Top Banner
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Pengertian Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau sekelompok dalam suatu periode waktu tertentu yang merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok tersebut memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi (Bernardin dan Russell, 2002). Menurut Mangkunegara (2016:67), kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Meningkatnya kinerja perorangan (individual performance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan (coorporate performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat Kasmir (2016 : 182). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi atau perusahaan secara kualitas dan kuantitas pada periode tertentu yang merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok tersebut memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

Mar 20, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Pengertian Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau

sekelompok dalam suatu periode waktu tertentu yang merefleksikan seberapa baik

seseorang atau kelompok tersebut memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan dalam

usaha pencapaian tujuan organisasi (Bernardin dan Russell, 2002). Menurut

Mangkunegara (2016:67), kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan hasil kerja

dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan

tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Meningkatnya

kinerja perorangan (individual performance) maka kemungkinan besar juga akan

meningkatkan kinerja perusahaan (coorporate performance) karena keduanya

mempunyai hubungan yang erat Kasmir (2016 : 182).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil

kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

atau perusahaan secara kualitas dan kuantitas pada periode tertentu yang

merefleksikan seberapa baik seseorang atau kelompok tersebut memenuhi

persyaratan sebuah pekerjaan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi atau

perusahaan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

11

2. Faktor-faktor Kinerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan baik hasil maupun perilaku kerja

menurut Kasmir (2016 : 189-193) yaitu :

1. Kemampuan dan keahlian Merupakan kemampuan atau skill yang dimilki

seseorang dalam suatu pekerjan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian

maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar, sesuai dengan yang

telah ditetapkan.

2. Pengetahuan Maksudnnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang

yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil

pekerjaan yang baik, demikian pula sebaliknya.

3. Rancangan kerja Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan

karyawan dalam mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki

rancangan 18 yang baik, maka akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan

tersebut secara tepat dan benar.

4. Kepribadian Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki

seseorang. Setiap orang memiliki kepribadian atau karekter yang berbeda satu

sama lainnya. Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik, akan

dapat melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh tanggung jawab

sehingga hasil pekerjaannya juga baik.

5. Motivasi kerja Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk

melakukan pekerjaan. Jika memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

12

dorongan dari luar dirinya, maka karyawan akan terangsang atau terdorong untuk

melakukan sesuatu dengan baik.

6. Kepemimpinan Kepemimpianan merupakan perilaku seseorang pemimpin

dalam mengatur, mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan

suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.

7. Gaya kepemimpinan Merupakan gaya atau sikap seseorang pemimpin dalam

mengahadapi atau memerintahkan bawahannya.

8. Budaya organisasi Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang

berlaku dan dimilik suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan atau

norma- 19 norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum

serta harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan.

9. Kepuasan kerja Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka

seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa

senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaannya pun akan

berhasil baik.

10. Lingkungan kerja disekitar Merupakan suasana atau kondisi lokasi tempat

bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasana, serta

hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat membuat

suasana nyaman dan memberikan ketenangan maka akan membuat suasana kerja

menjadi kondusif, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja seseorang menjadi

lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan. Namun sebaliknya jika suasana atau

kondisi lingkukngan kerja tidak memberikan kenyamanan atau ketenangan, maka

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

13

akan berakibat suasana kerja menjadi terganggu yang pada akhirnya akan

mempengaruhi dalam bekerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

lingkungan kerja memengaruhi kinerja seseorang.

11. Loyalitas Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela

perusahaan dimana tempatnya bekerja.

12. Komitmen 20 Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan

atau peraturan perusahaan dalam bekerja.

13. Disiplin kerja Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas

kerjanya secara sungguh-sungguh.Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa

waktu, misalnya masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian disiplin dalam

mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan perintah yang

harus dikerjakan.

3. Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut Kasmir (2016 : 208-210), indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja pegawai ada enam, yaitu:

1. Kualitas (mutu) Kualitas merupakan suatu tingkatan di mana proses atau

hasil dari penyelesain suatu kegiatan mendekati titik kesempurnaan. Makin

sempurna suatu produk, maka kinerja makin baik, demikan pula sebaliknya

jika kualitas pekerjaan yang dihasilkan rendah maka kinerjanya juga rendah.

2. Kuantitaas (jumlah) Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan

dengan melihat dari kuantitas (jumlah) yang dihasilkan oleh seseorang.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

14

3. Waktu (jangka waktu) Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas

waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Artinya ada pekerjaan batas waktu

minimal dan maksimal yang harus dipenuhi.

