah) : CukupC. Sarana
1. Medis Antenatal Kit
:1 buah
Stetoskop
:2 buah
Tensimeter
:2 buah
Timbangan dewasa :1 buah
Pengukur tinggi badan :1 buah
USG dan monitor:1 set
Tablet zat besi:Ada, jumlah cukup
Vaksin TT
:Ada, jumlah cukup
Perlengkapan imunisasi :Ada, jumlah cukup (Kapas, alkohol dan
alat suntik)
Alat dan Bahan Laboratorium:Ada (mesin hitung Hb 1 buah, stick
protein urin jumlah cukup, strip HCG jumlah cukup)
2. Non medis Ruangan pemeriksaan ANC:Ada
Ruang USG:Ada
Meja tulis
:2 buah
Kursi lipat:2 buah
Tempat tidur ibu hamil:1 buah
Tempat penyimpanan vaksin:Ada
Buku KIA:Ada, Jumlah cukup
Alat peraga penyuluhan:Ada (Papan tulis, poster, spidol, dan
brosur)
Mobil Ambulans:1 buah
D. MetodeTerdapat metode untuk :
1. Perawatan Kehamilan Setiap ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya dilakukan perawatan kehamilan terlebih dahulu yang
meliputi : Anamnesis
Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil
yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan,
riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan
janin, masalah atau tanda-tanda bahaya misalnya penglihatan kabur,
keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat, dan
kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil), riwayat kehamilan yang lalu
(berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan, persalinan, dan nifas),
riwayat persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB < 2,5
Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran, bayi yang dilahirkan, riwayat
penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga (penyakit
keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll), riwayat sosial
ekonomi dan budaya (status perkawinan, riwayat KB, dukungan
keluarga pada kehamilan, kebiasaan makan dan gizi, kebiasaan hidup
sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap hari, dan tempat
persalinan yang diinginkan. Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan
informasi mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan
melanjutkan pelayanan yang diperlukan. Timbang berat badan
Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan
kilogram.
Pengukuran tinggi badan
Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter.
Pengukuran tekanan darah
Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.
Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan
satuan sentimeter.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Untuk
menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau pemeriksaan
Leopold (Leopold I IV)
Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi
setelah usia kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur (dari
simphisis pubis sampai dengan bagian janin yang ada di fundus
uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan dengan perabaan untuk
menentukan bagian janin yang ada di fundus uteri.
Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah mana
teraba tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari atas ke
bawah, untuk mengetahui letak punggung janin atau bagian janin di
dinding uterus.
Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan untuk
mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim.
Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah rahim dengan dua
tangan dan menentukan sampai di mana janin telah masuk Pintu Atas
Panggul.
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin
menggunakan Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150
kali/menit. Bila ada kelainan denyut mungkin dapat disebabkan oleh
adanya kelainan janin atau placenta.
Pemeriksaan laboratorium:
Hemoglobin: dengan mesin hitung Hb.
Protein urin: dengan stick protein urin.
Tes kehamilan: tes HCG.2. Pemberian tablet zat besi
Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30
tablet besi (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2)
pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet besi (Fe3) pada kunjungan
keempat (K4).Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet / hari,
sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet / hari. Tablet
besi diminum setelah makan.
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2Pemberian imunisasi TT ibu
hamil dilihat pada status imunisasi TT sebelumnya. Ibu hamil yang
belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi
paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama
pada saat K1 dan kedua dengan jarak minimal 4 minggu kemudian. Ibu
hamil yang pernah disuntikkan imunisasi sebelumnya hanya diberikan
satu kali suntikan TT selama kehamilannya pada kunjungan antenatal
pertama atau paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan. Imusasi TT
disuntikkan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.4.
