Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akalasia esofagus, atau dikenal juga dengan nama Simple ectasia, Kardiospasme, Megaesofagus, Dilatasi esofagus difus tanpa stenosis atau Dilatasi esofagus idiopatik adalah suatu gangguan neuromuskular. Istilah achalasia berarti “gagal untuk mengendur” dan merujuk pada ketidakmampuan dari lower esophageal sphincter (cincin otot antara esophagus bagian bawah dan lambung) untuk membuka dan membiarkan makanan lewat kedalam lambung. Kegagalan relaksasi batas esofagogastrik pada proses menelan ini menyebabkan dilatasi bagian proksimal esofagus tanpa adanya gerak peristaltik. Penderita akalasia merasa perlu mendorong atau memaksa turunnya makanan dengan air atau minuman guna menyempurnakan proses menelan. Gejala lain dapat berupa rasa penuh substernal dan umumnya terjadi regurgitasi.Achalasia merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Prevalensi akalasia esophagus sekitar 10 kasus per 100.000 populasi di mana rasio kejadian penyakit ini sama antara laki-laki dengan perempuan yaitu 1 : 1. Menurut penelitian, distribusi umur pada akalasia biasanya sering 1
45

AKLASIA ESOFAGUS

Sep 03, 2015

Download

Documents

Edith Perkins

j
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Akalasia esofagus, atau dikenal juga dengan nama Simple ectasia, Kardiospasme, Megaesofagus, Dilatasi esofagus difus tanpa stenosis atau Dilatasi esofagus idiopatik adalah suatu gangguan neuromuskular. Istilah achalasia berarti gagal untuk mengendur dan merujuk pada ketidakmampuan dari lower esophageal sphincter (cincin otot antara esophagus bagian bawah dan lambung) untuk membuka dan membiarkan makanan lewat kedalam lambung. Kegagalan relaksasi batas esofagogastrik pada proses menelan ini menyebabkan dilatasi bagian proksimal esofagus tanpa adanya gerak peristaltik. Penderita akalasia merasa perlu mendorong atau memaksa turunnya makanan dengan air atau minuman guna menyempurnakan proses menelan. Gejala lain dapat berupa rasa penuh substernal dan umumnya terjadi regurgitasi.Achalasia merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Prevalensi akalasia esophagus sekitar 10 kasus per 100.000 populasi di mana rasio kejadian penyakit ini sama antara laki-laki dengan perempuan yaitu 1 : 1. Menurut penelitian, distribusi umur pada akalasia biasanya sering terjadi antara umur kelahiran sampai dekade ke-9, tapi jarang terjadi pada 2 dekade pertama (kurang dari 5% kasus didapatkan pada anak-anak). Umur rata-rata pada pasien orang dewasa adalah 25-60 tahun..Walaupun penyakit ini jarang terjadi tapi kita harus bisa mengenali dan mengatasi penyakit ini karena komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit ini sangat mengancam nyawa seperti obstruksi saluran pernapasan sampai sudden death. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui penegakan diagnosis Akalasia esofagus. Diagnosis Akalasia Esofagus ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi dan pemeriksaan manometrik. Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan kerabali. Terapi dapat dilakukan dengan memberi diet tinggi kalori, medikamentosa, tindakan dilatasi, psikoterapi, dan operasi esofagokardiotomi (operasi Heller).B. Rumusan Masalah1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Esofagus ?2. Untuk mengetahui defenisi Akalasia Esofagus ?3. Untuk mengetahui etilogi Akalasia Esofagus ?4. Untuk mengetahui patofisiologi Akalasi Esofagus ?5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Akalasia Esofagus ?6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Akalasia Esofagus ?7. Untuk mengetahui Komplikasi Akalasia Esofagus ?8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Akalasia Esofagus ?C. TujuanAgar mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit dari akalasi esophagus yang sebenarnya dan mengetahui tinjauan keperawatan dari akalasi esophagus yang sebenarnya.

9.

