Top Banner
PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA [Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah] ISSN : 2502-2911 JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 70 PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Dosen STIE Mura Prodi Akuntansi, Mahasiswa STIE Prodi akuntansi ABSTRACT This research was conducted for analyzing the factors that affect the disclosure of Islamic Social Reporting Index (ISR) on Sharia in Indonesia, analyze the data carried on the annual report of 7 Sharia in the year 2012 to 2014, while the factors that affect disclosue ISR index is leverage, profitability, and the size of the company, the results of this study are expected to Sharia in order to apply the principles of Islam in full disclosure with a more comprehensive way. The sampling technique used is sampling considerations, obtained a sample of 7 Sharia in Indonesia. Data analysis technique used is multiple linear regression and hypothesis testing using t-statistic to test coefficient and a similar partial f- statistic to examine the effect together with significant levels of 0:05 or 5%. The researcher also test the classical assumption of normality test, multikolonearitas, test and test heterokedastisitas autokolerasi. The results of this research show that leverage, profitability and firm size effect silmultan or jointly against Islamic Social Reporting Index (ISR). While partially or individual which is leverage and profitability does not affect the Islamic Social Reporting index (Index ISR). Keywords: Sharia, Leverage, profitability and company size, Islamic Social Reporting Index ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganlisa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR) pada Unit Usaha Syariah di Indonesia, menganalisis data dilakukan terhadap laporan tahunan dari 7 Unit Usaha Syariah pada tahun 2012-2014, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan indeks ISR adalah leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan kepada Unit Usaha Syariah agar dapat menerapkan prinsip Islam dalam pengungkapan penuh dengan cara yang lebih komprehensif. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling pertimbangan, diperoleh sampel sebanyak 7 Unit Usaha Syariah di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji hipotesis mengunakan t-statistik untuk menguji koefisien parsial setara dan f- statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan 0.05 atau 5%. Selain itu dilakukan juga uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokolerasi. Hasil peneltian ini menunjukan bahwa faktor leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara silmultan atau bersama-sama terhadap Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR). Sedangkan secara parsial atau individu yaitu faktor leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Islamic Social Reporting index ( Indeks ISR). Kata Kunci : Unit Usaha Syariah, Leverage, profitabilitas dan Ukuran Perusahaan, Islamic Social Reporting Index
18

PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

Oct 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 70

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

Dosen STIE Mura Prodi Akuntansi, Mahasiswa STIE Prodi akuntansi

ABSTRACT

This research was conducted for analyzing the factors that affect the disclosure of

Islamic Social Reporting Index (ISR) on Sharia in Indonesia, analyze the data

carried on the annual report of 7 Sharia in the year 2012 to 2014, while the

factors that affect disclosue ISR index is leverage, profitability, and the size of the

company, the results of this study are expected to Sharia in order to apply the

principles of Islam in full disclosure with a more comprehensive way. The

sampling technique used is sampling considerations, obtained a sample of 7

Sharia in Indonesia. Data analysis technique used is multiple linear regression

and hypothesis testing using t-statistic to test coefficient and a similar partial f-

statistic to examine the effect together with significant levels of 0:05 or 5%. The

researcher also test the classical assumption of normality test, multikolonearitas,

test and test heterokedastisitas autokolerasi. The results of this research show that

leverage, profitability and firm size effect silmultan or jointly against Islamic

Social Reporting Index (ISR). While partially or individual which is leverage and

profitability does not affect the Islamic Social Reporting index (Index ISR).

Keywords: Sharia, Leverage, profitability and company size, Islamic Social

Reporting Index

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganlisa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR) pada Unit Usaha

Syariah di Indonesia, menganalisis data dilakukan terhadap laporan tahunan dari 7

Unit Usaha Syariah pada tahun 2012-2014, adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan indeks ISR adalah leverage, profitabilitas, dan

ukuran perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan kepada Unit Usaha Syariah

agar dapat menerapkan prinsip Islam dalam pengungkapan penuh dengan cara

yang lebih komprehensif. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling

pertimbangan, diperoleh sampel sebanyak 7 Unit Usaha Syariah di Indonesia.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji

hipotesis mengunakan t-statistik untuk menguji koefisien parsial setara dan f-

statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat

signifikan 0.05 atau 5%. Selain itu dilakukan juga uji asumsi klasik yang terdiri

dari uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heterokedastisitas dan uji

autokolerasi. Hasil peneltian ini menunjukan bahwa faktor leverage, profitabilitas

dan ukuran perusahaan berpengaruh secara silmultan atau bersama-sama terhadap

Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR). Sedangkan secara parsial atau

individu yaitu faktor leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

Islamic Social Reporting index ( Indeks ISR).

Kata Kunci : Unit Usaha Syariah, Leverage, profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan, Islamic Social Reporting Index

Page 2: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 71

PENDAHULUAN

Sebuah kenyataan bahwa

hadirnya perusahaan di suatu

lingkungan akan membawa dampak

positif dan negatif bagi lingkungan

tersebut. Beberapa dampak positif,

seperti : memberikan kesempatan

kerja, menyediakan barang yang

dibutuhkan masyarakat untuk

dikonsumsi, membayar pajak,

memberi sumbangan, dan lain-lain.

Namun, beberapa kasus berskala

nasional maupun internasional,

seperti: global warming, polusi

udara, keracunan, kebisingan,

diskriminasi, pemaksaan, produksi

makanan haram, radiasi serta

munculnya berbagai penyakit

mematikan akibat infeksi bahan

kimia dari industrialisasi adalah

sederetan exessnegative externalities

industrialisasi (Harahap,2001, dalam

Gustani ,2013)

Mengingat masyarakat adalah

pihak yang tidak memperoleh kontra

prestasi langsung dari industrialisasi.

Gema corporate social responsibility

(CSR) nampaknya menjadi salah satu

alternatif yang banyak

dikembangkan perusahaan untuk

membagi tanggung jawab

perusahaan terhadap berbagai exess

negative externalities industrialisasi

CSR juga dapat dijadikan sebagai

strategi keberpihakan perusahaan

terhadap masyarakat dan lingkungan,

serta wahana menjaga dan

melakukan upaya-upaya prefentif

dan represif terhadap kemungkinan

munculnya dampak negatif

industrialisasi.

Saat ini CSR bukan lagi

wacana baru dalam dunia bisnis saat

ini. Kinerja sosial sebuah perusahaan

telah menjadi perhatian dari kalangan

pemerintah, aktivis, media,

pemimpin masyarakat, karyawan

perusahaan hingga para akademisi.

Fenomena ini menandakan bahwa

CSR merupakan hal penting dalam

aktivitas perusahaan. Dunia usaha

tidak lagi hanya memperhatikan

catatan keuangan semata (single

bottom line), melainkan juga

menjadikan aspek sosial dan

lingkungan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari agenda

perusahaan. Sinergi antara aspek

keuangan, sosial, dan lingkungan

yang biasa disebut triple bottom line.

Corporate Social

Responsibility (CSR) menjadi

tuntutan tak terelakan seiring dengan

bermunculnya tuntutan komunitas

terhadap korporat. Korporat sadar

bahwa keberhasilannya dalam

mencapai tujuan bukan hanya

dipengaruhi oleh faktor internal

melainkan juga oleh komunitas yang

ada disekililingnya. Ini artinya, telah

terjadi pergeseran hubungan antara

korporat dan komunitas. Korporat

yang semula memposisikan diri

sebagai pemberi donasi melalui

kegiatan charity dan phylantoraphy,

kini memposisikan komunitas

sebagai mitra yang turut andil dalam

kelangsungan eksetensi korporat.

