YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

1

KONFIDENSIAL

MATERI FISIKA

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

1.1 Besaran

Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan

kuantita dari besaran-besaran yang terlibat di dalamnya untuk memperoleh informasi

sifat-sifat fisis dari suatu pengukuran. Pengukuran sifat-sifat fisis seperti : panjang,

volume, kecepatan dan sebagainya dilakukan dengan membandingkan besaran yang

akan diukur dengan suatu besaran standar yang dinyatakan dengan bilangan dan

satuannya. Besaran standar hanya diberikan untuk bearan-bearan pokok saja, sedangkan

besaran-besaran pokok dan satuannya ditetapkan berdasarkan perjanjian internasional.

1.2 Sistem Satuan

Dalam ilmu fisika digunakan dua macam system satuan yang masih digunakan yakni

Sistem Metrik (Metric System) dan Sistem Inggris (Imperial System). System Metrik

dikenal sebagai Meter, Kilogram dan Sekon (MKS) dan Centimeter, Gram dan Sekon

(CGS). Sedangkan system Inggris dikenal sebagai Foot, Pound dan Second disingkat

(FPS). System Metrik diciptakan oleh para ilmuwan Prancis pada tahun 1795. system

satuan ini memiliki keunggulan, karena konvensi satuan-satuaanya sangat mudah, yaitu

berupa bilangan sepuluh berpangkat. Oleh karena keunggulannya, maka suatu perjanjian

internasional telah menetapkan suatu system internasional (international system of units)

disingkat satuan SI yang diadopsi dari satuan metrik.

AWALAN SIMBOL ERAKSI CONTOH DISINGKAT

Pico p 1/1.000.000.000.000 10-12 picometer pm

Nano n 1/1.000.000.000 10-9 nanometer nm

Micro µ 1/1.000.000 10-6 micrometer µm

Milli m 1/1.000 10-3 millimeter mm

Centi c 1/100 10-2 centimeter cm

Deci d 1/10 10-1 decimeter dm PENGALI

Tera T 1.000.000.000.000 10 12 Terameter Tm

Giga G 1.000.000.000 10 9 Gigameter Cm

mega M 1.000.000 10 6 Megameter Mm

Kilo k 1.000 10 3 Kilometer km

Hecto h 100 10 2 Hectometer hm

Deka da 10 10 1 dekameter dam

Page 2: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

2

1.3 Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu

Tabel 1.2 Besaran pokok system S1 dan satuannya

BESARAN SATUAN SIMBOL

Panjang meter M

Massa kilogram Kg

Waktu sekon S

Kuat arus listrik ampere A

Suhu kelvin K

Intensitas cahaya candela Cd

Jumlah zat mole Mol

Tabel I.3 Besaran Tambahan satuan SI dan satuannya

BESARAN SATUAN SIMBOL

Sudut Datang Radian rad

Sudut Ruang steradian ste

Tabel I.4 Jenis system satuan untuk beberapa besaran

SISTEM SATUAN PANJANG MASSA WAKTU GAYA

Dinamis Besar (MKS) m kg s Newton

Dinamis kecil (CGS) cm gr s Dyne

Inggris Absolut ft dbm s pdl

Inggris Teknik ft sug s Lbf

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Dengan

demikian satuan besaran turunan diturunkan dari satuan besaran turunan.

Contoh :

a. Volume = panjang x lebar x tinggi

= m x m x m = m 3

b. Massa jenis = = = kg m . 3

c. Kecepatan = = = m s . 1

massa voleme

kg

m3

jarak waktu

m

s

Page 3: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

3

d. Percepatan = = = m s . 2

1.4 Dimensi

Dimensi suatu besaran menunjukkan besaran-besaran fisis secara kualitatif.

Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambing huruf tertentu dan diberi kurung

persegi.

Tabel I.5 Satuan dan dimensi besaran pokok

BESARAN SATUAN SIMBOL DIMENSI

Panjang meter m [ L ]

Massa kilogram kg [ M ]

Waktu sekon s [ T ]

Kuat arus listrik ampere A [ I ]

Suhu kelvin K [ O ]

Intensitas Cahaya candela cd [ J ]

Jumlah Zat mole mol [ N ]

Kegunaan dimensi :

a. Mengungkapkan kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas

kelihatan berbeda.

Contoh : Usaha dan energi

Usaha, W = F.8 = m.a.s

= [ M ] [ L ] [ T –2 ] [ L ]

= [ M ] [ L ] –2 [ T ] -2

Energi Kinetik, Ek = ½ m v 2

= [ M ] [ L T –1 ] 2 setara

= [ M ] [ L ] –2 [ T ] -2

b. Menentukan apakah suatu persamaan yang menyatakan hubungan antara

berbagai besaran adalah tepat atau tidak.

Contoh : v = v0 + a t v, v0 = kecepatan, kec. awal

a = percepatan

t = waktu

Ruas kiri : v dimensi [ L ] [ T –1 ]

Ruas kanan : v0 + at dimensi [ L ] [ T –1 ] + [ L ] [ T –2 ] [ T ]

kecepatan waktu

m

s2

Page 4: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

4

Sehingga :

V = vo + at

[ L ] [ T –1 ] = [ L ] [ T –1 ] + [ L ] [ T –2 ] [ T ]

[ L ] [ T –1 ] = [ L ] [ T –1 ] + [ L ] [ T –1 ] tepat !

1.5 Besaran Skalar dan Besaran Vektor

Besaran scalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai (besar) saja.

Contoh : volume, massa, jarak dsb

Besaran vector adalah besaran yang mempunyai besar dan juga arah

Contoh : perpindahan, kecepatan, gaya dsb.

1.6 Penggambaran Vektor dan Notasi Vektor

Besaran vector dapat digambarkan dengan sebuah anak panah yang panjangnya

sebanding dengan besarnya, sedangkan arah anak panah menunjukan arah besaran

vector tersebut. Notasi besaran vector dapat berupa huruf besar (kapital) atau huruf kecil.

Untuk tulisan cetak, notasi itu

biasanya berupa huruf tebal, misal A atau a. untuk tulisan tangan, notasi itu berupa huruf

yang diberi tanda panah diatasnya, contoh A atau a.

Contoh : F

40 N

A B 0

- A

Gambar 1.1 Penggambaran dan notasi vector

a. Penjumlahan Vektor

1) Metode Poligon (Segi banyak)

2) Metode jajaran genjang

Contoh : B B

R = A + B

A A

Page 5: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

5

B

B

R = A + B

A

A

C

B

C

R = A + B + C

A

B D=A+B

R=D+C

A

C

b. Perkalian titik vector dan perkalian silang vektor

ada dua macam operasi perkalian vector :

- perkalian titik vector (dot product)

- perkalian silang vector (cross product)

1) Perkalian titik vector (dot product) A

Ditulis :

A . B = A B cos 0 0

Dengan : A = besar vector A B

B = besar vector B

0 = sudut apit terkecil antara A dan B

A . B = B . A KOMUTATIF

A X B

Page 6: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

6

2) Perkalian silang vector (dot product)

Ditulis : A X B = A B sin 0

Arah vector A X B tegak H B

Lurus dengan bidang H yang dibentuk 0

oleh A dan B, arahnya sesuai dengan A

aturan tangan kanan

B x A

Perkalian silang vector tidak bersifat komutatif :

A X B = - B X A ANTI KOMUTATIF

Contoh 1.1 : F

Sebuah benda yang terletak dilantai ditarik 5 N

Dengan gaya 5 N dengan arah 300 terhadap 0

Lantai. Hitung usaha yang dilakukan gaya

Untuk memindahkan benda sejauh 4 m.

W = F . s = F cos 0 . s = 5 cos 30 0 . 4 = 5 . ½ 3 . 4

= 10 3 Joule

Contoh 1.2 : L

Dua buah vector masing-masing panjangnya

7 cm dan 12 cm. Kedua vector membentuk

sudut 300. Hitung Luas jajaran genjang yang 30 0

dibentuk oleh kedua vector tersebut. P

Luas jajaran genjang : A = P L sin 0 = 7.12. sin 30 0

= 7 . 12 . ½ = 42 cm 2

c. Vektor Satuan

Untuk vector yang terletak dalam ruang (3 dimensi) maka suatu vector dapat

diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu X, Y dan Z. gambar 1.2 berikut

ini memperlihatkan bagaimana suatu vector A yang terletak dalam ruang diuraikan

atas komponen-komponennya, yaitu Ax, Ay dan Az. Dengan demikian vector A

dapat dinyatakan sebagai :

A = AX + AY + AZ ………………………………………………………… (1.1)

Page 7: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

7

Vektor satuan adalah sebuah vector yang besarnya (magnitude) sama dengan

satu.

Vector satuan pada sumbu X diberi lambing i, pada sumbu Y diberi lambing j dan

pada sumbu Z diberi lambing k. Sesuai dengan definisi vector satuan, maka :

i = j = k = 1 …………………………………………………………… (1.2)

Berdasarkan vector satuan ini maka vector A dinyatakan dengan

A = AX I + AY j + AZ k …………………………………………………… (1.3)

Dengan besar vector A :

A = (AX )2 + (AY ) 2 + (AZ ) 2 …………………………………………… (1.4)

Y

AY j

j

i AX i X

k

AZ k

Z

Gambar 1.2. Menyatakan suatu vector dengan vector-vektor satuan

Jika A terletak pada bidang X-Y, maka AZ = O, sehingga A hanya

dinyatakan atas vector satuan i dan j :

A = AX i + AY j dan A = (AX)2 + (AY )2

Arah vector A :

tan α = α = sudut terhadap I

d. Penjumlahan dan Selisih Vektor Satuan

Contoh : 3 i + j – 2 k + 2 i - 2 j + k

(3+2) i + (1 – 2) j – (2 – 1) k

5 i – j - k

AY

AX

Page 8: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

8

e. Perkalian titik dua buah vector satuan

Perkalian titik vector-vektor satuan yang sejenis :

i . i = i i . cos O = 1.1.1 = 1

dengan cara yang sama, maka :

i . i = j . j = k . k = 1 ……………………………………………. (1.5)

Perkalian titik vector-vektor satuan yang tidak sejenis :

i . j = j . k = k . i = 0 ………………………………………… (1.6)

f. Perkalian Silang Dua Buah Vektor Satuan.

Perkalian silang vector-vektor satuan yang sejenis :

i X i = i i . sin 0 = 1 . 1. 0 = 0

i X i = 0

dengan cara yang sama diperoleh :

i X j = j X k = k X i = 0 ………………………………………. (1.7)

Untuk perkalian silang vector-vektor satuan yang tidak sejenis digunakan : “Diagram

Lingkaran Putar Kiri “

Perjanjian tanda yang berlaku : (+) (-)

“Untuk putaran berlawanan arah

jarum jam (putar kiri) bertanda (+),

sedangkan untuk putaran searah jarum

jam (putar kanan) berlaku tanda ( - )”

Sehingga, untuk hasil perkalian vector dari dua vector satuan yang tidak sejenis :

i x j = k j x i = - k

J x k = I k x j = - i

K x i = j i x k = - j

g. Perkalian titik dua buah vektor

Misalkan : A = AX i + AY j + AZ k

Page 9: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

9

B = BX i + BY j + BZ k

Maka : A . B = (AX i + AY j + AZ k) . (BX i + BY j + BZ k)

A . B = AX BX + AY BY + AZ + BZ ……………………………….. (1.9)

Contoh 1.3 :

Diketahui : A = 3 i + j – 2 k dan

B = - 2 i + 5 j - k

Ditanya : Tentukan hasil perkalian titik A dan B

Penyelesaian : A . B = ( 3 i + j – 2 k ) . (-2 i + 5 j – k )

= (3) (-2) + (1) (5) + (-2) (-1)

= - 6 + 5 + 2

= 1

Contoh 1.4 :

Diketahui : a = 2 I + 3 j – k dan

b = - i I + j – 2 k

Ditanya : Sudut apit antara kedua vector melalui perkalian titik

Penyelesaian : a .b = ( 2 i + 3 j – k ) . (-1 i + j – 2 k )

= (2) (-1) + (3) (1) + (-1) (2)

