KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan referat konservasi gigi ini dengan judul ”RESIN KOMPOSIT: Prinsip Dasar dan Restorasi Teknik Direk” di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada DR. Sari Dewayani,drg.,Sp.KG selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi petunjuk dalam pembuatan referat ini. Oleh karena referat ini dibuat masih dalam tahap pembelajaran, penyusun sangat menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan, maka mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada referat ini. Besar harapan saya atas kritik dan saran pembaca untuk 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas segala
rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan referat konservasi gigi
ini dengan judul ”RESIN KOMPOSIT: Prinsip Dasar dan Restorasi Teknik Direk” di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada DR. Sari Dewayani,drg.,Sp.KG selaku pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi petunjuk
dalam pembuatan referat ini.
Oleh karena referat ini dibuat masih dalam tahap pembelajaran, penyusun sangat
menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan, maka mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada referat ini. Besar harapan saya atas
kritik dan saran pembaca untuk pembuatan referat yang lebih baik lagi. Semoga
referat ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca dan juga
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta,25 Januari 2015
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................3
BAB II: RESIN KOMPOSIT........................................................................................4
A. Kimia Dasar...............................................................................................4
B. Ukuran Partikel..........................................................................................4
C. Pertimbangan Umum: Acid Etching..........................................................6
D. Enamel dan Enamel Dentin Bonding........................................................9
E. Penyusutan Polimerisasi............................................................................9
F. Dentin Bonding dan Penyusutan Polimerisasi.........................................10
G. Liner dan Base.........................................................................................11
H. Bevel Margin...........................................................................................13
I. Finishing..................................................................................................13
J. Pemolesan................................................................................................14
BAB III: TEKNIK DAN BAHAN..............................................................................15
A. Restorasi Resin Komposit Kelas I...........................................................15
B. Restorasi Resin Komposit Kelas II..........................................................17
C. Restorasi Resin Komposit Kelas III........................................................24
D. Restorasi Resin Komposit Kelas IV........................................................29
E. Restorasi Resin Komposit Kelas V.........................................................34
BAB IV: KASUS KLINIS..........................................................................................37
BAB V: KESIMPULAN.............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................42
2
BAB I
PENDAHULUAN
Permintaan masyarakat terhadap peningkatan kosmetik gigi terus meningkat.
Seiring dengan tuntutan kosmetik tersebut, terdapat tekanan yang sama untuk
meminimalkan pembuangan gigi untuk prosedur gigi yang diperlukan dan penekanan
tambahan pada pengelolaan biaya yang berkaitan dengan perawatan.1 Selain itu,
evolusi bahan gigi telah meningkatkan indikasi prosedur restorasi estetik. Dalam
konteks ini, resin komposit menempati posisi penting di antara bahan restorasi untuk
gigi anterior karena mereka menawarkan prediktabilitas yang baik, dan kemungkinan
prosedur yang lebih konservatif dengan biaya lebih rendah daripada restorasi tidak
langsung.2
Resin bonding direk memiliki beberapa keunggulan dibandingkan restorasi
porselen untuk kosmetik pasien dan dokter gigi. Restorasi, terutama penutupan
diastema, dapat diselesaikan tanpa pembuangan struktur gigi, dan sebagian restorasi
resin direk lainnya dapat diselesaikan dengan pengurangan struktur gigi yang
minimal. Memanfaatkan prosedur layering yang tepat, restorasi estetik yang menyatu
dengan struktur gigi alami dan tidak terlihat dengan mata telanjang dapat rutin
dilakukan. Merawat pasien tanpa melibatkan dukungan laboratorium memiliki
manfaat tambahan untuk mengurangi biaya perawatan.1
Untuk penempatan restorasi komposit direk yang dapat diperkirakan dan
efesien, klinisi harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang konsep desain
senyum dari macroestetik, evaluasi microestetik bentuk dan kontur gigi individu, dan
pengetahuan nanoestetik bahan yang tersedia.1
3
BAB II
RESIN KOMPOSIT
A. Kimia Dasar
Komposit secara harfiah berarti "dari tahap yang berbeda." Resin
komposit memiliki empat komponen utama: (1) Fase matriks (resin
dimetakrilat), (2) Inisiator polimerisasi (diaktifkan secara kimia atau dengan
visible light), (3) Fase terdispersi dari filler dan tints, dan (4) fase
penggabungan yang menghasilkan perlekatan matriks terhadap partikel filler
(misalnya, silane). Suatu pengencer (misalnya, trietilen glikol dimetakrilat,
atau TEG-DMA) sering ditambahkan untuk mengendalikan viskositas untuk
membuat resin lebih fleksibel dan kurang rapuh.
Udara yang tergabung selama pencampuran dapat melemahkan resin
karena oksigen menghambat kerja polimerisasi. Pencampuran juga
menyebabkan rongga, yang dapat mengakibatkan meningkatnya kekasaran
permukaan dan perubahan warna jangka panjang.
Fase terdispersi, atau komponen filler anorganik, bertanggung jawab
terhadap peningkatan sifat fisik; resistensi terhadap fraktur, ketahanan aus,
polimerisasi, penyerapan air, dan koefisien ekspansi termal yang membaik
karena jumlah filler dalam komposit meningkat. Partikel filler umumnya
terdiri dari quartz, lithium, aluminium silikat, borosilikat, barium, dan kaca
lainnya. Partikel-partikel ini berkisar ukuran 0,5-10, Ltm.
Pada fase final, atau penggabungan, sifat-sifat resin komposit
membaik karena daya tarik filler ke resin matriks meningkat.
B. Ukuran partikel
Jenis dan ukuran partikel filler yang digunakan dalam resin komposit
mempengaruhi sifat penanganannya dan ketahanan. Resin komposit awalnya
4
berisi partikel yang sangat besar (15-100 / am). Quartz adalah filler yang
paling umum digunakan pada generasi pertama dari resin komposit. Memiliki
estetika dan daya tahan yang sangat baik, tetapi memiliki kelemahan yaitu
kurangnya radioopaksitas, terutama untuk resin posterior. Juga sulit untuk
mendapatkan permukaan yang halus dengan quartz karena pemolesan
menyebabkan eksposur besar, partikel yang tidak teratur, dan plucking
partikel filler dari permukaan merupakan penyebab meningkatnya kekasaran
dan pewarnaan. Selain itu, tekanan kunyah yang ditransfer melalui partikel
filler ini kepada matriks resin, menyebabkan microcracks dalam matriks resin.
Ukuran partikel di microfilled resin komposit telah direduksi menjadi sekitar 1
sampai 5 / im (partikel kecil). Heavy metal glasses seperti strontium dan
barium lebih kecil, radiopak, mudah untuk digerus, dan lembut, sehingga
meningkatkan pemolesan dan penurunan kekasaran dan pewarnaan.
