Top Banner
STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL- AZHAR 22 DAN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA TAHUN 2013 Oleh : SUSRIANA WAHYU IKA LESTARI NIM : M1.11.041 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
112

STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

May 13, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN

AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL-

AZHAR 22 DAN SEKOLAH DASAR

MUHAMMADIYAH PLUS

KOTA SALATIGA TAHUN 2013

Oleh :

SUSRIANA WAHYU IKA LESTARI

NIM : M1.11.041

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2013

Page 2: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga
Page 3: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil

karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak

mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan

sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah

diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga atau perguruan tinggi lainya.”

Salatiga, 12 September 2013

Yang membuat pernyataan

Susriana Wahyu Ika L.

ABSTRACT

Page 4: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Title “The Strategy of “ Iqra‟ Method” in Learning Qur‟an at Elementary Shool

Al-Azhar 22 and Muhammadiyah Plus In Salatiga in the year of 2013

Pupils at Islamic Elementary School Al-Azhar 22 and Muhammadiyah

Plus Elementary School in Salatiga Municipality on an average could read koran

fluently, so both of them often reached champion in koran reading competition

but different in number of achievement especially at five last year from 2008 to

2013. Based on the data we found the problem that result of championship for

two elementary schools is different although using the same learning method.

This study use qualitative descriptive with compared both Islamic

Elementary School Al-Azhar 22 and Muhammadiyah Plus Elementary Echool.

The purpose of this study is to take a depth review about the differences of koran

learning strategy using iqra method between Islamic Elementary School Al-Azhar

22 and Muhammadiyah Plus Elementary Echool. The research was to be

conducted on July 2013. Participants are iqra teacher, principal, curriculum

holder, managing board of foundation. The data was collected by depth interview

using open questionnaire. While data analyze used descriptive analyze.

The result of this study showed that, first : Quranic learning strategy

using iqra method has been prepared as systematic and good planning used

teaching media and certain technique method that considered effective and

efficient; second : the same strategy in curriculum guidelines, plan of learning,

identified for student in early lesson year, using method and learning media, how

to evaluate, give an extra learning for students who low in reading. While the

differences of learning method can be seen in addition curriculum, time preparing,

educational background and double burden of teacher.

Key words : strategy, Quranic learning. iqra

ABSTRAK

Page 5: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Tesis ini berjudul “Strategi Metode Iqra‟ Pada Pembelajaran al-

Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 22 Dan Sekolah Dasar

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun 2013”

Keluaran atau out put dari Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 22 dan

Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga rata-rata dapat

membaca al-Qur‟an dengan lancar, sehingga kejuaraan lomba membaca

al-Qur‟an sering diraih kedua sekolah tersebut, namun jumlah perolehan

kejuaraan membaca al-Qur‟an lima tahun terakhir dari tahun 2008-2013

dari kedua sekolah tersebut berbeda. Dari data yang diperoleh tersebut

ditemukan masalah yaitu penggunaan metode yang sama, hasil kejuaraan

berbeda.

Penelitian ini merupakan penelitian “deskriptif kualitatif” yang

mengkomparasikan dua sekolah dengan tujuan mengkaji lebih mendalam

untuk mengetahui perbedaan strategi pembelajaran al-Qur‟an dengan

metode Iqra‟. Penelitian dilakukan di Kota Salatiga pada bulan Juli 2013.

Populasi dan subjek adalah guru yang mengajar Iqra‟, Kepala Sekolah,

pemegang kurikulum, dan pengurus yayasan. Untuk memperoleh data

menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan terbuka dengan

melakukan wawancara mendalam terhadap responden. Teknik analisis data

dengan analisis deskriptif.

Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan, pertama: Strategi

pembelajaran al-Qur‟an dengan metode Iqra‟ dipersiapkan secara

terencana dan sistematis dengan menggunakan metode, media pengajaran

dan teknik tertentu yang dianggap efektif dan efisien; kedua: kesamaan

strategi dalam hal: pedoman kurikulum, perencanaan pembelajaran,

mengidentifikasi siswa di awal tahun pelajaran, penggunaan metode dan

media pembelajaran, teknik mengevaluasi, pemberian jam tambahan bagi

siswa yang kurang lancar membaca. Sedangkan perbedaanya dapat dilihat

pada kurikulum tambahan, penyediaan waktu, latar belakang pendidikan

guru, dan tugas rangkap guru.

Kata kunci: strategi, pembelajaran al-Qur‟an, Iqra‟

PRAKATA

Page 6: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan seru

sekalian alam atas segala karunia nikmatNya. Berkat pertolonganNya tesis

ini dapat terselesaikan untuk memperoleh gelar Magister pada program

Pendidikan Agama Islam, bidang Supervisi Pendidikan Islam Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Shalawat dan salam tercurahkan

untuk Nabi Muhammad Saw, sang tauladan seluruh umat.

Penelitian untuk tesis ini mengambil judul “Strategi Metode Iqra‟

Pada Pembelajaran al-Qur‟an Di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 22 Dan

Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun 2013”. Tidak

mungkin terlaksana dengan sempurna tanpa bantuan pihak-pihak terkait

baik dari lembaga maupun perseorangan yang berupa bimbingan,

dorongan, dan do‟a secara khusus penulis menyampaikan terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. dan Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.,

adalah pembimbing dalam penelitian dan penulisan tesis. Dengan

penuh ketekunan, kesabaran dan ketajaman dalam membimbing,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

2. Bapak-bapak pimpinan Pascasarjana STAIN Salatiga, khususnya

Bapak Direktur Dr. H. Sa‟adi, M.Ag., dan Asisten Direktur bidang

Akademik, Dr. H. Zakiyuddin Baidhawi.

3. Bapak-bapak pimpinan di Sekolah Dasar dan Bapak/Ibu guru Iqra‟

yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini. Khususnya

Bapak Ubaidah, S.Ag. Kepala SD Al-Azhar 22 Salatiga dan Bapak

Sutomo, M.Ag Kepala SD Muhammadiyah Plus Salatiga. Yang telah

membantu penulis dengan memberikan akses besar dalam

mengumpulkan data yang sangat diperlukan.

4. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Mangunsari Salatiga Ibu Siti Rohmini,

M.Pd.I. serta rekan-rekan se profesi di Madrasah Ibtidaiyah

Mangunsari Salatiga.

5. Segenap keluarga dan famili, khususnya suami Drs. BPH. Pramusinta,

M.Kes., atas kesabaran keikhlasan dalam mendampingi penyelesaian

Page 7: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

tesis ini, putra–putraku Yusuf Muhammad Al-Farih dan Ilyas

Muhammad Abbas menjadi penyemangat untuk menyelesaikan tesis

ini, orang tua Bapak Sulaiman, Ibu Susmiyati, Bapak Surat (alm), dan

Ibu karni (alm).

6. Teman-teman peserta Program Pascasarjana STAIN Salatiga angkatan

2011/2012 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut namanya

satu-persatu.

Semoga Allah menerima amal baik dan memberi balasan yang lebih

baik untuk semuanya. Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat dalam

upaya pengembangan dunia pendidikan, namun masih banyak kekurangan

maupun kelemahan dalam penyususnan dan penulisan. Terimakasih atas

kritik dan saran yang diberikan untuk perbaikan.

Salatiga, 12 September 2013

Penulis

Susriana Wahyu Ika L.

TRANSLITERASI*)

Huruf Arab Huruf Latin

Huruf Arab Huruf Latin

th ط a ا

Page 8: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

zh ظ b ب

„ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

L ل d د

M م dz ذ

N ن r ر

H ه z ز

W و s س

‟ ء sy ش

Y ي sh ص

Al ال dh ض

â = a dibaca panjang

î = i dibaca panjang

û = u dibaca panjang

*) Syaikh Abu Bakar al-Jazairi, Mengenal Etika & Akhlak Islam, Jakarta: Lentera, 2003,

hlm. 7.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................

HALAMAN PERNYATAAN...................................................................

i

ii

iii

Page 9: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

ABSTRAK.................................................................................................

PRAKATA.................................................................................................

PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

DAFTAR TABEL......................................................................................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

iv

vi

viii

ix

xiv

xv

xvi

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah................................... 7

C. Signifikansi Penelitian................................................. 7

D. Kajian Pustaka............................................................. 8

E. Metode Penelitian........................................................ 10

F. Sistematika Penulisan.................................................. 15

BAB II STRATEGI METODE IQRA‟ PADA PEMBELAJARAN

AL-QUR‟AN...........................................................................

17

A. Strategi Pembelajaran.................................................. 17

1. Pengertian Strategi Pembelajaran.......................... 17

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran.......................... 21

3. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran... 22

B. Belajar dan Pembelajaran............................................ 24

Page 10: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

1. Pengertian.............................................................. 24

2. Ciri-ciri Belajar...................................................... 26

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran................................. 26

4. Tujuan Pembelajaran............................................. 28

5. Faktor-faktor Psikologis dalam Belajar................. 29

6. Tolok Ukur Keberhasilan Proses Belajar

Mengajar...............................................................

31

7. Teori Pembelajaran................................................ 31

C. Organisasi Kurikulum................................................. 32

D. Metode Pembelajaran.................................................. 34

1. Pengertian.............................................................. 34

2. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam.... 36

3. Macam-macam Metode Pembelajaran dalam

Pendidikan Islam...................................................

36

4. Metode Membaca al-Qur‟an.................................. 37

a. Metode Baghdadiyah........................................ 37

b. Metode Qiro‟ati................................................ 38

c. Metode an-Nahdhiyah...................................... 39

d. Metode Tarsana................................................ 40

e. Metode Iqra‟..................................................... 41

Sistematika buku Iqra‟.................................... 42

Metode Pembelajaran Iqra‟............................. 45

Kelebihan dan Kekurangan Metode Iqra‟....... 49

Page 11: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB III GAMBARAN UMUM SD ISLAM AL-AZHAR 22 DAN SD

MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA................................

52

A. Gambaran Umum SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga............. 52

1. Sejarah ........................................................................... 52

2. Letak Geografis.............................................................. 53

3. Identitas Sekolah............................................................ 53

4. Visi, Misi dan Tujuan..................................................... 54

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan............... 55

6. Keadaan Siswa............................................................... 58

7. Fasilitas Pendukung....................................................... 59

8. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Al-Azhar 22

Salatiga...........................................................................

61

9. Prestasi Yang Pernah Diraih........................................ 62

B. Gambaran Umum Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus

Salatiga...............................................................................

64

1. Sejarah .......................................................................... 64

2. Letak Geografis.............................................................. 65

3. Identitas Sekolah............................................................ 65

4. Visi dan Misi ................................................................. 66

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan............... 67

6. Keadaan Siswa............................................................... 69

7. Fasilitas Pendukung....................................................... 70

Page 12: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

8. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Muhammadiyah

Plus.................................................................................

71

9. Prestasi Yang Pernah Diraih........................................ 72

BAB IV STRATEGI METODE IQRA‟ PADA PEMBELAJARAN

AL-QUR‟AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL-AZHAR

22 DAN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PLUS

KOTA SALATIGA.................................................................

74

A. Tujuan Pembelajaran........................................................ 74

B. Kurikulum........................................................................ 75

C. Strategi Pembelajaran....................................................... 80

Perencanaan..................................................................... 81

Pelaksanaan...................................................................... 83

BAB V PENUTUP................................................................. 91

A. Simpulan...................................................................... 91

B. Saran............................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 95

LAMPIRAN............................................................................................... 100

BIOGRAFI PENULIS.............................................................................. 144

Page 13: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga
Page 14: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Menurut

Pendidikan ( SD Islam Al-Azhar 22)......................................

56

3.2 Keadaan guru Iqra‟ Menurut Pendidikan (SD Islam Al-

Azhar 22)................................................................................

57

3.3 Keadaan Pegawai Menurut Bidang Tugas (SD Islam Al-

Azhar 22)................................................................................

57

3.4 Daftar Jumlah Siswa SD Islam Al-Azhar 22 Tahun

Pelajaran 2013/2014...............................................................

58

3.5 Sarana dan Prasarana SD Islam Al-Azhar 22 59

3.6 Daftar Prestasi Siswa SD Islam Al-Azhar 22 Tahun 2008-

2013.........................................................................................

62

3.7 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Menurut

Pendidikan ( SD Muhammadiyah Plus)..................................

67

3.8 Keadaan Pegawai Menurut Bidang Tugas ( SD

Muhammadiyah Plus).............................................................

68

3.9 Daftar Jumlah Tahun Pelajaran 2013/2014 ( SD

Muhammadiyah Plus).............................................................

69

3.10 Sarana dan Prasarana ( SD Muhammadiyah Plus)................. 70

3.11 Daftar Prestasi Siswa Tahun 2008-2013 ( SD

Muhammadiyah Plus)............................................................

72

Page 15: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Struktur Organisasi SD Islam Al-Azhar 22........................ 61

3.2 Struktur Organisasi SD Muhammadiyah Plus.................... 71

Page 16: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Foto Pembelajaran Iqra‟...............................................

2 Instrumen Penelitian....................................................

3 Pedoman Wawancara..................................................

4 Hasil Wawancara.........................................................

5 Kartu Prestasi Iqra‟......................................................

6 Daftar Nilai Iqra‟.........................................................

7 Surat Keterangan Penelitian.........................................

8 Lembar Bimbingan Tesis.............................................

9 Biografi Penulis...........................................................

Page 17: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah firman Allah yang telah diwahyukan kepada Rasulullah

SAW melalui beberapa cara yang dikehendaki oleh Allah SWT yang

memuat hukum-hukum Islam1 dan berisi tuntunan-tuntunan bagi ummat

manusia untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat,

lahir maupun batin.2 Dia (al-Qur‟an) adalah sumber dari segala sumber

ilmu yang menimbulkan kebaikan serta kesejahteraan bagi seluruh ummat

manusia di dunia. Di samping itu al-Qur‟an merupakan sarana yang

paling utama untuk bermunajat kepada Allah baik membaca, mempelajari,

mengajarkan, serta mendengarkanya. Kesemuanya itu merupakan ibadah

bagi setiap orang yang mengamalkanya.3 Menurut M. Quraish Shihab,

mempelajari al-Qur‟an adalah kewajiban.4 Dengan demikian belajar

membaca al-Qur‟an perlu diberikan sejak usia kanak-kanak, sehingga pada

saat dewasa penguasaan membaca al-Qur‟an sudah memenuhi kaidah-

kaidah yang ditentukan.

1 Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, Jakarta:

Rineka Cipta, 1994, hlm. 101. 2 Azzah Zain Al-hasany, Al-Qur’an Puncak Selera Sastra, Surakarta: Zuyad

Visi Media , 2007, hlm. 97.

3 Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, Jakarta:

Rineka Cipta, 1994, hlm. 101. 4 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1996, hlm. 33.

Page 18: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Ahmad Munir dan Sudarsono berpendapat bahwa apabila

seseorang berkeinginan kuat untuk dapat membaca al-Qur‟an dengan

sebaik-baiknya, maka perlu penguasaan huruf, harakat, kalimat serta ayat-

ayat yang disebut: muraah al-huruf wa al harakat dan muraah al-kalimah

wa al-ayah. Maka dari itu belajar tajwid perlu mendapatkan perhatian

khusus agar dalam membaca al-Qur‟an dapat terlaksana dengan baik dan

benar.5 Sebagaimana dalam al-Qur‟an surat al-Muzzamil ayat 4 :

6

Artinya: “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu

dengan perlahan-lahan”.

Untuk mendapatkan tingkat ketelitian tersebut perlu latihan-latihan

secara berkesinambungan dan sungguh-sungguh, baik secara sendirian

maupun kelompok. Di samping itu, diperlukan pula adanya kesopanan di

5 Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, Jakarta:

Rineka Cipta, 1994, hlm. 4. 6 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‟an, Al-Qur’an dan

Terjemahnya, Jakarta: Intermasa, 1999, hlm. 988.

Page 19: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dalam membaca al-Qur‟an yang meliputi adab membaca dan

mendengarkan al-Qur‟an.7

Penguasaan dan tingkat ketelitian membaca al-Qur‟an dapat

diperoleh dari proses pembelajaran. Menurut H. Douglas Brown

pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang

suatu subyek atau sebuah ketrampilan dengan belajar, pengalaman atau

instruksi.8

Belajar al-Qur‟an dapat dilakukan di mana saja dengan tidak dibatasi

oleh tempat, waktu (kapan saja), dengan berbagai sarana dan prasarana

yang tidak mengikat (termasuk karya-karya teknologi modern).

Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran al-Qur‟an dapat

menjadi sistem pembelajaran yang menarik. Di era teknologi informasi

sekarang ini sebagian masyarakat memanfaatkan teknologi informasi

untuk belajar membaca al-Qur‟an secara mandiri melalui program

komputer sehingga siapapun dengan mudah dapat mempelajari cara

membaca al-Qur‟an. Namun belajar melalui program komputer hasilnya

belum memenuhi kaidah-kaidah membaca al-Qur‟an dengan benar, karena

hal-hal yang berhubungan dengan makhraj huruf, kefasihan membaca, dan

adab terhadap al-Qur‟an belum semuanya didapatkan.

7 Ahmad Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, Jakarta:

Rineka Cipta, 1994, hlm. 4. 8H. Douglas Brown , Principles of Language Learning and Teaching, New

Jersey: 1980, hlm. 7.

Page 20: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Keterampilan membaca al-Qur‟an menjadi sangat penting karena

semua amalan umat Islam berpedoman kepada al-Qur‟an. Hal ini sesuai

pendapat Abdurrahman Saleh Abdullah bahwa membaca al-Qur‟an

dilakukan pada saat-saat shalat sehari semalam yang merupakan kewajiban

atas setiap muslim dan mengacu kepada kehidupan di dunia.9

Berlatih membaca al-Qur‟an bisa diperoleh dari pembelajaran, hal ini

memerlukan guru yang langsung dapat memberi contoh tempat keluarnya

huruf atau makhraj, mendengar contoh bacaan, serta melihat adab-adab

yang disampaikan oleh guru tersebut. Oleh karena itu agar bacaan al-

Qur‟an benar dan fasih perlu berguru baik secara individu maupun

kelompok karena dalam proses pembelajaran guru merupakan ujung

tombak keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Marno dan Idris berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran di

sekolah, terutama sekolah dasar, guru merupakan sumber daya edukatif

sekaligus aktor proses pembelajaran yang utama. Perubahan dalam

teknologi informasi dan teknologi pembelajaran bukan penghalang bagi

guru sebagai sumber dan aktor pendidikan yang utama, melainkan menjadi

tantangan yang menuntut kompetensi profesional guru yang lebih tinggi.10

Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 22 Salatiga yang selanjutnya disebut

SD Islam Al-Azhar 22 termasuk kedalam kategori Sekolah Umum Swasta

Islam yang memiliki kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan

9 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an,

Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm. 20. 10

Marno & Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Jogjakarta: Arruzz Media

Group, 2010, hlm, 21.

Page 21: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

al-Qur‟an yang merupakan kurikulum pengembangan pribadi muslim.

Tolok ukur dan indikasi keberhasilan kurikulum tersebut diantaranya

murid mampu membaca al-Qur‟an dengan benar dan mengetahui

maknanya.11

SD Islam Al-Azhar 22 menerapkan kurikulum Pendidikan al-Qur‟an

melalui metode Iqra‟ dengan tujuan menuntaskan pembelajaran al-Qur‟an

sesuai penjabaran kurikulum yang ditetapkan yaitu anak dapat menguasai

tatacara membaca al-Qur‟an dengan benar di kelas II.12

Sekolah Dasar Muhammadiyah Plus Salatiga yang selanjutnya

disebut SD Muhammadiyah Plus merupakan sekolah dasar yang

menyelenggarakan pembelajaran Agama Islam yang ditangani oleh bidang

khusus yaitu al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab

(ISMUBA). Pembelajaran al-Qur‟an termasuk ranah bidang ini, yang

dilaksanakan melalui metode Iqra‟ dengan menambah jam pelajaran

untuk mendukung keberhasilan mata pelajaran agama pada kurikulum

sekolah tersebut.13

Metode iqra‟ dalam pelaksanaanya mengutamakan kemampuan

pribadi masing-masing siswa, sehingga hasil pembelajaran antar siswa

satu dengan siswa yang lain bisa berbeda walaupun waktu yang disediakan

sama. Kreatifitas siswa merupakan wujud nyata dari pengakuan insan

11

Bidang Pendidikan TK-SD Al-Azhar, Kurikulum Pengembangan Pribadi

Muslim, Jakarta: YPI Al-Azhar, 2012, hlm. 12. 12

Ubaidah, Wawancara Pribadi, Salatiga: 2013, 13 Mei. 13

Sutomo, Wawancara Pribadi, Salatiga: 2013, 23 April.

Page 22: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

pendidikan akan realitas yang ada bahwa siswa tidak dapat disamakan

dalam segala hal.14

Hal ini sesuai dengan metode belajar cepat yang mengakui bahwa

masing-masing dari kita memiliki cara belajar yang cocok dengan karakter

dirinya, sehingga dapat belajar dengan cara yang alamiah, lebih mudah

dan cepat.15

Keluaran atau out put dari SD Islam Al-Azhar 22 dan SD

Muhammadiyah Plus Salatiga rata-rata dapat membaca al-Qur‟an dengan

lancar, sehingga kejuaraan lomba membaca al-Qur‟an sering diraih kedua

Sekolah tersebut, namun jumlah perolehan kejuaraan membaca al-Qur‟an

lima tahun terakhir dari tahun 2008-2013 dari kedua sekolah tersebut

berbeda. Dari data yang diperoleh tersebut ditemukan masalah yaitu

penggunaan metode yang sama, hasil kejuaraan berbeda.

Dari uraian di atas tersebut penulis mengangkat tema Strategi Metode

Iqra‟ pada Pembelajaran al-Qur‟an di SD Islam Al-Azhar 22 dan SD

Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang tersebut di atas maka dapat dituangkan

rumusan masalah sebagai berikut:

14

Zamroni, dkk., Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Strategi dan

Metodologi, Yogyakarta: Idea Press, 2012, hlm. 154.

15 Colin Rose, & Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning For The 21

ST

Century, Bandung: Nuansa, 2002, hlm. 36.

Page 23: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

1. Bagaimana strategi pembelajaran Iqra‟ di SD Islam Al-Azhar 22

Salatiga?

2. Bagaimana strategi pembelajaran Iqra‟ di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga?

3. Apa persamaan dan perbedaan strategi pembelajaran Iqra‟ di SD

Islam Al-Azhar 22 Salatiga dan di SD Muhammadiyah Plus Salatiga?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan

1.1 Menjelaskan strategi pembelajaran Iqra‟ di SD Islam Al-Azhar 22

Salatiga .

1.2 Menjelaskan strategi pembelajaran Iqra‟ di SD Muhammadiyah

Plus Salatiga.

1.3 Mencari persamaan dan perbedaan strategi pembelajaran Iqra‟ di

SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga dan di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga.

2. Manfaat

2.1 Teoritis

Dapat dijadikan sebagai salah satu model dalam menentukan

strategi pembelajaran al-Qur‟an bagi dunia pendidikan.

2.2 Praktis

Penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan solusi bagi sekolah-

sekolah dan guru-guru dalam menuntaskan pembelajaran al-

Qur‟an.

Page 24: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

D. Kajian Pustaka

Pembelajaran al-Qur‟an merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan

Agama Islam (PAI) di sekolah dasar. Penelitian tentang strategi

Pembelajaran Agama Islam telah dilakukan oleh peneliti terdahulu

diantaranya:

Pertama, tesis Jariyah Mufidah dengan judul “Strategi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Prestasi Siswa di SMK Ma’arif NU 01

Cilongok Banyumas”. Fokus masalahnya adalah strategi pembelajaran yang

telah diterima murid akan mempengaruhi sikap dan perilaku murid tersebut.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah deskriptif

kualitatif, dan hasil temuan pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa

strategi pembelajaran pada mata pelajaran Agama Islam menggunakan

metode ceramah, metode diskusi, dan metode praktek. Adapun perilaku

siswa terhadap metode pembelajaran tersebut beragam. Siswa ada yang

mendukung metode pembelajaran, ada yang kurang mendukung, dan ada

yang bersikap netral.16

Kedua, tesis Solihin yang berjudul ”Strategi Pembelajara PAI di SMK

Negeri 8 Mandailing Natal”. Pokok masalah bagaimanakah penerapan

strategi pembelajaran PAI pada SMK Negeri 8 Mandailing Natal.

Pendekatan yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran PAI

16

Jariyah Mufidah, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Prestasi Siswa di SMK Ma’arif NU 01 Cilongok Banyumas, Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga,

2010.

Page 25: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

pada SMK Negeri 8 Mandailing Natal adalah strategi pembelajaran

expositori learning.17

Ketiga, tesis Nanik Hayati dengan judul “Strategi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunarungu (Studi Kasus di SLB Negeri

I Bantul)”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana

pelaksanaan strategi serta menjelaskan faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak Tunarungu di

SLB Negeri I Bantul. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian tersebut

adalah deskriptif, dan hasil temuan pada penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran kontekstual, pendekatan pembelajaran

mengkombinasikan antara student centered (pembelajaran yang berorientasi

atau berpusat pada siswa ) dengan teacher contered (pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada guru).18

Setelah melihat penelitian sebelumnya, materi al-Qur‟an dimasukkan

dalam mata pelajaran PAI, adapun penelitian tentang pembelajaran al-

Qur‟an belum ada. Penelitian ini berusaha mengungkap pembelajaran PAI

secara lebih spesifik lagi yaitu pembelajaran al-Qur‟an yang ruang lingkup

tentang perbedaan dua subyek sebagaimana yang penulis ketahui sebagai

sekolah unggulan di kota Salatiga yaitu SD Islam Al-Azhar 22 dan SD

17

Solihin, Strategi Pembelajara PAI di SMK Negeri 8 Mandailing Natal.

Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2011.

18

Nanik Hayati, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak

Tunarungu Studi Kasus di SLB Negeri I Bantul, Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2012.

Page 26: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Muhammadiyah Plus tentang strategi metode iqra‟pada pembelajaran al-

Qur‟an .

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berorientasi

pada “kualitatif deskriptif”. Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah

penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality

atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Penelitian

kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomene-

fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif.19

Senada dengan pendapat Bogdan dan Tylor yang dikutip Lexi J.

Moleong metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.20

2. Data yang Dikumpulkan

Data penelitian yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder.

Data primer yang diambil meliputi data guru yang mengajar al-Qur‟an

di kelas I, II, III dan siswa Kelas I, II, III. Data guru meliputi:

karakteristik dan pelaksanaan strategi pembelajaran al-Qur‟an.

Karakteristik guru meliputi: nama, umur, pendidikan terakhir, bidang

studi yang diampu, mengajar di kelas berapa; sedangkan strategi

19

Satori Djam‟an & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2011, hlm. 23. 20

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, hlm. 4.

Page 27: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

pembelajaran al-Qur‟an dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

Persiapan pembelajaran ; pelaksanaan pembelajaran; dan evaluasi.

Data siswa kelas I, II dan III meliputi kartu prestasi dan daftar nilai

keberhasilan. Data sekunder yang diambil adalah dokumentasi tentang

data SD Islam Al-Azhar 22 , SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga

dan data pendukung lainnya.

3. Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat berupa: Pedoman observasi;

pedoman wawancara sebagai panduan untuk menggali informasi

kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran al-Qur‟an; kartu prestasi

siswa dan daftar nilai siswa untuk mengetahui keberhasilan siswa; dan

catatan lapangan yaitu catatan penelitian di lapangan untuk mencatat

hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan.

4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan. Untuk

mendapatkan data yang valid, peneliti mengadakan observasi terlibat

pada saat proses pembelajaran dengan tujuan melakukan pengamatan

langsung agar mendapatkan informasi dari informan berupa: ruang/

tempat pembelajaran, pelaku pembelajaran (guru dan siswa), kegiatan

yang dilakukan pada saat pembelajaran, objek pembelajaran (benda

atau alat-alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran), perbuatan

pelaku pembelajaran (tindakan-tindakan yang berlangsung dalam

pembelajaran), kejadian atau peristiwa dalam pembelajaran, waktu

Page 28: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dalam pembelajaran, tujuan yang ingin di capai dalam pembelajaran

dan perasaan, emosi dan kenyamanan dalam pembelajaran. Pengamatan

langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu

kebenaran.21

Selain itu wawancara terstruktur dilakukan oleh peneliti sendiri di

SD Islam Al-Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga

sebagai tempat berlangsungnya penelitian. Peneliti bertemu dengan

responden untuk mengadakan wawancara secara bergantian, dengan

merekam dan mencatat keterangan dari responden, Selain wawancara

peneliti observasi langsung ke kelas untuk mengambil data pelaksanaan

pembelajaran, setelah diperoleh data dari responden, peneliti membuat

transkrip.

Data yang berasal dari siswa diambil dari kartu prestasi dan daftar

nilai siswa. Penilaian berdasarkan prestasi dan daftar nilai, sehingga

masing-masing siswa akan berbeda dalam pengambilan datanya. Data

yang diambil dicocokkan dengan standar baku keberhasilan. Apabila

siswa sesuai dengan standar baku maka dikategorikan berhasil (B) dan

apabila siswa tidak sesuai dengan standar baku maka dikategorikan

belum berhasil (BB). Strategi pembelajaran al-Qur‟an melalui metode

Iqra‟ dianggap berhasil di SD Islam Al-Azhar 22 apabila jumlah seluruh

siswa kelas I dan II 90 % siswa tamat Iqra‟ jilid VI.22

Sedangkan di

21

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, hlm. 174.

22 Ubaidah, Wawancara Pribadi, Salatiga: 2013, 13 Mei

Page 29: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

SD Muhammadiyah Plus strategi dianggap berhasil apabila 90 % siswa

kelas I, II, dan III tamat Iqra‟ jilid VI.23

5. Telaah Dokumen

Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non

human resources). Studi dokumen dalam penelitian kualitatif

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan

data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah

secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan

pembuktian suatu kejadian.

Hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel/ dapat

dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus

penelitian. Dalam arti luas dokumen meliputi semua sumber, baik

sumber tertulis maupun sumber lisan, sedangkan dalam arti sempit,

yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja.24

Telaah dokumen

dilakukan di SD Islam Al- Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus Kota

Salatiga. Data yang diambil menyangkut informasi (data) yang

mendukung penelitian.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara diskriptif dengan menggunakan

metode analisis komparatif. Menurut Lexy J. Moleong analisis

komparatif digunakan dengan tujuan untuk memperoleh ketepatan

23

Marijo, Wawancara Pribadi, Salatiga: 2013, 8 Mei 24

Satori Djam‟an & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2011, hlm. 146.

Page 30: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

kenyataan, generalisasi empiris, dan penetapan konsep.25

Data yang

dikumpulkan dari wawancara hasilnya ditulis dalam bentuk catatan dan

disalin dalam bentuk transkrip. Pembuatan transkrip dilakukan

langsung setelah memperoleh data, karena untuk menghindari kelupaan

atau adanya sumber data yang kurang lengkap.

Setelah membuat transkrip dilakukan pengkodean dan

pengkatagorian kemudian diwujudkan dalam analisis data berupa narasi

sesuai dengan variabel penelitian dan kemudian dibahas dengan

membandingkan hasil wawancara dengan hasil trianggulasi. Kemudian

ditarik suatu kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Bab pertama pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah,

rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

dan sistematika penulisan. Hal tersebut penting karena untuk mengawali

sesuatu pembahasan diperlukan arah yang jelas dan kerangka yang

sistematis dalam menjawab rumusan masalah. Unsur-unsur ini diuraikan

terlebih dahulu untuk mengetahui kegelisahan akademik yang melatar

belakangi dilakukanya penelitian ini. Selain itu juga diuraikan tujuan

penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terutama

bagi pemerhati pendidikan. Kajian pustaka digunakan untuk memastikan

25 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, hlm. 269-271.

Page 31: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

bahwa kajian ini berbeda dengan pembahasan serupa yang pernah ada

ataupun belum dibahas sebelumnya.

Kemudian dilanjutkan bab kedua membahas strategi pembelajaran,

belajar dan pembelajaran, organisasi Kurikulum, metode pembelajaran,

metode membaca al-Qur‟an.

