LAPORAN KASUS II.1. Identifikasi Nama : Tn. A Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jakarta Datang ke poli : 18 Agustus 2015 II.2. Anamnesis Keluhan Utama: Penglihatan buram sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat Perjalanan Penyakit: Penglihatan buram dirasakan pasien sejak 2 bulan SMRS.Melihat seperti berkabut, makin lama makin tebal, Pasien merasa silau jika melihat cahaya dan keluhan berkurang bila berada di tempat teduh. Kadang mata terasa berair.Mata tidak terasa nyeri.Mata tidak perih. Riwayat penyakit mata lain & operasi mata sebelumnya disangkal. Riwayat trauma, penyakit darah tinggi, dan kencing manis disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan jangka panjang dan alergi obat disangkal.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS
II.1. Identifikasi
Nama : Tn. A
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jakarta
Datang ke poli : 18 Agustus 2015
II.2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Penglihatan buram sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Penglihatan buram dirasakan pasien sejak 2 bulan SMRS.Melihat seperti berkabut,
makin lama makin tebal, Pasien merasa silau jika melihat cahaya dan keluhan
berkurang bila berada di tempat teduh. Kadang mata terasa berair.Mata tidak terasa
nyeri.Mata tidak perih.
Riwayat penyakit mata lain & operasi mata sebelumnya disangkal. Riwayat trauma, penyakit darah tinggi, dan kencing manis disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan jangka panjang dan alergi obat disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat memakai kacamata (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:
Riwayat katarak pada keluarga disangkal
II.3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan Umum: Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital :
Tekanan Darah : 180 / 120 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Laju Napas : 21 x/menit
Suhu : 36,6°C
No Pemeriksaan OD OS
1 Visus 1/60 ph 1/60 1/60 ph 6/30
2 Tekanan intra Okuler Digit: N Digit: N
3 Kedudukan bola mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus (-) (-)
Endoftalmus (-) (-)
4 Pergerakan bola mata
Atas (+) baik (+) baik
Bawah (+) baik (+) baik
Temporal (+) baik (+) baik
Temporal atas (+) baik (+) baik
Temporal bawah (+) baik (+) baik
Nasal (+) baik (+) baik
Nasal Atas (+) baik (+) baik
Nasal Bawah (+) baik (+) baik
Status Oftalmologicus
Nistagmus (-) (-)
No Pemeriksaan OD OS
5 Palpebra
Hematom (-) (-)
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Ulkus (-) (-)
Fistel (-) (-)
Hordeolum (-) (-)
Kalazion (-) (-)
Ptosis (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Entropion (-) (-)
Sekret (-) (-)
Trikiasis (-) (-)
6 Punctum Lakrimalis
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Fistel (-) (-)
No Pemeriksaan OD OS
7 Konjungtiva Tarsal Superior
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Sekret (-) (-)
8 Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Anemia (-) (-)
Folikel (-) (-)
Papil (-) (-)
Lithiasis (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
No Pemeriksaan OD OS
9 Konjungtiva bulbi
Kemosis (-) (-)
Pterigium (-) (-)
Pinguekula (-) (-)
Flikten (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Injeksi konjungtiva (-) (-)
Injeksi siliar (-) (-)
Injeksi episklera (-) (-)
Perdarahan subkonjungtiva (-) (-)
No Pemeriksaan OD OS
10 Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
Edema (-) (-)
Ulkus (-) (-)
11 Sklera
Episkleritis (-) (-)
Skleritis (-) (-)
12 Kamera Okuli anterior
Kedalaman Sedang Sedang
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Jernih Jernih
13 Iris
Warna Hitam Hitam
Gambaran radien Jelas Jelas
Eksudat (-) (-)
Sinekia Anterior (-) (-)
Sinekia Posterior (-) (-)
No Pemeriksaan OD OS
14 Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Besar ± 3 mm ± 3 mm
Isokor (+) (+)
Letak Sentral Sentral
Refleks cahaya langsung (+) (+)
15 Lensa
Kejernihan Agak keruh Agak keruh
Shadow test (+) (+)
Afakia (-) (-)
Iris shadow (-) (+)
II.4 Resume
Penglihatan buram dirasakan pasien sejak 2 bulan lalu SMRS.Melihat seperti berkabut, makin lama makin tebal, Pasien merasa silau jika melihat cahaya dan keluhan berkurang bila berada di tempat teduh. Kadang mata terasa. berair.Riwayat penyakit mata lain & operasi mata sebelumnya disangkal. Riwayat trauma, penyakit darah tinggi, dan kencing manis disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan jangka panjang dan alergi obat disangkal. Pemeriksaan fisik, tekanan darah Tekanan Darah
: 180 / 120 mmHg.Nadi: 88 x/menit.Laju Napas:21 x/menit.Suhu: 36,6°C.Visus OD: 1/60 ph 1/60.OS 1/60 ph 6/30 Pada pemeriksaan, lensa agak keruh di regio nukleus okuli dextra dan sinistra
II.5 Diagnosis
Katarak sinilis imature okuli dextra dan sinistra
II.6 Penatalaksanaan
• Iodium tetes
• ECEC (Extra capsular cataract extraxtion) atau Ekstraksi katarak ekstrakapsular dan implantasi IOL
II.7 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI LENSA
Anatomi Lensa
Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan
bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat
tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi.
