Top Banner
I. Pendahulaan 1.1. Umum Limbah cair domestik ialah bahan buangan yang timbul akibat adanya aktivitas manusia muali dari ekskresi, memasak, mencuci, dan sebagainya. Penggunaan air bersih setiap manuasia akan mengakibatkan munculnya air limpasan buangan yang tidak dipakai lagi karena tidak semua air yang dikonsumsi manusia menjadi barang atau bagian yang diproduksi. Cemaran air domestik yang umumnya sifatnya organo-mikrobiologis dan berasal dari rumah tangga, perkantoran, fasilitas hotel, tempat hiburan, daerah komersil dan fasilitas umum lainnya yang digunakan manusia dalam kegiatan sehari-hari. Limbah cair tidak dapat secara langsung dibuang ke badan air terdekat karena dapat dipastikan kandungan pencemarnya akan melebihi ambang batas yang ada. Ketika limbah ini tidak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah di lingkungan sekitar maupun kesehatan. Pembungan limbah ini secara langsung ke badan air akan merusak kualitas air baku dan ekosistem di dalamnya dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan khususnya kualitas air bersih yang ada (sungai atau air tanah). Kulitas air yang semakin berkurang maka akan langsung berdapak pada kuantitas air bersih yang dapat dikonsumsi. Karena hal tersebut diperlukan penangan air limbah sebelum dibuang ke badan air dengan membangun 1
31

Laporan Drainase

Apr 12, 2016

Download

Documents

laporan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Drainase

I. Pendahulaan

1.1. UmumLimbah cair domestik ialah bahan buangan yang timbul akibat adanya

aktivitas manusia muali dari ekskresi, memasak, mencuci, dan sebagainya.

Penggunaan air bersih setiap manuasia akan mengakibatkan munculnya air

limpasan buangan yang tidak dipakai lagi karena tidak semua air yang dikonsumsi

manusia menjadi barang atau bagian yang diproduksi. Cemaran air domestik yang

umumnya sifatnya organo-mikrobiologis dan berasal dari rumah tangga,

perkantoran, fasilitas hotel, tempat hiburan, daerah komersil dan fasilitas umum

lainnya yang digunakan manusia dalam kegiatan sehari-hari.

Limbah cair tidak dapat secara langsung dibuang ke badan air terdekat

karena dapat dipastikan kandungan pencemarnya akan melebihi ambang batas

yang ada. Ketika limbah ini tidak ditangani dengan baik maka akan

mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah di lingkungan sekitar maupun

kesehatan. Pembungan limbah ini secara langsung ke badan air akan merusak

kualitas air baku dan ekosistem di dalamnya dan pada akhirnya akan menurunkan

kualitas lingkungan khususnya kualitas air bersih yang ada (sungai atau air tanah).

Kulitas air yang semakin berkurang maka akan langsung berdapak pada

kuantitas air bersih yang dapat dikonsumsi. Karena hal tersebut diperlukan

penangan air limbah sebelum dibuang ke badan air dengan membangun Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Banguna Pengolahan Air Buangan (BPAB).

Selain itu diperlukan pula suatu saluran air buangan untuk mengalirkan tibulan

limbah cair menuju ke IPAL.

Prinsip dari perancangan saluran air buangan ialah merancang suatu sistem

jaringan yang dapat mengalirkan air buangan (limbah) ke Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL). Melalui jarak yang sesingkat-singkatnya agar waktu yang

dibutuhkan singkat dan dalam biaya penginstalasian pipa yang ekonomis.Serta

elevasi yang digunakan harus tepat agar air limbah dapat dialirkan secara gravitsi

dan endapan atau sedimentasi yang terbentuk tidak sampai mengganggu dan

membentuk clogging.