Pada bab ketiga, setelah dilakukan penelitian maka didapatkan

gambaran umum SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga dan gambaran umum SD

Muhammadiyah Plus Salatiga yang meliputi; profil SD Islam Al-Azhar 22

Salatiga dan SD Muhammadiyah Plus Salatiga, struktur dan muatan

kurikulum Iqra‟ SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga dan SD Muhammadiyah

Plus Salatiga, pembelajaran al-Qur‟an melalui metode Iqra‟, model

pembelajaran meliputi; perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Bab keempat tentang penyajian data yang telah diperoleh dan

dilakukan pembahasan dan analisis data untuk menjawab masalah yang

terdapat dalam rumusan masalah.

Penelitian ini diakhiri dengan penutup yang berisi kesimpulan dan

saran. Kesimpulan merupakan inti penjelasan yang ada sebelumnya,

sedangkan saran dapat menjadi semacam agenda pembahasan lebih lanjut di

masa yang akan datang.

Page 32: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB II

LANDASAN TEORI STRATEGI METODE IQRA‟ PADA PEMBELAJARAN

AL-QUR‟AN

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.26 Strategi pembelajaran dengan penggunaan berbagai

sumber daya (guru dan media) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan strategi misalnya surat al-

Anfal ayat 60:

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa

saja yang kamu sanggupi”.27 Kekuatan dalam hal ini adalah strategi seorang

guru dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

26

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 859. 27

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Qur‟an, Al-Qur’an dan

Terjemahnya, Jakarta: Intermasa, 1999, hlm. 271.

Page 33: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.28

Sedangkan menurut I Nyoman Sudjana Degeng dalam buku yang berjudul

Srategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer karya Made Wena, strategi

pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber

belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi

pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga

berbentuk bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang

pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari kemudian dapat

diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni,

strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki seseorang

tanpa pernah belajar secara formal tentang strategi pembelajaran.29

Nana Sudjana sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani mengatakan

bahwa strategi mengajar adalah “taktik” yang digunakan guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mempengaruhi siswa

mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien. Strategi

pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan

guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam

suatu pengajaran.30

Jerrold E. Kemp dalam buku yang berjudul Strategi Pembelajaran

berorientasi Standar Proses Pendidikan karya Wina Sanjaya menjelaskan

28

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011,

hlm. 57. 29

Made Wena, Srategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi

Aksara, 2011, hlm. 2.

30Ahmat Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2004, hlm. 34.

Page 34: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Walter Dick dan Lou

Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set

materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama

untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.31

Dalam konteks pengajaran, menurut Robert Gagne yang dikutip

Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, strategi adalah kemampuan internal

seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.

Artinya bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik

berpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah dalam

mengambil keputusan. Keseluruhan pengertian strategi di atas merujuk pada

aspek perencanaan yang cermat, terukur, dan dipersiapkan melalui

mekanisme yang benar.32

Subana dan Sunarti seperti yang dikutip oleh Iskandarwassid &

Dadang Sunendar memberikan pengertian strategi pembelajaran sebagai

berikut:

a. Pola umum atau karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan pengajar

dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar (KBM).

31

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 126. 32

Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 3.

Page 35: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

b. Rencana menyeluruh mengenai kegiatan pembelajaran yang serasi bagi

pencapaian tujuan pengajaran ( strategies of instruction).

c. Rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses

pembelajaran, merancang materi pembelajaran, dan memandu pengajaran

di kelas (models of teaching).

d. Pola umum kegiatan yang menggambarkan proses penentuan atau

penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan kegiatan pembelajaran

sehingga terjadi perubahan tingkah laku.33

Menurut Hasibuan dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama

Islam karya M. Basyiruddin Usman, bahwa strategi belajar mengajar

merupakan pola umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan

belajar mengajar.34

Dari uraian pengertian strategi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi pembelajaran masih bersifat konsep tentang perencanaan yang akan

diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Selain itu strategi adalah suatu rencana tindakan yang mengandung

metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.

Rencana tindakan tersebut dipilih dan digunakan guru untuk menyampaikan

materi pembelajaran yang memudahkan peserta didik dalam memahami dan

33

Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 5. 34

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:

Ciputat Pers, 2002, hlm. 22.

Page 36: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

menerima materi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat

dikuasai dan dipraktekkan.

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

a. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree

mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan exposition-

discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi

pembelajaran individual groups-individual learning.

b. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.

Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat

ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.

c. Strategi belajar kelompok dilakukan secara beregu. Strategi kelompok

tidak memperhatikan kecepatan belajar individual.

d. Ditinjau dari penyajian dan cara pengelolaan, strategi pembelajaran

dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan startegi

pembelajaran induktif.35

3. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran

a. Pertimbangan yang berhubungan dengan hal yang ingin dicapai.

b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi

pembelajaran.

c. Pertimbangan dari sudut siswa.

d. Pertimbangan- pertimbangan lainya.36

35

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 128-129.

Page 37: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena

untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil

yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan

terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai

optimal. Dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara

efektif dan efisien. Strategi pembelajaran berguna bagi guru dan siswa. Bagi

guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis

dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan strategi

pembelajaran dapat mempermudah proses belajar, karena setiap strategi

pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.37

Ada empat stategi dasar dalam proses pembelajaran:

1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2) Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran

yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan

pegangan oleh para pengajar dalam menunaikan tugas mengajarnya.

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria

serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan umpan balik untuk

36

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 129-130. 37

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi

Aksara, 2011, hlm. 2-3.

Page 38: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara

keseluruhan.38

Di samping itu David Jacobsen, dkk., menjelaskan tentang pengajaran

sebagai berikut: “The three basic steps in the three-phase approach to

teaching are these: The planning phased, the implementing phase, and the

evaluating phased”.39

Ketiga fase tersebut saling berhubungan pada pembelajaran yakni

pembuatan program-program dan rencana pembelajaran yang kemudian

diimplementasikan dan diakhiri dengan evaluasi.

B. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian

Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu40

yang belum dimiliki sebelumnya, sehingga dengan belajar itu manusia

menjadi tahu, memahami dan mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki

tentang sesuatu.41

Menurut Abdul Hafizh Muhammad Salamah belajar diartikan sebagai

sesuatu yang untuk membantu membuka tabir yang belum jelas atau

diketahui.42

38

Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 6. 39

David Jacobsen, dkk., Methods for Teaching A Skills Approach, Melbourne:

merrill Publishing Company, 1989, hlm.9. 40

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 13. 41

Baharudin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media Group, 2008, hlm. 13. 42

Abdul Hafizh Muhammad Salamah, Tasmim al-Tadris, Riyadh, Al Wali, 1423

H., hlm.15.

Page 39: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Di samping itu Syeikh az-Zarnuji seperti diterjemahkan oleh Abdul

Kadir al-Jufri, menambahkan sebagai berikut: “Belajarlah! Sebab ilmu

adalah penghias dari pemiliknya, jadikan hari-harimu untuk menambah

ilmu.”43

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial dengan pengajaran adalah pada

tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara

pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru

mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Pembelajaran

berpusat pada peserta didik.44

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan program

pendidikan di sekolah. Di Sekolah Dasar, kegiatan belajar mengajar

ditekankan pada pembinaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung

(calistung). Asumsi yang mendasari adalah bahwa kemampuan membaca,

menulis dan berhitung merupakan tiga kemampuan dasar yang pertama kali

harus diperkenalkan dan ditanamkan kepada siswa sekolah dasar. Ketiga

kemampuan ini sangat diperlukan untuk dapat mengikuti pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengikuti perkembangan zaman.45

43

Syeikh Az-Zarnuji, Ta’lim Muta’allim, terjemahan Abdul Kadir al-Jufri,

Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009, hlm. 7. 44

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011, hlm. 13.

45

Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi

aksara, 2009, hlm. 21.

Page 40: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

proses untuk memperoleh ilmu bagi individu. Dalam hal ini guru berperan

penting dalam mengorganisir dan memfasilitasi guna mencapai ketrampilan

dari ilmu tersebut.

2. Ciri-ciri Belajar

a. Ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku .Ini berarti bahwa hasil

belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan

tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak trampil menjadi

trampil.

b. Perubahan perilaku relative permanent. Perubahan tingkah laku yang

terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

mengubah tingkah laku.46

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran

46

Baharudin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media Group, 2008, hlm. 15.

Page 41: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Prinsip belajar menurut Soekamto dan Winaputra dalam buku Teori

Belajar dan Pembelajaran karya Baharudin dan Esa Nur Wahyuni adalah:

a. Apapun yang dipelajari siswa dialah yang harus belajar, oleh sebab itu

siswalah yang harus aktif.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuan.

c. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mendapat penguatan langsung

pada setiap langkah yang dilakukan selama belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar lebih berarti.

e. Memotivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.47

Salah satu langkah mencapai masyarakat pembelajar yaitu

melayani setiap gaya belajar individu. Sebagian orang belajar lebih baik

dengan suatu cara, sebagian yang lain dengan cara yang lain pula, setiap

orang memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik ada yang lebih

mudah belajar secara visual, ada yang lebih mudah belajar secara

auditorial.48

Dalam pembelajaran, situasi atau kondisi yang memungkinkan

terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan oleh guru

yang bertujuan mengubah siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang

47

Baharudin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media Group, 2008, hlm. 12. 48

Gordon Dryden & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian I, terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003, hlm. 99.

Page 42: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan menjadi siswa yang

memiliki pengetahuan.49

Sesuai dengan UUD 1945, pendidikan seharusnya mencerdaskan

kehidupan bangsa. Hal ini berarti pembelajaran sebagai usaha untuk

memberdayakan manusia. Dalam proses pembelajaran, pengenalan

terhadap diri sendiri atau kepribadian diri merupakan hal yang sangat

penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri.50

Melalui proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

membimbing dan memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami

kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki, untuk selanjutnya

memberi motivasi agar siswa terdorong untuk belajar sebaik mungkin

untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka

miliki.51

4. Tujuan Pembelajaran

a. Untuk mendapatkan pengetahuan. Ditandai dengan kemampuan berfikir,

pemilikan pengetahuan dan tidak dapat mengembangkan kemampuan

berpikir tanpa bahan pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan ketrampilan. Penanaman konsep juga

memerlukan suatu ketrampilan jasmani maupun rohani, ketrampilan

jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga

49

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 34. 50

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 9-

11. 51

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 13.

Page 43: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

menitik beratkan pada ketrampilan anggota tubuh, sedangkan

ketrampilan rohani bersifat abstrak yang menyangkut persoalan

penghayatan dan ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep.

c. Pembentukan sikap. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik

tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi

nilai-nilai itu siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauan untuk

mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.52

5. Faktor-faktor Psikologis dalam Belajar

Menurut Sunhaji, dalam buku yang berjudul Strategi Pembelajaran

menyebutkan bahwa faktor-faktor Psikologi dalam belajar meliputi:53

a. Motivasi. Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau dalam dirinya ada

keinginan untuk belajar, dalam hal motivasi ada dua hal yakni

mengetahui apa yang akan dipelajari dan mengapa hal tersebut patut

dipelajari.

b. Konsentrasi. Memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi

belajar, unsur dalam motivasi akan sangat membantu tumbuhnya proses

pemusatan perhatian.

52

Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2012,

hlm. 3. 53 Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2012,

hlm. 16.

Page 44: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

c. Reaksi. Kegiatan belajar memerlukan keterlibatan unsur fisik maupun

mental, sebagai wujud reaksi. Pikiran dan otot-otot harus dapat bekerja

secara harmonis. Belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan

ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan, dan

kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana

disampaikan oleh pengajarnya.

d. Organisasi. Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan,

menata, atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam

suatu kesatuan pengertian yang dapat membuat seseorang menjadi

mengerti lebih jelas.

e. Pemahaman. Memahami adalah suatu akhir dari setiap belajar karena

tanpa pemahaman pengetahuan dan sikap akan sia-sia.

f. Ulangan. Untuk mengatasi lupa diperlukan kegiatan ulangan, dengan

mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari,

kemampuan siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan motivasi dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang dapat membantu konsentrasi

yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah

pada pembelajaran sehingga tujuan yang dikehendaki subyek belajar bisa

tercapai.

Page 45: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

6. Tolok Ukur Keberhasilan Proses Belajar Mengajar

Sunhaji mengemukakan tentang tolok ukur keberhasilan proses belajar

mengajar yang meliputi :

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai

siswa, baik secara individual maupun kelompok.54

7. Teori Pembelajaran

Beberapa teori belajar seperti dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono antara

lain:55

a. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Ia

menyatakan sebagai “ Some types of behavior are produced or elicited by

stimuli”.56 Pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik.

Sebaliknya bila ia tidak belajar responya menurun. Dalam menerapkan

teori Skinner guru perlu memperhatikan pemilihan stimulus dan

penggunaan penguatan.

b. Menurut Gagne bahwa belajar merupakan kegiatan komplek. Hasil

belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki

ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menutut Gagne belajar terdiri

54

Sunhaji, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2012,

hlm. 21-22. 55 Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

,hlm. 9-16. 56

George M. Gazda & Raymond J. Corsini, Theories of Learning, Itasca: F.E.

Peacock Publishers, Inc., 1980, hlm. 135.

Page 46: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dari tiga komponen, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil

belajar.

c. Menurut Pandangan Piaget bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.

Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.

Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi

dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

d. Menurut Rogers pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan

mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu

dilakukan guru.

Pandangan-pandangan di atas bisa disimpulkan hasil belajar

didapat karena adanya stimulus yang diberikan oleh pendidik kepada

siswanya, hasil belajar tersebut berupa ketrampilan, pengetahuan, dan

sikap nilai. Dalam hal ini pendidik perlu memperhatikan langkah-langkah

pembelajaran dalam menentukan stimulus guna keberhasilan

pembelajaran.

C. Organisasi Kurikulum

Salah satu hal yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran adalah

organisasi kurikulum, kurikulum merupakan salah satu alat untuk

mewujudkan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya organisasi

kurikulum.

Menurut Prof. Dr. Nasution dalam buku yang berjudul “Tata Laksana

Kurikulum” karya B. Suryobroto Organisasi kurikulum adalah pola atau

Page 47: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-

murid. Hal tersebut sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang

hendak dicapai.57

Pola-pola organisasi kurikulum yang dikemukakan oleh B.

Suryosubroto meliputi58:

1. Separated subject currikulum. Kurikulum ini menyajikan segala bahan

pelajaran dalam berbagai macam pelajaran yang terpisah satu sama lain,

contoh mata pelajaran Ilmu-ilmu tumbuhan, Ilmu hewan, Ilmu tubuh

manusia, Ilmu kesehatan, dan Ilmu Alam.

2. Correlated Curriculum. Kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran

satu sama lain ada hubungan walaupun batas-batas yang satu dengan

yang lain masih dipertahankan. Senada dengan pendapat H. Dakir yaitu

menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasanya

mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang

sama. Karena suatu topik dibahas dari berbagai macam pelajaran maka

pelaksanaanya dilakukan secara team teaching.59

3. Integrated curriculum. Meniadakan batas antar berbagai mata pelajaran

dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.

57

B. Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm.

1. 58 B. Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, hlm.

1-5. 59

H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka

Cipta, 2004, hlm. 41.

Page 48: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Kurikulum yang pelaksanaanya disusun secara menyeluruh untuk

membahas suatu pokok masalah tertentu.

D. Metode Pembelajaran

1. Pengertian

Mengenai pengertian metode seperti halnya dengan pengertian-

pengertian lain, terdapat beberapa pendapat diantara para ahli.

Menurut Tayat Yusuf dan Saiful Anwar yang dikutip oleh Armai

Arief secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani “metodos” yaitu

suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.60

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.61

Menurut M. Basyirudin Usman, metode pembelajaran adalah alat

yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran.62

Endang Fauziati menambahkan pengertian tentang metode sebagai

berikut: “Method an overall plan for the orderly presentation of language

material, no part of which contradicts, and all of which is based upon the

selected approach”.63

60

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 40. 61

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 580. 62

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:

Ciputat Pers, 2002, hlm. 22.

