8/15/2019 Lapkas yunisa
1/53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sindrom Nefrotik merupakan manifestasi glomerulus yang paling sering
ditemukan pada anak. Insidensi Sindrom Nefrotik pada anak dalam kepustakaan
di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2 - 4 kasus baru per 100.000 anak per
tahun. (1 !i negara berkembang insidensnya lebih tinggi. !i Indonesia dilaporkan
" per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun. Anak laki # laki
lebih sering mengalami sindroma nefrotik daripada anak perempuan dengan
perbandingan 2$1. Anak dengan Sindrom nefrotik kelainan minimalbiasanya berumur < 10 tahun, sekitar 90% kasus berumur < 7
tahun dengan usia rerata 2–5 tahun !2 ,"#
%erdasarkan etiologinya& Sindrom nefrotik dibagi men'adi Sindrom Nefrotik
primer dan sekunder. %erdasarkan gambaran histologinya& Sindrom Nefrotik
dibagi men'adi Sindrom Nefrotik kelainan minimal& glomerulosklerosis fokal
segmental &dan nefropati membranosa. Namun saat ini klasifikasi Sindrom
Nefrotik lebih didasarkan pada respon kliniknya yaitu men'adi Sindrom Nefrotik
sensitie steroid dan Sindrom Nefrotik resisten steroid. (4
)asien yang menderita Sindrom Nefrotik untuk pertama kalinya sebagian
besar datang ke rumah sakit dengan ge'ala edema. *e'ala edema tersebut berupa
pembengkakan yang biasanya terdapat pada daerah dengan tekanan 'aringan
rendah seperti kelopak mata& dada& perut& ekstremitas& skrotum& dan labia . (4
)ada pasien anak dengan Sindrom Nefrotik biasanya akan didapatkan
kenaikan berat badan yang dapat men+apai hingga ,0 dari berat badan sebelum
menderita Sindrom Nefrotik. al tersebut ter'adi karena timbulnya proses edema
yang merupakan salah satu gambaran klinis dari Sindrom Nefrotik. /dema yang
ter'adi pada Sindrom Nefrotik diakibatkan karena turunnya kadar albumin dan
ter'adinya retensi natrium yang menyebabkan +airan ekstraaskuler semakin
meningkat dan dapat meningkatkan berat badan. ama penurunan berat badan
pada pasien Sindrom Nefrotik masih kontroersi dan dapat berbeda-beda antar
satu dengan yang lain karena dapat dipengaruhi oleh berbagai ma+am faktor
1
8/15/2019 Lapkas yunisa
2/53
antara lain fungsi gin'al& kadar albumin& olume intaraskuler& diet makanan& dan
efektifitas terapi. (4
2
8/15/2019 Lapkas yunisa
3/53
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama $ . a'rul Ardhi
3anggal ahir $ 1" ktober 2015
6mur $ 1 tahun 10 bulan
7enis 8elamin $ aki-laki
Suku $ A+eh
Agama $ Islam
Alamat $ 8e+. *eudong )asee& A+eh 6tara
No 9 $ 1-0"-12-:;
3anggal asuk $ 14 Agustus 201,
3anggal )emeriksaan $ 1< Agustus 201,
2.2 Anamnesa
Keluan Utama ! %engkak pada mata& perut& dan punggung kaki
Keluan "am#aan ! 8en+ing berbuih dan ber=arna kuning
Ri$a%at Pen%akit Sekarang
)asien merupakan ru'ukan dari >S hokseuma=e. Ibu pasien
mengeluhkan badan anaknya bengkak pada mata dan perut se'ak 5 bulan yng
lalu. %engkak dia=ali di bagian kelopak mata. A=alnya hanya di mata&
kemudian men'alar ke seluruh tubuh dan buah pelir. rang tua mengatakan
bengkak timbul 1 bulan setelah anaknya 'atuh dari ketinggian ?@- 1 meter di
rumahnya. 8en+ing berbuih dan ber=arna kuning. >i=ayat ken+ing berdarah
disangkal. Ibu pasien mengatakan anaknya telah dira=at di >S hokseuma=e
selama 1 minggu tetapi tidak ada perbaikan.
Ri$a%at Pen%akit Daulu
)ernah bengkak umur : tahun dan diba=a ke orang pintar.
Ri$a%at Penggunaan O#at
)ara+etamol
"
8/15/2019 Lapkas yunisa
4/53
Ri$a%at Pen%akit Keluarga
3idak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
Ri$a%at Keamilan
Ibu teratur melakukan AN9.
Ri$a%at Persalinan
)asien merupakan anak kedua dari dua bersaudara& lahir se+ara peraginam
di puskesmas& langsung menangis& %% $ 2,00 gram.
Ri$a%at Imunisasi
3idak lengkap.
Ri$a%at &akanan
0-" bulan $ ASI
"-24 bulan $ ASI ? ) ASI
24 bulan # sekarang $ makanan keluarga
2.' Pemeriksaan (isik
a. Status Present
8eadaan 6mum $ sakit sedang
8esadaran $ +ompos mentis3ekanan !arah $
8/15/2019 Lapkas yunisa
5/53
• 8ebutuhan 8alori $ >!A (menurut Heigt Age B %% ideal
10; kkal@kg B 12 kg F 1.2ambut $ hitam& sukar di+abut& distribusi merata.
Ga'ah $ simetris
ata $ edema palpebrae (?@?& kon'ungtia pu+at (-@-&
perdarahan kon'ungtia (-@-& sklera ikterik (-@-& refleks
+ahaya (+@+& pupil bulat isokor φ5 mm@5 mm
3elinga $ normotia& serumen(-@-.
idung $ nafas +uping hidung (-@-& se+ret (-@-&
') &ulut
%ibir $ bibir kering (-& mukosa bibir lembab (+& sianosis (-
idah $ %eslag (-
3onsil $ 31@31& hiperemis (-aring $ hiperemis (-
4 Leer
3rakea $ terletak ditengah
8*% $ pembesaran 8*% (-
8elen'ar tiroid $ tidak teraba membesar.
8elen'ar limfe $ tidak teraba membesar.
3H7 $ >-2+m2
5
8/15/2019 Lapkas yunisa
6/53
, "+raks
Inspeksi
Statis $ simetris& bentuk normocest
!inamis $ pernafasan torako-abdominal& 8usmaul (-& retraksi
suprasternal (-& retraksi inter+ostal (-
" Paru
Inspeksi $ simetris saat statis dan dinamis.
)alpasi $ nyeri tekan (-& stem fremitus kanan F stem fremitus kiri.
)erkusi $ sonor di kedua lapangan paru.
Auskultasi $ suara napas dasar esikular (+@+& suara napas tambahan
rhonki (-@- dan =heeEing (-@-.
: ,antung
Inspeksi $ I+tus +ordis tidak terlihat
)alpasi $ I+tus +ordis teraba di I9S IH linea aksilaris anterior
)erkusi $ %atas-batas 'antung
Atas $ I9S III& linea mid+lai+ularis sinistra.
8iri $ I9S IH& linea mid+lai+ularis sinistra.
8anan $ I9S IH& linea parasternal deBtra.
Auskultasi $ %7 I %7 II& reguler (+& bising (-.
-) A#d+men
Inspeksi $ simetris& distensi (?
)alpasi $ soepel (?& nyeri tekan (-& @@> tidak teraba
)erkusi $ timpani (?& si!ting "u##ness ($)
Auskultasi $ peristaltik 4B@menit& kesan normal
ugae skrotum (?
/dema Skrotum (?
1/)Anus/ritema perianal (-
11) Kelen0ar limeinguinal
)embesaran 8*% $ tidak ada
12 Ekstremitas
Superior $ ikterik (-@-& edema (?@?& pu+at (-@-& akral hangat& 9>3 D2J.
