Top Banner
BAB I LAPORAN KASUS I.1 IDENTITAS PENDERITA Nama : An. M. Fitra Raditia Umur : 10 bulan Jenis kelamin : Laki – laki Status : anak pertama Alamat : Ds. Sumberagung RT 34/ RW 6 Kec. Plosorejo Dander Tanggal MRS : Jumat , 1 juli 2011 Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 1 juli 2011 I.2 KELUHAN UTAMA : Mencret I.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Mencret sejak 3 hari yang lalu mulai hari Rabu pagi, disertai perut kembung setelah mencret yang pertamakali. Mencret berlangsung setiap hari, ± 4 x / hari setiap kali mencret ± ¼ gelas. Mencret berupa air (masyur) warna kuning kehijauan, masih 1
38

Lapsus Diare Akut

Feb 08, 2016

Download

Documents

DwitaRiadini

DCA lapsus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Lapsus Diare Akut

BAB I

LAPORAN KASUS

I.1 IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. M. Fitra Raditia

Umur : 10 bulan

Jenis kelamin : Laki – laki

Status : anak pertama

Alamat : Ds. Sumberagung RT 34/ RW 6

Kec. Plosorejo Dander

Tanggal MRS : Jumat , 1 juli 2011

Tanggal Pemeriksaan : Jumat, 1 juli 2011

I.2 KELUHAN UTAMA : Mencret

I.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Mencret sejak 3 hari yang lalu mulai hari Rabu pagi, disertai perut

kembung setelah mencret yang pertamakali. Mencret berlangsung setiap

hari, ± 4 x / hari setiap kali mencret ± ¼ gelas. Mencret berupa air (masyur)

warna kuning kehijauan, masih didapatkan ampas berwarna kuning, tidak

disertai lendir, darah maupun bau amis. Terakhir mencret saat MRS hari

jumat pukul 13.00.

Sebelumnya mencret didahului dengan muntah pada hari yang sama

(Rabu) dan berlangsung dalam satu hari sebanyak ± 3 x dengan jumlah satu

1

Page 2: Lapsus Diare Akut

kali muntah ± ¼ gelas. Muntah berupa sisa makanan, berwarna putih.

Sebelum muntah dan mencret pasien hanya diberi makan nasi lembek dan

sayur bayam. Mulai hari kamis sampai MRS, keluhan muntah sudah tidak

ada. Selain itu disertai juga demam yang terus menerus dalam satu hari dan

demam tidak pernah sampai menggigil.

Pasien sudah berobat ke bidan dan diberi 2 macam obat yaitu sirup

dan puyer obat penurun panas, tetapi nama obat tidak ingat. Setelah diberi

obat, demam turun tetapi mencret tidak berkurang. Selama sakit nafsu

makan mulai menurun dan sering minum banyak. Pasien hanya minum ASI

dan air putih. Buang air kecil normal warna kuning, jumlahnya sulit

dievaluasi karena memakai pampers.

I.4 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Batuk dan pilek 3 bulan yang lalu

I.5 RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien merupakan anak pertama, tinggal dalam satu rumah dengan

orang tua. Dalam keluarga maupun sekitar tempat tinggal tidak ada yang

mengalami sakit muntah maupun mencret.

I.6 RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien suka makan krupuk dan chiki – chiki.

I.7 RIWAYAT IMUNISASI

BCG , Hepatitis B , DPT

2

Page 3: Lapsus Diare Akut

I.8 RIWAYAT PERSALINAN

Lahir secara partum pervaginam spontan cukup bulan ditolong oleh

bidan, lahir langsung menangis, dengan BBL 2,7 kilogram.

