7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
1/27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan, terutama di bidang kesehatan, secara tidak
langsung telah menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk, serta
meningkatkan usia harapan hidup. Hal tersebut juga memicu perkembangan
jumlah penduduk Lanjut usia (lansia) yang dari tahun ke tahun cenderung
meningkat.
Pada tahun 2005, angka harapan hidup rang !ndnesia adalah
"0,0 tahun. #ahun 200$ meningkat menjadi "0,2 tahun. %umlah ini terus
meningkat menjadi "0,& tahun pada tahun 200" dan di perkirakan pada tahun
2025 angka harapan hidup penduduk indnesia akan menjadi "' tahun (P,
200").
%umlah penduduk lansia !ndnesia mencapai *+,'2 juta rang atau
,'"- dari ttal seluruh penduduk !ndnesia. ibandingkan tahun
sebelumnya, terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia dimana pada tahun
2005 jumlah penduduk lansia sebesar *$,0 juta rang. /ngka ini naik
menjadi *,+$ juta rang pada tahun 200", dan menjadi *+,'2 juta rang pada
tahun 200+ (Kmnas Lansia, 20*0).Knstipasi merupakan kesulitan dalam pengeluaran sisa pencernaan,
karena lume 1eses terlalu kecil sehingga penderita jarang buang air besar.
Kndisi ini akan memperlama aktu transit atau perjalanan makanan dari
mulut sampai dubur (elistijani, 2002). emakin lama tinja tertahan dalam
usus, knsistensinya semakin keras, dan akhirnya membatu sehingga susah
dikeluarkan. Hal tersebut berpangkal pada kelemahan tnus tt dinding usus
akibat penuaan yaitu kegiatan 1isik yang mulai berkurang, serta kurangnya
asupan serat dan cairan (/risman, 200").
alah satu cara menjaga kesehatan pada lansia adalah dengan
mengknsumsi makanan yang bergi3i seimbang. alah satunya dengan
mengknsumsi cukup serat dan cairan. Knsumsi serat dan cairan dapat
mengurangi resik knstipasi pada lansia. ahan makanan yang termasuk
sumber serat diantaranya adalah kacang4kacangan, sayur dan buah. Knsumsi
cairan juga dipengaruhi leh akses terhadap air bersih. alaupun knsumsi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
2/27
cairan bukan hanya berasal dari minuman berupa air, tetapi juga dari buah
dan sayur, bahan makanan maupun prses pernapasan. (/lmatsier, 200$).
!nterensi keperaatan dalam mengatasi knstipasi yang telah
dilakukan selama ini lebih banyak mengarah pada interensi klabrati1.
elain itu, pemahaman peraat terhadap knstipasi banyak mengarah pada
1rekuensi de1ekasi saja, sehingga masalah knstipasi kurang terdeteksi.
Penanganan knstipasi merupakan salah satu bentuk tanggung jaab peraat
dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien, sehingga dalam penanganan
knstipasi peraat dapat memberikan terapi secara lebih spesi1ik.
Latar belakang di atas menjadi dasar bagi penulis untuk mengetahui
asuhan keperaatan pada lansia dengan gangguan sistem pencernaan6
knstipasi.
1.2 Rumusan Masalah
agaimanakah asuhan keperaatan pada pasien lansia dengan gangguan
sistem pencernaan6 knstipasi7
1.3 Tujuan
*.'.* #ujuan umum
8ahasisa dapat memberikan asuhan keperaatan pada pasien
lansia dengan gangguan sistem pencernaan6 knstipasi.*.'.2 #ujuan khusus
*. 8ahasisa dapat menjelaskan de1inisi knstipasi.
2. 8ahasisa dapat menjelaskan epidemilgi lansia dengan
knstipasi.
'. 8ahasisa dapat menjelaskan etilgi knstipasi.
&. 8ahasisa dapat menjelaskan pat1isilgi knstipasi.
5. 8ahasisa dapat menyebutkan mani1estasi klinis dari knstipasi.
$. 8ahasisa dapat menjelaskan penatalaksanaan lansia dengan
knstipasi.
". 8ahasisa dapat menjelaskan 9: dari lansia dengan knstipasi.. 8ahasisa dapat menjelaskan asuhan keperaatan pada lansia
dengan gangguan sistem pencernaan6 knstipasi.
1.4 Manaat
*. 8engetahui perjalanan penyakit yang terjadi sehingga dapat memberikan
asuhan keperaatan yang tepat.
2. 8enambah pengetahuan khususnya di bidang keperaatan gerntik
maupun keperaatan pencernaan sebagai re1erensi dalam memberikan
asuhan keperaatan.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
3/27
'. 8eningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperaatan pada
pasien lansia dengan knstipasi.
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Anat!m" #"stem Pen$ernaan Bag"an Ba%ah &'!l!n(Anus)
Kln (usus besar) memiliki panjang lebih kurang *,' m dan terdiri dari
seikum dengan apendiks, bagian distal ileum masuk ke dalam seikum sebagai
pryeksi papil1rm yang bulat atau al, bentuk ini disebut alula ileseal.
