Top Banner
9 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Sungai 1. Definisi Sungai Sungai merupakan air permukaan, Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan dseperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer. Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan dibeberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. (Ginting, Dkk, 2015) Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Sungai dapat dibagi atas dua jenis :
56

BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

Oct 31, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

9

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Sungai

1. Definisi Sungai

Sungai merupakan air permukaan, Air permukaan adalah air yang berada

dipermukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air

permukaan dseperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya.

Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau air atmosfer.

Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara

terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari

presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan dibeberapa

negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga

mengalirkan sedimen dan polutan. (Ginting, Dkk, 2015)

Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua

pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau,

atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di

Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu

kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan

sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu

lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Sungai dapat dibagi atas

dua jenis :

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

10

a. Sungai Hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air.

Sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak,

adakalanya banjir.

b. Sungai glester, yaitu sungai mendapat airnya dari glester (es) atau salju yang

mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada

musim kemarau.

Sungai merupakan jalan air alami, mengalir menuju samudera, danau, laut,

atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus , seuah sungai secara sederhana

mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui

sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun didaratan untuk

mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari

beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa

anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya

berbatasan dengan saluran dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung

sungai dimana sungai bertemu laut dikenal sebagai muara sungai. Manfaat

terbesar sebuah sungai adalah untuk irigrasi pertanian, bahkan baku air minum,

sebagai saluran pembungan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial

untuk dijadikan objek wisata sungai (Ahira, 2011 dalam Rina Wati, 2019)

2. Perlindungan dan Pemanfaatan Sungai

Di Indonesia sungai dapat dijumpai disetiap tempat dengan kelasnya masing-

masing. Pada masa lampau sungai dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan

sehari-hari, baik transportasi, mandi, mencuci dan sebagainya bahkan untuk

wilayah tertentu sungai dapat dimanfaatkan untuk menunjang makan dan minum.

Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

11

masyarakat dan sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan

pembangunan nasional. Sebagai sarana transportasi yang relatif aman untuk

menghubungkan wilayah satu dengan lainnya. Pemerintah memperhatikan

manfaatnya sungai yang tidak kecil dalam kehidupan, maka untuk pelestariannya

dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai sungai yang meliputi

perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian sungai dari segala

bentuk pencemaran yang berakibat rusaknya dan tidak berfungsinya kembali

sungai yang tidak sesuai dengan kualitas sebenarnya. Dengan dikeluarkannya

peraturan Pemerintah Nomor : 35 Tahun 1991 tentang sungai, sebagai

pelaksanaan Undang -Undang Nomor : 11 Tahun 1974 tentang pengairan,

sehingga dapat digunakan sebagai pegangan dalam pengelolaan, pengusahaan,

pemeliharaan dan pengamanan, agar manfaat sungai tetap terjaga kelestariannya.

3. Jenis-Jenis Sungai

Sungai menurut jumlah airnya dibedakan menjadi :

a. Sungai Permanen, yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.

Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam

di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

b. Sungai Periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak

sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini

banyakterdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai

Opak diJawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa

Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

12

c. Sungai Intermittent atau Sungai Episodik, yaitu sungai yang pada

musimkemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh

sungaijenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

d. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.

Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanyasaja

pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Sungai menurut genetiknya dibedakan menjadi :

a. Sungai Konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan

lereng.

b. Sungai Subsekuen, yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai

konsekuen.

c. Sungai Obsekuen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan

arah dengan sungai konsekuen.

d. Sungai Insekuen, yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh

lereng daratan.

e. Sungai Resekuen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan

sungai konsekuen (Septiani, (2012).

4. Persyaratan Air Sungai

Persyaratan Air sungai menggunakan Peraturan Daerah Lampung nomor 11

Tahun 2012 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemar Air

yang menyebutkan bahwa sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan

di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,

sungai, rawa, danau, situ, waduk dan muara.

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

13

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana atau

sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk

mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

air yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk membudidayakan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

5. Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab sumber pencemar air, tetapi secara umum dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.

Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industry, TPA sampah, rumah

tangga, dan sebagainya. Sumber tak langsung ialah kontaminan yang memasuki

badan air dari tanah, air tanah atau atmosfer berupa hujan (Pencemaran

Lingkungan Online, 2003 dalam Sumantri, 2015).

Pada dasarnya sumber pencemar air berasal dari industry, rumah tangga

(pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

14

pertanian misalnya, pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal

dari aktivitas manusia, yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat

terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukkan secara

skematik sebagai berikut :

Gambar 2 Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadapLingkungan Perairan

6. Komponen Pencemaran Air

Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000

zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut di

buang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa

digunakan di pertanian, industry atau rumah tangga, detergen yang biasa

digunakan dirumah tangga atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat

elektronik. Erat kaitannya dengan masalah indicator masalah pencemaran air,

ternyata komponen pencemaran air turut menentukan bagaimana indicator

tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995) dalam Sumantri (2015) komponen

pencemaran air yang berasal dari industry, rumah tangga (pemukiman) dan

pertanian dapat dikelompokkan :

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

15

a. Bahan Buangan Padat

Yang dimaksud bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk

padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila

dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan,

pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat

tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik.

Air yang mengadung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi penetrasi

sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesis tanaman dalam air akan

terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan

organisme dalam air juga terganggu.

Terjadinya endapan didasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan

organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang

mungkin mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu,

endapan juga dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta

menghalangi datangnya sinar matahari. Pembentukan koloidal terjadi bila

buangan tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang larut dan sebagian

lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini juga

menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat fotosintesis dan

berkurangnya kadar oksigen dalam air.

b. Bahan Buangan Organik dan Olahan Bahan Makanan

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau

terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang keperairan akan

menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

16

tertutup kemungkinan dengan bertambahnya mikroorganisme dapat berkembang

pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk

buangan olahan bahan makanan yang sebenernya adalah juga bahan buangan

organik yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan

mengandung protein dan gugus amina, maka bila didegradasi akan terurai menjadi

senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misalnya NH3).

c. Bahan Buangan Anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya

adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah

ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah

industry yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb),

arsen (As), Cadium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca),

dan Magnesium (Mg). Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan

air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat

merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi).

Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion

logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun

Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi

tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.

d. Bahan Buangan Cairan Berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung

menutup permukaan air. Jika bahan buangan berminyak mengandung senyawa

yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang

menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

17

jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi

oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lapisan

minyak dipermukaan akan menggangu mikroorganisme dalam air. Ini disebabkan

lapisan tersebut akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air,

sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi

masuknya sinar matahari kedalam air, sehingga fotosintesis pun terganggu. Selain

itu, burung pun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat

mengembang lagi akibat kena minyak.

e. Bahan Buangan Berupa Panas (polusi Thermal)

Perubahan kecil pada temperature air lingkungan bukan saja dapat menghalau

ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat, proses biologis pada

tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air.

Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi keruskan ekosistem.

Untuk itu, polusi ternal ini pun harus dihindari. Sebaiknya industry-industri jika

akan membuang air buangan ke perairan harus memerhatikan hal ini.

f. Bahan Buangan Zat Kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran

air ini yaitu : sabun, detergen, sampo, dan bahan pembersih lainnya.

Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun, detergen, sampo, dan

bahan pembersih lainnya yang berlebihan didalam air ditandai dengan timbulnya

buih-buih sabun pada permukaan air. Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan

detergen serta bahan pembersih lainnya.

Beberapa sifat sabun antara lain :

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

18

1) Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengemulsikan

kotoran yang melengkat pada badan atau pakaian.

2) Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tetapi akan membentuk

endapan (C17H35COO)2Ca) dengan reaksi

3) Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolisis sebagian. Adapun

detergen adalah juga bahan pembersih seperti halnya sabun, akan tetapi dibuat

dari senyawa petrokimia. Detergen mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan sabun, karena dapat bekerja pada air sadah. Bahan detergen dalam air

akan mengalami ionisasi membentuk komponen bipolar aktif yang akan

mengikat ion Ca dan/ atau Mg pada air sadah. Komponen bipolar aktif

terbentuk pada ujung dedocybenzensulfonat. Detergen dalam air akan

mengalami ionisasi membentuk komponen bipolar aktif yang akan mengikat

ion Ca dan/ atau ion Mg pada air sadah. Komponen bipolar aktif terbentuk

pada dedocybenzensulfonat. Untuk dapat membersihkan kotoran dengan baik,

detergen diberi bahan pembentuk yang bersifat alkalis. Contoh bahan

pembentuk yang bersifat alkalis adalah natrium tripolispat. Bahan buangan

berupa sabun dan detergen didalam air lingkungan akan menggangu karena

alasan berikut :

a) Larutan sabun akan menaikkan Ph air sehingga dapat mengganggu kehidupaan

organisme di dalam air. Detergen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan

menaikkan Ph air sampai sekitar 10,5-11.

2(C17H35COONa) + CaSO4 (C17H35COOH)2Ca + Na2SO4

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

19

b) Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/detergen juga menggangu

kehidupan mikroorganisme didalam air, bahkan dapat mematikan.

c) Ada sebagian bahan sabun atau detergen yang tidak dapat dipecah

(didegradasi) mikroorganisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang

tentu akan merugikan lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak

digunakan bahan sabun/detergen yang dapat didegradsi oleh mikroorganisme.

g. Bahan Pemberantasan Hama (Insektisida)

Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian sering

kali meliputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada daerah

pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke

air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah

pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau disekitarnya. Seperti halnya

pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat racun apabila

sampai ke dalam air lingkungan.

Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme,

kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu

degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dan

beberapa tahun. Bahkan insektisida sering kali dicampur dengan senyawa minyak

bumi, sehingga air yang terkena bahan buangan pemberantasan hama ini

permukaannya akan tertutup lapisan minyak.

h. Zat Warna Kimia

Zat warna dipakai hamper pada semua industry. Tanpa memakai zat warn,

hasil atau produk industry tidak menarik. Oleh karena itu, hampir semua produk

memanfaatkannyaa agar produksi itu dapat dipasarkan dengan mudah. Pada

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

20

dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu

pencemaran zat warna air lingkungan perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh

agar tidak sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat

warna tertentu yang relative aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan

pada industry bahan makanan dan minuman, industry farmasi/obat-obatan.

Zat warna tersusun dari chromogen dan auxochrome. Chromogen merupakan

senyawa oromatik yang berisi chromopore, yaitu zat pemberi warna yang berasal

dari radikal kimia, missal kelompok nitroso (-NO), kelompok azo (-N=N-),

kelompok etilen (>C=C<), dan lain-lain. Macam-macam warna dapat diperoleh

dari penggabungan radikal kimia tersebut diatas dengan senyawa lain. Adapun

auxochrome adalah radikal yang memudahkan terjadinya pelarut, sehingga zat

warna dapat mudah meresap dengan baik ke dalam bahan yang akan diberi warna.

Contoh auxchrome adalah –COOH atau –SO3H atau kelompok pembentuk garam

–NH2 atau –OH.

Zat warna dapat pula diperoleh dari senyawa anorganik dan mineral alam

yang disebut dengan oigmen. Ada pula bahan tambahan yang digunakan sesuai

dengan fungsinya, misalnya bahan pembentukan lapisan film (misal, bahan vernis,

emulsi lateks), bahan pengenceran (misal, terpentin, naftalen), bahan pengering

(missal, Co, Mn, naftalen), bahan anti-mengelupas (missal, polihidroksi fenol),

dan bahan pembentuk elastic (missal, minyak).

Berdasarkan bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan,

dapat dimengerti bahwa hamper semua zat warna kimia adalah racun. Apabila

masuk ke dalam tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik, yaitu merangsang

tumbuhnya kanker. Oleh sebab itu, pembuangan zat kimia ke air lingkungan

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

21

sangatlah berbahaya. Selain sifatnya racun, zat warna kimia juga akan

memengaruhi kandungan oksigen dalam air memengaruhi Ph air lingkungan, yang

menjadikan ganguan bagi mikroorganisme dan hewan air.

i. Zat Radioaktif

Tidak tertutup kemungkinan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air

lingkungan secara langsung. Ini dimungkinkan karena aplikasi teknologi nuklir

yang menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah banyak

dikembangkan, sebagai contoh adalah aplikasi teknologi nuklir pada bidang

pertanian, kedokteran, farmasi, dan lain-lain. Adanya zat radioaktif dalam air

lingkungan jelas sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Zat

radioaktif dapat menimbulkan keruskan biologi baik melalui efek langsung atau

efek tertunda.

7. Bahan pencemar air sungai

a. Sumber pencemar

Sumber pencemar dapat dibedakan menjadi sumber domestik (rumah tangga)

yaitu dari perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit, dan

sebagainya, serta sumber nondomestic, yaitu dari pabrik, industry, pertanian,

peternakan, perikanan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan

bentuk pencemar dapat dibagi menjadi bentuk cair. Bentuk padat dan bentuk gas

serta kebisingan.

b. Domestik

Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi,

kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotik, rumah

sakit, rumah makan, dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri atas

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

22

zat organik baik berupa padat atau cair, bahan berbahaya, dan beracun (B3),

garam terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad patogen dan

parasit.

c. Nondomestik

Limbah nondomestik sangat bervariasi, terlebih-lebih untuk limbah industri.

Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang bersifat

organis, bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida), bahan pupuk yang

mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral (K, Ca), dan sebagainnya. Air

buangan dari PLTU yang sangat panas dapat merusak ekosistem dalam air.

Limbah perikanan dan peternakan pada umumnya berupa hasil samping system

pengelolaan diperikanan dan peternakan tersebut dan dari ternaknya sendiri.

Penyebaran pabrik-pabrik yang diperkirakan menghasilkan limbah B3 (Bahan

Berbahaya Dan Beracun) (Sastrawijaya, 2009 dalam Rinawati 2019).

8. Indikator Pencemar Air Sungai

Ada beberapa parameter yang mempengaruhi air sungai berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 82 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan

Pemerintahan tersebut antara lain parameter fisika, kimia dan mikrobiologi.

(Tabel untuk masing-masing parameter dapat dilihat di Lampiran).

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi:

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

23

a. Pengamatan secara fisik, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat

kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan

warna dan bau.

b. Pengamatan secara kimia, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat

kimia yang terlarut dan perubahan pH.

c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan

mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum pada pemeriksaan pencemaran air sungai terbagi

menjadi dua jenis, yaitu parameter kimia dan parameter fisika, tetapi dalam

penelitian ini peneliti akan meneliti parameter mikrobiologi.

1) Sifat Fisik Air

Air sebagai zat, air tidak berbau, tak berwarna tanpa rasa, air merupakan

senyawa yang sangat mantap, pelarut yang mengagumkan serta sumber kimia

yang sangat kuat (Kienholz et al, 2000). Air memuai bila membeku menjadi zat

padat, dalam suatu kegiatan seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya

panas reaksi atau panas dari gerakan mesin dan zat kimia terlarut, semakin tinggi

kenaikan suhu air semakin sedikit oksigen yang terlarut didalamnya

(Martin,2000).

Bau yang berasal dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan-bahan

buangan atau air limbah dari kegiatan industri atau dapat pula berasal dari hasil

degradasi bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air (Diaz, 2008).

