8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
1/12
Sanitasi Jamban
Written By Kesehatan Lingkungan on Wednesday, October 3, 2012 | 5:58 !
Standard Sanitasi Jamban
Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam
pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air
besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja.
Sedangkan kriteria akses terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas
tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis
‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan kriteria yang
digunakan JMP WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria,
yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’. (Depkes RI,
2010).
Jamban merupakan fasilitas atau sarana pembuangan tinja. Menurut
Kusnoputranto (1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu bangunan
yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga
kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadipenyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan
pengertian lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan
kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit
yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.
Rekan-rekan Sanitarian tentu sudah paham, bahwa dampak buruk jamban
terhadap penularan penyakit, menyangkut transmisi penyakit dari tinja.
Berbagai penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya
merupakan penyakit yang terkait dengan akses penyediaan jamban. Dan
sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena tinja iniadalah bakteri E.Coli. Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui escherichia
coli hidup dalam saluran pencernaan manusia.
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
2/12
Sanitasi Jamban Sehat
Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara
lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman
penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host)baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka
(susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai
inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air , tanah , makanan,
tangan, atau serangga.
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah
berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.
Sementara dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat
menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan bau.
Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkanterutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun
keperluan komersial.
Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya
menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah
jamban yang tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban
unimproved atau jamban yang tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham
berbagai informasi terkait jamban, baik kriteria maupun prosedur
pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja. Menurut Kumoro(1998), terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja, antara lain :
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
3/12
Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkunagn sekitar,
harus memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika.
Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.
Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang
sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air.
Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.
Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat
penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau
memakai tutup yang mudah diangkat.
Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung,
bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap
bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga
dapat mencegah penularan penyakit.
Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetap
bersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari
sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan
peralatan pembersih merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat
jamban.
Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangantinja yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi
lubang harus kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,
sehingga menghindari pencemaran lingkungan.
Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan
tinja yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang
bercampur tinja.
Selain Sanitasi tinja diatas, kita juga harus paham berbagai jenis jambankeluarga. Menurut Azwar (1990), terdapat beberapa jenis jamban, antara lain :
1 Jamban cubluk (Pit Privy): adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Fungsi dari
lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak dimungkinkan
penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,
kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan
menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).
2 Jamban Empang (Overhung Latrine): Adalah jamban yang dibangun diatas
empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
4/12
begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.
3 Jamban Kimia (Chemical Toilet): Jamban model ini biasanya dibangun pada
tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat
terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti
caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet paper). Sedangkan jamban kimia ada dua macam, yaitu tipe lemari (commode type), dan tipe
tangki (tank type). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah
terkumpul perlu di buang lagi.
4 Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban leher angsa merupakan jamban
leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian akan terisi air
gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya
binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang
dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara
lain :
1 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air minum.
2 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3 Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
4 Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.5 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
6 Cukup penerangan
7 Lantai kedap air
8 Ventilasi cukup baik
9 Tersedia air dan alat pembersih.
Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik
dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
1 Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
2 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
3 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
4 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
Sedangkan prosedur pemeliharaan jamban menurut Depkes RI (2004) adalah
sebagai berikut:
1 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering2 Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
5/12
3 Tidak ada sampah berserakanan
4 Rumah jamban dalam keadaan baik
5 Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6 Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
7 Tersedia alat pembersih8 Bila ada yang rusak segera diperbaiki
Refference, antara lain :
• Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara, Jakarta.
• Kusnoputranto, H, 2000. Kesehatan Lingkungan, FKM-UI Jakarta
• Riskesdas 2010
- See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-
jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf Sanitasi Jamban
Written By Kesehatan Lingkungan on Wednesday, October 3, 2012 | 5:58 !
Standard Sanitasi Jamban
Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam
pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang airbesar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja.
Sedangkan kriteria akses terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas
tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis
‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik
atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan kriteria yang
digunakan JMP WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria,
yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’. (Depkes RI,
2010).
Jamban merupakan fasilitas atau sarana pembuangan tinja. MenurutKusnoputranto (1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu bangunan
yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga
kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi
penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan
pengertian lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan
kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit
yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.
Rekan-rekan Sanitarian tentu sudah paham, bahwa dampak buruk jambanterhadap penularan penyakit, menyangkut transmisi penyakit dari tinja.
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
6/12
Berbagai penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya
merupakan penyakit yang terkait dengan akses penyediaan jamban. Dan
sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena tinja ini
adalah bakteri E.Coli. Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui escherichia
coli hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Sanitasi Jamban Sehat
Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara
lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman
penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host)
baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka
(susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai
inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air , tanah , makanan,
tangan, atau serangga.
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah
berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.
Sementara dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat
menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan bau.
Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkan
terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun
keperluan komersial.
Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
7/12
menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah
jamban yang tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban
unimproved atau jamban yang tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham
berbagai informasi terkait jamban, baik kriteria maupun prosedur
pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja. Menurut Kumoro(1998), terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja, antara lain :
Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkunagn sekitar,
harus memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika.
Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.
Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang
sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air.
Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.
Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat
penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau
memakai tutup yang mudah diangkat.
Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung,
bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap
bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga
dapat mencegah penularan penyakit.
Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetapbersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari
sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan
peralatan pembersih merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat
jamban.
Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangan
tinja yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi
lubang harus kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,
sehingga menghindari pencemaran lingkungan.
Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan
tinja yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang
bercampur tinja.
Selain Sanitasi tinja diatas, kita juga harus paham berbagai jenis jamban
keluarga. Menurut Azwar (1990), terdapat beberapa jenis jamban, antara lain :
5 Jamban cubluk (Pit Privy): adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Fungsi dari
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
8/12
lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak dimungkinkan
penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,
kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan
menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).
6 Jamban Empang (Overhung Latrine): Adalah jamban yang dibangun diatasempang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar
begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.
7 Jamban Kimia (Chemical Toilet): Jamban model ini biasanya dibangun pada
tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat
terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti
caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet paper). Sedangkan
jamban kimia ada dua macam, yaitu tipe lemari (commode type), dan tipe
tangki (tank type). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah
terkumpul perlu di buang lagi.
8 Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban leher angsa merupakan jambanleher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian akan terisi air
gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya
binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang
dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara
lain :
10 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air minum.
11 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
12 Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
13 Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
14 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
15 Cukup penerangan
16 Lantai kedap air
17 Ventilasi cukup baik 18 Tersedia air dan alat pembersih.
Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik
dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
5 Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
6 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
7 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit8 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
9/12
Sedangkan prosedur pemeliharaan jamban menurut Depkes RI (2004) adalah
sebagai berikut:
9 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering10 Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
11 Tidak ada sampah berserakanan
12 Rumah jamban dalam keadaan baik
13 Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
14 Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
15 Tersedia alat pembersih
16 Bila ada yang rusak segera diperbaiki
Refference, antara lain :
• Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara, Jakarta.
• Kusnoputranto, H, 2000. Kesehatan Lingkungan, FKM-UI Jakarta
• Riskesdas 2010
- See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-
jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf
Kriteria Jamban dan Jamban Sehat
Written By Kesehatan Lingkungan on "uesday, ugust #, 2012 | $:2% &!
Jamban Improved dan Macam Jenis Jamban
Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam dokumen
Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang airbesar disebut sebagai sanitasi yang antra lain meliputi jenis pemakaian atau
penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis
tempat pembuangan akhir tinja. Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses
terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik
sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis ‘latrine’ dan tempat
pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana
pembuangan air limbah atau SPAL. Sedangkan kriteria yang digunakan Joint
Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat
kriteria, yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’.
Dikategorikan sebagai ‘improved’ bila penggunaan sarana pembuangan
http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
10/12
kotoran nya sendiri, jenis kloset latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya
tangki septik atau SPAL.
Pengertin lain terkait jamban menyebutkan bahwa jamban keluarga adalahsuatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan
kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran
tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia
yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka
pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan
air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-
syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air
limbah.
Sedangkan menurut WSP (2008) kriterian Jamban Sehat (improved latrine),
merupakan fasilitas pembuangan tinja yang memenuhi syarat :
9 Tidak mengkontaminasi badan air.
10 Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja.
11 Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau
serangga vektor lainnya termasuk binatang.
12 Menjaga buangan tidak menimbulkan bau
13 Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
11/12
Menurut kriterian Depkes RI (1985), syarat sebuah jamban keluarga
dikatagorikan jamban sehat, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
19 Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan
kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenissumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah
liat atau berkapur yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada
kondisi topografi yang menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran
air tanah.
20 Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke
penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup lubang
jamban atau dengan sistem leher angsa.
21 Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas
minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang jamban.
22 Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan
yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan
bahan-bahan yang ada setempat;
23 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;
24 Cukup penerangan;
25 Lantai kedap air;
26 Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
27 Ventilasi cukup baik, dan28 Tersedia air dan alat pembersih.
Terdapat beberapa jenis jamban sesuai bentuk dan namanya, antara lain Azwar
(1983 :
1. Pit privy (Cubluk)
Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5
sampai 8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya diperkuat dari batu
bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut
dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa. Jarak dari
sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.
2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan
ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari
bambu.
3. Jamban empang (fish pond latrine)
Merupakan jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban empangmemungkinkan terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung
8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx
12/12
dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja,
demikian seterusnya.
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Secara prinsip jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkalgaliannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan
sampah, daun-daunan.
5. Septic tank
Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi syarat.
Tangki septick (septic tank) terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air,
dimana tinja dan air buangan masuk mengalami dekomposisi. Dalam tangki ini
tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan
mengalami 2 proses, yaitu proses kimiawi dan proses biologis. Pada proses
kimiawi, sebagai tinja (60- 70%), akan mengalami penghancuran dan
direduksi. Sebagian besar zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki
sebagai sludge Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak
dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan
air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi
mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang
memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh
subur, yang akan berfungsi pada proses selanjutnya.
Dalam proses biologis, terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerobdan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum.
Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan
volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh.
Kemudian cairan influent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan
mempunyai BOD yang relatif rendah. Selanjutnya cairan influent dialirkan
melalui pipa, untuk dilakukan proses peresapan dalam tanah atau dialirkan
melalui pipa pada fasilitas riol kota.
Refference
• Juklak Program Sanitasi Total & Pemasaran Sanitasi (SToPS), WSP. 2008
• Riskesdas 2010, Depkes RI.
• Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Direktorat Jenderal PPM & PL.
2003
• Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Azwar, A. 1983
- See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-
jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpuf
http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpuf