8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
1/117
i
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA
POKOK BAHASAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN
SISWA SMP N I JIKEN KAB. BLORA MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nama :Dewi Nuraini Wrediningsih
NIM : 4101401031
Program Studi : Pendidikan Matematika S1
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
2/117
ii
ABSTRAK
Dewi Nuraini Wrediningsih. 2005: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada
Pokok Bahasan Waktu, Jarak, dan Kecepatan Siswa SMP N 1 Jiken Kab.
Blora Melalui Pendekatan Konstruktivisme. Skripsi. Program Studi S1
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:I.Drs. Moch. Chotim, M. S, II. Dra. Rahayu Budhiati V, M. Si.
Kata Kunci: aktivitas dan hasil belajar, pendekatan konstruktivisme.
Belajar matematika bukanlah suatu proses pengepakan pengetahuan secara
hati-hati, melainkan tentang mengorganisasi aktivitas dan berfikir konseptual. Siswa
diharapkan mengkonstruksi pengetahuannya menurut diri mereka sendiri dan perananguru cenderung sebagai fasilitator. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa SMP N 1 Jiken Kelas 2, mereka mengatakan kesulitan dalam belajar
matematika, keterlibatan mereka dalam aktivitas belajar matematika rendah sehinggamengakibatkan pemahaman konsep rendah dan berdampak pada nilai matematika
yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, apakah melalui pendekatan konstruktivisme
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan
waktu, jarak, dan kecepatan pada siswa SMP N 1 Jiken Kab. Blora?. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan konstruktivisme
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan
waktu, jarak, dan kecepatan pada siswa SMP N 1 Jiken Kab. Blora.
Metode dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang terdiri
dari 2 siklus, dimana tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,dan refleksi. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa dan guru mata
pelajaran matematika SMP N 1 Jiken Kab. Blora kelas 2C tahun pelajaran
2004 / 2005. Siswa dalam kelas tersebut berjumlah 39 orang, dimana rata-rata kelas
nilai matematikanya 5,8. Cara pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melaluikegiatan pengamatan dan tes pada setiap akhir siklus. Dan pada akhir siklus 2
dilakukan pengambilan data mengenai pembelajaran yang telah dilakukan melalui
angket refleksi. Indikator keberhasilan penelitian ini jika: (1) ketuntasan belajarindividual mencapai minimal 65% dan secara klasikal minimal 85%, (2) rata-rata
kelas minimal 7,0, (3) terjadi peningkatan aktivitas belajar. Dalam pelaksanaanpendekatan konstruktivisme dilakukan melalui pemberian pertanyaan dan tugas yangtelah dirancang yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri.
Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah: pada siklus 1 terdapat 15
siswa yang tidak tuntas dengan prosentase 38,9% dan terdapat 24 siswa yang tuntas
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
3/117
iii
dengan prosentase 61,5%, dimana nilai rata-rata kelas 6,6. Pada siklus 2, terdapat 5
siswa yang tidak tuntas dengan prosentase 12,8% dan terdapat 34 siswa yang tuntas
dengan prosentase 87,2%, dimana nilai rata-rata kelas 7,8. Aktivitas dilaksanakansangat baik sebesar 20% pada siklus 1 dan pada siklus 2 terjadi peningkatan, yaitu
aktivitas dilaksanakan sangat baik sebesar 60%. Karena sudah mencapai indikator
keberhasilan maka proses penelitian dihentikan pada siklus 2.
Simpulan yang diambil adalah pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Saran yangdigunakan, agar guru matematika dalam memberikan materi pelajaran matematika
terutama pada pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan hendaknya menggunakan
pendekatan konstruktivisme.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
4/117
iv
PENGESAHAN
Skripsi
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Waktu, Jarak,
dan Kecepatan Siswa SMP N 1 Jiken Kab. Blora Melalui Pendekatan
Konstruktivisme.
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Sabtu
Tanggal :Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Drs. Kasmadi Imam S, M. S Drs. Supriyono, M. Si
NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbing Utama, Penguji I,
Drs. Moch. Chotim, M. S Drs. Arief Agoestanto, M. Si
NIP.130781008 NIP.132046855
Pembimbing Pendamping, Penguji II,
Dra. Rahayu Budhiati V, M. Si Drs. Moch. Chotim, M. S
NIP.131789827 NIP.130781008
Penguji III,
Dra. Rahayu Budhiati V, M. Si
NIP.131789827
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
5/117
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al Insyiraah : 6)
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
(1)Bapak dan Ibu tercinta,(2)Mbak Lenni, Kris, dan Yugo yang selalu
memberiku semangat,
(3)Teman-teman Pend. Matematika S1 01,(4)Teman-temanku yang senantiasa memberikan
masukan dan dukungannya.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
6/117
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Waktu, Jarak, dan Kecepatan Siswa
SMP N 1 Jiken Kab. Blora Melalui Pendekatan Konstruktivisme dapat diselesaikan
dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. H. A. T. Soegito, S. H. M. M Rektor Universitas Negeri Semarang.2. Bapak Drs. Kasmadi Imam S, M. S. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Drs. Supriyono, M. Si Ketua Jurusan Matematika FMIPA UniversitasNegeri Semarang.
4. Bapak Drs. Moch. Chotim, M. S. Pembimbing Utama yang telah banyakmemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
5. Ibu Dra. Rahayu Budhiati V, M. Si Pembimbing Pendamping yang telah banyakmemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyususn skripsi.
6. Bapak Drs. Arief Agoestanto, M. Si Penguji Utama dalam skripsi ini.7. Bapak Drs. Mujiyana Kepala Sekolah SMP N 1 Jiken Kab. Blora yang telah
memberikan ijin dilaksanakan penelitian.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
7/117
vii
8. Bapak Rusgiono, S. Pd Guru Matematika Kelas 2 SMP N 1 Jiken Kab. Blorayang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatuPenulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
demi kebaikan di masa datang.
Semarang, Agustus 2005
Penulis
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
8/117
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul ............................................................................ 1B. Permasalahan ........................................................................................... 3C. Penegasan Istilah...................................................................................... 3D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 4E. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Belajar ...................................................................................................... 7
B. Pembelajaran Matematika ....................................................................... 14
C. Pendekatan Konstruktivisme ................................................................... 17
D. Pokok Bahasan Waktu, Jarak, dan Kecepatan.......................................... 21
E. Kerangka Berfikir.................................................................................... 26
F. Hipotesis.................................................................................................. 27
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
9/117
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 28
B. Prosedur Penelitian.................................................................................. 29
C. Rincian Prosedur Penelitian..................................................................... 29
D. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian....................................................................................... 35
B. Pembehasan ............................................................................................ 46
BAB V PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 49
B. Saran....................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
10/117
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa. 51
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran 1 52
Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Siklus 1. 54
Lampiran 4 Lembar Kerja 1... 55
Lampiran 5 Soal Latihan 1. 60
Lampiran 6 Soal Evaluasi 1 61Lampiran 7 Soal Tes Siklus 1. 62
Lampiran 8 Pembahasan Soal Latihan 1. 63
Lampiran 9 Pembahasan Soal Evaluasi 1 66
Lampiran 10 Pembahasan Soal Tes Siklus 1 67
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Siklus 1. 71
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas Siklus 1.. 73
Lampiran 13 Analisis Hasil Tes Siklus 1.. 75
Lampiran 14 Rencana Pembelajaran 2.. 77
Lampiran 15 Kisi-kisi Tes Siklus 2... 79
Lampiran 16 Lembar Kerja 2. 80
Lampiran 17 Soal Latihan 2... 83
Lampiran 18 Soal Evaluasi 2.. 84
Lampiran 19 Soal Tes Siklus 2.. 85
Lampiran 20 Pembahasan Soal Latihan 2. 87
Lampiran 21 Pembahasan Soal Evaluasi 2 90
Lampiran 22 Pembahasan Soal Tes Siklus 2. 91
Lampiran 23 Lembar Pengamatan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas Siklus 2. 94
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
11/117
xi
Lampiran 24 Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas Siklus 2.. 96
Lampiran 25 Analisis Hasil Tes Siklus 2.. 98
Lampiran 26 Angket Refleksi Siswa Terhadap Pembelajaran.. 100
Lampiran 27 Hasil Angket Refleksi Siswa Terhadap Pembelajaran 102
Lampiran 28 Dokumentasi Pembelajaran yang telah dilakuskan.. 105
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
12/117
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Alasan Pemilihan Judul
Belajar matematika bukanlah suatu proses pengepakan pengetahuan secara hati-
hati, melainkan tentang mengorganisasi aktivitas dan berfikir konseptual. Belajar
matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi
pengetahuan matematika. Menurut prinsip konstruktivis, seorang pengajar atau
guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar
siswa berjalan dengan baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada
disiplin atau pun guru yang mengajar.
