7
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Pencarian informasi penelitian terdahulu pada Analisis Sistem Informasi
Akuntansi atas penerimaan kas ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui
perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian
ini, terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang berisikan data atau
informasi yang terdapat dalam penulisan ini. Beberapa penelitian yang telah
dilakukan terkait dengan sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas, akan
dibahas di bawah ini.
Penelitian Abdullah (2009) tentang analisis sistem informasi akuntansi
penjualan dan penerimaan kas pada PT. Indomobil Surabaya, dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai sistem dan prosedur
penjualan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan sistem
informasi akuntansi penjualan secara keseluruhan PT. Indomobil Surabaya
telah melakukan praktik yang sehat dalam melakukan aktivitas distribusi
penjualan di perusahaan PT. Indomobil Surabaya.
Selanjutnya hasil penelitian Maria (2010) dengan topik penelitian yaitu
mengenai analisis sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas
pada perusahaan Cor Kuningan “Ganesa I”. Metode analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif terkait dengan sistem penjualan dan
penerimaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen dan catatan yang
8
digunakan pada prosedur penjualan tunai maupun secara kredit tidak memadai.
Hal ini terlihat pada arsip bagian keuangan dan bagian administrasi yang masih
menjadi satu. Selain itu kurangnya salinan nota penjualan yang dibuat oleh
perusahaan. Otorisasi transaksi pada perusahaan Co Kuningan “ Ganesa I”
sudah baik. Hal ini terlihat pada persetujuan kredit, otorisasi nota penjualan,
otorisasi surat perintah kerja, serta otorisasi pembatalan pembelian.
Selanjutnya penelitian Ratnasari (2006) menganalisis tentang penerapan
sistem informasi akuntansi penjualan. Metode analisis yang digunakan
deskriptif kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi
penjualan masih sederhana. Hal ini dapat dilihat terbatasnya jumlah fungsi
yang terkait, dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem penjualan.
Dengan terbatasnya jumlah fungsi yang terkait akan mengakibatkan adanya
perangkapan tugas terhadap aktivitas penjualan. Pada penjualan tunai dokumen
yang digunakan masih rangkap satu, hal tersebut akan menyebabkan tidak
terciptanya mekanisme saling uji (internal check) antara satu bagian dengan
bagian yang lain, meskipun belum ada nomor urut tercetak pada formulir dan
belum ada catatan piutang anggota, sehingga rincian mengenai piutang anggota
sulit untuk diidentifikasikan.
9
Selanjutnya hasil penelitian Naufal (2011) dengan topik penelitian yaitu
sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada BMT BINTARO. Metode
analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa masih ada keterlambatan pencatatan penerimaan kas sedangkan sistem
yang digunakan masih manual dan tidak memiliki database yang update
sehingga dalam proses pengerjaan memakan waktu yang lama.
Selanjutnya hasil penelitian Udjang (2014) dengan topik yaitu analisis
sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada Hotel Halogen
Sidoarjo. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif,
yaitu analisis data yang digambarkan dalam uraian kata atau kalimat yang
membantu dalam mengungkapkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
sistem pengendalian internal, terutama mengenai mekanisme penjualan dan
penerimaan kas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi
akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada Hotel Halogen Sidoarjo masih
kurang efektif hal ini terlihat adanya karyawan Hotel yang kurang
memperhatikan dan melaksanakan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan,
adanya sebagian formulir yang kurang lengkap datanya, sehingga menjadikan
tamu hotel tidak mendapatkan jenis serta jumlah makanan dan minuman sesuai
pesanan. Hal tersebut dikarenakan laporan food and beverage tidak terdapat
keterangan yang lengkap dan jumlah makanan dan minuman yang disediakan
untuk tamu dan kurang cepatnya informasi yang disampikan oleh tiap-tiap
bagian menyebabkan tamu lama menunggu dalam proses check out maupun
check in.
