31
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Penulis menggunakan hasil penelitian pada Bab ini untuk menjawab
masalah pada Bab I yaitu bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas guru IPS IPS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen 1 Salatiga.
A. Hasil Temuan peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas
guru IPS di SMA Kristen 1 Salatiga
1. Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator
a. Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar di
Sekolah
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator untuk fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Melakukan sosialisasi dan memberlakukan bagi guru IPS menyusun perangkat
pembelajaran secara lengkap (penyusunan kaldik, silabus, prota, promes, RPP,
penilaian dan evaluasi analisis). Ditemukan ada beberapa guru mengambil
perangkat seperti, silabus, prota, promes, RPP, penilaian dan evaluasi analisis dari
pihak lain tanpa mengembangkan sendiri. Pemecahan masalah yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah adalah meninjau langsung perangkat pembelajaran yang
disusun oleh guru IPS pada setiap awal semester.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
32
sebagai berikut; dalam pengembangan kurikulum sudah dilakukan dengan baik.
Kepala sekolah selalu memberikan arahan dan sosialisasi untuk penyusunan
silabus, prota, promes, RPP dalam satu tahun. Penyusunan silabus, prota, promes
dan RPP berdasar kalender akademik yang dikeluarkan kurikulum. Selain member
sosialisasi, kepala sekolah juga selalu memantau kinerja guru.
b. Memfasilitasi dan Mendorong Para Guru IPS agar Kegiatan Belajar
Mengajar dapat Berjalan Efektif dan Efisien.
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga telah melakukan perannya sebagai
edukator dalam memfasilitasi dan mendorong para guru IPS agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan efektif dan efisien, yaitu menyedikan saran prasarana
serta fasilitas pembelajaran yang memadai seperti; buku-buku referensi, LCD,
laptop, jaringan internet, software pembelajaran, berbagai cd interaktif,
laboratorium penunjang. Menerapkan sistem pembelajaran moving class untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran serta untuk menghindari
tingkat kejenuhan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; sebagai edukator dalam memfasilitasi dan mendorong para guru
IPS agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien sudah
dilakukan dengan baik. Kebutuhan akan buku referensi guru, siswa, diberikan
kepala sekolah sesuai dengan kebutuhan. Kepala sekolah dibantu waka sarana dan
33
prasarana dalam memfasilitasi kelas secara lengkap. Menerapkan moving class
dan tidak macet, moving class berjalan dengan lancar.
2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajerial
a. Menyusun Perencanaan Sekolah/ Madrasah untuk Berbagai
Tingkatan Perencanaan.
Peran sebagai manajerial yang dilakukan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga,
yaitu melaksanakan rapat kerja tahunan dengan mengevaluasi segala bentuk
kegiatan yang telah berjalan. Melaksanakan Rapat kerja tahunan untuk
mengevaluasi segala bentuk kegiatan yang telah berjalan, merancang dan
memprogram kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun kedepan.
Serta didalamnya Kepala SMA Kristen 1 Salatiga bersama-sama guru dan
personil sekolah merancang program jangka pendek maupun jangka panjang dan
disusun secara bersama-sama dengan seluruh personil sekolah termasuk di
dalamnya rapat pembagian tugas untuk menyusun job description.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai manajerial sudah
dilakukan dengan baik. Sebelum rapat kerja, kepala sekolah mengadakan
prareker. Kepala sekolah dan guru bersama-sama menyusun program jangka
pendek dan program jangka panjang.
34
3. Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator
a. Mengalokasikan Anggaran yang Memadai bagi Upaya Peningkatan
Kompetensi Guru IPS
Mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru IPS yang dilakukan oleh Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yaitu
mengalokasikan anggaran khusus dalam APBS melalui bidang kurikulum dengan
mengelola administrasi keuangan (keluar masuknya uang) menggunakan buku
Kas Umum, Kas BOS, dll. Serta menyusun laporan keuangan yang perlu dibuat
yang terdiri atas (1) laporan perkembangan keuangan serta (2) laporan realisasi
penggunaan dana.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; dalam mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru IPS sudah dilakukan dengan baik oleh kepala
sekolah SMA Kristen 1 Salatiga. Alokasi yang diberikan untuk guru akan
dialokasikan di APBS, akan dipertanggungjawabkan bendahara di dalam
pemanfaatan anggaran yang sudah digunakan. Setiap tahun ada laporan keuangan
dalam raker.