Perbedaan individu di kelas berimplikasi bahwa guru diisyaratkan untuk
mempertimbangkan bagaimana menerapkan pembelajaran matematika agar dapat
melayani secara cukup perbedaan-perbedaan individu siswa. Berkenaan
perbedaan individu, Board of studies (dalam Erman Suherman, 2003: 78)
menyatakan bahwa siswa akan mencapai prestasi belajar dalam kecepatan yang
berbeda dan secara kualitatif dalam cara-cara yang berbeda-beda. Lavitt and
Clarce (dalam Erman Suherman, 2003: 79) menambahkan bahwa kualitas
pembelajaran ditandai dengan berapa luas dalam lingkungan belajar, mulai dari
mana siswa berada, mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan berbeda,
dan cara berbeda, melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar, meminta
siswa untuk memvisualkan yang imajiner. Implikasi dari perbedaan-perbedaan di
1
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
13/117
xiii
atas menjadikan posisi guru dalam pembelajaran matematika untuk bernegosiasi
dengan siswa, bukan memberikan jawaban akhir yang telah jadi. Negosiasi yang
dimaksudkan disini adalah berupa pengajuan pertanyaan pertanyaan kembali,
atau pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berfikir lebih lanjut
yang dapat mendorong mereka sehingga penguasaan konsepnya semakin kuat.
Siswa diharapkan mengkonstruksi pengetahuannya menurut diri mereka sendiri.
Karenanya peranan guru cenderung sebagai fasilitator ketimbang penyedia
informasi (Clain, Kenny, Schlocmer :1994 dalam Erman Suherman, 2003: 81).
Lebih jauh Burton mengusulkan bahwa tanggung jawab guru dalam proses belajar
untuk menstimulasi dan memotivasi siswa, menyediakan pengalaman untuk
menumbuhkan pemahaman, mendiagnosa dan mengatasi kesulitan siswa,
mengevaluasi. Kammi (1991) menambahkan bahwa kenyataan anak
mengkonstruksi pengetahuan logika matematikanya sendiri tidak lantas
menyebabkan bahwa guru hanya duduk dan tidak mengerjakan apa-apa,
sebaliknya peranan guru menjadi tidak langsung dan lebih sulit dibandingkan
dengan kelas tradisional. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
siswa SMP N 1 Jiken Kelas 2 kebanyakan mereka mengatakan kesulitan dalam
belajar matematika. Keterlibatan mereka dalam aktivitas belajar matematika
rendah sehingga mengakibatkan pemahaman konsep rendah dan berdampak pada
nilai matematika yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar matematika
siswa kelas 2 SMP N 1 Jiken Kab. Blora tahun 2004 / 2005 rata- rata kelas 5,8.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
14/117
xiv
Dari uraian di atas memberikan arah dan dorongan bagi peneliti untuk
mengadakan penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Pada Pokok Bahasan Waktu, Jarak, dan Kecepatan Siswa SMP N 1 Jiken Kab.
Blora Melalui Pendekatan Konstruktivisme.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar matematika pada pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan pada
siswa SMP N 1 Jiken Kab. Blora ?
Penegasan Istilah
Pendekatan Konstruktivisme
Dengan pendekatan konstruktivisme, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka.
Mereka berbagi strategi dan penyelesaian, debat antara satu dengan lainnya, berfikir secara kritis tentang cara terbaik untuk
menyelesaikan setiap masalah. Dalam hal ini pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu
agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendekatan ini dilakukan melalui
pemberian pertanyaan dan tugas yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Yang dimaksud tugas dan pertanyaan disini adalah tugas dan pertanyaan yang dibuat oleh guru sebagai media
menyampaikan materi dengan metode pemberian tugas terbimbing yang dibagikan kepada siswa di suatu kelas untuk
melakukan kegiatan belajar.
Pokok Bahasan Waktu, Jarak, Dan Kecepatan
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
15/117
xv
Yang dimaksud waktu, jarak, dan kecepatan adalah pokok bahasan atau materi dalam pembelajaran matematika di sekolah
yang terdapat dalam GBPP atau kurikulum SMP Kelas 2 semester 1.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang relatif meningkat,
diantaranya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan pada siswa SMP N 1 Jiken Kab. Blora.
Manfaat penelitian
Bagi guru
Dapat menambah wawasan pengetahuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran serta mengubah pola dan sikap guru dalam
mengajar yang semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi
berperan sabagai fasilitator dan mediator yang dinamis.
Bagi siswa
(1) Dengan diberikannya tugas dan pertanyaan yang tersusun diharapkan
siswa merasa senang terhadap pelajaran matematika terutama pada
pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
16/117
xvi
(2) Memudahkan siswa untuk memahami konsep atau prinsip matematika
yang disajikan oleh guru.
(3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika.
Bagi peneliti
Akan diperoleh pemecahan permasalahan dalam penelitian ini
sehingga dapat diperoleh suatu model pembelajaran yang dapat
meningkatakan hasil belajar siswa.
Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam penulisan skripsi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian inti, dan bagian akhir skripsi.
Bagian awal skripsi, memuat halaman judul, abstrak, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan lampiran.
Bagian inti skripsi, memuat 5 bab yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan memuat latar belakang, permasalahan, penegasan istilah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis memuat pengertian belajar, teori-teori
belajar, pembelajaran matematika, pendekatan konstruktivisme, pokok
bahasan waktu, jarak , dan kecepatan, kerangka berfikir, dan hipotesis.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
17/117
xvii
Bab III Metode Penelitian memuat subyek penelitian, metode pengumpulan
data, prosedur penelitian, rincian prosedur penelitian, dan indikator
keberhasilan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil penelitian dan
pembahasan.
Bab V Penutup memuat simpulan dan saran.
3. Bagian akhir skripsi, memuat daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Belajar
Pengertian Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya
tentang belajar . Pada umumnya ahli-ahli tersebut, baik ahli dalam bidang
pendidikan maupun psikologi mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
18/117
xviii
suatu aktivitas belajar adalah perubahan . Bahwa perubahan itu terjadi
akibat pengalaman , juga tidak ada perbedaan antara ahli yang satu dengan
ahli yang lain. Beberapa pengertian belajar sebagai suatu perubahan.
Morris L. Bigge
Menyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang menetap dalam
kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Selanjutnya
Morris menyatakan bahawa perubahan itu terjadi pada pemahaman,
perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara
sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.
Morle J. Moskowitz dan Arthur R. Orgel
Pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung
dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem
syaraf yang dibawa sejak lahir. Menurut Marle dan Orgel perilaku yang
dipelajari dapat diramalkan bukan dari apa yang kita ketahui tentang sifat-
sifat umum dari sistem syaraf seseorang, melainkan dari apa yang kita
ketahui tentang pengalaman-pengalaman yang khusus dan unik dari orang
tersebut.
James O. Whittaker
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau
merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Lebih jauh Whittaker
mengatakan bahwa perubahan fisik (pertumbuhan) dan perubahan karena
7
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
19/117
xix
kematangan (maturitas) tidak termasuk belajar. Juga perubahan perilaku
karena kelelahan, sakit dan akibat obat, tidak termasuk belajar.
Aaron Quinn Sartain dkk
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil
pengalaman. Menurut mereka yang termasuk dalam perubahan ini antara
lain ialah cara merespon suatu sinyal, cara menguasai suatu keterampilan,
dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.
W. S. Winkel
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap
(dalam Max Darsono, 2002: 2-4).
Dari lima definisi belajar tersebut di atas ada satu istilah yang terdapat
dalam semua definisi, yaitu perubahan . Kecuali itu istilah pengalaman
juga dicantumkan dalam definisi-definisi tersebut, yang oleh Winkel
dinyatakan dengan interaksi aktif dengan lingkungan yang maknanya adalah
pengalaman.
Dengan memperhatikan dua kesamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang
yang belajar karena pengalaman.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
20/117
xx
kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan perilaku. Ada pula tafsiran
lain tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut.
a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik olehmasyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar.
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemukan
kesulitan, rintangan, dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
d. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Belajar apa
yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
f. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkandengan tujuan dalam situasi belajar.
g. Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.h. Siswa mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.i. Siswa diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam
lingkungan itu.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
21/117
xxi
j. Siswa-siswa dibawa atau diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yangberhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam
situasi belajar (dalam Oemar Hamalik, 2001: 28-29).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang
tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan
dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang
belajar.
Definisi belajar yang dikemukakan oleh Howard l. Kingsley (dalam H.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 127) sebagai berikut, belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan. Belajar merupakan proses dari perkembangan
hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.
Teori-teori Belajar
Teori Psikologi Klasik
Menurut teori ini, hakikat belajar adalah proses pengembangan pemikiran.
Kita belajar melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
22/117
xxii
Kita mengembangkan kekuatan mencipta, ingatan, keinginan, dan pikiran
dengan melatihnya.
Teori Psikologi Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat,
berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Agar daya-daya itu
berkembang maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi.
Untuk itulah maka kurikulum harus menyediakan mata pelajaran yang
dapat mengembangkan daya-daya tadi. Tekanannya bukan terletak pada
materi melainkan pada pembentukannya, pendidikan dengan latihan.