4. Kerja sama antar pegawai Kinerja sering kali dikaitkan dengan kerja

sama antar pegawai dan antar pimpinan. Hubungan ini sering kali juga

dikatakan sebagai hubungan antar perseorangan. Dalam hubungan ini diukur

apakah seorang pegawai mampu untuk mengembangkan perasaan saling

menghargai, niat baik dan kerja sama antara pegawai yang satu dengan

karyawan yang lain.

5. Penekanan biaya 17 Biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas

perusahaan sudah dianggarkan sebelum aktivitas dijalankan. Artinya dengan

biaya yang sudah dianggarkan tersebut merupakan sebagai acuan agar tidak

melebihi dari yang sudah dianggarkan.

6. Pengawasan Dengan melakukan pengawasan pegawai akan merasa

lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya dan jika terjadi penyimpangan akan

memudahkan untuk melakukan koreksi dan melakukan perbaikan secepatnya.

B. Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Istilah pemimpin dan kepemimpinan tentu sudah tak asing lagi dalam

dunia kerja, bahkan bukan hanya dunia kerja saja yang berhubungan dengan

pemimpin dan kepemimpinan akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam sebuah keluarga pun secara tidak sadar kita dikenalkan dengan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

15

pemimpin dan kepemimpinan. Berbicara tentang kepemimpinan tak terlepas

dari kata pemimpin, dimana kepemimpinan itu sendiri berasal dari kata

pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan

seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan

berbagai cara.

Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan

untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula

dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang

disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.Gaya kepemimpinan

yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung, tentang

keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya.Artinya gaya

kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari

falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin

ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya Rivai (2014:42).

Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan,

tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin

dalam berinteraksi dengan orang lain. Maka dapat dipahami bahwa

kepemimpinan merupakan suatu prosesmempengaruhi orang lain yang

menyebabkan seseorang berbuat atau bergerak kearah aktivitas dan tujuan

tertentu.

Gaya kepemimpinan demokrartis pada umumnya berasumsi bahwa

pendapat orang banyak lebih baik dari pendapatnya sendiri dan adanya

partisipasi akan menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksanaanya. Asumsi

lain bahwa partisipasi memberikan kesempatan kepada para anggota untuk

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

16

mengembangkan diri para karyawannya sehingga para karyawan dapat terus

inovatif dan kreatif Rivai (2015:43) menyatakan bahwa terdapat beberapa

karakteristik yang dimiliki seseorang pemimpin demokratis adalah senang

menerima saran dan pendapat bahkan kritikan dari karyawannya; selalu

berusaha mengutamakan kerja sama (teamwork) dalam usaha pencapaian

tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada karyawan

berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi

berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar karyawan tidak berbuat

kesalahan yang sama, tetapi lebih berani berbuat ke-salahan yang lain, selalu

berusaha untuk meenjadikan karyawan lebih sukses daripada pemimpinnya,

dan berusaha untuk mengembangkan kapasitas diri sebagai pemimpi

Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti

pengganti atau wakil, adapun pemakaian kata khalifah tersebut adalah setelah

wafatnya Rasulullah SAW terutama bagi keempat sahabatnya

khulafaurrasyidin. Oleh karena itu kata khalifah dalam bahasa Indonesia

disebut pemimpin, seirama dengan kata “amir” (yang jamaknya umara) yang

berarti penguasa. Sebabnya kedua kata ini cenderung berkonotasi sebagai

pemimpin formal dan konotasi tersebut terlihat pada bidang yang dijelajahi

dalam tugas pokoknya yang tidak saja menyentuh aspek-aspek pemerintahan

di kehidupan bermasyarakat dan bernegara tetapi juga di dalam Al-Qur’an

untuk menyatakan pemimpin yang bersifat non formal. Selain kata khalifah

juga disebutkan kata Ulil Amri yang satu akar dengan kata amir sebagaimana

disebutkan di atas, kata Ulil Amri berarti pemimpin tertinggi dalam

masyarakat Islam.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

17

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain baik melalui

komunikasi langsung atau tidak langsung sehingga ia mampu menciptakan

keadaan dimana orang tersebut mampu bergerak dan bertindak serta saling

bekerjasama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan

tertentu. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda-

beda dalam memimpin bawahannya, dan perilaku pemimpin tersebut disebut

dengan gaya kepemimpinan. Dimana gaya kepemimpinan tersebut banyak

mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

bawahannya.

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-

gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan

gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk

memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula

dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang

disukai dan sering diterapkan oleh seorangpemimpin.