Radiopasitas sangat diharapkan pada restorasi kelas II dan kelas III.
Namun, hal ini bisa merugikan ketika pelapisan pada daerah labial gigi;
kontras radiografi berkurang, sehingga menyulitkan saat mendeteksi karies
gigi.
Different composite resin memiliki berbagai tingkat pengisian,
radiopasitas dan warna. Resin komposit hibrida dan penempatan resin
microfilled keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Resin komposit
hibrida merupakan teknik yang kurang sensitif dibandingkan resin microfilled
dan penyusutan lebih sedikit pada saat polimerisasi. Oleh karena itu lebih
sedikit kebocoran mikro yang akan terjadi pada restorasi margin gingiva kelas
II atau kelas III jika penyusutan dan kekuatan dentin bonding merupakan satu-
satunya pertimbangan. Anehnya, beberapa penelitian in vitro telah
menunjukkan bahwa resin microfilled dapat menghasilkan seal yang lebih
baik daripada resin hibrida. Selain itu, resin dengan modulus young rendah
(kekakuan), seperti Silux Plus, menghasilkan seal yang lebih baik daripada
banyak resin komposit hibrida.
5
Partikel microfiller dalam matriks resin dapat meningkatkan kapasitas
tekanan-bantalan dan mengurangi perambatan microcrack. Penambahan
partikel microfiller dapat menghasilkan permukaan yang relatif halus. Hal ini,
dikombinasikan dengan translusensi yang tinggi, memungkinkan penggunaan
resin hibrida di daerah kritis estetik.
Dalam upaya untuk mengatasi kekurangan glass ionomer self cured,
generasi baru dari material telah dikembangkan. Material baru adalah hibrida
dari semen ionomer kaca konvensional dan light activated visible resin. Istilah
resin modified glass ionomer mengacu pada material yang telah diatur dengan
reaksi asam-basa selain polimerisasi fotokemikal. Material yang mengandung
bahan kaca ionomer tetapi tidak menunjukkan reaksi asam-basa disebut
polyacid yang dimodifikasi resin komposit atau Kompomer.
Kompomer memiliki kekuatan ikatan dan pelepasan fluoride yang
relatif tinggi. Karena modulus elastisitasnya mirip dengan struktur gigi,
Kekuatan kompomer lebih tinggi daripada resin modified glass ionomer tetapi
lebih rendah dari komposit. Komposit flowable sangat berguna untuk teknik
invasif minimal, terutama yang digunakan bersamaan dengan abrasi udara.
Beberapa dokter telah merekomendasikan penggunaan pada kelas I dan kelas
II komposit untuk mencapai seal awal dan, sebagai akibat dari penurunan
modulus elastisitas, untuk mengurangi ketegangan pada final restorasi. Sifat
fisik bahan yang tersedia saat ini sangat bervariasi. Namun, beberapa material
flowable memiliki kandungan filler yang mendekati resin komposit
konvensional.
C. Pertimbangan Umum: Acid Etching
Mature enamel mengandung 96% sampai 97% bahan anorganik
(terutama hidroksiapatit) menurut beratnya. Sisanya terdiri dari air (~ 4%) dan
bahan organik atau kolagen (~ 1%). Permukaan enamel yang biasanya
ditutupi oleh pelikel organik, yang membuat bonding sulit dilakukan karena
6
reaktivitas yang rendah. "Etsa enamel dengan asam fosfat menimbulkan
tegangan permukaan yang kritis dan peningkatan area bonding dan kekasaran,
yang memungkinkan resin hidrofobik menembus porositas dari dry etched
enamel." Beberapa pertimbangan pentingnya asam etsa adalah sebagai
berikut:
1. Etsa asam cair harus diaplikasikan berulang kali karena memiliki
kecenderungan untuk mengering pada permukaan gigi. Etsa gel dapat
dibiarkan di tempat untuk waktu yang ditentukan.
2. Lapisan atas enamel kaya akan fluoride dapat dihilangkan dengan bur
intan, dan pumice hanya dipergunakan untuk menghilangkan plak. Air
berfluoride dapat digunakan untuk pembilasan.
3. Isolasi dengan rubber dam atau tindakan lain yang diperlukan untuk
meminimalkan kontaminasi cairan gingiva atau kelembaban sekitarnya.
4. Etsa harus diaplikasikan selama 15 detik. Jika tidak menghasilkan
penampilan frosted pada enamel setelah pembilasan dan pengeringan, etsa
berulang kali dengan penambahan 15 detik sampai muncul frosted yang
diinginkan. Studi terbaru menunjukkan bahwa waktu etsa yang lebih
pendek menghasilkan kekuatan adesif yang sama atau lebih besar dari
awalnya yang disarankan 60 detik. Selain itu, studi morfologi
menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hasil etsa berdasarkan
viskositas etsa tersebut. Etsa cair atau gel tipis menghasilkan banyak pola
etsa daripada gel tebal. Selain itu, gel tipis tampaknya memiliki pola etsa
yang lebih baik. Etsa yang terlalu lama menghasilkan reaksi produk yang
tidak larut dan ikatan yang lemah.
5. Beberapa laporan menyatakan bahwa pengadukan menggunakan sikat
lembut dapat mengubah pola etsa. Pengadukan mekanik dari agen etsa
memungkinkan asam segar berada dalam kontak yang konstan dengan
enamel, sehingga meningkatkan jumlah enamel yang larut.
7
6. Daerah berkilap yang muncul setelah etsa menunjukkan adanya resin
komposit yang sudah lama. Resin dapat dibuang dengan bur diamond dan
dietsa lagi untuk mendapatkan permukaan frosted yang sesuai.
7. Ikatan yang efektif antara resin komposit dan enamel yang dietsa dapat
dicapai dengan pembilasan singkat etsa dari permukaan enamel. Studi
telah menyimpulkan pembilasan 2 sampai 5 detik per permukaan gigi
cukup membersihkan enamel yang dietsa, menghasilkan kekuatan ikatan
yang memadai. Membilas selama 1 detik dari permukaan enamel
menghasilkan dasar yang tidak terdapat kebocoran mikro.
8. Pemutihan gigi sebelum bonding dapat mempengaruhi kekuatan ikatan
dan mengakibatkan peningkatan kebocoran mikro. Hidrogen peroksida
dapat mendenaturasi protein dalam komponen organik dentin dan enamel.
