38
PENGARUH OPERATING LEVERAGE, PROFITABILITAS,
PRICE EARNING RATIO (PER), PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN DAN CURRENT RATIO(CR) TERHADAP
DEBT TO EQUITY RATIO (DER) PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2014
Inoki Gusti, Myrna Sofia, SE, M.Si, Fatahurrazak, SE, Ak,M.AK,CA
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maratim Raja Ali Haji
Tanjung Pinang
Jl.Politeknik Senggarang-Tanjung Pinang Telp .(0771) 7001550,Fax.(0771)
7038999
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh operating leverage,
profitabilitas,price earning ratio (PER), pertumbuhan perusahaan dan current
ratio (CR) terhadap debt equity ratio (DER) terhadap perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Metode analisa data yang
digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear
berganda dan uji hipotesis (uji parsial, uji simultan dan koefisien determinasi).
Hasil penelitian ini menunjukan operating leverage menunjukan nilai t hitung
sebesar 0.221 < 1.685 dengan nilai signifikan 0.827 > 0.05 dan price earning ratio
(PER) menunjukan nilai t hitung sebesar -0.602 < -1.685 dengan nilai signifikan
0.551 > 0.05. Hasil ini menjelaskan bahwa variabel operating leverga dan price
earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt Equity Ratio
(DER). Profitabilitas menunjukan nilai t hitung sebesar 1.933 > 1.685 dengan
nilai signifikan 0.061 > 0.05 dan pertumbuhan perusahaan menunjukan nilai t
hitung sebesar 2.234 > 1.685 dengan nilai signifikan 0.031 > 0.05. Hasil ini
menjelaskan bahwa variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh tidak signifikan. Current ratio (CR) menunjukan nilai t hitung
sebesar -5.890 < -1.685 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05 yang menjelaskan bahwa
current ratio (CR) berpengaruh negatif signifikan. Secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap debt to equity ratio (DER) yang ditunjukan
dengan nilai 9.269 lebih besar dari F tabel 2.461 dan nilai signifikan 0.000 jauh
lebih kecil dari nilai signifikan 0.05.
2
Kata kunci : .Operating leverage, profitabilitas, price earning ratio (PER),
pertumbuhan perusahaan, current ratio (CR), debt equity ratio (DER)
1. PENDAHULUAN
Saat ini dunia bisnis sedang mengalami era globalisasi dan teknologi yang
mengakibatkan persaingan semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk
meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan yang dapat
meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan sebagai suatu entitas yang
beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya
berorientasi pada pencapaian laba tetapi juga berusaha meningkatkan nilai
perusahaan dan kemakmuran pemiliknya, sehingga perusahaan di tuntut untuk
memiliki rencana strategis dan taktis yang disusun dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu aspek penting dalam menjalankan rencana perusahaan adalah
rencana pembelanjaan dan investasi serta manajemen keuangan harus mampu
melakukan keseimbangan terhadap struktur modal sehingga keperluan jangka
pendek maupun jangka panjang dapat terpenuhi dan dibiayai dengan baik dari
sumber-sumber pendanaan internal maupun eksternal perusahaan. Salah satu
keputusan yang
3
2. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Pengertian Debt To Equity (Struktur Modal)
Fahmi (185 :2012) struktur modal bertujuan memadukan sumber dana
permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan
akan mampu memaksimumkan nilai perusahaan, sedangkan menurut Riyanto
(2001) dalam Sarasati (2013) mengemukakan struktur modal adalah perimbangan
atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.
Fahmi (127 : 2012), Mengenai debt to equity ratio ini Joel G. Siegel dan Jae
K. Shim mendefinisikan sebagai “ukuran yang di pakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk
kreditor”, adapun rumusan debt to equit ratio adalah :
2.2 Operating Leverage
Dalam suatu perusahaan tingkat operating leverage pada suatu tingkat hasil
akan ditunjukan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan
adanya perubahan yang tidak proporsional dalam laba atau rugi operasi Riyanto
(2001) dalam sarasati (2013).
Mardyansiah (2012), Leverage digunakan untuk menjelaskan kemampuan
perusahaan dalam mengunakan aktiva dan sumber dana untuk memperbesar hasil
pengembalian kepada pemiliknya. Dengan mengunakan operating leverage.
Perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan
Total Liabilites
Total Shareholders Equity
4
perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang lebih besar. Tingkat
operating leverage (DOL). Horne dan Wachowicz (2013 : 142), Leverage
operasional adalah perubahan dalam volume penjualan akan menghasilkan
perubahan laba (atau rugi) operasional yang lebih dari besar proporsional. Ukuran
kuantitatif dari sensitivitas laba operasional perusahaan dalam penjualan
perusahaan disebut sebagai tingkat leverage operasional (degree of operating
leverage DOL). Tingkat leverage operasional suatu perusahaan dengan tingkat
output tertentu (atau penjualan) adalah persentase perubahan dalam laba
operasional atas persentase perubahan dalam output (atau penjualan) yang
menyebabkan perubahan dalam laba. Dirumuskan sebagai berikut :
Yang dapat diformulasikan menjadi :
EBITt - EBITt-1
EBITt-1
DOLX =
Penjualan t - Penjualan t-1
Penjualan t-1
2.3 Return On Asset (ROA)
Persentase Perubahan Dalam
Laba Operasional (EBIT)
DOL =
Persentase Perubahan dalam
output
(atau penjualan)
5
Retrun on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Brigham & Houston
(2010) mengatakan bahwa ROA adalah rasio laba bersih terhadap total aset untuk
mengukur pengembalian atas total aset.
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Brigham &
Houston, 2010).
2.4 Price Earning Ratio (PER)
Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam sarasati (2013), price earning
ratio (PER) adalah ukuran kineja saham yang didasarkan atas perbandingan antara
harga pasar saham terhadap pendapatan perlembar saham earning per share
(EPS). Pertumbuhan laba dan dividen serta expected rate of return dari suatu
saham berubah-ubah nilainya, maka PER diharapkan juga akan berubah sepanjang
waktu berjalan dan pada akhirnya menuju suatu tingkat nilai PER rata-rata dari
saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang sama.
Fahmi (138 : 2012), bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio
maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami peningkatan.
Dengan begitu Price Earning Ratio (ratio harga terhadap laba) adalah
perbandingan antara market price pershare (harga pasar per lembar saham)
Adapun rumus Price Earning Ratio adalah :
Laba Bersih
ROA = x 100%
Total Aset
6
Keterangan:
PER = Price Earning Ratio
MPS = Market Price Pershare atau Harga pasar per saham
EPS = Earning Pershare atau laba per lembar saham
2.5 Pertumbuhan Perusahaan
Menurut (Weston and Bringham, 1994) dalam Nugroho (2006), Suatu
perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang
tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan.
Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang
dari pada perusahaan yang bertumbuh secara lambat, pertumbuhan perusahan
diukur dengan pertumbuhan aktiva perusahaan.pertumbuhan perusahaan dihitung
dari persentase aktiva tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya.Mengadopsi
penelitian yang dilakukan Nugroho (2006), Pertumbuhan perusahaan yang diberi
simbol GROWTH akan diukur dengan menggunakan hasil bagi antara selisih total
aktiva tahun ke-t dan total aktiva tahun ke-t-1 dengan total aktiva tahun ke-t-1.
TAt - TAt-1
GROWTH =
TAt-1
MPS
PER =
EPS
7
pertumbuhan perusahaan dihitung dari persentase aktiva tahun tertentu
terhadap tahun sebelumnya.Mengadopsi penelitian yang dilakukan Nugroho
(2006), Pertumbuhan perusahaan yang diberi simbol GROWTH akan diukur
dengan menggunakan hasil bagi antara selisih total aktiva tahun ke-t dan total
aktiva tahun ke-t-1 dengan total aktiva tahun ke-t-1.
Rumus :
dimana:
GROWTH = Pertumbuhan perusahaan
TAt = Total aktiva tahun ke-t
TAt-1 = Total aktiva tahun ke-(t-1)
2.6 Current Ratio (CR)
Rasio lancer (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan
utang ketika jatuh tempo. Harus dipahami bahwa penggunaan current ratio dalam
menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberi analisa secara kasar , oleh
karena itu perlu adanya dukungan analisa secara kualitatif secara lebih
komprehensif.
Adapun rumus current ratio adalah :
TAt - TAt-1 GROWTH =
Tat-1
TAt-1
8
3. METODOLOGI PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Porposive Sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih
dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang diteliti adalah manufaktur yang terdafdar Di Bursa efek
Indonesia (BEI) 2010-2014.
2. Perusahaan melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun
2010-2014.
3. Perusahaan harus memiliki laporan keuangan dengan nominal rupiah.
4. Perusahaan yang diteliti mengalami laba dari tahun 2010-2014.
5. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan aktiva dari tahun 2010-2014.
6. Perusahaan yang diteliti mengalami peningkatan EBIT dari tahun 2010-2014.
7. Menggunakan laporan keuangan perusahaan yang telah di audit dari tahun
2010-2014.
Current Asset
Current Leabilities
9
H1 : Operating Leverage berpengaruh terhadap Debt To Equity Ratio (DER).