Inferior $ ikterik (-@-& edema (?@?& pu+at (-@-& akral hangat 9>3D2J.
8/15/2019 Lapkas yunisa
7/53
8/15/2019 Lapkas yunisa
8/53
eukosit 52."00@mm5 K 4.,00-10.,00@mm5
/ritrosit 4&
8/15/2019 Lapkas yunisa
9/53
p "&, ,-<
eukosit 5 6
)rotein 55 6
*lukosa ?2 6
8eton 6 6 Nitrit 6 6
6robilinogen 6 6
%ilirubin 6 6
!arah 5 6
ikroskopis
Sedimen urin
eukosit ;-10 0-,
/ritrosit ,0-"0 0-2
/pitel 1,-20 0-2
3abel 2., )emeriksaan aboratorium tanggal 51-0;-201,
Pemeriksaan
La#+rat+riumHasil Nilai N+rmal
Urinalisis
akroskopis
%erat 'enis 1&01, 1&005-1&050
p :&, ,-<
eukosit 5 6
)rotein 52 6
*lukosa ?2 6
8eton 6 6
Nitrit 6 6
6robilinogen 6 6
%ilirubin 6 6
!arah 5 6
ikroskopis
Sedimen urin
eukosit 50-40 0-,
/ritrosit 10-20 0-2/pitel 5-, 0-2
3abel 2." )emeriksaan aboratorium tanggal 01-0
8/15/2019 Lapkas yunisa
10/53
emak darah
8olesterol total ,,0 mg@dlK D200 mg@dl
3abel 2.: )emeriksaan aboratorium tanggal 05-0
8/15/2019 Lapkas yunisa
11/53
/pitel 2-4 0-2
ati dan /mpedu
Albumin 2&50 g@dlK 5&,-,&2 g@dl
3abel 2.< )emeriksaan aboratorium tanggal 0
8/15/2019 Lapkas yunisa
12/53
*ambar 2.2 6S* *in'al dan Hesika 6rinatia
8esimpulan $
- )aren+hym 8idney !isease. 3idak terdapat hidronefrosis
- 3idak tampak kelainan pada buli dan prostat
2.7 Diagn+sa Banding
/dema e+ dd 1. Sindrom Nefrotik ? ipotiroid ? Stunting ? alnutrisi
8ronis
2. Sindrom Nefritik 5. Akut 8idney In'ury
? ipotiroid ? Stunting ? alnutrisi 8ronis
2.8 Diagn+sa Ker0a
/dema e+ Sindrom Nefrotik ? ipotiroid ? Stunting ? alnutrisi 8ronis
2.9 "era*i
(armak+l+gi
- IH! ! , " gtt@i mikro
- In' 9eftriaBon 500 mg@12 'am@IH
- In'. urosemide , mg@12 'am @IH- )lasbumin 20 40 ++ (habis dalam 5-4 'am
- Spironolakton 2B10 mg
- etilprednisolon 4 mg 5B1 tab
- ultiit syr 1B +th 1
N+n (armak+l+gi
- !iet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah garam
- Sna+k@makanan ringan (rendah garam
2.- Pr+gn+sis
12
8/15/2019 Lapkas yunisa
13/53
uo ad itam $ dubia ad bonam
uo ad fun+tionam $ dubia ad bonam
uo ad sana+tionam $ dubia ad bonam
2.: (+ll+$ U* Harian
ollo= 6p arian
1. 1, Agustus 201,
Nefro
S@ )erut membesar
@ S. 8es $ 9
Abd O distensi (?& asites (?
> $ > $ 20 B@i
3 $ afebris
!iuresis $
A@ Sindrom nefrotik
)@ 3h $
- IH! !, " gtt@i
- In' 9eftriaBon 500 gtt@i
- Spironolakton 2B10 mg
- etil prednisolon 4 mg& 5B1 tab
- )lasbumin 20 40 ++ (habis dalam
5-4 'am
- In' urosemid , mg@12 'am
)lan $
- - 9ek 6rinalisa
- - 9ek Albumin
!okter isite
dr. Syafruddin aris& SpA(8
2. 1" Agustus 201,
Nefro
S@ perut kembung@ S. 8es $ 9
> $ > $ 40 B@i
3 $ 5:&0 9
!iuresis $ 2&"
A@ Sindrom nefrotik
)@ 3h $
- IH! !, ; gtt@I mikro
- In'. 9eftriaBon 500 mg@12 'am- In' furosemide , mg@12 'am
- ethyl prednisolon 4 mg 5B1
tab
!okter isite
dr. Syafruddin aris& SpA(8
1"
8/15/2019 Lapkas yunisa
14/53
5. 1: Agustus 201,
Nefro
S@ perut membesar
@ S. 8es$ 9
> $ 110 B@i
>> $ 20 B@i
A@ Sindrom nefrotik
)@ 3h $
- an'utkan
!okter isite
dr. Syafruddin aris& SpA(8
4. 1; Agustus 201,
Nefro
S@ perut membesar
@ S. 8es $ 9
> $ 120 B@i
>> $ 2; B@I $
!iuresis $ 1&22 ++@kg%%@'am
A@ Sindrom nefrotik
)@ 3h $
- IH! ,
- In' 9eftriaBon 500 mg@12
'am
- In' urosemid ,mg@12 'am
- Spironolakton 2B10 'am
- etil prednisolon 4 mg 1-1-1
)lan $
- 8onsul *iEi
!okter isite
!r. Syafruddin aris& SpA(8
,. 1< Agustus 201,
Nefro
1$
8/15/2019 Lapkas yunisa
15/53
S@ perut membesar
@ S. 8es $ 9
> $ 110 B@i
>> $ 2" B@i$
3 $ 5"&; 9
!iuresis $ ; ++@kg%%@'am
A@ Sindrom nefrotik
)@ 3h $
- IH! ,
- In' 9eftriaBon 500 mg@12
'am- In' urosemid ,mg@12 'am
- Spironolakton 2B10 'am
- etil prednisolon 4 mg 1-1-1
)lan $
- 8onsul *iEi
!okter isite
!r. dr. ulya Safri& SpA(8
Nutrisi
S@ toleransi diet $ sedang
6sia kronologis $ 2 thn , bln 5 hr
%% $ :400 gr %%@6$ D-5 S!
)% $ "; +m )%@6$ D-5 S!
%%@)% $ -1 s@d -2 S!
IA $ 12 +m P -5 S!
) $ 4: +m
> $ 125 B@i
3 $ 5"&4 9
A@ Stunted ? malnutrisi kronik ?
SN
)@ 3h $
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
". 20 agustus 201,
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ sedang
@ stabil
3h $
- multiit syr 1B +th I
15
8/15/2019 Lapkas yunisa
16/53
A@ stunted ? malnutrisi kronik ? SN
Nefro
S@ demam (?& testis kanan bengkak
(?
@ > $ 125 B@i. 3 $ 5"&4 9
>> $ 2: B@i
A@ Sindroma nefrotik
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal
(rendah garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
)@ 3h $
- IH! !, ; gtt@I makro
- In' 9eftriaBon ,00 mg@12 'am
- In' urosemid , mg@12 'am- Spironolakton 2B10 mg
- ethyl prednisolon 4 mg 1-
1-1
Hisite dokter
!r. dr. ulya Safri& SpA
:. 21 Agustus 201,
Nefro
S@ demam (-& batuk (-& gelisah (-&
men+ret (-& makan (?& testis kanan
bengkak (?
