LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
0
dinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawavdinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatensumbawadinaspeternakandankesehatanhewankabupatens
LAPORAN TAHUNAN
TAHUN 2019
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KABUPATEN SUMBAWA
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah Nya, Dokumen Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 telah selesai disusun. Dokumen Laporan Tahunan
Dinas menyajikan kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa baik operasional, financial, maupun upaya-upaya lain dalam rangka
pengembangan Peternakan selama Tahun 2019.
Semoga dokumen ini dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi
pelaksana kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
dan para pemakai data informasi peternakan untuk kemajuan pembangunan
peternakan.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
Tahun 2019 ini, kami sampaikan terima kasih
Sumbawa Besar, 31 Januari 2020
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa,
H. JUNAIDI, S.Pt NIP. 19601111 199103 1 008
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2 BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 3
I.1. Latar Belakang ................................................................................................ 3
I.2. Tujuan ............................................................................................................ 4
I.3. Ruang Lingkup ................................................................................................ 4
BAB II. GAMBARAN UMUM .................................................................................. 5 II.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa ........................................................................... 5
II.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi ....................................................... 16
II.3. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya yang menjadi Kewenangan
SKPD sesuai dengan Tugas dan Fungsi ......................................................... 19
BAB III. PROGRAM DAN KEGIATAN ....................................................................... 24 III.1. Pendapatan .................................................................................................. 24
III.2. Belanja Tidak Langsung .............................................................................. 25
III.3. Belanja Langsung ...................................................................................... 25
BAB IV. EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN ............................................ 26 IV.1. Pendapatan ................................................................................................. 26
IV.2. Belanja Tidak Langsung ............................................................................. 26
IV.3. Belanja Langsung ..................................................................................... 27
1. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN ........... 29
2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR ............................................................................................ 33
3. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR........................... 35
4. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTIM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN ...................... 37
5. PROGRAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA SKPD ....................... 40
6. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN ...... 42
7. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
TERNAK ................................................................................................. 57
8. PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI ....... 70
BAB V. KESIMPULAN................................................................................................ 76
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
3
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2019 merupakan
kelanjutan dan pengembangan dari kegiatan pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan tahun sebelumnya dengan tujuan utama peningkatan produksi
dan produktivitas ternak, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan
peternak serta peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat.
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu kabupaten dari 10 (sepuluh)
Kabupaten dan Kota yang ada di Nusa Tenggara Barat dengan kondisi wilayah
dan potensi lahannya sebagian besar berupa pegunungan dengan topografi
yang berbukit-bukit serta iklim yang agak kering. Mengingat di wilayah
Kabupaten Sumbawa terdapat padang penggembalaan yang cukup luas,
memberi kemungkinan untuk pengembangan ternak terutama ternak besar dan
kecil seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing.
Kebijakan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehataan Hewan
tahun 2016-2021 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sumbawa periode tahun 2016-2021 dengan
menitikberatkan pada pengembangan potensi unggulan daerah dan
meningkatkan produktivitas usaha masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan
masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan perluasan lapangan pekerjaan.
Tuntutan akan pelayanan yang lebih baik, transparan, cepat, tepat, dan
bersih akan terus meningkat dari stakeholder dan masyarakat khususnya para
petani peternak. Demikian pula tuntutan terhadap aparatur yang bersih seperti
yang tertuang dalam “Good Governance”. Sektor peternakan di Kabupaten
Sumbawa hingga saat ini masih memiliki potensi untuk terus ditingkatkan. Sektor
ini dikatakan berhasil apabila mampu menangani kendala-kendala yang meliputi:
produktivitas, efisiensi usaha, keterbatasan sarana prasarana, serta terbatasnya
akses permodalan dan infastruktur peternakan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
4
I.2. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan laporan tahunan ini adalah:
a. Menyajikan informasi program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan selama tahun 2019 dalam rangka
pengembangan peternakan di Kabupaten Sumbawa kepada semua pihak
yang terkait dan masyarakat pada umumnya.
b. Sebagai bahan evaluasi mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan
kegiatandalam memberikan kontribusi nyata guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumbawa
c. Menjadi tolak ukur dan umpan balik untuk perencanaan program dan kegiatan
tahun berikutnya.
I.3. Ruang Lingkup Ada 8 (delapan) Program dan 37 (tiga puluh tujuh) Kegiatan yang
dilaksanakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
pada tahun 2018 dalam rangka Peningkatan Pembangunan Peternakan.Program
tersebut Adalah : (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran meliputi, 4
kegiatan, (2)Program Peningkatan sarana dan Prasaran Aparatur dengan 5
kegiatan, (3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, meliputi 1 kegiatan, (4)
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja &
Keuangan dengan 4 kegiatan, (5) Program Penyusunan Rencana Kerja SKPD
dengan 3 kegiatan, (6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Ternak dengan 6 Kegiatan, (7) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
dengan 10 kegiatan, (8) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan dengan 3 kegiatan. Rincian dari semua kegiatan terangkum pada
BAB III Program dan Kegiatan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
5
BAB II. GAMBARAN UMUM
II.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
Tugas Pokok Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dasar hukum Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa,
mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 75
Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, dan Peraturan Bupati
Sumbawa Nomor 7 Tahun 2017 tentang pembentukan, kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja unit pelaksana teknis (UPT). Tugas Pokok
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah “Melaksanakan urusan pemerintah
daerah di bidang peternakan dan kesehatan hewan berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan”.
Fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan bidang peternakan dan kesehatan
hewan
2. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi
keuangan dan administrasi kepegawaian
3. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang peternakan
4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian, pengawasan dan fasilitasi pelaksanaan
kegiatan bidang kesehatan hewan, budi daya ternak, usaha dan pemasaran
peternakan dan teknologi peternakan.
5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan
6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
6
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan Organisasi,Tugas Pokok dan Fungsi
Susunan organisasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas.
b. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
1. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner terdiri dari :
a) Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan;
b) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengawasan Rumah
Potong Hewan; dan
c) Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengawasan Obat Hewan.
2. Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak terdiri dari :
a) Seksi Ternak Ruminansia;
b) Seksi Ternak Non Ruminansia dan Aneka Ternak;
c) Seksi Perbibitan Ternak dan Pengelolaan Sumber daya Genetik Ternak.
3. Bidang Pakan terdiri dari :
a) Seksi hijauan pakan dan Kawasan Peternakan;
b) Seksi Bahan Pakan dan Olahan
c) Seksi Pengawasan Mutu, Keamanan dan Pendaftaran Pakan.
4. Bidang Kelembagaan, Pengolahan dan Pemasaran Peternakan terdiri dari :
a) Seksi Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Peternakan;
b) Seksi Pengolahan Pasca Panen Peternakan; dan
c) Seksi Pengembangan Pemasaran dan Industri Peternakan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
7
d. UPT terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan adalah Kepala UPT; dan
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sub Bagian Tata Usaha.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
urusan pemerintahan pilihan bidang pertanian sub urusan peternakan dan
kesehatan hewan dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
Sedangkan fungsi yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan adalah:
a. perumusan kebijakan bidang peternakan dan kesehatan hewan;
b. pelaksanaan kebijakan bidang peternakan dan kesehatan hewan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang peternakan dan kesehatan hewan;
d. pelaksanaan administrasi dinas bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas
menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pengelolaan keuangan serta
urusan umum dan kepegawaian. Sedangkan fungsinya :
a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi
keuangan dan administrasi kepegawaian;
c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan
hubungan masyarakat;
d. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan ;
e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
8
2.1 Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bagian Perencanaan dan pelaporan
mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan perencanaan dan
pelaporan dinas. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Sub Bagian
Perencanaan dan pelaporan mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan Dinas;
b. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran;
c. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan dan pelaporan; dan
d pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.2. Sub Bagian Keuangan
Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan
tugasnya, sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dinas;
b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dinas;
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan administrasi keuangan dinas.
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
2.3. Sub Bag Umum dan Kepegawaian
Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan pengelolaan
administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian;
b. Penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian; dan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
9
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis bidang kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner. Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan, serta pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan, serta pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan, serta pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan, serta pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.1 Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan teknis pencegahan dan pemberantasan
penyakit hewan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
10
3.2. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengawasan Rumah Potong
Hewan (RPH) mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis kesehatan
masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan,
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan rumah potong hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.3. Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengawasan Obat hewan tugas
melaksanakan kebijakan teknis pelayanan kesehatan hewan dan
pengawasan obat hewan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan hewan dan pengawasan obat hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak
Kepala Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan teknis bidang peningkatan penyediaan benih dan bibit ternak serta
produksi ternak, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perbibitan ternak, pengelolaan sumber daya genetik hewan dan ternak ruminansia, non ruminansia serta unggas dan aneka ternak;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
11
b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang perbibitan ternak, pengelolaan sumber daya genetik hewan dan ternak ruminansia, non ruminansia serta unggas dan aneka ternak;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang perbibitan ternak, pengelolaan sumber daya genetik hewan dan ternak ruminansia, non ruminansia serta unggas dan aneka ternak;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perbibitan ternak, pengelolaan sumber daya genetik hewan dan ternak ruminansia, non ruminansia serta unggas dan aneka ternak; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.1 Seksi perbibitan ternak dan pengelolaan sumber daya genetic hewan
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis pengembangan
pembibitan ternak, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik
hewan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan pembibitan ternak, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan pembibitan ternak, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengembangan pembibitan ternak, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengembangan pembibitan ternak, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik hewan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2. Seksi Ternak Ruminansia tugas melaksanakan kebijakan teknis
pengembangan budidaya ternak ruminansia, menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan budidaya ternak ruminansia;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan budidaya ternak ruminansia;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengembangan budidaya ternak ruminansia;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
12
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan budidaya ternak ruminansia; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.3. Seksi Non Ruminansia, Unggas, dan Aneka Ternak mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan teknis pengembangan budidaya ternak non
ruminansia, unggas dan aneka ternak, menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan budidaya ternak non ruminansia, unggas dan aneka ternak;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan budidaya ternak non ruminansia, unggas dan aneka ternak;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengembangan budidaya ternak non ruminansia, unggas dan aneka ternak;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan budidaya ternak non ruminansia, unggas dan aneka ternak; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Pakan
Kepala Bidang Pakan mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis bidang peningkatan produksi pakan, dan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pakan hijauan, pengembangan kawasan peternakan, pakan, pakan olahan dan pengawasan mutu, keamanan serta pendaftaran pakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pakan hijauan, pengembangan kawasan peternakan, pakan, pakan olahan dan pengawasan mutu, keamanan serta pendaftaran pakan;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pakan hijauan, pengembangan kawasan peternakan, pakan, pakan olahan dan pengawasan mutu, keamanan serta pendaftaran pakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pakan hijauan, pengembangan kawasan peternakan, pakan, pakan olahan dan pengawasan mutu, keamanan serta pendaftaran pakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
13
5.1. Seksi Pengembangan Pakan Hijauan dan Pengembangan Kawasan
Peternakan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis
peningkatan budi daya pakan hijauan dan pengembangan kawasan
peternakan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis peningkatan budi daya pakan hijauan dan pengembangan kawasan peternakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis peningkatan budi daya pakan hijauan dan pengembangan kawasan peternakan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis peningkatan budi daya pakan hijauan dan pengembangan kawasan peternakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan peningkatan budi daya pakan hijauan dan pengembangan kawasan peternakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5.2. Seksi Bahan Pakan dan Pakan Olahan mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan teknis peningkatan produksi bahan pakan dan pakan olahan,
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis peningkatan produksi bahan pakan dan pakan olahan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis peningkatan produksi bahan pakan dan pakan olahan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis peningkatan produksi bahan pakan dan pakan olahan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan peningkatan produksi bahan pakan dan pakan olahan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
5.3. Seksi Pengawasan Mutu, Keamanan dan Pendaftaran Pakan dipimpin
oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Pakan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengawasan mutu, keamanan dan pendaftaran pakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengawasan mutu, keamanan dan pendaftaran pakan;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
14
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengawasan mutu, keamanan dan pendaftaran pakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu, keamanan dan pendaftaran pakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
6. Bidang Kelembagaan, Pengolahan dan Pemasaran
Bidang Kelembagaan, Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang kelembagaan,
pengolahan dan pemasaran, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pembinaan kelembagaan, penyuluhan, pengolahan pasca panen dan pengembangan pemasaran serta industri peternakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pembinaan kelembagaan, penyuluhan, pengolahan pasca panen dan pengembangan pemasaran serta industri peternakan;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pembinaan kelembagaan, penyuluhan, pengolahan pasca panen dan pengembangan pemasaran serta industri peternakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan kelembagaan, penyuluhan, pengolahan pasca panen dan pengembangan pemasaran serta industri peternakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
6.1. Seksi Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Peternakan mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan teknis pembinaan kelembagaan dan penyuluhan
peternakan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan kelembagaan dan penyuluhan peternakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pembinaan kelembagaan dan penyuluhan peternakan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pembinaan kelembagaan dan penyuluhan peternakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembinaan kelembagaan dan penyuluhan peternakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
15
6.2. Seksi Seksi Pengolahan Pasca Panen Peternakan mempunyai tugas
merumuskan kebijakan pengolahan pasca panen peternakan, dan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengolahan pasca panen peternakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengolahan pasca panen peternakan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengolahan pasca panen peternakan;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengolahan pasca panen peternakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
6.3. Seksi Pengembangan Pemasaran dan Industri Peternakan mempunyai
tugas merumuskan kebijakan pengembangan pemasaran dan
pengembangan industri peternakan, dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan pemasaran dan pengembangan industri peternakan;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan teknis pengembangan pemasaran dan pengembangan industri peternakan;
c. penyelenggaraan kegiatan teknis pengembangan pemasaran dan pengembangan industri peternakan
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan pemasaran dan pengembangan industri peternakan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. UPT Produksi dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan peningkatan produksi peternakan dan kesehatan hewan, dan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja UPT Produksi dan Kesehatan Hewan;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis peningkatan produksi dan kesehatan hewan;
c. penyusunan perencanaan kegiatan peningkatan produksi dan kesehatan hewan;
d. pembinaan, koordinasi dan fasilitasi peningkatan produksi dan kesehatan hewan;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
16
e. pelaksanan monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan produksi dan kesehatan hewan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. UPT Pembibitan Kerbau Sumbawa Bersinergi mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan pembibitan dan pengembangan Kerbau Sumbawa,
dan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja UPT Pembibitan Kerbau Sumbawa;
b. penyusunan bahan kebijakan pembibitan dan pengembangan Kerbau Sumbawa;
c. pelaksanaan pengembangan pembibitan Kerbau Sumbawa;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan pembibitan Kerbau Sumbawa; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya
9. Sub Bagian Tata Usaha UPT tugas menyelenggarakan pengelolaan
administrasi perkantoran, kepegawaian dan keuangan, dan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana kerja UPT;
b. pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsi
II.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Visi
Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (2016 – 2021) mengacu
pada visi misi dari Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa periode 2016 – 2021.
Adapun visinya adalah :
Terwujudnya masyarakat Sumbawa yang berdaya saing, mandiri, dan
berkepribadian berlandasan semangat gotong royong.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
17
Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah: Berdaya saing
mengandung makna kemampuan pengelolaan sumberdaya daerah secara
bermutu, ekonomis, efektif dan efisien sehingga lebih unggul dari daerah lainnya,
yaitu ternak dan produk olahannya mempunyai keunggulan karena efisien dalam
pemeliharaan, terjaga kualitas dan jelas standarnya serta aman dikonsumsi
sehingga mampu bersaing dengan daerah lain. Mandiri mengandung pengertian
pengembangan kawasan peternakan terpadu untuk memenuhi permintaan ternak
besar dari daerah lain. Kabupaten Sumbawa diharapkan menjadi sentra ternak
dengan ketersediaan bibit ternak unggul, hijauan pakan ternak berkualitas, daya
dukung lahan padang pengembalaan yang optimal dengan keamanan
pemeliharaan yang terjamin dan kemampuan aparatur yang handal serta mampu
memenuhi kebutuhan sendiri (mandiri) dan dapat mendukung kebutuhan daerah
lain di Indonesia. Berkepribadian berlandaskan semangat gotong royong
dimaksudkan bahwa masyarakat Kabupaten Sumbawa benar-benar memahami
dan melaksanakan prinsip hidup (parenti) Tau Samawa yakni takit ke nene kangila
boat lenge. Prinsip hidup ini ditandai dengan terwujudnya masyarakat yang
religius, patuh kepada hukum dan penuh toleransi terhadap keberagaman.
Untuk mencapai visi dimaksud, diperlukan optimisme baru dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sector peternakan, sehingga seluruh
komponen yang terlibat didalamnya saling berinteraksi dan bersinergi guna
mempercepat pencapaian kondisi masyarakat peternakan yang sejahtera, mandiri
dan tangguh. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Sumbawa tahun 2016-2021 berorientasi kepada pembangunan dan
peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kompetensi segenap sumber daya yang
ada guna memantapkan kondisi yang sudah dicapai pada periode tahun 2010-
2015. Sedangkan misinya tercantum pada misi ke-2 (dua) dan misi ke-4 (empat)
dari 5 (lima) misi Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, yaitu:
Misi ke – 2 (dua) :
Mengembangkan birokrasi yang bersih, handal, dan professional sehingga
mampu menjalankan pemerintah sesuai dengan prinsip tata kepemerintahan
yang baik (Good Governance)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
18
Misi ke-4 (empat):
Mengembang potensi unggulan daerah dan meningkatkan produktivitas
usaha masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat, penurunan
angka kemiskinan dan perluasan lapangan kerja.