Kehadiran oksigen, produk pemecahan hidrogen peroksida, telah dikaitkan
dengan penurunan kekuatan ikatan. Oksigen dapat menghambat curing
resin komposit dan mengurangi adhesi. Keberadaan oksigen, hasil
pemecahan hidrogen peroksida, telah dikaitkan dengan penurunan
kekuatan ikatan. Oksigen dapat menghambat curing resin komposit dan
menurunkan adhesi. Oksigen tetap terperangkap di dalam porus enamel.
Sedangkan dentin menangkap oksigen lebih lama dari enamel karena
dentin lebih porus. Setelah bleaching sebaiknya menunggu selama 1
sampai 2 minggu yang memungkinkan kekuatan ikatan tensil kembali ke
nilai yang sebanding dengan dentin yang tidak di bleaching. Saliva,
dengan kapasitas remineralisasi yang tinggi, dapat meningkatkan
remineralisasi enamel yang di bleaching. Bleaching juga dapat
meningkatkan porositas permukaan, dan kebocoran mikro yang
sebelumnya ditempatkan resin komposit.
8
D. Enamel dan enamel dentin bonding
Bahan bonding merupakan resin komposit filled ringan atau unfilled
yang meningkatkan ikatan antara resin komposit kental dan mikroporositis
yang dibuat pada enamel yang dietsa. Aplikasi dari bonding agent dapat
mengurangi kebocoran mikro. Bahan bonding dentin-enamel lebih hidrofilik
dan dapat memperkuat ikatan antara resin komposit dan dentin.
Kedalaman zona yang dietsa dan jumlah permukaan enamel yang
dihilangkan selama prosedur etsa ini tergantung pada konsentrasi asam,
lamanya proses etsa, dan komposisi kimia dari etsa tersebut. Sistem adesif
dentin-email yang baru menggunakan asam fosfat untuk conditioning dentin,
dan kemudian resin primer dalam aseton, alkohol, atau larutan yang
ditempatkan pada dentin dan dibiarkan berdifusi ke dalam beberapa
mikrometer jaringan yang dibiarkan berporus oleh asam conditioning. Hal ini
akan mengakibatkan terbentuknya zona hybrid.
Peningkatan kebocoran mikro kadang terjadi di daerah servikal karena
ikatan antara resin komposit dan servikal dentin atau sementum jauh lebih
lemah daripada ikatan dengan enamel oklusal.
Penyikatan hanya pada bagian yang terdapat lapisan tipis bonding
agent mungkin lebih baik dibandingkan pengeringan menggunakan udara,
yang dapat memasukkan udara ke dalam resin komposit dan menghambat
perawatan. Pengeringan udara dari jarum suntik selama tiga kali juga dapat
menggabungkan kelembaban ke dalam preparasi.
TIP KLINIS. pengeringan dengan syringe yang tidak terhubung ke
saluran air untuk mencegah kontaminasi kelembaban.
E. Penyusutan Polimerisasi
Reaksi polimerisasi terdiri dari tiga tahap: (1) inisiasi, (2) propagasi,
dan (3) terminasi. Inisiasi terjadi ketika camphorquinones berkembang
menjadi kondisi radikal bebas. Ketika radikal bebas camphorquinone bereaksi
9
dengan molekul monomer maka akan membentuk ikatan yang mengubah
monomer ke keadaan radikal bebas. Propagasi terjadi ketika monomer
bereaksi dengan monomer radikal bebas dan mengubahnya menjadi radikal
bebas yang lain. Reaksi berantai ini berakhir ketika dua kompleks radikal
bebas bereaksi satu sama lain untuk membentuk ikatan yang stabil. Idealnya,
terminasi seharusnya tidak terjadi terlalu cepat sehingga tercipta rantai
polimer yang lebih lama, dan lebih fleksibel. Jika terminasi terjadi terlalu
cepat, rantai terlalu pendek (dan oleh karena itu kurang fleksibel).
Kelemahan utama menggunakan resin komposit sebagai bahan
restorasi langsung adalah penyusutan polimerisasi. Penyusutan polimerisasi
dapat menyebabkan celah margin, meningkatkan sensitivitas postoperatif,
pewarnaan marginal dan karies rekuren.
Beberapa teknik untuk mengatasi masalah ini termasuk penggunaan
bahan self-cured atau glass ionomer yang memiliki tingkat pengaturan lebih
lambat dari resin komposit light-cured. Aplikasi lapisan perantara dari resin
viskositas rendah atau resin-modified glass ionomer cement antara dentin dan
restorasi telah terbukti menghilangkan stres polimerisasi sebesar 20% sampai
50%. Namun, saat ini masih diyakini bahwa penempatan lapisan tambahan
adalah cara terbaik untuk mencegah stres internal yang disebabkan oleh
polimerisasi resin komposit.
F. Dentin Bonding dan Penyusutan Polimerisasi
Jika ikatan dentin tidak lebih kuat dari penyusutan resin komposit,
suatu gap kontraksi dapat terbentuk pada margin gingiva dan restorasi
tersebut, dan kemungkinan akan mengalami kebocoran di lokasi tersebut.
10
Beberapa laporan menyebutkan bahwa lapisan tipis dari resin
komposit, seperti yang diproduksi di bawah inlay porselen, dapat
menghasilkan shrinkage stress yang mengganggu ikatan dentin.
G. Liners dan Base
Secara tradisional, liners dan base telah digunakan di bawah restorasi.
Namun, perkembangan terbaru pada liners dan base dan peningkatan
pemahaman anatomi pulpa telah mengubah indikasi untuk penggunaan bahan-
bahan tersebut. Generasi bahan bonding dentin saat ini secara signifikan
mengurangi kebutuhan akan liners dan base.
Dalam beberapa kasus tertentu, penempatan liner mungkin diperlukan.
Kalsium hidroksida masih bermanfaat untuk pulp capping direct sebagai
stimulus untuk pembentukan dentin reparatif, meskipun ketidakmampuannya
untuk membentuk seal permanen terhadap invasi bakteri. Ketidakmampuan
untuk membentuk seal permanen dapat disebabkan oleh kerusakan tunnel
yang terbentuk di dentin reparatif dan pelarutan akhir dari kalsium hidroksida
setelah penempatan jangka panjang. Tunnel pada jembatan dentin adalah
saluran vaskular inaktif yang dulunya aktif. Jumlah dan ukuran pembuluh
11
Gambar 5-1. Jika ikatan dentin tidak lebih kuat dari penyusutan resin komposit, sehingga gap kontraksi dapat terbentuk di margin gingiva, mengakibatkan kegagalan restorasi.
darah yang cedera akibat paparan menentukan banyaknya tunnel yang
terbentuk selama proses penyembuhan.
TIP KLINIS. Setelah setiap eksposur pulpa, preparasi harus
didesinfeksi dengan concepsis (Ultradent) dan kemudian dikeringkan.