Bila dilihat dalam perspektif

syariah, CSR sudah ada dalam ajaran

islam. Syafi’i et. al ( 2006 )

menyebutkan bahwa berbicara bisnis

dan ekonomi dalam islam, pada

dasarnya Islam memandang bahwa

bumi dan segala isinya merupakan

“amanah” dari Allah kepada manusia

sebagai khalifa dimuka bumi ini,

untuk dipergunakan sebesar-besarnya

bagi kesejahteraan umat manusia.

Salah satu jenis bisnis yang

menjalankan usahanya dengan

prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam

adalah bank syariah yang didalamnya

juga terdapat Unit Usaha Syariah.

Page 3: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 72

Berdasarkan Bank Indonesia dalam

statistik perbankan syariah sampai

bulan juni 2015, Bank Umum

Syariah (BUS) berjumlah 12, Unit

Usaha Syariah (UUS) berjumlah 22,

dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) berjumlah 161.

Menurut konsep etika dalam

Islam tersebut terbentuk akuntabilitas

dalam perspektif ekonomi Islam

yaitu pelaporan tanggung jawab

sosial perusahaan sesuai dengan

prinsip syariah. Dalam ekonomi

konvensional, pelaporan tanggung

jawab sosial dikenal sebagai

perpanjangan dari sistem pelaporan

keuangan yang merefleksikan

ekspektasi sosial yang lebih luas

sehubungan dengan peran

masyarakat dalam ekonomi atau

kegiatan bisnis perusahaan.

IslamicSocial Reporting

(ISR) menggunakan prinsip syariah

sebagai landasan dasarnya. Prinsip

syariah dalam ISR menghasilkan

aspek-aspek material, moral, dan

spiritual yang menjadi fokus utama

dari pelaporan sosial perusahaan.

Islamic Social Reporting (ISR)

merupakan perluasan dari pelaporan

sosial yang tidak hanya berupa

keinginan besar dari seluruh

masyarakat terhadap peranan

perusahaan dalam ekonomi

melainkan berkaitan dengan

perspektif spiritual (Haniffa,2002).

ISR adalah standar pelaporan

kinerja sosial perusahaan-perusahaan

yang berbasis syariah. Indeks ini

lahir dikembangkan dengan dasar

dari standar pelaporan berdasarkan

AAOIFI yang kemudian

dikembangkan oleh masing-masing

peneliti berikutnya. Secara khusus

indeks ini adalah perluasan dari

standar pelaporan kinerja sosial yang

meliputi harapan masyarakat tidak

hanya mengenai peran perusahaan

dalam perekonomian, tetapi juga

peran perusahaan dalam perspektif

spiritual. Selain itu indeks ini juga

menekankan pada keadilan sosial

terkait mengenai lingkungan, hak

minoritas, dan karyawan (Fitria dan

Hartati, 2010).

LANDASAN TEORI

Pengungkapan (Disclosure)

Secara umum, pengungkapan

adalah konsep, metoda, dan media

tentang bagaimana informasi

akuntansi disampaikan kepada pihak

yang berkepentingan. Statement

keuangan dasar dan penyajian

informasi selain statemen keuangan

merupakan bentuk pengungkapan

informasi. Dalam arti sempit,

pengungkapan berarti penyampaian

informasi relevan selain melalui

statemen keuangan termasuk

penyampaian sarana interpretif.

Artinya, pengungkapan adalah

pengungkapan secara kuantitatif,

kualitatif, atau deskriptif lebih dari

apa yang telah termuat dalam

statement keuangan pokok sebagai

ciri central pelaporan keuangan,

Choi, Frederick D.S dan Meek, Gary

K. (2012).

Corporate Social Responbility

Pengertian Corporate Social

Responbility

CSR (Program Corporate

Social Reponsibility) adalah bentuk

pertanggungjawaban perusahaan

terhadap lingkungan sekitar,

sederhananya bahwa setiap bentuk

perusahaan mempunyai

tanggungjawab untuk

mengembangkan lingkungan

sekitarnya melalui program-program

social, yang ditekankan adalah

program pendidikan dan lingkungan.

Page 4: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 73

Keuntungan CSR bagi perusahaan

Dalam sebuah perusahaan

ada beberapa keuntungan CSR,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Layak Mendapatkan sosial licence

to operate

b. Mereduksi Resiko Bisnis

Perusahaan

c. Melebarkan Akses Sumber Daya

d. Membentangkan Akses Menuju

Market

e. Mereduksi Biaya

f. Memperbaiki Hubungan dengan

Stakehoder

g. Memperbaiki Hubungan dengan

Regulator

h. Meningkatkan semangat dan

produktivitas karyawan

i. Peluang Mendapatkan

Penghargaan

Manfaat CSR bagi masyarakat

CSR memiliki fungsi atau

peran strategis bagi perusahaan, yaitu

sebagai bagian dari manajemen

risiko khususnya dalam membentuk

katup pengaman sosial (social

security). Selain itu melalui CSR

perusahaan juga dapat membangun

reputasinya, seperti meningkatkan

citra perusahaan maupun pemegang

sahamnya, posisi merek perusahaan,

maupun bidang usaha perusahaan.

Keputusan manajemen

perusahaan untuk melaksanakan

program-program CSR secara

berkelanjutan, pada dasarnya

merupakan keputusan yang rasional.

Sebab implementasi program-

program CSR akan menimbulkan

efek lingkaran emas yang akan

dinikmati oleh perusahaan dan

seluruh stakeholder-nya. Melalui

CSR, kesejahteraan dan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat lokal

maupun masyarakat luas akan lebih

terjamin. Kondisi ini pada gilirannya

akan menjamin kelancaran seluruh

proses atau aktivitas produksi

perusahaan serta pemasaran hasil-

hasil produksi perusahaan.

Sedangkan terjaganya kelestarian

lingkungan dan alam selain

menjamin kelancaran proses

produksi juga menjamin ketersediaan

pasokan bahan baku produksi yang

diambil dari alam.

Bisnis Syariah ( Usaha Syariah )

Pengertian Bisnis Syariah

Menurut Syafi’I Antonio,

syariah mempunyai keunikan

tersendiri, Syariah tidak saja

komprehensif, tetapi juga universal.

Universal bermakna bahwa syariah

dapat diterapkan dalam setiap waktu

dan tempat oleh setiap manusia.

Keuniversalan ini terutama pada

bidang sosial (ekonomi) yang tidak

membeda-bedakan antara kalangan

Muslim dan non-Muslim. (Syariah

Marketing, Hal. 169).

Prinsip Dasar Dan Etika Dalam

Bisnis Syari’ah

Ada empat prinsip (aksioma)

dalam ilmu ikonomi Islam yang

mesti diterapkan dalam bisnis

syari’ah, yaitu: Tauhid

(Unity/kesatuan), Keseimbangan

atau kesejajaran (Equilibrium),

Kehendak Bebas (Free Will), dan

Tanggung Jawab (Responsibility).