;ang bersambung ke kln asenden, kln transersum, kln desenden dan
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
4/27
kln sigmid. 8uksa dinding usu besar permukaannya sangat halus,
berbentuk sebagai lipatan semisirkuler, plika semilunaris. 8uksa terdiri dari
sel epitel klumnar yang tinggi berlapis tunggal. #idak ada ili di kln, tapi
ada kripti4kripti dimana epitel terdiri dari banyak sel gblet yang
memprduksi mukus, seperti di usus halus ada kelenjar lim1atik. inding tt
dibentuk sebagai lapisan dalam sirkuler dan luar lngitudinal, merupakan
lapisan yang tidak sirkum1erensial di kln tapi sebaliknya dibentuk ke dalam
tiga ikatan grup yang disebut taenia coli. Lapisan sersa kln asendens dan
kln desendens berada sebagian di baah peritneum, menyambung dengan
peritneum pada bagian depan saja. Kln transersum dan sigmid berada di
peritneum, persyara1an pada kln yaitu sistem sara1 tnm, sistem sara1
enterik dan sistem sara1 instrinsik melallui pleksus misentrika dan
submuksa. #ugas utama kln yaitu absrbsi air dan elektrlit yang masuk
ke dalam usus dengan cairan pencernaan, sebagai transprt prduksi sisa dan
secara temprer menyimpan prduk sisa.
dan seluruhnya
sepanjang *5 cm mengikuti curvature sacrumdan coccyx. . /mpula rekti merupakan bagian atas dari rektum,
secara nrmal bagian ini benar4benar ksng dari bahan 1ekal, bahan 1ekal
disimpan di kln sigmid tetapi ada juga bahan 1ekal mencapai ampula rekti
sehingga timbul keinginan untuk de1ekasi. yang terdiri dari lapisan muscultendinus yang terbentuk lebih
predminan dari serat bercrak yang dikenal dengan tt leatr ani. Ketika
rektum berjalan melalui pelis bersatu dengan kanal anus, arahnya tidak lurus
membentuk sudut +0?, sudut ini penting sekali untuk mempertahankan =fecal
continence>.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
5/27
@ambar *. iagram kedudukan kln dalam perbandingan terhadap kerangka
(Pearce, 20**)
Kanal anus =pelvis floor> membentuk batas rektum dan kanal anus
memiliki panjang lebih kurang '4& cm dan dikelilingi tt s1ingter. inding
kanal anal dibatasi leh sel epitel klumnar, bagian distal dari kanal anus
dibatasi leh anderm. Lapisan tipis dari epitel skuamsa berlapis yang
kurang mengandung kelenjar keringat dan 1likel rambut. Perbatasan antara
epitel ini dinamakan linea mukkutanea atau linca dentate, beberapa lipatan
muksa lngitudinal (columnaeanales atau clumna morgagni) timbul pada
prksimal kananl anus dan berakhir pada linea dentate, dimana mereka
mengelilingi kipti anus tubular dan kelenjar. 8uksa disini memiliki
gamabaran ungu dibanding arna merah pada muksa kanal anus lainnya.
Pada lapisan tt ada dua s1ingter anus, yaitu s1ingter anus interna dan
s1ingter anus eksterna, dimana secara bersama =pelvic floor> bekerja sebagai
tenaga penahan untuk mempertahankan =fecal continence>. 1ingter interna
ini merupakan lanjutan dari tt pls sirkuler dalam reektum dan
mempertahankan tekanan tt yang kntinyu yang mendemnstrasikan
1luktuasi siklik. 1ingter ini secara ttal berada dalam kntrl tnm dan
terutama bertanggung jaab dalam tekanan istirahat kanal anus. 1ingter
eksterna biasanya bertanggung jaab dalam tekanan lunter, tetapi juga
berperan pada aktu istirahat. 1ingter eksterna terdiri dari dua tipe berbeda
serat tt merah dan putih. 8eskipun serat tt merah tampak lunter, serat
tersebgut dapat mempertahankan kntraksi tnik sama seperti s1ingter
interma. erat putih berkemampuan untuk kntraksi kuat, tetapi hanya dapat
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
6/27
mempertahankan tingkat kntraksi maksimal ini untuk aktu yang pendek.
9tt leatr ani di =pelvis floor> terdiri dari pubococcygeus dengan tt
puborectalis membentuk =puborectal sling>, ileococcygeus dan
ishiococcygeus, akan tetapi tetap ada ariasi. 9ttpuborectalislebih penting
karena kntraksi tt ini mempertahankan sudut anrektal lebih kurang +0?,
sudut ini penting dalam mempertahankan cntinence.