Mikroba di dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus

protein secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau

(Hendrickey et al, 2005). Menurut Rao dan Mamata (2004), air normal yang dapat

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

24

digunakan untuk kehidupan umumnya tidak berbau, tidak berwarna dan berasa,

selanjutnya di katakana adanya rasa pada air pada umumnya di ikuti dengan

perubahan pH air.

Pembentukan koloidal terjadi karena bahan buangan padat yang berbentuk

halus (butiran kecil), sebagian ada yang larut dan sebagian lagi tidak dapat larut

dan tidak dapat mengendap, koloidal ini melayang di dalam air sehingga air

menjadi keruh (Fairchild et al, 2000). Menurut Koesoebiono (1999) kekeruhan

akan menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air akibatnya fotosintesis

tanaman didalam air tidak dapat berlangsung dan akan mengganggu

kehidupanhewanair. Padatan tersuspensi total keberadaannya dipengaruhi oleh

jumlah dan jenis limbah yang rnasuk ke dalam suatu perairan (Rao dan Mamata,

2004). Selanjutnya dikatakan bahwa bahan buangan padat berbentuk kasar

(butiran besar) dan berat serta tidak larut dalam air maka bahan tersebut akan

mengendap di dasar sungai.

2) Sifat Kimia Air

Sebuah molekul air terdiri atas satu atom oksigen yang berikatan kovalen

dengan dua atom hidrogen, gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom

oksigen yang membentuk air (H2O) ini merupakan molekul yang sangat kokoh

dan untuk menguraikan air diperlukan jumlah energy yang besar, jumlah yang

sama juga di lepaskan dalam pembentuknya (Rukaesih,2004).

Salinitas merupakan gambaran jumlah kelarutan garam dan kosentrasi ion-ion

dalam air, salinitas juga berpengaruh terhadap derajat kelarutan senyawa-senyawa

tertentu (Pusstan, 2003). Organisme perairan harus mengeluarkan energi yang

besar untuk menyesuaikan diri dengan salinitas yang jauh di bawah atau di atas

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

25

normal bagi kehidupan hewan (Suriani, 2000). Secara langsung organisme

perairan membutuhkan kondisi air dengan tingkat kemasaman tertentu (Rukaesih,

2004). Air dengan pH yang terlalu tinggi atau terlampau rendah dapat mematikan

organisme, demikian pula halnya dengan perubahanya, umumnya organisme

perairan dapat hidup pada kisaran pH antara 6,7 dan 8,5. Penambahan suatu

senyawa ke perairan kendalanya telah menyebabkan perubahan pH menjadi lebih

kecil dari 6,7 atau lebih besar dari 8,5 (Kusnoputranto,1997). Konsentrasi oksigen

terlarut DO (disolved oksigen) merupakan parameter penting yang harus diukur

untuk mengetahui kualitas perairan. Organisme perairan tidak selalu nyaman

hidup pada air dengan kandungan oksigen tinggi. Air dengan oksigen terlalu

tinggi 200% jenuh berakibat dapat membahayakan organisme (Touray, 2008).

Tingkat kejenuhan tersebut ditentukan oleh suhu air dari salinitas air, makin tinggi

suhu air maka kapasitas kejenuhan oksigen makin besar (Duncan dan

Sandy,1994), sebaliknya makin tinggi salinitas kapasitas kejenuhan oksigen di air

semakin menurun (Saeni,1989).

BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan mikroorganisme

hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan organik buangan dalam air

(Darmono, 2001). Di dalam air terdapat banyak senyawa organik (asam lemak,

cellulosa, asam organik, lemak dan protein) dan organik terlarut (logam berat,

amoniak, nitrit) serta mikroorganisme yang berpotensi mengkonsumsi oksigen

(Sugiharto, 1987). Semakin besar BOD menunjukkan bahwa derajat pengotoran

air limbah semakin besar (Jaya dkk,1994).

Kebutuhan oksigen kimiawi COD (Chemical Oxygen Demand) adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkanuntuk mengoksidasi bahan-bahan organik

Page 18: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

26

didalam air secara kimiawi (Proowse, 1996). Nilai COD merupakan ukuran dan

pencemaran air oleh bahan-bahan organik yang secara alamiah dapat dioksidasi

melalui proses kimia dan mikro biologis dan mengakibatkan berkurangnya

oksigen telarut dalam air. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan

oksigen yang lebih tinggi dari uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap

reaksi biologi

danmikroorganismedapatikutteroksidasidalamujiCOD(Kasmidjo,1997).

Pengukuran COD berpedoman pada prinsip bahwa semua bahan organik

dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksidasi

kuat dalam kadar asam. Jumlah oksidator yang dibutuhkan untuk proses ini

disetarakan dengan kebutuhan oksigen (Sumodiharjo, 1999). Menurut Mcleod dan

Eltis (2008) bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bichromat

menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom.

c) Sifat Biologi Air

Bio indikator merupakan kelompok atau komunikator organisme yang

kehadirannya atau perilakunya di dalam air berkorelasi dengan kondisi lingkungan

sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan perairan (Willey,

1990)). Organisme yang tergolong sebagai indikator di antara ganggang, bakteri

protozoa makrobentos, dan ikan (Wiliam, 1990). Keberadaan coliform yang

berlebihan dalam air adalah mengidentifikasikan adanya patogen dalam air

(Ardhana,1998).

Escherichia Coli dipilih dalam persyaratan mikrobiologi sebagai indikator

tercemarnya air atau makanan karena keberadaan Escherichia Coli dalam sumber

air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja. Bakteri

Page 19: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

27

Escherichia Coli digunakan sebagai indikator untuk kontaminasi tinja karena

terdapat dalam jumlah besar dalam feses manusia dan hewan serta merupakan

flora normal didalam saluran pencernaan manusia dan hewan.

Dalam persyaratan mikrobiologi Escherichia Coli dipilih sebagai indikator

tercemarnya air atau makanan, karena keberadaan Escherichia Coli dalam sumber

air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia

dan jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi

(Candra, 2006 dalam Pohan, 2009). Selain itu, densitas Escherichia Coli

berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini juga memliki daya

tahan yang lebih tinggi dari pada patogen serta lebih mudah diisolasi dan

ditumbuhkan (Randa, 2012).

9. Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air

minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan

ekosistem sungai dan danau, dan pengerusakan hutan akibat hujan asam. Di badan

air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah

menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut

eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen

yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi

berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih

banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam empat kategori (KLH, 2004

dalam Sumantri 2015) :

a. Dampak terhadap kehidupan Biota air

Page 20: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

28

Banyak zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar

oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan

dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi

perkembangannya. Selain itu, kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun

yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat

matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang

seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi

sulit terurai. Panas dari industry juga akan membawa dampak bagi kematian

organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.

b. Dampak terhadap kualitas tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform

telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survei

sumur dangkal dijakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya

pencemaran ini.

c. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain:

1) Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

2) Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3) Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat

membersihkan diri, dan

4) Air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam kategori water-borne disease, atau

penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat didaerah-

daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat

Page 21: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

29

masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Adapun jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,

bakteri, protozoa, dan metazoan.

d. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan

perairan, maka perairan ini akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan

bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika

lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika.

Selain bau, limbah ini juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Adapun

limbah detrgen atau sabun menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak.

Ini pun dapat mengurangi estetika.

10. Penanggulangan Pencemaran Air

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur

melalui peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitan

dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air

baik oleh instansi maupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang dilakukan

pemerintal dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui program Kali

Bersih (PROKASIH), program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban

limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan

besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran

dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman

dibantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH,2004)

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran yaitu

penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.