Pemilihan mata pelajaran dilakukan atas dasar pembentukan daya-daya
secara efisien dan ekonomis. Kurikulum terorganisasi dan diperuntukkan
bagi semua siswa, dan kurang mementingkan isi, minat siswa tidak
diperhatikan yang penting ialah kerja keras.
Teori Mental State
Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J.
Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan atau
tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Menurut teori ini
belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra yang
disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar. Pengalaman-
pengalaman berasosiasi dan bereproduksi. Karena itu, latihan memegang
peranan penting. Lebih banyak ulangan dan latihan maka akan lebih
banyak dan lebih lama pengalaman dan pengetahuan itu tinggal dalam
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
23/117
xxiii
kesadaran dan ingatan seseorang, dan sebaliknya apabila kurang ulangan
dan latihan maka pengalaman dan pengetahuan akan cepat dilupakan.
Teori Psikologi Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Belajar
ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus
dan respons. Dengan memberikan rangsangan maka siswa akan
merespons. Hubungan antara stimulus respon ini akan menimbulkan
kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Jadi, pada dasarnya kelakuan-
kelakuan anak adalah terdiri atas respons-respons tertentu terhadap
stimulus tertentu. Dengan latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu
akan semakin kuat.
Teori Koneksionisme
Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan-hubungan antara
stimulus dan respons asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan
pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Beberapa pandangan
pokok dari teori koneksionisme ini, adalah sebagai berikut.
Pada umumnya menerangkan bahwa kelakuan adalah berkat pengaruh
atau perbuatan dari lingkungan terhadap individu.
Menjelaskan kelakuan dan motivasi secara mekanis.
Kurang memperhatikan proses-proses mengenal dan berpikir.
Mengutamakan atau menitikberatkan pada pengalaman-pengalaman masa
lampau.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
24/117
xxiv
Menganggap bahwa situasi keseluruhan adalah terdiri dari bagian-bagian.
Teori Psikologi Gestalt
Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang
berstruktur. Teori Psikologi Gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran
tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian, adalah
sebagai berikut:
Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya,
faktor herediter lebih berpengaruh.
Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis,
adanya gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendororng
terjadinya tingkah laku.
Belajar mengutamakan aspek pemahaman terhadap situasi problematik.
Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut
menemukan dirinya.
Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna
dalam keseluruhan itu.
Teori Psikologi Field Theory
Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi
permulaan baru menuju ke bagian-bagian. Mulai dari hal-hal yang
kompleks menuju ke hal-hal yang sederhana. Belajar mulai dari suatu
unit menuju ke hal-hal yang mudah dipahami, diferensiasi
pengetahuan dan keterampilan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
25/117
xxv
Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian
terjadi dalam suatu keseluruhan. Ini berarti keseluruhan yang
memberikan makna terhadap suatu bagian, misalnya sebuah papan
tulis hanya bermakna jika berada dalam kelas.
Individuasi bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Mula-mula siswa atau
anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat
dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.
Siswa atau anak belajar dengan menggunakan pemahaman. Pemahaman
adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai
faktor atau unsur dalam situasi yang problematis (dalam Oemar
Hamalik. 2001: 35 42).
Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Pengertian belajar (Fontana, 1981:147 dalam Erman Suherman,2003 :7) adalah
proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari
pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan
yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara
optimal. Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses
sosialisasi, pembelajaran adalah rekayasa sosiopsikologis untuk memelihara
kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar akan belajar secara
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
26/117
xxvi
optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota
masyarakat yang baik. Menurut konstruktivisme, belajar adalah proses aktif si
belajar dalam mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dalam
proses belajar tersebut terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman
atau informasi yang sudah dipelajari (Achmad Sugandi, 2004: 11). Dalam arti
sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup
persekolahan sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi
individu siswa dengan lingkungan sekolah.
Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional
anatara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan
siswa dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan siswa yang bersangkutan.
Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya melatih ketrampilan dan hafal
fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan
sebagai berikut:
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
bagi siswa.
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan
bagi siswa.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
27/117
xxvii
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik
maupun psikologis.
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik
kuantitas maupun kualitas. Ada dua jenis pendekatan dalam pembelajaran
matematika, yaitu pendekatan yang bersifat metodologi dan pendekatan yang
bersifat materi. Pendekatan metodologi berkenaan dengan cara siswa
mengadaptasi konsep yang disajikan kedalam struktur kognitifnya, yang sejalan
dengan cara guru menyajikan bahan tersebut. Sedangkan pendekatan material
yaitu pendekatan pembelajaran matematika dimana dalam menyajikan konsep
matematika melalui konsep matematika yang lain yang telah dimiliki siswa.
Pembelajaran matematika berdasarkan pemikiran bahwa siswa yang harus belajar
dan semestinya dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Pendekatan
pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasi oleh siswa.
Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir yang dipergunakan dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, kaidah yang siap untuk diambil
dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
28/117
xxviii
melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori
konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan
suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu
menjadi milik mereka sendiri.. Para ahli konstruktivisme mengatakan bahwa
ketika siswa mencoba menyelesaikan tugas-tugas kelas, maka pengetahuan
matematika dikonstruksi secara aktif (Wood, 1990; Cobb, 1992 dalam Erman
Suherman, 2003). Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses
belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan
(Achmad Sugandi, 2004: 42). Untuk itu tugas guru adalah menfasilitasi proses
tersebut dengan:
(1)menjadi pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa,(2)memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan(3)menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
29/117
xxix
Salah satu yang mendasar dalam pembelajaran matematika menurut
konstruktivisme adalah suatu pendekatan dengan jawaban tak terduga karakter,
keaslian, cerita, dan implikasinya. Prinsip yang nampak dalam pembelajaran
konstruktivisme ialah, (1) pertanyaan dan konstruksi jawaban siswa adalah
penting, (2) berlandasan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi
para siswa, (3) guru lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan
mediator bagi siswa dalam proses belajar mengajar, (4) program pembelajaran
dibuat bersama si belajar agar mereka benar-benar terlibat dan bertanggung jawab
(konstrak pembelajaran), dan (5) strategi pembelajaran, student-centered
learning, dilakukan dengan belajar aktif, belajar mandiri, koperatif dan
kolaboratif (Achmad Sugandi, 2004: 12). Konstruktivisme telah memfokuskan
secara eksklusif pada proses dimana siswa secar individual aktif mengkonstruksi
realitas matematika mereka sendiri. Di dalam konstruktivisme peranan guru
bukan pemberi jawaban akhir atas pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan
mereka untuk membentuk atau mengkonstruksi pengetahuan matematika
sehingga diperoleh struktur matematika. Hal ini menjadikan posisi guru dalam
pembelajaran matematika untuk bernegosiasi dengan siswa, bukan memberi
jawaban akhir yang telah jadi. Negosiasi yang dimaksudkan disini adalah berupa
pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berfikir lebih
lanjut yang dapat mendorong mereka sehingga penguasaan konsepnya semakin
kuat.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
30/117
xxx
Dalam pembelajaran matematika salah satu cara agar siswa aktif dalam kegiatan
belajar mengajar adalah dengan memberikan tugas dan pertanyaan yang
merupakan salah satu bentuk pengajaran yang dirancang dengan tujuan mengajar
salah satu prinsip, konsep. Tugas dan pertanyaan ini sebagai implementasi dari
pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran. Arti dari konstruktivisme
adalah merancang atau membangun, sedangkan pendekatan konstruktivisme
adalah pendekatan yang menekankan pada penyusunan atau pengkonstruksian
atau membangun pengetahuan sendiri. Tugas dan pertanyaan yang dirancang
untuk membimbing siswa dalam suatu program kerja atau pelajaran, dengan
sedikit atau sama sekali bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam
pelajaran itu. Tugas dan pertanyaan yang dirancang ini tidak dapat menggantikan
peran guru di dalam kelas, guru tetap mengawasi kelas, memotivasi dan
memberikan bimbingan pada perorangan atau kelompok. Ditinjau dari isinya,
tugas dan pertanyaan yang dirancang mempunyai fungsi tersendiri, antara lain:
(1)Untuk tujuan latihan.(2)Untuk menerangkan penerapan.(3)Untuk tujuan penelitian.(4)Untuk tujuan penemuan.(5)Untuk penelitian yang bersifat terbuka.Sedangkan kegunaan tugas dan pertanyaan yang dirancang dalam pengajaran
matematika antara lain:
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
31/117
xxxi
(1)Merupakan alternatif guru mengarahkan pengajaran atau pengenalan suatukegiatan tertentu (konsep, prinsip atau skill) sebagai variasi kegiatan belajar.
(2)Dapat mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatutopik, sebab disiapkan sebelumnya.
(3)Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikalkarena siswa dalam menyelesaikan tugas itu dengan kecepatannya.
(4)Memperingankan kerja guru dalam memberikan bantuan perorangan atauremidi.
