Top Banner

of 32

Makalah Bp Fix

Jul 06, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kelumpuhan (parese) nervus fasialis merupakan kelumpuhan yang

    meliputi otot-otot wajah. Kelumpuhan nervus fasialis ini juga disebut Bells palsi.

    Bells palsi menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis fasial akut.

    Di dunia, insiden tertinggi ditemukan di e!kori, "epang tahun #$%& dan insiden

    terendah ditemukan di wedia tahun #$$'. Di merika erikat, insiden Bells palsi

    setiap tahun sekitar * kasus per #++.+++ orang, &* mengenai wajah sisi kanan.

    nsiden Bells palsi rata-rata #-*+ kasus per #++.+++ populasi. edangkan di

    ndonesia, insiden Bells palsi se!ara pasti sulit ditentukan. Data yang

    dikumpulkan dari / buah 0umah sakit di ndonesia didapatkan frekuensi Bells

     palsi sebesar #$, dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia # 1 

    *+ tahun.

    Bells palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang

    sama. kan tetapi, wanita muda yang berumur #+-#$ tahun lebih rentan terkena

    daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. 2enyakit ini dapat mengenai

    semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur #-+ tahun. 2ada kehamilan

    trisemester ketiga dan minggu pas!a persalinan kemungkinan timbulnya Bells

     palsi lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa men!apai #+ kali lipat .

    3idak didapati juga perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin, tetapi

     pada beberapa penderita didapatkan adanya riwayat terpapar udara dingin atau

    angin berlebihan .

    1

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    2/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Bell4s palsy merupakan suatu sindrom kelemahan wajah dengan tipe lower 

    motor neuron yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis perifer yang bersifat

    unilateral di luar sistem saraf pusat, idiopatik, akut dan tidak disertai oleh

    gangguan pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau kelainan lokal. nsidensi

    sindrom ini sekitar * kasus per #++ +++ orang setiap tahun dan meningkat sesuai

     pertambahan umur. nsiden meningkat pada penderita diabetes dan wanita hamil.ekitar %-#+ kasus berhubungan dengan riwayat keluarga pernah menderita

     penyakit ini. Berbagai teori men!oba menerangkan abnormalitas yang terjadi,

    salah satunya adalah keterlibatan virus 5erpes imple6 tipe #. Kontroversi dalam

    tata laksana masih diperdebatkan, walaupun hampir sebagian besar kasus (%)

    sembuh sempurna dalam #- bulan dan rekurensi terjadi pada % kasus. Dokter di

     pelayanan primer diharapkan dapat menegakkan diagnosis Bell4s palsy serta

    mengobati dengan tepat tanpa melupakan diagnosis banding yang mungkin

    didapatkan. ir 7harles Bell (#''/-#%/) dikutip dari inghi dan 7awthorne

    adalah orang pertama yang meneliti tentang sindroma kelumpuhan saraf fasialis

    dan sekaligus meneliti tentang distribusi dan fungsi saraf fasialis. 8leh karena itu

    nama Bell diambil untuk diagnosis setiap kelumpuhan saraf fasialis perifer yang

    tidak diketahui penyebabnya.

    Anatomi

    araf fasialis atau saraf kranialis ketujuh mempunyai komponen motorik 

    yang mempersarafi semua otot ekspresi wajah pada salah satu sisi, komponen

    sensorik ke!il (nervus intermedius 9risberg) yang menerima sensasi rasa dari :*

    depan lidah, dan komponen otonom yang merupakan !abang sekretomotor yang

    mempersarafi glandula lakrimalis. araf fasialis keluar dari otak di sudut

    serebello-pontin memasuki meatus akustikus internus. araf selanjutnya berada di

    dalam kanalis fasialis memberikan !abang untuk ganglion pterygopalatina

    2

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    3/32

    sedangkan !abang ke!ilnya ke muskulus stapedius dan bergabung dengan korda

    timpani. 2ada bagian awal dari kanalis fasialis, segmen labirin merupakan bagian

    yang tersempit yang dilewati saraf fasialis; foramen meatal pada segmen ini hanya

    memiliki diameter sebesar +,&& mm. araf fasialis (

    #. egmen supranuklear 

    . egmen batang otak 

    *. egmen meatal

    /. egmen labirin

    . egmen timpani

    &. egmen mastoid

    '. egmen ekstra temporal

    Etiologi dan Patofisiologi

    3erdapat lima teori yang kemungkinan menyebabkan terjadinya Bell4s

     palsy, yaitu iskemik vaskular, virus, bakteri, herediter, dan imunologi. 3eori virus

    lebih banyak dibahas sebagai etiologi penyakit ini.

    3eori iskemik vaskuler 

    3eori ini sangat popular, dan banyak yang menerimanya sebagai penyebab

    dari bell4s palsy. ?enurut teori ini terjadi gangguan regulasi sirkulasi darah ke

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    4/32

    iskemik, kemudian diikuti oleh dilatasi kapiler dan permeabilitas kapiler yang

    meningkat, dengan akibat terjadi transudasi. 7airan transudat yang keluar akan

    menekan dinding kapiler limfe sehingga menutup. elanjutnya akan menyebabkan

    keluar !airan lagi dan akan lebih menekan kapiler dan vena dalam kanalis fasialis

    sehingga terjadi iskemik. Dengan demikian akan terjadi keadaan !ir!ulus vitiosus.

    2ada kasus-kasus berat, hal ini dapat menyebabkan saraf mengalami nekrosis dan

    kontinuitas yang terputus.

