BAB I LAPORAN KASUS I 1.1. IDENTITAS PENDERITA Nama : An. Selvi Dwi A. Usia : 6 Tahun 6 Bulan Alamat : Banjarejo-Bojonegoro Status : - Tanggal MRS : 26 Juni 2015 Ibu N a m a : Ny. Etik U m u r : 37 tahun Pekerjaan : IRT Pendidikan : SD Ayah N a m a : Tn. Agus U m u r : 43 tahun Pekerjaan : Tukang Becak Pendidikan : STM 1.2. ANAMNESIS 1.2.1. Keluhan Utama BAB Cair 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
LAPORAN KASUS I
1.1. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. Selvi Dwi A.
Usia : 6 Tahun 6 Bulan
Alamat : Banjarejo-Bojonegoro
Status : -
Tanggal MRS : 26 Juni 2015
Ibu
N a m a : Ny. Etik
U m u r : 37 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Ayah
N a m a : Tn. Agus
U m u r : 43 tahun
Pekerjaan : Tukang Becak
Pendidikan : STM
1.2. ANAMNESIS
1.2.1. Keluhan Utama
BAB Cair
1.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB Cair sejak 1 hari SMRS, BAB Cair sebanyak ≥10x,
dengan konsistensi cair berwarna kuning, terdapat lendir dan
ampas, tidak ada darah, berbau busuk. Tidak berbau amis. Volume
1
tiap kali BAB cair sebanyak ½ gelas aqua. Orang tua pasien
mengatakan sebelum BAB cair, pasien memakan sop buah yang di
campur susu yang dibeli di warung
BAB Cair disertai perut melilit dan dirasakan nyeri
terutama saat akan BAB.
BAB cair disertai badan panas sejak 20 jam SMRS. Badan
panas dirasa terus menerus, panas turun setelah diberi obat penurun
panas namun 3 jam setelah minum obat panas kembali timbul.
Badan panas tidak disertai kejang.
BAB Cair disertai muntah sejak 4 jam SMRS. Muntah
sebanyak 2x. Muntah I, 16 jam SMRS sebanyak 2 gelas aqua
berupa cairan. Muntah ke-II, 4,5 jam SMRS sebanyak ½ gelas aqua
berupa cairan
BAK biasa. Warna kuning. Tidak ada nyeri saat berkemih.
Nafsu makan menurun. Pasien hanya makan sedikit.
1.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah MRS sebanyak 2x, MRS I pada usia 2 tahun
karena panas, kejang, mual, muntah. MRS ke-II pada usia 4 tahun
karna badan panas dan perut kembung.
1.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien menderita penyakit kanker payudara saat ini.
Ibu pasien mempunyai riwayat penyakit paru-paru dan mendapat
pengobatan selama 6 bulan namun tidak rutin minum obat dan
kontrol.
1.2.5. Riwayat Pengobatan
Tadi pagi berobat ke bidan, diberi obat puyer dan sirup,
namun tidak membaik. Lalu pasien dibawa ke IGD RSUD
Bojonegoro dengan suhu 39oC.
2
1.2.6. Riwayat Alergi
Alergi obat ataupun makanan disangkal
1.2.7. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah bekerja sebagai tukang becak dan ibu sebagai IRT.
1.2.8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara. Lahir di
BPS dibantu oleh bidan, usia kehamilan 9 bulan. Pasien lahir
normal dengan berat badan lahir 3800 gram. Bayi langsung
menangis.
Dalam masa kehamilan Ibu tidak pernah mengalami sakit.
Rutin periksa kandungan ke bidan setiap bulannya dan dokter. Dan
tidak pernah konsumsi obat-obatan.
.
1.2.9. Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien mulai bisa tengkurap dan miring-miring pada usia 4
bulan. Pasien tidak bisa merangkak. Mulai bisa duduk pada usia 2
tahun. Saat ini pasien belum bisa berdiri ataupun berjalan sendiri.
Pasien mulai bisa bicara pada usia 2 tahun. Saat ini belum bisa
bicara dengan lancar.
1.2.10. Riwayat Nutrisi
Setelah lahir pasien diberi ASI tanpa susu tambahan. Diberi
ASI sampai usia 2,5 tahun. Pasien mulai diberi makanan tambahan
saat usia 1 tahun, diberi bubur dan nasi.
1.2.11. Riwayat Imunisasi
BCG : +
Hepatitis : +
DPT : +
3
Polio : +
Campak : +
Kesimpulan : Riwayat imunisasi lengkap
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
1.3.1 Keadaan Umum :
Kesadaran : Alert
GCS : 456
Kesan sakit : Sedang
BB : 17 kg
TB : 107 cm
Lila : 16 cm
LK : 50 cm
Usia : 6 tahun 6 bulan
1.3.2 Vital Sign :
Nadi : 116x/menit (reguler)
RR : 38x/menit
Suhu : 38,3°C (axiller)
Tensi : 100/60 mmHg
1.3.3 Kepala/Leher :
A/I/C/D : -/-/-/-
Mata :
o Pupil isokor ki = ka
o Conjunctiva palbebra inf pucat (-)
o Oedema palpepbra (-)
o Cowong (+)
Telinga :
o Pendengaran baik
o Bentuk normal
4
o Sekret ( - / - )
Hidung :
o Pernafasan cuping hidung (-)
o Epistaksis (-)
o Sekret (-)
o Deviasi septum nasi (-)
Mulut :
o Sianosis (-)
o Labium Oris kering (-)
o Lidah tifoid (-)
o Tonsil tidak terdapat pembesaran
o Petichie pada palatum mole (-)
o Ulcus (-)
Leher :
o Simetris
o Pembesaran KGB (-)
o Pembesaran Kelenjar tyroid (-)
1.3.4 Thoraks :
Paru :
o Inspeksi : Simetris
o Palpasi : Simetris
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru
Rhonki (-) , Wheezing (-)
Jantung :
o S1 S2 tunggal reguler
1.3.5 Abdomen :
Inspeksi : Distended (-)
Auskultasi : Bising usus (+) Meningkat
Palpasi :
5
o Hepar / Lien tidak ada pembesaran
o Ginjal tidak ada pembesaran
o Massa (-)
o Nyeri tekan + + -
- + -
- - -
Perkusi :
o Metoerismus (+)
o Shifting dullness (-)
1.3.6 Genitalia:
Tak tampak kelainan
1.3.7 Ektremitas :
Akral hangat pucat - -
+ +
Capillary refill time < 2 detik
Oedema (-)
Petichie (-)
1.4 PROBLEM LIST
BAB cair ≥10x , berlendir, berbau busuk
Nyeri perut
Panas
Muntah
1.5 ASSESMENT
Observasi Diare akut hari I
DD :
6
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
Intoksikasi makanan
Observasi Febris hari I
DD :
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
Dehidrasi Sedang
1.6 PLANNING
1.6.1 Planing Diagnosis
Lab Darah Lengkap
Feces Lengkap
Serum elektrolit
Kultur Feces
Hasil Laboratorium yang bermakna
Darah Lengkap (27/06/2015)
Hemoglobin : 12.9 g/dL (normal: 11.0 – 15.0)
Leukosit : 8.8 103/L (normal: 5.0 – 13.5)
Eritrosit : 4.73 106/L (normal: 4.10 – 5.50)
Hematokrit : 37.0 % (normal: 34.0 – 45.0)
MCH : 27.3 pg (normal: 24.0 – 30.0)
MCHC : 34.3 g/dL (normal: 32.0 – 37.0)
Trombosit : 193 103/L (normal: 150 – 400)
Hitung Jenis (27/06/2015)
7
Eosinofil : 0.5 % (normal: 0 – 3)
Basofil : 0.5 % (normal: 0 – 1)
Neutrofil : H 62.3 % (normal: 32 – 52)
Limfosit : L 24.5 % (normal: 30 – 60)
Monosit : H 12.2 % (normal: 2 – 8)
Jumlah Eosinofil : 0.0 103/L (normal: 0 – 0.8)
Jumlah Basofil : 0.0 103/L (normal: 0 – 0.2)
Jumlah Neutrofil : 0.0 103/L (normal: 1.5 – 7.0)
Jumlah Limfosit : 2.2 103/L (normal: 1.0 – 3.7)
Jumlah Monosit : H 1.08 103/L (normal: 0.16 – 1.00)
1.6.2 Planing Terapi
Infus Aasering Rehidrasi 850cc/ 3 jam
Infus Asering 1350cc/ 24 jam
Paracetamol pulv 170mg (3dd) K/P
Tablet zinc 20mg/hari selama 10 hari
8
LAPORAN KASUS II
1.3. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. M. Fadhil
Usia : 16 Bulan
Alamat : Banjarsari-Trucuk
Status : -
Tanggal MRS : 1 Juli 2015
Ibu
N a m a : Ny. Sri Winarti
U m u r : 36 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Ayah
N a m a : Tn. Mu’alifi
U m u r : 42 tahun
Pekerjaan : Pedagang mainan
Pendidikan : SMA
1.4. ANAMNESIS
1.4.1. Keluhan Utama
BAB Cair
1.4.2. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB Cair sejak 7 hari SMRS, BAB Cair sebanyak 6x/hari,
dengan konsistensi cair berwarna kuning, terdapat ampas, tidak ada
lendir dam darah, dan tidak berbau busuk dan amis. Volume tiap
kali BAB cair sebanyak 1 sendok makan. Orang tua pasien
9
mengatakan sebelum BAB cair, pasien memakan sosis yang beli di
tukang keliling.