Page 22: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

30

a. Penanggulangan secara nonteknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi

pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang

dapat merencanakan, mengatur, dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan

industry dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan

perundnagan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara helas tentang

kegiatan industry yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,

pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.

b. Penanggulangan secara teknis, bersumber pada perlakuan industry terhadap

perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah,

atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

B. Escherichia coli

1. Pengertian Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.

Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan

E. coli, misalnya dalam produksi obat- obatan seperti insulin dan antiobiotik

(Dufour, 1984). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh

bakteri ini dengan syarat genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga

dapat menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Mengingat besarnya

peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia,maka tidak

bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita (Sutiknowati, 2016)

E. coli di alam terbuka hidup di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran

(umumnya pencemar organik yang ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi

media pertumbuhan yang baik untuk bakteri ini dan menyebabkan peningkatan

Page 23: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

31

konsentrasi E. coli dalam tanah. Saat hujan turun atau salju mencair, semakin

banyak bakteri ini yang terbawa oleh air tanah masuk ke sungai. Dengan demikian

konsentrasi E. coli akan terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai sehingga

mengindikasikan adanya pencemaran tanah. E. coli tidak dapat dibunuh dengan

pendinginan maupun pembekuan, Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh antiobiotik,

sinar Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >1000 C. Suhu tinggi akan merusak

protein dalam sel dan membuatnya tidak dapat hidup kembali. E.coli yang tidak

direkayasa genetika (wild type) umumnya tidak dapat hidup jika ada antibiotik

seperti amphicillin dan kloramfenikol (Girard et al., 2003) walaupun dengan

antiobiotik seperti Amoxicillin pun sudah cukup (derivat dari amphicillin yang

lebih rendah daya bunuhnya) (Sutiknowati, 2016).

2. Klasifikasi Dan Morfologi

Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan diberi

nama sesuai dengan nama penemunya. E. coli merupakan bakteri berbentuk

batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer.

Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu

20-40 0C dengan suhu optimumnya pada 370 C dan tergolong bakteri gram

negatif.

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Page 24: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

32

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

Gambar 3. Klasifikasi dan morfologi bakteri E. coli (Escherich, 1885)

Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.

Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. Coli tipe O157:H7

dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare

berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini

bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA (Zhu et

al., 1994) sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya

adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum

matang.(Sutiknowati, 2016)

3. Manfaat E. Coli

Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil

bersifat patogen, misalnya strain O157:H7 (Gambar 2). Hampir semua rekayasa

genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E coli karena struktur

genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset E. coli menjadi

model untuk Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi perdarahan

seperti pada luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997). Bakteri E. coli banyak

digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Penggunaannya adalah sebagai

vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.

E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam

Page 25: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

33

penanganannya (Fournout et al., 2000). Oleh sebab itu, negara-negara di Eropa

sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli ini, dan bahkan melarang

mengimpor sayuran dari luar karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan dan

menyebabkan kematian. Kebutuhan nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan

nutrisi manusia, yaitu gula, protein, dan lemak. E. coli memiliki kemampuan lebih

karena dapat mencerna asam organik (asetat) dan garam anorganik (amonium

sulfat) sebagai sumber nutrisi karbon dan nitrogen. Bakteri ini tidak mampu

mengkonsumsi karbohidrat rantai panjang dan juga tidak dapat melakukan

fotosintesis.

Bakteri E. coli juga merupakan makhluk heterotrof yang tergantung pada

molekul-molekul organik sederhana seperti gula, protein, dan asam organik.

Dengan demikian, apabila E. coli bertahan hidup di tanah, maka diperlukan

adanya molekul- molekul tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh

mikroorganisme lain dalam tanah. aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini

juga merupakan media kloning yang paling sering dipakai. Teknik rekombinasi

DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini (Olivier et al., 2010). Bakteri E. coli

yang berada di dalam usus besar manusia berfungsi untuk menekan pertumbuhan

bakteri jahat, dan berperan sebagai mikrobiota usus yang membantu proses

pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Selain itu,

bakteri ini juga membantu produksi vitamin K.

4. Bahaya E. Coli

Bakteri E. coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare, dan

bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan dapat

menyebabkan infeksi. Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran kencing maka

Page 26: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

34

dapat mengakibatkan infeksi pada saluran kemih/kencing (ISK). Zhu et al., 1994).

Jenis berbahaya, E. coli tipe O157:H7 ini dapat bertahan hidup pada suhu yang

sangat rendah dan asam. Salah satu contoh kasus adalah bakteri E. coli yang

pernah mewabah di Jerman tahun 2013-2014, belum diketahui jenisnya, namun

diduga adalah tipe O157:H7. Selain di usus besar bakteri ini banyak terdapat di

alam (Kaper et al., 2004), sehingga memasak makanan hingga matang dan

menjaga kebersihan merupakan upaya pencegahan dampak buruk dari E. coli.

Gambar 4. Contoh Strain bakteri E. coli type O157: H7 (Zhu et al., 1994).

C. Faktor penyebab diare

Dalam Penelitian Kurniawati (2018:21) dalam Fuadah (2019) faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian diare adalah faktor agent berupa virus,

bakteri, parasite yang di jelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Agent

Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi.

Agent dapat berupa benda hidup, tidak hidup, energy, sesuatu yang abstrak dan

dalam jumlah yang berlebihan atau kurang merupakan sebab esensial dalam

terjadinya penyakit. Secara garis besar mikroorganisme penyebab diare ada 3

yaitu : virus, bakteri dan parasite.

Page 27: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

35

a. Virus, Beberapa virus penyebab diare yaitu rotavirus, enterovirus (virus

echo, coxsackie, poliomyelitis) astrovirus, Norwalk virus, cytomegalovirus,

virus herpes simplex, virus hepatitis, dan lain-lain. Rotavirus sebagai

penyebab utama diare pada anak-anak. Virus ini menyerang sel-sel usus,

mengubab absorbsi dan sekresi. keadaan ini menyebabkan diare dengan

gejala umum malaise dan demam.

b. Bakteri, Beberapa jenis bakteri penyebab diare adalah campylobactel,

Yersinia, Vibrio, Salmonella, Shigella dan Eschericia Coli dan sebagainya.

Sampai pada tahun 1970-an, infeksi bakteri diperkirakan sebagai penyebab

diare terbanyak di Indonesia. Namun beberapa penelitian menunjukan bahwa

bakteri bukanlah penyebab utama diare pada anak. Bahkan pada penelitian

tahun 2005-2011 di rumah sakit type A Yogyakarta ditemukan bahwa bakteri

hanyalah menyebabkan 5% dari penderita diare.

c. Parasit, Parasit masuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman dan

menetap dalam system pencernaan dan umumnya mengakibatkan diare

kronik. Biasanya parasite bukan penyebab sendiri tetapi bersamaan dengan

penyebab lain. Contohnya Giadia lambia, Entamoeba histolytica,

Cryptosporidium, Trichomonas hominis, cqndida albicans, Ascaris,

Trichuris, Oxyuris don Srongloides.

2. Faktor Perilaku

Menurut Stefen Anyerdy dan R Azizah (2008) dalam Fuadah (2019)

penelitiannya yang berjudul “Hubungan Sanitasi Dasar Rumah dan Perilaku Ibu

Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Bena Nusa Tenggara

Page 28: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

36

Timur” menjelaskan bahwa faktor-faktor perilaku yang berhubungan diare salah

satunya adalah faktor kebiasaan mencuci tangan yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan menjadi kebiasaan penting yang dapat mencegah penularan

penyakit. Kuman penyakit seperti bakteri, virus, parasite dan jamur tak terlihat

kasat ata dan indra penciuman. Akibat dari tidak kebiasaan mencuci tangan

sebelum makan dan buang air besar dapat mempermudah penularan suatu

penyakit melalui air, makanan yang tercemar kuman, tangan yang kotor, peralatan

perabot rumah tangga dan kuman dari berbagai tempat yang terbawa oleh tangan.