Deteksi ibu hamil risiko tinggi
Kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai
faktor risiko dan komplikasi kebidanan baik dari tenaga kesehatan
maupun dari laporan masyarakat. Faktor risiko pada ibu hamil antara
lain :
Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
Anak lebih dari 4
Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2
tahun
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA)
< 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan
Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL
Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini
Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : TBC,
kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor
dan keganasan
Riwayat kehamilan buruk : keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, KPD, bayi dengan cacat kongenital
Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio
sesarea, ekstraksivakum / forseps
Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca persalinan,
infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues)
Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi
dan riwayat cacat kongenital
Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit,
monster
Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin
besar
Kelainan letak dan posisi janin : letak lintang, sungsang pada
usia kehamilan > 32 minggu.
Komplikasi pada ibu hamil :
Ketuban pecah dini
Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa, solusio
plasenta.
Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik >
140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema
pre-tibial.
Ancaman persalinan prematur
Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus
abdominalis, sepsis5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapat penanganan tepat sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan medis
yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED (Pelayanan Obstetrik
Neonatol Emergensi Dasar) meliputi : Penanganan perdarahan pada
kehamilan
Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan
(pre-eklampsi dan eklampsi).
Pencegahan dan penanganan infeksi.
Penanganan abortus.
Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan
transportasi.
Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas
mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetrik
Neonatol Emergensi Komprehensif).
6. Kunjungan rumah ibu hamil
Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk memeriksakan keadaan
kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut
Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi
serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya oleh
bidan desa.
7. Penyuluhan
Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara
Kelompok
: 1x/bulan, dengan ceramah.8. Kegiatan senam hamil
Melalui kegiatan senam sebanyak 1x/minggu, untuk mempertinggi
kesehatan fisik dan kepercayaan pada diri sendiri dan penolong
dalam menghadapi persalinan.
9. Pencatatan dan pelaporan : Menggunakan SP2TP. Pencatatan
Register ibu hamil : Buku register untuk mencatat setiap ibu
hamil yang diperiksa.
Buku KIA : Buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil
setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil.
Kohort ibu hamil : Buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu
hamil. Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak): Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS
KIA berdasarkan data pencatatan di Puskesmas. Selain itu data
sasaran juga diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari
lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerja.
Pelaporan :
Laporan Bulanan KIA (LB3) : merupakan formulir pelaporan KIA
untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
4.3.2. Proses
A. Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Perawatan kehamilan
Dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB.2. Pemberian tablet zat besi
Dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB.3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Dilakukan oleh bidan setiap
hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
4. Deteksi ibu hamil risiko tinggi
Dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB.
5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
Dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB
dan bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil masih boleh
ditangani PONED.6. Kunjungan rumah
Dilakukan bidan desa terutama pada ibu hamil risiko tinggi
minimal 1x/bulan.
7. Penyuluhan
Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan
(wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Kelompok :
Dilakukan dan dijadwalkan tiap bulan melalui kegiatan ceramah8.
Kegiatan senam hamil
Dilakukan dan di jadwalkan tiap minggu melalui kegiatan senam
hamil 1x/minggu9. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00
WIB. Pelaporan : Dilakukan setiap awal
bulanB.PengorganisasianTerdapat bagan struktur organisasi dan
pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas dalam pelaksanaan
program ANC
Bagan 2. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal
Puskesmas Kecamatan Klari,
Kabupaten Karawang
C. Pelaksanaan
1. Perawatan kehamilan
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
Besar sasaran : 2551 orang ibu hamil.
2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3Dilakukan oleh bidan
setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2Dilakukan setiap hari kerja
pada pkl 08.00-14.00 WIB.
4. Deteksi ibu hamil risiko tinggi
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi
Dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB
dan bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil resiko tinggi
ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED 24 jam.6. Kunjungan
rumah
Dilakukan oleh bidan dari masing-masing desa tapi tidak ada data
tertulis.
7. Penyuluhan Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali
kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB.
Kelompok : Tidak ada data tertulis8. Kegiatan senam hamil
Tidak dilakukan.9. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan :
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pelaporan :
Dilakukan setiap awal bulan.
D. Pengawasan 1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan :
Ada, tiap bulan diadakan rapat dan dipimpin oleh kepala Puskesmas
untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai dengan rencana.2.
