Top Banner
i STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam oleh : ASEP SOPYANA NIM 111 07 170 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
86

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

Apr 22, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

i

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH

TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

oleh :

ASEP SOPYANA

NIM 111 07 170

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2013

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

ii

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Asep Sopyana

NIM : 11107170

Jurusan : Tarbiyah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH

TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

Salatiga, 14, Maret, 2013

Pembimbing

Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

NIP.19690110 199403 2 002

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

iv

SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

DISUSUN OLEH

ASEP SOPYANA

NIM : 11107170

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26, Maret, 2013

dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1

Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. ______________

Sekretaris Penguji : Siti Zumrotun, M.Ag. ______________

Penguji I : Dr. Winarno, S.si, M.Pd. ______________

Penguji II : Mufiq, S.Ag. M. Phil. ______________

Penguji III : Dra. Nur Hasanah M.Pd. ______________

Salatiga, 26, Maret, 2013

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag

NIP.19580827 1983031 002

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Asep Sopyana

NIM : 11107170

Jurusan : Tarbiyah

Progan Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skipsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiyah.

Salatiga, 14, Maret 2013

Yang menyatakan,

Asep Sopyana

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

vi

MOTO

Orang-orang Mukmin yang paling utama Islamnya adalah orang yang selamat

dari lisanya dan tanganya,dan orang-orang mukmin yang paling utama imanya

adalah yang paling baik akhlakya.(H.R.Tobroni dari Ibnu Umar )

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ayahanda Jaid dan Ibundaku Saonah tercinta yang selalu mendo’akan, dan

memberi motivasi demi suksesnya skripsi ini.. terima kasih atas kasih sayang do’a

serta segala pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku..

Semua kaka-kakaku M.Yusuf, Teh Eha, Teh neng yang senantiasa memberikan

dorongan moral maupun material demi suksesnya penulisan sekripsi ini.

Nenk yanti yang selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan skipsi ini.

Bapak kepala Sekolah MTs NU Salatiga beserta seluruh Dewan Guru dan

komite serta siswa MTS NU Salatiga yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

Seluruh teman- teman seperjuanganku, khususnya kalas PAI E 2007.

Bapak K. Ahmad Habibillah Sebagai Pengasuh Pon-Pes Salafiyah.

Seluruh temen-temen Pon-Pes Salafiyah Blotongan Salatiga.

Pembaca yang budiman

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Agung Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dalam rangka disiplin ilmu, maka setiap mahasiswa yang telah

menyelesaikan kegiatan kuliah diakhiri dengan penulisan skripsi.

Dengan ini penulis menulis skripsi dengan judul: ”STRATEGI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014”. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga beserta

seluruh stafnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama

menuntut ilmu.

2. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga, sehingga saya

dapat mewujudkan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu, yang telah memeberikan banyak pengorbanan dan do’anya

yang tidak terhitungkan oleh apapun.

4. Bapak kepala MTs NU Salatiga, yang telah menyediakan tempat, waktu dan

informasi serta data-data yang penulis butuhkan, dan tidak lupa kepada para

siswa yang telah banyak membantu demi selesainya skripsi ini.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

ix

5. Semua Guru yang berada di MTs NU Salatiga, yang selalu memberikan

nasehat.

6. Kakak dan adik tercinta, yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis untuk

menjadi lebih baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidak mustahil terdapat banyak kekurangan

dan kekeliruan dalam bentuk format maupun isinya. Oleh karena itu segala saran

dan kritik dari semua pihak sangat saya butuhkan guna perbaikan dan

penyempurnaan penulisan skripsi yang saya susun ini, penulis akan menyambut

dengan lapang dada, dan berterima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

Salatiga, 14 Juli 2013

Penulis

Asep Sopyana

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

x

ABSTRAK

Asep Sopyana. 2013.Strategi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2003.

Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah,M.Pd.

Kata kunci: Strategi Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

Penelitian ini diadakan guna mengetahui tentang pengembangan

kurikulum di MTs NU Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada

penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Kurikulum fiqih Pada Madrasah Tsanawiyah

NU Salatiga?(2) Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum Fiqih di MTs NU

Salatiga? Dan (3) Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi strategi

pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga?

Untuk menjawab pertanyaan di atas maka peneliti menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi serta menggunakan

metode interview dan dokumentasi.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan Kurikulum

di MTs NU Salatiga, Pada Umum nya baik. (2) Strategi Pengembangan

Kurikulum di MTs. NU Salatiga, Pada Umumnya baik. (3) Ada dua faktor yang

mempengaruhi pengembangan kurikuum di Mts NU Salatiga yaitu faktor

pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung yaitu, Kurikulum,

Sarana Prasarana, Guru, Murid, Dinamika Kelas. Dan Faktor Penghambat, yaitu,

Guru itu sendiri, Peserta didik, Lingkungan Keluarga, Fasilitas.

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pokok Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Kegunaan Penelitian................................................................ 5

E. Penegasan Istilah ..................................................................... 5

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................... 9

2. Lokasi Penelitian .............................................................. 11

3. Sumber Data ..................................................................... 11

4. Metode Pengumpulan Data .............................................. 13

5. Analisis Data .................................................................... 13

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

xii

6. Pengecekan Keabsahan Data ............................................ 14

7. Tahap-tahap Penelitian ..................................................... 15

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi ................................................................. 19

B. Pengembangan Kurikulum ..................................................... 21

C. Macam-Macam Pengembangan Kurikulum ........................... 26

D. Komponen Pengembangan Kurikulum .................................. 28

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan

Kurikulum .............................................................................. 32

F. Pengembangan Pendidikan Agama Islam .............................. 35

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga ....................................... 41

1. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ................ 41

2. Letak Geografis MTs NU Salatiga .................................... 42

3. Identitas Madrasah ............................................................ 43

4. Visi, Misi MTs NU Salatiga.............................................. 44

5. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga ............................. 47

6. Kegiatan Ektrakulikuler ................................................... 52

B. Deskripsi Data ........................................................................ 53

BAB IV ANALISIS DATA

A. Pengembangan Kurikulum Agama Islam di MTs NU

Salatiga ................................................................................... 60

B. Strategi Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga ....... 62

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

xiii

C. Fakto-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan

Kurikulum di MTs NU Salatiga ............................................. 63

D. Manfaat Pengembangan .......................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................ 67

B. Saran ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL I Sarana dan Prasarana ................................................................ 48

TABEL II Data Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013...... 49

TABEL III Data Guru dan Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Ajaran

2012/2013 ................................................................................ 50

TABEL IV Daftar Karyawan MTs NU Salatiga ......................................... 51

TABEL V Kegiatan Ektrakulikuler MTs NU Salataiga Pada Tahun

Ajaran 2012/2013 ........................................................................... 53

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari

dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial

dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga

gambaran sisitem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata

lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.

Sejalan dengan tuntunan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia

inovasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai sasarannya, jika program pendidikan

tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan tuntunan zaman.

Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga

profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju

pembangunan yang terintegrasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika

dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap,

berpengetahuan, trampil, cerdas, kreaktif, dan bertanggung jawab, pembangunan yang

terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil dengan baik. Oleh karena, setiap guru dan

tenaga kependidikan lainnya bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan

yang telah digariskan dalam kurikulum. (Hamalik, 2011:3).

Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar dan mengajar di dunia

pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik dan

pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidakanya suatu tujuan

pendidikan itu dicapai tentu akan sangat berpulang kepada kurikulum. Bila kurikulumnya

didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan

pengembangan dan pengajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

2

kehidupannya, tentu hasil output pendidikan itu pun akan mampu mewujudkan harapan.

Tapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus membayangi dunia pendidikan.

Seperti yang sudah menjadi relitas pendidikan sekarang di negri ini, dunia pendidikan

seakan masih mencari jati diri yang tepat dan tampaknya masih kebingungan dalam

mendapatkan format yang pas untuk mengembangkan dunia pendidikan ke arah yang

lebih baik. Dampaknya, pencarian format ini terkesan menimbulkan masalah baru yang

terjadi di tataran praksis pendidikan, dimana anak didik dan pendidik dibuat bingung

dengan serangkaian kebijakan pendidikan sudah dikaitankan dengan dunia politik, setiap

ada pergantian pemerintahan, berganti pula kebijakan pendidikan yang ada. Akibatnya,

pendidikan di negri ini tentu tidak pernah mampu mencapai format yang baku dan mampu

memberikan konsistensi belajar mengajar dalam tataran praksis, yakni para pelaku

pendidikan itu sendiri.

Inkonsestensi kebijakan tentu akan berdamapak pada output pendidikan itu sendiri.

Karena kebikajan tidak pernah jelas, output pendidikan pun pasti akan semakin tidak

menentu. (Idi, 2010:5-6).

Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian

dari isi kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata pelajaran saja, tetapi ditambah dengan

proses pembelajran di luar mata pelajaran misalnya kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan

belajar, dan jujur dalam belajar. Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib

diberikan kepada peserta didik.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai plus karena

memadukan antar pendidikan umum dengan Agama. Keberadaan Madrasah sebagai

sekolah umum yang bercirikan Islam dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan sekolah umum.

Dengan latar belakang demikian, penulis perlu menganalisis lebih mendalam terhadap

kurikulum Pengembangan Pendidikan Agama Islam pada tingkat Madrasah Tsanawiyah NU

Salatiga.

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

3

Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul STRATEGI

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus

penelitan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU

Salatiga?

2. Bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam pada

Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga?

3. Adakah factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum

pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Untuk melaksanakan suatu kegiatan, perlu sekali di tentukan suatu

tujuan sebagai acuan yang akan di capai. Begitupun dalam penelitian ini

penting sekali adanya tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU Salatiga.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama

Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum

pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

4

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberi wawasan

keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pembaca mengenai

pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para masyarkat, guru, siswa,

juga dapat dijadikan bahan informasi atau kontribusi baru bagi pembaharuan

kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) juga untuk meningkatkan

motivasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam menyempurnakan kemajuan

bidang pendidikan islam, serta diharapkan dapat memberikan sumbangsih

pemikiran bagi perkembangan pendidikan dan pengembangan kurikulum di

sekolah-sekolah.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi ini, maka

penulis perlu memberikan penegasan atau pengertian pada istilah-istilah dalam judul

tersebut yang sekaligus menjadi batasan dalam pembahasan selanjutnya:

1. Strategi

Strategi pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi kemudian

berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olah raga, catur,

ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi dan pendidikan. Sedangkan dalam

kamus Psikologi, strategi adalah (Kartono, 2000: 488).

a. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu, se[erti pemecahan suatu masalah.

b. Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan-permasalahan.

2. Pengembangan

Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi bertambah

sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi pengembangan

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

5

yang artinya proses, cara atau perbuatan mengembangkan.( Iskandar W dan Drs. Usman

Mulyadi, 1988: 6 ) Jadi pengembangan di sini adalah usaha sadar yang dilakukan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya.

3. Kurikulum

Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum adalah program pendidikan

yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui program yang direncanakan tersebut

siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan

pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan.

Melihat definisi kurikulum di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum

itu merupakan segala sesuatu maupun semua pihak yang terlibat dalam memberikan

bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang tidak terbatas pada mata

pelajaran.

4. Pendidikan Agama Islam

Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari dari segi bahasa, maka kita

harus melihat kepada kata arab karena ajaran Islam itu di turunkan dalam bahsa tersebut.

Kata ”Pendidikan” yang umum kita gunakan sekaran, dalam bahasa arabnya “Tarbiyah”,

dengan kata kerja “roba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya “tal’im” dengan kata

kerjanya “allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahsa arabnya “tarbiyah wata’lim”

sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahsa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.

(Proyek pembinaan perguruan tinggi Agama/IAIN, 1982: 25)

5. Madrasah Tsanawiyah

Madrasah Tsanawiyah yang kemudian disingkat MTs, adalah

lembaga pendidikan islam formal yang setingkat dengan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Madrasah Tsanawiyah

merupakan sekolah yang berciri khas agama islam yang

menyelenggarakan program tiga tahun setelah Madrasah Ibtidaiyah atau

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

6

Sekolah Dasar. ( Surat Keputusan Menteri Agama RI, No. 369 Tahun

1993, Tentang: Madrasah Tsanawiyah )

Dan ciri lain adalah mata pelajaran keislaman sebagai dasar

pembelajaran di MTs yang sekurang-kurangnya 30 persen, disamping itu

juga mata pelajaran umum diberikan kurang lebih 70 persen pada muatan

kurikulumnya.

Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan hipotesa yang penulis

ajukan, di perlukan data yang akurat sehingga menghasilkan data yang signifikan sebagai

jawaban yang sesungguhnya.

Adapun untuk menentukan Indikator dari strategi pengembangan kurikulum

a. Menentukan Indikator strategi pengembangan kurikulum

1) Indikator strategi Pengembangan kurikulum yaitu :

a) Strategi berdasarkan materi

(1) Bahan yang akan diajarkan

(2) Cara mengetahui hasil belajar

(3) Cara mengajar yang baik

(4) Cara pengorganisasian bahan pelajaran

(5) Buku sumber yang relevan

(6) Media

b) Strategi berdasarkan tujuan

(1) Tujuan nasional

(2) Tujuan Pendidikan nasional

(3) Tujuan Institusional

(4) Tujuan Kulikuler

(5) Tujauan instruksional

c) Strategi berdasarkan kemampuan

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

7

Sebetulnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan pada

dasarnya sama dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya

kalau kurikulum bedasarkan kemampuan itu lebih oprasional dari

kurikulum yang berdasarkan tujuan.

2) Indikator pengembangan kurikulum PAI meliputi :

Dalam strukrur program Sekolah, Pengajarajaran Agama Islam Meliputi tujuh

unsur yaitu :

1) Al-Qur’an

2) Hadist

3) Keimanan

4) Akhlak

5) Bimbingan ibadah

6) Fiqih

7) Sejarah Islam

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat

deskriptif kualitatif, Kirk dan Miller (1986:9) dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya

maupun dalam peristilahannya.( Lexy.J.Moleong, 2011: 4).

Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena

dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian. Dan

berusaha memahami secara mendalam tentang pengembangan kurikulum pendidikan

Agama Islam kelas V11, V111, Dan 1X) Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

8

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.(Lexy.J.Moleong, 20011: 4).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi

tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian.

Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara

lain, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan

antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi.(Lexy.J.Moleong, 20011: 9).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran,

lukisan secara sistematik, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian

yang bermaksud untuk membuat pencendraan mengenai situasi atau kejadian. Penelitian

ini tergolong jenis penelitian deskriptif survei, yang merupakan penyelidikan yang ada

dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi

atau politik dari suatu kelompok daerah tertentu.

2. Lokasi Penelitian

MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen Agama yang berada di

tengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di jalan Kartini No.02, Kelurahan Siderojo lor,

kec. Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung

sebesar 1214 m2, halaan/taman 186 m

2, lapangan olahraga 400 m

2, kebun 600m

2, dan

untuk lain-lain 2297 m2.

3. Sumber Data

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

9

Menurut Lofland (1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong,

menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain

(Moleong, 2011: 157).

Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama

yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-

dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Tulisan ini berangkat dari sebuah telaah kepustakaan karena sifatnya analisis kritis.

Maka pencarian sumber data didasarkan pada data primer dan sekunder. Adapun data

primer dan sekunder yang dijadikan pijakan adalah:

a. Sumber data utama (primer)

Sumber Primer adalah data yang secara langsung membahas tentang

pengembangan kurikulum yang antara lain; buku panduan pelaksanaan MTs (Depag

RI 1987), UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, GBPP dan

Kurikulum MTs 1994, dan buku pelajaran Agama Islam untuk MTs yang telah

disesuaikan dengan GBPP dan Kurikulum 1994.

b. Data skunder

Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan

peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan.

Meleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai

sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen,

arsip-arsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga

termasuk sumber data tambahan ( Moleong, 2011: 113). Sumber Sekunder juga adalah

data yang berasal dari sumber lain, seperti buku, majalah atau literatur lain yang

berhubungan dengan komponen-komponen pengembangan kurikulum pendidikan

Agama Islam di MTs.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

10

4. Metode pengumpulan Data

a. Interview atau Wawancara

Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan

dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik. (Surakhmad, 1985: 132).

Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang pengembangan

kurikulum pendidikan Agama Islam pada kelas VII,VIII, dan IX. yang menjadi informan

dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, Guru, Waka Kurikulum, Siswa.

b. Dokumentasi

Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang

berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya.

(Arikunto, 1998: 236).

5. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari

kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verikasi. (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data

selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih.

Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan

kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan,

tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu,

untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab

itu, jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

11

penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memiliki kadar validitas

yang tinggi.

Moleong berpendapat bahwa: ” Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan

keabsahan data. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti

kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan yaitu dalam mengadakan observasi secara terus

menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap

berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

b. Triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Sehingga perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan

tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

c. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan

sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil

sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-

rekan sejawat.

d. Analisis Kasus Negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang

tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan

digunakan sebagai bahan pembanding.

e. Pengecekan Anggota. Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses

pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek

dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analisis, penafsiran dan

kesimpulan.( Moleong, 2011: 326)

7. Tahap-tahap Penelitian

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

12

Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini

ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian

lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan,

memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. (

Moleong, 2011: 127).

1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa di Madrasah Tsanawiyah

NU Saalatiga adalah salah satu sekolah yang dapat di teliti dari pengembangan

kurikulum Pendidikan Agama Islam.

2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta

izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan.

3) Mengurus surat-surat perizinan, baik secara internal (Fakultas), maupun secara

eksternal (Sekolah MTs. NU Salaiga).

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

2) Pengumpulan data

Mengadakan observasi langsung ke MTs NU Salatiga dengan melibatkan

beberapa informan untuk memperoleh data, yakni:

3) Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. NU Salatiga.

4) Wawancara dengan Siswa terkait dengan kurikulum pengembangan pendidikan

Agama Islam yang di ajarkan.

5) Wawancara kepada bidang kurikulum

6) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan.

7) Menela’ah teori-teori yang relevan

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

13

c. Mengidentifikasi data

Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi

diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

d. Tahap Akhir Penelitian

Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan

dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun

dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis

dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir

penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui

apa maknanya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis

untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika

dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi, latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,manfaat

penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kerangka Teori, meliputi pengertian Strtegi, Pengertian kurikulum kurikulum,

Pengembangan kurikulum, Komponen pengembangan kurikulum, Faktor-Faktor yang

mempengaruhi pengembangan kurikulum, Pengembangan Pendidikan Agama Islam.

BAB III LAPORAN PENELITIAN

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

14

Dalam bab ini berisi hasil penelitan yaitu memaparkan gambaran umum situasi MTs.