Dengan demikian penularan penyakit dapat dihindari dengan kebiasaan mencuci

tangan menggunakan sabun seperti pada penyakit infeksi saluran pencernaan

khususnya penyakit diare

b. Pola makan

Menurut Simanjuntak (Kurniawati,2018:38) faktor perilaku yang

berhubungan dengan kejadian diare adalah pola makan bahwa makanan dan

minuman dapat menjadi penyebab baik secara langsung maupun tidak lamgsung

tejadinya diare oleh V cholera, maka demikian kebiasaan jajan anak yang tidak

higienis di duga menajdi salah satu penyebab terjadinya diare V cholera. Sofran

mukti dalam kartini (2011) menyatakan bahwa dari survei pengelolaan makanan

yang dilaksanakan pada tahun 1989 di 8 provinsi mendapatkan bahwa ingkat

komunikasi 31,3-33,3 % dari contoh makanan di daerah tempat pengelolaan

makanan. pernyataan tersebut mendukung penelitian ini karena konsumsi yang

terbanyak adalah warung dan pedagang keliling yang memungkinkan hygiene dan

sanitasi makanan dan minuman kurang baik, sehingga membeli

Page 29: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

37

makanan/minuman/jajan yang tercemar oleh kuman akan menyebakan penyakit

diare.

c. Memasak Air

Menurut Hairani (2017) faktor faktor perilaku yang berhubungan dengan

kejadian diare adalah memasak air yang di jelaskan sebagi berikut : Air yang tidak

di kelola dengan standart pengelolaan air minum rumah tangga (PAM-RT) Dapat

menimbulkan penyakit . Air untuk diinum harus diolah terkebih dahulu dan

wadah air harus bersih dan tertutup. Diare yang terjadi karena air minum yang

tidak bersih biasaya berkaitan dengan agen mikrobiologis dan kimia yang masuk

ke dalam saluran pencernaan. Penularan diare dapat terjadi melalui mekanisme

fecal-oral, termasuk melalui air minum yang tercemar atau terkontaminasi. Proses

memasak atau merebus air hingga mendidih yakni hinga 100c efektif membunuh

kuman penyakit, termasuk kuman penyebab diare yang kemungkinan besar

terdapat pada air minum.

3. Faktor Lingkungan

Menurut Notoadmojo, (2011) faktor lingkungan yang berhubungan dengan

kejadian diare adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan air bersih

1) Pengertian Air Bersih

Ketersediaan air bersih yang tidak memadai Sarana air bersih adalah

bangunan beserta peralatan danperlengkapannya yang menyediakan dan

mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Sarana air bersih harus

memenuhi persyaratan kesehatan, agar tidak mengalami pencemaransehingga

dapat diperoleh kualitas air yang baik sesuai dengan standar kesehatan.

Page 30: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

38

Responden menggunakan air bersih yang berasal dari sumur gali, sumur bor, dan

sungai untuk keperluan sehari-hari tersebut, seperti mandi, mencuci, dan buang air

besar. Hal ini berpotensi untuk menjadi media bagi penularan penyakit diare.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990,

yang di maksud air bersih adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah di masak. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk

memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang

terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik

yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Ditinjau dari sudut ilmu

kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan

timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu

per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut

bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan

masyarakat.

2) Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (air hujan), air

permukaan, dan air tanah. :

a. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun

pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung

mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.

Page 31: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

39

b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga,

waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air

hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan

mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.

c. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air

hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah

menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan (Chandra, 2005).

Misalnya yaitu air sumur dan air mata air.

3) Jenis Sarana Air Bersih

Menurut Chandra (2005) Jenis sarana air bersih yang digunakan oleh

masyarakat dapat berasal dari berbagi sumber di antaranya adalah sebagai berikut

:

a. Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil atau memanfaatkan

tanah dengan cara menggali lubang ditanah dengan menggunakan alat sampai

mendapat air. Lubang di beri dinding dan bibir di beri lantai.

Syarat sumur gali adalah sebagai berikut :

1) Apabila letak sumber pencemaran lebih tinggi dari sumber gali dan di

perkirakanaliran tanah mengalir ke sumur, jarak sumur gali dengan

pencemaran adalah 10 meter.

Page 32: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

40

2) Lantai harus kedap air minimal 1 meter dari dinding sumur, mudah

dibersihkan dan tidak tergenang.

3) SPAL harus kedap air dan tidak menimbulkan genangan

4) Tinggi bibir sumur 70 cm dari lantai

5) Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah dan kedap air

6) Jika pengambilan air dengan pompa tangan atau listrik sumur harus di tutup

rapat

7) Jika pengambilan air dengan timba harus digantung serta tidak boleh di

letakandi lantai.

b. Sumur pompa tangan

Adalah sarana air bersih yang mengambil atau memanfaatkan air tanah dengan

membuat lubang ditanah dengan menggunakan alat bor. Beberapa hal yang harus

diperhatikan pada sumur pompa tangan adalah sebagi berikut :

1) Tidak berada di daerah rawan banjir

2) Kedalaman sumur haruslah sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung

air yang cukup banyak walaupun saat musim kemarau

3) Dinding sumur dibuat sampai lapisan tanah mengandung air untuk menjaga

supaya tanah tidak longsor, tetapi air masih dapat masuk kedalam sumur.

4) Dinding harus dibuat rapat air sekurang-kurangnya setinggi 3m dari permukaan

tanah.

5) Dinding sumur dibuat rapat air sekurang-kurangnya setinggi 30cm dari

permukaan tanah.

6) Lantai sumur agak miring, tinggi 20cm dari permukaan tanah.

Page 33: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

41

c. Penampungan Air Hujan (PAH)

Air hujan dapat di tamping dalam suatu dam (danau buatan) yang di bangun

berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. semua air hujan di alikan ke danau

tersebut melalui alur-alur air. Kemudian di sekitar danau tersebut di buat sumur

pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat di tamping dengan bak-

bak ferosemen, dan di sekitarnya di bangun atap-atap untuk mengumpulkan air

hujan disekitar bak tersebut di baut saluran-saluran untuk pengambilan air untuk

umum (Notoadmojo, 2011).

Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1) Tanah tempat penampungan air hujan hendaknya dibuat mendatar

2) Letak bak sebaiknya tidak lebih dari 3m jaraknya dari areal penampungan air

hujan

3) Sebaiknya menggunakan atap dari asbes ferocement atau seng.

4) Atap yang digunakan untuk PAH tidak boleh terganggu oleh pohon dan

dedaunan di atasnya.

5) Usahakan reservoir dibangun tempat yang tidak langsung terkena sinar

matahari

6) Air yang di tamping pada menit pertama dibuang karena masih kotor kemudian

pada menit berikutnya dimasukan kedalam tempat penampungan.

d. Pengolahan Mata Air

Mata air secara alamiah imbul didesa-desa perlu di kelola dengan melindungi

sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut di

alirkan keumah-rumah penduduk melalui pipa bamboo atau penduduk dapat

Page 34: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

42

langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut

(Notoadmojo,2011). Hal-hal yang harus diperhatikan adalah ;

a) Pipa yang digunakan tidak megandung bahan kimia

b) Lantai bak harus kedap air dan mudah di bersihkan.

c) Bak terbuat dari bahan kedap air, bahan karet dan mudah dibersihkan, bibir bak

minimal 30cm diatas bahan yang kuat dan kedap air.

d) Saluran pembuangan limbah kedap air.

e. Sumur Bor

Sumur bor adalah sumur yang di bangun dengan bantuan alat muger, metode

pengeboran di lakukan dengan mesin. Hal –hal yang harus di perhatikan adalah ;

a) Jarak dari sumber pencemar kimia sejauh 95m

b) Pada pipa kedalaman 3 meter dari permukaan tanahnya dan diberi selubung

dari semen/cor atau PVC dan pipa besi.

c) Selubung casing dari sumur bor minimal memiliki tinggi sekitar 16 inci dari

permukaan tanah

d) Lantai kedap air.

f. Perpipaan

Sarana perpipaan adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapan yang

untuk menghasilkan menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat

melalui jaringan perpipaan/distribusi. Air yang digunakan masyarakat umumnya

di distribusikan melalui sistem perpipaan dan berasal dari sumber mata air, danau,

maupunair yang sudah di kelola oleh pemerintah ataupun pihak swata (PDAM).