H2 : Retrun On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Debt To Equity Ratio
(DER).
H3 : Price Earning Ratio (DER) berpengaruh terhadap Debt To Equity
Ratio (DER).
H4 ::.Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Debt To Equity
Ratio (DER).
H5 ::. Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Debt To Equity Ratio
(DER).
H6 : Operating Leverage, Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio
(PER), Pertumbuhan Perusahann dan Current Ratio (CR) berpengaruh
terhadap Debt To Equity Ratio (DER).
10
Gambar 4.1 Grafik Output P-P Plot
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.2
Output Statistik Deskriptif
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.3
Output Uji Normalitas Residual
11
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.4
Output Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Hasil Uji Heteroskedastisitas
12
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.5
Output Uji Multikolinearitas
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
13
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.7
Uji Parsial (Uji t)
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.8
Simultan (Uji F)
14
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Sumber: Hasil output IBM SPSS. V.21
1. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Debt Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel operating leverage
menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan tehadap debt equity ratio
(DER). Hal ini ditunjukan nilai t hitung sebesar 0.221 < 1.685 dan nilai signifikan
0.827 > 0.05. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) menyatakan bahwa operating
leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap debt equity ratio
(DER) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Debt Equity Ratio (DER)
15
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial profitabilitas yang di ukur
menggunakan return on asset (ROA) menunjukkan ada pengaruh yang tidak
signifikan tehadap debt equity ratio (DER). Hal ini ditunjukan nilai t hitung
sebesar 1.933 > 1.685 dan nilai signifikan 0.061 > 0.05. dengan demikian
hipotesis 2 (H2) menyatakan bahwa secara parsial return on asset (ROA)
berpengaruh tidak signifikan terhadap debt equity ratio (DER) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
3. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Debt Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial price earning ratio (PER)
menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan tehadap debt equity ratio
(DER). Hal ini ditunjukan nilai t hitung sebesar -0.602 < -1.685 dan nilai
signifikan 0.551 > 0.05. dengan demikian hipotesis 3 (H3) menyatakan bahwa
secara parsial price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
debt equity ratio (DER) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010-2014.
4. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Debt Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial Pertumbuhan Perusahaan
menunjukkan ada pengaruh yang tidak signifikan tehadap debt equity ratio
(DER). Hal ini ditunjukan nilai t hitung sebesar 2.234 > 1.685 dan nilai signifikan
0.031 > 0.05. dengan demikian hipotesis 4 (H4) menyatakan bahwa secara parsial
Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap debt equity ratio
(DER) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
5. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Debt Equity Ratio (DER)
16
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial current ratio (CR) menunjukkan
ada pengaruh yang signifikan tehadap debt equity ratio (DER). Hal ini ditunjukan
dengan nilai t hitung sebesar -5.890 < -1.685 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05.
dengan demikian hipotesis 5 (H5) menyatakan bahwa secara parsial Pertumbuhan
Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap debt equity ratio (DER) perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014
6. Pengaruh Operating Leverage, Return On Asset (ROA), Price Earning
Ratio, Pertumbuhan Laba dan Current Ratio (CR) Terhadap Debt To
Equity Ratio (DER)
Secara simultan penelitian ini membuktikan bahwa variabel operating
leverage, return on asset (ROA), price earning ratio (PER), pertumbuhan laba
dan current ratio (CR) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap debt
to equity ratio (DER) yang ditunjukan dengan nilai 9.269 lebih besar dari F tabel
2.461 dan nilai signifikan 0.000 jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0.05. Maka
dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa keempat variabel yang
digunakan secara simultan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur debt
equity ratio (DER).
5. KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh operating leverage,
return on asset (ROA), price earning ratio (PER), Pertumbuhan Laba dan current
ratio (CR) terhadap debt equity ratio (DER) pada perusahaan manufaktur yang
17
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Berdasarkan hasil temuan
penelitian dan pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Operating Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt Equity Ratio
(DER) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 yang
ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar 0.221 < 1.685 dan nilai signifikan
0.827 > 0.05. yang artinya perusahaan lebih mengunakan hutang daripada
modal sendirinya untuk menbiayai perusahaan maka menyebabkan Debt
Equity Ratio akan menurun.
2. Profitabiltas yang diukur menggunakan Return On Asset (ROA) berpengaruh
tidak signifikan terhadap Debt Equity Ratio (DER) perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 yang ditunjukan dengan nilai t
hitung sebesar 1.933 > 1.685 dan nilai signifikan 0.061 > 0.05. yang artinya
semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka Debt Equity Ratio akan
semakin berkurang.
3. Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Debt Equity Ratio
(DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bei periode 2010- 2014
yang ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar -0.602 < -1.685 dan nilai
signifikan 0.551 > 0.05. yang artinya menurunnya Price earning Ratio
mengakibatkan semakin rendahnya minat investor pada suatu perusahaan
sehingga perusahaan tidak bisa memaksimalkan modal sendiri yang dapat
mempengaruhi Debt Equity Ratio.
4. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap Debt Equity
Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
56
18
2010- 2014 yang ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar 2.234 > 1.685 dan
nilai signifikan 0.031 > 0.05. yang artinya semakin tingginya pertumbuhan
perusahaan maka semakin tinggi investor untuk menanamkan modal pada
perusahaan sehingga perusahaan bisa menggunakan modal sendiri yang dapat
meningkatkan Debt Equity Ratio.
5. Current Ratio (CR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Debt Equity
Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010- 2014 yang ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar -5.890 < -1.685 dan
nilai signifikan 0.000 < 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi Current ratio semakin tinggi juga Debt Equity Ratio dalam
perusahaan.
6. hasil uji hipotesis dengan Uji Simultan (Uji F), menunjukan Operating
Leverage, Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Pertumbuhan
Laba dan Current Ratio (CR) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap Debt Equity Ratio (DER) perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2010-2014 yang ditunjukan dengan nilai 9.269 lebih
besar dari F tabel 2.461 dan nilai signifikan 0.000 jauh lebih kecil dari nilai
signifikan 0.05.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan variabel lain karena
masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi struktur modal. Jika
19
ingin menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini hendaknya
menambah variabel penelitian sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi struktur modal.
2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan populasi dan sampel
yang lebih luas tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja dan menambah
periode pengamatan sehingga dapat memberikan hasil analisis yang lebih
baik.
3. Bagi investor dan kreditur hendaknya memperhatikan Operating Leverage,
Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Pertumbuhan
Perusahaan dan Current Ratio (CR) Terhadap Debt To Equity Ratio (DER).
kelima variabel tersebut sudah teruji bahwa secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal yang ditunjukan dengan nilai
9.269 lebih besar dari F tabel 2.461 dan nilai signifikan 0.000 jauh lebih kecil
dari nilai signifikan 0.05.
20
Daftar Pustaka
Fahmi, Irham, (2012), Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke 2. Bandung. Penerbit
: Alfabeta.
Dwilestari, Anita, (2010) Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan, dan Likuiditas
Terhadap Struktur Modal Perusahaan. JURNAL RISET AKUNTANSI DAN
KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010. Di Akses Tanggal 12 Desember
2015
Ghozali Imam, (2006) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS.Semarang. Universitas Diponegoro (UNDIP).
Hery, (2012), Analisis Laporan Keuangan. ISBN 978-602-217-209-3. Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Horne van. C James dan Wachowicz. M Jhon, (2013), Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. ISBN 978-979-061-241-9.Jakarta Salemba Empat.
Joni dan Lina, (2010), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal.
Universitas STIE Trisakti Di akses Pada Tanggal 10 Januari 2015.
Kesuma, Ali, (2009), Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia. Universitas Darwan Ali Sampit Kalimantan
Tengah. Di akses Tanggal 15 April 2015.
Mardiansyah, Tommy, (2012), Pengaruh Profitabilitas dan Operating Leverage
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di BEI. Universitas Negeri Padang Fakultas Ekonomi. Di akses
Pada Tanggal 15 April 2015.\
Nugroho, S. Asih, (2006), Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Properti Yang Go-Public. Universitas Diponegoro
Semarang. Program Studi Magister Manajemen Di akses Pada Tanggal 12
Januari 2015.
Sarasati, Gusti, (2013), Analisis Pengaruh Profitabilitas, Price Earning Ratio,
Struktur Aktiva, Operating Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal. Universitas Diponegoro Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Di
akses Pada Tanggal 12 Januari 2015.
Setiawan, Ade, (2014), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Universitas Hasanudin
Makasar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Di akses Pada Tanggal 15 April 2015.
21
Santoso, S. (2002). Statistik Parametrik Konsep Dan Aplikasi Dengan Spss Edisi
Revisi. Jakarta: Pt.Elek Media Kopetindo (Kompas Gramedia).
Stein, Edith Theresa (2012), Pengaruh Struktur Modal (Debt To Equity Ratio)
Terhadap Profitabilitas (Return On Equity) (Study Komparatif Pada Perusahaan
Industri Tekstil dan Garment Ysng Terdaftar di BEI periode 2006-2010). Universitas
Hassanudin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Makassar. Di akses Tanggal 23 Juni 2015.