7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
1/28
PENDAHULUAN
Obstruksi usus diakui oleh Hippocrates. Memang, operasi tercatat paling awal sebagai
pengobatan yang dilakukan oleh Praxagoras sekitar 350 SM, ketika ia menciptakan fistula
enterocutaneous untuk meringankan obstruksi segmen usus. Obstruksi usus tetap menjadi salah
satu masalah intra-abdomen yang paling sering dihadapi oleh ahli bedah umum dalam praktek
mereka. Apakah disebabkan oleh hernia, neoplasma, adhesi, atau berhubungan dengan gangguan
biokimia, obstruksi usus usus baik kecil atau besar terus menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas. Pengenalan dini dan pengobatan agresif pada pasien dari segala usia, termasuk
neonatus, dapat mencegah iskemia transmural ireversibel dan nekrosis, sehingga mengurangi
jangka panjang mortalitas dan morbiditas. (2)
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan
peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana
saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan
obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan
volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis
adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi. (3)
DEFINISI
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam, yaitu ileus
obstruktif dan ileus paralitik.
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran
cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/ tidak
mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik
atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik. (1)
1
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
2/28
OBSTRUKSI USUS MEKANIK
Istilah usus obstruksi mekanis digunakan untuk menentukan obstruksi usus yang
disebabkan oleh penyumbatan fisik dari lumen usus. Penyumbatan ini mungkin intrinsik atau
ekstrinsik pada dinding usus atau dapat terjadi sekunder untuk obstruksi lumen yang timbul dari
isi intraluminal (misalnya, batu empedu intraluminal) (Tabel 17-1). Obstruksi parsial terjadi
ketika lumen usus menyempit tetapi masih memungkinkan perpindahan beberapa isi usus. Di sisi
lain, menunjukkan bahwa obstruksi lumen lengkap sepenuhnya terhambat, dan tidak ada isi usus
bisa bergerak ke distal.
Obstruksi lengkap membawa risiko nyata dari peningkatan strangulasi. Obstruksi usus
lengkap dapat dikategorikan sebagai obstruksi sederhana, obstruksi loop tertutup, strangulasi
atau obstruksi. Obstruksi sederhana menyiratkan penyumbatan pembuluh darah tanpa kompromi;
dengan obstruksi sederhana, adalah mungkin untuk dekompresi usus proksimal. Loop tertutup
obstruksi terjadi ketika kedua ujung segmen usus yang terlibat terhambat (misalnya, volvulus)
dengan akibat peningkatan tekanan intraluminal sekunder untuk meningkatkan sekresi usus dan
akumulasi cairan di segmen usus yang terlibat, suatu obstruksi loop tertutup, bagaimanapun,
hasil dalam risiko yang lebih tinggi pembuluh darah dan iskemia usus ireversibel.
Akhirnya, strangulasi terjadi ketika pasokan darah ke segmen yang terkena. Strangulasi
baik reversibel (yaitu, viabilitas usus dipertahankan oleh relief obstruksi), atau irreversibel ketika
penyumbatan pembuluh darah menyebabkan iskemia usus ke nekrosis transmural meskipun tidak
berkurang strangulasi .
Tabel 1. Penyebab obstruksi Usus Mekanik(2,3)
Lesi Ekstrinsik ke dinding usus Lesi Intrinsik ke dinding usus
ADHESI KONGENITAL
Postoperatif Intestinal atresia
Kongenital Meckel's diverticulum
Post Inflamasi Duplikasi/ kista
HERNIA INFLAMASI
Luar dinding abdomen (kongenital atau Crohn's disease
2
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
3/28
Lesi Ekstrinsik ke dinding usus Lesi Intrinsik ke dinding usus
didapat)
Internal Eosinophilic granuloma
Insisi INFEKSI
CONGENITAL Tuberkulosis
Annular pancreas Aktinomicosis
Malrotasi Diverticulitis komplikasi
Omphalomesenteric duktus NEOPLASTIK
NEOPLASTIK Primary neoplasma
Carcinomatosis Metastasis neoplasma
Extraintestinal neoplasma Appendisitis
INFLAMASI MISCELLANEOUS
Intra-abdominal abscess Intussusepsi
"Starch" peritonitis Endometriosis
MISCELLANEOUS Enteropathy Radiasi/striktur
Volvulus Intramural hematoma
Gossypiboma Ischemic striktur
Superior mesenteric artery syndrome INTRALUMINAL/OBSTRUKSI
OBTURATOR
Batu empedu
Enterolith
Phytobezoar
Infestasi Parasit
ANATOMI USUS
Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari
pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki
pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah abdomen. Ujung
proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin kebawah lambat laun garis
tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dani le um. Pembagian ini agak tidak
tepat dan didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan yang relatif lebih penting berdasarkan
3
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
4/28
perbedaan fungsi. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai kepada
jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai oleh ligamentum treitz, suatu pita
muskulofibrosa yang berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio
pada perbatasan duodenum dan jejenum. Ligamentum ini berperan sebagai ligamentum
suspensorium (penggantung). Kira-kira duaperlima dari sisa usus halus adalah jejenum, dan tiga
perlima terminalnya adalah ileum. Jejenum terletak di regio abdominalis media sebelah kiri,
sedangkan ileum cenderung terletak di region abdominalis bawah kanan. Jejunum mulai pada
juncture denojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.
