8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Mangkunegara (2002) menyatakan kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan prestasi
kerja, kinerja atau persepsi kerja (Performance) diartikan sebagai
ungkapan kemampuan yang didasari oleh kemampuan, sikap
keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu Timotius, dalam
Retno (2008). Sedangkan Steers dalam Sukono (2009) menyatakan
kinerja adalah fungsi gabung an dari tiga faktor penting yaitu:
a) Kemampuan, perangi dan minat seorang pekerja
b) Kejelasan dan penerimaan atas peranan seorang pekerja
c) Tingkat motivasi pekerja
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
pencapaian hasil kerja dari segala sesuatu yang diusahakan yang
merupakan output dari sebuah proses. Kinerja merupakan kata benda yang
abstrak yaitu memiliki pengertian suatu potensi untuk melakukan kinerja.
Untuk itu kinerja seseorang tidak dapat diukur secara lahiriah semata akan
tetapi juga dilihat dari indikator sebagai hasildari kerja. Mampu tidaknya
9
seseorang melakukan kerja bisa dijadikan ukuran tinggi rendahnya kinerja
seseorang.
2.2 Kinerja Guru
Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peran yang sangat
penting. Selain guru menjadi seorang pengajar, tetapi guru juga sebagai
seorang pembimbing yang mendorong potensi siswa, mengembangkan
alternatif dan juga memobilisasi siswa dalam belajar. Silberman dalam
Kusmedi (2003) menyatakan bahwa yang dimaksud kinerja guru adalah
kemampuan dan prestasi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya
sebagai guru. Pengertian kinerja guru tersebut diperjelas dengan pendapat
Usman dalam Retno (2008) yaitu : a) Tugas dalam bidang profesi yang
meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. b ) Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan dimana guru harus menjadikan dirinya menjadi orang tua
kedua, c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan
pancasila.
2.2.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Guru merupakan kunci keberhasilan bagi peserta didiknya. Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan yaitu selain hanya
sebagai pendidik juga sebagai pembimbing sekaligus sebagai fasilitator
10
bagi para peserta didiknya. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya tidak terlepas dari pengaruh faktor ekternal dan
internal dalam kehidupannya. Setyowati(2010) menyatakan 8 faktor yang
mempengaruhi kinerja guru meliputi:
1. Kepribadian seseorang
2. Pengembangan profesi
3. Kemampuan mengajar
4. Hubungan dan komunikasi dengan rekan kerja
5. Hubungan dengan masyarakat
6. Kedisiplinan
7. Kesejahteraan
8. Iklim kerja
Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004)
tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru.“Faktor mendasar yang
terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang
berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi
oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar
pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan
dan peningkatan diri”
Dengan kinerja yang optimal dalam sebuah kelembagaan, maka
akan tercapai produktivitas yang tinggi pula dalam lembaga tersebut, dan
sebaliknya apabila dalam lembaga tersebut kinerja yang tidak optimal
maka produktivitas yang rendah akan terjadi dalam lembaga tersebut.
11
Berdasarkan peraturan mentri pendidikan Nasional No 27 tahun
2008 pasal 1 ayat 1 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
konselor di terangkan bahwa “untuk dapat diangkat sebagai konselor,
seseorang wajip memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
konselor yang berlaku secara Nasional”. Dan dalam undang-undang no 20
tahun 2003 pasal 1 ayat 6 keberadaan konselor dalam sistem pendidikan
Nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik sejajar dengan
kualifikasi guru dan dosen,pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator,
dan instruktur”. undang-undang tersebut menjelaskan tentang kedudukan
profesi konselor bahwa konselor merupakan seseorang pendidik yang
sama dengan guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator,
dan instruktur. Hal tersebut dikarenakan profesi konselor memenuhi
kualifikasi-kualifikasi baik akademik maupun profesional sebagai seorang
pendidik baik pada bidang formal maupun non formal.
