LAPORAN PENELITIAN PRASARANA DRAINASE DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG Disusun Oleh: Kelompok Drainase Kelas Prasarana Wilayah dan Kota – B Anggota: Alfian Nino S (125060600111068) Dayyinul Dalili (125060600111065) Fendy Putra Hernawan (125060600111071) Hamzah Syaiful Haqqoni (125060600111061) Hemas Putri Gemalasari (105060600111005) I Dewa Gede Yogi Sentana K. (105060601111002) Meriko Dian C. (125060600111042) Mochammad Tegar Safi'I (125060601111003) Nabila Alyanur (125060600111059) Narisa Maulida (125060601111006) Tia Pradipta Sasnindyah Ari (105060601111028) Vinanti Dwi Kirana (125060600111064) Wina Kristin Alexia Mollo (125060600111035) PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN PRASARANA DRAINASE
DI KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG
Disusun Oleh:
Kelompok Drainase
Kelas Prasarana Wilayah dan Kota – B
Anggota:
Alfian Nino S (125060600111068)
Dayyinul Dalili (125060600111065)
Fendy Putra Hernawan (125060600111071)
Hamzah Syaiful Haqqoni (125060600111061)
Hemas Putri Gemalasari (105060600111005)
I Dewa Gede Yogi Sentana K. (105060601111002)
Meriko Dian C. (125060600111042)
Mochammad Tegar Safi'I (125060601111003)
Nabila Alyanur (125060600111059)
Narisa Maulida (125060601111006)
Tia Pradipta Sasnindyah Ari (105060601111028)
Vinanti Dwi Kirana (125060600111064)
Wina Kristin Alexia Mollo (125060600111035)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................v
DAFTAR PETA .......................................................................................................... vi
BAB I 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. I-1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. I-1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................. I-2
1.3.1 Ruang Lingkup Materi ...................................................................................... I-2
1.3.2 Ruang Lingkup Waktu ...................................................................................... I-2
1.3.3 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................... I-2
Terpisah Terbuka 280 - 0,25 0,23 baik inlet baik Tidak Ada
No.644 RT 04/01 Kiri Collector Setengah lingkaran
Terpisah Terbuka 158 - 0,2 0,23 baik inlet baik Tidak Ada
Kelurahan Samaan
Jln. Kaliurang Barat Gg. 5 RT 4 RW 8
kiri Collector Setengah lingkaran
Campuran Tertutup 200 0,25 0,25 0,3 baik - Tidak Ada
Jln. Kaliurang Barat RT 3 RW 7
kiri Collector Trapesium Campuran Terbuka 500
atas: 0,5 bawah: 0,25
- 0,5 baik - Tidak Ada
Jln. Candi Kusuma RT 3 RW 7
kanan Collector Trapesium Campuran Terbuka 500
atas:
0,5 bawah: 0,20
- 0,5 baik Inlet Baik Tidak Ada
Jln. Tapaksiring RT 6 RW 8 kiri Collector Segiempat Campuran Terbuka 500 0,25 - 0,4 baik Inlet Baik Tidak Ada
Jln. Kaliurang Barat II RT 4 RW 4
kiri Collector Segiempat Campuran Terbuka 200 0,3 - 0,4 baik - Tidak Ada
Alamat Sisi
Jenis Saluran Dimensi Saluran
Kondisi
Saluran
Bangunan
Pelengkap
Kondisi
Bangunan
Pelengkap
Ada
Tidaknya
Genangan
Hierarki
(conveyor/
collector)
Bentuk Terpisah/Campuran Terbuka/Tertutup P
(m) L (m)
D
(m)
T
(m)
Jln. Sumber Waras I RT 4 RW 6
kana Collector Trapesium Campuran Tertutup 100
atas: 0,3 bawah: 0,2
- 0,4 baik - Tidak Ada
Kelurahan Gading Kasri
Jln. Gading Pesantren Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 184 0,15 0,23 Baik - - Tidak Ada
Jln. Gading Pesantren Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 184 0,15 0,23 Baik - - Tidak Ada
Jln. Simpang Gadingkasri Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 113 0,3 0,23 Baik - - Tidak Ada
Jln. Simpang Gadingkasri Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 113 0,1 0,3 Baik - - Ada