    . 3eori infeksi virus

    ?enurut teori ini bell4s palsy disebabkan oleh virus, dengan bukti se!ara

    tidak langsung adanya riwayat penyakit virus yang terjadi sebelum bell4s palsy.

    "uga dikatakan perjalanan klinis B2 sangat menyerupai viral neuropathy pada

    saraf perifer lainnya. 9alaupun etiologi dari Bell4s palsy tidak diketahui, penyakit

    ini diper!aya disebabkan oleh infeksi virus yang melibatkan ganglion

    genikulatum. dalah mungkin bahwa beberapa kasus bell4s palsy disebabkan oleh

    infeksi herpes simpleks yang laten.

    3eori virus ini didukung oleh dour dkk. Dikatakan bahwa B2 terjadi

    karena proses reaktivasi dari virus herpes. esudah suatu infeksi akut primer, virus

    herpes simpleks tipe dalam jangka waktu !ukup lama dapat berdiam di dalam

    ganglion sensoris. 0eaktivasi ini dpat terjadi juka daya tahan tubuh menurun,

    sehingga terjadi neuritis: neuropati dengan proses peradangan. @dema. ?enurut

    dour, lokasi nyeri dapat terjadi di sepanjang kanalis fasialis. ebaliknya sebagian

    ahli berpendapat bahwa lokasi primer dari edema

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    5/32

     paralisis fasialis herpes simpleks atau herpetika dapat diadopsi. Aambaran

     patologi dan mikroskopis menunjukkan proses demielinisasi, edema, dan

    gangguan vaskular saraf.

    9alaupun penyebab virus di!urigai, ternyata beberapa studi prospektif 

    untuk membuktikan peranan infeksi virus sebagai seriologi bell4s palsy adalah

    negative, berarti tidak dapat mendukung teori infeksi virus.

    *. 3eori herediter 

    9illbrand, #$'/, mendapatkan & penderita bell4s palsy yang kausanya

    herediter yaitu autosomal dominan. ni mungkin karena kanalis falopii yangsempit pada keturunan atau keluarga tersebut sehingga menyebabkan predisposisi

    untuk terjadinya paresis fasialis.

    /. 3eori imunologi

    Dikatakan bahwa B2 terjadi akibat reaksi imunologi terhadap infeksi virus

    yang timbul sebelumnya atau setelah pemberian imunisasi. Berdasarkan teori ini

    maka penderita bell4s palsy diberikan pengobatan kortikosteroid dengan tujuanuntuk mengurangi inflamasi dan edema di dalam kanalis fasialis falopii dan juga

    sebagai immunosupressor .

    Patogenesis

    2roses akhir yang dianggap bertanggung jawab atas gejala klinik bell4s

     palsy adalah proses edema yang menyebabkan kompresi

    #. 3ipe #>

    2ada tipe # mengalami paresis ringan dan sebagian besar mengalami kelumpuhan

    komplit. 2aresis maupun paralisis ini dapat mengalami penyembuhan yang baik,

     blok konduksi saraf yang reversibel (neuropraksis) adalah akibat dari kompresi

    5

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    6/32

    yang mendadak oleh karena edema di sekitar saraf dan disebabkan oleh adanya

    spasme pembuluh darah, namun teori ini belum dapat dibuktikan.

    3eori lain menjelaskan adanya kerusakan endotel kapiler oleh radang virus yangmenyebabkan kebo!oran sehingga !airan masuk ke dalam jaringan sekitarnya.

    Bila !airan ini terkumpul di dalam endoneurium maka konduksi saraf menjadi

    terhambat.

    . 3ipe >

    2ada tipe ini ditandai dengan timbulnya sinkenesis dan gejala sisa lain yang

    mungkin akibat degenerasi saraf sinkenesis ini terjadi karena impuls dari satuakson dapat menyebar ke akson yang berdekatan dan berakibat kontraksi otot-otot

    lain. Aeorge . Aates menjelaskan akan terjadi penjalaran listrik pada waktu

    terjadi saltatory movementC kepada saraf yang berdekatan yang mengalami

    kerusakan myelin sehingga terjadi konduksi pada dua saraf dan kontraksi dua otot

     pada saat bersamaan.

    *. 3ipe *>

    2ada tipe ini penyebabnya dimulai dengan degenerasi 9allerian yang terjadi

    akibat !edera akson dalam segmen labirint dari nervus fasialis, ini terjadi akibat

    kerusakan yang ditimbulkan oleh virus ooster dalam ganglion genikulatum dan

     berakibat sensori :* anterior lidah terganggu. elanjutnya dapat menyebar ke

    korda timpani, saraf akustik dan vestibuler dan menyebabkan hambatan pengantar 

    akson kemudian terjadi paralisis dan degenerasi.

    ?enurut dour dkk, yang dikenal dengan konsep teori virusnya, menerangkan

    virus akan mempengaruhi saraf pada sel s!hwan lalu menyebabkan peradangan

    dan virus menyebabkan bertumpuknya lapisan protein dari sel saraf, melalui

    membran, merusak autoimun untuk sel membran saraf.

    Patologi

    ?enurut Da!hlan (++#) patologi berarti ilmu tentang penyakit,

    menyangkut penyebab dan sifat penyakit tersebut. 2atologi yang akan dibi!arakan

    6

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    7/32

    adalah mengenai pengaruh udara dingin yang menyebabkan bell4s palsy. Edara

    dingin menyebabkan lapisan endothelium dari pembuluh darah leher atau telinga

    rusak, sehingga terjadi proses transfusi dan mengakibatkan foramen

    stilomastoideus membengkak, nervus fasialis yang melewati daerah tersebut

    terjepit sehingga rangsangan yang dihantarkan terhambat yang menyebabkan otot-

    otot wajah mengalami kelemahan atau kelumpuhan.

    anifestasi Klinis

    ?anifestasi klinis motorik yang dijumpai pada pasien Bell4s palsy yaitu

    adanya kelemahan otot pada satu sisi wajah yang dapat dilihat saat pasien

    kesulitan melakukan gerakan volunter seperti (saat gerakan aktif maupun pasif)

    tidak dapat mengangkat alis dan menutup mata, sudut mulut tertarik ke sisi wajah

    yang sehat (mulut men!ong), sulit men!u!u atau bersiul, sulit mengembangkan

    !uping hidung, dan otot-otot yang terkena yaitu m. frontalis, m.orbi!ularis o!uli,

    m. orbi!ularis oris, m. igomati!us dan m. nasalis. elain tanda-tanda motorik,

    terjadi gangguan penge!ap rasa manis, asam dan asin pada :* lidah bagian

    anterior, sebagian pasien mengalami mati rasa atau merasakan tebal di wajahnya.

    3anda dan gejala klinis pada Bell4s 2alsy menurut 7hasid (#$$+) dan Djamil

    (+++) adalah>

    a) Fesi di luar foramen stilomastoideus, mun!ul tanda dan gejala sebagai

     berikut > mulut tertarik ke sisi mulut yang sehat, makanan terkumpul di antara gigi

    dan gusi, sensasi dalam pada wajah menghilang, tidak ada lipatan dahi dan apabila

    mata pada sisi lesi tidak tertutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar 

    terus menerus.

     b) Fesi di !analis fasialis dan mengenai nervus korda timpani. 3anda dan gejala

    sama seperti penjelasan di atas, ditambah dengan hilangnya ketajaman

     penge!apan lidah :* bagian anterior dan salivasi di sisi lesi berkurang. 5ilangnya

    daya penge!apan pada lidah menunjukkan terlibatnya nervus intermedius,

    sekaligus menunjukkan lesi di daerah antara pons dan titik dimana korda timpani

     bergabung dengan nervus fa!ialis di !analis fa!ialis.

    7

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    8/32

    !) Fesi yang tinggi dalam !analis fasialis dan mengenai muskulus stapedius.

    3anda dan gejala seperti penjelasan pada kedua poin di atas, ditambah dengan

    adanya hiperakusis (pendengaran yang sangat tajam).

    d) Fesi yang mengenai ganglion genikuli. 3anda dan gejala seperti penjelasan

    ketiga poin diatas disertai dengan nyeri di belakang dan di dalam liang telinga dan

    di belakang telinga.

    e) Fesi di meatus austikus internus. 3anda dan gejala sama seperti kerusakan

     pada ganglion genikulatum, hanya saja disertai dengan timbulnya tuli sebagai

    akibat terlibatnya nervus vestibulo!o!hlearis.

    f) Fesi di tempat keluarnya nervus fa!ialis dari pons. 3anda dan gejala sama

    seperti di atas disertai tanda dan gejala terlibatnya nervus trigeminus, nervus

    abdu!ens, nervus vestibulo!o!hlearis, nervus a!!essories dan nervus hypoglossus.

     

    Diagnosis

    Dalam mendiagnosis kelumpuhan saraf fasialis, harus dibedakan kelumpuhan

    sentral atau perifer. Kelumpuhan sentral terjadi hanya pada bagian bawah wajah

    saja, otot dahi masih dapat berkontraksi karena otot dahi dipersarafi oleh korteks

    sisi ipsi dan kontra lateral sedangkan kelumpuhan perifer terjadi pada satu sisi

    wajah. Entuk menegakan diagnosis Bell4 2alsy harus ditetapkan dulu adanya

     paralisis fasialis tipe perifer. Entuk membuat diagnosis diperlukan beberapa

     pemeriksaan.

    8

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    9/32

    a.2emeriksaan telinga dan audiometri, ini untuk menyingkirkan adanya infeksi

    telinga tengah dan kolestoma.

     b.2emeriksaan neurologi dan nervi kraniales. ni untuk men!ari adanya 7anasopharing atau tumor pada sudut serebelo pontin.

    !.2emeriksaan radiologi pada os temporal dan mastoid untuk men!ari adanya

    mastoiditis dan fraktur os temporal.

    nspeksi

    Derajat kelumpuhan saraf fasialis dapat dinilai se!ara subjektif dengan

    menggunakan sistem 5ouse-Bra!kmann (5B), metode Greyss atau Hanagihara

    grading system (H-system). Disamping itu juga dapat dilakukan tes topografi

    untuk menentukan letak lesi saraf fasialis dengan tes !hirmer, reflek stapediusdan tes gustometri.

    !rade HBS "#s$stem

     

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    10/32

    dengan penuh dengan sedikit usaha, sedikit asimetris pada

    senyuman dengan usaha maksimal, sedikit sinkinesis, tidak 

    ada kontraktur atau spasme

    Kelemahan yang jelas namun tidak merubah penampakan

    wajah se!ara statis, tidak mampu mengangkat alis,

     penutupan mata yang penuh dan kuat, gerakan mulut yang

    tidak simetris pada usaha maksimal, selain itu terdapat

    sinkinesis, mass movement  atau spasme (walaupun tidak 

    terlihat saat statis: menyebabkan disfigurasi)

    /-*+

    Kelemahan yang jelas dan menyebabkan disfigurasi,

    ketidakmampuan menggangkat alis, penutupan mata yang

    tidak penuh dan asimetri mulut dengan usaha maksimal,

    sinkinesis yang parah, mass movement , dan spasme

    = #&-

    5anya sedikit gerakan yang mampu dilakukan, penutupan

    mata yang tidak penuh, sedikit gerakan pada ujung mulut,

    sinkinesis, kontraktur, namun spasme umumnya tidak 

    didapati.