Lekukan-lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding posterior abdomen dengan
perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas yang dikenal sebagai messenterium usus
halus. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietal pada dinding
posterior abdomen sepanjang garis berjalan ke bawah dan ke kenan dari kiri vertebra lumbalis
kedua ke daerah articulatio sacroiliaca kanan. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan
masuknya cabang-cabang arteri vena mesenterica superior antara kedua lapisan peritoneum yang
membentuk messenterium. (10)
Gambar 1. Sistem saluran pencernaan
4
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
5/28
Gambar 2. Pembagian dari usus
Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar
1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus
semakin kecil.
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Padase k um terdapat katup
ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati dekitar dua atau
tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke
sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum, desendens dan sigmoid. Kolon
ascendens berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio
iliaca dan lumbalis kanan. Setelah mencapai hati, kolon ascendens membelok ke kiri,
membentuk fleksura koli dekstra (fleksura hepatik). Kolon transversum menyilang abdomen
pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli sinistra. Kolon
transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah, membentuk fleksura koli
sinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon descendens. Kolon sigmoid mulai pada
pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon descendens. Ia tergantung ke
bawah dalam rongga pelvis dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di
depan sakrum. Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan
oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan menembus
dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai anus dalan perineum. (11)
FISIOLOGI USUS
Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorpsi bahan- bahan nutrisi
dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida,
dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja
enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang
lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan
memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses
5
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
6/28
pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehimgga memberikan permukaan lebih luas bagi
kerja lipase pankreas. Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumnlah enzim dalam getah usus
(sukus enterikus). Banyak di antara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan
mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorpsi.
Isi usus digerakkan oleh peristalsis yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental
dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. Pergerakan segmental usus
halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus,
dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan
yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung. (11)
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein
(gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah
dan limfe untuk digunakan oleh sesl-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga
diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang
sebagian kurang dimengerti.
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrodrolisa oleh enzim lipase pankreas ; hasilnya
bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian memasuki membran sel
secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu yang
kembali ke dalam lumen usus dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian
membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein
untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak kecil
dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam empedu diabsorpsi ke
dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5 gram garam empedu yang
memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang
6 kali dalam 24 jam.
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Enzim
protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan
endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan proses pencernaan protein, menghasilkan asam
amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke
dalam sel untuk diabsorpsi.
6
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
7/28
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
8/28
Sepertiga berat feses kering adalah bakterri; 10-10/gram. Anaerob > aerob.B akter
oide s paling umum, Escherichia coli berikutnya. Umber penting vitamin K.
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, produksi intralumen.
Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri membentuk hidrogen dan metan
dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari.
EPIDEMIOLOGI
Ada variasi luas dalam frekuensi dan etiologi obstruksi usus di seluruh dunia tergantung
pada etnis, lokasi kelompok usia, kebiasaan diet, dan geografis, antara faktor-faktor lainnya.
Baik etiologi dan frekuensi obstruksi usus berubah secara dramatis selama 1900-an. Selama
sepertiga pertama abad ke-20, penyebab paling umum dari obstruksi usus adalah hernia
inkaserata. Terapi pertumbuhan luas bedah intra-abdomen di paruh kedua abad ke-20
menyebabkan peningkatan frekuensi obstruksi adhesif pasca operasi dan penurunan dfrekuensi
relatif obstruksi sekunder untuk hernia. Penurunan frekuensi obstruksi sekunder untuk hernia
inkaserata adalah karena diagnosis dini dan pengobatan bedah hernia dinding pabdomen,
terutama di negara-negara industri. Obstruksi usus di negara-negara Dunia Ketiga bermanifestasi
sebagai gambaran klinis yang berbeda menyerupai yang ditemukan di awal abad 20 dalam
masyarakat Barat. Di masa depan, aplikasi yang lebih luas dari pendekatan akses minimal
laparoskopi dapat menurunkan frekuensi obstruksi usus sekunder untuk perlengketan pasca
operasi, 4 namun trend ini diperkirakan belum dapat dikonfirmasi.