Kawasan Surya Education Village berada di Kecamatan ..., Kabupaten

Kabupaten Tangerang dan Bogor. Kawasan ini mempunyai luas area ... ha, yang

1

Page 2: Laporan Drainase

terdiri dari area pendidikan, beberapa kompleks perumahan, beberapa rusunawa,

pusat kuliner, area rekreasi dan sebagainya. Kawasan ini diproyeksikan menjadi

kawasan yang berwawaskan lingkungan yang sehat, nyaman, dan bersih maka

diperlukan suatu sistem penyaluran air buangan pada kawasan ini. Sebagaimana

yang tercantum dalam UU No. 28 tahun 2008 perihal bangunan kesehatan, suatu

bangunan (gedung dan sebagainya) membutuhkan suatu sistem sanitasi. Lingkup

sanitasi yang dimaksud ialah kebutuhan sanitasi yang harus tersedia di dalam

ataupun luar bangunan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan pembunagan

air kotor (limbah), pembuangan kotoran sampah serta penyaluran air hujan.

Berdasar pada hal tersebut maka, Sistem saluran air buangan (limbah) perlu

adanya untuk kawasan ini untuk disalurkan ke IPAL untuk diolah sehingga, pada

akhirnya dapat dikembalikan lagi ke badan air(sungai) dalam kondisi yang aman

dan sesuai dengan baku mutu dari peraturan yang mengikat.

1.2. Latar BelakangAkan datangnya penduduk yang mendiami gedung-gedung dan perumahan

di kawasan Surya Education Village maka akan timbul kebutuhan air, dari hasil

konsumsi air tersebut makan akan muncul timbulan air buangan (limbah). Karena

hal inilah diperlukan pengaturan yang baik dalam pendistribuasian saluran air

buangannya yang akan disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

sebelum dikembalikan lagi ke badan. Kebutuhan air yang semakin besar

merupakan dasar dari semakin besarnya debit timbulan air buangan.

Sistem saluran pembuangan air limbah domestik ini ialah jenis sistem

saluran tertutup yang mengarah ke IPAL yang telah ditentukan berdasarkan sektor

dan bebannya yang nantinya setelah diolah akan dikembalikan lagi ke badan air

terdekat, yaitu ke badan sungai. Dengan penyaluran langsung ke IPAL dan diolah

lalu dikembalikan lagi ke badan air setempat, diharapkan dapat:

a. Mencegah pencemaran ligkungan akibat pembuangn limbah langsung

ke badan air

b. Mencegah penyebaran penyakit menular dari sistem sanitasi yang

kurang baik

c. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

2

Page 3: Laporan Drainase

1.3. Tujuan LaporanAdapun tujuan utama laporan ini dibuat sebagai berikut:

a. Mendesain saluran air buangan (limbah) dengan memuat perhitungan

dan pendimensian tiap unit sesuai dengan kebutuhan lokasi studi, yaitu

Surya Education Village.

b. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BOQ)

sehingga dapat dilihat proyeksi keekonomisannya.

1.4. Tinjauan Pustaka1.4.1. Pengertian Air Limbah cair

Limbah cair ialah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud

cair, yang pada umumnya dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah tangga

maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai (PP 82 tahun

2001). Bawasannya limbah cair ialah suatu produk sampingan yang dihasilkan

oleh suatu proses produksi baik industri ataupun rumah tangga (domestik), yang

mana keberadaannya disuatu waktu dan tempat tertentu tidak diinginkan karena

tidak memiliki nilai ekonomis. Kehadiran limbah cair akan menggangu atau

berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia bila pada jumlah

dan konsentrasi tertentu, sehingga diperlukan adanya penanganan lebih lanjut

terhadap limbah cair ini.