10
Selanjutnya hasil penelitian Muji (2013) dengan topik analisis sistem
informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Bumi Nusantara
Jombang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis dekriptif. Hasilnya
menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi kurang efektif karena terjadi
kerangkapan tugas dan bagian-bagian yang seharusnya berperan dalam
penjualan penerimaan kas tidak melakukan peranan dengan baik atau tidak ikut
campur tangan dan dokumen yang digunakan tidak memiliki prinsip dokumen
yang baik karena tidak ditemukan nomor urut tercetak.
Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui tentang sistem
informasi akuntansi penerimaan kas yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan terkait. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang adalah suatu objek yang diteliti dan pada penelitian terdahulu
sebagian besar peneliti membahas sistem penjualan dan penerimaan kas
sedangkan peneliti ini hanya membahas penerimaan kas.
B. Landasan Teori
1. Sistem
a. Pengertian Sistem
Sistem merupakan sarana yang penting dan bermanfaat bagi
perusahaan, karena sistem dapat memberikan informasi kepada
manajemen perusahaan agar dapat mengalokasikan berbagai sumber daya
perusahaan.
11
Susanto (2013:22) mendefinisikan sistem adalah kumpulan/group
dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Jogiyanto (2001) sistem adalah suatu jaringan kerja dari suatu prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003) sistem adalah sebagai
kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Hall (2001) menyatakan sistem adalah kelompok dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan
tujuan yang sama. Jogiyanto (2001) mengungkapkan beberapa
karakteristik dalam suatu sistem adalah sebagai berikut:
a) Komponen-komponen sistem.
b) Mempunyai batasan sistem.
c) Mempunyai lingkungan luar sistem.
d) Adanya penghubung sistem.
e) Adanya masukan (input) sistem.
f) Adanya keluaran (output) sistem.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan suatu unsur kelompok yang saling berhubungan erat atau
memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu yag
12
telah dirancang atau direncanakana sebelumnya. Dalam sistem sendiri
terdapat subsistem yang menjalankan peran lebih spesialisasi jika
dibandingkan peran sistemnya, guna bekerjasama dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Ciri-Ciri Sistem
Dalam buku Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut (Susanto, 2013):
a) Tujuan
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai
oleh suatu sistem.
b) Batas Sistem
Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara
sistem dan lingkungannya.
c) Subsistem
Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem,
subsistem ini bisa fisik atau abstrak.
d) Hubungan dan Hirarki Sistem
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antara subsistem
dengan subsistem lainnya yang setingkat atau setara subsistem dengan
sistem yang lebih besar.
e) Input-Proses-Output
Tiga komponen fungsi/subsistem adalah input, prosesdan output.
Input merupakan segala sesuatu yang masuk kedalam suatu sistem. Proses
13
merupakan perubahan dari input ke output. Output merupakan hasil dari
proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.
f) Lingkungan Sistem
Lingkungan sistem adalah faktor-faktor yang ada diluar lingkungan
sistem yang mempengaruhi sistem. Ada dua lingkungan sistem yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal
merupakan lingkungan yang berada didalam sistem dan lingkungan
eksternal adalah lingkungan yang berada diluar sistem.
c. Tujuan Sistem
Menurut Susanto (2013) tujuan sistem merupakan target atau
sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Agar supaya
target tersebut bisa tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus
diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai
suatu sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran
tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah
tercapai. Ciri-ciri atau kriteria sistem dapat juga digunakan sebagai
tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi
dasar dilakukannya suatu pengendalian.
2. Informasi
a. Pengertian Informasi
Sumber informasi adalah data yang didalam menguraikan informasi
harus dikaitkan dengan data. Data adalah suatu kenyataan yang
menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
14
(event) adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia usaha,
kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah perubahan suatu nilai yang
disebut transaksi.
Informasi di definisikan oleh Sutabri (2004) adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam
proses pengambilan keputusan. Jogiyanto (2001) mendefiniskan informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti
bagi yang menerimanya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi
merupakan hasil dari data yang telah diolah yang digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan.
b. Kualitas Informasi
Susanto (2004) menyatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas
harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Akurat
Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dan dapat diandalkan.
b) Tepat Waktu
Artinya informasi harus tersedia atau pada saat informasi tesebut
dibutuhkan.