Etika Bisnis Syari’ah

Etika dipahami sebagai

seperangkat prinsip yang mengatur

hidup manusia (a code or set of

principles which people live).

Perbedaan etika bisnis syariah

dengan etika bisnis yang selama ini

dipahami dalam kajian ekonomi

terletak pada landasan tauhid dan

orientasi jangka panjang (akhirat).

Page 5: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 74

Prinsip ini dipastikan lebih mengikat

dan tegas sanksinya. Etika bisnis

syariah memiliki dua cakupan.

Pertama, cakupan internal, yang

berarti perusahaan memiliki

manajemen internal yang

memperhatikan aspek kesejahteraan

karyawan, perlakuan yang

manusiawi dan tidak diskriminatif

plus pendidikan. Sedangkan kedua,

cakupan eksternal meliputi aspek

trasparansi, akuntabilitas, kejujuran

dan tanggung jawab. Demikian pula

kesediaan perusahaan untuk

memperhatikan aspek lingkungan

dan masyarakat sebagai stakeholder

perusahaan.

Ciri Khas Bisnis Syari’ah

Bisnis syariah merupakan

implementasi/perwujudan dari aturan

syari’at Allah. Sebenarnya bentuk

bisnis syari’ah tidak jauh beda

dengan bisnis pada umumnya, yaitu

upaya memproduksi/mengusahakan

barang dan jasa guna memenuhi

kebutuhan konsumen. Namun aspek

syariah inilah yang membedakannya

dengan bisnis pada umumnya.

Sehingga bisnis syariah selain

mengusahakan bisnis pada

umumnya, juga menjalankan syariat

dan perintah Allah dalam hal

bermuamalah. Untuk membedakan

antara bisnis syariah dan yang bukan,

maka kita dapat mengetahuinya

melalui ciri dan karakter dari bisnis

syariah yang memiliki keunikan dan

ciri tersendiri. Beberapa ciri itu

antara lain:

a. Selalu Berpijak Pada Nilai-Nilai

Ruhiyah.

b. Memiliki Pemahaman Terhadap

Bisnis yang Halal dan Haram.

c. Benar Secara Syar’iy Dalam

Implementasi.

d. Berorientasi Pada Hasil Dunia dan

Akhirat.

e. kebahagiaan abadi di yaumil

akhir.

Lembaga Bisnis Syariah

Secara umum lembaga bisnis

syariah masih sebatas pada lembaga

keuangan. Namun kini lembaga

bisnis syariah sudah mencakup pada

perhotelan dan usaha sector riil.

Lembaga bisnis dapat dikategorikan

dalam lembaga bisnis syariah apabila

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Memproduksi barang yang halal

2. Tidak melakukan transaksi yang

bertentangan dengan syariat

3. Mendapatkan modal (kerjasama)

dengan cara-cara yang sah

menurut Islam.

4. Terdapat pengawas syariah pada

perusahaan tersebut.

Islamic Social Reporting ( ISR )

ISR adalah standar pelaporan

kinerja sosial perusahaan-perusahaan

yang berbasis syariah. Indeks ini

lahir dikembangkan dengan dasar

dari standar pelaporan berdasarkan

AAOIFI yang kemudian

dikembangkan oleh masing-masing

peneliti berikutnya. Secara khusus

indeks ini adalah perluasan dari

standar pelaporan kinerja sosial yang

meliputi harapan masyarakat tidak

hanya mengenai peran perusahaan

dalam perekonomian, tetapi juga

peran perusahaan dalam perspektif

spiritual. Selain itu indeks ini juga

menekankan pada keadilan sosial

terkait mengenai lingkungan, hak

minoritas, dan karyawan (Fitria dan

Hartati, 2010).

Indeks ISR

Indeks ISR adalah item-item

pengungkapan yang digunakan

Page 6: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 75

sebagai indikator dalam pelaporan

kinerja sosial institusi bisnis syariah.

Haniffa (2002) membuat lima tema

pengungkapan Indeks ISR, yaitu

Tema Pendanaan dan Investasi,

Tema Produk dan Jasa, Tema

Karyawa, Tema Masyarakat, dan

Tema Lingkungan Hidup. Kemudian

dikembangkan oleh Othman et al

(2009) dengan menambahkan satu

tema pengungkapan yaitu tema Tata

Kelola Perusahaan.

Pengertian Leverage,

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan.

Leverage

Sofyan, (2010, hal 306) rasio

ini menggambarkan hubungan antara

utang perusahaan terhadap modal

maupun aset. Rasio ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiayai

oleh utang atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang

digambarkan oleh modal (equity).

Rumus : Leverage = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Profitabilitas

Sofyan, (2010, hal 304) juga

menyebutkan bahwa profitabilitas

menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba

melalui semua kemampuan,dan

sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah

karyawan, jumlah cabang, dan

sebagainya. Rumus : Return on

Equity = 𝐿𝑎𝑏𝑎𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

Ukuran Perusahaan

Cooke (2012) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan bisa

diukur dengan berbagai cara diantara

lainya menggunakan total akitiva,

jumlah karyawan, jumlah pemegang

saham, aset tetap, penjualan

perusahaan ataupun modal dari

perusahaan tersebut. Dalam

penelitian ini ukuran perusahaan

diukur dengan menggunakan total

aktiva. Jika semakin besar total

aktiva, penjualan dan kapitalisasi

pasarnya maka semakin besar pula

ukuran perusahaan tersebut. Ketiga

variabel tersebut dapat digunakan

untuk menentukan ukuran

perusahaan karena dapat mewakili

seberapa besar ukuran perusahaan

tersebut, misal semakin besar aktiva

maka akan semakin banyak modal

yang ditanam, semakin banyak

penjualan maka semakin banyak

perputaran uang dan semakin besar

kapitalisasi pasar maka akan semakin

besar pula perusahaan itu dikenal

dalam masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan ISR

1. Ukuran Perusahaan

Semakin besar ukuran

perusahaan, biasanya informasi yang

tersedia untuk investor dalam

pengambilan keputusan sehubungan

dengan investasi dalam perusahaan

tersebut semakin banyak (Siregar dan

Utama, 2005) dalam Septi (2012).

Pengungkapan sosial yang lebih

besar merupakan pengurangan biaya

politis bagi perusahaan (Hasibuan,

2001). Dengan mengungkapkan

kepedulian pada lingkungan melalui

pelaporan keuangan, maka

perusahaan dalam jangka waktu

panjang bisa terhindar dari biaya

yang sangat besar akibat dari

tuntutan masyarakat. Selain itu,

perusahaan yang berukuran lebih

besar cenderung memiliki public

demand terhadap informasi yang

lebih tinggi dibanding perusahaan

yang berukuran lebih kecil.

Banyaknya pemegang saham

menandakan jika perusahaan tersebut

Page 7: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 76

memerlukan lebih banyak

pengungkapan yang dikarenakan

adanya tuntutan dari para pemegang

saham dan para analisis pasar modal.

2. Profitabilitas

Dari perspektif Islam, perusahaan

harus bersedia untuk memberikan

pengungkapan penuh tanpa melihat

apakah perusahaan memberikan

keuntungan atau tidak (Haniffa,

2002). Namun, Janggu (2004)

berpendapat bahwa perusahaan

dengan profiatabilitas yang lebih

tinggi kemungkinan akan

mengungkapkan informasi yang

lebih dibandingkan perusahaan

dengan profitabilitas yang kurang.