35
b. Pengelolaan Pengajaran bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru
IPS
Sebagai peran administrator yang dilakukan Kepala SMA Kristen 1
Salatiga yaitu mewajibkan setiap guru IPS untuk berperan aktif dalam kegiatan
forum ilmiah seperti; MGMP, Bintek, Workshop/ lokakarya, seminar. . Hal ini
berfungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran dalam rangka
meningkatkan kinerja guru. Melaksanakan musyawarah guru mata pelajaran
secara internal kurang maksimal, mengingat tuntutan beban kerja guru minimal 24
jam pelajaran. Hambatan ini di atasi dengan penyelenggaraan in house training
(IHT) oleh rekan sejawat yang lebih berkompeten.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; sebagai administrator sudah dilakukan dengan baik. Kepala
sekolah selalu mengikut sertakan guru dalam kegiatan MGMP, Bintek, Workshop/
lokakarya, seminar, baik tingkat kota, propinsi maupun nasional.
4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
a. Merencanakan Program Supervisi Akademik Dalam Rangka
Peningkatan Profesionalisme Guru IPS.
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melakukan identifikasi terhadap guru IPS
sebagai dasar penempatan urutan prioritas supervisi, menyusun program supervisi
yang berisi tentang; dasar atau landasan hukum, latar belakang supervisi, tujuan
36
supervisi, sasaran supervisi, agenda atau jadwal pelaksanaan supervisi. Menyusun
program pemantauan dan tindak lanjut. Merencanakan supervisi ini, dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru IPS dalam melaksanakan
pembelajaran. Supervisi yang akan dilakukan kepala sekolah yaitu supervisi
akademik dan supervise administrasi.
b. Melaksanakan Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS dengan
Menggunakan Pendekatan dan Teknik Supervisi yang Tepat
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru
meningkatkaan situasi belajar mengajar yang baik, Kepala SMA Kristen 1
Salatiga melaksanakan supervisi kepada guru IPS berdasarkan program supervisi
yang telah disusun, dan menggunakan pendekatan yaitu dengan cara tidak
langsung atau tanpa pemberitahuan lebih dulu (tidak adanya temu awal). Adapun
Prosedur supervisi kelas dalam beberapa tahap: 1. Tahap persiapan: menyiapkan
instrumen dan jadwal kunjungan kelas. 2. Tahap pelaksanaan: observasi kelas. 3.
Tahap pelaporan: identifikasi hasil kunjungan kelas, dan analisis hasil supervisi. 4.
Tahap tindak lanjut: diskusi mencari solusi bersama, sosialisasi hasil kunjungan
kelas, dan komunikasi khusus dengan guru.
c. Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS
Dalam Rangka Peningkatan Profesionalisme Guru IPS.
Kepala Sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru IPS dalam rangka peningkatan profesionalisme guru IPS yaitu dengan
37
Menetapkan anggaran untuk merealisasikan tindak lanjut, Bekerjasama dengan
bidang-bidang terkait untuk melaksanakan tindak lanjut supervisi, dan
Melaksanakan evaluasi terhadap realisasi tindak lanjut melalui program inservice-
training dan upgrading terhadap guru IPS akan dapat memberikan perbaikan
mutu pengetahuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; sebagai supervisor sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah
memantau setiap guru dalam administrasi (RPP ) dan pembelajaran. Kepala
sekolah melakukan pengecekan administrasi ( silabus, RPP, daftar nilai ).
Supervisi dilakukan secara mendadak, dari hasil supervisi akan diketahui : media
yang dipergunakan, sarana prasarana pendukung, situasi dalam kelas. Kepala
sekolah akan melakukan evaluasi setelah supervisi.
5. Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader
a. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Tugas
Kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pemimpin
berorientasi pada tugas yaitu melaksanakan visi dan misi sekolah, berdasarkan
permendiknas No. 13/ 2007. Artinya kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1
Salatiga adalah kepemimpinan Visioner yaitu melaksanakan tugas dan mampu
mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi yang telah
ditentukan.