Seorang pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling

tepat yakni yang dapat memaksimalkan kinerja dan mudah dalam

menyesuaikan dengan segala keadaan dan kondisi dalam organisasi. Gaya

kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe

kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan

seorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh

bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten

dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari prilaku

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

18

seseorang. Sehingga gaya kepemimpinan yang paling tepat ialah suatu gaya

yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan,

dan mudah menyesuaikan dengan situasi. Oleh sebab itu gaya kepemimpinan

memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas,yang m

ementingkan hubungan kerjasama dan yang mementingkan hasil yang dicapai

Menurut Sunyoto (2015:5 ), gaya kepemimpinan terbagi dalam 6 gaya

antara lain:

a. Kharismatik

Gaya kharismatik ini memiliki kekuatan energi, daya

tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi

orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat

banyak jumlahnya dan pengawal- pengawal yang bisa

dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar-

benar sebabnya, mengapa orang itu memiliki kharisma yang

begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan gaib

(Supernatural Power) dan kemampuan-kemampuan yang super

human, yang diperoleh sebagai karunia yang Maha Kuasa.

b. Paternalistis

Yaitu kepemimpinan yang kebapak-bapakan, dengan

sifat dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak

atau belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu

dikembangkan. Dia bersikap terlalu melindungi. Dia hampir-

hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahan

untuk mengembangkan imajinasi. Gaya kepemimpinan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

19

semacam ini seolah menunjukkan bahwa dirinya paling tahu

dan paling benar dalam mengambil suatu keputusan.

c. Militeristis

Gaya ini hampir memiliki kesamaan dengan gaya

kepemimpinan yang otoriter. Perbedaannya gaya semacam ini

lebih keras. Sekeras militer lalu bawahannya selalu diancam

dengan sanksi-sanksi jika ia tak mau menurutikeinginannya.

d. LiazezFaire

Pada gaya kepemimpinan laizez faire ini sang pemimpin

praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan

setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak

berpartisipasi sedikit pun dalam setiap kegiatan kelompoknya.

Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh

bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin symbol, dan

biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Dia tidak

mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak

buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan

tidak berdaya menciptakan suasana kerja yang kooperatif.

e. Demokrasi

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan

memberikan bimbingan yang mampu menyelenggarakan tugas-

tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya

terdiri dari teknokrat dan administrator-administrator yang

mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

20

pembangunan. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua

bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab

internal. Dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan

demokratis ini terletak bukan pada personal individu

pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi

aktif dari setiap warga kelompok anggota.

f. Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah seseorang yang sangat

egois, egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya

memutar balikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya

sehingga sesuai dengan apa yang secara subyektif

diinterpretasikan sebagai kenyataan. Akan tetapi, efektifitas

kepemimpinan yang otoriter sangat dikaitkan dengan

kekuasaan untuk mengambil tindakan yang positif belum tentu

dapat tercapai dan berbagai sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya, namun kekuasaan mengambil tindakan yang

punitive itu tidak lagi dimilikinya, ketaatan para bawahan

segera mengendor dan disiplin kerja pun akan merosot.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

H. Joseph Reitz dalam Indah Dwi Rahayu (2017:2), dalam

melaksanakan aktivitas pemimpin ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu:

1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

21

pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan

pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.

2. Harapan dan perilaku atasan

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa

gaya kepemimpinan.

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya

pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku

bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan.

4. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan

sesuai dengan fungsinya. Tugas pokok kepemimpinan yang berupa

mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik,

membimbing dan sebagainya yang secara singkat menggerakan 6 M agar

para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi,

hanya dapat melaksanakan dengan baik apabila seorang pemimpin

menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya

Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan

sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi

kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam

kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan

bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.

Situasi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

22

dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu

kelompok/organisasi.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok

kepemimpinan, yaitu:

a. Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana,

bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat

dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif

memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi

orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b. Fungsi konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama

dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali

memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai

mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam

menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan

pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan

ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu

dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik

(feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-

keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan

menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

23

keputusan pimpinan akan dukungan dan lebih mudah

menginstruksikannya,sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

c. Fungsi partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi

tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara

terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri

atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin

harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d. Fungsi delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui

persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi

delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima

delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang

memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

e. Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang

sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah

dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian

dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,

koordinasi, dan pengawasan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

24

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh

fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas

kepemimpinan secara integral, yaitu dimana pemimpin

berkewajiban menjabarkan program kerja, pemimpin harus mampu

memberikan petunjuk yang jelas, harus berusaha mengembangkan

kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, megembangkan

kerjasama yang harmonis, pemimpin harus mampu memecahkan

masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung

jawab masing-masing, pemimpin harus mendayagunakan

pengawasan sebagai alat pengendali, serta pemimpin harus berusaha

menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.

