BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di Jl Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum, Kel. Dukuh, Kec. Sidomukti , Salatiga. Di SMK Negeri 1 Salatiga ini memiliki 6 jurusan yaitu 3 jurusan di bidang bisnis management yaitu Akuntansi, Pekantoran dan Pemasaran, dan 3 jurusan di bidang pariwisata yaitu Boga, Tata Busana dan Kecantikan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI produktif akuntansi yaitu kelas XI Ak 2 dan XI AK 3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa XI AK 2 dan siswa XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI AK 2 adalah 35 siswa terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan , sedangkan di kelas XI AK 3 terdapat 33 siswa terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan. Pengambilan subyek penelitian atas dasar jumlah subyek penelitian berdasarkan kelas. Tabel 4.1 No Nama Kelas Jumlah Siswa 1 XI Akuntansi 2 33 2 XI Akuntansi 3 32 3 Jumlah 65 Penelitian ini dilakukan pada semua siswa yang ada di kelas XI AK 2 dan XI AK 3 SMK Negeri 1 Salatiga, yaitu siswa XI AK 2 jumlah siswanya ada 33 sebagai kelas kontrol menggunakan metode pembelajran konvensional dan siswa
18
Embed
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... - UKSW
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di Jl
Ha ; µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan yang signifikan antar prestasi belajar
antara siswa XI AK 2 dan XI AK 3 dengan penggunaan
metode konvensional dan metode kontekstual dalam
pembelajaran aplikasi MYOB materi membuat bagan akun.
Dasar pengambilan keputusan :
Jika angka signifikansi > 0,05 Ho1 diterima
Jika angka signifikansi < 0,05 Ho1 ditolak
Kesimpulan :
Karena angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima, artinya ada perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode
konvensional dengan menggunakan metode kontekstual pada siswa XI AK 2
dan XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga pada materi pembelajaran MYOB
materi membuat bagan akun.
42
4.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Penelitian
No Hasil Penelitian Uraian A Analisa Statistik
A.1. Nilai Pretest
XI AK 2 Mean : 5.51 Std.deviation : 2.077 Variance : 4.316
XI AK 3 Mean : 5.72 Std.deviation : 2.113 Variance : 4.467
B Uji Paired simple t-test
B.1 Nilai Tes Akhir
Mean : 1.127271 Std. Deviation : 19.06776 Std. Error mean : 3.31927
T hitung : 3.396 Sig : 0.002
C Analisis Lanjut (Uji Hipotesis)
C.1. Uji Hipotesis
Dasar pengambilan keputusan : Jika angka signifikansi > 0,05 Ho1 diterima Jika angka signifikansi < 0,05 Ho1 ditolak
Karena angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka Ho1 ditolak oleh karena itu Ha1 diterima, artinya ada perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode konvensional dengan menggunakan metode kontekstual pada siswa XI AK2 dan XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga pada materi pembelajaran MYOB materi membuat bagan akun.
Sumber : data primer diolah, 2011
4.3 Pembahasan
Berdasarkan data kondisi awal yaitu hasil dari nilai pretes yang diberikan
pada kelas sebelum diberikan perlakuan menunjukan bahwa kemampuan awal
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen relatif sama. Hal ini
ditunjukan dari rata-rata data hasil pretes antara kedua kelompok kelas dan tidak
menunjukan perbedaan yang signifikan artinya kedua kelas homogen, memiliki
kemampuan yang hampir sama sehingga dapat dilakukan penelitian.
43
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan hasil belajar setelah pemberian perlakuan antara metode pembelajaran
konvensional dengan metode pembelajaran kontekstual pada siswa kelas XI AK 2
dan siswa XI AK 3 di SMK Negeri 1 Salatiga. Dalam perbandingan antara kedua
metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran kontekstual terlihat
bahwa kedua kelas ini tedapat perbedaan hasil belajar. Dengan menggunakan uji t
yang hasilnya sebesar 3.396, rata-rata 1,127271 dengan standard deviasi 19.06776
dan standard errornya 3.31972 kelas ini memiliki tingkat signifikansi 0,002.
Hal ini menunjukan adanya perbedaan hasil pembelajaran menggunakan
metode konvensional dan metode kontekstual. Terlihat pada kelas eksperimen
yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual mampu mencapai nilai yang
lebih baik di banding kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.
4.3.1 Proses Pembelajaran Metode Konvensional
Proses pembelajaran konvensional di lakukan pada kelas XI AK2 sebagai
kelas kontrol. Proses pembeljarannya dilakukan seperti proses belajar mengajar
sehari-hari yaitu di ruang kelas. Guru cenderung menerangkan didepan kelas
dengan menggunakan media whiteboard dan spidol.