38
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; sebagai pemimpin berorientasi pada tugas yaitu melaksanakan
visi dan misi sekolah sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu
mengelola sumber daya guna mencapai visi misi.
b. Kepemimpinan yang Memiliki Kepribadian yang Teladan
Sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan Kepala SMA
Kristen 1 Salatiga selalu bertindak sesuai norma-norma dan aturan yang berlaku,
berusaha memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan yaitu dengan
Sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan Kepala SMA Kristen
1 Salatiga selalu bertindak sesuai norma-norma dan aturan yang berlaku, berusaha
memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Datang ke sekolah lebih
awal dari guru dan siswa. Hal ini dilakukan agar guru dan siswa termotivasi untuk
tidak datang ke sekolah terlambat. Berperan sebagai pereda konflik, menuntun
dan menemukan jalan keluar yang terbaik bagi konflik-konflik yang ada
disekolah. Konflik yang terjadi baik antar guru maupun antar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian yang teladan sudah
dilakukan dengan baik. Kepala sekolah selalu datang ke sekolah lebih awal dari
39
guru yang lain, cara mengajar, cara berpakaian, administrasi dari kepala sekolah
patut dijadikan teladan,
6. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja
a. Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS
Memotivasi guru adalah peran kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
yang dilakukan oleh Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yaitu memberikan dukungan
secara terus menerus melalui berbagai kegiatan motivasi sebelum guru
melaksanakan kegiatan PBM melalui breafing pagi atau awal, dan siang setelah
pulang sekolah. Mendatangkan motivator baik dari interprener ataupun motivator
dari diknas yang dilaksanakan pada 1 bulan atau 2 bulan sekali, dengan tema
motivator yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memotivasi guru
IPS sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah setiap hari melakukan breafing
dan menyampaikan informasi.
40
b. Kepala Sekolah Menjelaskan Tujuan Kegiatan Perlu Disusun dengan
Jelas dan Diinformasikan Kepada para Guru agar Guru Mengetahui
Tujuan Bekerja, para Guru dapat Dilibatkan Dalam Penyusunan
Tujuan Tersebut
Kepala sekolah menjelaskan tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan
jelas dan diinformasikan kepada para guru IPS sehingga mereka mengetahui
tujuan dia bekerja, melalui rapat kerja akhir bulan setiap bidang untuk menyusun
program kegiatan yang dilengkapi dengan tujuan kegiatan, sasaran kegiatan,
waktu pelaksaan serta anggaran yang nantinya hasil kegiatan tersebut dievaluasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menjelaskan tujuan
kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas sudah dilakukan dengan baik.
Disampaikan oleh kepala sekolah pada saat raker.
c. Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS dari Setiap Pekerjaannya
Kepala Sekolah mengungkapkan bahwa meningkatkan kinerja guru IPS
adalah dengan menyediakan fasilitas pendukung yang memadai tentang bidang
studi IPS. Misalnya Kepala SMA Kristen 1 Salatiga menyediakan fasilitas bagi
guru sejarah dengan memberikan media pembelajaran keluar sekolah seperti
kunjungan ke museum di daerah sekitar salatiga atau luar kota salatiga. Bagi guru
geografi Kepala SMA Kristen 1 Salatiga memberikan kesempatan untuk
41
pembelajaran keluar sekolah dengan kunjungan ke badan meteorologi, bahkan
bagi guru ekonomi dan sosiologi dengan memberikan kesempatan belajar di luar
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memotivasi guru
IPS dari setiap pekerjaannya sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah
menyediakan fasilitas bagi guru untuk pembelajaran outdor, tergantung pada mata
pelajaran.
d. Kepala Sekolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosio-Psiko-Fisik Guru
IPS
Memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru IPS yang dilakukan Kepala
SMA Kristen 1 Salatiga yaitu dengan menyediakan program berbagai jenis
kegiatan sosial seperti perkunjuangan bagi guru yang sakit hingga masuk rumah
sakit dan didokan bersama guru dan karyawan, biston rutin yang dilaksanakan
setiap akhir bulan biasanya digabung dengan rapat rutin akhir bulan, wisata
keluarga guru-guru dan karayawan SMA Kristen 1 Salatiga yang sering
dilaksanakan pada akhir tahun di tempat wisata kuar kota, merayakan hari besar
bersama-sama dengan keluarga guru dan karyawan SMA Kristen 1 Salatiga di
sekolah, menyediakan fasilitas olah raga bagi guru yang berminat di bidang olah
raga seperti basket, senam, futsal, badminton, adapun jadwal ditentukan sendiri-
42
sendiri sesuai kesepakatan bersama. Menyediakan fasilitas bermain musik yaitu
studio musik yang kedap suara, dan membentuk koperasi simpan pinjam bagi
guru dan karyawan SMA Kristen 1 Salatiga. Koperasi ini sangat membantu bagi
guru yang membutuhkan bantuan di bidang keuangan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam memenuhi
kebutuhan sosio-psiko-fisik guru IPS sudah dilakukan dengan baik. Kepala
sekolah dan guru melakukan kunjungan bagi guru yang sakit hingga masuk rumah
sakit dan didokan bersama guru dan karyawan, biston rutin yang dilaksanakan
setiap akhir bulan biasanya digabung dengan rapat rutin akhir bulan, wisata
keluarga guru-guru dan karayawan SMA Kristen 1 Salatiga.