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang.
Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serest lensa di dalam kapsul lensa.
Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus dehingga mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nucleus lensa.
Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa
yang tertua di dalam kapsul lensa. Didalam lensa dapat dibedakan nucleus embrional, fetal
dan dewasa.
Dibagian luar nucleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai
korteks lensa. Korteks yang terletak disebelah depan nucleus disebut sebagai korteks anterior,
sedang di belakangnya korteks posterior. Nucleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras di
banding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn
yang menggantung lensa di seluruh ekuatornya pada bahan siliar.
o Embriologi Lensa
Setelah gelembung lensa mengambang bebas pada tepi cekungan optic terjadi
pemanjangan sel-sel pada dinding posterior mengisi rongga yang kosong pada usia kehamilan
minggu ke-VII serabut-serabut lensa memanjang dari daerah ekuator dan tumbuh ke depan
mencapai epitel subkapsular dan tumbuh ke belakang di bawah kapsul lensa. Serabut-serabut
lensa ini saling bertemu dan membentuk sambungan lensa berbentuk huruf Y di depan dan Y
terbalik di belakang. Proses ini selesai pada minggu ke-28.
o Fisiologi Lensa
Lensa mata merupakan struktur globular yang transparan, terletak di belakang iris, di
depan badan kaca. Bagian depan ditutupi kapsul anterior dan belakang oleh kapsul posterior.
Di bagian dalam kapsul terdapak korteks dan nucleus.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan
Terletak di tempatnya
Fungsi lensa adalah :
Refraksi
Sebagai bagian optic bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa
menyumbang + 18,0-Dioptri.
Fungsi akomodasi
Dengan kontraksi otot-otot siliaris ketegangan zonula Zinn berkurang sehingga
lensa lebih cembung untuk melihat obyek dekat.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia
Keruh atau apa yang disebut katarak
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi
KATARAK
2.1 Definisi
Katarak adalah kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa, atau setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Kata katarak berasal dari Yunani “katarrhakies”,
Inggrris “Cataract”, dan Latin “Cataracta”, yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia
disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.
2.2 Gejala Klinis
Kekeruhan mungkin dapat menurunkan ketajaman penglihatan secara langsung atau
menghasilkan perubahan indeks refraksi lensa menyebabkan astigmatisma iregular dan
kadang diplopia monokular. Pasien mungkin lebih marasa nyaman bila menggunakan topi
atau kaca mata gelap untuk mengurangi cahaya yang masuk. Gejala tidak termasuk nyeri,
sekret, atau mata merah.
2.3 Klasifikasi
Keadaan patologi lensa dapat dalam bentuk-bentuk berikut :
2.3.1 Katarak perkembangan/pertumbuhan
Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak perkembangan/pertumbuhan karena
secara biologik serat lensa masih dalam perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa
yang sudah didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi
gangguan pada kehidupan janin.
Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau zonular, katarak