BAB Cair disertai sakit perut.
BAB cair disertai badan panas sejak 7 hari SMRS. Badan
panas dirasa terus menerus, badan panas tidak disertai kejang.
Tidak menggigil, mimisan, atau mengigau.
BAK biasa. Warna kuning. Tidak ada nyeri saat berkemih.
Makan dan minum mau seperti biasa.
1.4.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini, dan tidak pernah MRS
sebelumnya.
1.4.4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang sakit seperti ini. Dan tidak
memiliki riwayat penyakit asma, kejang, TB, dll.
1.4.5. Riwayat Pengobatan
Pada hari ke lima BAB cair pernah di bawa ke bidan diberi
obat berupa puyer.
1.4.6. Riwayat Alergi
Alergi obat ataupun makanan disangkal
1.4.7. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah bekerja sebagai pedagang mainan dan ibu sebagai
IRT.
10
1.4.8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak pertama. Lahir di BPS dibantu oleh
bidan, usia kehamilan 9 bulan. Pasien lahir normal dengan berat
badan lahir 3100 gram. Bayi langsung menangis.
Dalam masa kehamilan Ibu tidak pernah mengalami sakit.
Rutin periksa kandungan ke bidan setiap bulannya dan dokter. Dan
tidak pernah konsumsi obat-obatan.
.
1.4.9. Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien mulai bisa tengkurap dan miring-miring pada usia 4
bulan. Pasien tidak bisa merangkak. Mulai bisa duduk pada usia 2
tahun. Saat ini pasien belum bisa berdiri ataupun berjalan sendiri.
Pasien mulai bisa bicara pada usia 2 tahun. Saat ini belum bisa
bicara dengan lancar.
1.4.10. Riwayat Nutrisi
Setelah lahir pasien diberi ASI. Diberi ASI sampai usia 1
tahun. Pasien diberi susu tambahan formula. Pasien mulai diberi
makanan tambahan saat usia 1 tahun, diberi bubur dan nasi.
1.4.11. Riwayat Imunisasi
BCG : +
Hepatitis : +
DPT : +
Polio : +
Campak : +
Kesimpulan : Riwayat imunisasi lengkap
1.4 PEMERIKSAAN FISIK
1.3.8 Keadaan Umum :
Kesadaran : Alert
11
GCS : 456
Kesan sakit : Sedang
BB : 11 kg
PB : 80 cm
Lila : 17 cm
LK : 47 cm
Usia : 16 bulan
1.3.9 Vital Sign :
Nadi : 112x/menit (reguler)
RR : 31x/menit
Suhu : 36,6°C (axiller)
Tensi : tidak dilakukan
1.3.10Kepala/Leher :
A/I/C/D : -/-/-/-
Mata :
o Pupil isokor ki = ka
o Conjunctiva palbebra inf pucat (-)
o Oedema palpepbra (-)
o Cowong (-)
Telinga :
o Pendengaran baik
o Bentuk normal
o Sekret ( - / - )
Hidung :
o Pernafasan cuping hidung (-)
o Epistaksis (-)
o Sekret (-)
o Deviasi septum nasi (-)
Mulut :
12
o Sianosis (-)
o Labium Oris kering (-)
o Lidah tifoid (-)
o Tonsil tidak terdapat pembesaran
o Petichie pada palatum mole (-)
o Ulcus (-)
Leher :
o Simetris
o Pembesaran KGB (-)
o Pembesaran Kelenjar tyroid (-)
1.3.11Thoraks :
Paru :
o Inspeksi : Simetris
o Palpasi : Simetris
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru
Rhonki (-) , Wheezing (-)
Jantung :
o S1 S2 tunggal reguler
1.3.12Abdomen :
Inspeksi : Distended (-)
Auskultasi : Bising usus (+) Meningkat
Palpasi :
o Hepar / Lien tidak ada pembesaran
o Ginjal tidak ada pembesaran
o Massa (-)
o Nyeri tekan - + -
- - -
- - -
13
Perkusi :
o Metoerismus (+)
o Shifting dullness (-)
1.3.13Genitalia:
Tak tampak kelainan
1.3.14Ektremitas :
Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas
Capillary refill time < 2 detik
Oedema (-)
Petichie (-)
1.7 PROBLEM LIST
BAB cair 6x/hari, tidak ada lender dan darah.