15
c) Relevan
Artinya informasi yang diberikan harus mempunyai manfaat sebagai
dasar pengambilan keputusan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kalau kebutuhan informasi untuk suatu organisasi maka informasi
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan
bagian yang ada di organisasi tersebut.
d) Lengkap
Artinya informasi harus diberikan secara jelas dan lengkap.
3. Sistem Informasi
a. Pengertian Sistem Informasi
Kristanto (2003) mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah
suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-
komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan
informasi. Sistem informasi merupakan sekumpulan prosedur
organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi
bagi pengambilan keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.
Susanto (2004) mendefinisikan sistem informasi merupakan
subsistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu
sama lain yang bekerja sama harmonis untuk mencapai tujuan yaitu
mengolah data menjadi informasi yang berguna. Hall (2001)
menyatakan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada para pemakai.
16
Dari pengertian di atas, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan
sistem informasi merupakan serangkaian atau sekumpulan subsistem
yang saling berhubungan sebagai suatu cara yang teroganisir,
mengumpul, memasukan, memporses data, mengendalikan,
menghasilkan informasi dengan berbasis porses manual atau komputer
untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi yang telah di
rencanakan.
b. Komponen Sistem Informasi
Menurut Susanto (2004) sistem informasi mempunyai beberapa
komponen sebagai berikut:
a) Komponen sasaran dan tujuan, mereflesikan kekuatan pendorong
sistem dan alasan keberadaan suatu sistem.
b) Komponen input (data).
c) Komponen output, informasi untuk mengambil keputusan
penyimpanan data.
d) Pemrosesan data.
e) Instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi.
f) Batas sistem.
g) Kendala sistem, yaitu keterbatasan internal dan eksternal.
h) Komponen pengaman yang berguna dan informasi yang
dihasilkan akurat.
17
i) Komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubung
antara pemakai, antara mesin dan pemakai, dan antara subsistem
dengan sistem informasi.
j) Subsistem merupakan bagian dari informasi.
c. Tujuan Sistem Informasi
Hall (2001) menyatakan terdapat tiga tujuan utama yang umum
bagi semua sistem.
a) Untuk mendukung fungsi keperngurusan (stewardship)
manajemen.
Kepengurusan merujuk pada ketanggungjawab manajemen
untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar.
b) Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
Sistem informasi memberikan para manager informasi yang
mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan
keputusan.
c) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari
Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel
operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap
hari dengan efisien dan efektif.
18
4. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian akuntansi
Akuntansi merupakan media komunikasi dalam dunia usaha, dimana
akuntansi berperan penting di setiap perusahaan yang berbeda, baik di
perusahaan manufaktur, dagang dan jasa. Hal ini tergantung pada jenis
badan usaha besar kecilnya perusahaan, rumit atau tidaknya masalah
keuangan perusahaan tersebut. Akuntansi dapat berjalan dengan baik jika
ditunjang dengan sistem yang memadai.
Pengertian Akuntansi menurut Amirican Accounting Association
adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi
keuangan untuk memungkinkan adanya penilaian keputusan yang jelas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan definisi dari akuntansi
adalah serangkaian pencatatan semua kegiatan perusahaan untuk di
dokumentasikan menjadi suatu informasi dalam bentuk laporan yang
berguna bagi pihak-pihak yang terkait, baik itu pihak internal maupun
pihak eksternal untuk mengambil keputusan.
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
organisasi atau perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut semua pihak-
pihak yang terkait dapat melihat posisi keuangan dan perubahan posisi
yang ada di dalamnya sehingga dapat membantu para pihak-pihak terkait
untuk mengambil suatu keputusan.
19
b. Sistem Informasi Akuntansi
Salah satu sistem informasi diantara berbagai sistem informasi
yang digunakan manajemen dalam mengolah perusahaan adalah sistem
informasi akuntansi.
Susanto (2013) mendefinisikan sistem informasi akuntansi merupakan
kumpulan atau group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik
phisik atau non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja
sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan
dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
Sistem informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2003:1)
adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada berbagai pihak
pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi mewujudkan
perubahan ini, baik secara manual maupun dengan bantuan komputer.
