BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. 1 B. Kajian Epidemiologi Penyakit Demam Berdarah ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. termasuk dalam grup B Arthropod borne Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat jenis seroptipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat. 2 Tanda dan gejala infeksi dengue tidak khas, sehingga menyulitkan penegakan diagnosis. Menurut pakar, “dengue is one disease entity with different clinical presentations and often with unpredictable clinical evolution and outcome”. Untuk membantu para klinisi, WHO pada tahun 1997 membuat panduan dalam buku berjudul “Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control”. Panduan ini merupakan panduan yang komprehensif Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam BLUD Sekarwangi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta | 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah
penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun
2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.1
B. Kajian Epidemiologi
Penyakit Demam Berdarah ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. termasuk dalam grup B Arthropod borne Virus
(Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat jenis
seroptipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotipe DEN-
3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat.2
Tanda dan gejala infeksi dengue tidak khas, sehingga menyulitkan penegakan
diagnosis. Menurut pakar, “dengue is one disease entity with different clinical
presentations and often with unpredictable clinical evolution and outcome”. Untuk
membantu para klinisi, WHO pada tahun 1997 membuat panduan dalam buku berjudul
“Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control”. Panduan ini
merupakan panduan yang komprehensif yang sampai sekarang tetap digunakan di
semua negara endemis dengue, termasuk Indonesia. Menggunakan panduan WHO
tersebut, negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah menurunkan angka kematian
dari 1.18% pada tahun 1985 menjadi 0.79% di tahun 2009. Namun karena dengue telah
menyebar ke berbagai negara, banyak pihak yang melaporkan sulitnya penggunaan
klasifikasi WHO 1997. Beberapa hal yang dipermasalahkan adalah kesulitan
memasukan klasifikasi dengue berat kedalam spektrum klinis, kesulitan menentukan
derajat penyakit karena tidak semua kasus disertai perdarahan, dan menyaring kasus
dengue saat terjadi kejadian luar biasa. Untuk itu WHO membuat klasifikasi dengue
2009, namun beberapa negara di Asia Tenggara tidak menyetujui klasifikasi WHO 2009
dan membuat revisi klasifikasi WHO 2011.3
|
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus Dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD. DBD adalah salah satu
manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue. Manifestasi simptomatik infeksi
virus dengue adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Manifestasi klinis infeksi virus dengue menurut WHO 2011.4
1. Demam tidak terdiferensiasi. Adalah infeksi dengue primer (yaitu infeksi dengue
pertama kalinya), gejala yang timbul adalah demam sederhana yang tidak dapat
dibedakan dengan infeksi virus lainnya. Ruam makulopapular dapat menyertai
demam atau mungkin muncul selama penurunan suhu badan sampai normal.
Umumnya disertai gangguan pencernaan dan pernapasan bagian atas.
2. Demam dengue (DD) paling sering terjadi pada anak-anak, remaja dan orang
dewasa. Hal ini umumnya merupakan penyakit demam akut dan kadang-kadang
demam biphasic dengan sakit kepala parah, mialgia, arthralgia, ruam, leukopenia
dan trombositopenia. Pada DD bisa menjadi penyakit melumpuhkan dengan sakit
kepala parah, nyeri otot, sendi dan tulang, terutama pada orang dewasa. Kadang-
kadang terjadi perdarahan yang tidak biasa seperti pendarahan gastrointestinal,
hypermenorrhea dan epistaksis masif.
|
2
3. DBD (dengan atau tanpa renjatan). Demam berdarah dengue (DBD) lebih sering
terjadi pada anak kurang dari 15 tahun di daerah hiperendemik, berkaitan dengan
infeksi dengue berulang. DBD ditandai dengan onset akut dari demam tinggi dan
berhubungan dengan tanda-tanda dan gejala yang mirip dengan DD pada fase awal.
Ada diatesis hemoragik umum seperti uji tourniquet positif, petechiae, hematom dan
perdarahan gastrointestinal sering terjadi pada kasus berat. Pada akhir dari fase
demam, ada kecenderungan untuk berkembang menjadi syok hipovolemik (dengue
shock syndrome) akibat kebocoran plasma. Kehadiran tanda-tanda awal sebelumnya
seperti muntah terus-menerus, sakit perut, lesu atau gelisah, atau lekas marah dan
oliguria gejala khas untuk intervensi mencegah syok. Trombositopenia dan
meningkatnya hematokrit / hemokonsentrasi adalah gejala sebelum syok.
4. Expanded dengue syndrome. Manifestasi yang tidak lazim dengan keterlibatan
organ vital seperti hati, otak, ginjal dan atau jantung yang terkait dengan infeksi
dengue yang dapat pula terjadi dengan tidak adanya bukti kebocoran plasma.
Kebanyakan pasien DBD yang memiliki manifestasi tidak lazim adalah hasil dari
komplikasi syok yang berkepanjangan dengan gagal organ atau pasien dengan
penyakit penyerta (co-infection).4
Gambar 2. Klasifikasi dan Tingkat Keparahan Dengue Menurut WHO 2011.4
|
3
B. EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41
tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi
dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%)
provinsi dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009. Provinsi Maluku, dari tahun
2002 sampai tahun 2009 tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadi juga
peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912
kasus pada tahun 2009. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut kemungkinan
disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan,
perubahan iklim, perubahan kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor
epidemiologi lainnya yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Gambar 3. AI DBD per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009.
Gambar 4. Lima provinsi tertinggi Angka Kematian DBD per 100.000 Penduduk
di Indonesia Tahun 2009
|
4
Provinsi dengan angka kematian (AK) tertinggi pada umumnya berbeda dengan
provinsi dengan AI tertinggi (AI). Hal ini berarti provinsi dengan AI tinggi belum tentu
juga menjadi provinsi dengan AK tinggi. Pada Gambar di atas terlihat semua provinsi
dengan AK tertinggi adalah provinsi yang berada di luar pulau Jawa dan Bali sedangkan
provinsi dengan AI tertinggi umumnya dari Pulau Jawa dan Bali. AK rendah di pulau
Jawa dan Bali bila dibandingkan dengan di luar pulau Jawa ini kemungkinan karena
pelayanan medis dan akses ke pelayanan kesehatan lebih baik, serta tingkat pengetahuan
masyarakat tentang DBD di pulau Jawa dan Bali lebih tinggi. Oleh karena itu upaya
promosi kesehatan dan peningkatan akses dan pelayanan medis perlu difokuskan pada
daerah di luar pulau Jawa dan Bali.1
C. ETIOLOGI
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga Flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di
daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.
Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di
Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa
rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi
sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan
menunjukkan manifestasi klinik yang berat. Kerentanan manusia tergantung pada
sistem imun dan genetik predisposition.2
D. CARA PENULARAN
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes
polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun
merupakan vektor yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung
virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian
|
5
virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan
berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya
(transovanan transmission). Sekali virus dapat masuk dan berkembangbiak di dalam
tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya
(infektif). Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (intrinsic
incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada
nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.2
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah :
Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih
Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,
tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, pot
tanaman, tempat minum burung, dan lain – lain.
Jarak terbang ± 100 meter
Nyamuk betina bersifat ‘ multiple biters’ (mengigit beberapa orang karena sebelum
nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)
Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi
E. PATOFISIOLOGI
1. Demam Dengue
Walaupun Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue ( DBD)
disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda
yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa
renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma
yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.5
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap
masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan
ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul
gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera
bereaksi dengan menangkap virus dan memrosesnya sehingga makrofag menjadi
APC (Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan
|
6
mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih
banyak virus. T-Helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis
makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan
melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi,