1 INTERNAL AUDIT AND THE BOARD AUDIT COMMITTEE A. PENDAHULUAN Krisis ekonomi di Indonesia yang dipicu oleh krisis nilai tukar rupiah mempengaruhi banyak perusahaan besar.Dampak krisis yang berat menimbulkan kesadaran bagi pentingnya pengelolaan perusahaan secara baik.Pengalaman yang mahal ini dapat mendorong timbunya usaha untuk menerapkan good corporate governance dalam pengelolaan perusahaan bisnis. Isu mengenai corporate governance timbul karena perkembangan bentuk perseroan terutama karena perseroan tersebut go publik, sehingga pemilik perusahaan pada umumnya tidak lagi menjadi pengelola atau manajemen perusahaan. Dalam keadaan seperti ini timbul permasalahn keagenan Teori Agency ini banyak digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua pihak : “Principal (majikan) dan Agent (agen)”. Dalam konteks ini maka system pengawasan juga bisa dikaji melalui hubungan antara si Pengawas dan pihak yang diawasi.Pihak yang mengawasi bisa manajemen, komisaris, atasan, atau mereka yang memiliki kekuasaan dan mendelegasikan kepada bawahannya. Dalam hubungan ini biasanya pihak yang memberi wewenang (principal) tidak sepenuhnya meyakini(memberikan trust) kepada pihak yang diberi wewenang (agent) oleh karena itu ada Agency Cost. Ada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
INTERNAL AUDIT AND THE BOARD AUDIT COMMITTEE
A. PENDAHULUAN
Krisis ekonomi di Indonesia yang dipicu oleh krisis nilai tukar rupiah mempengaruhi banyak
perusahaan besar.Dampak krisis yang berat menimbulkan kesadaran bagi pentingnya
pengelolaan perusahaan secara baik.Pengalaman yang mahal ini dapat mendorong timbunya
usaha untuk menerapkan good corporate governance dalam pengelolaan perusahaan bisnis.
Isu mengenai corporate governance timbul karena perkembangan bentuk perseroan terutama
karena perseroan tersebut go publik, sehingga pemilik perusahaan pada umumnya tidak lagi
menjadi pengelola atau manajemen perusahaan. Dalam keadaan seperti ini timbul permasalahn
keagenan
Teori Agency ini banyak digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua pihak : “Principal
(majikan) dan Agent (agen)”. Dalam konteks ini maka system pengawasan juga bisa dikaji
melalui hubungan antara si Pengawas dan pihak yang diawasi.Pihak yang mengawasi bisa
manajemen, komisaris, atasan, atau mereka yang memiliki kekuasaan dan mendelegasikan
kepada bawahannya.
Dalam hubungan ini biasanya pihak yang memberi wewenang (principal) tidak sepenuhnya
meyakini(memberikan trust) kepada pihak yang diberi wewenang (agent) oleh karena itu ada
Agency Cost. Ada biaya yang harus dikeluarkan untuk melihat tindak tanduk dari si agent sesuai
dengan keinginan “principal”. Semakin tinggi “trust” kepada “agent” tentu semakin simple dan
semakin rendah biaya pengawasan.
Hubungan Principal Agent ini dapat digunakan untuk mengkaji dan mendesain Sistem
Pengawasan .Ketat atau longgarnya sistem pengawasan sangat tergantung pada tingkat
keyakinan si Principal kepada siagent.Kalau si agent ini dipercaya maka biasanya system
pengawasan pun relatif lebih longgar. Demikian sebaliknya, jika Principal kurang percaya
kepada si agent, maka system pengawasan lebih ketat sehingga agency cost lebih tinggi.
2
Corporate governance dapat diartikan sebagai mekanisme pengelolaan perusahaan untuk
memastikan bahwa tindakan manajemen akan selalu diarahkan pada peningkatan nilai
perusahaan. Secara umum, prinsip-prinsip good corporate governance adalah:
1. Fairness. Yaitu prinsip yang mengharuskan perlakuan yang sama antara pemegang
saham mayoritas dan minoritas.
2. Responsibility.Yaitu prinsip yang mengatur tanggung jawab manajemen yang terdiri dari
dewan direksi dan dewan komisaris.