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah ;

Page 35: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

43

a) Pipa yang digunakan tidak larut atau mengandung bahan-bahan kimia yang

dapat membahayakan kesehatan.

b) Lantai bak harus kedap air dan mudah dibersihkan, kemiringan lantai

mengarah pada pipa penguras

c) Bak terbuat dari bahan kedap air, bahan karet dan mudah dibersihkan, bibir bak

minimal 30cm diatas bahan yang kuat dan kedap air dan diberi kunci

pengaman

d) Saluran pembuangan air limbah kedap air.

b. Ketersediaan jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko

terhadap penyakit diare. Jamban atautempat pembuangan kotoran manusia adalah

semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang

harusdikeluarkan dari dalam tubuh.

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup

penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan

kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan

sumber air. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara

lain ; thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang

dan pita), schistosomiasis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2011).Beberapa penyakit

oleh tinja adalah thypus, disentri, kolera, bermacam- macam cacing (gelang,

kremi, tambang dan pita), schistosomiasis dan lain-lain (Notoadmojo, 2011 :184)

Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan

kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran harus di suatu

tempat tertentu atau jamban yang sehat.

Page 36: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

44

1) Jenis-Jenis Jamban

a. Jamban Cemplung

Jamban cemplung sering kita jumpai di daerah pedesaan di Jawa. Tetapi

sering di jumpai jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah

jamban dan tanpa tutup, sehingga serangga mudah masuk, dan bau tidak bias di

hindari. Disamping itu, karena tidak ada rumah jamban bila musim hujan tiba

maka jamban itu akan penuh dengan air. Hal lain yang perlu di perhatikan disini

adalah kakus ccemplung itu tidak perlu teralalu dalam. Sebab bila terlalu dalam

akan mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,53

meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat

dibuat dari bamboo dana tap daun kelapa ataupun daun padi. Jarak dari sumber air

minum sekurang-kurangnya 15 meter.

b. Jamban cemplung berventilasi

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lemgkap

yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk darah pedesaan pipa ventilasi ini dapat

dibuat dengan bambu.

c. Jamban Empang

Jamban ini di bangun di atas empang ikanm. Dalam system jamban empang

ini disebut daur ulang (ryecycling), yakni tinja langsung dapat di makan oleh ikan,

ikan dimakan oleh orang dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan,

demikian seterusnya. Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu di samping

mencegah tercemanya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi

masyarakat (menghasilkan ikan).

Page 37: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

45

d. Jamban Pupuk

Pada prinsipnya jamban ini seperti jamban cemplung hanya lebih dangkal

galiannya. Disamping itu jamban ini juga ubtuk membuang kotoran binatang dan

sampah, daun-daunan. Prosedurnya adalah :

1. Mula-mula membuat jamban cemplung biasa

2. Dilapisan bawah sendiri di taruhsampah daun-daunan

3. Diatasanya di taruh kotoran dan kotoran binatang jika ada setiap hari.

4. Setelah kurang lebih 20 inci tutup lagi dengan sampah, daun-daunan setelahnya

di taruh kotoran lagi.

5. Demikian selanjutnya hingga penuh

6. Setelah penuh ditimbun tanah, dan membuat jamban baru.

7. Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakan tutup tanaman

e. Septic Tank

Latrine jenis septic tank merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan,

oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang di anjurkan. septic tank

terdiri dari tangki Sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan

masuk dan mengalami dekomposisi. Dalam tangki ini tinja akan berada selama

beberapa hari. Selama waktu tersebut tija akan mengalami dua proses yakni:

a) Proses kimiwawi

Akibat penghancuran tinja akan di reduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-

zat padat akan mengendap dalam tangka sebagai sludge. Zat-zat tidak dapat

ahncur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung membentuk

Page 38: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

46

lapisan yang menutup permukaan air dalam tangka tersebut. Lapisan ini di sebut

scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan dibawahnya

yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh

subur yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b) Proses biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dalam

fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organic dalam sludge dan scum.

Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, juga adalah pengurangan

volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian

cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai

BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini kemudian di alirkan keluar melalui

pipa dan masuk kedalam tempat perembesan.

2) Syarat-syarat jamban

Menurut Notoadmojo, 2011 syarat – syarat jamban sehat adalah:

a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban

b) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya

c) Tidak mengotori air tanah disekitarnya

d) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang

lainnya

e) Tidak menimbulkan bau

f) Mudah digunakan dan dipelihara

g) Desainnya sederhana

h) Murah

i) Dapat diterima oleh pemakainya.

Page 39: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

47

Apabila persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu diperhatikan

antara lain hal-hal sebagai berikut:

1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari

2. panas dan hujan, serangga–serangga dan binatang–binatang lain, terlindung

dari pandangan orang dan sebagainya.

3. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak

yang kuat dan sebagainya.

4. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak

mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau dan sebagainya.

5. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan.

Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran

penyakit tertentu yang penularannya melalui tinja anatara lain penyakit diare.

Menurut Munzhir (2012) dalam Kurniawati (2018) menyatakan bahwa keluarga

yang tidak mempunyai jamban mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan

dengan kelaurga yang mempunyai jamban. Pengalaman di beberapa negara

membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar

dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang mempunyai

jamban dan keluarga harus buang air besar (Kemenkes RI,2014).

c. c. Pembuangan air limbah

1) Pengertian Air Limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung

berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia. Saluran

Page 40: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

48

pembuangan air limbah adalahsuatu bangunan yang digunakan untuk membuang

air dari kamar mandi, tempat cuci, dapur, dan lain-lain bukan dari jamban.

Air limbah baik air limbah pabrik atau rumah tangga harus di kelola

sedemikan rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana

pembungan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulka bau,

menganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus,

kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis

untuk daerah endemis filariasis. Bila ada saluran pembbuangan air limbah di

halaman, secara rutin harus di perhatikan agar air limbah dapat mengalir sehingga

tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat perindukan

nyamuk (Kemenkes RI,2014). Air limbah sebelum di buang ke pembuangan akhir

harus menjalani pengelolaan terlebih dahulu, untuk dapat melaksanakan

pengelolaan air limbah yang efektif perlu rencana pengelolaan yang baik. Sistem

pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan dan tidak mengontaminasi

b) Tidak menimbulkan pencemaran air untuk perikanan, air sungai atau tempat

temat rekreasi serta untuk keperluan sehari-hari

c) Tidak di hinggapi oleh lalat, serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat

berkembangbiaknya bibit penyakit

d) Tidak terbuka dan harus tertutp jiak tidak di olah tidak menimbulkan bau atau

aroma tidak sedap.

Pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibatnya yaitu:

Page 41: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

49

1) Akibat terhadap lingkungan

Air buangan limbah dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak

dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air

permukaan, tanah atau lingkungan hidup dan terkadang dapat dapat menimbulkan

bau serta pemandangan yang tidak menyenangkan.

2) Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat

Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan

gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media

tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun

seranggalainnya dan juga dapat menjadi media transmisi penyakit seperti cholera,

thypus dan lainnya.

Menurut Notoadmojo,2011 air limbah dapat berasal dari berbagai sumber,

secara garis besar dapat di kelompokan menjadi :

1) Air buangan yang bersumber dari rumah tangga, yaitu air limbah yang berasal

dari permukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari tinja

dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri

dari bahan bahan organic.

2) Air buangan industry yang berasal dari berbagai jenis industry akibat proses

produksi. Zat-zat yang terkndung di dalamnya sangat bervariasi dengan

bahan baku yang di pakai oleh masing-masing industry antara lain : nitrogen,

sulfide, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat zat

pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan air limbah ini agar tidak

menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

Page 42: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

50

3) Air buangan kotrapaja yaitu air buangan yang beras berasal dari daerah

perkantoran, perdagangan, hotel restoran dan tempat-tempat umum, tenpat

ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam air

limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

2) Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah ini perlu di kenal karena hal ini akan menentukan cara

pengolahan yang tepat. Secara garis besar karakteristik air limbah dapat di

golongkan menjadi ;

a. a. Karakteristik fisik

Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat

dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti

larutan sabun sedikit berbau. kadang juga mengandung sisa kertas berwana bekas

cucian beras dan sayur bagian-bagian tinja dan lain sebagainya.

b. b. Karakteristik kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung zat-zat kimia an-organik yang berasal

dari air bersih serta bermacam-macam zat organic yang berasal dari penguraian

tinja, urin dan sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basah pada

waktu masih baru dan cenderung bau asam apabila sudah mulai membusuk.

Subtansi organic dalam air buangan terdiri dari :

1) Gabungan yang mengandung nitrogen misalnya urea, protein, amina dan asam

amino

2) Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun, dan

karbohidrat termasuk selulosa.

c. Karakterisitik bakteriologis

Page 43: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

51

Kandungan bakteri pantogen serta organisme golongan coliform terdaopat juga

dalam air limbah terganrung darimana berasal sumbernya. Namun keduanya tidak

berperan dalam proses pengolahan buangan. Sesuai dengan zat-zat yang

terkandung dalam air limbah ini, maka air limbah yang tidak di olah terlebih

dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan

lingkungan hidup antara lain :

a) Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagi penyakit terutama kolera,

tifus, abdominalis disentri baciler.

b) Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pantogen

c) Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tenpat hidup larva nyamuk

d) Menimbulkan bau yang tidak sedap serta pandangan yang tidak di enak

e) Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup

lainnya.

f) Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tidak

nyaman.

Untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut di perlukan kondisi

persyaratan dari upaya – upaya sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut :

1) Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah

2) Tidak mengakibatan pencemaran terhadap air minum

3) Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai dan

tempat rekreasi

4) Tidak di hinggapi serangga, tikus, dan tidak menjadi tempat berkembang

biaknya berbagai bibit penyakit dan vector

5) Tidak terbuka kena udara luar serta tidak dapat di capai oleh anak-anak

Page 44: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

52

6) Baunya tidak menganggu.

3. Cara pengolahan air limbah

Pengolahan air limbah yang di maksud untuk melindungi lingkungan hidup

terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan

mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul

karena pencmaran air limbah tersebut. Namun demikian alam mempunyai

kemampuan terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu di olah

sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan menurut

Notoadmojo (2011) antara lain :

a) Pengenceran

Air limbah di encerkan sampai mencapai kosentrasi yang cukup rendah

kemudian baru di buang di badan air. Namun cara ini menimbulkan kerugian

antara lain : bahaya kontaminasi, terhadap alliran-aliran masih ada , pengendapan

yang akibatnya dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air

seperti selokan, sungai, danau dan sebagainya.

b) Kolam oksidasi

Pada prinsipmya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari.,

ganggang bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah di

alirkan kedalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman anara 1-2

meter. dinding dan dasar kolam tidak perlu di lapisi apapun. lokasi kolam harus

jauh dari area pemukiman dan daerah yang terbuka sehingga memungkinakn

sirkulasi angina dengan baik.

c) Irigasi

Page 45: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

53

Air limbah di alirkan kedalam parit-parit terbuka yang sudah digali., dan air

akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut.

Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan air ladang

pertanian atau perkebunan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini dapat di

lakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong

hewan dan lain-lain dimana kandungan zat –zat organic dan protein cukup tinggi

yang di perlukan oleh tanaman.

d. d. Pembuangan sampah

1) Pengertian Sampah

Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit dan juga

binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh karena itu

sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin, tidak mengganggu

atau mengancam kesehatan masyarakat.

Menurut Depkes RI (1999), tempat sampah yang memenuhi syarat adalah

tidak menimbulkan bau, tidak menimbulkan pencemaran terhadap permukaan

tanah dan air tanah, tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit seperti lalat,

tikus, kecoa, dan lain-lain, serta tidak mengganggu estetika lingkungan.

Menurut Notoadmojo (2011:190), Sampah adalah sesuatu bahan atau benda

yang tidak di pakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak

digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan di buang. Para ahli kesehatan

Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Page 46: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

54

Dalam batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia

yang di buang karena sudah tidak berguna, sehingga bukan semua benda padat

yang tidak digunakan dan benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung

meletus banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angina ribut dan sebagainya.

Sampah yang dihasilkan oleh manusia akan membusuk karena aktivitas

mikroorganisme di alam, sehingga sampah sering menimbulkan bau yang tidak

sedapsehingga sampah harus di lakukan pengolahan sampah yang baik.

pengelolaan sampah merupakan legiatan yang sistematis, menyeluruh dan

berkesinambungan. Penyenglenggaraan pengelolaan sampah meliputi

pengurangan dan penanganan sampah. pengurangan sampah yakni menggunakan

3 R (Reduce, Reuse, Recycle) Sedangkan penanganan sampah pemilahan,

pengumpulan sampah ketempat penampungan sementara (TPS) dan pengangkutan

dari TPS ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Setiap indivisu di wajibkan mempunyai sarana atau tempat sampah agar tidak

menimbulkan baut an mencemari lingkungan sekitar. Syarat pewadahan individu

menurut Dirjen Pekerjaan Umum nomor 3 tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Kedap air dan udara

2. Mudah di bersihkan

3. Rindan dan mudah di angkat

4. Memiliki tutup

5. Voulume pewadahan dapat di gunakan ulang.

b. Sumber – sumber sampah

Page 47: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

55

1) Sampah yang berasal dari pemukiman yaitu sampah yang berasal dari bahan-

bahan padat sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga yang sudah di pakai dan

di buang seperti sisa makanan, kertas, plastic daun dan sebagainya, pakaian-

pakaian bekas, bahan-bahan bacaanperabot rumah tangga daun dari kebun atau

taman.

2) Sampah yang berasal dari tenpat-tempat umum yaitu Sampah yang berasal dari

tenpat-tempat umum seperti pasar, tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta

api dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastic, boto daun dan

sebaginya.

3) Sampah yang berasal dari perkantoran yaitu sampah dari perkantoran baik

pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan sebagianya. sampah ini

berupa kertas plastic, karbon klip dan sebagianya.

4) Sampah yang berasal dari jalan raya yaitu sampah ini berasal dari pembersihan

jalan yang pada umumnya terdiri dari kertas, kardus, debu, batu-batuan, pasir,

sobekan ban, onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan plastic dan

sebagianya.

5) Sampah yang berasal dari industry yaitu sampah yang berasal dari kawasan

industry termasuk sampah yang berasal dari kegiatan produksi misal sampah

pengepakan barang, logam, plastic, kayu ptongan tekstil kaleng dan

sebagainya.