7. Peran Kepala Sekolah Sebagai Kewirausahaan
a. Guru Bekerja Keras
Usaha Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menumbuhkan kerja keras
guru IPS yaitu dengan menumbuhkan sense of belonging memberikan
rekomendasi kepada setiap guru dan karyawan untuk dapat meminjam kredit di
bank yang ditunjuk oleh Yayasan. Membuka koperasi wirausaha sekolah yang
dijalankan oleh guru seperti penyediaan alat fotocopy, kantin yang dikelola oleh
guru dan karyawan.
43
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut peneliti
melakukan pengecekan kebenaran melalui trianggulasi sumber dengan pengujian
hasil wawancara dengan 2 guru IPS dan 2 guru non IPS, yang hasilnya adalah
sebagai berikut; peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai kewirausahaan
sudah dilakukan dengan baik. Kepala sekolah akan merekomendasikan ke Bank
jika guru memerlukan dana, adanya koperasi dengan istilah koperasi simpan
pinjam “ SKRISA “, mempermudah bagi guru untuk pinjam dengam bunga
rendah, dimana kepala sekolah sebagai ketua.
Berdasarkan temuan hasil penelitian dari wawancara dengan kepala
sekolah dan 2 guru IPS serta 2 guru non IPS, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuh peran kepala sekolah yaitu peran kepala sekolah sebagai edukator,
manajerial, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan
kewirausahaan telah dilaksanakan dengan baik oleh Kepala SMA Kristen 1
Salatiga.
44
B. Pembahasan Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas
guru IPS IPS di SMA Kristen 1 Salatiga
Bagian ini menjelaskan mengenai pembahasan atas temuan yang telah
digambarkan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II.
1. Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator
a. Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar Di
Sekolah
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator untuk fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan memberlakukan bagi guru IPS
menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap (penyusunan kadik, silabus,
prota, promes, RPP, penilaian dan evaluasi analisis. Memberlakukan kepada guru
IPS dalam KBM harus masuk kelas sesuai dengan jadwal mengajar, masuk kelas
tepat waktu, pemberian materi sesuai dengan RPP, penggunaan media
pembelajaran.
Menurut R. Gunawan Sudarmanto seorang guru yang profesional harus
mau merancang dan membuat perangkat pembelajaran yang
diperlukan. Perangkat pembelajaran tidak dapat ditembak begitu saja dari
belakang meja tanpa adanya analisis kondisi sekolah. Ketika merancang dan
membuat perangkat pembelajaran maka seorang guru harus memahami kondisi
sekolah tempat mengajarnya. Dengan cara demikian maka pembelajaran yang
dilaksanakan sangat sesuai dengan kondisi warga belajar dan penunjangnya.36
36 R. Gunawan Sudarmanto. Profesionalitas Guru Kaitan Pemetaan SK-KD, Silabus, dan
Analisis SK-KD untuk Pengembangan Bahan Ajar dan Media.
(http://staff.unila.ac.id/radengunawan/2011/10/11/profesionalitas-guru/)
45
Kepala sekolah melakukan sosialisasi dan memberlakukan penyusunan
perangkat pembelajaran secara lengkap kepada guru IPS agar kesiapan dalam
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan teratur.
b. Memfasilitasi dan Mendorong Para Guru IPS agar Kegiatan Belajar
Mengajar Dapat Berjalan Efektif dan Efisien.
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai edukator dalam
memfasilitasi dan mendorong para guru IPS agar kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien. Kepala Sekolah menyedikan saran prasarana serta
fasilitas pembelajaran yang memadai seperti; buku-buku referensi, LCD, laptop,
jaringan internet, software pembelajaran, berbagai cd interaktif, laboratorium
penunjang, menerapkan sistem pembelajaran moving class.