3. Accountability.Yaitu prinsip yang mengatur perbaikan system pengendalian dengan
memfungsikan unit-unit pengawasan seperti Satuan Pengawas Internal (SPI), komisaris,
dan komite-komite pendukung komisaris, seperti misalnya Komite Audit.
4. Tranparency.Yaitu prinsip yang mengatur peningkatan keterbukaan informasi keuangan
dan kinerja.Laporan tahunan selaian mengungkapkan informasi keuangan, juga
mengungkapkan informasi diskusi dan analisa manajemen.
Untuk dapat mewujudkan penerapan good corporate governance secara optimal, diperlukan
beberapa perangkat funsi atau kelembagaan yang dapat mendukung. Perangkat dan funsi/
kelembagaan tersebut antara lain adalah Komite Audit, Komisaris Independent, dan Corporate
Secretary. Dalam tulisan ini, pembahasan lebih lanjut mengenai perangkat pendukung tersebut
akan ditekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan peranan Komite Audit.
B. KOMITE AUDIT
Dengan memperhatikan pembentukan serta tugas dan fungsinya, maka Komite Audit dapat
didefinisikan sebagai komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris Perusahaan untuk membantu
Dewan Komisaris Perusahaan melakukan pemeriksaan atau penelitian yang diangap perlu
terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolan perusahaan serta
melaksnakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan melalui pengawasan
terhadap proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen dan auditor independent.
Sejalan dengan pengertian Komite Audit sebagaimana tersebut diatas, pembentukan Komite
Audit pada dasarnya dimaksugkan untuk membantu fungsi Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan kepada direksi. Hal ini ditegaskan lebih lanjut dalam pasal 7 Undang-Undang
3
Republik Indonesia No 1 tahun 1995 tentang perseroan Terbatas yang mengatur bahwa komisaris
bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan
nasihat kepada direksi. Dengan memperhatikan pentingnya keberadaan Komite Audit, adalah
suatu perkembangan yang menggembirakan apabila semakin banyak pihak menyadari kebutuhan
atas fungsi tersebut. Oleh karena itu banyak lembaga yang sudah mengatur secara detail tentang
keberadaan Komite Audit termasuk tugas dan fungsinya. Dalam uraian berikut ini disampaikan
beberapa ketentuan lebih lanjut yang mengatur tentang Komite Audit yang dikeluarkan oleh
lembaga yang menaruh harapan atas fungsi komite audit, yaitu seperti Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance.
Charter (Piagam) Komite Audit
Piagam Komite Audit merupakan dokumen tertulis yang dapat digunakan sebagai term of
reference. Piagam ini menunjukkan tujuan dan tanggungjawab Komite yang meliputi:
Tujuan atau misi
Organisasi: jumlah anggota, kualifikasi anggota, masa jabatan, frekuensi dan waktu
pertemuan.
Tugas dan tanggungjawab
Piagam audit perlu direview secara periodic, biasanya minimum setahun sekali agar dapat
disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. Dengan demikian, diharapkan piagam ini dapat
selalu menjadi term of reference mengenai Komite Audit.
Keanggotaan Komite Audit.
Sesuai dengan Surat Edaran Bapepam Nomor: SE-03/PM/2000 diatur mengenai keanggotaan
Komite Audit sebagai berikut:
Anggota Komite Audit diangkat dan diberentikan oleh dewan komisaris.Masa tugasnya
tidak dapat melebihi masa tugas komisaris.
4
Komite Audit minimum beranggotakan tiga orang, termasuk minimum satu komisaris
independen yang bertindak sebagai ketua Komite Audit.
Anggota Komite Audit harus independen, yaitu tidak mempunyai hubungan usaha
maupun hubungan afiliasi dengan perusahaan, Direktur, Komisaris atau Pemegang
Saham Utama.
Anggota Komite Audit harus memiliki intergritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan
dan pengalaman yang memedai dalam bidang tugasnya, serta mampu berkomunikasi
dengan baik, menurut Bapepam, salah seorang anggota harus memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi dan keuangan.
Anggota Komite Audit harus memiliki komitmen yang tinggi yang ditunjukan dengan
menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.Di Amerika Serikat bursa
sahamnya (NYSE, NASDAQ), dan ASE) juga mengharuskan anggota komite audit
financially literature, Artinya memiliki pengetahuan yang cukup dibidang keuangan.
Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya tiga bulan sekali dengan
ketentuan kuorum yang diatur dalam charternya. Berbagai rapat Komite Audit yang dapat
dilakukan meliputi rapat internal Komite Audit, rapat dengan internal auditor dan
external auditor, dan rapat dengan dewan komisaris maupun dengan dewan direksi. Agar
agenda rapat dapat berjalan lancar efisien, bahan rapat seharusnya sudah disampaikan
kepada peserta sebelumnya.
C. PERANAN KOMITE AUDIT
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa peran pengawasan sekaligus akuntabilitas dewan
komisaris perusahaan khususnya di Indonesia pada umumnya masih kurang memadai.
Keanggotaan dewan komisaris yang selama ini dipilih lebih berdasarkan kedudukan dan
keakraban menyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak dapat berjalan
sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan banyak direksi perusahaan menjalankan kegiatan
operasional usahanya secara ekspansif tanpa mempertimbangkan resiko yang mungkin timbul
dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Fungsi audit internal dan auditor
eksternal belum berjalan optimal mengingat secara structural, auditor tersebut berada dalam
5
posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Padahal independensi merupakan suatu
sikap mental yang harusnya ada dalam setiap auditor.
Pada masa sebelum krisis, banyak perusahaan memperoleh pembiayaan asing yang murah dalam
jangka pendek tanpa melakukan lindung nilai. Perolehan pembiayaan asing dalam jangka pendek
tersebut dibarengi dengan mismatch dalam penggunaannya. Perusahaan juga banyak melakukan
transaksi pihak hubungan istemewa tanpa pengungkapan yang memadai. Kemudian perusahaan
juga ditengarai kerap melakukan rekayasa pendapatan (managed earning) dengan cara
mendistorsi kegiatan operasional perusahaan yang sebenarnya guna memenuhi target proyeksi
perusahaan. Beberapa contoh pengelolaan perusahaan tersebut sekaligus mengungkapkan adanya
indikasi penyimpangan akuntansi atau lazim dikenal dengan accounting irregularities.Untuk itu,
sudah saatnya akuntabilitas dewan komisaris perlu ditingkatkan dengan memebentuk Komite
Audit.
Komite audit menurut Pedoman Good Corporate Governance antara lain bertugas untuk:
a) Mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal yang memadai;
b) Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan;
c) Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan external audit, ketepatan biaya external audit serta
kemandirian dan obyektivitas external auditor;
d) Mempersiapkan surat (yang ditandatangani oleh ketua Komite Audit) yang menguraikan
tugas dan tanggung jawab Komite Audit selama tahun buku yang sedang diperiksa oleh
external auditor, surat tersebut harus disertakan dalam laporan tahunan yang
disampingkan kepada pemegang saham.
Pengawasan Internal
Struktur pengawasan internal merupakan suatu rangka kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan finansial dan nonfinancial
organisasi itu tercapai. Struktur pengawasan internal yang memadai menyediakan :
Informasi yang dapat dipercaya
6
Kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan
Pengamanan asset
Pemanfaatkan sumberdaya secara ekonomis dan efisien
Pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Tanggung jawab Komite Audit adalah memastikan bahwa pengawasan internal dalam
perusahaan itu berjalan dengan baik.Tanggungjawab ini dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan
laporan maupun diskusi dengan manajemen, internal auditors, dan external auditors. Keterlibatan
aktif Komite Audit dalam mengevaluasi pelaksanaan saran perbaikan pengawasan internal oleh
manajemen akan dapat mendorong timbulnya lingkungan pengawasan yang baik.
Pelaporan Keuangan
Tugas Komite Audit dibidang pelaporan keuangan meliputi laporan interm dan laporan
tahunan.Laporan keuangan interm, tiga bulanan, atau enam bulanan yang diaudit ataupun tidak,
perlu direview sebelum dipublikasikan. Komite Audit melakukan berbagai hal untuk memastikan
bahwa tidak ada informasi yang menyesatkan yang akan dipublikasikan. Kegiatan yang
dilakukan meliputi:
Review terhadap pengawasan yang ada untuk memastikan informasi dapat dipercaya
Berkomunikasi dengan manajemen, internal dan external auditor mengenai berbagai hal
termasuk kejadian yang tidak biasa, perubahan-perubahan taksiran dan pelaporan.
Meneliti selisih anggaran yang material untuk memastikan kelayakan informasi.