3. Leverage

Sebuah perusahaan dapat

melakukan pendanaan melalui dua

cara yaitu melalui pemegang saham

atau melalui kreditur dengan

meminjam dana, kedua cara ini dapat

mempengaruhi tingkat

pengungkapan perusahaan. Hasil

penelitannya menemukan pengaruh

signifikan dan negatif leverage

terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan. Hal ini

sesuai dengan teori keagenan dimana

manajeman dengan tingkat leverage

yang tinggi akan mengurangi

pengungkapan sosialnya demi

menghindari pemeriksaan dari

kreditur.

METODE PENELITIAN

Ada 2 (dua) variabel yang

akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu variabel independen atau

variabel bebas yang selanjutnya

dinyatakan dalam simbol X dan

variabel dependen atau variabel

terikat yang selanjutnya dinyatakan

dalam simbol Y. Dalam penelitian ini

hanya Unit Usaha Syariah yang

diangkat dalam penelitian. Karena

belum pernah ada yang meneliti pada

Unit Usaha Syariah Di Indonesia.

Model sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan

sampling pertimbangan jadi tidak

seluruh populasi yang ada dijadikan

sampel dalam penelitian. Data yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang didapat

dari publikasi keuangan yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia,

Bursa Efek Indonesia serta Badan

Pusat Statistik dengan periode data

yang diambil mulai dari tahun 2012

sampai dengan tahun 2014. Dalam

penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif, karena penelitian ini

menganalisis hubungan antara

variabel bebas dengan variabel

terikat dengan mengacu kepada data

berupa angka-angka sehingga

dikategorikan sebagai penelitian

yang bersifat kuantitatif dan analisis

menggunakan statistik. Metode

analisis data variabel bebas

(independen) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model analisis

regresi linier berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil pengolahan data yang

telah dilakukan oleh peneliti. Ada

dua macam hasil pengolahan data

dalam penelitian ini, yaitu pertama

mengenai hasil content analysis

islamic social reporting index untuk

mengetahui pengungkapan kinerja

laporan pertanggungjawaban sosial

dan yang kedua hasil pengolahan

data yang menggunakan SPSS

Statistics 16.00 untuk melihat apakah

variabel-variabel independen

mempengaruhi variabel dependen.

Page 8: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 77

Hasil Content Analysis Islamic

Social Reporting Index

Dengan melakukan skoring

indeks ISR yang merupakan variabel

terikat dalam penelitian ini diperoleh

dengan menggunakan metode

content analysis terhadap laporan

tahunan Unit Usaha Syariah (Annual

Report). Penelitian dilakukan pada 7

(Tujuh) Unit Usaha Syariah yang

telah menjadi sampel dengan kurun

waktu yang diambil yaitu periode

tahun 2012 sampai dengan tahun

2014.

Total indeks ISR berdasarkan

tema dari sampel Unit Usaha Syariah

yang dipakai dalam penelitian ini.

Tema ISR yang memperoleh nilai

yang tinggi yaitu tema tata kelola

perusahaan (Corporate Governance

Theme) yang menunjukan bahwa

sampel Unit Usaha Syariah yang

dipakai sudah cukup baik dalam

mengungkapkan tema tata kelola

perusahaan. Sedangkan tema ISR

yang memperoleh nilai terendah

yaitu tema lingkungan (Environment

Theme) dimana nilai terendah ini

menunjukan bahwa Unit Usaha

Syariah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini masih dikatakan kurang

baik dalam melakukan

pengungkapan Islamic Social

Reporting terutama pada tema

lingkungan.

Dalam pengungkapan Islamic

Social Reporting Index pada Unit

Usaha Syariah di Indonesia terlihat

cukup baik karena mengalami

peningkatan di setiap tahun

walaupun ditahun 2012 dan 2014

mengalami penurunan pada tema

masyarakat (society theme) dan

lingkungan (environment theme).

Ada dua tema yang tidak mengalami

penurunan maupun peningkatan

disetiap tahunnya, yaitu tema

keuangan (finance and investment

theme). Berbeda dengan tema

karyawan (employee theme) yang

mengalami penurunan di tahun 2013

dan mengalami kenaikan lagi ditahun

2014, sedangkan yang mengalami

peningkatan yang cukup baik yaitu

tema produk dan jasa (products and

service theme) dan tema tata kelola

perusahaan (coporate governance

theme) yang cukup baik peningkatan

disetiap tahun dalam

pengungkapannya. Walaupun tidak

semua tema indeks ISR meningkat

hanya beberapa saja, ini sudah dapat

dikatakan bahwa Unit Usaha Syariah

yang melakukan kegiatan

oprasionalnya sesuai dengan prinsip

syariah telah melakukan peningkatan

dalam pelaksanaan, pelaporan dan

pengungkapan tanggung jawab sosial

yang sudah sesuai dengan prinsip

syariah selama kurun waktu 2012

sampai 2014. Hasil ini diharapkan

dapat memberikan dampak yang

segar dan positif bagi perkembangan

praktek tanggung jawab sosial dan

syariah di Indonesia.

Unit Usaha Syariah yang

memiliki nilai indeks ISR tertinggi

berdasarkan tema pengungkapan.

Dapat dilihat bahwa Bank Permata

Syariah merupakan Unit Usaha yang

cukup konsisten dalam

pengungkapan Islamic Social

Reporting Index berdasarkan

masing-masing item di setiap

tahunnya. Sehingga Bank Permata

Syariah memilki nilai pengungkapan

tertinggi di setiap tema dan tahunnya.

Dan jika ada pengungkapan dengan

nilai tertinggi maka ada juga Unit

Usaha Syariah yang memiliki nilai

pengungkapan dengan nilai terendah.

Unit Usaha Syariah yang

memiliki nilai indeks ISR terendah

berdasarkan tema pengungkapan.

Page 9: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 78

Dapat dilihat bahwa BPD DIY masih

sangat sedikit mengungkapan ISR

sehingga nilai yang didapat lebih

rendah. Hasil Islamic Social

Reporting Index selama tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 dari

sampel penelitian ini. Dilihat dari

rata-rata, total indeks ISR dari tahun

ketahun mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Dapat dilihat

dari data diatas yang mendapatkan

nilai rata-rata tertinggi dalam

pengungkapan indeks ISR yaitu

didapat oleh Bank Permata Syariah

dengan nilai rata-rata mencapai 40

dan yang mendapatkan nilai rata-rata

terendah dalam pengungkapan

indeks ISR yaitu didapatkan oleh

BPD DIY dengan nilai rata-rata 26.3.

Dari keseluruhan sampel Unit

Usaha Syariah (UUS) dapat dilihat,

bahwa yang memiliki nilai tertinggi

dalam indeks ISR dari tahun 2012

sampai dengan dengan tahun 2014

yaitu Bank Permata Syariah dengan

memperoleh 40 poin dari 53 poin

indeks ISR. Sedangkan yang

memiliki nilai terendah dalam indeks

ISR dari tahun 2012 sampai dengan

tahun 2013 yaitu BPD DIY dengan

memperoleh poin 26 dari 53 poin

indeks ISR, walau ditahun 2014 BPD

DIY mengalami peningkatan dengan

memperoleh 27 poin dari 53 poin

indeks ISR tetapi BPD DIY tetap

yang memiliki nilai terendah dari

beberapa sampel lainnya.