    = %-#/

    3idak ada gerakan, tidak ada sinkinesis, kontraktur,

    maupun spasme

    = +-&

    10

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    11/32

    5ouse-Bra!kmann !ale

    Pemeriksaan %isik 

    2aralisis fasialis mudah didiagnosis dengan pemeriksaan fisik yang

    lengkap untuk menyingkirkan kelainan sepanjang perjalanan saraf dan

    kemungkinan penyebab lain. dapun pemeriksaan yang dilakukan adalah

     pemeriksaan gerakan dan ekspresi wajah. 2emeriksaan ini akan menemukan

    kelemahan pada seluruh wajah sisi yang terkena. Kemudian, pasien diminta

    menutup mata dan mata pasien pada sisi yang terkena memutar ke atas. Bila

    terdapat hiperakusis, saat stetoskop diletakkan pada telinga pasien maka suara

    akan terdengar lebih jelas pada sisi !abang muskulus stapedius yang paralisis.

    3anda klinis yang membedakan  Bell’s palsy dengan stroke atau kelainan yang

     bersifat sentral lainnya adalah tidak terdapatnya kelainan pemeriksaan saraf 

    kranialis lain, motorik dan sensorik ekstremitas dalam batas normal, dan pasien

    tidak mampu mengangkat alis dan dahi pada sisi yang lumpuh.

    Diagnosis Banding

    11

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    12/32

    Diagnosis banding paralisis fasialis dapat dibagi menurut lokasi lesi

    sentral dan perifer. Kelainan sentral >

    #. troke bila disertai kelemahan anggota gerak sisi yang sama danditemukan proses patologis di hemisfer serebri kontralateral.

    . Kelainan tumor apabila onset gradual dan disertai perubahan mental status

    atau riwayat kanker di bagian tubuh lainnya.

    *. klerosis multipel bila disertai kelainan neurologis lain seperti hemiparesis

    atau neuritis optika

    /. 3rauma bila terdapat fraktur os temporalis pars petrosus, basis kranii, atau

    terdapat riwayat trauma sebelumnya.

    Kelainan perifer >

    #. 8titis media supuratif dan mastoiditis apabila terjadi reaksi radang dalam

    kavum timpani dan foto mastoid menunjukkan suatu gambaran infeksi.

    . 5erpes oster otikus bila ditemukan adanya tuli perseptif, tampak vesikel

    yang terasa amat nyeri di pinna dan:atau pemeriksaan darah menunjukkan

    kenaikan titer antibodi virus vari!ella-oster.

    *. indroma Auillain-Barre saat ditemukan adanya paresis bilateral dan akut.

    /. Kelainan miastenia gravis jika terdapat tanda patognomonik berupa

    gangguan gerak mata kompleks dan kelemahan otot orbikularis okuli

     bilateral.

    . 3umor serebello-pontin (tersering) apabila disertai kelainan nervus

    kranialis = dan =.

    &. 3umor kelenjar parotis bila ditemukan massa di wajah (angulus

    mandibula).

    '. ar!oidosis saat ditemukan tanda-tanda febris, perembesan kelenjar limfe

    hilus, uveitis, parotitis, eritema nodosa, dan kadang hiperkalsemia.

    Pemeriksaan Pen&n'ang

    Bell4s palsy merupakan diagnosis klinis sehingga pemeriksaan penunjang

     perlu dilakukan untuk menyingkirkan etiologi sekunder dari paralisis saraf 

    kranialis. 2emeriksaan radiologis dengan 73-s!an atau radiografi polos dapat

    dilakukan untuk menyingkirkan fraktur, metastasis tulang, dan keterlibatan sistem

    saraf pusat (2). 2emeriksaan ?0 dilakukan pada pasien yang di!urigai

    12

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    13/32

    neoplasma di tulang temporal, otak, glandula parotis, atau untuk mengevaluasi

    sklerosis multipel. elain itu, ?0 dapat memvisualisasi perjalanan dan

     penyengatan kontras saraf fasialis. 2emeriksaan neurofisiologi pada Bells palsy

    sudah dikenal sejak tahun #$'+ sebagai prediktor kesembuhan, bahkan dahulu

    sebagai a!uan pada penentuan kandidat tindakan dekompresi intrakanikular.#+,##

    Arosheva et al melaporkan pemeriksaan elektromiografi (@?A) mempunyai nilai

     prognostik yang lebih baik dibandingkan elektroneurografi (@

    a. inkinesis yaitu gerakan involunter yang mengikuti gerakan volunter,

    !ontohnya timbul gerakan elevasi involunter dari sudut mata, kontraksi platysma,

    atau pengerutan dahi saat memejamkan mata.

    13

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    14/32

     b. 7ro!odile tear phenomenon, yang timbul beberapa bulan setelah paresis

    akibat regenerasi yang salah dari serabut otonom, !ontohnya air mata pasien

    keluar pada saat mengkonsumsi makanan.

