7 BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Menurut Kotler (p10, 2006), pasar adalah tempat dimana para penjual dan pembeli berkumpul untuk menjual dan membeli produk. 2.1.2 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (p6, 2006), pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan keinginan untuk menciptakan, menawarkan, dan dengan bebas mengubah nilai produk dan jasa dengan yang lain. 2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Cravens (2003, p31), strategi pemasaran adalah pengembangan strategi dari proses penggerak pasar yang dapat mengubah lingkungan bisnis secara terus menerus dan kebutuhan menyampaikan nilai konsumen yang lebih tinggi. Strategi pemasaran terdiri dari analisis, strategi pengembangan dan implementasi aktivitas dalam pengembangan sebuah visi mengenai pasar-pasar yang diminati oleh organisasi, strategi memilih target pasar, menetapkan sasaran, dan mengembangkan, mengimplementasi, dan mengatur strategi penempatan program pemasaran yang dirancang untuk memenuhi syarat penilaian konsumen dalam setiap target pasar.
27
Embed
BAB 2 Landasan Teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/Bab 2_09-82..pdfPromosi adalah perluasan istilah untuk mendeskripsikan keseluruhan bidang dari komunikasi penjualan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
Landasan Teori
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pasar
Menurut Kotler (p10, 2006), pasar adalah tempat dimana para penjual dan
pembeli berkumpul untuk menjual dan membeli produk.
2.1.2 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (p6, 2006), pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan keinginan untuk menciptakan,
menawarkan, dan dengan bebas mengubah nilai produk dan jasa dengan yang lain.
2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Cravens (2003, p31), strategi pemasaran adalah pengembangan strategi
dari proses penggerak pasar yang dapat mengubah lingkungan bisnis secara terus
menerus dan kebutuhan menyampaikan nilai konsumen yang lebih tinggi.
Strategi pemasaran terdiri dari analisis, strategi pengembangan dan
implementasi aktivitas dalam pengembangan sebuah visi mengenai pasar-pasar yang
diminati oleh organisasi, strategi memilih target pasar, menetapkan sasaran, dan
mengembangkan, mengimplementasi, dan mengatur strategi penempatan program
pemasaran yang dirancang untuk memenuhi syarat penilaian konsumen dalam setiap
target pasar.
8
2.1.4 Proses Strategi Pemasaran
Menurut Craven (2003,p30), proses strategi pemasaran dibagi menjadi :
• Strategic Situation Analysis
Mempertimbangkan pasar dan analisa kompetitor, segmentasi pasar, dan
terus mempelajari tentang pasar
• Designing Marketing Strategy
Memeriksa target konsumen dan target positioning, strategi relationship,
dan perencanaan untuk produk baru
• Marketing Program Development
Terdiri dari produk, distribusi harga, dan perancangan strategi promosi
dan implementasi untuk menemukan kebutuhan value dari target pembeli
• Implementing and Managing Marketing Strategy
Mempertimbangkan perancangan yang berhubungan dengan organisasi
dan implementasi strategi marketing dan pengawasan
2.1.5 Targeting
Menurut Craven (2003, p198-199) sebuah proses ketertarikan setiap
segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada
umumnya target marketing dapat dibedakan menjadi beberapa level :
• Undifferentiated Marketing (Mass)
9
Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk
mengabaikan perbedaan segmen dan masuk kedalam sebuah pasar
dengan satu penawaran
• Differential Marketing (Segmented)
Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk
menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa
penawaran untuk setiap pasarnya
• Concentrated Marketing (Niche)
Sebuah strategi pasar dimana perusahaan masuk kedalam sebuah pasar
yang memiliki segmen sedikit dan sempit
• Micromarketing
Sebuah penyesuaian produk terhadap kebutuhan dan keinginan
konsumen dan kelompok konsumen lokal. Termasuk marketing lokal
dan marketing individual.
2.1.6 Positioning
Menurut Craven (2003, p208) adalah pengaturan sebuah produk untuk
menempati sebuah tempat yang tepat dan diinginkan untuk berkompetisi pada
pikiran atau ingatan dari target konsumen.
10
2.1.7 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran menurut Kotler (p49, 2001) adalah seperangkat alat-
alat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan untuk menanggapi
keinginannya terhadap target pasar. Bauran pasar terdiri dari semua hal yang
dapat dilakukan perushaan untuk mempengaruhi permintaan (demand) terhadap
produk yang dihasilkannya. Beberapa kemungkinan dapat dikelompokkan
dalam 4 variabel, yaitu : Product, Price, Place, dan Promotion.