Hasil analisis diatas

menunjukan bahwa Unit Usaha

Syariah (UUS) yang memiliki nilai

indeks ISR tertinggi ditempati oleh

Unit Usaha Syariah yang sama setiap

tahunnya. Hal ini menunjukan

adanya tindakan yang cukup

konsisten dalam pengungkapan

Islamic Social Reporting di setiap

tahunnya. Unit Usaha Syariah yang

memiliki nilai terendah cenderung

hanya mengungkapkan pada bagian

Coporate Governance (tata kelola

perusahaan).

Yang dimaksud dengan

Islamic Social Reporting pada

dasarnya yaitu pengungkapan yang

dilakukan pada seluruh aspek

perusahaan baik itu peran perusahaan

dalam kegiatan ekonomi maupun

dalam hal spiritualitas seperti zakat,

wakaf, infaq/shadaqah, larangan

akan riba dan dana Qardh. Selain itu

ISR juga termasuk keadilan yang

dilakukan oleh perusahaan baik itu

kepada lingkungan maupun sesama

manusia (pegawai dan masyarakat

sekitarnya).

Bila dilihat dari keseluruhan

pelaksanaan aktivitas ISR, Unit

Usaha Syariah sudah hampir

memenuhi pengungkapan ISR karena

terlihat semuanya sudah melampaui

50% dari keseluruhan 100% indeks

ISR, walau hanya ditahun 2012 dan

2013 pada BPD DIY yang hanya

melampaui 49.05% dari keseluruhan

100% indeks ISR, tapi pada tahun

2014 mengalami peningkatan

sehingga sudah melampaui 50.94%

dari keseluruhan 100% indeks ISR.

Meski dalam

pengungkapannya masih belum

sesuai dengan Islamic Social

Reporting bukan berarti Unit Usaha

Syariah tidak melakukan tanggung

jawab sosial dengan baik dan benar.

Karena bisa saja Unit Usaha Syariah

tersebut tidak mengungkapan nya

dalam laporan tahunan walaupun

mereka sudah melaksanakan

tanggung jawab sosial dengan baik

dan benar.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis selanjutnya terkait

dengan hasil regresi model dalam

Page 10: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 79

penelitian ini. Keseluruhan

rangkuman data penelitian yang

digunakan dalam proses regresi

disajikan dalam lampiran.

Hasil analisis statistik

deskriptif. Data Islamic Social

Reporting (ISR) memiliki nilai

tertinggi didapat oleh bank Permata

Syariah dengan nilai pengungkapan

ISR sebesar 40 item dari 53 item

indeks ISR, yang dimana nilai

tertinggi tersebut diperoleh dari

tahun 2012 sampai dengan tahun

2014. Sedangkan untuk nilai

terendah dalam pengungkapan ISR

yaitu oleh BPD DIY dengan hanya

mendapat 26 item dari 53 item

indeks ISR, yang dimana nilai

tersebut didapat pada tahun 2012 dan

2013.

Rata-rata ISR atau mean yang

didapat adalah sebesar 31,57 dan

standar devisiasinya sebesar 4,44

yang berarti hanya 31 sampai 32

kompenen yang diungkapkan oleh

Unit Usaha Syariah terkait ISR

karena melebihi dari 50% dari 53

komponen indeks ISR. Standar

devisiasi ISR lebih kecil dari

Meannya, ini menunjukan bahwa

data variabel ISR cukup baik.

Perbedaan yang tidak cukup jauh

antara nilai minimum dan maksimum

ini dapat disebabkan karena

pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan terutama di bidang

syariah bukanlah suatu hal yang

diharuskan melainkan sukarela yang

dilakukan oleh setiap Unit Usaha

Syariah dan tergantung pada

kebijakan Unit Usaha Syariah

masing-masingnya.

Pada variabel Leverage, nilai

rata-rata yang diperoleh oleh

leverage adalah 7.73 dengan standar

devisiasi 1.98 menunjukan bahwa

rata-rata Unit Usaha Syariah yang

menjadi sampel dalam penelitian ini

masih banyak menggunakan hutang

dalam membiayai perusahaan. Nilai

minimum menunjukan bahwa Unit

Usaha Syariah ada yang hanya

menggunakan hutang untuk

membiayai perusahaan sebesar 4.30,

sedangkan nilai maksimum yaitu

10.73 hal ini menunjukan bahwa

adanya Unit Usaha Syariah yang

menggunakan hutang relatif tinggi

untuk membiayai perusahaannya.

Pada Variabel Profitabilitas,

nilai profitabilitas berasal dari return

on equity (ROE) yaitu seberapa besar

modal yang digunakan oleh Unit

Usaha Syariah ini menghasilkan

return bagi Unit Usaha Syariah itu

sendiri. Nilai Rata-ratanya yaitu 7.76

dengan standar devisiasi 10.11

berasal dari modal Unit Usaha

Syariah yang artinya bahwa rata-rata

kemampuan Unit Usaha Syariah

menghasilkan laba bersih dari setiap

satu rupiah modal yang digunakan

adalah sebesar 7%. Nilai minimum

pada profitabilitas yaitu 0.05 dan

nilai maksimumnya yaitu 23,57.

Nilai minimum pada profitabilitas

bernilai kecil karena ada beberapa

Unit Usaha Syariah yang mengalami

kerugian, sedangkan nilai maksimum

yang menunjukan bahwa adanya

Unit Usaha Syariah yang

mendapatkan laba bersih cukup

tinggi dari modal yang digunakan.

Pada variabel yang terakhir

yaitu variabel size atau ukuran

perusahaan, yang diukur dengan total

aset. Secara keseluruhan nilai rata-

rata total aset yang dimiliki oleh Unit

Usaha Syariah 2.92 dengan standar

devisiasi 4.09 atau 2% nilai rata-rata

ukuran perusahaan. Nilai minimum

sebesar 5.61 dan nilai maksimum

adalah sebesar 16.58. ada beberapa

kemungkinan mengapa total aset

Page 11: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 80

suatu Unit Usaha Syariah bernilai

rendah, karena nature bisnis dari Unit

Usaha Syariah tidak membutuhkan

kepemilikan aset yang sangat besar

atau perusahaan tersebut masih baru

didirikan.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal.

Pada proses uji normalitas dilakukan

dengan uji statistik dan analisis

grafik, yaitu uji Kolmogrov-

Simirnov dan grafik histogram. Uji

Kolmpgrov-Simirnov merupakan

pengujian normalitas dengan

membandingkan distribusi data

dengan distribusi data normal baku.

Seperti pada uji beda biasa, jika

signifikan dibawah 0,05 berarti

terdapat perbedaan yang signifikan,

dan jika diatas 0,05 maka tidak

terjadi perbedaan yang signifikan.

Data tersebut menunjukan

nilai yang signifikan adalah 0,600 hal

ini menunjukan bahwa data yang

diuji adalah normal, kerena nilai

signifikan lebih besar dari pada α

yaitu sebesar 0,05.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi jika

ada hubungan linier yang sempurna

atau hamper sempurna antara

beberapa atau semua variabel

independen dalam model regresi. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel

bebas (Ghozali, 2005).