63

Endang Fauziati, Introduction to Methods and Approaches in Second or

Foreign Language Teaching, Surakarta: Era Pustaka Utama, 2009, hlm. 15.

Page 49: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Jika mencermati definisi metode di atas dihubungkan dengan

pembelajaran, maka metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ini

berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang ditetapkan,

dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa

metode. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan,

sedang metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi.

Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah

pendekatan (approach) . Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Oleh karenanya strategi

dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung

dari pendekatan tertentu. Roy Killen mencatat ada dua pedekatan dalam

pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred

approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred

approaches).64

2. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-

manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya

untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah

64

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 127.

Page 50: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Allah Swt., baik kepada Tuhanya, sesama manusia, dan sesama makhluk

lainya.65

Metode belajar ditinjau dari aspek kemampuan seseorang ada dua

cara: Pertama yaitu belajar langsung berhadapan dengan guru dengan cara

menerima materi atau penjelasan terlebih dahulu. Kedua belajar dengan cara

bertanya tentang masalah-masalah kepada orang yang lebih mengerti tanpa

memperoleh materi dulu.66

3. Macam-macam Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam

a. Metode pembiasaan, adalah sebuah cara untuk membiasakan anak

berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama

Islam. Metode ini dinilai efektif jika diterapkan pada peserta didik yang

berusia kecil karena memiliki daya ingat yang kuat dan mempunyai

kepribadian yang belum matang, sehingga mudah terlarut dengan

pembiasaan.

b. Metode keteladanan, adalah hal-hal yang dapat dicontoh oleh seseorang

dari orang lain, keteladanan yang baik yang dapat dijadikan sabagai alat

pendidikan Islam.

c. Metode pemberian ganjaran, adalah pemberian hadiah kepada peserta

didik sebagai pendorong belajar.

d. Metode pemberian hukuman, hukuman merupakan jalan terakhir yang

dilakukan secara terbatas dan tidak menyakiti anak didik dengan tujuan

65

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 40. 66

Muhammad Husain, Muntolaqotu Tolibil ‘ilmi, Kairo: Maktabah Islamiyah,

2003, hlm. 76-77

Page 51: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

untuk menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahan yang ia

lakukan.67

4. Metode Membaca al-Qur‟an

a. Metode Baghdadiyah

Metode Baghdadiyah adalah metode tersusun (tarkibiyah),

maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan

merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan

metode alif, ba’, ta’.68 Metode ini menurut pandangan penulis adalah

metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang

di Indonesia.

1) Cara mengajarkan Metode Baghdadiyah:

a) Mula-mula diajarkan nama-nama huruf hijaiyah menurut tertib

kaidah Baghdadiyah, yaitu dimulai dari huruf alif, ba’, ta’, dan

sampai ya’.

b) Kemudian diajarkan tanda-tanda baca (harakat) sekaligus bunyi

bacaanya. Dalam hal ini anak dituntun bacanya secara pelan-pelan

dan diurai/ dieja, seperti alif fathah a, alif kasrah i, alif dhammah u,

dan seterusnya.

67

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 110-131. 68

Animous, Juz’amma, Surakarta: Alwah, 1414.

Page 52: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

c) Setelah anak-anak mempelajari huruf hijaiyah dengan cara-caranya

itu, barulah diajarkan kepada mereka al-Qur‟an juz’amma ( Juz

yang ke-30 dari urutan juz dalam al-Qur‟an ) itu.69

2) Kelebihan

Siswa akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan

materi sudah hafal huruf-huruf hijaiyah, siswa yang lancar akan cepat

melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang

lain, siswa diperkenalkan nama huruf hijaiyah sejak awal pelajaran.70

3) Kekurangan

Adapun kekuranganya metode ini menurut penulis,

membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf

hijaiyah dahulu dan harus dieja sehingga siswa merasa jenuh dan

banyak yang tidak menyelesaikan sampai bisa membaca al-Qur‟an.

b. Metode Qiro’ati

Metode Qiro’ati adalah pengajaran membaca al-Qur‟an dengan

langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qa'idah ilmu

tajwid , mengajar jilid 1 dan 2 sebaiknya secara perorangan sedangkan

mengajar jilid 3 sampai 6 sebaiknya secara klasikal, namun setiap

siswa diberi kesempatan membaca.71

69

H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip metodologi buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur‟an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 5-6. 70

Animous, Juz’amma, Surakarta, Alwah, 1414. 71

Dachlan Salim Zarkasi, Metode Praktis Belajar Membaca al-Qur’an,

Semarang, Yayasan Pedidikan al-Qur‟an Mujawwidin, 1990, Jilid 1.

Page 53: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Pada jilid pertama huruf dibaca langsung tanpa mengeja dengan

cepat dan tidak memanjangkan suara, pada jilid dua diperkenalkan

nama harakat, angka arab, dan bacaan mad thabi’i. Jilid tiga adalah

pendalaman jilid satu dan dua, jilid empat dikenalkan nun sukun,

tanwin, mad wajib dan mad jaiz, nun dan mim bertasydid, wawu yang

tidak dibaca. Jilid lima diajarkan cara waqof, mafatih al suwar dan

pendalaman jilid sebelumnya. Pada jilid enam diajarkan cara membaca

izhar halqi dan membaca al-Qur‟an juz satu.72

c. Metode An-Nahdhiyah

Metode an-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca al-

Qur‟an yang muncul di daerah Tulung agung, Jawa Timur. Materi

pembelajaran al-Qur‟an tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan

Iqra’ . Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih

ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan

atau lebih tepatnya pembelajaran al-Qur‟an pada metode ini lebih

menekankan pada kode ”ketukan” dalam pelaksanaan.

Inti pelajaran metode an-Nahdhiyah: Pada jilid pertama siswa

diperkenalkan huruf yang belum dirangkai sekaligus pengenalan tanda

baca fathah, kasrah, dan dhammah. Pada jilid kedua diajarkan

rangkaian huruf, bacaan mad thabi’i, tanda bacaan, harakat tanwin,

pengenalan angka arab. Jilid yang ketiga diajarkan , ta’ marbuthah,

huruf dengan tanda sukun, alif Fariqah, ikhfak, hamzah washal. Jilid

72 Dachlan Salim Zarkasi, Metode Praktis Belajar Membaca al-Qur’an,

Semarang, Yayasan Pedidikan al-Qur‟an Mujawwidin, 1990, hlm. 1-6.

Page 54: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

keempat diajarkan bacaan izhar qomariyah, bacaan izhar syafawi,

bacaan izhar halqiyah, dan bacaan mad wajib muttasil. Jilid kelima

diajarkan bacaan lien, tanda tasydid, bacaan ghunnah, idhgam

bighunnah, idhgam bila ghunnah, dan iqlab, cara membaca lafadz

jalalah, dan bacaan ikhfa’ syafawi. Di akhir jilid 1-5 diberikan materi

do‟a harian. Jilid keenam diajarkan idhgam syamsiyah, qolqolah, mad

lazim kilmi musaqqol/ mukhaffaf, mad aridly, mad iwadh, mad lazim

harfi, tanda-tanda waqof, dan surat-surat pilhan.73

d. Metode Tarsana ( Tartil, Sari’, dan Nagham)

Belajar membaca al-Qur‟an dengan metode Tartil, Sari’, dan

Nagham (Tarsana). Tartil artinya membaca al-Qur‟an sesuai dengan

ilmu tajwid. Sari’ ( سر يع) yang dimaksud adalah cepat, dalam

mempelajari al-Qur‟an metode ini hanya membutuhkan waktu singkat (7

jam ) sudah bisa membaca al-Qur‟an. Naghom (نغم) adalah lagu dalam

al-Qur‟an. Jadi Tarsana adalah belajar membaca al-Qur‟an sesuai dengan

ilmu tajwid dalam waktu singkat dan sekaligus dapat lagu al-Qur‟an.

Cara pengajarannya yaitu:

1) Tahap pertama siswa membaca huruf tanpa mengeja. Pada halaman

ini juga dikenalkan huruf-huruf hijaiyah yang sudah disambung

dengan tanda fathah.

2) Tahap kedua siswa diperkenalkan tanda kasrah dan dhammah.

73

LP. Ma‟arif NU , Cepat Tanggap Belajar al-Qur’an an-Nahdhiyah, Tulung

Agung: LP. Ma‟arif NU, 1992, Jilid VI.

Page 55: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

3) Tahap ketiga diperkenalkan bacaan mad thabi’i dan mad layin

(diftong).

4) Tahap keempat diperkenalkan tanda sukun, tasydid, dan qolqolah.

5) Tahap kelima diperkenalkan istilah-istilah bacaan tajwid.

6) Tahap keenam mempraktekkan bacaan-bacaan tajwid yang telah

diajarkan pada tahap sebelumnya.

7) Tahap terakhir yaitu membaca surat-surat pendek.

8) Diajarkan dengan lagu pada setiap tahap.74

e. Metode Iqra’

Metode Iqra’ adalah suatu metode membaca al-Qur‟an yang

menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan

iqra‟ terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi

tahap sampai pada tingkatan yang sempurna75.

Cara belajar membaca al-Qur‟an dengan motode Iqra’ ini pernah

dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya untuk

mengembangkan minat baca terhadap kitab suci al-Qur‟an. Meski

demikian, harus diakui bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan juga

kelemahanya sendiri. Oleh karena itu perlu ada upaya konvergensi

74

Syamsuddin Mustaqim, Bimbingan Belajar Membaca al-Qur’an dengan

Metode Tarsana, (Tartil, Sari’, dan Nagham) , Sragen: Kaset, 2009. 75

As‟ad Humam, Buku Iqra’ , Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, Jilid 1-

6, Yogyakarta: AMM, 2000.

Page 56: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dengan memodivikasi beberapa metode guna mendapatkan metode

pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan efektif.76

1) Sistematika Buku Iqra‟

Pelajaran pada jilid 1 seluruhnya berisi pengenalan bunyi huruf-

huruf tunggal berharokat fathah. Diawali dengan huruf a, ba, ta, tsa,

dan seterusnya sampai bunyi ya. Target yang dicapai anak bisa

membaca dan mengucapkan secara fasih sesuai dengan makhrajnya

huruf-huruf tunggal berharakat fathah. Dalam hal ini anak belum

ditargetkan untuk mengenal nama-nama huruf itu sendiri, seperti alif,

ba’, ta’ dan seterusnya.77

Pada jilid 2 diperkenalkan dengan bunyi huruf-huruf

bersambung berharakat fathah, baik huruf sambung di awal, di

tengah, maupun di akhir kata. Mulai diperkenalkan bacaan “mad”

namun masih berharakat. Mulai halaman ini anak boleh

diperkenalkan nama huruf demikian pula nama harakat. Target jilid 2

meningkatkan kefasihan membaca bunyi huruf, anak bisa membaca

huruf-huruf sambung, anak bisa membedakan bacaan pendek dan

panjang dari fathah yang diikuti alif dan fathah berdiri.78

Pada awal jilid 3 ini anak diperkenalkan bacaan kasrah. Karena

anak telah mampu membedakan bentuk-bentuk huruf bersambung,

76

Moh.Roqib , Ilmu Pendidikan Islam (Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, keluarga, dan masyarakat), Yogyakarta: LkiS, 2009, hlm. 103. 77 H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur’an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 9. 78

H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur’an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 10-11.

Page 57: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

maka pengenalan bacaan kasrah ini langsung huruf tunggal dan huruf

sambung sekaligus. Bacaan dhammah dikenalkan pada jilid 3 setelah

anak betul-betul mengenal bacaan kasrah dan fathah. Pada halaman

19 langsung diperkenalkan dhammah panjang karena diikuti oleh

wawu sukun. Dan disinilah anak dikenalkan huruf wawu dan tanda

dhammah, baik dhammah biasa maupun dhammah terbalik sebagai

tanda bacaan panjang. Target jilid 3 anak mengenal bacaan kasrah,

kasrah panjang karena diikuti ya’ sukun dan kasrah pajang karena

berdiri, anak mengenal bacaan dhammah , dhammah panjang karena

diikuti wawu sukun dan dhammah panjang karena terbalik. Anak

sudah mengenal nama tanda baca fathah, kasrah, dhammah dan

sukun. Anak sudah mengenal nama-nama huruf alif , ya’ dan wawu.79

Pelajaran pada jilid 4 diawali dengan bacaan fathah tanwin,

kasrah tanwin, dhammah tanwin, bunyi ya’ sukun dan wawu sukun

yang jatuh setelah harakat fathah, mim sukun, nun sukun, qolqolah

dan huruf hijaiyah lainya yang berharakat sukun, pada jilid ini anak

sudah diperkenalkan dengan nama semua huruf hijaiyah dan nama-

nama tanda bacanya. Didahulukanya bacaan qolqolah dari huruf-huruf

sukun lainya dimaksudkan agar sejak dini anak telah mampu

menghayati bacaan qolqolah sehingga terbiasa dengan bacaan yang

mestinya berqolqolah tetap dibaca qolqolah. Dalam pelajaran bacaan

tanwin, nun sukun dan mim sukun target yang ada pada jilid 4 ini baru

79

H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur’an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 11-12.

Page 58: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

memperkenalkan bacaan-bacaan izhar, sedang bacaan yang lain belum

diperkenalkan.80

Dalam jilid 5 diajarkan bacaan alif lam qamariah, tanda waqaf,

mad far’i, alif lam syamsyiah, idgham bigunnah, lam jalalah, dan

idgam bilagunnah, tetapi belum diperkenalkan istilah-istilah yang

digunakan dalam ilmu tajwid. Isi jilid 6 sudah memuat semua

persoalan-persoalan tajwid, walaupun belum diperkenalkan teori-teori

tajwidnya. 81

2) Metode Pembelajaran Iqra‟

a) CBSA, siswa aktif membaca sendiri setelah dijelaskan pokok

bahasanya, guru hanya menyimak tidak menuntun. Belajar aktif

tidak hanya diperlukan untuk menambah gairah, namun juga untuk

menghargai perbedaan individual dan keragaman kecerdasan.82

b) Privat menyimakan seorang demi seorang secara bergantian.

Pendapat Lapp, Bender, Ellenwood & John di antara model

aktivitas belajar adalah The Personilised Model, di mana proses

pembelajaran dikembangkan dengan memperhatikan minat,

pengalaman dan perkembangan siswa untuk mengaktualisasikan

potensi-potensi individualitasnya.83

80 H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur’an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 12. 81

H. M. Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur’an), Yogyakarta: “AMM”, 1995, hlm. 13. 82

Melvin L. Silberman & Allin Bacon, Active Learning:101 Strategiies to Teach

Any Subject, terjemahan Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia & Nuansa, 2004,hlm. 4. 83

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.

147.

Page 59: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

c) Asistensi. Siswa yang lebih tinggi pelajaranya dapat membantu

menyimak santri lain. Strategi ini baik digunakan untuk

menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi

kepada temanya. Jika selama ini ada pameo yang mengatakan

bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan

kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu peserta

didik dalam mengajarkan kepada teman sekelas.84

Mengajar adalah belajar. Jika guru berpandangan demikian,

maka ia akan selalu berkembang dan makin menguasai disiplin

atau bidang studi yang diampu.85

Salah satu langkah awal untuk belajar dengan lebih cepat,

lebih baik, dan lebih mudah yaitu dengan mengajari orang lain.

Sesuai pendapat Marian Diamond bahwasanya setiap orang dapat

menjadi guru. Berapapun usia anda, hanya ada sedikit cara yang

lebih baik untuk mengkristalisasi apa yang telah anda pelajari

daripada mengajarkanya kepada orang lain.86

Mengajari teman sebaya, bagi siswa yang bertindak sebagai

tutor dapat mengambil keuntungan mencapai kemajuan dalam

membaca.87

84

Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2008, hlm. 62. 85

M. Furqon Hidayatullah, Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat

dan Cerdas, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, hlm. 153. 86

Gordon Dryden & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian I, terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003, hlm. 177. 87

Gordon Dryden & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian II, terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003, hlm. 387.