Tujuan
Tujuan pada umumnya di dasarkan pada factor-faktor kunci keberhasilan yang
merupakan penjabaran atau implementasi dan pernyataan visi dan misi.
Berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah Kabupaten Sumbawa, maka tujuan
yang ingin di capai dalam kurun waktu lima tahun adalah Meningkatnya
Kesejahteraan Peternakan
Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang sifatnya terukur dan nyata
dalam jangka waktu tertentu (tahunan, semesteran atau bulanan). Sasaran
adalah bagian integral dalam proses Renstra. Fokus utama sasaran adalah
tindakan dan alokasi sumberdaya organisasi dalam kegiatan operasional –
organisasi. Sasaran harus bersifat spesifik, kuantitatif sehingga diukur, terinci dan
dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah sebagai
berikut :
1) Pertumbuhan populasi ternak potong
2) Pertumbuhan produksi daging
3) Peningkatan pakan berkualitas
4) Persentase kelompok ternak berkualitas
5) Persentase pemasaran produk hasil peternakan
S t r a t e g i
Strategi adalah langkah yang berisikan program – program indikatif untuk
mewujudkan tujuan Visi dan Misi secara konseptual, analitas, realistis, rasionall
dan komperhensif. Dalam mewujudkan visi dan misi Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan mempunyai strategi sebagai berikut:
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
19
a) Penyediaan dan pendistribusian sarana produksi peternakan yang tepat
guna dan tepat sasaran (Fasilitasi)
b) Melakukan konstruksi dan revitalisasi yang diarahkan pada prasarana
penunjang usaha peternakan yang memadai (konstruksi dan revitalisasi)
c) Melakukan edukasi dan sosialisasi yang diarahkan pada pelaku usaha
peternakan sesuai kebutuhan (edukasi)
d) Peningkatan sumber daya aparatur, beternak dan pelaku usaha peternakan
(distribusi).
Tabel 1. Perumusan Strategi
No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Strategi
1 Meningkatnya Produktivitas ternak Potong
Pertumbuhan Populasi ternak Potong (%)
Fasilitasi, kontruksi, revitalisasi, transaksi edukasi dan distribusi dalam peningkatan populasi ternak potong
Pertumbuhan Produksi daging (%)
Fasilitasi, kontruksi, revitalisasi, transaksi, edukasi dan distribusi dalam peningkatan produksi daging
Peningkatan Pakan Ternak Berkualitas (%)
Fasilitasi, kontruksi, revitalisasi, transaksi, edukasi dan distribusi dalam peningkatan pakan hijauan dan pakan olahan ternak
Persentase kelompok Ternak Berkualitas (%)
Fasilitasi, kontruksi, edukasi dan distribusi dalam peningkatan kapasitas peternak
Persentase Pemasaran Produk Hasil Peternakan (%)
Fasilitasi dan edukasi dalam pemasaran produk hasil peternakan
Sumber: Perencanaan dan Pelaporan (2019)
II.3. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya yang menjadi Kewenangan SKPD sesuai dengan Tugas dan Fungsi
Potensi yang berpengaruh dalam pengembangan bidang peternakan
kabupaten Sumbawa adalah sbb :
Sumber Daya Alam ( SDA )
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam: seperti ternak, padang penggembalaan (LAR) dan padangan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
20
lainnya, pakan (hijauan makanan ternak), hasil limbah pertanian dan
iklim.
Pengembangan bidang peternakan Kabupaten Sumbawa sangat
didukung oleh sumber daya alam yang cukup potensial meliputi :
Saat ini potensi ternak yang ada di kabupaten Sumbawa yaitu Sapi
bali 242.796 ekor, Sapi Sumbawa 14.498 ekor, Sapi Peranakan 283
ekor, Kerbau Sumbawa 35.984 ekor, Kuda Sumbawa 18.582 ekor,
Kambing 33.965 ekor, Domba 1.396 ekor, Babi 11.053 ekor, Ayam
Pedaging 335.725 ekor, Ayam Petelur 14.530 ekor, Ayam Buras
900.436 ekor, Itik 12.122 ekor, Entog 3.794 ekor.
Sejak Tahun 2011 berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 2909;
2910 dan 2017/kpts/OT.140/6/2011 ditetapkan rumpun sapi
Sumbawa, kerbau Sumbawa dan kuda Sumbawa sebagai sumber
daya genetik hewani unggul asal Kabupaten Sumbawa. Dengan
penetapan tersebut menjadikan kewajiban untuk melestarikan dan
mengembangkan sesuai dengan potensi ternak tersebut.
Padang Penggembalaan (LAR)
Lar adalah padang penggembalaan umum yang merupakan milik
bersama masyarakat sekitar. Luas LAR di kabupaten Sumbawa lebih
kurang 26.470 Ha yang tersebar di 60 lokasi,ditambah dengan
potensi padangan lainnya. Pemanfaatan LAR dengan kriteria adanya
campur tangan manusia dalam mendukung keberadaan LAR dengan
membangun berbagai fasiltas mencapai 1.621 Ha yang tersebar di
enam (6) kawasan peternakan.
Sumber Daya Manusia ( SDM )
Peningkatan jumlah sumber daya manusia yang berkualitas sangat
berperan dalam pembangunan dan pengembangan bidang peternakan.
Sumber daya manusia di bagi 3 yaitu :
1. Aparatur Peternakan
2. Peternak
3. Pelaku usaha/pengusaha peternakan
Aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
berjumlah 157 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 111 orang
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
21
serta 47 orang tenaga Non PNS (46 orang tenaga honorer dan 1 orang
tenaga THL) .
Tabel 2. Keadaaan Pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Berdasarkan Jenjang pendidikan
No Status Pegawai S2 S1 D2/D3/D4 SLTA SMP Jumlah
1 PNS Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Fungsional Umum Fungsional Tertentu
- 2 3 - - -
- 3
30 -
24 10
- - 2 - 3 9
- - - -
21 3
- - - - 1 -
- 5 35 -
49 22
Jumlah 5 67 14 24 1 111
2 NON PNS 1 25 2 15 3 46
Jumlah Total 6 92 16 39 4 157
Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian (2019)
Sumber Daya Sarana Prasarana Buatan Manusia ( SD-BuMan )
Sumber daya buatan manusia (Sarana dan Prasarana) merupakan faktor
yang sangat menentukan dalam mendukung dan mempercepat proses
pembangunan peternakan suatu wilayah/ daerah. Jumlah institusi dan
perkantoran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dipaparkan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan dan ketersediaan Institusi dan Perkantoran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa sampai Tahun 2019
No Jenis Sarana Kebutuhan Ketersediaan
Kondisi Baik Sedang Rusak
Unit Unit Unit Unit Unit 1. Kantor Kabupaten 1 1 1 - -
2. Puskeswan 24 16 5 8 3
3. RPH Ruminansia 9 7 4 3 -
4. Pos IB 3 - - - -
5. Holding Ground 1 1 - 1 -
6. Laboratorium 1 1 - 1 -
7. Klinik Hewan - 1 - 1 -
8. Instalasi pembibitan kerbau Sumbawa
1 1 1 - -
9 Pasar Hewan 1 1 - - 1
Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
22
Sumber Daya Sosial Kelembagaan ( SD-SoGa )
Sumber daya sosial kelembagaan adalah Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan dan peraturan yang berfungsi mengatur hubungan /
interaksi antar manusia sebagai makhluk sosial. Peran dan fungsi
kelembagaan pada berbagai bidang sangat penting sebagai wadah yang
memfasilitasi proses perubahan ke arah yang lebih baik.
Pelaksanakan tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan dituangkan didalam program dan kegiatan. Program Dasar hukum
pembentukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa
Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Sumbawa (Lembaran daerah Tahun 2016 Nomor 12,
tambahan lembaran daerah Nomor 641). Peraturan Bupati Nomor 75
tahun 2016 tentang kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa dan Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 7 Tahun 2017 tentang
pembentukan, kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta
tata kerja unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa.
Selain Kelembagaan Pemerintahan, kelembagaan lainnya adalah :
o Kelompok tani ternak berdasarkan kelas dan komoditi berjumlah
1.137 kelompok, namun baru 225 kelompok yang telah terdaftar
pada data SIMLUHTAN tahun 2019.
o Kelompok pengolahan hasil berjumlah 31 (tiga puluh satu) kelompok,
namun baru 28 kelompok yang telah terdaftar di SIMLUHTAN tahun
2019.
o Perkumpulan Pengusaha Hewan yang terhimpun dalam organisasi
PEPEHANI beranggotakan 42 perusahaan pengirim ternak.
o Lembaga Perbankan bagi Pemerintah maupun Swasta (BUMN/
BUMD) dan para Swasta Nasional yang menanamkan investasinya
di sub Sektor Peternakan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
23
Pada tahun 2019, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa kembali membuat aplikasi Sistem Informasi Jaringan Peternakan
(siJinak) sebagai aplikasi pengembangan dari aplikasi SiJinak sebelumnya
mengenai kemudahan proses pengeluaran rekomendasi untuk ijin pengeluaran
ternak keluar daerah. siJINAK adalah Sistem informasi jaringan peternakan
Kabupaten Sumbawa yang terpadu. Sistem ini berbasis web untuk
memfasilitasi kearifan lokal masyarakat Sumbawa dalam budidaya ternak (sapi,
kerbau dan kuda) dengan mengumpulkan data ternak dan pemilik ternak
melalui registrasi ternak secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,
dapat diakses, laporan yang cetak sesuai kebutuhan. Dengan menggunakan
siJINAK data populasi ternak terhubung secara otomatis dengan berbagai
bidang penanganan pengelolaan ternak, seperti kesehatan ternak, pengeluaran
pemasukan ternak, pemotongan ternak, bantuan ternak serta kegiatan di UPT
Prokeswan di yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Sumbawa. dan
semua ini dilakukan secara otomatis. Hal ini membantu pengambil kebijakan di
berbagai tingkat sehingga pengelolaan peternakan ke depan lebih baik dan
berkelanjutan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
24
BAB III. PROGRAM DAN KEGIATAN
Pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam mengakomodir berbagai kebutuhan
masyarakat terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan di berbagai bidang
pembangunan. Perkembangan pembangunan daerah ditekankan pada peningkatan
kapasitas ekonomi daerah dan upaya-upaya yang lebih proporsional antara
kepentingan ekonomi dan dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 pasal 100 ayat (2)
disebutkan , program prioritas pembangunan daerah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 99 ayat (1) huruf b memuat program-program yang berorientasi pada
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan
sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan. Prioritas dan sasaran
pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yangdiharapkan dari program
dan kegiatan yang direncanakan dan terintegrasi, konsisten serta mengikat untuk
tercapainya tujuan program dan kegiatan pembangunan daerah.
Sebagai upaya menjamin konsistensi antara perencanaan dengan
pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah, maka sangat diperlukan
pengawasan secara intensif. Untuk menunjang pelaksanaan program/ kegiatan
prioritas pembangunan daerah diperlukan program/kegiatan rutin yang ada disetiap
organisasi Perangkat Daerah. Adapun Program/kegiatan rutin pada Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan tahun 2019 antara lain: Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program
Peningkatan Kapasiitas Sumberdaya Aparatur, Program Peningkatan Disiplin
Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, Program Penyusunan Rencana. Jumlah anggaran masing-masing
Program disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan ketersediaan
anggaran.
Pada tahun 2019 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten
Sumbawa mendapat prestasi sebagai Top 10 Inovasi Pelayanan Publik dalam
EnTeBeNovik yang diselenggarakan oleh Pemda Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dengan inovasi berjudul SiJinak (aplikasi ijin pengeluaran ternak keluar daerah).
III.1. Pendapatan
Berikut disampaikan target pendapatan/ pemasukan dari Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
25
Tabel 4. Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2019
No. Jenis Penerimaan Target (Rp.)
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 1.435.071.000
2. Retribusi Rumah Potong Hewan 304.745.000
3. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 65.000.000
T o t a l 1.804.816.000 Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
III.2. Belanja Tidak Langsung
Pengelolaan Dana Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan kabupaten Sumbawa pada Tahun 2019 seperti terlihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 5. Alokasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 2019
No. Uraian Besarnya Dana (Rp.)
1. a -
Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Gaji & Tunjangan
9.746.993.189 9.746.993.189 7.331.135.939
-
-
Tambahan Penghasilan PNS -Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Obyektif Insentif Pemungutan Retribusi Daerah
2.315.680.000
2.315.680.000 100.177.250
Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
III.3. Belanja Langsung
Daftar Alokasi Dana Belanja Langsung Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Alokasi Anggaran Belanja Langsung Tahun 2019
No Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.)
Belanja Langsung 9.661.972.218
a. Belanja Pegawai 372.675.000 349.775.000
b. Belanja Barang/ Jasa 7.778.450.300 7.511.155.556
c. Belanja Modal 1.867.346.162 1.801.041.662 Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
26
BAB IV. EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN
Keberhasilan pembangunan di daerah sangat tergantung salah satunya
kepada kepemimpinan dan komitmen Bupati/ Walikota dalam memajukan
masyarakatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Demikian pula untuk pembangunan
peternakan sebagai salah satu komoditas bahan pangan sumber protein hewani yang
penting bagi pencerdasan bangsa. Berikut disampaikan evaluasi berupa realisasi fisik
dan keuangan dari pelaksaaan program kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan selama tahun 2019
IV.1. Pendapatan
Realisasi pendapatan/pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 sebesar Rp. 1.582.522.750
mencapai 87,68 % dari target PAD sebesar Rp 1.804.816.000 Adapun realisasi
PAD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun
2019 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2019
No. Jenis Penerimaan Target (Rp.) Realisasi (Rp.) Ket. ( % )
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 1.435.071.000 1.211.922.750 84,45 2. Retribusi Rumah Potong Hewan 304.745.000 310.100.000 101.76 3. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 65.000.000 60.500.000 93.08
T o t a l 1.804.816.000 1.582.522.750 87,68 Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
IV.2. Belanja Tidak Langsung
Pengelolaan Dana Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan kabupaten Sumbawa pada Tahun 2019 seperti terlihat pada
tabel berikut ini :
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
27
Tabel 8. Daftar Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 2019
No. Uraian Besarnya Dana Realisasi ( Rp. ) Keuangan ( % )
1
A
Belanja Tidak langsung Belanja Pegawai Gaji & Tunjangan
9.746.993.189 9.746.993.189 7.331.135.939
9.575.437.059 9.575.437.059 7.239.969.390
97,33 98,24 98,76
Tambahan Penghasilan PNS
- Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Obyektif
Insentif pemungutan Retribusi Daerah
2.315.680.000
100.177.250
2.235.488.094
99.979.575
96,54
99,80
Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
IV.3. Belanja Langsung
Pengelolaan Dana Belanja Langsung Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Alokasi dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Tahun 2019
No Nama Kegiatan Jumlah Anggaran Realisasi
Keuangan %
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 13.332.500 13.332.500 100
2 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumberdaya Air dan
Listrik
123.444.000 107.478.772 87,07
3 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 81.890.500 81.810.500 99,90
4 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar
Daerah
133.460.000 133.419.941 99,97
4 Pembangunan Gedung Kantor 506.350.000 440.626.967 87
5 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 126.505.000 126.500.000 99,98
6 Pemagaran Keliling Kantor Dinas 350.470.000 350.254.311 99,94
7 Pemeliharan Rutin/berkala Kendaraan Dinas
Operasional
173.586.400 167.097.842 96,26
8 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 201.130.000 201.010.611 99.94
9 Pembinaan Pegawai dan Penilaian Angka Kredit 152.827.000 151.957.000 99.94
10 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar
Realisasi Kinerja SKPD
1.848.300 1.848.300 100
11 Penyusunan laporan Keuangan Dinas 2.021.200 2.021.200 100
12 Penyusunan laporan Tahunan SKPD 1.888.500 1.888.500 100
13 Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Pembangunan Peternakan
67.022.500 67.021.858 99,99
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
28
14 Penyusunan RKA dan DPA Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
13.660.800 13.660.800 100
15 Sinkronisasi Potensi Pembangunan Peternakan 52.066.200 51.644.502 99.16
16 Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas 2.186.500 2.186.500 100
17 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan
Penyakit Menular Ternak
753.133.000 745.469.215 98.98
18 Pengawasan Obat Hewan 257.702.700 254.426.418 98.73
19 Peningkatan Pelayanan Kesmavet 100.488.600 99.202.336 98,73
20 Peningkatan Pelayanan Pemeriksaan Hewan
qurban
50.715.000 50.515.000 99,61
21 Jejaring Sistem Informasi Kesehatan Hewan 129.843.500 129.731.800 99,91
22 Surveylance, pemberantasan dan monitoring
penyakit hewan
888.342.200 760.005.345 85,55
23 Pembibitan dan Perawatan Ternak 192.224.600 191.130.600 99,43
24 Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat 1.895.075.100 1.891.965.961 99,83
25 Registrasi, Pengkartuan dan Pengelolaan Ternak 811.229.800 790.945.167 97,50
26 Perumusan Parameter Peternakan Tingkat
Wilayah dan Visualisasi
84.474.000 84.317.660 99,81
27 Pengembangan Sistem dan Pola Kawasan 459.129.162 438.289.179 95,46
28 Penguatan dan Instalasi Pembibitan ternak Kerbau 565.685.000 555.920.987 98,06
29 Pengembangan Produksi dan Pengolahan Pakan
ternak
577.502.300 542.488.992 93,94
30 Pengembangan kelembagaan dan penumbuhan
kelompok peternakan model
289.720.000 279.739.300 96.56
31 Pengembangan pakan hijauan 402.899.100 396.471.697 98,40
32 Pengawasan mutu dan keamanan pakan 36.969.500 36.589.900 98,97
33 Promosi atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan
Daerah
22.375.000 20.980.700 93,77
34 Pengawasan lalu lintas dan perdagangan ternak 418.668.500 401.932.515 96,00
35 Pengembangan agribisnis peternakan 78.605.000 78.089.412 99,34
Total 10.018.470.66
2 9.661.972.918 96,44
Sumber: Subbagian Keuangan (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
29
Berikut disampaikan evaluasi terinci dari masing-masing program kegiatan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa tahun 2019 :
1. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Program ini meliputi 4 kegiatan, yang sumber dananya berasal dari Dana
Alokasi Umum (DAU), rincian dari masing-masing kegiatan dipaparkan sebagai
berikut :
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Pengelolaan jumlah surat masuk dan surat keluar Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa selama tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 10. Jumlah Surat Masuk dan Surat Keluar Tahun 2019
No. Surat Masuk Surat Keluar Jumlah
1.