Menurut Schewe (1998, p17-18), beberapa kemungkinan dapat
dikelompokkan kedalam 4P, yaitu :
1. Product
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk menarik,
kegunaan dan konsumen pasar untuk memenuhi suatu keinginan atau
kebutuhan.
Sebuah produk termasuk lebih dari sebuah barang atau jasa yang diracang,
diproduksi, dan ditawarkan untuk dijual, tetapi juga mencakup semua
perencanaan yang mendahului produksi sebenarnya, termasuk penelitian
dan pengembangan serta semua jasa-jasa yang ada pada produk tersebut,
seperti pemasangan dan pemeliharaan. Penampilan sebuah produk dapat
mencerminkan kekuatan dari brand yang dimilikinya.
11
2. Price
Harga yang dibebankan untuk produk dengan brand tertentu merupakan
pesan yang menunjukkan bagaimana brand tersebut dapat bersaing dalam
hal kualitas dan status suatu produk.
3. Place
Tempat atau distribusi, meliputi kepastian tersedianya suatu produk
diperlukan kapanpun dan dimanapun produk tersebut dibutuhkan. Pemasar
dapat memilihi berbagai cara untuk menyalurkan produk mereka ke
konsumen. Mereka mungkin memilih cara berbeda dalam penempatan
lokasi outlet dan toko mereka. Distribusi juga melibatkan pengambilan
keputusan seperti seberapa banyak inventori yang dibutuhkan, bagaimana
mengangkut barang-barang dan dimana menempatkan gudang.
4. Promotion
Promosi adalah perluasan istilah untuk mendeskripsikan keseluruhan
bidang dari komunikasi penjualan iklan, personal selling, promosi
penjualan dan public relations.
2.1.8 Pembagian Pasar Konsumen
Sebelum menyusun suatu strategi marketing, perusahaan harus
mengidentifikasi pembagian pasar konsumen yang akan mempengaruhi
perkembangan perusahaan. Menurut Kotler (p.231-p.241, 2006) pembagian
pasar konsumen dibagi menjadi empat yaitu :
12
1. Segmentasi Geografik
Segmentasi geografik untuk membagi pasar dalam unit yang berbeda
meliputi : daerah geografik, kota, kepadatan penduduk, iklim, usia
penduduk, jumlah keluarga, cara hidup, pekerjaan, pendidikan, generasi.
2. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis dibagi menjadi :
1. Usia : keinginan konsumen dan kemampuan berubah seiring dengan
usia
2. Taraf kehidupan : Orang dengan siklus kehidupan yang sama
mungkin saja berbeda tingkat kehidupannya
3. Jenis kelamin : Laki-laki dan wanita cenderung mempunyai
kebiasaan yang berbeda dan orientasi kelakuan yang berdasarkan
pada lingkungan sosialisasi mereka
4. Pendapatan : Segmentasi pendapatan tidak selalu mencerminkan apa
yang diberikan konsumen terhadap produk.
5. Generasi : Setiap generasi berbeda dalam kebutuhan akan produk.
6. Kelas sosial : Kelas sosial mempunyai pengaruh yang besar bagi
kebutuhan akan baju, mobil, kebiasan membaca, retailer.
13
3. Segmentasi Psycographic
Physographic adalah ilmu yang digunakan dalam psychology dan
demografis untuk lebih mengerti konsumen.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku pembeli biasanya dibagi menjadi :
1. Peraturan keputusan (Decision Rules)
Mudah untuk mengidentifikasi pembeli untuk banyak produk.
2. Variabel kebiasaan (Behavioral Variabels)
Banyak pemasar percaya kalau variabel kebiasaan adalah point
yang terbaik untuk merekonstruksi segmen pasar.
3. Perubahan model (Conversion Model)
Perubahan model telah dikembangkan untuk mengukur kekuatan
dari psikologi komitmen konsumen terhadap merek dan kesiapan
konsumen untuk berubah.
4. Bertambahnya peraturan mengenai perubahan teknologi
Membuat pasar dan konsumen menjadi semakin meragukan
produk, sehingga pemerintah ikut campur dan mengambil tindakan
untuk produk yang tidak cukup tingkat keamanannya.