@ > $
8/15/2019 Lapkas yunisa
17/53
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di
pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
;. 25 Agustus 201,
NutrisiS@ toleransi diet oral $ sedang
@ apatis
A@ stunted ? malnutrisi kronik ? SN
)@ 3h $ diteruskan
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
$ 140 B@I& >> $ 51 B@I& %%& :&5 kg
!iuresis $
A@ sindrom nefrotik
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ sedang@ > 140 B@I& >> $ 51 B@I& 3 $ 5"&" 9
%% $ :&5 kg
A@ stunted ? malnutrisi kronik ? SN
)@ 3h $
- etil prednisolon 1-1-1- Spironolakton 2B, mg
- In' furosemid , mg@12 'am
)lan $
- 9ek elektrolit& ureum@ kreatinin&
albumin& *!S
- 6rinalisa
!okter isite
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h $
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah garam
17
8/15/2019 Lapkas yunisa
18/53
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
10. 2, Agustus 201,
Nefro
S@ %engkak (?& saria=an
@ 8es $ 9
> $ > $ 24 B@i
3 $ 5"&2 9
!iuresis $ "&,2 ++@kg%%@'am
A@ sindrom nefrotik
)@ 3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- In' furosemid , mg@12 'am- 8andistatin drip 5B0&" ++
-
!okter isite
dr. Syafruddin aris& SpA(8
11. 2" Agustus 201,
NefroS@ bengkak sudah berkurang
@ > $ 112 B@i. 3 $ 5"&" 9
>> $ 2< B@i
3! $
8/15/2019 Lapkas yunisa
19/53
dr. arsh Nashrah& Sp.A
12. 2: Agustus 201,
Nefro
S@ bengkak tidak ada
@ > $ 110 B@i. 3 $ 5,&" 9
>> $ 52 B@i
3! $ > $ 52 B@i
3! $
8/15/2019 Lapkas yunisa
20/53
S@ perut membesar sudah berkurang
@ > $ 102 B@i. 3 $ 5"&, 9
>> $ 24 B@i
3! $ 10,@:, mmg
!iuresis $ 4&25 ++@kg%%@24 'amA@ Sindroma nefrotik
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ @ > $ 102 B@i. 3 $ 5"&, 9
>> $ 24 B@i
A@ stunted ? malnutrisi kronik ? SN
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B10 mg
- isinopril 1B1 mg
- !ul+olaB , mg supp
)@
8onsul /ndokrin
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
14. 2< Agustus 201,
Nefro
S@ perut membesar sudah berkurang@ > $ 102 B@i. 3 $ 5"&5 9
>> $ 20 B@i
3! $ > $ 20 B@i
3h $
- etil prednisolon 1-1-1- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B10 mg
- isinopril 1B1 mg
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
20
8/15/2019 Lapkas yunisa
21/53
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata kanan bengkak se'ak kemarin
@ @ > $ 102 B@i. 3 $ 5"&, 9
>> $ 20 B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
1,. 50 Agustus 201,
Nefro
S@ %engkak sudah berkurang
@ > $ 111 B@i. 3 $ 5,&"9
>> $ 5" B@i
3! $ > $ 5" B@i
3! $
8/15/2019 Lapkas yunisa
22/53
SN
/ndokrinS@ mata kanan bengkak se'ak kemarin
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5,&"9
>> $ 5" B@i
3! $ $ 110 B@i. 3 $ 5"&< o9
>> $ 54 B@i
3! $ 10,@:, mmg
!iuresis $ 2&20 ++@kg%%@24 'am
A@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ > $ 110 B@i. 3 $ 5"&<o
9 >> $ 54 B@i
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata kanan bengkak
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B, mg
- isinopril 1B1 mg
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
22
8/15/2019 Lapkas yunisa
23/53
@ > $ 110 B@i. 3 $ 5"&< o9
>> $ 54 B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
1:. 01 September 201,
Nefro
S@ %engkak sudah berkurang
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&" o9
>> $ 40 B@i
3! $ 150@:0 mmg
!iuresis $ :&10 ++@kg%%@24 'am
A@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&" o9
>> $ 40 B@i
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata kanan bengkak se'ak kemarin
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&" o9
>> $ 40 B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B , mg
- isinopril 1B1 mg
)@
9ek Albumin
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
2"
8/15/2019 Lapkas yunisa
24/53
8/15/2019 Lapkas yunisa
25/53
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
1 $ 15; B@i. 3 $ 5"&, o9
>> $ 5; B@i
3! $ 100@:0 mmg
!iuresis $ 0&:; ++@kg%%@24 'am
A@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ > $ 15; B@i. 3 $ 5"&, o9
>> $ 5; B@i
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ bengkak pada badan sudah berkurang
@ > $ 15; B@i. 3 $ 5"&, o9
>> $ 5; B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B , mg
- isinopril 1B1 mg
)@
6rinalisis
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
20. 04 September 201,
25
8/15/2019 Lapkas yunisa
26/53
Nefro
S@ )alpebra inferior bengkak
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&0o9
>> $ 2: B@i 3! $ 100@:0 mmg
!iuresis $ 2&1" ++@kg%%@24 'am
A@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&0o9
>> $ 2: B@i
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata bengkak
@ > $ 120 B@i. 3 $ 5"&0o9
>> $ 2: B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B , mg- isinopril 1B1 mg
- In'. 9eftaEidin 1,0 mg@; 'am
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
)@
9ek ulang 34 dan 3Ss (11
September 201,
!okter isit $dr. >usdi Andid& Sp.A
21. 0, September 201,
Nefro
S@ mata bengkak
@ > $ 104 B@i. 3 $ 5"&4o9
>> $ 24 B@i
3! $ 100@:0 mmg
!iuresis $ 2&2 ++@kg%%@24 'am
A@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B , mg
- isinopril 1B1 mg
- In'. 9eftaEidin 1,0 mg@; 'am
2
8/15/2019 Lapkas yunisa
27/53
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ > $ 104 B@i. 3 $ 5"&4o9
>> $ 24 B@i
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata bengkak
@ > $ 104 B@i. 3 $ 5"&4
o
9 >> $ 24 B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
22. 0" September 201,
Nefro
S@ mata bengkak& perut kembung& batuk
@ > $ 100 B@i. 3 $ 5"&:o9
>> $ 25 B@i
3! $ 110@:0 mmg
!iuresis $ 5&4 ++@kg%%@24 'amA@ Sindroma nefrotik ? hipotiroid
Nutrisi
S@ toleransi diet oral $ baik
@ @ > $ 100 B@i. 3 $ 5"&:o9
>> $ 25 B@i
3h $
- etil prednisolon 1-1-1
- Spironolakton 2B, mg
- urosemid 2B , mg
- isinopril 1B1 mg
- In'. 9eftaEidin 1,0 mg@; 'am- AmbroBol syr 5B1 +th
Hisite dokter
dr. Syafruddin aris& SpA(8
3h@
- multiit syr 1B +th I
27
8/15/2019 Lapkas yunisa
28/53
A@ stunted dengan malnutrisi kronik ?