Menurut Mulyadi (2014) sistem informasi akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh menejemen guna
memudahkan pengelolahan perusahaan.
20
c. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2014) tujuan umum dalam penyusunan sistem
informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a) Untuk menyediakan informasi bagi pengelola usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi yang terjadi jika
perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan
usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama ini.
b) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada.
Sistem akuntansi yang berlaku tidak semua dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal pengendalian mutu, ketepatan
penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha
perusahaan, sehingga menuntut sebuah sistem informasi akuntansi
yang dapat menghasilkan laporan dengan kualitas informasi yang
lebih baik dan tepatnya penjabaran dengan struktur informasi yang
sesuai dengan kebutuhan manajemen.
c) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan
intern.
Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan
suatu organisasi pengembangan sistem informasi akuntansi
seringkali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap
kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap
21
pengguna kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.
Pengembangan sistem informasi akuntansi dapat pula ditujukan
untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang
dihasilkan dapat dipercaya.
d) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Pengembangan sistem informasi akuntansi sering kali
ditujukan untuk menghemat biaya informasi. Informasi merupakan
barang ekonomi, untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan
sumber ekonomi lainnya.
Oleh karena itu, dalam menghasilkan informasi perlu
dipertimbangkan besar fungsi dan manfaat yang diperoleh dengan
pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh
informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada dirancang kembali
untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan
informasi tersebut.
d. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan Steinbart (2014: 11) menyatakan bahwa dalam sistem
informasi akuntansi memiliki enam komponen sebagai berikut:
a) Orang yang menggunakan sistem.
b) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data.
22
c) Data mengenai organisasi dan aktivitas-aktivitas bisnisnya.
d) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.
e) Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat
periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam
Sistem Informasi Akuntansi.
f) Pengendalian iternal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data
Sistem Informasi Akuntansi.
Enam komponen tersebut memungkinkan sistem informasi akuntansi
untuk memenuhi tiga fungsi bisnis penting sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data dan menyimpan data mengenai aktivitas,
sumber daya, dan personel organisasi. Organisasi memiliki
sejumlah proses bisnis, seperti melakukan penjualan atau membeli
bahan baku, yang sering diulang.
b) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat
merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi
aktivitas, sumber daya, dan personel.
c) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan
aset dan data organisasi.
23
e. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2008: 7) ada lima macam pengguna
informasi akuntansi yaitu:
a) Membuat atau menyusun laporan eksternal
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk
menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan
pemerintah dan lainnya.
b) Mendukung dan menangani transaksi rutin.
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan
itu. Contohnya antara lain menerima pesanan pelanggan, mengirimkan
barang dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih
kas ke pelanggan.
c) Mendukung dan membantu dalam pengambilan keputusan.
Sistem inrformasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan
keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat pada suatu organisasi.
Contohnya antara lain mengetahui produk-produk yang pejualannya
bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian.
d) Perencanaan dan pengendalian.
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas
perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya
24
standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk
membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual.
e) Menerapkan pengendalian internal.
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-
aset perusahaan dari kerugian, dan untuk memelihara keakuratan data
keuangan.
Gambar 1 Rangkain Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Sumber : Widjajanto (2001)
Keterangan:
Input
Proses
Output
:
:
:
Pemasukan data sebagai bahan baku informasi.
Proses yang mengubah data akuntansi menjadi informasi
akuntansi.
Merupakan laporan akuntansi.
OUTPUT
Laporan Akuntansi
PROSES
Proses Akuntansi:
Karyawan,
peralatan, prosedur
INPUT
Data Akuntansi:
Faktur, memo,
kwintansi, dll
25
f. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Ada beberapa fungsi atau peran sistem informasi akuntansi sebagai
berikut (Susanto, 2013):
a) Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan.
b) Mendukung proses pengambilan keputusan.
c) Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawabnya kepada pihak eksternal.
5. Sistem Penerimaan Kas
a. Pengertian sistem Penerimaan kas
Sistem penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik
berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang memiliki sifat dapat
disegera gunakan. Diperoleh dari transaksi perusahaan maupun
pendapatan jasa, penerimaan bunga investasi, penjualan tunai, pelunasan
piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.