14
2.2 Brand
2.2.1 Pengertian Brand
Menurut Kotler (p256, 2006), brand adalah sebuah nama, istilah,
tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok
penjual serta membedakannya dari produk atau jasa dari pesaing. Konsumen
melihat brand sebagai bagian penting dari sebuah produk, dan branding dapat
menambah nilai suatu produk.
Brand akan menggambarkan sekumpulan kegunaan, kelebihan dan
layanan yang diberikan penjual kepada pembeli secara konsisten. Produk yang
baik akan memberikan jaminan kualitas kepada pembeli. Brand berbeda dengan
asset lain seperti hak paten atau hak milik yang memiliki batas waktu. Sebuah
brand adalah simbol yang kompleks yang terdiri dari tingkatan arti, seperti
atribut, keuntungan, nilai, budaya, personil, dan pengguna.
2.2.2 Pengertian Branding
Menurut Duncan (p71, 2005), branding merupakan suatu proses
penciptaan image brand yang mengajak konsumen untuk menggunakan hati dan
pikiran mereka, membedakan produk yang sejenis satu dengan yang lainnya.
Menurut Belch (p59, 2005), memilih nama brand untuk sebuah produk
sangat penting dari sebuah produk.
15
Salah satu faktor penting dari strategi periklanan adalah dengan menciptakan
dan menjaga brand equity, yang merupakan asset intangible sebagai nilai
tambah dari image, kesan atau kekuatan tambahan bagi konsumen unuk
mengingat nama brand, nama perusahaan, ataupun merek dagang suatu produk.
Tabel 2.1. Karakteristik Brand
(Sumber Duncan, 2005)
2.2.3 Brand Equity
Brand equity menurut Kotler (p.258, 2006) adalah nilai yang diberikan
pada produk dan jasa, nilai tersebut dapat mempengaruhi bagaimana cara
konsumen berpikir, merasakan, dan merespek merek, sama baiknya dengan
harga dan keuntungan yang diberikan merek kepada perusahaan.
Tangible Attributes Intangible Attributes
Design
Performance
Ingredients/components
Size/Shape
Price
Marketing Comunication
Value
Brand Image
Image of stores where sold
Perceptions of users of the brand
16
Menurut David A.Aaker dalam Kotler (p.261, 2006), brand equity
dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu :
1. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
2. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
3. Perceived (Persepsi Kualitas)
4. Brand Asociation (Asosiasi Merek)
5. Other Proprietary Brand Assets (Aset-aset merek lain)
David Aaker dalam Kotler (p.261, 2006), membagi perilaku konsumen
terhadap sebuah brand menjadi lima hal dari yang rendah hingga yang tertinggi
:
1. Konsumen akan mengganti brand, terutama untuk alasan harga
2. Konsumen akan puas, tidak ada alasan untuk mengganti brand
3. Konsumen akan puas dan bersedia mengeluarkan biaya untuk
mengganti brand
4. Konsumen menilai brad dan menganggapnya sebagai hal penting
5. Konsumen bersedia melakukan apapun untuk sebuah brand
Brand equity berhubungan erat dengan berapa banyak konsumen yang
berada dikelas poin tiga, empat, dan lima dan juga berhubungan dengan derajat
pengenalan nama brand, kualitas brand, hubungan mental dan emosional yang
17
kuat dan aset lain. Konsumen akan bersedia membayar lebih untuk sebuah
brand yang kuat.
Klasifikasi elemen ekuitas merek dapat dijabarkan kedalam lima
kategori, yakni loyalitas merek, brand awareness, perceived quality, brand
association, dan proprietary brand assets lainnya.