Menurut Susilana & Riyana menyatakan pengadaan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana atau fasilitas pembelajaran antar sekolah sangat
bervariatif. Dalam hal pengadaan sarana, ada kecenderungan bahwa sekolah-
sekolah yang memiliki pimpinan (kepala sekolah) yang “lincah dan gesit” serta
mempunyai hubungan yang baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan
saranalah yang akan banyak mendapatkan fasilitas pembelajaran, sedangkan
untuk sekolah-sekolah dengan pimpinan yang kurang “lincah dan gesit” serta
mempunyai hubungan yang belum baik dengan penentu kebijakan pemberian
bantuan sarana, hanya akan mendapatkan sedikit atau bahkan tidak mendapatkan
bantuan kelengkapan sarana prasarana/fasilitas pembelajaran.37
Kepala sekolah menyediakan fasilitas sarana prasarana pembelajaran yang
memadai sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di
sekolah. Membuat guru dan siswa menjadi gairah dalam proses pembelajaran
yang optimal.
37 Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. FIP IKIP Yogyakarta.
46
2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajerial
a. Menyusun Perencanaan Sekolah/ Madrasah untuk Berbagai
Tingkatan Perencanaan.
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai manajerial dalam menyusun
perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. Kepala
Sekolah menyusun program baik jangka pendek maupun jangka menengah
dengan menyelenggarakan rapat pembagian tugas untuk menyusun job
description bagi setiap guru dan karyawan dalam rapat kerja tahunan.
Rencana kerja sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan
program sekolah. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam
mendukung peningkatan mutu lulusan. RKT adalah rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat
tahunan) yang dinyatakan dalam rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran
Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-SM). (Lampiran
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)38
Rapat kerja tahunan menjadi sarana atau ajang untuk membahas,
merencanakan, dan mencari solusi persoalan-persoalan pokok tentang kehidupan
dan tugas guru/ karyawan/ personil/ pengelola sekolah, membuat program
kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru dalam
mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
38 Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007
47
3. Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator
a. Mengalokasikan Anggaran yang Memadai bagi Upaya Peningkatan
Kompetensi Guru IPS
Peran kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai administrator dalam
mengalokasikan anggaran. Kepala sekolah mengelola administrasi keuangan
(keluar masuknya uang), mengalokasikan anggaran khusus yang memadai bagi
upaya peningkatan kompetensi guru IPS dalam APBS melalui bidang kurikulum.
Menurut Soewadji Lazaruth masalah keuangan adalah masalah yang
peka. Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini kepala sekolah harus berhati-
hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun dari
masyarakat atau orang tua murid. Kepala sekolah harus mampu mengelola
administrasi keuangan (keluar masuknya uang) dengan menggunakan buku Kas
Umum, Kas BOS. Untuk memudahkan dan melancarkan proses administrasi
keuangan, disusun pedoman keuangan yang dapat dipakai sebagai referensi
sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan administrasi dana program.
Selain itu, dengan adanya pedoman ini diharapkan sekolah menjadi lebih sadar
dan peduli terhadap pentingnya pembuatan laporan keuangan yang baik dan
transparan.39
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa
besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru
tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh
karena itu kepala sekolah seharusnya dapat mengalokasikan anggaran yang
memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
39 Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta
48
b. Pengelolaan Pengajaran bagi Upaya Peningkatan Kompetensi Guru
IPS
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam mengelola pengajaran bagi upaya
peningkatan kompetensi. Kepala sekolah mewajibkan setiap guru IPS untuk
berperan aktif dalam kegiatan forum ilmiah seperti; MGMP, Bintek, Workshop/
lokakarya, seminar.
Persoalan perubahan dalam dunia pendidikan juga bergantung dari
bagaimana para guru memaknai perubahan tersebut karena setiap inovasi dan
perubahan dapat terjadi jika ada usaha individu untuk memaknai perubahan
pada dirinya, MGMP memiliki kedudukan yang sangat penting untuk
meningkatkan pemahaman guru dalam keseluruhan proses pembelajaran, MGMP
merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang
berada di suatu sanggar, kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk
saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran serta bertukar pengalaman
dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai pelaku perubahan
pembelajaran di kelas. MGMP diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme
guru (Depdiknas, 2004:1)40
.
Peranan kepala sekolah sebagai administrator dengan menekankan guru
mengikuti organisasi mata pelajaran atau MGMP merupakan tujuan dalam rangka
peningkatan kompetensi guru untuk menambah dan menadapat informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dari luar sekolah.
40 Doni Koesoema. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru
sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter. 2009. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Bandung
49
4. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
a. Merencanakan Program Supervisi Akademik Dalam Rangka
Peningkatan Profesionalisme Guru IPS.