Persara1an rektum dan bagian atas kanal dipersara1i leh serat4serat
sistem sara1 tnm dan sara1 enteric (AB). 1ingter eksterna dan tt
leatr ani dipersara1i leh sara1 smatik, cabang timbul dari sara1 sakral
kedua, ketiga dan keempat menyatu dengan sara1 udendal dan kanal anal,
distal dari linea deritate, dipengaruhi leh serat a1eren sara1 rektal in1erir.8uksa rektum dan prksimal kanal anus kurang akan persara1an sensri
smatik (imadibrata, 20**).
2.2 *"s"!l!g" #aluran Pen$ernaan Bag"an Ba%ah
alam & jam setelah makan, materi sisa residu meleati ileum terminalis
dan dengan perlahan meleati bagian prksimal kln melalui katup
ilesekal. Katup ini, yang secara nrmal tertutup, membantu mencegah isi
kln mengalir kembali ke usus halus. Pada setiap gelmbang peristaltik,
katup terbuka secara singkat dan memungkinkan sebagian isinya masuk ke
dalam kln.
Ppulasi bakteri adalah kmpnen utama dari isi usus besar. akteri
membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam empedu. ua
jenis sekresi kln ditambahkan materi sisa mukus dan larutan elektrlit.
Larutan elektrlit adalah larutan bikarbnat yang bekerja untuk menetralisasi
prduk akhir yang terbentuk melalui kerja bakteri klnik. 8ukus ini
melindungi muksa kln dari isi interluminal dan juga memberikan
perlekatan untuk massa 1ekal.
/ktiitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi klnik dengan
perlahan sepanjang saluran. #ranspr lambat ini memungkinkan reabsrbsi
e1isien terhadap air dan elektrlit. @elmbang peristaltik kuat intermitten
mendrng isi untuk jarak tertentu. Hal ini terjadi secara umum setelah
makanan lain dimakan, bila hrmn perangsang usus dilepaskan. 8ateri sisa
dari makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya dalam
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
7/27
kira4kira *2 jam. ebanyak seperempat dari materi sida makanan mungkin
tetap berada di rektum ' hari setelah makanan dicerna (melt3er, 2002).
Prses terjadinya de1ekasi (buang air besar4/) adalah didahuluinya
prses transprtasi 1eses ke rektum yang mengakibatkan ketegangan dinding
rektum dan merangsang terjadinya re1leks de1ekasi (Priyant, 200+).
istensi rektum secara relati1 menimbulkan kntraksi tt4ttnya dan
merilekskan s1ingter anal internal, yang biasanya tertutup. 1ingter internal
dikntrl leh sistem sara1 tnm, s1ingter eksternal di baah kntrl sadar
krteks serebri. elama de1ekasi, s1ingter anal eksternal secara lunter
rileks, untuk memungkinkan isi kln keluar. ecara nrmal, s1ingter anal
eksternal dipertahankan pada status kntraksi tnus. 9leh karena itu, de1ekasi
terlihat menjadi re1leks spinal yang dapat secara lunter dihambat dengan
mempertahankan s1ingter anal eksternal tertututup. Kntraksi tt abdmen
(peregangan) memudahkan pengsngan kln.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
8/27
200$). edangkan menurut undang4undang B. *' tahun dinyatakan
baha usia $0 tahun keatas disebut sebagai lanjut usia (Brkasiani,
200+).
Lanjut usia ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu usia krnlgis
yang dihitung berdasarkan tahun kalender, usia bilgis yang
diterapkan berdasarkan pematangan jaringan dan usia psiklgis yang
dikaitkan dengan kemampuan seserang untuk dapat mengadakan
penyesuaian terhadap setiap situasi yang dihadapinya (Brkasiani,
200+).
Dsia lanjut menurut H9 (*++") dibedakan dalam tiga
kelmpk, yaitu lanjut usia (elderly)6 $04"& tahun, usia tua (old)6 "54+0
tahun, dan sangat tua (very old)6 E+0 tahun (Btatmdj, 200").
8enua adalah suatu prses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk mengganti diriFmemperbaiki diri dan
mempertahankan struktur dan 1ungsi nrmalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk in1eksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (armj,*++& dalam Bugrh, 200).
Pada serang usia lanjut mengalami perubahan4perubahan
kmpsisi tubuh, sistem pencernaan, sistem jantung, sistem pernapasan,
tak dan sistem sara1, sistem metablisme dan hrmn, sistem ekskresi,
massa tulang dan mengalami perubahan mental (irakusumah, 2002).
2.'.2 Perubahan Cisilgis istem Pencernaan pada Lansia
Pada lansia terjadi perubahan dalam usus besar termasuk
penurunan sekresi mukus, elastisitas dinding rektum, peristaltik kln
yang melemah gagal mengsngkan rektum yang dapat menyebabkanknstipasi (Leueckentte, 2000). Pada usus besar kelkan4kelkan
pembuluh darah meningkat sehingga mtilitas kln menjadi
berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absrpsi air dan elektrlit
meningkat (pada kln sudah tidak terjadi absrpsi makanan), 1eses
menjadi lebih keras, sehingga keluhan sulit buang air besar merupakan
keluhan yang sering didapat pada lansia. Prses de1ekasi yang
seharusnya dibantu leh kntraksi dinding abdmen juga seringkali
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
9/27
tidak e1ekti1 karena dinding abdmen sudah melemah (armj dan
8artn, 200$).