1316
9775
11.091
Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian (2019)
Pengembangan dan penyempurnaan sistem layanan administrasi perkantoran,
baik internal maupun eksternal merupakan salah satu indikator dari capaian
program yang ingin diwujudkan melalui terlaksananya pelayanan publik dengan
baik yang ditandai oleh ketersediaan bukti surat-surat dinas terkirim dan
tersampaikan ke alamat. Anggaran yang ada digunakan untuk pengeloaan
surat masuk dan surat keluar juga untuk pembelian Alat tulis kantor baik yang
ada di kabupaten maupun untuk 15 UPT yang ada di kecamatan. Seluruh
kegiatan telah terealisasi 100%
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Untuk tahun 2019 kegiatan ini menganggarkan dana sebesar 107.478.772,-
yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk membiayai :
Anggaran ini digunakan untuk membayar belanja telepon, belanja air
dan belanja listrik, pemakaian jasa telepon dan jasa listrik untuk Kantor Dinas
Kabupaten serta kantor dan rumah dinas kecamatan secara rutin. Pembayaran
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
30
Jasa telepon untuk kantor Dinas Kabupaten dan Prokeswan Kecamatan
Empang. Kantor Dinas Kecamatan yang dibayarkan atas pemakaian jasa listrik
adalah 15 UPT Prokeswan Kab. Sumbawa, 1 Holding Ground, dan 10
RPH/TPH Kab. Sumbawa serta Kantor Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa.
3. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Kegiatan Penyedia Jasa Administrasi Keuangan bertujuan untuk
menunjang tertib administrasi keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan sehingga terciptanya pelayanan Keuangan yang baik bagi pegawai
Lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Masyarakat Pengguna
Jasa Layanan Dinas.
Guna kelancaran kegiatan penatausahaan keuangan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan maka telah ditunjuk Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Dinas selaku Pengguna
Anggaran berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumbawa Nomor 8
Tahun 2019 tentang Penunjukan dan Penetapan Besarnya Honorarium
Bendahara Pengeluaran pada perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sumbawa tahun anggaran 2019. Selain itu juga telah ditunjuk
Pejabat Penatausaahaan Keuangan (PPK) dan Pembantu Bendahara sesuai
SK Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 73 Tahun 2019.
Adapun kewajiban dan tugas masing-masing seperti tersebut di bawah ini.
Kewajiban Pimpinan SKPD/Pengguna Angaran :
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan secara periodik
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran
dan Bendahara Penerimaan.
Kewajiban Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK )
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan secara periodik
atas pengelolaan uang yang mejadi tanggung jawab Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK ) dan Pembantu Bendahara Pengeluaran.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
31
Tugas Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK )
a. Meneliti Kelengkapan SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa yang
disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui / disetujui oleh
PPTK
b. Meneliti Kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP- TU dan SPP- LS gaji dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran.
c. Melakukan verifikasi terhadap SPP
d. Menyiapkan SPM
e. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan
f. Melaksanakan akuntansi SKPD
g. Menyiapkan laporan keuangan SKPD
Tugas dan kewajiban Bendahara Penerimaan :
Menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan
penyetoran atas penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya;
- Menyetorkan Penerimaan Daerah yang dikelolanya ke Kas Umum Daerah
melalui Bendahara Penerimaan pada Dinas Pendapatan;
- Bertanggung jawab secara administratif atas pengelolaan uang yang
menjadi tanggung jawabnya dan menyiapkan laporan pertanggungjawaban
penerimaan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran
melalui PPK- SKPD paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya;
- Membuat dan mengirim laporan pertanggungjawaban terhadap pengelolaan
uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Kepala Daerah Cq. Kepala
Bagian Keuangan Setda selaku PPKD dan tembusannya disampaikan
kepada Kepala Dinas Pendapatan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
dengan melampirkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu rincian obyek
penerimaan, rekapitulasi penerimaan harian dan bukti penerimaan lainnya
yang sah.
Tugas dan Kewajiban Bendahara Pengeluaran :
- Mengajukan SPP-UP, GU, TU dan SPP-LS kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD untuk mendapat
persetujuan dalam rangka pencairan uang yang didasarkan pada
penerbitan Surat Penyediaan Uang (SPD );
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
32
- Membuat kartu kendali kegiatan dalam rangka pengendalian penerbitan
permintaan pembayaran;
- Bertanggung jawab secara adminitratif terhadap penggunaan uang
persediaan/ ganti uang persediaan/ tambah uang persediaan dan Dana
Langsung kepada Kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya dengan dilengkapi dokumen sesuai ketentuan
perundang-undangan;
- Mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen laporan
mencakup Buku Kas Umum, ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang
disertai dengan bukti – bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari
setiap rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran
perincian obyek dimaksud, bukti atas penyetoran PPn/PPh dan register
penutupan kas ;
- Menutup Buku Kas Umum setiap bulan dengan sepengetahuan dan
persetujuan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
- Bendahara Pengeluaran yang mengelola belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga
dan pembiayaan melakukan penatausahaan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Tugas dan Kewajiban Pembantu Bendahara
a. Membantu Bendahara Pengeluaran dalam rangka pengajuan SPP-UP,
SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS kepada Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD untuk mendapat persetujuan dalam
hal pencairan uang yang didaftarkan pada penerbitan Surat Penyediaan
Uang (SPD).
b. Membantu Bendahara Pengeluaran dalam hal pembuatan dan penyelesaian
Kartu Kendali Kegiatan dalam rangka pengendalian penerbitan permintaan
pembayaran.
c. Membantu Bendahara Pengeluaran dalam rangka penatausahaan
pengeluaran yang mencakup buku simpanan bank, buku pajak, buku panjar,
buku rekapitulasi pengeluaran per rincian obyek dan Register SPP-
UP/GU/TU/LS.
d. Melaksanakan fungsi sebagai kasir, Pembuat dokumen pengeluaran uang
serta pengurusan gaji.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
33
4. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
Demi kelancaran dan kemajuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Sumbawa, sangat perlu untuk mengikuti dan menghadiri rapat-rapat
koordinasi dan konsultasi keluar daerah. Kegiatan ini merupakan ajang untuk
memperlihatkan keberadaan dan kemampuan Dinas, juga ajang untuk bertukar
informasi dengan berbagai pihak, yang tentunya sangat bermanfaat untuk Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Selama tahun 2018 realisasi sebesar Rp 133.419.941,- (99,97 %) untuk
membiayai perjalanan Sumbawa-Jakarta Untuk Golongan IV dalam rangka
Rakonteknas dan Perencanaan, dan Sumbawa-Mataram untuk Golongan IV,
Golongan III, dan Golongan II.
2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
5. Pembangunan Gedung Kantor Berdasarkan DPA tahun 2019 telah dianggarkan sebesar Rp.
440.626.967,-. Dana kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
untuk belanja Modal Gedung dan Bangunan Tempat Kerja yaitu: Pembangunan
Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Alas dan Pembangunan Kamar Mandi
Rumah Potong Hewan (RPH) Sabang. Adapun realisasi fisik sebesar 100 %.
Gambar 1. Puskeswan Alas Barat
6. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Berdasarkan DPA tahun 2019 telah dianggarkan sebesar Rp.
126.500.000,-. kegiatan ini untuk mendanai belanja barang dan jasa yaitu:
peralatan listrik, peralatan kebersihan, pemeliharaaan (laptop, AC, Komputer,
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
34
dan mesin air), pengadaan sepeda motor, laptop, printer, mesin pemotong
rumput, dan air. Adapun realisasi fisik sebesar 100 %.
7. Pemagaran Keliling Kantor Dinas
Untuk menjamin keamanan dan aset yang dimiliki oleh Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan, Dana kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus
(DAK) sebesar Rp. 350.470.000 dengan realisasi sebesar Rp 350.254.311,-
Untuk mendukung pembangunan pagar RPH Empang dan Puskeswan Alas
Barat.
Gb. 2. RPH Empang Gb. 3. Puskeswan Alas Barat
8. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas /Operasional
Berdasarkan DPA Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2019
terdapat kegiatan pemeliharaan rutin kendaraan dinas/ operasional, mobil
operasional dinas 6 unit dan 70 unit roda dua yang didanai sebesar Rp
173.586.400,- .
Dana dialokasikan untuk membiayai belanja barang dan jasa yang meliputi:
perawatan kendaraan bermotor penggantian suku cadang yang sudah rusak, oli
dan bahan bakar minyak untuk roda 4. Disamping itu ada juga belanja jasa
service mobil, belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan dan belanja perjalanan
Dinas luar daerah.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
35
9. Rehabilitasi Sedang /Berat Rumah Gedung Kantor
Anggaran ini untuk membiayai Pemeliharaan Puskeswan Unter Iwes dan
kantor Kabupaten, RPH Bangkong, ruang klinik hewan dan laboratorium serta
rehabilitasi Puskeswan Orong Telu dan pembuatan DED untuk kegiatan DAK
tahun 2019. Dana kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan
Dana Alokasi Umum (DAU). Adapun alokasi anggaran sebesar Rp 201.130.000,-
dan terealisasi sebesar Rp 201.010.611,- (99,94%).
Gb. 4. Puskeswan Orong Telu
3. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
10. Pembinaan & Peningkatan kapasitas Aparatur
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk terselenggaranya disiplin
aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berbasis kinerja
sehingga tersedia pegawai/ aparatur yang berkualitas dan berprestasi, dengan
mengoptimalkan fungsi aparatur dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan
tupoksinya.Pembinaan pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dilakukan baik secara personal maupun secara kolektif dengan mengadakan
rapat pertemuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jumlah pegawai
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2019 secara keseluruhan
berjumlah 158 orang, yang PNS 111 orang dan tenaga kontrak dinas maupun
pusat sebanyak 47 orang.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
36
Kenaikan Gaji Berkala
Keadaan Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2019 sebagai berikut :
Golongan I : 1 orang
Golongan II : 11 orang
Golongan III : 47 orang
Golongan IV : 4 orang
Cuti
Dalam tahun anggaran 2019 telah diberikan Cuti kepada Pegawai Negeri
Sipil Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa yang terdiri
dari :
Cuti Tahunan : 69 orang
Cuti Bersalin : 1 orang
Cuti Besar : 2 orang
Cuti Alasan Penting : 2 orang
Cuti Sakit : - orang
Pendidikan dan Latihan
Pada tahun 2019 jumlah Pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan ada 1 orang yang mengikuti Diklat Struktural, Diklat PIM Tingkat III.
Pegawai Fungsional
Adapun Pegawai Fungsional pada Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa Pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Daftar Pegawai Fungsional Tahun 2019
No. Jabatan Fungsional Jumlah (orang) Keterangan
1 Penyuluh Pertanian 17
2 Medik Veteriner 5
Jumlah 23 Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian (2019)
Tenaga Kontrak Dinas
Adapun Pegawai Honor Daerah pada Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa Pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
37
Tabel 12. Daftar Pegawai Fungsional Tahun 2019
No. Jabatan Fungsional Jumlah (orang) Keterangan
1 Medik Veteriner 8 1 THL Pusat
2 Paramedik Veteriner 4
3 Tenaga Supir 1
4 Tenaga Pengarsipan 1
5 Penjaga Malam 1
6 Tukang Kebun 1
7 Pengelola Program dan Kegiatan 1
8 Petugas Pembersih RPH 1
9 Juru Sembelih RPH 1
10 Penjaga Malam RPH 1
11 Pendata Ternak Bibit dan Inseminator 3
12 Pendata Perkembangan Ternak Pemerintah 2
Pendamping PSP dan Kawasan 3
14 Petugas Recording, Medik Veteriner,
Perawat kerbau, Perawat Padang
Penggembalaan, dan Penjaga Malam UPT
Perbibitan Maronge
6
16 Petugas Pengolahan Pakan 1
17 Petugas Holding Ground 2
18 Petugas Portal 9
19 Pembina Kelompok Hasil Peternakan 1
Jumlah 46 Sumber: Subbagian Umum dan Kepegawaian (2019)
4. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTIM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
11. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
Program kegiatan pembangunan peternakan dan keswan tahun 2019
pada dasarnya merupakan kelanjutan dan pengembangan dari kegiatan
pembangunan tahun sebelumnya dengan tujuan utama peningkatan populasi,
produksi dan produktivitas ternak, perluasan kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan petani serta peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai diperlukan
kinerja yang optimal dalam mengatasi segala hambatan dan permasalahan
yang ada. Identifikasi permasalahan utama (strategic issued) merupakan salah
satu langkah penting di dalam melakukan evaluasi. Dimana isu strategis
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
38
merupakan kondisi aktual yang harus diperhatikan atau diprioritaskan dalam
suatu perencanaan karena bersifat penting, mendasar, mendesak dan
berdampak jangka panjang bagi keberlanjutan pembangunan peternakan di
masa mendatang.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) berdiri
sebagai bagian dari desain besar Reformasi Birokrasi untuk melaksanakan
seluruh proses kepemerintahan dalam rangka merealisasikan keinginan
bersama untuk mewujudkan Good Governance. SAKIP menuntut adanya
sinergitas antara proses Perencanaan, Pengukuran, Pelaporan sampai
Evaluasi dan pemanfaatan informasi kinerja. Pada kondisi terkini, evaluasi
terhadap AKIP merupakan isu paling strategis dalam SAKIP karena pada akhir
prosesnya akan dapat mencerminkan optimal atau tidaknya kinerja dari tiap-
tiap lembaga/ instansi pemerintah.
Hasil Evaluasi Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan
HewanKabupaten Sumbawa Tahun 2019 dapat dilihat secara lengkap dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJiP) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kabupaten Sumbawa 2019.
12. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan
akuntabel keberadaan laporan keuangan menjadi salah satu hal yang mutlak
ada didalam sebuah organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta karena setiap organisasi pasti memiliki sumber keuangan.
Laporan keuangan berisi seluruh catatan pengelolaan keuangan yang
meliputi Laporan Realisasi Keuangan (LRA), Laporan Operasional (LO),
Neraca, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK). Seluruh aktivitas yang berkaitan dengan keuangan dilaporkan dalam
bentuk laproan keuangan untuk mengetahui pencapaian tujuan suatu
organsasi ataupun perusahaan tertentu dari sisi finansial.
Berkaitan dengan besarnya manfaat laporan keuangan, Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa selaku organisasi
perangkat daerah (OPD) yang menangani urusan teknis di bidang peternakan
menyusun laporan keuangan dengan Anggaran yang tersedia sebesar Rp.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
39
2.021.200,- (dua juta dua puluh satu ribu dua ratus rupiah) dan realisasi
sebesar 100 %.
13. Penyusunan Laporan Tahunan SKPD
Laporan Tahunan Dinas merupakan Rangkuman kegiatan Dinas baik
operasional, finansial maupun upaya-upaya lainnya yang terdokumentasi
dalam meningkatkan produktivitas peternakan selama tahun bersangkutan.
Diharapkan gerak dan langkah pembangunan peternakan semakin meningkat
sehingga menjadi bahan perbandingan dan umpan balik serta sebagai bahan
penyusunan program pembangunan tahun-tahun berikutnya. Anggaran yang
tersedia Rp. 1.888.500 dan realisasi 100 %.
14. Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kegiatan ini melibatkan beberapa kegiatan seperti monitoring dan
evaluasi ke kecamatan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan kegiatan rutin maupun proyek yang ada di kecamatan yang
dikunjungi. Selain kegiatan diatas, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Sumbawa melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi dan Evaluasi
Program kegiatan setiap 4 (empat) bulan sekali. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengevaluasi kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kecamatan maupun evaluasi perkembangan fisik dan keuangan DPA pada
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019.
Anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 67.022.500 dan Realisasi keuangan
67.021.858, sedangkan fisik kegiatan 100 %.
