BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari
kita sering menemukan fenomena alam yang berkaitan dengan
karakteristik cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik
yang dapat merambat dalam medium ataupun tanpa medium. Gelombang
elektromagnetik merupakan gejala gelombang yang dihasilkan oleh
interaksi perubahan medan listrik dan perubahan medan magnet yang
terjadi secara bersamaan. Pengetahuan mengenai karakteristik cahaya
sangat membantu kita untuk memahami bahwa cahaya berperilaku
sebagai gelombang dan lebih tepatnya lagi cahaya sebagai gelombang
transversal yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap
arah osilasinya. Salah satu gejala gelombang yang dapat menunjukkan
bahwa cahaya merupakan gelombang transversal adalah peristiwa
polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah
salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu bergerak berosillasi
dengan arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh
arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah
vektor bidang medan magnetnya. Polarisasi dapat terjadi karena
absorpsi (penyerapan), pemantulan, hamburan, dan pembiasan ganda.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sering menjumpai
gejala-gejala polarisasi. Seperti contohnya adalah warna biru
langit akibat fenomena karena hamburan. Karena sebelum sampai di
bumi, cahaya matahari telah mmelalui partikel-partikel udara di
atmosfer sehingga mengalami hamburan. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis mengangkat Polarisasi sebagai materi yang dibahas
dalam makalah ini.
1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :2.1.1.
Bagaimana pengertian polarisasi gelombang?2.1.2. Bagaimana
jenis-jenis polarisasi gelombang?2.1.3. Bagaimana sumber-sumber
polarisasi gelombang?2.1.4. Bagaimana penerapan polarisasi?
1.3 Tujuan MasalahBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka
adapun tujuan masalah makalah ini sebagai berikut:1.3.1 Untuk
mengetahui pengertian polarisasi gelombang.1.3.2 Untuk mengetahui
jenis-jenis polarisasi gelombang.1.3.3 Untuk mengetahui
sumber-sumber polarisasi gelombang.1.3.4 Untuk mengetahui penerapan
polarisasi.
1.4 Manfaat Penulisan1.4.1 Bagi PenulisAdapun manfaat yang
didapat oleh penulis adalah penulis dapat lebih melatih kemampuan
dalam pembuatan makalah serta penulis dapat menambah kemampuan
dengan menganalisis rumusan masalah yang telah dirusmuskan dengan
mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber.1.4.2 Bagi
PembacaAdapun manfaat yang diperoleh oleh pembaca makalah ini
adalah dapat menambah pengetahuan berkaitan dengan polarisasi
gelombang.
BAB IIPEMBAHASAN2.1. Pengertian PolarisasiCahaya merupakan
gelombang transversal, dimana medan E dan medan B saling tegak
lurus.
B E k
Gambar 1. Hubungan E dan B dalam Gelombang ElektromagnetCahaya
dapat mengalami peristiwa polarisasi. Polarisasi cahaya atau
polarisasi optik adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya.
Polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya, yakni jika cahaya itu
bergerak berosilasi dengan arah tertentu. Suatu cahaya dikatakan
terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat mengutamakan
arah tertentu. Arah polarisasi pada bidang terpolarisasi gelombang
elektromagnetik diambil sebagai arah vektor medan listrik.