Mempelajari standar akuntansi atau peraturan baru yang mungkin mempengaruhi laporan
keuangan.
Mereview management letter dan laporan internal audit untuk memastikan bila ada
masalah yang belum diselesaikan.
Mereview kelengkapan laporan tahunan, terutama untuk mencegah kurangnya
pengungkapan wajib.
Mereview hasil audit external auditors.
7
External Auditors
Dalam hubungannya dengan external auditor, tugas utama Komite Audit adalah memilih akuntan
publik yang akan mengaudit laporan keuangan perusahaan. Hasil pemilihan ini akan diusulkan
ke Dewan Komisaris untuk mendapatkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam
memilih akuntan publik. Komite Audit (dapat dibantu oleh SPI atau karyawan perusahaan
mengambil langkah-langkah:
Pengumuman terbuka
Evaluasi pendekatan dan lingkup audit yang diusulkan dalam surat penawaran
Menentukan independent akuntan public
Memilih akuntan publik yang memenuhi yang telah ditentukan, termasuk biaya audit.
Pada saat audit dilakukan oleh ekternal. Komite audit mengadakan pertemuan terjadwal atau
tidak terjadwal dengan external auditor untuk memastikan pendekatan yang digunakan kemudian
mendiskusikan temuan-temuan, dan menilai independensi external auditor.
Surat Komite Audit Dalam Laporan Keuangan.
Komite Audit membuat surat yang ditandatangani oleh ketua Komite audit dan disertakan dalam
laporan tahunan yang disampaikan kepada pemegang saham. Surat itu berisi tugas dan tanggung
jawab Komite Audit tentang kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan remunerasi direksi dan
komisaris, Surat itu juga memuat pendapat Komite Audit tentang hasil diskusinya dengan
manajemen dan external auditor mengenai kelayakan standar akuntansi, kebijakan manajemen,
dan kelayakan laporan tahunan. Dalam suratnya, Komite Audit juga menyatakan pelanggaran-
pelanggaran (kalau ada) yang dilakukan oleh manajemen terhadap pengawasan internal dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Komunikasi Dengan Manajemen, Internal Auditor, dan External Auditor
Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabanya harus selalu berinteraksi
dengan manajemen untuk memperoleh pemahaman yang cukup tentang berbagai masalah yang
8
dihadapi oleh perusahaan meliputi resiko bisnis, regulasi, perpajakan.Kebijakan investasi,
kebijakan pendanaan, kebijakan operasi, serta operasi anak perusahaan. Komunikasi seperti ini
diharapkan akan memperbaiki berbagai keputusan manajemen.
Interaksi dengan internal auditor meliputi berbagai hal termasuk internal audit charter, mereview
rencana kerja dan anggaran internal auditor, meriew hasil audit, dan meminta melaksanakan
audit tertentu, dan meminta pelaksanaan review quality assurance secara periodic.Kegiatan ini
dilakukan untuk menjamin bahwa fungsi internal auditor dapat berjalan dengan baik sehingga
berguna bagi mendukung tugas Komite Audit.
Komite audit bertanggung jawab untuk mendorong timbulnya suasana yang kondusif bagi
komunikasi dengan external auditor. Dalam kaitan ini, Komite Audit harus memperoleh
keyakinan bahwa external auditor dapat memelihara independensinya. Selama masa audit,
Komite Audit melakukan evaluasi terhadap perencanaan audit yang dibuat oleh external auditor,
mendiskusikan keadaan khusus yang ditemukan selama pekerjaan lapangan, dan pada saat
penyusunanan laporan audit untuk mendiskusikan masalah pendapat akuntan, perbedaan dengan
manajemen dan pemecahannya, perubahan standar akuntansi, taksiran, perubahan penilaian
risiko, dan juga kemungkinan adanya tuntutan hukum.
Pelatihan Dan Kinerja Komite Audit
Komite Audit perlu memelihara kualitas yang tinggi melalui orientasi bagi anggota baru dan
pelatihan periodic bagi anggota lama.Orientasi bagi anggota baru dilakukan untuk memberikan
pengetahuan yang menyeluruh tentang sistem pelaporan keuangan dan lingkungan pengawasan
internal. Bidang berikut ini perlu diberikan dalam masa orientasi kepada anggota baru
(Apostolou dan Jefford, 1990,31)
Ketentuan yang mengatur pelaporan
Kebijakan akuntansi penting
Contingencies dan tuntutan hokum
Kepatuahan terhadap code of conduct organisasi
Latar belakang dan kualifikasi manajemen puncak
9
Trend laba setiap kelompok produk
Perubahan kebijakan atau operasi yang ada atau yang direncanakan
Bidang-bidang yang memiliki audit yang tinggi
Kelemahan dalam struktur pengawasan internal.