Limbah cair dometik (rumah tangga) ialah air yang sudah tidak terpakai

dan tidak dapat digunakan kembali untuk suatu tujuan tertentu. Umumnya limbah

cair ini terbentuk dari dua sumber utama, yaitu dari kotran manusia (tinja)

maupun dari aktivitas dapur, dan kegiatan mencuci. Jumlah air limbah yang

dihasilkan dari rata-rata koonsumsi air bersih manusia (120-140 Liter/Orang/hari),

umumnya berkisar antara 50-80% (Metcalf and Eddy, 1991). Untuk cakupan dari

klasifikasi limbah domestik ini sendiri mencakap aktivitas rumah tangga, kantor,

hotel, restoran, rumah sakit yang mana pada umumnya berasal dari aktivitas

mandi, cuci, masak dan kakus. Air limbah domestik dapat dikelaskan menjadi

beberapa jenis, diantaranya (Mara,2004):

a. Black water

3

Page 4: Laporan Drainase

Merupakan Air limbah yang berasal dari kativitas kakus

b. Grey Water

Merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas mencuci, dan apapun

yang menggunakan sabun.

1.4.2. Karakteristik Limbah Cair Domestik

a. Air limbah yang berasal dari aktivitas kakus

No

.

Parameter Satua

n

Konsentrasi

1. pH - 6.5 - 7.0

2. Temperatur oC 37

3. Amonium mg/L 25

4. Nitrat mg/L 0

5. Nitrit mg/L 0

6. Sulfat mg/L 20

7. Phospat mg/L 30

8. CO2 mg/L 0

9. HCO3 mg/L 120

10. BOD5 mg/L 220

11. COD mg/L 610

12. Klorida mg/L 45

13. Total Coliform MPN 3 x 105

Tabel 1.1. Karakteristik Air Limbah Kakus

(sumber: Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1994)

4

Page 5: Laporan Drainase

b. Air limbah yang berasal dari aktivitas non-kakus

No. Parameter Satuan Konsentrasi

1. pH - 8.5

2. Temperatur oC 24

3. Amonium mg/L 10

4. Nitrat mg/L 0

5. Nitrit mg/L 0.005

6. Sulfat mg/L 150

7. Phospat mg/L 6.7

8. CO2 mg/L 44

9. HCO3 mg/L 107

10. DO mg/L 4.01

11. BOD5 mg/L 189

12. COD mg/L 317

13. Klorida mg/L 47

14. Zat Organik mg/L 554

15. Detergen mg/L 2.7

16. Minyak mg/L < 0.05

Tabel 1.2. Karakteristik Air Limbah Non-Kakus

(sumber: Laboratorium TL ITB, 1994)

1.4.3. Pengolahan dan Pengaliran Air Limbah

Prinsip pengolahan air limbah adalah mengurangi ataupun menghilangkan

kontaminan yang terdapat pada air buangan (limbah), sehingga tidak mengganggu

lingkungan. Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurangi BOD,

dan membunuh bakteri pathogen serta mengurangi senyawa beracun yang

berbahaya sampai konsentrasinya menjadi lebih rendah. Tujuan dari pengolahan

limbah juga bergantung dari tipe air limbah yang masuk.

5

Page 6: Laporan Drainase

Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber dan sektor area ke Instalasi

Pengolahan Air Limbag (IPAL) melalui sistem perairan tertutup. Sistem

perpipaan ini dikelompokan menurut sumber limbah dan cara pengaliran.

Pembagaian sistem salurannya adalah sebagai berikut:

a. Menurut sumber limbah

Limbah yang dapat masuk ke sistem distribusi pipa ada yang berasal

dari air hujan dan juga dari limbah domestik. Saluran perpipaan dapat

dibagi menjadi tiga kelompok, diantaranya (Gunadarma.1997):

i. Sistem Terpisah (separated system)

Sistem ini memisahkan penyaluran antara air hujan dan air

buangan (limbah). Pemilihan sistem ini didasarkan pada

beberapa faktor, diantaranya:

1. Periode musim hujan dan kemarau terlalu lama.

2. Kuantitas air yang jauh berbeda antar air limbah dan air

hujan.

3. Air limbah memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke

badan air sedangkan air hujan dapat langsung dibunang

tanpa perlu adanya perlakuan khusus terlebih dahulu.

Gambar 1.1. Sistem Terpisah (separated system)

6

Page 7: Laporan Drainase

Keuntungan:

1. Sistem saluran yang dipisah menjadikan dimensi yang lebih

kecil daripada sistem tercampur, sehingga memudahkan

dalam pembuatan dan pengoprasiannya.