= - 2 + 3 – 1 = -1

a = (ax)2 + (aY)2 + (az)2 = (2)2 + (3)2 + (-1)2 = 14 = 3,74

b = (bx)2 + (bY)2 + (bz)2 = (-1)2 + (1)2 + (2)2 = 6 = 2,45

a . b = a b cos O cos O = a . b = - 1

a b 3,74 . 2,45

= - 1,09

O = 96,3 0

Page 10: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

10

SOAL LATIHAN

1. Tentukan dimensi besaran-besaran berikut ini :

a. Luas f. Daya

b. Gaya g. Impuls

c. Tekanan h. Energi Potensial Pegas

d. Energi Potensial j. Energi Kalor

e. Momentum k. Debit Air

2. Selidiki apakah dua besaran berikut ini setara !

a. Usaha dan Energi Potensial

b. Usaha dan Daya

c. Momentum dan Impuls

d. Tekanan dan Gaya

3. Selidiki dengan analisis dimensi, apakah ruas kiri dan kanan dari persamaan-

persamaan berikut ini sudah tepat !

a. s = VO t + ½ at 2

b. V2 = VO2 + 2 a s

c. a = F/m

d. λ = Vt

Dengan : s = jarak (m)

V, VO = kecepatan, kec. awal ( m/s)

a = percepatan (m/s2)

F = Gaya (N)

m = massa (kg)

t = waktu (s)

λ = panjang gelombang (m)

4. Diketahui sudut apit (menggunakan perkalian titik) vector-vektor berikut ini :

a. a = 2 i + 2 j + 4 k dan b = 2 i + 5 j + 5 k

b. b = 3 i + 4 j + 5 k dan B = 3 i + 4 j – 5 k

2

Page 11: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

11

5. Diketahui : A = 2 i + 3 j – 4 k

B = i – 2 j + 3 k

C = i – j + k

Ditanyakan : a. A X B d. (A X B) X C

b. A X C e. (A X C) X B

c B X C

6. Diketahui : A = 2 aX + 4 aY

B = 6 aY - 4 aZ

aX, aY dan aZ : vector-vektor satuan pada sumbu x, y dan z

Ditanyakan : Sudut terkecil antara kedua vector dengan menggunakan

a. cross product

b. dot product

7. Dua buah vector satuan masing-masing besarnya 3 dan 5 satuan. Jika sudut apit

kedua vector tersebut 37 0, bila diketahui sin 37 0 = 0,6 dan cos 370 = 0,8

hitunglah :

a. dot product

b. cross product

# jawaban dikirim paling lambat tanggal 7 juli 2017 ke email : [email protected]

Page 12: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

12

MATERI FISIKA

KINEMATIKA PARTIKEL

Suatu benda dikatakan bergerak bila kedudukannya berubah terhadap acuan

tertentu. Misalnya anda duduk di dalam bis yang sedang bergerak meninggalkan sebuah

terminal. Jika terminal anda tentukan sebagai acuan maka anda dan bus dikatakan

bergerak terhadap terminal. Ini karena kedudukan anda dan bus berubah setiap saat

terhadap terminal. Jika ditentukan bus sebagai acuan maka anda dikatakan tidak

bergerak (diam) terhadap bus. Ini karena kedudukan anda tidak berubah setiap saat

terhadap bus. Ilmu tentang gerakan ini tanpa memperhatikan penyebab gerakan itu

disebut Kinematika.

Selama dalam pergerakannya, selain mengalami translasi dan rotasi, benda dapat

juga mengalami vibrasi (getaran). Untuk pembahasan selanjutnya yang berkisar pada

kinematika partikel, gerak rotasi dan vibrasi dapat diabaikan yang mana benda-benda

diasumsikan sebagai partikel atau digambarkan sebagai ttik. Hal ini tidak selalu berarti

bahwa benda-benda berukuran sangat kecil tetapi benda-benda dapat juga digambarkan

berukuran sangat besar. Contohnya, matahari dan bumi dapat dianggap sebagai partikel

mengingat jarak kedua benda tersebut sangat berjauhan.

2.1 Pengertian Kecepatan dan Percepatan

Gerakan partikel secara keseluruhan dapat diamati jika posisinya diketahui setiap

saat. Bila suatu benda bergerak, berarti benda tersebut mengalami kecepatan. Jadi

seberapa cepat posisi benda berubah setiap saat disebut “Kecepatan”

Y

A, t1

r = r2 – r1

r1

B, t2

O r2

Gambar 2.1 Gerakan partikel dari titik A ke titik B

Misalkan pada saat awal to, benda berada di titik A yang posisinya dinyatakan oleh vector

r1 terhadap acuan O. Partikel bergerak dari titik A yang posisinya r1 pada saat t1 menuju

titik B yang posisinya r2 pada saat t2.

Page 13: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

13

Vektor perpindahannya Δ r = r2 – r1, dan selang waktu yang digunakan partikel

untuk bergerak dari A ke B adalah Δ t = t2 – t1, sehingga kecepatan rata-rata

partikel didefinisikan sebagai :

v = lim = = 0

Δt 0 ………………….(2.1)

Dari persamaan tersebut, tampak bahwa kecepatan rata-rata tidak bergantung pada

lintasan partikel tetapi bergantung pada posisi awal (r1) dan posisi akhir (r2). Jika ingin

diketahui kecepatan benda setiap saat maka digunakan kecepatan sesaat. Kecepatan

sesaat ini diperoleh bila Δt diambil sangat singkat. Secara matematis ditulis :

v = lim = = 0

Δt 0 …………………. (2.2)

Dimana dikatakan bahwa kecepatan sesaat merupakan turunan pertama dari posisi

terhadap waktu t.

Kecepatan benda yang sedang bergerak dapat berubah-ubah setiap saat. Adanya

perubahan kecepatan menunjukan bahwa benda mengalami percepatan. Jadi, seberapa

cepat kecepatan benda berubah setiap saat disebut “percepatan”

Jika pada saat t1 kecepatannya v1 dan pada saat t2 kecepatannya v2, maka

percepatan rata-rata dalam selang waktu Δt = t2 – t1, didefinisikan sebagai :

a = lim = = 0

Δt 0 ………………….(2.3)

Δ r

Δ t r2 – r1

t2 – t1

Δ r

Δ t dr

dt

Δ v

Δ v v2 – v1

t2 – t1

Page 14: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

14

Sedangkan percepatan sesaatnya adalah :

a = lim = = 0

Δt 0 …………………….(2.4)

Dengan mensubsitusikan persamaan (2.2) ke persamaan (2.4), maka

a = = = = 0…………………….(2.5)

dimana dikatakan bahwa percepatan merupakan turunan kedua dari posisi terhadap

waktu atau turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu.

Bila dinyatakan dalam vector satuan untuk koordinat Kartesian, maka posisi,

kecepatan dan percepatan dapat ditulis menjadi :

Posisi r = x i + y j + z k ………………………………………………….. (2.6)

Kecepatan v = = i + j + k

v = vX i + vY j + Vz k ……………………………………………….. (2.7)

Percepatan a = = i + j + k

a = aX i + aY j + aZ k

Satuannya masing-masing adalah m, m/s, m/s2

2.2 Gerak Lurus

Suatu benda dikatakan bergerak lurus bila lintasannya merupakan garis lurus. Gerak

lurus dapat dibedakan menjadi :

a. Gerak lurus beraturan

b. Gerak lurus dengan percepatan tetap

Δ v

Δ t dv

dt

d (dr)

dt (dt) d2 r

d t2

dv

dt

dr

dt

dx

dt

dy

dt

dz

dt

dv

dt

dvX

dt

dvY

dt

dvZ

dt

Page 15: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

15

c. Gerak lurus dengan percepatan berubah

Karena benda bergerak lurus, maka lintasannya dapat dianggap sebagai sumbu

x, sehingga tidak digunakan vector satuan karena geraknya satu arah saja.

a. Gerak Lurus Beraturan

Pada gerak lurus beraturan kecepatan benda adalah konstan yang berarti tidak

ada percepatan.

v = = konstan a = = 0

Perpindahan dapat dicari dengan rumus,

v = dx = v dt

bila diintegralkan, maka x = ∫ v dt

x = v . t + C1 ………………………………… (2.9)

dimana C1 dapat dicari dengan syarat batas, misalnya pada saat t = 0 dan x = x0,

sehingga C1 = x0. Dengan demikian persamaan (2.9) menjadi :

x = x0 + v . t atau

x – x0 = v . t …………………………………. (2.10)

x - x0 disebut perpindahan benda.

b. Gerak Lurus dengan Percepatan Tetap

a = = konstan

Kecepatan benda dapat dicari dengan rumus

a = dv = a dt

bila diintegralkan, maka v = ∫ a dt

dx

dt

dv

dt

dx

dt

dv

dt

dv

dt

Page 16: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

16

v = a . t + C1 …………………………….. (2.11)

dimana C1 dapat dicari dengan syarat batas, misalnya pada saat = 0 dan v =

v0, sehingga C1 = v0. Dengan demikian persamaan (2.11) menjadi :

v – v0 = a. t atau

v = v0 + a . t ……………………………… (2.12)

Sedangkan perpindahan benda,

V = dx = v dt

dx = ( v0 + a . t ) dt

bila diintegralkan, maka : x = ∫ ( v0 + a . t ) dt

x = v0 . t + ½ a . t2 + C2 ……………… (2.13)

dimana C2 dapat dicari dengan syarat batas, misalnya pada saat t = 0 dan x

= x0, sehingga C2 = x0. Dengan demikian persamaan (2.13) menjadi :

x - x0 = v0 . t + ½ a . t 2 …………………………………… (2.14)

dengan mengeleminasi t dari persamaan (2.12) dan (2.14) diperoleh :

v2 - v02 = 2 a ( x - x0 ) …………………………………… (2.15)

Contoh 2.1 :

Laju sebuah kendaraan berubah secara beraturan dari 90 km/jam menjadi 60

km/jam yang arahnya kekanan dan bergerak sejauh 450 km. Tentukanlah :

(a) Besar dan arah percepatannya

(b) Waktu selama benda bergerak

(c) Waktu yang diperlukan agar kendaraan tersebut berhenti

dx

dt

Page 17: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

17

(d) Jarak total yang ditempuh kendaraan tersebut mulai dari kecepatan 90

km/jam hingga terhenti.

Penyelesaian :

- +

v = 0

v0

450 km

(a) v0 = 90 km/jam

v = 60 km/jam

x - x0 = 450 km

a = = = = -5 km/jam

Percepatan berharga negatip, artinya arah a berlawanan dengan arah

kecepatan benda atau benda mengalami perlambatan.

a = - 5 km/jam = - 3,86 x 104 m/s

(b) v = v0 + a . t1 t1 = = = 6 jam = 21.600 s

(c) Benda berhenti, berarti v = 0

v = v0 + a . t2

0 = 90 – 5 . t2 t2 = 18 jam = 64.800 s

Jadi, waktu yang diperlukan kendaraan dari permulaan hingga berhenti

adalah :

t = t1 + t2 = 6 + 8 = 24 jam = 86.400 s

(d) Jarak yang ditempuh seluruhnya hingga berhenti :

x - x0 = v0 . t + ½ a . t2 = 90.24 + ½ ( - 5 ) . (24)2

= 2160 - 1440 = 720 km

c) Gerak Lurus dengan percepatan berubah

V2 - v02

2 ( x – x0 )

602 - 902

2.450

3600 - 8100 900

V - v0

a

60 - 90

- 5

Page 18: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

18

Pada jenis gerak lurus ini, percepatan benda tidak konstan melainkan

berubah, sehingga rumus-rumus (2.12) dan (2.14) tidak lagi dapat digunakan.