Menurut Mulyadi (2014) sumber penerimaan kas terbesar suatu
perusahaan dagang dan jasa berasal dari transaksi penjualan tunai.
Penerimaan kas dapat terjadi dengan berbagai macam cara seperti
melalui pembayaran langsung melalui kasir atau pelunasan ke bank. Uang
yang diperoleh bisa bentuk uang tunai, baik logam maupun uang kertas,
cek, money order, bank draft, dan lain-lain. Dalam penyusunan
penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya frekuensi masing-
masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi dan metode
26
pengelolaan dan pengawasan fisik ataupun membuat catatan pegelolaan
dan pengawasan.
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik sistem penerimaan
kas mengharuskan:
a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank
dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir
untuk melakukan internal check.
b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan kas adalah segala sesuatu
yang berbentuk uang maupun bukan yang dimiliki perusahaan dalam
memenuhi kewajiban atau memenuhi setiap kegiatan oprasional
perusahaan.
b. Ciri-Ciri Umum Kas
a) Biasanya bersifat lancar (sangat lancar) dan mudah serta dengan
segera dapat diuangkan sebesar nilai nominalnya.
b) Memenuhi syarat dan ketentuan berlaku sehingga dapat
digunakan sebagai alat pembayaran baik oleh bank ataupun oleh
pihak-pihak yang terkait dengan transaksi perusahaan, pengeluaran
dan penerimaannya dapat direncanakan serta dikendalikan oleh
perusahaaan/institusi yang bersangkutan.
27
c. Fungsi-Fungsi Yang Terkait Atas Penerimaan Kas
Ada beberapa fungsi yang terkait atas penerimaan kas yaitu:
a) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur
tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang
ke fungsi kas. Fungsi ini dipegang oleh bagian order penjualan.
b) Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pengguna jasa. Fungsi ini dipegang oleh bagian kas.
c) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah di bayar harganya kepada pembeli.
Fungsi ini berada dibagian pengiriman.
d) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan pembuatan laporan penjualan.Fungsi ini dipegang oleh
bagian Jurnal.
d. Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas harus melibatkan beberapa bagian dalam
perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian
saja. Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control
atau pengendalian internal. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat
28
digunakan terhadap penerimaan kas menurut Baridwan (1991) antara
lain:
1) Harus ditunjukkan dengan jelas fungi-fungsiyang dalam penerimaan
kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatatkan dan disetor ke
bank.
2) Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan dan catatan kas.
3) Diadakan pengawasan yang jelas terhadap fungsi penerimaan kas,
selain itu setiap hari harus dibuat laporan.
Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas adalah:
a) Bagian Surat Masuk
Bagian surat masuk memiliki tugas menerima surat-surat yang
diterima perusahaan. Surat-surat yang berisi pelunasan harus
dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap bagian dari surat masuk
membuat daftar surat penerimaan kas harian, mengumpulkan cek dan
remittance advice.
b) Kasir
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bagian surat
masuk, pembayaran langsung atau penjualan. Setiap hari kasir
membuat bukti setor ke bank dan menyetorkan semua yang
diterimanya. Agar penerimaan kas dapat diawasi dengan baik maka
perlu lembar bukti setor dari bank langsung kebagian akuntansi.
29
c) Bagian Piutang
Bagian piutang melakukan proses posting bukti pembayaran pada
rekening pelanggan di buku besar piutang. Setelah proses posting,
bukti pembayaran diarsipkan untuk jejak audit. Pada akhir hari bagian
piutang meringkas akun buku pembantu piutang dan menyerahkan
ringkasan ke bagian buku besar.
d) Bagian Buku Besar
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan. Buku besar berguna untuk
mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi. Secara
berkala bagian buku besar menerima dokumen jurnal dari bagian
penerimaan kas dan ringkas akun buku besar pembantu piutang dari
bagian piutang. Kemudian melakukan posting dokumen jurnal ke
akun pengendalian piutang dan akun pengendalian kas. Mencocokan
akun pengendalian piutng dengan ringkas buku besar pembantu, dan
arsip dokumen jurnal.
e. Prosedur yang Membentuk Sistem
Prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a) Prosedur Penjualan.
