Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan referat konservasi gigi ini dengan judul ”RESIN KOMPOSIT: Prinsip Dasar dan Restorasi Teknik Direk” di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada DR. Sari Dewayani,drg.,Sp.KG selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi petunjuk dalam pembuatan referat ini. Oleh karena referat ini dibuat masih dalam tahap pembelajaran, penyusun sangat menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan, maka mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada referat ini. Besar harapan saya atas kritik dan saran pembaca untuk 1
62

revisi refrat

Feb 10, 2016

Download

Documents

Nama Gw Tono

Refrat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: revisi refrat

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas segala

rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan referat konservasi gigi

ini dengan judul ”RESIN KOMPOSIT: Prinsip Dasar dan Restorasi Teknik Direk” di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada DR. Sari Dewayani,drg.,Sp.KG selaku pembimbing

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi petunjuk

dalam pembuatan referat ini.

Oleh karena referat ini dibuat masih dalam tahap pembelajaran, penyusun sangat

menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan, maka mohon maaf atas segala

kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada referat ini. Besar harapan saya atas

kritik dan saran pembaca untuk pembuatan referat yang lebih baik lagi. Semoga

referat ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca dan juga

untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta,25 Januari 2015

Penyusun

1

Page 2: revisi refrat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................3

BAB II: RESIN KOMPOSIT........................................................................................4

A. Kimia Dasar...............................................................................................4

B. Ukuran Partikel..........................................................................................4

C. Pertimbangan Umum: Acid Etching..........................................................6

D. Enamel dan Enamel Dentin Bonding........................................................9

E. Penyusutan Polimerisasi............................................................................9

F. Dentin Bonding dan Penyusutan Polimerisasi.........................................10

G. Liner dan Base.........................................................................................11

H. Bevel Margin...........................................................................................13

I. Finishing..................................................................................................13

J. Pemolesan................................................................................................14

BAB III: TEKNIK DAN BAHAN..............................................................................15

A. Restorasi Resin Komposit Kelas I...........................................................15

B. Restorasi Resin Komposit Kelas II..........................................................17

C. Restorasi Resin Komposit Kelas III........................................................24

D. Restorasi Resin Komposit Kelas IV........................................................29

E. Restorasi Resin Komposit Kelas V.........................................................34

BAB IV: KASUS KLINIS..........................................................................................37

BAB V: KESIMPULAN.............................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................42

2

Page 3: revisi refrat

BAB I

PENDAHULUAN

Permintaan masyarakat terhadap peningkatan kosmetik gigi terus meningkat.

Seiring dengan tuntutan kosmetik tersebut, terdapat tekanan yang sama untuk

meminimalkan pembuangan gigi untuk prosedur gigi yang diperlukan dan penekanan

tambahan pada pengelolaan biaya yang berkaitan dengan perawatan.1 Selain itu,

evolusi bahan gigi telah meningkatkan indikasi prosedur restorasi estetik. Dalam

konteks ini, resin komposit menempati posisi penting di antara bahan restorasi untuk

gigi anterior karena mereka menawarkan prediktabilitas yang baik, dan kemungkinan

prosedur yang lebih konservatif dengan biaya lebih rendah daripada restorasi tidak

langsung.2

Resin bonding direk memiliki beberapa keunggulan dibandingkan restorasi

porselen untuk kosmetik pasien dan dokter gigi. Restorasi, terutama penutupan

diastema, dapat diselesaikan tanpa pembuangan struktur gigi, dan sebagian restorasi

resin direk lainnya dapat diselesaikan dengan pengurangan struktur gigi yang

minimal. Memanfaatkan prosedur layering yang tepat, restorasi estetik yang menyatu

dengan struktur gigi alami dan tidak terlihat dengan mata telanjang dapat rutin

dilakukan. Merawat pasien tanpa melibatkan dukungan laboratorium memiliki

manfaat tambahan untuk mengurangi biaya perawatan.1

Untuk penempatan restorasi komposit direk yang dapat diperkirakan dan

efesien, klinisi harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang konsep desain

senyum dari macroestetik, evaluasi microestetik bentuk dan kontur gigi individu, dan

pengetahuan nanoestetik bahan yang tersedia.1

3

Page 4: revisi refrat

BAB II

RESIN KOMPOSIT

A. Kimia Dasar

Komposit secara harfiah berarti "dari tahap yang berbeda." Resin

komposit memiliki empat komponen utama: (1) Fase matriks (resin

dimetakrilat), (2) Inisiator polimerisasi (diaktifkan secara kimia atau dengan

visible light), (3) Fase terdispersi dari filler dan tints, dan (4) fase

penggabungan yang menghasilkan perlekatan matriks terhadap partikel filler

(misalnya, silane). Suatu pengencer (misalnya, trietilen glikol dimetakrilat,

atau TEG-DMA) sering ditambahkan untuk mengendalikan viskositas untuk

membuat resin lebih fleksibel dan kurang rapuh.

Udara yang tergabung selama pencampuran dapat melemahkan resin

karena oksigen menghambat kerja polimerisasi. Pencampuran juga

menyebabkan rongga, yang dapat mengakibatkan meningkatnya kekasaran

permukaan dan perubahan warna jangka panjang.

Fase terdispersi, atau komponen filler anorganik, bertanggung jawab

terhadap peningkatan sifat fisik; resistensi terhadap fraktur, ketahanan aus,

polimerisasi, penyerapan air, dan koefisien ekspansi termal yang membaik

karena jumlah filler dalam komposit meningkat. Partikel filler umumnya

terdiri dari quartz, lithium, aluminium silikat, borosilikat, barium, dan kaca

lainnya. Partikel-partikel ini berkisar ukuran 0,5-10, Ltm.

Pada fase final, atau penggabungan, sifat-sifat resin komposit

membaik karena daya tarik filler ke resin matriks meningkat.

B. Ukuran partikel

Jenis dan ukuran partikel filler yang digunakan dalam resin komposit

mempengaruhi sifat penanganannya dan ketahanan. Resin komposit awalnya

4

Page 5: revisi refrat

berisi partikel yang sangat besar (15-100 / am). Quartz adalah filler yang

paling umum digunakan pada generasi pertama dari resin komposit. Memiliki

estetika dan daya tahan yang sangat baik, tetapi memiliki kelemahan yaitu

kurangnya radioopaksitas, terutama untuk resin posterior. Juga sulit untuk

mendapatkan permukaan yang halus dengan quartz karena pemolesan

menyebabkan eksposur besar, partikel yang tidak teratur, dan plucking

partikel filler dari permukaan merupakan penyebab meningkatnya kekasaran

dan pewarnaan. Selain itu, tekanan kunyah yang ditransfer melalui partikel

filler ini kepada matriks resin, menyebabkan microcracks dalam matriks resin.

Ukuran partikel di microfilled resin komposit telah direduksi menjadi sekitar 1

sampai 5 / im (partikel kecil). Heavy metal glasses seperti strontium dan

barium lebih kecil, radiopak, mudah untuk digerus, dan lembut, sehingga

meningkatkan pemolesan dan penurunan kekasaran dan pewarnaan.

Radiopasitas sangat diharapkan pada restorasi kelas II dan kelas III.

Namun, hal ini bisa merugikan ketika pelapisan pada daerah labial gigi;

kontras radiografi berkurang, sehingga menyulitkan saat mendeteksi karies

gigi.

Different composite resin memiliki berbagai tingkat pengisian,

radiopasitas dan warna. Resin komposit hibrida dan penempatan resin

microfilled keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Resin komposit

hibrida merupakan teknik yang kurang sensitif dibandingkan resin microfilled

dan penyusutan lebih sedikit pada saat polimerisasi. Oleh karena itu lebih

sedikit kebocoran mikro yang akan terjadi pada restorasi margin gingiva kelas

II atau kelas III jika penyusutan dan kekuatan dentin bonding merupakan satu-

satunya pertimbangan. Anehnya, beberapa penelitian in vitro telah

menunjukkan bahwa resin microfilled dapat menghasilkan seal yang lebih

baik daripada resin hibrida. Selain itu, resin dengan modulus young rendah

(kekakuan), seperti Silux Plus, menghasilkan seal yang lebih baik daripada

banyak resin komposit hibrida.

