BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Pengertian diare Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari biasanya. Neaonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 4 kali (1) . Penting ditanyakan pada orang tua mengenai frekuensi dan konsistensi tinja anak yang dianggap sudah tidak normal lagi (2) . 2.1.2. Jenis Diare Diare terbagi atas 4 jenis, yaitu : 1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare. 2) Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan baerat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa. 3) Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme. 4) Diare dengan masalah lain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare
2.1.1. Pengertian diare
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih dari biasanya. Neaonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang
air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak,
bila frekuensinya lebih dari 4 kali(1).
Penting ditanyakan pada orang tua mengenai frekuensi dan konsistensi tinja anak yang
dianggap sudah tidak normal lagi(2).
2.1.2. Jenis Diare
Diare terbagi atas 4 jenis, yaitu :
1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7
hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama
kematian bagi penderita diare.
2) Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia,
penurunan baerat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.
3) Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus-menerus.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
4) Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan
penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya. Tatalaksana penderita
diare tersebut diatas selain berdasarkan acuan baku tatalaksana diare juga tergantung pada
penyakit yang menyertainya.
2.1.3. Faktor Penyebab Diare
factor penyebab diare adalah sebagai berikut:
1) Faktor Infeksi
a. Infeksi lateral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
b. Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c. Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis
cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4
jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
e. Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,
jenis makanan:
Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2.2. Balita
2.2.1. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden
age atau masa keemasan.
2.2.2. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya
anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa
batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif
besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar.
Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi
sering Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada
masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan
mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan
maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative
lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki
2.2.3. Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya
senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian
b. bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak
akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
a. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih
dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu
meraih benda dengan jemarinya.
b. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola
tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut :
1. Masa prenatal atau masa intrauterin ( masa janin dalam kandungan )
2. Masa mudigah/embrio : konsepsi sampai 8 minggu2) Masa janin/fetus : 9 minggu sampai
lahirb. Masa bayi : usia 0 sampai 1 tahun
3. Masa neonatal : usia 0 sampai 28 hari yang terdiri dari masa neonatal dini yaitu 0-7 hari dan
masa neonatal lanjut yaitu 8-28 hari2) Masa pasca neonatal : 29 hari sampai 1 tahun. Masa
prasekolah (usia 1 sampai 6 tahun)
Klasifikasi umur balita yaitu:
a. Masa prenatal yang terdiri dari dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus (usia 0-9
bulan)
b. Masa neonatal (0-28 hari)
c. Masa bayi (29 hari-1 tahun)
d. Masa batita (1-3 tahun)
e. Masa balita (3-5 tahun).
DAFTAR PUSTAKA
1. FKUI, 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi Ketiga, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta,
2. Widoyono, 2002, Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Kemenkes RI, 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita,
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.4. Dinas Kesehatan. Uji & Analisis Air Sederhana. [serial online] [cited : 27 Desember