6) Sampah dari pertanian atau perkebunan yaitu misal jerami, sisa sayur mayur,

sisa batang padi, batang jagung, sisa ranting kayu yang patah dan sebagainya.

Page 48: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

56

7) Sampah yang berasal dari pertambangan yaitu jenisnya tergantung dari usaha

jenis pertambangan misalnya batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa sisa

pembakaran (arang) dan sebagainya.

8) Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan yaitu sampah yang berasal

dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa

makanan, bangkai binatang dan sebagainya.

c. Jenis-jenis sampah

Menurut Notoadmojo (2011:192) sampah terdiri dari sampah padat, sampah

cair dan sampah gas. Disini sampah sampah cair yaitu berupa sampah air limbah

yang akan dibahas di buku lain, sedangkan untuk sampah gas yaitu berupa polusi

udara berupa seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagainya. Sampah padat

dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Berdasarkan kimia yang tekandung di dalamnya sampah dibagi menjadi

a) Sampah an-organic adalah sampah yang pada umumnya tidak dapat membusuk

misalnya logam, besi pecahan gelas plastic dan lain sebagainya.

b) Sampah oganic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk

misalnya, sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan lain sebagainya.

2. Berdasarkan dapat dan tidak dapatnya di bakar

a) Sampah yang mudah terbakar misalnya kertas, karet, kayu, plastic dan kain

bekas

b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng bekas, besi/logam bekas

pecahan gelas kaca dan lain sebaginya.

3. Berdasarkan karakteristik sampah

Page 49: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

57

a) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang

umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran hotel dan

sebagainya

b) Rubish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang

mudah terbakar, seperti kertas, karton plastic dan sebagainya, maupun yang

tidak mudah terbakar seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca gelas dan

sebagainya.

c) Ashes (abu) yaitu sebagai pembakar dari bahan – bahan yang mudah terbakar

termasuk abu rokok

d) Sampah jalanan yaitu sampah yang berasal dari pemebersihan jalan, yang

terdiri dari pencampuran bermacam-macam sampah, daun–daunan, kertas

plastic, pecahan kaca, besi debu dan sebagainya.

e) Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari indutsri atau pabrik-pabrik

f) Bangkai binatang yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak

kendaraan atau dibaung oleh orang

g) Bangkai kendaraan adalah bangkai mobil, sepeda, dan motor

h) Sampah pembangunan yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah

dan sebagainya yang berupa puing-puin, potongan-potongan kayu, besi, beton

bamboo dan lain sebagainya

d. Cara pengelolaan sampah antara lain :

Pengumpulan sampah di mulai dari sumber dimana sampah itu dihasilkan. Dari

lokasi sumber sampah tersebut diangkut dengan alat angkut sampah. sebelum

sampai ke tempat pembuangan kadang-kadang perlu adanya suatu tempat

pembuangan sampah sementara (Kemenkes RI,2014). Dari sini sampah di

Page 50: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

58

pindahkan dari alat angkut yang lebih besar dab lebih efesien, misalnya dari

gerobak ke truk atau dari gerobak ke truk pemadat. Adapun syarat tempat sampah

di anjurkan sebagai berikut:

1) Terbuat dari bahan yang kedap air

2) Mempunyai tutup yang mudah dibuka, dikosongkan isinya mudan dibersihkan

3) Ukurannya di atur agar mudah diangkat oleh 1 orang petugas (Kemenkes

RI,2014).

Sedangkan syarat kesehatan pada tempat pengumpulan sampah sementara yaitu:

a) Terdapat dua pintu, yaitu pintu masuk dan pintu keluar

b) Lamanya sampah di bak maksimal 3 hari

c) Tidak terletak pada daerah rawan banjir

d) Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung

sampah untuk 3 hari.

e) Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.

f) Harus ada kran air untuk membersihkan

g) Tidak ada perindukan vector

h) Mudah di jangkau oleh masyarakat dan kendaraan pengangkut

Sedangkan untuk pemusnahan dan pengolahan sampah yaitu dengan:

1. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang

ditanah kemudian sampah dimasukan dan di timbun dengan tanah

2. Di bakar (Incinerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar

didalam tunku pembakaran

Page 51: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

59

3. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk

(kompos) khusunya untuk sampah organic, daun-daunan, sisa makanan dan

sampah lain yang dapat membusuk. (Notoadmojo,2011)

e. Faktor Karakteristik

Menurut Notoadmojo (2011) faktor karakteristik yang berhubungan dengan

kejadian diare adalah factor pendidikan dan pengetahuan :

a. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan untuk

mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyrakat, sehingga

mereka melakukan apa yang di harapkan oleh prilaku pendidikan, yang tersirat

dalam pendidikan adalah : input adalah sasaran pemdidikan (individu, kelompok

dan masyarakat ) pendidik adalah (pelaku pendidikan), proses adalah (upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) output adalah (melakukan apa

yang di harapkan atau perilaku)

Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapa pendidikan dalam bidamg

kesehatan. Secara oprasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk

meberikan dan meingkatkan pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok

atau masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan kesehatan.

b. Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2011) pengetahuan yang di cakup dalam domain

kognitif di bagi menjadi 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

Page 52: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

60

tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

seseorang tahu apa yang dioekajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mejelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan,

dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah

sapai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau

mengelompokan terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis

Sintesis menunujukan kepada suatu kemmapuan seseorang untuk merangkum

atau meletakan dalam sehubungan yang logis dalam komponen-komponen

Page 53: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

61

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemamapuan

untuk menyusun suatu pengetahuan dan pengetahuan-pengetahuan yang telah ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri.

D. Kerangka Teori

Berdasarkan penelusuran terkait dari kajian pustaka yang meliputi faktor yang

berhubungan dengan kejadian diare maka dapat dibuat kerangka teori sebagai

berikut :

Gambar 4 Kerangka Teori

Sumber : Notoadmojo (2011), Stefen Anyerdy dan R Azizah (2008) ,Kurniawati (2018), Hairani (2017), Fuadah (2019)

Faktor Karaktristik :a. Pendidikanb. Pengetahuan

Faktor Perilaku :a. Kebiasaan mencuci tanganb. Pola makanc. Memasak air

Faktor Agent :a. Virusb. Bakteric. Parasit

DIAREFaktor Lingkungana. Penyediaan air bersihb. Sarana jamban keluargac. Pembuangan sampahd. Pembuangan air limbah

Page 54: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

62

E. Kerangka konsep

Berdasarkan kerangka teori diatas maka dapat di susun kerangka konsep sebagi

berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 5 Kerangka Konsep

Sarana Penyediaan airbersih

Kejadian Diare

(Angka Kuman

E.coli )

Sarana jamban keluarga

Sarana PembuanganSampah

Sarana Pengolahan Air limbah(SPAL)

Page 55: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

63

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan antara kondisi sarana air bersih pada masyarakat dengan

angka Kuman E.coli di Sepanjang Aliran Sungai Badak, Kecamatan Mesuji,

Kabupaten Mesuji Tahun 2020

2. Terdapat hubungan antara kondisi sarana jamban keluarga pada masyarakat

dengan angka Kuman E.coli di Sepanjang Aliran Sungai Badak, Kecamatan

Mesuji, Kabupaten Mesuji Tahun 2020

3. Terdapat hubungan antara kondisi sarana pembuangan sampah pada

masyarakat dengan angka Kuman E.coli di Sepanjang Aliran Sungai Badak,

Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji Tahun 2020

4. Terdapat hubungan antara kondisi sarana pembuangan air limbah pada

masyarakat dengan angka Kuman E.coli di Sepanjang Aliran Sungai Badak,

Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji Tahun 2020.

Page 56: BAB II TINJUAN PUSTAKA - poltekkes-tjk.ac.id

64