5

Page 6: revisi refrat

Partikel microfiller dalam matriks resin dapat meningkatkan kapasitas

tekanan-bantalan dan mengurangi perambatan microcrack. Penambahan

partikel microfiller dapat menghasilkan permukaan yang relatif halus. Hal ini,

dikombinasikan dengan translusensi yang tinggi, memungkinkan penggunaan

resin hibrida di daerah kritis estetik.

Dalam upaya untuk mengatasi kekurangan glass ionomer self cured,

generasi baru dari material telah dikembangkan. Material baru adalah hibrida

dari semen ionomer kaca konvensional dan light activated visible resin. Istilah

resin modified glass ionomer mengacu pada material yang telah diatur dengan

reaksi asam-basa selain polimerisasi fotokemikal. Material yang mengandung

bahan kaca ionomer tetapi tidak menunjukkan reaksi asam-basa disebut

polyacid yang dimodifikasi resin komposit atau Kompomer.

Kompomer memiliki kekuatan ikatan dan pelepasan fluoride yang

relatif tinggi. Karena modulus elastisitasnya mirip dengan struktur gigi,

Kekuatan kompomer lebih tinggi daripada resin modified glass ionomer tetapi

lebih rendah dari komposit. Komposit flowable sangat berguna untuk teknik

invasif minimal, terutama yang digunakan bersamaan dengan abrasi udara.

Beberapa dokter telah merekomendasikan penggunaan pada kelas I dan kelas

II komposit untuk mencapai seal awal dan, sebagai akibat dari penurunan

modulus elastisitas, untuk mengurangi ketegangan pada final restorasi. Sifat

fisik bahan yang tersedia saat ini sangat bervariasi. Namun, beberapa material

flowable memiliki kandungan filler yang mendekati resin komposit

konvensional.

C. Pertimbangan Umum: Acid Etching

Mature enamel mengandung 96% sampai 97% bahan anorganik

(terutama hidroksiapatit) menurut beratnya. Sisanya terdiri dari air (~ 4%) dan

bahan organik atau kolagen (~ 1%). Permukaan enamel yang biasanya

ditutupi oleh pelikel organik, yang membuat bonding sulit dilakukan karena

6

Page 7: revisi refrat

reaktivitas yang rendah. "Etsa enamel dengan asam fosfat menimbulkan

tegangan permukaan yang kritis dan peningkatan area bonding dan kekasaran,

yang memungkinkan resin hidrofobik menembus porositas dari dry etched

enamel." Beberapa pertimbangan pentingnya asam etsa adalah sebagai

berikut:

1. Etsa asam cair harus diaplikasikan berulang kali karena memiliki

kecenderungan untuk mengering pada permukaan gigi. Etsa gel dapat

dibiarkan di tempat untuk waktu yang ditentukan.

2. Lapisan atas enamel kaya akan fluoride dapat dihilangkan dengan bur

intan, dan pumice hanya dipergunakan untuk menghilangkan plak. Air

berfluoride dapat digunakan untuk pembilasan.

3. Isolasi dengan rubber dam atau tindakan lain yang diperlukan untuk

meminimalkan kontaminasi cairan gingiva atau kelembaban sekitarnya.

4. Etsa harus diaplikasikan selama 15 detik. Jika tidak menghasilkan

penampilan frosted pada enamel setelah pembilasan dan pengeringan, etsa

berulang kali dengan penambahan 15 detik sampai muncul frosted yang

diinginkan. Studi terbaru menunjukkan bahwa waktu etsa yang lebih

pendek menghasilkan kekuatan adesif yang sama atau lebih besar dari

awalnya yang disarankan 60 detik. Selain itu, studi morfologi

menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hasil etsa berdasarkan

viskositas etsa tersebut. Etsa cair atau gel tipis menghasilkan banyak pola

etsa daripada gel tebal. Selain itu, gel tipis tampaknya memiliki pola etsa

yang lebih baik. Etsa yang terlalu lama menghasilkan reaksi produk yang

tidak larut dan ikatan yang lemah.

5. Beberapa laporan menyatakan bahwa pengadukan menggunakan sikat

lembut dapat mengubah pola etsa. Pengadukan mekanik dari agen etsa

memungkinkan asam segar berada dalam kontak yang konstan dengan

enamel, sehingga meningkatkan jumlah enamel yang larut.

7

Page 8: revisi refrat

6. Daerah berkilap yang muncul setelah etsa menunjukkan adanya resin

komposit yang sudah lama. Resin dapat dibuang dengan bur diamond dan

dietsa lagi untuk mendapatkan permukaan frosted yang sesuai.

7. Ikatan yang efektif antara resin komposit dan enamel yang dietsa dapat

dicapai dengan pembilasan singkat etsa dari permukaan enamel. Studi

telah menyimpulkan pembilasan 2 sampai 5 detik per permukaan gigi

cukup membersihkan enamel yang dietsa, menghasilkan kekuatan ikatan

yang memadai. Membilas selama 1 detik dari permukaan enamel

menghasilkan dasar yang tidak terdapat kebocoran mikro.

8. Pemutihan gigi sebelum bonding dapat mempengaruhi kekuatan ikatan

dan mengakibatkan peningkatan kebocoran mikro. Hidrogen peroksida

dapat mendenaturasi protein dalam komponen organik dentin dan enamel.

Kehadiran oksigen, produk pemecahan hidrogen peroksida, telah dikaitkan

dengan penurunan kekuatan ikatan. Oksigen dapat menghambat curing

resin komposit dan mengurangi adhesi. Keberadaan oksigen, hasil

pemecahan hidrogen peroksida, telah dikaitkan dengan penurunan

kekuatan ikatan. Oksigen dapat menghambat curing resin komposit dan

menurunkan adhesi. Oksigen tetap terperangkap di dalam porus enamel.

Sedangkan dentin menangkap oksigen lebih lama dari enamel karena

dentin lebih porus. Setelah bleaching sebaiknya menunggu selama 1

sampai 2 minggu yang memungkinkan kekuatan ikatan tensil kembali ke

nilai yang sebanding dengan dentin yang tidak di bleaching. Saliva,

dengan kapasitas remineralisasi yang tinggi, dapat meningkatkan

remineralisasi enamel yang di bleaching. Bleaching juga dapat

meningkatkan porositas permukaan, dan kebocoran mikro yang

sebelumnya ditempatkan resin komposit.

8

Page 9: revisi refrat

D. Enamel dan enamel dentin bonding

Bahan bonding merupakan resin komposit filled ringan atau unfilled

yang meningkatkan ikatan antara resin komposit kental dan mikroporositis

yang dibuat pada enamel yang dietsa. Aplikasi dari bonding agent dapat

mengurangi kebocoran mikro. Bahan bonding dentin-enamel lebih hidrofilik

dan dapat memperkuat ikatan antara resin komposit dan dentin.

Kedalaman zona yang dietsa dan jumlah permukaan enamel yang

dihilangkan selama prosedur etsa ini tergantung pada konsentrasi asam,

lamanya proses etsa, dan komposisi kimia dari etsa tersebut. Sistem adesif

dentin-email yang baru menggunakan asam fosfat untuk conditioning dentin,

dan kemudian resin primer dalam aseton, alkohol, atau larutan yang

ditempatkan pada dentin dan dibiarkan berdifusi ke dalam beberapa

mikrometer jaringan yang dibiarkan berporus oleh asam conditioning. Hal ini

akan mengakibatkan terbentuknya zona hybrid.

Peningkatan kebocoran mikro kadang terjadi di daerah servikal karena

ikatan antara resin komposit dan servikal dentin atau sementum jauh lebih

lemah daripada ikatan dengan enamel oklusal.

Penyikatan hanya pada bagian yang terdapat lapisan tipis bonding

agent mungkin lebih baik dibandingkan pengeringan menggunakan udara,

yang dapat memasukkan udara ke dalam resin komposit dan menghambat

perawatan. Pengeringan udara dari jarum suntik selama tiga kali juga dapat

menggabungkan kelembaban ke dalam preparasi.

TIP KLINIS. pengeringan dengan syringe yang tidak terhubung ke

saluran air untuk mencegah kontaminasi kelembaban.

E. Penyusutan Polimerisasi

Reaksi polimerisasi terdiri dari tiga tahap: (1) inisiasi, (2) propagasi,

dan (3) terminasi. Inisiasi terjadi ketika camphorquinones berkembang

menjadi kondisi radikal bebas. Ketika radikal bebas camphorquinone bereaksi

9

Page 10: revisi refrat

dengan molekul monomer maka akan membentuk ikatan yang mengubah

monomer ke keadaan radikal bebas. Propagasi terjadi ketika monomer

bereaksi dengan monomer radikal bebas dan mengubahnya menjadi radikal

bebas yang lain. Reaksi berantai ini berakhir ketika dua kompleks radikal

bebas bereaksi satu sama lain untuk membentuk ikatan yang stabil. Idealnya,

terminasi seharusnya tidak terjadi terlalu cepat sehingga tercipta rantai

polimer yang lebih lama, dan lebih fleksibel. Jika terminasi terjadi terlalu

cepat, rantai terlalu pendek (dan oleh karena itu kurang fleksibel).

Kelemahan utama menggunakan resin komposit sebagai bahan

restorasi langsung adalah penyusutan polimerisasi. Penyusutan polimerisasi

dapat menyebabkan celah margin, meningkatkan sensitivitas postoperatif,

pewarnaan marginal dan karies rekuren.

Beberapa teknik untuk mengatasi masalah ini termasuk penggunaan

bahan self-cured atau glass ionomer yang memiliki tingkat pengaturan lebih

lambat dari resin komposit light-cured. Aplikasi lapisan perantara dari resin

viskositas rendah atau resin-modified glass ionomer cement antara dentin dan

restorasi telah terbukti menghilangkan stres polimerisasi sebesar 20% sampai

50%. Namun, saat ini masih diyakini bahwa penempatan lapisan tambahan

adalah cara terbaik untuk mencegah stres internal yang disebabkan oleh

polimerisasi resin komposit.

F. Dentin Bonding dan Penyusutan Polimerisasi

Jika ikatan dentin tidak lebih kuat dari penyusutan resin komposit,

suatu gap kontraksi dapat terbentuk pada margin gingiva dan restorasi

tersebut, dan kemungkinan akan mengalami kebocoran di lokasi tersebut.

10

Page 11: revisi refrat

Beberapa laporan menyebutkan bahwa lapisan tipis dari resin

komposit, seperti yang diproduksi di bawah inlay porselen, dapat

menghasilkan shrinkage stress yang mengganggu ikatan dentin.

G. Liners dan Base

Secara tradisional, liners dan base telah digunakan di bawah restorasi.

Namun, perkembangan terbaru pada liners dan base dan peningkatan

pemahaman anatomi pulpa telah mengubah indikasi untuk penggunaan bahan-

bahan tersebut. Generasi bahan bonding dentin saat ini secara signifikan

mengurangi kebutuhan akan liners dan base.

Dalam beberapa kasus tertentu, penempatan liner mungkin diperlukan.

Kalsium hidroksida masih bermanfaat untuk pulp capping direct sebagai

stimulus untuk pembentukan dentin reparatif, meskipun ketidakmampuannya

untuk membentuk seal permanen terhadap invasi bakteri. Ketidakmampuan

untuk membentuk seal permanen dapat disebabkan oleh kerusakan tunnel

yang terbentuk di dentin reparatif dan pelarutan akhir dari kalsium hidroksida

setelah penempatan jangka panjang. Tunnel pada jembatan dentin adalah

saluran vaskular inaktif yang dulunya aktif. Jumlah dan ukuran pembuluh

11

Gambar 5-1. Jika ikatan dentin tidak lebih kuat dari penyusutan resin komposit, sehingga gap kontraksi dapat terbentuk di margin gingiva, mengakibatkan kegagalan restorasi.

Page 12: revisi refrat

darah yang cedera akibat paparan menentukan banyaknya tunnel yang

terbentuk selama proses penyembuhan.

TIP KLINIS. Setelah setiap eksposur pulpa, preparasi harus

didesinfeksi dengan concepsis (Ultradent) dan kemudian dikeringkan.

Alternatif lain, 2,625% sodium hipoklorit dapat diaplikasikan dan kemudian

dibilas dengan air. (Sodium hipoklorit membantu menciptakan heraostasis.)

Jumlah yang cukup dari kalsium hidroksida untuk menutupi eksposur harus

diaplikasikan, dan kemudian sejumlah kecil resin light-cured, modified

ionomer kaca harus digunakan untuk menutupi kalsium hidroksida, untuk

menciptakan penghalang bakteri . Preparasi kemudian dietsa dan di prime dan

bahan adesif diaplikasikan.

TIP KLINIS. Penggunaan kalsium hidroksida harus dijaga tetap

minimum karena dapat larut, yang mengakibatkan restorasi tidak didukung.

Glass ionomer light-cured bermanfaat sebagai liners karena kekuatan

kompresifnya baik, lekat ke dentin, dan kemampuan untuk melepaskan

fluoride dan ikatan secara kimiawi dengan restorasi komposit. Glass ionomer

berguna untuk menghilangkan undercut dan mengembangkan ketebalan ideal

untuk restorasi porselen indirek. Dapat juga berguna sebagaimana diuraikan

dalam tip klinis sebelumnya, sebagai bagian dari proses pulp capping direk.

Dalam preparasi kavitas yang dalam, penempatan ionomer kaca dapat

mengurangi penempatan resin komposit dalam jumlah yang besar, sehingga

stress dapat berkurang. Selain itu, jika margin gingiva berada di dentin, seal

yang lebih baik dapat diperoleh dengan light cured, resin-modified glass

ionomer (menggunakan teknik "open sandwich"). Pelepasan fluorida dapat

mengurangi kasus karies rekuren.

TIP KLINIS. Penempatan ionomer resin, seperti Vitremer (3M), di

bagian gingiva restorasi komposit kelas II, kelas III, dan Kelas V ("teknik

open-sandwich") mungkin merupakan metode praktis untuk mengurangi

kebocoran mikro, terutama dari apikal ke semento-enamel junction.

12

Page 13: revisi refrat

TIP KLINIS. Jika sensitivitas postoperatif terjadi karena kedalaman

preparasi, dapat diantisipasi dengan ionomer kaca, light-cured resin-modified

glass ionomer, atau resin ionomer yang dapat digunakan sebagai penggantian

dentin. Materi harus dibangun menyerupai bentuk "ideal" preparasi kavitas.

H. BEVEL MARGIN

1. Restorasi resin komposit margin enamel dibevel dalam banyak kasus.

Beveling enamel memberikan permukaan yang luas untuk etsa, sehingga

terdapat retensi terhadap penyusutan dan mengurangi kebocoran mikro.

Bevel harus dipreparasi dengan bur diamond grit medium.

2. Bevels 45 derajat dan lebar 1 sampai 2 mm pada daerah fasial, sedangkan

bevel yang lebih kecil (0,5 mm) digunakan di bagian lain.

3. Bevels (pada permukaan oklusal) harus dihindari di restorasi kelas I dan

kelas II karena margin resin komposit yang tipis cenderung fraktur.

4. Area di margin servikal dengan hanya selapis tipis enamel tidak boleh

dibevel karena daerah tipis enamel dapat terbuang.

I. Finishing

Finishing melibatkan marginasi, contouring, dan pemolesan. Tujuan

utama adalah kontur yang baik, oklusi, kehalusan, dan bentuk dinging kavitas

yang tepat.

Untuk menghasilkan permukaan bertekstur, kelebihan komposit

dibiarkan setelah finishing. Diamond mikron dapat digunakan untuk

menghasilkan tekstur yang diinginkan. Polishing cup dan pasta pemolesan

kemudian digunakan untuk mengeluarkan kilauan dari bahan tersebut,

meskipun harus diperhatikan agar tidak merusak tekstur yang dibuat.

Restorasi tersebut dihaluskan dengan instrumen poles rubber untuk

permukaan anterior dan poin and cup untuk permukaan posterior. Logam atau

plastic finishing strip dapat digunakan secara interproksimal. Diamond

13

Page 14: revisi refrat

biasanya lebih disukai karena finishing burs cenderung merusak permukaan,

menyebabkan lebih banyak plucking partikel filler. Kerusakan ini

menyebabkan kilauan permukaan tersebut menghilang. diamond mikron

dengan kecepatan lambat (dengan semprotan air untuk mencegah

penyumbatan dari diamond) dapat digunakan untuk membuang kelebihan dan

contouring serta memberikan permukaan yang halus dengan kerusakan resin

minimal. Stone putih dan hijau dapat melepaskan filler dari matriks resin dan

harus digunakan dengan semprotan air yang banyak untuk mencegah

penumpukan panas.