Jln. Simpang Gadingkasri Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 180 0,3 0,5 Baik - - Tidak Ada
Jln. Simpang Gadingkasri Kiri Conveyor Lingkaran Campuran Tertutup 180 0,3 0,5 Baik - - Tidak Ada
Kelurahan Penanggungan
Jln. De Rumah Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 736,2 0,8 - 0,6 Baik - - Tidak Ada
Jln. De Rumah Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 736,2 0,8 - 0,6 Baik - - Tidak Ada
Jln. De Rumah Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 736,2 0,8 - 0,6 Baik - - Tidak Ada
Jln. Pandjaitan 19 Kiri Collector Segiempat Campuran Tertutup 87 0,25 - 0,3 Baik - - Tidak Ada
Jln. Pandjaitan 17 Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 267 0,2 - 0,01 Baik - - Tidak Ada
Jln. Tangerang Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 103,3 0,3 - 0,5 Baik - - Tidak Ada
Jln. Bandung (MIN) Kiri Collector Segiempat Campuran Tertutup 81 0,2 - 0,3 Baik - - Tidak Ada
Jln. Veteran Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 265 0,2 - 0,01 Baik Inlet Buruk Ada
Kelurahan Oro-Oro Dowo
Jln. Guntur Kanan Collector Segiempat Campuran Tertutup 585,6 0,32 - - Baik Inlet - Tidak Ada
Jln. Dempo Kanan Collector Segiempat Campuran Tertutup 174,8 0,25 - - Baik Inlet - Tidak Ada
Jln. Brigjend S. Riyadi Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 45,1 0,3 - 0,15 Baik Inlet - Tidak Ada
Alamat Sisi
Jenis Saluran Dimensi Saluran
Kondisi
Saluran
Bangunan
Pelengkap
Kondisi
Bangunan
Pelengkap
Ada
Tidaknya
Genangan
Hierarki
(conveyor/
collector)
Bentuk Terpisah/Campuran Terbuka/Tertutup P
(m) L (m)
D
(m)
T
(m)
Jln. Poltekes Kiri Collector Segiempat Campuran Tertutup 323,8 0,63 - 0,48 Baik Inlet - Tidak Ada
Jln. Simpang Ijen Menara Air
Kanan Collector Segiempat Campuran Tertutup 220,8 0,44 - 0,67 Baik Inlet - Ada
Jln. Puncak Kanan Collector Segiempat Campuran Tertutup 142,2 0,76 - 0,86 Baik Inlet - Tidak Ada
Jln. Buring Dalam A Kiri Collector Segiempat Campuran Tertutup 37,6 0,12 - 0,15 Baik Inlet - Ada
Jln. Raung Kanan Collector Segiempat Campuran Terbuka 132 0,47 - - Baik Inlet - Tidak Ada
Sumber: Survei Primer, 2013
A. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Oro – Oro Dowo
Berdasarkan hasil survei pada Kelurahan Oro-oro Dowo didapatkan bahwa
pembuangan air limbah bercampur dengan air hujan dan dialirkan pada saluran
collector. Saluran tersebut berbentuk segiempat dengan kondisi yang baik, terdapat
dua jenis saluran menurut konstruksi di Kelurahan Oro – Oro Dowo yaitu terbuka dan
tertutup dimana yang memiliki konstruksi terbuka berada di Jalan Brigjend Slamet
Riyadi (SD dan SMP Muhammadiyah) dan Jalan Raung. Sedangkan yang memiliki
konstruksi tertutup yaitu Jalan Guntur (Pasar Oro - Oro Dowo), Jalan Dempo, Jalan di
dalam Poltekes, Jalan Simpang Ijen Menara Air, Jalan Puncak, Jalan Buring Dalam.
B. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Penanggungan
Berdasarkan hasil survei pada Kelurahan Penanggungan didapatkan bahwa
pembuangan air limbah bercampur dengan air hujan dan dialirkan pada saluran
collector. Saluran tersebut berbentuk segiempat dengan kondisi yang baik, terdapat
dua jenis saluran menurut konstruksi di Kelurahan Penanggungan yaitu terbuka dan
tertutup dimana yang memiliki konstruksi terbuka berada di Jalan M. Pandjaitan 17,
Jalan Tangerang, dan jalan Veteran. Sedangkan yang memiliki konstruksi tertutup
yaitu Jalan Pandjaitan 19 dan jalan Bandung. Pada Kelurahan Penanggungan juga
terdapat genangan yang berada pada jalan Veteran hal ini disebabkan kondisi
bangunan pelengkap yang buruk sehingga tidak dapat mengalirkan genangan air ke
saluran drainase.
C. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Klojen
Berdasarkan kondisi eksisting, pembuangan air limbah rumah tangga dialirkan
melalui saluran drainase yang berarti saluran tersebut merupakan jenis saluran
campuran antara air limbah rumah tangga dengan limpasan air hujan. Arah aliran air
yang berasal dari rumah menuju saluran tersier kemudian menuju saluran sekunder
dan terakhir pembuangannya menuju saluran primer (Sungai Brantas). Selain itu
berdasarkan keterangan dari warga di Kelurahan Klojen tidak pernah terjadi banjir.
Sebagian daerah yang ada di Kelurahan Klojen mempunyai saluran drainase gorong-
gorong yang ada di bawah permukaan tanah peninggalan jaman Belanda dan beberapa
permukaan bawah rumah terdapat anak sungai. Sehingga air hujan ataupun air
limpasan dialirkan dibawah permukaan tanah.
D. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Kidul Dalem
Berdasarkan kondisi eksisting survei dan keterangan yang didapat
pembuangan air limbah rumah tangga dan air hujan juga langsung dialirkan melalui
saluran sehingga saluran ini merupakan jenis saluran drainase campuran. Arah aliran
air berasal dari rumah menuju ke saluran tersier (collector) kemudian mengalir menuju
saluran sekunder (conveyor) dan berakhir menuju sungai Brantas. Salah satu warga
mengatakan ada titik yang mengalami genangan. Terjadi genangan akibat kurangnya
bangunan pelengkap saluran drainase berupa inlet,tidak adanya sumur resapan,
sehingga menimbulkan adanya genangan karena limpasan air hujan tidak terserap.
Namun genangan ini tidak terjadi dalam kurun waktu yang lama, hanya saja kurang
lebih 5 hingga 7 menit.
E. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Kauman
Berdasarkan hasil survei di Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen,
pembungan air limbah rumah tangga dialirkan kesaluran drainase yang berarti jenis
saluran terseut merupakan jenis saluran campuran. Arah aliran air yang berasal dari
rumah warga langsung dialirkan menuju saluran sekunder. Berdasarkan hasil
wawancara kepada warga, saat hujan tidak terdapat genangan di lingkungan rumah
warga, hal ni menunjukan kondisi saluran drainase yang baik. Bentuk saluran drainase
di Kelurahan kauman adalah lingkaran dan tanpa ada bangunan pelengkap karena
daerahnya sendiri yang tidak terjadi genangan. Jenis saluran menurut hirarki pada
Jalan Ade Irma Surayani di Kelurahan Kauman adalah conveyor ini dikarenan jalan
tersebut berada di jalan besar.
F. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Sama’an
Berdasarkan kondisi ketika survei dan keterangan yang didapat, yaitu tidak
adanya genangan dan kondisi drainase yang baik, dapat disimpulkan drainase di
kelurahan Samaan adalah baik (normal).
Gambar 4.1 Saluran drainase di RW 8 Kelurahan Sama’an. Sumber: Survei Primer, 2013
Adapun masalahnya berupa masih digunkannya sistem campuran pada saluran
drainase dan ditemukan satu saluran drainase di dekat pasar Samaan yang berisi
sampah.
Gambar 4.2 Salah satu inlet di RW 8 Kelurahan Sama’an. Sumber: Survei Primer, 2013
G. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Sukoharjo
Gambar 4.3 Saluran drainase di Jalan Aris Munandar Kelurahan Sukoharjo. Sumber: Survei Primer, 2013
Berdasarkan hasil survei dan kondisi eksisting di daerah survei, masyarakat di
perkampungan di Kelurahan Sukoharjo mengatakan bahwa pembuangan air limbah
rumah tangga dibuang ke saluran drainase atau selokan yang berada dibawah jalan.