Pada kegiatan ini pula dilakukan kerjasama dengan 3 media massa
(Suara NTB, Gaung Sumbawa, dan Radar Sumbawa). Diharapkan melalui
kerjasama ini dapat dilakukan promosi dan publikasi seluruh program kegiatan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan baik yang sedang berjalan maupun
yang akan dilakukan sehingga masyarakat luas dapat cepat mengetahui
informasi terbaru dan segera dapat mengakses sesuai kebutuhannya.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
40
5. PROGRAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA SKPD
15. Penyusunan RKA/ DPA SKPD
Untuk Tahun 2019 Subbag Program melaksanakan kegiatan Penyusunan
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA), sebagaimana Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan keuangan daerah, dan Permendagri no 54
tahun 2010 tentang pedoman penyusunan rencana Kerja SKPD. Rencana
Kerja merupakan suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja atau Output dari perencanaan alokasi biaya atau input
yang ditetapkan. Dokumen Perencanaan Anggaran SKPD merupakan dasar
penyusunan rancangan APBD dengan berbasis kinerja. Adanya anggaran yang
tersedia Rp. 13.660.800 dan realisasi 100 %.
Proses Penyusunan RKA dan DPA sebagai berikut :
Mendeskripsikan Visi – Misi dan Tupoksi Unit Kerja menjadi tujuan,
sasaran dan jenis Program / Kegiatan.
Menentukan Target Kinerja dari Tolok Ukur Kinerja
Menentukan rincian anggaran setiap aktivitas
Menentukan Total Biaya
Menentukan Biaya rata-rata
Menentukan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Perkiraan kewajaran jumlah alokasi anggaran pengeluaran Unit Kerja
Pemerintahan Daerah (SAB).
Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Dinas (DPA SKPD).
DPA adalah RKA yang sudah disetujui/dibahas ditingkat Legislatif
maupun eksekutif dan merupakan kegiatan Unit Kerja di tiap SKPD.
16. Sinkronisasi Potensi Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
Capaian program yang ingin diraih dalam kegiatan ini adalah
terwujudnya ketersediaan dokumen yang berisi tentang potensi yang memiliki
keterpaduan dan keselarasan sumber daya daerah sehingga dapat
menunjang pembangunan peternakan kedepan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
41
Potensi yang ada di setiap Kecamatan yang beragam, serta
kemampuan anggaran yang terbatas dibutuhkan sinkronisasi potensi, agar
dapat dihasilkan optimalisasi pencapaian program dan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun
2016-2021. Adapun Proses Penyusunan Sinkronisasi Potensi Pembangunan
Peternakan :
Monitoring ke Kecamatan – Kecamatan untuk mereview kembali data – data
yang telah ada, meliputi potensi Sumber daya Alam, Sumber Daya
Manusia, Sumber daya Buatan Manusia, serta Sumber Daya Buatan
Manusia.
Pengumpulan & Pengolahan dari data yang telah terkumpul, menjadi data
base potensi Peternakan Kabupaten Sumbawa.
Mensinkronkan potensi, serta ketersediaan dana yang telah dianggarkan,
sehingga sinergis antara program/kegiatan serta potensi serta pagu
anggaran.
17. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas
Rencana kerja (Renja) Perangkat Daerah, adalah dokumen perencanaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk priode 1 (satu) tahun kedepan yang
memuat Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu, tujuan, sasaran, Kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan
fungsi satuan kerja perangkat daerah dan berpedoman kepada Renstra yang
bersifat indikatif.
Merumuskan dan mempersiapkan Renja Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 dilakukan dengan menentukan tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk mencapai visi dan misi Bupati
Kabupaten Sumbawa. Melalui Penyusunan Rencana Kerja ini diharapkan dapat
dikembangkan langkah-langkah stratejik untuk dapat meningkatkan kinerja
organisasi. Sehingga sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Adapun anggaran
yang tersedia Rp. 2.186.500 dan terealisasi 100%.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
42
6. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
18. Pembibitan dan Perawatan Ternak
Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu Kabupaten sebagai sumber
bibit ternak besar di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Berbagai upaya
meningkatkan ternak dengan usaha yang sudah dilakukan selama ini tidak
sebanding dengan meningkatnya permintaan daging baik untuk kebutuhan
lokal maupun untuk kebutuhan luar daerah. Hal ini menjadi alasan perlunya
peningkatan produksi dan perbaikan mutu genetik melalu program penerapan
inseminasi buatan.
Inseminasi Buatan merupakan salah satu upaya penerapan teknologi
tepat guna untuk meningkatkan produksi ternak guna tercapainya peningkatan
populasi ternak dan mutu genetik ternak. Melalui Inseminasi Buatan
penyebaran sapi bibit unggul dapat dilakukan dengan murah, mudah dan
cepat. Karenanya melalui kegiatan ini diharapkan pendapatan para peternak
meningkat.
Paket teknologi Inseminasi Buatan bertujuan antara lain untuk :
1. Memperbaiki mutu genetik hewan
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ke tempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih lama
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
5. Mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin
Adapun keuntungan Inseminasi buatan antara lain:
a. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan.
b. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
c. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)
d. Dengan peralatan dan teknologi yang baik maka spermatozoa dapat
dsimpan dalam jangka waktu yang lama.
e. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian
walaupun pejantan telah mati
f. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan
karena fisik pejantan yang terlalu besar
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
43
g. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.
Pada tahun 2019, selain melaui APBD Kabupaten, kegiatan ini juga
didukung oleh APBN melalui program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus
Pemeriksaan Sapi Induk Wajib Bunting). Seluruh anggaran kegiatan
pembibitan dan perawatan ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelaksanaan kegiatan, yaitu :
Belanja bahan habis pakai yang meliputi alat-alat tulis kantor (ATK),dan
alat IB (plastic sheet, plastic glove dan termos)
Belanja bahan IB (Mani beku/ straw sapi eksotik, Nitrogen Cair)
Belanja Cetak, untuk mendokumentasikan kegiatan IB dalam bentuk
laporan.
Belanja makan minum yang dialokasikan untuk mendukung kelancaran
pertemuan kegiatan perbibitan dan perawatan ternak
Belanja container penyimpanan straw
Belanja perjalanan Dinas dalam Daerah untuk menunjang :
- Kegiatan verifikasi dan monitoring perkembangan IB dan kastrasi
- Monitoring pelaksanaan SIWAB
Belanja perjalanan Dinas Luar Daerah dialokasikan untuk;
- Rapat koordinasi/konsultasi perkembangan IB dan SIWAB
Belanja Insentif Petugas inseminator, pemeriksaan kebuntingan, dan
petugas recording
Tabel 13. Kegiatan Inseminasi Buatan di kabupaten Sumbawa Tahun 2019 (ekor)
No. Kecamatan Target
Akseptor Inseminasi Bunting Kelahiran
1 Alas 150 166 96 56
2 Alas Barat 250 377 279 143
3 Buer 200 89 49 24
4 Batu Lanteh 20 8 10 20
5 Unter Iwes 150 187 165 88
6 Sumbawa 250 232 208 113
7 Labuan Badas 250 250 302 171
8 Rhee 50 44 27 11
9 Utan 200 374 206 103
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
44
10 Moyo Hilir 250 363 268 105
11 Moyo Hulu 200 324 132 94
12 Moyo Utara 100 109 39 6
13 Lopok 200 231 185 121
14 Lape 149 125 94 61
15 Lenangguar - 1 - -
16 Orong Telu - - - -
17 Ropang - 8 121 -
18 Lantung 100 11 95 1
19 Lunyuk 100 32 - -
20 Labangka 250 98 223 175
21 Maronge 50 87 48 33
22 Plampang 225 368 332 347
23 Empang 100 49 49 41
24 Tarano 250 377 279 143
Total 3.294 3.586 3.015 1.756
Sumber: Seksi Perbibitan Ternak dan Sumber Daya Genetik Hewan (2019)
19. Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
Berbagai upaya peningkatan populasi ternak dilakukan salah satunya
melalui kegiatan pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat.
Penditribusian ternak dilakukan agar menjadi stimulant bagi masyarakat untu
lebih serius dalam mengembangkan ternaknya sehingga pada akhirnya
mampu meningatkan ekonomi masyarakat Sumbawa. Pelaksanaan kegiatan
pendistribusian ternak kepada masyarakat juga didukung dengan kegiatan
verifikasi CPCL (calon penerima calon lokasi) sebelum pendistribusian ternak
berdasarkan kondisi ditingkat lapangan bagi calon penerima bantuan yang
telah mengajukan proposal serta monitoring kelompok penerima bantuan
ternak. Prosedur pendistribusian ternak sebelum ternak bantuan diserahkan
kepada petani, terlebih dahulu melaksanakan kegiatan-kegiatan Identifikasi
wilayah penyebaran, persiapan wilayah, penataan penyebaran dan sarananya,
kemudian dilakukan pengembangan melalui kegiatan pembinaan wilayah,
pembinaan petani ternak, pembinaan teknis, pembinaan redistribusi ternak
serta pembinaan tata laksana. Hal ini dilakukan dilakukan terhadap kelompok
penerima maupun calon penerima untuk memastikan keberadaan kelompok
sekaligus memberikan arahan untuk pengembangan peternakan di Kabupaten
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
45
Sumbawa, sehigga upaya-upaya perbaikan dapat terus dilakukan agar tujuan
meningkatnya kesejahteraan peternakan dapat tercapai.
Pada tahun 2019, anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari
dana APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten. Seluruh anggaran
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan, yaitu :
Honorarium Tim selector pengadaan ternak dan insentif pendata ternak
pemerintah
Belanja bahan habis pakai yaitu alat-alat tulis kantor (ATK)
Belanja cetak blanko Berita acara serah terima ternak (BAST), Berita
Acara Kematian Ternak (BAKT), Surat visum ternak, Bukti penerimaan
angsuran ternak (BPAT), Surat Perjanjian Kerja Ternak Pemerintah
(SPKTP).
Belanja makan minum yang dialokasikan untuk mendukung kelancaran
pertemuan kegiatan pendidtribusian ternak kepada masyarakat
Belanja perjalanan Dinas dalam Daerah untuk menunjang :
- Kegiatan monitoring dan evaluasi kelompok ternak Program APBN/
Bansos, AUTS (Asuransi untuk Ternak Sapi), redistribusi ternak
- Kegiatan verifikasi CPCL dan monitoring pengadaan ternak Program
APBN/ Bansos, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/ Belanja untuk
diberikan kepada masyarakat.
Belanja perjalanan Dinas Luar Daerah dialokasikan untuk;
- Rapat koordinasi/konsultasi Program APBN/ Bansos, AUTS (Asuransi
untuk Ternak Sapi), dan ternak ruminansia
Pada tahun 2019, program AUTS mendata 265 ekor ternak,
dengan klaim asuransi terhadap 8 ekor ternak (4 ekor dengan klaim
mati bangkai, dan 4 ekor potong paksa).
- Sinkronisasi data ternak pemerintah dan workshop penyerahan hibah
pemerintah pusat dan provinsi
Berikut ini Tabel laporan pengadaan ternak pada tahun 2019 baik melalui
dana APBD Kabupaten Sumbawa, APBD Propinsi NTB maupun APBN.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
46
Tabel 14. Pendistribusian Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
No Jenis Ternak Kecamatan Volume (Ekor) Sumber
Anggaran Jantan Betina
1. Ternak Kerbau Lopok
22 APBN
2. Ternak Sapi Lape, Rhee, Plampang, Maronge, Moyo Hilir, Empang, Batu Lanteh
16 66 APBD I
3. Ternak Sapi Alas, Sumbawa, Moyo Hulu, Plampang, Maronge, Moyo Hilir, Moyo Utara, Empang
246 APBD II dan P-APBD II
4. Ternak Sapi Indukan
Labangka, Lunyuk, Moyo Hulu
210 APBN
5. Ternak Kambing Batu Lanteh 2 13 APBD I 6. Ternak Kambing Moyo Hulu, Lenangguar,
Sumbawa, Lape, Moyo Hilir, Moyo Utara, Batu Lanteh
102 APBD II dan P-APBD II
7. Ternak Ayam Unter Iwes, Sumbawa, Rhee
853 APBD II, P-APBD II
TOTAL 1451 79 Sumber: Seksi Non Ruminansia, Unggas, dan Aneka Ternak (2019)
Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat di Kabupaten Sumbawa
dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup berarti serta ikut
memberikan andil dalam perkembangan pertumbuhan perekonomian daerah
maupun Nasional, terutama dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat petani ternak dan penyediaan tenaga kerja di
pedesaan. Kegiatan ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap
peningkatan produksi, khususnya penyediaan bahan pangan hewani dan
peningkatan wilayah pendistribusian dan pengembangan peternakan.
.
20. Registrasi Pengkartuan dan Pengelolaan
Upaya untuk mengetahui jumlah populasi dan pertumbuhan serta
perkembangan ternak yang ada di Kabupaten Sumbawa dilakukan
pengkartuan/ Registrasi Ternak yang merupakan kegiatan pendataan dengan
pemberian kartu pada pemilik ternak sehingga masing-masing ternak
mempunyai kartu identitas ternak yang memuat keterangan-keterangan dan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
47
status kepemilikannya, yang dalam pelaksanaannya disertai dengan vaksinasi
pada daerah endemi. Kegiatan ini merupakan salah satu kultur budaya yang
menjadi kearifan local di Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan secara rutin
setiap tahunnya. Didukung oleh Dana Alokasi Umum yang telah tertuang pada
DPA Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2019.
Pelaksanaan kegiatan pengartuan/ registrasi ternak di Kabupaten
Sumbawa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 9
Tahun 2017 tentang Registrasi dan Pengkartuan Ternak. Adapun sarana
pendukung yang diperlukan dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan antara
lain: ATK, Cetak Kartu ternak, Belanja Bahan Registrasi Ternak, sarana
sosialisasi terhadap pelaksanaan kegiatan registrasi, Belanja jasa Registrasi
ternak. Kegiatan ini melibatkan beberapa pihak yaitu petugas Desa, petugas
kantor Camat, petugas Dinas Peternakan dan dan Kesehatan Hewan
kecamatan dan kabupaten.
Kartu ternak merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses registrasi
yang mendokumentasikan ciri-ciri fisik yang terdapat pada ternak yang
diregister sekaligus menjadi bukti kepemilikan yang kuat bagi peternak. Hasil
rekapitulasi data registrasi dari masing-masing kecamatan selanjutnya
diserahkan ke subbagian Perencanaan dan Pelaporan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan untuk dilakukan proses pengumpulan, pengolahan, analisa
data sehingga akan tersusun sebuah dokumen yang berisi data populasi
(struktur ternak, RTP, pertumbuhan dan perkembangan ternak, jenis kelamin),
dalam bentuk buku laporan yang bernama LAPORAN HASIL REGISTRASI
TERNAK untuk selanjutnya menjadi data Populasi Ternak (termasuk ternak
pemerintah).
Adapun rincian perkembangan populasi ternak berdasarkan hasil registrasi
sebagai berikut: Sapi bali 242.796 ekor, Sapi Sumbawa 14.498 ekor, Sapi
Peranakan 283 ekor, Kerbau Sumbawa 35.984 ekor, Kuda Sumbawa
18.582 ekor, Kambing 33.965 ekor, Domba 1.396 ekor, Babi 11.053 ekor,
Ayam Pedaging 335.725 ekor, Ayam Petelur 14.530 ekor, Ayam Buras
900.436 ekor, Itik 12.122 ekor, Entog 3.794 ekor. Perkembangan Populasi
Ternak Hasil Registrasi di Kabupaten Sumbawa Tahun 2018 dan 2019
dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
48
Tabel 15. Populasi Ternak Hasil Registrasi/Pengkartuan Ternak
No. Jenis Ternak T a h u n
2018 2019 1. Sapi Bali 239.542 242.796 2. Sapi Sumbawa 8.160 14.498 3. Sapi Peranakan 283 3. Kerbau 37.558 35.984 4. K u d a 20.206 18.582 5. Kambing 35.278 33.965 6. Domba 1.396 920 7. Babi 10.743 11.053 8. Ayam Ras Pedaging 469.329 335.725 9. Ayam Ras Petelur 14.365 14.530 10. Ayam Buras 893.279 900.436 11. Itik 11.168 12.122 12. Entok 3.374 3.794 13 Angsa 299 345 14 Merpati 2.771 2.304 15 Kelinci 132 97 Sumber: Seksi Ternak Ruminansia (2019)
Anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Umum
(DAU) APBD Kabupaten. Seluruh anggaran digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelaksanaan kegiatan, meliputi belanja bahan, alat, sewa mobilitas,
serta operasional kegiatan registrasi. Pelaksanaan Registrasi ditingkat
lapangan terlebih dahulu dilakukan sosialisasi tingkat internal dalam rangka
memantapkan langkah kerja sekaligus menyatukan persepsi tentang proses
kegiatan yang akan dilakukan melalui Rapat Registrasi. Selain itu, untuk
mendukung penerapan aplikasi siJINAK, belanja kegiatan juga meliputi
pembelian RFID (Radio Frekuensi Identification) tag/ chip, RFID Reader (alat
pembaca RFID), dan jasa pemasangan chip. Penerapan aplikasi siJINAK untuk
pendataan ternak telah dicoba di 2 kecamatan yaitu di Kecamatan Utan dan
UPT Perbibitan Kerbau Sumbawa Bersinergi di Kecamatan Maronge dengan
total sampel 100 ekor ternak Sapi dan Kerbau.