    !. 7loni! fa!ial spasm (hemifa!ial spasm), yaitu timbul kedutan se!ara

    tiba-tiba (sho!k-like) pada wajah yang dapat terjadi pada satu sisi wajah saja pada

    stadium awal, kemudian mengenai sisi lainnya (lesi bilateral tidak terjadi

     bersamaan).

    Prognosis

    2erjalanan alamiah Bell4s palsy bervariasi dari perbaikan komplit dinisampai !edera saraf substansial dengan sekuele permanen. ekitar %+-$+ pasien

    dengan Bell4s palsy sembuh total dalam & bulan, bahkan pada +-&+ kasus

    membaik dalam * minggu.## ekitar #+ mengalami asimetri muskulus fasialis

     persisten, dan mengalami sekuele yang berat, serta % kasus dapat rekuren.

    Gaktor yang dapat mengarah ke prognosis buruk adalah palsi komplit (risiko

    sekuele berat), riwayat rekurensi, diabetes, adanya nyeri hebat post-aurikular,

    gangguan penge!apan, refleks stapedius, wanita hamil dengan Bell4s palsy, bukti

    denervasi mulai setelah #+ hari (penyembuhan lambat), dan kasus dengan

     penyengatan kontras yang jelas.

    Gaktor yang dapat mendukung ke prognosis baik adalah paralisis parsial

    inkomplit pada fase akut (penyembuhan total), pemberian kortikosteroid dini,

     penyembuhan awal dan:atau perbaikan fungsi penge!apan dalam minggu pertama.

    Kimura et al menggunakan blink refle6 sebagai prediktor kesembuhan

    yang dilakukan dalam #/ hari onset, gelombang 0# yang kembali terlihat pada

    minggu kedua menandakan prognosis perbaikan klinis yang positif. elain

    menggunakan pemeriksaan neurofisiologi untuk menentukan prognosis, 5ouse-

    Bra!kmann Ga!ial

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    15/32

    BAB III

    PEBAHASAN

    Kasus >

    eorang anak perempuan usia # tahun datang ke Klinik Bedah ?ulut 0

    Bauru, ao 2aulo, Brail dengan keluhan kelumpuhan pada wajah sejak # hari

    yang lalu. 2asien menyatakan tidak mengalami trauma maupun gangguan

    sistemik. ebelumnya pasien berobat ke dokter, namun dokter belum menentukan

    diagnosa dan memberikan resep antibiotik untuk di minum selama ' hari. bu

     pasien ber!erita bahwa sebelum mengalami kelumpuhan wajah pasien merasa

    nyeri kepala, pusing, dan demam yang parah saat melalukan !amping sekolah

    selama minggu.

    3eman pasien juga mengalami tanda dan gejala yang sama setelah

    !amping. 2emeriksaan klinis menunjukkan pergerakan yang terbatas pada bibir 

    superior dan inferior, palpebra superior kiri, serta regio alis kiri, yang berkaitan

    dengan nyeri moderate disekitar telinga kiri (!am(ar 1). 2asien di diagnosa

    sebagai hemifa!ial Bell4s palsy yang disebabkan oleh infeksi virus, meskipun

    tidak ditemukan lesi 5= atau herpes oster. etelah melakukan pengobatan

    selama % hari, kelumpuhan pada wajah telah sembuh (!am(ar *). 

    15

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    16/32

    Identifikasi asala+ ,

    1. A-a -en$e(a( kel&m-&+an -ada a'a+ -asien /

    Bell4s palsy telah didefinisikan idiopatik, dan penyebab proses inflamasi

    masih tidak jelas. Beberapa teori telah diduga sebagai penyebab dari Bell4s palsy,

    antara lain iskemik vaskular, imunologi, infeksi dan herediter telah diduga

    menjadi penyebab. Beberapa mekanisme termasuk iskemia primer atau inflamasi

    saraf fasialis, menyebabkan edema dan penjepitan saraf fasialis selama

     perjalanannya didalam kanal tulang temporal dan menghasilkan kompresi dan

    kerusakan langsung atau iskemia sekunder terhadap saraf. 3eori ini merupakan

    latar belakang untuk dekompresi bedah pada pengobatan Bell4s

    2alsy .?ekanisme lainnya adalah infeksi virus, yang se!ara langsung merusak 

    fungsi saraf melalui mekanisme inflamasi, yang kemungkinan terjadi pada seluruh

     perjalanan saraf dan bukan oleh kompresi pada kanal tulang. uatu penelitian

    systemati! review berdasarkan 7o!hrane database, yang dilakukan terhadap

     beberapa penelitian randomied yang berkualitas tinggi telah menyimpulkan

     bahwa antivirus tidak lebih efektif daripada plasebo dalam menghasilkan

     penyembuhan lengkap pada pasien Bell4s palsy. Karena tidak efektifnya antivirus

    dalam mengobati pasien Bell4s palsy sehingga perlu dipertimbangkan adanya

     penyebab Bell4s palsy yang lain. danya peran genetik juga telah dikemukakan

    sebagai penyebab Bell4s palsy, terutama kasus Bell4s palsy yang rekuren ipsilateral

    atau kontralateral. Kebanyakan kasus yang dijumpai adalah autosomal dominant

    inheritan!e ,karena 2asien Bell4s palsy biasanya datang dengan paralisis wajah

    unilateral yang terjadi se!ara tiba-tiba. 3emuan klinis yang sering termasuk alis

    mata turun, dahi tidak berkerut, tidak mampu menutup mata,dan bila diusahakan

    tampak bola mata berputar ke atas (BellIs phenomen), sudut nasolabial tidak 

    tampak, dan mulut tertarik ke sisi yang sehat. Aejala lainnya adalah berkurangnya

    air mata, hiperakusis, dan atau berkurangnya sensasi penge!apan pada dua pertiga

    depan lidah. Beberapa literatur juga menyebutkan tentang nyeri sebagai gejala

    tambahan yang sering dijumpai pada pasien Bel4s palsy.