2. Penggunaan sistem terpisah mengurangi bahaya bagi

kesehatan masyarakat.

3. Pada IPAL tidak ada tambahan beban kapasitas, karena

penambahan debit dari air hujan.

4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa dirancang

“sef-cleaning”, baik pada musim kemarau maupun pada

musim hujan.

Kerugian:

Harus membuat 2 saluran perpipaan sehingga memerlukan

tempat yang luas dan biaya penggalian yang cukup besar.

ii. Sistem Tercampur (combined system)

Pada sistem perpipaan ini, air bungan dan air hujan disalurkan

melalui satu saluran yang sama. Saluran ini harus tertutup.

Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa faktor yang

harus dipertimbangkan, antara lain:

1. Debit air hujan dan air buangan relatif kecil sehingga dapat

disatukan.

2. Kuantitas air hujan dan buangan tidak jauh berbeda.

3. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.

7

Page 8: Laporan Drainase

Gambar 1.1. Sistem Tercampur (combined system)

Keuntungan :

1. Hanya memerlukan satu sistem penyaluran pipa saja,

sehingga dalam pemelihannya lebih ekonomis

2. Terjadi pengenceran dari air hujan dengan air buangan

sehingga konsentrasi air bunagan menurun

Kerugian :

Diperlukan area yang luas untuk menempatkan instalasi

tambahan untuk penanggulangan disaat tertentu.

iii. Sistem kombinasi (pscudo separate system)

Sistem ini merupakan modifikasi dari Sistem Tercampur,

yang mana limbah cair dan air hujan akan disatukan

penyalurannya saat musim hujan, air hujan berfungsi sebagai

penggelontor dan pengencer. Kedua saluran ini tidak bersatu

tapi dihubungkan dengan sistem perpipaan interseptor.

8

Page 9: Laporan Drainase

Gambar 1.1. Sistem kombinasi (pscudo separate system)

Faktor tang digunakan sebagai alasan untuk memilih sistem

ini ialah:

1. Perbedaaan yang signifikan antara kuantitas limbah cair

atau air buangan dan kuantitas air dari curah hujan yang

ada di daerah tersebut.

2. Umumnya digunakan di kota yang dilaluisungai

sehingga air hujan dapat secepatnya dibuang ke sungai.

3. Periode musim kemarau dan hujan yang cukup lama

serta fluktuasi air hujan tidak tetap.

b. Menurut sistem pengaliran

Pembagian sistem ini berdasarkan pada letak dan topografi daerah

yang akan dirancang. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

i. Sistem pengaliran gravitasi

Sistem ini beroperasi dengan sederhana dan alami karena

menggunakan elevasi dan memanfaatkan sifat caiaran yang

selalu mengalir ke bawah atau ke tempat yang lebih rendah

karena adanya gaya gravitasi. Sistem ini digunakan bila badan

air atau IPAL berada di bawah elevasi daerah pelayanan dan

menggunakan potensial yang tinggi terhadap daerah pelayanan

yang jauh.

9

Page 10: Laporan Drainase

ii. Sistem pemompaan

Sistem ini menggunakan alat tambahan berupa pompa untuk

membantu membawa limbah mencapai tempat yang lebih

tinggi untuk ke IPAL ataupun ke badan air setempat. Sistem ini

digunakan apabila elevasi IPAL atau badan air lebih tinggi dari

elevasi daerah pelayanan.

iii. Sistem kombinasi

Sistem ini digunakan apabila limbah cair mengalir secara

gravitasi dari daerah pelayanan yang selanjutnya dialirkan ke

IPAL dengan menggunakan pompa atau reservoir.

c. Menurut penyaluran air buangan (TTPS, 2010)

i. Sistem sanitasi setempat

Sistem sanitasi setempat (on-site sanitation) merupakan sistem

pembuangan air limbah yang air limbah tidak dikumpulkan

serta disalurkan ke dalam suatu jaringan saluran yang akan

membawanya ke IPAL ataupun ke badan air penerima

setempat, melainkan dibuang ditempat. Sistem ini digunakan

jika aspek lokasi beserta teknisnya dapat dipenuhi atau sesuai

dengan persyaratan dan menggunakan biaya yang relatif

rendah.