SN
/ndokrin
S@ mata bengkak
@ > $ 100 B@i. 3 $ 5"&:o9
>> $ 25 B@i
A@ Sindrom Nefrotik ? hipotiroid
- diet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah
garam
- sna+k@makanan ringan (rendah
garam
- edukasi $ 'a'anan =arung di pantang
!okter isite $
dr. arsh Nashrah& SpA
3h@
3hyraB 1B2, m+g
!okter isit $
dr. >usdi Andid& Sp.A
2&
8/15/2019 Lapkas yunisa
29/53
2.1/ (+t+ Klinis Pasien
29
8/15/2019 Lapkas yunisa
30/53
BAB III
"IN,AUAN PUS"AKA
'.1 Deinisi
Sindrom Nefrotik (SN adalah kumpulan ge'ala yang terdiri dari proteinuria
massif (Q 40 mg@m2 )%@'am atau rasio protein@kreatinin pada urin se=aktu 2
atau dipsti+k Q 2?& hipoalbuminemia (R 2&, gr@d& edema& serta dapat disertai
hiperkolesterolemia (2,0 mg@u (1&,
'.2 Eti+l+gi
%erdasarkan etiologinya& sindrom nefrotik dibagi men'adi tiga& yaitu
kongenital& primer atau idiopatik& dan sekunder (,
%) &ongenita#
"0
8/15/2019 Lapkas yunisa
31/53
)enyebab dari sindrom nefrotik kongenital atau genetik adalah $
- 'innis$type congenita# neprotic syn"rome ( PHS%& nephrin
- enys$ras syn"rome (W*%
- 'rasier syn"rome (W*%
- i!!use mesangia# sc#erosis (W*%+ P,-%
- Autosoma# recessive+ !ami#ia# 'S/S ( PHS2& podo+in
- Autosoma# "ominant+ !ami#ia# 'S/S ( A-*& -a+tinin-4O *RP-6
- ai#$pate##a syn"rome ( ,1%3
- Pierson syn"rome ( ,A132
- Scimke immuno$osseous "ysp#asia (S1AR-A,%
- /a##o4ay$1o4at syn"rome
- Ocu#ocere5rorena# (,o4e) syn"rome
2) Primer
%erdasarkan gambaran patologi anatomi& sindrom nefrotik primer atau
idiopatik adalah sebagai berikut $
- Sindrom Nefrotik 8elainan inimal (SN8
- *lomerulosklerosis fokal segmental (*SS
- 1esangia# Pro#i!erative i!use (1P)
- *lomerulonefritis embranoproliferatif (*N)
- Nefropati embranosa (*N
) Sekun"er
Sindrom nefrotik sekunder mengikuti penyakit sistemik& antara lain
sebagai berikut $
- lupus erimatosus sistemik (/S
- keganasan& seperti limfoma dan leukemia
- askulitis& seperti granulomatosis Gegener (granulomatosis dengan
poliangitis& sindrom 9hurg-Strauss (granulomatosis eosinofilik dengan
poliangitis& poliartritis nodosa& poliangitis mikroskopik& purpura eno+h
S+honlein
- 7mmune comp#e8 me"iate" & seperti post streptococca# (postin!ectious)
g#omeru#onepritis
"1
8/15/2019 Lapkas yunisa
32/53
'.' Batasan
%erikut ini adalah beberapa batasan yang dipakai pada sindrom
nefrotik (,$
%) Remisi
Apabila proteinuri negatif atau trace (proteinuria D 4 mg@m2)%@'am 5
hari berturut-turut dalam satu minggu& maka disebut remisi.
2) Re#aps
Apabila proteinuria Q 2? (40 mg@m2)%@'am atau rasio
protein@kreatinin pada urin se=aktu 2 mg@mg 5 hari berturut-turut dalam
satu minggu& maka disebut relaps.
) Sin"rom ne!rotik sensiti! steroi" (SSS)
Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis
penuh (2mg@kg@hari selama 4 minggu mengalami remisi.
) Sin"rom ne!rotik resisten steroi" (SRS)
Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis
penuh (2mg@kg@hari selama 4 minggu tidak mengalami remisi.
9) Sin"rom ne!rotik re#aps :arang
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps D 2 kali dalam " bulan se'ak
respons a=al atau D 4 kali dalam 1 tahun.
6) Sin"rom ne!rotik re#aps sering
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps Q 2 kali dalam " bulan se'ak
respons a=al atau Q 4 kali dalam 1 tahun.
;) Sin"rom ne!rotik "epen"en steroi"
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps dalam 14 hari setelah dosis prednison diturunkan men'adi 2@5 dosis penuh atau dihentikan dan ter'adi
2 kali berturut-turut.
'. Klasiikasi
Ada beberapa ma+am pembagian klasifikasi pada sindrom nefrotik. enurut
berbagai penelitian& respon terhadap pengobatan steroid lebih sering dipakai untuk
menentukan prognosis dibandingkan gambaran patologi anatomi. %erdasarkan hal
tersebut& saat ini klasifikasi Sindrom Nefrotik lebih sering didasarkan pada respon
"2
8/15/2019 Lapkas yunisa
33/53
klinik& yaitu (,$
%) Sin"rom e!rotik Sensiti! Steroi" (SSS)
2) Sin"rom e!rotik Resisten Steroi" (SRS)
'.7 &aniestasi Klinis dan Pat+isi+l+gi
8elainan pokok pada Sindrom Nefrotik adalah peningkatan permeabilitas
dinding kapiler glomerulus yang menyebabkan proteinuria masif dan
hipoalbuminemia. )ada biopsi& penipisan yang luas dari prosesus kaki podosit
(tanda sindrom nefrotik idiopatik menun'ukkan peran penting podosit. Sindrom
nefrotik idiopatik berkaitan pula dengan gangguan kompleks pada sistem imun&
terutama imun yang dimediasi oleh sel 3. )ada !oca# segmenta# g#omeru#osc#erosis (S*S& faktor plasma& diproduksi oleh bagian dari limfosit
yang teraktiasi& bertanggung 'a=ab terhadap kenaikan permeabilitas dinding
kapiler. Selain itu& mutasi pada protein podosit (podo+in& -a+tinin 4 dan T<
(gen podosit dikaitkan dengan !oca# segmenta# g#omeru#osc#erosis (S*S.
Sindrom nefrotik resisten steroid dapat dikaitkan dengan mutasi N)S2
(podo+in dan gen G31& serta komponen lain dari aparatus filtrasi glomerulus&
seperti +elah pori& dan termasuk neprin& N/)1& dan 9!-2 yang terkait protein.
%) Proteinuria
)rotenuria merupakan kelainan utama pada sindrom nefrotik. Apabila
ekskresi protein Q 40 mg@'am@m2 luas permukaan badan disebut dengan protenuria
berat. al ini digunakan untuk membedakan dengan protenuria pada pasien bukan
sindrom nefrotik.
2) Hipoa#5uminemia
Abnormalitas sistemik yang paling berkaitan langsung dengan proteinuriaadalah hipoalbuminemia. Salah satu manifestasi pada pasien sindrom nefrotik
pada anak ter'adi hipoalbuminemia apabila kadar albumin kurang dari 2&, g@d.
)ada keadaan normal& produksi albumin di hati adalah 12-14 g@hari (150-
200 mg@kg dan 'umlah yang diproduksi sama dengan 'umlah yang dikatabolisme.
8atabolisme se+ara dominan ter'adi pada ekstrarenal& sedangkan 10 di
katabolisme pada tubulus proksimal gin'al setelah resorpsi albumin yang telah
difiltrasi. )ada pasien sindrom nefrotik& hipoalbuminemia merupakan manifestasi
""
8/15/2019 Lapkas yunisa
34/53
dari hilangnya protein dalam urin yang berlebihan dan peningkatan katabolisme
albumin.
ilangnya albumin melalui urin merupakan konstributor yang penting pada
ke'adian hipoalbuminemia. eskipun demikian& hal tersebut bukan merupakan
satu-satunya penyebab pada pasien sindrom nefrotik karena la'u sintesis albumin
dapat meningkat setidaknya tiga kali lipat dan dengan begitu dapat
mengompensasi hilangnya albumin melalui urin. )eningkatan hilangnya albumin
dalam saluran gastrointestinal 'uga diperkirakan mempunyai kontribusi terhadap
keadaan hipoalbuminemia& tetapi hipotesis ini hanya mempunyai sedikit bukti.
leh karena itu& ter'adinya hipoalbuminemia harus ada korelasi yang +ukup antara
penurunan la'u sintesis albumin di hepar dan peningkatan katabolisme albumin.
)ada keadaan normal& la'u sintesis albumin di hepar dapat meningkat hingga
500& sedangkan penelitian pada penderita sindrom nefrotik dengan
hipoalbuminemia menun'ukan bah=a la'u sintesis albumin di hepar hanya sedikit
di atas keadaan normal meskipun diberikan diet protein yang adekuat. al ini
mengindikasikan respon sintesis terhadap albumin oleh hepar tidak adekuat.