Peran Kepala SMA Krinten 1 Salatiga sebagai supervisor dalam
merencanakan program supervisi. Hal ini didukung dengan hasil trianggulasi
waktu. Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melakukan supervisi terhadap guru IPS
dengan tidak memberitahukan terlebih dahulu karena untuk melihat sejauh mana
kesiapan guru IPS mengajar tetapi beberapa guru IPS dalam persiapan supervisi
masih kurang dalam kesiapan baik perangkat maupun materi yang akan diajarkan
serta Kepala Sekolah melakukan supervisi akademik dan administrasi keguru IPS.
Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban
membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan
guru akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelancaran proses
belajar mengajar. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah
memberi bimbingan, bantuan dan pengawasan dan penilaian pada masalah-
maslah yang berhubungan dengan tehnis penyelenggara dan pengembangan
pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan
kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi
belajar mengajar yang lebih baik (Hartati Sukirman 1999 : 45).41
Kegiatan supervisi kelas terhadap guru sebagai bagian penting dari
kegiatan supervisi haruslah direncanakaan dengan baik. Kepala Sekolah
hendaknya menyusun program supervisi dalam satu tahun atau satu semester, ada
tiga macam teknik supervisi yaitu supervisi dengan pemberitahuan, tanpa
pemberitahuan dan undangan dari guru.42
Peranan kepala sekolah sebagai supervisor harus berjalan dengan baik
langkah pertama sebagai persiapan yaitu merencanakan supervisi bagi guru yaitu
menyusun program persiapan supervisi.
41 Hartati Sukirman, dkk. 1999. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. FIP IKIP Yogyakarta. 42 Soewadji Lazaruth. Kepala Sekolah dan Tanggung Jawab. 1988. Kanisius. Yogyakarta
50
b. Melaksanakan Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS dengan
Menggunakan Pendekatan dan Teknik Supervisi yang Tepat
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga melaksanakan supervisi. Kepala sekolah
melakssanakan supervisi berdasarkan program supervisi yang telah disusun, dan
menggunakan pendekatan yaitu dengan cara tidak langsung atau tanpa
pemberitahuan lebih dulu (tidak adanya temu awal) ini dilakukan apakah guru IPS
pada saat disupervisi telah siap atau tidak dalam proses pembelajaran.
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group techniques),
maupun secara perorangan (individual techniques), ataupun dengan cara
langsung atau bertatap muka, dan cara tidak langsung atau melalui media
komunikasi (visual, audial, audio visual)43
Supervisi tanpa pemberitahuan adalah seorang superisor secara tiba-tiba
datang ke kelas pada saat guru sedang mengajar, Supervisor dapat mengetahui
keadaan yang sesungguhnya, sehingga dapat menentukan sumbangan/ bantuan
apakah yang diperlukan guru tersebu dan suatu latihan dalam melaksankan tugas
mengajar agar setiap guru mempersipakan diri.44
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah adalah supervisi secata tidak tiba-
tiba tanpa memberitahu terlebih dahulu dengan tujuan mellihat secara nyata
kesiapan dari guru dalam proses belajar mengajar.
c. Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik Terhadap Guru IPS
Dalam Rangka Peningkatan Profesionalisme Guru IPS.
Kepala sekolah Kepala SMA Kristen 1 Salatiga menyatakan bahwa
menindak lanjuti supervisi ini diharapkan dengan adanya pembinaan dan usaha
43 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen
Pendidikan. 2008. Alfabeta, Bandung. 44 Nuzuar. Pelaksanaan Supervisi “Kunjungan Kelas” (Classroom-Visitation). Skolar vol 8.
STAIN, Bengkulu.
51
perbaikan pendidikan melalui program inservice-training dan upgrading terhadap
guru IPS akan dapat memberikan perbaikan mutu pengetahuan
Tugas supervisor dalam menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran
terdapat dua indicator utama yang harus dilakukan, yaitu: 1). Menyusun rencana
program tindak lanjut bersama dengan pihak terkait sesuai dengan kebijakan
sekolah. 2). Mensosialisasikan hasil supervisi ke seluruh warga sekolah dan pihak
lain yang terkait sesuai dengan tugas fungsi pokoknya.