5. Indikator-indikator Gaya Kepemimpinan

Garyl Yuki (2015:306) menyebutkan ciri-ciri kepemimpinan adalah

sebagai berikut:

a. Pendidikan umum yang luas. Memiliki pengetahuan yang luas baik

yang didapat secara formal maupun nonformal.

b. Kemampuan analisis. Pimpinan mampu menganalisa dalam

menentukan langkah-langkah dalam pencapaiantujuan.

c. Keterampilan berkomunikasi. Memiliki kemampuan berkomunikasi

yang baik dalam penyampaian perintah kepada para bawahan atau

pegawai.

d. Rasionalitas dan objektivitas. Pimpinan dalam menentukan tujuan

haruslah bersifat rasional dan dalam menilai para bawahannya

hendaknya bersifat objektif.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

25

e. Programatis. Pimpinan dalam menyusun langkah-langkah dalam

proses pencapaian tujuan haruslah terprogram, tersusun dan

terkonsep.

f. Kesederhanaan. Pimpinan hendaknya mampu memberikan contoh

dengan kesederhanaan terhadap para pegawai agar tidak terlaluroyal.

g. Keberanian mengambil keputusan. Dalam pelaksanaan pengambilan

keputusan pimpinan berani mengambil resiko.

h. Kemampuan mendengar saran-saran. Pimpinan yang demokratis

harus mau mendengarkan bawahannya agar terhindar dari

sifatotoriter.

i. Adaptabilitas dan fleksibilitas. Seorang pemimpin harus bisa

beradaptasi dengan lingkungannya agar mampu menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif.

j. Ketegasan dalam bertindak. Seorang pemimpin dalam pengambilan

keputusan harus bersikap tegas tanpa kompromi agar disegani oleh

para bawahannya.

Sedangkan menurut Kartini Kartono (2008), indikator-indikator dalam gaya

kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a. Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya

kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang

pemimpin yang berhasil, serta ditentukan oleh kemampuan pribadi

pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas

seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

b. Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan

sebagai penentu pergerakan prilaku seorang pemimpin yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

26

menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin

yang baik.

c. Tempramen adalah gaya prilaku seorang pemimpin dan cara khasnya

dalam memberi tanggapan, dalam berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa pemimpin bertempramen aktif, sedangkan yang lainnya

tenang. Deskripsi ini menunjukkan adanya variasi tempramen.

d. Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi

penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan

(endurance), keberanian (courage).

e. Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya, yang

ditentukan oleh sifat-sifat/karakteristik kepribadian yang dimilikinya

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti telah menentukan

indikator-indikator yang akan dijadikan sebagai variabel Gaya

Kepemimpinan yaitu Sifat, Kebiasaan, Tempramen, Watak.

C. MOTIVASI

Motivasi merupakan hal yang penting karena motivasi dapat menjadi

penyebab, penyalur, maupun pendukung dari prilaku seseorang sehingga orang

tersebut berkeinginan untuk bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil

yang optimal (Marliani, 2015). Begitu penting motivasi dalam karyawan,

dimana setiap karyawan harus memiliki motivasi yang benar dan diberi motivasi

yang bisa meningkatkan kinerja dan produktifitasnya. Motivasi secara sederhana

diartikan sebagai dorongan dari dalam karyawan. Serangkaian sikap dan nilai-

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

27

nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan

tujuan individu yang berasal dari dalam dirinya bukan atas dorongan pihak lain

Rivai (2011:837).

Motivasi dibagi dalam dua hal pokok, menurut Marliani (2015:11) yaitu

sebagai berikut:

1. Motivasi primer.

Motivasi primer adalah motivasi yang berasal pada motif-motif dasar diri

seorang karyawan.

2. Motivasi sekunder

Motivasi sekunder yaitu motivasi yang dipelajari atau yang diberikan dari

orang lain.

Berbeda lagi dengan yang disampaikan Hezzberg (2015:74), membagi

motivasi menjadi dua bentuk yaitu:

1. Motivasi instrinsik

Motivasi yang timbul dari dalam pekerjaan, yang mana motivasi ini

diberikan dari teman kerja, atasan, dan perusahaan itu sendiri.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang timbul dari luar pekerjaan, yang mana motivasi ini bisa

diberikan dari keluarga dan teman dan faktor lingkungan setempat yang

diberikan oleh orang sekitar.

1. Aspek-aspek Motivasi

Seorang pemimpin harus memberikan perhatian kepada pegawai tentang

pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai terhadap

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

28

pelaksanaan kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya akan menjadi

kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam

mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai

akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.

