Top Banner

of 6

Sanitasi Jamban.docx

Jul 07, 2018

Download

Documents

sszh_
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    1/12

    Sanitasi Jamban

    Written By Kesehatan Lingkungan on Wednesday, October 3, 2012 | 5:58 !

    Standard Sanitasi Jamban

    Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam

    pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air

    besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja.

    Sedangkan kriteria akses terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas

    tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis

    ‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan kriteria yang

    digunakan JMP WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria,

    yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’. (Depkes RI,

    2010).

    Jamban merupakan fasilitas atau sarana pembuangan tinja. Menurut

    Kusnoputranto (1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu bangunan

    yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga

    kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadipenyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan

    pengertian lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan

    kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit

    yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.

    Rekan-rekan Sanitarian tentu sudah paham, bahwa dampak buruk jamban

    terhadap penularan penyakit, menyangkut transmisi penyakit dari tinja.

    Berbagai penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya

    merupakan penyakit yang terkait dengan akses penyediaan jamban. Dan

    sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena tinja iniadalah bakteri E.Coli. Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui escherichia

    coli hidup dalam saluran pencernaan manusia.

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    2/12

    Sanitasi Jamban Sehat

    Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara

    lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman

    penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host)baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka

    (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai

    inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air , tanah , makanan,

    tangan, atau serangga.

    Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah

    berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.

    Sementara dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat

    menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan bau.

    Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkanterutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun

    keperluan komersial.

    Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya

    menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah

     jamban yang tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban

    unimproved atau jamban yang tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham

    berbagai informasi terkait jamban, baik kriteria maupun prosedur

    pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja. Menurut Kumoro(1998), terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja, antara lain :

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    3/12

    Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkunagn sekitar,

    harus memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika.

    Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.

    Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang

    sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air.

    Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.

    Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat

    penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau

    memakai tutup yang mudah diangkat.

    Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung,

    bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap

    bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga

    dapat mencegah penularan penyakit.

    Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetap

    bersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari

    sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan

    peralatan pembersih merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat

     jamban.

    Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangantinja yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi

    lubang harus kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,

    sehingga menghindari pencemaran lingkungan.

    Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan

    tinja yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang

    bercampur tinja.

    Selain Sanitasi tinja diatas, kita juga harus paham berbagai jenis jambankeluarga. Menurut Azwar (1990), terdapat beberapa jenis jamban, antara lain :

    1 Jamban cubluk (Pit Privy): adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya

    dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Fungsi dari

    lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak dimungkinkan

    penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,

    kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan

    menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).

    2 Jamban Empang (Overhung Latrine): Adalah jamban yang dibangun diatas

    empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    4/12

    begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.

    3 Jamban Kimia (Chemical Toilet): Jamban model ini biasanya dibangun pada

    tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat

    terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti

    caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet paper). Sedangkan jamban kimia ada dua macam, yaitu tipe lemari (commode type), dan tipe

    tangki (tank type). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah

    terkumpul perlu di buang lagi.

    4 Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban leher angsa merupakan jamban

    leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian akan terisi air

    gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya

    binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang

    dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

    Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara

    lain :

    1 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15

    meter dari sumber air minum.

    2 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

    3 Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak

    mencemari tanah di sekitarnya.

    4 Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.5 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.

    6 Cukup penerangan

    7 Lantai kedap air

    8 Ventilasi cukup baik  

    9 Tersedia air dan alat pembersih.

    Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga

    Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik 

    dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

    1 Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit

    2 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman

    3 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit

    4 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

    Sedangkan prosedur pemeliharaan jamban menurut Depkes RI (2004) adalah

    sebagai berikut:

    1 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering2 Di sekeliling jamban tidak ada genangan air

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    5/12

    3 Tidak ada sampah berserakanan

    4 Rumah jamban dalam keadaan baik 

    5 Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat

    6 Lalat, tikus dan kecoa tidak ada

    7 Tersedia alat pembersih8 Bila ada yang rusak segera diperbaiki

    Refference, antara lain :

    • Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara, Jakarta.

    • Kusnoputranto, H, 2000. Kesehatan Lingkungan, FKM-UI Jakarta

    • Riskesdas 2010

    - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-

     jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf Sanitasi Jamban

    Written By Kesehatan Lingkungan on Wednesday, October 3, 2012 | 5:58 !

    Standard Sanitasi Jamban

    Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam

    pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang airbesar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja.