Nyeri perut
Panas
1.8 ASSESMENT
Observasi Diare akut hari VII
DD :
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
Intoksikasi makanan
Observasi Febris hari VII
DD :
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
14
1.9 PLANNING
1.6.3 Planing Diagnosis
Lab Darah Lengkap
Feces Lengkap
Serum elektrolit
Kultur Feces
Hasil Laboratorium yang bermakna
Darah Lengkap (01/07/2015)
Hemoglobin : 13.3 g/dL (normal: 11.0 – 15.0)
Leukosit : 9.1 103/L (normal: 5.0 – 13.5)
Eritrosit : 4.88 106/L (normal: 4.10 – 5.50)
Hematokrit : 37.6 % (normal: 34.0 – 45.0)
MCH : 27.3 pg (normal: 24.0 – 30.0)
MCHC : 35.4 g/dL (normal: 32.0 – 37.0)
Trombosit : 246 103/L (normal: 150 – 400)
Hitung Jenis (27/06/2015)
Eosinofil : 0.1 % (normal: 0 – 3)
Basofil : 0.8 % (normal: 0 – 1)
Neutrofil : L 8.0 % (normal: 32 – 52)
Limfosit : H 80.6 % (normal: 30 – 60)
Monosit : H 10.5 % (normal: 2 – 8)
Jumlah Eosinofil : 0.0 103/L (normal: 0 – 0.8)
Jumlah Basofil : 0.1 103/L (normal: 0 – 0.2)
Jumlah Neutrofil : L 0.7 103/L (normal: 1.5 – 7.0)
Jumlah Limfosit : H 7.3 103/L (normal: 1.0 – 3.7)
Jumlah Monosit : 0.95 103/L (normal: 0.16 – 1.00)
15
Feces Lengkap (01/07/2015)
Makroskopik
Hemoglobin : Kuning (normal: Coklat)
Konsistensi : Lembek (normal: Lembek)
Darah : Negatif (normal: Negatif)
Lendir : Negatif (normal: Negatif)
Mikroskopik
Eritrosit : 0-2 /LPB (normal: 0-5)
Lekosit : 0-2 /LPB (normal: 0-10)
Amoeba : Negatif (normal: Negatif)
Kista : Negatif (normal: Negatif)
Telur Cacing : Negatif (normal: Negatif)
Sisa makanan : Negatif (normal: Negatif)
Urin Lengkap (01/07/2015)
Warna : Kuning (normal: Kuning)
Kejernihan : Jernih (normal: Jernih)
Berat Jenis : 1.015 (normal: 1.010-1.020)
pH : 7.0 (normal: 6.0-8.0)
Lekosit : Negatif (normal: Negatif)
Nitrit : Negatif (normal: Negatif)
Protein : Negatif (normal: Negatif)
Reduksi : Negatif (normal: Negatif)
Keton : Negatif (normal: Negatif)
Urobilinogen : Norm (normal: Negatif)
Bilirubin : Negatif (normal: Negatif)
Eritrosit : Negatif (normal: Negatif)
Sedimen
Eritrosit : 0-2 /LPB (normal: 0-2)
Lekosir : 0-5 /LPB (normal: 0-5)
16
Sel Epitel : 0-2 /LPB (normal: 0-2)
Silinder : Negatif /LPK (normal: Negatif)
Kristal : Negatif (normal: Negatif)
Bakteri : NEG /LPB (normal: <2)
1.6.4 Planing Terapi
Infus Asering 1050cc/ 24 jam
Paracetamol pulv 110mg (3dd) K/P
Tablet zinc 20mg/hari selama 10 hari
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 14 hari (Subagyo dan Santoso,
2010).