Adapun Steers dalam Djumiati (2003) menyatakan bahwa prestasi
kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor penting yaitu:
1) kemampuan, perangai dan minat seseorang pekerja 2) kejelasan dan
penerimaan atas peranan seseorang pekerja dan 3) tingkat motivasi
pekerja. Meskipun setiap faktor secara terpisah mempunyai arti penting,
tetapi kombinasi dari ketiganya sangat menentukan kinerja setiap pegawai,
yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi kerja orang secara
keseluruhan.
12
Mangkunegoro (2004) juga mengungkapkan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja yaitu: (1) Ability / kemampuan yang terdiri
dari kemampuan potensi atau IQ dan Keterampilan (skill), artinya pegawai
yang mempunyai IQ diatas rata-rata 110 – 120 dan terampil dalam
melaksanakan tugasnya, maka akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan. (2)Motivasi merupakan sikap pegawai dalam
menghadapi situasi kerja, yang mana motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Buford dan Bedeian (1988) menyatakan “ Basically
performance is determined by three factors : ability, motivation, and role
clarity. To perform affectively a person must (a) be able to do a job
(ability), (b). Want to do a job (motivation) and (c) understand what the
job is ( role clarity)”. Artinya Pada dasarnya kinerja ditentukan oleh tiga
faktor : kemampuan, motivasi dan kejelasan peran. Untuk membentuk
efektivitas kerja seseorang harus (a) mampu mengerjakan tugasnya, (b)
ada keinginan melaksanakan tugas dan (c) mengerti apa yang menjadi
tugasnya. Kinerja dapat mempengaruhi profesionalisme, sehingga dalam
perkembangannya kinerja selalu memiliki makna positif dalam arti
normatif, seperti kualitas kerja, disiplin, jujur, giat, produktif dan
sebagainya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan
sesuatu yang diperoleh dengan mendayagunakan, pengetahuan, sikap dan
13
keterampilan yang dimiliki. Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja
guru pembimbing dalam penelitian ini adalah kemampuan dan prestasi
kerja yang ditunjukkan guru pembimbing pada waktu melaksanakan tugas
pokok, yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan diberlakukannnya keputusan Mendikbud No. 25/O/1995
maka tugas pokok guru pembimbing makin jelas seperti yang tertera pada
keputusan menteri tersebut, seperti yang disebutkan dalam Depdikbud
(1997) yaitu meliputi: (1) penyusunan program, (2) melaksanakan
program, (3) melaksanakan evaluasi program, (4) melaksanakan analisis
hasil evaluasi program, (5) tidak lanjut hasil analisis. Tugas guru
pembimbing akan semakin berat dengan diberlakukannya kurikulum 2006
atau kurikulum tingkat satuan pendidkan (KTSP), sebab guru pembimbing
harus melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang menjadi harapan
kurikulum itu sendiri, sehingga guru pembimbing harus dapat
menunjukkan kinerja yang baik. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan,
kemauan dan usaha yang maksimal untuk memahami apa yang tugasnya,
agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Sebab peran guru
pembimbing dalam KTSP ini yaitu membantu siswa memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna dan memetik manfaatnya, serta
melaksanakan fungsi pemahaman dan penyaluran sehingga keberagaman
siswa dapat dilayani dengan baik, sehingga tugas-tugas perkembangan
siswa baik yang berhubungan dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,
14
belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan kehidupan bergama dapat
berkembang secara optimal.
2.2.2 Upaya Peningkatan Kinerja
Mulyasa (2004) menyatakan bahwa ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja para tenaga kependidikan, antara
lain:
a. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan
Dalam membina disiplin tenaga kependidikan harus
berpedoman pada, dari dan untuk tenaga kependidikan,
sedangkan sekolah adalah tutwuri handayani.
b. Pemberian Motivasi
Keberhasilan sebuah organisasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik yang datang dari luar ataupun yang berasal dari
dalam organisasi tersebut. Dariberbagai faktor tersebut motivasi
merupakan faktor yang paling dominan, hal ini dikarenakan
motivasi mampu menggerakkan faktor faktor yang lainnya dan
merupakan faktor yang paling utama dalam kinerja. Para tenaga
kependidikan akan bekerja dengan sungguh sungguh apabila
memiliki motivasi yang sangat tinggi. Begitu pula dengan guru
pembimbing, karena guru pembimbing merupakan salah satu
dari tenaga kependidikan maka guru pembimbing akan
melakukan pekerjaannya dengan baik apabila ada motivasi
untuk melakukannya.