I.9 PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum dan vital sign :

- Kesadaran : alert

- Kesan keadaan : lemah

- Kesan gisi : baik

- Nadi : 108 x / menit

- Suhu : 38 °C

- RR : 42 x / menit

b. Status Antropometri :

- Berat Badan : 8,2 kilogram

- Panjang Badan : 65 cm

- Lingkar kepala : 45 cm

- Lingkar Lengan Atas : 14 cm

- BB/U : 5 – 10 percentil

- PB/U : < 5 percentil

- BB/PB : + 1 SD

3

Page 4: Lapsus Diare Akut

c. Kepala dan leher :

- Kepala

Mata : isokor, tidak di jumpai anemis,ikterus, dijumpai mata

cowong

Hidung : tidak di jumpai sekret maupun pernafasan cuping hidung

Mulut : tidak di jumpai mulut kering maupun cyanosis

- Leher

Tidak dijumpai peningkatan tekanan vena jugularis

Tidak dijumpai pembesaran KGB

d. Thorax :

- Pulmo

Inspeksi : Bentuk rongga dada simetris, tidak tampak adanya

retraksi.

Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris.

Perkusi : Sonor pada semua lapang paru.

Auskultasi : Suara nafas bronkial, tidak terdapat suara tambahan

rhonki maupun wheezing.

- Cor

Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler

Suara tambahan Murmur (-), Gallop (-), maupun

Extrasystol (-)

4

Page 5: Lapsus Diare Akut

e. Abdomen

Inspeksi : Distended ( - )

Perkusi : Meteorismus ( - )

Palpasi : Turgor kulit normal

Hepar dan lien tidak teraba

Ginjal tidak teraba

Darm contour ( - )

Auskultasi : Bising Usus meningkat

f. Ekstremitas : Akral hangat , CRT < 2 dtk, oedem (-)

I.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Nilai rujukan Kesimpulan

Darah lengkap

HGB

MCV

MCH

MCHC

HCT

11,3 g / dl

79,7 fl

26,0 pg

32,0 g / dl

33,0 %

L:13 - 18 g/dl

P:11,5-16,5 g/dl

82,0 – 92,0

27,0 – 31,0

32,0 – 37,0

L : 40,0 – 50,0

P : 37,0 – 45,0

Normal

Normal

High

Normal

Low

5

Page 6: Lapsus Diare Akut

WBC

Eosinofil

Basofil

Neutrofil

Lymfosit

Monosit

PLT

Serum elektrolit

Natrium

Kalium

Klorida

10,22(103/μl)

8,1 (103/μl)

0,1 (103/μl)

20,8 (103/μl)

59,8 (103/μl)

11,2 (103/μl)

353(103/μl)

137 mEq / L

4,7 mEq / L

114 mEq / L

4,0–11,0 (103/μl)

0 – 3 (103/μl)

0 – 1 (103/μl)

50 – 70 (103/μl)

20 – 40 (103/μl)

2 – 8 (103/μl)

150 - 400(103/μl)

135 – 145 mEq / L

3,6 – 4,8 mEq / L

100 – 118 mEq / L

High

High

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

I.11 PROBLEM LIST :

- Mencret 3 hari, ± 4 x / hari

- Perut kembung

- Muntah 1 hari, ± 3x

- Demam

- Sering haus

- S : 38 °C

- mata cowong

- eosinofil : 8,1 (103/μl)

6

Page 7: Lapsus Diare Akut

I.12 ASSESMENT

Diare Akut dengan dehidrasi sedang

I.13 PENATALAKSANAAN

a. Planning diagnosa : DL, UL, FL, Serum elektrolit (Natrium, kalium,

klorida).

b. Planning terapi :

- Infus KA-EN 3A 120 cc / jam selama 5 jam, selanjutnya diganti infus

KA-EN 3A 800 cc / 24 jam.

- L-Bio 2 x 1 sachet

- Inter zink syrup 1 x cth 1

- Sanmol syrup 3 x cth 1

c. Diet : ASI dan diet TKTP

d. Edukasi :

- Menjaga kebersihan

- Bila anak bisa minum beri asi lebih sering dan lebih lama

- Tetap meneruskan pemberian makanan

- Beri buah segar seperti apel, pisang

7

Page 8: Lapsus Diare Akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 PENDAHULUAN

Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan

mortalitas pada anak di seluruh dunia, di Amerika Serikat 20-35 juta

kejadian diare terjadi setiap tahun, pada 16,5 juta anak sebelum usia 5 tahun

dan menyebabkan 3 – 5 juta kematian setiap tahunnya1. Dalam berbagai

hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2

dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia 2.

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak

yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang

dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit

dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan

keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina

propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan

malabsorpsi 3.