Ada frekuensi sedikit lebih tinggi dari obstruksi usus pada wanita karena fakta bahwa
kebidanan, ginekologi, dan prosedur bedah panggul etiologi penting untuk pengembangan
perlengketan pasca operasi.
Sekitar 80% dari obstruksi usus terjadi di usus kecil, lain 20% terjadi di usus besar.
Kanker kolorektal bertanggung jawab atas 60-70% dari semua obstruksi usus, sementaradivertikulitis dan volvulus untuk sebagian besar 30% sisanya.. Meskipun mungkin, hernia
dinding perut jarang menimbulkan obstruksi, usus besar benar-benar terisolasi, sedangkan
adhesi, seperti untuk obstruksi usus halus, merupakan penyebab yang sangat jarang obstruksi
usus. Sebaliknya, obstruksi usus dalam masyarakat Barat yang paling maju adalah yang paling
sering disebabkan oleh adhesi, neoplasma, atau hernia dinding perut.
8
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
9/28
Biaya dan sumber daya yang dihabiskan dalam pengobatan obstruksi usus
menggambarkan signifikan pada sistem perawatan kesehatan nasional bagi negara manapun.
Satu studi memperkirakan bahwa obstruksi usus lebih dari satu juta hari rawat inap dan $ 1.33
juta dolar dalam pengeluaran perawatan kesehatan di Amerika Serikat pada tahun 1994.
Memang, telah diperkirakan bahwa 1% dari semua rawat inap, 3% dari penerimaan darurat
bedah untuk rumah sakit umum, dan 4% dari celiotomies besar (sekitar 250.000) adalah
obstruksi usus sekunder atau prosedur yang memerlukan adhesiolysis. (6) Studi lain menunjukkan
bahwa antara 12% dan 17% dari pasien yang telah menjalani kolektomi Total mengakui untuk
obstruksi usus kecil dalam waktu 2 tahun operasi mereka, sementara sekitar 3% akan
membutuhkan operasi untuk mengobati obstruksi usus.
Secara keseluruhan mortalitas dan morbiditas dari obstruksi usus besar. Tingkat
mortalitas berkisar dari sampai dengan 3% untuk obstruksi sederhana untuk sebanyak 30% jika
ada keraguan vaskular atau perforasi dari usus, tergantung pada pengaturan klinis dan
komorbiditas terkait atau tidak terkait. Selain itu, obstruksi usus sering masalah berulang,
meningkatkan morbiditas keseluruhan operasi atau keberhasilan manajemen nonoperative.
Tingkat kekambuhan bervariasi menurut metode manajemen (konservatif atau operatif).
Obstruksi usus akan kambuh sekitar 12% dari pasien setelah pengobatan konservatif dari primer
dan antara 8% dan 32% pasien setelah operasi untuk pengelolaan obstruksi adhesif usus (7)
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan menjadi,
antara lain :
Berdasarkan Lokasi Obstruksi :
Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum
Letak Tengah : Ileum Terminal
Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
9
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
10/28
Gambar 3. Klasifikasi berdasarkan letak obstruksi
Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antara lain :
(chirurgica)
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan
masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi/sumbatan yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnyapembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren.
(1)
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain :
1. Hernia inkarserata : usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Pada anak dapat dikelola
secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jika percobaan reduksi gaya
berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakan herniotomi segera.
2. Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus
Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat berupa perlengketan
mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya
10
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
11/28
berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum. Ileus karena
adhesi biasanya tidak disertai strangulasi.
b. Invaginasi
Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda
dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke
kolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi
perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dan
dipastikan dengan pemeriksaan Roentgen dengan pemberian enema barium. Invaginasi
pada orang muda dan dewasa jarang idiopatik, umumnya ujung invaginatum merupakan
polip atau tumor lain di usus halus. Pada anak, apabila keadaan umumnya mengizinkan,
maka dapat dilakukan reposisi hidrostatik yang dapat dilakukan sekaligus sewaktu
diagnosis Roentgen ditegakkan. Namun, apabila tidak berhasil, harus dilakukan reposisi
operarif. Sedangkan pada orang dewasa, terapi reposisi hidrostatik umumnya tidak
mungkin dilakukan karena jarang merupakan invaginasi ileosekal. (8)
c. Askariasis
Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan hingga
ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum
terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan
oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati
atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing
berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi.
d. Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen
usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis radii
mesenterii sehingga pasase makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan
kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami
strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau
tanpa gejala dan tanda strangulasi. (8)
e. Tumor
11
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
12/28
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia menimbulkan
invaginasi. Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan karsinoma kolon, dapat
menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis di
peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus.
f. Batu empedu yang masuk ke ileus.