Alternatif lain, 2,625% sodium hipoklorit dapat diaplikasikan dan kemudian
dibilas dengan air. (Sodium hipoklorit membantu menciptakan heraostasis.)
Jumlah yang cukup dari kalsium hidroksida untuk menutupi eksposur harus
diaplikasikan, dan kemudian sejumlah kecil resin light-cured, modified
ionomer kaca harus digunakan untuk menutupi kalsium hidroksida, untuk
menciptakan penghalang bakteri . Preparasi kemudian dietsa dan di prime dan
bahan adesif diaplikasikan.
TIP KLINIS. Penggunaan kalsium hidroksida harus dijaga tetap
minimum karena dapat larut, yang mengakibatkan restorasi tidak didukung.
Glass ionomer light-cured bermanfaat sebagai liners karena kekuatan
kompresifnya baik, lekat ke dentin, dan kemampuan untuk melepaskan
fluoride dan ikatan secara kimiawi dengan restorasi komposit. Glass ionomer
berguna untuk menghilangkan undercut dan mengembangkan ketebalan ideal
untuk restorasi porselen indirek. Dapat juga berguna sebagaimana diuraikan
dalam tip klinis sebelumnya, sebagai bagian dari proses pulp capping direk.
Dalam preparasi kavitas yang dalam, penempatan ionomer kaca dapat
mengurangi penempatan resin komposit dalam jumlah yang besar, sehingga
stress dapat berkurang. Selain itu, jika margin gingiva berada di dentin, seal
yang lebih baik dapat diperoleh dengan light cured, resin-modified glass
ionomer (menggunakan teknik "open sandwich"). Pelepasan fluorida dapat
mengurangi kasus karies rekuren.
TIP KLINIS. Penempatan ionomer resin, seperti Vitremer (3M), di
bagian gingiva restorasi komposit kelas II, kelas III, dan Kelas V ("teknik
open-sandwich") mungkin merupakan metode praktis untuk mengurangi
kebocoran mikro, terutama dari apikal ke semento-enamel junction.
12
TIP KLINIS. Jika sensitivitas postoperatif terjadi karena kedalaman
preparasi, dapat diantisipasi dengan ionomer kaca, light-cured resin-modified
glass ionomer, atau resin ionomer yang dapat digunakan sebagai penggantian
dentin. Materi harus dibangun menyerupai bentuk "ideal" preparasi kavitas.
H. BEVEL MARGIN
1. Restorasi resin komposit margin enamel dibevel dalam banyak kasus.
Beveling enamel memberikan permukaan yang luas untuk etsa, sehingga
terdapat retensi terhadap penyusutan dan mengurangi kebocoran mikro.
Bevel harus dipreparasi dengan bur diamond grit medium.
2. Bevels 45 derajat dan lebar 1 sampai 2 mm pada daerah fasial, sedangkan
bevel yang lebih kecil (0,5 mm) digunakan di bagian lain.
3. Bevels (pada permukaan oklusal) harus dihindari di restorasi kelas I dan
kelas II karena margin resin komposit yang tipis cenderung fraktur.
4. Area di margin servikal dengan hanya selapis tipis enamel tidak boleh
dibevel karena daerah tipis enamel dapat terbuang.
I. Finishing
Finishing melibatkan marginasi, contouring, dan pemolesan. Tujuan
utama adalah kontur yang baik, oklusi, kehalusan, dan bentuk dinging kavitas
yang tepat.
Untuk menghasilkan permukaan bertekstur, kelebihan komposit
dibiarkan setelah finishing. Diamond mikron dapat digunakan untuk
menghasilkan tekstur yang diinginkan. Polishing cup dan pasta pemolesan
kemudian digunakan untuk mengeluarkan kilauan dari bahan tersebut,
meskipun harus diperhatikan agar tidak merusak tekstur yang dibuat.
Restorasi tersebut dihaluskan dengan instrumen poles rubber untuk
permukaan anterior dan poin and cup untuk permukaan posterior. Logam atau
plastic finishing strip dapat digunakan secara interproksimal. Diamond
13
biasanya lebih disukai karena finishing burs cenderung merusak permukaan,
menyebabkan lebih banyak plucking partikel filler. Kerusakan ini
menyebabkan kilauan permukaan tersebut menghilang. diamond mikron
dengan kecepatan lambat (dengan semprotan air untuk mencegah
penyumbatan dari diamond) dapat digunakan untuk membuang kelebihan dan
contouring serta memberikan permukaan yang halus dengan kerusakan resin
minimal. Stone putih dan hijau dapat melepaskan filler dari matriks resin dan
harus digunakan dengan semprotan air yang banyak untuk mencegah
penumpukan panas.
J. Pemolesan
Pencapaian dan perawatan permukaan yang halus pada restorasi akan
meningkatkan estetika dan di samping mengurangi plak dan pembentukan
stain.
Resin komposit microfilled dapat dipoles dengan disk. Permukaan gigi
harus basah ketika menggunakan disk kasar dan saat menggunakan disk
superfine permukaan harus kering. Namun, penggunaan disk secara agresif
dapat merusak tekstur yang dibuat sebelumnya. Pasta poles resin komposit
dapat digunakan, digunakan selama 15 sampai 30 detik dengan menggunakan
Resin komposit radiopak atau resin microfilled yang dirancang untuk
penggunaan posterior, syringe penempatan resin komposit (misalnya,
jarum suntik centrix, Centrix Inc) Gliserin gel.
Instrumen finishing
Instrumen poles.
Teknik klinis
1. Bersihkan gigi dengan pumice.
2. Evaluasi gigi sebelum isolasi (dari sepertiga tengah gigi).
3. Gunakan articulating paper untuk menentukan lokasi kontak oklusal agar
mereka dapat dihindari, jika memungkinkan, selama preparasi.
TIP KLINIS. Jika permukaan oklusal masih utuh, fabrikasi permukaan
oklusal dengan materi clear polyvinyl siloxane bite atau termoplastik button.
15
(Langkah ini mengurangi kebutuhan untuk carving berikutnya dan
penyesuaian oklusal.)
4. Berikan anestesi lokal jika diperlukan.
5. Isolasi area dengan rubber dam.
6. Tempatkan liner atau base yang sesuai jika diperlukan.
7. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.
8. Cuci dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik
untuk gel atau etsa cair.
9. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas
dapat didesinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihannya ditiup dan
dikeringkan dengan cotton pellet.
10. Ulangi prosedur ini jika enamel tidak memiliki penampilan putih buram
setelah pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan dentin lagi
dengan pelet kapas yang dibasahi air.