15
Salah satu yang menjadi motivator guru pembimbing adalah
kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dituntut untuk
dapat membangkitkan motivasi kepada tenaga kependidikan,
supaya kinerja tenaga kependidikan dapat secara optimal.
c. Penghargaan (Rewards)
Penghargaan tidak kalah pentingnya dengan motivasi.
Penghargaan dilakukan dengan maksut untuk memotivasi
kinerja tenaga kependidikan. Apabila tenaga kependidikan yang
berprestasi diberikan sebuah penghargaan tentunya hal ini akan
menjadikan seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya
akan lebih baik lagi, hal ini juga dapat menjadi sebuah tantangan
bagi tenaga kependidikan yang tidak memiliki motivasi. Atau
tingkat kinerjanya yang rendah.
d. Persepsi
Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang
kondusif sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja.
Kepala sekolah dituntut untuk menjadikan persepsi tenaga
kependidikan yang baik, apabila iklim tenaga kependidikan
yang baik tentunya upaya peningkatan atau menciptakan sebuah
organisasi yang maju akan semakin mudah, dikarenakan para
tenaga kependidikan yang saling membutuhkan dan saling
bekerja sama
2.2.3 Kinerja Guru dalam Pembelajaran
16
Guru pembimbing merupakan petugas pelaksana utama yang
mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dan bertanggung jawab
dalampelaksanaan BK di sekolah Depdikbud, dalam Retno (2008). Agar
guru pembimbing dapat melaksanakan kegiatan BK di sekolah dengan
optimal maka mereka perlu diberikan penambahan, perluasan dan
pendalaman tentang konsep konsep yang berhubungan dengan kinerja.
Mulyasa (2013) mengatakan kinerja guru dalam pembelajaran
berkaitan dengan kemampuaan guru dalam merencanakan, melaksanakan,
dan menilai pembeajaran baik yang berkaitan dengan proses maupun
hasilnya. Penilaian kinerja guru berkaitan dengan efektivitas pembelajaran
yang mencakup berbagai aspek, baik yang berkaitan dengan input, proses,
maupun output nya. dengan demikiaan, pembelajaran akan efektif jika
perserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan terjadi perubahan
perilaku sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. untuk
kepentingan tersebut diperlukan keterlibatan peserta didik secara aktif dan
kreatif dalam pembelajaran. oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran
perserta didik harus dilibatkan secara penuh agar tumbuh semangrat dan
gairah belajarnya. Jika hal tersebut dalam berjalan secara efektif, semua
perserta didik akan mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
standar nasional, kecintaan mereka pada sekolah akan tumbuh, serta benar-
benar menjadi terpelajar dan taat terhadap berbagai aturan yang berlaku di
masyarakat.
17
Menciptakan iklim kelas yang efektif dan kondusif dengan peningktan
efektivitas proses pembelajaran tidak bisa secara parsial, tetapi harus
dilakukan secara utuh dan menyeluruh mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan monitoring, dan evaluasi. perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan monitoring, dan evaluasi ini harus merupakan
siklus yang berkesinambungan, sehingga terjadi perbaikan dan
peningkatan secara terus menerus. Dalam hal ini, kurikulum perlu
dijabarkan kedalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, lalu setiap
standar kompetensi tersebut dianalisis sehingga dapat dirumuskan berbagai
tujuan pembelajaran dan dikembangkan bahan ajarnya kemudian
dikembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan dipilih strategi
yang tepat sesuai dengan tujuan. Berkaitan dengan perencanaan
pembelajaraan, hampir semua ahli berpendapat bahwa guru yang efektif
itu harus memulai dengan perencanaan pembelajaran, lalu
mengkomunikasikanya kepada perserta didik, kemudian
menyelenggarakan proses pembelajaran, mengelola kelas secara efektif,
dan melalukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar yang hasilnya
akan terjadi input untuk perencanaan berikutnya.