Saluran setengah lingkaran memiliki fungsi penyaluran secara terpisah karena hanya
membawa air limpasan ketika terjadi hujan. Ketika terjadi hujan, tidak menyebabkan
genangan karena kondisi saluran drainase dan bangunan pelengkap seperti inlet di
Keluarahan Sukoharjo memiliki kondisi yang baik. Arah aliran air yang berasal dari
rumah langsung menuju saluran sekunder dan pembuangan terakhir ke sungai dan di
Kelurahan Sukoharjo tidak ada perumahan
Gambar 4.4 Salah satu inlet di Jalan Aris Munandar Kelurahan Sukoharjo. Sumber: Survei Primer, 2013
H. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Bareng
Berdasarkan kondisi eksisting pada Kelurahan Bareng bahwa untuk
pembuangan air limbah rumah tangga dibuang melalui saluran drainase yang berarti
saluran tersebut merupakan saluran jnis campuran antara limbah rumah tangga dengan
air limpasan hujan. Arah aliran air yang berasal dari rumah warga mengalir menuju
saluran tersier, kemudian saluran sekunder dan diteruskan ke sungai. Kondisi saluran
drainase di Kelurahan Bareng berkondisikan baik tidak tertutupi sampah maupun
tanah, sehingga saat hujan tidak terdapat genangan air di daerah lingkungan rumah
warga.
I. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Celaket
Berdasarkan kondisi eksisting di Kelurahan Celaket dari survei yang telah
dilakukan dan keterangan yang didapat dari beberapa warga yang telah diwawancarai
mengatakan bahwa untuk pembuangan air limbah rumah tangga dibuang menuju
septictank namun juga masih ada sisa limbah yang dibuang ke drainase yang berarti
saluran tersebut merupakan jenis saluran campuran antara limbah rumah tangga
dengan air limpasan hujan. Arah aliran air yang berasal dari rumah menuju saluran
tersier kemudian menuju saluran sekunder dan terakhir pembuangannya menuju
sungai Brantas Gede. Selain itu sebagian besar kondisi saluran drainase yang ada di
Kelurahan Celaket Kecamatan Klojen mempunyai kondisi yang baik. Sehingga pada
saat hujan turun tidak ada daerah di Kecamatan tersebut yang mengalami genangan
maupun banjir banjir. Hanya pada beberapa titik saja terdapat genangan, salah satu
contohnya yang berada di jalan Ngantang. Rumah yang berada di daerah tersebut
hanya ketika hujan deras terdapat genangan air namun ketika hujan berhenti air
langsung surut. Hal ini dikarenakan drainase yang berada di jalan Ngantang pada saat
hujan tidak dapat menampung limpasan air di daerah tersebut sehingga menyebabkan
terjadinya genangan.
J. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Kasin
Berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa jenis saluran menurut hirarki yang
berada pada RW 2 Kelurahan Kasin sebagian besar adalah collector dimana saluran
pembuangan rumah tangga langsung dibuang pada saluran yang berda dikiri atau
kanan jalan. Saluran-saluran tersebut berbentuk segiempat dengan lebar dan tinggi
yang tidak lebih dari 1m karena kondisi eksisting yang lahannya tidak mencukupi
untuk dibangun saluran bentuk yang lain. Saluran drainase di Kelurahan Kasin ada 2
yaitu terbuka dan tertutup. Selain itu pada RW 2 Kelurahan Kasin terdapat bangunan
pelengkap inlet yang berada di Jalan Ternate dimana bangunan pelengkap ini dibangun
bertujuan untuk mempercepat penyurutan genangan air hujan yang sering terjadi
genangan saat hujan deras. Kondisi bangunan inlet di Jalan Ternate termasuk baik.
K. Kondisi Eksisting Saluran Drainase di Kelurahan Gading Kasri
Berdasarkan kondisi eksisting pada Kelurahan Gading Kasri bahwa untuk
pembuangan air limbah rumah tangga dibuang melalui saluran drainase yang berarti
saluran tersebut merupakan saluran jenis campuran antara limbah rumah tangga
dengan air limpasan hujan. Arah aliran air yang berasal dari rumah warga mengalir
menuju saluran tersier, kemudian ada yang langsung menuju ke sungai. Kondisi
saluran drainase di Kelurahan Gading Kasri berkondisikan baik tetapi saluran tertutupi
sampah dan tanah, sehingga saat hujan terdapat genangan air di daerah lingkungan
rumah warga.
4.2.2 Potensi dan Masalah Sistem Drainase di Kecamatan Klojen
A. Potensi Saluran Drainase di Kecamatan Klojen
Dari seluruh analisis perhitungan saluran yang telah dilakukan, diperlukan
adanya perbandingan antara permasalahan dan potensi pada kondisi eksisting
Kecamatan Klojen agar dapat ditentukan arahan rencana yang sesuai. Dari 11
kelurahan di Kecamatan Klojen yang akan dibahas secara detail adalah dua kelurahan,
yaitu Kelurahan Oro-oro Dowo dan Kelurahan Penanggungan.