(5)Dapat membangkitkan minat siswa, jika tugas dan pertanyaan yang dirancangdisusun secara menarik, sistematis, dan bergambar.
(6)Dapat meningkatkan pemahaman siswa.Peran guru dalam pengajaran menggunakan tugas dan pertanyaan yang dirancang
adalah sebagai fasilitator, pembimbing motivator, dan organisator. Sebagai
fasilitator guru yang memfasilitasi siswa dalam melakukan pembelajaran. Sebagai
motivator guru memberikan semangat agar siswa giat belajar. Sebagai organisator
guru mengatur lingkungan belajar siswa serta mengarahkan siswa tentang cara
siswa melakukan kegiatan.
Pokok Bahasan Waktu, Jarak, dan Kecepatan
1. Waktua. Mengenal satuan waktu
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
32/117
xxxii
1 minggu = 7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
Untuk mengubah dari satuan jam ke menit maka haruslah dikalikan
dengan 60,dan merubah dari menit ke jam maka haruslah dibagi 60.
Contoh:
3 jam =3x 60 = 180 menit
60 menit = 60 : 60 = 1 jam
b. Menghitung lama antara dua waktu tertentuBerikut ini diberikan contoh menghitung lama perjalanan.
Pak Rahmad berangkat dari terminal Bandung pukul 06.25 dan tiba di
Cirebon pukul 09.30. Berapa lama perjalanan yang ditempuh Pak
Rahmad ?
Penyelesaian.
09.30
06.25
3.05
Jadi lama perjalanan pak Rahmad adalah 3 jam 5 menit.
2. Hubungan antara waktu,jarak dan kecepatana. Satuan jarak
km
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
33/117
xxxiii
hm
dam
m
dm
cm
mm
Untuk satuan jarak tiap turun satu tingkat maka dikalikan 10 dan setiap
naik satu tingkat dibagi dengan 10.
Contoh :
1 km = 1 x 100 = 100 dam
20 m = 20 : 10 = 2 dam
b. Menentukan salah satu dari jarak, waktu, dan kecepatan jika duadiantaranya diketahui.
Waktu =tanKecepa
Jarak
Kecepatan =Waktu
Jarak
Jarak = Kecepatan x Waktu
Contoh:
Sebuah mobil berjalan selama 1jam dengan kecepatan 45 km/jam. Berapa
jarak yang telah ditempuh oleh mobil tersebut ?
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
34/117
xxxiv
Suatu alternatif menyelesaikan soal tersebut disajikan sebagai berikut.
Tulis V: kecepatan,
T: waktu, dan
S: jarak.
Dipunyai V = 45 dan T = 1
Jelas S = V x T
= 45 x 1
= 45.
Jadi jarak yang ditempuh 45 km.
c. Menggambar grafik waktu jarak dengan kecepatan tetap.Contoh :
Jarak dan waktu suatu perjalanan dicatat pada tabel berikut.
Jarak (km) 0 20 30 40 50
Waktu (jam) 0 1 2 3 4
Gambarlah grafik jarak dan waktu perjalanan itu !
50
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
35/117
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
36/117
xxxvi
140
120
100
80
60
40
20
1 1 2 2 3
Berdasarkan grafik di atas tentukan:
lama perjalanan ?
jarak yang ditempuh ?
lama istirahat (berhenti) di perjalanan ?
Suatu alternatif menyelesaikan soal tersebut disajikan sebagai berikut.
a. Dari titik terakhir pada grafik, dibuat garis vertikal ( ke bawah),sehingga memotong garis skala waktu. Ternyata memotong pada
angka 3. Jadi lama perjalanannya adalah 3 jam.
b. Dari titik terakhir pada grafik dibuat garis horizontal (ke kiri),sehingga memotong garis skala jarak. Ternyata memotong pada angka
130. Jadi jarak yang ditempuh selama perjalanan adalah 130 km.
Waktu dalam jam
Jarak
dalamkm
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
37/117
xxxvii
c. Garis mendatar (horizontal) pada grafik menunjukkan saat istirahat.Ternyata garis mendatar itu terletak di antara selang waktu jam ke 1
dan jam ke 2.
Lama istirahat = 2 1 =
Jadi lama istirahatnya jam atau 30 menit.
Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran yang kurang optimal akan menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa. Optimalnya proses pembelajaran ini ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain faktor siswa dan faktor guru.
Faktor siswa meliputi : rendahnya pemahaman terhadap pelajaran matematika,
semangat belajar kurang, kurang serius dalam belajar, dan sebagainya. Faktor
guru meliputi menjelaskan materi yang kurang jelas, kurang memberikan latihan
soal, dan sebagainya. Untuk itu dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan keadaan siswa diharapkan akan lebih mudah untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme agar siswa lebih memahami konsep matematika
khususnya pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan. Pendekatan
konstruktivisme memfokuskan secara eksklusif pada proses dimana siswa secara
individual aktif mengkonstruksi realitas matematika mereka sendiri.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
38/117
xxxviii
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis tindakan dirumuskan
sebagai berikut:
Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas 2 SMP N 1 Jiken Kab. Blora pada pokok bahasan waktu,
jarak, dan kecepatan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
39/117
xxxix
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan guru mata pelajaran matematika SMP
N 1 Jiken Kab. Blora kelas 2C tahun pelajaran 2004 / 2005. Siswa dalam
kelas tersebut berjumlah 39 orang, dimana rata-rata kelas nilai matematika
5,8 dan yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 6,5 sebesar
48, 7%.
Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui kegiatan
pengamatan dan tes. Pengamatan mengenai aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran
di kelas dan pengamatan mengenai kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar menggunakan lembar pengamatan guru dalam pembelajaran
di kelas. Sedangkan tes dilakukan setelah tiap-tiap siklus berakhir, untuk
materi tes siklus 1 adalah waktu dan hubungan waktu, jarak, dan kecepatan.
Dan untuk materi tes siklus 2 adalah hubungan waktu, jarak, dan kecepatan
dan grafik waktu, - jarak. Dan pada akhir pembelajaran pada siklus 2
28
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
40/117
xl
dilakukan pengambilan data mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
melalui angket refleksi.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus dengan tahapan:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian ini
secara garis besar dapat dijelaskan dengan skema berikut ini:
Gambar: Skema prosedur penelitian
Keterangan:
= perlakuan siklus 1
= perlakuan siklus 2
C. Rincian Prosedur Penelitian
Siklus 1Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 24 sampai dengan 29 Desember 2004 dengan
pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan. Uraian tiap siklus sebagai berikut.
Perencanaan Pelaksanaan
Refleksi Pengamatan
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
41/117
xli
1. PerencanaanPada tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana pembelajaran dengan
materi waktu dan hubungan jarak, waktu dan kecepatan.
Menyusun pertanyaan dan tugas yang akan diberikan.
Membuat lembar pengamatan siswa.
Membuat lembar pengamatan guru dalam pengelolaan proses belajar
mengajar di kelas.
Membuat 5 soal essay untuk tes akhir siklus 1.
2. PelaksanaanPelaksanaan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas.
Pembelajaran yang dilakukan guru pada saat pelaksanaan adalah sebagai
berikut.
a. Guru mengingatkan kembali satuan waktu dan jarak yang sudah pernahdipelajari siswa.
b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan.c. Guru memberikan motivasi kepada siswa.d. Guru mengorganisasi siswa dalam kelompoke. Guru membagikan pertanyaan yang telah dipersiapkan kepada masing-
masing kelompok.
f. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan yang telahdibagikan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
42/117
xlii
g. Guru menyuruh salah satu perwakilan anggota kelompok untukmenuliskan dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
h. Bersama-sama siswa mengadakan koreksi terhadap hasil kerja kelompok.i. Guru mengkondisikan kelas seperti semula, kemudian membagikan soal
latihan ke maing-masing siswa.
j. Guru bersama-sama siswa membahas soal latihan.k. Pada akhir siklus 1 guru memberikan tes siklus 1
3. PengamatanPengamat mengamati jalannya proses belajar mengajar. Pengamatan
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dengan
aspek-aspek yang diamati sebagai berikut.
a. Pengamatan terhadap siswa1. Peneliti mengamati sikap siswa dalam memperhatikan guru saat
diberikan penjelasan.
2. Peneliti mengamati keaktifan siswa dalam bertanya.3. Peneliti mengamati siswa dalam memperhatikan pendapat atau
jawaban teman.