2.3 Kesejahteraan Guru
2.3.1 Pengertian Kesejahteraan Guru
Kata sejahtera menurut kamus umum Bahasa Indonesia
“sejahtera”berarti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala
macam angguan). Midgley (2005) menjelaskan arti “Sejahtera dengan
18
pengertian pada keadaan yang lebih baik, kebahagian dan kemakmuran”.
Sedangkan menurut Badudu-Zein(1994) menjelaskan bahwa kesejahteraan
adalah hal atau keadaan sejahtera, keselamatan dan ketenteraman serta
kemakmuran. Kesejahteraan merupakan usaha untuk membantu individu-
individu dan kelompok-kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta
kesehatan yang memuaskan. Tujuan penyejahteraan adalah menjamin
kebutuhan ekonomi manusia, standar kesehatan dan kondisi kehidupan
yang layak, peningkatan derajat harga diri, kebebasan berpikir dan
melakukan kegiatan tanpa gangguan sesuai dengan hak-hak asasi. Hal itu
berarti bahwa kesejahteraan merupakan suatu kondisi kehidupan yang
tenteram dan makmur akibat terpenuhinya kebutuhan materil dan spiritual
seseorang. Jenis kebutuhan materil adalah jenis kebutuhan yang langsung
terkait dengan kebutuhan fisik, misalnya kebutuhan sandang, pangan,
papan dan kebutuhan materi lainnya yang terkait dengan kebendaan.
Sedangkan jenis kebutuhan spiritual adalah jenis kebutuhan yang berkaitan
dengan kebutuhan psikis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan ketenteraman,
ketenangan serta kebutuhan kedamaian dalam hidup.
Sulastri (2004) menjelaskan bahwa “Kesejahteraan adalah
menggambarkan kemajuan atau kesuksesan seseorang didalam hidup baik
material, spiritual, dan sosial seimbang, sehingga menimbulkan
ketentraman hidup, dapat menyongsong kehidupan mendatang dengan
gembira dan optimal”. Sementara itu Supriyadi (1998) mengatakan bahwa
Kesejahteraan dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan-tunjangan, insentif
19
yang di berikan karena menjelaskan tugasnya. Lebih lanjut dikatakan
bahwa kesejahteraan meliputi aspek material yang meliputi1).gaji, 2).
Insentif, 3). Penyedian fasilitas antara lain perumahan, perpustakaan dan
lain-lain. Sedangkan aspek yang non materi meliputi antara lain 1)
kemudahan kenaikan pangkat, 2) pengembangan karir, 3) suasana kerja,
4) perlindungan hukum.
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
kesejahteraan adalah kebahagiaan yang diperoleh dalam hidup baik dari segi
material,spiritualmaupun sosial sehingga hidup seseorang merasa tentram
dan aman dalam menghadapi kehidupan masa sekarang ataupun yang akan
datang.
Secara luas konsep kesejahteraan lahir batin dapat dikatakan telah
direalisasikan apabila telah terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua
masyarakat, tingkat perbedaan sosial ekonomi tidak terlalu mencolok Full
employment (tidak adanya pengangguran usia produktif), keadilan distribusi
pendapatandan kekayaan, stabilitas ekonomi dicapai tanpa beban hutang
luar negeri yang berat, tingkat inflasi tidak tinggi, kerusakan ekosistem yang
dapat membawa kehidupan tidak terjadi, tanggung jawab bersama antara
masyarakat dan pemerintah.
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah manajemen, pengertian
manajemen menurut Pidarta (2004) dapat dirtikan dengan (1) mengelola
orang-orang (2) pengembangan keputusan (3)proses pengorganisasi dan
memakai sumber-sumber untuk meyelesaikan tujuan yang sudah di
20
tentukan. Para pelaksana pendidikan perlu diperhatikan, karena disamping
merupakan bagian dari manajemen, juga merupakan kunci keberhasialan
pendidikan. Keberhasialan atau kegagalan pendidikan ditentukan oleh
orang-orang dalam organisasi pendidikan, sebab walaupu sumber
pendidikan yang lain lengkap, misalnya dana mencukupi, media lengkap,
bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana baik, lingkungan belajara
kaya, tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan tidak berkompetensi
berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan tercapai.tidak banyak belajar
sendiri tanpa didampingi oleh guru.