21. Perumusan Parameter Peternakan Tingkat Wilayah dan Visualisasi
Data memiliki fungsi yang sangat penting bagi kinerja dan kelancaran
sebuah instansi atau lembaga untuk mengetahui perkembangan pembangunan
didalamnya untuk membantu pengambil kebijakan di berbagai tingkat sehingga
pengelolaan peternakan ke depan lebih baik dan berkelanjutan. Parameter
Peternakan merupakan suatu standar dalam Pengolahan dari data Primer
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
49
menjadi data sekunder, Parameter sangat berguna dalam penyusunan Buku
Visualisasi data peternakan yaitu merupakan Buku yang menyajikan data-
data dibidang peternakan selama lima tahun terahir.
Tabel 16. Sebaran Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
NO KECAMATAN SAPI KERBAU
SUMBAWA KUDA
SUMBAWA KAMBING DOMBA BABI
AYAM PEDGG
AYAM PETLR
AYAM BURAS
PUYUH
1. SUMBAWA 5.305 36 80 1.034 - - 5.000 - 209.435 -
2. UNTER IWES 13.526 214 75 1.523 - - 7.200 - 34.239 -
3. LAB. BADAS 8.824 316 55 941 36 1.854 195.925 - 78.602 25
4. U T A N 14.656 210 153 3.103 361 1.588 37.500 150 43.434 117
5. R H E E 6.477 50 50 1.172 - 421 26.000 150 21.346 -
6. A L A S 2.396 312 271 589 32 - 22.000 2.000 19.412 -
7. B U E R 3.676 257 338 568 97 - 2.000 - 9.240 -
8. ALAS BARAT 4.952 454 922 845 129 - 18.000 4.500 20.237 -
9. BATULANTEH 9.706 143 925 523 - - - - 3.872 -
10. MOYO HULU 22.999 3.767 906 2.841 - - 2.800 1.030 29.892 -
11. ROPANG 6.179 331 4.587 107 - - - - 6.901 -
12. LENANGGUAR 6.188 1.263 1.010 1.171 - - - 600 29.090 -
13. LANTUNG 3.293 354 1.824 232 - - - - 3.919 -
14. LUNYUK 13.974 889 626 5.894 - 6.668 - 2.900 18.659 -
15. ORONG TELU 5.621 1.174 739 3.638 - - - - 16.257 -
16. MOYO HILIR 25.286 5.526 908 887 - - 7.000 - 125.467 36
17. MOYO UTARA 10.499 1.545 542 990 - - 1.500 - 44.771 -
18. L A P E 11.555 3.889 287 1.097 - - - - 5.530 -
19. L O P O K 17.625 2.370 1.143 1.480 - - - - 22.902 -
20. PLAMPANG 23.189 1.505 627 1.550 - 445 3.300 200 85.954 6
21. MARONGE 7.746 2.058 196 640 - - 1.200 - 31.970 7
22. LABANGKA 13.756 137 43 923 - 77 500 - 9.107 -
23. EMPANG 11.818 6.791 1.325 846 49 - 3.300 2.500 19.150 -
24. TARANO 8.331 2.393 950 1.371 216 - 2.500 500 11.050 -
Jumlah 257.577 35.984 18.582 33.965 920 11.053 335.725 14.530 900.436 191
Sumber: Subbagian Perencanaan dan Pelaporan (2019)
Tabel 17. Produksi dan konsumsi Daging per Komoditi Ternak Tahun 2019
No Jenis Ternak Produksi Daging (Kg)
Konsumsi (Kapita/ Th)
1. Sapi 639.857 1,34
2. Kerbau 245.143 0,51
3. Kuda 10.783 0,02
4. Kambing 18.179 0,04
5. Domba 50 0,0001
6. Ayam Buras 1.732.846 3,66
7. Ayam Ras 976.960 2,05
8. Itik 56.730 0.02
Jumlah 3.694.549 7,64
. Catatan: Jumlah penduduk tahun 2018 yaitu 453.797 jiwa (Sumber data BPS Kab.Sumbawa)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
50
Setiap proses pengolahan data perlu didukung oleh parameter yang
berlaku. Dalam rangka mengupdate parameter diperlukan koordinasi dengan
berbagai stake holder terkait seperti dengan Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin) Kementerian Pertanian RI dan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Provinasi NTB, sehingga dalam pengolahan data dari primer menjadi data
skunder hasilnya diharapkan akurat. Hal ini bisa dilaksanakan karena adanya
dukungan dana perjalanan dinas luar daerah baik tingkat propinsi maupun
pusat.
22. Pengembangan Sistem dan Pola Kawasan
Fokus dari kegiatan ini adalah pengembangan dan pembangunan
kawasan peternakan, penyediaan hijauan makanan ternak serta penyediaan
sarana prasarana dalam pengolahan kawasan dan lar untuk peternakan.
Tahun 2019 sebagian besar kegiatannya berupa pengadaan sarana dan
prasarana peternakan untuk mendukung pengembangan kawasan peternakan
rakyat. Kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan peternakan
dilakukan secara integrasi dengan menyiapkan dan membangun kawasan
peternakan yang diarahkan secara baik sebagai kawasan perbibitan / VBC,
penggemukan dan budi daya ternak yang sesuai dengan potensi/ komoditas
unggulan pada masing-masing wilayah.
Pengembangan kawasan peternakan pada tahun 2019 difokuskan pada
pembangunan kawasan LAR Badi dengan membangun akses penghubung LAR
Badi sepanjang 1 km bersumber dari anggaran APBD Kabupaten Sumbawa,
sementara untuk pengembangan sumber air, pembangunan pengolahan pakan,
serta pemagaran keliling LAR Badi bersumber dari anggaran APBN dan APBD
Provinsi NTB.
Pengelolaan Lar sebagai kearifan lokal masyarakat Sumbawa dalam budi
daya ternak diharapkan dapat dikelola secara baik sehingga budaya Lar dapat
tumbuh dan lestari. Adapun lokasi LAR yang ada di Kabupaten Sumbawa dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
51
Tabel 18. Lokasi kawasan Peternakan yang telah ditetapkan sesuai keputusan Bupati sumbawa sampai tahun 2019
No. Kecamatan Nama LAR Luas Keterangan
1. Utan Motong
Kws.Peternakan Kuang Bira
113 Ha SK Bupati Sumbawa No. 1766 Th. 2010 Tgl 14 Des.2010
2. Moyo Utara (Limung) Ds. Pungkit
Kws.Peternakan Limung
1.007 Ha SK Bupati Sumbawa No. 650 Tahun 2009 Tgl.26 juni 2009
3. Lopok Kws. Peternakan Badi
384 Ha SK Bupati Sumbawa No. 126 Tahun 2009
4 Alas Ds.Lab.alas
Kws. Peternakan Nange sejahtera
40 Ha SK Bupati Sumbawa No.852 Th.2012 Tgl. 19 juni 2012
5 Rhee Ds.Rhee loka
Kws.Peternakan Turin Tawir
27 Ha SK Bupati Sumbawa No.853 TH. 2012 Tgl. 19 juni 2012
6 Moyo Hulu Ds. Pernek
Kws.Peternakan Olat Monte
50 Ha SK Bupati No. 854 TH. 2012 Tgl.19 Juni 2012
Jumlah 1.621 Ha Sumber: Seksi Hijauan Pakan dan Pengembangan Kawasan Peternakan (2019)
23. Penguatan Instalasi Pembibitan Ternak Kerbau
Sebagai bentuk Komitmen Pemerintah kabupaten Sumbawa dalam
pengembangan ternak kerbau sumbawa sejak tahun 2014 telah dibentuk
UPTD Pembibitan Ternak Kerbau Sumbawa Bersinergi yang terletak di Desa
Maronge Kecamatan Maronge di lahan seluas 22 Ha, dan telah ditanami kebun
HPT seluas 5 Ha. Adapun populasi ternak kerbau di UPTD pembibitan Ternak
Kerbau Sumbawa Bersinergi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 19. Populasi ternak kerbau di UPTD
No Umur Jantan (ekor) Betina (ekor) Jumlah (ekor)
1. 0 – 1 tahun 7 12 19
2. >1 – 3 tahun 6 21 27
3. >3 – 8 tahun 2 16 18
4. > 8 tahun - - -
Jumlah 15 49 64 Sumber: UPTD Pembibitan Ternak Kerbau Sumbawa Bersinergi (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
52
Pada tahun 2019, anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari
dana APBD Kabupaten sebesar Rp. 565.685.000,- dengan realisasi Rp.
555.920.987 (98,06%). Seluruh anggaran digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelaksanaan kegiatan, yaitu :
Belanja bahan habis pakai yaitu alat-alat tulis kantor (ATK)
Belanja pembuatan pagar/ pedok HPT dan bibit tanaman untuk
pengembangan kebun HPT
Belanja tempat minum anak kerbau
Belanja pemagaran UPTD dan pipanisasi air untuk padang
penggembalaan
Belanja cetak blanko Berita acara serah terima ternak (BAST), Berita
Acara Kematian Ternak (BAKT), Surat visum ternak, Bukti penerimaan
angsuran ternak (BPAT), Surat Perjanjian Kerja Ternak Pemerintah
(SPKTP).
Belanja makan minum yang dialokasikan untuk mendukung kelancaran
pertemuan kegiatan pendidtribusian ternak kepada masyarakat
Belanja perjalanan Dinas dalam Daerah untuk menunjang :
- Kegiatan monitoring dan evaluasi kelompok ternak Program APBN/
Bansos, AUTS (Asuransi untuk Ternak Sapi), redistribusi ternak
- Kegiatan verifikasi CPCL dan monitoring pengadaan ternak Program
APBN/ Bansos, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/ Belanja untuk
diberikan kepada masyarakat.
Belanja perjalanan Dinas Luar Daerah dialokasikan untuk;
- Rapat koordinasi/konsultasi Program APBN/ Bansos, AUTS (Asuransi
untuk Ternak Sapi), dan ternak ruminansia
- Sinkronisasi data ternak pemerintah dan workshop penyerahan hibah
pemerintah pusat dan provinsi
24. Pengembangan Produksi dan Pengolahan Pakan Ternak
Keberhasilan peternak tidak terlepas dari pakan ternak yang diberikan baik
secara kualias maupun kuantitas pakan. Untuk mendukung ketersedian pakan
dalam rangka peningkatan populasi dan genetik ternak, kegiatan pengembangan
produksi dan pengolahan pakan dilaksanakan dalam upaya peningkatan sumber
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
53
daya manusia (SDM) untuk memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada
untuk memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan kualitas bahan pakan ternak.
Pakan ternak yang telah diolah dapat disimpan lebih lama tanpa mengurangi nilai
gizi pakan sehingga membantu petani ternak dalam penyediaan pakan ternak
khususnya ketersediaan pakan pada musim kemarau.
Hasil samping pertanian seperti jerami padi dan jagung dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak terutama pada musim kemarau. Selain itu, limbah jagung
juga dapat diintegrasikan dengan memasyarakatkan penanamam lamtoronisasi
disela tanaman jagung. Tanaman lamtoro kaya akan protein sehingga
produktivitas ternak cepat meningkat. Pohon Lamtoro sangat tahan kekeringan
dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi untuk peningkatan berat badan ternak.
Gerakan Masyarakat Jagung Integrasi sapi (GEMA JIPI) yang dicanangkan
pemerintah Kabupaten Sumbawa sejak tahun 2018 merupakan gerakan bersama
dalam pemanfaatan limbah jagung untuk pakan ternak melalui perlakuan/
pengolahan dengan fermentasi. Guna mendukung keberhasilan GEMA JIPI maka
Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun 2019 ini menganggarakan belanja
Chooper/ mesin pencacah sebanyak 17 unit yang didistribusikan kepada kelompok
ternak aktif, pembangunan rumah pakan di Desa Songkar Kecamatan Moyo Utara,
bahan pelatihan untuk demo pakan di 12 lokasi dan pelatihan pengembangan
bahan pakan di 7 lokasi di Kabupaten Sumbawa.
Tabel 20. Sebaran Kegiatan Pengembangan Produksi dan Pengolahan Pakan
Kecamatan Desa Nama Kelompok Jumlah A. Pelatihan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna
Alas Desa Alas 1. KTT Sama Rasate 40 Orang Unter Iwes Desa Pelat 2. KTT Sahabat Lestari 40 Orang Moyo Hilir Labuan Ijuk 3. Kampung KB 40 Orang Moyo Hulu Semamung 4. KTT Maju Bersama 40 Orang Sebasang 5. KTT Riam Bagentar 40 Orang Plampang Plampang 5. KTT Berkembang 40 Orang Lopok Mamak 5. KTT Tiu Sepit 40 Orang
B. Penerima Peralatan Teknologi Peternakan Tepat Guna Sumbawa Seketeng 1.KTT Bage Berempug 1 unit Brang Biji 2.KTT Ai Beta 1 unit Unter Iwes Pelat 3.KTT Sahabat Lestari 1 unit Moyo Hulu Sebasang 4.KTT Riam Bagentar 1 unit Semamung 5.KTT Maju Bersama 1 unit Lopok Berora 6.KTT Impian 1 unit Mamak 7.KTT Tiu Sepit 1 unit Tatede 8.KTT Bunga Harapan 1 unit Lape Labu Kuris 9.KTT Harapan Jaya 1 unit
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
54
Hijrah 10.KTT Saling Sakiki 1 unit Lenangguar Ledang KTT Kokar Beong 1 unit Lantung Perung KTT Perung Lantung 1 unit Plampang SP 1 KTT Berkembang 1 unit Maronge Labuhan
Sangor KTT Lembu Emas 1 unit
Empang Jotang Beru KTT Unter Tingi 1 unit Jotang KTT Lutuk Sampan 1 unit Tarano Labuhan
Bontong KTT Langkayam 1 unit
C. Rumah Pakan Moyo Utara Songkar KTT Untir Jarak 1 unit Sumber: Seksi Bahan Pakan dan Pakan Olahan (2019)
Gb. 5. Kegiatan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak
25. Pengembangan Kelembagaan dan Penumbuhan Kelompok Peternakan
model
Tujuan dari kegiatan ini adalah terbentuknya kelompok tani ternak yang
mandiri, profesional dan memiliki daya saing dapat terwujud. Pada tahun 2019,
dilaksanakan pembinaan kelompok tani ternak melalui Pelatihan Penggemukan di
Kecamatan Buer, Utan, dan Empang serta budidaya ternak ayam kampung super
di 3 Desa di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. Pelatihan penggemukan yang
dilaksanakan pada tahun ini merupakan usulan musrenbang kabupaten yang
dapat di akomodir oleh Dinas Peternakan dan Keswan Kabupaten Sumbawa.
Pada Tahun 2019, jumlah kelompok tani ternak (KTT) berdasarkan kelas
kelompoknya sebanyak 1137 kelompok, atau meningkat 3,27% dari tahun 2018.
Berikut jumlah kelompok tani ternak (KTT) berdasarkan kelas kelompok ternak
dan komoditi tahun 2019
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
55
Tabel 24. Daftar Kelompok Tani Ternak di Kab.Sumbawa Tahun 2019
NO KECAMATAN K E L A S
JUMLAH
K O M O D I T I
JUMLAH SAPI KERBAU KAMBING DOMBA KUDA
Unggas
P L M U AYAM BURAS
BROILER LAYER ITIK
1 EMPANG 45 20 2 - 67 40 11 - 2 8 4 1 - 1 67 2 TARANO 15 13 - - 28 15 6 - - 5 1 - - 1 28 3 PLAMPANG 38 21 1 - 60 52 4 - - 2 1 - - 1 60 4 LABANGKA 4 11 4 - 19 8 - - - 8 3 - - - 19 5 MARONGE 26 9 - - 35 17 14 - - 2 3 - - - 36 6 LAPE 31 4 1 - 36 23 - - - 9 1 1 - 2 36 7 LOPOK 26 12 1 - 39 26 2 - - 2 5 3 - 1 39 8 MOYO HILIR 77 30 2 - 109 86 4 - - 14 5 - - - 109 9 MOYO UTARA 40 13 1 - 54 36 4 - - 10 4 - - - 54
10 MOYO HULU 41 25 4 - 70 30 1 - 1 5 33 - - - 70 11 LENANGGUAR 9 1 2 - 12 4 2 - - 3 3 - - - 12
12 ROPANG
15 1 - - 16 11 - - - 1 4 - - - 16
13 LANTUNG 5 3 - - 8 7 1 - - - - - - - 8 14 ORONG TELU 7 2 - - 9 5 2 - - 2 - - - - 9 15 LUNYUK 89 19 4 - 112 41 - - - 5 62 - 3 1 112 16 SUMBAWA 55 7 3 - 65 27 - - 1 13 21 1 1 1 65 17 UNTER IWES 39 4 6 - 49 28 1 - 1 8 11 - - - 49 18 LAB. BADAS 42 15 1 - 58 34 - - - 19 1 2 1 1 58 19 BATULANTEH 15 2 - - 17 12 1 - - 4 - - - - 17 20 UTAN 46 15 3 - 64 41 1 - - 10 10 1 - 1 64 21 RHEE 11 2 1 - 14 12 - - 1 1 - - - - 14 22 ALAS 92 14 3 - 109 49 2 - 3 35 18 - - 2 109 23 ALAS BARAT 41 15 3 - 59 32 2 - 2 8 12 - - 2 58 24 BUER 22 6 - - 28 20 1 - - 5 2 - - - 28
JUMLAH 2019 831 264 42 - 1.137 656 59 - 11 179 204 9 5 14 1.137 JUMLAH 2018 810 258 33 - 1.101 632 58 171 1 11 200 9 5 14 1.101
Sumber: Seksi Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Peternakan (2019)
26. Pengembangan Pakan Hijauan
Pelaksanaan kegiatan pengembangan pakan hijauan memiliki anggaran
sebesar Rp. 402.899.100 yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) APBD
Kabupaten dengan realisasi 98,40% dan realisasi fisik 100%. Seluruh anggaran
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan, meliputi belanja
pengadaan bibit tanaman, belanja bahan pembuatan kebun Hijauan Makanan
Ternak (HMT), bahan pembuatan pupuk organic, dan perjalanan dinas dan luar
daerah dalam rangka konsultasi dan koordinasi pengembangan pakan hijauan di
Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan pembuatan kebun HMT dengan luas tanam 27 Ha dan pengadaan
bibit tanaman sebanyak 500 Kg dengan toal anggaran sebesar Rp. 365.000.000
merupakan 2 (dua) dari 7 (tujuh) usulan musrenbang kabupaten yang dapat di
akomodir oleh Dinas Peternakan dan Keswan Kabupaten Sumbawa.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
56
Tabel 25. Lokasi Penanaman Kebun HMT Tahun 2019
No Kecamatan Lokasi Luas tanam 1 Kec. Alas Juran Alas 1 Ha 2 Kec. Rhee Rhee 1 Ha 3 Kec. Utan Stowe Brang 1 Ha 4 Kec. Moro Utara Kukin 1 Ha 5 Kec. Lape Hijrah 2 Ha 6 Kec. Lenangguar Lenangguar 1 Ha 7 Kec. Ropang Ropang 1 Ha 8 Kec. Lantung Padesa 1 Ha 9 Kec. Labangka Labangka 2 Ha 10 Kec. Labangka Sekokat 2 Ha 11 Kec. Labangka Suka Mulya 1 Ha 12 Kec. Labangka Suka Damai 2 Ha 13 Kec. Lunyuk Lunyuk Rea 3 Ha 14 Kec. Lunyuk Lunyuk Ode 1 Ha 15 Kec. Lunyuk Jamu 1 Ha 16 Kec. Lunyuk Padasuka 1 Ha 16 Kec. Lunyuk Suka Maju 1 Ha 17 Kec. Maronge Maronge 1 Ha 18 Kec. Tarano Batu Lante 1 Ha 19 Kec. Tarano Toloói 1 Ha 20 Kec. Tarano Labuan Aji 1 Ha
Jumlah Penanaman 2019 27 Ha Sumber: Seksi Hijauan Pakan dan Pengembangan Kawasan Peternakan
27. Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan
Kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan teknis pengawasan mutu, keamanan dan pendaftaran
pakan terkait, serta melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap
produksi pakan, peredaran bahan pakan dan pakan ternak.