4. Peneliti mengamati aktivitas dalam menjawab pertanyaan guru danteman
5. Peneliti mengamati kerjasama siswa dalam kelompok.6. Peneliti mengamati keberanian siswa untuk mengeluarkan pendapat.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
43/117
xliii
7. Peneliti mengamati aktivitas siswa dalam berkomunikasi dengan siswalain
8. Peneliti mengamati perilaku siswa dalam memperhatikan penyelesaiansoal yang ada di papan tulis.
9. Peneliti mengamati semangat siswa dalam menyelesaikan soal.10.Peneliti mengamati keberanian siswa untuk tampil ke depan kelas
menyajikan penyelesain soal di papan tulis.
b. Pengamatan terhadap guruPeneliti mengamati guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas, yang
meliputi:
memotivasi atau membangkitkan minat siswa,
membentuk kelompok belajar dengan baik,
menghubungkan pelajaran terdahulu yang merupakan prasyarat untuk
topik berikutnya,
mengkomunikaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa untuk bertanya,
berperan sebagai fasilitator,
mengaktifkan kerja kelompok,
meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil kerja kelompok,
membimbing siswa,
segera memberi kegiatan perbaikan,
membimbing siswa menyimpulkan materi,
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
44/117
xliv
memberi tugas rumah.
4.
Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahapan-
tahapan dalam siklus 1. Refleksi dilaksanakan segera setelah pelaksanaan dan
pengamatan siklus 1 selesai.
Siklus 2Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2004 sampai dengan 5 Januari
2005 dengan pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan.
1. PerencanaanBerdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka diadakan perencanaan ulang.
Rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan rencana pada siklus 1,
hanya saja materi disesuaikan pada siklus 2, yaitu hubungan waktu, jarak, dan
kecepatan dan grafik jarak-waktu.
2. PelaksanaanPelaksanaan tindakan yang dilakukan sama seperti yang dilakukan pada siklus
1, hanya saja materi disesuaikan dengan materi pada siklus 2.
3. PengamatanPengamatan pada siklus 2 sama dengan pengamatan yang dilakukan pada
siklus 1, menggunakan lembar pengamatan yang sama pada siklus 1.
4. RefleksiPada tahap ini dilakukan analisis pengamatan dan evaluasi dari tahapan-
tahapan pada siklus 2.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
45/117
xlv
Pada akhir siklus 2 dilakukan pengambilan data mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan melalui angket refleksi pembelajaran.
D. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini berhasil jika:
(1)ketuntasan belajar individual mencapai minimal 65% dan secara klasikalminimal 85%,
(2)rata-rata kelas minimal mencapai 7,0,(3)terjadi peningkatan aktivitas belajar.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
46/117
xlvi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PenelitianHasil penelitian selama dua siklus adalah sebagai berikut.
Siklus 1
Hasil pengamatan dalam pembelajaran.
Pengamatan aktivitas siswa
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap siswa dalam proses
pembelajaran yaitu pada lampiran 9, diperoleh beberapa hal sebagai
berikut:
Ada beberapa siswa yang tidak memeperhatikan saat guru memberikan
penjelasan. Hal ini dapat dilihat pada penilaian aktivitas ini yaitu
mendapatkan penilaian B, ini berarti siswa yang melakukan aktivitas
ini 50% dan < 75%.
Ada beberapa siswa yang masih takut bertanya kepada guru mengenai hal-
hal yang kurang dimengerti. Hal ini dapat dilihat pada penilaian
aktivitas ini, yaitu mendapatkan penilaian C. berarti siswa yang
melakukan aktivitas ini 25% dan < 50%.
Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pendapat atau jawaban
dari temannya. Dapat dilihat pada penilaian aktivitas ini, yaitu
35
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
47/117
xlvii
mendapatkan penilaian B. ini berarti yang melakukan aktivitas ini
50% dan < 75%.
Ada beberapa siswa yang masih takut menjawab pertanyaan dari guru atau
teman. Hal ini dapat dilihat dari penilaian aktivitasnya yaitu C. Ini
berarti siswa yang melakukan aktivitas ini 25% dan < 50%.
Diskusi dalam kelompok dapat berlangsung dengan baik, walaupun masih
ada beberapa siswa yang tidak mendukung. Dimana siswa yang
melakukan aktivitas ini 75%. Sehingga penilaiannya A.
Ada beberapa siswa yang masih takut untuk mengeluarkan pendapat.
Aktivitas ini mendapatkan penilaian B. Yang berarti siswa yang
melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%.
Komunikasi dengan teman juga dapat berlangsung dengan baik. Dalam
hal ini siswa yang melakukan aktivitas ini 75%. Sehigga
mendapatkan penilaian A.
Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penyelesaian soal yang
disajikan di papan tulis. Aktivitas ini mendapatkan penilaian B, yang
berarti siswa yang melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%.
Ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal latihan yang diberikan. Aktivitas ini mendapatkan
penilaian C, yang berarti siswa yang melakukan aktivitas ini
25% dan < 50%.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
48/117
xlviii
(10) Ada beberapa siswa yang masih takut untuk menyajikan penyelesaian
soal di papan tulis. Aktivitas ini mendapatkan penilaian C, yang berarti
siswa yang melakukan aktivitas ini 25% dan < 50%.
Dari hasil di atas diperoleh prosentase penilaian aktivitas sebagai berikut.
Prosentase penilaian
A B C D
Siklus 1 20% 40% 40% 0%
Keterangan:
A: aktivitas siswa sangat baik
B: aktivitas siswa baik
C: aktivitas siswa cukup baik
D: aktivitas siswa kurang baik
Pengamatan guru dalam pengelolaan pembelajaran
Dari pengamatan guru dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu pada
lampiran 10 diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Dalam memotivasi atau membangkitkan minat siswa sudah dilaksanakan
dengan baik, tetapi belum sepenuhnya.
Dalam membentuk kelompok belajar sudah dilaksanakan dengan baik.
Menghubungkan pelajaran terdahulu yang merupakan prasyarat untuk
topik berikutnya sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
49/117
xlix
Sebelum melakukan pembelajaran, mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik.
Memotivasi siswa untuk bertanya sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi
masih ada siswa yang kurang termotivasi.
Berperan sebagai fasilitator sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
Mengaktifkan kerja kelompok sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu
dengan cara mendekati masing-masing kelompok.
Meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil kerja kelompok sudah
dilaksanakan dengan baik, tetapi belum ada penekanan sehingga ada
siswa yang tidak mengkomunikasikan hasil kerja kelompoknya.
Membimbing siswa sudah dilaksanakan dengan sangat baik,yaitu guru
sering memonitoring siswa dengan cara berkeliling dari siswa yang
satu ke siswa yang lain.
(10) Mambantu kesulitan belajar siswa sudah dilakukan dengan sangat baik,
dimana setiap ada siswa yang merasa kesulitan atau kebingungan guru
selalu tanggap dan segera memberikan solusinya.
(11) Memberikan kegiatan perbaikan atau pengayaan sudah dilakukan
dengan baik.
(12) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari sudah
dilaksanakan dengan baik, tetapi guru lebih mendominasi.
(13) Memberi tugas rumah sudah dilaksanakan dengan sangat baik,
sehingga siswa lebih memahami materi yang telah dipelajari.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
50/117
l
Dari hasil di atas diperoleh prosentase penilaian sebagai berikut
Prosentase penilaian
A B C D
Siklus 1 38,5% 61,5% 0% 0%
Keterangan:
A: pengelolaan pembelajaran sangat baik
B: pengelolaan pembelajaran baik
C: pengelolaan pembelajaran cukup baik
D: pengelolaan pembelajaran kurang baik
Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik tetapi
masih belum optimal.
2. Hasil tes siklus1Dari tes yang dilakukan pada siklus 1 diperoleh hasil tes pada lampiran 11,
sehingga diperoleh tabel ketuntasan belajar sebagai berikut.
Tabel prosentase ketuntasan belajar siswa.
Siklus 1
Jumlah siswa Prosentase
Tuntas belajar
(nilai 6,5)
24 61,5%
Tidak tuntas belajar
(nilai < 6,5)
15 38,5%
Nilai rata-rata 6,6
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
51/117
li
Siklus 2
1. Hasil pengamatan dalam pembelajaran.Pengamatan aktivitas siswa
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap siswa dalam proses
pembelajaran yaitu pada lampiran 19 diperoleh beberapa hal sebagai
berikut:
Perhatian siswa pada saat guru memberikan penjelasan sudah terfokus.
Aktivitas ini mendapatkan penilaian A, ini berarti siswa yang
melakukan aktivitas ini 75%.
Masih ada beberapa siswa yang takut bertanya kepada guru mengenai hal-
hal yang kurang dimengerti. Hal ini dapat dilihat pada penilaian
aktivitas ini, yaitu mendapatkan penilaian B. Berarti siswa yang
melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%.
Perhatian siswa terhadap pendapat atau jawaban teman meningkat. Siswa
yang melakukan kativitas ini 75%, sehingga mendapatkan penilaian
A.
Perasaan takut, malu menjawab pertanyaan guru atau teman sudah
berkurang. Hal ini dapat dilihat dari penilaian aktivitasnya yaitu B. Ini
berarti siswa yang melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%.
Diskusi dalam kelompok dapat berlangsung dengan sangat baik. Dimana
siswa yang melakukan aktivitas ini 75%, dengan penilaian A.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
52/117
lii
Masih ada beberapa siswa yang takut untuk berpendapat. Siswa yang
melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%, dengan penilaian B.