Page 60: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Setiap siswa bisa menjadi guru, ini merupakan strategi mudah

untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan

pertanggungjawaban individu dan memberi kesempatan bagi setiap

siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lain.88

Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan

rasa”aku tahu bahwa aku tahu”, pengulangan lebih baik dalam

kontek yang berbeda dengan asalnya. Kesempatan bagi siswa untuk

mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain.89

d) Siswa tidak diperkenalkan tanda baca, yang pokok betul

membacanya.

e) Komunikatif, beri sanjungan kepada siswa apabila bacaan betul.

f) Bagi siswa yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya

mampu dipacu, maka membacanya boleh diloncat-loncatkan agar

cepat selesai.90

Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov,

yang berekperimen dengan apa yang disebutnya sebagai

„Sugestology” atau “Sugestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa

sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan

setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif.

88

Melvin L. Silberman & Allyn Bacon, Active Learning: 101 Strategiies to

Teach Any Subject, terjemahan Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia & Nuansa, 2004, hlm.

196. 89

Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah inger-Nourie, Quantum Teaching

mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemahan Ary Nilandari, Bandung:

Kaifa, 2008, hlm. 92. 90

H.M. Budiyanto, dkk., Ringkasan Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan

Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis, Memahami, Mengamalkan, dan Memasyarakatkan

al-Qur’an, Yogyakarta: AMM, 2003, hlm. 38-43.

Page 61: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Beberapa teknik yang digunakan untuk memberi sugesti adalah

mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di

dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan

poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan

informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam

seni pengajaran sugestif.

Istilah lain yang hampir dapat sama dengan sugestologi

adalah “pemercepatan belajar” (accelerated learning).

Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai “ memungkinkan siswa

untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya

yang normal, dan dibarengi kegembiraan”.91 Metode belajar cepat

mengakui bahwa masing-masing dari kita memiliki cara belajar

pribadi yang cocok dengan karakter dirinya. Ketika belajar

menggunakan teknik yang cocok menjadi lebih mudah dan lebih

cepat.92

Cara membaca buku Iqra’ menurut pengamatan penulis

diperbolehkan memakai alat bantu untuk menunjuk huruf agar

lebih cepat membacanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bobbi De

Porter bersama Mike Hernacki bahwa kiat-kiat untuk membaca di

antaranya menggunakan jari anda atau benda lain sebagai petunjuk.

91

Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Learning (Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan), terjemahan Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa, 1999, hlm. 14. 92

Colin Rose & Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning For The 21ST

Century

Cara Belajar Cepat Abad XXI, terjemahan Dedy Ahimsa, Bandung: Nuansa, 2002, hlm. 36.

Page 62: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Karena mata anda secara alamiah mengikuti benda yang bergerak,

maka akan membantu anda bila ada penunjuk yang dapat diikuti

saat mata bergerak ke bagian bawah halaman. Doronglah mata

anda dengan cepat menyusuri bahan bacaan itu dengan

menggerakkan jari anda lebih cepat dari pada kecepatan membaca

anda selama ini. Bertahanlah untuk tidak berhenti ataupun

mengulang.93

Kiat membaca cepat yaitu gerakkan telunjuk anda ke

bawah di tengah-tengah halaman. Dengan mata, lihatlah tepat di

atas ujung jari. Gerakkan jari dengan cepat sehingga anda tidak

punya waktu untuk berhenti pada setiap huruf dan

mengucapkanya.94

Program Finger-phonics, Program ini

menggunakan pendekatan yang sangat sederhana tentang

pengajaran ponetik dengan menghubungkan setiap suara dalam

bahasa inggris dengan tindakan dan gerakan jari tertentu.95

3) Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan metode Iqra’:

a) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh

beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru serta pendidikan

dan latihan guru agar buku iqra‟ ini dapat dipahami dengan baik

93

Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum Learning (Membiasakan Belajar

Nyaman Dan Menyenangkan), Bandung: Kaifa, 1999, hlm. 256. 94

Gordon Dryden & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian I, , terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003, hlm.160. 95

Gordon Dryden & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian II, terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003, hlm. 385.

Page 63: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

oleh guru, para guru dapat menerapkan metodenya dengan baik dan

benar.

b) Cara Belajar siswa aktif (CBSA). siswa diberikan contoh huruf

yang telah diberi harakat sebagai pengenalan di lembar awal dan

setiap memulai belajar siswa dituntut untuk mengenal huruf

hijaiyah tersebut. Pada permulaan, siswa langsung membaca huruf-

huruf tersebut secara terpisah-pisah untuk kemudian dilanjutkan ke

kata dan kalimat secara gradual. Jika terjadi kesalahan baca, guru

memberikan kode agar kesalahan tersebut dibenarkan sendiri

dengan cara mengulang bacaan.

c) Bersifat privat (individual). Setiap siswa menghadap guru untuk

mendapatkan bimbingan langsung secara individual. Jika

pembelajaran terpaksa dilakukan secara kolektif maka guru akan

menggunakan buku Iqra‟ klasikal.

d) Menggunakan sistem asistensi, yaitu santri yang lebih tinggi

tingkat pembelajaranya membina siswa yang berada di bawahnya.

Meski demikian proses kelulusan tetap ditentukan oleh guru

dengan melalui ujian.

e) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif, seperti

dengan menggunakan bahasa peneguhan saat siswa membaca

benar, sehingga siswa termotivasi, dan dengan teguran yang

menyenangkan jika terjadi kesalahan.

Page 64: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

f) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan

nyanyian religius sehingga siswa tidak merasa jenuh.

g) Menggunakan bahasa secara langsung sehingga lebih mudah

diingat. Selain itu siswa tidak diperkenalkan huruf hijaiyah terlebih

dahulu dengan asumsi menyita banyak waktu, dan menyulitkan

siswa. Oleh karena itu metode Iqra‟ bersifat praktis sehingga

mudah dilakukan.

h) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang

mudah ke yang sulit; dari yang sering didengar, yang mudah

diingat ke yang sulit didengar dan diingat.

i) Buku dengan metode ini bersifat fleksibel untuk segala umur.

Lembaganya dikenal dengan nama Taman Kanak-kanak al-Qur‟an

(TKQ) dan Taman Pendidikan al-Qur‟an (TPQ). Yang pertama

didesain untuk anak-anak sedangkan kedua didesain untuk yang

sudah dewasa atau orang tua.96

Menurut penulis selain memiliki kelebihan, metode Iqra‟ juga

memiliki kekurangan yaitu :

a) Anak kurang tahu nama huruf hijaiyah karena tidak diperkenalkan

dari awal pembelajaran.

b) Anak kurang tahu istilah atau nama-nama bacaan dalam ilmu

tajwid.

96

Moh.Roqib , Ilmu Pendidikan Islam (Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat), Yogyakarta: LkiS, 2009, hlm. 104-105.

Page 65: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB III

GAMBARAN UMUM SD ISLAM AL-AZHAR 22 DAN SD

MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA

A. Gambaran Umum SD Islam Al-Azhar 22

1. Sejarah

Gedung SD Islam Al-Azhar 22 dulunya adalah gedung Yayasan Pesantren

Luhur Nahdlatul Ulama Salatiga yang berdiri sekitar tahun 1968 yang

diprakarsai oleh para tokoh agama dan pendidikan di Kota Salatiga.

Yayasan tersebut bertujuan menyebarluaskan ajaran Islam untuk

menghasilkan ahli-ahli terdidik dan berakhlakul karimah yang dibutuhkan

dalam pembangunan negara Indonesia. Pada tahun 1998 terjadi perubahan

nama menjadi Yayasan Pesantren Luhur Salatiga dengan tujuan bidang

sosial dan keagamaan. Salah satu tujuan sosial adalah menyelenggarakan

lembaga pendidikan formal. Salah satu sekolah yang didirikan adalah SD

Islam Al-Azhar 22 atas kerjasama dengan Yayasan Pesantren Islam Al-

Azhar yang berpusat di Jakarta Selatan. Peletakan batu pertama oleh Bapak

Fuad Bawazier yang pada saat itu selaku menteri keuangan dan menjabat

sebagai badan pembina Yayasan Pesantren Luhur Salatiga. 97

97

H. Zarkasyi Rosyid, Wawancara Pribadi , Salatiga: Senin, 22 Juli 2013, dengan Ketua

Yayasan Pesantren Luhur Salatiga.

Page 66: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

2. Letak Geografis

Secara geografis SD Islam Al-Azhar 22 terletak di jalan Diponegoro No.

64 Salatiga, masuk wilayah Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi

Jawa Tengah. Dari pusat kota 1,5 Km. Karena tempatnya di pinggir jalan

raya tepatnya, di pertigaan kauman sehingga mudah dijangkau oleh

transportasi baik umum maupun pribadi.

3. Identitas sekolah

SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga adalah sekolah Islam yang

diselenggarakan oleh yayasan yang didirikan oleh beberapa orang Islam

untuk kepentingan pendidikan ummat Islam, sekolah ini bukan pesantren

dan bukan madrasah. Karena itu termasuk ke dalam kategori sekolah umum

swasta Islam, dan berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

termasuk ke dalam kategori atau golongan sekolah jenis pendidikan umum,

bukan jenis pendidikan keagamaan Islam.

Secara rinci profil SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga dapat diuraikan

sebagai berikut.

a. Nama Sekolah : SD Islam Al–Azhar 22 Salatiga

b. NIS/NPSN : 100290/20328503

c. NSS : 102036204036

d. Status Sekolah : Swasta

e. Akreditasi : A

f. Alamat Sekolah : Jl. Diponegoro N0.64 Salatiga

Page 67: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Telp. (0298) 313412 Fax. 0298

313412

g. Kelurahan : Salatiga

h. Kecamatan : Sidorejo

i. Kota : Salatiga

j. Propinsi : Jawa Tengah

k. Kode Pos : 50711

l. Tahun Berdiri : 1998

m. Kelompok Sekolah : Imbas

n. Luas Bangunan : 702 x 3 ( 3 lantai)

4. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Mewujudkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan

unggul.

b. Misi

Mewujudkan pembelajaran yang bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK

1. Menanamkan sikap dan perilaku Islami

2. Menanamkan dan melatih kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung

3. Menciptakan kegiatan yang dapat memberi kesempatan murid

berekspresi

4. Membekali peserta didik untuk meguasai tehnologi

Page 68: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

5. Membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi

6. Menciptakan guru yang profesional di bidangnya

7. Menjadi sekolah unggulan di lingkungan sekitarnya

8. Membekali guru dan murid agar mampu berbahasa Inggris aktif.

c. Tujuan

Terbentuknya manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak

mulia yang memahami dasar-dasar aqidah, syariah, dan akhlak Islam

untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui pula

sumber utama ajaran Islam.

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik, meliputi seluruh potensi anak didik. Pendidik

juga merupakan pemberi pertolongan kepada anak didik dalam

perkembangan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan yang dapat

memenuhi tugasnya sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk

sosial.

Dalam hal penerimaan tenaga pendidik dan kependidikan, SD

Islam Al-Azhar 22 dilakukan secara selektif sesuai dengan bidang

keahlianya.

Page 69: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Gambaran tentang tenaga pendidik dan kependidikan di SD Islam

Al-Azhar 22 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1

2

3

4

SLTP

SLTA

Diploma

Sarjana ( S 1 )

1

5

4

27

2.72

13.5

10.8

72.98

Jumlah 37 100

Tabel di atas menunjukkan tenaga pendidik di SD Islam Al-Azhar 22

72.98% berijazah S1, 13.5% berijazah SLTA, 10.8% berijazah Diploma,

dan 2.72 berijazah SLTP.

Pegawai-pegawai di atas merupakan pegawai tetap yayasan, selain

pegawai tetap ada juga pegawai tidak tetap yang tuntutan kerjanya berbeda

dengan guru tetap, seperti guru Iqra‟.98

Adapun gambaran tentang guru Iqra‟ dapat dilihat pada tabel berikut:

98

Ubaidah, Wawancara Pribadi, Salatiga: 29 Juli 2013, selaku Kepala SD Islam Al-

Azhar 22

Page 70: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Tabel 3.2

Keadaan Guru Iqra‟ Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1

2

3

SLTP dan Pesantren

SLTA dan Pesantren

Sarjana (S 1) dan

Pesantren

3

1

1

60

20

20

Jumlah 5 100

Ini berarti para guru Iqra‟di SD Islam Al-Azhar 22 telah memiliki

persyaratan dan kualifikasi akademik menjadi tenaga kependidikan sesuai

dengan kebutuhan pembelajaran al-Qur‟an dengan kompetensinya masing-

masing. Menurut ketua Yayasan Pesantren Luhur Salatiga, salah satu

syarat menjadi guru Iqra‟ di SD Islam Al Azhar 22 minimal lulusan

pesantren dan memiliki pengalaman mengajar al-Qur‟an.99

Tabel 3.3

Keadaan Pegawai Menurut Bidang Tugas

No Tugas Jumlah Prosentase

1

2

3

Pimpinan

Guru

TU

1

26

3

2.72

70.27

8.1

99

H. Zarkasyi Rosyid, Wawancara Pribadi , Salatiga: Senin, 22 Juli 2013, selaku Ketua

Yayasan Pesantren Luhur Salatiga

Page 71: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

4

5

Satpam

Tenaga Kebersihan

3

4

8.1

10.81

Jumlah 37 100

Tabel 3 menunjukkan 70.27% guru secara fungsional bertugas

mendidik siswa. 27% adalah staf yang membantu dan sebagai tenaga

pendamping bagi proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar

dapat berjalan secara efektif.

6. Keadaan Siswa

Siswa yang diterima di SD Islam Al-Azhar 22 berasal dari Taman

Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Sampai saat ini SD Islam Al-Azhar 22

telah meluluskan 10 angkatan.

Jumlah siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 494 siswa (253

putera dan 242 puteri). Adapun gambaran tentang data siswa SD Islam Al-

Azhar 22 Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Daftar Jumlah Siswa SD Islam Al-Azhar 22 Tahun Pelajaran 2013/ 2014

Kelas L P Jumlah

IA 17 20 37

IB 18 19 37

IC 19 18 37

2A 23 18 41

2B 21 19 40

3A 18 19 37

Page 72: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

3B 18 20 38

4A 22 15 37

4B 22 14 36

5A 20 20 40

5B 20 20 40

6A 18 19 37

6B 17 20 37

Jumlah 253 241 494

7. Fasilitas Pendukung

Untuk menunjang fungsi SD Islam Al-Azhar 22 didukung dengan sarana

dan prasana yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Sarana dan prasarana SD Islam Al-Azhar 22

N0 Ruang Jumlah Luas Keterangan

1. R. Teori/Kelas 13 112 X 12

2. Perpustakaan 1 77

3. R.Media ( Audio

Visual)

1 77

4. R.Ibadah/Musholla 2 150

5. Komputer 1 set

(CPU+Monitor)

32 1 Kasek

2 TU

2 Perpust/AVA

4 Guru

1 Lab Bahasa

22 Lab Komp

6. TV 17

1 AVA/perpus

1 Lab Bahasa

1 Lab IPA

Page 73: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

1 Satpam

1 Guru

12 Kelas

7. DCD Player 16 1 TU

1 AVA

1 Lab IPA

1 Lab Bahasa

12 Kelas

8. Tape Besar 1

9. Tape Kecil/Radio

Tape

3 1 TU

1 K3

1 Lab IPA

10. OHP 1 set

11. Laptop 2 1 Baik

1 Rusak

12. Printers 12 1 Kasek

3 TU

4 Guru

1 AVA

1 Lab Komp.

1 Gudang

13. Loss Speaker 4

14. Mega Phone 1

15. Speaker Aktif 1 Ps Lab Musik

17. Pesawat Telp. 5 1 TU

1 AVA

1 YPL

18. Proyektor 4

Page 74: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

8. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Al-Azhar 22 Salatiga

Gambar 3.1 Struktur

Keterangan: = Garis Komando

= Garis Koordinasi

Yayasan Pesantren

Islam Al-Azhar

Komite

Sekolah/Jam‟iyyah

Disdikpora Kota

Salatiga

Kabid Sarpras

Hari Pramono,

S.Pd.

Tata Usaha

Kepala Sekolah

Ubaidah, S.Ag.

Murid

Guru

Yayasan Pesantren

Luhur Kota Salatiga

Karyawan

Kabid

Kurikulum

Lutfi R., S.Pd.

Kabid

kemuridan

Tri Nuryani,

S.Ag.

