LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA
RESIKO BUNUH DIRI
Disusun Oleh :
Ayu Kristiana
1510721033
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
BUNUH DIRI
I. Kasus
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008)
Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir
dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008)
II. Proses terjadinya masalah
Menurut Stuart Gw & Laraia (2005), faktor predisposisi bunuh diri antara
lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa
yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan
apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia
2. Sifat kepribadian, tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan
besarnya resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi
3. Lingkungan psikososial seseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya
dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan
bunuh diri
4. Riwayat keluarga, riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri
merupakan faktor resiko penting untuk prilaku destruktif
5. Faktor biokimia, data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik,
dan depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku
destrukif diri
a. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal
atau gagal melakukan hubungan yang berarti
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stress
3. Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman
pada diri sendiri
4. Cara untuk mengakhiri keputusan
b. Mekanisme Koping
Maladaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak
menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total
tidak berdaya, klien tidak mau melakukan aktifitas
c. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Peningkatan diri Beresiko destruktif Destruktif diri tidak langsung Pencederaan diri
1. Peningkatan diri, seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan
diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri.
Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang
berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya
2. Beresiko destruktif, seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko
mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap
situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang
merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal
terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal
3. Destruktif diri tidak langsung, seseorang telah mengambil sikap yang
kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya
untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan
terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak
masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal
4. Pencederaan diri, seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau
pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada
5. Bunuh diri, seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.
Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 2005. Dikutip Fitria,
Nita, 2009), dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut :
a. Fase kedaruratan akut
Selama fase kedaruratan akut, dianjurkan untuk melakukan intervensi
sosial yang tidak mengganggu kebutuhan akut, seperti pengadaan
makanan, tempat berlindung, pakaian, pelayanan puskesmas, dan jika
mungkin, penanggulangan penyakit menular
b. Fase rekonsolidasi
Berikut ini saran tentang aktivitas intervensi social :
1) Melanjutkan intervensi sosial yang relevan seperti
digambarkan pada seksi
2) Mengorganisasi kegiatan psikoedukasi yang
menjangkau ke masyarakat untuk memberi edukasi tentang
ketersediaan pilihan pelayanan kesehatan mental. Dilakukan tidak
lebih awal dari empat minggu setelah fase akut, beri penjelasan
dengan hati -hati tentang perbedaan psikopatologi dan distres
psikologik normal, dengan menghindari sugesti adanya
psikopatologi yang luas dan menghindari istilah atau idiom yang
membawa stigma
3) Mendorong dilakukannya cara koping yang positif
yang sudah ada sebelumnya. Informasi itu harus menekankan
harapan terjadinya pemulihan alamiah
4) Dengan berlalunya waktu, jika kemiskinan adalah
masalah yang berlanjut, dorong upaya pemulihan ekonomi. Contoh
inisiatif semacam ini adalah skema kredit mikro atau aktivitas
yang mendatangkan penghasilan jika pasar lebih menjanjikan
sumber penghasilan yang berkelanjutan
d. Klasifikasi Jenis dan Sifat Masalah
Klasifikasi perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006) :
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa
seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin
bunuh diri mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan
berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mengkomunikasikan secara
nonverbal
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang
dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak
dicegah
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri
akan terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya
II.
A. Pohon Masalah
Core problem
Resiko menciderai diri
Perilaku bunuh diri (suicide)
Koping maladaptif
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji perilaku bunuh diri
Data yang perlu dikaji
1. Data subjektif
Mengungkapkan keinginan bunuh diri, mengungkapkan keingainan
untuk mati, mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan, berbicara
tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan.
2. Data objektif
Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh), ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan
penyalahgunaan alcohol), ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis
atau penyakit terminal), penganguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan, atau kegagalan dalam karier).
III. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Isolasi social
3. Resiko bunuh diri
IV. Rencana tindakan keperawatan
TglNo
DxDx keperawatan
PerencanaanIntervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi1 Gangguan Konsep Diri :
Harga Diri Rendah
Pasien memiliki
konsep diri yang
positif
1. Pasien dapat
membina
hubungan saling
percaya
Setelah dilakukan 1x interaksi,
pasien menunjukan :
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menunjukan rasa senang
3. Ada kontak mata
4. Mau berjabat tangan
5. Mau menyebutkan nama
6. Mau menjawab salam
7. Pasien mau duduk berdampingan
dengan perawat
8. Pasien mau mengutaraka
masalah yang di hadapi
Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
terapeutik:
a. Sapa klien dengan
ramah
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggialan yang
disukai pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menempati janji
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima pasien apa
adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan dasar
pasien
2.Pasien dapat
mengidentifikasi
aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki
Setelah 2x interaksi pasien dapat
menyebutkan:
a. Aspek positif dan kemampuan
yang dimiliki pasien.