NU Salatiga beserta Deskripsi data.

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data meliputi : Pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs.

NU Salatiga, Strategi pengembangan kurikulum di MTs. NU Salatiga, Faktor-faktor yang

mempengaruhi kurikulum di MTs NU Salatiga, manfaat pengembangan kurikulum di

MTs.

BAB V PENUTUP

Penutup meliputi, Kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan

lampiran.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani, “strategos”, yang berasal dari

kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin (Purnomo,

1996: 8).

1. Menurut Alfred Chandler:

The determination of the basic long-term goals objectives of an

enterprise, and the adoption of courses of action and the alocation of

resources necessary for carrying out these goal

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses

tanggal 20 maret 2013 ).

Penentuan dasar sasaran jangka panjang dan tujuan perusahaan,

dan pemakaian rangkaian tindakan serta pemakaian sumber daya yang

diperlukan untuk mendapatkan tujuan-tujuan.

2. Menurut James Brian Quin

The pattern or plan that integrates an organization’s major goals,

policies, and action squences into a cohesive whole

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses

tanggal 20 maret 2013 ).

Pola atau rencana yang menyatukan tujuan perusahaan,

kebijaksanaan dan rangkaian kegiatan ke dalam satu paduan utuh.

3. Menurut Henry Mintzberg

A pattern a stream of decisions or actions.

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses

tanggal 20 maret 2013 ).

Sebuah pola dalam satu urutan keputusan atau tindakan.

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

16

Menurut Mulyasa (2008: 153-165). Ada tujuh strategi pengembangan

kurikulum yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu:

a. Sosialisasi KTSP di Sekolah

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan dan

pelaksanaan KTSP adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga

sekolah, bahkan terhadap warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan

orang tua peserta didik, sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga

sekolah mengenal dan memahami visi dan misi sekolah, serta KTSP yang

akan dikembangkan dan di laksanakan.

b. Menciptakan suasana yang kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan

harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta

kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang

dapat membangkitkan semangat, gairah dan semangat belajar.

c. Menyiapkan Sumber Belajar

Sumber belajar yang harus di siapkan dalam pengembangan KTSP

disekolah antara lain Laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan,

serta tenaga pengelola yang profesional.

d. Membina disiplin

Membina disiplin bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan

diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

17

berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan

pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan.

e. Menembangkan Kemandirian Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif harus memiliki sikap

mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, mengerakan, dan

menselaraskan semua sumber daya yang pendidikan yang tersedia.

f. Membangun Karakter Guru

Guru merupakan faktor penting yang besar pengeruhnya terhadap

proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya

peserta didik dalam belajar.

g. Memberdayakan Staf

Keberhasilan pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan

kepala sekolah dalam memberdayakan staf yang tersedia. Dalam hal ini,

peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan

meningkatkan prolaku staf disekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan

teknik menajemen personalia modern.

B. Pengembangan Kurikulum

Sebelum peneliti membahas jauh tentang pengembangan kurikulum

Pendidikan Agama Islam ( PAI ) terlebih dahulu peneliti akan membahas

tentang pengertian kurikulum.

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahsa yunani kuno, yaitu dari

kata curir, artinya “pelari” dan curere, “tempat berpacu". Sehingga dari dua

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

18

kata tersebut, kurikulum dapat di artikan jarak yang harus ditempuh oleh

pelari. Sedangkan secara epistimologi, kurikulum di artikan sejumlah mata

pelajaran yang harus di tempuh atau di selesaikan oleh peserta didik untuk

memperoleh ijazah, atau kurikulum sebagai program belajar bagi peserta

didik yang di susun secara sistematis dan logis yang di berikan oleh sekolah

untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum

adalah niat, rencana atau harapan ( Sujana, 1991:5-6 )

Dalam khazanah ilmu pendidikan terdapat banyak definisi kurikulum

yang diajukan oleh para ahli, perbedaan orientasi, cara pendekatan dan titik

berat yang ditekankan leh masing-masing ahli menyebabkan timbulnya

berbagai variasi mengenai kurikulum ini.

Hampir setiap ahli mempunyai rumusan sendiri, walaupun diantara

berbagai definisi itu terdapat aspek-aspek persamaan.

Sementara itu Oemar Hamalik memberikan definisi kurikulum sebagai

suatu rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses

belajar yang baik, karena berdasarkankan kebutuhan dan minat siswa.

Dari pengertian diatas nampak bahwa kurikulum di artikan secara

tradisional, sebab hanya melalui sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan

untuk belajar siswa. Aktivitas belajar selain mempelajari mata pelajaran

yang ditawarkan tidak termasuk ke dalam kurikulum. Padahal sebagaimana

diketahui, bahwa proses pendidikan sekolah maupun diluar sekolah

mencakup berbagai aktivitas yang diarahkan kepada pembentukan pribadi

anak, baik jasmaniah maupun rohaniah.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

19

Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan

kurikulum yang luas dan spesifik. (Hamalik, 2011;183)

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab 1

pasal 1disebutkan bahwa; “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran ser cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar

Unsur dalam definisi kurikulum tersebut adalah :

a. Seperangkat rencana

Seperangkat rencana, artinya bahwa didalamnya berisikan berbagai

rencana yang berhubungan dengan proses pembelajran.

b. Peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran

Bahan pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah

setempat (karmulok).

c. Pengturan Cara yang Diginakan

Delevery sistem atau cara mengejar yang digunakan ada berbagai

macam, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi, membuat laporan

dan sebagainya.

d. Sebagi Pedoman Kegiatan Belajar-Mengajar

Penyelenggara kegiatan belajar mengajar terdiri atas tenaga

kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dalam penyelenggaraan pendidikan, sedang tenaga kependidikan,

yaitu anggota masyarakat yang bertugas membimbing dan melatih

peserta didik. (Dakir 2004:3-4 )

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

20

Menurut Dakir (2004:84). Ada tiga kegiatan yang satu dengan yang lain

saling terkait, yaitu: perencanaan pembinaan, kemudian pengembangan,

kembali lagi kepada perencanaan yang lebih baik, dibina dan dikembangkan

lagi,begitu seterusnya. Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah

mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang

diharapkankarena adanya berbagai pengaruh yang sifat nya positif yang

datanganya dari luar atau dari dalanm sendiri, dengan harapan agar peserta

didik dapat menghadapi masa depan nya dengan baik. Oleh karena itu

pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipasif, adaptif, dan

aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke

hal-hal jangka pendek dan jangka panjang, seperti ada pengarahan pelita

1,11, 111 dan seterusnya.

Menurut Hafni Ladjid ada tiga tahap mengembangkan kurikulum, tahap

pengembangan program tingkat lembaga, tahap pengembangan program

setiap bidang studi, tahap pengembangan program pengajaran di kelas.

1. Tahap pengembangan tingkat lembaga

Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini harus

diketahui yaitu:

a. Perumusan tujuan institusional

Dalam tujuan intitusional, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, dan lain-

lainnya, adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga

pendidikan itu. Artinya, apakah sekolah tersebut berfungsi mepersiapkan

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

21

para lulusannya untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tingggi

ataukah untuk mempersiapkan para lulusannya terjun ke masyarakat dunia

kerja, atau mungkin ke dua-duanya dan dalam bidang apa saja.

b. Penetapan isi dan struktur program

Setelah tujuan-tujuan institusional itu dirumuskan berdasarkan fungsi

lembaga pendidikan, sumber dan ciri-penerapan tujuan institusional

tersebut, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi biding studi yang

akan di sajikan misalnya IPA, IPS, Bahasa, Pendidikan Agama dan lain-

lain.

2. Tahap pengembangan Setiap bidang studi

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam mengembangkan setiap

program studi ini, meliputi:

1) Merumuskan tujuan kulikuler

2) Merumuskan tujuan pengajaran

3) Menetapkan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

4) Menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

5) Menyusun pedoman khusus

3. Taha Pengembangan Program Pengajaran di Kelas

Dalam mengembangkan program pengembangan dikelas, GBPP bidang

studi yang ada harus dikaji dan di olah oleh para guru sehingga menjadi

satuan-satuan bahan pelajaran yang akan disajikan kepada murid. (Ladjid,

2005:16-22).

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

22

C. Macam-macam pengembangan kurikulum

Dalam kurikulum nasional, semua program belajar sudah baku, dan siap

untuk digunakan oleh pendidik atau guru, Kurikulum demikian sering

bersifat resmi dan dikenal dengan nama ideal curriculum, yakni kurikulum

yang masih berbentuk cita-cita, kurikulum yang masih berbentuk cita-cita

ini masih perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang berbentuk

pelaksanaan.

Dalam menyusun kurikulum, sangatlah tergantung pada asas

organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi

kurikulum.

Menurut Abdullah Idi ada ermpat pola organisasi kurikulum, yang

dikenal juga sebagai sebutan jenis-jenis kurikulum atau tipe-tipe kurikulum,

jenis-jenis kurikulum tersebut adalah:

a. Separated Subject Curriculum

Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah

satu sama yang lainnya, kurikulum mata pelajaran terpisah, berarti

kurikulumnya dalam bentuk matapelajaran yang terpisah-pisah, yang

kurang memunyai keterkaitan dengan mata pelajaran yang lainnya,

konsikuensinya, anak didik harus semakin banyak mengambil mata

pelajran.

Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan

dengan schol subject, dan sejak beberapa abad hingga saat inipun masih

banyak didapatkan di berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

23

dari berbagai mata pelajaran, yang tujuan pelajarnnya adalah anak didik

harus menguasai bahan dari tiap-tiap matapelajaran yang sudah ditetukan

secara logis, sistematis, dan mendalam ( Soetopo & Soemanto, 1993: 78).

b. Correlated Curriculum

Kurikulum ini mengandung makna bahwa sejumlah matapelajaran

dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga ruang lingkup

bahan yang tercakup semakin luas, Sebagai contoh, pada matapelajaran

fiqih dapat dihubungkan dengan matapelajaran Al’qur’an dan hadits, pada

saat peserta didik mempelajari solat, dapat dihubungkan dengan pelajaran

Al’qur’an, Surat Al’fatihah, dan surat lainnya dan hadis yang dihubungkan

dengan solat dan lainnya.

c. Broad Field Curriculum

Kurikulum Broad Field Curriculum kadang-kadang disebut kurikulum

Fusi. Tayler & Alexander menyebutkan dengan sebutan The Broad Of

subject matter. Broad Field menghapuskan batas-batas dan menyatukan

matapelajaran yang berhubungan erat.

Fuadudin & karya (1992:20). mengemukakan bahwa ke unggulan

kurikulum broad Filed adalah adanya kombinasi matapelajaran sehingga

manfaatnya akan semakin dirasakan, dan memungkinkan adanya

matapelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar

serta generalisasi. Sedangkan kelemahan naya hanya memberikan

pengetahuan secara sketsa, abstrak, dan kurang logis dari suatu pelajaran.

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

24

d. Intergrated Curriculum

Kurikulum terpadu Intergrated Curriculum merupakan suatu produk

dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran.

Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu

yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin

atau matapelajaran.

Kurikulum jenis ini membuka kesempatan yang lebih banyak untuk

melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan adalah sumber

belajar, mementingkan individual anak didik, dan dalam perencanaan

pelajran siswa di ikutsertakan. (Idi, 2010, 142-146).

D. Komponen Pengembangan kurikulum

Apabila kurikulum penulis urai secara struktural, maka akan terdapat

empat komponen, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi

pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga di sebut

dengan unsur kurikulum.

1. Tujuan Kurikulum

Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program pendidikan

yang akan di berikan kepada anak didik. Dalam sistem pendidikan nasional,

tujuan umum pendidikan dijabarkansarkan dari falsafah bangsa, yakni

pancasila, Pendidikan berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan

kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa berdisiplin, bekerja

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

25

keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, trampil serta sehat

jasmani dan rohani (Sujana, 1991;21).

Kalau penulis lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan

penegmbangan kurikulum fiqih juga tidak terlepas dari tujuan umum

pendidikan nasional, justru menurut penulis kurikulum pendidikan agama

merupakan tujuan pokok dari semua tujuan pendidikan, termasuk tujuan

umum di atas, sebab agama merupakan pokok dari semua sisi pendidikan.

Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan atau

tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan

pengajaran atau tujuan intriksional. Tujuan institusioanal merupakan tujuan

yang harus di capai oleh suatu lembaga pendidikan, yang di tempuh.

Tujuan kurikulum bersifat lebih khusus di bandingkan dengan

institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang di

harapkan dapat di miliki anak didik setelah mereka menempuh atau

menyelesaiakn pelajaran yang di terpakan.

a. Isi dan struktur kurikulum

Isi kurikulum berkenaandengan pengetahuan ilmiah dan

pengalaman yang harus dimiliki dan di berikan kepada siswa untuk

dapat mencapai tujuan pendidikan. Menurut Nana Sudjana

(1991:30-31).

Ada beberapa alasan yang harus dilakukan pilihan dalam

menentukan isi kurikulum, antara lain :

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

26

1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak

didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber-

sumber yang tersedia.

2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang

dari waktu ke waktu.

3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai

denga tujuan dan hakekat perkembangan anak.

4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari

pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam

keluarga, di sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan

satu sama lainnya.

b. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk

bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah.

Menurut Nana Sudjana Ada beberapa unsur dalam strategi

pelaksanaan kurikulum yaitu:

1) Tingkat dan jenjang pendidikan

2) Proses belajar mengajar

3) Bimbingan penyuluhan

4) Administrasi supevisi

5) Sarana kulikuler

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

27

c. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum di maksudkan menilai suatu kurikulum

sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiens, efektivitas,

relavansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan

pendidikan. ( Sudjana, 1991:48-49)

Adapun menurut Oemar Hamalik (2011:191). Evaluasi adalah

suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan (judgment) untuk

menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang di evaluasi, dalam

hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya dimaksudkan

untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur implementasi,

metode instruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan perilaku

siswa.

Pertimbangan penting lainnya bagi evaluator kurikulum adalah

evaluasi formatif (untuk perbaikan program), dan , untuk

memutuskan melanjutkan program yang di evaluasi atau

menghentikan dengan program lain. Model-model evaluasi

kurikulum yang dapat dipilih dan diaplikasikan adalah model

pencapaian tujuan (goal attainment model), model pertimbangan

(judgmental evaluation model), model pengambilan keputusan

(decision fasilitative evaluation model), dan model deskripsi.

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

28

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Menurut Sukmadinata (2006 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi

pengembangan kurikulum, yaitu

1. Pergururan Tinggi

Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap

kurikulum sekolah.

Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dikembangkan diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi

banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses

pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi

akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam

kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga

mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

Kedua, dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta

penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK,

seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama

melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang

dihasilkannya.

Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi

serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi

pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang

mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ni,

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

29

umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program

diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar

belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka

mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui

program diploma dan sarjana.

2. Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas

mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di

masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat

dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada.

Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya

serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat

yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan

melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan

yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha

yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal

ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai

sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis

pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang

dikembangkan dan digunakan sekolah.

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

30

3. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,

keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga

masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan

nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.

Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus

terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang

kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu.

Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis,

kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok

spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas

dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial,

ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek

tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi

pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah,

diantaranya :

a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat

b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral

c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru

d. Menghargai nlai-nilai kelompok lain

e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

31

Oleh karena itu Olivia (1992:39-41) Selain mengakui bahwa

pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang kompleks lebih lanjut

mengatakan

“Curriculum is product of its time, curriculum responds to and is

cenged by social forced, philosophical positions, psychological princiles,

accumulating knowledge, and aducational leadership at is momen is

history”

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan

kurikulukm fokus awal memberi petunjuk jelas, apakah kurikulum yang

dikembangakan tersebut kurikulum dalam pandangan nasional, modern

ataukah romantisme. Suparlan, (2011:80-81).

F. Pengembangan Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata

“pendidikan” dan “agama”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,

pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran

“an” yang berarti “proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, sedangkan arti mendidik itu

sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran, Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahsa

Yunani paedagogie yang berati “pendidikan” dan paedagogia yang berarti

“pergaulan dengan anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugasnya

membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri

sendiri disebut paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos

(anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin), (Arief, 2007, 15).

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

32

Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukan pendidikan adalah

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan, (Ramayulis

1994:1-)

Menurut Harun Nasution, ada beberapa pengertian atau definisi tentang

agama, yaitu:

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan

goib yang harus dipatuhi.

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan goib yang menguasai manusia.

c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan pada suatu sumber yeng berada pada diri manusia dan

yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan goib yang menimbulkan hidup

tertentu.

e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan goib.

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber pada kekuatan goib.

g. Pemujaan terhadap kekuatan goib yang timbul dari perasaan lemah

dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam

alam sekitar manusia.

2. Dasar Ideal Pendidikan Agama Islam

Menurut Arifin (1991: 4) Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada

tujuan yang akan di capai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya

sesewatu, dasar ideal pendidikan islam adalah identik dengan ajaran Islam

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

33

itu sendiri, keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al’Qur’an dan

Hadis. Kemudian dasar tadi di kembangkandalam pemahaman para ulama

dalam bentuk :

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kaam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw. Sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang membacanya merupakan

suatu ibadah dan mendapatkan pahala. Sebagian ulama menyebutkan bahwa

penanaman kitab ini dengan nama Al-Qur’an di antara kitab-kitab-Nya. Hal

ini diisyaratkan dalam firman-Nya :

“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-

orang yang berserah dir.” (QS Al-Nahl;89)

Selanjutnya Allah berfirman :

Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (Al-Qur’an). (QS

Al-an’am [6] : 38)

Setiap mu’min yang mempercayai Al-Qur’an, mempunyai kewajiban

dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu, Di antara kewajiban dan

tanggung jawabnya itu, ia mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkan nya.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

34

Umat Islam yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab suci Al-Qur;an yang

lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan

bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah

bersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada Al-Qur’an.

Nabi Muhammad Saw. Sebagai pendidik pertama, pada masa awal

pertumbuhan Islam, telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan

Islam di samping Sunah beliau sendiri.

Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat di

pahami dari ayat Al’Qura’n itu sendiri sesuai Firman Allah:

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,

melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka

perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang

beriman. ( QS. Al-Nahl [16]:64 )

b. Sunah ( Hadist )

Dasar yang kedua selain Al-Qur’an adalah Sunah Rasullallah, Amalan

yang dikerjakan oleh Rasullullah Saw.dalam proses perubahan hidup sehari-

hari menjadi sunah utama pendidikan Islam karena Allah Swt. Menjadikan

Muhammad Saw sebagai teladan bagi umatnya.