Tabel 4.2 Analisis Potensi Sistem Drainase Kelurahan Oro-oro Dowo dan Penanggungan
Potensi Kondisi
Eksisting Kelurahan Analisis FA
Lahan Kosong
Oro-Oro Dowo Dijadikan sebagai daerah resapan air hujan sehingga dapat membantu
mengurangi debit air limpasan pada saluran drainase
Penanggungan
Dijadikan sebagai daerah resapan air hujan sehingga dapat membantu
mengurangi debit air limpasan pada saluran drainaselimpasan pada
saluran drainase
Ruang Terbuka
Hijau
Oro-oro Dowo Sebagai daerah resapan air hujan sehingga dapat membantu mengurangi
debit air limpasan pada saluran drainase
Penanggungan Sebagai daerah resapan air hujan sehingga dapat membantu mengurangi
debit air limpasan pada saluran drainase
Sumber: Hasil Analisis, 2013
B. Masalah Saluran Drainase di Kecamatan Klojen
Tabel 4.3 Analisis Masalah Sistem Drainase Kecamatan Klojen
Kelurahan Masalah Kondisi Eksisting Analisis
Oro-oro Dowo
Endapan Tanah Adanya sedimentasi tanah yang menyebabkan adanya
genangan dan pendangkalan saluran drainase
Sampah pada saluran
Adanya sumbatan sampah tersebut menyebabkan air
tidak tidak dapat mengalir secara maksimal dan
menimbulkan genangan
Inlet tidak mampu menampung
air
Lubang inlet yang terlalu kecil berakibat tidak
mampunya air terserap secara optimal
Genangan air Sampah yang menutup inlet menyebabkan adanya
genangan air
Bongkahan Batu Terdapat bongkahan batu di sekitar inlet yang
menyebabkan inlet tidak mampu menampung air
Penanggungan
Endapan tanah Pada saluran drainase di Jalan Jakarta terdapat tanah
penyebab sumbatan dan saluran menjadi kotor.
Sampah pada saluran
Adanya sampah pada saluran drainase di Jalan
M.Panjaitan, Jalan Bogor, Jalan Mayjend Panjaitan
gang 19, Jalan Pekalongan, dan Jalan Jakarta pada inlet, sehingga menyebabkan tersumbatnya aliran air
Sampah Inlet
Adanya sampah pada inlet di Jalan Bogor, Jalan
Bandung gang IV, dan Jalan Pekalongan yang
menyebabkan inlet tidak berfungsi secara maksimal.
Selain itu endapan pada inlet juga menghambat
masuknya air.
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Dari hasil analisis yang tersebut baik dari deskriptif maupun dengan
perhitungan, kondisi saluran drainase yang berada di Kelurahan Oro-Oro Dowo
terdapat masalah saluran seperti, endapan tanah, sampah, bongkahan bayu serta
genangan. Pada Kelurahan Penanggungan terdapat masalah pada sampah, genangan
dan endapan, sehingga dibutuhkan arahan yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut agar kondisi saluran dapat berfungsi secara maksimal.
Genangan air
Saluran yang tidak memenuhi di Jalan Bogor, Jalan
Pandeglang, Jalan Banten, Jalan M. Panjaitan, Jalan
Bandung, Jalan Bogor, Jalan Cilegon, Jalan Anyer,
Jalan M. Panjaitan, Jalan Terusan Cikampek, Jalan
Cimanggis, Jalan Veteran, Jalan Pekalongan, Jalan
Garut, Jalan Bandung, dan Jalan Jakarta yang
disebabkan karena kurangnya bangunan pelengkap sehingga air limpasan tidak dapat masuk ke saluran
Kerusakan Saluran
Saluran drainase di Jalan Pandeglang, Jalan Bogor, dan
Jalan Pekalongan yang mengalami kerusakan
menyebabkan aliran air tidak lancar
Peta 4.2 Lokasi Genangan di Kecamatan Klojen
BAB V
FAKTA DAN ANALISIS
5.1 Analisis Drainase
Analisis drainase meliputi meliputi debit air limpasan, debit air buangan rumah
tangga, debit air saluran, dan debit air maksimum. Dari hasil perhitungan analisis
drainase, debit saluran akan dibandingkan dengan debit total. Hasil dari perbandingan
debit saluran dan debit totalkan dapat diketahui dan ditarik kesimpulan kemampuan
serta kapasitas saluran.