Kelebihan sistem ini ialah:

a. Biaya pembuatan lebih murah.

b. Biaya dibuat oleh sektor ataupun pribadi.

c. Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.

d. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab

pribadi.

Kekurangan sistem ini ialah:

a. Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi

dan cuci.

10

Page 11: Laporan Drainase

b. Mencemari air tanah bila saat pembuatannya tidak sesuai

syarat dan standar teknis yang ada.

Kriteria yang harus dipenuhi pada penerapan sistem setempat,

antara lain (DPU, 1989):

a. Kepadatan penduduk kurang dari 200 jiwa/ha.

b. Kepadatan penduduk 200 – 500 jiwa/ha masih

memungkinkan dengan syarat penduduk tidak

menggunakan air tanah.

c. Tersedia truk penyedotan tinja.

Gambar 1.4. Sistem sanitasi setempat (on-site sanitation)

ii. Sistem sanitasi terpusat

Sistem ini merupakan sistem pembuangan air buangan

domestik (mandi, cuci, dapur, dan kakus) yang disalurkan ke

luar lokasi sumber berasal, dari masing-masing bangunan ke

saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya secara terpusat

ke IPAL sebelum dibuang ke badan perairan.

11

Page 12: Laporan Drainase

Gambar 1.5. Sistem sanitasi terpusat (off-site sanitation)

Penyaluran limbah cair dimulai dengan sistem perpiaan dari alat plambing

di setiap bangunan dan menuju ke saluran induk atau saluran utama. Kemiringan

aliran harus cukup agar tidak terbetuk sedimentasi karena aliran sangat lambat dan

“self-cleaning” tetap terjadi agar kondisi pipa saluran tetap bersih dan terjaga dari

penyumbatan. Variasi kecepatan aliran umumnya antara 0.6 m/s sampai dengan

0.75 m/s. Pada daerah tropis kecepatan yang dianjurkan adalah sekitar 0.9 m/s

(Soeparman dan Suparmin, 2002).

1.4.4. Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair

Pipa yang digunakan untuk pembuatan saluran air buangan tidak hanya

satu macam karena didasarkan oleh beberapa faktor, diantaranya (Halim, 2002):

a. Kondisi lapangan (drainase, topografi, jenis tanah, dan kemiringan)

b. Karakteristik aliran dan koefisien gesekan

c. Ketahanan Material terhadap kondisi setempat (lifetime)

d. Ketahanan terhadap gerusan / gesekan

e. Ketahanan terhadap asa, basa, dan korosi

f. Kemudahan dalam penanganan dan instalasinya (tenaga terampil)

g. Ketersediaan dalam berbagai ukuran yang dibutuhkan

h. Kehematan

12

Page 13: Laporan Drainase

Bahan yang umumnya digunakan untuk saluran perpipaan limbah buangan

cair, diantaranya (Okun dan Ponghis):

a. Pipa asbes semen (asbestos cement pipe)

Pipa asbes semen cukup tahan terhadap korosif akibat sifat asam

dari kondisi bawaan limbah yang sangat septik dan pada tanah alkalis.

b. Pipa beton (concrete pipe)

Umumnya pipa jenis seperti ini digunakan untuk saluran Air

buangan ukuran kecil sampai sedang (diameter 600 mm). Untuk perawatan

pipa jenis ini termasuk mudah penanganannya akan tetapi tidak tahan

terhadap asam.

c. Pipa besi cor (cast iron pipe)

Pipa ini dapat digunakan untuk penggunaan jangka panjang karena

kuat menahan beban dan karakter aliran yang baik. Akan tetapi untuk

biaya awal sangat tidak ekonomis (mahal), dan penggunaannya hanya di

kondisi daerah tertentu (misal tidak dapat digunakan untuk melintasi

rawa).