Sedangkan motivasi dimaksudkan untuk merangsang pegawai untuk lebih giat

dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan adanya

motivasi tersebut diharapkan pegawai memiliki kemauan dan kemampuan

yang lebih dalam bekerja sehari-hari, sehingga kinerja pegawai dapat

dikatakan meningkat terdapat 6 karakteristik karyawan yang mempunyai

motivasi berprestasi tinggi yaitu :

a) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b) Berani mengambil dan memikul resiko.

c) Memiliki tujuan yang realistic.

d) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuan.

e) Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam semua kegiatan yang

dilakukan.

f) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Menurut Sunyoto (2015:43) teori motivasi terdiri dari, pertama content

theories atau teori kepuasan yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor

dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilaku. Kedua adalah process theory atau teori proses yaitu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

29

menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan,

didukung, dan dihentikan. Kedua kategori tersebut mempunyai pengaruh

penting bagi para manajer untuk memotivasi karyawan. Beberapa teori

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Teori Keadilan ( Equity Theory)

Intisari dari teori keadilan ini adalah bahwa karyawan membandingkan

usaha dan imbalan karyawan dengan usaha dan imbalan yang diterima

oleh orang lain dalam situasi kerja yang serupa, (Gibson dalam Suharto

dan Budi Cahyono, 2015:44). Selanjutnya dijelaskan bahwa teori motivasi

ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa individu itu dimotivasi oleh

keinginan untuk diperlakukan adil dalam pekerjaan dan orang bekerja

untuk mendapatkan imbalan dari organisasi.

b) Teori Penguatan ( Reinforcement Theory )

Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi.

Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa

lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang. Menurut Budi

Cahyono, (2015:45) dalam pandangan teori ini individu bertingkah laku

tertentu karena dimasa lalu mereka belajar bahwa perilaku tertentu akan

berhubungan dengan hasil yang menyenangkan dan berperilaku tertentu

akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan karena pada

umumnya individu lebih suka akibat yang menyenangkan, mereka

umumnya akan mengulangi perilaku yang akan mengakibatkan

konsekuensi yang menyenangkan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

30

1) Pencapaian Tujuan ( Goal Setting )

2) Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh seseorang dan

tujuan merupakan suatu obyek dalam suatu tindakan, (Budi

Cahyono, 2015:47), selanjutnya dijelaskan bahwa langkah-

langkah dalam penetapan tujuan mencakup:

a) Menentukan apakah orang, organisasi, dan teknologi cocok

untuk penetapan tujuan.

b) Mempersiapkan karyawan lewat bertambahnya interaksi

interpersonal, komunikasi, pelatihan, dan rencana kegiatan untuk

bagi penetapan tujuan.

c) Menekankan sifat-sifat dalam tujuan yang harus dimengerti

oleh pimpinan dan bawahan.

d) Melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengadakan

penyesuaian yang perlu dalam tujuan yang telah ditetapkan,

dimodifikasi dan dicapai dalam motivasi yang tercapai untuk

tujuan agar bisa diterapkan.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Siagian faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang

dapat diketahui berdasarkan karakteristik dari individu yang bersifat khas yang

terdiri dari delapan faktor yaitu:

a. Karakteristik biografi yang meliputi:

1. Usia, hal ini penting karena usia mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

31

segi kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan tingkat kedewasaan

teknis yaitu ketrampilan tugas.

2. Jenis kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan demikian

perlakuan terhadap merekapun dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga

mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya.

3. Status perkawinan, dengan status ini secara tidak langsung dapat memberikan

petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan bagi para pegawai yang

telah menikah dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah.

4. Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan seorang seorang pencari

nafkah utama keluarga adalah semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada

pencari nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan

anak–anaknya.

5. Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang karena masa

kerja seseorang merupakan satu indikator kecenderungan para pekerja dalam

berbagai segi organisasional seperti ; produktivitas kerja dan daftar kehadiran.

Semakin lama seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka mangkir atau

tidak masuk kerja disebabkan karena kejenuhan.

3. Indikator Motivasi

Beberapa indikator motivasi menurut Rivai (2011) yaitu:

1. Menyukai tantangan dalam pekerjaan

2. Tanggung jawab prestasi kerja

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

32

3. Memiliki hubungan baik dengan organisasi

4. Memiliki kerja sama yang baik

D. DISIPLIN KERJA

1. Disiplin kerja

Disiplin kerja ialah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat

terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak

tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-

sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya

siswanto (2014: 599)

Sedangkan menurut Hasibuan (2012:23) mengemukakan bahwa kedisiplinan

adalah “keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturanperaturan perusahaan

dan norma-norma sosial.”