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    17/32

     bersamaan dengan paralisis wajah (beberapa hari atau minggu) atau terjadi

    sebelum onset paralisis

    *. A-aka+ terda-at +&(&ngan antara n$eri ke-ala 0 -&sing dan demam

    $ang -ara+ saat melak&kan am-ing dengan kel&m-&+an a'a+ $ang

    diderita -asien /

    da.  Bell’s palsy adalah sebuah kelainan dan gangguan neurogi pada nervus

    cranialis = (saraf fa!ialis) didaerah tulang temporal yang menyebabkan

    kelemahan atau paralisis otot wajah disekitar foramen stylomastoideus.2enyebabnya tidak diketahui iskemia vaskuler, penyakit virus ( Herpes simplex,

     Herpes zoster), penyakit autoimun, atau kombinasi semua fa!tor ini (melter dan

    Bare,++).

     Prevelensi bell’s palsy di ndonesia, se!ara pasti sulit ditentukan. Data yang

    dikumpulkan dari empat rumah sakt di ndonesia didapatkan frekuensi  Bell’s

     palsy sebesar #$, dari seluruh kasus neuropati danterbanyak pada usia #-+

    tahun. 2eluang untuk terjadinya pada wanita dan pria sama. 3idak didapati

     perbedaan insiden antara iklim panas maupun dingin, tetapi pada beberapa

     penderita didapatkan adanya riwayat terkena udara dingin atau angin berlebihan.

    Dalam kasus ini, pasien diduga mengalami hemifa!ial bell4s palsy akibat

    infeksi virus. Dalam kaitannya dengan infeksi virus, yang se!ara langsung

    merusak fungsi saraf melalui mekanisme inflamasi, yang kemungkinan terjadi

     pada seluruh perjalanan saraf dan bukan oleh kompresi pada kanal tulang

    (Kanerva ++%). =irus yang dianggap paling banyak bertanggungjawab adalah

    5erpes imple6 =irus (5=), yang terjadi karena proses reaktivasi dari 5=

     (khususnya tipe #).

    Kaitan kelumpuhan pada wajah pasien , pusing, demam serta nyeri

    kemungkinan merupakan gejala dari infeksi virus. Demam adalah respon normal

    tubuh terhadap adanya infeksi. nfeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme

    kedalam tubuh. ?ikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri, parasit,

    17

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    18/32

    maupun jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi virus. Demam terjadi

    ebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel-

    sel Kupffer mengeluarkan suatu at kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen

    F-#(interleukin #), 3

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    19/32

    terhadap rangsangan pirogenik dimana teraktivasinya pirogen pirogen endogen

    F-#3

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    20/32

    4. enga-a -ada -emeriksaan klinis diatas (erkaitan dengan n$eri

    moderate di sekitar telinga kiri/

    araf fasialis merupakan saraf !ampuran yang terdiri dari akar saraf, yaitu

    akar motorik (lebih besar dan lebih medial) dan intermedius (lebih ke!il dan lebih

    lateral)(gambar #). kar motorik berasal dari nukleus fasialis dan berfungsi

    membawa serabut-

    serabut motorik ke otot-

    otot ekspresi wajah.

    araf intermedius yang

     berasal dari nukleus

    salivatorius anterior,

    membawa serabut-

    serabut parasimpatis ke

    kelenjar lakrimal,

    submandibular, dan

    sublingual. araf  

    intermedius juga

    membawa serabut- serabut aferen untuk penge!apan pada dua pertiga depan lidah

    20

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    21/32

    dan aferen somatik dari kanalis auditori eksterna dan pinna (gambar ) .Kedua

    akar saraf ini mun!ul dari pontomedullary jun!tion dan berjalan se!ara lateral

    melalui !erebellopontine angle bersama dengan saraf vestibulo!o!hlearis menuju

    meatus akustikus internus, yang memiliki panjang # !entimeter (!m), dibungkus

    dalam periosteum dan perineurium

    elanjutnya saraf memasuki kanalis fasialis. Kanalis fasialis (fallopi)

    memiliki panjang sekitar ** milimeter (mm), dan terdiri dari * segmen yang

     berurutan> labirin, timpani dan mastoid. egmen labirin terletak antara vestibula

    dan !o!hlea dan mengandung ganglion genikulatum. Karena kanal paling sempit

     berada di segmen labirin ini (rata- rata diameter +,&% mm), maka setiap terjadi

     pembengkakan saraf, paling sering menyebabkan kompresi di daerah ini. 2ada

    ganglion genikulatum, mun!ul !abang yang terbesar dengan jumlahnya yang

    sedikit yaitu saraf petrosal. araf petrosal meninggalkan ganglion genikulatum,

    memasuki fossa !ranial media se!ara ekstradural, dan masuk kedalam foramen

    21

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    22/32

    la!erum dan berjalan menuju ganglion pterigopalatina. araf ini mendukung

    kelenjar lakrimal dan palatina (gambar *) .erabut saraf lainnya berjalan turun

    se!ara posterior di sepanjang dinding medial dari kavum timpani (telinga tengah),

    dan memberikan per!abangannya ke mus!ulus stapedius (melekat pada stapes).