11. Tempat dentin-enamel bonding agent sesuai dengan instruksi pabrik.
12. Dengan jarum suntik, tempatkan komposit posterior warna dentin
terhadap dasar pulpa dan terhadap salah satu dari cusp bukal. Light cured
selama 40 detik melalui cusp gigi. Diperluas ke cusp bukal lainnya dan
selanjutnya cusp lingual dengan cara yang sama. Hal ini menciptakan
posisi dan kedalaman fissure yang sesuai.
TIP KLINIS. Two step bonding agent merupakan pelumas yang lebih
baik daripada alkohol untuk mencegah resin komposit menempel pada
instrumen plastik. Alkohol, atau one step bonding agent (yang mengandung
solvent), tidak boleh digunakan karena bisa melemahkan resin komposit.
Pertimbangan ini sangat penting untuk restorasi kelas II, yang merupakan
tekanan oklusal berat.
16
TIP KLINIS. Jarum suntik jenis centrix adalah instrumen pilihan
untuk penempatan resin komposit. Hal ini mengurangi kemungkinan
pembentukan gelembung dan menghilangkan "pullback" resin komposit yang
terjadi ketika bahan tersebut ditempatkan dengan instrumen tangan.
13. Tempatkan tints dan opaques untuk mencapai penampilan yang alami.
14. Tempatkan lapisan enamel / insisal resin komposit untuk membangun
kontur akhir.
15. Tempatkan gliserin untuk mengurangi lapisan penghambat udara. Light
cured selama 40 detik.
16. Restorasi akhir.
17. Poles restorasi.
18. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:
A. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan.
B. Etsa selama 15 detik.
C. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.
D. Keringkan permukaan dengan udara. (Jika permukaan bukan enamel,
biarkan lembab.)
E. Oleskan sealant.
F. Udara tipis.
G. light cure selama 40 detik.
B. Restorasi resin komposit kelas II
Kegagalan resin komposit sering melibatkan kontur proksimal dan
menyebabkan kontak yang tidak memadai, kebocoran mikro, karies sekunder,
sensitivitas pasca operasi, pemakaian oklusal, degradasi marginal, dan fraktur
dari bahan.
Pemakaian oklusal. Resin komposit saat ini telah dibuat lebih
radioopak, memungkinkan untuk pendeteksian kelebihan material dan karies
17
berulang. Penambahan Iterbium trifluorida menyebabkan pelepasan elemen
fluoride (misalnya, Heliomolar).
Sensitivitas pascaoperasi. Sensitivitas pascaoperasi awalnya
dikaitkan dengan etsa asam secara tidak sengaja pada dentin. Namun,
penelitian terbaru menunjukkan bahwa peradangan pulpa terutama disebabkan
oleh kebocoran mikro bakteri yang dihasilkan dari kerusakan keutuhan
restorasi marginal.
Curing secara bertahap dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan
penyusutan gingival (Gambar. 5-2). Wedge plastik yang bertindak sebagai
petunjuk serat optik dapat mengurangi gap (Gambar 5-3), terutama jika
dikombinasikan dengan penempatan secara bertahap dari resin (gambar.5-4
dan 5-5).
Gambar. 5-4. Meski tidak ideal, teknik inkremental ini, seharusnya dapat mengurangi gap kontraksi gingiva dan stres lebih baik daripada teknik two-increment yang hanya melibatkan curing oklusal.
Lapisan pertama ditempatkan dan photocured melalui wedge plastik. Lapisan kedua ditempatkan dan cured secara oklusal.
18
Gambar. 5-2. Curing secara bertahap dapat mengurangi tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan gap kontraksi gingiva.
Gambar 5-3.Wedge plastik, yang bertindak sebagai ekstensi serat optik, dapat menarik resin komposit secara gingival untuk meminimalkan pembentukan gap.
Gambar. 5-5. Teknik yang mengambil keuntungan dari kontraksi resin komposit dan hanya
menggunakan satu cured light tip11- sampai 13-mm. Lapisan pertama dapat ditarik secara lingual dan
gingival (melalui wedge yang merefleksikan cahaya dan memantulkan cahaya pada sudut 90 derajat ke
ujung cahaya) sebelum penambahan occlusal cure. Pertambahan kedua ditarik secara bukal dan
gingival yang sebelumnya menerima oklusal cure tambahan. Penambahan akhir dikeraskan secara
oklusal setelah menempatkan bola komposit prepolymerized yang bertindak sebagai wedge internal.
Penambahan oklusal tambahan mungkin diperlukan pada gigi yang besar.
Penggunaan retensi groove telah direkomendasikan untuk mengurangi
kebocoran mikro gingival margin. Bagaimanapun, groove ini tidak
bermanfaat dengan teknik incremental. Pada umumnya praktisi klinis
seharusnya meminimalkan ukuran preparasi kavitas, jadi hanya mencakup
area karies saja. Perluasan dinding gingival atau area embrasure atau
perluasan ke groove lainnya pada permukaan oklusal tidak dibenarkan. Dasar
pulpa hanya perlu sedalam dengan dimensi lesi, karena resin komposit
memiliki modulus elastisitas yang relatif rendah dan penggabungan energi
yang terintegrasi untuk mengamankan matriks band antara gigi yang
berdekatan) strip aids.
2. Wedges (diinginkan jika dekat gingiva).
3. Hybrid resin komposit.
4. Microfilled resin komposit
Teknik klinis
1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal dengan strip dimana
dibutuhkan.
2. Tentukan warna yang tepat dari gigi sementara masih lembab oleh saliva.
3. Aplikasikan anestesi lokal jika dibutuhkan.
4. Tempatkan rubber dam.
5. Tentukan arah akses tergantung pada luasnya kerusakan, siapkan gigi
sekonservatif mungin.
6. Aplikasikan liner dan base yang sesuai bila dibutuhkan.
7. Tempatkan bevel dari 1 sampai 2 mm pada semua margin visible dengan
diamond grit medium untuk membantu dalam menciptakan restorasi
nonvisible (Gbr. 5-7).
8. Tempatkan 0,5-mm bevels pada margin nonvisible kecuali di daerah yang
berada di oklusi. Tidak diperlukan bevel pada sementum.
9. Tempatkan liner dan basis yang sesuai jika ada (Gbr. 5-8).
24
10. Etsa preparasi dengan asam fosfat 37% beberapa milimeter melewati
bevel selama 15 detik (Gbr. 5-9). Lindungi gigi yang berdekatan dengan
strip milar.
11. Bilas dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik
untuk gel atau etsa cair.
12. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas
dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan
dibuang dengan cotton pellet.
13. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah
pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan
cotton pellet yang dibasahi dengan air.
14. Tempatkan primer dan resin adesif yang sesuai petunjuk pabrik dan light
cure selama 20 detik.