Seorang karyawan yang memiliki disiplin kerja yang tinggi yaitu karyawan

yang memiliki syarat-syarat tertentu. Menurut Widji Wahyuni (2015:35),

menjelaskan Seorang karyawan yang menjalankan disiplin dengan baik apabila

memenuhi syarat berikut:

a. Selalu hadir tepat waktu

b. Selalu mengutamakan presentasekehadiran

c. Selalu menaati ketentuan jamkerja

d. Selalu mengutamakan jam kerja yang efesien dan efektif

e. Memiliki ketrampilan kerja pada bidang tugasnya

f. Memiliki semangat kerja yangtinggi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

33

g. Memiliki sikap yangbaik

h. Selalu kreatif dan inovatif dalambekerja

Disiplin kerja memiliki berbagai bentuk macam, menurut ada dua macam

bentuk disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah disiplin berupaya menggerakan karyawan

untuk menjalankan peraturan yang ada dalam perusahaan.

b. Disiplin koretif

Disiplin koretif adalah disiplin yang diberikan kepada karyawan yang

melanggar dengan sanksi yang berlaku.

2. Faktor – Faktor Disiplin

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Menurut Singodimedjo

yang dikutip dalam Sutrisno (2013:89) faktor yang mempengaruhi disiplin

pegawai adalah:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi. Besar kecilnya kompensasi dapat

mempengaruhi tegaknya disiplin. Para pegawai akan mematuhi segala

peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang

setimpal dengan jerih payahnya.

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam organisasi. Peranan keteladanan

pimpinan sangat berpengaruh besar dalam organisasi, bahkan sangat dominan

dibandingkan dengan semua faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai,

karena pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi panutan para

pegawai. Para pegawai akan selalu meniru yang dilihatnya setiap hari. Apapun

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

34

yang dibuat pimpinannya.

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. Pembinaan

disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam organisasi, bila tidak ada aturan

tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak

mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi

lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan. Bila ada seorang pegawai

yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk

mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.

Dengan adanya tindakan terhadap pelanggaran disiplin, sesuai dengan sanksi

yang ada, maka semua pegawai akan merasa terlindungi, dan dalam hatinya

berjanji tidak akan berbuat hal serupa.

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan. Dengan adanya pengawasan yang

dilakukan pimpinan, maka sedikit banyak para pegawai akan terbiasa

melaksanakan disiplin kerja.

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan

pegawai suatu organisasi, di antaranya menurut Hasibuan (2000 : 194), ialah:

a. Tujuan dan kemampuan Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan

ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai.

Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepadanya harus

sesuai dengan kemampuan pegawai yang bersangkutan, agar dia dapat

bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakan.

b. Teladan pimpinan Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, jujur, adil, serta

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

35

sesuai kata dengan perbuatan. Dengan memberikan teladan yang baik,

kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Demikian sebaliknya.

c. Balas jasa/gaji dan kesejahteraan Balas jasa akan mempengaruhi

kecintaan pegawai terhadap perusahaan atau pekerjaannya. Jika kecintaan

pegawai semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan ikut baik

pula.

d. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai,

karena sifat dan ego manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta

diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Pemimpin yang cakap dalam

memimpin akan berusaha bersikap adil kepada pegawainya. Dengan keadilan

yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

e. Waskat (pengawasan melekat) Waskat (pengawasan melekat) adalah

tindakan nyata dan efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan

waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral,

sikap dan gairah kerja serta prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan

harus selalu ada atau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan

memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Dengan waskat, atasan secara langsung dapat

mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya.

f. Sanksi hukuman Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai

akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap, dan

perilaku indisipliner akan berkurang. Sangsi hukuman harus ditetapkan

berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas

kepada semua pegawai. Sangsi hukuman tidak terlalu ringan atau terlalu berat

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

36

namun tetap mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya.

g. Ketegasan Pimpinan harus tegas dan berani, bertindak untuk

menghukum pegawai yang indisipliner sesuai dengan sangsi hukuman yang

telah ditetapkan pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman

bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya

oleh bawahan.

h. Dan hubungan kemanusiaan Hubungan yang harmonis di antara sesama

pegawai akan menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu organisasi.

Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang

serasi. Hubungan yang serasi dapat mewujudkan lingkungan dan suasana kerja

yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada organisasi

3. Aspek-aspek Disiplin

Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu

metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah

untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah

pemborosan waktu dan energi. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan

keteledoran yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan

keterlambatan. Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lambat atau

terlalu awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau

kemalasan. Disiplin juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antar

karyawan dan mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian

dan salah penafsiran (Hasibuan,2015). Lebih jauh, disiplin berusaha untuk

melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang dikehendaki.