3ekanan onkotik plasma yang memperfusi hati merupakan regulator mayor
sintesis protein. %ukti eksperimental pada tikus yang se+ara genetik menun'ukkan
adanya defisiensi dalam sirkulasi albumin& menun'ukkan dua kali peningkatan la'u
transkripsi gen albumin hepar dibandingkan dengan tikus normal. eskipun
demikian& peningkatan sintesis albumin di hepar pada tikus tersebut tidak adekuat
untuk mengompensasi dera'at hipoalbuminemia& yang mengindikasikan adanya
gangguan respon sintesis. al ini 'uga ter'adi pada pasien sindrom nefrotik&
penurunan tekanan onkotik tidak mampu untuk meningkatkan la'u sintesis
albumin di hati se'auh mengembalikan konsentrasi plasma albumin. Ada 'uga
bukti pada sub'ek yang normal bah=a albumin interstisial hepar mengatur sintesis
albumin. leh karena pada sindrom nefrotik poo# albumin interstisial hepar tidak
habis& respon sintesis albumin normal dan naik dengan 'umlah sedikit& tetapi tidak
men+apai leel yang adekuat.
Asupan diet protein berkontribusi pada sintesis albumin. Sintesis m>NA
albumin hepar dan albumin tidak meningkat pada tikus ketika diberikan diet
rendah protein& tetapi sebaliknya& meningkat pada tikus yang diberikan diet tinggi
"$
8/15/2019 Lapkas yunisa
35/53
protein. eskipun begitu& leel albumin serum tidak mengalami perubahan karena
hiperfiltrasi yang dihasilkan dari peningkatan konsumsi protein menyebabkan
peningkatan albuminuria.
8ontribusi katabolisme albumin gin'al pada hipoalbuminemia pada sindrom
nefrotik masih merupakan hal yang kontroersial. !alam penelitian terdahulu
dikemukakan bah=a kapasitas transportasi albumin tubulus gin'al telah
mengalami saturasi pada leel albumin terfiltrasi yang fisiologis dan dengan
peningkatan protein yang terfiltrasi yang hanya diekskresikan dalam urin& bukan
diserap dan dikatabolisme. )enelitian pada perfusi tubulus proksimal yang
diisolasi pada kelin+i membuktikan sebuah sistem transportasi ganda untuk
uptake albumin. Sebuah sistem kapasitas rendah yang telah mengalami saturasi
pada muatan protein yang berlebih& tetapi masih dalam leel fisiologis& terdapat
pula sebuah sistem kapasitas tinggi dengan afinitas yang rendah& memungkinkan
tingkat penyerapan tubular untuk albumin meningkat karena beban yang disaring
naik. !engan demikian& peningkatan tingkat fraksi katabolik dapat ter'adi pada
sindrom nefrotik.
ipotesis ini didukung oleh adanya korelasi positif di antara katabolisme
fraksi albumin dan albuminuria pada tikus dengan puromy+in aminonu+leoside
)AN yang diinduksi hingga nefrosis. Namun& karena simpanan total albumin
tubuh menurun dalam 'umlah banyak pada sindrom nefrotik& la'u katabolik
absolut mungkin normal atau bahkan kurang. al ini berpengaruh pada status
nutrisi& sebagaimana dibuktikan oleh fakta bah=a katabolisme albumin absolut
berkurang pada tikus nefrotik dengan diet protein rendah& tetapi tidak pada asupan
diet protein normal.
7adi +ukup 'elas bah=a hipoalbuminemia pada sindrom nefrotik
merupakan akibat dari perubahan multipel pada homeostasis albumin yang tidak
dapat dikompensasi dengan baik oleh adanya sintesis albumin hepar dan
penurunan katabolisme albumin tubulus gin'al.
) "ema
3erdapat beberapa teori yang men'elaskan tentang timbulnya edema pada
sindrom nefrotik.
8/15/2019 Lapkas yunisa
36/53
8/15/2019 Lapkas yunisa
37/53
/dema
am#ar 1. 3eori un"er!i##e"
enurut teori lain yaitu teori over!i##e" & retensi natrium renal dan air tidak
bergantung pada stimulasi sistemik perifer tetapi pada mekanisme intrarenal
primer. >etensi natrium renal primer mengakibatkan ekspansi olume plasma dan
+airan ekstraseluler.
Over!i##ing +airan ke dalam ruang interstisial menyebabkan terbentuknya
edema. (5&"
8elainan glomerulus
U
>etensi Na renal primer
AlbuminuriaU
Holume plasma V ipoalbuminemia
U
/dema
am#ar 2. 3eori over!i##e"
4 Hiperko#estero#emia
)ada sindrom nefrotik patogenesis kenaikan lipid dan lipoprotein sangat
kompleks. enurunnya kadar albumin plasma akan menstimulasi sintesis
lipoprotein oleh hepar. Selain itu& peningkatan kadar kolesterol serum diduga
memiliki kaitan dengan ter'adinya kegagalan metabolism asam mealonat oleh
gin'al yang merupakan bahan dasar pembentukan kolesterol. (: )eningkatan
sintesis lipoprotein lipid distimulasi oleh penurunan albumin serum dan
penurunan tekanan onkotik. enurunnya klirens lemak dalam darah akibat
berkurangnya enEim lipase sebagai katalisator lemak yang ikut bo+or apabila
ter'adi kelainan pada tubulus& 'uga menerangkan ter'adinya hiperkolesterolemia
pada pasien sindrom nefrotik. (;
"7
8/15/2019 Lapkas yunisa
38/53
'.8 Pemeriksaan Penun0ang
)emeriksaan penun'ang untuk mendukung diagnosis sindrom nefrotik&
antara lain (,$
%) r
8et $
e* $ estimate" * (ml@menit@1&:5 m2
$ tinggi badan (+m
S+r $ serum kreatinin (mg@d
k $ konstanta (bayi aterm$0&4,O anak dan rema'a putri$0&,,O rema'a
putra$ 0&:
- 8adar komplemen 95
Apabila terdapat ke+urigaan lupus erimatosus sistemik& pemeriksaan
ditambah dengan komplemen 94& ANA (anti nuc#ear anti5o"y& dan anti ds-!NA.
'.9 Penatalaksanaan Umum
3atalaksana umum untuk sindrom Nefrotik adalah sebagai berikut (,$
)ada SN pertama kali& sebaiknya dira=at di rumah sakit dengan tu'uan
untuk memper+epat pemeriksaan dan ealuasi pengaturan diit& penanggulangan
edema& memulai pengobatan steroid& dan edukasi orangtua. Sebelum pengobatan
"&
8/15/2019 Lapkas yunisa
39/53
steroid dimulai& dilakukan pemeriksaan u'i antouB. %ila hasilnya positif
diberikan profilaksis IN bersama steroid& dan bila ditemukan tuberkulosis diberi
obat anti tuberkulosis (A3. )era=atan pada SN relaps hanya dilakukan bila
disertai edema anasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah& infeksi berat&
gagal gin'al& atau syok. 3irah baring tidak perlu dipaksakan dan aktiitas
disesuaikan dengan kemampuan pasien. %ila edema tidak berat anak boleh
sekolah.
Diitetik
)emberian diit tinggi protein tidak diperlukan bahkan sekarang dianggap kontra
indikasi karena akan menambah beban glomerulus untuk mengeluarkan sisametabolisme protein (hiperfiltrasi dan menyebabkan ter'adinya sklerosis
glomerulus. 7adi +ukup diberikan diit protein normal sesuai dengan >!A
(recommen"e" "ai#y a##o4ances yaitu 2 g@kg%%@hari. !iit rendah protein akan
menyebabkan malnutrisi energi protein (/) dan hambatan pertumbuhan anak.
