BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Pesawat Terbang Kecelakaan pesawat terbang merupakan salah satu peristiwa yang berhubungan dengan pengoperasian pesawat terbang yang terjadi sejak seseorang memasuki pesawat udara untuk melakukan penerbangan sampai dengan saat semua orang meninggalkan pesawat udara yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia atau luka parah karena berada di dalam pesawat atau karena tersentuh langsung oleh bagian dari pesawat, termasuk bagian pesawat yang terlepas (Pakan, 2008). Pada umumnya, suatu kecelakaan transportasi, terjadi oleh beberapa factor, oleh Safety Management Manual (SMM) yang diterbitkan oleh International Civil Aviation Organisation (ICAO), membagi factor penyebab kecelakaan pesawat terbang kedalam empat kelompok, yakni: Faktor software, yaitu kebijakan, prosedur, dan lain- lain Factor hardware, yaitu sarana dan prasarana Factor environment, yaitu lingkungan dan cuaca Factor livewae, yaitu manusia. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia, dari tahun 2007-2010, telah terjadi 81 kejadian
Gagal Ginjal Kronik menurut Kidney Diseases Outcome Quality Initiative (KDOQI) sebagai kerusakan ginjal pada waktu 3 bulan atau lebih dan memiliki Glomerolus Filtration Rate (GFR) kurang dari 60mL/min per 1.73m2. Sedangkan Gagal Ginjal terminal atau End Stage Renal Disease (ESRD) digambarkan sebagai tahapan dari gagal ginjal kronis dimana terdapat kerusakan ginjal secara permanen dan ginjal tidak dapat berfungsi untuk mempertahankan kehidupan, sebagai konsekuensinya pasien membutuhkan dyalisis atau tranplantasi. (Critical Care Nurse, 2006). Tingkat insidensi gagal ginjal kronik di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat. Kasus ini terjadi antara lain akibat perubahan pola hidup, pola penyakit, serta makin terkendalinya penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi. Angka kejadian gagal ginjal kronik sulit ditentukan secara pasti. Masih diperkirakan angka terjadinya gagal ginjal terminal di Indonesia sebesar 200 – 250 orang tiap 1 juta penduduk pertahun (Bakri, 2005). Sedangkan angka kejadian di Amerika terus meningkat sesuai dengan laporan tahunan pada US Renal Data System. Tahun 2000 prevalensi gagal ginjal kronik di Amerika sebesar 1.311 tiap sejuta penduduk dengan jumlah penderita sebesar 20 juta dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai dua kalinya (Go et al., 2004; Stevens et al., 2006). Gagal Ginjal Kronik Terminal (GGKT) merupakan keadaan dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga untuk menjaga Homeostasis tubuh, ginjal perlu menjalankan dyalisa (cuci darah) setiap jangka waktu tertentu atau dengan melakukan transplantasi ginjal (Pearce, 1995). Namun terapi pada penderita Gagal Ginjal Kronik Terminal (GGKT) yang menjadi pilihan utama dan metode perawatan yang umum adalah hemodialisa. Terapi dengan hemodialisa ini memerlukan perawatan yang intensif dan juga membutuhkan biaya yang mahal. Penderita Gagal Ginjal Kronik Terminal (GGKT) biasanya memiliki kualitas hidup lebih rendah (Cohen et al., 2007; Scot et al., 2007; Wu et al., 2004). Pada penderita ini mengalami perkembangan penyakit yang progresif dan terjadi penurunan kualitas hidup serta dapat menyebabkan kematian.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecelakaan Pesawat Terbang
Kecelakaan pesawat terbang merupakan salah satu peristiwa yang berhubungan
dengan pengoperasian pesawat terbang yang terjadi sejak seseorang memasuki pesawat
udara untuk melakukan penerbangan sampai dengan saat semua orang meninggalkan
pesawat udara yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia atau luka parah karena
berada di dalam pesawat atau karena tersentuh langsung oleh bagian dari pesawat, termasuk
bagian pesawat yang terlepas (Pakan, 2008).