    Febih ke arah distal, terdapat per!abangan lainnya yaitu saraf korda timpani, yang

    terletak & mm diatas foramen stylomastoideus. araf korda timpani merupakan

    !abang yang paling besar dari saraf fasialis, berjalan melewati membran timpani,

    terpisah dari kavum telinga tengah hanya oleh suatu membran mukosa. araf 

    tersebut kemudian berjalan ke anterior untuk bergabung dengan saraf lingualis

    dan didistribusikan ke dua pertiga anterior lidah.

    22

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    23/32

    Korda timpani mengandung serabut- serabut sekretomotorik ke kelenjar 

    sublingual dan ubmandibularis, dan serabut aferen viseral untuk penge!apan,

    Badan sel dari neuron gustatori unipolar terletak didalam ganglion genikulatum,

    dan berjalan malalui saraf intermedius ke traktus solitaries

    23

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    24/32

    etelah keluar dari foramen stylomastoideus, saraf fasialis membentuk 

    !abang ke!il ke auri!ular posterior (mempersarafi m.o!!ipitalis dan m.

    stylohoideus dan sensasi kutaneus pada kulit dari meatus auditori eksterna) dan ke

    anterolateral menuju ke kelenjar parotid. Di kelenjar parotid, saraf fasialis

    kemudian ber!abang menjadi kelompok (pes anserinus) yaitu temporal,

    ygomati!us, bu!!al, marginal mandibular dan !ervi!al. Kelima kelompok saraf 

    ini terdapat pada bagian superior dari kelenjar parotid, dan mempersarafi dot- otot

    ekspresi wajah, diantaranya m. orbi!ularis o!uli, orbi!ularis oris, m. bu!!inators

    dan m. 2latysma

    5. enga-a -asien di diagnosa se(agai Hemifaial Bell6s -als$ /

    24

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    25/32

    Dalam mendiagnosis Bell4s palsy, anamnesis dan dan pemeriksaan fisik yang

    tepat merupakan kun!i yang digunakan . namnesis yang lengkap mengenai

    onset, durasi, dan perjalanan penyakit, ada tidaknya nyeri, dan gejala lain yang

    menyertai penting ditanyakan untuk membedakannya dengan penyakit lain yang

    menyerupai (Aarg dkk, +#).

    Entuk dapat menegakkan diagnosis Bell4s palsy, terdapat kategori diagnosis

    sebagai berikut >

    #. ?enurut 3averner (#$% )>

    . 2aralisis dari semua kelompok otot ekspresi wajah pada satu sisiwajah

    B. 8nset yang tiba- tiba

    7. 3idak adanya tanda- tanda penyakit susunan saraf pusat (2)

    D. 3idak adanya tanda penyakit telinga dan penyakit cerebellopontine

    angle (?usani dkk, ++$; ?ay +++).

    . ?enurut 0onthal dkk (+#)>

    . 3erdapat suatu keterlibatan saraf fasialis yang difus yang

    digambarkan dengan paralisis dari otot- otot wajah, dengan atau

    tanpa kehilangan penge!apan pada dua pertiga anterior lidah atau

    sekresi yang berubah dari kelenjar saliva dan lakrimal.

    B. 8nset akut, terjadi dalam # atau hari, perjalanan penyakit

     progresif, men!apai kelumpuhan klins: paralisis maksimal dalam

    * minggu atau kurang dari hari pertama kelemahan terlihat; dan

     penyembuhan yang dijumpai dalam & bulan.

    Dari keterangan diatas dapat dikatakan pasien mengalami 5emifa!ial Bell4s

     palsy dengan adanya kesesuaian antara hasil pemeriksaan klinis serta anamnesis

    dengan kategori diagnosis.

    25

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    26/32

    7. A-aka+ -en$e(a( +emifaial Bell6s Pals$ dan (agaimana -er'alanan

    -en$akitn$a/

    @38F8A

    2enyebab adalah kelumpuhan n. fasialis perifer. Emumnya dapat dikelompokkan

    sebagai berikut>

    . diopatik 

    ampai sekarang belum diketahui se!ara pasti penyebabnya yang disebut

     bell4s palsy. Gaktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan Bell4s 2alsy antara

    lain > sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di

    lantai, hipertensi, stres, hiperkolesterolemi, diabetes mellitus, penyakit vaskuler,

    gangguan imunologik dan faktor geneti!.

    B. Kongenital

    #. anomali kongenital (sindroma ?oebius)

    . trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial .dll.)

    7. Didapat

    #. 3rauma 2enyakit tulang tengkorak (osteomielitis)

    . 2roses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll)

    *. 2roses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoideus)

    /. nfeksi tempat lain (otitis media, herpes oster dll)

    . indroma paralisis n. fasialis familial2atogenesis>

    238G8F8A

    2ara ahli menyebutkan bahwa pada Bell4s palsy terjadi proses inflamasi

    akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, di sekitar foramen

    stilomastoideus. Bell4s palsy hampir selalu terjadi se!ara unilateral.

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    27/32

    demikian dalam jarak waktu satu minggu atau lebih dapat terjadi paralysis

     bilateral. 2enyakit ini dapat berulang atau kambuh. 2atofisiologinya belum jelas,

    tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus

    fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi

    kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal.