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

35

Firman Allah Swt.:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu. (QS. Al-Anbiya’ [21]:10).

Sunah adalah perkataan, perbutatan ataupun pengakuan Rasulallah. Di

maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang

diketahui Rasulallah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbutan itu

berjalan. Sunah merupakan ajaran kedua sesuadah Al-Qur’an. Seperti Al-

Qur’an Sunah juga berisi Aqidah dan syariah, sunah berisi petunjuk (

pedoman ) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya,

untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang

bertaqwa, untuk itu Rasulallah enjadi Guru dan pendidik utama. ( Daradjat

1992;21).

6. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai

setelah sesewatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena

merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berperoses melalui tahap-tahap

dan tingkatan tingkatan, tujuannya bartahap dan bertingkat. Tujuan

pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

36

merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan

dengan seluruh aspek kehidupannya ( Darajat 1992;29)

Dasar untuk semua itu adalah firman Allah dalam QS. Al-An’am:

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.( QS. Al-An’am [6]:

162)

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

37

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdhatul Ulama Salatiga

1. Sejarah Singkat Berdirinya dan Perkembangannya

MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah

naungan Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri

pada tahun 1956 dengan NSS 212337301001 dan didirikan pada tanah hak

milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu

K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara

lain :

a. K.H. Zubair

b. K.H. Badrudin Honggowongso

c. K.H. Ghufron

d. K.H. Kasmuni

e. K.H. Zainudin

Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung

sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah

bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam

Pahlawan No.02 Salatiga.

Melalui Usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM selama 8

tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung dan dari Kanwil

Departemen Agama Jawa Tengah memberikan ijin pendirian sekolah

dengan S.K.No.K/2035/111/75, tanggal 01 Januari 1975 di Jalan Kartini

No.02 Salatiga.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

38

Mula-mula MTs NU Salatiga kurang biasa berjalan dengan baik

disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun

perlahan-lahan kebutuhan-kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi

berkat bantuan dari para tokoh agama dan Masyarakat. Selain itu MTs NU

Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya

Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik

dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah siswanya.

Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah

memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui

dengan S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993. Sejak itulah lembaga

pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.

Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan, MTs

N Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen

menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan

pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya

sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.

2. Letak Geografis MTs NU Salatiga

MTs NU Salatiga berada di bawah naungan kementrian agama kota

salatiga, MTs. NU berada di tengah-tengah kota salatiga, tepatnya di jalan

Kartini No.02, Kelurahan siderojo lor, kec. Sidorejo. Madrasah ini

berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m

2,

halaan/taman 186 m2, lapangan olahraga 400 m

2, kebun 600m

2, dan untuk

lain-lain 2297 m2.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

39

Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan kartini

b. Sebelah timur berbatasan dengan toko besi Maju Jaya

c. Sebelah selatan berbatasan dengan rit

d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki.

Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Salatiga memiliki

banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah

mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan

yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan

keramaian dan suara bising jalan raya.

3. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Nahdhotul Ulama (MTs

NU) Salatiga

b. Nama Yayasan : Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM)

c. Alamat : Jln. Kartini No.02 Salatiga

d. Kode Pos : 50714

e. No. elepon : (0298) 324 255

f. Status Madrasah : Swasta

g. Tahun didirikan : 1956

h. Kepala Madrasah : Drs. Muh Syamsul, .PdI.

i. Kepala Urusan Tata Usaha : Iin Indah Kurniawati, Amd

4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga

a. Visi

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

40

Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif,

Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan agama

2) Membentuk pribadi yang berpendidikan

3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi

4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang

olah raga, keterampilan, seni, dan teknologi.

c. Dasar Pengembangan

1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang sama dengan SMP di

Salatiga

2) Penataan bangunan yang sesuai dengan konsep pembangunan.

3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia

Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah

sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan

Islam termasuk madrasah.

d. Arah Pengembangan

1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke

sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang

sebagai ukuran bermtu atau tidaknya madrasah atau sekolah.

2) Mempersiapkan siswa:

Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit.

Mengantarkan siswa bias hidup mandiri

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

41

Membekali anak didik dengan penguasaan IPTEK yang

hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya ilmu-ilmu

keagamaan, terampil dan praktek pengalaman Ibadahnya

sebagai cirri khusus madrasahnya.

3) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam

terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasaan

materi pelajaran dengan wawasan yang luas.

4) Melengkapi Sarana Prasarana pendidikan secara optimal mungkin

(buku-buku/perpustakaan, laboratorium/praktek sarana ibadah, seni

budaya, computer, sarana olahraga, pramuka, dan sebagainya)

5) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk menambah

wawasan siswa.

e. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga

1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan

kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara

optimal.

2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat

keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan

mandiri.

3) Mengupayakan peserta didik yag mempunyai tingkat

keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun

internasional.

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

42

4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan

keterampilan berbahasa arab yang memadai.

5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM:

a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

secara mantab

b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila

c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi

dan keunggulan

d) Wawasan IPTEK yang mendalam

e) Kepekaan social sifat kepemimpinan yang baik

f) Disiplin yang tinggi

g) Kondisi fisik yang prima

h) Gemar membaca dan menulis

i) Mampu berbahasa indoneia yang baik dan benar

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

43

5. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga

6. Sarana Prasarana

a. Data dan tanah bangunan

1) Luas Tanah : 4697 m2

2) Status Tanah : hak milik

3) Status hokum : hak milik

4) Konstruksi bangunan : permanen

5) Lantai : Keramik

b. Data gedung dan tanah

TABEL 1

Sarana dan Prasarana

No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi

DATA & ADM KBM

YAYASAN DEPAG DIKNAS

KEPALA

SEKOLAH

KOMITE

WAKA

KESISWAAN

GURU/WALI KELAS

STAF TU

STAF TU

PENGAWAS KBM

SUPERVISI

PERPUSTAKAAN

SISWA

PEMBINA OSIS

BP/BK

PMR

PRAMUKA

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

44

1 Ruang Kelas Belajar 7 Baik

2 Ruang TU 1 Baik

3 Ruang Kepala 1 Baik

4 Ruang Gurur 1 Baik

5 Perpustakaan 1 Baik

6 Ruang BK 1 Baik

7 Lab. Komputer 2 Baik

8 Lab. Bahasa 1 Baik

9 Lab. IPA 1 Baik

10 Aula 1 Baik

11 Koperasi 1 Baik

12 Mushola 1 Baik

13 Ruang UKS 1 Baik

14 Ruang Keterampilan 1 Baik

15 Kamar mandi 2 Baik

16 Gudang 1 Baik

17 Lapangan Upacara 1 Baik

Melihat daftar masing-masing yang ada di MTs NU salatiga,

sebagaimana tersebut diatas maka sudah cukup memenuhi sebagai sarana

kegiatan belajar mengajar.

7. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan

a. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

45

Jumlah siswa MTs NU Salatiga kelas VII sampai IX seluruhnya

ada 222 akan tetapi obyek penelitian yang kami teliti adalah kelas VII

dan kelas VIII yang terdiri dari 93 untuk kelas VII dan 80 siswa kelas

VIII

Tabel II

DATA SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

No Kelas Jumlah Siswa

LK PR Jumlah

1 VII-A 12 17 29

2 VII-B 17 13 30

3 VII-C 15 15 30

4 VIII-A 17 12 29

5 VIII-B 10 22 32

6 VIII-C 19 9 28

7 IX-A 19 11 30

8 IX-B 10 22 32

9 IX-C 24 6 30

10 IX-D 14 27 31

Jumlah 157 144 301

b. Keadaan Guru dan karyawan MTs NU Salatiga

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

46

Guru adalah merupakan seorang yang bertugas mengajar dan

mendidik peserta didik, seorang guru memiliki peranan yang sangat

penting dalam interaksi edukatif yang terjadi setiap hari.

TABEL III

DATA GURU DAN KARYAWAN MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN

2013/2014

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Drs. Muh Syamsul, M. Pdi Kepala Sekolah S2

2 K.H. Nur Abdul Majid Guru ke-NU-an S1

3 Zahrah Lukluah, S,Pd. Guru

Matematika

S1

4 Siti Fatimah, S.Pdi Guru Fisika S1

5 Khurotul Aini, S.Pd Guru TIK S1

6 Buesery Guru SKI SMA

7 Kartini, Ss Guru Bahasa

Indonesia

S1

8 Iin indah Kurniawati, Amd Guru TIK dan

Kepala TU

D3

9 Uswatun Hasanah, S. Pdi Guru Bahasa

Inggris

S1

10 Arzuqoh, S. Ag. Guru Aqidah

Akhlak

S1

11 Sri Supatmi Guru SBK SMA

12 Muhammad Nur

Fatkhurohmad, S.Pdi.

