Top Banner
SISTEM DRAINASE MAKALAH Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Sumber Daya Air Lanjut Yang dibina oleh Drs. Bambang Widarta, M.T, Oleh: Didit Angga Prasetiyo (120523400100) 1
26

Sistem Drainase

Feb 02, 2016

Download

Documents

drainase
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Drainase

SISTEM DRAINASE

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Teknik Sumber Daya Air Lanjut

Yang dibina oleh Drs. Bambang Widarta, M.T,

Oleh:

Didit Angga Prasetiyo

(120523400100)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPILPROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

OKTOBER 2015

1

Page 2: Sistem Drainase

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kenikmatan dan petunjuk bagi manusia, serta iringan

sholawat senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. Berkat

semangat dan jerih payah, serta ridho Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul Sistem Drainase. Kami

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi

dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sebagai manusia biasa masih banyak kekurangan

dalam penulisan dan penyampaian makalah ini, maka dari itu kritik serta

saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh

penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Akhir kata Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, Oktober 2015

Penyusun

2

Page 3: Sistem Drainase

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................... 2

Daftar Isi .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .............................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ............................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ........................................................................ 6

B. Fungsi Drainase ............................................................... 6

C. Jenis-jenis Drainase ......................................................... 7

D. Fungsi Jaringan ................................................................ 8

E. Sasaran Sistem Drainase ................................................. 10

F. Sistem Jaringan Drainase ................................................ 11

G. Pengklasifikasian Saluran Drainase ................................. 12

H. Pola Jaringan Drainase .................................................... 14

I. Bentuk Saluran ................................................................. 15

J. Bangunan-banguan Sistem Drainase dan pelengkapnya. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 19

B. Saran ................................................................................ 19

Daftar Pustaka

3

Page 4: Sistem Drainase

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan

dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga

berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan.

Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim,

pada masa tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga

dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu, semakin

kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air

buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan

dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan

kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur

lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari air

berlebih dan air buangan.

Di daerah yang belum berkembang/pedesaan, drainase terjadi

sevara alamiah sebagai bagian dari siklus hidrologi. Drainase alam ini

berlangsung tidak secara statis melainkan terus berubah secara

konstan menurut keadaan fisik lingkungan sekitar. Seiring dengan

berkembangnya kawasan perkotaan yang ditandai dengan banyak

didirikannya bangunan-bangunan yang dapat menunjang kehidupan

dan kenyamanan masyarakat kota, maka sejalan dengan itu

diperlukan pula suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang

baik untuk menjaga kenyamanan masyarakat kota. Sehingga drainase

perkotaan harus saling padu dengan sampah, sanitasi, dan

pengendalian banjir perkotaan.

4

Page 5: Sistem Drainase

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan drainase?

2. Apa saja fungsi dari drainase?

3. Apa saja jenis-jenis drainase?

4. Apa saja sasaran sistem drainase?

5. Apa saja sistem jaringan drainase?

6. Apa saja pola jaringan drainase?

7. Apa saja bangunan-bangunan system drainase?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan drainase.

2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari drainase.

3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis drainase.

4. Untuk mengetahui apa saja sasaran sistem drainase.

5. Untuk mengetahui apa saja sistem jaringan drainase.

6. Untuk mengetahui apa saja pola jaringan drainase.

7. Untuk mengetahui apa saja bangunan-bangunan system drainase.

D. Manfaat Penulisan

Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan bagi

penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya tentang sistem

drainase.

5

Page 6: Sistem Drainase

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Drainase yang berasal dari bahasa Inggris “drainage” mempunyai

arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.

Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat

didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi

kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun

kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi

kawasan/lahan tidak terganggu.

Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol

kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang

kelebihan air dari suatu kawasan/lahan, sehingga lahan dapat

difungsikan secara optimal.

B. Fungsi Drainase

Fungsi/kegunaan dari sistem drainase, antara lain:

Membebaskan suatu wilayah terutama yang padat pemukiman dari

genangan air erosi dan banjir.

Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil

resiko kesehatan lingkungan bebas dari malaria dan penyakit

lainnya.

Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena

terhiindar dari kelembaban.

6

Page 7: Sistem Drainase

Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan

juga memperkecil kerusakan-kerusakan tanah, bentuk jalan, dan

bangunan-bangunan lainnya.

C. Jenis-jenis Drainase

1. Menurut sejarah terbentuknya

a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang

terbentuk secara alami dan tidak ada unsur campur tangan

manusia.

b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk

berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat

hujan dan dimensi saluran.

2. Menurut letak saluran

a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran

drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi

mengalirkan air limpasan permukaan.

b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran

drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan

melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan

alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik,

tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya

saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan

terbang, taman, dan lain-lain.