2.4 '!nse+ Lans"a ,engan -angguan #"stem Pen$ernaan '!nst"+as"
2.&.* e1inisi
Knstipasi secara klinis adalah ditemukannya sejumlah besar
1eses memenuhi ampula rektum pada clk dubur, dan atau timbunan
1eses pada kln, rektum, atau keduanya yang tampak pada 1t pls
perut (udy, 20*0).
Knstipasi merupakan de1ekasi tidak teratur yang abnrmal dan
juga pengerasan 1eses tak nrmal yang membuat pasasenya sulit dan
kadang menimbulkan nyeri (melt3er, 2002).
Knstipasi adalah kndisi sulit atau jarang untuk de1ekasi. Karena
1rekuensi de1ekasi berbeda pada setiap indiidu, de1inisi ini bersi1at
subjekti1 dan dianggap sebagai penurunan relati1 jumlah buang air besar
pada indiidu. Pada umumnya, pengeluaran de1ekasi kurang dari satu
setiap ' hari yang dianggap mengindikasikan knstipasi (etiati, 200).
Knstipasi sering diartikan sebagai kurangnya 1rekuensi /,
biasanya kurang dari ' kali per minggu dengan 1eses yang kecil4kecil
dan keras dan kadang4kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit saat
/ (B!K, 2000 dalam 8artn, 20*0).Crekuensi / berariasi dari ' kali per hari sampai ' per
minggu. ecara umum, bila ' hari belum /, massa 1eses akan
mengeras dan ada kesulitan sampai rasa sakit saat /. Knstipasi
sering diartikan sebagai kurangnya 1rekuensi /, biasanya kurang
dari ' kali per minggu dengan 1eses yang kecil4kecil dan keras, serta
kadangkala disertai kesulitan sampai rasa sakit saat /.
9rang usia lanjut seringkali terpancang dengan kebiasaan /4
nya. Hal ini mungkin karena kelanjutan dari pla hidup selama masa
kanak4kanak dan saat masih muda, dimana setiap usaha dikerahkan
untuk / teratur setiap hari, kalau perlu menggunakan pencahar
untuk mendapatkan perasaan sudah bersih. /da anggapan umum yang
salah baha ktran yang tertimbun dalam usus besar akan diserap lagi,
berbahaya untuk kesehatan, dan dapat memperpendek usia. /da pula
yang mengkhaatirkan keracunan dari 1esesnya sendiri bila dalam
jangka aktu tertentu tidak dikeluarkan.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
10/27
atasan knstipasi leh Hlsn, meliputi paling sedikit 2 keluhan
di baah ini dan terjadi dalam aktu ' bulan6 a). Knsistensi 1eses
yang kerasG b). 8engejan dengan keras saat /G c).
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
11/27
merupakan gangguan =behairal> didapat atau prses de1ekasi yang
tidak dipelajari seaktu anak4anak.
2. Knstipasi sekunder
*) Penyakit endkrin dan metablik
iabetes mellitus
Hiperkalsemia
Hiperparatiridisme
Dremia
2) Kndisi mipatik
/milidsis
istr1i mitnik
klerderma
') Penyakit neurlgik
Beurpati tnm
Penyakit serebraskulerPenyakit Hirschsprung
klersis multiple
Penyakit Parkinsn
#umr dari spinal crd
&) Kndisi psiklgis
/nietas
epresi
matisasi
5) @angguan struktural
Cisura ani, striktur ani, hemrid
triktur klnPenyakit usus in1lamatrik
Lesi masa kln bstrukti1
Prlaps rektum atau rectcele
$) Lain4lain
indrm usus iritabel (!)
Kehamilan
") 9bat4bat yang berhubungan dengan knstipasi sekunder
/ntiklinergik Ledpa (lardpa)
/ntihistamin Barktik
Penghambat channel 9bat antiin1lamasi nn steridKalsium 9piat
:lnidine (catapres) Psiktrpika
iuretika impatmimetik
esi /ntasida yang mengandung
alumunium atau kalsium
2.&.' Pat1isilgi
e1ekasi seperti juga pada berkemih dalah suatu prses 1isilgis
yang menyertakan kerja tt4tt pls dan kerja serat lintang,
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
12/27
persara1an sentral dan peri1er, krdinasi dari sistem re1leks, kesadaran
yang baik dan kemampuan 1isis untuk mencapai tempat /.
Kesukaran diagnsis dan pengellaan knstipasi adalah karena
banyaknya mekanisme yang terlibat pada prses / nrmal.