Aqidah Akhalaq S1

13 Kadarwati, S. Pd. Guru Biologi S1

14 Su’udi Guru Bahasa SMA

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

47

Indonesia

15 Muhtadi S.Pd. Guru IPS S1

16 Ali Munabah, S. Pdi. Guru PJOK,Bhs

Arab

S1

17 Sunarto Sri Subowo, S.Pd. Penjaskes S1

18 Roudhoh Matimatika S1

19 Tasdiqul Choiri, S.Pdi. Guru SKI S1

20 Luluk Mudiarti Penjaga

Perpustakaan

STM

21 Paini Penjaga

Perpustakaan

SMA

22 Rio Abinowo Staf TU SMA

23 Ngatman Penjaga SD

24 Mugiono Tukang Kebun SMP

c. Keadaan Karyawan MTs NU Salatiga

TABEL IV

DAFTAR KARYAWAN MTs NU Salatiga

No Tugas Jumlah Keterangan

PNS CPNS PTT PT HL

1 Koor. Administrasi 1 - - - 1 -

2 Tata Usaha 2 - - - 2 -

3 Perpustakaan 1 - - - 1 -

4 Kebersihan 1 - - - - 1

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

48

5 Satpam 1 - - - 1 -

Jumlah 6 orang karyawan

Keterangan

PNS : Pegawai Negeri Sipil

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil

PTT : Pegawai Tidak Tetap

PT : Pegawai Tetap

HL : Harian Lepas

8. Kegiatan Ekstrakulikuler MTs NU Salatiga

Adapun kegiatan eksrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib

untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu

pelaksanaanya diluar jam pelajaran, sehingga tidak mengganggu kegiatan

belajar mengajar intrakulikuler, Kegiatan ekstrakulikuler di MTs NU

Salatiga bertujuan untuk menambah wawasan para siswa serta

mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Kegiatan

ekstrakulikuler pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas V111 MTs

NU Salatiga, karena melalui ekstra kulikuler tersebut pihak sekolah

berharap agar siswa belajar hidup mandiri dan bermasyarakat dengan baik.

Berikut tabel kegiatan ekstra kulikuler di MTs NU Salatiga.

TABEL V

Kegiatan ekstrakulikuler MTs NU Salatiga Tahun 2013/2014

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

49

No Ektrakulikuler Guru Pengampu

1 Olahraga (Sepak bola, Volly, basket, dan catur Ali Munabah, S.Pdi

2 Pramuka Kartini, SS

3 Pancak Silat Hanafi

4 PMR Sri Supatmi

5 Qiro’ah Busyaeri

6 Komputer Kurutul Aini, S.Pd

B. Deskripsi Data

Untuk mendiskripsikan mengenai pemahaman strategi pengembangan

krikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga berikut ini disajikan hasil

wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian, dan dari hasil wawancara

tersebut peneliti menemukan beberapa hal yang melatar belakangi pengembangan

kurikulum tersebut.

1. Pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Drs. M. Syamsul M.Pdi

Pertanyaan:

a. Apa yang melatar belakangi pengembangan kurikulum Pendidikan

Agama Islam di Lingkungan MTs NU Salatiga?

Jawaban:

“Sebenarnya yayasan Imaratul Madaris tidak hanya mempunyai tujuan

dalam mengembangkan pendidikan di daerah Salatiga khususnya dan

daerah sekitar pada umumnya, tetapi juga mempunyai tujuan dakwah yang

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

50

diselenggarakan dalam bentuk formal yaitu dalam dunia pendidikan.

Masyarakat ketika itu (awal pendirian sekolah) masih belum percaya

sepenuhnya pada hal-hal yang berbau keislaman sehingga sekolah tidak

dinamakan madrasah tsanawiwah (MTs) tetapi dinamakan SMP. Dengan

begitu masyarakat mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh

pendidikan di sana. Sedikit demi sedikit sekolah menambah atau

mengubah kurikulumnya menjadi seperti sekarang.”

Adapun Ibu Arzuqoh selaku Guru fiqih mengatakan :

Jawaban:

“Dalam pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga untuk

pengembangan nya kami selalu mengadakan evaluasi sepanjang proses

pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian ahir formatif dan sumartif

mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi

pelaksanaan kurikulum.

Adapun dari Komite Bapak Imam Muzni mengatakan :

“Dalam pengembangan kurikulum Agama Islam di MTs NU Salatiga kami

selaku orang tua selalu ikut berpastisipasi ketika ada perubahan dalam

pengembangan kurikulum serta saya juga merumuskan secara bersama

dengan semua pihak yang terkait dengan pengembangan kurikulum di

MTs NU Salatiga dengan Kepala Sekolah, Waka kurikulum serta Guru

MTs NU Salatiga tentang bagaimana kurikulum yang akan di rubah.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

51

Penelitian di atas pada hari Selasa tanggal 05-Februari-2013 dan

dari Hasil penelitian di atas dapat di buktikan dengan dokumentasi yang di

lampirkan

2. Strategi Pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Wawancara dengan wakil kepala sekolah Bapak Ali

Pertantayaan:

a. Strategi apa yang dilakukan dalam pengembangan KTSP pada mata

pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs?

Jawaban:

“Dalam strategi yang dikembangakan KTSP di MTs NU Salatiaga

yaitu Pertama, meningkatkan kualitas kegiatan belajar, Kedua,

Mengadakan tambahan pelajaran diluar waktu yang dibutuhkan untuk

pembelajaran, Ketiga, Melengkapi fasilitas, Keempat,

Mengembangkan kualitas guru/karyawan.

Adapun dari Ibu Bu iin pada hari Rabu tanggal 6-Februari-2013

mengatakan:

“Saya adalah salah satu penanggung jawab kurikulum pendidikan

yang ada di sekolah ini, saya tetap memberikan kurikulum yang ada

kepada guru kelas yang mengajar agama Islam untuk di kembangkan

sendiri pada waktu pembelajaran di dalam kelas, kemudian untuk

strategi pengembangan kurikulum PAI yaitu dengan melaksanakan

kegiatan untuk meningkatkan iman dan taqwa (IMTAQ) yaitu

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

52

membaca surat-surat pendek dan do’a –do’a oleh siswa seti p hari

kecuali hari senin dan jum at tidak ada .”

Adapun salah satu siswa Choiril Utami kelas V11 pada Hari Sabtu

tanngal 9-Februari 2013 mengatakan:

Jawaban:

“Saya sangat senang sekali dengan pelajaran agama Islam, dan

gurunya pun juga enak kalau mengajar di kelas, meskipun hanya

memakai metode ceramah atau di terangkan saja tetapi kita di kasih

waktu untuk mencari materi yang di ajarkan selain dari buku, bisa

lewat internet, majalah, koran dan lain-lain, karena gurunya baik, sabar

dan tidak pernah marah, kemudian kita juga mengerjakan tugasnya di

rumah bukan di dalam kelas.

Penelitian di atas dapat di buktikan dengan dokumentasi yang

dilampirkan. .

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum di

MTs NU Salatiga

Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Drs. M. Syamsul, M.Pdi pada

hari Selasa tanggal 12 Februari 2013

Pertanyaan:

a. Faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pengembangan

kurikulum (KTSP) di MTs NU Salatiga?

Jawaban:

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

53

“Ada salah satu faktor pendukung dari pihak siswa mereka bisa

menggunakan internet yang bisa di gunakan siswa untuk mengakses

pelajaran, sarana dan prasarana yang memadai, komitmen bapak dan

ibu guru untuk membangun akhlak siswa yang di tandai dengan

adanya program iman dan taqwa pada pagi hari, memiliki suasana

belajar yang sejuk dan kondusif serta jauh dari jalan raya sehungga

tidak bising di saat pembelajaran berlangsng.

Adapun Bapak Ali selaku Wakil Kepala Sekolah pada hari Kamis

tanggal 14 Februari 2013 mengatakan:

Jawaban:

“Sebenarnya di dalam faktor yang mempengaruhi pengembangan

kurikulum ada dua faktor pendukung dan penghambat, dari faktor

pendukung yaitu, pertama dari kurikulum, kedua, Dari bangunan dan

sarana, ketiga, Dari Guru, Keempat, Dari Siswa, kelima, Dari

Dinamika kelas. Dan dari faktor penghambat yaitu, pertama, Guru itu

sendiri, kedua, Dari peserta didik, ketiga Lingkungan keluarga,

Keempat, Fasilitas.

Adapun dari Ibu Buesery salah satu Guru di MTs NU Salatiga pada

tanggal 15-Februari 2013 menjawab:

“Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya

bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara

bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat,

sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

54

sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan

kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan

dan tuntutan mereka. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin

merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah

berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di

masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah

dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan

mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak

hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga

untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di

masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan

digunakan sekolah.

Dari hasil penelitian di atas dapat dibuktikan dengan dokumentasi

yang di lampiran

Adapun hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa

dalam pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam yang

dilakukan oleh MTs NU Salatiga lebih karena yayasan yang menaungi

sekolah tersebut adalah yayasan yang bercirikan keislaman yaitu

yayasan Imaratul Madaris. Yayasan tersebut bukan haya yayasan yang

menaungi pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal.

Adapun strategi yang digunakan di MTs NU Salatiga yakni,

pertama, meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar, kedua,

mengadakan tambahan pelajaran diluar waktu jam pelajaran, ketiga,

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

55

melengkapi fasilitas, keempat, mengembangkan kualitas

guru/karyawan.