Tabel 27. Hasil Pengawasan Pakan Ternak
No Lokasi Jenis pakan Volume (ton) Keterangan 1 UD. Surya Sinta BR I 305 ton Jumlah
sampel yang di uji adalah 5 sampel
BR II 504 ton 2 UD. Tani Subur BR I 17 ton BR II 13 ton
Pakan Aduan 110 ton
Pakan Petelur 12 ton 3 CV. Diponegoro BR I 377 ton BR II 322 ton 4 Laju Tani BR I 72 ton BR II 36 ton
Pakan Aduan 180 ton
Pakan Petelur 6 ton Sumber: Seksi Pengawasan Mutu, Keamanan, dan Pendaftaran Pakan (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
57
Pada tahun 2019, Anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari Dana
Alokasi Umum (DAU) APBD Kabupaten. Seluruh anggaran digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan, meliputi :
Belanja bahan habis pakai yang meliputi alat-alat tulis kantor (ATK);
Belanja bahan pengawasan produk pakan
Belanja pengujian mutu pakan (analisa proximat) yang beredar di untuk 20
sampel. Pelaksanaan uji mutu pakan/ analisa proximat (uji kadar air, abu,
lemak kasar, serat kasar, dan protein kasar) dilakukan oleh laboratorium
imu nutrisi dan makanan ternak Universitas Mataram terhadap 20 sample
pakan ternak yang beredar di Kabupaten Sumbawa.
Belanja makan minum yang dialokasikan untuk mendukung kelancaran
pertemuan kegiatan
Belanja perjalanan Dinas dalam Daerah untuk pengawasan ke toko
penjual pakan ternak
Belanja perjalanan Dinas Luar Daerah dialokasikan untuk Rapat koordinasi
pengawasan mutu dan keamanan pakan ternak.
7. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK
28. Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak
Kegiatan ini diperuntukan untuk membiayai biaya operasional
pencegahan, pengobatan dan pengamatan penyakit yang ada di Kabupaten
Sumbawa selama tahun 2019. Anggaran pelaksanaan kegiatan ini bersumber
dari Dana Alokasi Umum (DAU) APBD Kabupaten. Dan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan, meliputi :
Belanja bahan habis pakai yang meliputi alat-alat tulis kantor (ATK); dan
alat kedokteran hewan
Belanja obat-obatan, vaksin SE, vaksin AT, serta bahan kimia dan antigen
untuk pemeriksaan laboratorium
Belanja insentif dan jasa pelayanan keswan
Belanja Handsprayer untuk keperluan suci hama;
Belanja perjalanan Dinas dalam Daerah pemeliharaan dan pencegahan
penyakit hewan ke 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa;
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
58
Belanja perjalanan Dinas Luar Daerah dialokasikan untuk Rapat koordinasi
dan konsolidasi pengendalian penyakit menular ternak.
Pelaksanaan vaksinasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang
paling efektif di Kabupaten Sumbawa sampai dengan saat ini. Pemberian
vaksin dilakukan setiap tahun sekali bertujuan agar ternak memiliki kekebalan
terhadap penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang telah diberikan.
Vaksin yang digunakan adalah SE dan AT dan dilakukan pada ternak Sapi,
kerbau, Kuda dan kambing. Vaksin AT diperuntukkan untuk pencegahan
penyakit anthrax (AT) yang termasuk didalam kategori penyakit strategis
nasional, sementara vaksin SE diperuntukkan untuk pencegahan penyakit
Septicaemia Epizootica (SE) yang termasuk didalam kategori penyakit strategis
daerah. Pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan kegiatan registrasi ternak.
Faktor-faktor yang dapat menunjang suksesnya vaksinasi AT dan SE
dengan kondisi pemeliharaan ternak yang ekstensif dan semi intensif
tradisional adalah :
1. Personil medik dan paramedik veteriner yang memadai dan
memiliki komitmen kuat untuk menuntaskan vaksinasi.
2. Vaksin yang cukup dengan masa pakainya yang panjang.
3. Peralatan penunjang berupa cap bakar VS.
4. Lorong sempit yang memadai di setiap titik pelaksanaan vaksinasi.
5. Alat-alat kedokteran hewan yang mencukupi seperti jarum, spuit,
tempat vaksin.
6. Buku catatan vaksinasi yang akurat
7. Dilakukan vaksinasi ulang dan susulan bagi ternak yang belum
divaksin dalam tahun berjalan.
Tabel 28. Kegiatan Vaksinasi SE dan AT di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
No Jenis Vaksin APBN (dosis)
APBD II (dosis)
Jumlah (dosis)
Realisasi (ekor)
1. SE - 94.950 94.950 90.722
2. AT 7000 30.000 37.000 37.000
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (2019)
Vaksinasi SE dan AT dilaksanakan setiap tahun diproritaskan pada ternak
sapi dan kerbau selain ternak bunting dan anak dibawah umur 3 bulan. Selain itu,
pemberian vaksinasi ulangan (booster) setiap 6 (enam) bulan sekali setelah
pemberian vaksinasi pertama juga dilakukan dengan maksud merangsang
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
59
kembali pembentukan sistem imun sehigga titer antibodi tetap tinggi didalam
darah dan ternak mempunyai daya tahan terhadap penyakit.
29. Pengawasan Obat Hewan dan Residu
Terlaksananya pengawasan obat hewan dan residu diharapkan peredaran
vaksin dan obat hewan yang berkualitas dan daging yang bebas residu. Kegiatan
ini didukung anggaran sebesar Rp. 257.702.700,- dan realisasi Rp. 254.426.418,-
(98.73%). Rincian untuk belanja pengadaan obat-obatan hewan, bahan kimia dan
peralatan kedokteran dan laboratorium untuk se Kabupaten Sumbawa.
Obat hewan mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan hewan yang akan menunjang upaya pengembangan
dan pembangunan peternakan. Dalam rangka melindungi pemakaian obat hewan
dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti potensi, hasil, kemampuan dan
kemurniannya serta mengamankan obat hewan yang dapat meningkatkan
kesehatan konsumen hasil ternak khususnya dari pencemaran residu obat.
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan, Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan sebagai Dinas teknis mempunyai
kewajiban untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap peredaran
obat untuk hewan. Untuk itu Pemerintah kabupaten Sumbawa telah menerbitkan
Peraturan Bupati Nomor 32 tahun 2015 tentang Obat Hewan dan Ijin Usaha Obat
Hewan.
Adapun ruang lingkup pembinaan pengawasan obat hewan tersebut antara
lain :
Melakukan pemeriksaan terhadap dipenuhinya ketentuan perijinan usaha
pembuatan, penyediaan dan peredaran obat hewan.
Melakukan pemeriksaan terhadap cara pembuatan obat hewan yang baik.
Melakukan pemeriksaan terhadap obat hewan, sarana dan tempat
penyimpanannya dalam penyediaan dan peredaran termasuk alat dan cara
pengangkutannya.
Melakukan pemeriksaan terhadap pemakaian obat hewan.
Mengambil contoh bahan baku dan obat hewan guna pengujian khasiat
dan keamanannya.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
60
Sehubungan dengan kewenangan tersebut di atas, maka pada Tahun 2019 telah
dilakukan pengawasan obat hewani wilayah kabupaten Sumbawa. Adapun hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 29. Pengawasan Depo/ Toko Obat di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
KECAMATAN NO NAMA TOKO
PELETAKAN KONDISI OBAT PENYIMPANAN
OBAT VAKSIN OBAT VAKSIN OBAT VAKSIN
Sumbawa 1 Tani Subur Baik - Baik - Rak condola Kulkas
2 CV.Diponegoro Cukup Baik Baik - Etalase kaca Kulkas
3 PT.Baling-Baling Bambu Baik - Baik - Etalase kaca -
4 UD.Laju Tani Kurang Baik Baik - Etalase kaca Kulkas
5 UD.Lancar Rezeki Baik - Baik - Etalase kaca -
6 Mochi Petshop Cukup - Baik - Etalase kaca
7 Soraya Petshop Cukup - Baik - Etalase kaca
Utan 8 Toko Sumber Tani Baik - Baik - Etalase kaca -
9 UD.Ditara jaya Baik - Baik - Etalase kaca -
10 UD.Adil Baik - Baik - Etalase kaca -
Alas 11 UD.Sahabat Cukup - Baik - Etalase kaca -
12 UD.Delta mas Cukup - Baik - Etalase kaca -
13 UD.Remit Jaya Baik Baik Baik - Etalase kaca Kulkas
Alas Barat 14 UD.Setia Tani Cukup - Baik - Kondola -
15 UD.Mekar Tani Cukup - Baik - Etalase kaca -
Moyo Hilir 16 UD.Fajar Cukup Cukup Baik Baik Etalase kaca kulkas
17 UD.Lombok Utama Cukup - Baik - Rak kondola -
Moyo Utara 18 UD Jaya Baru Cukup - Baik - Rak kondola -
19 UD. Dua Putra Cukup - Baik - Rak kondola -
20 CV.Karya Usaha Mandiri Cukup - Baik - Etalase kaca -
21 UD Dua Putri Kurang - Kurang - Rak kondola -
Lopok 22 UD Mawar Kurang - Kurang - Etalase kaca -
23 UD Usaha makmur Kurang - Kurang - Etalase kaca
Maronge 24 UD Bina Tani Baik - Baik - Etalase kaca -
Plampang 25 Sahabat Tani Kurang - Kurang - Etalase kaca -
26 UD Dani Kurang - Kurang - Etalase kaca -
Labangka 27 UD PondokTani Baik - Baik - Etalase kaca -
Empang 28 CV Rama Sukses mandiri Baik - Baik - Etalase kaca -
29 UD BalaTani Baik - Baik - Etalase kaca -
30 Toko Tiu Sedam Baik - Baik - Etalase kaca -
31 UD Fikri Baik - Baik - Etalase kaca -
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat Hewan (2019)
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
61
Berdasarkan hasil pengawasan obat hewan dikabupaten Sumbawa, Tim
memberikan saran-saran :
1. Perlu sosialisasi tentang pelaksanaan penggunaan khusus pengawasan
obat hewan
2. Bagi badan usaha/ perorangan yang menjual obat hewan yang
perijinannya tidak lengkap agar dilengkapi dan diperbarui
3. Perlu ditunjuk tenaga dokter hewan atau apoteker atau minimal asisten
apoteker sebagai penanggung jawab kegiatan usaha (Depo Obat Hewan)
4. Penyimpanan obat hewan harus terpisah dengan bahan makanan,
5. penyimpanan obat hewan ditempat yang terlindung dari sinar matahari
dan suhu harus sesuai dengan standar penyimpanan.
6. Pengawasan obat hewan perlu dilakukan secara priodik guna menjaga
mutu, khasiat dan keamanan peredaran dan penggunaan obat hewan.
30. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) merupakan rantai penghubung
antara kesehatan hewan dan kesehatan produk hewan, kesehatan manusia serta
kesehatan lingkungan. Kesmavet sebagai salah satu unsur dari kesehatan hewan
dalam arti luas adalah segala urusan kesehatan hewan dan produk hewan yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia.
Penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia melalui hewan dan/atau
produk hewan adalah penyakit hewan yang masuk kedalam kategor Zoonosis.
Oleh karena itu penyelenggaraan kesmavet menjadi bagian penting dari aktivitas
masyarakat untuk melindungi kesehatan dan ketentraman batin masyarakat
melalui penjaminan higiene dan sanitasi pada rantai produk hewan, penjaminan
produk hewan dalam hal kehalalan bagi yang dipersyaratkan, keamanan,
kesehatan dan keutuhan serta pengendalian dan penanggulangan zoonosis.
Penjaminan higiene dan sanitasi adalah persyaratan dasar sistem jaminan
keamanan pangan, dilaksanakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan akibat mengkonsumsi pangan asal hewan
(foodborne disease) atau menggunakan produk hewan dengan mengendalikan
resiko produk hewan pada proses produksi tercemar atau terkontaminasi oleh
bahaya biologis, kimia dan fisik serta resiko produk hewan menjadi tidak halal bagi
yang dipersyaratkan. Dalam rangka pembinaan dan peningkatan pelayan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
62
RPH/TPH dan kegiatan usaha pejagalan hewan telah dilakukan berbagai
kegiatan dalam upaya optimalisasi fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner
melalui :
Monitoring kegiatan RPH/TPH di masing-masing kecamatan.
Pertemuan pengusaha pejagal hewan dalam upaya peningkatan peranan
pejagal dalam penyediaan daging yang ASUH.:
Melakukan pembinaan dan mendorong pengusaha pejagal agar dapat
mentaati Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Membentuk tim monitoring dan pengendalian penyakit hewan menular
terutama penyakit zoonosis yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Tabel 29. Pemotongan Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
NO Kecamatan Jumlah
Penjagal
Jumlah Hasil Pemotongan ( ekor)
Sapi
(ekor)
Kerbau
(ekor)
Kuda
(ekor)
Kambing
(ekor)
1. RPH Bangkong - Sumbawa 14 2.268 188 106 149
2. RPH Sabang - Moyo Utara 1 193 120 - -
3. TPH Lunyuk 3 86 - - -
4. RPH Langam (Lopok) 3 320 55 - -
5. RPH Plampang 4 664 50 14 -
6. TPH Maronge 1 - - - -
7. RPH Empang 4 325 98 13 -
8. RPH Utan 2 279 103 - -
9. RPH Alas 4 74 1.040 - -
TOTAL 36 4.209 1,554 133 149 Sumber: Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengawasan Rumah Potong Hewan (2019)
RPH (Rumah Potong Hewan) sebagai termpat pemotongan hewan yang sah
dbangun untuk memfasilitai kegiatan/ usaha pemotongan hewan. Melalu RPH
diharapkan pengawasan pemotongan dapat dilakukan secara optimal sehingga
masyarakat dapat memperoleh daging yang memenuhi standar ASUH (aman,
sehat, utuh, dan halal).
31. Peningkatan Pelayanan & Pemeriksaan Hewan Qurban.
Setiap Tahun Umat Islam melaksanakan Ibadah Qurban dengan
menyembelih Ternak Sapi, Kerbau, Kambing ataupun Ternak domba. Proses
penyembelihan ternak qurban tersebut dilakukan di Luar RPH/TPH. Namun
demikian tetap diperlukan aspek kehalalalan dan keamanan serta jaminan mutu
daging yang ASUH (Aman Sehat, Utuh dan Halal).