Pelatihan bagi anggota lama Komite Audit dilakukan agar pengetahuan mereka selalu up ta date
sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Berbagai bidang pelatihan adalah:
Prosedur-prosedur operasional, termasuk risiko bisnis
Perkembangan akuntansi dan auditing
Teknologi Informasi
Perkembangan bisnis, industri dan regulasi.
Dengan pelatihan dibidang diatas dan bidang lain yang dianggap penting, diharapkan Komite
Audit mempunyai pengetahuan yang cukup yang berguna dalam interaksi dengan manajemen
dan auditor.
Kinerja setiap anggota Komite dan keseluruhan Komite Audit perlu dievaluasi secara periodic
untuk meentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu.Kinerja individual diukur dari beberapa
hal termasuk kemampuan memahami pengetahuan yang perlu, pemahaman dan tanggung jawab
pelaksanaan tugasnya dan kesediaan menyisihkan waktu dan menghadiri pertemuan.Kinerja
Komite Audit secara keseluruhan dinilai oleh Dewan Komisaris, meliputi pencapaian tujuan
kegiatan yang direncanakan dan juga biaya pelaksanaan kegiatan.
Pakar Keuangan Komite Audit dan Audit Internal
Banyak kritik komite audit setelah jatuhnya Enron dikarenakann bahwa banyak dewan anggota
yang menjadi komite audit tidak datang dalam memahami isu-isu keuangan dan pengendalian
internal . Orang-orang yang dipilih untuk menjadi komite audit dikarena hanya berdasarkan latar
belakang bisnis atau profesional, tetapi mereka sering tidak mengerti masalah pengendalian
keuangan dan internal yang kompleks . SOA sekarang mengharuskan bahwa setidaknya salah
satu direktur independen komite audit menjadi seorang "pakar keuangan" dengan beberapa
persyaratan cukup spesifik untuk peran itu , seperti diuraikan dalam Bab 3 gambaran SOA
10
sebelumnya. Anggota dewan pakar keuangan bisa membantu komite audit atau audit internal,
dan mungkin sangat baik untuk memulai memperkenalkan atau memperkenalkan kembali CAE
kepada audit internal atau komite audit board.
SOA telah memberikan banyak perubahan pada tata kelola perusahaan , dewan direksi , dan
tentu saja komite audit . Dalam banyak situasi , CAE dan audit internal dapat menjadi keunikan
tersendiri dalam tata kelola perusahaan berkelanjutan, dan audit internal dapat membantu komite
audit dalam era baru ini melalui tiga langkah pendekatan :
1. Melalui laporan dan presentasi , audit internal memberikan ringkasan terperinci atas
proses audit internal untuk penilaian risiko , perencanaan dan pelaksanaan hasil audit ,
dan melaporkan hasil melalui laporan audit saat ini.
2. Bekerja dengan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya , rencana masa kini/saat
ini untuk komite audit dalam membantu menunjukkan etika dan program whistleblower
SOA. (Bab 9)
3. Mengembangkan rencana terperinci untuk meninjau dan menilai pengendalian internal
dalam organisasi . Sebuah komponen kunci dari SOA bagian 404 , persyaratan penilaian
pengendalian internal, (Bab 6)
Langkah pertama adalah bahwa audit internal harus menjelaskan proses dan prosedur untuk
komite audit , dewan secara keseluruhan, dan manajemen atasan dengan penekanan pada
persyaratan audit internal SOA . Setelah presentasi dewan ini dikemukakan, presentasi ini harus
menjadi bagian dari proses perencanaan audit internal tahunan dengan perubahan yang sedang
berlangsung yang hendak dilaporkan. Namun, bahkan sebelum mengemukakan presentasi
tersebut, audit internal harus melakukan proses yang disebut pemeriksaan kesehatan (health
check) untuk menilai praktik audit internal saat ini . Proses ini mungkin nantinya akan
menunjukkan masalah apa aja yang hendak diperbaiki.