    Sedangkan kriteria akses terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas

    tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis

    ‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik 

    atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan kriteria yang

    digunakan JMP WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria,

    yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’. (Depkes RI,

    2010).

    Jamban merupakan fasilitas atau sarana pembuangan tinja. MenurutKusnoputranto (1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu bangunan

    yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga

    kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

    penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Sedangkan

    pengertian lain menyebutkan bahwa pengertian jamban adalah pengumpulan

    kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit

    yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika.

    Rekan-rekan Sanitarian tentu sudah paham, bahwa dampak buruk jambanterhadap penularan penyakit, menyangkut transmisi penyakit dari tinja.

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    6/12

    Berbagai penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kholera, dan lainnya

    merupakan penyakit yang terkait dengan akses penyediaan jamban. Dan

    sebagai salah satu indikator utama terjadinya pencemaran karena tinja ini

    adalah bakteri E.Coli. Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui escherichia

    coli hidup dalam saluran pencernaan manusia.

    Sanitasi Jamban Sehat

    Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara

    lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman

    penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host)

    baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka

    (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai

    inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air , tanah , makanan,

    tangan, atau serangga.

    Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah

    berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia.

    Sementara dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat

    menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan bau.

    Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkan

    terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun

    keperluan komersial.

    Selain menyangkut perilaku buang air besar masyarakat yang belum semuanya

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    7/12

    menggunakan jamban, kita juga dihadapkan pada masih banyaknya jumlah

     jamban yang tidak memenuhi standar. Banyak di masyarakat jamban

    unimproved atau jamban yang tidak sehat. Sebagai Sanitarian kita harus paham

    berbagai informasi terkait jamban, baik kriteria maupun prosedur

    pemeliharaannya, diantaranya persyaratan pembuangan tinja. Menurut Kumoro(1998), terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja, antara lain :

    Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkunagn sekitar,

    harus memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika.

    Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.

    Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang

    sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air.

    Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.

    Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat

    penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau

    memakai tutup yang mudah diangkat.

    Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung,

    bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap

    bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga

    dapat mencegah penularan penyakit.

    Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetapbersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari

    sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan

    peralatan pembersih merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat

     jamban.

    Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangan

    tinja yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi

    lubang harus kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,

    sehingga menghindari pencemaran lingkungan.

    Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan

    tinja yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang

    bercampur tinja.

    Selain Sanitasi tinja diatas, kita juga harus paham berbagai jenis jamban

    keluarga. Menurut Azwar (1990), terdapat beberapa jenis jamban, antara lain :

    5 Jamban cubluk (Pit Privy): adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya

    dibangun dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan jamban. Fungsi dari

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    8/12

    lubang adalah mengisolasi tinja sedemikian rupa sehingga tidak dimungkinkan

    penyebaran dari bakteri secara langsung ke pejamu yang baru. Jenis jamban ini,

    kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan

    menotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).

    6 Jamban Empang (Overhung Latrine): Adalah jamban yang dibangun diatasempang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar

    begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.

    7 Jamban Kimia (Chemical Toilet): Jamban model ini biasanya dibangun pada

    tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat

    terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti

    caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tissue (toilet paper). Sedangkan

     jamban kimia ada dua macam, yaitu tipe lemari (commode type), dan tipe

    tangki (tank type). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran yang telah

    terkumpul perlu di buang lagi.

    8 Jamban Leher Angsa (Angsa Trine): Jamban leher angsa merupakan jambanleher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian akan terisi air

    gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya

    binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model yang terbaik yang

    dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

    Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara

    lain :

    10 Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15

    meter dari sumber air minum.

    11 Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

    12 Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak

    mencemari tanah di sekitarnya.

    13 Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.

    14 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.

    15 Cukup penerangan

    16 Lantai kedap air

    17 Ventilasi cukup baik 18 Tersedia air dan alat pembersih.

    Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga

    Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik 

    dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

    5 Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit

    6 Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman

    7 Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit8 Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    9/12

    Sedangkan prosedur pemeliharaan jamban menurut Depkes RI (2004) adalah

    sebagai berikut:

    9 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering10 Di sekeliling jamban tidak ada genangan air

    11 Tidak ada sampah berserakanan

    12 Rumah jamban dalam keadaan baik 

    13 Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat

    14 Lalat, tikus dan kecoa tidak ada

    15 Tersedia alat pembersih

    16 Bila ada yang rusak segera diperbaiki

    Refference, antara lain :

    • Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara, Jakarta.