J. Pemolesan

Pencapaian dan perawatan permukaan yang halus pada restorasi akan

meningkatkan estetika dan di samping mengurangi plak dan pembentukan

stain.

Resin komposit microfilled dapat dipoles dengan disk. Permukaan gigi

harus basah ketika menggunakan disk kasar dan saat menggunakan disk

superfine permukaan harus kering. Namun, penggunaan disk secara agresif

dapat merusak tekstur yang dibuat sebelumnya. Pasta poles resin komposit

dapat digunakan, digunakan selama 15 sampai 30 detik dengan menggunakan

rubber cup yang dilembabkan dengan air.

14

Page 15: revisi refrat

BAB III

TEKNIK DAN BAHAN

A. Restorasi resin komposit kelas I

Armamentarium

Standar pengaturan gigi

- Explorer - kaca mulut

- Cotton forceps - Anestesi (jika perlu)

- Rubber dam - handpiece high speed

- Handpiece slow speed

- Bur: karbit (misalnya, # 557, # 330, # 4, SS Putih, Inc)

- Diamond: grit kasar dan medium Asam fosfat 37%

- Instrumen penempatan dan carving.

Liner yang sesuai (jika perlu)

base yang sesuai

Resin komposit radiopak atau resin microfilled yang dirancang untuk

penggunaan posterior, syringe penempatan resin komposit (misalnya,

jarum suntik centrix, Centrix Inc) Gliserin gel.

Instrumen finishing

Instrumen poles.

Teknik klinis

1. Bersihkan gigi dengan pumice.

2. Evaluasi gigi sebelum isolasi (dari sepertiga tengah gigi).

3. Gunakan articulating paper untuk menentukan lokasi kontak oklusal agar

mereka dapat dihindari, jika memungkinkan, selama preparasi.

TIP KLINIS. Jika permukaan oklusal masih utuh, fabrikasi permukaan

oklusal dengan materi clear polyvinyl siloxane bite atau termoplastik button.

15

Page 16: revisi refrat

(Langkah ini mengurangi kebutuhan untuk carving berikutnya dan

penyesuaian oklusal.)

4. Berikan anestesi lokal jika diperlukan.

5. Isolasi area dengan rubber dam.

6. Tempatkan liner atau base yang sesuai jika diperlukan.

7. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.

8. Cuci dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik

untuk gel atau etsa cair.

9. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas

dapat didesinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihannya ditiup dan

dikeringkan dengan cotton pellet.

10. Ulangi prosedur ini jika enamel tidak memiliki penampilan putih buram

setelah pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan dentin lagi

dengan pelet kapas yang dibasahi air.

11. Tempat dentin-enamel bonding agent sesuai dengan instruksi pabrik.

12. Dengan jarum suntik, tempatkan komposit posterior warna dentin

terhadap dasar pulpa dan terhadap salah satu dari cusp bukal. Light cured

selama 40 detik melalui cusp gigi. Diperluas ke cusp bukal lainnya dan

selanjutnya cusp lingual dengan cara yang sama. Hal ini menciptakan

posisi dan kedalaman fissure yang sesuai.

TIP KLINIS. Two step bonding agent merupakan pelumas yang lebih

baik daripada alkohol untuk mencegah resin komposit menempel pada

instrumen plastik. Alkohol, atau one step bonding agent (yang mengandung

solvent), tidak boleh digunakan karena bisa melemahkan resin komposit.

Pertimbangan ini sangat penting untuk restorasi kelas II, yang merupakan

tekanan oklusal berat.

16

Page 17: revisi refrat

TIP KLINIS. Jarum suntik jenis centrix adalah instrumen pilihan

untuk penempatan resin komposit. Hal ini mengurangi kemungkinan

pembentukan gelembung dan menghilangkan "pullback" resin komposit yang

terjadi ketika bahan tersebut ditempatkan dengan instrumen tangan.

13. Tempatkan tints dan opaques untuk mencapai penampilan yang alami.

14. Tempatkan lapisan enamel / insisal resin komposit untuk membangun

kontur akhir.

15. Tempatkan gliserin untuk mengurangi lapisan penghambat udara. Light

cured selama 40 detik.

16. Restorasi akhir.

17. Poles restorasi.

18. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:

A. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan.

B. Etsa selama 15 detik.

C. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.

D. Keringkan permukaan dengan udara. (Jika permukaan bukan enamel,

biarkan lembab.)

E. Oleskan sealant.

F. Udara tipis.

G. light cure selama 40 detik.

B. Restorasi resin komposit kelas II

Kegagalan resin komposit sering melibatkan kontur proksimal dan

menyebabkan kontak yang tidak memadai, kebocoran mikro, karies sekunder,

sensitivitas pasca operasi, pemakaian oklusal, degradasi marginal, dan fraktur

dari bahan.

Pemakaian oklusal. Resin komposit saat ini telah dibuat lebih

radioopak, memungkinkan untuk pendeteksian kelebihan material dan karies

17

Page 18: revisi refrat

berulang. Penambahan Iterbium trifluorida menyebabkan pelepasan elemen

fluoride (misalnya, Heliomolar).

Sensitivitas pascaoperasi. Sensitivitas pascaoperasi awalnya

dikaitkan dengan etsa asam secara tidak sengaja pada dentin. Namun,

penelitian terbaru menunjukkan bahwa peradangan pulpa terutama disebabkan

oleh kebocoran mikro bakteri yang dihasilkan dari kerusakan keutuhan

restorasi marginal.

Curing secara bertahap dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan

penyusutan gingival (Gambar. 5-2). Wedge plastik yang bertindak sebagai

petunjuk serat optik dapat mengurangi gap (Gambar 5-3), terutama jika

dikombinasikan dengan penempatan secara bertahap dari resin (gambar.5-4

dan 5-5).

Gambar. 5-4. Meski tidak ideal, teknik inkremental ini, seharusnya dapat mengurangi gap kontraksi gingiva dan stres lebih baik daripada teknik two-increment yang hanya melibatkan curing oklusal.

Lapisan pertama ditempatkan dan photocured melalui wedge plastik. Lapisan kedua ditempatkan dan cured secara oklusal.

18

Gambar. 5-2. Curing secara bertahap dapat mengurangi tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan gap kontraksi gingiva.

Gambar 5-3.Wedge plastik, yang bertindak sebagai ekstensi serat optik, dapat menarik resin komposit secara gingival untuk meminimalkan pembentukan gap.

Page 19: revisi refrat

Gambar. 5-5. Teknik yang mengambil keuntungan dari kontraksi resin komposit dan hanya

menggunakan satu cured light tip11- sampai 13-mm. Lapisan pertama dapat ditarik secara lingual dan

gingival (melalui wedge yang merefleksikan cahaya dan memantulkan cahaya pada sudut 90 derajat ke

ujung cahaya) sebelum penambahan occlusal cure. Pertambahan kedua ditarik secara bukal dan

gingival yang sebelumnya menerima oklusal cure tambahan. Penambahan akhir dikeraskan secara

oklusal setelah menempatkan bola komposit prepolymerized yang bertindak sebagai wedge internal.

Penambahan oklusal tambahan mungkin diperlukan pada gigi yang besar.

Penggunaan retensi groove telah direkomendasikan untuk mengurangi

kebocoran mikro gingival margin. Bagaimanapun, groove ini tidak

bermanfaat dengan teknik incremental. Pada umumnya praktisi klinis

seharusnya meminimalkan ukuran preparasi kavitas, jadi hanya mencakup

area karies saja. Perluasan dinding gingival atau area embrasure atau

perluasan ke groove lainnya pada permukaan oklusal tidak dibenarkan. Dasar

pulpa hanya perlu sedalam dengan dimensi lesi, karena resin komposit

memiliki modulus elastisitas yang relatif rendah dan penggabungan energi

yang menyerap sifat dari dentin tidak diperlukan.