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

37

pegawai terhadap peraturan dan ketetapan organisasi. Dengan demikian bila

peraturan atau ketetapan yang ada dalam organisasi itu diabaikan, atau sering

dilanggar, maka pegawai mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya,

bila pegawai tunduk pada ketetapan pegawai, menggambarkan adanya kondisi

disiplin yang baik. Disiplin berarti tindakan yang diambil dengan

penyeliaanuntukmengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada pegawai

Menurut Hasibuan (2015:11), karakteristik disiplin pegawai yang baik

akan tercermin pada sikap pegawai meliputi sebagai berikut:

a. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan

organisasi.

b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai

dalam melakukan pekerjaan.

c. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan

tugas dengan sebaik-baiknya.

d. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di

kalangan pegawai.

e. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para pegawai

.

4. Indikator Disiplin Kerja

Indikator Disiplin Kerja menurut siswanto (2014:599) yaitu:

a. Absensi

b. Tepat waktu

c. Ketelitian dalam menjalakan pekerjaan

d. Perhitungan untuk mengurangi resiko dalam menjalankan pekerjaan

e. Menaati peraturan dan pedoman

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

38

f. Tanggung jawab

g. Kepatuhan melaksanakan tata tertib instansi dengan patuh

h. Kelancaran melaksanakan pekerjaan dengan lancar sesuai peraturan

i. Tingkat keserasian dangan pegawai lain dalam menjalankan kerja

sama

j. Tingkat sikap hormat pegawai

E. Keterkaitan Antar Variabel

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan

Hardian (2015:7) menyatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi bawahan, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh

pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan.

Menurut Amirullah (2015:5) kepemimpinan merupakan salah satu dimensi

kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau keberhasilan

organisasi.Selanjutnya menurut Mulyadi (2015:67) adalah proses memberi

inspirasi kepada semua karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai

hasil yang diharapkan. Semakin kepemimpinan dalam sebuah organisasi maka

akan meningkatkan kinerja karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan

Hasibuan (2015:114) gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Indonesia cabang Surakarta.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja pegawai.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

39

2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja karyawan

Mangkunegara (2017:5) menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata

motif yang merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang

perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya. Jadi motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai

agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Selanjutnya, Mangkunegara

(2017:8) mengungkapkan motivasi adalah suatu dorongan dalam diri

seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas

dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi. ada salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau

mencapai hasil yang diinginkan. Rivai(2015) menunjukan bahwa semakin

kuat motivasi kerja, kinerja pegawaian semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa

setiap peningkatan motivasi kerja pegawai akan memberikan peningkatan

yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Hasil penelitian Nur Susilaningsih (2016), mengungkapkan bahwa

motivasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai negeri sipil pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Wonogiri Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

H2: Motivasi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja pegawai

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

40

3. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja karyawan

Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi

dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin

karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin

yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian

tujuan perusahaan. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keteledoran

yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan

keterlambatan. Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lambat atau

terlalu awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau

kemalasan. Disiplin juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antar

karyawan dan mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian

dan salah penafsiran Ghiseli dan Brown (Sutrisno, 2015:42). Disiplin

berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons

yang dikehendaki sehingga akan memudahkan organisasi mewujudkan tujuan

organisasi. Menurut penelitian M Harlie (2016:85), disiplin karyawan

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai PT Pelindo I Cabang

Belawan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: Disiplin Kerja secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap

Kinerja pegawai

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat mmemperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul seperti judul penelitian penulis. Namun

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

41

penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya

bahan kajian penelitian penulis.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif. Pendekatan

asosiatif adalah suatu pendekatan penelitian dimana untuk mengetahui bahwa

adanya hubungan atau pengaruh diantara kedua variabel (variabel bebas dan

variabel terikat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi

antara variabel gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja, terhadap kinerja

pegawai.

Pada penelitian ini akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara

variabel-variabel tersebut terhadap kinerja karyawan di PT Pelindo I Cabang

Belawan sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berpengaruh

dominan terhadap kinerja karyawan.

Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana

teoriberhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai hal

yang penting. Pada dasarnya kinerja karyawan faktor penting dalam gaya

kepemimpinan seseorang baik itu motivasi dan disiplin karyawan dimana

merupakan hasil yang sangat positif bagi perusahaan Beberapa penelitian

sebelumnya beserta hasil penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian akan

disajikan antara lain:

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

42

No Peneliti Judul

Variabel

Model

Analisis Hasil

1 Tri Utari

(2017)

Pengaruh

Motivasi dan

Dsiplin kerja

terhadap kinerja

karyawan PT.