    • Kusnoputranto, H, 2000. Kesehatan Lingkungan, FKM-UI Jakarta

    • Riskesdas 2010

    - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-

     jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf 

    Kriteria Jamban dan Jamban Sehat

    Written By Kesehatan Lingkungan on "uesday, ugust #, 2012 | $:2% &!

    Jamban Improved dan Macam Jenis Jamban

    Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam dokumen

    Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang airbesar disebut sebagai sanitasi yang antra lain meliputi jenis pemakaian atau

    penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis

    tempat pembuangan akhir tinja. Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses

    terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik 

    sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis ‘latrine’ dan tempat

    pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana

    pembuangan air limbah atau SPAL. Sedangkan kriteria yang digunakan Joint

    Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat

    kriteria, yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’.

    Dikategorikan sebagai ‘improved’ bila penggunaan sarana pembuangan

    http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/10/sanitasi-jamban.html#sthash.swGaYqoB.dpuf

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    10/12

    kotoran nya sendiri, jenis kloset latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya

    tangki septik atau SPAL.

    Pengertin lain terkait jamban menyebutkan bahwa jamban keluarga adalahsuatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan

    kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran

    tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau

    penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia

    yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka

    pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan

    air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-

    syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air

    limbah.

    Sedangkan menurut WSP (2008) kriterian Jamban Sehat (improved latrine),

    merupakan fasilitas pembuangan tinja yang memenuhi syarat :

    9 Tidak mengkontaminasi badan air.

    10 Menjaga agar tidak kontak antara manusia dan tinja.

    11 Membuang tinja manusia yang aman sehingga tidak dihinggapi lalat atau

    serangga vektor lainnya termasuk binatang.

    12 Menjaga buangan tidak menimbulkan bau

    13 Konstruksi dudukan jamban dibuat dengan baik dan aman bagi pengguna

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    11/12

    Menurut kriterian Depkes RI (1985), syarat sebuah jamban keluarga

    dikatagorikan jamban sehat, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    19 Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan

    kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenissumur lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah

    liat atau berkapur yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada

    kondisi topografi yang menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran

     air tanah.

    20 Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke

    penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup lubang

     jamban atau dengan sistem leher angsa.

    21 Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di

    sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas

    minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang jamban.

    22 Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan

    yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan

    bahan-bahan yang ada setempat;

    23 Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;

    24 Cukup penerangan;

    25 Lantai kedap air;

    26 Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;

    27 Ventilasi cukup baik, dan28 Tersedia air dan alat pembersih.

    Terdapat beberapa jenis jamban sesuai bentuk dan namanya, antara lain Azwar

    (1983 :

    1. Pit privy (Cubluk)

    Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5

    sampai 8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya diperkuat dari batu

    bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut

    dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa. Jarak dari

    sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

    2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine)

    Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan

    ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari

    bambu.

    3. Jamban empang (fish pond latrine)

    Merupakan jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban empangmemungkinkan terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung

  • 8/19/2019 Sanitasi Jamban.docx

    12/12

    dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja,

    demikian seterusnya.

    4. Jamban pupuk (the compost privy)

    Secara prinsip jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkalgaliannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan

    sampah, daun-daunan.

    5. Septic tank

    Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi syarat.

    Tangki septick (septic tank) terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air,

    dimana tinja dan air buangan masuk mengalami dekomposisi. Dalam tangki ini

    tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan

    mengalami 2 proses, yaitu proses kimiawi dan proses biologis. Pada proses

    kimiawi, sebagai tinja (60- 70%), akan mengalami penghancuran dan

    direduksi. Sebagian besar zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki

    sebagai sludge Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak 

    dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan

    air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut scum yang berfungsi

    mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang

    memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh

    subur, yang akan berfungsi pada proses selanjutnya.

    Dalam proses biologis, terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerobdan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum.

    Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan

    volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh.

    Kemudian cairan influent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan

    mempunyai BOD yang relatif rendah. Selanjutnya cairan influent dialirkan

    melalui pipa, untuk dilakukan proses peresapan dalam tanah atau dialirkan

    melalui pipa pada fasilitas riol kota.

    Refference

    • Juklak Program Sanitasi Total & Pemasaran Sanitasi (SToPS), WSP. 2008

    • Riskesdas 2010, Depkes RI.

    • Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Direktorat Jenderal PPM & PL.

    2003

    • Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Azwar, A. 1983

    - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-

     jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpuf 

    http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpufhttp://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/08/kriteria-jamban-dan-jamban-sehat.html#sthash.aYXkrhEs.dpuf