Komunikasi dengan teman juga dapat berlangsung dengan baik. Dalam
hal ini siswa yang melakukan aktivitas ini 75%, dengan penilaian A.
Perhatian siswa sudah terfokus jika ada yang menyajikan penyelesaian
soal di papan tulis. Siswa yang melakukan aktivitas ini 75%, dengan
penilaian A.
Semangat siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan soal latihan yang
diberikan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang melakukan
aktivitas ini 75%, dengan penilaian A.
(10) Rasa takut siswa sudah berkurang dalam menyajikan penyelesaian soal
di papan tulis. Aktivitas ini mendapatkan penilaian B, yang berarti
siswa yang melakukan aktivitas ini 50% dan < 75%.
Dari hasil di atas diperoleh prosentase penilaian aktivitas sebagai berikut.
Prosentase penilaian
A B C D
Siklus 2 60% 40% 0% 0%
Keterangan:
A: aktivitas siswa sangat baik
B: aktivitas siswa baik
C: aktivitas siswa cukup baik
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
53/117
liii
D: aktivitas siswa kurang baik
Pengamatan guru dalam pengelolaan pembelajaran
Dari pengamatan guru dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu pada
lampiran 20 diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Dalam memotivasi atau membangkitkan minat siswa sudah dilaksanakan
dengan sangat baik.
Dalam membentuk kelompok belajar sudah dilaksanakan dengan baik.
Menghubungkan pelajaran terdahulu yang merupakan prasyarat untuk
topik berikutnya sudah dilaksanakan sangat baik.
Sebelum melakukan pembelajaran, mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
Memotivasi siswa untuk bertanya sudah dilaksanakan dengan sangat baik,
sehingga siswa yang semula tidak berani bertanya menjadi berani
bertanya.
Berperan sebagai fasilitator sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
Mengaktifkan kerja kelompok sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu
dengan cara mendekati masing-masing kelompok.
Meminta siswa untuk mengkomunikasikan hasil kerja kelompok sudah
dilaksanakan dengan baik.
Membimbing siswa sudah dilaksanakan dengan sangat baik,yaitu guru
memonitoring siswa dengan cara berkeliling dari siswa yang satu ke
siswa yang lain.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
54/117
liv
(10) Mambantu kesulitan belajar siswa sudah dilaksanakan dengan sangat
baik, dimana setiap ada siswa yang merasa kesulitan atau kebingungan
guru selalu tanggap dan segera memberikan solusinya.
(11) Memberi kegiatan perbaikan atau pengayaan dengan segera sudah
dilaksanakan dengan sangat baik, sehingga siswa menjadi tahu dimana
letak kesalahannya dengan cepat.
(12) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari sudah
dilaksanakan dengan sangat baik.
(13) Memberi tugas rumah sudah dilaksanakan dengan sangat baik,
sehingga siswa lebih memahami materi yang telah dipelajari.
Dari hasil di atas diperoleh prosentase penilaian sebagai berikut
Prosentase penilaian
A B C D
Siklus 2 76,9% 23,1% 0% 0%
Keterangan:
A: pengelolaan pembelajaran sangat baik
B: pengelolaan pembelajaran baik
C: pengelolaan pembelajaran cukup baik
D: pengelolaan pembelajaran kurang baik
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
55/117
lv
2. Hasil tes siklus 2Dari tes yang dilakukan pada siklus 1 diperoleh hasil tes pada lampiran 21,
sehingga diperoleh tabel ketuntasan belajar sebagai berikut.
Tabel prosentase ketuntasan belajar siswa.
Siklus 2
Jumlah siswa Prosentase
Tuntas belajar
(nilai 6,5)
34 87,2%
Tidak tuntas belajar
(nilai < 6,5)
5 12,8%
Nilai rata-rata 7,8
Hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran
Berdasarkan hasil angket refleksi siswa terhadap pembelajaran pada lampiran 23
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
(a)belajar dengan cara berkelompok lebih menyenangkan, yaitu denganprosentase 56,4%,
(b) pemberian pertanyaan yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari membuatsiswa mudah mengingat dengan prosentase 64,1%,
(c)adanya pemberian tugas setiap pertemuan membuat siswa semakin jelasterhadap materi yang telah dibahas dengan prosentase 51,3%,
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
56/117
lvi
(d)mengungkapkan ide atau gagasan lebih memudahkan siswa jika dilakukansecara berkelompok dengan prosentase 87,2%,
(e)dengan adanya pemberian pertanyaan yang berkaitan dengan materi yangakan dibahas sebelum mendapatkan penjelasan dari guru membuat siswa
termotivasi untuk berfikir, dengan prosentase 18%,
(f) Siswa sudah mulai menunjukkan keberaniannya untuk menyajikan hasil kerjakelompok di depan kelas, dengan prosentase 61,5%,
(g)Diberikannya kesempatan bertanya membuat siswa termotivasi untukbertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas, dengan prosentase 51,3%,
(h)Adanya pembahasan dari hasil diskusi membuat siswa semakin jelas terhadapaapa yang telah didiskusikan, dengan prosentase 76,9%,
(i) Siswa lebih mudah mempelajari materi yang telah dipelajari dengan adanyapenegasan atau rangkuman, dengan prosentase 84,6%,
(j) Dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan adanyapemberian pertanyaan dan tugas membuat siswa lebih termotivasi untuk terus
belajar, dengan prosentase 89,7%.
C. PembahasanSiklus 1
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap pembelajaran di kelas, yaitu pada tabel
pengamatan aktivitas siswa. Aktivitas dilaksanakan sangat baik sebesar 20%,
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
57/117
lvii
aktivitas dilaksanakan dengan baik sebesar 40%, dan aktivitas dilaksanakan
dengan cukup baik sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas yang
diharapkan belum dilaksanakan secara optimal oleh siswa.
Dengan melihat tabel pengamatan pengelolaan pembelajaran guru, dapat di
jelaskan bahwa dalam siklus 1 pengelolaan pembelajaran di kelas sudah baik
yaitu sebesar 61,5% tetapi masih belum optimal.
Dari tabel hasil tes siswa pada siklus 1, ternyata terdapat 15 siswa yang nilainya
kurang dari 6,5 dengan prosentase 38,5% dan terdapat 24 siswa yang nilainya
lebih dari atau sama dengan 6,5 dengan prosentase 61,5%. Ketuntasan belajar
61,5% dengan nilai rata-rata kelas 6,6.
Berdasarkan data awal yaitu nilai rata-rata kelas 5,8 , dan yang mendapatkan nilai
lebih dari atau sama dengan 6,5 sebesar 48,7%, jika dibandingkan dengan hasil
pada siklus 1 sudah ada peningkatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sudah ada
peningkatan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan, karena siswa yang
mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 6,5 belum mencapai 85% serta
rata-rata kelas belum mencapai 7,0.
Karena belum mencapai indikator keberhasilan maka dilanjutkan dengan
pelaksanaan siklus 2, dengan perbaikan diantaranya: dengan menginformasikan
kembali pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan konstruktivisme
sehingga siswa mempunyai pandangan yang lebih jelas mengenai pembelajaran
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
58/117
lviii
yang dilakukan, perhatian guru terhadap siswa lebih ditingkatkan lagi sehingga
siswa lebih terarah, dalam membangkitkan atau memotivasi siswa lebih
ditingkatkan sehingga rasa kepercayaan diri siswa meningkat.
Siklus 2
Pada siklus 2 ini aktivitas siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan aktivitas
siswa pada siklus 1. Hal ini dapat dilihat dari tabel pengamatan aktivitas siswa
pada siklus 2 bahwa aktivitas siswa sangat baik sebesar 60% dan aktivitas siswa
baik sebesar 40%. Ini berarti siswa yang melakukan aktivitas yang diharapkan
lebih banyak dibandingkan pada siklus 1 dan ini berarti siswa sudah terarah dalam
melakukan aktivitas.
Sedangkan pengamatan yang dilaksanakan terhadap pengelolaan pembelajaran di
kelas juga terdapat peningkatan dimana peranan guru disini lebih meningkat.
Terbukti dengan terarahnya siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran.
Sehingga terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus 2. Hal ini juga dapat
dilihat dari tabel pengamatan guru dalam pengelolaan pembelajaran, yaitu
pengelolaan pembelajaran dilaksanakan dengan sangat baik sebesar 60%.
Dari hasil tes pada siklus 2 juga terdapat peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
tabel hasil tes pada siklus 2, terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari
6,5 sebesar 12,8%. Dan terdapat 34 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
59/117
lix
sama dengan 6,5 sebesar 87,2%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 ini
sebesar 87,2% dengan nilai rata-rata kelas 7,8. Ini menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan tercapai karena ketuntasan belajar secara klasikal mencapai lebih
dari 85% dan rata-rata kelas mencapai lebih dari 7,0.