Kontak proksimal rapat. Penempatan resin komposit posterior tergantung

pada matriks kontur interproksimal yang benar. Dalam restorasi resin

komposit mesio okluso distal (MOD), wedge dan matriks pada awalnya harus

ditempatkan pada sisi distal saja, yang menggantikan gigi sedikit lebih ke arah

mesial. (Menempatkan wedge dan matriks secara bersamaan pada permukaan

mesial akan menghalangi dan mencegah beberapa pergeseran bagian mesial

ini dan meningkatkan kemungkinan terbuka, atau "light" kontak.) Demikian

19

Page 20: revisi refrat

pula, ketika permukaan mesial diisi, tidak ada wedge atau matriks yang

seharusnya ada pada permukaan distal.

Perangkat pembentukan kontak. Berbagai perangkat dan instrumen telah

dibuat untuk membantu dalam mencapai kontak yang rapat (Gbr. 5-6).

Instrumen ini terbuat dari berbagai macam bahan dan bentuk, dan mereka

semua memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.

5.6. A, instrument pembentuk kontak Trimax, Ad-Dent, Inc. B, Instrumen Trimax dalam posisi.

Multiple-Step Buildup Technique

Armamentarium

Gunakan pengaturan dental seperti untuk restorasi kelas I dengan

pengecualian berikut:

1. Matriks strip mylar (memungkinkan berbagai macam kontur), matriks

seksional dan cincin Bitine, atau sistem retainerless matriks yang dapat

dimuat dengan berbagai band (pediatrik, logam, kombinasi, dan

transparan).

2. Light reflecting wedge

3. Resin komposit radioopak atau resin microfilled yang didesain pada

penggunaan posterior.

20

Page 21: revisi refrat

Teknik klinis

1. Tentukan warna gigi yang sesuai selama masih lembab oleh saliva.

2. Bersihkan gigi dengan pumice dan bersihkan permukaan proksimal

dengan strip di mana diperlukan.

3. Sebelum preparasi kavitas, gunakan articulating paper untuk memastikan

bahwa desain kavitas dapat menghindari kontak oklusal bila

memungkinkan.

4. Gunakan anestesi lokal jika diperlukan.

5. Tempatkan rubber dam.

6. Tempatkan liner dan base yang tepat jika diperlukan.

7. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.

8. Bilas dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik

untuk gel atau etsa cair.

9. keringkan enamel dengan udara dan biarkan dentin sedikit lembab.

Preparasi kavitas dapat didesinfeksi dengan disinfektan kavitas dan

kelebihan ditiup dan dikeringkan dengan gulungan kapas. Namun, dalam

beberapa sistem lapisan smear tidak dihilangkan tetapi hanya

dimodifikasi, dan kekuatan ikatan dapat berkurang selama desinfeksi.

10. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah

pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan dentin kembali dengan

pelet kapas yang dibasahi dengan air.

11. Tempatkan matriks, retainer, dan wedge.

12. Tempatkan dentin-enamel bonding agent yang sesuai.

13. Lapisan tipis dari resin komposit flowable dapat ditempatkan pada margin

gingiva dan semua dinding aksial, yang memungkinkan curing lapisan

tipis awal resin komposit untuk menutup daerah-daerah kritis. Namun,

penelitian belum menunjukkan berkurangnya kebocoran mikro apapun.

21

Page 22: revisi refrat

14. Tergantung pada resin komposit yang digunakan, langkah selanjutnya

dapat bervariasi. Bahan seperti Surefil direkomendasikan untuk

penempatan sebagian besar dari bahan jika kedalaman curing tidak lebih

besar dari 5 mm. Bahan lain mungkin memerlukan penumpukan berlapis

dari resin komposit dengan penambahan 2mm.

TIP KLINIS. Jika dua lapisan pertama tidak sesuai dengan tampilan labial,

gunakan resin light color untuk memastikan penetrasi cahaya dan polimerisasi

berikutnya lebih sempurna.

TIP KLINIS. Tempatkan lapisan tambahan dari resin komposit di dinding

lingual; sebaiknya tidak menyentuh dinding bukal (lihat Gambar. 5-5).

Gunakan bonding agent, daripada alkohol, untuk mencegah resin komposit

menempel ke instrumen plastik.

TIP KLINIS. Tempatkan resin komposit dengan jenis syringe Centrix.

15. Cure dari arah lingual selama 60 detik jika lapisan 2-mm resin komposit

merupakan lapisan awal. Selama penempatan dalam jumlah yang besar,

cure proksimal selama 60 detik jika daerah (permukaan bukal dan lingual)

dapat diakses dengan cahaya, dan kemudian cure permukaan oklusal

selama 60 detik.

16. Cure dari arah oklusal selama 60 detik untuk lapisan tambahan.

17. Pindahkan wedge dan tempatkan secara bukal.

18. Tempatkan lapisan kedua resin komposit pada dinding bukal. Sebaiknya

tidak menyentuh dinding lingual.

19. Cure dari arah bukal selama 60 detik.

20. Cure dari arah oklusal selama 60 detik.

21. Bentuk sepotong kecil resin komposit posterior menjadi bentuk bulat telur

dengan jari terlindung sarung tangan dan polimerisasi resin.

22

Page 23: revisi refrat

TIP KLINIS. Basuh dan keringkan sarung tangan anda sebelum memulai

prosedur ini sehingga tidak ada bubuk yang tersisa pada permukaan.

22. Tempatkan resin kedalam boks proksimal, dan dorong bola kedalam

uncured resin sehingga terdapat kontak antara dinding aksial dan strip

milar. Hal ini membentuk wedge internal untuk lebih memperketat kontak

dengan gigi yang berdekatan. Buang kelebihan resin komposit dengan

carver interproksimal.

Metode alternatif: apabila instrument pembentuk kontak digunakan, boks

proksimal harus diisi dan instrumen dimasukkan dan diputar ke arah gigi yang

berdekatan (lihat Gambar. 5-6). Carver interproksimal digunakan untuk

membuang sisa material. Komposit ini kemudian di light cured dan kelebihan

dari boks diisi.

23. Cured dari arah oklusal selama 60 detik.

24. Tambahkan lapisan tambahan apabila diperlukan. Warna lapisan ini harus

menyatu dengan struktur gigi di sekitarnya. Lapisan akhir sebaiknya

lapisan translusen (pengganti enamel).

25. Penyesuaian oklusal dan kontur restorasi.

26. Pemolesan restorasi.

27. Sealant dan postcuring prosedur adalah sebagai berikut:

a. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan dengan udara.

b. Etsa selama 15 detik.

c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.

d. permukaan dikeringkan dengan udara. (Jika permukaan bukan enamel,

biarkan lembab.)

e. Aplikasikan sealant.

f. Udara tipis.

g. light cured selama 40 detik.

23

Page 24: revisi refrat

C. Restorasi resin komposit kelas III

Armamentarium

Gunakan pengaturan dental yang sama untuk restorasi kelas I dengan

pengecualian berikut:

1. Strip milar konvensional, stop strips (band anterior milar dengan stopper

yang terintegrasi untuk mengamankan matriks band antara gigi yang

berdekatan) strip aids.

2. Wedges (diinginkan jika dekat gingiva).

3. Hybrid resin komposit.

4. Microfilled resin komposit

Teknik klinis

1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal dengan strip dimana

dibutuhkan.

2. Tentukan warna yang tepat dari gigi sementara masih lembab oleh saliva.

3. Aplikasikan anestesi lokal jika dibutuhkan.

4. Tempatkan rubber dam.

5. Tentukan arah akses tergantung pada luasnya kerusakan, siapkan gigi

sekonservatif mungin.

6. Aplikasikan liner dan base yang sesuai bila dibutuhkan.

7. Tempatkan bevel dari 1 sampai 2 mm pada semua margin visible dengan

diamond grit medium untuk membantu dalam menciptakan restorasi

nonvisible (Gbr. 5-7).

8. Tempatkan 0,5-mm bevels pada margin nonvisible kecuali di daerah yang

berada di oklusi. Tidak diperlukan bevel pada sementum.

9. Tempatkan liner dan basis yang sesuai jika ada (Gbr. 5-8).

24

Page 25: revisi refrat

10. Etsa preparasi dengan asam fosfat 37% beberapa milimeter melewati

bevel selama 15 detik (Gbr. 5-9). Lindungi gigi yang berdekatan dengan

strip milar.

11. Bilas dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik

untuk gel atau etsa cair.

12. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas

dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan

dibuang dengan cotton pellet.

13. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah

pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan

cotton pellet yang dibasahi dengan air.