!iit rendah garam (1-2 g@hari hanya diperlukan selama anak menderita edema.
Diuretik
>estriksi +airan dian'urkan selama ada edema berat. %iasanya diberikan #oop
"iuretic seperti furosemid 1-2 mg@kg%%@hari& bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron& diuretik hemat kalium 2-5 mg@kg%%@hari.
)ada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan
elektrolit darah (kalium dan natrium. %ila pemberian diuretik tidak berhasil
mengurangi edema (edema refrakter& biasanya disebabkan oleh hipoolemia atau
hipoalbuminemia berat (kadar albumin R 1 g@d& dapat diberikan infus albumin
20-2, dengan dosis 1 g@kg%% selama 4 'am untuk menarik +airan dari 'aringan
interstisial& dan diakhiri dengan pemberian furosemid intraena 1-2 mg@kg%%.
%ila pasien tidak mampu dari segi biaya& dapat diberikan plasma sebanyak 20
ml@kg%%@hari se+ara perlahan-lahan 10 tetes@menit untuk men+egah ter'adinya
komplikasi dekompensasi 'antung. %ila diperlukan& albumin atau plasma dapat
diberikan selang-sehari untuk memberikan kesempatan pergeseran +airan dan
men+egah over#oa" +airan. )emberian plasma berpotensi menyebabkan penularan
infeksi hepatitis& IH& dan lain lain. %ila asites sedemikian berat sehingga
mengganggu pernapasan dapat dilakukan pungsi asites berulang.
"9
8/15/2019 Lapkas yunisa
40/53
Anti#i+tik *r+ilaksis
!i beberapa negara& pasien SN dengan edema dan asites diberikan antibioti+
profilaksis dengan penisilin oral 12,-2,0 mg& 2 kali sehari& sampai edema
berkurang. !i Indonesia tidak dian'urkan pemberian antibiotik profilaksis& tetapi
perlu dipantau se+ara berkala& dan bila ditemukan tanda-tanda infeksi segera
diberikan antibiotik. %iasanya diberikan antibiotik 'enis amoksisilin& eritromisin&
atau sefaleksin.
Imunisasi
)asien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau dalam " minggu
setelah steroid dihentikan& hanya boleh mendapatkan aksin mati. Setelah lebih
dari " minggu penghentian steroid& dapat diberikan aksin hidup. )emberian
imunisasi terhadap Streptococcus pneumoniae pada beberapa negara dian'urkan&
tetapi karena belum ada laporan efektiitasnya yang 'elas& di Indonesia belum
dian'urkan. )ada orangtua dipesankan untuk menghindari kontak dengan pasien
arisela. %ila ter'adi kontak dengan penderita arisela& diberikan profilaksis
dengan imunoglobulin varice##a$zoster & dalam =aktu kurang dari :2 'am. %ila
tidak memungkinkan dapat diberikan suntikan dosis tunggal imunoglobulin
intraena. %ila sudah ter'adi infeksi perlu diberikan obat asikloir dan pengobatan
steroid sebaiknya dihentikan sementara
'.- Peng+#atan k+rtik+ster+id (,
*erapi inisia#
%erdasarkan 7nternationa# Stu"y o! &i"ney isease in -i#"ren
(IS8!9& terapi inisial untuk anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa
kontraindikasi steroid adalah prednison dosis "0mg@m2)%@hari atau 2
mg@kg%%@hari (maksimal ;0 mg@hari dalam dosis terbagi. 3erapi inisial diberikan
dengan dosis penuh selama 4 minggu. Apabila dalam empat minggu pertama telah
ter'adi remisi& dosis prednison diturunkan men'adi 40 mg@m2)%@hari atau 1&,
mg@kg%%@hari& diberikan selang satu hari& dan diberikan satu hari sekali setelah
makan pagi. Apabila setelah dilakukan pengobatan dosis penuh tidak 'uga ter'adi
remisi& maka pasien dinyatakan resisten steroid&
$0
8/15/2019 Lapkas yunisa
41/53
am#ar '. 3erapi inisial kortikosteroid
Pengo5atan sin"rom ne!rotik re#aps
)ada pasien sindrom nefrotik relaps diberikan pengobatan prednison
dosis penuh hingga ter'adi remisi (maksimal 4 minggu dan dilan'utkan dengan
pemberian dosis a#ternating selama 4 minggu. Apabila pasien ter'adi remisi tetapi
ter'adi proteinuria lebih dari sama dengan positif 2 dan tanpa edema& terlebih
dahulu di+ari penyebab timbulnya proteinuria& yang biasanya disebabkan oleh
karena infeksi saluran nafas atas& sebelum diberikan prednison. Apabila
ditemukan infeksi& diberikan antibiotik ,-: hari& dan bila kemudian protenuria
menghilang maka pengobatan relaps tidak perlu diberikan. Namun& apabila ter'adi
proteinuria se'ak a=al yang disertai dengan edema& diagnosis relaps dapat
ditegakkan& dan diberikan prednison pada pasien.
am#ar )engobatan Sindrom Nefrotik relaps
Pengo5atan sin"rom ne!rotik re#aps sering atau "epen"en steroi"
3erdapat 4 opsi pengobatan SN relaps sering atau dependen steroid $
a. )emberian steroid 'angka pan'ang
b. )emberian leamisol
+. )engobatan dengan sitostatika
d. )engobatan dengan siklosporin atau mikofenolat mofetil
$1
8/15/2019 Lapkas yunisa
42/53
(opsi terakhir
)erlu di+ari pula adanya fokus infeksi seperti tuberkulosis& infeksi
di gigi& radang telinga tengah atau ke+a+ingan.
)en'elasan mengenai empat opsi di atas adalah sebagai berikut $
a. Steroid 'angka pan'ang
6ntuk pengobatan sindrom nefrotik relaps sering atau dependen
steroid pada anak& setelah remisi dengan prednison dosis penuh& pengobatan
dilan'utkan dengan pemberian steroid dosis 1&, mg@kg%% se+ara a#ternating .
!osis lalu diturunkan perlahan atau se+ara bertahap 0&2 mg@kg%% setiap 2
minggu hingga dosis terke+il yang tidak menimbulkan relaps yaitu antara 0&1-
0&, mg@kg%% a#ternating . !osis tersebut merupakan dosis treso#" dan
dapat dipertahankan selama "-12 bulan. Setelah pemberian "-12 bulan& lalu
di+oba untuk dihentikan. )ada anak usia sekolah umumnya dapat menoleransi
prednison dengan dosis 0&, mg@kg%% dan pada anak usia pra sekolah dapat
menoleransi hingga dosis 1 mg@kg%% se+ara a#ternating .
Apabila pada prednison dosis 0&1-0&, mg@kg%% a#ternating ter'adi
relaps& terapi diberikan dengan dosis 1 mg@kg%% dalam dosis terbagi
diberikan setiap hari hingga remisi. Apabila telah remisi dosis prednison
diturunkan men'adi 0&; mg@kg%% se+ara a#ternating . Setiap 2 minggu
diturunkan 0&2 mg@kg%% hingga satu tahap (0&2 mg@kg%% di atas dosis
prednison pada saat ter'adi relaps yang sebelumnya.
Apabila pada dosis prednison rumatan 0&, mg@kg%% a#ternating
ter'adi relaps tetapi pada dosis D 1&0 mg@kg%% a#ternating tidak menimbulkan
efek samping yang berat maka dapat diikombinasikan dengan leamisol
dengan selang satu hari 2&, mg@kg%% selama 4-12 bulan atau dapat langsung
diberikan siklofosfamid.