3. Menurut fungsi

a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu

jenis air buangan saja.

b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan

7

Page 8: Sistem Drainase

beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun

bergantian.

4. Menurut konstruksi

a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya

direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan

(sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi

sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini

biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran

terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan

batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.

b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu

kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah

perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang

tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

D. Fungsi Jaringan

Pada sistem pengumpulan air buangan yang diperhatikan ada

dua macam air buangan, yaitu air hujan dan air kotor (bekas).

Cara atau sistem buangan ada tiga, yaitu:

Sistem Terpisah (Separate System)

Air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-

masing terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa

pertimbangan, antara lain:

a. Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama.

b. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air

hujan.

8

Page 9: Sistem Drainase

c. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu

sedangkan air hujan tidak perlu dan harus secepatnya

dibuang ke sungai.

Keuntungan:

1. Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil sehingga

memudahkan pembuatan dan operasinya.

2. Penggunaan sistem terpisah mengurangi bahaya bagi

kesehatan masyarakat.

3. Pada instalasi pengolahan air buangan, tidak ada tambahan

beban kapasitas karena penambahan air hujan.

4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa direncanakan

pembilasan sendiri, baik pada musim kemarau maupun pada

musim hujan.

Kerugian:

Harus membuat dua sistem saluran sehingga memerlukan tempat

yang luas dan biaya yang cukup besar.

Sistem Tercampur (Combined System)

Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama.

Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan pada

beberapa pertimbangan, antara lain:

a. Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat

disatukan.

b. Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda.

c. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.

Keuntungan:

1. Hanya diperlukan sat sistem penyaluran air sehingga dalam

pemilihannya lebih ekonomis.

2. Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga

konsentrasi air buangan menjadi menurun.

9

Page 10: Sistem Drainase

Kerugian:

Diperlukan areal yang luas untuk menempatkan instalasi

tambahan utuk penanggulangan di saat-saat tertentu.

Sistem Kombinasi (Pseudo Separate System), atau sistem

interseptor.

Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air

hujan dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan

tercampur dalam saluran air buangan, sedangkan air hujan

berfungsi sebagai pengencer. Kedua saluran ini tidak bersatu

tetapi dihubungkan dengan sistem perpipaan interseptor.

Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam pemillihan sistem

ini adalah:

a. Perbedaan yang besar antara kuantitas air buangan yang

akan disalurkan melalui jaringan penyalur air buangan dan

kuantitas curah hujan pada daerah pelayanan.

b. Umumnya di dalam kota dilalui sungai-sungai dimana air

hujan secepatnya dibuang ke dalam sungai-sungai tersebut.

c. Periode musim kemarau dan musim hujan yang lama dan

fluktuasi air hujan yang tidak tetap.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka secara

teknis dan ekonomis, sistem yang memungkinkan untuk diterapkan

adalah sistem terpisah antara air buangan rumah tangga dengan air

buangan yang berasal dari air hujan.

E. Sasaran Sistem Drainase

Sasaran penyediaan sistem drainase adalah:

1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier

melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan

10

Page 11: Sistem Drainase

lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan

sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing

jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak

sungai.

b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran

tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran

semen).

c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah

tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.

2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan

hunian dan kota.

3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam

menunjang terciptanya scenario pengembangan kota untuk

kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang

berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.

F. Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase umumnya terbagi menjadi dua

bagian, yaitu:

1. Sistem Drainase Makro

Sistem drainase makro yaitu sistem saluran/badan air yang

menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air

hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase makro ini

disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major

system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung

aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase

primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase

makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai

10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan

dalam perencanaan sistem drainase ini.

11

Page 12: Sistem Drainase

2. Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan

pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari

daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk

dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan,

saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong,

saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang

dapat ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan

dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna

lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman

lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

G. Pengklasifikasian Saluran Drainase

Jenis saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi:

1. Saluran Air Tertutup

a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima

air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak

diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak

(saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.

b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan

pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan

dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa

menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.

2. Saluran Air Terbuka

Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan

bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang

menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau

12

Page 13: Sistem Drainase

yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut

asalnya, saluran dibedakan menjadi :

a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil

dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.

b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi,

parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan

mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :

• Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan

landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak

atau beton, semen, kayu maupu aspal.

• Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam,

beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas

permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan

perbedaan tinggi tekan.

• Got miring (chute) : selokan yang curam.

• Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air

terjadi dalam jangka pendek.

• Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang

mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau

timbunan lainnya.

• Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup

yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus

bukit/gundukan tanah.

3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan

pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari

daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase

tertutup.