Di dalam negara-negara berkembang termasuk Indonesia,
kesejahteraan personalia pendidikan perlu diperhatikan. Apabila
kesejahteraan dapat ditingkatkan maka kegairahan bekerja mereka akan
semakin meningkat lagi kesejahteraan ini tidak hanya menekankan pada
kebutuhan pekerjaan saja tetapi juga untuk kesejahteraan keluarganya.
Usaha yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan
guru, pemerintah atau sekolah (Yayasan) harus memperhatikan dan
memgusahakan hal-hal seperti:
1. Kepala sekolah hendaknya berusaha agar setiap anggota
pegawainya merasa dirinya diterima dan diakui.
2. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawap utuk menolong
anggota sifatnya agar memperoleh kesempatan utuk menunjukan
kemampuanya.
21
3. Kepala sekolah hendaknya berusaha menghargai setiap usaha atau
ide-ide yang muncul diantara stafnya.
4. Kepala sekolah berusaha mengikutsertakan sifatnya dalam
penentuan kebijaksanaan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan propesionalisme
guru dan pekerjaanya adalah dengan meningkatkan kualifikasi pendidikan
dan pelatihan mereka. Hal tersebut penting dilakukan melalui pendidikan
prajabatan maupun jabatan. tetapi menurut berbagai hasil studi itu saja
tidak cukup, bahkan tidak begitu besar artinya jika tidak dilakukan usaha
untuk terjadinya kolaborasi (perpaduan) antara para guru sehingga terjadi
berbagai pengalaman.
2.3.2. Unsur-unsur kesejahteraan
Umumnya orang memasuki suatu kelompok karena ia yakin bahwa
kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Terpenuhi kebutuhan hidupnya
diperoleh dalam suatu organisasi. Seseorang yang mau bekerja
pertimbangan utamanya adalah ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
yang diberikan dari tempatnya bekerja seperti gaji minimal, tunjangan-
tunjangan keluarga, pemeliharaan kesehatan dll.
Alex (2000) mengemukakan unsur-unsur kesejahteraan yang dapat
diberikan kepada para pegawai sehingga mereka dapat meningkatkan
semangat dan gairah kerja secara optimal yaitu memberikan gaji yang
cukup memperhatikan kebutuhan rohani pegawai sesekali menciptaka
suasana santai memperhatikan harga diri pegawai menempatkan pegawai
22
pada posisi yang tepat memberi kesempatan untuk maju menumpuk
perasaan aman menghadapi masa depan mengusahakan loyalitas
kepegawaian mengajak berunding pegawai memberi intensitas secara
terarah memberikan fasilitas yang menyenagkan.
Gaji yang cukup mempunyai dampak kepada kesejahteraan
seseorang. Cukup disini berti gaji yang mampu diterima tanpa
menimbulkan kerugian pada lembaga atau instansi yang bersangkutan dan
dapat memenuhinya pegawai yang bersangkutan.
Memang harus diakui apa yang kita terima hingga kini bahwa
komponen sosial dalam suatu organisasi merupakan salah satu unsur
potensial bagi kelangsungan hidup dan kita telah mengetahui bahwa
seseorang dalam suatu pekerjaan mengaharapkan sesuatu yang didorong
oleh adanya kebutuhan-kebutuhan ataupun keinginan-keinginan tertentu
menurut Trimo (2000) seperti:
a) Kebutuhan untuk berteman.
b) Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan.
c) Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman diri.
d) Kebutuhan untuk mendapat penghargaan.
e) Kebutuhan untuk mencapai nilai-nilai (prestasi) yang
dijunjung tinggi oleh individu yang bersangkutan.