)emberian siklofosamid (2-5 mg@kg%%@hari selama ;-12 minggu&
apabila pada keadaan berikut $
a >elaps pada dosis rumat 1 mg@kg%% a#ternating & atau
b dosis rumat D 1 mg@kg%% tetapi disertai $
• efek samping steroid yang berat
• pernah relaps dengan ge'ala yang berat& yaitu hipoolemia&
trombosis& dan sepsis.
$2
8/15/2019 Lapkas yunisa
43/53
am#ar 7 )engobatan SN relaps sering dengan 9)A oral
am#ar 8 )engobatan Sindrom Nefrotik !ependen Steroid
b. eamisol)eran leamisol sebagai steroi" sparing agent terbukti efektif. !osis
yang diberikan yaitu 2&, mg@kg%% dosis tunggal& dengan selang satu hari
dalam =aktu 4-12 bulan. eamisol mempunyai efek samping antara lain
mual& muntah& hepatotoksik& vascu#itic ras& dan neutropenia yang
reersibel.
+. Sitostatika
d. Siklosporin (9yA
e. ikofenolat mofetil (mycopeno#ate mo!eti# F
Pengo5atan sin"rom ne!rotik "engan kontrain"ikasi steroi"
Apabila terdapat gea'ala atau tanda yang men'adi kontraindikasi steroid&
seperti tekanan darah tinggi& peningkatan ureum& dan atau kreatinin& infeksi
berat& dapat diberikan sitostatik 9)A oral maupun 9)A puls. Pem5erian
siklofosfamid per oral diberikan dengan dosis 2-5 mg@kg%%@hari dosis
tunggal. 6ntuk pemberian 9)A puls dosisnya adalah ,00-:,0 mg@m 2)%&
$"
8/15/2019 Lapkas yunisa
44/53
yang dilarutkan dalam 2,0 ml larutan Na9l 0&S adalah$
a. Siklofosfamid (9)A
b. Siklosporin (9yA
+. etilprednisolon puls
'.: "atalaksana k+m*likasi sindr+m ner+tik (,
%) 7n!eksi
Adanya teori mengenai peran imunologi pada sindrom nefrotik yang
menyebutkan bah=a ter'adi penurunan sistem imun pada pasien dengan
sindrom nefrotik sehingga menyebabkan pasien SN mempunyai kerentanan
terhadap infeksi. Apabila telah terbukti adanya komplikasi berupa infeksi perlu
diberikan antibiotik.
)ada pasien SN Infeksi yang sering ter'adi adalah selulitis dan peritonitis
primer. )enyebab tersering peritonitis primer adalah kuman gram negatif dan
Streptococcus pneumoniae. 6ntuk pengobatannya diberikan pengobatan
penisilin parenteral dikombinasi dengan sefalosporin generasi ketiga
(sefotaksim atau seftriakson selama 10-14 hari.
)neumonia dan infeksi saluran napas atas karena irus 'uga merupakan
manifestasi yang sering ter'adi pada anak dengan sindrom nefrotik.
2) *rom5osis
3erdapat suatu penelitian prospektif dengan hasil 1, pasien SN relaps
terdapat defek entilasi-perfusi pada pemeriksaan skintigrafi yang berarti
terdapat trombosis pembuluh askular paru yang asimtomatik. )emeriksaan
fisik dan radiologis perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis trombosis.
Apabila telah ada diagnosis trombosis& perlu diberikan heparin se+ara
subkutan& dilan'utkan dengan =arfarin selama " bulan atau lebih. Saat ini tidak
$$
8/15/2019 Lapkas yunisa
45/53
dian'urkan pen+egahan tromboemboli dengan pemberian aspirin dosis rendah.
5 Hiper#ipi"emia
8adar !& H!& trigliserida& dan lipoprotein meningkat pada sindrom
nefrotik relaps atau resisten steroid& tetapi kadar ! menurun atau normal.
8adar kolesterol yang meningkat tersebut mempunya sifat aterogenik dan
trombogenik. al ini dapat meningkatkan morbiditas kardioaskular dan
progresiitas glomerulosklerosis. 6ntuk itu perlu dilakukan diet rendah lemak
'enuh dan mempertahankan berat badan normal. )emberian obat penurun lipid
seperti mg9oA re"uctase ini5itor (+ontohnya statin dapat dipertimbangkan.
)eningkatan kadar !& H!& trigliserida& dan lipoprotein pada
sindrom nefrotik sensitif steroid bersifat sementara sehingga
penatalaksanaannya +ukup dengan mengurangi diet lemak.
) Hipoka#semia
ipokalsemia pada sindrom nefrotik dapat ter'adi karena $
- )enggunaan steroid 'angka pan'ang yang menimbulkan osteoporosis dan
osteopenia
- 8ebo+oran metabolit itamin !
6ntuk men'aga keseimbangan 'umlah kalsium maka pada pasien SN
dengan terapi steroid 'angka lama (lebih dari 5 bulan sebaiknya diberikan
suplementasi kalsium 2,0-,00 mg@hari dan itamin ! (12,-2,0 I6.22 Apabila
telah ada tetani perlu diberikan kalsium glukonas 10 sebanyak 0&, ml@kg%%
intraena.
9) Hipovo#emia
ipoolemia dapat ter'adi akibat pemberian diuretik yang berlebihan atau
pasien dengan keadaan SN relaps. *e'ala-ge'alanya antara lain hipotensi&takikardia& ekstremitas dingin& dan sering 'uga disertai sakit perut.
)enanganannya pasien diberi infus Na9l fisiologis dengan +epat sebanyak 1,-
20 m@kg%% dalam 20-50 menit& dan disusul dengan albumin 1 g@kg%% atau
plasma 20 m@kg%% (tetesan lambat 10 tetes per menit. )ada kasus
hipoolemia yang telah teratasi tetapi pasien tetap oliguria& perlu diberikan
furosemid 1-2 mg@kg%% intraena.
6) Hipertensi
$5
8/15/2019 Lapkas yunisa
46/53
ipertensi dapat ditemukan pada a=itan penyakit atau dalam per'alanan
penyakit SN akibat dari toksisitas steroid. 6ntuk pengobatanya dia=ali dengan
A9/ (angiotensin converting enzyme ini5itor & A>% (angiotensin receptor
5#ocker & ca#cium cane# 5#ockers& atau antagonis W adrenergik& hingga tekanan
darah di ba=ah persentil
8/15/2019 Lapkas yunisa
47/53
edema tersebut berupa pembengkakan yang biasanya terdapat pada daerah dengan
tekanan 'aringan rendah seperti kelopak mata& dada& perut& ekstremitas& skrotum&
dan labia. asil penelitian lain menun'ukkan bah=a pembentukan edema pada
neprotic syn"rome adalah dikarenakan kerusakan mikroaskuler dan retensi
natrium dan air oleh karena kerusakan gin'al (akibat peningkatan sekresi
angiotensin. (5
/dema pada Sindrom Nefrotik dapat diterangkan dengan teori underfill dan
oerfill. 3eori underfill men'elaskan bah=a hipoalbuminemia merupakan faktor
kun+i ter'adinya edema pada Sindrom Nefrotik. ipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma sehingga +airan bergeser dari intraaskular ke
'aringan interstitium dan ter'adi edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma
dan bergesernya +airan plasma ter'adi hipoolemia& dan gin'al melakukan
kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan air. ekanisme
kompensasi ini akan memperbaiki olume intraaskular tetapi 'uga akan
mengeksaserbasi ter'adinya hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlan'ut.
enurut teori lain yaitu teori over!i##e" & retensi natrium renal dan air tidak
bergantung pada stimulasi sistemik perifer tetapi pada mekanisme intrarenal
primer. >etensi natrium renal primer mengakibatkan ekspansi olume plasma dan
+airan ekstraseluler. Over!i##ing +airan ke dalam ruang interstisial menyebabkan
terbentuknya edema. (5
Pemeriksaan *enun0ang
aboratorium
)ada pemeriksaan urinalisis pasien menun'ukkan proteinuria dengan protein 2?
