Faktor Risiko pada Pasien Rhinitis Alergi
yang dapat Menyebabkan
Rhinosinusitis KronisAhmad R. Sedaghat, MD, PhD1,2,3, Stacey T. Gray,MD1,3, Claus O. Wilke, PhD4 and David S. Caradonna, MD, DMD2,3
Dokter Pembimbing :Dr. H. Denny P. Machmud,
Sp. THTKepaniteraan KlinikIlmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
Universitas Muhammadiyah JakartaRS Islam Jakarta Pondok Kopi
Silvia Aslami
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Rhinosinusitis Kronik
Rinosinusitis Kronik adalah keadaan peradangan heterogen kronik dari mucosa sinonasal yang menyebabkan gejala nyeri wajah atau nyeri tekan, hidung tersumbat, dan / atau sekret purulen
Dengan lebih dari 10 juta orang didiagnosis dan sekitar 8.6 miliar dollar pertahun dikeluarkan untuk perawatan kesehatan di Amerika Serikat.
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Rhinosinusitis Kronik
Pegobatan yang digunakan pada rinosinusitis kronik menggunakan antibiotik, steroid dan intervensi bedah
Data terkini tentang faktor risiko rinosinusitis untuk mengetahui individu yang berisiko lebih besar masih terbatas.
Terdapat beberapa penilitian yang menyatakan bahwa Rinitis Alergi dapat menjadi faktor risiko dari Rinosinusitis Kronik
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Metode Cohort RetrospectivePersetujuan untuk studi ini diperoleh dari The Beth
Israel Deaconess Medical Center Institutional Review Board.
Maret 2004 - November 2011
pasien dewasa yang memiliki diagnosis klinis Rinitis Alergi
Kriteria InklusiPasien dengan riwayat
rinosinusitis kronik, bedah sinus, atau cystic fibrosis diekslusi dari penelitian.
Kriteria Eksklusi
Rhinitis Alergi ditegakkan atas dasar :
Hasil yang positif pada pengujian radioallergosorbent (RAST) oleh alergen.
Pasien Rhinitis Alergi, diikuti selama 4 tahun atau lebih, dilakukan nasoendoskopik secara rutin dari waktu ke waktu.
Rinosinusitis Kronik pasien diikuti selama 6 bulan
Kemudian dilihat perkembangannya dan menggunakan pedoman AAO ENT-HN Rinosinusitis Kronik.
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Data yang diperoleh berupa :
Usia
Data klinis medis : Asma, Sensitivitas Aspirin, Polyp Hidung, Riwayat Rinosinusitis Akut Berulang, Dan Penyakit Gastroesophageal Reflux (GERD). Data didapat berdasarkan riwayat pasien, dan dikonfirmasi
dengan dokumentasi medis
Riwayat alergi musiman dan / atau persisten.Uji alergi positif apabila pada pengujian untuk antigen yang dikategorikan sebagai berikut: (1) Pollen, (2) Debu tungau, (3) Kucing, (4) Anjing, (5) Jamur atau kapang, (6) Kecoa.
Jenis Kelamin Penggunaan Tembakau
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Pada penelitian sebelumnya dibutuhkan pemeriksaan CT scan Kepala dan Sinus untuk dapat mengetahui sel ethmoid infraorbital, dan konka bullosa, atau keduanya yang dapat menunjukkan obstruksi dari kompleks osteomeatal yang merupakan tempat drainase sinus maksilaris, ethmoid anterior dan sinus frontalis
Dari 35 pasien yang didiagnosa Rinitis Alergi, tersedia 26 CT scan kepala dan sinus
Dari 24 pasien dengan Rinitis Alergi yang terdiagnosa Rinosinusitis Kronik, tersedia 23 CT scan kepala dan sinus pada data rekam medik
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Analisa Statistik
Semua analisis dilakukan dengan R statistik software (www.r-project.org).
Analisis logistik multivariat dilakukan dengan menggunakan semua variabel clinicodemographic dan anatomi.