Pada umumnya, suatu kecelakaan transportasi, terjadi oleh beberapa factor, oleh
Safety Management Manual (SMM) yang diterbitkan oleh International Civil Aviation
Organisation (ICAO), membagi factor penyebab kecelakaan pesawat terbang kedalam empat
kelompok, yakni:
Faktor software, yaitu kebijakan, prosedur, dan lain-lain
Factor hardware, yaitu sarana dan prasarana
Factor environment, yaitu lingkungan dan cuaca
Factor livewae, yaitu manusia.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh tim investigasi Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia, dari tahun 2007-2010, telah terjadi 81
kejadian kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di seluruh Indonesia, dengan rincian
sebagai berikut :
No. Daerah Jumlah Kejadian
1 Sumatra 18
2 Jawa 20
3 Kalimantan 9
4 Bali & NTB 4
5 Sulawesi 6
6 Maluku 2
7 Papua 22(Sumber : Data Investigasi KNKT, 2011)
Dari data tersebut diatas, didapatkan pula hasil mengenai perkiraan penyebab dari
kejadian kecelakaan transportasi udara yang terjadi selama tahun 2007 – 2010, dengan
rincian sebagai berikut :
Sebab / Tahun 2007 2008 2009 2010 Jumlah
Faktor Manusia 15 6 12 9 42
Teknik 5 12 9 8 34
Lingkungan 1 3 0 1 5(Sumber : Data Investigasi KNKT, 2011)
2.2 Identifikasi Forensik
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu
penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan
suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan
tepat amat penting dalam penyidikkan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam
proses peradilan.
Peran ilmu kedokteran forensuk dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak
dikenal, jenazah yang sudah rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal,
bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan
tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai
kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtuanya. Identitas
seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil
positif (tidak meragukan).
* Pihak yang bertanggung jawab :
Penanggung jawab identifikasi korban mati : polisi
Minta bantuan ahli : dokter forensik, dokter gigi forensik, ahli sidik jari, ahli DNA, dan
ahli lainnya.
* Tujuan identifikasi :
- Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya.
- Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yuridis.
- Administratif
- Klaim dalam hukum publik dan perdata.
- Klaim asuransi, pensiun dan lainnya.
- Awal penyelidikan.
* Prinsip identifikasi :
Dilakukan dengan komparasi ciri identitas pada data ante mortem (sewaktu masih hidup)
dan data post mortem (mayat/sudah meninggal).
Objek komparasinya :
- Circumstantial evidence : pakaian, barang milik korban
- Physical evidence : pemeriksaan ciri luar, pemeriksaan ciri dalam
2.2.2 Metodologi Identifikasi
Prinsipnya adalah pemeriksaan identitas seseorang memerlukan berbagai metode dari
yang sederhana sampai yang rumit.
a. Metode sederhana
- Visual Dengan memperhatikan dengan cermat atas korban, terutama wajahnya oleh pihak
keluarga atau rekan dekatnya, maka jati diri korban dapat diketahui. Walaupun metode
ini sederhana, untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diketahui bahwa metode
ini baru dapat dilakukan bila keadaan tubuh dan terutama wajah korban dalam keadaan
baik dan belum terjadi pembusukan yang lanjut.
Selain itu perlu diperhatikan faktor psikologis, emosi, latar belakang pendidikan;
oleh karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
- Pakaian
Pencatatan yang teliti atas pakaian, hal yang dipakai, mode serta adanya tulisan-
tulisan seperti merek, penjahit, laundry atau initial nama, dapat memberikan informasi
yang berharga, milik siapakah pakaian tersebut.
Bagi korban yang tidak dikenal, menyimpan pakaian secara keseluruhan atau
potongan-potongan dengan ukuran 10cmx10cm, adalah merupakan tindakan yang tepat
agar korban masih dapat dikenali walaupun tubuhnya telah dikubur.
- Perhiasan
Anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang ada pada tubuh korban,
khususnya bila pada perhiasan terdapat initial nama seseorang yang biasanya terdapat
pada bagian dalam dari gelang atau cincin. Akan membantu dokter atau pihak penyidik di
dalam menetukan identitas korban. Mengingat kepentingan tersebut, maka penyimpanan
dari perhiasan haruslah dilakukan dengan baik.
- Dokumen
Kartu tanda penduduk, surat izin mengemudi, paspor, kartu golongan darah, tanda
pembayaran dan lainnya yang ditemukan dalam dompet atau tas korban dapat
menunjukka jati diri korban.