Gambar 2.1 Model Brand Equity
2.2.4 Brand Awareness
Brand awareness menurut Kotler (p.268, 2006) adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Peran brand awareness pada
brand equity tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran di benak konsumen,
dan tingkatan brand awareness dapat digambarkan sebagai berikut :
18
a. Puncak Pikiran (Top of Mind)
Top of Mind merupakan merek yang pertama kali disebut atau diingat oleh
responden ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori
produk. Jawaban untuk pertanyaan Top of Mind hanya boleh satu seperti :
Sebutkan satu merek tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari yang
muncul di benak anda.
b. Pengingat Kembali Merek (Brand Recall)
Brand recall atau pengingatan kembali merek menggambarkan merek-
merek yang dibilang responden setelah menyebutkan merek yang pertama
kali disebut jawaban untuk pertanyaan brand recall bisa lebih dari satu
tanpa diberikan bantuan, seperti : sebutkan tempat perbelanjaan kebutuhan
sehari-hari yang anda ketahui selain tempat yang anda baru sebutkan.
c. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Brand recognition merupakan pengukuran brand awareness responden
dimana kesadarannya diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan
untuk brand recognition memberikan bantuan dengan menyebutkan ciri-
ciri dari produk merek tersebut.
d. Tidak menyadari merek (Brand Unaware)
Pengukuran brand unaware merupakan pengukuran brand awareness
responden dimana responden tidak mengenal sama sekali atau tidak tahu
19
mengenai suatu produk, seperti jawaban dari responden untuk pertanyaan
di atas adalah pilihan c (tidak mengetahuinya sama sekali)
2.2.5 Brand Association
Segala sesuatu baik secara langsung maupun tidak yang terkait dengan
memori konsumen terhadap suatu merek. Akumulasi pengalaman yang
menyenangkan dengan suatu merek akan menciptakan brand image yang baik
bagi brand tersebut. Brand association berkaitan dengan brand image yang
didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu.
2.2.6 Brand Extension
2.2.6.1 Pengertian Brand Extension
Menurut Kotler (p278, 2006), Brand extension adalah
penggunaan dari merek yang sudah ada dipasaran untuk
memperkenalkan merek baru. Ketika brand baru tersebut
dikombinasikan dengan brand yang sudah ada di pasaran, brand
extension tersebut dapat disebut pula dengan sub brand.
2.2.6.2 Keuntungan dan Kerugian
Menurut Kotler (p.280-181, 2006), Ada beberapa keuntungan
dari strategi branding dengan menggunakan brand extension antara
lain produk baru yang akan sukses di pasaran, hal ini disebabkan
karena brand lama sudah terkenal terlebih dahulu oleh masyarakat,
jadi akan ada ekspektasi dari konsumen bahwa kualitas produk
baru kurang lebih akan setara dengan yang sudah ada di pasaran.
20
Akan tetapi juga ada kekurangannya bila produk baru yang
dipasarkan kualitasnya tidak sebaik produk pendaulu maka
otomatis image produk lama akan ikut menurun.
2.2.7 Empat Langkah Membangun Merek
• Menyusun identitas merek yang tepat. (Who are you?)
• Menciptakan makna merek yang sesuai (What are you?)
• Menstimulasi respon merek yang diharapkan (What about you?)
• Menjalin relasi merek yang tepat dengan pelanggan (What about
you and me?)
2.2.8 Enam Building Block Merek
Menurut Kotler (p.262, 2006), proses implementasi keempat tahap
di atas membutuhkan enam building blocks, yakni :
• Brand Salience
Berhubungan dengan aspek-aspek awareness dari sebuah merek, seperti
seberapa sering dan mudah sebuah merek diingat dan dikenali dalam
berbagai situasi
21
• Brand Performance
Berhubungan dengan kemampuan produk dan jasa dalam memenuhi
kebutuhan konsumen
• Brand Imagery
Menyangkut ekstinsic property produk dan jasa yaitu kemampuan
brand dalam memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan
• Brand Judgements
Berfokus pada pendapat dan penilaian konsumen terhadap merek
berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra yang dipersepsikannya
• Brand Feelings
Respon dan reaksi emosional konsumen terhadap merek
• Brand Resonance
Memicu pada karakteristik relasi yang dirasakan pelanggan terhadap
merek spesifik.
2.2.10 Model Kompetisi Five-Forces Porter
Michael Porter mengidentifaski 5 kekuatan yang menentukan daya
tarik laba di jangka panjang dari suatu pasar atau segmen pasar.