5.1.1 Debit Air Limpasan Saluran (Qlimpasan)
Debit air limpasan adalah volume baik aliran permukaan, aliran yang
tertundapada cekungan-cekungan, maupun aliran bawah permukaan atau aliran dalam
dimensi saluran yang tidak mengalami infiltrasi sehingga harus dialirkan melalui
saluran drainase. Debit air limpasan terdiri dari tiga komponen yaitu Koefisien Run
Off ( c ), Data Intensitas Curah Hujan (I), dan Catchment Area (Aca).Berikut adalah
rumus untuk mencari Qlimpasan:
Qlimpasan = 0,278 x C x I x Aca
Keterangan:
Q = Debit aliran air limpasan (m3/detik)
C = Koefisen run off (berdasarkan standar baku)
I = Intensitas hujan (mm/jam)
Aca = Luas daerah pengaliran (ha)
5.1.2 Koefisien Run-Off (C)
Koefisien run-off atau koefisien limpasan adalah rasio jumlah limpasan
terhadap curah hujan. Koefisien run-off digunakan berapa bagian dari air hujan yang
harus dialirkan melalui saluran drainase karena tidak mengalami penyerapan oleh
tanah (infiltrasi). Koefisien ini berkisar antara 0-1 yang disesuaikan dengan kepadatan
penduduk di daerah tersebut. Koefisien run-off dapat dilihat pada tabel 2.2.
Namun, pada Kecamatan Klojen koefisien run off yang digunakan hanya guna
lahan perumahan dan sarana saja, seperti perdagangan dan ruang terbuka hijau.
Qsaluran = Vsaluran x Abasah
Qtotal = Qlimpasan + Qrumah tangga
5.1.3 Intensitas Hujan (I)
Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu dengan satuan
mm/jam. Dari data curah hujan selama 10 tahun dapat dianalisis bahwa untuk
menentukan curah hujan rancangan harus terlebih dahulu menentukan log X dan log
X rerata, dan standar deviasi. Cara perhitungan intensitas dengan menggunakan Log
Pearson Type III karena menggunakan data curah hujan 10 tahun dari 1 stasiun hujan.
5.1.4 Analisis Debit Air Buangan Rumah Tangga (Qrumah tangga)
Analisis debit air rumah tangga adalah jumlah debit air yang ada di saluran
drainase dalam satu waktu yang berasal dari limbah rumah tangga. Debit buangan
rumah tangga diperoleh dari menentukan jumlah penduduk di setiap catchment area,
kemudian menggunakan rumus:
Setelah di dapatkan hasil buangan rumah tangga, mencari debit air dari limbah
rumah tangga menggunakan rumus
Qrumah tangga = Σ penduduk x Qair limbah
8640000
5.1.5 Analisis Debit Air Maksimum Saluran (Qsaluran)
Debit air maksimum saluran merupakan jumlah air maksimum yang dapat
ditampung oleh saluran drainase. Debit air maksimum saluran dihitung menggunakan
rumus:
5.1.6 Analisis Debit Air Maksimum (Qtotal)
Besarnya Debit Air Maksimum (Qtotal) yang harus ditampung dan dialirkan
oleh saluran-saluran drainase yang ada di Kelurahan Oro-Oro Dowo diperoleh dari
penjumlahan antara debit air limpasan dan debit air buangan rumah tangga. Berikut
adalah contoh perhitungan debit air maksimum:
Untuk selanjutnya melakukan analisis perbandingan antara Debit air
maksimum saluran (Qsaluran) dengan debit air maksimum (Qtotal) untuk mengetahui
proyeksi saluran apakah memenuhi atau tidak memenuhi.
Buangan rumah tangga = 70% x Kebutuhan air bersih rata-rata tiap penduduk
5.1.7 Perhitungan Saluran
Tabel 5.1 Analisis Saluran Drainase di Kecamatan Klojen Kelurahan Alamat Hierarki Guna Lahan Q Limpasan Q Rumah Tangga Q Saluran Q Total Selisih Keterangan