Perubahan percepatan dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu :

(a) Percepatan sebagai fungsi waktu atau a = f (t)

(b) Percepatan sebagai posisi waktu atau a = f (x)

Pemecahan secara matematis untuk kedua pernyataan tersebut

berbeda. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Contoh 2.2 :

Sebuah partikel bergerak searah sumbu – x dengan percepatan a = 2 t + 4

dimana : a dalam meter dan t dalam detik (s). pada keadaan awal partikel

terletak pada x = 10 m dan kecepatannya v = 6 m/s, tentukan :

(a) Posisi partikel pada t = 3 s

(b) Kecepatan partikel pada t = 5 s

(c) Posisi partikel pada saat kecepatannya 12 m/s

(d) Kecepatan partikel pada saat percepatannya 20 m/s

Penyelesaian :

(a) Percepatan sebagai fungsi waktu : a = 2 t + 4

karena, a = dv / dt, maka dv = a . dt

v = ∫ a dt = ∫ ( 2 + 4 ) dt = t2 + 4 t + C1

pada saat awal t = 0 dan v = 6, sehingga :

6 = 0 + 0 + C1 C1 = 6

v = t2 + 4 t + 6

kemudian, v = dx/dt, maka dx = v . dt

x = ∫ v dt = ∫ ( t2 + 4 t + 6 ) dt

= 1/3 t2 + 2 t2 + 6 t + C2

pada saat awal t = 0 dan x = 10, sehingga :

10 = 0 + 0 + 0 + C2 C2 = 10

x = 1/3 t3 + 2 t2 + 6 t + 10

jadi, posisi partikel pada saat t = 3 s adalah

x = 1/3 (3)3 + 2 (3)2 + 6 (3) + 10 = 9 + 4,5 + 18 + 10 = 41,5 m

(b) Dari persamaan : v = t2 + 4 t + 6, maka untuk t = 3 s :

= (3)2 + 4 (3) + 6 = 25 + 20 + 6 = 51 m/s

Page 19: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

19

(c) v = t2 + 4 t + 6, untuk v = 12 m/s, maka :

12 = t2 + 4 t + 6 t2 + 4 t - 6 = 0 t1 = 1,15 s dan t2 = - 5,15 s

x = 1/3 t3 +2 t2 + 6 t + 10 untuk t1 = 1,15 s, maka

x = 1/3 (1,15) 3 + 2 ( 1,15) t2 + 6 (1,15) + 10

= 0,5 + 2,645 + 6,9 + 10

= 20,045

jadi, posisi partikel : x = 20,045 m

(d) a = 2 t + 4 untuk a = 20, maka

20 = 2 t + 4 t = 8, sehingga

v = t2 + 4 t + 6 t = 8, maka

= (8)2 + 4 (8) + 6 = 102

jadi, kecepatan partikel : v = 102 m/s

Contoh 2.3 :

Gerakan sebuah partikel dinyatakan dalam persamaan percepatan a = 4 x +

3, dimana a dalam m/s2 dan x dalam m. pada saat awal x = 0

kecepatannya 2 m/s.

Tentukan kecepatan partikel pada saat x = 6 m.

Persamaan percepatan sebagai fungsi posisi : a = 4 x + 3

a = = = . v

a dx = dv (4 x + 3) dx = v dv

∫ ( 4 x + 3 ) dx = ∫ v dv

2 x2 + 3 x + C1 = ½ v2 + C2

untuk x = ) maka v0 = v = 2, jadi

0 + 0 + C1 = ½ (2)2 = 2

C1 = 2, sehingga

2 x2 + 3 x + 2 = ½ v2

pada saat x = 6, maka

2 ( 6 )2 + 3 ( 6 ) + 2 = ½ v2

2 ( 72 + 18 + 2 ) = v2

v2 = 184

v = 13,56

dv dt

dv dx

dx dt

dv dx

Page 20: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

20

Jadi, kecepatan partikel pada saat x = 6 m kecepatannya v = 13,56 m/s

2.3 Gerak Melengkung

Gerak suatu benda tidak selalu lurus, tetapi dapat juga melengkung. Ada dua gerak

melengkung yang istimewa, yaitu “gerak parabola” dan “gerak melingkar”

Secara umum, suatu benda tidak akan bergerak lurus lagi bila kecepatan dan

percepatan benda tersebut tidak segaris. Untuk memecahkan persoalan semacam ini,

mula-mula harus dibentuk susunan sumbu koordinat X – Y yang dapat dipilih sembarang

kecepatan dan percepatan yang

diuraikan dalam komponen X dan Y kemudian di analisis dan pada akhirnya (bila perlu)

digabungkan kembali.

2.3.1 Gerak Parabola

Gerak Parabola merupakan gerak benda yang lintasannya berbentuk parabola.

Contohnya gerak peluru, gerak bola yang dilempar tidak vertical dan lain-lain. Pada

gerak parabola selalu ada percepatan vertical yang arahnya ke bawah dan konstan,

yaitu percepatan gravitasi, aY = - g dan percepatan horizontalnya, aX = 0

Y

V1Y

V1 2

aY = - g v0 3

v0Y 1 v1X v3X

00 h maks V3Y v3

A

R

Gambar 2.3 Lintasan gerak parabola

Untuk menganalisis gerak parabola dapat digunakan rumus-rumus pada gerak lurus

beraturan (komponen – X) dan gerak lurus dengan percepatan tetap (komponen – Y)

seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

V2 = 0

O X

Page 21: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

21

Tabel 2.1 Komponen Percepatan, Kecepatan dan Posisi

BESARAN KOMPONEN SUMBU X KOMPONEN SUMBU Y

Percepatan aX = 0 aY = - g

Kecepatan

v0X = V0 cos O0

= v0 cos O0

v0Y = V0 sin O0

vY = v0Y - g . t

= v0 sin O0 - g . t

Posisi x = v0X . t

= v0 cos O0 . t

y = v0Y . t + ½ g t2

= v0 sin O0 . t - ½ g .

t2

Kecepatan peluru setiap saat : v = vY2 + vY

2 …………………….(2.16)

Dan membentuk sudut : α = arc tan …………………….(2.17)

Untuk mendapatkan persamaan lintasan parabola adalah dengan mengeleminasi

t terhadap persamaan posisi komponen sumbu x dan sumbu y.

Dari persamaan komponen sumbu x : x = v0 cos O0 . t t = x

V0 cos O0

Substitusikan persamaan di atas terhadap persamaan posisi pada komponen

sumbu y,

2

y = v0 sin 00 - ½ g .

atau

y = ( tan 00 ) . x - . x2 ……………………… (2.18)

Persamaan (2.18) disebut persamaan lintasan gerak peluru. Suatu hal yang menarik

lainnya dari gerak peluru ini adalah menghitung jarak tembakan maksimum. Oleh

karena pengaruh gaya gravitasi yang menarik benda ke bawah maka benda yang

sedang bergerak ke atas dengan lintasan parabola akhirnya akan tiba kembali pada

sumbu koordinat x.

vY

vX

x

V0 cos 00

x

V0 cos 00

g

2V02 cos2 00

Page 22: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

22

Jika titik awal tembakan adalah O dan titik benda tiba di tanah adalah A, maka jarak

terjauh adalah OA ( diberi symbol R). dengan menggunakan syarat untuk jarak

terjauh R adalah : yA = 0, maka persamaan (2.18) menjadi :

0 = ( tan 0 ) . R - R2 a

atau

R = = sin 0 cos 0

R = sin 2 0 ……………………………………………… (2.19)

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa R akan berharga maksimum, bila : sin 2 0

= 1 atau sin 2 0 = 900, sehingga 0 = 450. Hal ini berarti bahwa jarak tembak

akan maksimum bila peluru ditembakan dengan sudut 450.

Pada titik tertinggi (titik 2), kecepatan pada sumbu y sama dengan nol, sehingga

kecepatan pada titik tertinggi sama dengan kecepatan pada sumbu x.

Jadi, vY = v0 sin 0 - g . tH = 0 tH =

Dari persamaan :

yH = v0y . tH - ½ g . tH2

2

yH = v0y . - ½ g .

=

=

yH = sin2 0 …………………………………………… (2.20)

Persamaan (2.20) adalah persamaan tinggi maksimum peluru.

g

2 v02 cos2 0

2 tan 0 v02 cos2 0

g

2 v02

g

v02

g

V0 sin 0

g

V0 sin 0

g

V0 sin 0

g

V0 sin 2 0

g

V0 2 sin 2 0

2 g

V02 sin 2 0

2 g

V0 2 sin 2 0

2 g

V02

2 g

Page 23: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

23

Contoh 2.4 :

Sebuah peluru ditembakan dari tanah dengan kecepatan 100 m/s dengan sudut 600

terhadap bidang horizontal. Tentukan :

(a) Kecepatan dan posisi peluru setelah 12 s ditembakan

(b) Jarak tembak peluru

(c) Waktu yang diperlukan untuk tiba di tanah

(d) Tinggi maksimum peluru

Penyelesaian :

Y

H

V0Y v0

h maks

B

α

R

(a) v 0X = v 0 cos 600 = 100.0,5 = 50

v0Y = v0 sin 600 = 100.0,86 = 86,6

setelah t = 12 s, maka

vAX = v0X = 50

vAY = v0Y - g . t = 86,6 - 10 . 12 = - 33,4

vA = ( 50 ) 2 + (-33,4)2 = 60,13

Jadi, kecepatan peluru setelah 12 s ditembakan adalah 60,13 m/s

dan : = arc tan = arc tan = 33,74 0

atau = 3600 - 33,740 = 326,260

O X

V0 = 100 m/s a = 60 0 g = 10 m/s 2

vaY

vaX

- 33,4

50

Page 24: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

24

(b) Jarak tembak peluru :

R = sin 2 α = sin (2.600) = 866,25 m

(c) Peluru tiba di tanah (di titik B) yB = 0

yB = v0 sin α . t - ½ . g . t2

0 = 100 . sin 600 . t - ½ . 10 . t2 = 866,6 . t - 5 . t2

atau : 5 t = 866,6 t = 17,3

Jadi, waktu yang diperlukan peluru hingga tiba di tanah adalah 17,3 s.

(d) Pada saat mencapai tinggi maksimum, maka vH = 0

vH = v0 sin α . t

0 = 100 . sin 60 0 - 10 . t t = 8,66 s

yH = h maks = v0 sin α . t - ½ . g . t2

= 100 . sin 600 . 8,66 - ½ . ( 10 ) . ( 8,66 ) 2

= 749,956 - 374,978

= 374,978

2.3.2 Gerak Melingkar

Pada bagian ini kita akan mempelajari gerak yang juga termasuk gerak pada

bidang datar, yaitu gerak melingkar. Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya

mempunyai jarak tetap terhadap satu titik. Contoh : gerak orbit planet-planet, gerak

roda sepeda yang berputar dan lain-lain. Ada dua jenis gerak melingkar, yaitu gerak

melingkar beraturan dan gerak melingkar dengan percepatan.

V02

g

102

10

Page 25: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

25

1) Gerak Melingkar Beraturan

Pada gerak ini besarnya kecepatan adalah tetap, tetapi arahnya selalu

berubah setiap saat yaitu menyinggung arah lintasannya.

P

R

P’

v v

A B

ΔV

Gambar 2.4 Gerak Melingkar Beraturan

Bila θ << 0, maka tali busur PP’ dapat dianggap sama dengan busurnya, sehingga

dapat ditulis : PP’ = v . Δ t, kemudian, OPP’ sebangun dengan P’BA berarti :

= =

atau : =

Berdasarkan definisi percepatan sesaat :

a = lim - maka

aR = …………………………………………………………. (2,21)

Persamaan (2.21) disebut “Percepatan Radial” (percepatan Normal) atau percepatan

Tangensial, karena arahnya radial menuju pusat lingkaran. Posisi partikel yang

bergerak melingkar acapkali lebih menguntungkan bila dinyatakan dalam besaran-

besaran sudut (angular), θ.

Perhatikan gerak melingkar pada gambar 2.4

dengan jari-jari R dari P P’

Arah kecepatan di P dan P’ menyinggung

arah lintasannya.