Gambar 2. Bidang Osilasi Gelombang EM TerpolarisasiDalam
pembahasan tentang persamaan gelombang elektromagnet sebelumnya
diperoleh persamaan E = Eo ei(k.z - .t)dan B = Bo ei(k.z - .t)untuk
kasus untuk medium yang tidak bersifat penghantar (non konduktif )
yaitu medium dielektrik = 0 dan dalam medium tidak ada muan dari
luar, dengan kata lain bahwa medium tidak dimuati listrik dan
persamaan E = Eo e-.z ei(.z - .t) dan B = e-.z ei(.z - .t + ) untuk
untuk gelombang elektromagnet di udara atau di ruang hampa (n = 1)
diperoleh hubungan E = cB. Dari pembahasan sebelumnya, amplitudo
gelombang elektromagnet Eo dan Bo dianggap konstan, kedua medan ini
berhubungan dalam bentuk persamaan Bo = (k/)x Eo dan kedua medan
berada pada bidang yang tegak lurus dengan arah penjalaran
gelombang, sedangkan sifat-sifat dari gelombang bergantung pada
amplitudo dalam bidang yang dilaluinya.Karena vektor-vektor dari
medan listrik dan medan magnet dari gelombang elektromagnet selalu
tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang, maka akan terdapat
derajat kebebasan gerak dari vektor-vektor medan gelombang
elektromagnet. Polarisasi dari gelombang elektromagnet merupakan
manifestasi dari adanya derajat kebebasan gerak dari vektor-vektor
medan gelombang elektromagnet. Dalam kasus lain, diasumsikan bahwa
gelombang elektromagnet menjalar ke arah z positif, dengan demikian
bidang tranversal dari gelombang adalah bidang xy. Pernyataan ini
tidak mutlak menyatakan bahwa amplitudo gelombang dalam arah sumbu
x dan y, amplitudo gelombang berada pada bidang xy. Karena Eo
terletak pada bidang xy, maka medan listrik dapat diuraikan atas
komponen x dan y yaitu;(1)karena Eox dan Eoy keduanya merupakan
bilangan kompleks maka kedua besaran medan tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk:(2a) (2b)dengan demikian E yang dinyatakan
oleh persamaan E = Eo e-.z ei(.z - .t) dapat dinyatakan
menjadi:
(3)Untuk menyederhanakan persamaan tersebut, bisa diasumsikan
bahwa k adalah riil, kemudian dengan mengambil bagian riil
diperoleh komponen-komponen dari medan listrik dari gelombang
elektromagnet adalah:)(4a))(4b)
EyExE1-E1Ex-E2E2ydengan demikian pernyataan dari medan listrik
bergantung pada harga relatif amplitudo (E1,E2) dan fase (). Bila
-E1 Ex E1 dan - E2 Ey E2 , maka menurut persamaan 4 kuat medan
listrik E berada di dalam daerah batas maksimum seperti dilukiskan
seperti Gambar 3. Dari gambar tersebut dilukiskan bahwa kuat medan
listrik sebagai sebuah besaran fisis gelombang bukan merupakan
besaran kompleks. Arah penjalaran gelombang adalah tegak lurus
keluar bidang xy.
Gambar 3. Komponen Medan Listrik pada Bidang TransversalUntuk
selang waktu tertentu sesuai persamaan (4), komponen-komponen
vektor medan listrik akan berubah, dengan demikian E juga akan
berubah sesuai dengan perubahan vektor komponennya. Lukisan vektor
E akan membentuk suatu lintasan vektor di dalam bidang xy yang
dibatasi oleh harga-harga E1 dan E2. Lintasan medan listrik
tersebut dapat diperoleh dengan mengeleminasi (k.z - .t) dari
persamaan (4).(5a)(5b)Selanjutnya dengan mengurangkan kedua
persamaan di atas maka diproleh:(6a) (6b)dengan mengkwadratkan
masing-masing dari persamaan (6a) dan (6b) dan menjumlahkannya,
maka diperoleh:(7)persamaan (7) adalah merupakan persamaan umum
dari sebuah ellip. Dengan demikian, maka medan listrik dikatakan
dalam keadaan terpolarisasi secara ellip. Lintasan medan listrik
dilukiskan seperti gambar 4.
ExE2Ey -E1E1xE y Gambar 4. Medan Listrik Terpolarisasi secara
EllipWalaupun polarisasi di atas diturunkan untuk medan listrik,
medan magnet juga akan mengalami polarisasi demikian. Medan magnet
dari gelombang elektromagnet juga akan terpolarisasi secara ellip
pada bidang xy karena medan magnet selalu tegak lurus medan
listrik. Sehingga persamaan yang diturunkan untuk medan listrik
juga berlaku untuk medan magnet.