Pencatatan dan pelaporan bulanan
: Ada, 1x/bulan dilaporkan hasil pencatatan dari tiap sektor
yang berkaitan dengan program kepada kepala Puskesmas dan
ditandatangani oleh kepala Puskesmas.4.3.3 Keluaran
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Jumlah sasaran ibu
hamil dalam satu tahun dapat dihitung menggunakan rumus : CBR x 1,1
x jumlah penduduk
Jumlah sasaran ibu hamil yang digunakan adalah jumlah sasaran
ibu hamil menurut Dinas Kesehatan (DinKes) Kabupaten Karawang tahun
2012 sebanyak 2551 orang.
Cakupan K1(Lampiran III, tabel 1)
Di Kecamatan Klari =
= = 99,06% Cakupan K4 (Lampiran III, tabel 1)
Di Kecamatan Klari =
= = 93,10% 2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada
ibu hamil Cakupan Fe1 (Lampiran III, tabel 2)
Di Kecamatan Klari =
= = 98,75% Cakupan Fe3 (Lampiran III, tabel 2)
Di Kecamatan Klari =
= = 90,79% 3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu
hamil Cakupan TT1 (Lampiran III, tabel 3)Di Kecamatan Klari =
= = 70,25% Cakupan TT2 (Lampiran III, tabel 3)Di Kecamatan Klari
=
= = 59,04%4. Cakupan deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
(Lampiran III, tabel 4)Di Kecamatan Klari = = = 12,54%5. Cakupan
deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh masyarakat (Lampiran III,
tabel 5) Di Kecamatan Klari =
= = 9,92%6. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi (Lampiran
III, tabel 6)Di Kecamatan Klari =
= = 58,12% 7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil Kunjungan rumah
ibu hamil dilakukan tetapi tidak dapat diniai karena tidak ada data
tertulis.8. Cakupan penyuluhan Cakupan penyuluhan perorangan
dilakukan tiap kali kunjungan (100%) Cakupan penyuluhan kelompok
tidak dapat dinilai karena tidak ada data tertulis.9. Cakupan
kegiatan senam hamil Tidak dilakukan.10. Cakupan pencatatan dan
pelaporan Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan namun
cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap karena tidak ada
data mengenai penyuluhan kelompok dan kunjungan rumah ibu hamil.4.4
Lingkungan1. Fisik
a) Lokasi : Mudah dicapai oleh ibu hamil, namun RS rujukan
berlokasi agak jauh kurang lebih 18 km daripada Puskesmas Kecamatan
Klari.
b) Transportasi : Tersedia sarana transportasi umum yang relatif
murah seperti becak, ojek dan angkutan umum. Jalur jalan raya yang
rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat. Di
Puskesmas terdapat 1 ambulans yang siap pakai.
c) Fasilitas kesehatan :
Adanya kerjasama yang baik antara Puskesmas dengan fasilitas
kesehatan yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin (RBS), Bidan
Praktek Swasta (BPS).2. Non fisik
a) Pendidikan : Adanya hambatan dari tingkat pendidikan
(mayoritas penduduk berpendidikan rendah).
b) Sosial ekonomi dan budaya : Mayoritas penduduk memiliki
status sosioekonomi rendah4.5 Umpan Balik1. Adanya pencatatan dan
pelaporan tiap bulan. Namun terdapat beberapa kegiatan dalam
program ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara lain :
Penyuluhan kelompok bagi ibu hamil Kunjungan rumah ibu hamil 2.
Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu
kali yang membahas laporan kegiatan evaluasi program yang telah
dilaksanakan.4.6 Dampak1. Dampak langsung adalah menurunnya angka
kematian ibu dan menurunnya angka kematian bayi belum dapat
dinilai, tetapi berdasarkan laporan bulanan KIA periode Oktober
2011 sampai dengan September 2012, ditemukan 2 kasus kematian
maternal dan kematian neonatal sebanyak 6 kasus.2. Dampak tidak
langsung seperti peningkatan pelayanan kesehatan ibu belum dapat
dinilai
Bab V
PembahasanNoVariabelTolok UkurCakupanMasalah
IKeluaran
1. Cakupan K495%93,10%(+) 2,00%
2. Cakupan Fe395%90,79%(+) 4,43%
3. Cakupan TT195%70,25%(+) 26,05%
4. Cakupan TT290%59,04%(+) 34,40%
5. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
20%12,54%(+) 37,30%
6. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh
masyarakat15%9,92%(+) 33,87%
7. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi100%58,12%(+)
41,88%
IIProses
1. Kunjungan rumahDilakukanTidak ada data(+)
2. Penyuluhan kelompokDilakukanTidak ada data(+)
3. Senam hamilDilakukanTidak dilakukan(+)
4. Pencatatan dan pelaporanLengkapAda, tetapi tidak
lengkap(+)
IIILingkungan
Non Fisik
1. PendidikanTidak ada hambatanAda hambatan(+) mayoritas
pendidikan rendah
2. EkonomiTidak ada hambatanAda hambatan(+) mayoritas status
sosio ekonomi penduduk rendah
Keterangan : Tabel selengkapnya terlampir (Lampiran IV)Bab
VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Menurut Keluaran
a. Cakupan kunjungan K4 sebesar 93,10% dari target 95%.
b. Cakupan pemberian Fe3 sebesar 90,79% dari target 95%.
c. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
sebesar 12,54% dari target 20%.
d. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh masyarakat
sebesar 9,92% dari target 15%.
e. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 58,12% dari
target 100%.
Cakupan pemberian imunisasi TT1 sebesar 70,25% dari target 95%
dan TT2 sebesar 59,04% dari target 90% tidak akan dijadikan sebagai
masalah walaupun belum mencapai target. Hal ini disebabkan karena
pemberian imunisasi TT sekarang telah berdasarkan status imunisasi
ibu sebelumnya. Apabila status imunisasi tetanus ibu telah lengkap,
ibu tidak perlu diimunisasi lagi.
6.2 Masalah Menurut Proses
a. Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data
tertulis.
b. Pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak ada data tertulis.
c. Pelaksanaan kegiatan senam hamil tidak dilakukan.d.
Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.
6.3Masalah Menurut Lingkungana. Mayoritas penduduk di Kecamatan
Klari tingkat pendidikannya rendah.
b. Mayoritas penduduk di Kecamatan Klari status ekonominya
rendah.
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah Menurut KeluaranA. Cakupan kunjungan K4 sebesar 93,10%
dari target 95%.
B. Cakupan pemberian Fe3 sebesar 90,79% dari target 95%.
C. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
sebesar 12,54% dari target 20%.
D. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh masyarakat
sebesar 9,92% dari target 15%.
E. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 58,12% dari
target 100%.NoParameterMasalah
ABCDE
1.Besar masalah12345
2.Akibat yang ditimbulkan55686
3.Keuntungan sosial yang diperoleh45757
4.Teknologi yang tersedia67898
5.Sumber daya yang tersedia11111
Jumlah11111
Keterangan: 5 : Sangat penting
2 : Kurang penting
4 : Penting
1 : Sangat kurang penting
3 : Cukup penting/sedangMASUKAN
(1)
PROSES
(2)
KELUARAN
(3)
DAMPAK
(6)
UMPAN BALIK
(4)
LINGKUNGAN
(5)
Penanggung Jawab Program
Kepala Puskesmas
Hj. Aan Anasih, SKM
Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program
Elviana Ch. AM.Keb
Pelayanan Perawatan Kehamilan
Cucu Susana, AM.Keb
Muji Ch. AM.Keb
Kord. Ruangan ANC/PONED
Hj. Wildaningsih, SST
Deteksi RisTi
Nina AM. Keb
Teti AM.Keb
Kunjungan Rumah
Lina M. AM.Keb
Siti Atimah, AM.Keb
Pemberian Fe
Nur Ch. AM.Keb
Imunisasi TT
Nur Ch. AM.Keb