Dalam model multivariat, prediktor signifikan telah diidentifikasi melalui eliminasi mundur, menggunakan titik potong p value 0,100.
Untuk setiap variabel dipertahankan dalam model akhir, p Value dan menilai odds ratio (OR)
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Faktor risiko yang menurut peneliti bermakna terhadap rinosinusitis kronis :
1. Penggunaan Tembakau1. Asma, 2. Sensitivitas Aspirin, 3. Polyp Hidung, 4. Riwayat Rinosinusitis Akut Berulang, 5. Dan Penyakit Gastroesophageal Reflux (GERD).6. Riwayat alergi musiman dan / atau persisten.
• Pollen, • Debu tungau, • Kucing, • Anjing, • Jamur atau kapang, • Kecoa.
7. Faktor Anatomi• Infraorbital cell• Frontal intersinus cell• Konka bullosa• Kuhn cell
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
35 Pasien dengan Rhinitis Alergi
24 Pasien Rinitis Alergi – Rinosinusitis Kronik
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Kontribusi komorbitas medis
Tidak ada hubungan yang signifikan pada analisa univariat maupun multivariat antara GERD, sinusitis berulang, asma dan polip nasal dengan faktor yang memperberat Rinitis Aleri menjadi Rinosinusitis Kronis.
Terdapat hubungan yang signifikan pada analisa univariat antara sensitivitas Aspirin dengan perkembangan Rinitis Alergi menjadi Rinosinusitis kronis
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Kontribusi komorbitas medis
Tidak ada faktor alergen yang signifikan dan bermakna pada analisa statistik terhadap perkembangan Rinitis Alergi menjadi Rinosinusitis Kronis
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Kontribusi Faktor Anatomi
Pada analisa univariat, terdapat hubungan signifikan antara konka bullosa, dan Kuhn cell pada pasien Rinitis Alergi yang berkembang menjadi Rinosinusitis Kronik, namun tidak pada analisa multivariat
Terdapat hubungan yang signifikan pada analisa univariat dan multivariat, pada Infraorbital cell dan frontal intersinus cell terhadap Rinitis Alergi yang berkembang menjadi Rinosinusitis Kronis
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
Hasil yang bermakna berdasarkan analisa statistik
MulvariatFaktor Anatomi• Infraorbital cell• Frontal intersinus cell
UnivariatSensitivitas Aspirin,
Faktor Anatomi• Konka bullosa• Kuhn cell• Infraorbital cell• Frontal intersinus cell
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
KesimpulanDiskusi
• Pengobatan untuk Rinosinusitis kronik lebih berpusat di sekitar kontrol gejala daripada pengobatan secara tuntas.
• Pencegahan belum menjadi fokus manajemen karena faktor predisposisi bagi mereka yang berisiko sebelum terdiagnosis Rinosinusitis Kronis belum jelas
• Banyak yang beranggapan bahwa faktor komorbiditas medis sering dikaitkan dengan Rinosinusitis Kronis dan tidak menemukan hubungan yang kuat antara Rinitis Alergi menjadi Rinosinusitis Kronis
Diskusi
Latar BelakangPasien dan
Metode
Kontribusi faktor Anatomi
Kontribusi komorbitas
medis
Karakteristik Subjek
Penelitian
Hasil
Analisa Statistik
Analisa Radiologi
Pemilihan Pasien
Kesimpulan
Diskusi
Kesimpulan• Rinitis Alergi dalam perjalanannya, dapat
mengawali perkembangan Rinosinusitis kronis.• Peneliti telah mengidentifikasi 2 potensi
obstruktif dari variasi anatomi sinonasal sebagai karakteristik yang terkait dengan pasien yang awalnya terdiagnosis Rinitis Alergi dan kemudian berkembang menjadi Rinosinusitis Kronis
• Kemampuan untuk menginformasikan kepada pasien mengenai risiko ini mungkin meningkatkan kepatuhan mereka terhadap rejimen pengobatan atau mempengaruhi keputusan untuk pilihan pengobatan lain, seperti imunoterapi alergen.