25
Gambar. 5-7. Karena lesi benar-benar dikelilingi oleh enamel, preparasi akhir tidak memerlukan undercut. Perhatikan bevel di sekitar seluruh preparasi.
Gambar. 5-8. Strip milar ditempatkan, dan kalsium hidroksida
atau glass ionomer semen atau keduanya dapat ditempatkan jika
perlu.
Penempatan bahan restoratif
Restorasi Tipe I Kelas III:
Hanya akses lingual
1. Tempatkan strip milar secara interproksimal dan injeksikan resin komposit
hibrida (pengganti dentin).
TIP KLINIS. Gunakan bonding agent, daripada alkohol, untuk
mencegah resin komposit menempel ke instrumen plastik.
26
Gambar. 5-9. Sikat yang digunakan mengaplikasikan ETSA asam enamel dan dentin dilanjutkan dengan
pembilasan, pengeringan dan penggunaan sikat yang berbeda untuk aplikasi bonding agent enamel dentin.
Gel ETSA juga dapat diaplikasikan dengan syringe dan jarum.
Gambar. 5-10. Aplikasi resin komposit dengan
jarum suntik untuk meminimalkan "pullback", yang sering terjadi ketika
instrumen genggam digunakan.
Gambar. 5-11. Milar strip ditarik dengan erat dengan tekanan jari untuk meminimalkan finishing berikutnya. Penempatan wedge untuk mengurangi kelebihan resin komposit di gingiva merupakan pilihan. Perhatikan bahwa jari telunjuk memberikan tekanan labial terhadap strip milar. Selain mengurangi kelebihan resin komposit, gaya ke arah labial menggerakkan gigi insisivus sentralis sedikit ke labial selama polimerisasi. Ketika tekanan dilepaskan, gigi kembali, yang secara parsial dapat mengkompensasi ketebalan strip mylar dan memastikan area kontak rapat.
2. Kavitas di filling sedikit berlebih dan tarik strip mylar ke bagian fasial
untuk mengadaptasikan resin komposit dengan tepat.
3. Tempatkan strip disekitar permukaan proksimal, menjaganya agar tetap
rapat disesuaikan pada margin gingiva. (wedge dapat digunakan untuk
menstabilkan strip atau meminimalkan kelebihan, tapi ini juga dapat
menyebabkan perdarahan gusi.)
4. Tahan satu jari di sisi fasial strip milar dan kompres strip. Strip akan
"mundur" untuk berkontak dengan gigi yang berdekatan.
5. Cure dari arah labial selama 60 detik. Seluruh daerah labial di cured,
sedangkan daerah lingual secara parsial di cured (Gbr. 5-11).
6. Lepaskan jari dari strip mylar dan cured dari arah lingual selama 60 detik
(Gbr. 5-12).
7. Kontur dan selesaikan restorasi (Gambar. 5-13 sampai 5-15).
8. Poles restorasi.
9. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:
a. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan dengan udara.b. Etsa selama 15 detik.c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.d. Keringkan permukaan dengan udara. (Jika permukaan bukan enamel,
biarkan lembab.)e. Oleskan sealant.
27
Gambar. 5.12. Setelah 60 detik cured labial, resin lingual telah mengeras sebagian. Cured lingual selama 60-detik
untuk melengkapi proses.
Gambar 5.13. Unbonded Flash resin dan overhang resin yang kecil dihilangkan dengan pisau Bard-Parker atau pisau resin komposit sebelum pemolesan akhir. Instrumen genggam selalu digerakkan dari gigi ke resin komposit.
f. Udara tipis.g. light cure permukaan labial dan lingual selama 60 detik.
Karena restorasi kelas III biasanya tidak berada pada daerah stress
yang tinggi, bagian labial dan lingual dapat direstorasi dengan mikrofiller.
Hasil yang optimal dapat dicapai menggunakan teknik sandwich. Mikrofil
lebih mudah untuk dipoles, mereka tetap mempertahankan permukaan yang
halus, dan mempertahankan kilauannya dalam jangka yang panjang. Namun,
baik mikrofil atau hibrid dapat digunakan sendiri secara efektif.
Tipe 2 Kelas III Restorasi: Akses Facial.
Sebuah resin komposit mikrofil atau kombinasi dari resin hibrida
overlayed dengan resin komposit mikrofil dapat digunakan.
1. Tempatkan strip milar secara interproksimal dan injeksi hibrida atau
komposit microfilled.
2. Tarik strip milar ke lingual dan disesuaikan dengan permukaan lingual.
3. Tempatkan ibu jari pada permukaan lingual dan jari telunjuk pada
permukaan labial. Tekuk matriks kearah gigi yang berdekatan. Jika hanya
menggunakan satu lapisan, memungkinkan kelebihan yang memadai dapat
28
5.14. Pembentukan dan pemolesan dapat dilakukan dengan diamond, bur, disk, atau rubber wheel. Langkah ini diikuti dengan aplikasi resin komposit polishing pasta menggunakan Prophy cup atau felt wheel.
5.15. Restorasi akhir
menutupi bevel fasial. Jika kombinasi hibrida dan mikrofill digunakan,
injeksi hybrid dan kemudian microfill tersebut.
4. Light cure.
5. Gunakan dalam jumlah kecil opaque untuk menutupi demarkasi antara
struktur gigi dan resin.
6. Microfill translusen dapat ditempatkan sebagai lapisan terakhir (enamel).
Restorasi tipe 3 kelas III:
Through-and-through
1. Tempatkan strip mylar secara interproksimal dan tahan terhadap
permukaan lingual. Injeksikan microfill opaque atau resin hibrida
(pengganti dentin).
2. Tempatkan microfill translusen atau hibrida dari arah fasial di atas yang
sebelumnya ditempatkan resin uncured dan sedikit overfill.
3. Balutkan strip di sekitar gigi, pastikan bahwa hal ini dapat beradaptasi
dengan margin gingiva.
4. Tekan dengan ibu jari dan jari telunjuk dan cure selama 40 detik secara
labial dan lingual. Bahan pengganti enamel dan opak dapat ditempatkan
jika perlu sehingga tidak ada demarkasi yang dibuat antara restorasi dan
struktur gigi. Kontur dengan carver interproksimal menjadi bentuk
anatomi yang benar. Sebuah bulu sikat warna hitam dapat digunakan
untuk memadukan material dengan struktur gigi yang berdekatan.
D. Restorasi resin komposit kelas IV
Restorasi kelas IV melibatkan permukaan labial, insisal, dan lingual.
Polimerisasi penyusutan bukanlah sebuah masalah karena tidak ada daerah
restorasi yang tertutup. Resin komposit hibrida sangat ideal karena mereka
29
memiliki sifat fisik yang baik dan dapat dilapisi ulang untuk mencapai hasil
estetis yang menyenangkan.