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
63
Pemeriksaan kesehatan hewan qurban dilakukan pada H-2 sampai dengan
Hari Raya Idu Adha. Pemeriksaan terbagi menjadi dua yaitu pemeriksaan Ante
Mortem dan Post Mortem. Pemeriksaan Ante Mortem dilakukan dengan
Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan Laboratorium
dilakukan dengan mengambil darah pada ternak yang akan dipotong kemudian
dilakukan pemeriksaan Mikroskopis. Jika secara Klinis dan hasil pemeriksaan
Laboratorium dinyatakan sehat dan bebas dari bibit penyakit berbahaya, maka
ternak boleh dipotong sedangkan jika secara klinis terlihat sakit maka
penyembelihan ditunda untuk pemeriksaan selanjutnya sampai dinyatakan boleh
dipotong atau ditolak oleh petugas yang berwenang. Pemeriksaan Post Mortem
dilakukan dengan Pemeriksaan Organoleptik (Makroskopik) dilakukan terhadap
kepala dan Organ dalam yaitu limpa, hati, paru-paru, jantung, usus dan ginjal
serta limfoglandula yang meliputi: Inspeksi (Bentuk, warna, ukuran, ketajaman
tepi organ); Palpasi (Perabaan kekenyalan dan presipitasi); Insisi (Sayatan
dengan pisau untuk melihat adanya kerusakan jaringan).
Anggaran kegiatan ini bersumber dari DAU APBD Kabupaten Sumbawa
tahun 2019 sebesar Rp 50.515.000,-. Adapun Tim pemeriksa hewan Qurban
terdiri dari:
- Petugas Laboratorium 5 orang
- Pemeriksa dan pengambil darah hewan dilapangan 185 orang.
Seluruh anggota Tim Pemeriksa Hewan qurban bertugas melakukan
pengawasan dan pemantauan terhadap pemotongan hewan Qurban yang
halal dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Jumlah pemotongan hewan
qurban 1439 H/ 2019 M sebanyak 2.134 ekor, terjadi peningkatan dibanding
jumlah pemotongan hewan qurban 1438 H/ 2018 M (1.880 ekor). Hasil
pemeriksaan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
64
Tabel 31. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Hewan Qur’ban di Kabupaten Sumbawa pada Idul Adha 1439 H/ 2019 M
NO KECAMATAN JENIS TERNAK (EKOR) SAPI KERBAU KAMBING DOMBA JUMLAH
1 SUMBAWA 142 3 128 3 276 2 UNTER IWES 78 - 17 - 95 3 LAB. BADAS 77 - 174 - 251 4 U T A N 49 - 34 - 83 5 R H E E 18 - 12 - 30 6 A L A S 44 12 36 - 92 7 B U E R 25 1 23 - 49 8 ALAS BARAT 71 1 305 - 377 9 BATU LANTEH 20 - 10 - 30 10 MOYO HULU 62 6 5 - 73 11 R O P A N G 22 - 1 - 23 12 LENANGGUAR 40 2 17 - 59 13 LANTUNG 10 1 17 - 28 14 L U N Y U K 31 - 6 - 37 15 ORONG TELU 20 3 4 - 27 16 MOYO HILIR 69 7 13 - 89 17 MOYO UTARA 53 - 12 - 65 18 L A P E 39 5 25 - 69 19 L O P O K 53 7 20 - 80 20 PLAMPANG 58 1 10 - 69 21 MARONGE 18 3 17 - 38 22 LABANGKA 25 - 8 - 33 23 E M P A N G 80 6 15 - 101 24 T A R A N O 28 5 27 - 60
JUMLAH 1.132 63 936 3 2.134
Sumber: Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengawasan Rumah Potong Hewan (2019)
32. Pelayanan Kesehatan Hewan dan Jejaring Sistem Informasi Kesehatan
Hewan
Untuk menghasilkan ternak sehat berkualitas dan produktif dibutuhkan
fasilitas penunjang dan personil yang profesional. Sejak tahun 2018 Kabupaten
Sumbawa dijadikan pilot project dalam pelaksanaan program iSIKHNAS (Sistem
Informasi Kesehatan Nasional) berbasis teknologi seluler. Melalui program ini
diharapkan informasi kejadian penyakit di tingkat lapangan dapat diketahui dan
ditangani segera. Kegiatan ini didukung anggaran sebesar Rp. 129.845.500,- dan
realisasi Rp. 129.731.800,- (99,91%). Rincian untuk belanja pengadaan peralatan
kedokteran dan laboratorium hewan, serta pengadaan mikroskop LCD dan USG
Hewan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
65
Tabel 32. Laporan Kejadian Penyakit Menular di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat Hewan (2019)
Kegiatan Pelayanan Keswan dan Jejaring Sistem Informasi Keswan
mempunyai tujuan antara lain:
1. Terjangkaunya pelayanan kesehatan hewan di 166 desa dan kelurahan dalam
wilayah Kabupaten Sumbawa
2. Tercapaianya tingkat keterampilan medik veteriner dan paramedik veteriner
secara optimal
3. Tercapainya sinkronisasi program kesehatan hewan antara Pusat, Propinsi
dan Kabupaten
NO KECAMATAN RA SC BEF HEL AT COC PE SE MCF STR ORF SA TEL BZ SNOT FA DEM ENTR ASC PAN RNT VG VV RW CRD DERM MAS TOTAL
1 Alas - 6 4 12 - 1 - - - 1 - - 2 - - - - 6 4 - - - - - - - - 36
2 Alas Barat - 12 9 10 - 1 - - - 7 - - - 1 1 - 1 4 - - - - - - - - - 46
3 Batu Lanteh - - 7 42 - 1 - - - - - - 4 4 - - - - - - - - - - - - 58
4 Buer - 2 11 9 - 1 - - - 1 - - - - - - - 6 - 1 - - - - - 1 - 32
5 Empang 25 - 9 12 - - - 3 2 7 - 2 7 5 - - 2 - - - - - - - - - 74
6 Labangka 6 1 5 28 - 6 - - - - - - 4 1 - - 1 7 - - - - - - - - - 59
7 Labuhan Badas - 1 10 3 - - - - - - - - 3 - - - 15 - - 1 - - - - - - 33
8 Lape - 7 12 8 - 1 1 - - - - 4 - - - 14 - - - 1 2 3 - - - 53
9 Lantung - 2 4 4 - 1 - 2 - 7 - - 10 - - - - - - - - - - - - 30
10 Lenangguar - 4 5 7 - 6 5 - - 1 - 1 3 2 - - - - - - - - - - - - 34
11 Lopok - 6 18 2 - - - - 1 1 - - 4 1 - - - 12 - - - 3 1 1 - - - 50
12 Lunyuk - 11 2 24 - 1 1 - 1 7 - 1 2 - - - 15 - - - - - - - - 65
13 Maronge - - 2 7 - - - 2 - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - 13
14 Moyo Hilir - - 11 24 1 8 1 - - - - 1 2 4 - - - - - - - - - - - - 52
15 Moyo Hulu - - 38 3 - - - - - - - - 4 9 - - - 10 - - - - - - - - - 64
16 Moyo Utara - - 10 8 - - 4 2 - 9 - 2 4 2 - - 1 7 - - - - - - - - - 49
17 Orong Telu - - 2 - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 3
18 Plampang 8 5 10 17 - - - 12 - - 2 - 3 - - - - - - - - - - - - - 57
19 Rhee - 28 4 3 - 1 - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 37
20 Ropang - - 1 2 - - - 2 - 4 - - - 10 - - - - - - - - - - - - 19
21 Sumbawa - 16 11 1 - - - - - - - - - - - - 22 - - 2 - 1 - 3 2 1 59
22 Tarano 18 - 3 2 - - - 1 2 - 1 - 1 6 - - - - - - - - - - - - 34
23 Untir Iwes - 5 50 40 - 2 1 - - - 3 - 6 32 - - - - - - - - - - - - 139
24 Utan - 7 54 37 - 5 - - - 1 - - 3 10 - - - - - - - - - - - - 117
57 113 292 305 1 34 12 26 5 40 13 6 53 105 1 - 3 120 4 1 3 4 4 4 3 3 1 1.213
254 183 90 - 13 9 34 5 22 35 24 56 67 - - 3 - - - - - - - - - - 795 TAHUN 2018
TAHUN 2019
CATATAN
RA Rabies COC Cocidiosis MCF Malignant Cattaral Fever RW Ring Worm PAN Panleukopeni ENTR Enteritis
SC Scabies PE Pink Eye STR Stranger CRD Cronic respiratory disease RNT Rhinitis VV Vulvinis
BEF Bovine Ephemeral Fever SE Septicaemi Epizooticae ORF FA Fascioliasis DERM Dermatitis
HEL Helminthiasis BZ Baliziekta SA Surra ASC Ascariasis MAS Mastitis
AT Anthrax SNOT TEL Teleziasis DEM Demodecosis VG Vaginitis
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
66
4. Tercapainya optimalisasi kegiatan pelayanan kesehatan hewan di klinik
hewan dan Pusat kesehatan hewan di tiap kecamatan dengan fasilitas yang
memadai.
33. Surveilance, pemberantasan dan monitoring penyakit hewan
Surveilance merupakan kebutuhan dasar dalam program pengendalian dan
pemberantasan penyakit, baik di tingkat global, nasional, regional maupun di tingkat
peternakan. Surveilance dilakukan untuk menginisiasi langkah-langkah
pengendalian atau tindakan investigasi lebih lanjut. Sebagai salah satu alat dalam
pengendalian atau pemerantasan penyakit, secara umum tujuan surveilance adalah
untuk menunjukan kondisi bebas penyakit, deteksi dini, pengukuran tingkat penyakit
dan persebarannya serta menemukan kasus penyakit.
Anggaran kegiatan digunakan untuk membiayai jasa pelayanan :
- Keur dokar
Pada tahun 2019 telah dilakukan keur kuda dokar sebanyak 413 ekor di
Kecamatan Alas 120 ekor, Utan 176 ekor, Lape-Lopok 47 ekor dan Empang 70
ekor. Kegiatan pemeriksaan/keur kuda dokar bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan hewan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat
yang memanfaatkan jasa angkutan kuda penarik dokar.
Potensi Kuda Dokar banyak terdapat di kecamatan Labuhan Badas,
Sumbawa dan Plampang, namun karena telah lama dan kevacuman maka sulit
lagi untuk membangkitkan kembali kesadaran para pemilik kuda dokar untuk
keur kudanya semakin sulit karena pembayaran untuk pemasukan PAD
dianggap berat oleh kusir dokar. Hal ini diakibatkan kusir dokar tidak semuanya
sebagai pemilik kuda tetapi sebagai buruh, sedang pemilik kuda tidak
bertanggung jawab terhadap pembayaran keurnya.
- Suci hama ternak yang masuk dari luar daerah
Suci hama yang dilakukan di portal/ pos perbatasan antara Kabupaten
Sumbawa dan Kabupaten Lain yaitu di Portal Alas Barat dan Portal Tarano
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
67
Tabel 33. Suci Hama di Portal Alas Barat dan Tarano
No Portal Jenis Ternak
Kendaraan Sapi Kerbau Kuda Unggas
1 Alas Barat - - - 388.930 498
2 Tarano 4254 6 10 - 0
Jumlah 4254 6 10 388.930 498 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (2019)
- Monitoring Brucellosis.
Brucellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Brucella sp
menyebabkan terjadinya keguguran pada kebuntingan ternak biasanya pada
periode kebuntingan trimester kedua (umur kebuntingan 5-6 bulan). Penyakit
Brucellosis bersifat zoonosis (menular ke manusia).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor
97/Kpts/PD.660/2/2006 dan Piagam Menteri Pertanian RI Tanggal 6 April 2006
Kabupaten Sumbawa dinyatakan bebas dari penyakit Brucellosis. Setelah
dilakukan upaya pembebasan Kabupaten Sumbawa terhadap penyakit
Brucellosis sejak tahun 2002 yang lalu.
Cara yang dilakukan dalam upaya pembebasan adalah pengambilan sampel
serum darah sapi dan kerbau betina umur 1 tahun ke atas, selanjutnya
serumnya dipisahkan dari sel darah merah, kemudian dilakukan pengujian
laboratorium dengan metode RBPT dan CFT. Dari seluruh sampel yang
diperiksa sejak tahun 2002 sampai tahun 2006 diperoleh hasil positif
brucellosis kurang dari 2% sehingga upaya tindak lanjut untuk pembebasan
dengan Test and Slaughter. Untuk mewujudkan sampai tahap bebas 100%
(Declare Free) belum dapat terwujud karena sampai tahun 2010 masih
dijumpai hasil positif brucellosis dari hasil pemeriksaan baik RBPT maupun
CFT.
Tahun 2019 untuk kegiatan monitoring brucellosis dilakukan pemeriksaan
serum darah sebanyak 1000 sampel. Dari hasil pemeriksaan 1000 sampel
serum darah yang telah dilakukan di Laboratorium Type C Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa dengan menggunakan metode
RBPT (Rose Bengal Plate Test) diperoleh hasil 1 sampel positif RBPT.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
68
- Pemeriksaan Sampel Surra
Pemeriksaan sampel surra dilakukan pada ternak yang dikirimkan keluar
daerah Kab. Sumbawa untuk keperluan potong. Karena Surra merupakan
salah satu Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan dapat menular ke
ternak yang sehat maka perlu dilakukan pemeriksaan setiap ternak yang
dikirim untuk memastikan bahwa ternak yang boleh dikirim keluar adalah ternak
yang betul-betul sehat. Untuk pemeriksaan sampel surra pada tahun 2019 ini
sejumlah 14.638 sampel
- Pencegahan penyakit Rabies
Hewan pembawa rabies (HPR) seperti halnya anjing, kucing, kera
merupakan hewan yang keberadaannya tersebar di Kabupaten Sumbawa.
Cara yang paling mudah dan cepat untuk melakukan diagnosa rabies adalah
menemukan adanya badan inklusi (inclusion body) pada sel otak yang dikenal
sebagai Badan Negri (Negri Body). Pemeriksaan ini memerlukan preparat
sentuh jaringan otak hewan yang menggigit. Untuk peneguhan diagnosa
Rabies, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
mengirimkan sampel Otak HPR untuk diperiksa di BBVET Denpasar. Total
sampel positif rabies Tahun 2019 di Kabupaten Sumbawa sejumlah 54 sampel
dengan rincian yaitu Kecamatan Empang 25 sampel positif rabies, Tarano 18
sampel positif rabies, plampang 7 sampel positif rabies, dan Labangka 4 positif
rabies.Berikut data sampel otak HPR yang dikirmkan ke BBVET Denpasar
Tahun 2019
Strategi utama dalam pengendalian dan penanggulangan rabies pada
hewan adalah dengan vaksinasi, kunci utama keberhasilan vaksinasi adalah
vaksin yang berkualitas dan dapat memberikan kekebalan dalam jangka waktu
yang panjang. Vaksin bekerja memproduksi antibodi dalam tubuh HPR untuk
melawan virus rabies. Pada program penanggulangan dan pemberantasan
rabies hewan yang harus divaksin adalah anjing yang berumur diatas 2 (dua)
minggu, kucing, kera/monyet atau tergantung vaksin yang digunakan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
69
Tabel 34. Realisasi Vaksinasi Terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) Tahun 2019
No. Kecamatan Jenis Hewan Realisasi
Anjing Kucing Monyet Vaksinasi 1. Plampang 2255 935 19 3209 2. Maronge 442 521 4 967 3. Tarano 1518 231 10 1759 4. Empang 1375 340 5 1720 5. Sumbawa 36 58 2 96 6. Labuhan Badas 319 34 1 354 7. Utan 507 262 3 772 8. Batu Lanteh 169 51 0 220 9. Unter Iwes 96 93 1 190 10 Moyo Hulu 527 184 2 713 11 Lenangguar 520 10 0 530 12 Rhee 72 25 0 97 13 Lunyuk 555 109 8 672 14 Lape 384 121 0 505 15 Lopok 33 17 0 50 16. Buer 71 78 0 149 17. Alas 94 181 1 276 18. Orong Telu 330 3 0 333 19. Alas Barat 186 132 1 319 20. Lantung 306 64 0 370 21. Ropang 407 113 520 22. Moyo Hilir 206 392 2 600 23. Moyo Utara 378 218 4 600 24. Labangka 685 75 1 761 25. Klinik Hewan 34 346 3 383
Total 11.505 4.593 67 16.165 Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat Hewan (2019)
Salah satu cara untuk membebaskan Rabies di Kabupaten Sumbawa
adalah dengan pelaksanaan depopulasi HPR liar. Kegiatan dititikberatkan pada
Anjing liar dengan pertimbangan anjing mudah menyerang dengan daya
jangkau lari yang jauh sedang kucing peliharaan hanya keberadaannya sekitar
rumah, sedangkan kucing hutan masih jarang dijumpai dibanding anjing yang
banyak berkeliaran di tempat sampah, pinggir dusun dan hutan. Selain faktor
penyebaran anjing yang banyak, faktor lain yang menjadi perhatian adalah
tingkat kedekatan anjing dengan manusia lebih tinggi dibanding kera yang
umumnya hidup di dalam hutan.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
70
8. PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI
34. Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah
Kegiatan dengan anggaran Rp. 22.375.000,- ini dialokasikan belanja alat tulis
kantor, belanja pameran, belanja makan dan minum serta belanja perjalanan dinas
didalam dan keluar daerah. Dalam rangka melakukan promosi produk unggulan
daerah salah satu strategi yang telah dilakukan adalah ikut berpartisipasi pada
beberapa kegiatan lain yaitu kegiatan Road Show/ Investasi Kabupaten Sumbawa
dan APKASI. Pada acara APKASI beberapa produk peternakan seperti susu kuda
liar dan permen susu khas Sumbawa ikut ambil bagian dalam memeriahkan acara
tersebut.