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besar lebih dari
3-4 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat
fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal
tersebut tidak tergolong diare , tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara
akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang
minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya
frekuensi buang air besar atau konsistesinya menjadi cair yang menurut
ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada seorang
anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistesinya cair,
keadaaan ini sudah dapat disebut diare (Subagyo dan Santoso, 2010).
2. 2 Mekanisme
Secara umum, diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi
atau sekresi. Terdapat beberapa pembagian diare:
1. Pembagian diare menurut etiologi
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan absorbsi dan
gangguan sekresi
Kejadian diare secara umum terjadi dari satu atau beberapa mekanisme
yang saling tumpang tindih. Menurut mekanisme diare, maka dikenal diare
akibat gangguan absorbsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih
besar daripada kapasitas absorbsi. Di sini diare dapat terjadi akibat kelainan di
usus halus, mengakibatkan absorbsi menurun atau sekresi yang bertambah.
18
Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat terjadi akibat absorbsi di kolon
menurun atau sekresi di kolon meningkat. Diare dapat juga dikaitkan dengan
gangguan motilitas, inflamasi, dan imunologi.
Gangguan absorbsi atau diare osmotik
Secara umum, terjadi penurunan fungsi absorbsi oleh berbagai sebab
seperti celiac sprue, atau karena:
a. Mengkonsumsi magnesium hidroksida
b. Defisiensi sukrase-isomaltase adanya lactase defisien pada anak yang lebih
besar
c. Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada
usus halus bagian proksimal tersebut bersifat hipertonis dan menyebabkan
hiperosmolaritas. Akibat perbedaan tekanan osmose antara lumen usus dan
darah maka pada segmen usus jejunum yang bersifat permeable, air akan
mengalir kearah lumen jejunum sehingga air akan banyak terkumpul
dalam lumen usus. Natrium akan mengikuti masuk ke dalam lumen,
dengan demikian akan terkumpul cairan intraluminal yang besar dengan
kadar natrium yang normal. Sebagian kecil cairan ini akan diabsorbsi
kembali, akan tetapi lainnya akan tetap tinggal di lumen oleh karena ada
bahan yang tidak dapat diserap seperti Mg, glukose, sukrose, laktose,
maltose, di segmen ileum dan melebihi kemampuan absorbsi kolon
sehingga terjadilah diare. Bahan-bahan seperti karbohidrat dari jus buah
atau bahan yang mengandung sorbitol dalam jumlah yang berlebihan akan
memberiikan dampak yang sama.
Malabsorbsi umum
Keadaan seperti short bowel syndrome, celiac, protein, peptide, tepung,
asam amino, dan monosakarida mempunyai peran pada gerakan osmotik pada
lumen usus. Kerusakan sel (yang secara normal akan menyerap natrium dan
air) dapat disebabkan virus atau kuman, seperti Salmonella, Shigella, atau
Campylobacter. Sel tersebut juga dapat rusak karena inflammatory bowel
disease idiopatik, akibat toksin atau obat-obatan tertentu. Gambaran
karakteristik penyakit yang menyebabkan malabsorbsi usus halus adalah
19
atropi villi. Lebih lanjut, mikroorganisme tertentu (bakteri tumbuh lampau,
giardiasis, dan enteroadheren E. coli) menyebabkan malabsorbsi nutrien
dengan merubah faal membran brush border trigliserid diakibatkan
insufisiensi eksokrin pankreas menyebabkan malabsorbsi yang signifikan dan
mengakibatkan diare osmotik.
Gangguan atau kegagalan ekskresi pankreas menyebabkan kegagalan
pemecahan kompleks protein, karbohidrat, trigliserid, selanjutnya
menyebabkan maldigesti, malabsorbsi dan akhirnya menyebabkan diare
osmotik. Steatorrhe berbeda dengan malabsorbsi protein dan karbohidrat
dengan asam lemak rantai panjang intraluminal, tidak hanya menyebabkan
diare osmotik, tetapi juga menyebabkan pacuan sekresi klorida sehingga diare
tersebut dapat disebabkan malabsorbsi karbihidrat oleh karena kerusakan difus
mukosa usus, defisiensi sukrosa, isomaltosa, dan defisiensi congenital lactase,