Kabid Tendik

Erma Wardani,

S.Pd.

Page 75: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

9. Prestasi Yang Pernah Diraih

SD Islam Al-Azhar 22 dalam berbagai kegiatan lomba meraih prestasi

yang bagus. Prestasi yang pernah diraih merupakan perwujudan kinerja

yang disumbang oleh guru, siswa, maupun tenaga kependidikan. Secara

riil dengan kejuaraan yang diraih oleh sekolah juga turut memberikan

semangat bagi siswa untuk belajar lebih baik dan sekaligus juga turut

memotivasi para guru untuk mendorong peserta didik belajar lebih baik

lagi. Catatan prestasi yang dicapai oleh siswa antara lain:

Tabel 3.6

Daftar Prestasi Siswa Bidang Agama Tahun SD Islam Al–Azhar 22 Salatiga 2008 – 2013

N0 Nama Siswa Jenis Lomba Tahun Prestasi

1 Yusuf Muhammad Al Farih Murotal 2008 I

2 Adityo Pandu Saputra

CCQ

2008 I

3 Hones Muslimah 2008

4 Fadhila Syahla Khairunnisa 2008

5 Thoriq Fahmi Sholat 2008 I

6 Oase Qomara Khot 2008 II

7 M.Thorif Fahmi Salat Putra 2008 I

8 Yusuf Muhammad Al Farih Tartil Qur‟an 2008 I

9 M.Yusuf Al Farih Tartil 2008 I

10 Muhammad Saiful Afif Salat Putra 2009 I

11 Kamila Nikmatul Ulya Salat Putri 2009 I

12 Yusuf Muhammad Al Farih Murotal Putra 2009 I

13 Minawati Albisanah Murotal Putri 2009 I

Page 76: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

14 M.Ibrahim Usman Pildacil 2009 I

15 M.Saiful Afif Salat Putra 2009 I

16 Kamila Nikmatul Ulya Salat Putri 2009 I

17 Biqi Murotal Putra 2009 I

18 Muhammad Ibrahim Usman Pildacil 2009 H III

19 Hones Muslimah Agama & Al

Qur‟an 2009 III

20 Minawati Albisanah MTQ “ Tartil “ 2009 II

21 Yusuf Muhammad Al Farih MTQ “ Tartil “ 2009 I

22 Muhammad Abiy Zain Pildacil 2011 I

23 Muhammad Abiy Zain MTQ 2011 I

24 Yusuf Muhammad Salat 2011 I

25 Muhammad Yusuf Salat 2011 II

26 Muhammad Abiy Zain Pildacil 2011 I

27 Fikri Cahya Kurniawan Agama & Al

Qur‟an 2011 II

28 Muhammad Abiy Zain Pildacil 2011 III

29 Muhammad Abiy Zain Khitobah ( Pa ) 2011 I

30 Salma Maisun Aqila Khitobah ( Pi ) 2012 I

31 Robby Amri Fauzi Khitobah (Pa) 2012 II

32 Almas Putri Muslimah Khot Putri 2012 III

33 Salma Maisun Aqila Khitobah ( Pi ) 2012 I

34 Robby Amri Fauzi Khitobah ( Pa ) III

35

Al - .Kahfi Luqman Azhar

Dyah Tri Larasati

Benazeer Zahra Fika Bilqis

CCQ 2013 H3

Page 77: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

B. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Salatiga

1. Sejarah

SD Muhammadiyah yang dulunya HIS Muhammadiyah merupakan

amal usaha monumental sebagai cikal bakal perkembangan Muhammadiyah

di Salatiga. Tempo dulu sekolah ini telah melahirkan banyak kader. Namun

setelah memasuki era Orde Baru, mulai tahun 80-an ketika pemerintah

mengembangkan SD Inpres sekolah tersebut mulai mundur dan secara

perlahan menuju kematian karena kehabisan atau kurang ada animo dari

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Sejak tahun

90-an Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Salatiga sudah memikirkan

solusinya tetapi selalau gagal.

Menyikapi kondisi semacam itu akhirnya pada tahun 2002 Pimpinan

Daerah Muhammadiyah bersama para mantan pimpinan mengadakan rapat

untuk mengambil keputusan di antara dua pilihan yaitu ditutup atau

dikembangkan secara revolusioner dengan mengubahnya menjadi SD

Unggulan, dengan segala konsekuensi pendanaannya. Kebijakan jatuh pada

pilihan kedua, yang selanjutnya dibentuk Tim Pengembang Pendidikan

Muhammadiyah (TTPM) Desember 2002, terdiri dari para tokoh

Muhammadiyah dan pakar pendidikan, yang diketuai oleh Prof. Dr. H.

Achmadi. Dari kerja tim kemudian diputuskan SD Muhammadiyah tersebut

menjadi SD Muhammadiyah Plus.

Page 78: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Selanjutnya melihat perkembangan SD Muhammadiyah Plus selama 3

tahun terakhir cukup besarnya animo dari orang tua murid untuk dapat

diterima di SD Muhammadiyah Plus ini, dimana pada tahun pelajaran 2006

pendaftaran hanya dibuka selama lebih kurang 2 jam saja ( sudah menolak

pendaftaran ), maka Tim Pengembang merasa perlu untuk mengembangkan

lokasi baru yang cukup memadai.

Alhamdulillah saat ini harapan tersebut sudah terkabul dengan membeli

tanah di daerah Togaten, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga

seluas 1800 meter persegi dan insya Allah dalam waktu dekat akan

diperluas dengan tanah yang ada disekitar lokasi seluas 180 meter persegi.100

2. Letak Geografis

Secara geografis SD Muhammadiyah Plus terletak di Jalan. Suropati

No. 14 Telp. (0298) 322441 Togaten Salatiga, masuk wilayah kecamatan

Sidomuktio Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. tempatnya sangat strategis

yaitu dekat dengan perempatan pasar sapi, tidak terlalu dekat dengan jalan

raya mudah dijangkau, sehingga proses pembelajaran bisa kondusif.

3. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SD Muhammadiyah Plus

a. Alamat Sekolah : Jl. Suropati No. 14 Togaten Salatiga Telp. (0298)

322441

100

Dokumen SD Muhammadiyah Plus

Page 79: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

RT / RW : 01 / 05

Dukuh : Togaten

Kelurahan : Mangunsari

Kecamatan : Sidomukti

Kab/Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 50721

b. Status Sekolah : Swasta

c. Status Akreditasi : A

d. Kurikulum : KTSP

4. Visi dan Misi

visi:

Pusat Keunggulan di bidang IMTAQ dan IPTEK

Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu di bidang ilmu, moral,

sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang

berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK

b. Memberikan bekal dasar baca, tulis, dan berhitung serta pengetahuan

keterampilan yang bermanfaat bagi siswa

c. memberikan bekal dasar tentang agama Islam dan pengamalannya sesuai

dengan perkembangannya serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti

pendidkan di jenjang selanjutnya.

Page 80: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik, meliputi seluruh potensi anak didik. Pendidik

juga merupakan pemberi pertolongan kepada anak didik dalam

perkembangan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan yang dapat

memenuhi tugasnya sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk

sosial.

Dalam hal penerimaan tenaga pendidik dan kependidikan, SD

Muhammadiyah Plus dilakukan secara selektif sesuai dengan bidang

keahlianya.

Gambaran tentang tenaga pendidik dan kependidikan di SD

Muhammadiyah Plus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1

2

3

4

5

6

SD

SLTP

SLTA

Diploma

Sarjana ( S 1 )

Sarjana ( S 2 )

2

1

2

1

34

1

4,88

2,45

4,88

2,45

82,9

2,44

Jumlah 41 100

Page 81: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Tabel di atas menunjukkan tenaga pendidik di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga 82,9% berijazah S1, 4,88% berijazah SLTA, 4,88% berijazah SD,

2,45 berijazah Diploma, dan 2,45 berijazah SLTP. Ini berarti SD

Muhammadiyah Plus telah memiliki persyaratan dan kualifikasi akademik

menjadi tenaga pendidik sesuai dengan pendidikan yang diharapkan saat ini

dengan kompetensi masing-masing.

Menurut kepala SD Muhammadiyah Plus, ketentuan untuk menjadi

guru minimal berijazah sarjana S1 dan khusus pengampu matapelajaran

Iqra‟ adalah sarjana PAI.101 Hal ini sesuai antara kompetensi yang dimiliki

oleh guru terhadap mata pelajaran yang diampu.

Tabel 3.8

Keadaan Pegawai Menurut Bidang Tugas

No Tugas Jumlah Prosentase

1

2

3

4

5

Pimpinan

Guru

TU

Satpam

Penjaga Sekolah

1

31

4

4

1

2,44

75,61

9,76

9,76

2,44

Jumlah 41 100

Tabel 3 menunjukkan 75,61% guru secara fungsional bertugas

mendidik siswa. 21,96% adalah staf yang membantu dan sebagai tenaga

101

Sutomo, Wawancara Pribadi , Salatiaga: Rabu, 24 Juli 2013, Seorang Kepala Sekolah

SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Page 82: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

pendamping bagi proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar

dapat berjalan secara efektif.

6. Keadaan Siswa

Jumlah siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 551 siswa (293

putera dan 258 puteri). Adapun gambaran tentang data siswa SD

Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 3.9

Daftar Jumlah Siswa SD Muhammadiyah Plus Tahun Pelajaran 2013/2014

NO KELAS JML SISWA

L P TOTAL JML

1

Ali Bin Abi Thalib 18 12 30

150

Ustman Bin Affan 10 19 29

Umar Bin Khatab 17 13 30

Abu Bakar Ash Shidiq 19 12 31

Hamzah Bin Abdul Mutholib 11 19 30

2

Kholid Bin Walid 19 17 36

109 Harun Al Rasyid 21 16 37

Salman Al Farizi 22 14 36

3

Al Ghozali 17 14 31

94 Ibnu Sina 18 14 32

Thoriq Bin Ziyad 17 14 31

4 Hj. Supartinah 16 15 31

61 Ali Munawar 16 14 30

5

Amin Rais 16 12 28

74 Ahmad Dahlan 16 11 27

AR Fachrudin 9 10 19

6

Al Kindi 10 14 24

63 Al Farabi 12 12 24

Al Rumi 9 6 15

Jumlah 293 258 551

Page 83: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

7. Fasilitas Pendukung

Untuk menunjang fungsi SD Muhammadiyah Plus Salatiga didukung

dengan sarana dan prasana yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Sarana dan prasarana SD Muhammadiyah Plus Salatiga

No Jenis Ruang Kondisi Bukan

Milik Baik RR RB Jumlah

1. Ruang Kelas 19 - - 19 -

2. Ruang

Perpustakaan

1 - - 1 -

3. Ruang Lab - - - - -

4. Ruang Kepala

Sekolah

1 - - 1 -

5. Ruang Guru 1 - - 1 -

6. Ruang Komputer 1 - - 1

7. Tempat Ibadah 1 - - - 1

8. Ruang UKS 1 - - 1 -

9. Kamar Mandi

Guru

2 - - 1 -

10. Kamar mandi

siswa

8 - - 8 -

11. Gudang 1 - - 1 -

12. Ruang sirkulasi 2 - - 2

13. Tempat

Bermain/Halaman

1 - - 1 -

14. Ruang kantin 1 - - 1 -

Page 84: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

8. Struktur Organisasi SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Gambar 3.2 Struktur Organisasi

Keterangan = Garis Komando

= Garis Koordinasi

Kaur Kurikulum

Marijo, S.Pd.I.

Kaur Humas

Endra G, S.Si

Kaur Kesiswaan

Wiwiek W, S.Pd

Kaur Ismuba

Suharwono, S.Pd.I.

Kaur Adm. Ketenagaan

Triyono, S.Pdi

Kaur Sarpras

Buhtari, S.Si

Penelitian dan Pengembangan

Kepala Sekolah

Sutomo, M.Ag

Wakil Kepala

Ainul Huri

Guru

Siswa

Komite Sekolah

Disdikpora Kota

Salatiga

Pembina PDM

Kota Salatiga

Penyelenggara

Tim PLPM

Direktur Tk – SD

Drs. Djumadi

Page 85: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

9. Prestasi yang pernah diraih

SD Muhammadiyah Plus Salatiga dalam berbagai kegiatan lomba

meraih prestasi yang bagus. Prestasi yang pernah diraih merupakan

perwujudan kinerja yang disumbang oleh guru, siswa, maupun tenaga

kependidikan. Secara riil dengan kejuaraan yang diraih oleh sekolah juga

turut memberikan semangat bagi siswa untuk belajar lebih baik dan

sekaligus juga turut memotivasi para guru untuk mendorong peserta didik

belajar lebih baik lagi. Catatan prestasi yang dicapai oleh siswa antara lain:

Tabel 3.11

Data Prestasi Siswa Bidang Agama SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Tahun 2008-2013

No Juara

Jenis

Lomba/Kegiatan Tingkat Tahun Nama Peserta / Tim

1 Umum

Pekan Maulud

Nabi Muhammad Kecamatan 2010

Tim SD

Muhammadiyah

2 I Khitobah Pa Kecamatan 2010

Raka Gustian

Pratama

3 I Khitobah Pi Kecamatan 2010 Arinda Aulia Fasha

4 III Tartil Pa Kecamatan 2010

Wildan Rayhan

Pratama

5 III MTQ Pa Kecamatan 2010

Dhiya Ulhaq

Raissakari

6 II Khitobah Kecamatan 2010

Raka Gustyan

Pratama

7 I Khithobah Pa Kecamatan 2011

Raka Gustyan

Pratama

8 II Khitobah Pi Kecamatan 2011

Amalia

Tasyakurnia

Rahman

9 I MTQ Kecamatan 2011

Al Shafa Bumi

Muhammad

10 III MTQ Kota 2011

Al Shafa Bumi

Muhammad

11 I Pildacil Kota 2011

12 III MTQ Kota 2011

Page 86: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

13 I TIK Pa Mapsi Kota 2012 Tahun 2012 dan

14 I TIK Pi Mapsi Kota 2012 2013 tidak

15 I Khot Pa Mapsi Kota 2012 dicantumkan

16 I Khot Pi Mapsi Kota 2012 Nama pemenang

17 I Khitobah Pa Mapsi Kota 2012

18 III Khitobah Pa Mapsi Kota 2012

19 II MTQ Pa Mapsi Kota 2012

20 IV Khitibah Mapsi Provinsi 2012

21 I

Ceramah Islam

Fasi Kota 2013

Page 87: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB IV

STRATEGI METODE IQRA‟ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR‟AN

DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL-AZHAR 22 DAN SEKOLAH DASAR

MUHAMMADIYAH PLUS KOTA SALATIGA

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebagaimana diterangkan oleh Sunhaji adalah: a).

mendapatkan pengetahuan; b). penanaman konsep dan ketrampilan; dan c).

pembentukan sikap. Supaya mendapatkan sebagaimana yang telah

disebutkan, maka masing-masing lembaga memiliki tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran.

Di SD Islam Al-Azhar 22 tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

berdasarkan Indikator utama dalam Kurikulum Pengembangan Pribadi

Muslim (Agama dan al-Qur‟an) adalah siswa mampu membaca al-Qur‟an

dengan benar. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, supaya siswa dapat

membaca al-Qur‟an lebih terarah dan teliti maka metode yang digunakan

adalah metode Iqra‟, sebagaimana diungkapkan oleh Nuril bahwa tujuan

pembelajaran dengan menggunakan metode Iqra‟ sebagai dasar

pembelajaran supaya anak lebih terarah dan teliti dalam membaca al-

Page 88: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Qur‟an.102

Guru Iqra‟ aktif mendampingi siswa di kelas bersama guru kelas

saling berkordinasi dalam pengaturan waktu (pembelajaran Iqra‟ bersamaan

waktunya dengan pembelajaran yang lain) sehingga tercipta suasana

kondusif. Satu persatu siswa diajari membaca, menulis dan hafalan.103

Tujuan pembelajaran Iqra‟ di SD Muhammadiyah Plus dimaksudkan

untuk menjadikan anak berakhlak mulia. Salah satu akhlak mulia adalah

siswa-siswi trampil dalam membaca al-Qur‟an104

pendapat kepala sekolah

tersebut diperkuat oleh guru Iqra‟ yaitu mampu membaca al-Qur‟an dengan

lancar sesuai tajwid dan fasih.105

Praktek sehari-hari pembelajaran Iqra‟

dilaksanakan diawal pelajaran jam 07.00-08.00 di kelas masing-masing.106

B. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu, salah satunya adalah pendidikan al-Qur‟an.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 2 ditegaskan bahwa kurikulum pada

102

Nuril, Wawancara Pribadi, Salatiga: 23 Juli 2013, guru Iqra‟ SD Islam Al-

Azhar 22 Salatiga. 103

M. Ashab, Wawancara Pribadi, Salatiga: 23 Juli 2013, guru Iqra‟ SD Islam

Al-Azhar 22 Salatiga 104

Sutomo, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala SD

Muhammadiyah Plus Salatiga. 105

Rahayu omami, Wawancara Pribadi, Salatiga: 26 Juli 2013, guru Iqra‟ SD

Muhammadiyah Plus Salatiga.