Dan faktor yang mempengaruhi strategi dalam pengembangan

kurikulum di MTs NU Salatiga dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor

pendukung dan faktor penghambat, adapun faktor pendukung yaitu,

kurikulum, bangunan dan sarana, Guru, siswa, dinamika kelas, serta

dari faktor penghambat yaitu, Peserta didik, lingkungan keluarga,

Fasilitas.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

56

BAB 1V

ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan

temuan penelitian, sehingga dalam pembahasan ini akan mengintregasikan temuan

yang ada sekaligus akan memodifikasinya dengan teori yang ada. Sebagaimana

yang telah ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari

data yang telah diperoleh baik melalui observasi, dokumentasi, dan interview

diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari hasil tersebut akan

dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagaimana berikut:

A. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga

Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan di lapangan, dapat diketahui

bahwa alasan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU

Salatiga adalah dikarenakan yayasan yang menaungi sekolah tersebut adalah

yayasan yang bercirikan keislaman yaitu yayasan Imaratul Madaris

(YAIMAM). Yayasan ini didirikan ditengah masyarakat yang masih abangan

(masyarakat awam), sehingga satuan pendidikan yang dinaungi tidak hanya

memiliki tujuan dalam pendidikan formal tetapi juga dalam dakwah.

Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU Salatiga

juga menyesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Siswa yang pada awalnya

hanya mendapatkan materi pelajaran Agama Islam menjadi mendapatkan

banyak tambahan materi pelajaran sehingga para siswa dapat mengetahui

banyak hal tentang agama Islam. Materi tersebut diantaranya adalah Aqidah

Akhlaq, Bahasa Arab, Qur’an Hadits, Fiqih serta Sejarah Kebudayaan Islam.

Sesuai dengan pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang diungkapkan

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

57

oleh Muhaimin (2005: 139). dalam bukunya bahwa pendekatan dalam

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat menggunakan

pendekatan elektik, yaitu dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan

tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Pendekatan tersebut adalah

pendekatan subjek akademis, pendekatan humanistik, pendekatan teknologis,

dan pendekatan rekonstrksi sosial.

Berdasarkan data diatas, peneliti menemukan bahwa dalam melakukan

pengembangan kurikulum, MTs NU Salatiga menggunakan pendekatan

Rekonstruksi sosial dan pendekatan Subjek akademis.

Hal di atas juga sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum yang

dikemukakan oleh Abdullah Idi (2010: 1790). Salah satunya adalah prinsip

relevansi. Pengembangan kurikulum yang dilakukan memiliki kesesuaian

antara (program) pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat (the

needs of society). Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan

berguna bagi kehidupan seseorang. Tujuan, isi, dan proses beajar yang

tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan,

dan perkembangan masyarakat. Komponen-komponen tersebut memiliki

relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi

epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta

tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

58

B. Strategi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dapat diketahui bahwa

strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU

Salatiga diantaranya adalah dengan menambah beberapa mata pelajaran

pendidikan agama Islam diantaranya adalah: Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq,

Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam serta Bahasa Arab. Mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam diganti dengan lima mata pelajaran agama yaitu

Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam serta Bahasa

Arab.

Dalam pelaksanaannya alokasi waktu tiap mata pelajaran dari DIKNAS 45

menit dikurangi menjadi 40 menit, hasil dari pengurangan waktu tersebut

digunakan untuk tambahan mata pelajaran agama Islam. Dari DIKNAS

terdapat 15 mata pelajaran, apabila alokasi waktu dipotong menjadi 40 menit

maka sekolah mempunyai 5 menit x 15 yaitu 75 menit yang akan dipakai

untuk mata pelajaran agama.

Alokasi waktu tersebut tidaklah cukup sehingga sekolah menambah 125

menit jam pelajaran. Selain penambahan lima mata pelajaran untuk

pendidikan agama Islam, strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama

Islam yang biasa dipakai adalah dalam metode pengajaran. Misalnya dalam

pelajaran Qur’an Hadits adalah metode hafalan dan qiroati. Hafalan dapat

membantu siswa dalam mempelajari surat, ayat-ayat serta hadits-hadits

penting yang nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode qiroati dapat membantu pengajar dalam membiasakan peserta didik

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

59

dalam membaca Al’Qur’an tidak hanya bisa tetapi juga dapat membaca

dengan baik dan benar.

Dalam mata pelajaran Fiqih metode yang digunakan adalah

mengimplementasikan teori Fiqih yang ada dalam praktek kehidupan sehari-

hari dalam kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Hal ini bertujuan agar para

siswa dapat melakukan teori tersebut dengan benar. Selain itu praktek tersebut

juga bertujuan untuk memahamkan siswa makna-makna yang terkandung

dalam gerakan atau amalan-amalan yang ada pada teori.

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum di MTs

NU Salatiga

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pendidikan

agama islam di MTs NU Salatiga yaitu faktor pendudkung dan faktor

penghambat.

1. Faktor Pendukung Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga

Faktor pendukung dalam proses pengembangan kurikulum di MTs NU

Salatiga ini adalah adanya fasilitas yang berupa TV dan VCD, LCD, kartu

silih Tanya, serta tempat atau keberadaan Madrasah yang sangat strategis.

Selain itu program sekolah yang diadakan sebulan 2 kali oleh kepala

sekolah, dimana program tersebut mempertemukan para guru dalam satu

forum untuk mempresentasikan metode pembelajaran oleh para guru, sehingga

selalu terjadi inovasi metode pembelajaran. Faktor pendukung diatas sesuai

dengan teori supervisi oleh kepala sekolah. Supervisi lebih merupakan

kegiatan dalam proses pembinaan kurikulum. Program sekolah setiap bulan 2

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

60

kali yang diprakarsai oleh kepala sekolah tersebut merupakan bukti bahwa

kepala sekolah di MTs NU Salatiga telah mengadakan supervisi.

Sasaran kegiatan supervisi ini menyangkut proses pelaksanaan, sarana,

maupun hasil belajar murid. Dalam supervisi ini, seorang supervisor (kepala

sekolah) langsung memberikan koreksi/pengarahan/petunjuk kepada petugas-

petugas pendidikan yang dibinanya. Di MTs NU Salatiga ini, kegiatan

supervisi dilakukan oleh Kepala Sekolah. Beliau sebagai kepala sekolah

memberikan pembinaan langsung dalam proses pengembangan kurikulum.

Kemudian jika didalam pelaksanaan lapanganya ditemui kendala-kendala

maka akan segera dicarikan solusi alternatif untuk mengatasinya.

2. Faktor Penghambat Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga

Faktor penghambat dalam proses pengembangan kurikulum di MTs NU

Salatiga yang paling dirasa diantaranya adalah fasilitas yang ada masih dirasa

terbatas. Sedangkan hambatan yang berasal dari siswa maupun guru,

semuanya bisa diatasi dengan baik. Dalam sebuah proses pengembangan

kurikulum memang akan dijumpai hambatan-hambatan yang menyertai proses

pengembangan kurikulum tersebut. Demikian juga hambatan yang dihadapi

MTs NU Salatiga seperti diatas.

D. Manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di MTs NU Salatiga

Setelah Penulis mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan

kurikulum PAI di MTs NU Salatiga penulis akan mengambil manfaatnya yaitu

membentuk siswa yang beriman, bertaqwa terhadap Allah SWT, berilmu,

beramal, siswa mempunyai wawasan pendidikan agama secara luas, siswa

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

61

memiliki skil terapi misalnya fiqih ibadah lebih mampu dari segi

teoritis/praktis. Sehingga anak bisa disiplin dengan ilmu yang dimiliki dan

anak terampil sekaligus paham terhadap apa yang telah dipelajari.

Dengan demikian hasil penelitian membuktikan bahwa pengembangan

kurikulum memberikan nilai yang bermanfaat bagi guru, murid dan lembaga.

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

62

BAB 1V

ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan

temuan penelitian, sehingga dalam pembahasan ini akan mengintregasikan temuan

yang ada sekaligus akan memodifikasinya dengan teori yang ada. Sebagaimana

yang telah ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari

data yang telah diperoleh baik melalui observasi, dokumentasi, dan interview

diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari hasil tersebut akan

dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagaimana berikut:

E. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga

Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan di lapangan, dapat diketahui

bahwa alasan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU

Salatiga adalah dikarenakan yayasan yang menaungi sekolah tersebut adalah

yayasan yang bercirikan keislaman yaitu yayasan Imaratul Madaris

(YAIMAM). Yayasan ini didirikan ditengah masyarakat yang masih abangan

(masyarakat awam), sehingga satuan pendidikan yang dinaungi tidak hanya

memiliki tujuan dalam pendidikan formal tetapi juga dalam dakwah.

Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU Salatiga

juga menyesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Siswa yang pada awalnya

hanya mendapatkan materi pelajaran Agama Islam menjadi mendapatkan

banyak tambahan materi pelajaran sehingga para siswa dapat mengetahui

banyak hal tentang agama Islam. Materi tersebut diantaranya adalah Aqidah

Akhlaq, Bahasa Arab, Qur’an Hadits, Fiqih serta Sejarah Kebudayaan Islam.

Sesuai dengan pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang diungkapkan

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

63

oleh Muhaimin (2005: 139). dalam bukunya bahwa pendekatan dalam

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat menggunakan

pendekatan elektik, yaitu dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan

tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Pendekatan tersebut adalah

pendekatan subjek akademis, pendekatan humanistik, pendekatan teknologis,

dan pendekatan rekonstrksi sosial.

Berdasarkan data diatas, peneliti menemukan bahwa dalam melakukan

pengembangan kurikulum, MTs NU Salatiga menggunakan pendekatan

Rekonstruksi sosial dan pendekatan Subjek akademis.

Hal di atas juga sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum yang

dikemukakan oleh Abdullah Idi (2010: 1790). Salah satunya adalah prinsip

relevansi. Pengembangan kurikulum yang dilakukan memiliki kesesuaian

antara (program) pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat (the

needs of society). Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan

berguna bagi kehidupan seseorang. Tujuan, isi, dan proses beajar yang

tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan,

dan perkembangan masyarakat. Komponen-komponen tersebut memiliki

relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi

epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta

tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).