Lima kekuatan tersebut dijelaskan dalam Thompson (p54, 2008),
kompetisi dalam industri dibagi menjadi 5 area dalam pasar,
kompetisi tersebut adalah :
22
1. Ancaman pesaingan segmen yang ketat
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki
pesaing yang banyak, kuat dan agresif. Dan bahkan
menjadi tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau
menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam
jumlah yang bedar, atau jika pesaing memiliki kepentingan
yang besar untuk tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi
itu akan menyebabkan sering terjadinya perang harga,
perang iklan dan pengenalan produk baru, sehingga akan
menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing
2. Ancaman yang berasal dari pendatang baru
Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingginya
penghalang untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang
paling menarik adalah segmen yang memiliki penghalang
untuk masuk yang tinggi dan penghalang keluar yang
rendah. Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki
industri dan perusahaan yang berkinerja buruk dapat
dengan mudah keluar.
23
3. Ancaman yang berasal dari barang subtitusi
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi
aktual atau potensial dari suatu produk. Subtitusi
membatasi harga dan laba yang dihasilkan perusahaan.
Perusahaan harus mengamati dari dekat kecenderungan
harga produk subtitusi. Jika kemajuan teknologi atau
persaingan meningkat di industri subtitusi tersebut, maka
harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin menurun.
4. Kompetisi yang berasal dari kekuatan tawar menawar
pembeli
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki
kekuatan posisi tawar menawar yang kuat atau semakin
meningkat. Pembeli akan berusaha memaksa agar harga
diturunkan, meminta lebih banyak mutu dan pelayanan,
serta membuat para pesaing saling beradu, yang semuanya
menjadi beban profitabilitas penjual
Untuk melindungi diri, penjual dapat memilih pembeli
yang memiliki kekuatan posisi tawar yang paling rendah
atau yang sulit menggantikan pemasok.
24
5. Kompetisi yang berasal dari kekuatan tawar menawar
pemasok
Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka
terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substansi,
produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting,
biaya berpindah pemasok tinggi, dan jika pemasok dapat
melakukan intergrasi ke hilir. Pertahanan yang terbaik
adalah dengan membangun hubungan win win solution
dengan pemasok atau memakai beberapa sumber pemasok.
25
GAMBAR 2.2 THE COMPETITIVE FORCES MODEL
26
2.2.11 SWOT
Menurut Thompson (2008, p102), Analisis SWOT adalah
daftar dari faktor yang penting, perbandingan dan identifikasi dari
langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memperkuat posisi
kompetitif dari organisasi. Dalam keadaan yang diperlukan,
analisis SWOT lebih merupakan review dari masa lalu, dan
sekarang daripada untuk masa yang akan datang
Konsep dari analisa SWOT dapat membantu
mengklarifikasi apa yang mungkin menjadi isu penting dan situasi
yang akan terjadi, atau seharusnya dikoreksi dan dihindari.
IPAS
EPAS
Strength (S)
Tentukan 5-10
faktor kekuatan
internal
Weakness (W)
Tentukan 5-10
faktor kelemahan
internal
Opportunities (O)
Tentukan 5-10
faktor peluang
eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mendatangkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi
yang meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang
27
Threats (T)
Tentukan 5-10
faktor ancaman
eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi
yang meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
TABEL 2.2 DIAGRAM MATRIX SWOT
GAMBAR MATRIX HUBUNGAN ANTARA
ANALISIS SWOT DENGAN PILIHAN
STRATEGI
GAMBAR 2.3 MATRIX HUBUNGAN ANTARA ANALISIS SWOT
DENGAN PILIHAN STRATEGI
Berbagi Peluang
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman
Kelemahan Internal
28
2.2.10.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT menyediakan informasi yang membantu
untuk menyamakan sumber daya perusahaan dan kemampuan
terhadap lingkungan yang kompetitf dimana perusahaan
beroperasi.
1. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan suatu perusahaan adalah terdapat pada sumber
daya dan kemampuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan sebuah competitive advantage. Contoh kekuatan
termasuk :
- Hak Paten
- Merek dagang / brand name yang kuat
- Reputasi bagus
- Memiliki akses ekslusif ke sumber daya alam
- Mempunyai akses yang menguntungkan untuk jaringan distribusi
2. Weakness (Kelemahan)
Kekurangan kekuatan tertentu dapat dilihat sebagai
kelemahan. Contohnya adalah sepeeti dibawah ini :
- Kekurangan proteksi hak paten
29
- Merek dagang yang lemah
- Reputasi buruk
- Struktur biaya tinggi
- Kurangnya akses ke sumber daya alam
- Kurang akses ke saluran-saluran distribusi
Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan aset dan
kemampuan yang berhubungan dengan para kompetitornya,
termasuk sumber-sumber keuangan, teknologi, indentifikasi brand,
dan sebagainya.