b. Aspek positif keluarga
c. Aspek positif lingkungan
1. Diskusikan dengan pasien
tentang pasien tentang:
a. Aspek positif yang dimiliki
pasien, keluarga,
lingkungan
b. Kemampuan yang dimiliki
pasien
2. Bersama pasien buat daftar
tentang:
a. Aspek positif yang dimiliki
pasien, keluarga,
lingkungan
b. Kemampuan yang
dimiliki pasien
3. Beri pujian yang realitis,
hindarkan memberi penilaian
negatif
3. Pasien dapat
membina kemampuan
yang dimiliki untuk
dilaksanakan
Setelah 3x interaksi pasien
menyebutkan kemampuan yang dapat
dilaksanakan
1. Dilaksanakan pasien
Diskusikan kemampuan
pasien yang akan dilanjutkan
pelaksanaanya
4. pasien dapat
Merencanakan
kegiatan sesuai
dengan kemmpuan
yang dimiliki
Setelah 4x interaksi pasien dapat
membuat rencana kegiatan harian
1. Rencanakan bersama pasien,
aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan pasien
2. Tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi pasien
a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan
bantuan
3. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat pasien
lakukan
5. pasien dapat
melakukan kegiatan
sesuai rencana yang
dibuat
Setelah 5x interaksi pasien
melakukan kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat
1. Anjurkan pasien untuk
melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan
2. Pantau kegiatan yang
dilaksankan pasien
3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan pasien
4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
6. pasien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
Setelah 6x interaksi pasien
memanfaatkan system
pendukung yang ada di keluarga
1. Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara
merawat pasien dengan harga
diri rendah
a. Beri alasan setiap
berinteraksi
b. Perkenalkan nama-
nama panggilan perawat
dan tujuan perawat
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil
nama kesukaan pasien
d. Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien
dan masalah yang dihadapi
klien
2 Isolasi sosial : Menarik diri Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain sehingga
tidak terjadi menarik
diri
1. Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
Setelah di lakukan 1x
interaksi,
pasien menunjukan tanda-tanda
pecaya terhadap perawat dengan
menujukan:
1. Ekspresi wajah bersahabat,
menunjukan rasa tenang , ada
kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama,
mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik:
a. Sapa klien dengan
namabaik verbal maupun
non verbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. Berikan perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat
menyebutkan
penyebab Menarik
diri.
2. Klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri yang
berasal dari:
a. Diri sendiri
b.Orang lain
c. Lingkungan
.
2. Kaji pengetahuan klien
tentang perilaku menarik
diri dan tandanya:
a. “Dirumah klien tinggal dengan siapa”
b. “Siapa yang paling dekat dengan klien”
c. “Apa yang membuat klien dekat denganya”
d. “Dengan siapa klien tidak dekat”
e. “Apa yang membuat klien tidak dekat”
3. Klien dapat
menyebutkan
keuntungan dan
kerugian berinteraksi
dengan orang lain
Klien dapat berinteraksi
menyebutkan keuntungan dan
kerugian berinteraksi dengan
orang lain. Misalnya:
a. Banyak teman
b. Tidak sendiri
c. Bisa diskusi,dll
1. Kaji pengetahuan klien
tentang keuntungan
memiliki teman
2. Beri kesempatan kepada
klien untuk berinteraksi
dengan orang lain
3. Diskusikan bersama klien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
4. Beri penguatan positif
terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan
4. Klien dapat
melaksanakan
interaksi sosial
secara bertahap
4. Klien dapat mendemonstrasikan
interaksi sosial secara bertahap
antara:
a. Klien-perawat
b. Klien-perawat-perawat lain
c. Klien-perawat-perawat lain-
klien lain
d.Klien keluarga/
kelompok/masyarak at
1. Kaji kemampuan klien
membina hubungan dengan
orang lain.
2. Bermain peran tentang cara
berhubungan/berinteraksi
dengan orang lain.