Melihat tugas pokok supervisor dalam menindaklanjuti hasil supervisi
pengajaran di atas, supervisor dapat merencanakan beberapa program yang
menurut pertimbangan supervisor sesuai dengan kebutuhan guru-guru dengan
melihat hasil supervisi sebelumnya, seperti halnya program inservice-training
dan upgrading di sekolah. Diharapkan dengan adanya pembinaan dan usaha
perbaikan pendidikan melalui program inservice-training dan upgrading
terhadap guru-guru akan dapat memberikan perbaikan mutu pengetahuan pada
para pelaksana pendidikan yaitu guru yang pada akhirnya mempunyai implikasi
terhadap keberhasilan proses pengajaran sehingga menjadi pendidikan yang
bermutu di sekolah yang dipimpinnya.45
Peranan kepala sekolah sebagai supervisi dalam menindak lanjuti hasil
supervisi adalah untuk mengetahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran (tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan), selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Peran Kepala Sekolah Sebagai Leader
a. Kepemimpinan yang Berorientasi Pada Tugas
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai leader berorientasi pada
tugas. Kepala sekolah Kepemimpinan Kepala SMA Kristen 1 Salatiga adalah
kepemimpinan Visioner yang harus dapat melaksanakan tugas dan mampu
45
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd (Pendidik di Malang). Tindak Lanjut Hasil
Supervisi Pengajaran. http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/tindak-lanjut-hasil-supervisi.html
52
mengelola sumberdaya yang dimiliki dalam upaya mencapai visi yang telah
ditentukan.
Menurut Prof. Dr. H. Dadang Suhardan dkk, bahwa kepemimpinan yang
memiliki visi (visionary leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya
difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen
perubahan (agent of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi
yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan dapat membimbing
personil lainnya ke arah profesiionalisme kerja yang dapat diharapkan.46
Peranan kepala sekolah sebagai leader atau pemimpin menitik beratkan
pada kepemimpinan visionary diharapkan visi kepala sekolah akan sangat
menentukan kearah mana lembaga pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang
tidak mempunyai visi jauh ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas
dan tugas sehari-harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam
kurun waktu tertentu.
b. Kepemimpinan yang Memiliki Kepribadian yang Teladan
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai leader yang memiliki
kepribadian teladan. Selaku Kepala SMA Kristen 1 Salatiga yang dilakukan
adalah bertindak dalam memimpin sekolah sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, sebagai figur sentral, dan mampu mengatasi konflik yang terjadi di
masyarakat SMA Kristen 1 Salatiga.
Kepala Sekolah menjadi figur sentral dan harus menjadi teladan bagi
para tenaga kependidikan. Bukan hanya karena lamanya pengabdian, namun
idea-idea cemerlang diperlukan untuk mempersiapkan kader bangsa melalui
penggodogan pendidikan di lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Jadi
sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah harus dapat menangkap misi dan visi
46 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Manajemen Pendidikan. 2008. Alfabeta, Bandung.
53
masa depan sekolah. Sehingga eksistensinya sebagai lembaga pencetak kader
bangsa tetap relevan. 47
Keteladanan seorang kepala sekolah sangat besar pengaruhnya bagi guru
dan karyawan, karena kepala sekolah akan dicontoh secara langsung baik sikap,
perilaku bahkan kinerja akan membawa sekolah pada perkembangan yang maju.
6. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja
a. Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pencipta iklim kerja. Kepala
sekolah sebagai motivator, dengan melaksanakan breafing pagi dan siang sebagai
kesiapan guru mengajar serta sebagai evaluasi pembelajaran hari itu serta
memberikan semangat, dorongan, gagasan maupun ide dan melaksanakan
kegiatan motivasi kepada guru dan karyawan dengan mendatangkan motivator.
Menurut Herzberg (dalam Arikunto, 1998) kepala sekolah sebagai
motivator guru, guru memiliki motivasi kerja yang berbeda antara guru yang satu
dengan lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya perbedaan kinerja guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan. menyatakan bahwa “Motivasi kerja
bukanlah dimensi tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor
motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. Faktor motivator adalah faktor yang
menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan,
kemajuan, perasaan bahwa yang mereka kerjakan penting dan tanggung jawab.
Faktor hygiene adalah faktor yang terbukti bisa menjadi sumber ketidakpuasan,
seperti kebijakan administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji,
rasa aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja dan status.48
47 DR. E. Mulyasa .MPD. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2009.
http://id.shvoong.com/humanities/arts/1898017-menjadi-kepala-sekolah-
profesional/#ixzz1vqnm4Ori 48 Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
54
Motivasi kerja guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja
guru karena sebagai pendorong utama setiap guru melaksanakan tugas profesinya
sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Kepala Sekolah Menjelaskan Tujuan Kegiatan Perlu Disusun dengan
Jelas dan Diinformasikan Kepada Para Guru Sehingga Mereka
Mengetahui Tujuan Bekerja, Para Guru Juga Dapat Dilibatkan
Dalam Penyusunan Tujuan Tersebut
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga dalam menjelaskan tujuan guru
bekerja. Kepala sekolah melaksanakan rapat rutin setiap akhir bulan untuk melihat
sejauh mana pencapaian hasil belajar mengajar, terdapat kendala atau tidak dan
memberikan pelayanan kepada siswa yang menyenangkan.