14. Tempatkan primer dan resin adesif yang sesuai petunjuk pabrik dan light

cure selama 20 detik.

25

Gambar. 5-7. Karena lesi benar-benar dikelilingi oleh enamel, preparasi akhir tidak memerlukan undercut. Perhatikan bevel di sekitar seluruh preparasi.

Gambar. 5-8. Strip milar ditempatkan, dan kalsium hidroksida

atau glass ionomer semen atau keduanya dapat ditempatkan jika

perlu.

Page 26: revisi refrat

Penempatan bahan restoratif

Restorasi Tipe I Kelas III:

Hanya akses lingual

1. Tempatkan strip milar secara interproksimal dan injeksikan resin komposit

hibrida (pengganti dentin).

TIP KLINIS. Gunakan bonding agent, daripada alkohol, untuk

mencegah resin komposit menempel ke instrumen plastik.

26

Gambar. 5-9. Sikat yang digunakan mengaplikasikan ETSA asam enamel dan dentin dilanjutkan dengan

pembilasan, pengeringan dan penggunaan sikat yang berbeda untuk aplikasi bonding agent enamel dentin.

Gel ETSA juga dapat diaplikasikan dengan syringe dan jarum.

Gambar. 5-10. Aplikasi resin komposit dengan

jarum suntik untuk meminimalkan "pullback", yang sering terjadi ketika

instrumen genggam digunakan.

Gambar. 5-11. Milar strip ditarik dengan erat dengan tekanan jari untuk meminimalkan finishing berikutnya. Penempatan wedge untuk mengurangi kelebihan resin komposit di gingiva merupakan pilihan. Perhatikan bahwa jari telunjuk memberikan tekanan labial terhadap strip milar. Selain mengurangi kelebihan resin komposit, gaya ke arah labial menggerakkan gigi insisivus sentralis sedikit ke labial selama polimerisasi. Ketika tekanan dilepaskan, gigi kembali, yang secara parsial dapat mengkompensasi ketebalan strip mylar dan memastikan area kontak rapat.

Page 27: revisi refrat

2. Kavitas di filling sedikit berlebih dan tarik strip mylar ke bagian fasial

untuk mengadaptasikan resin komposit dengan tepat.

3. Tempatkan strip disekitar permukaan proksimal, menjaganya agar tetap

rapat disesuaikan pada margin gingiva. (wedge dapat digunakan untuk

menstabilkan strip atau meminimalkan kelebihan, tapi ini juga dapat

menyebabkan perdarahan gusi.)

4. Tahan satu jari di sisi fasial strip milar dan kompres strip. Strip akan

"mundur" untuk berkontak dengan gigi yang berdekatan.

5. Cure dari arah labial selama 60 detik. Seluruh daerah labial di cured,

sedangkan daerah lingual secara parsial di cured (Gbr. 5-11).

6. Lepaskan jari dari strip mylar dan cured dari arah lingual selama 60 detik

(Gbr. 5-12).

7. Kontur dan selesaikan restorasi (Gambar. 5-13 sampai 5-15).

8. Poles restorasi.

9. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:

a. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan dengan udara.b. Etsa selama 15 detik.c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.d. Keringkan permukaan dengan udara. (Jika permukaan bukan enamel,

biarkan lembab.)e. Oleskan sealant.

27

Gambar. 5.12. Setelah 60 detik cured labial, resin lingual telah mengeras sebagian. Cured lingual selama 60-detik

untuk melengkapi proses.

Gambar 5.13. Unbonded Flash resin dan overhang resin yang kecil dihilangkan dengan pisau Bard-Parker atau pisau resin komposit sebelum pemolesan akhir. Instrumen genggam selalu digerakkan dari gigi ke resin komposit.

Page 28: revisi refrat

f. Udara tipis.g. light cure permukaan labial dan lingual selama 60 detik.

Karena restorasi kelas III biasanya tidak berada pada daerah stress

yang tinggi, bagian labial dan lingual dapat direstorasi dengan mikrofiller.

Hasil yang optimal dapat dicapai menggunakan teknik sandwich. Mikrofil

lebih mudah untuk dipoles, mereka tetap mempertahankan permukaan yang

halus, dan mempertahankan kilauannya dalam jangka yang panjang. Namun,

baik mikrofil atau hibrid dapat digunakan sendiri secara efektif.

Tipe 2 Kelas III Restorasi: Akses Facial.

Sebuah resin komposit mikrofil atau kombinasi dari resin hibrida

overlayed dengan resin komposit mikrofil dapat digunakan.

1. Tempatkan strip milar secara interproksimal dan injeksi hibrida atau

komposit microfilled.

2. Tarik strip milar ke lingual dan disesuaikan dengan permukaan lingual.

3. Tempatkan ibu jari pada permukaan lingual dan jari telunjuk pada

permukaan labial. Tekuk matriks kearah gigi yang berdekatan. Jika hanya

menggunakan satu lapisan, memungkinkan kelebihan yang memadai dapat

28

5.14. Pembentukan dan pemolesan dapat dilakukan dengan diamond, bur, disk, atau rubber wheel. Langkah ini diikuti dengan aplikasi resin komposit polishing pasta menggunakan Prophy cup atau felt wheel.

5.15. Restorasi akhir

Page 29: revisi refrat

menutupi bevel fasial. Jika kombinasi hibrida dan mikrofill digunakan,

injeksi hybrid dan kemudian microfill tersebut.

4. Light cure.

5. Gunakan dalam jumlah kecil opaque untuk menutupi demarkasi antara

struktur gigi dan resin.

6. Microfill translusen dapat ditempatkan sebagai lapisan terakhir (enamel).

Restorasi tipe 3 kelas III:

Through-and-through

1. Tempatkan strip mylar secara interproksimal dan tahan terhadap

permukaan lingual. Injeksikan microfill opaque atau resin hibrida

(pengganti dentin).

2. Tempatkan microfill translusen atau hibrida dari arah fasial di atas yang

sebelumnya ditempatkan resin uncured dan sedikit overfill.

3. Balutkan strip di sekitar gigi, pastikan bahwa hal ini dapat beradaptasi

dengan margin gingiva.

4. Tekan dengan ibu jari dan jari telunjuk dan cure selama 40 detik secara

labial dan lingual. Bahan pengganti enamel dan opak dapat ditempatkan

jika perlu sehingga tidak ada demarkasi yang dibuat antara restorasi dan

struktur gigi. Kontur dengan carver interproksimal menjadi bentuk

anatomi yang benar. Sebuah bulu sikat warna hitam dapat digunakan

untuk memadukan material dengan struktur gigi yang berdekatan.

D. Restorasi resin komposit kelas IV

Restorasi kelas IV melibatkan permukaan labial, insisal, dan lingual.

Polimerisasi penyusutan bukanlah sebuah masalah karena tidak ada daerah

restorasi yang tertutup. Resin komposit hibrida sangat ideal karena mereka

29

Page 30: revisi refrat

memiliki sifat fisik yang baik dan dapat dilapisi ulang untuk mencapai hasil

estetis yang menyenangkan.

Penyesuaian oklusal atau recontouring kosmetik, yang menghasilkan

jarak ruangan yang memadai untuk ketebalan resin komposit, mungkin

diperlukan sebelum penempatan restorasi.

Single step buildup technique.

Single step buildup technique kelas IV mirip dengan single step

buildup technique kelas III.

Armamentarium

Gunakan pengaturan dental yang sama untuk kelas III multiple step

technique dengan pengecualian berikut: clear crown atau matriks insisal.

Teknik klinis

Gunakan teknik klinis yang sama seperti yang dijelaskan di single step

buildup technique kelas III; matriks insisal atau bentuk clear crown juga dapat

digunakan untuk membantu dalam pembuatan sudut insisal.

Multiple step buildup technique.

1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal dengan strip dimana

dibutuhkan.

2. Tentukan warna gigi yang tepat sementara masih lembab oleh saliva.

3. Berikan anestesi lokal bila dibutuhkan.

4. Tempatkan rubber dam.

5. Tempatkan liner atau base di tempat yang sesuai (Gbr. 5-16).

6. Tempatkan long chamfer 2 sampai 3 mm dengan kedalaman sekitar 0,3

mm di sekitar seluruh margin. Tempatkan bevel scallop pada daerah

30

Page 31: revisi refrat

estetika dari chamfer untuk membantu menyamarkan margin. Hindari

menempatkan chamfer lingual di bawah beban oklusal (Gbr. 5-17).

7. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.

8. Bilas dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik

untuk gel atau etsa cair.

9. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas

dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan

dibuang dengan cotton pellet.

10. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah

pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan

cotton pellet yang dibasahi dengan air.

11. Tempatkan dentin-enamel bonding agent yang sesuai.

12. Untuk menghilangkan lingual finishing, adaptasikan strip mylar pada gigi

dengan jari.

13. Tempatkan di posterior, partikel kecil, resin komposit hybrid pada strip

milar. Jika diinginkan daerah insisal transparan, lapisan ini dapat dibangun

dengan bahan hybrid transparan. Tempatkan warna dentin dan tambahkan

31

Gambar. 5-16. Kalsium hidroksida harus ditempatkan hanya di daerah yang dekat dengan pulpa dan diikuti oleh penempatan base resin-modified glass ionomer radiopak di daerah yang mengelilingi eksposur. seal daerah tersebut, dan etsa total. Proses ini digunakan untuk menutup struktur gigi yang tersisa. Etsa preparasi sedikit melewati chamfer tersebut. bilas, keringkan, dan ulaskan bonding agen di luar daerah etsa tersebut.

Gambar. 5-27. Bevel chamfer telah ditempatkan sepenuhnya di sekitar pinggiran restorasi.

Page 32: revisi refrat

pewarna internal dan opak jika perlu untuk menduplikasi pewarnaan

internal gigi yang berdekatan. Tempatkan jumlah yang menyisakan ruang

yang cukup untuk overlay kontinu dari resin komposit microfilled

(Gambar. 5-18).

14. Cure resin komposit dari permukaan labial dan kemudian permukaan

lingual untuk membentuk dinding lingual (Gbr. 5-19).

15. Tempatkan resin komposit microfilled di atas resin komposit hibrida yang

ditempatkan sebelumnya (Gambar. 5-20). Resin komposit microfilled

terdiri dari body shade dan di final, memiliki warna insisal translusen yang

jelas.

32

Gambar. 5-18. Kemas sedikit lapisan resin hibrida pada matriks milar lingual (wedging merupakan pilihan), dan dukungan dengan jari. Peningkatan ini dapat ditempatkan dengan instrumen plastik atau jarum suntik.

Gambar 5-19. lapisan di cure dari aspek labial pertama kali, diikuti dengan lingual. Tekanan dari jari terhadap matriks milar dapat memastikan adaptasi yang baik dan dapat meminimalkan Finishing lingual.

Gambar. 5-20. Lapisan kedua dapat dikemas terhadap dinding lingual yang mengeras. Peningkatan ini dapat terbuat dari resin microfilled atau hibrida. Jika perlu lapisan warna atau opak dapat diapit dua lapisan ini.

Gambar 5-21. Lapisan kedua sebaiknya di cured dari aspek lingual. Balutkan matriks band sekitar permukaan labial merupakan pilihan, tetapi biasanya meminimalkan jumlah finishing dan mempersiapkan kurva realistis resin komposit di sekitar daerah interproksimolabial.

Page 33: revisi refrat

16. Bentuk komposit semaksimal mungkin dengan bulu sikat warna hitam.

17. Cure resin komposit microfilled dari arah lingual (Gbr. 5-21) dan

kemudian dari arah labial dan insisal (Gbr. 5-22).

18. Buat tekstur akhir dan kontur dan kemudian finishing (Gambar. 5-23 dan

5-24).

19. Poles restorasi.

20. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:

a. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan dengan udara.

b. Etsa selama 15 detik.

c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.

d. Permukaan dikeringkan dengan udara. (apabila permukaannya bukan

enamel, biarkan tetap lembab)

e. Aplikasikan sealant.

f. Semprotkan udara tipis.

g. Light cure dari permukaan labial dan lingual selama 60 detik masing-

masing.

33

Gambar 5-22. Aspek labial dan insisal kemudian harus di cured lagi. Milar strip dilepas dan oklusi disesuaikan. Karena permukaan di samping cahaya adalah yang paling sulit, kadang-kadang dihilangkan selama penyesuaian gigitan dan final, cure tambahan disarankan.

Gambar 5-23. Flash labial dihilangkan dengan pisau Bard-Parker atau pisau resin komposit dalam arah enamel-ke- resin komposit. Pembentukan grooves atau texturing yang terbaik dicapai dengan diamond mikron atau knive edge disk. Finishing dicapai dengan bur, diamond, disk, dan rubber cusps. Pemolesan akhir dapat dicapai dengan pasta polishing resin komposit.

Page 34: revisi refrat

E. Restorasi komposit kelas V

Single step buildup technique.

Armamentarium

Gunakan pengaturan dental yang sama untuk kelas V multiple step buildup

technique dengan pengecualian berikut: matriks servikal kelas V.

Teknik klinis

Gunakan teknik klinis yang sama yang dijelaskan untuk kelas V multiple step

buildup technique, kecuali penempatan semua komposit dalam lapisan single.

Aplikasikan tekanan dengan matriks sevikal dan cure resin komposit, atau

bentuk dan ukir resin komposit dengan carver interproksimal sebelum curing.

multiple step buildup technique.

Armamentarium

Gunakan pengaturan gigi yang sama seperti untuk restorasi Kelas I.

Sebuah microfill flowable yang memungkinkan kontur yang sesuai mungkin

ideal untuk prosedur ini. Gigi dapat diisolasi dengan rubber dam dan # 212

klem rubber dam atau tali retraksi dan cotton roll.

Teknik klinis

1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal yang terlibat dengan

sand paper strip.

34

Gambar 5-24. Restorasi akhir.

Page 35: revisi refrat

2. Tentukan warna gigi ketika masih lembab.

3. Gunakan anestesi lokal jika diperlukan.

4. Letakkan rubber dam atau tali retraksi dan cotton roll jika isolasi yang

memadai ingin dicapai.

5. Tempatkan liner dan base yang tepat jika diindikasikan.

6. Tempatkan bevel dengan grit diamond bur medium di sekitar bagian

periferal jika restorasi memiliki batas yang terbuat seluruhnya dari

enamel. Di daerah estetik, 1 sampai 2 mm bevel harus ditempatkan,

bagaimanapun, margin gingiva tidak boleh dibevel jika margin enamel

tipis. Beveling memungkinkan transisi bertahap dari resin komposit

kepada enamel.

7. Tempatkan retensi groove di margin gingiva jika restorasi Kelas V

berakhir pada permukaan akar. Beveling margin gingiva pada sementum

biasanya tidak dikehendaki.

8. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.

9. Cuci dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik

untuk gel atau etsa cair.

10. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas

dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan

dibuang dengan cotton pellet.

11. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah

pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan

cotton pelet yang dibasahi dengan air.

12. Tempatkan dentin-enamel bonding agent yang sesuai.

13. Jika restorasi besar, letakkan resin komposit secara bertahap yang akan

meminimalkan stres pada restorasi dan pembentukan gap dari penyusutan

polimerisasi. Agen bonding dan resin komposit harus mengisi retensi

groove servikal jika dirasa perlu.

35

Page 36: revisi refrat

14. Letakkan lapisan kedua pada bevel oklusal enamel; diperluas ke dinding

aksial dan polimerisasi.

15. Tambahkan lapisan ketiga untuk membangun bentuk gigi. Lapisan ini

dapat translusen sehingga mirip dengan lapisan enamel.

16. Penambahan lapisan tetap dilanjutkan dan restorasi dibuat sedikit

overfilled untuk keperluan polimerisasi resin komposit.

17. Letakkan matriks fabrikasi sebelumnya untuk mengurangi jumlah sisa

material. Gunakan carver interproksimal untuk menghapus kelebihan

resin komposit.

18. Kontur dan finishing restorasi.

19. Poles restorasi.

20. Sealant dan postcuring prosedur adalah sebagai berikut:

a. Bilas debris sisa pemolesan dengan air; dan keringkan dengan udara.

b. Etsa selama 15 detik

c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.

d. Keringkan permukaan.

e. Aplikasikan sealant

f. Udara tipis.

g. Light cure selama 40 detik.