Sadangkan M.Manullang (2004) berpendapat bahwa macam-macam
kebutuhan manusia adalah:
a) Kebutuhan Fisik
23
b) Kebutuhan akan kepastian
1) Kebutuhan akan kepastian
2) Kebutuhan untuk diterima sebagai anggota oleh
kelompok lain
3) Kebutuhan akan pengertian dan simpati
4) Kebutuhan akan pemimpin yang cakap
5) Kebutuhan akan kuasa yang membawa kebebasan
tertentu
c) Kebutuhan akan penghargaan serta perasaan bahwa ia
diperlukan
d) Kebutuhan akan kesempatan untuk mengaktualisasikan
dirinya
e) Kebutuhan untuk mengenal dan memahami sesuatu
Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu (manusia) yang teramat
beraneka ragam secara tidak terasa hal ini menimbulkan perbedaan di
masyarakat yang akirnya akan berdasarkan status yang dimilikinya,
perbedaan dalam masyarakat tercermin pada gaya hidup, sehingga
masyarakat ditempatkan pada kelas-kelas.
2.3.3. Jenis- Jenis Kesejahteraan
Pada umumnya orang bekerja untuk dapat memenuhinya
kebutuhanya.namun demikian ada pula manusia yang bekerja disuatu
lapangan tertentu bukan karena alasan kebutuhan tetapi hanya mengisi
waktunya.Orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan biasanya dilihat
24
dari besar kecilnya prestasi yang diberikan dengan besar kecilnya
pemenuhan kebutuhan, oleh karena itu diperlukan adanya daya
perangsang bagi manusia agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Di lingkungan pendidikan ada berbagai bentuk kesejahteraan yang
dapat diterima guru, tunjangan maslahat tambahan bagi guru telah sesuai
dengan undung-undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Tambahan kesejahteraan yang akan diperoleh bagi guru berupa :
Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan penghargaan
bagi serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra putri guru,
pelayanan kesehata atau bentuk kesejahteraan lain.
Dapat dijelaskan bahwa guru yang akan berhak menerima
penghargaan berupa tunjangan adalah guru PNS yang bertugas di sekolah
negeri atau diperbantukan disekolah swasta dan guru non PNS
dilingkungan departemen pendidikan nasional : baik guru kelas, maupun
mata pelajaran, guru bimbigan dan konseling atau guru yang mendapat
tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
Bantuan berupa biaya pendidikan adalah bantuan dana yang
diberikan kepada guru yang ditetapkan atas prestasi dan dedikasi guru
dalam melaksanakan tugas menigkatkan penyelenggaraan pendidikan bagi
masyarakat. Bantuan dana tersebut berupa bantuan pendidikan bagi putra
dan putri guru yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi. Guru yang
berprestasi adalah guru yang :
25
1. Memiliki karya kreatif atau inovatifnya diakui baik pada
tingkat daerah, nasional dan internasional
2. Memiliki kinerjanya melampaui target kinirja yang ditetapkan
satuan pendidikan
3. Secara langsung membimbing perserta didik sehingga
menanamkan kejujuran tingkat daerah,nasional dan atau
internasional. Termasuk dalam definisi ini adalah guru teladan.
Guru yang berdedikasi luar biasa juga mendapatakan mashlahat
tambahan yakni guru yang menjalankan tugasnya dengan komitmen
pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang jauh melampaui tuntutan
tanggung jawab yang ditetapkan dalam penugasan.
Terpenuhinya kesejahteraan tersebut dapat menambah ketenangan
rohaniah para guru. Guru-guru hanya menerima standar hidup yang cukup
memuaskan. Hal ini terpenuhinya apabila kesejahteraan guru dipenuhi
oleh pengelola pedidikan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pemberian maslahat tambahan (gaji) bukan saja berfungsi sebagai
sarana untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi dapat berfungsi sebagai
simbol status atau bukan sebagai suatu indikasi dari pengahargaan terdapat
prestasi atau salah satu pencerminan dari pengembangan diri.
Selanjutnya besarnya gaji dan bentuk kesejahteraan lainya yang
diterima oleh guru dipengaruhi juga oleh usaha dan harapan individu
terhadap kinerjanya baik pada satuan pendidikan negeri ataupun swasta.