Penyesuaian oklusal atau recontouring kosmetik, yang menghasilkan
jarak ruangan yang memadai untuk ketebalan resin komposit, mungkin
diperlukan sebelum penempatan restorasi.
Single step buildup technique.
Single step buildup technique kelas IV mirip dengan single step
buildup technique kelas III.
Armamentarium
Gunakan pengaturan dental yang sama untuk kelas III multiple step
technique dengan pengecualian berikut: clear crown atau matriks insisal.
Teknik klinis
Gunakan teknik klinis yang sama seperti yang dijelaskan di single step
buildup technique kelas III; matriks insisal atau bentuk clear crown juga dapat
digunakan untuk membantu dalam pembuatan sudut insisal.
Multiple step buildup technique.
1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal dengan strip dimana
dibutuhkan.
2. Tentukan warna gigi yang tepat sementara masih lembab oleh saliva.
3. Berikan anestesi lokal bila dibutuhkan.
4. Tempatkan rubber dam.
5. Tempatkan liner atau base di tempat yang sesuai (Gbr. 5-16).
6. Tempatkan long chamfer 2 sampai 3 mm dengan kedalaman sekitar 0,3
mm di sekitar seluruh margin. Tempatkan bevel scallop pada daerah
30
estetika dari chamfer untuk membantu menyamarkan margin. Hindari
menempatkan chamfer lingual di bawah beban oklusal (Gbr. 5-17).
7. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.
8. Bilas dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik
untuk gel atau etsa cair.
9. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas
dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan
dibuang dengan cotton pellet.
10. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah
pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan
cotton pellet yang dibasahi dengan air.
11. Tempatkan dentin-enamel bonding agent yang sesuai.
12. Untuk menghilangkan lingual finishing, adaptasikan strip mylar pada gigi
dengan jari.
13. Tempatkan di posterior, partikel kecil, resin komposit hybrid pada strip
milar. Jika diinginkan daerah insisal transparan, lapisan ini dapat dibangun
dengan bahan hybrid transparan. Tempatkan warna dentin dan tambahkan
31
Gambar. 5-16. Kalsium hidroksida harus ditempatkan hanya di daerah yang dekat dengan pulpa dan diikuti oleh penempatan base resin-modified glass ionomer radiopak di daerah yang mengelilingi eksposur. seal daerah tersebut, dan etsa total. Proses ini digunakan untuk menutup struktur gigi yang tersisa. Etsa preparasi sedikit melewati chamfer tersebut. bilas, keringkan, dan ulaskan bonding agen di luar daerah etsa tersebut.
Gambar. 5-27. Bevel chamfer telah ditempatkan sepenuhnya di sekitar pinggiran restorasi.
pewarna internal dan opak jika perlu untuk menduplikasi pewarnaan
internal gigi yang berdekatan. Tempatkan jumlah yang menyisakan ruang
yang cukup untuk overlay kontinu dari resin komposit microfilled
(Gambar. 5-18).
14. Cure resin komposit dari permukaan labial dan kemudian permukaan
lingual untuk membentuk dinding lingual (Gbr. 5-19).
15. Tempatkan resin komposit microfilled di atas resin komposit hibrida yang
ditempatkan sebelumnya (Gambar. 5-20). Resin komposit microfilled
terdiri dari body shade dan di final, memiliki warna insisal translusen yang
jelas.
32
Gambar. 5-18. Kemas sedikit lapisan resin hibrida pada matriks milar lingual (wedging merupakan pilihan), dan dukungan dengan jari. Peningkatan ini dapat ditempatkan dengan instrumen plastik atau jarum suntik.
Gambar 5-19. lapisan di cure dari aspek labial pertama kali, diikuti dengan lingual. Tekanan dari jari terhadap matriks milar dapat memastikan adaptasi yang baik dan dapat meminimalkan Finishing lingual.
Gambar. 5-20. Lapisan kedua dapat dikemas terhadap dinding lingual yang mengeras. Peningkatan ini dapat terbuat dari resin microfilled atau hibrida. Jika perlu lapisan warna atau opak dapat diapit dua lapisan ini.
Gambar 5-21. Lapisan kedua sebaiknya di cured dari aspek lingual. Balutkan matriks band sekitar permukaan labial merupakan pilihan, tetapi biasanya meminimalkan jumlah finishing dan mempersiapkan kurva realistis resin komposit di sekitar daerah interproksimolabial.
16. Bentuk komposit semaksimal mungkin dengan bulu sikat warna hitam.
17. Cure resin komposit microfilled dari arah lingual (Gbr. 5-21) dan
kemudian dari arah labial dan insisal (Gbr. 5-22).
18. Buat tekstur akhir dan kontur dan kemudian finishing (Gambar. 5-23 dan
5-24).
19. Poles restorasi.
20. Sealant dan prosedur postcuring adalah sebagai berikut:
a. Bilas debris pemolesan dengan air; keringkan dengan udara.
b. Etsa selama 15 detik.
c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.
d. Permukaan dikeringkan dengan udara. (apabila permukaannya bukan
enamel, biarkan tetap lembab)
e. Aplikasikan sealant.
f. Semprotkan udara tipis.
g. Light cure dari permukaan labial dan lingual selama 60 detik masing-
masing.
33
Gambar 5-22. Aspek labial dan insisal kemudian harus di cured lagi. Milar strip dilepas dan oklusi disesuaikan. Karena permukaan di samping cahaya adalah yang paling sulit, kadang-kadang dihilangkan selama penyesuaian gigitan dan final, cure tambahan disarankan.
Gambar 5-23. Flash labial dihilangkan dengan pisau Bard-Parker atau pisau resin komposit dalam arah enamel-ke- resin komposit. Pembentukan grooves atau texturing yang terbaik dicapai dengan diamond mikron atau knive edge disk. Finishing dicapai dengan bur, diamond, disk, dan rubber cusps. Pemolesan akhir dapat dicapai dengan pasta polishing resin komposit.
E. Restorasi komposit kelas V
Single step buildup technique.
Armamentarium
Gunakan pengaturan dental yang sama untuk kelas V multiple step buildup
technique dengan pengecualian berikut: matriks servikal kelas V.
Teknik klinis
Gunakan teknik klinis yang sama yang dijelaskan untuk kelas V multiple step
buildup technique, kecuali penempatan semua komposit dalam lapisan single.
Aplikasikan tekanan dengan matriks sevikal dan cure resin komposit, atau
bentuk dan ukir resin komposit dengan carver interproksimal sebelum curing.
multiple step buildup technique.