Kegiatan utama adalah kegiatan Promosi/ pameran. Pameran dilaksanakan di
Mataram dalam rangka Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Barat.Tema pameran
adalah Bazar Industrialisasi dan Expo tahun 2019. Pelaku usaha yang berperan
sebanyak 1 (satu) orang yang menampilkan Rarit dan Dendeng.Pendamping
adalah kepala Seksi Kasi Pengolahan Pasca Panen Peternakan dan Kepala Seksi
Pengembangan Pemasaran dan Industri Peternakan Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa.
Gb. 6. Kegiatan Bazar Industrialisasi dan Expo
Produk yang ditampilkan adalah Permen susu, susu kuda liar, rarit, dan
dendeng. Pelaksanaan selama 3 hari dari tanggal 15 – 17 Desember 2019
bertempat Jl. Veteran, di Samping kantor gubernur Nusa Tenggara Barat.Acara
dibuka oleh Gubernur Nusa Tenggara Baratdidampingi oleh Wakil Gubernur Nusa
Tenggara Barat. Gubernur bersama wakil meninjau semua stand pameran
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
71
termasuk stand Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Adapun kendala yang
dihadapi kegiatan Promosi adalah minimnya anggaran dan event/ kegiatan untuk
promosi kegiatan dan produk peternakan.Beberapa kali ada undangan event yang
tidak dapat untuk ikut serta.
35. Pengawasan lalu Lintas dan Perdagangan Ternak
Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Ternak dan Perdagangan Ternak dengan
anggaran Rp 418.668.500,- (Empat Ratus Delapan Belas Juta Enam Ratus Enam
Puluh Delapan Juta Lima Ratus Rupiah) dialokasikan untuk perawatan Aplikasi
pelayanan pengeluaran (SiJinak), belanja untuk kebutuhan Pengiriman ternak
besar dan kecil ke dalam dan keluar daerah, dan pembangunan pos pemeriksaan
hewan di Kecamatan Tarano.
Aplikasi pelayanan pengeluaran ternak terlaksana 100
persen.Pelayanan.Aplikasi pelayanan pengeluaran ternak disebut SiJinak (Aplikasi
Perijinan Ternak). Anggaran digunakan untuk hosting selama satu tahun,
menambah menu rekapitulasi komoditi ternak apada aplikasi siJinak. Selain
tambahan menu, anggaran digunakan untuk maintenance aplikasi selama 1 (satu)
tahun dari bulan Oktober 2019 sampai tahun 2020. Aplikasi sudah digunakan
selama 2 (dua) tahun untuk pelayanan pengiriman ternak keluar daerah.
Pelaksaan kegiatan pengiriman ternak besar dan kecil dalam dan keluar
daerah, dari hasil rekapitulasi pada tahun 2019 pengiriman ternak keluar daerah
adalah sebagai berikut:
1. Pengiriman Ternak besar sapi/kerbau/kuda dari target 18.500 ekor tercapai
15.151 ekor atau setara dengan 81,90 persen.
2. Pengiriman ternak kecil kambing, domba, babi dari target 500 ekor tercapai 326
ekor atau setara dengan 65,20 persen.
Pengiriman ternak besar dan ternak kecil pada tahun 2019 tidak bisa
mencapai target pengiriman dari yang telah ditetapkan disebabkan beberapa hal:
- Pengiriman ternak sesuai dengan peraturan Gubernur nomor 25 tahun 2005
bahwa berat badan yang bisa dikirim: ternak sapi 250 kg, ternak kerbau 300 kg,
dan kuda 200 kg. ini yang menyebabkan kesulitan mencapai target dari yang
telah ditetapkan. Pada tahun sebelumnya masih berlaku aturan ternak dengan
great C, yaitu ternak kecil dengan kelain tertentu bisa dikirim keluar daerah.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
72
- Temuan Ombudsmen NTB pada bulan Mei 2019. Menemukan ternak dengan
ijin potong, tetapi ternak tersebut dijual di pasar-pasar hewan Lombok Timur.
Ombudmen mengeluarkan rekomendasi untuk memperketat ijin pengeluaran
ternak harus sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor
25 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengeluaran atau Pemasukan Ternak dan
Bahan Asal Ternak di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
- Rekomendasi Ombudsmen bahwa pengeluaran ternak keluar daerah harus
mengacu Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2005, hal ini menyebabkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 12 Tahun 2013 tidak berlaku
karena.
Pengawasan lalu lintas ternak bertujuan untuk mencegah pengeluaran ternak
secara ilegal, sehingga Pendapatan Asli Daerah dapat meningkat sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Pengawasan ternak keluar daerah dilakukan
pembentukan tim pengawas dan pengendali lalu lintas ternak dan/atau bahan asal
ternak dari dan ke Kabupaten Sumbawa tahun 2019. Sebagai pengarah dari tim
terpadu adalah Bupati Sumbawa, Kapolres Sumbawa sebagai ketua, dan
melibatkan unsur TNI, Dinas, karantina, Camat, UPT, dan stakeholders peternakan.
Tindakan dalam pengawasan ternak diperlukan untuk memberikan efek jera
pada pelaku dan memberikan penegakan hukum agar pelaku yang lain tidak
mengikuti tindakan yang sama. Penangkapan pelaku pengeluaran ternak ilegal
pada tanggal 20 Mei 2019 dalam kasus memuat hewan ternak dari wilayah
Kabupaten Sumbawa tujuan Kabupaten Lombok Tengah menggunakan ijin secara
illegal, tanpa adanya ijin pengeluaran ternak dari Bupati Sumbawa. Kasus tersebut
diselesaikan secara Non Justitia, dengan mentaati beberapa.
Kegiatan pembangunan pos pemeriksaan hewan dibangun di Kecamatan
Tarano dengan ukuran 3 x 4 meter. Pos digunakan sebagai tempat/pos
pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan ternak keluar dan ternak masuk dari dan
ke Kabupaten Sumbawa. Pos juga digunakan sebagai tempat bersama tim terpadu
lalu lintas ternak di wilayah timur, yang meliputi wilayah Kecamatan Empang dan
Kecamatan Tarano.
Kegiatan pendukung pada lalu lintas ternak adalah Perjalanan Dinas Luar
Daerah dilakukan dalam Indolivestock di Surabaya, dan pertemuan supply and
Demand yang dilakukan setiap tahun untuk evaluasi pengiriman ternak di Provinsi
Nusa Tenggara barat. Rapat Fokus Diskusi Group yang dilaksanakan oleh Dewan
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
73
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka
pembahasan inisiasi Rancangan Peraturan Daerah, yaitu Ranperda Bahasa, Ilegal
Fishing, Ekonomi kreatif, dan Tataniaga ternak. Perjalanan Dinas selanjutnya
adalah pameran dalam dalam rangka ulang tahun Nusa Tenggara Barat di jalan
veteran (samping Kantor Gubernur) dengan tema Bazar industrialisasi dan expo.
Sosialisasi Peraturan daerah dilakukan di Kecamatan
Empang/Tarano.Kegiatan dimaksudkan untuk menambah pemahaman petugas lalu
lintas ternak di wilayah Timur (Empang/Tarano) dan Barat (Alas dan Alas
Barat).Masing-masing dilaksanakan satu kali. Sosialisasi juga dilaksanakan dengan
kerja sama dengan Satsiun Karantina pertanian kelas I Labuhan Badas. Kegiatan
dilaksanakan di Hotel Transit Sumbawa.
Gb. 7. sosialisasi Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2013.
Secara umum kendala yang dihadapi pada kegiatan pengawasan ternak
adalah masalah klasik yang sering berulang setiap tahunnya.Ketersediaan sarana
prasarana di Holding Ground, di Portal Empang dan portal Alas Barat. Pelanggaran
juga masih terjadi baik administrasi dan mencoba untuk melakukan pengiriman ternak
secara illegal.
Upaya yang dilakukan oleh Dinas untuk mengatasi berbagai kendala tersebut
berupaya untuk mengajukan anggaran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Sumbawa, mengoptimalkan anggaran yang tersedia, dan mengoptimalkan tim terpadu
untuk mengatasi lalu lintas ternak illegal. Pengiriman ternak sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah di Subsektor peternakan harus mendapat perhatian lebih
besar lagi supaya target yang ditetapkan Pemerintah Daerah dapat tercapai.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
74
36. Pengembangan Agribisnis Peternakan
Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan sesuai dengan DPA tahun
2019 telah menganggarkan dana yang bersumber dari Dana Alokasi Umum
Sebesar Rp. 78.605.000,- dan realisasi sebesar Rp. 78.089.412,-(99,34%) yang
dianggarkan untuk kegiatan, sebagai berikut:
- Kegiatan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi kepada kelompok pengolahan
hasil peternakan yang tersebar pada beberapa wilayah kecamatan di
Kabupaten Sumbawa, berikut daftar pelaku usaha pengolahan bahan asal
ternak yang ada di kabupaten Sumbawa tahun 2018.
Tabel 35. Daftar Pengusaha Pengolahan Hasil Produk Peternakan di
Kab.Sumbawa
No Jenis Usaha Nama Gapoktan /
Pengusaha
Jarak Sentra
Alamat Ket dari
Pelabuhan
Kelompok Pengolahan Daging (Dendeng dan Abon)
1 Abon & Dendeng MAWAR ± 87 km Brang Bara Kec. Sbw
2 Abon CAMPUR SARI ± 80 km Lempeh Kec. Sbw
3 Abon PADAK PERMAI ± 80 km Kampung Padak Lab. Sbw
4 Abon MELATI ± 80 km Kampung Rinjani Lab. Sumbawa
5 Abon PUTRA MUSTIKA ± 80 km Pekat, Sumbawa 6 Abon ERAS PAMENDI ± 165 km Desa Empang
Empang
7 Abon & Dendeng SAMALEWA ± 165 km Desa Empang Bawa, Empang
8 Abon MAWAR ± 165 km Ds. Empang Bawa, Empang
9 Abon PUSAKA INDAH ± 40 km Desa Juranalas, Alas
10 Abon & Dendeng NYAMAN ATE ± 80 km Ds. Moyo mekar, Moyo Hilir
Kelompok Pengolahan Susu (Permen Susu) 11 Permen Susu RISKIKA
± 95 km Desa Penyaring, Moyo Utara
12 Permen Susu IBU PAT ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
13 Permen Susu AWARA ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
14 Permen Susu SELAMAT GAMA ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
15 Permen Susu HARAPAN JAYA ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
16 Permen Susu DINDA ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
17 Permen Susu UD. NAMUD ± 95 km Desa Penyaring,
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
75
Moyo Utara 18 Permen Susu ALIVIA
± 95 km Desa Penyaring, Moyo Utara
19 Permen Susu ROSSA ± 95 km
Desa Penyaring, Moyo Utara
Kelompok Pengolahan Kulit (Kerupuk Kulit/ Mikong) 20 Kerupuk kulit TURKIAH
± 90 km Karang Cemes Kec.Sumbawa
21 Kerupuk kulit SYAMSUL HADI ± 90 km
Karang Cemes Kec.Sumbawa
22 Kerupuk kulit KARYA BAKTI ± 90 km
Karang Cemes Kec.Sumbawa
23 Kerupuk kulit SEJATERA BERSAMA ± 90 km
Karang Cemes Kec.Sumbawa
24 Kerupuk kulit IBU SITI ± 90 km
Karang Cemes Kec.Sumbawa
25 Kerupuk Kulit SENYAMAN BOAT ± 157 km
Dusun Sejari, Plampang
26 Kerupuk kulit JUNAIDI ± 90 km
Karang Cemes Kec.Sumbawa
27 Kerupuk kulit MIKONG MANDIRI ± 40 km Desa Luar, Alas 28 Kerupuk kulit LENONG KEBO
± 50 km Stowe Brang, Utan
Kelompok Pengolahan Telur (Telur Asin) 29 Telur Asin KAMATA RASA
± 80 km Olatrarang, labuan badas
30 Telur Asin MUHAJIRIN ± 90 km Labuhan Badas Kelompok Pengolahan Urine (Bio Urine) 31 Bio Urine
LIANG BUKAL
± 110 km
Moyo Hulu
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
76
BAB V. KESIMPULAN
1. Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 1.804.816.000,- dengan
realisasi sebesar Rp. 1.582.522.750,- (87,68% ).
2. Target Belanja Tidak Langsung Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun
2019 sebesar Rp. 9.746.993.189,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.575.437.059,-
(97,33 %)
3. Target Belanja Langsung Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun
anggaran 2019 sebesar Rp. 10.018.470.662,- dengan realisasi sebesar
Rp.9.661.972.918,- (96,44 %)
4. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada program pelayanan Administrasi
Perkantoran berjalan baik dan lancar. Peningkatan mutu pelayanan administrasi
bagi pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun pihak lain yang
berkepentingan dengan menempatkan staf yang berpengalaman dan
berkompeten dalam penataan kearsipan dinas.
5. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur yang diusahakan melalui 8 kegiatan
terselesaikan dengan baik. Kegiatan dan pelayanan Dinas berjalan lancar dan
tertib karena didukung oleh sarana dan prasarana yang layak dan memadai.
6. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan terhadap pegawai lingkup Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan, sehingga aparatur yang berbasis kinerja dapat tercapai serta
pelaksanaan kegiatan kepegawaian lainnya sesuai dengan tupoksi Sub Bagian
Kepegawaian.
7. Penyusunan laporan yang memuat keadaan keuangan, pelaksanaan kegiatan
dan capaian yang dihasilkan dari kegiatan Dinas telah selesai seperti yang
ditetapkan. Sehingga Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur
untuk kegiatan dan progam selanjutnya.
8. Penyusunan RKA dan DPA SKPD Tahun 2019 berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Tahun 2016 berhasil dengan baik. Penyusunan Data/ Informasi
yang aktual dan komprehensif sehingga dihasilkan perencanaan yang akuntabel
dan terciptanya sinkronisasi potensi pembangunan peternakan di Kabupaten
Sumbawa berjalan lancar.
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
77
9. Peningkatan produksi hasil peternakan tahun 2019 dilakukan dengan : (1)
Perbaikan mutu genetik ternak melalui Inseminasi Buatan, pendisribusian bibit
ternak dan vaksin Antrax, SE, ND, dan Rabies. (2) Pembangunan dan
pengembangan infrastruktur kawasan peternakan, (3) Pembinaan dan bimbingan
terhadap kelompok tani ternak tentang tehnik dan manajemen budi daya ternak
yang baik dan sehat, (4) Pengkartuan ternak massal dan gratis untuk
mendapatkan data populasi ternak di Kabupaten Sumbawa, dan (5) Penyusunan
visualisasi data peternakan dan kesehatan hewan yang akurat dan up to date.
10. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak yang ditindaklanjuti
denganPencegahan, penanggulangan dan pemberantasan Penyakit hewan
menular (PHM) yang bersifat zoonosis, melakukan pemusnahan ternak yang
terjangkit penyakit menular, monitoring penyakit Brucellosis dan peningkatan mutu
pelayanan keswan, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat veteriner
dengan melakukan pengawasan terhadap aktivitas pemotongan diseluruh RPH/
TPH yang ada di wilayah Kabupaten Sumbawa, Pemeriksaan kesehatan Hewan
Qurban dimaksudkan agar bisa memastikan daging yang dikonsumsi oleh
masyarakat adalah daging yang ASUH (Aman, Sehat Utuh dan Halal).
Surveylance terhadap penyakit hewan menular selalu dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi penyakit secara dinisebagai upaya pencegahan agar kasus
kejadian penyakitnya dapat dikurangi. Selain itu tetap dilakukan pengawasan
kualitas obat hewan dan kualitas daging yang beredar di Kabupaten Sumbawa,
serta pengawasan perdagangan ternak antar daerah terus ditingkatkan agar
ternak dan masyarakat veteriner dapat terlindungi dari berbagai penyakit hewan
menular.
11. Disamping Petani ternak, aparatur yang menjadi salah satu pilar yang mendukung
suksesnya pembangunan peternakan juga diharapkan bisa menjadi handal
dengan bekal pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sarana diantaranya
adalah pelatihan dan magang ke daerah yang pembangunan peternakannya telah
maju.
12. Peningkatan Pemasaran Produk Hasil Peternakan merupakan tujuan akhir dari
seluruh kegiatan pembinaan bidang peternakan. Usaha peternakan yang
mempunyai nilai tambah terhadap perekonomian keluarga merupakan dambaan
setiap peternak. Pembinaan kepada kelompok pengolah hasil peternakan baik
peningkatan produksi, kemasan produk, maupun manajemen pemasaran
LAPORAN DISNAKKESWAN TAHUN 2019 2017
78
memerlukan kerja sama antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas
koperasi dan perdagangan serta perbankan yang ada di kabupaten Sumbawa.
Untuk lebih memperkenalkan produk hasil peternakan dari kabupaten Sumbawa
maka diperlukan promosi ke beberapa daerah di Indonesia dengan mengikuti
event pameran-pameran yang ada.
13. UPTD Pembibitan Kerbau Sumbawa Bersinergi merupakan wujud komitmen
pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam upaya mengembangkan populasi ternak
kerbau di Indonesia. Diharapkan kedepan instalasi tersebut dapat menjadi Pusat
Riset dan Teknologi Ternak Kerbau di Indonesia.