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan

menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering

menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) 4.

II.2 DEFINISI DIARE

Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat

kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), yang

menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari5.

8

Page 9: Lapsus Diare Akut

II.3 KLASIFIKASI DIARE

Berdasarkan waktu terjadinya diare dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air

saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau

lebih sering dari biasanya dalam 24 jam, dan berlangsung kurang dari 14

hari.

2) Diare persisten yaitu buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa

air saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali

atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam, dan berlangsung selama

14 hari atau lebih.

3) Diare disentri (infeksius)yaitu buang air besar lembek atau bahkan dapat

berupa air saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi

tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan disertai

adanya darah dalam tinja6.

II.4 ETIOLOGI DIARE AKUT

Selama 2 dekade, penelitian menunjukkan karakteristik dari diare

akut. Pada awal 1970 agen penyebab dapat diidentifikasi dalam 15-20%

episode diare. Sekarang, dengan semakin berkembangnya teknik diagnostik,

dapat ditemukan agen penyebab dalam 60-80%. Sebagian besar penyebab

infeksi diare adalah Rotavirus, disamping virus lainnya seperti Norwalk

Like Virus, Enteric Adenovirus, Astovirus, dan Calicivirus. Beberapa

patogen bakteri seperti Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter, dan

beberapa strain khusus E.Coli. Beberapa parasit yang sering menyebabkan

diare meliputi Giardia, Crytosporidium, dan Entamoeba Histolytica 7.

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama pada anak. Infeksi enteral meliputi :

9

Page 10: Lapsus Diare Akut

- Infeksi bakteri : Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, aeromonas dan

sebagainya.

- Infeksi Virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, astovirus dan

lain-lain.

- Infestasi parasit : Cacing (ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa

( E. Histolytica, Giardia lambia, Trichomonas

hominis), Jamur (Candida albicans).

b) Infeksi paraenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat

pencernaan seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis,

Bronkopnemonie, Enchepalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsopsi

a) Malabsobsi karbohidrat

b) Malabsobsi lemak

c) Malabsobsi protein

3. Faktor makanan seperti makanan basi, beracun, dan alergi terhadap

makanan.

4. Faktor Psikologis seperti rasa takut dan cemas, walaupun jarang

menimbulkan diare terutama pada anak besar 7,8.

II.5 PATOGENESIS DIARE AKUT

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus. Isi rongga usus

10

Page 11: Lapsus Diare Akut

yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare7. Proses ini paling sering menyebabkan diare,yang

terjadi akibat konsumsi bahan – bahan yang tidak dapat diserap. Pada

diare jenis ini kotoran akan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dapat

diserap, sifat diare biasanya tidak hebat, dan diare akan berkurang

dengan tidak mengkonsumsi bahan-bahan tersebut.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin) sel-sel pada dinding

usus akan merubah sistem transport menjadi aktif sekresi. Penyebab

paling sering adalah infeksi bakteri pada usus. Beberapa kondisi yang

memungkinkan adalah setelah bakteri berkembang dalam usus, bakteri

akan menginvasi sel-sel epitel, dan menghasilkan racun. Bakteri juga

dapat merangsang untuk dikeluarkannya zat-zat perantarauntuk

terjadinya peradangan pada usus. Kedua mekanisme tersebut pada

akhirnya akan menyebabkan sel menjadi aktif untuk mensekresi cairan ke

dalam lumen lumen usus. Gambaran diare sekresi yaitu diare yang hebat,

tidak berubah dengan puasa, tidak terdapat gangguan ion dalam kotoran

(menandakan bahwa nutrisi tetap di penyerapan dengan baik.

3. Gangguan Motilitas Usus

Adanya hiperperistaltik akan mengakibatkan kesempatan usus

untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula7.

II.6 PATOFISIOLOGI DIARE AKUT

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan

penyebab diare. Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus

sehingga mengurangi luas permukaan usus halus dan mempengaruhi

mekanisme enzimatik yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan

11

Page 12: Lapsus Diare Akut

normal vili enterocytes dari usus kecil dan perubahan dalam struktur dan

fungsi epitel. Perubahan ini menyebabkan malabsorbsi dan motilitas

abnormal dari usus selama infeksi rotavirus 9.

Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang

berbeda. Bakteri non invasive (vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan

dapat melekat pada usus, berkembang baik disitu, dan kemudian akan

mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian

bakteri akan masuk ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu

mengeluarkan cAMP yang akan merangsang sekresi cairan usus dan

menghambat absorpsi tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel. Tekanan

usus akan meningkat, dinding usus teregang, kemudian terjadilah diare 10.

Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive,

campylobacter) mengakibatkan ulserasi mukosa dan pembentukan abses

yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri dapat mempengaruhi

proses selular baik di dalam usus maupun di luar usus. Enterotoksin

Escherichia coli yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase,

sedangkan toksin yang tidak tahan panas mengaktifkan guanilat siklase.

E.coli enterohemoragik dan Shigella menghasilkan verotoksin yang

menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan sindrom hemolitik

uremik 10.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam dan basa (asidosis metabolik,

hipokalemia dan sebagainya).

2. Gangguan Gizi , hal ini disebabkan :

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan /

muntahnya akan bertambah hebat.

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan

susu yang encer ini diberikan terlalu lama.

12

Page 13: Lapsus Diare Akut

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsopsi

dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

3. Hipoglikemia, hal ini terjadi karena :

a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu.

b. Adanya gangguan absopsi glukosa (walaupun jarang).

Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun

sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala

hipoglikemi tersebut dapat berupa : lemas, apatis, peka rangsang,

tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi

gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik.Akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,

dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun

(soporokomatosa) dan bila tidak segera ditolong penderita dapat

meninggal 7.

II.7 GEJALA KLINIS DIARE AKUT

Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.

Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/ atau lendir, warna tinja

berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena

seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama makin

menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan

laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila

penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala

dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan

13

Page 14: Lapsus Diare Akut

turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering2,11.

Berikut dibawah ini terdapat penggolongan derajat dehidrasi yaitu 6:

Kategori Tanda dan Gejala

Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini :

- Letargi atau penurunan kesadaran

- Mata cowong

- Tidak bisa minum atau malas minum

- Cubitan perut kembali dengan sangat lambat

(≥ 2 detik)

Dehidrasi

Ringan/Sedang

Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini :

- Gelisah, rewel

- Mata Cowong

- Kehausan atau sangat haus, minum lahap

- Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk

mengelompokkan dalam dehidrasi ringan atau berat

II.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG DIARE AKUT

Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis

terutama diagnosis etiologi yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat

yang tepat pula. Pemeriksaan yang perlu dikerjakan :

1. Pemeriksaam tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis.

b. Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.

c. Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.

d. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet

clinitest, bila diduga terdapat intoleransi glukosa.

14

Page 15: Lapsus Diare Akut

2. Pemeriksaan darah

a. Darah lengkap.

b. pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan

keseimbangan asam – basa.

c. Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.

3. Pemeriksaan Elektrolit

Terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum

(terutama pada penderita yang disertai kejang).

4. Pemeriksaan intubasi duodenal

Untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif

dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik1,7

II.9 KOMPLIKASI DIARE AKUT

• Komplikasi Awal8 :

Gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa, intoleransi

klinik akut terhadap karbohidrat dan lemak .

• Komplikasi Lambat8 :

- Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea)

- Intoleransi klinik hidrat arang yang berkepanjangan.

- Diare persisten

15

Page 16: Lapsus Diare Akut

II.10 PENATALAKSANAAN DIARE AKUT

Dasar penatalaksaan diare menurut WHO yang dikenal dengan lima lintas

tatalaksana diare , yaitu sebagai berikut :

1. Rehidrasi

2. Dukungan nutrisi

3. Suplementasi Zinc

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi orang tua

Berdasarkan WHO lima lintas tatalaksana diare diberikan sesuai derajat

dehidrasi yang menyertai diare. Adapun rencana terapi sesuai derajat

dehidrasi sebahai berikut :

• Rencana Terapi A : Diare Tanpa Dehid rasi

Terapi dapat dilakukan di rumah dengan menerangkan 5 langkah terapi

diare di rumah, yaitu:

1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya

• Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama

• Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang

sebagai tambahan

• Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa

diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan

(kuah sayur, air tajin, air matang,dsb)

• Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan

dilanjutkan sedikit demi sedikit

- Umur <1 tahun diberi 50 – 100 ml setiap kali berak

- Umur >1 tahun diberi 100 – 200 ml setiap kali berak

• Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila :

16

Page 17: Lapsus Diare Akut

- Telah diobati dengan rencana terapi B atau C

- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare

memburuk

• Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.