Pada gambar tersebut perubahan kecepatan

adalah:

Δ v = v’ - v

Δv

v PP’

R

V . Δ t

R

Δv

Δt V2

R

Δv

Δt

V2

R

Page 26: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

26

dS

R

Kecepatan sudut Angular didefinisikan sebagai :

ω = lim = Radian / s

sehingga :

v = r . ω ……………………………………………………………………… (2.23)

Jika persamaan (2.21) disubsitusikan ke persamaan (2.23), maka

aR = ω 2 . R …………………………………………………………….. (2.24)

b) Gerak Melingkar dengan Percepatan

Gerak melingkar yang kecepatannya berubah, baik arah maupun besarnya

akan mengalami apa yang disebut “Percepatan singgung” atau “Percepatan

tangensial” sebagai akibat dari perubahan besar kecepatan dan mengalami ‘

percepatan radial ‘ sebagai akibat dari perubahan arah kecepatan. Percepatan

singgung (Tangensial) didefinisikan sebagai :

aT = =

aT = R …………………………………………………. (2.25)

d θ

Gambar 2.5. perubahan sudut pada gerak melingkar

dari gambar terlihat bahwa, ds = R dθ

v = R ……………. (2.22) ds

dt

dt

Δθ

Δt

dt

d vR

dt D (R . ω )

dt

d ω

dt

Page 27: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

27

Percepatan sudut Radial didefinisikan sebagai :

α = lim = Radian / s2

Sehingga :

aT = R . α ……………………………………………………………….. (2.26)

arah aT selalu menyinggung arah lintasannya.

a aT

aR

Gambar 2.6 Gerak melingkar dengan percepatan

Percepatan partikel setiap saat dinyatakan sebagai :

a = aT + aR

a = ( aT )2 + ( aR ) 2 …………………………………. (2.27)

θ = arc tan …………………………………… (2.28)

Contoh 2.5 :

Bulan merotasi bumi dan kembali ketempat semula dalam waktu 28 hari. Billa jarak

bumi dan bulan 38 x 104 km. Tentukanlah :

(a) Kecepatan linier

(b) Kecepatan angular

Δ ω

Δ t

d ω

d t

aT

aR

Page 28: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

28

(c) Percepatan sentripetal bulan

Penyelesaian :

(a) Bulan melakukan gerak melingkar dengan jari-jari , R = 38 x 10 4 km = 38 x

10 7 m

Keliling lingkaran ini, S = 2 π R = 2 . 3,14 . 38 x 10 7

Jadi, kecepatan liniernya adalah :

V = = 987 m/s

(b) v = ω . R ω = v / R = = 2,6 x 10 –6 Rad/s

(c) aR = = = 2,6 x 10 –3 m/s2

Contoh 2.6

Sebuah bola digantungkan pada seutas tali yang panjangnya 50 cm sehingga dapat

berayun. Ketika bola tersebut terletak 300 terhadap garis vertical mempunyai

kecepatan 2 m/s2

Tentukanlah :

(a) Percepatan sentripetal (radial)

(b) Percepatan tangensial

(c) Percepatan bola pada posisi 300 terhadap garis vertical.

Penyelesaian :

R = 50 cm = 0,5 m

V = 2 m/s θ

θ = 30 0

a R

aT g cos

g sin

g

2 . 3,14 . 38 x 10 7

28 . 24 . 3600

987

38 x 107

v2

R

987

38 x 107

Page 29: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

29

(a) aR = = = 8 m/s2

(b) aT = g sin θ = 10 . sin 30 0 = 5 m/s 2

(c) a = ( aT )2 + ( aR )2 = ( 8 )2 + ( 5 )2 = 9,43 m/s2

v2

R

( 2 ) 2

0,5

Page 30: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

30

SOAL LATIHAN

1. Separuh dari jarak antara dua titik ditempuh oleh suatu kereta dengan kecepatan 10

km/jam dan sisanya ditempuh dengan kecepatan 40 km/jam. Berapakah kecepatan rata-

ratanya ?

2. Dua mobil bergerak pada lintasan lurus dengan arah saling berlawanan. Mobil I

bergerak dari titik A dengan kelajuan 60 km/jam dan 5 menit kemudian mobil II bergerak

dari B dengan kelajuan 80 km/jam. Jika jarak A-B 12 km, kapan kedua mobil tersebut

bertemu ?

3. Sebuah benda bergerak lurus dengan persamaan percepatan : a = 32 – 4 v

cm/det2. Pada keadaan awal, x = 0 dan v = 4 cm/det. Tentukanlah :

a. Kecepatan sebagai fungsi waktu, v (t)

b. Posisi sebagai fungsi waktu, x (t)

c. Posisi sebagai fungsi kecepatan, x (v)

4. Sebuah benda berputar pada sumbunya dengan sudut yang ditempuhnya :

θ = 3 t2 + 5t + 2 Radian

Hitunglah:

a. Kecepatan sudut rata-rata antara t = 2 s dan t = 5 s

b. Kecepatan sudut sesaat pada saat t = 3 s

c. Kecepatan linier dari titik pada jarak 0,2 m dari sumbunya

d. Percepatan sudut rata-rata antara t = 2 s dan t = 4 s

e. Percepatan sudut sesaat pada saat t = 6 s

5. Sebuah peluru ditembakan dengan kecepatan 50 m/s pada sudut elevasi θ. Peluru

tiba di tanah pada jarak 200 m dari tempat asal peluru ditembakan. Tentukan besar sudut

elevasinya.

6. Sebuah pesawat terbang SAR yang terbang rendah menjatuhkan sebuah paket

ransum darurat kepada sekelompok penjelajah yang terdampar. Jika pesawat itu terbang

mendatar dengan kecepatan 40 m/s, dimana paket tersebut menyentuh tanah reralif

terhadap titik ransum itu mulai dijatuhkan.

Page 31: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

31

7. Sebuah bola golf dipukul dengan kecepatan 6,5 m/s dengan sudut θ terhadap

horizontal. Jika diketahui : sin θ = 12/13 dan cos θ = 5/13, tentukan :

a. Berapa lama waktu yang diperlukan bola golf untuk sampai di tanah lagi

b. Berapa ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola golf

c. Berapa jarak terjauh yang dapat dicapai bola golf

8. Dua kereta api A dan B bergerak di atas rel parallel dengan kecepatan masing-

masing 70 km/jam dan 90 km/jam. Hitunglah kecepatan kereta api B relatif terhadap

kereta api A, bila :

a. Kereta api bergerak dalam arah yang sama

b. Kereta api bergerak dalam arah yang berlawanan

c. Kedua rel membentuk sudut 600

# jawaban dikirim paling lambat tanggal 7 juli 2017 ke email : [email protected]

Page 32: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

32

MATERI FISIKA

DINAMIKA PARTIKEL

Pada pokok bahasan ini akan dibicarakan hubungan-hubungan antara gerakan

suatu benda atau partikel dengan penyebabnya yang dinamakan ‘Dinamika’. Hukum-

hukum dari gerakan yang akan dibicarakan merupakan analisa gerakan-gerakan di sekitar

kita, dan ekstrapolasi penelitian atau eksperimen sederhana ke konsep-konsep tertentu.

Orang yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gerak dan penyebabnya

ini adalah Sir Issac Newton (1642 – 1727) yang dirumuskannya dengan Hukum Newton I,

Hukum Newton II, dan Hukum Newton III meskipun sebelumnya sudah dikenalkan oleh

kerja Galileo Galilei (1564 – 1642).

3.1 Hukum Newton I / Hukum Intersia atau Kelembaman.

Dalam kehidupan sehari-hari gerak merupakan suatu pengaruh atau “Gaya”

diperlukan agar suatu benda selalu dalam keadaan bergerak. Pengamatan kita tentang

gerak dalam kehidupan sehari-hari akan menimbulkan intuisi yang menyatakan bahwa

suatu benda dapat bergerak hanya jika diberi gaya yang menarik atau mendorong secara

terus menerus, bila tidak benda akan berhenti bergerak. Kenyataan ini telah difikirkan jauh

sebelumnya oleh seorang ilmuwan Italia Galileo Galilei (1564 – 1642). Ia mengatakan

bahwa, suatu gaya luar diperlukan untuk mengubah kecepatan suatu benda bebas, tetapi

tidak diperlukan gaya luar untuk membuat suatu benda bebas bergerak dengan

kecepatan konstan. Benda bebas adalah benda yang berada di dalam pengaruh interaksi

apapun. Bila kita ingin menguji konsep diatas secara eksperimen, kita gunakan sebuah

balok yang di letakan di atas meja mendatar. Kita dorong balok tersebut bergerak hingga

balok itu berhenti. Kemudian kita perhalus balok dan permukaan meja dan kita ulangi

eksperimen. Tampak bahwa balok akan bergerak lebih lama dan kemudian berhenti. Bila

permukaan balok dan meja lebih diperhalus lagi serta diberi minyak pelumas, maka

diperoleh kenyataan bahwa balok bergerak lebih lama dan lebih jauh lagi. Jadi kita dapat

mengekstrapolasi eksperimen ini dengan solusi bahwa bila gaya gesekan ditiadakan

(permukaan licin sempurna), maka balok akan bergeak dengan kecepatan konstan

menurut garis lurus untuk waktu tak terbatas (tidak diperlukan gaya luar). Prinsip ini

disimpulkan oleh Issac Newton (1564 – 1642), yang lahir di Woolshorpe, Inggris pada

tahun yang sama dengan kematian Galileo, yang kita kenal dengan Hukum Newton I,

yang berbunyi : “Bila resultan gaya yang bekerja sama dengan nol atau tidak ada gaya

Page 33: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

33

yang bekerja pada benda maka setiap benda bergerak lurus menurut garis lurus dengan

kecepatan konstan, atau tetap dalam keadaan diam”.

Secara matematis hukum Newton I dinyatakan dengan :

Σ F = 0 …………………………………………………………….. (3.1)

Hukum diatas menyatakan bahwa jika suatu benda mula-mula diam maka benda

selamanya akan diam. Benda hanya akan bergerak jika diberi gaya luar. Sebaliknya, jika

benda sedang bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya lain

yang menghentikannya.

Hukum Newton I juga mengungkapkan tentang sifat benda yang cenderung

mempertahankan keadaannya. Sifat ini disebut Kelembaman atau Intersia. Oleh karena

itu Hukum Newton I juga disebut juga dengan Hukum Kelembaman.

3.2 Hukum Newton II

Pengertian gaya dalam bahasa sehari-hari adalah sesuatu yang berhubungan

dengan mendorong atau menarik yang mungkin kita kerjakan dengan otot-otot lengan

kita, tetapi dari pengalaman kita ketahui bahwa gerakan suatu benda adalah hasil dari

interaksinya dengan benda-benda disekelilingnya. Contoh, suatu lift yang bergerak naik

dan turun. Gerakan sebuah peluru yang ditembakan dari sebuah meriam, adalah hasil

interaksinya dengan bumi. Gerakan sebuah kelereng yang terletak pada lantai licin

kemudian dipukul dengan pemukul. Kelereng yan semula diam akan bergerak. Jadi,

kelereng mengalami perubahan kecepatan dan percepatan. Setelah kayu pemukul tidak

kontak lagi dengan, maka kelereng akan bergerak dengan kecepatan konstan. Ini karena

tidak ada lagi gaya luar yang bekerja pada kelereng. Interaksi-interaksi seperti ini

menunjukan bahwa gayalah yang menghasilkan percepatan. Dinamika pada dasarnya

adalah analisa hubungan interaksi antara gaya dengan perubahan gerak suatu benda.

Pernyataan hukum Newton II berbunyi :

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

sebanding dengan resultan gaya, yang searah dengan resultan gaya, dan berbanding

terbalik dengan massa benda”

Secara matematis dituliskan :

Page 34: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

34

a = atau F = m . a …………………………………… (3.2)

dimana F adalah gaya yang bekerja pada massa m.

Di dalam system SI satuan gaya adalah Newton (disingkat N).

Secara defenisi adalah :

1 N = 1 kg . 1 m/s2

= 1 kg m s-2 MKS

= 10 5 dyne CGS

Bila dilihat dari persamaan (3.2), maka hukum Newton I adalah keadaan khusus hukum

Newton II, keadaan dimana resultan gaya adalah nol.

Oleh karena gaya dan perepatan adalah besaran-besaran vector, maka rumus (3.2) dapat

ditulis menurut komponen-komponennya :

FX = m . aX

FY = m . aY

FZ = m . aZ

Atau dalam bentuk vector satuan :

F = m . (aX i + aX j + aZ k) ……………………………………………. (3.3)

Contoh 3.1 :

Mesin sebuah mobil balap mampu menghasilkan gaya 10.000 N. jika massa mobil 2.000

kg dan hambatan total dari angin dan jalan adalah 500 N, berapa percepatan mobil

tersebut ?

Penyelesaian :

Gaya mesin mobil, P = 10.000 N arahnya ke kanan (positip)

Gaya hambatan total, R = 1.000 N arahnya ke kiri (negatip)

Massa mobil, m = 2.000 kg

Melalui rumus hukum Newton II, maka percepatan mobil tersebut adalah :

a = = = 4,5 m/s2

F m

P – R

m 10.000 – 1.000

2.000

Page 35: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

35

3.3 Hukum Newton III

Pada dasarnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda berasal dari benda

lainnya. Hal ini di dapat bahwa gaya hanya ada bila sedikitnya ada dua benda saling

berinteraksi. Pada interaksi ini, gaya-gaya selalu berpasangan. Jika benda A mengerjakan

gaya pada benda B maka pada benda B juga akan mengerjakan gaya pada benda A.