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pengguna jasa dan membuat faktur penjualan tunai untuk
30
memungkinkan pengguna jasa melakukan pembayaran tarif jasa
ke fungsi kas.
b) Prosedur Penerimaan Kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran
tarif dari pengguna jasa dan memberikan tanda pembayaran
kepada pengguna jasa.
f. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
g. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Dalam prosedur ini fungsi kas melakukan penyetoran kas dari
hasil penjualan ke bank secara penuh.
h. Prosedur Pencatatan ke Buku Besar
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memposting jurnal
penerimaan kas ke dalam buku besar.
i. Dokumen Dan catatan Akuntansi Yang Digunakan
Dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem informasi
akuntansi atas penerimaan kas dari penjualan pada perusahaan dagang,
manufaktur maupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah
sebagai berikut:
31
1) Faktur penjualan tunai/ kredit.
Faktur penjualan tunai atau kredit diisi oleh bagian penjualan
sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli khusus diperusahaan
dagang dan manufaktur, sedangkan diperusahaan jasa khususnya yang
bergerak di perhotelan dan villa dpat dilakukan pembayaran secara
langsung.
2) Faktur Tunai (Struk)
Faktur tunai (Struk) dibuat oleh bagian penerimaan kas untuk
pelanggan atau tamu setelah menerima pembayaran dari penjualan
barang maupun jasa.
3) Bukti Penerimaan kas (Kwitansi)
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh
bagian penerimaan kas untuk para pelanggan khusus di perusahaan
dagang dan manufaktur.
4) Slip Pembayaran
Dokumen ini diterima oleh bagian penerimaan kas sebagai bukti
penyetoran kas ke Bank. Dokumen ini digunakan sebagai sumber
dokumen dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal
penerimaan kas.
5) Jurnal khusus penerimaan kas
penerimaan kas (Cash Receip Journal) adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas, baik itu dari
penjualan tunai maupun penerimaan piutang dan penerimaan lainnya.
32
6) Buku Besar Penerimaan Kas
Pada setiap akhir bulan, angka penjumlahan kolom-kolom kas,
potongan penjualan dan piutang dari jurnal penerimaan kas dibukukan ke
rekening-rekening yang bersangkutan.
6. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal mempunyai beberapa pengertian.
Menurut Baridwan (1991), sistem pengendalian internal meliputi struktur
organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga
dipatuhinya kebijaksanaan menjemen yang ditetapkan lebih dahulu.
Sementara itu, menurut Standar Profesi Akuntansi Publik (SA: 319.2 par
06) struktur pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang
yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai
tujuan tertentu satuan usaha.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
pengandalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh
perusahaan untuk efisiensi dan efektifitas perlindungan yang meyakinkan
perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang baik, maka dapat
meminimalisir adanya kecurangan dalam perusahaan.
33
b. Tujuan, Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal
1) Tujuan Pengendalian Internal
Hall (2001) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal
merangkum kebijakan, praktik, prosedur yang digunakan organisasi
untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:
a) Untuk menjaga aktiva perusahaan.
b) Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan
informasi akuntansi.
c) Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.
d) Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan oleh manajemen.
2) Ciri-Ciri Pengendalian Internal
Suatu sistem pengendalian internal yang memuaskan mempunyai
ciri-ciri (Baridwan, 1991) sebagai berikut:
a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tepat.
Strukutur organisasi perusahaan harus fleksibel yang
memungkinkan adanya penyesuain tanpa harus ada perubahan total,
selain itu juga harus dapat memajukan garis wewenang dan
tanggunjawab yang jelas, untuk dapat memenuhi syarat yang baik
hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-funsgi
operasional, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan ini
diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan.
34
b) Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan yang Tepat.
