Top Banner
1 SINDROMA NEFROTIK (SN) GLOMERULONEFROTIK AKUT(GNA) KELOMPOK II Anggun L Husein (2008-83-009) Dian Faqih (2008-83-024) Yestika Sendi Mayaut (2008-83-027) Pembimbing : dr. H. Haeruddin Pagaya. Sp. A KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN RSUD ANDI MAKKASAU 2015
26

Sindroma Nefrotik Bc

Sep 28, 2015

Download

Documents

tfgtgyrfrgt
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • *

    SINDROMA NEFROTIK (SN)
    GLOMERULONEFROTIK AKUT(GNA)

    KELOMPOK II

    Anggun L Husein (2008-83-009)

    Dian Faqih (2008-83-024)

    Yestika Sendi Mayaut (2008-83-027)

    Pembimbing : dr. H. Haeruddin Pagaya. Sp. A

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    RSUD ANDI MAKKASAU

    2015

  • *

    Definisi

    SN merupakan kumpulan tanda dan gejala dengan karakteristik berupa edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia

    GNA adalah kelainan ginjal berupa proliferasi dan inflamasi glomeruli akibat suatu reaksi imunologis terhadap bakteri, virus atau parasit (streptococcus)

  • SINDROMA NEFROTIK (SN)

    *

  • Etiologi

    Secara etiologi dapat dibagi:primer sekunderBerdasarkan gambaran histopatologis dibagi:SNKMSNKNMBerdasarkan respons terhadap pengobatan steroid:Sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS)Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS).

    *

  • *

    PATOFISIOLOGI SN

  • Manifestasi Klinis

  • Pemeriksaan laboratorium

    Proteinuria masif (> 40 mg/m/jam), atau rasio protein dan kreatinin dalam urin sewaktu (> 2 mg/mg),

    atau dipstik (> 2+).

    Urinalisis : berat jenis (BJ) dan pH urin, leukosituria, double refractile lipoid bodies dan silinder hialin.
  • Pemeriksaan darah hipoalbuminemia (< 2,5 mg/dL), Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal,Hiperkolesterolemia (> 250 mg/dL).
  • Menegakkan diagnosis SN

    Diagnosis SN ditegakkan berdasarkan anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang.

  • Pemeriksaan penunjang

    1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin

    2. Protein urin kuantitatif

    3. Pemeriksaan darah :

    a. Darah tepi lengkap(hemoglobin,leukosit,hitung jenis, trombosit, hematokrit dan LED)

    b. Kadar albumin dan kolesterol plasma

  • Pengobatan suportif

    Monitoring pengaturan diit, penanggulangan edema, memulai pengobatan steroidDiit tinggi protein merupakan kontraindikasi.

    Diit protein yang direkomendasikan yaitu 1,5-2 g/kgBB/hari.

    Diit rendah garam (1-2 g/hari), -> edema
  • Medikamentosa

    DiuretikAlbumin ivKortikosteroid

    Yg resisten steroid atau relaps berulang siklofosfamid atau siklosporin

    *

  • GLOMERULONEFROTIK AKUT(GNA)

    *

  • Etiologi

    Autoimun : Ag MBG (membran basal glomerulus)Post infeksi streptococcusDM, hipertensi kronikPeng. antiinflamasi nonsteroid
  • Patogenesis

    Fenomena imunologik : kompleks imun mengendap pada dinding kapiler glomerulus dan menimbulkan respons proliferasi dan inflamasi
  • Manifestasi klinis

    Onset akutPe volume urinProteinuriaHematuriaHipertensiOligouri Retensi cairan/edema
  • Diagnosis

    Urinealisis hematuriaPem serologi ASTO, C3, C4, anti-GBM, ANCAPost infeksi strep dijumpai enzim antistreptococcus (antistreptolisin-O, antistreptokinase)
  • Diagnosis GNAPS ditegakkan

    Bila 2 dari 4 gejala klinik kardinal (edema, hematuri, hipertensi, dan oligouri) + ASTO dan C3 , atauBila terdapat 4 gejala klinik kardinal

    *

  • Pemeriksaan penunjang

    Laboratorium : Hematuri mikroskopik, proteinuria, lekosituriaAnemiaPeningkatan LEDPeningkatan kadar ureum/kreatinin darahPeningkatan beta-gamma globulinPeningkatan titer ASTOPeningkatan klirens kreatininPenurunan kadar C3
  • Pengobatan simptomatik

    1.Istirahat tirah baring

    2.Dietetik nefritik

    Rendah garam :

    1-2 grm/kgbb/hari (edema ringan)

    Tanpa garam (anasarka)

    Rendah protein :

    1-2 grm/kgbb/hari (ureum normal)

    0,5 1 gm/kg BB /hari (ureum 40 mg%)

  • Medikamentosa

    Streptococcus antibiotikAutoimun kortikosteroid (prednison 0,5-1 mg/kgBB/hr selama 6-8 minggu tapp off)Yg resisten steroid atau relaps berulang siklofosfamid atau siklosporin
  • 3. obat-obatan

    Penisilin/PP 50.000-100.000 SI/kgbb/hr, atau

    ampisilin/amoksisilin 100mg/kgbb/hr selama 10 hari

    Eritromisin 30-50 mg/kgbb/hari

    anti hipertensi

    kaptopril 0,5-3 mg/kgbb/hr + furosemid 1-2 mg/kgbb/hr

    Propranolol 0,5 5 mg

  • *

  • *

    TERIMA KASIH

  • Algoritme pemberian furosemide

    Furosemid 1-3 mg/kgbb/hari + spironolakton 2-4 mg/kgbb/hariBerat badan tidak menurun atau tidak ada dieresis dalam 48 jam Dosis furosemid dinaikkan 2 kali lipat (maksimum 4-6 mg/kgbb/hari)Edema refrakter diberikan infus albumin 20-25% dengan dosis 1 g/kgbb dalam 2-4 jam. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian furosemid 1-2 mg/kgbb.
  • Obat-obatan yang sering digunakan pada yang resisten steroid

    1. Siklofosfamid (CPA)oral siklofosfamid (2-3mg/kgBB/hari) dan prednison (1mg/kgBB secara alternating day) selama 8-12 minggu (remisi pada 69%)2. Siklosporin A (CsA)

    Siklosporin A (CsA) respon 30%, dan kombinasi dengan steroid sebesar 40-50%.