(24@;@201,& 5? (2:@;@201,& 2? (51@;@201,& 1? (05@
8/15/2019 Lapkas yunisa
48/53
berdasarkan muatan listrik (+harge barrier. )ada Sindrom Nefrotik kedua
mekanisme penghalang tersebut ikut terganggu. (5
)ada pemeriksaan hati dan empedu pasien& didapatkan kadar Albumin 1&
8/15/2019 Lapkas yunisa
49/53
hepatik lainnya menun'ukkan bah=a kapasitas peningkatan sintesis hati terhadap
albumin tidak +ukup untuk mengkompensasi la'u kehilangan albumin yang
abnormal. (1
)ada pemeriksaan lemak darah pada tanggal 01 september 201,& kolesterol
total pasien $ ,,0 mg@dl (hiperkolesterolemia. )ada sindrom nefrotik patogenesis
kenaikan lipid dan lipoprotein sangat kompleks. enurunnya kadar albumin
plasma akan menstimulasi sintesis lipoprotein oleh hepar. Selain itu& peningkatan
kadar kolesterol serum diduga memiliki kaitan dengan ter'adinya kegagalan
metabolisme asam mealonat oleh gin'al yang merupakan bahan dasar
pembentukan kolesterol. (: )eningkatan sintesis lipoprotein lipid distimulasi oleh
penurunan albumin serum dan penurunan tekanan onkotik. enurunnya klirenslemak dalam darah akibat berkurangnya enEim lipase sebagai katalisator lemak
yang ikut bo+or apabila ter'adi kelainan pada tubulus& 'uga menerangkan
ter'adinya hiperkolesterolemia pada pasien sindrom nefrotik. (;
)ada pemeriksaan imunoserologi tanggal 20 Agustus 201,& 35 total $ 0&,,
mmol@& 34 total $ 45@52 mmol@& dan 3Ss $ 25&",0 LI6@ml. !ari hasil
laboratorium menun'ukkan bah=a kadar 34 darah rendah dan kadar 3Ss tinggi
yang menun'ukkan bah=a pasien mengalami hipotiroidisme. ipotiroidisme
adalah suatu keadaan akibat produksi hormon tiroid yang tidak memenuhi
kebutuhan tubuh. *angguan hormonal pada sindroma nefrotik karena adanya
proteinuria& sehingga hormon yang terikat oleh protein akan berkurang kadarnya&
seperti hormon tiroid. ormon tiroid yang sebagian besar (
8/15/2019 Lapkas yunisa
50/53
)ada pasien ini tatalaksana yang didapatkan adalah terapi medikamentosa
yaitu $
- IH! ! , " gtt@i mikro- In' 9eftriaBon 500 mg@12 'am@IH
- In'. urosemide , mg@12 'am @IH
- )lasbumin 20 40 ++ (habis dalam 5-4 'am
- Spironolakton 2B10 mg
- etilprednisolon 4 mg 2B1 tab
- ultiit syr 1B+th 1
- !iet bubur ayam 5B1,0 kkal (rendah garam
- Sna+k@makanan ringan (rendah garam
)emberian +eftriaBon diharapkan dapat men+egah ter'adinya infeksi.
Adanya teori mengenai peran imunologi pada sindrom nefrotik yang
menyebutkan bah=a ter'adi penurunan sistem imun pada pasien dengan sindrom
nefrotik sehingga menyebabkan pasien SN mempunyai kerentanan terhadap
infeksi. (,
)ada pasien ini diberikan urosemide sebagai diureti+ dan dikombinasikan
dengan Spironolakton (antagonis aldosteron& diuretik hemat kalium untuk
mengatasi edema. >estriksi +airan dian'urkan selama ada edema berat. %iasanyadiberikan #oop "iuretic seperti furosemid 1-2 mg@kg%%@hari& bila perlu
dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron& diuretik hemat
kalium 2-5 mg@kg%%@hari. )ada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu
perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium.
)ada pasien ini 'uga diberikan )lasbumin 20 40 ++ selama 4 'am karena
pasien mengalami hipoalbumin dan untuk menarik +airan dari 'aringan interstisial
%ila pemberian diuretik tidak berhasil mengurangi edema (edema refrakter&
biasanya disebabkan oleh hipoolemia atau hipoalbuminemia berat (kadar
albumin R 1 g@d& dapat diberikan infus albumin 20-2, dengan dosis 1 g@kg%%
selama 4 'am untuk menarik +airan dari 'aringan interstisial& dan diakhiri dengan
pemberian furosemid intraena 1-2 mg@kg%%. %ila pasien tidak mampu dari segi
biaya& dapat diberikan plasma sebanyak 20 ml@kg%%@hari se+ara perlahan-lahan
10 tetes@menit untuk men+egah ter'adinya komplikasi dekompensasi 'antung. (,
50
8/15/2019 Lapkas yunisa
51/53
'asien ini diberikan (etil)rednisolon karena kortikosteroid
meru)akan )engobatan Sindrom *efrotik )ilihan )ertama
%erdasarkan 7nternationa# Stu"y o! &i"ney isease in -i#"ren (IS8!9&
terapi inisial untuk anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa kontraindikasi
steroid adalah prednison dosis "0mg@m2)%@hari atau 2 mg@kg%%@hari (maksimal
;0 mg@hari dalam dosis terbagi. (,
BAB ?
KESI&PULAN
Sindrom Nefrotik merupakan manifestasi glomerulus yang paling sering
ditemukan pada anak yang ditandai dengan proteinuria massif (Q 40 mg@m2
)%@'am atau rasio protein@kreatinin pada urin se=aktu 2 atau dipsti+k Q 2?&
hipoalbuminemia (R 2&, gr@d& edema& serta dapat disertai hiperkolesterolemia
(2,0 mg@u.
!ari hasil anamnesis& pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun'ang
pasien menderita Sindrom Nefrotik dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh
yang dia=ali di bagian kelopak mata pada saat bangun pagi& kemudian men'alar
ke seluruh tubuh dan skrotum& dan hasil laboratorium pasien menun'ukkan
proteinuria& hipoalbumin dan hiperkolesterolemia.)asien 'uga didiagnosis dengan stunting dengan malnutrisi kronis
berdasarkan pemeriksaan fisik yang menun'ukkan pera=akan pendek dan
didiagnosis dengan ipotiroid dengan kadar 34 yang rendah dan 3Ss yang
tinggi. /dukasi pada keluarga pasien meliputi menghindari anak makan makanan
yang dapat memperburuk ker'a gin'al.
51
8/15/2019 Lapkas yunisa
52/53
DA("AR PUS"AKA
1.)ramana )!& & 8adri . ubungan antara )roteinuria dan ipoalbuminemia
pada Anak dengan Sindrom Nefrotik yang di >a=at di >S6) !r. . !'amil
)adang )eriode 200
8/15/2019 Lapkas yunisa
53/53
Sensitif Steroid dan Sindrom Nefrotik >esisten Steroid. sari )ediatri. 2015
ktoberO 1,(5.
& Susanto >. )erubahan 8adar ormon 3iroid pada
)enderita Sindrom Nefrotik. 200;O 45(2.
10.Irda & >& . *ambaran 8adar 8olesterol& Albumin dan Sedimen 6rin
)enderita Anak Sindroma Nefrotik. Indonesian 7ournal of 9lini+al )athology
and edi+al aboratory. 200: aretO 15(2.
11.*arniasih !& !'ais 7& *arna . ubungan antara 8adar Albumin dan 8alsium
Serum pada Sindrom Nefrotik Anak. Sari )ediatri. 200; AgustusO 10(2.