    2erjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis

    fasialis yang mempunyai bentuk seperti !orong yang menyempit pada pintu keluar 

    sebagai foramen mental. Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya

    inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari

    konduksi. mpuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat

    gangguan di lintasan supranuklear dan infranuklear. Fesi supranuklear bisa

    terletak di daerah wajah korteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar 

    ataupun di lintasan asosiasi yang berhubungan dengan daerah somatotropik wajah

    di korteks motorik primer. Karena adanya suatu proses yang dikenal awam

    sebagai masuk anginC atau dalam bahasa inggris !oldC. 2aparan udara dingin

    seperti angin ken!ang, 7, atau mengemudi dengan ka!a jendela yang terbuka

    diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell4s palsy. Karena itu nervus

    fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan

    menimbulkan kelumpuhan fasialis F?

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    28/32

    lumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra tidak dapat ditutup dan pada

    usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. udut

    mulut tidak bisa diangkat. Bibir tidak bisa di!u!ukan dan platisma tidak bisa

    digerakkan. Karena lagophtalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan se!ara

    wajar sehingga tertimbun disitu.

    28

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    29/32

    BAB I8

    KESIPULAN

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien

    mengalami 5emifa!ial Bell4s palsy dengan adanya kesesuaian antara hasil

     pemeriksaan klinis serta anamnesis dengan kategori diagnosis. Dimana pada

     pemeriksaan klinis terlihat pergerakan yang terbatas pada bibir superior dan

    inferior, palpebra superior kiri serta regio alis kiri disertai nyeri kepala , pusing

    dan demam yang parah dengan kelumpuhan wajah. Kelainan ini diduga

    disebabkan oleh infeksi virus yang se!ara langsung merusak fungsi saraf melalui

    mekanisme inflamasi, yang kemungkinan terjadi pada seluruh perjalanan saraf.

    29

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    30/32

    DA%TA9 PUSTAKA

    #. 6elsson, ., Berg, 3., "onsson, F., @ngstrom, ?., Kanerva, ?.,

    2itkaranta, ., tjernLuist-Desainik, . +##. 2rednisolone in Bell4s palsy

    related to treatment start and age. 8tologyM #/#-&.

    . 7larke, 7., Femon, 0. ++$.

    7larke,7., 5oward, 0., 0ossor, ?., horvon, ., eds. a Nueen

    Luare te6tbook. Bal!kwell 2ublishing Ftd.

    *. Djamil H, Basjiruddin.  Paralisis Bell !alam" Harsono, e# $apita

     selekta neurologi; Hogyakarta> Aadjah ?ada Eniversity 2ress.++$. hal$'-*++

    /. Aarg, K.

    etiology, 7lassifi!ation, Diffrential Diagnosis and 3reatment

    7onsideration> 0eview. vailable from>

    www.journalofdentofa!ials!ien!es.!om

    . rga, ++$,  Bell’s Palsy, http>::www.irwanashari.!om:&+:bells- palsy.htmlC, (diakses tanggal ' "anuari +#&)

    &. Kanerva, ?. ++%. 2eripheral Ga!ial 2alsy> Arading, @tiology, and

    ?elkerson- 0osenthal yndrome. 8tolaryngology-5ead and

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    31/32

    Berkelanjutan (2KB). Eniversitas 2elita 5arapan,3angerang.

    Departemen araf 0umah akit "akarta ?edi!al 7enter. "akarta.

    %. ?ardjono ?, idharta P #$%#.   2athogenesis,

    7lini!al Geatures, and Diagnosis in dults. vailable from> www.uptodate-

    !om

    #/. 0opper, llan 5. 0obert 5 Brown. ++. dams and =i!tor4s 2rin!iples

    of 3he ?!Araw-5ill

    7ompanies )

    #. melter, uanne 7. dan Bare, Brenda A, ++,  Buku %&ar 

     $epera'atan(e#ikal Be#a Brunner #an *u##art (@d.%, =ol. #,), lih

     bahasa oleh gung 9aluyoO(dkk), @A7, "akarta.

    #&. *unaryo, + +#. Bell4s 2alsy. eptember +#*.

    http>::fkuwks+#!.files.wordpress.!om:+#*:+&:pakar-bells-palsy.pdf 

    31

    http://www.uptodate-com/http://www.uptodate-com/http://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2013/06/pakar-bells-palsy.pdfhttp://www.uptodate-com/http://www.uptodate-com/http://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2013/06/pakar-bells-palsy.pdf

  • 8/17/2019 Makalah Bp Fix

    32/32

    #'. http>::www.springerimages.!om:mages:?edi!inend2ubli!5ealth:#-

    #+.#++'Ps++/+-++%-+&/&-/-*)

    #%. http>::www.utmb.edu:otoref:grnds:Bells-palsy-+#-#+:fa!ial-paral-+#-#+.do!6)

    http://www.springerimages.com/Images/MedicineAndPublicHealth/1-10.1007_s00405-008-0646-4-3http://www.springerimages.com/Images/MedicineAndPublicHealth/1-10.1007_s00405-008-0646-4-3http://www.utmb.edu/otoref/grnds/Bells-palsy-2012-10/facial-paral-2012-10.docxhttp://www.utmb.edu/otoref/grnds/Bells-palsy-2012-10/facial-paral-2012-10.docxhttp://www.springerimages.com/Images/MedicineAndPublicHealth/1-10.1007_s00405-008-0646-4-3http://www.springerimages.com/Images/MedicineAndPublicHealth/1-10.1007_s00405-008-0646-4-3http://www.utmb.edu/otoref/grnds/Bells-palsy-2012-10/facial-paral-2012-10.docxhttp://www.utmb.edu/otoref/grnds/Bells-palsy-2012-10/facial-paral-2012-10.docx