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang tepat
merupakan alat manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap
operasi dan transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan
data akuntansi yang tepat. Pengawasan terhadap operasi dan
transaksi dapat dilakukan melalui prosedur yang ditetapkan lebih
dahulu. Dalam setiap prosedur akan digunakan dokumen-dokumen
yang merupakan bukti terjadinya transaksi dan juga sebagai dasar
untuk pencatatan transaksi tersebut.
c) Praktik-Praktik Yang Sehat
Apabila semua pegawai melakukan pekerjaan sesuai dengan
prosedur maka diharapkan bisa terdapat suatu pengendalian internal
yang baik, praktik sehat harus berlaku untuk seluruh prosedur yang
ada, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh
bagian yang lain. Adapun cara-cara umum yang digunakan oleh
perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat antara lain:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang
berwenang.
2) Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang
teratur.
35
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur
tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4) Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat
menjaga independensi jabatan dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga persekongkolan tidak dapat terjadi.
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dan
pencatatan.
7) Pembentukan urut organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektifitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain.
8) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan.
9) Kekayaan harus diasuransikan dan kerugian yang
memungkinkan timbul.
d) Pegawai Yang Cakap
Sistem pengendalian internal yang tidak hanya bergantung pada
perencanaan organisasi dan prosedur yang baik, tetapi juga
bergantung pada pelakasanaanya. Tingkat kecakapan pegawai
mempengaruhi suskes tidaknya suatu sistem pengendalian internal
sesuai dengan pengembangan tuntutan pekerjaan.
36
3) Unsur pengendalian internal
Terdapat beberapa unsur pengendalian internal sebabagi berikut:
a) Organisasi
1) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsional akuntansi.
2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh
dilaksanakan sendiri oleh bagian kas sejak awal sampai akhir, tanpa
campur tangan dari fungsi yang lain.
b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.
1) Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang
berwenang.
2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan
persetujuan dari jabatan yang berwenang.
3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas didasarkan pada bukti
kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang
berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung dokumen
yang lengkap.
c) Praktik Yang Sehat.
1) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan
pencurian atau penggunaan yang tidak jelas.
2) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran
bank harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa setelah
transaksi pengeluaran kas yang dilakukan.
37
3) Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi dari
pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas terlibat dalam
pencatatan dan penyimpanan kas.
4) Semua pengeluaran harus dilakukan dengan cek atas nama
perusahaan penerimaan pembayaran atau dengan pemindahanan
bukuan.
5) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil,
dilakukan melalui dana kas kecil, yang diselenggarakan dengan
imperst system.
6) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada
di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
7) Kas yang ada di tangan harus dan kas ada diperjalanan
diasuransikan dari kerugian.
8) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya
pencurian terhadap kas yang ada di tangan. Misalnya mesin
register kas, almari besi, dan strong room.
9) Semua bukti pengeluaran kas dipertanggunjawabkan oleh kasir.
c. Pengawasan Kas
Kas merupakan aktiva yang paling liquid di dalam perusahaan,
sehingga sangat mudah untuk mengalami penggelapan maupun
penyelewangan. Oleh karena itu perlu diadakannya pengawasan kas
secara ketat. Pengewasan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
38
a) Mengamankan penerimaan dan pengeluaran kas serta melindungi
penyimpanan kas.
b) Mencegah terjadinya pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi dari
yang berwenang.
c) Dapat meletakkan pertanggungjawaban pengurus kas pada satu
orang untuk melaksanakan tujuan pokok pengawasan kas, maka:
d) Harus ditetapkan terlebih dahulu prosedur pengurusan keuangan
karena prosedur ini merupakan pedoman langka-langkah pengurusan
keuangan dari awal sampai akhir yang diikuti oleh para
pelaksananya.
e) Harus diadakan pemisahan antara lain:
1) Fungsi-fungsi penerimaan dan pencatatan.
2) Penyetoran uang ke bank dan yang melakukan rekonsiliasi.
f) Semua uang tunai yang diterima harus segera dimasukan ke tempat
penyimpanan yang aman atau disetorkan ke bank.
d. Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal
Menurut Baridwan (1991:158) prinsip-prinsip pengendalian intern
atas penerimaan kas secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan.
b) Harus ada pemisahaan tugas pada penerimaan kas.
c) Semua penerimaan uang harus disetor pada bank pada hari itu juga.
d) Kunci kas register harus dipegang oleh orang-orang yang tidak
mengelola kas.