13

Page 14: Sistem Drainase

H. Pola Jaringan Drainase

Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, yaitu:

1.Siku

Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih

tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuangan akhir

berada di tengah kota.

2.Paralel

Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila

terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat

menyesuaikan diri.

3.Gridiron

Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir

kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dahulu pada

saluran pengumpul.

4. Alamiah

Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah

lebih besar.

5.Radial

Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan

memencar ke segala arah.

6.Jaring-jaring

Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan

raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.

Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu:

1.Pola perpendicular

Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat

digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga

banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.

2.Pola interceptor dan pola zone

Adalah pola jaringan yang digunakan untuk sistem tercampur.

14

Page 15: Sistem Drainase

3.Pola fan

Adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran /cabang

yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu menuju ke satu

bangunan pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem

terpisah.

4.Polaradial

Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala

arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan

diperlukan banyak bangunan pengolahan.

I. Bentuk Saluran

Bentuk saluran drainase, antara lain:

• Trapesium

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan

dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus dengan

fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang

masih cukup tersedia lahan.

• Kombinasi trapesium dan segi empat

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan

dengan debit yang besar dan kecil. Sifat alirannya berfluktuasi besar

dan terus menerus tapi debit minimumnya measih cukup besar.

• Kombinasi trapesium dengan setengah lingkaran

Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus menerus dan

berfluktuasi besar dengan debit minimum keil. Fungsi bentuk

setengah lingkaran ini adalah untuk menampung dan mengalirkan

debit minimum tersebut.

• Segiempat

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan

dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus dengan

fluktuasi kecil.

15

Page 16: Sistem Drainase

• Kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran

Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran

yang tidak mempunyai lahan yang cukup/terbatas. Fungsinya sama

dengan bentuk (2&3)

• Setengah lingkaran

Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil.

Bentuk saluran ini umum digunakan untuk saluran-saluran ruah

penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat.

J. Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya

1. Bangunan-bangunan Sistem Saluran Drainase

Bangunan-bangunan dalam system drainase terbagi menjadi

bangunan struktur dan bangunan non-struktur.

a. Bangunan Struktur

Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan

perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan

struktur adalah:

- Bangunan rumah pompa

- Bangunan tembok penahan tanah

- Bangunan terjunan yang cukup tinggi

- Jembatan

b. Bangunan Non-struktur

Banguna non-struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa

pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan

kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang.

Contoh bangunan non-struktur adalah:

- Pasangan (saluran cecil tertutup, tembok talud saluran,

mahole/bak control ususran cecil, street inlet).

- Tanpa pasangan : Saluran tanah dan saluran tanah berlapis

rumput.

16

Page 17: Sistem Drainase

2. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase

Bangunan pelengkap saluan drainase diperlukan untuk

melengkapi suatu system saluran untuk fungsi-fungsi tertentu.

Adapun bangunan-bangunan pelengkap system drainase antara

lain:

a. Catch Basin/Watershed

Bangunan dimana air masuk ke dalam system saluran tertutup

dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah menuju match

basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada

tempat-tempat yang rendah, maupun tempat parkir.

b. Inlet

Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya

akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar,

maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi

saringan agar sampah tidak masuk ke dalam saluran tertutup.

c. Headwall

Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup

dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi

dari longsor dan erosi.

d. Shipon

Shipon dibuat bilamana ada persilaangan dengan sungai.

Shipon dibangun di bawah dari penampang sungai, karena

tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuatannya

harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi keretakan

ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam

merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan

menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya

lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran drainasenya

yang dibuat secara terbuka atau gorong-gorong.

e. Bangunan terjun

17

Page 18: Sistem Drainase

f. Manhole

Untuk keperluan pemeliharaan sistemsaluran drainase tertutup

di setiap saluran diberi manhole pertemuan, perunahan

dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25

meter. Lubang mahole dibuat sekecil mungkin supaya

ekonomis, cukup, dan dapat dimasuki oleh orang dewasa.

Biasanya lubang manhole berdiameter 60 cm dengan tutup

dari besi tulang.

g. Bangunan got miring

Selokan yang curam.

h. Gorong-gorong yaitu saluran tertutup (pendek) yang

mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau

timbunan lainnya.

18

Page 19: Sistem Drainase

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia

bermukim, pada masa tertentu akan mengalami keadaan berlebih,

sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu, semakin

kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa

air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan

dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan

kesejahteraan hidup maka manusia mulai berusaha untuk mengatur

lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari

air berlebih dan air buangan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan

sistem drainase yang baik.

B. Saran

Sistem drainase harus terpadu dengan sanitasi, sampah,

pengendalian banjir, dan lain-lain.

19