@angguan dari salah satu mekanisme ini dapat berakibat knstipasi.
e1ekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus besar yang
menghantarkan 1eses ke rektum untuk dikeluarkan. Ceses masuk dan
meregangkan ampula dari rektum diikuti relaksasi dari s1ingter anus
interna. Dntuk menghindarkan pengeluaran 1eses yang spntan, terjadi
re1leks kntraksi dari s1ingter anus eksterna dan kntraksi tt dasar
pelis yang dipersra1i leh tt pudendus. 9tak menerima rangsang
keinginan untuk / dan s1ingter anus eksterna diperintahkan untuk
relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan
kntraksi tt dinding perut. Ktraksi ini akan meningkatkan tekanan
dalam perut, relaksasi s1ingter dan tt eleatr ani. aik persara1an
simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam prses /.
Patgenesis dari knstipasi berariasi, perubahan pat1isilgi
yang menyebabkan knstipasi bukanlah karena bertambahnya usia
tetapi memang khusus terjadi pada mereka dengan knstipasi.
Penelitian pada rang lanjut usia yang menderita knstipasi
menunjukkan perpanjangan aktu gerakan usus dari & sampai + hari
dari ttal aktu pergerakan usus dengan mengikuti petanda radipak
yang ditelan, nrmalnya kurang dari ' hari sudah dikeluarkan. Pada
mereka yang terbaring di tempat tidur dapat lebih panjang lagi sampai
*& hari, terutama lambat jalannya pada kln sebelah kiri dan palinglambat saat pengeluaran dari kln sigmid.
Pemeriksaan eletr1isilgis untuk mengukur akti1itas mtrik
dari kln pasien dengan knstipasi menunjukkan berkurangnya respn
mtrik dari sigmid akibat berkurangnyainerasi intrinsik karena
degenerasi pleksus mienterikus. itemukan juga berkurangnya
rangsangan sara1 pada tt pls sirkuler yang dapat menyebabkan
memanjangnya aktu gerakan usus.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
13/27
Pada usia diatas $0 tahun juga terbukti mempunyai kadar plasma
beta4endr1in yang meningkat, disertai peningkatan ikatan pada reseptr
piat endgen di usus. Hal ini dibuktikan dengan e1ek knstipati1 pada
sediaan piat yang dapat meyebabkan relaksasi tnus kln, mtilitas
berkurang, dan menghambat re1leks gaster4kln.
#erdapat kecenderungan menurunnya tt s1ingter dan kekuatan
tt4tt pls berkaitan dengan usia, khususnya pada perempuan.
Pasien dengan knstipasi mempunyai kesulitan lebih besar untuk
mengeluarkan 1eses yang kecil dan keras, sehingga upaya mengejan
lebih keras dan lebih lama. Hal ini dapat berakbat penekanan pada
sara1 pudendus sehingga menyebabkan kelemahan lebih lanjut.
ensasi dan tnus pada rektum tidak banyak berubah pda usia
lanjut. ebaliknya mereka yang mengalami knstipasi dapat mengalami
tiga perubahan patlgis pada rektum, yaitu6
*. iskesia rektum
itandai dengan penurunan tnus rektum, dilatasi rektum,
gangguan sensasi rektum, dan peningkatan ambang kapasitas.
ibutuhkan regangan rektum yang lebih besar untuk menginduksi
re1leks dari s1ingter eksterna dan interna. Pada clk dubur pasien
dengan diskesia rektumsering didapatkan impaksi 1eses yang tidak
disadari karena drngan untuk / sering sudah tumpul. iskesia
rektum juga dapat diakibatkan kurang tanggapnya atau penekanan
pada drngan / seperti dijumpai pada penderita demensia,
imbilitas, atau sakit daerah anus dan rektum.
2. is4sinergia pelis
#erdapat kegagalan untuk relaksasi tt pub4rektalis dans1ingter anus eksterna saat /. Pemeriksaan secara manmetrik
menunjukkan peningkatan tekanan pada saluran anus saat mengejan.
'. Peningkatan tnus rektum
#erjadi kesulitan mengeluarkan 1eses yang bentuknya kecil.
ering ditemukan pada kln yang spastik seperti pada penyakit
irritabble bowel syndrome, dimana knstipasi merupakan hal yang
dminan.
(udy, 20*0)
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
14/27
2.&.& 8ani1estasi klinik
/namnesa yang terperinci merupakan hal yang terpenting untuk
mengungkapkan adakah knstipasi dam 1aktr risik penyebabnua.
Knstipasi merupakan suatu keluhan klinik yang umum dengan
berbagai tanda dan keluhan lain yang berhubungan.
Penderita yang mengeluh knstipasi tidak selalu sesuai dengan
patkan4paatkan yang byekti1, misalnya bila dalam 2& jam belum
/, atau ada kesulitan harus mengejan dan perasaan tidak tuntas dari
/ sudah mengira dirinya menderita knstipasi. eberapa keluhan
yang mungkin berhubungan dengan knstipasi adalah (/:
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
15/27
massa tumr di daerah anus yang dapat mengganggu prses /
(8artn, 20*0).