d. Pipa tanah liat (vertrified clay pipe)

Pipa ini sangat tahan terhadap korosi akibat dari hasil reaksi H2S

limbah cair, akan tetapi pipa ini mudah pecah, tidak kuat terhadap tekanan

berlebih dan pipa ini dicetak dalam ukuran yang pendek.

e. PVC (polyvinyl cloride)

Pipa ini banyak sekali digunakan karena sangat mudah dalam

penyambungan, ringan, tahan korosi, tahan asam, fleksibel, dan

karakteristik aliran sangat baik.

13

Page 14: Laporan Drainase

No Bahan Diameter

(inch)

Panjang

(m)

Standar Korosif

dan

Erosi

Kekuatan Jenis

Sambungan

1. Pipa

Beton

12 -144 1.2 – 7.4 ASTMC

76

Tidak

Tahan

Kuat Bell spigot

2. Tanah

liat

4 – 48 1 – 2 ASTMC

700

Tahan Mudah

pecah

Mortar,

rubber gasket

3. Pipa

Asbes

4 – 42 2.5 AWWA

C 400

Tidak

Tahan

Kuat Collar,

Rubber ring

4. Cast

Iron

2 – 48 6.1 AWAA

C 100

Tidak

Tahan

Sangat

Kuat

Bell spigot,

Flanged

Mechanical

5. Pipa

baja

8 – 252 1.2 – 4.6 AWWA

C 200

Tidak

Tahan

Kuat Bell spigot,

socket

6. PVC 4 – 15 3.2 ASTMD

302

Tahan Cukup Flexible

rubber,

gasket

7. HDPE 6 -36 6.3 ASTMD

3212

Tahan Kuat Rubber

gasket,

tightbell,

coupler

Tabel 1.3. Perbandingan Bahan Saluran (sumber: Metcalf & Eddy,

1991)

II. Metode Penelitian

2.1 Prosedur Perencanaan

14

Page 15: Laporan Drainase

Berikut adalah persamaan-persamaan yang digunakan untuk

mengkalkuklasikan perhitungan-perhitungan hidrolis dan penggunaan air bersih

per hari juga produksi air limbah per hari.

1. Menghitung Qpeaka. Pertama hitung dulu estimasi total pemakaian air

Qd( liter

hari)=

Estimasi penduduk (orang )

Estimasi penggunaan(

literoranghari

)

b. Kemudian hitung estimasi limbah yang dihasilkanQ ave limbah=80 %× Qd(estimasi total pemakian perhari)

c. Hitung Qpeak

Qp( literjam

)=Q ave limbah ( liter

hari)

peak time( jamhari

)

2. Perhitungan hidrolisa. Menghitung Qfull

Qfull= QpQp /Qf

Ket: Qp = QpeakQp/Qf = didapat dari kurva hidrolik pipa air buangan dengan menentukan d/D

b. Menghitung Slope

S= ∆ HL

Ket:S = slope∆ H = selisih kedalamanL = panjang pipa yang diinginkan

c. Menghitung Diameter

Qfull=0,3117n

×[ D ]83 ×[S]

12

Ket :n = Koefisien Manning D = DiameterS = Slope

15

Page 16: Laporan Drainase

d. Q full cek, untuk mengetahui debit maksimal dalam pipa

Qfull=0,3117n

×[ D ]83 ×[S]

12

Rumus hazen williams1. Menghitung kehilangan tekanan pada jalur pipa i

hi=( Q0,2785 C D2,63 )

1,85

Li

2. Major Losses

h f=( Q0,2785C D2,63 )

1,85

L

Dimana:Q = Debit aliran (m3/detik)C = Koefisien Hazen WilliamsD = Diameter pipa (mm)L = Panjang pipa (m)