Satu gaya disebut Gaya Aksi sedang gaya lainnya disebut Gaya Reaksi. Gaya aksi dan

reaksi itu sama besar tetapi arahnya berlawanan. Hal ini disimpulkan oleh Hukum

Newton III, yang berbunyi :

“Pada setiap gaya aksi terdapat gaya reaksi yang sama besar dan berlawanan arah”

Contoh, ketika kita berjalan diatas tanah, maka kaki kita mendorong tanah dengan gaya

yang arahnya ke belakang (gaya aksi), sedangkan tanah mendorong kita dengan gaya

yang besarnya sama tetapi arahnya ke depan (gaya reaksi). Hal yang sama juga terjadi

pada saat kita berlari atau berenang.

Hukum Newton III secara singkat ditulis :

Faksi = Freaksi ………………………………………………………………. (3.4)

Sebebarnya, yang manapun boleh dipandang sebagai aksi dan yang lain sebagai reaksi,

karena gaya ini timbul secara bersamaan sebagai hasil interaksi antara dua benda.

3.4 Berat dan Massa

Berat suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh

gaya tarik bumi (gaya gravitasi bumi) yang arahnya menuju pusat bumi, sedangkan

massa didefinisikan sebagai ukuran intarsia suatu benda tanpa adanya gesekan. Massa

suatu benda pada umumnya didapat dengan menimbang benda tersebut dengan benda

standar memakai neraca atau timbangan. Jadi, dari sini diketahui bahwa, berat adalah

besaran vector sedangkan massa adalah besaran scalar (tanpa arah). Jika hukum

Newton II diterapkan, maka :

W = m . g ………………………………………………………………. (3.5)

Dimana : W = gaya berat ; g = gaya gravitasi bumi.

Persamaan diatas menunjukan hubungan kuantitatif antara berat dan massa. Karena

percepatan gravitasi bervariasi, maka berat suatu benda juga bervariasi tergantung

dimana benda tersebut berada. Misalnya suatu benda yang massanya 10 kg mempunyai

Page 36: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

36

berat 98 N di tempat yang memiliki percepatan gravitasi, g = 9,8 m/s2 dan 97,8 N di

tempat yang memiliki percepatan gravitasi 9,78 m/s2.

Dari persamaan (3.5), m = maka bila sebuah benda bermassa m bergerak

dengan percepatan a, dapat dikatakan pula bahwa percepatan tersebut dihasilkan oleh

sebuah gaya yang besarnya adalah :

F = ( ) a ………………………………………………………….. (3.6)

3.5 Gaya Normal

Gaya Normal (N) adalah gaya reaksi bidang pada benda karena benda menekan

bidang. Arah gaya normal selalu tegak lurus permukaan atau bidang yang ditekan.

N N

N

Mg cos θ

θ mg mg cos θ

mg

mg

N = m . g N = mg cos θ N = mg cos θ

3.6 Gaya Gesek

Bila permukaan dua benda bergeseran satu dengan yang lainnya, masing-masing

benda akan melakukan gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah geraknya.

Gaya gesekan ini juga dapat terjadi walaupun tidak ada gerak relatif antara keduanya.

Gaya gesekan antara dua permukaan benda yang dalam keadaan diam relatif satu

sama lain isebut gaya gesek static, sedangkan gaya gesekan antara dua permukaan

benda yang bergerak relatif satu sama lain disebut gaya gesek kinetik. Gaya gesek static

maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan benda saat mulai bergerak.

Gaya gesek statis maksimum dan gaya gesek kinetik antara dua permukaan kering

tanpa pelumas mengikuti hukum empiris, yaitu :

a. Gaya gesek tersebut tidak bergantung pada luas permukaan yang saling

bergesekan.

b. Besarnya sebanding dengan gaya Normal.

Secara matematis hubungan gaya gesek dan gaya normal diungkapkan sebagai :

W

g

W

g

Page 37: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

37

ƒS < μs . N ………………………………………………………….. (3.7)

tanda sama dengan ( = ) digunakan bila gaya gesek static mencapai harga maksimum,

dan

ƒK < μK . N ………………………………………………………….. (3.8)

ƒS = gaya gesek statik

ƒK = gaya gesek kinetik

μs = kooefisien gesek statik

μK = kooefisien gesek kinetik

Kooefisien gesek static, μs dan kooefisien gesek kinetik, μK besarnya bergantung

pada sifat kedua permukaan yang saling bergeseran, harganya bias lebih besar dari satu

meskipun biasanya lebih kecil dari satu.

3.7 Aplikasi Hukum-Hukum Newton

Langkah-langkah umum yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian persoalan-

persoalan adalah sebagai berikut :

a. Tentukan benda yang akan dicari pemecahannya sesuai dengan soal

b. Perhatikan bidang kerja benda (bidang datar, bidang miring, pegas, tali, bumi)

c. Tentukan semua gaya yang bekerja pada benda secara terpisah dan buatlah

diagram bebas gaya.

d. Pilihlah kerangka acuan dan sumbu koordinat serta arahnya pada diagram

gaya sehingga dapat mempermudah pemecahan persoalan.

e. Untuk penyelesaiannya gunakan hukum Newton II pada masing-masing

komponen gaya.

Contoh 3.2 :

Dua buah benda masing-masing digantung dengan tali melalui sebuah katrol tanpa

gesekan seperti pada gambar. Massa benda masing-masing adalah m1 = 2 kg

dan m2 = 3 kg.

Page 38: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

38

Hitunglah :

a. Percepatan benda dan gaya tegangan tali

b. Posisi dan kecepatan saat t = 0,5 s ; bila sitem mulai bergerak dengan

kecepatan nol

Penyelesaian :

T

T

Dari persamaan pada benda m1 T - m1 . g = m1 . a , maka gaya tegangan tali :

T = ( a + g ) . m1

T = ( 2 + 10 ) . 2

= 24 Newton

Dari persamaan pada benda m1 m1 . g - T = m2 . a , maka gaya tegangan tali

:

T = ( g - a ) . m2

T = ( 10 - 2 ) . 3

= 24 Newton

b. y = v0 . t + ½ . a . t2

= 0 + ½ . 2 . ( 0,5 )2 = 0,25 m

v = v0 + a . t

= 0 + 2 . ( 0,5 ) = 1 m/s

m1

m2

Karena m1 < m2 , berarti m1 bergerak ke atas dan m2

bergerak ke bawah.

a. Berdasarkan hukum Newton II :

Σ F = m . a

Pada benda m1 T – m1 . g = m1 . a

Pada benda m2 m2 . g – T = m2 . a +

m2 . g – m1 . g = ( m1 + m2 ) . a

g . ( m2 – m1 ) = ( m1 + m2 ) . a

atau a = . g

= . 10 = 2 m/s2

( m2 - m1 )

( m1 + m2 )

( 3 – 2 )

( 3 + 2 )

Page 39: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

39

Contoh 3.3 :

Perhatikan gambar berikut ini

F

θ μK

Diketahui : m1 = 10 kg , m2 = 15 kg

F = 200 N

θ = 30 0

μK = 0,5

Ditanya : percepatan dan tegangan tali

Penyelesaian : N, F sin θ F

θ F cos θ

ƒK

W2

W1 = m1 . g

W2 = m2 . g

W1

Dalam system ini : untuk benda m1 arah ke atas positip dan untuk benda m2 arah

ke kanan positip.

Berdasarkan hukum Newton II : Σ F = m . a

Untuk benda m1 T – m1 . g = m1 . a ……………………( i )

Page 40: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

40

Untuk benda m2 F cos θ – T – ƒK = m2 . a ………… ( ii )

Gaya Normal benda m2 N = W2 - F sin θ

N = m2 . g – F sin θ sin θ = sin 300 = 0,5

= 15 . 10 – 200 . 0,5 = 150 – 100

= 50 N

Gaya gesekan benda m2 ƒX = μK . N = 0,5 . 50 = 25 N

Sehingga persamaan ( i ) menjadi : T – 10 . 10 = 10 . a

T - 100 = 10 . a ……………………… ( iii )

Dan persamaan ( ii ) menjadi : 200 . ½ 3 – T – 25 = 15 . a

100 . 3 – T – 25 = 15 . a ……………………………… ( iv )

persamaan ( iii ) dijumlahkan dengan persamaan ( iv ), diperoleh :

173,21 – 125 = 25 . a 48,21 = 25 . a

a = 1,928

a = 2 m/s2

dari persamaan ( i ) T – m1 . g = m1 . a

maka T = ( g + a ) . m1 = ( 10 + 2 ) . 10 = 120 Newton

Contoh 3.4 :

Sebuah balok bermassa 0,5 kg, ditekan dengan gaya F kearah dinding vertical yang

besarnya 15 Newton. Balok mula-mula dalam keadaan diam. Tentukanlah :

a. Apakah balok dapat bergerak ke bawah

b. Percepatan benda

Jika diketahui : μK = 0,4 dan μS = 0,6

Penyelesaian :

(a) Dari gambar, bahwa F = N = 10 N

ƒS < μS . N tanda ( = ), digunakan bila gaya gesek statis berharga

maksimum karena balok mula-mula diam, maka balok hukum Newton II :

Σ F = m . a

W - ƒS = m . a = 0

Sehingga, W = ƒS m . g = μS . N = μS . F

W = m . g = 0,5 . 10 = 5 Newton

ƒS = μS . F = 0,6 . 10 = 6 Newton

oleh karena : W < ƒS Balok tetap diam

Page 41: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

41

(b) Jika : W > ƒS, maka benda bergerak turun (ke bawah) dengan

percepatan a, sehinga gaya gesek yang bekerja adalah ƒK.

Berdasarkan hukum Newton II : Σ F = m . a

W - ƒK = m . a m . g - μS . N = m . a

M . g - μS . F = m . a

0,5 . 10 – 0,4 . 10 = 0,5 . a

5 – 4 = 0,5 . a a = 2 m/s2

3.8 Gaya Sentripetal

Pada bab sebelumnya telah ditunjukan bahwa bila suatu benda yang bergerak

melingkar beraturan dengan kecepatan tetap, akan mengalami percepatan sentripetal

yang besarnya v2 / R dan arahnya menuju pusat lingkaran sebagai akibat dari perubahan

arah kecepatan, dan selalu tegak lurus dengan vector kecepatan v.

Gaya sentripetal yang bekerja menurut hukum Newton II adalah :

F = m . a

F = m . ……………………………………………………………… (3.9)

Arah gaya selalu sama dengan arah percepatan sentripetal dan disebut “Gaya

Sentripetal”

Jadi, harus ada gaya yang menarik ke pusat lingkaran supaya suatu benda yang bergerak

melingkar beraturan selalu tetap pada lintasannya.

Contoh 3.5 :

Sebuah mobil melewati suatu jembatan yang jari-jari kelengkungannya 30 m. bila massa

mobil 1000 kg, hitunglah gaya yang diberikan mobil tersebut ketika ia berada di puncak

jembatan dan bergerak dengan kecepatan 25 km/jam. Pada kecepatan berapakah mobil

akan terlepas (kehilangan kontak) dari jembatan tersebut ?

V2 R

Page 42: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

42

Penyelesaian : N

v

(b) Bila mobil lepas kendali dari jembatan, berarti N = 0, sehingga

W = m . g = m . v2

R

v = g . R = 10 . 30 = 3000

= 10 3 m/s

W

R

Reaksi dari gaya tekan mobil

pada jembatan adalah Gaya

Normal, N

(a) W – N = m . a pada puncak jembatan, mobil akan mengalami gaya

sentripetal dan percepatan sentripetal.

W – N = v2

R

N = W – m . v2 = m . g – m . v2 = m . ( g – v2 )

R R R

1000 ( 25 . 1000 / 3600 )

= 1000 . ( 10 - )

= 10.000 – 1000 / 3 . (48,225)

= 10.000 – 33,33 . 48,225

N = 8392,5 Newton

Page 43: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

43

= 36 3 km / jam

3.9 Hukum Gravitasi Newton

Sampai pada abad XVII kecenderungan benda untuk jatuh ke bumi dianggap

sebagai sifat hakiki benda yang tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, tetapi tidak demikian

menurut Newton. Newton berpendapat bahwa, berat benda harus dianggap sebagai gaya

gravitasi bumi dengan benda itu. Newton membandingkan gerakan apple yang jatuh dari

dahannya dengan gerakan bulan yang mengelilingi bumi sebagai berikut. Apple yang

jatuh dari dahannya mengalami gaya gravitasi dari bumi sehingga memperpendek

jaraknya dengan pusat bumi, karena aplle tidak mempunyai kecepatan tangensial relatif

terhadap bumi. Oleh sebab itu apple jatuhnya ke tanah. Sedangkan bulan mempunyai

kecepatan tangensial yang seharusnya membuat ia menjauhi bumi, tetapi gaya tarik

antara bumi dan bulan terhadap bumi, dan gaya tarik antara bulan dengan bumi sangat

bersesuaian dengan persamaan (3.9).