36

Page 37: revisi refrat

BAB IV

KASUS KLINIS

Terapi prostodontik

Seorang pasien wanita 18 tahun dihadapkan dengan open bite terbatas pada

segmen anterior kiri setelah perawatan ortodontik nya (Gbr. 5-26). Riwayat medisnya

tidak membantu dalam pemeriksaan. Gigi tidak bisa menjalani perawatan ortodontik

lebih lanjut karena beberapa resorpsi apikal telah terjadi. Masalah perkembangan

rahang atas belum diatasi, dan intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mencapai

penampilan yang lebih estetis.

Penempatan resin komposit hybrid pada permukaan lingual dapat

memperpanjang gigi insisif lateral kiri rahang atas. Gradasi opak dan putih digunakan

untuk menyerupai gigi yang berdekatan. Sebuah microfill transparan medium

dihamparkan pada permukaan labial untuk membangun gigi ke kontur yang sesuai.

Ketidakteraturan permukaan ditambahkan dengan mikron diamond fine setelah

finishing awal dan polishing. Aluminium oksida polishing paste dan buffing wheel

dengan air yang digunakan untuk mendapatkan kilauan dengan tetap menjaga kontur

dan tekstur asli. Hasil akhir (Gbr. 5-27) pasien diperkenankan untuk tersenyum

dengan simetri bilateral.

37

Gambar. 5-26. Tampilan preoperatif dari perempuan 18 tahun dengan open bite anterior lateral kiri setelah perawatan ortodontik.

Gambar. 5-27. Tampilan pasca operasi pasien setelah pemanjangan insisal dan pelapisan labial dengan resin komposit.

Page 38: revisi refrat

Penggunaan matriks untuk membangun anatomi oklusal

Seorang pasien wanita 16 tahun dihadapkan dengan kerusakan gigi #18.

Sebelum ekskavasi gigi, anatomi oklusal masih utuh, yang memungkinkan bahan

registrasi bite clear untuk digunakan sebagai indeks untuk menetapkan bentuk

anatomi dan oklusi yang tepat. Bahan registrasi gigitan diinjeksikan ke gigi yang

membutuhkan restorasi dan ke gigi yang berdekatan jika ada. Prosedur ini dapat

dilakukan sementara menunggu anestesi. Setelah menyelesaikan ekskavasi (Gbr. 5-

28), bahan bonding dentin yang tepat ditempatkan, dan resin komposit dibentuk.

Lapisan enamel transparan ditempatkan sebagai lapisan akhir, dan matriks ditekan ke

posisi. Komposit resin kemudian di light cure melalui matriks (Gbr. 5-29), dan

penetrasi sealant ditempatkan (Gbr. 5-30).

38

Gambar 5-28. Ekskavasi gigi #18 Gambar. 5-29. Bahan registrasi bite clear digunakan untuk register anatomi permukaan oklusal.

Gambar. 5-30. Tampilan postoperatif restorasi akhir

memperlihatkan reproduksi anatomi oklusal asli.

Page 39: revisi refrat

Kelas II Posterior komposit

Seorang pasien laki-laki 16 tahun dihadapkan dengan kerusakan yang luas pada gigi

#30. Ukuran besar dari lesi sedemikian rupa sehingga restorasi indirek akan menjadi

lebih baik, tapi kendala keuangan dan kekhawatiran tentang vitalitas jangka panjang

gigi mengakibatkan penempatan resin komposit direk. Komposit distal-oklusal-

lingual yang luas merestorasi struktur anatomi asli dan membantu memperkuat

struktur gigi yang tersisa (Gbr. 5-31).

Gambar. 5-31. Tampilan postoperatif gigi # 30 pada laki-laki 16 tahun dengan restorasi resin komposit

yang meluas pada distal-oklusal-lingual.

39

Page 40: revisi refrat

BAB V

KESIMPULAN

Indikasi untuk resin komposit terus meningkat. Kemajuan dalam ikatan dentin dan

banyak perbaikan dalam komposisi resin dan filler telah memicu pengembangan ini.

Resin komposit telah meningkatkan penanganan, unggul dalam estetik, mengurangi

keausan, dan kinerja klinis jangka panjang yang memuaskan.

Salah satu kelemahan dari resin komposit, khususnya di restorasi Kelas II, adalah

penyusutan polimerisasi. Hampir 10 tahun yang lalu, Ehrnford mengembangkan

metode dimana resin komposit posterior dapat dikondensasikan kedalam preparasi

kavitas dengan cara yang sama dengan yang digunakan untuk amalgam konvensional.

Namun, kinerja klinis kurang memuaskan. Baru-baru ini, Med USA (San Antonio,

Texas) mengembangkan bahan yang mengemulasi sifat penanganan amalgam.

Polimer rigid organic matrix material (PROMM). Domain jaringan ini lebih tahan

terhadap kondensasi dan kekuatan pengunyahan.

Struktur akhir terdiri dari jaringan tiga dimensi dari fiber ceramic ultrathin dan fase

kontinyu dari polimer yang dipilih. Karakteristik light-conducting dalam serat

ceramic memungkinkan polimerisasi hingga kedalaman 6 mm. Sistem ini belum

tersedia secara komersial, tetapi beberapa studi telah menemukan beberapa

penurunan penyusutan polimerisasi dan tidak ada pengurangan dalam sifat fisik

seperti diametrical tensile strength, compressive strength, flexural strength, dan

flexural modulus.

Solitaire memiliki partikel berpori yang memungkinkan penetrasi oleh bahan resin.

Karena permukaan kasar dari partikel tidak mengalir dengan mudah di atas partikel

40

Page 41: revisi refrat

yang berdekatan ketika terkena beban, tekanan yang lebih tinggi diperlukan untuk

kondensasi. Selain itu, Leinfelder menunjukkan bahwa Solitaire mengalami tingkat

polimerisasi yang lebih lambat selama beberapa detik pertama dari curing, terlepas

dari intensitas cahaya (soft-start polimerisasi). Tingkat curing dan penyusutan secara

substansial berkurang karena aliran atau relaksasi ke arah dinding kavitas telah terjadi

sehingga menimbulkan stres yang lebih merata pada material, tekanan yang

berkurang pada margin, dan penurunan pembentukan gap.

Light-activated resin bergantung pada intensitas cahaya yang cukup untuk

polimerisasi yang cukup. Cahaya yang melewati resin komposit diserap dan tersebar,

sehingga meredamkan intensitas dan pengurangan efektivitas polimerisasi cahaya.

Cahaya yang cukup sangat penting saat ini dengan penempatan sebagian besar resin

komposit. Komposit dapat ditempatkan dalam jumlah besar jika curing yang cukup

dapat dicapai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman cure termasuk jenis filler, ukuran, dan

pemuatan; redaman transmisi cahaya; Jenis, ketebalan, dan warna resin restoratif;

waktu paparan dan jarak dari sumber cahaya; dan intensitas cahaya. Sebuah studi oleh

Vargas dkk menunjukkan bahwa polimerisasi resin hibrida lebih lengkap dan lebih

mendalam daripada microfills dengan sumber cahaya.

Tak satu pun dari bahan restoratif direk yang tersedia saat ini dapat mengisi

persyaratan bahan restoratif sempurna. Namun, resin komposit dapat memberikan

restorasi berkualitas tinggi di daerah anterior dan biasanya amalgam alternatif untuk

restorasi posterior kecil (tergantung pada oklusi dan enamel yang tersedia).

Enamel yang tersisa di margin gingiva dan isolasi rubber dam lebih disukai. Posisi

lengkung juga penting karena geraham lebih sering dipakai dari premolar sebagai

akibat dari peningkatan kekuatan. Restorasi awal dapat dibuat dengan komposit direk

untuk mengurangi jumlah struktur gigi yang dibuang. Penggantian amalgam mungkin

memerlukan inlay atau onlay tergantung pada dimensi bukal-lingual dari restorasi.

41

Page 42: revisi refrat

DAFTAR PUSTAKA

1. Hartlieb DB, DDS. Conservative esthetic treatment for the adolescent patient.

Journal of cosmetic dentistry, 2014;30(1): 74-90.

2. Furuse AY,DDS.MSc.PhD., Mondelli J, DDS.MSc.PhD., et.al. A direct

composite resin stratification technique for restoration of the smile.

Quintessence Int 2011;42:205–211.

3. Trushkowsky RD. ESTHETIC DENTISTRY a clinical approach to

techniques and materials 2nded. Mosby, 2001: 69-93.

42