2.&.5 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan clk dubur harus dikerjakan antara lain untuk
mengetahui ukuran dan kndisi rektum serta besar dan knsistensi
1eses. :lk dubur dapat memberikan in1rmasi tentang tnus rektum,
tnus dan kekuatan s1ingter, kekuatan tt pubrektalis dan tt4tt
dasar pelis, adanya timbunan massa 1eses dan adanya darah.
Pemeriksaan labratrium dikaitkan dengan upaya mendeteksi
1aktr41aktr risik penyebab knstipasi, misalnya gula darah, kadar
hrmn tirid, elektrlit, anemia yang berhubungan dengan keluarnya
darah dari rektum, dan sebagainya. Prsedur lain misalnya anskpi
dianjurkan dikerjakan secara rutin pada semua penderita dengan
knstipasi untuk menemukan adanya 1isura, ulkus, asir dan
keganasan.
Ct pls perut harus dikerjakan pada penderita knstipasi,
terutama yang terjadinya akut. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi
adakah impaksi 1eses dan adanya massa 1eses yang keras yang dapat
menyebabkan sumbatan dan per1rasi kln. ila diperkirakan ada
sumbatan kln, dapat dilanjutkan dengan barium enema untuk
memastikan tempat dan si1at sumbatan. Pemeriksaan yang intensi1 ini
dikerjakan secara selekti1 setelah '4$ bulan pengbatan knstipasi
kurang berhasil dan dilakukan pada pusat4pusat pengellaan knstipasi
tertentu.
#es yang dikerjakan dapat bersi1at anatmik (enema,
prktsigmidskpi, klnskpi) atau 1isilgik (aktu singgah di
kln, sinede1ekgra1i, manmetri dan elektrmigra1i).
Prktsigmidskpi biasanya dikerjakan pada knstipasi yang baru
terjadi sebagai prsedur penapisan adanya keganasan kln4rektum atau
adanya riayat keluarga dengan kanker kln perlu dikerjakan
klnskpi.
aktu persinggahan suatu bahan radi4pak di kln dapat
diikuti dengan melakukan pemeriksaan radilgik setelah menelan
bahan tersebut. ila timbunan 3at ini terutama ditemukan di rektum
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
16/27
menunjukkan kegagalan 1ungsi ekspulsi, sedangkan bila di kln
menunjukkan kelemahan yang menyeluruh.
inede1ekgra1i adakah pemeriksaan radilgik daerah an4rektal
untuk menilai eakuasi 1eses secara tuntas, mengidenti1ikasi kelainan
anrektal dan mengealuasi kntraksi dan relaksasi tt rektum. #es ini
memakai semacam pasta yang knsistensinya mirip 1eses, dimasukkan
ke dalam rektum. Kemudian penderita duduk pada tilet yang
diletakkan dalam pesaat sinar I. Penderita diminta mengejan untuk
mengeluarkan pasta tersebut. inilai kelainan anrektal saat prses
berlangsung.
#es manmetri dikerjakan untuk mengukur tekanan pada rektum
dan saluran anus saat istirahat dan pada berbagai rangsang untuk
menilai 1ungsi anrektal.
Pemeriksaan elektrmigra1i dapat mengukur misalnya tekanan
s1ingter dan 1ungsi sara1 pudendus, adakah atr1i sara1 yang dibuktikan
dengan respn s1ingter yang terhambat. Pada kebanyakan kasus tidak
didapatkan kelainan anatmik maupun 1ungsinal dan penyebab dari
knstipasi disebut sebagai nn4spesi1ik (8artn, 20*0).
2.&.$ Penatalaksanaan
ila penyebabnya bat atau penyakit, maka harus dihentikan bat
tersebut dan bati penyakit dasarnya. 8eskipun terapi piid hampir
selalu menimbulkan knstipasi, piat tertentu menimbulkan knstipasi
berbagai tahap. %ika tidak ditemukan penyebab sekunder knstipasi,
pengbatan empirik harus diusahakan lebih dahulu untuk knstipasi
1ungsinal. Penatalaksanaan harus dimulai dengan nn41armaklgis
untuk menrmalkan keteraturan /, jika nn41armaklgis gagal,
gunakan laksati1 (imadibrata, 20*0).*. Pengbatan Bn Carmaklgis
*) Adukasi
Adukasi mengenai buang air besar yang nrmal (1rekuensi,
knsistensi, ukuran dan derajat mengedan) (imadibrata, 20*0).
2) Latihan usus besar
Penderita dianjurkan mengadakan aktu secara teratur tiap
hari untuk meman1aatkan gerakan usus besarnya. ianjurkan
aktu ini adalah 54*0 menit setelah makan, sehingga dapat
meman1aatkan re1leks gastr4kln untuk /. iharapkan
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
17/27
kebiasaan ini dapat menyebabkanpenderita tanggap terhadap
tanda4tanda dan rangsang untuk /, dan tidak menahan atau
menunda drngan untuk / ini (udy, 20*0).