Gambar 5. Proses Polarisasi dengan Menggunakan PolarisatorGambar
5 memperlihatkan cahaya yang tak terpolarisasi yang jatuh pada
sebuah plat polarisator yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya
terpolarisasi dari cahaya yang tak terpolarisasi. Di dalam plat
tersebut terdapat sebuah arah pemolarisasi karakteristik tertentu
yang diperlihatkan oleh garis-garis sejajar. Plat tersebut hanya
akan mentransmisikan komponen-komponen rentetan gelombang yang
vektor-vektor listriknya bergetar sejajar kepada arah ini dan akan
menyerap komponen-komponen rentetan gelombang yang vektor-vektor
listriknya bergetar tegak lurus kepada arah ini. Cahaya yang keluar
akan merupakan cahaya yang terpolarisasi bidang. Arah pemolarisasi
ini dihasilkan selama proses pembuatan plat tersebut dengan
menanamkan molekul-molekul berantai panjang tertentu di dalam
sebuah plat plastik yang fleksibel dan kemudian merentangkan plat
tersebut sehingga molekul-molekul tersebut dijajarkan sejajar satu
sama lain.
EEyExEyx
Gambar 6. Sebuah Rentetan Gelombang E adalah Ekivalen dengan Dua
Rentetan Gelombang Komponen Ey dan Ex (Riyanto, 2006)Di dalam
gambar 6 plat pemolarisasi terletak di dalam bidang halaman gambar
dan arah penjalaran adalah menuju ke dalam halaman gambar. Panah E
memperlihatkan bidang getaran dari sebuah rentetan gelombang yang
dipilih secara sebarang yang jatuh pada plat tersebut, dua komponen
vektor, Ex (yang besarnya E Cos ) dan Ey (yang besarnya E Sin )
dapat menggantikan E yang satu sejajar kepada arah pemolarisasi dan
yang satu lagi tegak lurus kepada arah pemolarisasi.
Gambar 7. Cahaya yang tak Terpolarisasi tidak Ditransmisikan
oleh Plat-Plat Pemolarisasi yang BersilanganSebuah plat
pemolarisasi kedua (Analisator yang berfungsi untuk mengurangi
intensitas cahaya terpolarisasi) ditempatkan seperti pada gambar 7.
Jika plat kedua dirotasikan terhadap arah penjalaran, maka ada dua
kedudukan, yang terpisah sebesar 1800, dimana intensitas cahaya
yang ditransmisikan hampir sama dengan nol. Kedudukan-kedudukan
inilah yang merupakan kedudukan dimana arah pemolarisasi dari plat
I dan II adalah tegak lurus satu sama lain.Jika amplitudo dari
gelombang terpolarisasi bidang yang jatuh pada plat II adalah Em,
maka amplitudo cahaya yang keluar adalah Em Cos , di mana adalah
sudut di antara arah-arah pemolarisasi dari plat I dan II. Dengan
mengingat kembali bahwa intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat
dari amplitudo, maka dapat dilihat bahwa intensitas yang
ditransmisikan I berubah dengan menurut persamaan:(8)Dimana Im
adalah nilai maksimum dari intensitas yang ditransmisikan. Nilai
maksimum tersebut terjadi bila arah-arah pemolarisasi dari plat I
dan II adalah sejajar yakni bila = 0 atau 1800. 2.2. Jenis-Jenis
Polarisasi
Harga dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap
sumbu-sumbu ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase
relatif dari kedua komponen. Karena persamaan (7) hanya bergantung
pada nilai absolut dari beda fase maka dengan meninjau amplitudo
dan beda fase persamaan (7) tersebut dapat ditentukan beberapa
bentuk dari kasus polarisasi.1. Kasus =0Berdasarkan kasus ini
persamaan 7 akan menjadi sebagai berikut.