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus
gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada
bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.
Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma, terutama pada daerah
rektosigmoid dan kolon kiri distal. Selain itu, obstruksi dapat pula disebabkan oleh divertikulitis,
striktur rektum, stenosis anus, volvulus sigmoid, dan penyakit Hirschprung. (7)
Gambar 4. Penyebab-penyebab obstruksi dari usus
12
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
13/28
PATOGENESIS
Gambar 5. Mekanisme akibat dari obstruksi usus
13
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
14/28
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang
berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh
menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat
terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan
ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman.
Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos
dari tubuh karena muntah. Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus
yang mengalami strangulasi.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur.
Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon
yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tandaobstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi
insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut
membesar.
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada
obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon
merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap
sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi
kolon distal.
MANIFESTASI KLINIS
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan
pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi,
maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai
kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang
jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan
menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.
Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.
14
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
15/28
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat
kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen
dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di
daerah distal. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan
timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
2. Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat.
Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-
tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak
menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus. (4)
3. Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya
terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau
peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi
adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus
besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks.
Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus
halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadidistensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan
dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan
timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound
pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi. (1)
Table 2. Perbandingan Klinis bermacam-macam ileus.
Macam
ileus
Nyeri Usus Distensi Muntah Bising usus Ketegangan
abdomen
Obstruksi
simple
tinggi
++
(kolik)
+ +++ Meningkat -
Obstruksi +++ +++ + Meningkat -
15
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
16/28
simple
rendah
(Kolik)
Lambat,
fekal
Obstruksi
strangulasi
++++
(terus-
menerus,
terlokalisir)
++ +++ Tak tentu
biasanya
meningkat
+
Paralitik + ++++ + Menurun -
Oklusi
vaskuler
+++++ +++ +++ Menurun +
Diagnosis
1. Subyektif -Anamnesis
Nyeri-Kolik. Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilicus, Obstruksi
kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik. Muntah, Perut Kembung (distensi),
Konstipasi, Tidak ada defekasi, Tidak ada flatus
Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali
menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayatbuang air besar berupa lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat
diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah yang menetap. Riwayat operasi
sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. Onset keluhan yang
berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat
dapat menjurus kepada ileus letak rendah. (1)
2. Obyektif-Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal,
femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat
16
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
17/28
terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas
luka operasi sebelumnya.
Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
Gambar 6. Distensi abdomen
Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborygmi. Pada fase lanjut bising usus
dan peristaltik melemah sampai hilang.
Perkusi
Hipertimpani
Palpasi
17
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
18/28
Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
Rectal Toucher
- Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
- Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
- Feses yang mengeras : skibala
- Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
- Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
- Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis (4,6)
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,
tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam
resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya
ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.
Peningkatan serum amilase sering didapatkan.10 Leukositosis menunjukkan adanya
iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi
dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat
dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit.
18
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
19/28
Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat,
dan metabolik asidosis bila ada tanda tanda shock, dehidrasi dan ketosis.
Radiologik
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level
pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto
polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus,
sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.
Foto polos abdomen
Dapat ditemukan gambaran step ladder dan air fluid level terutama pada
obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi
dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya muosa yang reguler dan
adanya gas dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan
adanya perforasi usus. Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan peritonitis akibat adanya perforasi.
GAMBARAN RADIOLOGI
Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto abdomen
3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini antara lain :
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dan
kolaps usus di bagian distal sumbatan.
- Coil spring appearance
- Herring bone appearance
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
2. Ileus obstruksi letak rendah :
19
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
20/28
- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi
- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon
Sedangkan pada ileus paralitik gambaran radiologi ditemukan dilatasi usus yang menyeluruh
dari gaster sampai rectum. (5)
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik :
Gambar 7. Ileus Obstruktif . Tampak coil
spring dan herring bone appearance
Gambar 8. Ileus Paralitik.
Tampakdilatasi usus keseluruhan.
Gambar 9. Gambaran air fluid level
pada ileus obstruktif
Gambar 10. Ileus Obstruktif karena
adanya volvulus
20
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
21/28
21
Gambar 11. Ascariasis yang bisa
menyebabkan ileus obstruktif
Gambar 12. Ileus obstruktif yang
disebabkan oleh massa tumor
extraintestinal
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
22/28
DIAGNOSIS BANDING
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadidistensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan
dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari
penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat
menyerupai obstruksi usus sederhana. (1)
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan
penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita
penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.