Hukum Gravitasi Newton :

“Gaya antara dua partikel yang bermassa m1 dan m2 dan terpisah sejauh r adalah

gaya tarik menarik yang bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua

partikel tersebut”

yang besarnya secara matematis ditulis :

F = G ………………………………………………………… ( 3.10 )

Dengan :

G = konstanta gravitasi yang mempunyai nilai sama untuk setiap pasangan partikel

= 6,673 x 10 –11 N m2 / kg2

Contoh 3.6 :

Seseorang massanya 100 kg. Tentukan berat orang tersebut bila diukur :

a. Di permukaan matahari

b. Di permukaan bulan

c. Berpakah massanya di kedua tempat di atas, jika diketahui :

massa matahari, mM = 2 x 10 30 kg

massa bulan, mB = 7,35 x 1022 kg

jejari matahari, rM = 6,96 x 10 8 m

m1 . m2

r2

Page 44: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

44

jejari bulan, rB = 1,74 x 10 6 m

Penyelesaian :

a. Percepatan gravitasi di permukaan matahari :

F = G = m . gM

gM = G = = 275,5 m/s2

berat orang di permukaan matahari :

W = m . gM = 100 . 275,5 = 27550 Newton ( andaikan masih ada )

b. Percepatan gravitasi di permukaan bulan :

F = G = m . gM

gM = G = = 1,62 m / s2

berat orang di permukaan bulan :

W = m . gB = 100 . 1,62 = Newton

c. Massa orang di permukaan matahari dan di permukaan bulan adalah sama, 100

kg.

m . mH

rM2

mH

rM2

6,673 x 10 –11 . 2 x 10 30

(6,96 x 10 8 ) 2

mH

rB2

mH

rB2

6,673 x 10 –11 . 7,35 x 10 22

(1,74 x 10 6 ) 2

Page 45: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

45

SOAL LATIHAN

1. Seseorang bermassa 75 kg berada dalam elevator. Hitunglah gaya tekan orang

tersebut terhadap elevator, bila :

a. Elevator bergerak ke atas dengan percepatan 2 m/s2

b. Elevator bergerak ke bawah dengan percepatan 2 m/s2

c. Elevator bergerak turun dengan perlambatan 2 m/s2

2. Lihat gambar

T1 T2

F

Jika diketahui : mA = 10 kg, mB = 15 kg, dan mC = 20 kg

F = 50 N

μ = 0

Hitunglah :

a. Percepatan yang dialami sistem

b. Tegangan tali masing-masing

3. Lihat gambar

T2 T1

B

Diketahui :

mA = 2 kg

mB = 5 kg

mC = 6 kg

μK = 0,2

Ditanya :

a. Percepatan

b. Tegangan tali

Page 46: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

46

4. Dua benda m1 = 10 kg dan m2 = 20 kg dihubungkan oleh tali dan dibiarkan

bergerak dari kedudukan semula seperti terlihat pada gambar. Bila diketahui μK = 0,2

dan berat tali serta katrol diabaikan, hitunglah :

a. Tegangan tali

b. Kecepatan m2 ketika menyentuh tanah

c. Jarak yang ditempuh oleh m1 ketika sampai dititik tertingginya

m1 m2

5 m

300 600

5. Seorang anak massanya 80 kg berada pada ketinggian 8000 m di atas permukaan

laut. Tentukanlah berapa besar gravitasi dan berat yang diderita oleh anak itu.

# jawaban dikirim paling lambat tanggal 7 juli 2017 ke email : [email protected]

Page 47: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

47

MATERI FISIKA

GETARAN DAN GELOMBANG

4.1 Pengertian Getaran dan Gelombang

Getaran atau osilasi merupakan gerak bolak balik suatu partikel secara periodik di

sekitar titik kesetimbangannya. Terdapat dua contoh umum getaran yang kita temui dalam

kehidupan sehari-hari, yakni getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan

sederhana .Getaran yang terjadi pada suatu benda disebabkan oleh adanya gangguan

yang diberikan pada benda tersebut. Untuk kasus getaran bandul dan getaran benda

pada pegas, gangguan tersebut disebabkan oleh adanya gaya luar. Contoh getaran yang

dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Garputala bergetar ketika kita memberikan

gangguan dengan cara memukul garputala tersebut. Setiap gangguan yang diberikan

kepada suatu benda akan menimbulkan getaran pada benda tersebut dan getaran ini

akan merambat dari suatu tempat ke tampat lain melalui suatu medium tertentu.

Peristiwa perambatan getaran dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu

medium tertentu disebut gelombang. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran

yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Gelombang tali dan

gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang dengan mudah kita saksikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Gelombang dapat melintasi jarak yang jauh, tetapi medium itu sendiri hanya bisa

bergerak terbatas. Sebuah gelombang terdiri dari osilasi yang bergerak tanpa membawa

materi bersamanya.

4.2 Gerak Harmonis Sederhana

Satu macam gerak osilasi yang lazim dan sangat penting adalah gerak harmonik

sederhana. Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana adalah

suatu benda yang tertambat kesebuah pegas. Pegas dipasang horizontal seperti pada

gambar 4.1a sedemikian sehingga benda dengan massa m meluncur tanpa gesekan

pada permukaan horizontal. Keadaan pegas tidak memberikan gaya pada massa m dan

posisi pada titik ini disebut pasisi setimbang.

Jika massa dipindahkan kekiri maka massa akan menekan pegas, seperti pada

gambar 4.1b atau kekanan yang merentangkan pegas seperti pada gambar 4.1c. Pegas

memberikan gaya pada massa yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi

setimbangnya, oleh sebab itu gaya ini disebut gaya pemulih. Besar gaya pemulih F

Page 48: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

48

berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan atau tekan dari

posisi setimbang.

................................................( 4.1)

Persamaan 4.1, yang sering disebut sebagai hukum Hooke.

Konstanta pembanding k pada Persamaan 4.1 disebut "konstanta pegas". Untuk

meregangkan pegas sejauh x, kita harus memberikan gaya (eksternal) pada pegas yang

sama dengan F = +kx. Makin besar nilai k, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk

meregangkan pegas sejauh jarak tertentu. sehingga, makin kaku pegas, makin besar

konstanta pegas k.

Gambar 4.1 Massa bergetar di ujung pegas

Ketika pegas pada awalnya diregangkan sampai jarak x = A, seperti pada gambar

4.2a, dan kemudian dilepaskan. Pegas memberikan gaya pada rnassa yang menariknya

ke posisi setimbang. Tetapi karena massa telah dipercepat oleh gaya maka massa

melewati posisi setimbang dengan laju yang cukup tinggi.

Page 49: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

49

Pada waktu massa mencapai posisi setimbang, gaya padanya turun sampai nol, tetapi

lajunya pada titik ini adalah maksimum, gambar 4.2b. Sementara massa bergerak lebih

jauh ke kiri, gaya padanya bekerja untuk memperlambat massa tersebut, dan

menghentikannya sejenak pada x = - A, gambar 4.2c.

Massa kemudian mulai bergerak kembali dengan arah yang berlawanan, gambar

4.2d, sampai mencapai titik awal asalnya, x = A, gambar 4.2e. Gerak ke depan dan

belakang kemudian diulang kembali secara simetris antara x = A. dan x = - A.Jarak x

massa dari titik setimbang pada setiap saat disebut simpangan, Simpangan maksimum

jarak terbesar dari ti tik setimbang disebut amplitudo (A).

Satu siklus mengacu pada gerak bolak-balik yang lengkap dari satu titik

awal, kemudian kembali ke titik yang sama, katakanlah dari x = A ke x = - A kembali ke x

= A disebut Periode (T). Sehingga frekuensi (f) adalah jumlah siklus lengkap per detik.

Frekuensi biasanya dinyatakan dalam hertz (Hz), di mana 1 Hz = 1 siklus per detik (s-1).

Berdasarkan definisi tersebut, bahwa frekuensi dengan periode berbanding terbalik:

dan ....................( 4.2)

dengan menggabungkan persamaan 4.1 dengan hukum Kedua Newton, kita dapatkan :

Atau ..................( 4.3)

Percepatan berbanding lurus dan arahnya dengan simpangan. Syarat gerak harmonis

sederhana yaitu apabila percepatan sebuah benda berbanding lurus dan arahnya dengan

simpangan, benda itu akan bergerak dengan gerak harmonis sederhana.

Page 50: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

50

Gambar 4.2 Gaya dan kecepatan dari massa pada posisi yang berbeda ketika berosilasi

Untuk benda yang berosilasi, simpangan x sebagai fungsi waktu t dapat diperoleh lewat

percobaan seperti pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Sebuah benda yang berosilasi pada pegas vertikal

.......................................( 4.4)

, < o, merupakan konstanta. Berdasarkan definisi, gerak dengan perubahan posisi

terhadap waktu , persamaan 4.4 disebut gerak harmonis sederhana. Simpangan maksimum dari

kesetimbangan disebut amplitudo , disebut fase gerak, konstanta fase. Dari

persamaan 4.2 kita peroleh :

……………………..............( 4.5)

Konstanta disebut frekuensi sudut. Dalam frekuensi atau periode

persamaan dari 4.4 dapat ditulis :

...................( 4.6)

4.3 Bandul Sederhana

Contoh gerak osilasi yang terkenal ialah gerak osilasi bandul. Gerak bandul

merupakan gerak harmonik sederhana hanya jika amplitude geraknya kecil. Gambar 4.4

memperlihatkan bandul sederhana yang terdiri dari tali dengan panjang L dan beban

bermassa m. Gaya yang bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T pada

tali. Bila tali membuat sudut Φ terhadap vertical, berat memiliki komponen- komponen

mgcos Φ sepanjang tali dan mgcos Φ tegak lurus tali dalam arah berkurangnya Φ.

Page 51: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

51

Misalkan s sebagai panjang busur diukur dari dasar lingkaran. Panjang busur

dihubungkan ke sudut Φ oleh

.................................................( 4.7)

Komponen tangensial percepatan benda adalah . Komponen tangensial hukum kedua

Newton adalah

Atau

..............................( 4.8)

Jika s jauh lebih kecil dari pada s/L, sudut adalah kecil, dan kita dapat

mendekati sin ( dalam persamaan 4.8, kita akan memperoleh :

......................................( 4.9)

sudut cukup kecil maka persamaan 4.9 menjadi :

........................................( 4.10)

Dengan

Penyelesaian persamaan 4.10 adalah dengan adalah simpangan

maksimum diukur sepanjang busur lingkaran.

Periode gerak harmonis adalah :

……………………...............( 4.11)

Page 52: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

52

Gambar 4.4 Bandul sederhana

4.4 Jenis-Jenis Gelombang

4.4.1 Berdasarkan sifat-sifatnya

4.4.1.1 Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan

medium untuk berpindah tempat. Salah satu contoh gelombang mekanik antara

lain gelombang bunyi, gelombang tali. Kita bisa menyimpulkan beberapa hal

penting berkaitan dengan gelombang mekanik:

1. Gelombang merupakan getaran yang merambat dengan laju tertentu

melalui medium tertentu. Medium yang dimaksudkan di sini bisa berupa

tali, air, pegas, tanah dan sebagainya. Laju getaran yang merambat

dikenal dengan julukan laju perambatan alias laju gelombang (v). Laju

gelombang ditentukan oleh sifat-sifat medium yang dilalui oleh

gelombang.

2. Medium yang dilalui oleh gelombang hanya bergerak bolak balik

pada posisi setimbangnya, medium tidak merambat seperti gelombang.