Pelindo I Cabang

Belawan

Regresi

Berganda

Penelitian ini menunjukkan

bahwa kompetensi dan

motivasi berpengaruh

signifikan baik secara

simultan maupun parsial

terhadap

kinerja pegawai

2 Yoga Kesuma

Wardhana

(2015)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

Motivasi Dan

Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja

Pegawai

(Studi Kasus

Pada Kantor

Kecamatan

Medan Marelan

Kota Medan)

Regresi

Linier

Berganda

Berdasarkan hasil analisis

penelitian mengenai

hubungan disiplin kerja,

budaya organisasi terhadap

kinerja pegawai pada

Kantor Kecamatan Medan

Marelan Kota Medan

menunjukkan variabel

disiplin kerja dan budaya

organisasi berpengaruh

signifikan

terhadap variabel kinerja.

3 Rino Andri

Fauzi (2016)

Analisis pengaruh

gaya

kepemimpinan,

motivasi, dan

disiplin kerja

terhada kinerja

karyawan (Studi

Empiris pada PT

DHL Medan )

Regresi

Liniear

Berganda

Hasil yang dicapai dalam

penelitian ini adalah gaya

kepemimpinan dan motivasi

memiliki pengaruh yang

cukup

kuat terhadap kinerja.

4 Hadryansah

Azhari

(2016)

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan

Terhadap Kinerja

Karyawan Pada

PT.Bank Rakyat

Indonesia Cabang

Pusat Medan

Regresi

Linier

Berganda

Hasil yang dicapai dalam

penelitian ini tidak terdapat

pengaruh yang signifikan

antara motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan

PT Bank Rakyat Indonesia

Cabang Pusat Medan.

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

43

5 Adelia

Istiqomah

(2017)

Analisis Kepemimpinan

Transformasional

Kepemimpinan

Transaksional

Kinerja

Kelompok

Kerja Pada

PT Ace

Hardware

Medan

Regresi

Linier

Berganda

Hasil yang dicapai dalam

penelitian ini adalah

kepemimpinan

transformasional

kepemimpinan

transaksional

berpengaruh positif

terhadap kinerja

kelompok kerja pada PT.

Ace Hardware Medan

6 Muhammad

Iqbal Lubis

(2017)

Motivasi Kinerja Karyawan dalam

Produktivitas

Organisasi di

PTPN II

Kebun Tanjung

Morawa

Kabupaten

Deli Serdang

Regresi

Linier

Berganda

Hasil yang dicapai dalam

penelitian ini adalah

motivasi dan kinerja

Karyawan berpengaruh

positif terhadap

produktivitas organisasi di

PTPN II Kebun Tanjung

Morawa Kabupaten Deli

Serdang

Sumber: penulis 2019

Setelah menganalisa penelitian-penelitian sebelumnya penulis dalam

melakukan penelitian ini menitik beratkan kepada bagaimana Gaya

Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja dapat mempengaruhi kepada kinerja

pegawai di kantor Pelindo I cabang Belawan, sehingga diharapkan masing-

masing variabel dalam penelitian ini Saling berhubungan antara variabel satu

dengan yang lain.

G. Kerangka Konseptual

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepemimpinan, motivasi dan disiplin

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

44

kerja. Pada penelitian ini akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara

variabel-variabel tersebut terhadap kinerja karyawan di PT Pelindo I Cabang

Belawan sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berpengaruh

dominan terhadap kinerja karyawan. Kerangka berpikir adalah model

konseptual tentang bagaimana teoriberhubungan dengan berbagai faktor

yang telah didefinisikan sebagai hal yang penting menurut Kasmir

(2016:182). Pada dasarnya kinerja karyawan faktor penting dalam gaya

kepemimpinan seseorang baik itu motivasi ddan disiplin karyawan dimana

merupakan hasil yang sangat positif bagi perusahaan Dalam penelitin ini

kerangka berpikir akan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini, 2015

Gambar diatas memperlihatkan bahwa penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), dan

GAYA

KEPEMIMPINAN

(X1)

Sumber: Rivai (2014:42)

MOTIVASI

(X2)

Sumber: Marliani (2015:196)

DISIPLIN KERJA

(X3)

Sumber: Hasibuan (2012:23)

KINERJA

(Y)

Sumber: Kasmir

(2016:182)

H1

H2

H3

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja

45

disiplin kerja (X3), terhadap kinerja pegawai (Y) secara parsial.

H. Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Diduga Gaya Kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. PELINDO 1 Cabang Belawan.

H2: Diduga Motivasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai pada PT. PELINDO1 Cabang Belawan.

H3: Diduga Disiplin Kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai pada PT. PELINDO 1 Cabang Belawan.

H4: Diduga Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT.

PELINDO 1 Cabang Belawan.