Khusus pada kecelakaan masal, perlu diingat akan kebiasaan seseorang di dalam
menaruh dompet dan tasnya. Pada pria dompet biasanya terdapat dalam saku baju atau
celana, sedangkan pada wanita tas biasanya dipegang, sehingga pada kecelakaan masal
tas dapat terlempar dan sampai pada orang lain bukan pemiliknya. Jika hal ini tidak
diperhatikan, kekeliruan identitas dapat terjadi, khususnya bila kondisi korban sudah
busuk atau rusak.
- Medis
Pemeriksaan fisik secara keseluruhan, yang meliputi bantuk tubuh, tinggi tubuh
dan berat badan, warna tirai mata, adanya cacat tubuh serta kelainan bawaan, jaringan
parut bekas operasi serta tato, dapat memastikan siapa jati diri korban.
Pada beberapa keadaan khusus, tidak jarang harus dilakukan pemeriksaan
radiologis, yaitu untuk mengetahui keadaan sutura, bekas patah tulang atau pen serta
pasak yang dipakai pada perawatan penderita patah tulang.
Bentuk gigi dan bentuk rahang merupakan ciri khusus dari seseorang, sehingga
dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang berbeda.
Menjadikan pemeriksaan gigi ini mempunyai nilai yang tinggi dalam hal penetuan jati
diri seseorang.
Pemeriksaan atas gigi ini menjadi lebih penting bila keadaan korban sudah rusak
atau membusuk, dimana dalam keadaan tersebut pemeriksaan sidik jari tidak dapat
dilakukan, sehingga dapat dikatakan gigi merupakan pengganti dari sidik jari.
Satu keterbatasan pemanfaatan gigi sebagai sarana identitas adalah belum
meratanya sarana untuk pemeriksaan gigi, demikian pula pendataannya (dental record),
oleh karena pemeriksaan gigi masih merupakan hal yang mewah bagi kebanyakan rakyat
Indonesia. Dengan demikian, pemeriksaan gigi sifatnya lebih selektif.
- Eksklusi
Metode ini sering digunakan pada kasus yang terdapat banyak korban seperti
bencana. Bila dari sekian banyak korban, tinggal satu yang tidak dapat dikenali oleh
karena keadaan mayatnya sudah sedemikian rusaknya, maka atas bantuan daftar korban
akan dapat diketahui identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara, kapal laut, dan
lainnya. Bila sebagian besar korban telah dipastikan identitasnya dengan menggunakan
metode identifikasi yang lain, sedangkan identitas sisa korban yang tidak dapat
ditentukan dengan metode tersebut di atas, maka sisa korban diidentifikasi menurut daftar
penumpang/eksklusi.
b. Metode ilmiah
- Sidik jari
Keuntungan dari metode ini mudah dilakukan secara massal dan biaya yang
murah. Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem.
Sampai sekarang, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling
tinggi ketepatannya untuk menetukan identitas seseorang. Dengan demikian harus
dilakukan penanganan yang sebaik-baikbya terhadap jari tangan jenazah untuk
pemeriksaan sidik hari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan
jenazah dengan kantong plastik.
Daktiloskopi adalah suatu sarana dan upaya pengenalan identitas diri seseorang
melalui suatu proses pengamatan dan penelitian sidik jari, yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan/kebutuhan, tanda bukti, tanda pengenal, ataupun sebagai pengganti
tanda tangan.
Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari
epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki,
yang juga dikenal sebagai "dermal ridges" atau " dermal papillae", yang terbentuk dari
satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Sidik jari mulai tumnuh sejak janin
berusia empat minggu hingga sempurna saat enam bulan di dalam kandungan.
Sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
- Perennial nature : yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia
seumur hidup.
- Immutability : yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan
kecelakaan yang serius.
- Individuality : pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.
Mengenai bentuk dan pola sidik jari yang terdiri dari tiga jenis di atas memiliki
ciri-ciri yang khas yaitu : Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2
delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua
delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl
dan Accidental whorl.
Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah
titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah. Cetakan Spiral dan Bulls-
eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua memberikan sedikit
lebih banyak fokus. Di mana pun di bagian tangan, Whorl menyoroti dan menekankan
kepada daerah tertentu, menjadikannya sebuah wilayah fokus di dalam kehidupan