3. Dorong dan Bantu klien
untuk berinteraksi dengan
orang lain melalui tahap:
a. Klien-perawat
b. Kien-perawat-perawat
lain
c. Klien-perawat-perawat
lain-klien lain
d. Klien-
keluarga/komunitas/
masyarakat
4. Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai
5. Bantu klien untuk
mengevaluasi keuntungan
menjalin hubungan sosial
6. Dikusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
bersama klien dalam
mengisi waktu, yaitu
berinteraksi dengan orang
lain
7. Motivasi klien untuk
mengikuti kegiatan ruangan
8. Beri penguatan positif atas
kegiatan klien dalam
kegiatan ruangan
5. Klien dapat
mengungkapkan
perasaanya setelah
berinteraksi dengan
orang lain
5. Klien dapat mengungkapkan
perasaanya setelah berinteraksi
dengan orang lain untuk:
a. Diri-sendiri
b. Orang lain
1. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaanya
bila berinteraksi dengan
orang lain
2. Diskusikan dengan klien
tentang perasaan keuntungsn
berinteraksi dengan orang
lain
3. Beri penguatan positif atas
kemampuan klien
mengungkapkan perasaan
keuntungan berhubungan
dengan orang lain
6. Klien dapat
memberdayakan
system
pendukung atau
keluarga
6. Keluarga dapat:
a. Menjelaskan perasaan nya
b. Menjelaskan cara merawat
klien menarik diri
c. Mendemonstrasikan cara
perawatan klien menarik diri
d. Berpartisipasi dalm perawatan
klien menarik diri
1. Bina hubungan saling
percaya dengan keluarga:
a. Salam,perkenalkan diri
b. Jelaskan tujuan
c. Buat kontrak
d. Eksplorasi perasaan klien
2. Diskusikan dengan anggota
keluarga tentang:
a. Perilaku menarik diri
b. Penyebab perilaku
menarik diri
c. Akibat yang akan terjadi
jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi
d. Cara keluarga
menghadapi klien
menarik diri
3. Dorong anggota keluarga
untuk memberi dukungan
kepada klien dalam
berkomunikasi dengan
orang lain
4. Anjurkan anggota keluarga
untuk secara rutin bergantian
menjenguk klien minimal
satu kali seminggu
5. Beri penguatan positif atas
hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga
3 Resiko Bunuh diri
Pasien tidak
melakukan percobaan
bunuh diri
1.Pasien dapat
membina hubungan
saling percaya
Setelah 5x interaksi pasien
meunjukan tanda-tanda percaya
kepada perawat:
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menujukan rasa senang
3. Ada kontak mata
4. Mau berjabat tangan
5. Mau menyebutkan nama
6. Mau menjawab salam
7. Mau duduk berdampingan
dengan perawat
1. Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik:
a. Sapa pasien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan
yang disukai pasien
c. Buat kontrak yang jelas
d. Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tunjukan sikap empati
dan menerima apa
adanya klien
f. Beri perhatian kepada
pada pasien dan
perhatikan kebutuhan
dasar pasien
g. Tanyakan perasaan
pasien dan masalah
yang dihadapi pasien
2. Pasien dapat
Terlindung
dari
terlindung
dari perilaku
bunuh diri
Setelah 5x interaksi pasien dapat
menyebutkan:
benda-benda yang dapat
membahayakan diri(misal :
gunting, pisau , silet, tali, kaca dll )
1. Jauhkan klien dari benda-
benda yang dapat
membahayakan diri (missal :
gunting, pisau , silet, tali,
kaca dll)
2. tempatkan klien diruangan
yang tenang dan selalu
terlihat oleh perawat
3. awasi klien secara ketat
setiap saat
3.Pasien dapat
mengekspesikan
perasaannya
Setelah 5x interaksi pasien
menyatakan perasaan : marah,
takut, sedih, senang, cemas, jengkel
1.Dengarkan keluhan yang
dirasakan
2. Bersikap empati untuk
meningkatkan ungkapan
keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
3.Beri dorongan untuk
mengungapkan mengapa dan
bagaimana harapannya
4.Beri waktu dan kesempatan
untk menceritakan arti
penderitaan, kematian dll
5.Beri dukungan pada
tindakan atau ucapan klien
yang menunjukkan keinginan
untuk hidup
4. Pasien dapat
Meningkatkan harga
diri
Setelah 5x interaksi pasien
menyebutkan:
1. Tindakan yang biasanya
dilakukan untuk meningkatkan
harga dirinya
2. Pasien dapat menyebutkan
cara meningkatkan harga dirinya
3. pasien dapat memilih cara
untuk meningkatkan harga
dirinya
4. pasien melaksankan cara
yang dipilih untuk
meningkatkan harga dirinya
1.Bantu untuk memahami bahwa
pasien dapat mengatasi
keputusasaannya
2. identifikasi aspek positif yang
dimiliki
3. dorong pasien untuk berfikir
positif terhadap diri
4. dorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
5. bantu mngidentifikasi sumber-
sumber harapan (misal :
hubungan antar sesame,
keyakinan, hal-hal untuk
diselesaikan)
5. Pasien dapat
menggunakan koping
yang adaptif
Setelah 5x pertemuan keluarga
menyatakan setuju untuk
mengikuti pertemuan dengan
perawat pasien mampu
1. Ajarkan untuk
mengidentifikasi pengalaman-
pengalaman yang
menyenangkan setiap hari
misal : (berjalan-jalan,
membaca buku favorit,
menulis dll)
2. Bantu untuk mengenali hal-
hal yang dicintai dan yang ia
sayang dan pentingnya
kehidupan terhadap kehidupan
orang lain, mengesampingkan
tentang kegagalan dalam
kesehatan
3. Beri dorongan untuk berbagi
keperihatinan pada orang lain
yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit
yang sama dan telah
mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi
masalah tersebut dengan
V. Referensi
Carpenito, L.J. (2006). Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2). Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC.
Dalami, E, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: Trans Info Media.
Purba dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press
Stuart, Gail W. ( 2006 ). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.