2. Beri Obat Zinc

Beri obat zinc 10 hari berturut – turut walaupun diare sudah

berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah ayau dilarutkan

dalam air matang atau ASI.

• Anak < 6 bulan diberi 10 mg (½ tablet) per hari

• Anak > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari

3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi

- Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu

anak sehat

- Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

- Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa

hijau

- Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil

(setiap 3 - 4 jam)

- Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan

tambahan selama 2 minggu

4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi, misal : Disentri, kolera dll.

5. Nasihati ibu/pengasuh

Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :

- Buang air besar cair lebih sering

- Muntah terus menerus

- Rasa haus yang nyata

- Makan atau minum sangat sedikit

17

Page 18: Lapsus Diare Akut

- Timbul demam

- Tinja berdarah

- Tidak membaik dalam 3 hari

• Rencana Terapi B : Diare Dengan Dehidrasi Ringan atau Sedang

Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama di Sarana

Kesehatan

• Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel dibawah ini :

Umur sampai <4 bln 4–12 bln 12-24 bln 2-5 thn

Berat badan <6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg

Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-400

• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah

• Bujuk ibu untuk meneruskan ASI

• Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI berikan juga 100 –

200 ml air masak selama masa ini

• Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali

ASI dan oralit

• Beri obat Zink selama 10 hari berturut-turut

Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit :

• Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan

• Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas

• Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah

• Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan

air masak atau ASI

Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakkan telah hilang

18

ORALIT yang diberikan =

75 ml x Berat Badan Anak

Page 19: Lapsus Diare Akut

Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian,

kemudian pilih Rencana Terapi A, B, atau C untuk melanjutkan

terapi

• Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi

telah hiilang, anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur

• Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana

Terapi B

• Anak mulai diberi makanan, susu dari sari buah

• Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi

C

Bila ibu harus pulang sebelum selesai Rencana Terapi B

• Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di

rumah

• Berikan oralit oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

• Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

19

Page 20: Lapsus Diare Akut

• Rencana Terapi C : Diare Dengan Dehidrasi Berat disarana kesehatan

Ikuti Tanda Panah, jika jawaban “Ya”, lanjutkan ke kanan. Jika jawaban

“ Tidak” lanjutkan ke bawah.

20

Ya

Dapatkah saudara memberikan cairan

intravena?

• Berikan cairan Intravena segera.Ringer Laktat atau NaCl 0,9 % (bila Rl tidak tersedia) 100 ml/kgBB, dibagi sebagai berikut:

UMUR Pemberian I 30ml/kgBB

Kemudian 70ml/kgBB

Bayi <1 thn 1 jam* 5 jamAnak >1 thn ½ jam * 2 ½ jam

*Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba• Nilai kembali tiap 15-30 menit, Bila nadi belum

teraba, beri tetesan lebih cepat.• Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita

bisa minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).• Berikan obat zinc selama 10 hari

berturut_turut• Setelah 6 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) nilai

lagi derajat dehidrasi.Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A,B, atau C) untuk melanjutkan terapi.

Adakah Terapi terdekat (dalam 30

menit )?Ya

• Rujuk penderita untuk terapi intravena.• Bila penderita bisa minum, sediakan oralit

dan tunjukkan cara memberikannya selama di perjalanan.

Tidak• Mulai rehidrasi dengan oralit melalui pipa

nasogastrik/orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit, 20 mL/kgBB/jam selama 6 jam (total 120 mL/kgBB).• Nilailah penderita tiap 1-2 jam :

- Bila muntah / perut kembung, berikan cairan lebih lambat.

- Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita untuk terapi IV.

• Setelah 6 jam, nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai (A,B, atau C).

Apakah saudara dapat menggunakan pipa

nasogastrik/ orogastrik untuk rehidrasi?