Dari hasil angket refleksi pembelajaran ditemukan bahwa belajar dengan cara
berkelompok lebih menyenangkan. Di sini siswa tidak mempunyai perasaan takut
atau malu untuk mengeluarkan pendapat karena berpendapat dengan teman
sendiri. Siswa yang belum memahami suatu materi tidak mempunyai perasaan
takut untuk meminta penjelasan dari teman yang sudah memahami materi
tersebut. Dengan adanya pemberian tugas dan pembahasan yang dipaparkan di
depan kelas membuat siswa semakin jelas terhadap materi yang dipelajari dan
meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk tampil di depan kelas.
Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai,
sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima yang berarti ada peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan konstruktivisme pada pokok bahasan waktu,
jarak, dan kecepatan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
60/117
lx
BAB V
PENUTUP
A. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SMP N 1 Jiken Kab. Blora pada pokok
bahasan waktu, jarak, dan kecepatan. Dengan ditunjukkan oleh rata-rata nilai tes
akhir siklus 1 adalah 6,6 dan nilai rata-rata pada siklus 2 mencapai 7,8. Prosentase
ketuntasan belajar 61,5% pada siklus 1 menjadi 87,2% pada siklus 2. Aktivitas
dilaksanakan sangat baik sebesar 20% pada siklus 1 dan pada siklus 2 terjadi
peningkatan, yaitu aktivitas dilaksanakan sangat baik sebesar 60%.
B. SaranSaran yang digunakan, agar guru matematika dalam memberikan materi pelajaran
matematika pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan hendaknya menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan berkenaan dengan materi yang
akan diberikan serta tugas yang bertujuan memperdalam pemahaman siswa
terhadap materi tersebut.
49
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
61/117
lxi
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Budi Jatmiko, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.
Dimyati, Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Erman H Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran MatematikaKontemporer
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
H Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
H. Mohammad Ali. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
M Cholik Adinawan, Sugijono. 2003.Matematika Untuk SLTP Kelas 2 Semester I
Jakarta: Erlangga.
Ponco sudjatmiko. 2003. Pelajaran Matematika 2A untuk kelas SLTP semester 1.Solo : Tiga Serangkai.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisus.
Max Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran . Semarang: IKIP Semarang
Press.
50
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
62/117
lxii
Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWAKelas : 2C
Semester : 1No. Kode Siswa Nama Siswa L/P
1. 3850 Agus Supendi L
2. 3851 Agus Suprianto L
3. 3854 Alvika Cevi Fanna P
4. 3860 Arif Setiawan L
5. 3865 Budi Frestiawan L
6. 3868 Dadang Wahyudi L
7. 3873 Dewi P
8. 3879 Dwi Narno L9. 3893 Eko Nuryanto L
10 3900 Evi Ayu Apriliana P
11. 3904 Gurit Joko Santoso L
12. 3910 Iis Ari Andriani P
13. 3912 Ika Upik Panita P
14. 3918 Ita Mariana P
15. 3923 Kasianto Dwi Saputro L
16. 3929 Lilik Dian Purwoko L
17. 3931 Listri Handayani L
18. 3938 M. Cholil A L
19. 3943 Ngatini P20. 3946 Nova Satria L
21. 3949 Paramita Putri S P
22. 3953 Puji Astuti P
23. 3961 Rini P
24. 3965 Rona FajarTio Fitrianto L
25. 3975 Sarwo Edi Rahayu L
26. 3990 Sri Utami P
27. 3993 Suhadi L
28. 3998 Sulasis P
29. 4003 Sunandar L
30. 4007 Sutarmi P
31. 4008 Sutiyo L32. 4016 Titik Kiswanti P
33. 4019 Tutus Arif Wicaksono L
34. 4023 Venentius Patria W L
35. 4024 Vina Wulansari P
36. 4025 Wahyu Maret Suryo P L
37. 4030 Wartini P
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
63/117
lxiii
38. 4033 Yeni Agung Nugroho L
39. 4037 Yesi Nuraeni P
Lampiran 2 RENCANA PEMBELAJARAN 1
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Kelas / Semester : II /I
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I. Kompetensi Dasar
Siswa dapat menginterpretasikan hubungan antara waktu, jarak, dan kecepatan,
serta mampu menggunakan dalam menyelesaikan masalah.
II. Indikator
1. Siswa dapat menyatakan (mengubah) satuan waktu tertentu ke satuan waktuyang lain.
2. Siswa dapat menghitung lama antara dua waktu tertentu.3. Siswa dapat mengubah satuan jarak tertentu ke satuan jarak yang lain.4. Siswa dapat menentukan salah satu dari jarak, waktu, dan kecepatan jika dua
diantaranya diketahui.
III. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana : Lembar Kerja 1
Sumber Belajar : Buku Matematika SMP untuk kelas dua
IV. Metode
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
64/117
lxiv
Diskusi, tanya jawab
V. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
a. Apersepsi, mengingat kembali satuan waktu dan jarakb. Guru menginformasikan model pembelajaran yang digunakan yaitu
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dimana penerapannya
dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa mengenai
materi yang dipelajari sehingga siswa dapat membangun pengetahuan
sendiri mengenai materi yang dipelajari dengan bimbingan guru.c. Memberikan motivasi.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengorganisasi siswa dalam kelompok, dimana masing-masingkelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang.
b. Membagikan Lembar Kerja 1 yang telah dipersiapkan kepada masing-masing kelompok (Lembar Kerja 1 terlampir).
c. Siswa bekerja dalam kelompok, berdiskusi menjawab pertanyaan yang adapada Lembar Kerja 1. Guru memonitoring dengan melihat dari kelompok
yang satu ke kelompok yang lain.
d. Menyuruh salah satu siswa sebagai perwakilan kelompok untuk maju kedepan menuliskan dan menjelaskan hasil kerja kelompok.
e. Bersama-sama siswa mengadakan koreksi terhadap hasil kerja kelompokyang telah dituliskan di papa tulis.
f. Guru mengkondisikan kelas seperti semula.g. Guru membagikan soal latihan 1 ke masing-masing siswa.h. Bersama-sama siswa membahas penyelesaian soal latihan 1.
3. Penutup
a. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman mengenai materi yang telahdiajarkan.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
65/117
lxv
b. Guru memberi tugas rumah.c. Guru megadakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi 1( soal
terlampir).
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
66/117
lxvi
Lampiran 3KISI-KISI TES SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Alokasi Waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 5 soal
Bentuk Soal : Uraian
No. Kompetensi yang
Diujikan
Uraian Materi Indikator No.
soal
1.
2.
3.
4.
Menghitung waktu tiba
jika diketahui lamaperjalanan dan waktu
berangkat
Menghitung waktu
berangkat jika diketahui
lama perjalanan dan
waktu tiba
Menghitung kecepatanrata-rata jika diketahui
jarak dan kecepatan
masing-masing
Menghitung jarak jika
diketahui kecepatan dan
waktu
Berangkat =
Tiba Lama
Jarak =Kecepatan x
Waktu
Siswa dapat
menghitung waktu tiba jika diketahui lama
perjalanan dan waktu
berangkatSiswa dapat
menghitung waktu
berangkat jika
diketahui lamaperjalanan dan waktu
tibaSiswa dapatmenghitung kecepatan
rata-rata jika diketahui
jarak dan kecepatanmasing-masing
Siswa dapat
menghitung jarak jika
diketahui kecepatandan waktu
1,2
3
4
5
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
67/117
lxvii
Lembar Kerja 1Lembar Kerja 1Lembar Kerja 1Lembar Kerja 1
KelompokKelompokKelompokKelompok ::::NamaNamaNamaNama ::::
Lampiran 4
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
68/117
lxviii
Pertanyaan 1
I. Jawablah dengan tepat !
1 hari = Jam , 1 jam = Hari
1 jam = menit , 1 menit = jam
1 menit = detik , 1 detik = menit
1 jam = detik , 1 detik = jam
Dapat disimpulkan :
Untuk megubah dari satuan jam ke menit atau dari satuan menit ke detik maka
harus *(dibagi / dikali) .. dan untuk mengubah dari satuan menit ke jam atau
detik ke menit maka harus *(dibagi / dikali) ..
Catatan : * Coret yang kamu anggap salah.
II. Jawablah secara singkat dan tepat !
Pukul 17.30 sama dengan pukul .
Pukul 21.00 sama dengan pukul .
Pukul 09.45 sama dengan pukul .
Catatan : Ingat satuan waktu dihitung dari tengah malam pukul 00.00 WIB
sampai dengan pukul 24.00 WIB
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
69/117
lxix
Pertanyaan 2
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu lakukan setiap
harinya jika kamu berangkat ke sekolah !
1. Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah ?2. Berapa jam lamanya perjalanan kamu dari rumah ke sekolah ?3. Kamu tiba di sekolah pukul berapa ?
Untuk menjawab pertanyaan nomor 4 perhatikan ketiga jawaban diatas!
4. Bagaimanakah hubungan antara waktu berangkat, lama perjalanan dan saat tiba di
sekolah ?