F. Strategi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

64

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dapat diketahui bahwa

strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU

Salatiga diantaranya adalah dengan menambah beberapa mata pelajaran

pendidikan agama Islam diantaranya adalah: Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq,

Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam serta Bahasa Arab. Mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam diganti dengan lima mata pelajaran agama yaitu

Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam serta Bahasa

Arab.

Dalam pelaksanaannya alokasi waktu tiap mata pelajaran dari DIKNAS 45

menit dikurangi menjadi 40 menit, hasil dari pengurangan waktu tersebut

digunakan untuk tambahan mata pelajaran agama Islam. Dari DIKNAS

terdapat 15 mata pelajaran, apabila alokasi waktu dipotong menjadi 40 menit

maka sekolah mempunyai 5 menit x 15 yaitu 75 menit yang akan dipakai

untuk mata pelajaran agama.

Alokasi waktu tersebut tidaklah cukup sehingga sekolah menambah 125

menit jam pelajaran. Selain penambahan lima mata pelajaran untuk

pendidikan agama Islam, strategi pengembangan kurikulum pendidikan agama

Islam yang biasa dipakai adalah dalam metode pengajaran. Misalnya dalam

pelajaran Qur’an Hadits adalah metode hafalan dan qiroati. Hafalan dapat

membantu siswa dalam mempelajari surat, ayat-ayat serta hadits-hadits

penting yang nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode qiroati dapat membantu pengajar dalam membiasakan peserta didik

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

65

dalam membaca Al’Qur’an tidak hanya bisa tetapi juga dapat membaca

dengan baik dan benar.

Dalam mata pelajaran Fiqih metode yang digunakan adalah

mengimplementasikan teori Fiqih yang ada dalam praktek kehidupan sehari-

hari dalam kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Hal ini bertujuan agar para

siswa dapat melakukan teori tersebut dengan benar. Selain itu praktek tersebut

juga bertujuan untuk memahamkan siswa makna-makna yang terkandung

dalam gerakan atau amalan-amalan yang ada pada teori.

G. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum di MTs

NU Salatiga

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pendidikan

agama islam di MTs NU Salatiga yaitu faktor pendudkung dan faktor

penghambat.

3. Faktor Pendukung Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga

Faktor pendukung dalam proses pengembangan kurikulum di MTs NU

Salatiga ini adalah adanya fasilitas yang berupa TV dan VCD, LCD, kartu

silih Tanya, serta tempat atau keberadaan Madrasah yang sangat strategis.

Selain itu program sekolah yang diadakan sebulan 2 kali oleh kepala

sekolah, dimana program tersebut mempertemukan para guru dalam satu

forum untuk mempresentasikan metode pembelajaran oleh para guru, sehingga

selalu terjadi inovasi metode pembelajaran. Faktor pendukung diatas sesuai

dengan teori supervisi oleh kepala sekolah. Supervisi lebih merupakan

kegiatan dalam proses pembinaan kurikulum. Program sekolah setiap bulan 2

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

66

kali yang diprakarsai oleh kepala sekolah tersebut merupakan bukti bahwa

kepala sekolah di MTs NU Salatiga telah mengadakan supervisi.

Sasaran kegiatan supervisi ini menyangkut proses pelaksanaan, sarana,

maupun hasil belajar murid. Dalam supervisi ini, seorang supervisor (kepala

sekolah) langsung memberikan koreksi/pengarahan/petunjuk kepada petugas-

petugas pendidikan yang dibinanya. Di MTs NU Salatiga ini, kegiatan

supervisi dilakukan oleh Kepala Sekolah. Beliau sebagai kepala sekolah

memberikan pembinaan langsung dalam proses pengembangan kurikulum.

Kemudian jika didalam pelaksanaan lapanganya ditemui kendala-kendala

maka akan segera dicarikan solusi alternatif untuk mengatasinya.

4. Faktor Penghambat Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga

Faktor penghambat dalam proses pengembangan kurikulum di MTs NU

Salatiga yang paling dirasa diantaranya adalah fasilitas yang ada masih dirasa

terbatas. Sedangkan hambatan yang berasal dari siswa maupun guru,

semuanya bisa diatasi dengan baik. Dalam sebuah proses pengembangan

kurikulum memang akan dijumpai hambatan-hambatan yang menyertai proses

pengembangan kurikulum tersebut. Demikian juga hambatan yang dihadapi

MTs NU Salatiga seperti diatas.

H. Manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di MTs NU Salatiga

Setelah Penulis mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan

kurikulum PAI di MTs NU Salatiga penulis akan mengambil manfaatnya yaitu

membentuk siswa yang beriman, bertaqwa terhadap Allah SWT, berilmu,

beramal, siswa mempunyai wawasan pendidikan agama secara luas, siswa

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

67

memiliki skil terapi misalnya fiqih ibadah lebih mampu dari segi

teoritis/praktis. Sehingga anak bisa disiplin dengan ilmu yang dimiliki dan

anak terampil sekaligus paham terhadap apa yang telah dipelajari.

Dengan demikian hasil penelitian membuktikan bahwa pengembangan

kurikulum memberikan nilai yang bermanfaat bagi guru, murid dan lembaga.

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pembahasan dan analisis pada bab 1V, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai strategi

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU Salatiga adalah

sebagai berikut:

1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga

a. Dalam kurikulum pendidikan Agama Islam semua guru di MTs NU

Salatiga selalu mengadakan evaluasi sepanjang proses pelaksanaan

kurikulum semester serta penilaian ahir formatif dan sumartif yang

mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi

pelaksanaan kurikulum.

b. Pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU juga

disesuaikan dengan kebutuhan para siswa. Siswa yang pada awalnya

hanya mendapatkan materi pelajaran Agama Islam menjadi

mendapatkan banyak tambahan materi pelajaran sehingga para siswa

diantaranya adalah Aqidah Akhlaq, Bahasa Arab, Qur’an Hadits, Fiqih

serta sejarah kebudayaan Islam.

2. Strategi pengembangan kurikulum yang digunakan di MTs NU Salatiga

a. Strategi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum PAI di MTs

NU Salatiga yaitu :

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

69

1) Perencanaan pembelajaran

(a) Pengembangan program

(b) Penyusunan persiapan mengajar

2) Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran

(c) Penggunaan metode atau strategi pembelajaran

(d) Penggunaan sumber belajar

3) Evaluasi hasil belajar

Penilaian KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan

komprehensip guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk

belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.

b. Pelaksanaannya alokasi waktu tiap mata pelajaran dari DIKNAS 45

menit dikurangi menjadi 40 menit, hasil dari pengurangan waktu dapat

mengetahui banyak hal tentang agama Islam. Materi tersebut tersebut

digunakan untuk tambahan mata pelajaran agama Islam.

Dari DIKNAS terdapat 15 mata pelajaran, apabila alokasi waktu

dipotong menjadi 40 menit maka sekolah mempunyai 5 menit x 15

yaitu 75 menit yang akan dipakai untuk mata pelajaran agama. Alokasi

waktu tersebut tidaklah cukup sehingga sekolah menambah 125 menit

jam pelajaran.

3. Faktor Yang mempengaruhi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

1) Kurikulum

2) Bangunan dan Sarana

3) Guru

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

70

4) Peserta didik

5) Dinamika kelas

6) Lingkungan keluarga

7) Fasilitas

B. Saran Saran

Dengan ini, penulis mengajukan beberapa saran yang penulis harapkan

mampu memberikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya:

1. Sumberdaya Manusia pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam

yang ada di MTs. NU Salatiga mulai dari pakar-pakar ilmu pendidikan,

administrasi pendidikan, guru, orang tua, serta siswa agar senantiasa

saling mendukung dan bekerja sama dalam upaya pengembangan

kurikulum pendidikan agama Islam, sehingga proses pengembangan

kurikulum dapat berjalan sesuai de ngan harapan dari tujuan pendidikan

bisa tercapai dengan baik.

2. MTs NU Salatiga dalam mengembangkan kurikulum pendidikan agama

Islam hendaknya mencakup empat hal yaitu tujuan, isi, metode dan

evaluasi karena keempat komponen tersebut saling berkaitan erat.

3. Sarana dan prasarana di MTs NU Salatiga penunjang proses

pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam agar terus dibenahi

dan dilengkapi supaya benar-benar dapat memenuhi kebutuhan peserta

didik.

4. Penulis menyarankan kepada penulis selanjutnya, agar dapat

mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk diadakan

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

71

penelitian lebih lanjut tentang strategi pengembangan kurikulum

pendidikan Islam. Serta hendaklah peneliti selanjutnya dapat memperluas

ruang lingkup yang terkait dengannya.

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH-STAIN SALATIGA

72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Asep Sopyana

Tempat/tanggal lahir : Kab. Cireon, 11, Agustus, 1987

NIM : 11107170

Jurusan : Tarbiyah PAI

Alamat Asal : Dusun Pahing, Rt/Rw 01/01. Kec. Greged Kab. Cirebon

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Nama Orang Tua

a. Ayah : Jaid

b. Ibu : Saonah

Jenjang Pendidikan :

1. SDN Kamarang Lebak tamat 2001

2. MTs PUI Cilimus tamat Tahun 2004

3. MAN 5 Jombang tamat Tahun 2007

4. SI Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Salatiga.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 14 Maret 2013

Penulis

Asep Sopyana