Tidak

Ya

Page 21: Lapsus Diare Akut

• DUKUNGAN NUTRISI

Makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang

sama pada waktu anak sehat sebagai pengganti nutrisi yang hilang, serta

mencegah tidak terjadi gizi buruk. ASI tetap diberikan pada diare cair

akut (maupun pada diare akut berdarah) dan diberikan dengan frekuensi

lebih sering dari biasanya.

• SUPLEMENTASI ZINC

Pemakaian zinc sebagai obat pada diare didasarkan pada alasan

ilmiah bahwa zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna

dan berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna serta

mempercepat proses penyembuhan epitel selama diare. Kekurangan zinc

ternyata sudah pandemik pada anak-anak di negara sedang berkembang.

Zinc telah diketahui berperan dalam metallo-enzymes, polyribosomes,

membran sel, fungsi sel, dimana hal ini akan memacu pertumbuhan sel

dan meningkatkan fungsi sel dalam sistem kekebalan. Perlu diketahui

juga bahwa selama diare berlangsung zinc hilang bersama diare sehingga

hal ini bisa memacu kekurangan zinc ditubuh.

Bukti bukti yang telah disebar luaskan dari hasil penelitian bahwa

zinc bisa mengurangi lama diare sampai 20% dan juga bisa mengurangai

21

Apakah penderita bisa minum?

Tidak

Segera rujuk anak untuk rehidrasi melalui

nasogastrik /orogastrik atau intravena

Ya

Catatan :

• Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi oralit.• Bila usia > 2 thn, pikirkan kemungkinan

kolera dan berikan antibiotik yang tepat secara oral setelah anak sadar.

Page 22: Lapsus Diare Akut

angka kekambuhan sampai 20%. Bukti lain mengatakan dengan

pemakaian zinc bisa mengurangi jumlah tinja sampai 18-59%. Dari

bukti-bukti juga dikatakan tidak ada efek samping pada penggunaan zinc,

jika ada ditemukan hanya gejala muntah.

Pada penelitian selanjutkan didapatkan bahwa zinc bisa digunakan

sebagai obat pada diare akut, diare persisten, sebagai pencegahan diare

akut dan persisten serta diare berdarah. Dalam penelitian biaya untuk

diare dengan menggunakan zinc dikatakan zinc bisa menekan biaya

untuk diare. Pemberian zinc untuk pengobatan diare bisa menekan

penggunaan antibiotik yang tidak rasional. 11

Efek zinc antara lain sebagai berikut :

•Zinc merupakan kofaktor enzim superoxide dismutase (SOD). SOD

akan merubah anion superoksida (merupakan radikal bebas hasil

sampingan dari proses sintesis ATP yang sangat kuat dan dapat

merusak semua struktur dalam sel) menjadi H2O2, yang selanjutnya

diubah menjadi H2O dan O2 oleh enzim katalase. Jadi SOD sangat

berperan dalam menjaga integritas epitel usus.

•Zinc berperan sebagai anti-oksidan, ‘berkompetisi’ dengan tembaga

(Cu) dan besi (Fe) yang dapat menimbulkan radikal bebas.

•Zinc menghambat sintesis Nitric Oxide (NO). Dengan pemberian zinc,

diharapkan NO tidak disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi

kerusaan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.

•Zinc berperan dalam penguatan sistem imun.

•Zinc berperan dalam menjaga keutuhan epitel usus, berperan sebagai

kofaktor berbagai faktor transkripsi sehingga transkripsi dalam sel usus

dapat terjaga.

• ANTIBIOTIK SELEKTIF

22

Page 23: Lapsus Diare Akut

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut, kecuali

dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. Obat antimikroba

yang digunakan pada pengobatan diare akut oleh penyebab khusus pada

anak yaitu sebagai berikut 8:

Penyebab (1) Antibiotika Terpilih (2) Pilihan Lain

Kolera Tetraksiklin

Anak diatas 7 thn 50mg/kg/hr

dibagi 4 dosis  untuk 2 hari.

Furasolidon

Anak 5 mg/kg/hr dibagi 4

dosis untuk 3 hari

Shigella Trimetoprim (TMP)

Sulfametoksasol (SMX)

Anak –TMP 10 mg/kg/hr dan

SMX 50 mg/kg/hr Dibagi 2

dosis selama 5 hari.