3. Opportunities (Kesempatan)
Analisis lingkungan eksternal ini dapat membuka
kesempatan-kesempatan baru untuk mendapatkan keuntungan
(profit) dan pertumbuhan (growth). Contoh kesempatan adalah :
- Kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi
- Masuknya teknologi baru
- Longgarnya peraturan/regulasi
- Pemindahan batas dagang international (International trade
barriers)
30
4. Threats (Ancaman)
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat
membawa ancaman bagi perusahaan. Beberapa contoh ancaman
termasuk diantaranya :
- Perubahan selera konsumen yang berbeda dengan produk yang
dihasilkan perusahaan
- Munculnya produk pengganti / subtitute product
- Regulasi baru
2.2.10.2 Matriks SWOT
1. Strategi S-O mengikuti kesempatan yang sesuai dengan kekuatan
perusahaan.
2. Strategi W-O mengatasi kelemahan untuk mengikuti kesempatan
3. Strategi S-T mengidentifikasi cara yang dapat digunakan
perusahaan untuk mengurangi serangan dari luar dan ancaman
eksternal
4. Strategi W-T menentukan rencana defensif untuk rencana rahasia
yang dibuat untuk melindungi perusahaan dari kesalahan
31
2.2.11 Analisis Industri
Merek menurut Kotler adalah sebuah simbol yang
kompleks yang memiliki enam arti, yaitu : (Kotler, 2003, p.418-
419)
1. Atribut (Atrributes)
Sebuah merek mampu memberikan gambaran mengenai atribut
yang terdapat di dalam merek itu sendiri kepada konsumen, contoh
: merek Rolls Royce memberikan gambaran mewah mahal,
berkualitas tinggi, tahan lama serta ekslusif.
2. Manfaat (Benefits)
Atribut yang dimiliki oleh sebuah merek harus dapat
diterjemahkan ke dalam bentuk manfaat baik fungsional maupun
emosional. Contoh : atribut well engineered dapat duasumsikan
bahwa produk tersebut dibuat secara presisi dan berkualitas baik.
3. Nilai (Values)
Merek dapat juga memberitahukan nilai yang dimiliki oleh si
pembuatnya, contoh : Ferrari selalu identik dengan mobil
berperforma tinggi, kencang, mewah, prestius dan ekslusif.
32
4. Budaya (Culture)
Sebuah merek dapat juga mewakili kebudayaan tertentu. Contoh :
Mercedes mewakili kebudayaan jerman, yang terorganisir.
5. Kepribadian (Personality)
Sebuah merek dapat mencerminkan kepribadian dari penggunanya.
Contoh : mobil BMW menggambarkan pemiliknya sebagai
ekslusif yang berjiwa sportif.
6. Pemakai (Users)
Sebuah merek dapat memberikan gambaran tipe konsumen yang
membeli atau menggunakan produk. Contoh : Mercedes cocok
untuk tipe konsumen yang sudah mapan dari segi usia maupun
pekerjaan.
Perusahaan perlu melakukan penelitian untuk mengetahui
posisi merek dari produk atau jasa mereka di dalam benak
konsumen. Menurut Kevin Keller, yang membedakan sebuah
merek adalah persepsi konsumen dan perasaan mengenai atribut
yang dimiliki produk serta bagaimana performa dari produk.
33
Ada 3 cara pendekatan riset yang biasa dilakukan untuk
memperoleh arti dari sebuah merek, yaitu : (Kotler, 2003, p.419)
1. Asosiasi kata (Word Assosiations)
Konsumen dapat ditanya apa yang terlintas dalam benaknya
setelah mendengar sebuah nama atau merek.
2. Perwujudan dari merek (Personifying the brand)
Konsumen dapat ditanya untuk menggambarkan jenis manusia
atau hewan apa yang terlintas dalam benak mereka ketika sebuah
merek disebutkan.
3. Melangkah lebih tinggi menemukan intisari merek (Laddering up
to find the brand essense)
Esensi sebuah merek terhubung dengan tujuan yang lebih dalam
dan abstrak dari harapan konsumen mengenai merek tersebut
dalam memuaskan keinginannya. Konsumen dapat membantu para
pemasar untuk mengetahui motivasi dari konsumen ketika memilih