106

Ainul Huri, Wawancara Pribadi, Salatiga: 26 Juli2013, guru Iqra‟ danWakil

KepalaSD Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 89: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta

didik. Oleh karena itu di SD Islam Al-Azhar 22 dan SD Muhammadiyah

Plus dalam menentukan kurikulum tetap mengacu pada perundang-

undangan yang berlaku yang disesuaikan dengan potensi organisasi dan

peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

SD Islam Al-Azhar 22 pada mata pelajaran umum memadukan

kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Kurikulum dari Yayasan Pesantren

Islam Al-Azhar Pusat, sedangkan untuk mata pelajaran Agama dan al-Qur‟an

menggunakan kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim dari Yayasan

Pesantren Islam Al-Azhar Pusat. Kurikulum agama dibagi menjadi dua yaitu

mata pelajaran agama Islam yang diajarkan seminggu 3 jam, dan mata

pelajaran al-Qur‟an diajarkan seminggu 3 jam. Sebagai pendukung pelajaran

al-Qur‟an materi hafalan surat-surat pendek dilaksanakan setiap pagi saat

ikrar, adapun materi membaca al-Qur‟an didukung oleh pembelajaran Iqra‟.

107

Nur Hayati selaku koordinator ekstrakurikuler Iqra‟ di SD Islam Al-

Azhar 22 menyatakan untuk pembelajaran Iqra‟ termuat dalam kurikulum

Angkatan Muda Masjid (AMM) Yogyakarta yang kemudian digabungkan

dengan kurikulum pembiasaan akhlakul karimah yang diterbitkanoleh

Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar pusat Jakarta. Dalam kurikulum

107

Lutfi Rahmawati, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala Bidang

Kurikulum SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga.

Page 90: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

tersebut memuat target pencapaian Iqra‟yaitu di akhir kelas I siswa minimal

mampu membaca Iqra‟ jilid 4 dan di akhir kelas II siswa minimal mampu

membaca Iqra‟ jilid 6.108

Evaluasi kurikulum Iqra‟ dilakukan secara berkala

tiap 3 bulan, tiap semester, dan di akhir tahun pelajaran.109

Pelaksanan kurikulum di SD Islam Al-Azhar 22 menggunakan 5

(lima) pendekatan,110

meliputi: 1) pendekatan pengalaman, yang dimaksud

adalah dengan pemberian pengalaman keagamaan pada siswa dalam rangka

penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini siswa diberi

kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara

individual maupun kelompok. Untuk ini metode mengajarnya antara lain

adalah pemberian tugas (resitasi) dan tanya jawab pengalaman siswa dalam

belajar al Qur‟an; 2) pendekatan pembiasaan, yang dimaksud adalah dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan

ajaran agamanya yaitu membaca al-Qur‟an. dengan pendekatan ini siswa

dibiasakan mengamalkan agamanya yaitu mengamalkan al-Qur‟an, baik

secara individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu metode mengajarnya antara lain adalah pelatihan, pelaksanaan

tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan; 3) pendekatan

emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam

meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Dengan pendekatan

108

Nur Hayati, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Koordinator

ekstrakurikuler Iqra‟ SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga. 109

Lutfi Rahmawati, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala Bidang

Kurikulum SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga. 110

YPI Al-Azhar, Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim Agama dan Al

Qur’an SD Islam Al-Azhar, Jakarta: 2012, hlm. 28-29.

Page 91: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

ini selalu diusahakan mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar

semakin kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT, dan kebenaran

ajaran agama Islam. Untuk itu metode mengajarnya antara lain adalah

ceramah, bercerita, tanya jawab, demonstrasi, menirukan, diskusi, sosio

drama, dan pelaksanaan tugas; 4) pendekatan rasional, yaitu usaha

memberikan peranan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima

kebenaran ajaran agama. Dengan pendekatan ini siswa diberi kesempatan

menggunakan akalnya dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran

agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.

Untuk itu metode mengajarnya antara lain adalah ceramah, tanya jawab,

diskusi, kerja kelompok, pelatihan, dan pemberian tugas; 5) pendekatan

fungsional, yaitu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan

kepada segi kemanfaatanya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai

dengan tingkat perkembangannya. Materi yang dibahas dipilih sedemikian

rupa sesuai dengan kebutuhan siswa di masyarakat. Untuk itu metode

mengajarnya antara lain adalah pelatihan, pemberian tugas, ceramah, tanya

jawab, dan demonstrasi.

Kurikulum di SD Muhammadiyah Plus memadukan antara

kurikulum Dinas Pendidikan, kurikulum Kementerian Agama, dan

kurikulum Pesantren. Selain mata pelajaran umum diberikan mata pelajaran

Page 92: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

keislaman diantaranya akidah, akhlak, fikih, dan sejarah Islam. Untuk

mendukung materi keislaman maka dilaksanakan pembelajaran Iqra‟.111

Target kurikulum Iqra‟ yang ditetapkan pada tahun pelajaran

2012/2013 di akhir kelas 3 minimal harus sudah menyelesaikan Iqra‟ jilid

6. Mulai kelas 4 anak sudah tadarus dengan al-Qur‟an dan di akhir kelas 6

menghatamkan al-Qur‟an.112

Evaluasi kurikulum dilaksanakan setiap tahun di akhir tahun

pelajaran. Karena ketrampilan membaca al-Qur‟an bagi siswa SD

Muhammadiyah Plus menjadi program penting, maka di tahun pelajaran

2013/2014 diadakan perubahan target kurikulum, yakni di akhir kelas 1

minimal siswa sudah menyelesaikan Iqra‟ jilid 6.113

Dari pengamatan dan dokumen yang diperoleh di dua sekolah

tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum yang dipakai adalah sama

Correlated Curriculum yaitu menggabungkan antara kurikulum dari

Angkatan Muda Masjid (AMM) Yogyakarta dan kurikulum sekolah. Namun

dalam menyiapkan pembelajaran SD Islam Al-Azhar 22 ditemukan

kurikulum tertulis, sedangkan di SD Muhammadiyah Plus tidak ditemukan

kurikulum secara tertulis.

111

Sutomo, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala SD

Muhammadiyah Plus Salatiga. 112

Suharwono, Wawancara Pribadi , Salatiga: 26 Juli 2013, Guru Iqra‟ dan Kaur

Ismuba SD Muhammadiyah Plus Salatiga. 113

Sutomo Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala SD

Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 93: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Pelaksanaan kurikulum di dua sekolah tersebut di atas

menggabungkan antara Dinas Pendidikan, Yayasan/organisasi dan AMM

Yogyakarta. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh B.

Suryosubroto bahwa pola-pola organisasi kurikulum meliputi: 1. Separated

subject currikulum (menyajikan segala bahan terpisah antara mata pelajaran

satu dengan yang lainya); 2. Correlated Curriculum (menggabungkan dua

atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasanya mempunyai tujuan

pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama); dan 3. Integrated

curriculum (menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau

keseluruhan).

C. Strategi Pembelajaran

Strategi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal ini

memberikan dukungan keberhasilan pembelajaran yang optimal dalam arti

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Penetapan

strategi pembelajaran berguna bagi guru dan siswa untuk mempermudah

proses belajar, karena didalam strategi ada rancangan yang disiapkan oleh

guru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Di sisi lain siswa memiliki potensi yang siap untuk berkembang,

misalnya: kebutuhan, minat, tujuan, dan emosi. Tiap siswa mampu

berkembang menurut pola dan caranya sendiri. Mereka dapat melakukan

berbagai aktifitas dan mengadakan interaksi dengan lingkungannya.

Aktivitas belajar bersumber dari guru dan siswa. Guru berkewajiban

Page 94: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

menyediakan lingkungan yang serasi agar aktivitas itu menuju kearah

tujuan yang diinginkan, sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara

optimal.

Fase-fase pembelajaran sebagaimana yang diterangkan oleh David

Jacobsen, dkk.,dapat dijabarkan di dua sekolahan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. SD Islam Al-Azhar 22

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Islam Al-

Azhar 22 dibuat oleh guru sebelum memulai pelajaran berupa

rencana mingguan dan skenario pembelajaran. Rencana pelaksanaan

pembelajaran bukan hanya mempersiapkan materi pelajaran yang

akan disajikan, tetapi juga merumuskan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.114

RPP meliputi rencana mingguan dan skenario pembelajaran

yang berisi uraian standar kompetesi, kompetensi dasar, tujuan

pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar serta evaluasi yang

digunakan. Rencana program pengajaran disusun mengikuti pola dan

cara-cara yang dikembangkan yaitu: standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, tujuan pembelajaran, imtaq dan karakter, materi

pelajaran, alokasi waktu, metode dan pendekatan pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, penilaian

114

YPI Al-Azhar, Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim Agama dan Al

Qur’an SD Islam Al-Azhar, Jakarta:2012, hlm. 29.

Page 95: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dan tindak lanjut, dan catatan.115

Menurut Ubaidah116

bahwa rencana

mengajar untuk guru Iqra‟ dalam setiap tahunnya ada target-

targetnya dalam pembelajaran mereka sudah mempunyai persiapan

masing-masing, sedangkan menurut Amin 117

menyebutkan persiapan

mengajar, hari ini menguasai bacaan tertentu atau minggu ini

membuat semacam target harus hafal surat pendek dan

menggunakan metode ceramah di awal tentang materi yang

disesuaikan dengan pelajaran agama atau al-Qur‟an saat itu (jadwal

pelajaran berlangsung hari itu).

b. SD Muhammadiyah Plus salatiga

SD Muhammadiyah Plus rencana pembelajaran sebagaimana

dijelaskan oleh Sutomo118

bahwa persiapan mengajar sebelum tahun

ajaran baru mengadakan rapat kerja. Iqra‟ menjadi program wajib

yang harus dilaksanakan disetiap level. Sedangkan menurut Marijo119

persiapan mengajar, guru menyiapkan buku pegangan Iqra‟ dan kartu

prestasi santri untuk memberikan catatan hasil kegiatan belajar

mengajar.

115

YPI Al-Azhar, Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim Agama dan Al

Qur’an SD Islam Al-Azhar, , Jakarta: 2012, hal. 29. 116

Ubaidah, Wawancara Pribadi, Salatiga:30 Juli 2013, Kepala SD Islam Al-

Azhar 22 Salatiga. 117

Amin, Wawancara Pribadi, Salatiga: 22 Juli 2013, guru Iqra‟ SD Islam Al-

Azhar 22 Salatiga. 118

Sutomo, Wawancara Pribadi , Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala SD

Muhammadiyah Plus Salatiga. 119

Marijo, Wawancara Pribadi, Salatiga:26 Juli 2013, guru Iqra‟

danWakilKepalaSD Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 96: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

2. Pelaksanaan

a. SD Islam Al-Azhar 22

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Kurikulum

Pengembangan Pribadi Muslim Agama dan Al Qur‟an SD Islam al-

Azhar120

tentang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ada 2 (dua)

komponen penting yaitu guru dan siswa beriteraksi yang

berpengaruh timbal balik, artinya bukan hanya siswa belajar dari

gurunya tetapi juga guru akan banyak belajar dari kegiatan yang

berlangsung yang menentukan keberhasilan kegiatan belajar

mengajar.

Langkah yang dilakukan untuk pembelajaran Iqra‟ meliputi

beberapa tahapan yaitu pertama: uji kemampuan siswa secara

individu; kedua: pelaksanaan pembelajaran di kelas secara individu

dan kelompok; dan ketiga: evaluasi akhir pembelajaran berdasar

pada kemampuan dengan alat ukur ebta tiap-tiap kenaikan jilid yang

dibantu dengan catatan harian berupa kartu prestasi santri.

Pelaksanaan pembelajaran Iqra‟ dikemas dalam kegiatan

ekstrakurikuler bersamaan dengan kegiatan belajar mata pelajaran

yang lain di kelas dari jam 07.05-12.00, di sela-sela mengerjakan

tugas mata pelajaran dari guru kelas siswa dipanggil untuk mengaji

sekitar 7-10 menit. Masing-masing kelas jumlah guru 2 sebagai

120

YPI Al-Azhar, Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim Agama dan Al

Qur’an SD Islam al-Azhar , Jakarta: 2012, hlm. 29.

Page 97: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

team teaching dan ditambah 1 guru khusus Iqra‟, hal ini untuk

mengantisipasi keterbatasan jam pelajaran yang tersedia.121

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: untuk mendukung

mata pelajaran agama dan al-Qur‟an setiap pagi jam 06.50 diadakan

do‟abersama dan dilanjutkan dengan hafalan surat pendek, kemudian

siswa masuk kelas dilanjutkan dengan tadarus sekitar 15 menit bagi

kelas III- VI. Kelas I dan II mengaji Iqra‟ atau al-Qur‟an secara

privat: guru kelas membuka pelajaran dan menjelaskan materi

pelajaran (selain Iqra‟), kemudian guru kelas memberi tugas,

dilanjutkan guru Iqra‟ memberikan materi secara klasikal seperti

menulis huruf hijaiyah dan menghafal surat pendek, lalu memanggil

siswa satu-persatu untuk mengaji di tempat yang sudah disediakan.

b. SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Pembelajaran Iqra‟ diampu oleh guru kelas masing-masing

yang bekerjasama dengan guru luar (mahasiswa STAIN) untuk

teaching klinis dimaksudkan menuntaskan anak-anak yang kurang

cepat memenuhi target kurikulum. Pembelajaranya dilaksanakan

pagi sebelum pelajaran yang lain dimulai, yang dijadualkan setiap

pukul 07.00 - 08.00, akan tetapi pelaksanaanya fleksibel bagi bapak

atau ibu guru yang pagi ada waktu luang maka anak-anak yang

121

Lutfi Rahmawati, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala Bidang

kurikulum SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga.

Page 98: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

kurang diberitahu dulu agar berangkat lebih pagi utuk mendapat

tambahan materi Iqra‟ yang dimulai 06.30 - 07.00.122

Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa: untuk

mendukung matapelajaran keislaman dijadualkan setiap pagi pukul

07.00-08.00 diadakan do‟a bersama, hafalan surat pendek, hafalan

hadis, shalat dhuha dan tadarus. Kelas IV-VI tadarus klasikal. Kelas

I-III: sebagian guru kelas memberi tambahan jam kepada anak yang

kurang untuk belajar mata pelajaran umum ada juga yang mengajar

Iqra‟ dibantu oleh guru bantu dari STAIN. Jumlah guru bantu

bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan siswa, jika di satu kelas

masih banyak yang lambat membaca maka guru bantu lebih banyak

dibanding dengan kelas yang hanya sedikit yang lambat membaca.