Asam nalikdisat

Anak –55 mg/kg/hr

dibagi 4 dosis selama 5 hari

 

Trimetoprim (TMP)

Sulfametoksasol (SMX)

4 Semua umur – TMP

8mg/kg/hr

Dibagi 2 dosis selama 3

hari.

 

Bila dianggap perlu dapat

diberikan antibiotik yang

lain lebih murah tetapi

cukup sensitif

Amebiasis

Usus akut

Metronidasol

Anak – 30 mg/kg/hr selama 5 –

10 hari

 

Pada kasus yang berat :

injeksi intra muskuler,

dalam dehidro emetin

hidrokhlorida 1 – 1,5

mg/kg (maks 90 mg)  s.d.

5 hari tergantung reaksi

(untuk semua umur)

Giardiasis Metronidasol

Anak –15 mg/kg/hr      selama 

5  hari

Kuinakrin

Anak – 7 mg/hr dosis

terbagi dalam dosis

terbagi – 5 hari

23

Page 24: Lapsus Diare Akut

1. Sernua dosis yang diberikan adalah melalui oral kecuali dinyatakan

lain. Bila obat tidak tersedia dalam bentuk sirop untuk anak-anak

kecil, dapat dibuat dalam  bentuk bubuk.

2. Pemi1ihan antibiotik untuk pengobatan harus memperhitungkan

frekuensi resistensi terhadap antibiotik di daerah itu.

3.  Pengobatan dengan antibiotik tidak penting sekali untuk keberhasilan

pengobatan tetapi memperpendek lamanya penyakit dan ekskresi

organisme pada kasus berat.

4.  Pilihan lain termasuk kloramfenikol dan eritromisin.

5.  Tinidasol dan ornidasol dapat juga digunakan menurut anjuran pabrik.

6.  Untuk anak dibawah 8 tahun tetrasiklin tidak dianjurkan karena dapat

menyebabkan gigi berwarna coklat.

• PROBIOTIK

Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang

menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri

probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa

usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel

epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik

dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik

yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain,

pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena

pemakaian antibiotika yang tidak rasional (antibiotik asociatek diarrhea )

dan travellers,s diarrhea 13.

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam

tatalaksana diare akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk 5

menyatakan lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut

infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya

diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian

sebanyak 1 – 2 kali. Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam

24

Page 25: Lapsus Diare Akut

pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus,

produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi

nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau

reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi13 .

25

Page 26: Lapsus Diare Akut

BAB III

KESIMPULAN

Pada Anak M.Fitra Raditia, dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, kami mendapatkan :

• Anamnesa :

- Mencret 3 hari, ± 4 x / hari setiap kali mencret ± ¼ gelas. Mencret berupa

air (masyur) warna kuning kehijauan, masih didapatkan ampas berwarna

kuning, tidak disertai lendir, darah maupun bau amis

- Perut kembung

- Muntah 1 hari, ± 3x

- Demam

- Sering haus

• Pemeriksaan fisik :

- keadaan sakit lemah

- S : 38 °C

- mata cowong

- bising usus meningkat

• Pemeriksaan penunjang :

darah lengkap: - eosinofil : 8,1 (103/μl)

urine lengkap dan feses lengkap : hasil masih menunggu

Maka dapat saya simpulkan, diagnosis pasien An M. Fitra, ditinjau dari

gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang adalah diare akut

dengan dehidrasi sedang.

26

Page 27: Lapsus Diare Akut

Pada pasien An.M Fitra diberikan terapi berupa :

- Rehidrasi dengan Infus KA-EN 3A 120 cc / jam selama 5 jam, selanjutnya

untuk maintenance diganti infus KA-EN 3A 800 cc / 24 jam.

- L-Bio 2 x 1 sachet untuk menghambat proses kolonisasi bakteri patogen.

- Inter zink syrup 1 x cth 1 untuk mengurangi lamanya dan tingkat keparanan

episode diare serta menurunkan angka kejadian pada 2 – 3 bulan berikutnya.

- Paracetamol syrup 3 x cth 1 bila panas.

27