.(9)yang menyatakan sebuah persamaan garis lurus yang terletak
sepanjang diagonal bidang batas xy, seperti gambar berikut.y y
x x (a) (b)Gambar 8. Lintasan vektor medan listrik dari
gelombang terolarisasia. Beda fase sama dengan nolb. Beda fase sama
dengan 2. Kasus = Untuk kasus polarisasi dengan beda fase = , maka
persamaan 7 akan menjadi:
(10)yaitu sebuah lintasan berupa garis lurus. Dalam kasus ini
sama seperti pada kasus pertama, gelombang elektromagnet dikatakan
terpolarisasi linier, tetapi antara Ex dengan Ey selalu memiliki
tanda yang berlawanan. Lintasan vektor medan E ditunjukkan seperti
gambar 8b.3. Kasus = Untuk kasus polarisasi dengan = , maka
persamaan 7 akan menjadi:
(11)yang menyatakan sebuah persamaan ellip dengan sumbu mayor
dan sumbu minor dilukiskan seperti gambar 9. y x
Gambar 9. Polarisasi ellip dengan beda fase= Pada peristiwa
polarisasi ellip seperti di atas bisa muncul kasus khusus yaitu
pada mana E1 = E2 = E0, maka persamaan (11) di atas akan menjadi
sebuah persamaan lingkaran dengan jari-jari lintasan E0.
(12)dan polarisasi yang terjadi disebut polarisasi melingkar.
Dalam keadaan demikian vektor medan listrik dari gelombang
elektromagnet membentuk sebuah lintasan melingkar.
Dari uraian di atas tampaknya bahwa bentuk dari ellip tidak
bergantung pada tanda dari beda fase , akan tetapi arah lintasan
dari ellip yang terjadi bergantung pada tanda dari beda fase
tersebut.
2.3. Sumber-Sumber PolarisasiSebagai akhir dari pembahasan
tentang polarisasi, akan dibahas beberapa peristiwa optik yang
merupakan sumber-sumber yang menghasilkan polarisasi, seperti yang
telah dikenalkan pada Fisika dasar. Metode yang digunakan untuk
menhasilkan polarisasi pada umumnya menghasilkan polarisasi linier.
Peristiwa optik yang yang menghasilkan polarisasi diantaranya;
pancaran gas laser, efek Zeeman, radiasi synchrotron, peristiwa
refleksi dan transmisi, hamburan, dichroisme dan pembiasan
ganda.Gas laser memancarkan cahaya monokromatik yang sangat tajam,
karena sudut datang memenuhi syarat sebagai sudut Brewster maka
memungkinkan terjadi polarisasi. Sumber polarisasi yang lain dapat
terjadi bila spektrum garis yang sangat tajam diletakkan dalam
medan magnet maka terjadi pecahan garis yang dikenal dengan efek
Zeeman, masing-masing komponen garis spektrum tersebut akan
terpolarisasi linier atau melingkar. Disamping itu ada sumber
polarisasi yang bisa dihasilkan dari radiasi synchrotron, yaitu
elektron dengan kecepatan tinggi masuk ke dalam medan magnet,
mengakibatkan terbentuk lintasan melingkar. Percepatan yang dialami
elektrom menghasilkan pancaran cahaya menyinggung lintasan
elektron. Radiasi pancaran cahaya ini merupakan cahaya
terpolarisasi .Polarisasi oleh peristiwa refleksi dan transmisi,
cahaya yang dipantulkan oleh permukaaan halus akan menjadi
terpolarisasi sebagian jika sudut datang tidak nol. Peristiwa ini
umumnya sangat kuat terjadi pada sebuah permukaan batas dielektrik
bila sudut datang sama atau mendekatai yang namanya sudut Brewster,
yang telah dibahas pada topik pemantulan dan pembiasan di Fisika
Dasar.Gambar 12 menunjukkan peristiwa polarisasi oleh pemantulan
dan transmisi cahaya pada bidang batas y. Bila sinar pantul dan
sinar transmisi membentuk sudut 90o adalah tidak mungkin cahaya
terrefleksi jika medan listriknya terletak pada bidang datang
(polarisasi ),akan tetapi cahaya ini akan ditransmisikan. Cahaya
dengan medan listrik berosilasi tegak lurus pada bidang datang
(polarisasi ) dapat dipantulkan. Dengan demikian sudut Brewster
dapat ditentukan sebagai berikut;
(16)
Gambar 12. Polarisasi oleh refleksi dan transmisiDari hukum
Snell diperoleh
(17)
karena dan maka dari persamaan (16) dan (17) diperoleh;
(18)
dengan disebut sudut Brewster. Jika cahaya datang tidak
terpolarisasi, maka pada sudut Brewster cahaya pantul akan
mengalami polarisasi , sedangakan cahaya transmisi hanya sebagaian
kecil saja mengalami poalrisasi , sebagian besar mengalami
polarisasi . Polarisasi oleh hamburan, hamburan cahaya dapat
terjadi bila pada suatu ruang terjadi distribusi partikel-partikel
pusat pengahmabur yang tidak teratur. Sebagai contoh;
partikel-partikel debu dalam udara, yang ukurannya jauh lebih kecil
dari panjang gelombang cahaya, partikel dalam suspensi kolloid,
atau partikel-parikel molekul gas dalam udara. Mekanisme dasar
terjadinya polarisasi cahaya darai cahaya datang tak terpolarisasi
oleh partikel-partikel penghambur adalah sama dengan yang telah
dijelaskan pada polarisasi oleh pemantulan dan transmisi
cahaya.