Hasil dari hubungan antara waktu berangkat, lama perjalanan dan saat tiba
disekolah secara matematika dapat ditulis / dirumuskan :
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
70/117
lxx
Pertanyaan 3
Isilah pertanyaan di bawah ini !
1. 1 km = hm = dam
2. 1 cm = m = dam
Dapat disimpulkan:
Untuk satuan jarak tiap turun satu tingkat *( dikali / dibagi ) .......................... dan
setiap naik satu tingkat *( dikali / dibagi ) ..................................
Catatan : * Coret yang kamu anggap salah.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
71/117
lxxi
Pertanyaan 4
I. Kerjakan secara individu !
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Berapakah jarak dari rumah kamu ke sekolah ?2. Dengan apa kamu berangkat ke sekolah ?3. Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk sampai di sekolah ?
II. Kerjakan secara kelompok !Untuk menjawab pertanyaan di bawah ini, bandingkanlah jawabanmu dari
Pertanyaan 4 dengan anggota kelompokmu yang lain !
1. Bagaimanakah hubungan antara waktu dengan jarak, apakah berbanding lurus
ataukah berbanding terbalik ?
.........
2. Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dengan jarak apakah berbanding lurus
ataukah berbanding terbalik ?
.
3. Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dengan waktu apakah berbanding
lurus ataukah berbanding terbalik ?
Dapat ditarik kesimpulan:
Bahwa hubungan antara waktu, jarak, dan kecepatan secara matematika ditulis /
dirumuskan ?
....
Dengan memperhatikan rumus yang telah kamu dapatkan dari hubungan antara waktu, jarak dan kecepatan . Maka bila satuan
jarak = km dan satuan waktu = jam , maka satuan kecepatan adalah
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
72/117
lxxii
Lampiran 5
Soal Latihan 1
Jawablah dengan benar !
1. Pak Hasan tiba di Jakarta pukul 05.15 WIB hari senin dan lama perjalanannya 13jam 45 menit. Pukul berapa dan hari apa Pak Hasan berangkat ?
2. Nina berangkat ke sekolah dengan bersepeda. Dia mengayuh sepeda dengantenaga penuh sehingga kecepatannya 400 m / menit. Jarak rumah sampai sekolah
6 km. Berapa waktu yang diperlukan Nina untuk sampai ke sekolah ?
3. Seorang pengemudi mobil berangkat dari Surabaya pukul 05.40 menuju Malangdengan kecepatan 54 km / jam dan tiba di Malang pukul 07.20. Berapa jarak dari
Surabaya ke Malang ?
4. Anton mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 70 km / jam selama 8 jam.Jika ia ingin satu jam lebih cepat sampai di tujuan, maka kecepatannya
seharusnya ?
Lampiran 6
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
73/117
lxxiii
Soal Evaluasi 1
Jawablah dengan benar !
1. Agus tiba di rumah pada hari Senin pukul 05.15. Ia berangkat dari Yogyakarta naik bus dengan lama perjalanan 12 jam 10menit. Pukul berapa dan hari apakah ia berangkat dari Yogyakarta ?
2. Jarak antara Jakarta dan Malang adalah 900 km. Dengan mengendarai mobil, Udin berangkat dari Jakarta pukul 07.20.Kecepatan rata-rata mobil yang dikendarainya adalah 75 km/jam. Di perjalanan ia istirahat selama 3 jam. Pukul berapakah
ia tiba di Malang ?
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
74/117
lxxiv
Lampiran 7
SOAL TES SIKLUS 1Kelas / Semester : II / 1
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Bentuk Soal : Uraian
Jumlah Soal : 5 butir
Jawablah dengan benar!
1. Dengan mengendarai sepeda, seorang anak berangkat pada pukul 06.20. Jika lamaperjalanannya 7 jam 40 menit, pada pukul berapa ia tiba di tempat tujuan ?
2. Sebuah bus berangkat dari Jakarta menuju Denpasar. Setelah berjalan 10 jam 45menit, bus itu mengisi bahan bakar dan istirahat selama 15 menit, kemudian
berangkat lagi. Setelah berjalan selama 3 jam 25 menit, bus tersebut istirahat
untuk makan selama 45 menit, kemudian melanjutkan perjalanan lagi selama 12
jam 15 menit termasuk istirahat di perjalanan. Jika tiba di Denpasar hari Kamis
pukul 16.45, pukul berapa dan hari apakah bus berangkat dari Jakarta ?
3. Dengan mengendarai sebuah mobil, Pak Hasan pergi dari Bandung ke Bogordalam waktu 9 jam. Jarak Bandung- Bogor 450 km. Dengan kecepatan berapakah
Pak Hasan memacu mobilnya ?
4. Sebuah helikopter tim SAR meninggalkan landasan pada pukul 08.20 dan sampaidi tempat musibah pada pukul 10.45. Jika kecepatannya 180 km / jam, tentukan
jarak yang ditempuh helikopter tersebut ?
5. Sebuah bus antarkota berangkat dari Bandung pada hari Minggu pukul 08.00 dantiba di Solo hari Senin pukul 07.30. Jarak Solo Bandung 945 km. Berapakah
kecepatan bus tersebut ?
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
75/117
lxxv
Lampiran 8
Pembahasan Soal Latihan 1
1. Tulis L = tiba, T = waktu, dan B = berangkat.Dipunyai L = 05.15 (hari Senin),
T = 13.45
Ditanyakan B dan hari ?
Penyelesaian:
B = L T
= 05.15 13.45
= 29.15 13.45 , L = 29.45 (hari Minggu)
= 28.75 13.45
= 15.30
Jadi Pak Hasan berangkat hari Minggu pukul 15.30.
2. Tulis V = kecepatan, S = jarak, T = waktu.Dipunyai kecepatan = 400 m / menit = 24 km / jam.
V = 24,
S = 6 km.
Ditanyakan T ?
Penyelesaian:
V =TS
T =V
S=
24
6= .
Jadi waktu yang diperlukan Nina untuk sampai di sekolah adalah jam.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
76/117
lxxvi
3. Tulis B = berangkat, L = tiba, T = waktu , V = kecepatan, dan S = jarak.Dipunyai B = 05.40,
L = 07.20,
V = 54.
Ditanyakan S ?
Penyelesaian:
T = L B
= 31.20 05.40 , (dimana L = 07.20 + 24.00 = 31.20)
= 30.80 05.40
= 25.40
Waktu yang dibutuhkan adalah 25 jam 40 menit = 253
2jam
S = V x T
= 54 x 253
2
=3
2700
= 900
Jadi jarak Surabaya Malang adalah 900 km.
4. Tulis V = kecepatan, T = waktu.Dipunyai V1 = 70,
T1 = 8
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
77/117
lxxvii
Ditanyakan V2 jika T2 = 7 ?
Penyelesaian:
Karena V dan T merupakan perbandingan berbalik nilai maka:
2
1
V
V=
2
1
T
T
2
70
V=
8
7
V2 = 80
Jadi kecepatannya 80 km / jam agar sampai di tempat tujuan satu jam lebih cepat.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
78/117
lxxviii
Lampiran 9
Pembahasan Soal Evaluasi 1
1. Tulis L = tiba, T = waktu, dan B = berangkat.Dipunyai L = 05.15 (hari Senin),
T = 12.10
Ditanyakan B (hari) ?
Penyelesaian:
B = L T
= 29.15 12.10, dimana L = 05.15 + 24.00 = 29.15 (hari Minggu)
= 17.05
Jadi Agus berangkat dari Yogyakarta pukul 17.05 hari Minggu.
2. Tulis B = berangkat, I = istirahat, T = waktu, L = tiba, S = jarak, dan V =kecepatan.
Dipunyai S = 900,
V = 75,
B = 07.20,
I = 03.00
Ditanyakan L ?
Penyelesaian:
T =V
S=
75
900= 12
T tot = T + I = 12 + 3 = 15
L = B + T tot = 07.20 +15.00 = 22.20
Jadi Udin tiba di Malang pukul 22.20.
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran matematika
79/117
lxxix
Lampiran 10
Pembahasan Soal Tes Siklus 1
1. Tulis T = waktu, B = berangkat, dan L = tibaDipunyai T = 07.40, dan B = 06.20
Ditanyakan L ?
Penyelesaian:
L = B + T
= 06.20 + 07.40
= 13.60
Jadi anak tersebut tiba pukul 13.60 atau pukul 14.00.
Skor1: 10
2. Tulis T = waktu, I = istirahat, L = tiba, dan B = berangkatDipunyai T1=10.45,
I1 = 00.15,
T2 = 03.25,
I2 = 00.45,
T3 = 12.15,
L =16.45 (hari Kamis).
Ditanyakan B dan hari ?
Penyelesaian:
T seluruhnya = T1 + I1 + T2 + I2 + T3
= 10.45 + 00.15 + 03.25 + 00.45 + 12.15
= 25.145 = 27.25
8/8/2019 meningkatkan Pembelajaran ma