44
Gambar 2. Pembelajaran konvensional
Guru menuliskan tujuan pembelajaran, dan materi mengenai bagan akun
sambil menjelaskan di depan kelas. Dalam pembelajarn ini guru masih sebagai
pusat pembelajaran. Siswa mencatat materi yang dituliskan di whiteboard, namun
ada juga beberapa anak yang tidak mencatat.
Dalam penyampaian materi guru juga sesekali melakukan interaksi tanya
jawab dengan siswa. Guru menjelaskan satu persatu mengenai bagan akun ini dan
memberikan contoh berupa gambaran account, siswa juga menggunakan modul
akuntansi yang dibagikan guru. Modul ini berisi menganai semua materi MYOB
lengkap dengan gambar-gambar dan proses yang ada dalam aplikasi MYOB. Baru
setelah itu siswa diajak ke laboratorium akuntansi untuk latihan mengerjakan
kasus, sesuai dengan cara yang telah diajarkan dan dijelaskan guru di kelas.
45
4.3.2 Pembelajaran Menggunakan Metode Kontekstual
Proses belajar mengajar menggunakan metode kontekstual dilakukan pada
kelompok eksperimen yaitu kelas XI AK 3. Proses belajar mengajarnya berbeda
dengan metode sebelumnya, pembelajarannya langsung dilakukan di laboratorium
akuntansi.
Gambar 3. Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran ini guru dan siswa masing-masing mengoperasikan
komputer. Kegiatan pembelajaranya berlangsung menyenangkan. Guru dalam
menjelaskan mengenai aplikasi MYOB sambil mengoperasikan menggunakan
laptop yang ditampilkan di depan menggunaka LCD, sehingga siswa dapat
mengamati dan memahami. Guru menjelaskan satu persatu mengenai materi
bagan akun, mulai dari masuk dalam program MYOB, menjelaskan fungsi-fungsi
46
account yang ada dalam MYOB dan memperlihatkan fungsi kegunaan dan cara
pembuatan akun. Siswa dengan seksama memperhatikan dan sesekali mencoba.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba-coba ,
mengotak-atik dan membuat akun dalam MYOB. baru kemudian guru menyajikan
suatu kasus yang kemudian dikerjakan bersama-sama antara guru dan murid.
Selam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertugas sebagai fasilitator.
Gambar 4. Situasi Pembelajaran Kontekstual
47
Gambar 5. Tindakan Guru Dalam Pembelajaran Kontekstual
Dengan demikian perlu menjadi pertimbangan dalam penggunaan metode
yang tepat dalam suatu kegiatan belajar mengajar agar mampu mencapai hasil
yang maksimal.
Dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual ini proses belajar
mengajar menjadi lebih aktif , karena siswa langsung mempraktekan dan mereka
mencoba menemukan sendiri. Proses pemebelajaran dilakukan langsung di lab
akuntansi. Siswa langsung dihadapakan dengan komputer, masing-masing satu
komputer digunakan untuk dua siswa. Jadi bukan guru yang menjadi pusat, tetapi
guru dan murid bersama-sama belajar langkah demi langkah dalam pembuatan
bagan akun. Siswa di berikan kebebasan dalam belajar, mencoba dan mengerjakan
48
latian-latihan mandiri yang membuat mereka menjadi lebih paham dan aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Di bandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode
konvensional, pembelajaran dilakukan terlebih dahulu di dalam kelas. Siswa
hanya mendengar penjelasan guru, mencatat dan membaca modul yang di berikan
guru. Sehingga dalam prakteknya mereka harus belajar lagi dan mengingat
kembali materi yang diajarkan guru sebelumnya. Berbeda dengan kelas XI AK 3
yang sejak awal pembelajaran mereka lebih sering melakukan praktek. Sehingga
kemampuannya lebih unggul dari siswa di kelas XI AK 2.
Metode kontekstual ini memiliki beberapa kelebihan di banding dengan
metode konvensional. Metode kontekstual ini lebih kepada konsep belajar yang
dapat membantu guru dalam mengaitkan anatara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif dan mampu
menghubungkan antara materi yang di dapat, pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam praktek.
Dengan demikian keberhasilan seorang guru dalam proses belajar
mengajar juga ditentukan pada ketepatan penggunaan metode pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar guru dituntut menciptakan interaksi dengan siswa.
Upaya guru dalam melakukan interaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
berbagai cara inilah yang disebut dengan metode pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dari angket yang di kumpulkan penulis, rata-rata siswa di kelas
eksperimen menyukai penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan ini yaitu
49
metode pembelajaran kontekstual. Rata-rata siswa merasa lebih nyaman dengan
metode ini dibandingkan dengan metode yang sebelumnya, karena mereka dapat
langsung praktek dan proses pembelajarannya menyenangkan tidak hanya
monoton di kelas. Mereka lebih mudah memahami dan mempelajari materi yang
diajarkan oleh guru tersebut, sehingga nilai-nilai mereka pun lebih meningkat