Untuk menguji adanya

multikolinearitas dapat dilakukan

dengan menganalisis korelasi antar

variabel dan perhitungan nilai

tolerance serta variance inflation

factor (VIF). Multikolinearitas

terjadi apabila nilai tolerance lebih

kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada

korelasi antar variabel independen

yang nilainya lebih dari 95%. Dan

nilai VIF lebih besar dari 10, jika

VIF kurang dari 10 maka dapat

dikatakan bahwa variabel

independen yang digunakan dalam

model adalah objektif dan dapat

dipercaya.

Bahwa nilai tolerance lebih

besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih

kecil dari 10,00 berarti tidak terjadi

multikolinearitas pada data ini,

kerena syarat tidak terjadi

multikolinearitas yaitu pada nilai

tolerance jika niali tolerance lebih

besar dari 0,10 dan terjadi

multikolinearitas, jika nilai tolerance

lebih kecil atau sama dengan 0.10.

sedangkan nilai VIF (Variance

Inflation Factor) tidak terjadi

multikolinearitas jika nilai VIF lebih

kecil dari pada 10,00 dan terjadi

multikolinearitas, jika nilai VIF lebih

besar atau sama dengan 10.00.

Uji Autokolerasi

Uji Autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya), uji

autokorelasi dapat dilakukan dengan

menggunakan metode Run Test.

Metode ini digunakan untuk menguji

apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar

residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa

Page 12: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 81

residual adalah acak atau random.

Apabila nilai signifikansinya di

bawah 0,05 berarti tedapat gejala

autokorelasi.

Hasil uji autokolerasi

menunjukan bahwa runs test Asymp.

Sig. (2-tailed) 0.182 > 0.05 yang

berarti menunjukan bahwa data

residual bersifat acak. Dengan kata

lain data yang dipergunakan dalam

penelitian ini cukup random sehingga

tidak terdapat masalah autokolerasi

pada data yang di uji.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah

terjadinya varians yang tidak sama

untuk variabel independen yang

berbeda. Heteroskedastisitas dapat

terdeteksi dengan melihat plot antara

nilai taksiran dengan residual dan

dengan melakukan uji statistik yaitu

uji park.

Ada beberapa cara untuk

mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu salah

satunya dengan melihat grafik plot

antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada

tidaknya heterosledastisitas dapat

dilihat degan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah

residual yang telah di-studentized.

Untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas pada grafik

scatterplot, dapat dilakukan dengan:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-

titik yang ada membentuk satu

pola yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit)

maka akan terjadi masalah

heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola jelas seperti

titik-titik yang menyebar di atas

dan di bawah angka nol pada

sumbu-sumbu, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

Grafik scatterplot

menunjukan bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar

baik diatas angka nol maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y.

Hal ini dapat disimpulakan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi, sehingga model

regresi layak dipakai untuk

memprediksi Islamic Social

Reporting berdasarkan masukan

variabel leverage, profitabilitas dan

size.

Uji Hipotesis

Koefisien Determenasi (Adjusted

2)

Koefisien determinasi

(goodness of fit) yang dinotasikan

dengan Rmerupakan ikhtisar yang

menyatakan bahwa seberapa baik

garis regresi sampel mencocokkan

data. Koefisien determinasi bertujuan

untuk mengukur proporsi variasi

dalam varabel tidak bebas yang

dijelaskan oleh regresi. Nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1, bila R2 =

0 berarti tidak ada hubungan yang

sempurna. Sedangkan apabila nilai

R2 = 1 maka ada hubungan antara

variasi Y dan X atau variasi dari Y

dapat diterangkan oleh X secara

keseluruhan.

Dari tampilan output SPSS

model summary besarnya adjusted R2

adalah 0.347 hal ini berarti 34.7%

variasi ISR dapat dijelaskan oleh

variasi dari ketiga variabel

independen yaitu Leverage,

Profitabilitas dan Size. Sedangkan

sisanya (100%-34.7% = 65.3%)

dijelaskan oleh sebab-sebab yang

Page 13: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 82

lain diluar model yang merupakan

kontribusi variabel bebas lain diluar

ketiga variabel independen.

Uji F

Menurut Ghozali (2005) uji

statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimaksudkan dalam

model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi

0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan

atau penolakan hipotesis adalah

sebagai berikut:

a. Jika nilai siginifikansi > 0,05

maka hipotesis diterima

(koefisien regresi tidak

signifikansi). Hal ini berarti

bahwa secara simultan keempat

variabel independen tersebut

tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka

hipotesis ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini

berarti secara simultan keempat

variabel independen mempunyai

pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Dari perhitungan dengan F-

test dalam tabel diperoleh nilai F-

hitung sebesar 6.175 dengan nilai

signifikan (sig) sebesar 0.005. Oleh

karena nilai signifikan 0,005 = 0,005,

maka terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel leverage,

profitabilitas dan size terhadap

variabel ISR secara bersama-sama

(simultan) atau dapat diartikan

bahwa model dalam penelitian ini

layak untuk dilteliti.

Uji T

Uji t dilakukan untuk

mengetahui apakah pengaruh secara

parsial (individu) dari variabel-

variabel independen Leverage,

Profitabilitas dan Size terhadap

variabel dependen (ISR). Sementara

itu secara parsial pengaruh dari

ketiga variabel independen tersebut

terhadap ISR.

Dapat disusun persamaan

regresi linier berganda sebagai

berikut:

ISRa = 0,559 + 0,036 LEVa +

0,150 PROFITa + 0,685 SIZEa+ ℇ

Pembahasan

Pengaruh Leverage Terhadap

Pengungkapan Islamic Social

Reporting Index

Hipotesis yang pertama

diajukan menyatakan bahwa leverage

perusahaan berpengaruh positif

terhadap Islamic Social Reporting

Index. Dari hasil penelitian diperoleh

koefisien variabel Leverage sebesar -

0.202 dengan nilai signifikan sebesar

0.842 dimana nilai ini signifikan

pada tingkat signifikansi 0,05 karena

lebih besar dari α = 0,05, dengan

demikain Leverage tidak

mempengaruhi pengungkapan

Islamic Social Reporting, sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis

pertama yang menyatakan bahwa

Leverage berpengaruh positif

terhadap pengungkapan ISR ditolak.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Ali Rama,dkk (2014) dan

penelitian Desta (2013) yang

menyatakan bahwa Leverage tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan

ISR yang dilakukan pada Perbankan

Syariah. Dalam penelitian Ayu

(2015) variabel leverage juga tidak

berpengaruh positif terhadap

pengungkapan ISR.

Page 14: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 83

Dalam penelitian ini

membuktikan bahwa leverage

sebagai ukuran untuk menilai resiko

struktur pendanaan perusahaan

ternyata tidak berpengaruh terhadap

luas pengungkapan tanggung jawab

sosial secara syariah. Perusahaan

dengan leverage yang tinggi

memiliki kewajiban untuk

melakukan pengungkapan yang lebih

luas dari pada perusahaan dengan

leverage yang lebih rendah.

Sehingga, perusahaan akan

menyediakan informasi yang lebih

kompherensif mengenai

pengungkapan sosialnya.