Cara menentukan nilai C =Jenis Pipa Harga C Keterangan

ACP140 Baru130 Perencanaan

Besi dengan Las140 Baru100 Perencanaan

Beton140 Baru130 Perencanaan

CIP, coated130 Baru100 Perencanaan

Plastik dan PVC140 Baru130 Perencanaan

Tabel 2.1. Tabel Nilai Koefisien Hazen Williams(Sumber: Fair, Geyer, dan Okun, 1971)

Darcy Weisbach1. Minor Losses

h f=K V 2

2 gAtau bisa menggunakan prinsip ekivalensi terhadap panjang pipa :

f ( Leq

D )( V2g )=K V 2

2 gmaka Leq=

K × Df

16

Page 17: Laporan Drainase

Dimana:K = koefisien kehilangan tekananV = Kecepatan aliranD = diameterg = gravitasi

Penentuan Nilai K :

Jenis Perlengkapan Pipa Harga KGate Valve kondisi:

Terbuka penuh 0.2 ¼ terbuka 1.2 ½ terbuka 5.6 ¾ terbuka 2.4

Angle Valve kondisi terbuka penuh 2.5Butterfly Valve kondisi:

Sudut bukaan 10o 1 Sudut bukaan 40o 10 Sudut bukaan 70o 920

90o Elbow dengan: Regular flange 0.21 – 0.3 Long radius flange 0.14 – 0.23 Short radius screwed 0.9 Medium radius screwed 0.75 Long radius screwed 0.6

Sudden Contraction d/D = ¼ 0.42 d/D = ½ 0.33 d/D = ¾ 0.19

Sudden Enlargement d/D = ¼ 0.92 d/D = ½ 0.56 d/D = ¾ 0.19

Tabel 2.2. Tabel Koefisien Kehilangan Tekanan(Sumber: Practical Hydrolics for The Public Work Engineer, 1968)

Rumus penentuan diameter pipa

D=√ 4 Qdv π

Koefisien manning

Permukaan NMinimum Maksimum

17

Page 18: Laporan Drainase

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Layout JaringanPada desain ini, kami membagi sub-area pelayanan menjadi 3 bagian inti,

dimana pada masing-masing area disediakan instalasi pengolahan air limbah

tersendiri yang melayani beberapa sektor dari SEV ini. Peletakan IPAL

ditempatkan pada lokasi dengan muka tanah yang relatif rendah. Hal ini

dilakukan karena desain kami menggunakan metode transpor (air limbah)

menggunakan gravitasi dan tanpa pompa.

18

Page 19: Laporan Drainase

(Gambar 3.1 Jalur Pipa Air Buangan Surya Education Vilage)

(Gambar 3.2 Jalur Pipa Air Buangan Sub-area IPAL Dimitry I)

19

Page 20: Laporan Drainase

(Gambar 3.3 Jalur Pipa Air Buangan Sub-area IPAL Dimitry II)

20

Page 21: Laporan Drainase

(Gambar 3.4 Jalur Pipa Air Buangan Sub-area IPAL Dimitry Mini)

3.2 Kriteria Perencanaan Pembuangan Air Limbah

3.3 Perhitungan Beban AliranBerikut adalah penentuan sub-area pelayanan dan perhitungan kapasitas

aliran dari proyek kami.

21

Page 22: Laporan Drainase

(Tabel 3.1 Sub-area Pelayanan IPAL Dimitry I)

(Tabel 3.2 Sub-area Pelayanan IPAL Dimitry II)

(Tabel 3.3 Sub-area Pelayanan IPAL Dimitry III)

3.4 Perhitungan Dimensi Saluran

22

Page 23: Laporan Drainase

3.4.1 Gradien, Kekasaran dan Kecepatan Minimal

3.4.2 Hitungan Hidrolik Pipa Cabang

3.4.3 Hitungan Hidrolik Pipa Inti

3.5 Rencana Bangunan Pelengkap

3.5.1 Manhole

3.5.2 Valve

3.6 Rencana Anggaran Biaya

3.7 Gambar

IV. Kesimpulan dan Saran

23