BAB IIKONSEP TEORI

A. Anatomi FisiologiEsofagus Esofagus adalah suatu saluran otot vertikal yang menghubungkan hipofaring dengan lambung. Ukuran panjangnya 23-25 cm dan lebarnya sekitar 2 cm (pada keadaan yang paling lebar) pada orang dewasa. Esofagus dimulai dari batas bawah kartilago krikoidea kira-kira setinggi vertebra servikal VI. Dari batas tadi, esofagus terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pars cervical, pars thoracal dan pars abdominal. Esofagus kemudian akan berakhir di orifisium kardia gaster setinggi vertebra thoracal XI. Terdapat empat penyempitan fisiologis pada esofagus yaitu, penyempitan sfingter krikofaringeal, penyempitan pada persilangan aorta (arkus aorta), penyempitan pada persilangan bronkus kiri, dan penyempitan diafragma (hiatus esofagus).Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :1. MukosaTerbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam2. Sub MukosaMengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.3. MuskularisOtot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari campuran antara otot rangka dan otot polos.4. lapisan bagian luar (Serosa)Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah operasi lebih besar.Pada bagian leher, esofagus menerima darah dari arteri karotis interna dan trunkus tyroservikal. Pada bagian mediastinum, esofagus disuplai oleh arteri esofagus dan cabang dari arteri bronkial. Setelah masuk ke dalam hiatus esofagus, esofagus menerima darah dari arteri phrenicus inferior, dan bagian yang berdekatan dengan gaster di suplai oleh arteri gastrica sinistra. Darah dari kapiler-kapiler esofagus akan berkumpul pada vena esofagus, vena thyroid inferior, vena azygos, dan vena gastrica.Esofagus mempunyai 3 bagian fungsional. 1. Bagian paling atas adalah upper esophageal sphincter (sfingter esofagus atas), suatu cincin otot yang membentuk bagian atas esofagus dan memisahkan esofagus dengan tenggorokan. Sfingter ini selalu menutup untuk mencegah makanan dari bagian utama esofagus masuk ke dalam tenggorokan.2. Bagian utama dari esofagus disebut sebagai badan dari esofagus, suatu saluran otot yang panjangnya kira-kira 20 cm.3. Bagian fungsional yang ketiga dari esofagus yaitu lower esophageal sphincter (sfingter esophagus bawah), suatu cincin otot yang terletak di pertemuan antara esofagus dan lambung. Seperti halnya sfingter atas, sfingter bawah selalu menutup untuk mencegah makanan dan asam lambung untuk kembali naik/regurgitasi ke dalam badan esofagusEsofagus berfungsi membawa makanan, cairan, sekret dari faring ke gaster melalui suatu proses menelan, dimana akan terjadi pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang lunak, proses menelan terdiri dari tiga fase yaitu :1. Fase OralMakanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.2. Fase FaringeaPalatum mole & uvula menutup rongga hidung, laring terangkat dan menutup glotis, mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.3. Fase EsofagealTerjadi gelombang peristaltik pada esofagus, mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung.

B. DefenisiAkalasi esofagus merupakan suatu kelainana pada lingkaran otot di perbatasan esofagus dan lambung yang meyebabkan otot ini tidak dapat melemas ketika makanan hendak memasuki lambung, akibatnya si penderita sulit menelan, bahkan sering kali makanan yang telah di telan di muntahkan kembali (Japaries, 2009).Akalasi esofagus adalah kegagalan relaksasi serat-serat otot polos saluran cerna pada persimpangan bagian yang satu dengan yang lainnya. Khususnya kegagalan sfingter esofagogaster untuk mengendur waktu menelan akibat degenerasi sel-sel ganglion pada organ tersebut (kamus saku kedokteran dorlan, 2007). Akalasi esofagus adalah kegagalan melemas, menandakan relaksasi inkomplet sfingter esofagus bawah sebagai respon terhadap menelan yang menimbulkan obstruksi fungsional esofagus, yang menyebabkan esofagus lebih proksimal mengalami dilatasi (buku ajar patologi robbin, 2007).C. KlasifikasiAkalasia dapat dibagi dalam 2 faktor penyebab yaitu : 1. Berdasarkan teoria) Teori genetikAkalasia dapat diturunkan sekitar 1%-2% dari populasi penderita akalasia.b) Teori infeksiAkalasia disebabkan oleh virus (herpes, vericella zoster), bakteri (sipilis, diphteriapertusis), dan zat toxic( gas kombat).

c) Teori autoimunAkalasia disebabkan oleh respon inflamasi dalam pleksus mienterikus esofagus didominasi oleh limfosit T.d) Teori degeneratifAkalasia berkaitan dengan penuaan dengan riwayat penyakit neurologis seperti parkinson, dll.2. Berdasarkan etiologia) Akalasia primer (paling sering ditemukan)Penyebab yang jelas tidak diketahui. Diduga disebabkan oleh virus neurotropik yang berakibat lesi pada nukleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia mienterikus pada esofagus. Disamping itu, faktor keturunan juga cukup berpengaruh pada kelainan ini. Disfaia dalam keadaan ringan sampai berat ( >1 tahun), regurritasi sedang sampai berat, berat badan menurun (ringan 5 kg ), nyeri dada ringan sampai sedang , kompliksai paru sedang.b) Akalasia sekunder (jarang ditemukan)Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi, tumor intraluminer seperti tumor kardia atau pendorongan ekstraluminer seperti pseudokista pankreas. Kemungkinan lain dapat disebabkan oleh obat antikolinergik atau pascavagotomi. Gambaran klinisnya yaitu: Disfagia dalam kondisi sedang sampai berat (