1. Persiapan penderita
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi ileus
secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya
berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi :
o Penderita dirawat di rumah sakit.
o Penderita dipuasakan
o Kontrol status airway, breathing and circulation.
o Dekompresi dengan nasogastric tube.
o Intravenous fluids and electrolyte
o Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan. (1,3)
22
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
23/28
2. Operatif.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu :
Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya
maupun kondisi sebelum sakit.
Apakah ada risiko strangulasi.
Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus yang
ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya adalah 1% pada
24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian tersebut 31%.
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi
ileus :
a) Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana
untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-
strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
b) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus
yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
c) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
d) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulate dan sebagainya.
23
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
24/28
Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik
oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca
sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi
usus dan anastomosis.
3. Pasca Operasi
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus yang
masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang terkumpul
dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena catatan tersebut
mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat diperlukan. Pasca bedah tidak
dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun terdengar bising usus. Hal
tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi
meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik.
Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca
bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga
keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca
bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring
pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 - 7 hari pasca bedah. Bahaya lain
pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya
mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas
dan disesuaikan dengan hasil kultur kuman sangatlah penting. (1)
Komplikasi
o Nekrosis usus
o Perforasi usus
o Sepsis
o Syok-dehidrasi
o Abses
o Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi
o Pneumonia aspirasi dari proses muntah
24
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
25/28
o Gangguan elektrolit
o Meninggal (2)
Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat
segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi
strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35%
atau 40%.3 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat (1,2)
KESIMPULAN
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisadisalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam
lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia inkarserata, neoplasma,
intususepsi, volvulus, benda asing, kumpulan cacing askaris, sedangkan obstruksi usus besar
penyebabnya adalah karsinoma, volvulus, divertikulum Meckel, penyakit Hirschsprung,
inflamasi, tumor jinak, impaksi fekal. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut,
disertai kembung. Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai
dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Kolik dapat terlihat pada
inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan
kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Tujuan utama penatalaksanaan
25
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
26/28
adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan
operasi biasanya selalu diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
26
7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
27/28
1. Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003.
Hal: 181-192.2. Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J., Windle,
W.L., Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S. http://www.emedicine.com. Last
Updated, June 29, 2004.
3. Basson, M.D.: Colonic Obstruction. Editor: Ochoa, J.B., Talavera, F., Mechaber, A.J.,
and Katz, J. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 14, 2004.
4. General and laparoscopy surgeon,: Ileus obstruksi. Editor : Dr. A. Yuda Hendaya. Sp B,
FInaCS,FMAS. http://www.dokteryudabedah.com . last Update januari 5, 2010
5. Obstruksi usus kecil. Avialablle at www.learningRadiology.com Accessed on 14
December 2012
6. Evers, BM Usus Kecil. In: Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL, eds.
Sabiston Textbook of Surgery . 18th ed. St. Louis, Mo: WB Saunders; 2008:chap 48
7. Intestinal obstruction. Aviable at www.healthline.com. Accessed 0n 14 December 2012
8. Markogiannakis H, Messaris E, Dardamanis D, Pararas N, Tzertzemelis D,
Giannopoulos P,et al. Acute mechanical bowel obstruction:clinical presentation, etiology,
management and outcome. World Journal of gastroenterology. 2007 January
21;13(3):432-437. Available from:URL:http://www.wjgnet.com
9. Simeone DM. Anatomy and physiology of the small intestine. In : Greenfield LJ,
Mulholland MW, Oldham KT, Zelenock GB, Lillimoe KD, editors. Essentials of
surgery : scientific principles and practice. [Book on CD-ROM]. 2nd ed. New York:
Lippincott Williams & Wilkin publishers;1997.
10. Suyono YJ,editor. Disunting oleh R.Putz & R. Pabst. Atlas Anatomi manusia Sobotta.
Ed.21. Jakarta: EGC,2003.
27
http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.healthline.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.healthline.com/7/28/2019 Refrat Obstruksi Usus Mekanik
28/28
11. iregar H, Yusuf I, Sinrang AW, Gani AA. Fisiologi Gastrointestinal. Ed.1. Ujung
Pandang: Fak. Kedokteran Unhas;1995
12. Ansari P. Intestinal obstruction. [Online]. 2007 September [edited 2008 May 21];[4
screens]. Available from: URL:http://www.merck.com/mmpe/sec02/choll/chollh.html.