Ada individu yang suka bekerja kearas, ada yangsuka santai (bekerja
26
seenaknya) ada yang bekerja keras apabila diawasi oleh pimpinan, atau
ada yang bekerja semata-mata untuk meningkatkan keefektifan
organisasi. Dalam hal dapat dikemukakan pabila seseorang memiliki
banyak sifat yang berhubungan dengan pekerjanya, misalnya banyak
pengalaman kerja, bekerja keras, menduduki jabatan yang diharapkan
gaji yang lebih banyak dari rekanya yang lain. Apabila harapan itu tidak
terpenuhi maka ia merasakan ketidak adilan perlakuan dan tidak puas
dengan gajinya. Pendapat tersebut menganggap uang penting sebab uang
berasosiasi dengan kebutuhan lain. Misalnya uang menyebabkan rasa
aman, uang sebagai lambang dan prestise, akirnya uang penting bagi
individu.
Peran uang dan bentuk kesejahteraan yang lain tidak dapat
disanksikan lagi. Setiap orang mengharapkan anggota keluarganya
bahagia, sehat jasmani dan rohani, disamping itu meningkatnya
kebutuhan dan tuntutan hidup, harapan akan prestise, akan mendorong
individu lebih giat lagi meningkatkan usahanya.
Menurut undang-undang ketenagakerjaan tentang pengupahan
pasal 88 ayat 1 dinyatakan bahwa : “Setiap pekerja atau buruh berhak
memperoleh penghasilan yang memenuhi kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Sedangkan undang-undang tentang ketenagakerjaan pasal
100 ayat 1 dinyatakan bahwa :” untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas
kesejahteraan.
27
Pasal 88 ayat 1 sebagaimana telah dipaparkan mengandung arti
bahwa penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah
jumlah penerimaan atau pendapatan pegawai atau dari pekerjanya
sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga secara
wajar meliputi sandang, pangan papan, perumahan, pendidikan, kesehatan,
rekreasidan jaminan hari tua. Sedangkan pasal 100 ayat 1 yang dimaksud
dengan fasilitas kesejahteraan adalah menyediakan berbagai fasilitas
penunjang bagi kelangsungan hidup pegawai yaitu:
Menurut Winardi (1975) jenis-jenis kesejahteraan yang diperlukan
pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu:
a) Kepastian mengenai pekerjaan
b) Kesempatan untuk menyatakan pendapat
c) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
d) Diberikanya bantuan pribadi bilamana mereka memerlukannya
e) Penghargaan terdapat prestasi para pegawai
f) Perlakuan yang layak.
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan
guru adalah kesejahteraan yang diperoleh dalamnya hidupnya baik dari
segi material maupun non materil sehingga hidupanya merasa tentram dan
aman, serta menimbulkan kepuasan kerja. Sejahtera atau tidaknya seorang
guru dapat diukur berdasarkan keadaan psikologi dalam menyiapkan suatu
pekerjaan, keadaan sosial dilingkungan ia bekerja dan keadaan finansial.
2.4. Penelitian Yang Relevan
28
Penelitian yang dilakukan oleh Danang Sulistiyo (2009) tentang
hubungan kesejahteraan dengan kinerjaguru SMP AL Amanah Setu
Serpong yaitu guru-guru SMP Al Amanah Setu Serpong kemudian data
diolah dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil
pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa rxy sebesar 0,642
sedangkan r tabel 0,413 pada N = 23, taraf signifikansi 5 % dan 0,526
pada N = 23, taraf signifikansi 1 %. hal ini berarti bahwa rxy atau “r”
hitung lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526). Maka penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Musrifah (2011) tentang
hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja guru mangajar di
kecamatan Sidoharjo kota Salatiga menyatakan tidak ada hubungan yang
signifikan antara kesejahteraan dengan kinerja guru dalam penelitian ini di
peroleh koefisien antara kesejahteraan dengan kinerja guru sebesar r
=0,180 dengan p=0,210.
2.5. Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan
kinerja guru BK di SMP Se-kota Salatiga.