Armamentarium
Gunakan pengaturan gigi yang sama seperti untuk restorasi Kelas I.
Sebuah microfill flowable yang memungkinkan kontur yang sesuai mungkin
ideal untuk prosedur ini. Gigi dapat diisolasi dengan rubber dam dan # 212
klem rubber dam atau tali retraksi dan cotton roll.
Teknik klinis
1. Pumice gigi dan bersihkan permukaan proksimal yang terlibat dengan
sand paper strip.
34
Gambar 5-24. Restorasi akhir.
2. Tentukan warna gigi ketika masih lembab.
3. Gunakan anestesi lokal jika diperlukan.
4. Letakkan rubber dam atau tali retraksi dan cotton roll jika isolasi yang
memadai ingin dicapai.
5. Tempatkan liner dan base yang tepat jika diindikasikan.
6. Tempatkan bevel dengan grit diamond bur medium di sekitar bagian
periferal jika restorasi memiliki batas yang terbuat seluruhnya dari
enamel. Di daerah estetik, 1 sampai 2 mm bevel harus ditempatkan,
bagaimanapun, margin gingiva tidak boleh dibevel jika margin enamel
tipis. Beveling memungkinkan transisi bertahap dari resin komposit
kepada enamel.
7. Tempatkan retensi groove di margin gingiva jika restorasi Kelas V
berakhir pada permukaan akar. Beveling margin gingiva pada sementum
biasanya tidak dikehendaki.
8. Etsa enamel dan dentin selama 15 detik.
9. Cuci dengan air dan / atau semprotan air / udara selama minimal 10 detik
untuk gel atau etsa cair.
10. Keringkan enamel dan dentin, biarkan sedikit lembab. Preparasi kavitas
dapat didisinfeksi dengan disinfektan kavitas dan kelebihan ditiup dan
dibuang dengan cotton pellet.
11. Ulangi prosedur jika enamel tidak memiliki tampilan putih buram setelah
pengeringan udara. Jika dentin kering, lembabkan kembali dentin dengan
cotton pelet yang dibasahi dengan air.
12. Tempatkan dentin-enamel bonding agent yang sesuai.
13. Jika restorasi besar, letakkan resin komposit secara bertahap yang akan
meminimalkan stres pada restorasi dan pembentukan gap dari penyusutan
polimerisasi. Agen bonding dan resin komposit harus mengisi retensi
groove servikal jika dirasa perlu.
35
14. Letakkan lapisan kedua pada bevel oklusal enamel; diperluas ke dinding
aksial dan polimerisasi.
15. Tambahkan lapisan ketiga untuk membangun bentuk gigi. Lapisan ini
dapat translusen sehingga mirip dengan lapisan enamel.
16. Penambahan lapisan tetap dilanjutkan dan restorasi dibuat sedikit
overfilled untuk keperluan polimerisasi resin komposit.
17. Letakkan matriks fabrikasi sebelumnya untuk mengurangi jumlah sisa
material. Gunakan carver interproksimal untuk menghapus kelebihan
resin komposit.
18. Kontur dan finishing restorasi.
19. Poles restorasi.
20. Sealant dan postcuring prosedur adalah sebagai berikut:
a. Bilas debris sisa pemolesan dengan air; dan keringkan dengan udara.
b. Etsa selama 15 detik
c. Bilas dengan air selama minimal 10 detik.
d. Keringkan permukaan.
e. Aplikasikan sealant
f. Udara tipis.
g. Light cure selama 40 detik.
36
BAB IV
KASUS KLINIS
Terapi prostodontik
Seorang pasien wanita 18 tahun dihadapkan dengan open bite terbatas pada
segmen anterior kiri setelah perawatan ortodontik nya (Gbr. 5-26). Riwayat medisnya
tidak membantu dalam pemeriksaan. Gigi tidak bisa menjalani perawatan ortodontik
lebih lanjut karena beberapa resorpsi apikal telah terjadi. Masalah perkembangan
rahang atas belum diatasi, dan intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mencapai
penampilan yang lebih estetis.
Penempatan resin komposit hybrid pada permukaan lingual dapat
memperpanjang gigi insisif lateral kiri rahang atas. Gradasi opak dan putih digunakan
untuk menyerupai gigi yang berdekatan. Sebuah microfill transparan medium
dihamparkan pada permukaan labial untuk membangun gigi ke kontur yang sesuai.
Ketidakteraturan permukaan ditambahkan dengan mikron diamond fine setelah
finishing awal dan polishing. Aluminium oksida polishing paste dan buffing wheel
dengan air yang digunakan untuk mendapatkan kilauan dengan tetap menjaga kontur
dan tekstur asli. Hasil akhir (Gbr. 5-27) pasien diperkenankan untuk tersenyum
dengan simetri bilateral.
37
Gambar. 5-26. Tampilan preoperatif dari perempuan 18 tahun dengan open bite anterior lateral kiri setelah perawatan ortodontik.
Gambar. 5-27. Tampilan pasca operasi pasien setelah pemanjangan insisal dan pelapisan labial dengan resin komposit.
Penggunaan matriks untuk membangun anatomi oklusal
Seorang pasien wanita 16 tahun dihadapkan dengan kerusakan gigi #18.
Sebelum ekskavasi gigi, anatomi oklusal masih utuh, yang memungkinkan bahan
registrasi bite clear untuk digunakan sebagai indeks untuk menetapkan bentuk
anatomi dan oklusi yang tepat. Bahan registrasi gigitan diinjeksikan ke gigi yang
membutuhkan restorasi dan ke gigi yang berdekatan jika ada. Prosedur ini dapat
dilakukan sementara menunggu anestesi. Setelah menyelesaikan ekskavasi (Gbr. 5-
28), bahan bonding dentin yang tepat ditempatkan, dan resin komposit dibentuk.
Lapisan enamel transparan ditempatkan sebagai lapisan akhir, dan matriks ditekan ke
posisi. Komposit resin kemudian di light cure melalui matriks (Gbr. 5-29), dan
penetrasi sealant ditempatkan (Gbr. 5-30).
38
Gambar 5-28. Ekskavasi gigi #18 Gambar. 5-29. Bahan registrasi bite clear digunakan untuk register anatomi permukaan oklusal.
Gambar. 5-30. Tampilan postoperatif restorasi akhir
memperlihatkan reproduksi anatomi oklusal asli.
Kelas II Posterior komposit
Seorang pasien laki-laki 16 tahun dihadapkan dengan kerusakan yang luas pada gigi
#30. Ukuran besar dari lesi sedemikian rupa sehingga restorasi indirek akan menjadi
lebih baik, tapi kendala keuangan dan kekhawatiran tentang vitalitas jangka panjang