Gambar 13. Peristiwa polarisasi cahaya oleh hamburan
partikelGambar 13 menunjukkan bahwa cahaya yang terhambur 90o
terhadap arah datang akan mengalami polarisasi linier dengan medan
listrik dalam arah tegak lurus terhadap bidang hamburan, yaitu
bidang yang dibentuk oleh arah cahaya datang dengan arah cahaya
terhambur. Perisitiwa hamburan ini terjadi pada atmosfere bumi.
Warna biri dari langit disebabkan oleh terjadinya hamburan panjang
gelombang pendek dari cahaya biru yang jauh lebih besar dari
hamburan cahaya warna merah. Cahaya biru dari langit adalah cahaya
yang terpolarisasi sebagaian dengan vektor medan listrik berosilasi
arah sudut kanan bidang yang mengandung cahaya datang dan cahaya
terhambur. Pada sudut pandang 90o seperti gambar 13 tampak
polarisasi yang lengkap.2.4. Penerapan Polarisasi LCD (Liquid
Crystal Displays)Liquid crystal dapat diterjemahkan sebagai kristal
cair. Nama ini digunakan karena zat padat dan cair merupakan dua
sifat benda yang berbeda. Molekul-molekul zat padat tersebar secara
teratur dan posisinya tetap, sedangkan molekul-molekul zat cair
letak atau posisinya tidak teratur sehingga dapat bergerak bebas ke
segala arah. Fase kristal cair ini berada lebih dekat dengan fase
cair karena dengan sedikit penambahan temperatur (pemanasan)
fasenya langsung berubah menjadi cair. Sifat ini menunjukkan
sensitivitas yang tinggi terhadap temperature. Jadi, kristal cair
sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Sifat inilah yang menjadi
dasar pemanfaatan teknologi kristal cair. Selain temperatur,
kristal cair juga sangat sensitive terhadap arus listrik (beda
potensial). Prinsip semacam inilah yang digunakan dalam teknologi
LCD. Ini sebabnya layar laptop terkadang terlihat berbeda di musim
dingin atau saat digunakan di cuaca sangat panas.
Gambar 14. Perbedaan karakteristik molekulJenis kristal cair
yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah tipe nematic
(molekul-molekulnya mempunyai pola tertentu dengan arah tertentu).
Tipe yang paling sederhana adalah Twisted Nematic (TN) yang
memiliki struktur molekul terpilih secara alamiah sebesar 90o.
Struktur TN ini dapat dilepas pilinannya (untwist) dengan
menggunakan arus listrik.
Gambar 15. Fase nematic Gambar 16. Ilustrasi Twisted Nematic
(TN)
Gambar 17 menunjukkan kristal cair TN (D) yang diletakkan di
antara dua electrode (C dan E) dan masih dibungkus lagi dengan dua
panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya diberi lapisan tipis
polarizing film. Lapisan A merupakan film yang dapat memantulkan
cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan pembungkus LCD.