Hasil penelitian mengenai

leverage ini sesuai dengan

pernyataan Belkaoui dan Karpik

(1989) dalam Nisrina dan Puji (2014)

menyatakan bahwa semakin tinggi

leverage, kemungkinan besar

perusahaan akan mengalami

pelanggaran terhadap kontrak utang,

maka manajer akan berusaha untuk

melaporkan laba sekarang lebih

tinggi akan mengurangi

kemungkinan perusahaan melanggar

perjanjian utang. Supaya laba yang

dilaporkan tinggi maka manajer

harus mengurangi biaya-biaya

termasuk biaya untuk

mengungkapkan pertanggung

jawaban sosial.

Tidak signifikannya variabel

leverage dalam pengungkapan

indeks ISR dalam penelitian ini

mungkin saja disebabkan oleh

kemampuan kreditur untuk

memperoleh informasi dan

pengungkapan lainya selain dari

laporan tahunan. Kreditur dapat

memperoleh informasi dan

pengungkapan lainya melalui tanya

jawab secara langsung pada

perusahaan, perjanjian (devt

covenant), laporan interim

perusahaan ataupun

laporan/informasi keuangan dan

pembahasaan mengenai signifikan

informasi keuangan tersebut (Indah

2012). Oleh karena itu kreditur masih

bergantung dengan sumber informasi

yang lain maka kreditur tidak terlalu

menuntut pengungkapan yang

lengkap pada laporan tahunan yang

dikeluarkan oleh perusahaan.

Sehingga tingkat leverage tidak dapat

mempengaruhi tingkat

pengungkapan ISR.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap

Pengungkapan Islamic Social

Reporting Index

Hipotesis yang kedua diajukan

menyatakkan bahwa profitabilitas

perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Islamic

Social Reporting Index. Dari hasil

penelitian diperoleh koefisien

variabel sebesar 0.867 dengan nilai

signifikan sebesar 0.398 dimana nilai

ini tidak signifikan pada tingkat

signifikan 0,05 karena lebih besar α

= 0,05, dengan ini artinya jika

profitabilitas perusahaan tidak

mempengaruhi Islamic Social

Reporting Index, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua

yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap

ISR ditolak.

Hal ini disebabkan kerena bank

yang menjadi objek penelitian adalah

unit usaha dari bank konvensional,

hal ini terbukti dari sampel yang

digunakan bahwa Unit Usaha

Syariah masih menerapkan sistem

beban bunga dan pendapatan bunga.

Hasil yang tidak signifikan ini

konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ali,dkk (2014) dan

Desta (2013) yang menyatakan

bahwa Profitabilitas perusahaan

Page 15: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 84

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ISR dan bertolak

belakang dengan penelitian yang

dilakukan Rizkiningsih (2012) dan

Ayu (2015) yang membuktikan

bahwa profitabilitas memiliki

pengaruh yang positif dan siginifikan

terhadap pengungkapan ISR.

Dalam penelitian didapatkan

hasil bahwa penelitian ini tidak

terbukti atau tidak terdukung. Hasil

penelitian ini berhasil mendukung

teori legitimasi yang menyatakan

profitabilitas berpengaruh negatif

terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial. Dan dalam penelitian

ini juga ditemukan dugaan kuat

bahwa dana yang diguanakan untuk

dalam pelaksanaan tanggung jawab

sosial yang dilaksanakan oleh Unit

Usaha Syariah bukan berasal dari

profit yang diperoleh oleh Unit

Usaha Syariah itu sendiri, namun

berasal dari dana Zakat,

Infaq/Shadaqah maupun pendapatan

non halal.

Hal ini juga dijelaskan dalam

penelitian Desta (2013), bahwa

perusahaan yang mempunyai

profitabilitas yang tinggi belum tentu

banyak melakukan aktivitas sosial

kerena perusahaan lebih berorientasi

pada laba semata. Sedangkan pada

saat perusahaan memperoleh laba

yang rendah, maka terdapat persepsi

bahwa pengguna laporan senang

membaca bertita baik tentang kinerja

perushaan dalam bidang sosial.

Sesuai dengan pendapat Iman

Ghazali yang menyatakan bahwa

motif pelaku ekonomi adalah profit,

begitu juga dengan Unit Usaha

Syariah dalam melaksanakan

oprasionalnya berorientasi pada pada

profit, namun disamping itu Unit

Usaha Syariah juga mempunyai

tujuan lain, yaitu mensejahterakan

masyarakat yang salah satun caranya

dengan menjalankan kegiatan sosial

kemasyarakatan dengan

pengungkapan tanggung jawab sosial

secara syariah dengan baik dan

benar.

Sumber dana kegiatan salah

satunya biasa berasal dari profit

untuk melaksanakan kegiatan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Namun dalam penelitian ini

pernyataan tersebut tidak terdukung.

Kemungkinan dana kegiatan sosial

yang digunakan oleh Unit Usaha

Syariah dalam melaksanakan dan

menungkapkan kegiatan sosial

tersebut berasal dari Zakat,

Infaq/Shadaqah maupun ada juga

dari pendapatan non halal yang

dikumpulakan oleh Unit Usaha

Syariah. Baik semua dana tersebut

dikelola langsung oleh Unit Usaha

Syariah itu sendiri, lembaga

bentukan Unit Usaha Syariah

tersebut maupun lembaga

masyarakat yang bekerja sama

langsung dengan Unit Usaha Syariah

tersebut.

Dalam melaksanakan kegiatan

sosial tersebut, Unit Usaha Syariah

menjalankan prinsip distribusi

kekayaan yang detetapkan oleh

syariat Islam, harta hanya beredar

diantara orang-orang yang kaya,

karena dalam Islam tidak

diperbolehkan berlebih-lebhan dalam

berbagai hal atau melampaui batas.

Pengaruh Ukuran Perusahaan

Terhadap Pengungkapan Islamic

Social Reporting Index

Hipotesis ketiga yang diajukan

menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Islamic

Social Reporting Index. Dari hasil

penelitian diperoleh koefisieh

Page 16: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 85

variabel Size sebesar 3.834 dengan

nilai signifikan sebesar 0.001 dimana

nilai ini signifikan pada tingkat

signifikan 0,05 karena lebih kecil

dari α = 0,05, dengan demikian dapat

disimpulakn bahwa ukuran

perusahaan mempengaruhi

pengungkapan Islamic Social

Reporting Index, sehingga hipotesis

ketiga yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan

ISR diterima.

Penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan Desta

(2013) dan Indah (2012) yang

menyatakan bahwa ukuran

perusahaan (Size) berpengaruh

positif terhadap pengungkapan ISR

pada Unit Usaha Syariah. Yang

berarti bahwa setiap peningkatan

ukuran perusahaan atau total aset

mampu meningkatkan skor skor

indeks ISR. Namun penelitian ini

bertolak belakang dengan hasil

penelitian Ayu (2015) yang

menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak memberi pengaruh

yang signifikan terhadap

pengungkapan ISR.

Unit Usaha Syariah yang

memiliki total aset yang tinggi

identik dengan pengungkapan

tanggung jawab dengan baik

dibandingkan Unit Usaha Syariah

yang memiliki total aset yang rendah,

karena pelaksanaan tanggung jawab

tersebut dengan Unit Usaha Syariah

memiliki total aset yang tinggi.