Kelas IV-VI tadarus klasikal dibimbing guru kelas masing-masing.

c. Persamaan dan perbedaan strategi pembelajaran Iqra‟ di SD Islam

Al-Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus Salatiga

Dalam pelaksanaannya strategi pembelajaran di SD Islam Al-

Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus memiliki kesamaan,

sebagaimana diterangkan oleh Iskandar Wassid & Dadang

Sunendar, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Identifikasi peserta didik dan penentuan tingkatan baca Iqra‟ SD

Islam Al-Azhar 22 Salatiga, identifikasi terhadap siswa dilakukan

122

Sutomo, Wawancara Pribadi, Salatiga: 24 Juli 2013, Kepala SD

Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 99: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dengan melakukan tes sesuai panduan buku Iqra‟ untuk

mengetahui tingkat penguasaan membaca Iqra‟ dari masing-

masing siswa yang bertujuan untuk memetakan siswa. Ada

perbedaan satu dengan yang lain dari seluruh siswa. Untuk

memudahkan awal memulai membaca Iqra‟ maka dikelompokkan

(hasil pemetaan) sesuai dengan hasil tes. Sebagaimana

dikemukakan oleh Asep Wijaya, “Sebelum mulai ada tes dulu,

walau di rumah materi ngajinya lebih jauh jika kita tes belum

lancar maka kita turunkan ke materi yang lebih bawah, kemudian

dipeta-petakan menurut kemampuan membacanya”,123

dan Zaenal

Muhtarochim, “Ya karena melihat kemampuan dan daya pikir

anak yang berbeda-beda”.124

Demikian halnya di SD

Muhammdiyah Plus menurut Triyono,”Ya untuk klasifikasi dan

pemetaan”125

2) Memilih pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran yang digunakan di SD Islam Al-Azhar

22 dan SD Muhammadiyah Plus adalah pendekatan Individual.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik/siswa (student-centred

approaches). Setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuannya.

Siswa aktif dan guru bersifat memfasilitasi dan mengarahkan

123

Asep Wijaya, Wawancara Pribadi, Salatiga: 23 Juli 2013, guru Iqra‟ SD Islam

Al-Azhar 22 Salatiga 124

Zaenal Muhtarochim, Wawancara Pribadi, Salatiga: 23 Juli 2013, guru Iqra‟

SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga 125

Triyono, Wawancara Pribadi, Salatiga: 26 Juli 2013, Kaur Ketenagaan

danguru Iqra‟ SD Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 100: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

sesuai dengan yang dihadapinya. Satu-persatu siswa maju

(sorogan) untuk membaca al-Qur‟an. Guru

menyimak/mendengarkan. Apabila terjadi kesalahan pada siswa,

guru (pada saat itu) langsung mengingatkan pada bacaan yang

salah, sehingga siswa harus mengulangi bacaannya dari yang

salah ke yang benar.

Pendekatan ini sangat efektif, karena masig-masing siswa dapat

menerima ilmu pengetahuan langsung dan mempraktekkannya

tanpa meninggalkan kemampuan yang dimilikinya secara

pribadi. Antara guru dan siswa dapat berkomunikasi secara

sempurna tanpa ada pembatas, artinya siswa dan guru dapat

saling berhadapan. Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif

dan maksimal. Sebagaimana menurut Ainul Huri, “proses

pembelajaran dilaksanakan di awal pelajaran yang sebelumnya

siswa-siswa dengan didampingi guru menghafal surat pendek

dan hadits secara klasikal, selanjutnya materi membaca dengan

pendekatan individual.126

Pendekatan yang digunakan secara

individual dengan harapan siswa dapat membaca Iqra‟ sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Persiapan yang dilakukan

sebelum mengajar tidak ditulis secara khusus seperti mata

126

Ainul Huri, Wawancara Pribadi, Salatiga:20 Agustus 2013, guru Iqra‟

danWakil KepalaSD Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 101: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

pelajaran yang lain, karena masing-masing siswa berbeda materi

yang didapati pada hari tersebut.

3) Memilih dan menetapkan metode pembelajaran

Metode pembelajaran Iqra‟ menurut Moh Roqib yaitu: Cara

Belajar Siswa Aktif (CBSA), siswa aktif membaca sendiri

setelah dijelaskan pokok bahasanya, guru hanya menyimak tidak

menuntun; Privat menyimakan seorang demi seorang secara

bergantian; dan Asistensi. Siswa yang lebih tinggi pelajaranya

dapat membantu menyimak santri lain.

Untuk memudahkan siswa dapat membaca al-Qur‟an, metode

yang dipakai oleh SD Islam Al-Azhar 22 dan SD

Muhammadiyah Plus adalah accelerated learning dan Active

Learnig, ceramah di awal pelajaran dan dilanjutkan individual

ketika membaca Iqra‟.

Metode ini menekankan pada aspek latihan membaca al-Qur‟an

secara langsung, bukan hafalan. Metode Iqra‟ dalam

pelaksanaanya adalah sistematis dan mudah diikuti, yaitu

pembelajaran dilakukan dari yang paling mudah, kemudian

bertahap pada yang agak sulit dan ke jenjang berikutnya yang

sulit; dari yang sering didengar , mudah diingat dan mudah

dilafalkan.

Page 102: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

4) Menetapkan standar keberhasilan

Sunhaji mengemukakan tentang tolok ukur keberhasilan proses

belajar mengajar yang meliputi: a) daya serap terhadap bahan

pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara

individual maupun kelompok; b) perilaku yang digariskan dalam

tujuan pembelajaran khusus telah dicapai siswa, baik secara

individual maupun kelompok.

Untuk mengetahui keberhasilan siswa-siswa adalah adanya

perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak terampil

menjadi terampil. Zaenal Muhtarochim mengemukakan,

“Penilaian membaca Iqra‟ dilakukan di setiap selesai membaca,

yang kemudian setiap semester dirata-rata dan dilaporkan kepada

wali siswa berupa lembaran yang terpisah dengan raport. Dari

target yang ditetapkan dalam kurikulum siswa dianggap tuntas

jika sudah bagus secara tajwidnya dan memenuhi target

kurikulum”.127

Demikian halnya dikemukakan oleh Suharwono,

“Penilaian membaca Iqra‟ diadakan setiap selesai membaca yang

dituliskan dalam buku prestasi. Buku ini akan terus diisi sampai

anak lulus jilid 6, pelaporan nilai kepada orang tua melalui buku

tersebut. Dari target yang ditetapkan dalam kurikulum siswa

127

Zaenal Muhtarochim, WawancaraPribadi, Salatiga: 23 Juli 2013, guru Iqra‟

SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga

Page 103: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

dianggap tuntas jika sudah bagus secara tajwidnya dan memenuhi

target kurikulum”.128

5) Evaluasi

Di SD Islam Al-Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus evaluasi

yang didapatkan adalah dengan diketahuinya siswa-siswa dapat

membaca al-Qur‟an pada kurun waktu yang ditentukan. Apabila

mereka dirasa ada kekurangan maka diberikan jam tambahn untuk

membaca Iqra‟, sehingga mereka dapat memenuhi sesuai tujuan

yang telah ditetapkan.

Perbedaan yang dapat dilihat antara kedua sekolah adalah

jadwal pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Iqra‟ di

SD Islam Al-Azhar 22 bersamaan dengan pelajaran yang lain

dimulai pukul 07.00 – 12.00, sedangkan di SD Muhammadiyah Plus

Salatiga ada jadwal tersendiri dimulai pukul 07.00 – 08.15.

128

Suharwono, Wawancara Pribadi, Salatiga:26 Juli 2013, KaurIsmuba dan guru

Iqra‟ SD MuhammadiyahPlusSalatiga.

Page 104: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Tujuan Pembelajaran

Upaya meningkatkan ketrampilan membaca al-Qur‟an sesuai tajwid

menjadi tujuan dari belajar membaca al-Qur‟an. Hal ini sebagaimana

dituangkan secara jelas dalam tujuan pembelajaran al-Qur‟an di SD

Islam al-Azhar 22 Salatiga yaitu siswa mampu membaca al-Qur‟an

dengan benar. Supaya siswa dapat membaca al-Qur‟an lebih terarah

dan teliti maka metode yang digunakan adalah metode Iqra‟. Demikian

halnya di SD Muhammadiyah Plus Salatiga, tujuan pembelajaran al-

Qur‟an adalah siswa mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar sesuai

tajwid dan fasih, metode yang digunakan adalah metode Iqra‟.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kemampuan guru

pendamping belajar al-Qur‟an sangat berarti dan mengambil peran

utama. Di SD Islam Al-Azhar 22 Salatiga guru pendamping memiliki

latar belakang dari pesantren, sedangkan SD Muhammadiyah Plus

Salatiga mengambil pendamping dari STAIN Salatiga dari jurusan

Pendidikan Agama Islam.

Di samping itu kemauan dan kesadaran siswa yang didukung

peran orang tua murid juga ikut mempengaruhi keberhasilan. Selain

Page 105: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

itu penyediaan sarana, metode dan perangkat pembelajaran juga

sangat penting.

2. Kurikulum

SD Islam al-Azhar 22 dan SD Muhammadiyah Plus Salatiga

dalam menentukan kurikulum mengacu pada perundang-undangan

yang berlaku disesuaikan dengan potensi organisasi dan peserta didik

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil pengamatan dan

dokumen yang diperoleh di ke dua sekolah tersebut dapat dikatakan

bahwa kurikulum yang dipakai adalah sama Correlated Curriculum

yaitu menggabungkan antara kurikulum dari Angkatan Muda Masjid

(AMM) Yogyakarta dan kurikulum sekolah. Namun dalam

menyiapkan pembelajaran SD Islam Al-Azhar 22 ditemukan

kurikulum tertulis, sedangkan di SD Muhammadiyah Plus tidak

ditemukan kurikulum secara tertulis.

Target pencapaian Iqra‟ada perbedaan. Di SD Islam al-Azhar

22 Salatiga target yang akan dicapai adalah siswa akhir kelas I mampu

membaca Iqra jilid 4, siswa akhir kelas II mampu membaca Iqra‟ jilid

6. Sedangkan di SD Muhammadiyah Plus target yang akan dicapai

adalah di akhir kelas III siswa menyelesaikan Iqra‟ jilid 6 di tahun

pelajaran 2012/2013.

Page 106: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

3. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh kedua sekolahan

memiliki kesamaan mulai dari perencanaan mengajar, pelaksanaan,

memilih dan menetapkan metode, menetapkan standar keberhasilan

dan evaluasi.

Khusus dalam pelaksaan strategi kegiatan yang dilakukan adalah

1) identifikasi peserta didik dan penentuan tingkatan bacaan

Iqra‟masing-masing siswa sesuai kemampuannya; 2) memilih

pendekatan pembelajaran; 3) memilih dan menetapkan metode

pembelajaran; 4) menetapkan standar keberhasilan sesuai panduan

Iqra‟ bahwa siswa dapat naik jilid diatasnya apabila telah selesai

membaca keseluruhan dengan benar; 5) evaluasi, sekaligus bahan

laporan tahunan dan pertanggungjawaban kepada sekolah dan orang

tua murid.

Ada perbedaan strategi pembelajaran yaitu pada waktu

pelaksanaan tidak terjadwal secara khusus di SD Islam Al-Azhar 22

dan terjadwal secara khusus di SD Muhammadiyah Plus Salatiga.

B. Saran

Setelah mempertimbangkan jalannya penelitian, hasil penelitian

dan simpulan, maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1) Penyedian guru Iqra‟di SD Islam Al-Azhar 22 yang berlatar belakang

pendidikan pesantren sudah sesuai dengan mata pelajaran yang

Page 107: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

diampu. Akan lebih baik jika masing-masing pengajar diberi bekal

tambahan tentang kependidikan yang di dalamnya ada muatan materi

metode mengajar dan psikologi pendidikan anak. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kuaitas pembelajaran dan kenyamanan belajar

Iqra‟ bagi siswa.

2) Di SD Muhammadiyah Plus Salatiga, dalam upaya meningkatkan hasil

pembelajaran perlu adanya kurikulum tertulis sebagai pedoman

pembelajaran.

3) Bagi peneliti dan pemerhati baca tulis al-Qur‟an, penelitian ini dapat

digunakan untuk mengawali penelitian sejenis dengan

mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti peran orang tua dalam

mendukung keberhasilan baca tulis al-Qur‟an anaknya dengan

melakukan wawancara mendalam dengan orang tua murid.

Page 108: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an.

Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Al-Hasany, Zain. Al-Qur’an Puncak Selera Sastra. Surakarta: Zuyad Visi

Media, 2007.

Animous. Juz’amma, Surakarta, al-Waah, 1414.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers, 2002.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.

Az-Zarnuji, Syeikh. Ta’lim Muta’allim. Terjemahan Abdul Kadir al-Jufri,

Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009.

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Baharudin & Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media Group, 2008.

Bidang Pendidikan TK-SD Al-Azhar. Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim.

Jakarta: YPI Al-Azhar, 2012.

Brown , H. Douglas. Principles of Language Learning and Teaching. : New

Jersey: 1980.

Budiyanto,H. M. Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqra’ (Cara Cepat Belajar

Membaca al-Qur‟an). Yogyakarta: “AMM”, 1995.

Page 109: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Budiyanto, H.M. dkk., Ringkasan Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan

Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis, Memahami,

Mengamalakan, dan Memasyarakatkan al-Qur’an. Yogyakarta:

AMM, 2003.

Dakir, H. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta,

2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

De Porter, Bobbi.dkk. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari, Bandung: Kaifa,

2008.

De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike. Quantum Learning (Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan). terjemahan Alwiyah Abdurrahman,

Bandung: Kaifa, 1999.

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta, 2002.

Dryden, Gordon & Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar ( The Learning

Revolution) bagian I. terjemahan Word++ Translation Service,

Bandung: Kaifa, 2003.

___________. Revolusi Cara Belajar ( The Learning Revolution) bagian II.

terjemahan Word++ Translation Service, Bandung: Kaifa, 2003.

Fauziati, Endang. Introduction to Methods and Approaches in Second or Foreign

Language Teaching. Surakarta: Era Pustaka Utama, 2009.

Page 110: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Gazda , George M. & Raymond J. Corsini, Theories of Learning. Itasca: F.E.

Peacock Publishers, Inc., 1980.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Hayati, Nanik. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak

Tunarungu Studi Kasus di SLB Negeri I Bantul. Yogyakarta: UIN

Sunan Kali Jaga, 2012.

Hidayatullah, M. Furqon. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009.

Humam, As‟ad. Buku Iqra’ , Cara Cepat Belajar Membaca al-Qur’an Jilid 1-6.

Yogyakarta: AMM, 2000.

Husain, Muhammad. Munthalaqotu Tolibil ‘Ilmi. Kairo: Maktabah Islamiyah,

2003.

Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008.

Jacobsen, David., dkk. Methods for Teaching A Skills Approach. Melbourne:

merrill Publishing Company, 1989.

LP. Ma‟arif NU. Cepat Tanggap Belajar al-Qur’an an-Nahdhiyah. Tulung

Agung: 1992, Jilid VI.

Marno & Idris. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Arruzz Media

Group, 2010.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Page 111: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Mufidah, Jariyah. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Prestasi

Siswa di SMK Ma’arif NU 01 Cilongok Banyumas. Yogyakarta: UIN

Sunan Kali Jaga, 2010.

Munir, Ahmad & Sudarsono. Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an.

Jakarta:Rineka Cipta, 1994.

Rohani, Ahmat. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka cipta, 2004.

Roqib , Moh. Ilmu Pendidikan Islam (Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat). Yogyakarta: LkiS, 2009.

Rose, Colin & Malcolm J. Nicholl. Accelerated Learning for The 21ST

Century.

Bandung: Nuansa,2002.

Salamah, Abdul Hafizh Muhammad. Tashmim al-Tadris. Riyadh: al-Wali, 1423H.

Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2012.

Satori, Djam‟an & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:Alfabeta, 2011.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1996.

Silberman, Melvin L. Allin Bacon, Active Learning:101 Strategiies to Teach Any

Subject. terjemahan Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia &

Nuansa, 2004.

Solihin. Strategi Pembelajara PAI di SMK Negeri 8 mandailing Natal.

Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga, 2011.

Sunhaji. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2012.

Page 112: STRATEGI METODE IQRA’ PADA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN - STAIN Salatiga

Suprijono,Agus. Cooperative Learning Teori & Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011.

Suryosubroto, B. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers, 2002.

Wena, Made. Srategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara,

2011.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‟an. Al-Qur’an dan

Terjemahnya. Jakarta: Intermasa, 1999.

Zaini, Hisyam. dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani, 2008.

Zamroni, dkk. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Strategi dan

Metodologi. Yogyakarta: Idea Press, 2012.

Zarkasi, Dachlan Salim. Metode Praktis Belajar Membaca al-Qur’an. Semarang:

Yayasan Pedidikan al-Qur‟an Mujawwidin, 1990, jilid 1.