3. Gelombang bisa terjadi jika suatu medium bergetar atau berosilasi.

Suatu medium bisa bergetar atau berosilasi jika dilakukan usaha atau

kerja pada medium tersebut. Dalam hal ini, ketika usaha atau kerja

dilakukan pada suatu medium maka energi dipindahkan pada medium

tersebut. Energi dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain melalui

medium tersebut. Gelombang tidak memindahkan materi atau medium

yang dilaluinya, gelombang hanya memindahkan energi.

Page 53: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

53

4.4.1.2 Gelombang Elektromagnetik

James Clerk Maxwell memadukan sebuah teori dimana didalamnya

seluruh fenomena listrik dan magnet dapat diterangkan dengan menggunakan

persamaan Maxwell. Persamaan ini terdiri dari bentuk umum dari hukum

Coulomb yang dikenal sebagai hukum Gauss yang menghubungkan medan

listrik dengan sumbernya muatan listrik. Hukum yang serupa untuk medan

magnet, kecuali bahwa tidak terdapat kutub magnet tunggal (monopol), tidak

terdapat muatan magnet tunggal, dan garis medan selalu kontinu. Sebuah

medan listrik dihasilkan melalui perubahan medan magnet. Medan magnet

dihasilkan oleh arus listrik atau oleh perubahan medan listrik.

Ketika Maxwell memanipulasi persamaan ia menemukan bahwa hasil

akhir dari perubahan medan – medan yang saling berinteraksi ini dapat

menghasilkan gelombang medan listrik dan medan magnet yang benar-benar

dapat merambat melalui ruang.

Bayangkanlah dua batang penghantar yang akan difungsikan sebagai

sebuah antena. (Gambar 4.5a). Andaikan kedua batang ini dihubungkan oleh

sebuah saklar ke kutub yang berlawanan pada sebuah baterai. Segera setelah

saklar ditutup, batang atas bermuatan positif dan batang bawah bermuatan

negatif. Medan listrik akan terbentuk . seperti yang ditunjukkan oleh garis-

garis pada gambar 4.5b. Sementara muatan mengalir, muncul arus, yang

arahnya ditunjukkan oleh panah-panah.

Gambar 4.5 Medan yang dihasilkan oleh muatan yang mengalir ke konduktor.

Page 54: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

54

Gambar 4.6 Antena dihubungkan dengan generator ac

Gambar 4.6 di mana antena dihubungkan dengan generator ac. Medan listrik

ditunjukkan oleh garis-garis pada bidang gambar dan medan magnet sesuai

dengan kaidah tangan kanan. Pada Gambar 4.7 arah ggl generator ac

berubah. Arus jadi terbalik dan medan magnet memiliki arah yang

berlawanan. Perubahanmedan magnet menghasilkan medan listrik dan

perubahan medan listrik menjadi medan magnet. Medan yang berada di

dekat antenna dinamakan medan dekat. Sedangkan medan yang jauh dari

antenna disebut medan radiasi. Garis - garis medan listrik membentuk loop-

loop tertutup. Seperti pada gambar 4.8.

Gambar 4.7 Arah medan magnet dan medan magnet yang menyebar ke luar dari osilasi muatan pada dua konduktoryang dihubungkan dengan generator ac

Page 55: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

55

Gambar 4.8 Medan radiasi

Nilai E dan B pada medan radiasi diketahui berkurang terhadap jarak dengan

perbandingan . Energi yang dibawa oleh gelombang elektromagneti

Bebanding dengan kuadrat amplitudo, dan sehingga intensitas

gelombang berkurang dengan .

Pada gambar 4.8 medan listrik dan medan magnet pada setiap titik saling

tegal lurus, dan tegak lurus terhadap arah rambatannya. Kuat medan berubah

dari maksimum di satu arah, menuju nol lalu menuju maksimum di arah yang lain.

Medan listrik dan medan magnet sefase.Jika ggl sumber berubah secara

sinusoidal, maka kuat medan listrik dan medan magnet pada medan radiasi juga

akan berubah secara sinusoidal. Seperti pada gambar 4.9. Medan listrik dan

medan magnet tegak lurus satu sama yang lain dan tegak lurus terhadap arah

rambatannya. Gelombang ini adalah gelombang elektromagnetik (EM).

gelombang ini gelombang tranversal dan mirip gelombang lain namun gelombang

EM selalu merupakan gelombang medan bukan materi dan gelombang EM dapat

merambat melalui ruang hampa.

Gelombang elektromagnetik dihasilkan oleh nuatan listrik yang berosilasi dan

percepatan. Sehingga muatan listrik yang dipercepat menimbulkan gelombang

elektromagnetik.

Gambar 4.9 Kuat madan listrik dan medan magnet pada gelombang elektromaknetik

Page 56: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

56

Kecepatan elektromagnetik dapat ditulis :

v = 00

1

s ..............( 4.11)

4.4.2 Berdasarkan arah rambatannya

4.4.2.1 Gelombang Transversal

Suatu gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang

trasnversal jika partikel-partikel mediumnya bergetar ke atas dan ke bawah

dalam arah tegak lurus terhadap gerak gelombang. Contoh gelombang

transversal adalah gelombang tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun,

tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah

gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak seperti gambar di

bawah.

Gambar 4.10 Gelombang tranversal

Berdasarkan gambar 4.10, tampak bahwa gelombang merambat ke

kanan pada bidang horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang

vertikal. Garis putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah rambat

gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau air). Titik

tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah.

Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum

lembah, diukur dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan

berurutan pada gelombang disebut panjang gelombang (disebut lamda – huruf

yunani). Panjang gelombang juga bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak

ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.

4.4.2.2 Gelombang Longitudinal

Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal.

Jika pada gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah

rambatan, maka pada gelombang longitudinal, arah getaran medium sejajar

Page 57: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

57

dengan arah rambat gelombang. Jika dirimu bingung dengan penjelasan ini,

bayangkanlah getaran sebuah pegas. Perhatikan gambar 4.11

Gambar 4.11 Gelombang longitudinal

Pada gambar 4.11 tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah

rambatan gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat

sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling

mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas

saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan

lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan.

Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan

yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama

dan berurutan pada rapatan atau regangan (lihat contoh pada gambar 4.11).

Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara.

Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang

sepanjang arah rambat gelombang udara. Berbeda dengan gelombang air atau

gelombang tali, gelombang bunyi tidak bisa kita lihat menggunakan mata.

Tanda panah yang arahnya ke kanan menunjukkan arah perambatan

gelombang pada air. Pada bagian permukaan dan di bawah permukaan,

partikel air bergerak dalam lintasan melingkar atau elips dengan kedua

komponen gelombang transversal dan longitudinal. Sebaliknya di bagian dasar

hanya terdapat gelombang longitudinal (air hanya bergerak maju mundur).

4.5 Persamaan Gelombang

Fungsi umum gelombang y (x.t) merupakan penyelesaian persamaan diferensial

yang disebut persamaan gelombang. Persamaan gelombang dapat diturunkan secara

langsung dari hukum-hukum Newton.

Page 58: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

58

Gambar 4.11 Segmen tali yang terentang digunakan untuk menurunkan persamaan gelombang

Penurunan akan berlaku hanya jika amplitudo gelombang cukup kecil agar sudut

antara tali dan horizontal (arah asal tali tanpa gelombang) cukup kecil. Turunan parsial y

terhadap t ditulis t

y

. Turunan parsial kedua y terhadap t ditulis

t

y2

2

. Gaya vertikal total

adalah :

..............(4.12)

Dengan dan adalah sudut yang diperlihatkan dalam gambar 4.11, dan F

adalah tegangan tali. Karena sudut dianggap kecil. Kita dapat mendekati dengan

. Jadi, gaya vertikal total pada segmen tali dapat ditulis :

Tangen sudut yang dibuat oleh tali dengan horizontal merupakan kemiringan kurva yang

dibentuk oleh tali. Jika kita menyebut kemiringan ini S, akan kita peroleh :

Maka ....................( 4.13)

dengan dan adalah kemiringan masing-masing ujung segmen tali, dan adalah

perubahan kemiringan. Dengan menetapkan gaya total sama dengan kali

percepatan t

y2

2

dihasilkan :

Page 59: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

59

Atau ..............( 4.14)

Dan limit , kita akan memperoleh :

Jadi persamaan

..............( 4.14a)

Persamaan 4.13a merupakan persamaan gelombang untuk tali teregang. Persamaan

gelombang dipenuhi oleh salah satu dari fungsi atau .

Ambil dan tinjau sembarang fungsi gelombang

Kita akan menggunakan notasi y’ untuk turunan y terhadap . Maka dengan aturan

rantai untuk turunan, kita akan memperoleh :

Dan

Karena 1x

dan v

t

, kita peroleh :

Page 60: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

60

Apabila kita mengambil turunan-turunan kedua, kita akan memperoleh

Jadi

....................( 4.15)

Dengan membandingkan persamaan 4.13 dan 4.14 kita akan memperoleh bahwa laju

penjalaran gelombang adalah

....................( 4.16)

4.6 Bentuk – Bentuk Gelombang

4.6.1 Pulsa Gelombang

Bila seutas tali (atau pegas) yang diregangkan diberi suatu sentakan, dalam

Gambar 4.12 bentuknya berubah sepanjang waktu secara teratur. Lengkungan

yang dihasilkan oleh sentakan lali suri lali sebagai sualu pulsa gelombang. Pulsa

gelombang menjalar pada tali dengan laju tertentu yang bergantung pada tegangan

tali dan pada rapat massanya (massa per satuan panjang). Begitu bergerak, pulsa

dapat berubah bentuk. Misalnya. pulsa dapat tersebar (terurai) secara perlahan.

Efek ini disebut dispersi.

Gambar 4.12 Sebuah pulsa gelombang

Page 61: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

61

4.6.2 Gelombang periodik

Gelombang kontinu atau periodik, seperti pada Gambar dibawah ini,

mempunyai sumber berupa gangguan yang kontinu dan berosilasi yaitu,

sumbernya. Adalah getaran atau osilasi. Pada gambar 4.13, tangan mengosilasi satu

ujung tali. Sumber gelornbang apa saja, dengan demikian, adalah getaran. Dan

getaranlah yang tersebar dan merupakan gelombang. Jika sumber bergetar secara

sinusoidal pada GHS, maka gelombang itu sendiri jika mediumnya elastis

sempurna akan berbentuk sinusoidal pada ruang dan waktu.

Gambar 4.13 Gelombang periodik

Beberapa besaran yang penting yang digunakan untuk gelombang

sinusoidal periodik ditunjukkan pada gambar 4.13. Titik-titik tertinggi pada

gelombang disebut puncak, titik-titik rendah disebut lembah. Amplitudo adalah

ketinggian rnaksimum puncak, atau kedalaman maksimum relatif terhadap

tingkat normal (atau setimbang). Ayunan total dari sampai ke lembah sama

dengan dua kali amplitudo. Jarak antara dua puncak yang berurutan disebut

panjang gelombang .

Panjang gelombang juga sama dengan jarak antara dua titik identik mana

saja yang berurutan pada gelombang. Frekuensi adalah jumlah puncak atau

siklus lengkap yang melewati satu titik per satuan waktu. Periode (T adalah 1/f) ,

dan merupakan waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang melewati

titik yang sama pada ruang.

Kecepatan gelombang (v) adalah kecepatan di mana puncak (atau bagian

lain dari gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang dapat ditulis :

..............( 4.15)

Kecepatan gelombang bergantung pada sifat medium dimana ia merambat.

Kecepatan gelombang pada tali yang terentang, misalnya bergantung pada

Page 62: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

62

tegangan tali, , dan massa tali per satuan panjang, . Untuk gelombang

dengan amplitude kecil, hubungannya adalah:

.................... ( 4.16)

Page 63: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

63

SOAL LATIHAN

1. Dua pegas A, dan B berturut-turut mempunyai tetapan pegas c dan 2c. Lalu

masing-masing diberi beban m dan 2m. Jika pegas digetarkan,berapa perbandingan

antara periode A dan B?

2. Seutas tali bergetar menurut persamaan y = 10 sin 628t. Tentukan frekuensi

getaran tali.

3. Sebuah benda 2 kg meregangkan sebuah pegas sepanjang ketika digantung

secara vertikal pada kesetimbangannya. Benda kemudian dipasang pada pegas yang

sama, sementara benda berada diatas meja tanpa gesekan dan salah satu ujung pegas

dijadikan ujung sementara. Benda ditarik 5 cm dari posisi kesetimbangannya dan

dilepas pada t = 0. Carilah amplitudo , frekuensi sudut, frekuensi , dan periode.