Dengan demikian penelitian ini

sejalan yang dilakukan Ayu (2012)

membuktikan bahwa perusahaan

yang berukuran besar cenderung

memiliki pengungkapan informasi

yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan yang berukuran

lebih kecil karena dengan ukuran

perusahaan yang besar maka

tanggung jawab perusahaan akan

kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan sekitarnya akan semakin

diperhatikan oleh para investor

muslim dan para pengguna laporan

muslim lainnya. Selain itu

perusahaan yang berukuran besar

dianggap lebih mempunyai

kemampuan untuk memberikan

pengungkapan yang lebih luas.

Hubungan lainnya antara ukuran

perusahaan dengan tingkat

pengungkapan adalah semakin besar

suatu perusahaan maka semakin

banyak analis di bursa saham yang

tertarik untuk menganalisa kinerja

perusahaan tersebut, sehingga

dibutuhkan pengungkapan yang lebih

banyak.

Dengan Unit Usaha Syariah

memiliki total aset yang besar,

namun tetap diiriingi oleh suatu

kebijakan sosial yang lebih baik

dibandingkan Unit Usaha Syariah

yang memiliki total aset rendah.

Dengan total aset yang tinggi maka

Unit Usaha Syariah memiliki

kebebasan melaksanakan

hubungannya terhadap masyarakat

dan menjalankan kewajiban-

kewajiban terhadap Allah swt.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan tingkat

pengungkapan terhadap

pelaporan tanggung jawab

sosial dalam pandangan Islam

yang menggunakan Indeks ISR

menjelaskan bahwa Unit Usaha

Syariah yang memilki Indeks

ISR yang cukup tinggi di

peroleh oleh Bank Permata

Syariah yang berhasil meraih

nilai lebih dari 30 lebih

tepatnya 40 kompenen yang

Page 17: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 86

diungkapkan dari total indeks

ISR 53 kompenen disetiap

tahunnya yaitu dari tahun

2012-2014.

2. Berdasarkan hasil uji

normalitas, uji autokolerasi, uji

multikolonearitas dan uji

heterokedastisitas menunjukan

bahwa data yang tersedia telah

memenuhi syarat untuk

menggunakan model regresi

linear berganda. Sedangkan

berdasarkan hasil regresi linear

berganda, secara keseluruhan

variabel leverage, profitabilitas

dan size berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel

indeks ISR. Secara bersama-

sama (simultan) dapat diartikan

bahwa model dalam penelitian

ini layak untuk digunakan.

3. Dan berdasarkan pengujian

hipotesis, didapat hasil bahwa

hanya ukuran perusahaan yang

berpengaruh positif terhadap

pengungkapan ISR. Sedangkan

Leverage dan Profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan ISR.

Saran

1. Penelitian selanjutnya di

harapkan dapat menambah

jumlah sampel. Dan untuk

perusahaannya agar

menerbitkan annual report

secara lengkap.

2. Penelitian selanjutnya

diharapkan dapat menambah

jumlah variabel-variabel

independen yang mungkin

dapat mempengaruhi Islamic

Social Reporting atau variabel

independen lain selain yang

telah digunakan dalam

penelitian ini. Hal tersebut

untuk mengetahui faktor-faktor

lain yang mempengaruhi

pengungkapan Islamic Social

Reporting pada Unit Usaha

Syariah.

3. Penelitian selanjutnya dapat

menambah jumlah tahun,

minimal 5 tahun agar dapat

melihat perubahan

pengungkapan ISR dengan

lebih baik. Karena dalam

penelitian ini hanya

menggunakan laporan tahunan

Unit Usaha Syariah selama tiga

tahun (2012-2014).

DAFTAR PUSTAKA

Aldehita, Agung, Asrori.

(September,2014). Analisis

Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pengungkapan

Islamic Social Reporting (ISR).

Jurnal. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang.

Ali Rama, Meliawati, Yoghi Citra

Pratama. (2014,Maret).

Analisis Pengungkapan Islamic

Social Reporting study Kasus

Bank Umum Syariah Di

Indonesia. EQUILIBRIUM,

Jurnal Ekonomi Syariah, Vol.

2, No. 1, Januari 2014, h. 84-

103.

Ayu Kariza. (2015). Faktor-faktor

yang mempengaruhi

pengungkapan islamic social

reporting pada perusahaan

yang listing di jakarta islamic

index. Jurnal Akuntansi.

Choi, Frederick D.S dan Meek,

Gary K. 2012. ”International

Accounting”, Edisi 6, Buku 1,

Jakarta: Salemba Empat.

Cooke, T. E. (2012). The Impact Of

Size, Stok Marketing Listing

And Industry Type On

Disclosure In The Annual

Page 18: PENGARUH LEVERAGE PROFITABILITAS, DAN UKURAN …

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING INDEX PADA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

[Indrawati Mara Kusuma dan Afri Jumariah]

ISSN : 2502-2911 Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah Indrawati Mara Kusuma, Afri Jumariah

JURNAL AKUNSTIE| Volume 02 No.01 Juni 2016 87

Reports Of Japananes Listed

Corporations. Accounting and

business research; summer

1192; 22 ;87 proquest. Pg.229.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis

Multivarate dengan Program

SPSS, edisi kedua. Semarang:

BP Undip.

Gustani. (2015). Islamic Social

Reporting (ISR) sebagai Model

Pelaporan CSR Institusi Bisnis

Syariah. Didownload tgl 29

oktober 2015 dari

http://gustani.blogspot.co.id/20

13/02/indeks-isr-sebagai-

model-pelaporan-csr_16.html

Irham. (2013). Manajemen Kinerja

Teori dan Aplikasi.

ALFABETA,cv. Bandung:

Jl.Gegerkalong hilir No.84.

Nisrina dan Puji. (2014). Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Pada

Perbankan Syariah Di

Indonesia Dan Malaysia.JDA,

Volume 3, Nomor 2, Tahun

2014, Halaman 1-11.

Nurul. (2006). Metodelogi

Penelitian Sosial dan

Pendidikan (teori-

aplikasi).Jakarta : Jalan Sawo

Raya No.18

Otoritas Jasa Keuangan. (2015).

Statistik Perbankan Syariah

Juni 2015. Didownload tanggal

19 November 2015 dari

http://www.ojk.go.id/statistik-

perbankan-syariah-juni-2015.

Sofyan . (2010). Anlisis Kritis Atas

Laporan Keuangan. Ed.1-9.

PT.RajaGrafindo Persada.

Jakarta: Rajawali Pers

Sofyani, H., Ulum, I., Syam, D., &

Wahyuni, S. (2012, Maret).

Islamic Social Reporting

Sebagai Model Pengukuran

Kinerja Sosial Perbankan

Syariah (Studi Komparasi

Indonesia dan Melayu). JDA,

Vol. 4 No. 1, hal. 36-46.

Sugiyono, 2008. “Metode

Penelitian Bisnis”. Edisi 12,

Bandung: CV.Alfabeta

Suud Fuadi. (2008). Ekonomi dan

Bisnis Syariah Jun 14 2008.

Didownload tgl 29 oktober

2015 dari

http://www.mui.or.id/mui_in/pr

oduct_2/lks_lbs.php?id=69.

Yuliani. (2014). Pengertian, Fungsi

dan Manfaat CSR (Corporate

Social Responsibility).

Didownload tgl 29 Okt 2015

dari

infokitauntukkita.blogspot.co.i

d/2014/05/pengertian-fungsi-

dan-manfaat-csr.