') ietiet yang mengandung banyak serat mengurangi angka
kejadian knstipasi dan macam4macam penyakit gastrintestinal
lainnya. erat meningkatkan massa dan berat 1eses serta
mempersingkat aktu transit 1eses (udy, 20*0).
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
18/27
%! 8erangsang peristaltik, sehingga meningkatkan mtilitas usus
besar. @lngan ini banyak dipakai. ila dipakai jangka panjang
dapat merusak pleksus mesenterikus dan berakibat dismtilitas
kln. :nth 6 bisakdil,fenolptalein#
ila dijumpai knstipasi krinis yang berat dan tidak dapat
diatasi dengan cara cara tersebut di atas, mungkin dibutuhkan
tindakan pembedahan. 8isalnya klektmi sub ttal dengan
anastmsis ilerektal. Prsedur ini dikerjakan pada knstipasi berat
dengan massa transit yang lambat dan tidak diketahui penyebabnya
serta tidak ada respns dengan pengbatan yang diberikan. Pada
umumnya bila tidak dijumpai sumbatan karena massa atau adanyalulus, tidak dilakukan tindakan pembedahan (udy, 20*0).
'. Pembedahan
Hanya dilakukan pada pasien yang telah diealuasi dengan tes
1isilgik dan menunjukkan knstipasi transit kln lambat.
Klektmi subttal dengan ilerektstmi merupakan pilihan pasien
knstipasi transit lambat persisten dan intraktabel. Kmplikasi
perasi antara lain bstruksi usus halus, knstipasi rekurens ayau
persisten, diare dan inkntinesia. 9perasi biasanya tidak
direkmendasikan untuk knstipasi karena dis1ungsi anrektal
(imadibrata, 20*0).
2.&." Kmplikasi
Knstipasi pada kebanyakan rang usia lanjut hanya sekedar
mengganggu. #etapi untuk sebagian kecil dapat berakibat kmplikasi
yang serius, misalnya impaksi 1eses. !mpaksi 1eses merupakan akibat
terpaparnya 1eses pada daya penyerapan dari kln dan rektum yang
berkepanjangan. Ceses dapat menjadi sekeras batu, di rektum ("0-),
sigmid (20-) dan bagian prksimal (*0-).
!mpaksi 1eses merupakan penyebab penting dari mrbiditas pada
usia lanjut, meningkatkan risik peraatan di rumah sakit dan
mempunyai ptensi untuk kmplikasi yang 1atal. Penampilannya sering
hanya berupa kemunduran klinis yang tidak spesi1ik. Kadang4kadang
didapatkan demam sampi '+,5? :, delirium, perut tegang, suara usus
melemah, aritmia serta takipnea karena peregangan dari dia1ragma,
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
19/27
leuksitsis. Peristia ini bisa disebabkan ulserasi sterkraseus dari
suatu 1ecalma yang keras menyebabkan ulkus dengan tepi yang
nekrtik dan meradang. apat terjadi per1rasi dan penderita datang
dengan sakit perut berat yang mendadak.
!mpaksi 1eses yang berat pada daerah rektsigmid dapat
menekan leher kandung kemih menyebabkan retensi urin,
hidrne1rsis bilateral, dan kadang4kadang gagal ginjal yang membaik
setelah impaksi dihilangkan. !nkntinensia ali juga sering didapatkan,
karena impaksi 1eses pada daerah klrektal.
lulus daerah sigmid juga sering terjadi sebagai kmplikasi
dari knstipasi. 8engejan berlebihan dalam aktu lama pada penderita
dengan knstipasi dapat berakibat prlaps dari rektum (udy, 20*0).
2./ '!nse+ Asuhan 'e+era%atan +a,a Lans"a ,engan -angguan #"stem
Pen$ernaan '!nst"+as"
2.5.* Pengkajian
*. !dentitasPada lansia sering terjadi pada usia lanjut $0 tahun ke atas
2. Keluhan utama
Kesulitan saat /
'.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
20/27
Pla nutrisi hal ini berkaitan dengan kebiasan makan dari
pasien, apakah punya kebiasaan memiliki pla makan yang tidak
teratur, makan makanan rendah serat dan sebagainya.
$. Pla akti1itasPla akti1itas ini berkaitan erat dengan gaya hidup, dimana
seserang yang cenderung pasi1 atau mengalami penurunan
akti1itas akan secara langsung berpengaruh pada peristaltik usus
yang menyebabkan terjadinya knstipasi.
". Pemeriksaan 1isik
*) * (reathing) 6 #erjadi peningkatan 1rekuensi perna1asan.
2) 2 (ld) 6 Amsi cepat meningkat, dada sering berdebar4
debar , hipertermi.
') ' (rain) 6 akit kepala, ansietas, gelisah, kadang4kadang
sering mengantuk.