Electrode C dan E dihubungkan dengan tegangan sebagai sumber arus.
Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90o dengan panel F.Konsep
dasar bagaimana LCD bekerja adalah fisika gelombang dan optik
terutama tentang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, cahaya
berhubungan dengan warna dan pengelihatan, dan polarisasi cahaya
sebagai gelombang. LCD bekerja dengan menggunakan Liquid Crystal
yang telah dijelaskan di awal. LCD tidak menghasilkan cahaya, akan
tetapi hanya memodifikasi cahaya dari suatu sumber. Hal inilah yang
menjadikan LCD hemat energi. Modifikasi cahaya yang dilakukan LCD
adalah proses polarisasi cahaya sebagai gelombang elektromagnetik
(Murnidian,2008).
Gambar 17. Diagram susunan layar LCD (Ruwanto, 2005)
L C D bisa dilihat pada peralatan yang kita gunakan sehari-hari
seperti di Layar computer (layar datar), Kalkulator, Jam tangan
digital.
Layar computerkalkulator arloji digitalGambar 18. Beberapa
peralatan yang memanfaatkan LCD (Ruwanto, 2005)
L E DLED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah
satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor
jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama
dengan dioda, tetapi pada LED electron menerjang sambungan P-N
(Positif-Negatif). Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semi
konduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus.
Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda
pula.LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat
yang panjang adalah anoda, sedangkan kawat yang pendek adalah
katoda.Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar
listrik lainnya pada selelektrokimia yang terpolarisasi jika arus
mengalir kedalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah
pergerakan electron. .Katoda adalah elektroda dalam selelektrokimia
yang terpolarisasi jikaarus listrik mengalir keluar darinya.LED
akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik
kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Contoh penggunaan
LED bisa dilihat pada lampu belajar.
Kacamata PolarisasiKetika kacamata digunakan, bayangan merah
terlihat oleh lensa biru dan bayangan biru terlihat oleh lensa
merah. Jadi, masing-masing mata melihat dengan cara yang berbeda.
Kedua warna ini yaitu merah dan biru dipilih karena berhubungan
dengan panjang gelombang cahaya. Dalam tayangan 3D, warna merah
akan membuat benda kelihatan ada di belakang. Dimensi kedalaman
diperoleh dengan memainkan kedua warna ini pada proses pembuatan
film (Ruwanto, 2005). Gambar 19. (a) Kacamata lensa merah dan biru
(b) Kacamata polarisasiMelihat tayangan 3D dengan kacamata dua
warna ternyata warna gambarnya menjadi kurang menarik. Hal ini
dikarenakan cahaya bergetar ke segala arah. Polarisasi akan
menyebabkan cahaya hanya bergetar ke salah satu arah saja. Agar
terpolarisasi, cahaya itu dilewatkan melalui polarisator cahaya.
Polarisator/filter ini dipasang pada lensa kacamata. Supaya mata
kiri dan mata kanan melihat benda yang agak berbeda, lensa mata
kanan dipasang filter yang akan menyerap (menahan) gelombang cahaya
vertical, sedangkan lensa mata kiri dipasangi filter yang akan
menahan gelombang cahaya horizontal. Dengan menggunakan kacamata
ini, warna gambar tayangan 3D menjadi indah.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanDengan paparan di atas, adapun kesimpulan yang
dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :3.1.1. Polarisasi
cahaya atau polarisasi optik adalah terserapnya sebagian arah getar
cahaya. Polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya, yakni jika
cahaya itu bergerak berosilasi dengan arah tertentu.3.1.2. Harga
dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap sumbu-sumbu
ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase relatif dari
kedua komponen.3.1.3. Sumber polarisasi yang bisa dihasilkan dari
radiasi synchrotron, yaitu elektron dengan kecepatan tinggi masuk
ke dalam medan magnet, mengakibatkan terbentuk lintasan
melingkar.3.1.4. Penerapan polarisasi dapat dilihat pada LCD atau
kacamata polarisasi.
~ 11 ~