Rapat bulanan merupakan rapat yang diselenggarakan sekali sebulan.
Membahas masalah atau peristiwa rutin yang terjadi sebulan yang lalu atau
berisi tentang penekanaan dari Kepala Sekolah yaitu evaluasi selama satu bulan
kegiatan PBM.49
Peranan kepala sekolah dalam memberikan informasi pentingnya berkerja
di sekolah yaitu dengan rapat rutin akhir bulan hal ini bertujuan untuk pencapaian
kegiatan KBM yang telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan.
c. Kepala Sekolah Memotivasi Guru IPS dari Setiap Pekerjaannya
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai pencipta iklim kerja. Kepala
sekolah menyediakan fasilitas pendukung yang memadai bagi bidang studi IPS
49
E. Mulyasa. Jenis Rapat di Sekolah. 2001.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2180898-jenis-rapat-di-
sekolah/#ixzz1vsEpsJPn
55
yaitu memberikan kesempatan belajar diluar dengan kunjungan dan memberikan
reward terhadap guru IPS yang berprestasi.
Pemberian penghargaan kepada guru yang berdedikasi tinggi merupakan
salah satu upaya nyata untuk memposisikan guru sebagai insan pendidikan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 30 ayat (1) bahwa
"Guru memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi
kerja, dedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di Daerah Khusus.50
Pemberian reward atau penghargaan dari kepala sekolah sangat
dibutuhkan oleh guru karena itu merupakan salah satu cara untuk memotivasi guru
agar lebih meningkatkan kinerja dan prestasinya.
d. Kepala sekolah Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosio-Psiko-Fisik Guru
IPS
Kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-
fisik guru IPS. Kepala sekolah menyediakan program berbagai jenis kegiatan
sosial seperti perkunjuangan bagi guru yang sakit, biston rutin, wisata keluarga,
merayakan hari besar agama bersama-sama, menyediakan fasilitas olah raga dan
musik serta membentuk koperasi simpan pinjam sekolah, tujuan ini dilakukan
adalah untuk memberikan suatu kepuasan bagi personil sekolah.
Usahakan memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru sehingga
memperoleh kepuasan. Dengan menciptakan suasana sekolah seperti ini
diharapkan etos kerja guru meningkat yang berdampak pada peningkatan
kompetensi.51
Peranan kepala sekolah memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru
adalah dengan memberikan perhatian dalam kegiatan sosial. Dengan kegiatan
50
Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 2011. Pedoman
Pemberian Penghargaan Kepada Guru Berdedikasi Di Daerah Khusus Tingkat Nasional
Tahun 2011. 51
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan. Model
Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
56
sosial seperti kunjungan bagi guru yang sakit setidaknya memberikan kepuasan
diri bagi guru.
7. Peran Kepala Sekolah Sebagai Kewirausahaan
a. Guru Bekerja Keras
Peran Kepala SMA Kristen 1 Salatiga sebagai wirausaha. Kepala sekolah
meningkatkan agar guru bekerja keras tentunya menjadi pusat perhatian dari
pimpinan sekolah maka Kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk menumbuhkan rasa
kerja keras guru dengan mengembangkan sense of belonging melalui kegiatan
pembinaan, motivasi, retreat, dan kegiatan kerohanian, membentuk dan
mengesahkan koperasi simpan pinjam, memberikan rekomendasi kredit di BANK,
dan membuka koperasi wirausaha.
Profesionalitas guru sebagai tenaga profesional kini telah diakui secara
syah. Juga peningkatan penghasilannya telah mengangkat martabat guru di
tengah masyarakat. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran PGRI dalam
memperjuangkannya. Oleh karena itu, hendaknya setiap guru meningkatkan sense
of belonging (rasa turut memiliki) dan sense of responsibility (rasa turut
bertanggungjawab) atas eksistensi PGRI sebagai organisasi profesi guru.52
Kepala sekolah berperan sebagai wirausaha adalah mengajarkan guru
untuk pentingnya bekerja keras, mengembangkan potensi dalam diri guru dan
memajukan sekolah.
52
U. E. Wahyudi. Guru Profesional dan Bermartabat. 2001. http://uewahyudi.blogspot.com
/2011/01/guru-profesional.html