4. Sebuah jam bandul sederhana dikalibrasi untuk menunjukkan waktu akurat pada

amplitudo sudut Φ0 = 100 . Ketika amplitudo berkurang ke suatu titik dengan perubahan

yang sangat kecil, berapa banyak kelebihan waktu yang dihasilkan jam dalam satu hari?

5. Tunjukkan bahwa y = a sin(kx - t) memenuhi persamaan

# jawaban dikirim paling lambat tanggal 7 juli 2017 ke email : [email protected]

Page 64: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

64

5.1 Deskripsi Gelombang Akustik

Gelombang akustik atau gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik

longitudinal di mana arah getaran sama dengan arah perambatannya. Seperti halnya

gelombang mekanik lainnya maka gelombang bunyi memerlukan medium untuk

merambat. Gelombang mekanik longitudinal memiliki sifat dapat merambat dalam semua

medium baik padatan, cairan maupun gas. Kecepatan perambatan gelombang akustik

dalam berbagai medium ditunjukkan seperti pada tabel 5.1 sebagai berikut :

Gelombang mekanik longitudinal tersebut seringkali juga disebut gelombang tekanan

(Pressure Wave) karena merambat dengan mode membentuk perapatan dan

perenggangan kolom medium yang dilewatinya sebagaimana dilukiskan dalam gambar

5.1 berikut ini:

Tabel 5.1 Cepat rambat gelombang akustik dalam berbagai medium

Gambar 5.1 Gelombang akustik dalam medium fluida dengan pola sinusoida

Page 65: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

65

Dengan perapatan (compression) atau zone tekanan tinggi dinyatakan dengan simbol C

dan perenggangan (rarefaction) atau zone tekanan rendah dinyatakan dengan simbol R

dengan plot tekanan terhadap waktu menunjukkan suatu pola sinusoida dengan

perapatan sebagai puncak dan perenggangan sebagai lembah.

Akustik berasal dr kata Acoustic (bahasa Inggris) yang merupakan kata sifat,

sedangkan Bunyi/Suara dalam bahasa Inggris Sound, merupakan kata benda. Dalam

penerapannya gelombang Akustik adalah sama dengan gelombang bunyi. Jenis-jenis

gelombang Bunyi (akustik) adalah sebagai berikut :

1. Gelombang Infrasonik, yaitu gelombang yang mempunyai frekwensi kurang darr

20 Hz.

Misalnya : Getaran yang dihasilkan gempa bumi.

2. Gelombang Audio, yaitu gelombang yang dapat didengar manusia pada

umumnya, mempunyai frekwensi antara 20 Hz s/d 20.000 Hz.

3. Gelombang Ultrasonik, yaitu gelombang yang mempunyai frekwensi lebih dari

20.000 Hz.

Misalnya : Getaran yang dihasilkan oleh ikan lumba-lumba atau hewan serangga

malam.

5.2 Intensitas Gelombang Akustik

Intensitas gelombang Akustik adalah besarnya energi yang dibawa gelombang per

satuan waktu per satuan luas, dirumuskan sebagai berikut :

.........................................................(5.1)

dimana : I adalah intensitas,

E/t adalah energi per satuan waktu

dan A adalah luas permukaan.

Dengan mengingat bahwa energi per satuan waktu adalah daya (P) maka persamaan

(5.1) dapat menjadi :

I = daya / A

= P/A ...........................................................................(5.2)

dengan satuan W/m2.

Jika sumber bunyi berupa titik, maka gelombang bunyi yang dihasilkan merambat

dengan muka gelombang (wavefront) berbentuk bola (spherical spreading), Jika jaraknya

dari sumber adalah r1 maka intensitasnya adalah :

A

tEI

/

Page 66: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

66

……….......................................................(5.3)

Dan jika menyebar sehingga jaraknya menjadi r2 maka intensitasnya adalah :

Jika tidak ada kehilangan daya maka dayanya harus sama, sehingga :

Dengan demikian maka .................................................(5.4)

5.3 Efek Doppler

Efek Doppler adalah efek di mana seorang pengamat merasakan perubahan

frekuensi dari suara yang didengarnya manakala ia bergerak relatif terhadap sumber

suara. Efek ini ditemukan oleh seorang ahli fisika Austria Christian Doppler pada tahun

1842. Untuk menghormati penemuan tersebut maka efek ini disebut efek Doppler.

Efek Doppler yang dirasakan oleh seorang pengamat adalah tatkala ia merasakan

frekuensi bunyi yang lebih tinggi dari frekuensi sumber bunyi itu sendiri manakala ia

dan/atau sumber bunyi bergerak relatif saling mendekati, dan merasakan frekuensi bunyi

yang lebih rendah manakala ia dan/atau sumber bunyi bergerak relatif saling menjauhi.

Perubahan frekuensi bunyi yang dirasakan oleh pengamat manakala ia bergerak relatif

terhadap sumber bunyi dirumuskan sebagai berikut :

....................................................................(5.5)

di mana :

V adalah kecepatan bunyi.

Vs adalah kecepatan sumber bunyi.

Vp adalah kecepatan pengamat.

fs adalah frekuensi sumber bunyi.

fp adalah frekuensi yang dialami oleh pengamat.

2

11

1 4 r

P

A

PI

2

22

2 4 r

P

A

PI

21 PP

2

2

21

2

1 44 IrIr

2

1

2

2

2

1

r

r

I

I

Page 67: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

67

Dalam rumus di atas ada beberapa ketentuan terhadap nilai-nilai dari Vs dan Vp.

Ketentuan-ketentuan tersebut adalah :

1. Arah acuan adalah arah di mana sumber bunyi mendekati pengamat.

2. Vs dan Vp bernilai positif bila searah dengan arah acuan, dan bernilai

negatif bila berlawanan dengan arah acuan.

3. Sesuai arah acuan, Vs bernilai positif bila sumber mendekati pengamat, negatif

bila menjauhi pengamat.

4. Sesuai arah acuan, Vp bernilai positif bila pengamat menjauhi sumber bunyi,

negatif bila pengamat mendekati sumber bunyi.

5. Bila sumber dalam keadaan diam maka Vs = 0, demikian pula bila pengamat

dalam keadaan diam maka Vp = 0.

Kita lihat gambar-gambar di bawah ini untuk menentukan apakah nilai Vs dan Vp bernilai

positif atau negatif.

Pada gambar 5.2 di atas, arah acuan adalah ke kanan karena arah kanan adalah arah di

mana sumber bunyi mendekati pengamat. Dengan demikian Vs bernilai positif bila

sumber bergerak ke kanan (searah dengan arah acuan atau mendekati pengamat ) dan

negatif bila bergerak ke kiri (berlawanan dengan arah acuan atau menjauhi pengamat). Vp

bernilai positif bila pengamat bergerak ke kanan (searah dengan arah acuan atau

menjauhi sumber bunyi) dan negatif bila bergerak ke kiri (berlawanan dengan arah acuan

atau mendekati sumber bunyi).

Gambar 5.2 Arah acuan ke kanan

Page 68: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

68

Pada gambar 5.3 di atas arah acuan adalah ke kiri karena arah kiri adalah arah di mana

sumber bunyi mendekati pengamat. Dengan demikian Vs bernilai positif bila sumber

bergerak ke kiri (serah dengan arah acuan atau mendekati pengamat) dan negatif bila

bergerak ke kanan (berlawanan dengan arah acuan atau menjauhi pengamat). Vp bernilai

positif bila pengamat bergerak ke kiri (searah dengan arah acuan atau menjauhi sumber

bunyi) dan negatif bila bergerak ke kanan (berlawanan dengan arah acuan atau

mendekati sumber bunyi).

Contoh 1 :

Sebuah mobil dalam keadaan diam memancarkan bunyi dengan frekuensi 300 Hz.

Apakah pengamat yang berjalan ke arah mobil mendengarkan suara dengan frekuensi

yang lebih tinggi ?

Jawab 1 :

Pengamat tetap akan mendengarkan frekuensi bunyi yang lebih tinggi karena sesuai

dengan Rumus Doppler di atas sumber dalam keadaan diam atau Vs = 0, sehingga

penyebut dari rumus tersebut tetap. Sementara karena pengamat mendekati sumber

bunyi maka nilai Vp negatif, sehingga pembilang menjadi lebih besar. Dengan demikian

pengamat merasakan frekuensi bunyi yang lebih besar dari frekuensi bunyi itu sendiri.

Contoh 2 :

Sebuah ambulans bergerak dengan kecepatan 12 m/s sambil membunyikan sirine

dengan frekuensi 480 Hz. Seorang pengendara sepeda motor begerak dengan kecepatan

10 m/s dari arah yang berlawanan. Berapa frekuensi yang di dengar oleh pengendara

sepeda motor bila kecepatan bunyi di udara adalah 340 m/s ?

Jawab 2 :

Gambar 5.3 Arah acuan ke kiri

Page 69: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

69

Arah acuan ditetapkan dari arah ambulan ke arah pengendara sepeda motor. vs dengan

demikian 12 m/s karena ambulan mendekati pengendara motor. Vp bernilai negatif karena

berlawanan dengan arah acuan. Dengan demikian :

5.4 Gelombang Kejut (Shock Wave)

Gelombang kejut adalah gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat

dikarenakan kenaikan tekanan, temperature, dan densitas secara mendadak pada waktu

bersamaan. Seperti gelombang pada umumnya shock wave juga membawa energi dan

dapat menyebar melalui medium padat,cair ataupun gas.

Dari grafik terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan cepat dalam waktu

yang sangat singkat lalu diikuti dengan pengembangan (tekanan berkurang) gelombang

seiring bertambahnya waktu. Gelombang kejut terjadi diakibatkan karena kecepatan

sumber bunyi lebih cepat dari pada kecepatan bunyi itu sendiri. Suatu benda, misal

pesawat terbang menembus udara dengan kecepatan beberapa ratus km/jam. Kecepatan

cukup rendah ini memungkinkan molekul-molekul udara tetap stabil ketika harus

menyibak memberi jalan pesawat tebang. Namun, ketika kecepatan pesawat menjadi

sebanding dengan kecepatan molekul-molekul, molekul-molekul tersebut tidak sempat

menghindar dan bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat dan terdorong bersamanya.

Gambar 5.4 Grafik hubungan antara tekanan gelombang kejut

dengan waktu

Page 70: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

70

Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara” atau

gelombang kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut memancar

ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah

sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah ”Sonic Boom“. Sonic Boom ini

memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan jendela.

Sonic boom adalah istilah bagi gelombang kejut di udara yang dapat ditangkap

telinga manusia. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kejutan yang

disebabkan pesawat-pesawat supersonik.

Saat pesawat terbang melebihi kecepatan cahaya, muncullah gelombang kejut pada

bagian tertentu pesawat. Gelombang kejut adalah daerah di udara dimana terjadi

perubahan (tekanan udara, temperatur, densitas) secara dadakan. Gelombang kejut ini

merambat dalam bentuk kerucut dan bisa sampai ke permukaan tanah, membuat pekak

dan memecahkan kaca-kaca. Karena itu pesawat supersonik biasanya tidak terbang

supersonik di atas daerah berpenduduk.

a

b

c

d

Gambar 5.5 Pola perambatan gelombang : (a) sumber bunyi diam (b) sumber bunyi bergerak

V sumber < V bunyi (Mach 0,7) (c) sumber bunyi bergerak V sumber < V bunyi

(Mach 0,7) (d) gelombang kejut dengan kecepatan supersonik, V sumber > V

bunyi (Mach 1,4- Supersonic)

Page 71: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

71

DAFTAR PUSTAKA

D.L.Tobing, 1996, Fisika Dasar 1, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Giancoli, Douglas C, 2001, Fisika Jilid 1, Jakarta : Penerbiy Erlangga.

Giancoli, Douglas C, 2001, Fisika Jilid 2, Jakarta : Penerbiy Erlangga.

Tipler, Paul A, 1998, Fisika untuk Sains dan Tehnik – Jilid I, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Young, H.D and R.A. Freedman, 1999, Sears and Zemansky’s University Physics, 10th

edition, Addison Wesley Pub. Co., San Francisco

Page 72: MATERI FISIKA BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 ...BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR 1.1 Besaran Fenomena (gejala) fisika selalu dilukiskan secara kuantitatif dengan menyebutkan kuantita dari

KONFIDENSIAL

72


Related Documents