&) & (ladder) 6 #erjadi penekanan kandung kencing.
5) 5 (el) 6 /nreksia, mual, muntah, peningkatan tekanan
abdmen, terasa penuh pada perut dan nyeri abdmen terutama
saat de1ekasi, bising usus hipakti1 atau hiperakti1, 1eses yang
kering, keras, dan berbentuk.
$) $ (ne) 6 Keletihan umum, tubuh tidak 1it, tidak nyaman,
lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan
sesuatu.
2.5.2 iagnsa Keperaatan
*. Perubahan pla eliminasi ali berhubungan dengan de1ek stimulasi
sara1, tt dasar pelik lemah, imbilisasi, sekunder terhadap
prses menua.
2. Byeri akut berhubungan dengan kram abdmen, rasa begah, dan
kesulitan saat de1ekasi.
'. Hipertermi berhubungan dengan prses in1lamasi sekunder akibat
pengikatan kuman patgen pada saluran pencernaan.
&.
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
21/27
". Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in1rmasi
terhadap penyakit dan prses penyembuhan.
2.5.' !nterensi keperaatan
*) Perubahan pla eliminasi ali berhubungan dengan de1ek stimulasi
sara1, tt dasar peliks lemah, imbilisasi, sekunder terhadap
prses menua.N0 knstipasi tidak ada yang di indikasikan dengan gangguan
eliminasi de1ekasi, pla eliminasi dalam rentang yang diharapkan
1eses lembut dan berbentuk, mengeluarkan 1eses tanpa bantuan,
mengnsumsi cairan dan serat dengan adekuat, latihan dalam
jumlah yang adekuat.
'r"ter"a Has"l 6 kemampuan saluran gastrintestinal untuk
membentuk dan mengeluarkan 1eses secara e1ekti1.
N 6
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
22/27
5. Pantau 1rekuensi dan
karakteristik 1eses
5. ebagai bahan rujukan
masalah yang mendasar
timbulnya keluhan
$. Pantau dan asupan
keluaran
$. 8engindikasikan
keseimbangan dalam prses
eliminasi
". Pantau dan asupan
keluaran
". Pengeluaran yang kurang dari
kebiasan dan karekteristik
yang tidak sesuai dari nrmal
menandakan adanya masalah
dalam eliminasi ali
5. rng pasien untuk
menggerakkan tubuh
bagian atas untuk
membantu eliminasi
. 8eningkatkan pasase 1eses
2) Byeri akut berhubungan dengan kaku abdmen rasa begah, dan
kesulitan saat de1ekasi.
N0 6 etelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan pasien
menyatakan nyerinya terkntrl dan menunjukkan keterampilan
relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi situasi indiidu
'r"ter"a Has"l 6 Pada saat prses de1ekasi tidak ditemukan keluhan
nyeri.
N
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
23/27
nyeri tekan penanganan lebih lanjut
5. Klabrasi dengan tim
medis untuk
pertimbangan pemberian
1armklgi (analgesik)
5. Pemberian analgesik
merupakan penatalaksanaan
yang di anjurkan untuk
manajemen nyeri
') Hipertermi berhubungan dengan prses in1lamasi sekunder akibat
pengikatan kuman patgen pada saluran pencernaan
N0 setelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan suhu
tubuh dalam batas nrmal dan tidak terjadi prses in1lamasi
'r"ter"a Has"l suhu tubuh dalam batas nrmal, keseimbangan
cairan dalam batas stabil dan kmplikasi dapat dihindari
N
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
24/27
N0 setelah dilakukan tindakan keperaatan diharapkan tidak
ditemukan adanya perubahan pla eliminasi uri.
'r"ter"a Has"l menunjukkan haluaran urine adekuat dan tidak
terjadi hambatan pada saat miksi.N6
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
25/27
N
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
26/27
stressr ditimbulkan saat sakit
'. /jarkan untuk tindakan
relaksasi
'. Pengalihan perhatian
diperlukan saat terjadinya
strees&. erikan kesempatan dan
dengarkan dengan
seksama keluhan pasien
&. 8emberikan respn psiti1
buat pasien
5. Kaji supprt sistem
pendukung pasien
5. ukungan yang diperlukan
saat sakit dan mengurangi
stres pasien
") Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya in1rmasi
terhadap penyakit dan prses penyembuhan
N0 etelah dlakukan tindakan keperaatan pasien dapat
memahami dan mengerti tentang penyakit dan prses penyembuhan
'r"ter"a Has"l apat menerima dan memahami penjelasanF
in1rmasi yang diberikan
N
!nterensi
7/26/2019 Askep Konstipasi Pada Lansia
27/27
ealuasi sekarang dan
akan datang dengan
keluarga
terhadap pengetahuan yang
telah diberikan
5. erikan penjelasan
bertahap dan berikan
respn psiti1 terhadap
keluarga dan pasien
5. Penghargaan dan respn
yang psiti1 dapat
memberikan semangat dan
kepercayaan pasien